Page 1
SKRIPSI
PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
TAHUN 2012-2016
YANDRI WINARKO
A21114308
DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR
2018
Page 2
SKRIPSI
PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
TAHUN 2012-2016
Sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi
disusun dan diajukan oleh
YANDRI WINARKO
A21114308
Kepada
DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR
2018
Page 3
ii
SKRIPSI
PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
TAHUN 2012-2016
disusun dan diajukan oleh
YANDRI WINARKO
A21114308
Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji
Makassar, 20 Maret 2018
Pembimbing I
Prof. Dr. H. Cepi Pahlevi, SE.,M.Si.
NIP. 19691113 199303 1 001
Pembimbing II
Drs. Armayah, M.Si.
NIP. 19590619 198503 1 001
Ketua Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Hasanuddin
Dr. Hj. Nurdjanah Hamid, SE.,M.Agr.
NIP. 19600503 198601 2 001
Page 4
iii
SKRIPSI
PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA
SAHAM PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
TAHUN 2012-2016
Disusun dan diajukan oleh
YANDRI WINARKO
A21114308
Telah dipertahankan dalam sidang ujian skripsi pada
Tanggal 23 Mei 2018 dan dinyatakan telah
memenuhi syarat kelulusan
Menyetujui,
Panitia Penguji
No. Nama Penguji Jabatan Tanda Tangan
1. Prof. Dr. H. Cepi Pahlevi, SE.,M.Si Ketua 1 .....................
2. Drs. Armayah, M.Si Sekertaris 2 .....................
3. Prof. Dr. H. Muhammad Ali, SE.,M.S Anggota 3 .....................
4. Dr. H. M. Sobarsyah, SE.,M.Si Anggota 4 .....................
5. Dr. Andi Nur Baumassepe, SE.,MM Anggota 5 .....................
Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Hasanuddin
Dr. Hj. Nurdjanah Hamid, SE.,M.Agr
NIP 19600503 198601 2 001
Page 5
iv
PERNYATAAN KEASLIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama : Yandri Winarko
NIM : A21114308
Jurusan/Program Studi : Manajemen/Strata Satu (S1)
Dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul :
PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
TAHUN 2012-2016
Adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam
naskah skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan orang lain
untuk memperoleh gelar akademik di suatu perguruan tinggi, dan tidak terdapat
karya atau pendapat yang pernah ditulis dan diterbitkan oleh orang lain, kecuali
yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber
kutipan dan daftar pustaka.
Apabila di kemudian hari ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan
terdapat unsur-unsur jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan
tersebut dan diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70).
Makassar, 20 Maret 2018
Yang membuat pernyataan
Yandri Winarko
Page 6
v
PRAKATA
Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat,
kasih, dan penyertaan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM
PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA
EFEK INDONESIA TAHUN 2012-2016”. Penulisan skripsi ini disusun sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (S.E) pada
Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak menerima bantuan,
bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karenanya, pada
kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Orang tua penulis, Bapak Edy Winarko dan Ibu Erly, yang selama ini
senantiasa mendoakan serta memberikan dukungan baik secara moril dan
materiil sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dengan baik.
2. Bapak Prof. Dr. H. Abd.Rahman Kadir, SE.,M.Si selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin beserta jajarannya.
3. Ibu Dr. Hj. Nurdjanah Hamid, SE., M.Agr dan Bapak Dr. Musran Munizu,
SE., M.Si.,CIPM selaku ketua jurusan dan sekertaris jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin.
4. Bapak Prof. Dr. H. Cepi Pahlevi, SE.,M.Si selaku dosen pembimbing satu
dan Bapak Drs. Armayah, M.Si, selaku pembimbing dua, yang telah
meluangkan waktu, memberikan arahan dan saran, selama proses
penyusunan skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin
yang telah memberikan banyak ilmunya selama perkuliahan, seluruh staf
Page 7
vi
dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin atas
bantuannya.
6. Sahabat seperjuangan, Riesdo, Adi, Rio, dan Charles yang selalu setia
menemani penulis baik dalam suka maupun duka, Terima kasih atas
kebersamaan, dukungan, nasihat, dan bantuannya selama ini.
7. Keluarga besar PMKO FE-UH, khususnya PMKO angkatan 2014 terima
kasih atas segala doa dan dukungannya selama ini.
8. Teman-teman KKN Reguler Gel. 96 Kecamatan Lanrisang. Terima kasih
untuk setiap pengalaman, perjuangan, dan dukungan yang selalu kalian
berikan. Thanks for the best moment.
9. Teman-teman (BRILL14NT), Manajemen Angkatan 2014 yang tidak bisa
disebutkan satu per satu. Terima kasih atas kebersamaan yang telah
terjalin selama hampir 5 tahun ini yang sangat berarti untuk penulis.
10. Seluruh pihak yang telah memberikan bantuan, dukungan, dan saran yang
tidak bisa penulis sebutkan satu per satu hinga terselesaikannya skripsi ini.
Akhir kata, semoga semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada
penulis hingga terselesaikannya skripsi ini dengan baik selalu diberkati oleh-Nya.
Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pihak. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi banyak pihak.
Makassar, 20 Maret 2018
Penulis
Page 8
vii
ABSTRAK
PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2012-2016
Yandri Winarko Cepi Pahlevi
Armayah
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2016. Dalam penelitian ini, rasio yang digunakan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan adalah, Debt to Equity Ratio (DER), Return on Equity (ROE), dan Price Earning Ratio (PER).
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, dengan menggunakan data sekunder. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dimana berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan diperoleh sampel sebanyak 11 perusahaan dari jumlah populasi sebanyak 16 perusahaan. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial variabel DER berpengaruh negatif dan signifikan terhadap harga saham, hal ini dibuktikan dengan nilai thitung sebesar -3,326 dan sig 0,002 < 0,05. Variabel ROE berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham, hal ini dibuktikan dengan nilai thitung sebesar 5,994 dan sig 0,000 < 0,05. dan variabel PER berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap harga saham, hal ini dibuktikan dengan nilai thitung sebesar 1,362 dan sig 0,179 > 0,05. Secara simultan variabel DER, ROE, dan PER berpengaruh terhadap harga saham, hal ini dibuktikan dengan nilai Fhitung sebesar 12,271 dan sig 0,000 < 0,05.
Kata kunci : Kinerja keuangan, Debt to Equity Ratio (DER), Return on Equity
(ROE), Price Earning Ratio (PER), dan Harga Saham
Page 9
viii
ABSTRACT
THE EFFECT OF FINANCIAL PERFORMANCE ON THE STOCK PRICE OF FOOD AND BEVERAGE COMPANIES LISTED ON THE INDONESIA STOCK
EXCHANGE PERIOD 2012-2016
Yandri Winarko Cepi Pahlevi
Armayah
This study aims to determine the effect of financial performance on stock prices of food and beverage companies listed on the Indonesia Stock Exchange period 2012-2016. In this research, the ratio used to assess the company's financial performance is Debt to Equity Ratio (DER), Return on Equity (ROE), and Price Earning Ratio (PER).
This research is a quantitative research, using secondary data. The sampling technique used is purposive sampling where based on the predetermined criteria, there are 11 companies from the total population of 16 companies. The analysis method used is multiple linear regression analysis.
The results showed that partially DER variables have a negative and significant effect to stock prices, this is evidenced by the tcount of -3,326 and sig 0,002 < 0,05. ROE variable have positive and significant effect to stock price, this is evidenced by the tcount of 5,994 and sig 0,000 < 0,05. and PER variable have positive and insignificant effect to stock price, this is evidenced by the tcount of 1,362 and sig 0,179 > 0,05. Simultaneously DER, ROE, and PER variables affect the stock price, this is evidenced by the value of Fcount of 12,271 and sig 0,000 < 0,05.
Keyword : Financial Performance, Debt to Equity Ratio (DER), Return on Equity (ROE), Price Earning Ratio (PER), and Stock Price
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ....................................................................................... i
Page 10
ix
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ......................................................... v
PRAKATA ........................................................................................................ vi
ABSTRAK ........................................................................................................ viii
ABSTRACT ...................................................................................................... ix
DAFTAR ISI ..................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah ...................................................................... 7
1.3. Tujuan Penelitian ........................................................................ 8
1.4. Kegunaan Penelitian ................................................................... 8
1.5. Ruang Lingkup Batasan Penelitian ............................................ 9
1.6. Sistematika Penulisan ................................................................ 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. LandasanTeori ............................................................................ 11
2.1.1 Teori Signal (Signalling Theory) ..................................... 11
2.1.2 Pasar Modal .................................................................... 12
2.1.3 Saham ............................................................................. 13
2.1.4 Harga Saham .................................................................. 16
2.1.5 Analisis Saham ............................................................... 18
2.1.6 Rasio Keuangan.............................................................. 20
2.1.7 Debt to Equity Ratio ........................................................ 21
2.1.8 Return on Equity ............................................................. 23
2.1.9 Price Earning Ratio ......................................................... 23
2.2. Tinjauan Empirik ......................................................................... 24
2.3. Kerangka Pemikiran ................................................................... 27
2.4. Hipotesis ..................................................................................... 27
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian ................................................................. 28
3.2 Tempat dan Waktu ..................................................................... 28
3.3 Populasi dan Sampel .................................................................. 28
3.3.1 Populasi ........................................................................... 28
Page 11
x
3.3.2 Sampel ............................................................................ 29
3.4 Jenis dan Sumber Data .............................................................. 31
3.4.1 Jenis Data ....................................................................... 31
3.4.2 Sumber Data ................................................................... 31
3.5 Metode Pengumpulan Data ........................................................ 31
3.6 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ............................. 32
3.6.1 Variabel Independen ....................................................... 32
3.6.2 Variabel Dependen ......................................................... 33
3.7 Teknik Analisis Data ................................................................... 35
3.7.1 Uji Asumsi Klasik............................................................. 35
3.7.2 Analisis Regresi Berganda ............................................. 37
3.7.3 Pengujian Hipotesis ........................................................ 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................ 41
4.1.1 PT. Tri Banyan Tirta Tbk ................................................. 41
4.1.2 PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk ................................. 42
4.1.3 PT. Delta Djakarta Tbk .................................................... 42
4.1.4 PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk ......................... 43
4.1.5 PT. Indofood Sukses Makmur Tbk ................................. 43
4.1.6 PT Multi Bintang Indonesia Tb........................................ 44
4.1.7 PT Mayora Indah Tbk ..................................................... 45
4.1.8 PT Nippon Indosari Corporindo Tbk ............................... 45
4.1.9 PT Sekar Bumi Tbk ......................................................... 46
4.1.10 PT Siantar Top Tbk ......................................................... 46
4.1.11 PT Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk .. 47
4.2. Deskripsi Data Penelitian............................................................ 47
4.2.1 Debt to Equity Ratio ........................................................ 47
4.2.2 Return on Equity ............................................................. 49
4.2.3 Price Earning Ratio ......................................................... 50
4.2.4 Harga Saham .................................................................. 51
4.3. Hasil Analisis Data ...................................................................... 52
4.3.1 Hasil Uji Asumsi Klasik ................................................... 52
4.3.1.1 Hasil Uji Normalitas ........................................ 52
4.3.1.2 Hasil Uji Multikolonieritas ............................... 53
4.3.1.3 Hasil Uji Autokorelasi ..................................... 54
4.3.1.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas .......................... 55
4.3.2 Hasil Uji Analisis Regresi Linear Berganda .................... 56
4.3.3 Pengujian Hipotesis ........................................................ 58
4.3.3.1 Hasil Uji Statistik t (Pengujian Secara
2. ..................................................................... Parsi
al) ................................................................... 58
4.3.3.2 Hasil Uji Statistik F (Pengujian Secara
3. ..................................................................... Simul
tan) .................................................................. 60
4.3.3.3 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ............... 61
Page 12
xi
4.4. Pembahasan ............................................................................... 61
4.4.1 Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) Terhadap
4. ...................................................................................... Harg
a Saham .......................................................................... 61
4.4.2 Pengaruh Return on Equity Ratio (ROE) Terhadap
5. ...................................................................................... Harg
a Saham .......................................................................... 62
4.4.3 Pengaruh Price Earning Ratio (PER) Terhadap
6. ...................................................................................... Harg
a Saham .......................................................................... 63
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ................................................................................. 65
5.2 Saran ........................................................................................... 65
5.3 Keterbatasan Penelitian.............................................................. 66
7. .................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 68
LAMPIRAN ...................................................................................................... 71
Page 13
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Harga Saham Perusahaan Makanan dan Minuman Tahun
2012- 2016 ................................................................................... 3
Tabel 3.1 Daftar Perusahaan Makanan dan Minuman yang dijadikan
Populasi Penelitian ....................................................................... 29
Tabel 3.2 Daftar Perusahaan Makanan dan Minuman yang dijadikan
Sampel Penelitian ......................................................................... 30
Tabel 3.3 Definisi Operasional Variabel ........................................................ 33
Tabel 4.1 Debt to Equity Ratio (DER) Perusahaan Makanan dan Minuman
Yang dijadikan Sampel .................................................................. 48
Tabel 4.2 Return on Equity (ROE) Perusahaan Makanan dan Minuman
Yang dijadikan Sampel .................................................................. 49
Tabel 4.3 Price Earning Ratio (PER) Perusahaan Makanan dan Minuman
Yang dijadikan Sampel .................................................................. 50
Tabel 4.4 Harga Saham Perusahaan Makanan dan Minuman Yang
dijadikan Sampel ........................................................................... 51
Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolonieritas ............................................................... 54
Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi ..................................................................... 55
Tabel 4.7 Hasil Uji Regresi Linear Berganda ................................................ 57
Tabel 4.8 Hasil Uji Statistik t .......................................................................... 59
Tabel 4.9 Hasil Uji Statistik F ......................................................................... 60
Tabel 4.10 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) .............................................. 61
Page 14
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Grafik Pertumbuhan Harga Saham Perusahaan Makanan dan
Minuman Pada Tahun 2012-2016 .............................................. 4
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ................................................................... 27
Gambar 4.1 Normal Probability Plots ............................................................. 53
Gambar 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas ...................................................... 56
Page 15
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Biodata ........................................................................................ 72
Lampiran 2 Hasil Perhitungan Rasio Keuangan Perusahaan Yang
Dijadikan Sampel ........................................................................ 73
Lampiran 3 Hasil Output SPSS 24 ................................................................ 75
Lampiran 4 Hasil Output SPSS 24 Setelah Transformasi Data .................... 78
Page 16
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Industri makanan dan minuman merupakan kelompok perusahaan yang
cukup besar dan berkembang pesat di Indonesia. Industri ini juga merupakan
salah satu industri yang pertumbuhannya cukup baik. “Industri makanan dan
minuman mencatatkan angka pertumbuhan 7,54 persen pada 2015, dan 8,46
persen pada 2016. Angka pertumbuhan industri makanan dan minuman ini lebih
tinggi jika dibandingkan dengan angka pertumbuhan industri pengolahan non-
migas yang rata-rata angka pertumbuhannya hanya 5,83 persen dan rata-rata
pertumbuhan ekonomi nasional yang berada pada level angka 5 persen”.
(sumber: kompas.com).
Perkembangan industri ini tidak terlepas dari jumlah penduduk Indonesia
yang terus bertambah ditiap tahunnya. Seiring bertambahnya jumlah penduduk,
volume kebutuhan terhadap produk-produk konsumsi pun juga ikut meningkat.
Selain itu, perusahaan makanan dan minuman akan terus ada dan paling tahan
terhadap kondisi krisis dibandingkan dengan sektor lainnya, sebab dalam kondisi
krisis ataupun tidak, produk makanan dan minuman akan tetap dibutuhkan.
