PENCAMPURAN SEDIAAN STERIL PENDAHULUAN Setelah mahasiswa mengikuti kuliah bab V yang diberikan pada pertemuan hingga kesebelas, diharapkan mahasiswa mampu menjelaskan komponen dan teknik campuran beberapa sediaan farmasi steril hingga proses evaluasi . Ruang lingkup bab V adalah : 1. Pengertian clean room, desain ruang , uji clean room serta sterilisasi ruang 2. Aseptic condition serta sistem laminar air flow 3. IV admixture, penyiapan obat sitostatika dan obat berbahaya, pencampuran parenteral nutrition dan evaluasi pencampuran sediaan farmasi steril. MATERI Dalam kaitannya dengan penggunaan sediaan farmasi steril, farmasis mempunyai kewajiban untuk memastikan bahwa pasien menerima obat yang terjamin mutu dan sterilitasnya. Adanya tindakan seperti pencampuran beberapa produk parenteral yang seringkali dilakukan dirumah sakit memberikan peluang masuknya mikroorganisma atau partikel kedalam sediaan apabila tidak dilakukan dengan benar. Aspek yang perlu diperhatikan meliputi area, personal maupun peralatan yang memenuhi rersyaratan. 1. Clean room Clean room adalah ruangan yang terkontrol terhadap partikel (ukuran, jumlah) dan komtaminasi mikroba. Jenis-jenis clean room : 1. White area ; klas 10.000 dan 100 2. Grey area: klas 100.000 Aseptic room adalah ruang khusus didalam kondisi clean room dengan intensitas pencegahan terhadap kontaminasi mikroba ke produk. Ruang aseptic atau unit-unit aseptic berada di dalam clean room. Untuk mencegah kontaminasi harus diketahui terlebih dahulu sumber-sumber kontaminasi. Sumber-sumber kontaminasi, adalah : 1. Udara / atmosphere, berasal dari udara di luar maupun udara di dalam 2. Operator atau orang yang mengoperasikan, berasal dari kulit, rambut dan BAB V
Dalam kaitannya dengan penggunaan sediaan farmasi steril, farmasis mempunyai kewajiban untuk memastikan bahwa pasien menerima obat yang terjamin mutu dan sterilitasnya.
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENCAMPURAN SEDIAAN STERIL
PENDAHULUAN Setelah mahasiswa mengikuti kuliah bab V yang diberikan pada
pertemuan hingga kesebelas, diharapkan mahasiswa mampu menjelaskan
komponen dan teknik campuran beberapa sediaan farmasi steril hingga proses
evaluasi . Ruang lingkup bab V adalah :
1. Pengertian clean room, desain ruang , uji clean room serta sterilisasi ruang
2. Aseptic condition serta sistem laminar air flow
3. IV admixture, penyiapan obat sitostatika dan obat berbahaya,
pencampuran parenteral nutrition dan evaluasi pencampuran sediaan
farmasi steril.
MATERI Dalam kaitannya dengan penggunaan sediaan farmasi steril, farmasis
mempunyai kewajiban untuk memastikan bahwa pasien menerima obat yang
terjamin mutu dan sterilitasnya. Adanya tindakan seperti pencampuran beberapa
produk parenteral yang seringkali dilakukan dirumah sakit memberikan peluang
masuknya mikroorganisma atau partikel kedalam sediaan apabila tidak dilakukan
dengan benar. Aspek yang perlu diperhatikan meliputi area, personal maupun
peralatan yang memenuhi rersyaratan.
1. Clean room
Clean room adalah ruangan yang terkontrol terhadap partikel (ukuran,
jumlah) dan komtaminasi mikroba. Jenis-jenis clean room :
1. White area ; klas 10.000 dan 100
2. Grey area: klas 100.000
Aseptic room adalah ruang khusus didalam kondisi clean room dengan intensitas
pencegahan terhadap kontaminasi mikroba ke produk. Ruang aseptic atau
unit-unit aseptic berada di dalam clean room.
Untuk mencegah kontaminasi harus diketahui terlebih dahulu
sumber-sumber kontaminasi. Sumber-sumber kontaminasi, adalah :
1. Udara / atmosphere, berasal dari udara di luar maupun udara di dalam
2. Operator atau orang yang mengoperasikan, berasal dari kulit, rambut dan
BAB V
pakaian
3. Bahan baku, baik bahan baku alam maupun sintetik termasuk air
4. Desain peralatan dan permukaan peralatan , sebaiknya peralatan yang
digunakan mudah dibersihkan, disterilkan dan didesinfektan.
