Top Banner
AKALASIA Arfiska Ridha Fauza Fika Ariska Pembimbing:
48

Slide Lapkas akalasia esofagus

Feb 10, 2016

Download

Documents

lhyya anggraini

radiologi-IPD
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Slide Lapkas akalasia esofagus

AKALASIA

Arfiska Ridha FauzaFika Ariska

Pembimbing:

Page 2: Slide Lapkas akalasia esofagus

Pendahuluan

Akalasia dideskripsikan pertama kali pada tahun 1672 oleh Sir Thomas Willis.

Pada tahun 1929, Hurt dan Rake menyatakan bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh kegagalan sfingter esofagus bawah untuk

berelaksasi. Mereka lalu menyebutnya sebagai “achalasia”, sebuah kata dari bahasa Yunani

yang berarti gagal untuk berelaksasi

Pada tahun 1881, von Mikulicz mendeskripsikan penyakit ini sebagai suatu

kardiospasme, di mana gejalanya lebih disebabkan oleh suatu gangguan fungsional

daripada suatu gangguan mekanik.

Page 3: Slide Lapkas akalasia esofagus

Prevalensi akalasia sekitar 10 kasus per 100.000 populasi. Namun, hingga sekarang

insidensi penyakit ini telah cukup stabil dalam 50 tahun terakhir, yaitu sekitar 0,5 kasus per

100.000 populasi per tahun.

Umur rata-rata pada pasien orang dewasa adalah 25-60 tahun.

Rasio kejadian penyakit ini sama antara laki-laki dengan perempuan.

Page 4: Slide Lapkas akalasia esofagus

Anatomi

Page 5: Slide Lapkas akalasia esofagus
Page 6: Slide Lapkas akalasia esofagus
Page 7: Slide Lapkas akalasia esofagus

Klasifikasi

Page 8: Slide Lapkas akalasia esofagus

Gejala klinis

Page 9: Slide Lapkas akalasia esofagus

Diagnosis

Anamnesis Pemeriksaan FisikPemeriksaan

Penunjang

Page 10: Slide Lapkas akalasia esofagus

Pemeriksaan Penunjang

Rotgen thoraxBarium

Esofagogram CT-ScanEndoskopi GI

track atasUSGManometri

esofagus (gold standard)

Page 11: Slide Lapkas akalasia esofagus

Tatalaksana

Page 12: Slide Lapkas akalasia esofagus

Tergantung dari durasi penyakit dan banyak sedikitnya gangguan motilitas.

Apabila tersedia ahli bedah, pembedahan memberikan hasil yang lebih baik dalam menghilangkan gejala pada sebagian besar pasien, dan memberikan hasil yang lebih baik daripada tindakan pneumatic dilation.

Prognosis

Page 13: Slide Lapkas akalasia esofagus

LAPORAN KASUS

Page 14: Slide Lapkas akalasia esofagus

Nama : Ny. AN Umur : 45 tahun Jenis kelamin : Perempuan Agama : Islam Suku : Aceh Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Alamat : Desa Blang Chot, Pidie CM : 106.34.26 Tgl Masuk : 04 September 2015

Identitas Pasien

Page 15: Slide Lapkas akalasia esofagus

Keluhan Utama : Sulit menelan

Anamnesis

Keluhan tambahan : muntah, penurunan berat badan, tidak BAB sejak 1 bulan terakhir, nyeri dada

Page 16: Slide Lapkas akalasia esofagus

Pasien datang dengan keluhan sulit menelan yang sudah dirasakan sejak 2 bulan yang lalu. Nyeri menelan menetap dan semakin memberat. Pasien sulit menelan makanan, baik yang padat maupun yang cair, sehingga menyebabkan pasien memuntahkan apapun yang dimakan. Makanan yang dimakan tidak langsung dimuntahkan, tapi ada jeda sekitar 1-3 menit sebelum muntah. Minum pun hanya bisa ditelan sedikit-sedikit. Selama sakit pasien mengaku mengalami penurunan berat badan yang sangat drastis, yaitu berat badan awal sebelum sakit adalah 56 kg dan saat ini berat badan pasien menjadi 36 kg. Pasien juga mengaku sudah tidak BAB sejak 1 bulan belakangan, BAK tidak ada keluhan. Keluhan nyeri dada sesekali dirasakan pasien dan hilang timbul. Nyeri menelan disangkal, suara serak disangkal. Pasien dirujuk dari RSUD Sigli setelah dirawat selama 1 minggu dengan diagnosis akalasia.