Namun, permasalahan yang dihadapi oleh industri makanan dan minuman
dalam negeri ini tidak terlepas dari tren pelemahan rupiah yang masih
berlangsung. Beberapa faktor eksternal yang ikut memengaruhi pelemahan
rupiah sepanjang tahun 2016 ini diantaranya, keluarnya Inggris Raya dari Uni
Eropa, terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat, menguatnya
sentimen negatif terhadap perekonomian Tiongkok, dan rencana The Fed yang
Page 17
2
akan menaikkan suku bunga yang menyebabkan timbulnya tekanan terhadap
nilai tukar rupiah.
Melemahnya rupiah memberikan tekanan terhadap kinerja industri makanan
dan minuman sebab, industri ini masih tergantung pada bahan baku impor.
Dampak lain yang ditimbulkan akibat ketergantungan bahan baku impor adalah
sensitivitas fluktuasi kurs rupiah yang akan langsung memengaruhi biaya
produksi manufaktur domestik. Akibatnya, daya saing produk Indonesia di pasar
internasional menjadi rendah.
Tujuan perusahaan adalah memaksimalkan nilai perusahaan atau
meningkatkan kemakmuran para pemegang saham. Ketika suatu perusahaan
tidak mampu bersaing dengan perusahaan global maka terjadi penurunan
volume produksi dan penjualan perusahaan sehingga perusahaan akan
mengalami kebangkrutan. Hal ini yang mendorong setiap perusahaan makanan
dan minuman harus mampu memanfaatkan peluang dan kemampuan yang
mereka miliki agar dapat bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain dan juga
untuk menghindari adanya potensi kebangkrutan.
Ketika sebuah perusahaan memutuskan untuk mulai berkembang maka
perusahaan tersebut akan meningkatkan kinerja dan inovasi produknya yang
mana akan membutuhkan modal yang tidak sedikit. Salah satu cara bagi
perusahaan untuk dapat memenuhi kebutuhan dananya adalah dengan menjual
sahamnya dipasar modal (bursa efek) yang lebih dikenal sebagai go public.
Tujuan perusahaan menerbitkan saham adalah untuk mendapatkan dana,
melakukan ekspansi dan mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan
dimasa yang akan datang, hal ini dapat menunjukkan prospek perusahaan
tersebut.
Page 18
3
No Nama Perusahaan Kode 2012 2013 2014 2015 2016
1 PT. Tri Banyan Tirta Tbk. ALTO 302.34 570 352 325 330
2 PT. Cahaya Kalbar Tbk. CEKA 1,300.00 1,160.00 1,500.00 675 1,350.00
3 PT. Delta Djakarta Tbk. DLTA 5,100.00 7,600.00 7,800.00 5,200.00 5,000.00
4PT. Indofood CBP Sukses
Makmur Tbk.ICBP 3,900.00 5,100.00 6,550.00 6,737.50 8,575.00
5PT. Indofood Sukses
Makmur Tbk. INDF 5,850.00 6,600.00 6,750.00 5,175.00 7,925.00
6PT. Multi Bintang Indonesia
Tbk. MLBI 7,400.00 12,000.00 11,950.00 8,200.00 11,750.00
7 PT. Mayora Indah Tbk. MYOR 685.71 1,040.00 836 1,220.00 1,645.00
8PT. Nippon Indosari
Corporindo Tbk. ROTI 1,380.00 1,020.00 1,385.00 1,265.00 1,600.00
9 PT. Sekar Bumi Tbk. SKBM 390 480 970 945 640
10 PT. Siantar Top Tbk. STTP 1,050.00 1,550.00 2,880.00 3,015.00 3,190.00
11PT. Ultrajaya Milk Industry
&Trading Company Tbk. ULTJ 332.5 1,125.00 930 986.25 1,142.50
Harga saham menjadi salah satu fokus pertimbangan seorang investor
ketika akan melakukan investasi. Harga saham yang stabil dan memiliki
pergerakan yang cenderung naik ditiap periode merupakan harga saham yang
hampir diminati oleh semua investor. Namun, Harga saham yang berlaku di
bursa efek adalah suatu harga yang selalu mengalami fluktuasi atau berubah-
ubah sewaktu-waktu bisa naik maupun turun. Sehingga, Hal ini yang menjadi
risiko tersendiri bagi investor dalam menentukan perusahaan mana yang akan
diinvestasikan modalnya. Harga saham juga mencerminkan nilai perusahaan,
apabila harga saham perusahaan tinggi, maka nilai perusahaan baik di mata
investor dan sebaliknya, oleh karena itu harga saham merupakan hal yang
sangat penting bagi perusahaan.
Berikut perkembangan harga saham pada perusahan makanan dan
minuman pada tahun 2012 - 2016:
Tabel 1.1 Harga Saham Perusahaan Makanan dan Minuman Tahun 2012-2016
Sumber: finance.yahoo.com, (data diolah)
Page 19
4
Dari tabel 1.1 dapat dilihat bahwa pergerakan harga saham mengalami
fluktuasi. Pada beberapa periode penelitian harga saham ada yang mengalami
peningkatan maupun penurunan. Penurunan harga saham terjadi pada PT.
Cahaya Kalbar Tbk pada tahun 2015 dimana harga sahamnya menjadi Rp
675.00 sedangkan pada tahun 2014 harga sahamnya berada pada posisi Rp
1,500.00. penurunan harga saham juga terjadi pada PT. Indofood Sukses
Makmur Tbk pada tahun 2015 yaitu pada posisi Rp. 5,175.00 yang sebelumnya
pada tahun 2014 Rp. 6,750.00. PT. Mayora Indah Tbk mengalami penurunan
harga saham pada tahun 2014 sebesar Rp 836.00, namun pada tahun 2015
meningkat menjadi Rp 1,220.00. Sementara PT. Indofood CBP Sukses Makmur
Tbk mengalami peningkatan saham ditiap periodenya.
Berikut adalah grafik pertumbuhan harga saham perusahaan makanan dan
minuman.
Gambar 1.1 Grafik Pertumbuhan Harga Saham Perusahaan Makanan dan Minuman Pada Tahun 2012 – 2016.
Sumber: finance.yahoo.com, (data diolah)
Rp-
Rp2.000,00
Rp4.000,00
Rp6.000,00
Rp8.000,00
Rp10.000,00
Rp12.000,00
2012 2013 2014 2015 2016
ALTO
CEKA
DLTA
ICBP
INDF
MLBI
MYOR
ROTI
SKBM
STTP
ULTJ
Page 20
5
Para investor dalam melakukan investasi di pasar modal selalu memerlukan
informasi yang berkaitan dengan perusahaan yang akan menjadi target
investasinya. Para Investor memerlukan informasi keuangan perusahaan untuk
melakukan penilaian terlebih dahulu dan kemudian menentukan saham
perusahaan mana yang akan dibeli, yang akan dijual, dan yang akan
dipertahankan. Secara fundamental, harga suatu saham dipengaruhi oleh kinerja
keuangan perusahaan. Kinerja keuangan merupakan hasil dari berbagai aktivitas
yang dilakukan perusahaan dalam mengerahkan seluruh sumber keuangan yang
tersedia. Kinerja keuangan dapat dilihat dari laporan keuangan yang diterbitkan
perusahaan pada setiap periode. Laporan keuangan memberikan gambaran
mengenai kondisi, prestasi, dan prospek perusahaan kedepannya sehingga
membantu dalam pengambilan keputusan untuk berinvestasi.
Dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangan dapat mengurangi
ketidakpastian risiko dalam pengambilan keputusan untuk berinvestasi. Analisis
rasio merupakan salah satu teknik analisis fundamental yang digunakan untuk
membantu menganalisis laporan keuangan perusahaan sehingga dapat diketahui
kekuatan dan kelemahan suatu perusahaan. Analisis rasio menyediakan
indikator yang dapat mengukur tingkat likuiditas, leverage, aktivitas maupun
profitabilitas suatu perusahaan (Munawir, 2004).
Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilakukan penelitian yang berkaitan
dengan harga saham serta faktor-faktor yang mungkin memengaruhinya seperti
Debt to Equity Ratio (DER), Return on Equity (ROE), dan Price Earning Ratio
(PER). Pemilihan rasio tersebut didasari pada faktor-faktor yang dipandang akan
mempengaruhi harga saham pada perusahaan khususnya perusahaan makanan
dan minuman.
Page 21
6
Rasio hutang atau leverage yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Debt
to Equity Ratio (DER). DER adalah rasio yang menunjukkan proporsi
penggunaan utang dan ekuitas untuk pendanaan perusahaan. Menurut Brigham
dan Houston (2010:140), harga saham cenderung akan menurun dengan
semakin tingginya risiko penggunaan hutang. Hal itu memiliki arti bahwa
Semakin besar DER maka akan semakin kecil laba yang akan dibagikan kepada
pemegang saham, sehingga dapat menurunkan harga saham yang
bersangkutan. Hasil penelitian Muhammad Ircham, (2014) menunjukkan bahwa
variabel Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh positif terhadap harga saham.
Hasil yang berbeda diperoleh Aulia Mandasari (2014), dan Dwi Murtiningsih
(2013) yang menunjukkan DER berpengaruh tidak signifikan terhadap harga
saham.
Profitabilitas merupakan salah satu indikator penilaian yang
menggambarkan tingkat kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan
profit/laba. Semakin tinggi tingkat profitabilitas, maka semakin baik kelangsungan
hidup suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan dengan laba yang meningkat,
sehingga dapat menarik minat para investor untuk berinvestasi diperusahaan
tersebut. Profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Return on Equity
(ROE) yang merupakan salah satu rasio yang mengukur perbandingan antar
laba bersih setelah pajak terhadap modal sendiri. Hasil penelitian Astrid Amanda,
(2013) menunjukkan bahwa variabel Return on Equity (ROE) berpengaruh positif
dan signifikan terhadap harga saham. Namun, berbeda dengan Muhammad
Ircham, (2014) yang menunjukkan bahwa ROE berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap harga saham.
Price Earnings Ratio (PER) mencerminkan tingkat pengembalian atas
investasi saham investor. PER merupakan rasio antara harga pasar per lembar
Page 22
7
saham dengan laba per lembar saham. Peningkatan PER menunjukkan bahwa
investor sangat senang dengan saham perusahaan, oleh karena itu harga saham
akan bergerak lebih tinggi dan calon investor akan memutuskan untuk
berinvestasi juga, sehingga akan meningkatkan harga saham. Hasil penelitian
Sardiyati (2016), menyatakan bahwa PER berpengaruh signifikan terhadap harga
saham. Berbeda dengan hasil penelitian Yoshinta Irene Jehanu (2017) bahwa
PER berpengaruh negatif dan signifikan terhadap harga saham.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis melakukan
penelitian terhadap masalah tersebut dengan mengambil judul "Pengaruh
Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Perusahaan Makanan Dan
Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2016”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh Kinerja Keuangan yang diukur dengan Debt to
Equity Ratio terhadap Harga Saham pada Perusahaan Makanan dan
Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2016?
2. Bagaimana pengaruh Kinerja Keuangan yang diukur dengan Return on
Equity terhadap Harga Saham pada Perusahaan Makanan dan Minuman
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2016?
3. Bagaimana pengaruh Kinerja Keuangan yang diukur dengan Price
Earning Ratio terhadap Harga Saham pada Perusahaan Makanan dan
Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2016?
Page 23
8
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang diajukan dalam penelitian, maka tujuan
dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk menganalisis pengaruh Kinerja Keuangan yang diukur dengan
Debt to Equity Ratio terhadap Harga Saham pada Perusahaan Makanan
dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-
2016.
2. Untuk menganalisis pengaruh Kinerja Keuangan yang diukur dengan
Return on Equity terhadap Harga Saham pada Perusahaan Makanan
dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-
2016.
3. Untuk menganalisis pengaruh Kinerja Keuangan yang diukur dengan
Price Earning Ratio terhadap Harga Saham pada Perusahaan Makanan
dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-
2016.
1.4 Kegunaan Penelitian
1. Bagi Investor
Dengan penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan
dalam mengambil keputusan sebelum menanamkan modalnya di suatu
perusahaan.
2. Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi kepada
perusahaan sebagai masukan untuk dapat memahami faktor-faktor yang
mempengaruhi harga saham perusahaan tersebut.
Page 24
9
3. Bagi Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi bagi
penelitian selanjutnya yang akan melakukan penelitian mengenai faktor-
faktor yang mempengaruhi harga saham.
1.5 Ruang Lingkup Batasan Penelitian
Batasan masalah dalam penulisan ini terbatas pada beberapa rasio
keuangan yang dianggap sebagai fundamental kinerja keuangan perusahaan
dan harga saham yang terdiri atas variabel Debt to Equity Ratio, Return on
Equity, dan Price Earning Ratio, dalam hubungannya terhadap harga saham
pada Perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2012 - 2016, yang dikaji secara parsial maupun secara serempak dari
seluruh variabel diatas.
1.6 Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pembahasan, maka penulis membagi ke dalam lima
bab dengan sistematika sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisikan latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisikan landasan teori yang melandasi penelitian,
penelitian terdahulu, kerangka pemikiran, serta hipotesis.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini berisikan tentang jenis penelitian, jenis dan sumber data,
metode pengumpulan data, populasi dan sampel, variabel-variabel
Page 25
10
yang digunakan dalam penelitian dan definisi operasional, serta
metode analisis data.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisikan pemaparan deskripsi objek penelitian, analisis
data, serta pembahasan hasil penelitian.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisikan kesimpulan hasil penelitian, dan saran yang
dapat berkaitan dengan penelitian, serta keterbatasan dalam
penelitian.
Page 26
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Teori Sinyal (Signaling Theory)
Menurut Brigham dan Houston (2011), Teori sinyal adalah sinyal (tanda)
yang diberikan oleh manajemen perusahaan kepada investor sebagai petunjuk
mengenai prospek perusahaan tersebut. Sinyal ini berupa informasi mengenai
apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan
pemilik.
Suatu pengungkapan dikatakan mengandung informasi apabila dapat
memicu reaksi pasar. Apabila efek yang dihasilkan dari suatu pengungkapan
berupa kenaikan harga saham, maka pengungkapan tersebut merupakan sinyal
positif. Namun apabila pengungkapan tersebut memberikan dampak negatif,
maka pengungkapan tersebut merupakan sinyal negatif.
Menurut Jogiyanto (2014), informasi yang dipublikasikan sebagai suatu
pengumuman akan memberikan signal bagi investor dalam pengambilan
keputusan investasi. Pada saat informasi diumumkan, pelaku pasar terlebih
dahulu menginterpretasikan dan menganalisis informasi tersebut sebagai signal
baik (good news) atau signal buruk (bad news). Jika pengumuman informasi
tersebut dianggap sebagai signal baik, maka investor akan tertarik untuk
melakukan perdagangan saham, dengan demikian pasar akan bereaksi yang
tercermin melalui perubahan dalam volume perdagangan saham (Suwardjono,
2010). Salah satu jenis informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan yang dapat
menjadi signal bagi pihak di luar perusahaan adalah laporan tahunan. Informasi
Page 27
12
yang diungkapkan dalam laporan tahunan dapat berupa informasi laporan
keuangan maupun informasi yang tidak berkaitan dengan laporan keuangan.
Dalam Teori Signal dijelaskan bahwa perusahaan mempunyai dorongan
untuk memberikan informasi laporan keuangan kepada pihak eksternal
perusahaan. Dorongan perusahaan untuk memberikan informasi adalah karena
terdapat perbedaan informasi antara perusahaan dengan pihak eksternal.
Kurangnya informasi pihak luar mengenai perusahaan menyebabkan mereka
melindungi diri mereka dengan memberikan harga yang rendah untuk
perusahaan, dan kemungkinan lain pihak eksternal yang tidak memiliki informasi
akan berpendapat sama tentang nilai semua perusahaan. Pandangan seperti ini
akan merugikan perusahaan yang memiliki kondisi yang lebih baik karena pihak
eksternal akan menilai perusahaan lebih rendah dari yang seharusnya dan
demikian juga sebaliknya.