Untuk memperoleh lingkungan yang berkualitas, maka ruangan yang digunakan
harus memenuhi standar kebersihan lingkungan. Ada 2 standar, yaitu British
Standard 5295 : 1976 dan United States Federal Standard 209b : 1973. Isi dari
kedua standar dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel I. Environmental cleanliness standards
Environmental cleanliness standards
Particle
size (µm)
Max. number of particles greater than stated size per specified volume
British Standard 5295 : 1976 US Federal Standard 209b : 1973
Class No per m3 No per ft3 Class No per m3 No per ft3
0,5 1 3000 ( 86 ) 100 ( 3500 ) 100
5 1 0 ( 0 ) 100 ( 0 ) 0
0,5 2 300000 ( 8495 ) 10000 (350000 ) 10000
5 2 2000 ( 57 ) 10000 ( 2300 ) 65
10 2 30 ( 0,08 ) 10000 ( N / A ) N / A
Secara umum ruang produksi diklasifikasikan menjadi beberapa jenis yaitu:
a. Class 100 (Grade A)
− Disebut juga white area/clean area
− Ruang untuk proses yang kritis
− Diperoleh dengan menggunakan Laminar Air Flow
− Untuk pengisian sediaan parenteral volume besar dan kecil yang
tidak mengalami sterilisasi lagi (dilakukan secara aseptis)
b. Class 10.000 (Grade C)
− Disebut juga white area/clean area
− Ruang proses yang kurang kritis ( dibandmg class 100)
− Memagari ruanganuntuk proses yang lebih kritis (class 100)
− Ruangan/koridor untuk menerima bahan-bahan yang sudah steril
atau sudah disterilkan
c. Class 100.000 (Grade C)
− Disebut juga grey area / semi clean area
− Ruangan terkontrol
− Untuk kerja non aseptis, seperti packaging primer untuk non steril
d. Uncontrolled area
− Nama lainnya black area
− Untuk sekunder packaging
− Warehousing utility
Secara keseluruhan sistem untuk suplai udara bersih menyangkut :
a. Intake of fresh air
b. Prefiltration
c. Temperatur adjusmen
d. Hunidification
e. Final filtration
Sedangkan untuk mendapatkan ruangan yang sesuai dengan standar diperlukan
pengaturan terhadap :
Aliran udara
Penyaringan udara
Pengaturan suhu dan kelembaban
Untuk mendapatkan udara yang terkontrol, maka diperlukan diperlukan penyaring
udara dengan berbagai macam ukuran yang disesuaikan dengan keperluan.
Dari bermacam-macam penyaring udara didapat dua bentuk aliran udara yaitu :
a. Conventional flow (turbulen) yaitu aliran udara tidak uniform tapi kesegala
arah
b. Laminar (vertical atau horizontal) yaitu aliran udara yang sama dan terarah
Macam-macam penyaring udara yang digunakan adalah :
a. Fibrous filter
− Dari cotton wool, wool atau gelas fibre
− Untuk prefiltration
− Menyaring 99 % partikel dengan ukuran turun sampai 5 µm pada
kecepatan aliran udara 0,12 m/s (dalam kondisi loosely packed)
− Menyaring 99,9 % partikel dengan ukuran turun sampai dengan 1
µm pada kecepatan aliran udara yang sama (dalam kondisi
compressed)
b. HEPA filter
− Dari berbagai fibre terikat dengan resin / pengikat acrylic
− Menyaring 99,9 % partikel dengan ukuran turun sampai 1 µm dan
kecepatan aliran udara 0,54 m/s
Pengaturan suhu dan kelembaban adalah sebagai berikut :
a. Suhu tempat kerja menurut British Standard adalah 20 ± 2 C dan US
Standard adalah 20 ± 2°C
b. Kelembaban tempat kerja menurut British Standard adalah 35 - 50 % dan
US Standard adalah < 50 %
Desain kontruksi untuk clean room haras memenuhi persyaratan tertentu dalam
hal:
a. Lay out (peletakan) ruangan clean room
b. Lantai
c. Dinding dan langit-langit
d. Pintu dan jendela
e. Pipa dan kabel
f. Mebel dan peralatan
g. Personil dengan perilakimya
h. Baju pelindung, rutup kepala, tutup kaki dan sarung tangan
i. Prosedur cleaning dan disinfection
Keterangan lebih lanjut mengenai desain konstruksi dapat dilihat pada buku
CPOB (Cara Perabuatan Obat yang Baik) dan akan diterangkan lebih lanjut pada
saat perkuliahan :
Untuk uji clean room dan aseptic room terdapat 2 kategori, yaitu :
a. Commisioning test
− Kondisi tanpa personil
− Konfinnasi bahwa ruangan memenuhi spesifikasi desain yang
dipersyaratkan
b. Monitoring test
− Ruangan waktu kerja dan ada personilnya
− Menilai penampilan ruang selama pemakaian normal
2. Aseptic condition
Kondisi aseptik adalah suatu keadaan yang dirancang untuk menghindari
adanya kontaminasi oleh mikroorganisma, pirogen maupun partikel baik pada
alat, kemasan, : maupun bentuk sediaan selama proses pencampuran.