Riwayat Penyakit Sekarang :

Page 17: Slide Lapkas akalasia esofagus

Keadaan Umum : Kesan Sakit SedangKesadaran : Compos Mentis

Vital sign Tekanan Darah : 160/80 mmHgFrekuensi Nadi : 65 kali /menit, regular, isi cukupFrekuensi Nafas : 18 kali /menitSuhu Axilla : 36,8 0C

Pemeriksaan Fisik

Page 18: Slide Lapkas akalasia esofagus

KulitWarna : Sawo matangTurgor : CepatSianosis : (-)Icterus : (-)Oedema : (-)

Mata : Pucat (+/+)hematom (-/-), pupil isokor 3mm/3mm, sklera ikterik (-/-), sklera hiperemis (-/-)

Telinga AD : normotia, CAE lapang, serumen (+), membran timpani intak, refleks cahaya (+)AS : normotia, CAE lapang, serumen (+), membran timpani intak, refleks cahaya (+).

Hidung : nafas cuping hidung (-),massa (-/-), sekret (-/-), deviasi septum (-/-), konka hiperemis (-/-)

Tenggorokan : bibir kering (+), sianosis (-/-), arkus faring simetris, pucat (+), uvula ditengah, tonsil T1/T1

Page 19: Slide Lapkas akalasia esofagus

Leher :Pembesaran KGB (-)Kel. Getah Bening : Kesan simetris, pembesaran (-)

Peningkatan TVJ: (-), R 5 - 2 cmH2OAxilla : Pembesaran KGB (-)

Page 20: Slide Lapkas akalasia esofagus

ThoraksParu-paru : Tampak simetris, sonor (+/+),

vesikuler (+/+), ronkhi(-/-), wheezing(-/-)Jantung : BJ I> BJ II, reguler, bising (-)

AbdomenInspeksi : Distensi (-), simetris, massa (-)Palpasi : nyeri tekan (-), soepel (+), hepar,

lien dan renal tidak terabaPerkusi : pekak hati (+), timpani (+)Auskultasi : peristaltik dalam batas normal

Ekstremitas Superior : Edema (-/-), sianosis (-/-)Inferior : Edema (-/-), sianosis (-/-) Genetalia : Tidak dilakukan pemeriksaan

Page 21: Slide Lapkas akalasia esofagus

Pemeriksaan Lab

Jenis Pemeriksaan 4/9/15 9/9/15 11/9/15 14/9/15HbHtEritrositLeukositTrombositHitung Jenis:Eos/Bas/N.Seg/Lim/MonKolestrol totalHDLLDLMCV/MCH/MCHCLEDNa/K/ClUreum/KreatininKGDSAlb/GlobCT/BT

11,0323,95,7237

 

1/0/56/37/5

134/2,5/1049/0,38

823,50/3,50

7/2

10,5323,76,2210

 2/0/61/31/6

     

 141/2,7/10917/0,40

10,6  333,77,4299

3/1/70/21/5

88/28/3242

 143/3,0/10127/0,42

                 

 10,3313,66,9215

1/0/75/18/6

85/29/3475

141/3,4/10034/0,41

             

Page 22: Slide Lapkas akalasia esofagus

Cor : Bentuk dan ukuran normal

Pulmo : Tampak perselubungan di parahiler kanan, sinus costophrenicus dekstra sinistra tajam, tampak pelebaran mediastinum

Kesimpulan : Pneumonia, Pelebaran mediastinum

Rontgen Thorax

Page 23: Slide Lapkas akalasia esofagus

Ct-scan thoraks tanpa kontras: esofagus lumennya melebar sepanjang segmen thoracal dengan

sisa-sisa makanan di lumennya, tak tampak gambaran massa. Kesimpulan: akalasia

CT Scan

Page 24: Slide Lapkas akalasia esofagus

Interpretasi hasil Endoskopi:- esofagus mukosa normal, tampak lumen esofagus yang menyempit terbawah.- gaster: scope tidak dapat melewati EG junction dan terlalu banyak sisa makanan.Kesimpulan: sesuai dengan akalasia.