2.1.2 Pasar Modal
Menurut UU No. 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan
menyatakan bahwa: “Pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan
penawaran umum dan perdagangan efek. Perusahaan publik yang berkaitan
dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan
dengan efek”.
Pasar modal juga dapat diartikan sebagai tempat pertemuan antara
penawaran dengan permintaan surat berharga. Ditempat inilah para pelaku pasar
yang memiliki kelebihan dana melakukan investasi dalam surat berharga yang
ditawarkan oleh emiten. Sebaliknya, perusahaan yang membutuhkan dana
menawarkan surat berharga dengan cara listing terlebih dahulu pada badan
otoritas di pasar modal sebagai emiten.
Page 28
13
Didalam Pasar Modal, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) didirikan untuk
menggantikan tugas dan fungsi dari Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan (Bapepam-LK). Dengan terbentuknya OJK maka secara
otomatis pengaturan dan pengawasan Pasar Modal dan Industri Keuangan Non-
Bank (IKNB) beralih ke OJK.
Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara
karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi
pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan
dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang diperoleh dari pasar modal
dapat digunakan untuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal
kerja dan lain-lain. Kedua, pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk
berinvestasi pada instrument keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana dan
lain-lain. Dengan demikian, masyarakat dapat menempatkan dana yang
dimiliknya sesuai dengan karakteristik keuntungan dan risiko masing-masing
instrument.
2.1.3 Saham
Saham adalah sebuah surat berharga yang dikeluarkan oleh sebuah
perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas (emiten) yang menyatakan
bahwa pemilik saham tersebut adalah juga pemilik sebagian perusahaan itu.
Sekuritas atau saham merupakan bagian pemegang saham dalam perusahaan,
yang dinyatakan dengan angka dan bilangan yang tertulis pada saham yang
dikeluarkan oleh perseroan. Jumlah yang tertulis pada setiap lembar surat-surat
saham itu disebut nilai nominal saham. Kepada pemegang saham diberikan bukti
pemilikan saham untuk saham yang dimiliknya. Bukti pemilikan saham atas
tunjuk berupa surat saham, sedangkan bukti pemilikan saham atas nama,
Page 29
14
diserahkan kepada para pihak pemegang saham dan ditetapkan dalam anggaran
dasar sesuai dengan kebutuhan.
Husnan (2005) mengatakan bahwa saham adalah selembar kertas yang
dimiliki oleh pemilik modal dan memiliki hak atas kekayaan suatu perusahaan
yang menerbitkannya. Apabila individu atau badan usaha membeli saham pada
sebuah perusahaan maka sebagian kepemilikan perusahaan itu adalah milik
individu atau badan usaha tersebut. Saham merupakan salah satu alternative
untuk berinvestasi dan yang paling popular. Investor yang memilih berinvestasi
dengan membeli saham artinya memiliki kelebihan dana yang kemudian
dialokasikan untuk surat berharga tersebut dengan tujuan mendapatkan profit.
Pada dasarnya ada dua keuntungan yang diperoleh pemodal dengan
membeli atau memiliki saham (Martalena dan Maya Malinda, 2011:12):
1. Dividen
Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan
dan berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen
diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam
RUPS. Jika setelah pemodal ingin mendapatkan dividen, pemodal
tersebut harus memegang saham tersebut dalam kurun waktu yang
relative lama, yaitu hingga kepemilikan saham tersebut berada dalam
periode di mana diakui sebagai pemegang saham yang berhak
mendapat dividen. Dividen yang dibagikan dapat berupa dividen tunai
artinya kepada setiap pemegang saham diberikan dividen berupa uang
tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham atau dapat pula
berupa dividen saham yang berarti kepada setiap pemegang saham
diberikan dividen sejumlah saham sehingga jumlah saham yang dimiliki
Page 30
15
seorang pemodal akan bertambah dengan adanya pembagian dividen
saham tersebut.
2. Capital Gain
Capital Gain merupakan selisih nilai antara harga beli dan harga jual.
Capital Gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di
pasar sekunder. Saham merupakan surat berharga yang paling popular
dan dikenal luas di masyarakat. Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak
tagih atau klaim, maka saham terbagi atas (Darmadji dan Fakhruddin,
2006):
a. Saham biasa (common stock), yaitu saham yang menempatkan
pemiliknya pada posisi paling junior dalam pembagian dividen dan
hak atas harta kekayaan perusahaanapabila perusahaan tersebut
dilikuidasi setelah perusahaan melunasi kewajiban hutangnya.
b. Saham preferen (preferred stock), yaitu saham yang memiliki
karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa
menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi), tetapi juga
bisa tidak mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki investor.
Selain menawarkan keuntungan, sebagai instrumen investasi, saham juga
memiliki resiko. Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2006:13) risiko investor yang
memiliki saham adalah sebagai berikut:
1. Tidak mendapatkan dividen
Perusahaan akan membagikan dividen jika operasinya menghasilkan
keuntungan. Oleh karena itu, perusahaan tidak dapat membagikan
dividen jika mengalami kerugian.
2. Capital Loss
Page 31
16
Investor akan mengalami capital loss ketika harga beli saham lebih
besar dari harga jual.
3. Perusahaan bangkrut atau dilikuidasi
Jika sebuah perusahaan bangkrut, maka tentu saja akan berdampak
secara langsung terhadap saham perusahaan tersebut. Menurut
peraturan pencatatan efek, jika sebuah perusahaan dilikuidasi maka
secara otomatis saham perusahaan tersebut akan dikeluarkan dari
bursa. Dalam kondisi perusahaan dilikudasi, maka pemegang saham
akan menempati posisi lebih rendah dibanding kreditor atau pemegang
obligasi .
4. Saham dikeluarkan dari bursa (delisting)
Saham perusahaan di-delist dari bursa umumnya dikarenakan kinerja
yang buruk. Saham yang telah di-delist tentu saja tidak lagi
diperdagangkan di bursa.
Berdasarkan pernyataan di atas, investasi dalam saham memiliki
keuntungan dan risiko. Keuntungan memiliki saham adalah investor dapat
memperoleh dividen dan capital gain, sedangkan risikonya adalah tidak
mendapat dividen, capital loss, perusahaan bangkrut atau dilikuidasi, dan saham
dikeluarkan dari bursa (delisting). Dengan adanya keuntungan dan risiko dari
kepemilikan saham, investor harus pandai dalam melakukan analisis sebelum
memutuskan untuk berinvestasi pada saham supaya dapat meminimalisir risiko
dari kepemilikan saham tersebut.
2.1.4 Harga Saham
Harga saham merupakan harga jual beli yang sedang berlaku di pasar efek
yang ditentukan oleh kekuatan pasar dalam arti tergantung pada kekuatan
Page 32
17
permintaan (penawaran) dan penawaran (permintaan jual). Harga pasar saham
juga menunjukkan nilai dari perusahaan itu sendiri. Semakin tinggi nilai dari
harga pasar saham suatu perusahaan, maka investor akan tertarik untuk menjual
sahamnya. Bursa saham merupakan salah satu indikator perekonomian suatu
negara maka diperlukan suatu perhitungan tentang transaksi yang terjadi dalam
bursa sepanjang periode tertentu. Perhitungan ini akan digunakan sebagai tolak
ukur kondisi perekonomian suatu negara. Untuk di negara di Indonesia
perhitungan tersebut adalah perhitungan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
(Sunariyah, 2006 : 170).
Sartono (2010 : 70) “harga pasar saham terbentuk melalui mekanisme
permintaan dan penawaran di pasar modal.” Harga saham mengalami
perubahan naik turun dari satu waktu ke waktu yang lain. Perubahaan tersebut
tergantung pada kekuatan permintaan dan penawaran. Apabila suatu saham
mengalami kelebihan permintaan, maka harga saham akan cenderung naik.
Sebaliknya, apabila kelebihan penawaran, maka harga saham cenderung turun.
Menurut Widoatmodjo (2007:13), harga saham dapat dibedakan sebagai
berikut:
1. Harga Nominal
Harga nominal merupakan harga yang tercantum dalam sertifikat saham
yang ditetapkan oleh emiten untuk menilai setiap lembar saham yang
dikeluarkan. Besarnya harga nominal memberikan arti penting karena
deviden yang dibayarkan atas saham biasanya ditetapkan berdasarkan
nilai nominal.
2. Harga Perdana
Harga perdana merupakan harga pada waktu saham tersebut dicatat di
bursa efek dalam rangka penawaran umum. Penjualan saham perdana
Page 33
18
disebut dengan IPO (Initial Public Offering). Harga saham pada pasar
perdana biasanya ditetapkan oleh penjamin emisi (underwriter) dan
emiten. Dengan demikian akan diketahui berapa harga saham emiten itu
akan dijual kepada masyarakat.
3. Harga pasar
Harga pasar adalah harga jual dari investor yang satu dengan investor
yang lain. Harga ini terjadi setelah saham tersebut dicatatkan di bursa
efek. Transaksi disini tidak lagi melibatkan emiten dan penjamin emisi.
Harga inilah yang disebut sebagai harga di pasar sekunder dan
merupakan harga yang benar-benar mewakili harga perusahaan
penerbitnya, karena pada transaksi di pasar sekunder, kecil sekali terjadi
negosiasi harga antara investor dengan perusahaan penerbit. Harga
yang setiap hari diumumkan di surat kabar atau media lain adalah harga
pasar yang tercatat pada waktu penutupan (closing price) aktivitas di
Bursa Efek Indonesia. Sedangkan pasar primer ialah pasar dimana
sekuritas baru dijual dan dibeli untuk pertama kali. Artinya, pasar
penerbitan saham baru masyarakat. Pada saat di pasar primer, terjadi
transaksi antara emiten (perusahaan yang menjual surat berharga)
dengan investor (lembaga atau individu yang membeli surat berharga
yang ditawarkan). Pada saat primer, seluruh uang masuk ke emiten.
2.1.5 Analisis Saham
Seorang investor dalam membuat keputusan dalam berinvestasi atau untuk
membeli saham tertentu, sebelumnya terlebih dahulu menganalisis saham
tersebut. Hal ini untuk menentukan kualitas, prospek, dan tanggungan risiko
saham. Sehubungan dengan uraian di atas, berikut beberapa pendekatan
Page 34
19
perhitungan harga saham yang seharusnya (nilai intrinsik), selanjutnya diikuti
dengan berbagai model untuk penerapannya.
Umumnya para investor melakukan 2 pendekatan untuk menganalisis
saham, yaitu:
1. Analisis Teknikal
Husnan (2001) mengatakan analisis teknikal adalah analisis
pergerakan harga dari waktu ke waktu untuk memperkirakan harga
saham. Analisis ini dilakukan dengan mempelajari data historis harga
saham seperti informasi harga, volume, grafik pergerakan saham. Model
analisis teknikal lebih menekankan pada perilaku dasar modal dimasa
yang akan datang berdasarkan kebiasaan dimasa lalu. Analisis ini
berupaya untuk memperkirakan harga saham (kondisi pasar) dengan
mengamati perubahan harga saham tersebut (kondisi pasar) diwaktu
lalu. Para penganut analisis ini, menyatakan bahwa :
a. Harga saham mencerminkan informasi yang relevan.
b. Informasi tersebut ditunjukan oleh perubahan harga saham di waktu
lalu.
c. Karena perubahan harga saham mempunyai pola tertentu, maka
pola tersebut akan berulang.
Sasaran yang ingin dicapai dari analisis adalah ketepatan waktu
dalam memprediksi pergerakan harga jangka pendek suatu saham, oleh
karena itu informasi yang berasal dari faktor-faktor teknis sangat penting
bagi pemodal untuk menentukan kapan suatu saham harus dibeli atau
dijual.
Page 35
20
2. Analisis Fundamental
Sutrisno (2005) mengatakan analisis fundamental merupakan
analisis harga saham berdasarkan kinerja perusahaan yang menerbitkan
saham. Kinerja perusahaan dapat terlihat dari kondisi internal
perusahaan yang merangkum data-data finansialnya seperti laporan
keuangan. Analisis fundamental mengutamakan informasi mengenai
kinerja uang dan pola manajemen dalam perusahaan yang menerbitkan
saham seperti laporan arus kas, penjualan, laporan laba rugi, dll.
Analisis dilakukan untuk mendapatkan pemahaman tentang kondisi
ekonomi perusahaan saat ini dan di masa yang akan datang. Analisis
fundamental mencoba memperkirakan harga saham dimasa yang akan
datang dengan :
a. Mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi
harga saham dimasa yang akan datang.
b. Menerapkan hubungan variable-variabel tersebut sehingga diperoleh
taksiran harga saham.
Analisis fundamental merupakan analisis historis atas kekuatan
keuangan dari suatu perusahaan yang sering disebut dengan company
analysis. Data yang digunakan adalah data historis, artinya data yang
telah menjadi dan mencerminkan keadaan keuangan yang telah lewat
dan bukan mencerminkan keadaan keuangan yang sebenarnya pada
saat analisis.
2.1.6 Rasio Keuangan
Analisis keuangan mencakup analisis rasio keuangan, analisis kekuatan dan
kelemahan financial akan sangat membantu dalam menilai prestasi manajemen
Page 36
21
di masa lalu dan prospeknya di masa datang. Dengan analisis keuangan, dapat
diketahui kekuatan serta kelemahan yang dimiliki, oleh seorang Business
Enterprises. Rasio dapat memberikan indikasi apakah perusahaan masih
memiliki kas yang cukup untuk memenuhi kewajiban financialnya, besarnya
piutang yang rasional, efisiensi manajemen persediaan, perencanaan
pengeluaran investasi, dan struktur modal yang sehat sehingga tujuan
memaksimumkan kemakmuran bagi pemegang saham dapat tercapai. Rasio
dapat memberikan indikasi apakah perusahaan masih memiliki kas yang cukup
untuk memenuhi kewajiban financialnya, besarnya piutang yang rasional,
efisiensi manajemen persediaan, perencanaan pengeluaran investasi, dan
struktur modal yang sehat sehingga tujuan memaksimumkan kemakmuran bagi
pemegang saham dapat tercapai.
Menurut Kasmir (2015:104) rasio keuangan merupakan kegiatan yang
membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara
membagi suatu angka dengan angka lainnya. Perbandingan dapat dilakukan
antara suatu komponen dengan komponen dalam satu laporan keuangan atau
antara komponen yang ada diantara laporan keuangan, kemudian angka yang
diperbandingkan dapat berupa angka-angka dalam satu periode maupun
beberapa periode.
2.1.7 Debt to Equity Ratio
Pengertian Debt to Equity Ratio (DER) menurut Sawir (2010:13) adalah
“Rasio yang menggambarkan perbandingan utang dan ekuitas dalam pendanaan
perusahaan dan menunjukan kemampuan modal sendiri perusahaan tersebut
untuk memenuhi seluruh kewajibannya”. Menurut Van Horne dan Wachowicz,
(2005) menyebutkan bahwa Debt to Equity Ratio (DER) dapat memberitahu kita
Page 37
22
bahwa para kreditur memberikan pendanaan untuk setiap jumlah uang yang
diberikan oleh pemegang saham. Para kreditur secara umum akan lebih suka
jika rasio ini lebih rendah. Semakin rendah rasio ini, semakin tinggi tingkat
pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham, dan semakin
besar perlindungan bagi kreditur jika terjadi penyusutan nilai aktiva atau kerugian
besar. Jadi, perusahaan tidak akan mengalami kesulitan dengan para kreditur
karena rasio utang yang besar.
