Top Banner
SKRIPSI HUBUNGAN STRES KERJA DENGAN TEKANAN DARAH PADA PEKERJA PT PERTAMINA (PERSERO) DPPU HASANUDDIN TAHUN 2018 RASTI SAHARA PUTRI K 111 14 063 Skripsi Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat DEPARTEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2018
120

SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

Mar 31, 2023

Download

Documents

Khang Minh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

SKRIPSI

HUBUNGAN STRES KERJA DENGAN TEKANAN DARAH PADA

PEKERJA PT PERTAMINA (PERSERO) DPPU HASANUDDIN

TAHUN 2018

RASTI SAHARA PUTRI

K 111 14 063

Skripsi Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk

Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

DEPARTEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2018

Page 2: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin
Page 3: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin
Page 4: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

ii

RINGKASAN

Universitas Hasanuddin

Fakultas Kesehatan Masyarakat

Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Makassar, Mei 2018

Rasti Sahara Putri

“Hubungan Stress Kerja Dengan Tekanan Darah pada Pekerja PT

Pertamina Persero DPPU Hasanuddin Kota Makassar Tahun 2018”

(xi + 76 halaman + 2 gambar + 13 tabel + 10 lampiran)

Tekanan darah merupakan faktor yang sangat penting pada sistem sirkulasi.

Terdapat dua macam kelainan tekanan darah yakni hipertensi atau tekanan darah

tinggi dan hipotensi atau tekanan darah rendah. Stress kerja diyakini memiliki

hubungan dengan peningkatan tekanan darah yang dapat berujung pada hipertensi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan stress kerja, umur,

masa kerja danperilaku merokok dengan tekanan darah pada pekerja PT

Pertamina (Persero) DPPU hasanuddin Tahun 2018. Jenis penelitian ini adalah

observasional analitik dengan pendekatan cross sectional study. Pengumpulan

data dilakukan pada Maret 2018 terhadap 88 pekerja sebagai sampel yang diambil

dengan cara teknik exhaustive sampling. Teknik pengukuran tekana darah

menggunakan sphygmomanometer jenis air raksa dan stres kerja menggunakan

kuesioner SDS (Stress Diagnostic Survay). Analisis data dengan menggunakan

univariat untuk mendeskripsikan karakteristik responden dan analisis bivariat

menggunakan uji Chi Square.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan umur (p=0.002),

masa kerja (p=0.018), perilaku merokok (p=0.003) dan stress kerja (p=0.001)

dengan Tekanan Darah pada Pekerja PT Pertamina Persero DPPU Hasanuddin

Kota Makassar Tahun 2018.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan umur, umur , masa

kerja, perilaku merokok dan stress kerja dengan Tekanan Darah pada Pekerja PT

Pertamina Persero DPPU Hasanuddin Kota Makassar Tahun 2018.

Diharapkan kepada pemilik industri menambah jumlah pekerja sehingga

pekerjaaan yang diterima pekerja tidak berlebih dan dalam pembagian tugas

disesuaikan kemampuan fisik dan mental yang dimiliki pekerja agar tidak terjadi

penyakit akibat kerja khususnya stres kerja yang mampu mempengaruhi

produktivitas dan kesehatan pekerja

Daftar Pustaka : 52 Kata kunci : Tekanan darah, Stres kerja, Pekerja

Pertamina

Page 5: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

iii

SUMMARY

HasanuddinUniversity

Faculty of Public Health

Occupational Health and Safety

Makassar, May 2018

Rasti Sahara Putri

“Relationship Between Work Stress with Blood Pressure of PT Pertamina

Persero DPPU Hasanuddin on 2018 Workers”

(x +77pages + 2pictures + 13tables + 10attachments)

Blood pressure that have a very important role in circulation system. There

are two kinds of abnormalities in blood pressure system which are hypertension or

high blood pressure and hypotension or low blood pressure. Work stress believed

have relation with the increasing of blood pressure that can lead to hypertension.

The aim of this study is to know the relation of work stress, age, work

period, and smoking behavior with blood pressure of the worker at PT. Pertamina

(Persero) DPPU Hasanuddin in 2018. The type of this study is analytic

observational with cross sectional approach. Data collection has been done on

March 2018 with 88 workers as the sample that have been taken with exhaustive

sampling technique. Blood pressure measurement technique using a mercury type

sphygmomanometer and work stress using SDS (Stress Diagnostic Survay)

questioner. Data analysis using univariate to describe respondent characteristic

and bivariate analysis using Chi Square test.

This study result shows that there is a relationship between age (p=0.002),

work period (p=0.018), smoking behavior (p=0.003) and work stress (p=0.002)

with blood pressure of PT Pertamina Persero DPPU Hasanuddin, Makassar

on2018 workers.

The conclusion of this study is there is relationship between age, work

period, smoking behavior and work stress with blood pressure of PT Pertamina

Persero DPPU Hasanuddin, Makassar on 2018 workers.