Page 25: Slide Lapkas akalasia esofagus

Disfagia ec akalasia esofagus + Hipertensi stage II + Malnutrisi Assessmen

t

Page 26: Slide Lapkas akalasia esofagus

Bedrest Diet sonde 6x200cc IVFD NaCL 0,9% 20gtt/i + combiflex 1 fls/ 24 jam + Lipofundin 1

fls/ 24 jam selang seling Dextrose 5% 20gtt/i IV omeprazole 40mg/12jam IV ondansentron 8mg/ 8jam Sucralfat syr 3xCI

Tatalaksana

Page 27: Slide Lapkas akalasia esofagus

1. Quo ad vitam : dubia ad bonam

2. Quo ad functionam : dubia3. Quo ad sanactionam : dubia ad

bonam

Prognosis

Page 28: Slide Lapkas akalasia esofagus

MODALITAS RADIOLOGI

Page 29: Slide Lapkas akalasia esofagus

Foto Polos Thoraks

Pada akalasia esofagus, foto thoraks menunjukkan pelebaran mediastinum yang berasal dari esofagus yang berdilatasi dan tidak adanya gelembung udara yang normal pada lambung, karena kontraksi sfingter esofagus bawah mencegah udara untuk masuk ke dalam lambung.

didapatkan dilatasi esofagus di belakang jantung, gelembung udara di esofagus dapat terlihat kecil atau tidak ada.

Page 30: Slide Lapkas akalasia esofagus

Foto polos thoraks

Page 31: Slide Lapkas akalasia esofagus

Gambaran foto thoraks pada akalasia esofagus. Tanda panah menunjukkan esofagus yang berdilatasi hebat

Page 32: Slide Lapkas akalasia esofagus

Esofagografi menggunakan barium memiliki akurasi sekitar 95% dalam

mendiagnosis akalasia esofagus secara khas menunjukkan bagian esofagus

yang berdilatasi dan terdapat juga bagian yang menyempit yang menyerupai paruh burung (bird-beak appearance) atau menyerupai ekor tikus (mouse tail appearance) akibat kontraksi sfingter esofagus bawah secara persisten.

Sebelum dilakukan tindakan, pasien dipuasakan terlebih dahulu selama 4–6 jam sebelumnya, untuk pasien dengan kecurigaan akalasia maka dilakukan puasa 5 hari sebelum tindakan, pasien hanya diberi makanan cair.

Page 33: Slide Lapkas akalasia esofagus

Pada akalasia akan tampak kontras mengisi esofagus yang melebar mulai dari proksimal sampai distal di mana terjadi penyempitan pada daerah esophagogastric junction yang menetap pada perubahan posisi. Kontras masih dapat melewati daerah penyempitan ke dalam gaster.

Page 34: Slide Lapkas akalasia esofagus

Gambar 1: Gambaran normal esofagus dalam pemeriksaan barium swallow

Gambar 2: Pemeriksaan esofagografi pada penderita akalasia esofagus, menunjukkan esofagus bagian distal yang menyerupai paruh burung (bird-beak appereance) atau ekor tikus (mouse tail appereance)

1 2

Page 35: Slide Lapkas akalasia esofagus

Gambaran akalasia pada esofagografi “bird’s beak appearance”. Dilatasi esofagus dan perlahan-lahan bagian distal menyempit dengan gambaran paruh burung

Page 36: Slide Lapkas akalasia esofagus

Barium swallow memperlihatkan rat-tail appearance dilatasi pada daerah dua pertiga distal esofagus dengan gambaran peristaltik yang abnormal atau hilang dengan gambaran penyempitan di bagian distal menyerupai ekor tikus

Page 37: Slide Lapkas akalasia esofagus

Manometri Esofagus Manometri esofagus adalah pemeriksaan yang terbaik

(gold standar) untuk mendiagnosis akalasia esofagus. Pemeriksaan dilakukan dengan memasukkan pipa untuk

pemeriksaan manometri melalui mulut atau hidung. Hal-hal yang dapat ditunjukkan pada pemeriksaan

manometrik esofagus, antara lain:7,21

Relaksasi spingter esofagus bawah yang tidak sempurna. Tidak ada peristaltik yang ditandai dengan tidak adanya

kontraksi esofagus secara simultan sebagai reaksi dari proses menelan.