Menurut Sutrisno (2013 : 362) Debt Equity Ratio (DER) merupakan salah
satu rasio leverage yang dihitung melalui perbandingan total hutang yang dimiliki
perusahaan dengan modal sendiri. Debt Equity Ratio (DER) mencerminkan
kemampuan perusahaan dalam memenuhi semua kewajibannya yang
ditunjukkan seberapa besar bagian dari modal sendiri yang digunakan untuk
membayar hutang. Selain itu, DER juga menunjukkan keseimbangan proporsi
antara aktiva yang didanai oleh kreditor dan oleh pemilik perusahaan.
Dengan demikian, DER dapat memberikan gambaran mengenai struktur
modal yang dimiliki oleh perusahaan, sehingga dapat dilihat tingkat risiko tidak
tertagihnya suatu hutang. Semakin besar angka rasio ini, maka semakin besar
pula beban yang ditanggung perusahaan dan akan berpengaruh terhadap
profitabilitas perusahaan, karena sebagian digunakan untuk membayar hutang.
Hal ini berarti semakin besar DER, maka semakin kecil profitabilitas dan semakin
kecil pula keuntungan yang menjadi hak pemegang saham. Persamaan rasio
Debt Equity Ratio dapat dirumuskan sebagai berikut:
𝐷𝐸𝑅 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠
Page 38
23
2.1.8 Return on Equity
Return on Equity (ROE) yang merupakan tolak ukur kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba yang tersedia bagi pemegang saham
dengan total modal sendiri yang digunakan. Rasio ini menunjukkan efisiensi
penggunaan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik artinya posisi
pemilik perusahaan semakin kuat, demikian pula sebaliknya (Kasmir, 2008).
ROE amat penting bagi para pemegang saham dan calon investor karena
ROE yang tinggi berarti para pemegang saham akan memperoleh dividen yang
tinggi pula dan kenaikan ROE akan menyebabkan kenaikan saham (Riyadi,
2006:155). Tingkat ROE memiliki hubungan yang positif dengan harga saham,
sehingga semakin besar ROE semakin besar pula harga pasar, karena besarnya
ROE memberikan indikasi bahwa pengembalian yang akan diterima investor
akan tinggi sehingga investor akan tertarik untuk membeli saham tersebut, dan
hal itu menyebabkan harga pasar saham cenderung naik. Rasio ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
𝑅𝑂𝐸 = 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑆𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠
2.1.9 Price Earning Ratio
Sartono (2010 : 96) PER merupakan rasio antara harga saham terhadap
earning perlembar saham. Rasio ini dapat dijadikan sebagai indikator untuk
mengetahui kepercayaan pasar terhadap prospek pertumbuhan perusahaan,
karena rasio ini menunjukkan seberapa besar investor bersedia membeli saham
yang tercermin dari kelipatan earning yang dihasilkan oleh perusahaan.
Kesediaan investor untuk menerima kenaikan PER sangat bergantung kepada
prospek perusahaan. Perusahaan dengan peluang tingkat pertumbuhan tinggi
Page 39
24
biasanya mempunyai tingkat PER yang tinggi pula, sebaliknya perusahaan
dengan peluang tingkat pertumbuhan rendah biasanya memiliki tingkat PER
yang rendah pula.
Perusahaan dengan peluang tingkat pertumbuhan tinggi biasanya
mempunyai Price Earning Ratio yang tinggi pula, dan hal ini menunjukkan bahwa
pasar mengharapkan pertumbuhan laba dimasa mendatang. Sebaliknya
perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang rendah cenderung mempunyai
Price Earning Ratio yang rendah pula. Semakin rendah Price Earning Ratio suatu
saham maka semakin baik atau murah harganya untuk diinvestasikan. Price
Earning Ratio menjadi rendah nilainya bisa karena harga saham cenderung
semakin turun atau karena meningkatnya laba bersih perusahaan. Jadi semakin
kecil nilai Price Earning Ratio maka semakin murah saham tersebut untuk dibeli
dan semakin baik pula kinerja per lembar saham dalam menghasilkan laba bagi
perusahaan. Semakin baik kinerja per lembar saham akan mempengaruhi
banyak investor untuk membeli saham tersebut. Rasio ini dapat dirumuskan
sebagai berikut:
𝑃𝐸𝑅 = 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑃𝑒𝑟 𝐿𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚
.
2.2 Tinjauan Empirik
Ada beberapa Tinjauan Empirik yang menjadi landasan dalam menyusun
kerangka pikir ataupun arah penelitian ini yang mengkaji mengenai faktor yang
mempengaruhi harga saham, yaitu
1. Muhammad Ircham, (2014) melakukan penelitian tentang Pengaruh
Struktur Modal Dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham (Studi Pada
Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Page 40
25
Indonesia Tahun 2009-2012). Variabel independen yang diteliti adalah
ROE, EPS, DAR, dan DER. Hasil penelitian menunjukkan bahwa DER,
DAR dan EPS memiliki pengaruh positif terhadap harga saham,
sedangkan ROE berpengaruh negativ terhadap harga saham. Dan EPS
memiliki pengaruh dominan terhadap harga saham.
2. Yoshinta Irene Jehanu (2017) melakukan penelitian tentang pengaruh
profitabilitas terhadap harga saham perusahaan farmasi yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012-2016. Variabel independen yang
diteliti adalah Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER),
Gross Profit Margin (GPM), Net Profit Margin (NPM), dan Return on
Equity (ROE). Hasil penelitian menunjukkan bahwa EPS dan NPM
secara parsial berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham.
Sedangkan variable PER, GPM, dan ROE berpengaruh negatif signifikan
terhadap harga saham. Secara simultan variable EPS, PER, GPM, NPM
dan ROE berpengaruh terhadap harga saham
3. Sardiyati (2016) melakukan penelitian tentang Pengaruh Kinerja
Keuangan Terhadap Harga Saham Perusahaan Sub Sektor Makanan
Dan Minuman Di Bursa Efek Indonesia. Variabel independen yang diteliti
adalah DAR, ROA dan PER. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Variabel DAR dan PER secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
harga saham. Sedangkan variabel ROA tidak berpengaruh secara
parsial terhadap harga saham di Bursa Efek Indonesia.
4. Rini Puspitasari (2013) melakukan penelitian tentang Pengaruh PER,
ROE, dan NPM Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan di Industri
Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode
2006-2010. Variabel independen yang diteliti adalah PER, ROE, dan
Page 41
26
NPM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel PER, ROE, dan
NPM secara parsial berpengaruh positif terhadap harga saham.
5. Astrid Amanda, (2013) melakukan penelitian tentang Pengaruh Debt to
Equity Ratio, Return on Equity, Earning Per Share, Dan Price Earning
Ratio Terhadap Harga Saham (Studi Pada Perusahaan Food And
Beverages Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2008-2011).Variabel
independen yang diteliti adalah DER, ROE, EPS, dan PER. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa variabel DER, ROE, dan EPS signifikan
pengaruhnya terhadap harga saham. DER berpengaruh negatif terhadap
harga saham, ROE berpengaruh positif terhadap harga saham, dan EPS
berpengaruh positif terhadap harga saham.
6. Dwi Murtiningsih (2013) melakukan penelitian tentang Pengaruh ROA,
ROE, NPM, EPS, Dan DER Terhadap Tingkat Harga Saham (Pada
Perusahaan Food And Baverages Di Bei Tahun 2008-2010). Variabel
independen yang diteliti adalah ROA, ROE, NPM, EPS dan DER. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa ROA, ROE dan DER tidak mempunyai
pengaruh secara signifikan terhadap harga saham. NPM dan EPS
mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap harga saham.
7. Aulia Mandasari (2014) melakukan penelitian tentang Analisis Rasio
Keuangan Dan Pengaruhnya Terhadap Harga Saham Perusahaan
Transportasi. Variabel independen yang diteliti adalah Quick Ratio, Debt
Equity Ratio (DER), Return On Assets (ROA). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa Quick Ratio berpengaruh signifikan terhadap harga
saham, Debt to Equity Ratio berpengaruh tidak signifikan terhadap harga
saham dan Return On Assets berpengaruh signifikan terhadap harga
saham.
Page 42
27
2.3 Kerangka Pemikiran
Berdasarkan tujuan penelitian, tinjauan pustaka, dan hasil penelitian
sebelumnya serta permasalahan yang telah dikemukakan, maka sebagai dasar
untuk merumuskan hipotesis, berikut disajikan kerangka yang dituangkan dalam
model penelitian pada Gambar 2.1 sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
2.4 Hipotesis
Hipotesis adalah pernyataan tentang sesuatu yang untuk sementara waktu
dianggap benar. Selain itu juga, hipotesis dapat diartikan sebagai pernyataan
yang akan diteliti sebagai jawaban sementara dari suatu masalah. Berdasarkan
rumusan masalah, tujuan, teori, penelitian terdahulu, dan kerangka pemikiran
maka hipotesis dalam penelitian ini adalah :
H1: Diduga DER berpengaruh negatif dan signifikan terhadap harga
saham.
H2: Diduga ROE berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.
H3: Diduga PER berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.
Debt to Equity Ratio (DER)
( X1 )
Return on Equity (ROE)
( X2 )
Price Earning Ratio (PER)
( X3 )
Harga Saham
( Y )
Page 43
28
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian ini adalah penelitian dengan menggunakan
pendekatan asosiatif dimana tujuannya adalah untuk mengetahui pengaruh
ataupun hubungan antara dua variabel atau lebih. Dengan menggunaan data
kuantitatif yang disusun berdasarkan laporan keuangan 11 perusahaan
makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode
2012-2016. Variabel yang digunakan dalam penelitian adalah Debt to Equity
Ratio (DER), Return on Equity (ROE), Price Earning Ratio (PER), dan Harga
saham. Sumber data yang digunakan yaitu data sekunder berupa annual report
yang diperoleh dari perusahaan atau Bursa Efek Indonesia. Dalam menganalisis
data, peneliti mengunakan analisis regresi linear berganda sebagai program
untuk menganalisis.
3.2 Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilakukan pada Bursa Efek Indonesia serta menggunakan
metode electronic research dan library research guna mendapatkan tambahan
informasi lainnya melalui akses internet ke website Bursa Efek Indonesia (BEI),
dan link lainnya yang relevan.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2013), “Populasi dalam penelitian kuantitatif diartikan
sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai
Page 44
29
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah
perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
periode 2012-2016.
Tabel 3.1 Daftar Perusahaan Makanan dan Minuman yang dijadikan Populasi Penelitian
No Kode Nama Perusahaan
1. AISA PT. Tiga Pilar Sejahtera Tbk.
2. ALTO PT. Tri Banyan Tirta Tbk.
3. CEKA PT. Cahaya Kalbar Tbk.
4. CLEO Sariguna Primatirta Tbk.
5. DLTA PT. Delta Djakarta Tbk.
6. HOKI PT. Buyung Poetra Sembada Tbk.
7. ICBP PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.
8. INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.
9. MLBI PT. Multi Bintang Indonesia Tbk.
10. MYOR PT. Mayora Indah Tbk.
11. PSDN PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk.
12. ROTI PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk.
13. SKBM PT. Sekar Bumi Tbk.
14. SKLT PT. Sekar Laut Tbk.
15. STTP PT. Siantar Top Tbk.
16. ULTJ PT. Ultrajaya Milk Industry &Trading Company Tbk.
3.3.2 Sampel
Sampel pada penelitian ini dipilih dengan menggunakan Purposive Sampling
yang berdasarkan pada kriteria-kriteria tertentu karena tidak semua perusahaan
Page 45
30
makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia digunakan dalam
penelitian ini. Adapun kriteria pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI yang
mempunyai laporan keuangan paling lengkap dan telah dipublikasikan
dari tahun 2012 - 2016.
2. Perusahaan memiliki data yang lengkap mengenai variabel-variabel
yang digunakan dalam penelitian.
3. Mempublikasikan harga saham dari tahun 2012 - 2016.
Berdasarkan kriteria tersebut, maka diperoleh jumlah sampel untuk tahun
2012 - 2016 yang akan digunakan dalam penelitian sebanyak 11 sampel. Berikut
nama-nama perusahaan makanan dan minuman yang dijadikan sebagai sampel
dalam penelitian ini.
Tabel 3.2 Daftar Perusahaan Makanan dan Minuman yang dijadikan Sampel Penelitian
No Kode Nama Perusahaan
1. ALTO PT. Tri Banyan Tirta Tbk.
2. CEKA PT. Cahaya Kalbar Tbk.
3. DLTA PT. Delta Djakarta Tbk.
4. ICBP PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.
5. INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.
6. MLBI PT. Multi Bintang Indonesia Tbk.
7. MYOR PT. Mayora Indah Tbk.
8. ROTI PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk.
9. SKBM PT. Sekar Bumi Tbk.
10. STTP PT. Siantar Top Tbk.
Page 46
31
11. ULTJ PT. Ultrajaya Milk Industry &Trading Company Tbk.
3.4 Jenis dan Sumber Data
3.4.1 Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Data Kuantitatif, yaitu
data numerik yang dapat memberikan penafsiran yang kokoh atau dengan kata
lain data ini berupa angka-angka yang diperoleh dari Laporan keuangan
perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Data
yang diharapkan berupa data laporan keuangan dan rasio keuangan perusahaan
di Indonesia seperti DER, ROE, PER dan harga saham dengan periode tahun
2012 hingga tahun 2016.
3.4.2 Sumber Data
Keseluruhan data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data
sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen perusahaan dan
laporan-laporan lainnya yang ada relevansinya dengan penelitian ini yang
meliputi: Data Laporan Keuangan 11 perusahaan terkait selama lima tahun
terakhir sejak 2012 sampai dengan 2016 yang diperoleh dari internet dengan
cara mengunduh laporan keuangan melalui situs http:///www.idx.co.id, data harga
saham yang diperoleh dari internet melalui situs finance.yahoo.com, buku buku,
jurnal, serta data lainnya yang berhubungan dengan objek penelitian.
3.5 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan untuk usulan penelitian ini
adalah:
1. Penelitian pustaka yang dilakukan dengan cara mengumpulkan buku
literatur yang ada hubungannya dengan penulisan skripsi, dengan tujuan
Page 47
32
untuk mendapatkan landasan teori dan teknik analisis dalam
memecahkan masalah.
2. Pengumpulan dan pencatatan data laporan tahunan pada masing
masing perusahaan makanan dan minuman di Indonesia yang menjadi
sampel, untuk mengetahui rasio-rasio keuangannya selama periode
2012-2016. Data dalam penelitian ini diperoleh dari media internet
dengan cara mendownload melalui situs perusahaan yang menjadi objek
penelitian di Indonesia.
3.6 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Variabel penelitian adalah objek penelitian atau sesuatu yang menjadi titik
perhatian. Variabel dibedakan menjadi dua yaitu variabel dependen dan variabel
independen. Variabel dependen Y (terikat) adalah variabel yang nilainya
tergantung dari nilai variabel lain dan variabel independen X (bebas) adalah
variabel yang nilainya tidak tergantung pada variabel lain. Variabel penelitian
dalam penelitian ini terdiri dari:
3.6.1 Variabel Independen
1. Debt to Equity Ratio (DER) sebagai varibel bebas (X1), merupakan rasio
yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini
merupakan perbandingan antara total hutang dengan total ekuitas
(modal sendiri) yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi semua kewajibannya. Rumus yang digunakan adalah
𝐷𝐸𝑅 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠
2. Return on Equity (ROE) sebagai variable bebas (X2), merupakan rasio
yang digunakan untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan
Page 48
33
modal sendiri. Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal
sendiri. Besarnya ROE dirumuskan sebagai berikut:
𝑅𝑂𝐸 = 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑆𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠
3. Price Earning Ratio (PER) sebagai variabel bebas (X3), merupakan rasio
antara harga saham dengan pendapatan setiap lembar saham, dan
merupakan indikator perkembangan atau pertumbuhan perusahaan di
masa yang akan datang. Besarnya PER dirumuskan sebagai berikut:
𝑃𝐸𝑅 = 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑃𝑒𝑟 𝐿𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚
3.6.2 Variabel Dependen
Variabel terikat (variabel dependen) dalam penelitian ini adalah harga
saham yang diproksikan pada saat closing price masing-masing perusahaan
tahun 2012-2016. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dibuat tabel sebagai
berikut
Tabel 3.3 Definisi Operasional Variabel
No Variabel Definisi Pengukuran Skala
1 Debt to
Equity
Ratio (X1)
Rasio ini merupakan
perbandingan antara
total hutang dengan
total ekuitas (modal
sendiri) yang
menggambarkan
kemampuan
perusahaan dalam
𝐷𝐸𝑅 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠
Rasio
Page 49
34
memenuhi semua
kewajibannya
2 Return on
Equity (X2)
rasio yang
digunakan untuk
mengukur laba
bersih sesudah
pajak dengan modal
sendiri. Rasio ini
menunjukkan
efisiensi
penggunaan modal
sendiri.