Persyaratan yang harus dipenuhi untuk mendapatkan suatu kondisi
aseptik :
a. Area yang digunakan
Pencampuran produk sediaan farmasi steril dilakukan di ruangan type Class
100 . Di rumah sakit, untuk mendapatkan type class 100 biasanya digunakan
alat Laminar Air.
b. Personal, yang meliputi pakaian dan perilaku petugas
Kontaminasi udara seringkali bersumber dari petugas yang bekerja di daerah
aseptis Tiaupun di daerah steril . Untuk meminimalkan kontaminasi, petugas
yang akan bekerja pada area tersebut harus mengenakan baju steril khusus
yang bebas dan partikel dan bebas serat. Baju petugas dilengkapi dengan
penutup rambut, masker, sepatu dan sarung tangan (gloves') steril dengan
rujuan menurunkan kontaminasi partikel dan bakteri selama bekerja di ruang
aseptik.
Sedangkan petugas harus menghindari perilaku yang tidak baik selama bekerja di
ruang aseptis maupun diruang aseptis seperti :
a. Berbicara yang tidak perlu
b. Batuk-batuk dan bersin
c. Membuat gerakan-gerakan yang tidak perlu
d. Merokok, makan dan minum diruangan
Cuci tangan haras dilakukan oleh petugas sebelum memasuki mangan .
c. Peralatan yang digunakan termasuk bahan pengemas
Peralatan maupun bahan pengemas yang digunakan dalam pencampuran
produk parenteral terlebih dahulu harus dilakukan sterilisasi. Bahan pengemas
yang biasa digunakan adalah untuk mengemas hasil pencampuran produk
parenteral diantaranya adalah :
1. Syringe , baik terbuat dari plastik maupun gelas
2. Botol, terbuat dari plastik atau gelas
Peralatan yang diperlukan dalam pencampuran produk parenteral adalah :
1. Syringe
2. Jarum
3. Vial
4. Ampul
Selain syarat steril, peralatan juga harus digunakan dengan tepat untuk
menjaga sterilitasnya. Uraian mengenai peralatan serta bagaimana
menggunakannya dengan benar dapat anda lihat pada buku Manual for
Pharmacy Technician chapter 9.
Untuk mendapatkan klas 100 yang digunakan pada pencampuran sediaan
steril, diperlukan alat Laminar air flow. Prinsip dasar kerja alat ini adalah adanya
suatu aliran udara "aseptic" yang berhembus secara linier dengan kecepatan
konstan (90 kaki permenit) menuju daerah kerja pada ruangan di dalam alat
laminar airflow (work area). Udara aseptik diperoleh melalui penyaringan udara
sebanyak dua kali dengan menggunakan prefilter dan HEPA filter. Prefilter
sebagai saringan pertama akan menghilangkan kontaminan kasar, sedangkan
HEPA filter sebagai penyaring kedua mampu menghilangkan 99,9% partikel
sehingga menghilangkan mikroorganisma yang terdapat di udara. Terdapat dua
type aliran dari alat laminar airflow, yaitu :
1. Type horisontal laminar airflow, dimana udara yang terfilter bergerak dari
belakang alat menuju kedepan (mengarah ke petugas).
2. Type vertikal laminar air flow, udara terfilter bergerak dari atas ke bawah.
Type vertikal ini terutama digunakan untuk menangani obat-obat
berbahaya dan obat-obat yang tergolong senyawa sitostatika yang disebut
Biological Safety Cabinet (BSF).
Terdapat dua macam BSF :
1. Type A
2. Type B
Macam-macam type LAP dapat anda lihat pada buku Manual for Pharmacy
Technician chapter 9. Beberapa prinsip dasar yang harus diperhatikan apabila
bekerja dengan alat LAF :
1. Sebelum digunakan, seluruh permukaan daerah kerja dalam alat laminar
airflow harus dibersihkan dengan menggunakan desinfektan yang cocok
(70% isopropyl alcohol) serta kain bersih yang bebas serat. Permukaan
daerah kerja dibersihkan dengan arah dari belakang ke depan dan dari
atas ke bawah menjauh dari HEPA filter.