Tanda klasik akalasia esofagus yang dapat terlihat adalah tekanan yang tinggi pada sfingter esofagus bawah (tekanan sfingter esofagus bawah saat istirahat lebih besar dari 45mmHg), dan tekanan esofagus bagian proksimal dan media saat istirahat (relaksasi) melebihi tekanan di lambung saat istirahat (relaksasi)

Page 38: Slide Lapkas akalasia esofagus

Teknik pemeriksaan manometri esofagus

Page 39: Slide Lapkas akalasia esofagus

Gambaran hasil pemeriksaan manometri esofagus

Page 40: Slide Lapkas akalasia esofagus

Endoskopi Pemeriksaan endoskopi direkomendasikan pada penderita

akalasia esofagus untuk menyingkirkan kausa malignansi pada esophagogastric junction.

Pada akalasia esofagus primer, pemeriksa melihat esofagus yang berdilatasi dan mengandung sisa-sisa makanan dan sfingter esofagus tidak membuka secara spontan.

Jika akalasia esofagus disebabkan oleh neoplasma atau striktur fibrosis esofagus, sfingter esofagus biasanya dapat dibuka dengan sedikit memberikan tekanan pada saat melakukan tindakan endoskopi.

Page 41: Slide Lapkas akalasia esofagus

Gambar 1: Gambaran esofagus normal pada pemeriksaan endoskopi.

Gambar 2: Perbandingan akalasia esofagus jika dilihat secara: A. Anatomis, B. Endoskopi, C. Esofagografi

1

2

Page 42: Slide Lapkas akalasia esofagus

CT SCAN Temuan CT tidak spesifik dan sensitif pada tahap

awal dari akalasia. Temuan CT harus selalu dikonfirmasi melalui studi

barium swallow dengan fluoroskopi, endoskopi pencernaan bagian atas, dan manometri esofagus.

Page 43: Slide Lapkas akalasia esofagus

Gambar 1: Primer akalasia pada CT-Scan tidak menunjukkan bukti massa jaringan lunak pada gastroesophageal junction. (Catatan barium di fundus lambung). Pasien telah lama terdiagnosis dengan akalasia primer.

Gambar 2: Primer akalasia pada CT. Melebar esofagus (panah) tanpa penebalan dinding esofagus atau adenopati mediastinum.

1 2

Page 44: Slide Lapkas akalasia esofagus

Diagnosis Banding1. skleroderma

Skleroderma adalah penyakit jaringan ikat yang ditandai dengan atrofi otot polos dan fibrosis pada dinding kerongkongan

Gambar disamping menunjukkan perbandingan gambaran akalasia dan scleroderma pada esofagografi

Page 45: Slide Lapkas akalasia esofagus

sklerodermaScleroderma dengan striktur peptikum. Kontras menunjukkan segmen yang relatif panjang penyempitan meruncing di esofagus distal (panah) yang dihasilkan dari lambung ditandai jaringan parut pada pasien dengan keterlibatan esofageal oleh skleroderma.

Page 46: Slide Lapkas akalasia esofagus

2. Karsinoma esofagus Tampak massa di

lumen esofagus sehingga menyebabkan penyempitan lumen dan tepi yang irreguler.

Page 47: Slide Lapkas akalasia esofagus

Kesimpulan Akalasia ialah ketidakmampuan bagian distal esofagus

untuk berelaksasi dan gerakan peristaltik esofagus berkurang yang diduga disebabkan oleh inkoordinasi neuromuskular.

Diagnosis akalasia esofagus ditegakkan berdasarkan gejala klinis, gambaran radiologik, esofagoskopi dan pemeriksaan manometrik esofagus (gold standar).

Pada pemeriksaan radiologik, tampak dilatasi pada daerah dua pertiga distal esofagus dengan gambaran peristaltik yang abnormal serta gambaran penyempitan di bagian distal esofagus atau esophagogastric junction yang menyerupai seperti bird-beak like appearance.

Sifat terapi pada akalasia hanyalah paliatif, karena fungsi peristaltik esofagus tidak dapat dipulihkan kembali.

Prognosis tergantung dari durasi penyakit dan banyak sedikitnya gangguan motilitas.

Page 48: Slide Lapkas akalasia esofagus

Terima Kasih