𝑅𝑂𝐸
= 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑆𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠
Rasio
3 Price
Earning
Ratio (X3)
rasio antara harga
saham dengan
pendapatan setiap
lembar saham, dan
merupakan indikator
perkembangan atau
pertumbuhan
perusahaan di masa
yang akan datang
𝑃𝐸𝑅
= 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑃𝑒𝑟 𝐿𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚
Rasio
4 Harga
Saham
Harga Saham
adalah harga suatu
saham pasar yang
diproksikan pada
Harga Saham = Harga pada
saat penutupan (closing
price) akhir tahun
Nominal
Page 50
35
saat penutupan
(closing price)
3.7 Teknik Analisis Data
Teknik analisis yang akan dipakai dalam penelitian ini adalah teknik analisis
regresi linier berganda untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai
hubungan antara variabel satu dengan variabel lain. Untuk mencapai tujuan
dalam penelitian ini, maka pengujian asumsi klasik juga perlu dilakukan untuk
memastikan apakah model regresi linier berganda yang digunakan tidak terdapat
masalah normalitas, multikolinieritas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi. Jika
semua itu terpenuhi berarti bahwa model analisis telah layak digunakan.
3.7.1 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik digunakan untuk menguji apakah model regresi benar-
benar menunjukkan hubungan yang signifikan dan representatif. Ada empat
pengujian dalam uji asumsi klasik, tetapi dalam penelitian ini menggunakan tiga
pengujian yaitu:
1. Uji Normalitas
Uji normalitas data atau normal probability plots menunjukkan apakah
residual terdistribusi secara normal atau tidak. Seperti diketahui bahwa
uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi
normal, kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid
untuk jumlah sampel kecil. Uji normalitas dapat dilakukan dengan
analisis grafik dan uji statistik. Pada prinsipnya, normalitas dapat
dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal
dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya (Ghozali,
2013:154). Dasar pengambilan keputusan:
Page 51
36
• Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi
normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
• Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan/atau tidak
mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya tidak
menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak
memenuhi asumsi normalitas.
2. Uji Multikolonieritas
Menurut Ghozali (2013:103-104), uji multikolonieritas bertujuan untuk
menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel
bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen saling
berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel
ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama
variabel independen sama dengan nol. Multikolonieritas dapat dilihat
dari nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF). Tolerance
mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak
dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang
rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF=1/tolerance). Nilai
cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas
adalah nilai Tolerance ≥ 0.10 atau sama dengan nilai VIF ≤ 10.
3. Uji Autokorelasi
Menurut Ghozali (2013:107-108), uji autokorelasi bertujuan menguji
apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan
pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada
periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi muncul karena observasi yang
Page 52
37
berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Untuk
mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi, dapat dilakukan uji statistic
melalui uji Durbin- Watson (DW test). Model regresi yang baik adalah
regresi yang bebas dari autokorelasi.
4. Uji Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali (2013:134), uji heteroskedastisitas bertujuan menguji
apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari
residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari
residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model
regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Kebanyakan
data crossection mengandung situasi heteroskedastisitas karena data ini
menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (kecil, sedang, besar).
Dasar yang digunakan untuk menganalisis ada tidaknya
heteroskedastisitas:
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola
tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit),
maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di
bawah angka 0 pada sumbu Y,maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
3.7.2 Analisis Regresi Linear Berganda
Model regresi linier berganda (multiple linier regression method). digunakan
untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan dari satu variabel
terikat (dependen) dan lebih dari satu variabel bebas (independen). Analisis
regresi berganda dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh
Page 53
38
Debt to Equity Ratio (DER), Return on Equity (ROE), dan Price Earning Ratio
(PER) terhadap harga saham perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2016. Model hubungan harga saham
dengan DER, ROE, dan PER dapat disusun dalam dalam persamaan linier
sebagai berikut:
Y = a + b1 x1 + b2 x2 + b3 x3 + ei
Dimana:
Y = harga saham
a = Konstanta Persamaan Regresi
b1, b2, b3, b4 =koefisien regresi, merupakan besarnya perubahan variabel terikat
akibat perubahan tiap-tiap unit variabel bebas
X1 = Debt to Equity Ratio (DER)
X2 = Return on Equity (ROE)
X3 = Price Earning Ratio (PER)
ei = Kesalahan residual (error)
3.7.3 Pengujian Hipotesis
1. Uji F (Pengujian Secara Simultan)
Uji f digunakan untuk menguji apakah variabel-variabel independen secara
bersama-sama signifikan berpengaruh terhadap variabel dependen. Langkah-
langkah Uji f sebagai berikut :
1. Menentukan Hipotesis
Ho : β = 0, artinya variabel independen secara bersama-sama tidak
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
Ha : β ≠ 0, artinya variabel independen secara bersama-sama
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
Page 54
39
2. Menentukan Tingkat Signifikan
Tingkat signifikan pada penelitian ini adalah 5% artinya risiko kesalahan
mengambil keputusan 5%.
3. Pengambilan Keputusan
a. Jika probabilitas (sig F) > α (0,05) maka Ho diterima, artinya tidak
ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen (X) terhadap
variabel dependen (Y).
b. Jika probabilitas (sig F) < α (0,05) maka Ho ditolak, artinya ada
pengaruh yang signifikan dari variabel independent (X) terhadap
variabel dependen (Y).
2. Uji t (Pengujian Secara Parsial)
Uji t digunakan untuk menguji variabel-variabel independen secara individu
berpengaruh dominan dengan taraf signifikansi 5%. Langkah-langkah dalam
menguji t adalah sebagai berikut:
1. Merumuskan Hipotesis
Ho : β = 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antar variabel
independen (X) terhadap variabel dependen (Y). DER, ROE dan PER
secara parsial tidak berpengaruh terhadap harga saham.
Ha : β ≠ 0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel
independen (X) terhadap variabel dependen (Y). DER, ROE dan PER
secara parsial berpengaruh terhadap harga saham.
2. Menentukan Tingkat Signifikan
Tingkat signifikan pada penelitian ini adalah 5%, artinya risiko kesalahan
mengambil keputusan adalah 5%.
Page 55
40
3. Pengambilan Keputusan
a. Jika probabilitas (sig t) > α (0,05) maka Ho diterima, artinya tidak ada
pengaruh yang signifikan secara parsial dari variabel independen (X)
terhadap variabel dependen (Y).
b. Jika probabilitas (sig t) < α (0,05) maka Ho ditolak, artinya ada
pengaruh yang signifikan secara parsial dari variabel independen (X)
terhadap variabel dependen (Y)..
3. Uji R2 (Koefisien Determinasi)
Menurut Ghozali (2013:95), Koefisien determinasi pada intinya mengukur
seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Nilai R2 terletak antara 0 sampai dengan 1 (0 ≤ R2 ≤ 1). Tujuan
menghitung koefisien determinasi adalah untuk mengetahui pengaruh variabel
bebas terhadap variabel terikat. Nilai R2 yang mendekati 1 berarti variabel-
variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variabel dependen. Sedangkan Nilai R2 yang mendekati 0
berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi
variabel dependen amat terbatas.
Page 56
41
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan makanan dan
minuman yang bergerak dibidang industri barang konsumsi yang telah go public
dan sahamnya diperjualbelikan di Bursa Efek Indonesia periode 2012 - 2016.
Jumlah perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI hingga saat ini
adalah sebanyak 16 perusahaan dan jumlah sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah 11 perusahaan. Penelitian ini melihat pengaruh kinerja
keuangan yang diproyeksikan dengan Debt to Equity Ratio (DER), Return on
Equity (ROE), dan Price Earning Ratio (PER) terhadap harga saham dengan
tahun pengamatan 2012-2016. Data mengenai rasio keuangan dan harga saham
perusahaan sesuai periode tahun pengamatan diperoleh dari situs Bursa Efek
Indonesia dan situs Yahoo Finance.
Berikut ini adalah gambaran umum dari perusahaan makanan dan minuman
yang menjadi sampel dalam penelitian ini:
4.1.1 PT. Tri Banyan Tirta Tbk
Tri Banyan Tirta Tbk (ALTO) didirikan tanggal 03 Juni 1997 dan memulai
kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1997. Pemegang saham yang memiliki
5% atau lebih saham Tri Banyan Tirta Tbk, yaitu: PT Fikasa Bintang Cemerlang
(pengendali) (42,31%), PT Tirtamas Anggada (pengendali) (23,97%) dan
Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk (TRIM) (14,06%). Berdasarkan Anggaran
Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan ALTO adalah bergerak dalam bidang
industri air mineral (air minum) dalam kemasan plastik, makanan, minuman dan
Page 57
42
pengalengan/pembotolan serta industri bahan kemasan. Produksi Air minum
dalam kemasan secara komersial dimulai pada tanggal 3 Juni 1997.
4.1.2 PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk
Wilmar Cahaya Indonesia Tbk (sebelumnya Cahaya Kalbar Tbk) (CEKA)
didirikan 03 Februari 1968 dengan nama CV Tjahaja Kalbar dan mulai beroperasi
secara komersial pada tahun 1971. Pemegang saham yang memiliki 5% atau
lebih saham Wilmar Cahaya Indonesia Tbk, adalah PT Sentratama Niaga
Indonesia (pengendali) (87,02%). Wilmar Cahaya Indonesia Tbk merupakan
perusahaan dibawah Grup Wilmar International Limited. Wilmar International
Limited adalah sebuah perusahaan yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek
Singapura. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan
CEKA meliputi bidang industri makanan berupa industri minyak nabati (minyak
kelapa sawit beserta produk-produk turunannya), biji tengkawang, minyak
tengkawang dan minyak nabati spesialitas untuk industri makanan & minuman;
bidang perdagangan lokal, ekspor, impor, dan berdagang hasil bumi, hasil hutan,
berdagang barang-barang keperluan sehari-hari. Saat ini produk utama yang
dihasilkan CEKA adalah Crude Palm Oil (CPO) dan Palm Kernel serta
turunannya.
4.1.3 PT. Delta Djakarta Tbk
Delta Djakarta Tbk (DLTA) didirikan tanggal 15 Juni 1970 dan memulai
kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1933. Pabrik “Anker Bir” didirikan pada
tahun 1932 dengan nama Archipel Brouwerij. Dalam perkembangannya,
kepemilikan dari pabrik ini telah mengalami beberapa kali perubahan hingga
berbentuk PT Delta Djakarta pada tahun 1970. Pemegang saham yang memiliki
Page 58
43
5% atau lebih saham Delta Djakarta Tbk, antara lain: San Miguel Malaysia (L)
Pte. Ltd (pengendali) (58,33%) dan Pemda DKI Jakarta (23,34%). Berdasarkan
Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan DLTA yaitu terutama untuk
memproduksi dan menjual bir pilsener dan bir hitam dengan merek “Anker”,
“Carlsberg”, “San Miguel”, “San Mig Light” dan “Kuda Putih”. DLTA juga
memproduksi dan menjual produk minuman non-alkohol dengan merek
“Sodaku”.
4.1.4 PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) didirikan 02 September 2009
dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1 Oktober 2009. ICBP
merupakan hasil pengalihan kegiatan usaha Divisi Mi Instan dan Divisi Penyedap
Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), pemegang saham pengendali. Induk
usaha dari Indofood CBP Sukses Makmur Tbk adalah INDF, dimana INDF
memiliki 80,53% saham yang ditempatkan dan disetor penuh ICBP, sedangkan
induk usaha terakhir dari ICBP adalah First Pacific Company Limited (FP), Hong
Kong. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan ICBP
terdiri dari, antara lain, produksi mi dan bumbu penyedap, produk makanan
kuliner, biskuit, makanan ringan, nutrisi dan makanan khusus, kemasan,
perdagangan, transportasi, pergudangan dan pendinginan, jasa manajemen
serta penelitian dan pengembangan.
4.1.5 PT. Indofood Sukses Makmur Tbk
Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) didirikan tanggal 14 Agustus 1990
dengan nama PT Panganjaya Intikusuma dan memulai kegiatan usaha
komersialnya pada tahun 1990. Induk usaha dari Indofood Sukses Makmur Tbk
Page 59
44
adalah CAB Holding Limited (miliki 50,07% saham INDF), Seychelles, sedangkan
induk usaha terakhir dari Indofood Sukses Makmur Tbk adalah First Pacific
Company Limited (FP), Hong Kong. Saat ini, Perusahaan memiliki anak usaha
yang juga tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), antara lain: Indofood CBP
Sukses Makmur Tbk (ICBP) dan Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP).
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan INDF antara
lain terdiri dari mendirikan dan menjalankan industri makanan olahan, bumbu
penyedap, minuman ringan, kemasan, minyak goreng, penggilingan biji gandum
dan tekstil pembuatan karung terigu.
Indofood telah memiliki produk-produk dengan merek yang telah dikenal
masyarakat, antara lain mi instan (Indomie, Supermi, Sarimi,dll), dairy (Indomilk,
Cap Enaak, dll), makan ringan (Chitato, Lays, dll), minuman (Ichi Ocha, Tekita,
dll), tepung terigu & Pasta (Cakra Kembar, Segitiga Biru, La Fonte, dll), minyak
goreng dan mentega (Bimoli dan Palmia).
4.1.6 PT Multi Bintang Indonesia Tbk
Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI) didirikan 03 Juni 1929 dengan nama
N.V. Nederlandsch Indische Bierbrouwerijen dan mulai beroperasi secara
komersial pada tahun 1929. Pemegang saham yang memiliki 5 % atau lebih
saham Multi Bintang Indonesia Tbk adalah Heineken International BV
(pengendali) (81,78%). Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup
kegiatan MLBI beroperasi dalam industri bir dan minuman lainnya. Saat ini,
kegiatan utama MLBI adalah memproduksi dan memasarkan bir (Bintang dan
Heineken), bir bebas alkohol (Bintang Zero) dan minuman ringan berkarbonasi
(Green Sands).
Page 60
45
4.1.7 PT Mayora Indah Tbk
Mayora Indah Tbk (MYOR) didirikan 17 Februari 1977 dan mulai beroperasi
secara komersial pada bulan Mei 1978. Pemegang saham yang memiliki 5%
atau lebih saham Mayora Indah Tbk, yaitu PT Unita Branindo (32,93%), PT
Mayora Dhana Utama (26,14%) dan Jogi Hendra Atmadja (25,22%).
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Mayora
adalah menjalankan usaha dalam bidang industri, perdagangan serta
agen/perwakilan. Saat ini, Mayora menjalankan bidang usaha industri biskuit
(Roma, Danisa, Royal Choice, Better, Muuch Better, Slai O Lai, Sari Gandum,
dll), kembang gula (Kopiko, KIS, dll), wafer (beng beng, Astor, Roma), coklat
(Choki-choki), kopi (Torabika dan Kopiko) dan makanan kesehatan (Energen)
serta menjual produknya di pasar lokal dan luar negeri.