2. Semua pekerjaan aseptik harus dilakukan pada jarak minimal 6 inci dari
tepi-tepi dindingnya untuk mencegah adanya kontaminasi
3. Alat laminar airflow harus dihidupkan secara terus menerus
4. HEPA filter tidak boleh tersentuh oleh tangan dan larutan pembersih
5. Hanya alat-alat yang sangat diperlukan saja yang boleh berada pada area
kerja
6. Tidak boleh terdapat penghalang antara HEP A filter dengan objek steril
7. Alat laminar airflow diletakkan pada tempat yang jauh sumber-sumber
partikel seperi : lalu-lintas petugas yang berlebihan , pintu, ventilasi, dll.
8. Petugas dilarang makan, minum selama bekerja dengan alat laminar
airflow
9. Bicara dan batuk juga dilarang untuk meminimalkan terjadinya aliran udara
yang turbulen.
10. Penggunaan alat laminar air flow saja tanpa disertai tehnik aseptik, tidak
dapat menjamin sterilitas produk.
Evaluasi terhadap alat laminar airflow dilakukan secara periodik oleh
personal yang terlatih setiap 6 bulan sekali, atau jika pada alat laminar air flow
dilakukan pemindahan tempat atau jika terdapat kerusakan filter.
Evaluasi terhadap alat laminar air flow dilakukan dengan :
1. Menghitung kecepatan aliran udara menggunakan alat anemometer.
2. Menghitung jumlah partikel yang terdapat pada daerah kerja
3. Mengitung mikroorganisme yang terdapat dalam daerah kerja
menggunakan alat microbial count
Selain itu evaluasi juga dilakukan terhadap pencahayaan dalam area kerja,
temperatur serta kelembaban udara.
3. IV admixture
Pemberian obat-obatan melalui rate intravena dapat diberikan secara
tersendiri (dalam bentuk obat tunggal) maupun bentuk iv admixture. IV admixture
adalah suatu larutan steril yang dimaksudkan untuk penggunaan parenteral
(diberikan melalui intervana) yang dibuat dengan cara mencampurkan satu atau
lebih produk parenteral ke dalam satu wadah. Pada saat ini program IV admixture
makin banyak digunakan.
Latar belakang mengapa iv admixture menjadi tanggung jawab farmasis,
dan tenaga kesehatan lain yang ada di rumah sakit adalah pertimbangan :
1. Farmasis menguasai problem yang berkaitan dengan kontaminan,
inkompatibilitas fisika, kimia maupun inkompatibilitas terapeutik serta
sekaligus dapat mengatasinya jika problem ini muncul, serta menguasai
problem yang berkaitan dengan stabilitas.
2. Efisiensi cost
3. Menurunnya potensial errors (kesalahan)
4. Kualitas meningkat
5. Merupakan salah satu dari pengamalan pharmaceutical care
Penjelasan dari tiap-tiap item dapat dilihat pada buku Manual for Pharmacy
Technician chapter 6.
Beberapa keuntungan yang didapat melalui pemberian obat dengan
cara iv admixture, adalah :
1. Lebih praktis karena larutan infus yang telah dicampur obat dapat
sekaligus berfungsi ganda yaitu larutan infus sebagai pemelihara
keseimbangan cairan tubuh dan obat yang berada didalamnya dapat
berfungsi mempertahankan kadar terapetik obat dalam darah
2. Pada pemberian banyak obat (multiple drugs therapy) cara ini merupakan
altematif yang paling baik mengingat terbatasnya pembuluh vena yang
tersedia, sehingga lebih convenience (nyaman ) bagi penderita.
Namun perlu diperhatikan bahwa pemberian obat melalui cara ini apabila
dilakukan secara sembarangan dapat menimbulkan beberapa kerugian. Kerugian
yang di maksud berkaitan dengan pemberian obat secara intravena pada
umumnya maupun problem-problem yang dapat timbui akibat pencampuran yang
dilakukan secara sembarangan. Kerugian yang berkaitan dengan penggunaan
rute intravena. pada umumnya :
1. Air embolus
2. Bleeding (perdarahan)
3. Reaksi alergi
4. Phlebitis / iritasi vena
5. Pirogen
6. Ekstravasasi
Problem-problem yang dapat timbul sebagai akibat pencampuran yang
dilakukan secara sembarangan terkait dengan sterilitas sediaan serta
inkompatibilitas
1. Inkompatibilitas invitro
Ditandai dengan adanya kekeruhan, cloudness, endapan atau
perubahan warna Jikompatibilitas invitro terbagi atas :
− Inkompatibilitas fisika yang ditandai dengan berkurangnya atau
solubilitas bahan obat, terjadinya supersaturasi pada suhu rendah.
− Inkompatibilitas kimia terjadi akibat dari peristiwa