4.1.8 PT Nippon Indosari Corporindo Tbk
Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI) (Sari Roti) didirikan 08 Maret 1995
dengan nama PT Nippon Indosari Corporation dan mulai beroperasi komersial
pada tahun 1996. Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Nippon
Indosari Corpindo Tbk, antara lain: Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET)
(31,50%), Bonlight Investments., Ltd (25,03%) dan Pasco Shikishima Corporation
(8,50%). Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup usaha utama
ROTI bergerak di bidang pabrikasi, penjualan dan distribusi roti (roti tawar, roti
manis, roti berlapis, cake dan bread crumb) dengan merek "Sari Roti".
Pendapatan utama ROTI berasal dari penjualan roti tawar dan roti manis.
Page 61
46
4.1.9 PT Sekar Bumi Tbk
Sekar Bumi Tbk (SKBM) didirikan 12 April 1973 dan mulai beroperasi secara
komersial pada tahun 1974. Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih
saham Sekar Bumi Tbk, yaitu: TAEL Two Partners Ltd. (32,14%), PT Multi Karya
Sejati (pengendali) (9,84%), Berlutti Finance Limited (9,60%), Sapphira
Corporation Ltd (9,39%), Arrowman Ltd. (8,47%), Malvina Investment (6,89%)
dan BNI Divisi Penyelamatan & Penyelesaian Kredit Korporasi (6,14%).
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan SKBM adalah
dalam bidang usaha pengolahan hasil perikanan laut dan darat, hasil bumi dan
peternakan. Sekar Bumi memiliki 2 divisi usaha, yaitu hasil laut beku nilai tambah
(udang, ikan, cumi-cumi, dan banyak lainnya) dan makanan olahan beku (dim
sum, udang berlapis tepung roti, bakso seafood, sosis, dan banyak lainnya).
4.1.10 PT Siantar Top Tbk
Siantar Top Tbk (STTP) didirikan tanggal 12 Mei 1987 dan mulai beroperasi
secara komersial pada bulan September 1989. Pemegang saham yang memiliki
5% atau lebih saham Siantar Top Tbk adalah PT Shindo Tiara Tunggal, dengan
persentase kepemilikan sebesar 56,76%. Berdasarkan Anggaran Dasar
Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Siantar Top terutama bergerak dalam
bidang industri makanan ringan, yaitu mie (snack noodle, antara lain: Soba, Spix
Mie Goreng, Mie Gemes, dll), kerupuk (crackers, seperti French Fries 2000,
Twistko, dll), biskuit dan wafer (Goriorio, Gopotato, Go Malkist, dll), dan kembang
gula (candy dengan berbagai macam rasa seperti: DR. Milk, Gaul, dll). Selain itu,
STTP juga menjalankan usaha percetakan melalui anak usaha (PT Siantar
Megah Jaya).
Page 62
47
4.1.11 PT Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk
Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk (ULTJ) didirikan tanggal 2
Nopember 1971 dan mulai beroperasi secara komersial pada awal tahun 1974.
Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Ultrajaya Milk Industry &
Trading Company Tbk, antara lain: PT Prawirawidjaja Prakarsa (21,40%), Tuan
Sabana Prawirawidjaja (14,66%), PT Indolife Pensiontana (8,02%), PT AJ
Central Asia Raya (7,68%) dan UBS AG Singapore Non-Treaty Omnibus Acco
(Kustodian) (7,42%). Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup
kegiatan Ultrajaya bergerak dalam bidang industri makanan dan minuman, dan
bidang perdagangan. Di bidang minuman Ultrajaya memproduksi rupa-rupa jenis
minuman seperti susu cair, sari buah, teh, minuman tradisional dan minuman
kesehatan, yang diolah dengan teknologi UHT (Ultra High Temperature) dan
dikemas dalam kemasan karton aseptik. Merek utama dari produk-produk
Ultrajaya, antara lain: susu cair (Ultra Milk, Ultra Mimi, Susu Sehat, Low Fat Hi
Cal), teh (Teh Kotak dan Teh Bunga), minuman kesehatan dan lainnya (Sari
Asam, Sari Kacang Ijo dan Coco Pandan Drink), dan lain sebagainya.
4.2 Deskripsi Data Penelitian
4.2.1 Debt to Equity Ratio
Rasio ini merupakan perbandingan antara total hutang dengan total ekuitas
(modal sendiri) yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi semua kewajibannya. Adapun nilai DER tiap perusahaan makanan
dan minuman selama periode 2012-2016 yang dijadikan sampel dalam penelitian
ini sebagai berikut:
Page 63
48
Tabel 4.1 Debt to Equity Ratio (DER) Perusahaan Makanan dan Minuman Yang Dijadikan Sampel
No Kode
Perusahaan
Tahun
2012 2013 2014 2015 2016
1 ALTO 0.72 1.77 1.33 1.33 1.42
2 CEKA 1.22 1.02 1.39 1.32 0.61
3 DLTA 0.25 0.28 0.30 0.22 0.18
4 ICBP 0.48 0.60 0.66 0.62 0.56
5 INDF 0.74 1.04 1.08 1.13 0.87
6 MLBI 2.49 0.80 3.03 1.74 1.77
7 MYOR 1.71 1.47 1.51 1.18 1.06
8 ROTI 0.81 1.32 1.23 1.28 0.80
9 SKBM 1.26 1.47 1.04 1.22 1.72
10 STTP 1.16 1.12 1.08 0.90 1.00
11 ULTJ 0.44 0.40 0.29 0.27 0.21
Rata-rata 1.03 1.03 1.18 1.02 0.93
Sumber: Data Sekunder (diolah)
Berdasarkan Tabel 4.1 diatas dapat dilihat bahwa nilai Debt to Equity Ratio
(DER) pada beberapa periode penelitian mengalami fluktuasi, ada yang
mengalami peningkatan maupun penurunan. Perusahaan dengan nilai DER
tertinggi selama tahun pengamatan adalah PT. Multi Bintang Indonesia sebesar
3.03 pada tahun 2014, Sedangkan perusahaan dengan nilai DER terendah yaitu
PT. Delta Djakarta Tbk sebesar 0.18 pada tahun 2016. Adapun PT. Ultrajaya Milk
Industry & Trading Company Tbk yang pada tahun 2012 hingga 2016 memiliki
nilai DER yang cenderung terus menurun.
Untuk Rata-rata nilai DER dari keseluruhan perusahaan selama tahun
pengamatan juga mengalami fluktuasi. Rata-rata pada tahun 2012 sebesar 1.03,
kemudian pada tahun 2013 tidak mengalami peningkatan maupun penurunan.
Pada tahun 2014 meningkat sebesar 1.18 dan kembali menurun pada tahun
2015 sebesar 1.02 dan tahun 2016 sebesar 0.93.
Page 64
49
4.2.2 Return on Equity
Rasio yang digunakan untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan
modal sendiri. Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri.
Adapun nilai ROE tiap perusahaan makanan dan minuman selama periode 2012-
2016 yang dijadikan sampel dalam penelitian ini sebagai berikut:
Tabel 4.2 Retun on Equity (ROE) Perusahaan Makanan dan Minuman Yang Dijadikan Sampel
No Kode
Perusahaan
Tahun
2012 2013 2014 2015 2016
1 ALTO 8.56 2.22 -1.90 -4.80 -5.51
2 CEKA 12.59 12.32 7.63 16.65 28.12
3 DLTA 35.68 39.98 37.68 22.60 25.14
4 ICBP 19.04 16.85 16.83 17.84 19.63
5 INDF 14.00 8.90 12.48 8.60 11.99
6 MLBI 137.46 118.60 143.53 64.83 119.68
7 MYOR 24.27 26.87 9.99 24.07 22.16
8 ROTI 22.37 20.07 19.64 22.76 19.39
9 SKBM 9.95 28.97 28.03 11.67 6.12
10 STTP 12.87 16.49 15.10 18.41 14.91
11 ULTJ 21.08 16.13 12.51 18.70 20.34
Rata-rata 28.90 27.95 27.41 20.12 25.63
Sumber: Data Sekunder (diolah)
Berdasarkan Tabel 4.2 diatas dapat dilihat bahwa nilai Return on Equity
(ROE) pada beberapa periode penelitian mengalami fluktuasi, ada yang
mengalami peningkatan maupun penurunan. Perusahaan dengan nilai ROE
tertinggi selama tahun pengamatan adalah PT. Multi Bintang Indonesia sebesar
143.53% pada tahun 2014, Sedangkan perusahaan dengan nilai ROE terendah
yaitu PT. Tri Banyan Tirta Tbk sebesar -5.51% pada tahun 2016.
Untuk Rata-rata nilai ROE dari keseluruhan perusahaan selama tahun
pengamatan juga mengalami fluktuasi. Rata-rata pada tahun 2012 sebesar
29.90%, kemudian pada tahun 2013 menurun sebesar 27.95%, dan juga pada
Page 65
50
tahun 2014 dan 2015 menurun sebesar 27.41% dan 20.12%. Namun, pada
tahun 2016 mengalami peningkatan sebesar 25.63%.
4.2.3 Price Earning Ratio
Rasio yang memperlihatkan antara harga saham dengan pendapatan setiap
lembar saham, dan merupakan indikator perkembangan atau pertumbuhan
perusahaan di masa yang akan datang. Adapun nilai PER tiap perusahaan
makanan dan minuman selama periode 2012-2016 yang dijadikan sampel dalam
penelitian ini sebagai berikut:
Tabel 4.3 Price Earning Ratio (PER) Perusahaan Makanan dan Minuman Yang Dijadikan Sampel
No Kode
Perusahaan
PER
2012 2013 2014 2015 2016
1 ALTO 28.99 75.90 76.36 -29.25 27.30
2 CEKA 6.63 5.30 10.88 3.77 3.22
3 DLTA 19.62 23.01 22.13 21.86 15.78
4 ICBP 20.87 26.73 29.33 26.19 27.78
5 INDF 15.75 23.14 18.14 17.67 18.31
6 MLBI 34.39 21.59 31.68 34.78 25.22
7 MYOR 18.01 22.32 46.32 22.36 27.15
8 ROTI 9.37 32.67 37.17 23.67 28.93
9 SKBM 26.14 7.08 11.83 21.25 21.03
10 STTP 18.43 17.74 30.55 21.27 23.95
11 ULTJ 10.87 39.96 36.88 21.96 18.79
Rata-rata 19.01 26.86 31.93 16.86 21.59
Sumber: Data Sekunder (diolah)
Berdasarkan Tabel 4.3 diatas dapat dilihat bahwa nilai Price Earning Ratio
(PER) pada beberapa periode penelitian mengalami fluktuasi, ada yang
mengalami peningkatan maupun penurunan. Perusahaan dengan nilai PER
tertinggi selama tahun pengamatan adalah PT. Tri Banyan Tirta Tbk sebesar
76.36 kali pada tahun 2014, Sedangkan perusahaan dengan nilai PER terendah
yaitu PT. Tri Banyan Tirta Tbk sebesar -29.25 kali pada tahun 2015.
Page 66
51
Untuk Rata-rata nilai PER dari keseluruhan perusahaan selama tahun
pengamatan juga mengalami fluktuasi. Rata-rata pada tahun 2012 sebesar 19.01
kali, kemudian pada tahun 2013 meningkat sebesar 26.86 kali, dan juga pada
tahun 2014 meningkat sebesar 31.93 kali. Pada tahun 2015 mengalami
penurunan sebesar 16.86 kali, dan kembali naik pada tahun 2016 sebesar 21.59
kali.
4.2.4 Harga Saham
Harga saham merupakan harga jual beli yang sedang berlaku di pasar efek
yang ditentukan oleh kekuatan pasar dalam arti tergantung pada kekuatan
permintaan dan penawaran. Harga pasar saham juga menunjukkan nilai dari
perusahaan itu sendiri. Adapun Harga Saham tiap perusahaan makanan dan
minuman selama periode 2012-2016 yang dijadikan sampel dalam penelitian ini
sebagai berikut:
Tabel 4.4 Harga Saham Perusahaan Makanan dan Minuman Yang Dijadikan Sampel
No Kode
Perusahaan
Tahun
2012 2013 2014 2015 2016
1 ALTO 302.34 570.00 352.00 325.00 330.00
2 CEKA 1,300.00 1,160.00 1,500.00 675.00 1,350.00
3 DLTA 5,100.00 7,600.00 7,800.00 5,200.00 5,000.00
4 ICBP 3,900.00 5,100.00 6,550.00 6,737.50 8,575.00
5 INDF 5,850.00 6,600.00 6,750.00 5,175.00 7,925.00
6 MLBI 7,400.00 12,000.00 11,950.00 8,200.00 11,750.00
7 MYOR 685.71 1,040.00 836.00 1,220.00 1,645.00
8 ROTI 1,380.00 1,020.00 1,385.00 1,265.00 1,600.00
9 SKBM 390.00 480.00 970.00 945.00 640.00
10 STTP 1,050.00 1,550.00 2,880.00 3,015.00 3,190.00
11 ULTJ 332.50 1,125.00 930.00 986.25 1,142.50
Rata-rata 2,517.32 3,476.82 3,809.36 3,067.61 3,922.50
Sumber: Data Sekunder (diolah)
Page 67
52
Berdasarkan Tabel 4.4 diatas dapat dilihat bahwa Harga Saham pada
beberapa periode penelitian mengalami fluktuasi, ada yang mengalami
peningkatan maupun penurunan. Perusahaan dengan Harga Saham tertinggi
selama tahun pengamatan adalah PT. Multi Bintang Indonesia Tbk sebesar
12,000.00 pada tahun 2013, Sedangkan perusahaan dengan harga saham
terendah yaitu PT. Tri Banyan Tirta Tbk sebesar 302.34 pada tahun 2012.
Untuk Rata-rata harga saham dari keseluruhan perusahaan selama tahun
pengamatan juga mengalami fluktuasi. Rata-rata pada tahun 2012 sebesar
2,517.32, kemudian pada tahun 2013 meningkat sebesar 3,476.82, dan juga
pada tahun 2014 meningkat sebesar 3,809.36. Pada tahun 2015 mengalami
penurunan sebesar 3,067.61, dan kembali naik pada tahun 2016 sebesar
3,922.50.
4.3 Hasil Analisis Data
4.3.1. Hasil Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik digunakan untuk menguji apakah data penelitian yang
akan digunakan memenuhi persyaratan regresi. Dalam penelitian ini digunakan
pengujian berupa uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi dan uji
heteroskedastisitas. Adapun uji asumsi klasik dapat diuraikan sebagai berikut:
4.3.1.1. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas data atau normal probability plots menunjukkan apakah
residual terdistribusi secara normal atau tidak. Uji normalitas dapat dilakukan
dengan beberapa cara, salah satunya dengan uji analisis grafik. Dimana Model
regresi yang baik memiliki distribusi data yang normal atau mendekati normal.
Hasil uji normalitas dapat dilihat pada gambar 4.1 dibawah ini:
Page 68
53
Gambar 4.1 Normal Probability Plots
Berdasarkan gambar 4.1 normal probability plot menunjukkan titik-titik
menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Sehingga,
dapat disimpulkan bahwa residual terdistribusi secara normal dan model regresi
yang digunakan layak dipakai karena telah memenuhi asumsi normalitas.
4.3.1.2. Hasil Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi
yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen.
Multikolonieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan variance inflation factor
(VIF). Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang
tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai cutoff yang umum dipakai
untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai Tolerance ≥ 0.10 atau
Page 69
54
sama dengan nilai VIF ≤ 10. Berdasarkan hasil output SPSS, maka besar nilai
VIF dan tolerance value dapat dilihat pada tabel 4.5 dibawah ini:
Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 1002.306 268.356 3.735 .000
LAGDER -1683.293 506.130 -.411 -3.326 .002 .754 1.327
LAGROE 61.118 10.197 .720 5.994 .000 .798 1.254
LAGPER 17.448 12.813 .151 1.362 .179 .936 1.069
a. Dependent Variable: LAGHargaSaham
Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa masing-masing variabel
independen memiliki nilai tolerance > 0,10 yang berarti tidak ada korelasi antar
variabel independen. Hasil perhitungan nilai VIF juga menunjukan hal yang
sama, di mana masing-masing variabel independen memiliki nilai VIF < 10. Maka
dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinieritas antar variabel independen
dalam model regresi.
4.3.1.3. Hasil Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear
ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Untuk mendeteksi ada atau
tidaknya autokorelasi, dapat dilakukan uji statistic melalui uji Durbin- Watson (DW
test). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Untuk
lebih jelasnya akan disajikan data mengenai hasil uji autokorelasi yang dapat
dilihat melalui tabel 4.6 dibawah ini:
Page 70
55
Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .651a .424 .390 1602.12505 2.027
a. Predictors: (Constant), LAGPER, LAGROE, LAGDER
b. Dependent Variable: LAGHargaSaham
Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa nilai Durbin-Watson sebesar
2,027. Dan berdasarkan tabel DW dengan tingkat signifikan 5%, dengan jumlah
data (n) = 54 serta jumlah variabel (k) = 4. Maka diperoleh nilai dL sebesar 1,446
dan dU = 1,679, dan nilai 4 – dU = 2,321. Sehingga nilai ini terletak pada dU < d
< 4 – dU yakni 1,679 < 2,027 < 2,321. Maka dapat disimpulkan bahwa data
regresi tidak memiliki autokorelasi.
4.3.1.4. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap,
maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.
Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Berdasarkan
hasil output SPSS maka diagram scatterplot dapat dilihat pada Gambar 4.2
berikut:
Page 71
56
Gambar 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Berdasarkan gambar 4.2 diatas terlihat bahwa titik-titik tidak terlalu
menyebar secara acak (random) baik di atas maupun di bawah angka 0 pada
sumbu Y dan tidak menunjukkan pola atau bentuk tertentu. Dapat disimpulkan
bahwa model regresi yang digunakan tidak terjadi heterokesdastisitas.
4.3.2. Hasil Uji Analisis Regresi Linear Berganda
Model regresi linier berganda yang digunakan dalam penelitian ini berupa
DER, ROE, dan PER terhadap Harga Saham pada perusahaan dan minuman
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2012-2016. Model
hubungan harga saham dengan DER, ROE, dan PER dapat disusun dalam
dalam persamaan linier sebagai berikut:
Y = a + b1 x1 + b2 x2 + b3 x3 + ei
Page 72
57
Dimana:
Y = harga saham
a = Konstanta Persamaan Regresi
b1, b2, b3, b4 =koefisien regresi, merupakan besarnya perubahan variabel terikat
akibat perubahan tiap-tiap unit variabel bebas
X1 = Debt to Equity Ratio (DER)
X2 = Return on Equity (ROE)
X3 = Price Earning Ratio (PER)
ei = Kesalahan residual (error)
Berikut adalah tabel yang merupakan hasil output SPSS 24.
Tabel 4.7 Hasil Uji Regresi Linear Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 1002.306 268.356 3.735 .000
LAGDER -1683.293 506.130 -.411 -3.326 .002 .754 1.327
LAGROE 61.118 10.197 .720 5.994 .000 .798 1.254
LAGPER 17.448 12.813 .151 1.362 .179 .936 1.069
a. Dependent Variable: LAGHargaSaham
Dari tabel di atas dapat ditentukan persamaan regresinya berdasarkan
kolom B yang merupakan koefisien regresi tiap variabelnya. Jadi persamaan
regresinya adalah sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3+b4X4 + b5X5 + ei
Harga Saham = 1002,306 – 1683,293DER + 61,118ROE + 17,448PER + e
Untuk penjelasan lebih lanjut mengenai hasil persamaan regresi dapat
diinterprestasikan sebagai berikut :
Page 73
58
1. Konstan (o) sebesar 1002,306 dengan nilai positif menyatakan bahwa
Harga Saham akan bernilai 1002,306 jika DER, ROE, dan PER bernilai 0.
2. Variabel DER memiliki Koefisien regresi sebesar -1683,293 dengan nilai
negatif menyatakan bahwa setiap kenaikan 1% DER akan menurunkan
harga saham sebesar 1683,293, dengan asumsi bahwa variabel independen
lain adalah konstan.
3. Variabel ROE memiliki Koefisien regresi sebesar 61,118 dengan nilai positif
menyatakan bahwa setiap kenaikan 1% ROE akan meningkatkan harga
saham sebesar 61,118, dengan asumsi bahwa variabel independen lain
adalah konstan.
4. Variabel PER memiliki Koefisien regresi sebesar 17,448 dengan nilai positif
menyatakan bahwa setiap kenaikan 1% PER akan meningkatkan harga
saham sebesar 17,448, dengan asumsi bahwa variabel independen lain
adalah konstan.
4.3.3. Pengujian Hipotesis
4.3.3.1. Hasil Uji Statistik t (Pengujian Secara Parsial)
Uji t digunakan untuk menguji variabel-variabel independen secara
individu berpengaruh dominan dengan taraf signifikansi 5%. Dimana dasar
Pengambilan Keputusannya adalah sebagai berikut:
a. Jika probabilitas (sig t) > α (0,05) maka Ho diterima, artinya tidak ada
pengaruh yang signifikan secara parsial dari variabel independen (X)
terhadap variabel dependen (Y).
b. Jika probabilitas (sig t) < α (0,05) maka Ho ditolak, artinya ada
pengaruh yang signifikan secara parsial dari variabel independen (X)
terhadap variabel dependen (Y).
Page 74
59
Berdasarkan hasil output SPSS maka hasil uji t dapat dilihat pada tabel
4.8 dibawah ini:
Tabel 4.8 Hasil Uji Statistik t
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 1002.306 268.356 3.735 .000
LAGDER -1683.293 506.130 -.411 -3.326 .002
LAGROE 61.118 10.197 .720 5.994 .000
LAGPER 17.448 12.813 .151 1.362 .179
a. Dependent Variable: LAGHargaSaham
Berdasarkan tabel 4.8 di atas dapat diinterpretasikan sebagai berikut:
1. Variabel DER memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,002 < 0.05 dan nilai
thitung sebesar -3,326. Dengan demikian, tingkat signifikansi yang lebih kecil
dari 0,05, menunjukkan bahwa DER berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap harga saham, sehingga hipotesis H1 diterima.
2. Variabel ROE memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,000 < 0.05 dan nilai
thitung sebesar 5,994. Dengan demikian, tingkat signifikansi yang lebih kecil
dari 0,05, menunjukkan bahwa ROE berpengaruh positif dan signifikan
terhadap harga saham, sehingga hipotesis H2 diterima.
3. Variabel PER memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,179 > 0.05 dan nilai
thitung sebesar 1,362. Dengan demikian, tingkat signifikansi yang lebih besar
dari 0,05, menunjukkan bahwa PER berpengaruh positif namun tidak
signifikan terhadap harga saham, sehingga hipotesis H3 ditolak.
Page 75
60
4.3.3.2. Hasil Uji Statistik F (Pengujian Secara Simultan)
Uji F digunakan untuk menguji apakah variabel-variabel independen
secara bersama-sama signifikan berpengaruh terhadap variabel dependen
dengan taraf signifikansi 5%. Dasar Pengambilan Keputusan sebagai berikut:
a. Jika probabilitas (sig F) > α (0,05) maka Ho diterima, artinya tidak ada
pengaruh yang signifikan dari variabel independen (X) terhadap
variabel dependen (Y).
b. Jika probabilitas (sig F) < α (0,05) maka Ho ditolak, artinya ada
pengaruh yang signifikan dari variabel independent (X) terhadap
variabel dependen (Y).
Berdasarkan hasil output SPSS maka hasil uji t dapat dilihat pada tabel
4.9 dibawah ini:
Tabel 4.9 Hasil Uji Statistik F
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 94495074.130 3 31498358.040 12.271 .000b
Residual 128340233.500 50 2566804.671
Total 222835307.700 53
a. Dependent Variable: LAGHargaSaham
b. Predictors: (Constant), LAGPER, LAGROE, LAGDER
Berdasarkan hasil tabel 4.9 diatas dapat dilihat bahwa Hasil uji F
menunjukkan nilai Fhitung sebesar 12,271 dengan signifikansi 0,000 < 0,05.
Sehingga, dapat disimpulkan tingkat signifikansi yang lebih kecil dari 0,05
menunjukkan bahwa variabel DER, ROE, dan PER secara simultan berpengaruh
signifikan terhadap harga saham.
Page 76
61
4.3.3.3. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi bertujuan mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai R2 terletak antara 0
sampai dengan 1 (0 ≤ R2 ≤ 1). Nilai R2 yang mendekati 1 berarti variabel-variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variabel dependen. Sedangkan Nilai R2 yang mendekati 0
berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi
variabel dependen amat terbatas.
Tabel 4.10 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .651a .424 .390 1602.12505
a. Predictors: (Constant), LAGPER, LAGROE, LAGDER
b. Dependent Variable: LAGHargaSaham
Berdasarkan tabel 4.10 diatas dapat dilihat nilai koefisien determinasi (R2)
adalah sebesar 0,424 menunjukan bahwa kemampuan variabel independen yaitu
DER, ROE, dan PER dalam menjelaskan variabel dependen yaitu Harga Saham
adalah sebesar 42,4%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Harga Saham
dipengaruhi oleh DER, ROE, dan PER sebesar 42,4%, sedangkan sisanya
sebesar (100% - 42,4% =57,6%) dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang belum
mampu dijelaskan oleh variabel independen dalam model penelitian ini.
4.4 Pembahasan
4.4.1 Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) Terhadap Harga Saham
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja keuangan yang
diukur dengan variabel DER berpengaruh negatif dan signifikan terhadap harga
saham perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI pada tahun
Page 77
62
2012-2016. Dimana berdasarkan hasil perhitungan Uji – t terlihat bahwa variabel
DER memiliki nilai thitung sebesar -3,326 dan tingkat signifikansi sebesar 0,002 <
0.05. Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) yang negatif berbanding terbalik
dengan harga saham. Hal ini mengindikasikan bahwa apabila DER mengalami
peningkatan maka harga saham akan mengalami penurunan dan sebaliknya.
Selain itu, Adanya pengaruh yang signifikan mengindikasikan bahwa besar
kecilnya nilai DER akan dapat menjelaskan dan memprediksi tingkat harga
saham.
Penggunaan utang yang tinggi pada perusahaan menunjukkan bahwa
perusahaan memerlukan dana tambahan dalam melakukan peningkatan
usahanya untuk mendapatkan keuntungan yang lebih. Namun, Semakin tinggi
nilai DER berarti bahwa perusahaan memiliki ketergantungan yang tinggi pada
utang yang mana akan membuat daya tarik investor menurun karena komposisi
pendanaan dengan utang yang semakin besar akan menggambarkan beban
perusahaan yang besar pula. Sehingga, hal ini tidak menguntungkan
perusahaan. Selain itu, jika perusahaan memperoleh laba, perusahaan tersebut
akan cenderung menggunakan labanya untuk membayar utang dibandingkan
dengan membagikan dividen.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Astrid Amanda, (2013) yang menyatakan bahwa DER memiliki pengaruh
negatif dan signifikan terhadap Harga Saham.
4.4.2 Pengaruh Return on Equity (ROE) Terhadap Harga Saham
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja keuangan yang
diukur dengan variabel ROE berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga
saham perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI pada tahun
Page 78
63
2012-2016. Dimana berdasarkan hasil perhitungan Uji – t terlihat bahwa variabel
ROE memiliki nilai thitung sebesar 5,994 dan tingkat signifikansi sebesar 0,000 <
0.05. Pengaruh Return on Equity (ROE) yang positif berbanding lurus dengan
harga saham. Hal ini mengindikasikan bahwa apabila ROE mengalami
peningkatan maka harga saham akan mengalami peningkatan dan sebaliknya.
Selain itu, Adanya pengaruh yang signifikan mengindikasikan bahwa besar
kecilnya nilai ROE akan dapat menjelaskan dan memprediksi tingkat harga
saham.
ROE merupakan salah satu tolak ukur profitabilitas yang memperlihatkan
bagaimana efisiensi manajemen suatu perusahaan dalam mengatur ekuitas atau
modalnya untuk mendapatkan laba. ROE yang tinggi menunjukkan kinerja
perusahaan dalam mengelola sumber modal yang ada semakin baik. Nilai ROE
yang tinggi menunjukkan tingkat pengembalian yang akan diterima investor tinggi
pula. Hal ini tentunya akan menarik minat investor untuk membeli saham
perusahaan tersebut, tingginya tingkat permintaan per lembar saham ini akan
menyebabkan harga saham meningkat. Selain itu, perusahaan juga dapat
dengan mudah menarik modal baru dari para investor.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Rini Puspitasari (2013) yang menunjukkan bahwa variabel ROE
berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.
4.4.3 Pengaruh Price Earning Ratio Ratio (PER) Terhadap Harga Saham
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja keuangan yang
diukur dengan variabel PER berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap
harga saham perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI pada
tahun 2012-2016. Dimana berdasarkan hasil perhitungan Uji – t terlihat bahwa
Page 79
64
variabel PER memiliki nilai thitung sebesar 1,362 dan tingkat signifikansi sebesar
0,179 > 0.05. Pengaruh Price Earning Ratio (PER) yang positif berbanding lurus
dengan harga saham. Hal ini mengindikasikan bahwa apabila PER mengalami
peningkatan maka harga saham akan mengalami peningkatan dan sebaliknya.
Namun, Tidak adanya pengaruh yang signifikan mengindikasikan bahwa besar
kecilnya nilai PER tidak dapat menjelaskan dan memprediksi tingkat harga
saham.
PER merupakan rasio yang membandingkan harga saham dengan
pendapatan per lembar saham. dan juga menunjukkan tingkat kepercayaan
investor terhadap perusahaan atas pengembalian investasi yang dilakukan.
Rasio PER yang tinggi memberikan gambaran kepada investor bahwa
perusahaan akan memiliki pendapatan yang lebih tinggi di masa depan. Hal ini
yang menjadi dasar mengapa para investor bersedia untuk membayar lebih
untuk saham perusahaan dengan PER yang lebih tinggi
Semakin tinggi nilai PER, menunjukkan bahwa prospek harga saham
suatu perusahaan dinilai semakin tinggi oleh investor terhadap pendapatan per
lembar sahamnya, tingginya nilai pasar terhadap saham suatu perusahaan akan
berdampak pada kenaikan harga saham tersebut. sehingga PER yang tinggi
menunjukkan semakin mahal saham tersebut terhadap pendapatannya.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Sardiyati (2016) yang menunjukkan bahwa variabel PER
berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Hal ini dapat
disebabkan karena perbedaan tahun dan perbedaan perusahaan yang diteliti.
Page 80
65
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan pada BAB IV, dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Kinerja Keuangan yang diukur dengan Debt to Equity Ratio (DER),
Secara Parsial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap harga
saham perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI pada
tahun 2012-2016.
2. Kinerja Keuangan yang diukur dengan Return on Equity (ROE), Secara
Parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham
perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI pada tahun
2012-2016.
3. Kinerja Keuangan yang diukur dengan Price Earning Ratio (PER),
Secara Parsial berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap harga
saham perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI pada
tahun 2012-2016.
4. Kinerja Keuangan yang diukur dengan Debt to Equity Ratio (DER),
Return on Equity (ROE), dan Price Earning Ratio (PER) Secara
Simultan, berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan
makanan dan minuman yang terdaftar di BEI pada tahun 2012-2016.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dipaparkan
sebelumnya, adapun saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:
Page 81
66
1. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan agar dapat meneliti dengan
variabel-variabel lain diluar variabel yang telah diteliti diatas,
menggunakan objek penelitian yang lebih luas, dan interval waktu
pengamatan yang berbeda.
2. Bagi perusahaan, diharapkan agar lebih meningkatkan kinerja keuangan
maupun kinerja manajemen perusahaan secara efektif dan efisien
disetiap tahunnya. Karena kinerja keuangan yang baik akan memberikan
gambaran dari kinerja perusahaan yang nantinya akan memengaruhi
harga saham perusahaan, dan menjaga persepsi investor terhadap
prospek perusahaan di masa depan.
3. Bagi investor, diharapkan agar dapat memerhatikan dan
mempertimbangkan variabel dari kinerja keuangan suatu perusahaan
sebelum berinvestasi. Karena informasi dari kinerja keuangan tersebut
akan memberikan cerminan mengenai harga saham suatu perusahaan.
Hal ini dilakukan untuk memaksimalkan keuntungan dan meminimalisir
risiko dalam berinvestasi.
5.3 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki keterbatasan yang dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan untuk peneliti selanjutnya agar dapat meberikan hasil yang lebih
baik lagi. Adapun keterbatasan-keterbatasan tersebut sebagai berikut:
1. Penelitian ini hanya menggunakan tiga variabel independen yaitu Debt to
Equity Ratio (DER), Return on Equity (ROE), dan Price Earning Ratio
(PER); sedangkan untuk mengukur harga saham masih terdapat
beberapa variabel dari kinerja keuangan yang yang tidak dibahas pada
penelitian ini.
Page 82
67
2. Penelitian ini menggunakan sampel yang terbatas yaitu 11 perusahaan,
dengan rentang waktu pengamatan selama lima periode yaitu 2012 –
2016, dan dengan menggunakan data dari laporan keuangan masing-
masing perusahaan yang bersangkutan yang memenuhi kriteria
Purposive Sampling.
Page 83
68
DAFTAR PUSTAKA
Amanda, Astrid. 2013. Pengaruh Debt to Equity Ratio, Return on Equity, Earning per Share, dan Price Earning Ratio Terhadap Harga Saham (Studi pada perusahaan Food and Beverages yang Terdaftar di BEI Tahun 2008-2011. Jurnal Administrasi Bisnis Vol. 4 No. 2.
Ariyanti, Sari. 2016. Pengaruh Profitabilitas dan Leverage Terhadap Harga Saham (Studi pada perusahaan Konstruksi dan Bangunan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014. Jurnal Administrasi Bisnis Vol. 35 No. 2.
Brigham, F. Eugene dan Houston, Joel F. 2010. Dasar dasar Manajemen
Keuangan Buku 1 (Edisi 11). Jakarta: Salemba Empat
Brigham, Eugene F. dan Houston, Joel F. 2011. Dasar-dasar Manajemen Keuangan Terjemahan. Edisi 11. Jakarta: Salemba Empat.
Britama. 2018. Sejarah dan Profil Perusahaan. (Online). (http://britama.com,
Diakses pada 24 Februari 2018).
Bursa Efek Indonesia. 2018. Laporan Keuangan dan Tahunan 2012-2016. (Online). (www.idx.co.id, diakses pada 10 februari 2018).
Darmadji, T dan Fakhrudin M.H. 2006. Pasar Modal di Indonesia Pendekatan
Tanya Jawab. Jakarta: Salemba Empat.
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariete dengan Program. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Husnan, Suad. 2001. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas.
Yogyakarta. Penerbit: UPP AMP YKPN.
Husnan, Suad. 2005. Dasar-Dasar Teori Portofolio Dan Analisis Sekuritas. Edisi Kelima, Yogyakarta: BPFE.
Ircham, Muhammad. 2014. Pengaruh Struktur Modal dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham (Studi pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2012). Jurnal Administrasi Bisnis Vol. 11 No. 1.
Jehanu, Yoshinta Irene. 2017. Pengaruh Profitabilitas dan Leverage Terhadap Harga Saham (Studi pada perusahaan Konstruksi dan Bangunan yang
Page 84
69
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin.
Jogiyanto, H. 2014. Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi Kesembilan. BPEF. Yogyakarta.
Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Kasmir. 2015. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Luhukay, Rivaldo, dkk. 2016. Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Rokok yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal EMBA Vol. 4 No. 5.
Mandasari, Aulia. 2014. Analisis Rasio Keuangan dan Pengaruhnya Terhadap Harga Saham Perusahaan Transportasi. Jurnal ilmu dan Riset Manajemen Vol. 3 No. 10.
Manurung, Henry Togar. 2015. Analisis Pengaruh ROE, EPS, NPM, dan MVA Terhadap Harga Saham (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Go Public Sektor Food Dan Beverages Di Bei Tahun 2009–2013). Skripsi. Fakultas Ekonomika Dan Bisnis Universitas Diponegoro.
Martalena dan Maya Malinda. 2011. Pengantar Pasar Modal. Yogyakarta: Andi.
Munawir. 2004. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty
Murtiningsih, Dwi. 2013. Pengaruh ROA, ROE, NPM, EPS, dan DER Terhadap Harga Saham. Jurnal Universitas Semarang.
Primus, Josephus. 2017. Begini Cara Menjaga Pertumbuhan Industri Makanan danMinuman.(https://ekonomi.kompas.com/read/2017/11/24/153929226/begini-cara-menjaga-pertumbuhan-industri-makanan-dan-minuman). Diakses pada 25 Januari 2018).
Puspitasari, Rini. 2013. Pengaruh PER, ROE, dan NPM Terhadap Harga Saham Pada perusahaan di Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2010. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin.
Riyadi, Selamet. 2006. Banking Assets And Liability Management. Edisi 3. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Sahamoke. 2018. Daftar Perusahaan Manufaktur. (Online). (www.sahamoke.com, diakses pada 7 januari 2018).
Page 85
70
Sardiyati. 2016. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Perusahaan Sub Sektor Makanan dan Minuman di Bursa Efek Indonesia.
eJournal Administrasi Bisnis Vol. 4 No. 3.
Sartono, Agus, 2010, Manajemen Keuangan; Aplikasi dan Teori, Penerbit : BPFE, Yogyakarta.
Sawir, Agnes. 2010. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan
Perusahaan Penerbit : Gramedia pustaka umum. Jakarta.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Sunariyah. 2006. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal,Edisi Kelima, UPP STIM
YKPN, Yogyakarta.
Sutrisno. 2005. Manajemen Keuangan: Teori, Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta: Ekonisia.
Sutrisno. 2013. Manajemen Keuangan Teori, Konsep, dan Aplikasi. Penerbit :
Ekonisia,Kampus Fakultas Ekonomi UII, Jakarta.
Suwardjono. 2010. Teori Akuntansi: Perekayasaan Laporan Keuangan. Edisi ketiga. BPFE. Yogyakarta.
Thauwrisan, Lidya Prawiroharjo. 2016. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Terhadap Harga Saham Perusahaan Sektor Properti, Real Estate, dan Konstruksi Bangunan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin.
Van, Horne dan Wachowicz, 2005. Accounting Economics Translation, Penerbit
: Gramedia Pustaka Utama Jakarta.
Widiatmojo, Sawidji, 2007. Cara Sehat Investasi di Pasar Modal, Jurnalindo Aksara Grafika, Jakarta.
Wuryaningrum, R. 2015. Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Farmasi di BEI. Jurnal ilmu dan Riset Manajemen Vol. 4 No. 11, 2.
YahooFinance. 2018. Data Historical Harga Saham. (Online). (www.finance.yahoo.com, diakses pada 20 januari 2018).
Page 87
72
LAMPIRAN 1 : BIODATA
1. Identitas Diri
Nama : Yandri Winarko
Tempat, tanggal lahir : Ujung Pandang, 10 Juli 1996
Jenis Kelamin : Laki - Laki
Alamat : Jalan Baji Ati no.4b
Telepon : 082343393999
Alamat Email : [email protected]
2. Riwayat pendidikan
Pendidikan Formal
- TK Kristen Kalam Kudus Watampone (2001 - 2002)
- SD Kristen Kalam Kudus Watampone (2002 - 2008)
- SMP Negeri 4 Watampone (2008 - 2011)
- SMA Negeri 1 Watampone (2011 - 2014)
- Universitas Hasanuddin Fakultas Ekonomi dan Bisnis (2014 – 2018)
Pendidikan Nonformal
- Pelatihan Basic & Character Study Skill (2014)
3. Riwayat Organisasi
- Tidak ada
Demikian biodata ini dibuat dengan sebenarnya.
Makassar, Maret 2018
Yandri Winarko
Page 88
73
LAMPIRAN 2 :
HASIL PERHITUNGAN RASIO KEUANGAN PERUSAHAAN YANG
DIJADIKAN SAMPEL
DEBT TO EQUITY RATIO
No Kode
Perusahaan
Tahun
2012 2013 2014 2015 2016
1 ALTO 0.72 1.77 1.33 1.33 1.42
2 CEKA 1.22 1.02 1.39 1.32 0.61
3 DLTA 0.25 0.28 0.30 0.22 0.18
4 ICBP 0.48 0.60 0.66 0.62 0.56
5 INDF 0.74 1.04 1.08 1.13 0.87
6 MLBI 2.49 0.80 3.03 1.74 1.77
7 MYOR 1.71 1.47 1.51 1.18 1.06
8 ROTI 0.81 1.32 1.23 1.28 0.80
9 SKBM 1.26 1.47 1.04 1.22 1.72
10 STTP 1.16 1.12 1.08 0.90 1.00
11 ULTJ 0.44 0.40 0.29 0.27 0.21
Rata-rata 1.03 1.03 1.18 1.02 0.93
RETURN ON EQUITY
No Kode
Perusahaan
Tahun
2012 2013 2014 2015 2016
1 ALTO 8.56 2.22 -1.90 -4.80 -5.51
2 CEKA 12.59 12.32 7.63 16.65 28.12
3 DLTA 35.68 39.98 37.68 22.60 25.14
4 ICBP 19.04 16.85 16.83 17.84 19.63
5 INDF 14.00 8.90 12.48 8.60 11.99
6 MLBI 137.46 118.60 143.53 64.83 119.68
7 MYOR 24.27 26.87 9.99 24.07 22.16
8 ROTI 22.37 20.07 19.64 22.76 19.39
9 SKBM 9.95 28.97 28.03 11.67 6.12
10 STTP 12.87 16.49 15.10 18.41 14.91
11 ULTJ 21.08 16.13 12.51 18.70 20.34
Rata-rata 28.90 27.95 27.41 20.12 25.63
Page 89
74
PRICE EARNING RATIO
No Kode
Perusahaan
PER
2012 2013 2014 2015 2016
1 ALTO 28.99 75.90 76.36 -29.25 27.30
2 CEKA 6.63 5.30 10.88 3.77 3.22
3 DLTA 19.62 23.01 22.13 21.86 15.78
4 ICBP 20.87 26.73 29.33 26.19 27.78
5 INDF 15.75 23.14 18.14 17.67 18.31
6 MLBI 34.39 21.59 31.68 34.78 25.22
7 MYOR 18.01 22.32 46.32 22.36 27.15
8 ROTI 9.37 32.67 37.17 23.67 28.93
9 SKBM 26.14 7.08 11.83 21.25 21.03
10 STTP 18.43 17.74 30.55 21.27 23.95
11 ULTJ 10.87 39.96 36.88 21.96 18.79
Rata-rata 19.01 26.86 31.93 16.86 21.59
HARGA SAHAM
No Kode
Perusahaan
Tahun
2012 2013 2014 2015 2016
1 ALTO 302.34 570.00 352.00 325.00 330.00
2 CEKA 1,300.00 1,160.00 1,500.00 675.00 1,350.00
3 DLTA 5,100.00 7,600.00 7,800.00 5,200.00 5,000.00
4 ICBP 3,900.00 5,100.00 6,550.00 6,737.50 8,575.00
5 INDF 5,850.00 6,600.00 6,750.00 5,175.00 7,925.00
6 MLBI 7,400.00 12,000.00 11,950.00 8,200.00 11,750.00
7 MYOR 685.71 1,040.00 836.00 1,220.00 1,645.00
8 ROTI 1,380.00 1,020.00 1,385.00 1,265.00 1,600.00
9 SKBM 390.00 480.00 970.00 945.00 640.00
10 STTP 1,050.00 1,550.00 2,880.00 3,015.00 3,190.00
11 ULTJ 332.50 1,125.00 930.00 986.25 1,142.50
Rata-rata 2,517.32 3,476.82 3,809.36 3,067.61 3,922.50
Page 90
75
LAMPIRAN 3 :
HASIL OUTPUT SPSS 24
Statistik Deskiptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
DER 55 .18 3.03 1.0349 .56764
ROE 55 -5.51 143.53 26.0016 31.50671
PER 55 -29.25 76.36 23.2615 15.41027
HS 55 302.34 12000.00 3358.7236 3336.20597
Valid N (listwise) 55
Uji Normalitas
Page 91
76
Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 2646.195 759.854 3.483 .001
DER -1723.297 624.519 -.293 -2.759 .008 .794 1.259
ROE 85.910 11.104 .811 7.737 .000 .816 1.226
PER 11.271 20.815 .052 .541 .591 .970 1.031
a. Dependent Variable: HS
Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .737a .543 .516 2321.78669 .635
a. Predictors: (Constant), PER, ROE, DER
b. Dependent Variable: HS
Uji Heteroskedastisitas
Page 92
77
Uji t (Secara Parsial)
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 2646.195 759.854 3.483 .001
DER -1723.297 624.519 -.293 -2.759 .008
ROE 85.910 11.104 .811 7.737 .000
PER 11.271 20.815 .052 .541 .591
a. Dependent Variable: HS
Uji F (Secara Simultan)
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 3.261E8 3 1.087E8 20.165 .000a
Residual 2.749E8 51 5390693.413
Total 6.010E8 54
a. Dependent Variable: HS
b. Predictors: (Constant), PER, ROE, DER
Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .737a .543 .516 2321.78669
a. Predictors: (Constant), PER, ROE, DER
b. Dependent Variable: HS
Page 93
78
LAMPIRAN 4 :
HASIL OUTPUT SPSS 24 Setelah Transformasi Data
Statistik Deskiptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
LAGDER 54 -.89 2.49 .3266 .50080
LAGROE 54 -57.11 129.31 8.5722 24.16595
LAGPER 54 -81.17 56.19 7.2815 17.75565
LAGHargaSaham 54 -7304.29 6968.00 1103.4833 2050.47306
Valid N (listwise) 54
Uji Normalitas
Page 94
79
Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 1002.306 268.356 3.735 .000
LAGDER -1683.293 506.130 -.411 -3.326 .002 .754 1.327
LAGROE 61.118 10.197 .720 5.994 .000 .798 1.254
LAGPER 17.448 12.813 .151 1.362 .179 .936 1.069
a. Dependent Variable: LAGHargaSaham
Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .651a .424 .390 1602.12505 2.027
a. Predictors: (Constant), LAGPER, LAGROE, LAGDER
b. Dependent Variable: LAGHargaSaham
Uji Heteroskedastisitas
Page 95
80
Uji t (Secara Parsial)
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 1002.306 268.356 3.735 .000
LAGDER -1683.293 506.130 -.411 -3.326 .002
LAGROE 61.118 10.197 .720 5.994 .000
LAGPER 17.448 12.813 .151 1.362 .179
a. Dependent Variable: LAGHargaSaham
Uji F (Secara Simultan)
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 94495074.130 3 31498358.040 12.271 .000b
Residual 128340233.500 50 2566804.671
Total 222835307.700 53
a. Dependent Variable: LAGHargaSaham
b. Predictors: (Constant), LAGPER, LAGROE, LAGDER
Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .651a .424 .390 1602.12505
a. Predictors: (Constant), LAGPER, LAGROE, LAGDER
b. Dependent Variable: LAGHargaSaham