Expected to the industry owner to increase the number of workers so that

the work that received by workers is not excessive and in the division of task

adjusted the physical and mental abilities of workers to avoid work-related

diseases, especially work stress that can affect the productivity and health of the

workers.

References : 51 Keywords : Blood pressure, stress work, Pertamina Workers.

Page 6: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

iv

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirahim

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan

kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi. Skripsi ini berjudul “Hubungan Stres Kerja

dengan Tekanan Darah Pada Pekerja PT Pertamina (Persero) DPPU

Hasanuddin Tahun 2018” sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan

pendidikan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Univesrsitas Hasanuddin.

Penyusunan skripsi ini bukanlah hasil kerja penulis semata. Segala

usaha dan potensi telah dilakukan dalam rangka penyempurnaan skripsi ini

dengan segala keterbatasan. Penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak dapat

terselesaikan tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak yang merupakan kotribusi

sangat berarti bagi penulis. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati

penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada :

1. Penghargaan yang setinggi-tingginya penulis persembahkan kepada Ibu Dr.

dr. Masyitha Muis, MS selaku pembimbing I dan Bapak dr.Muhammad Rum

Rahim, M.Sc selaku pembimbing II yang telah membimbing penulis dengan

penuh ketabahan, memberikan arahan, motivasi, nasihat, serta dukungan

moril dalam bimbingan sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan

skripsi ini.

2. Ibu Dr, SKM, M.Kes, Bapak Dian Saputra Marzuki, SKM, M.Kes dan Bapak

Dr. Agus Bintara Birawida, S.Kel, M.Kes selaku dosen penguji yang telah

Page 7: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

v

memberikan saran, kritik dan arahan untuk menyempurnakan penulisan

skripsi ini.

3. Bapak wahiduddin selaku dosen penasehat akademik yang telah memberikan

motivasi selama menempuh pendidikan.

4. Bapak dr. Muhammad Furqaan Naiem, M.Sc, Ph.D selaku ketua Departemen

Keselamatan dan Kesehatan Kerja beserta seluruh dosen Departemen K3 atas

bantuannya dalam memberikan arahan, bimbingan, ilmu pengetahuan yang

selama penulis mengikuti pendidikan di Fakultas Kesehatan Masyarakat

Unhas.

5. Bapak Prof. Dr. drg. H. Andi Zulkifli Abdullah, M.Kes selaku dekan FKM

Unhas beserta seluruh Tata Usaha, kemahasiswaan, akademik, asisten

laboratorium dan semua petugas kebersihan FKM Unhas atas kerja sama dan

bantuannya selama penulis mengikuti pendidikan di FKM Unhas

6. Bapak dan Ibu dosen FKM Unhas yang telah memberikan ilmu pengetahuan

yang sangat berharga dan bermanfaat bagi penulis selama menempuh

pendidikan.

7. Bapak alm. Nur Alam, Bapak Rahman dan Ibu Fatmah dan kak anita selaku

staf Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang telah menjalankan

fungsinya dengan baik pada saat pengurusan administratif.

8. Pihak Pertamina DPPU hasanuddin yang telah mengarahkan pekerja dan

bersedia menjadi responden dan juga kerjasamanya dalam penelitian ini.

Page 8: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

vi

9. Saudari dan saudara ku tersayang kak Risma dan adek cua atas dukungan

dan limpahan kasih sayang, materi dan doa yang tiada henti. Serta keluarga

besar Qurais dan Pabuang yang banyak membantu penulis dalam segala hal.

10. Sahabat-sahabatku, Puspita Rezki Amanda, Try Nurhandayani dan Fauziah

Ramadhani yang telah bersedia menemani, direpotkan dan memberikan

dukungan dalam segala hal yang baik.

11. Teman Bahagiaku, Dahlia Nur Ahdiat Dani, Hardiyanti Asyik dan

Nurwahidah yang selalu meluangkan waktunya untuk diriku dan banyak

membantu selama perkuliahan sampai pengerjaan skripsi.

12. Sayang sayangku Ghea Ananda Yunus, Tria Fardela dan Rahmi yang banyak

membantu penulis selama melaksanankan perkuliahan.

13. Keluarga besar Vampir 2014 dan OHSS FKM UNHAS yang banyak

memberikan dukungan, motivasi dan bantuan kepada penulis selama

menempuh perkuliahan.

14. Teman-teman PBL khususnya POSKO 11 desa Tarowang dan teman-teman

KKN Reguler Pinrang khususnya Posko 2 kelurahan Penrang Kecamatan

Watang Sawitto, terimakasih atas kerjasamanya, dukungan serta bantuannya

selama menjalani PBL dan KKN.

Page 9: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

vii

15. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas

segala dukungan dan bantuan selama ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak

kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis menerima saran

maupun kritik yang sifatnya membangun untuk ke arah yang lebih baik di masa

akan datang. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita

semua.

Makassar, Mei 2018

Rasti Sahara Putri

Page 10: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

RINGKASAN .................................................................................................... ii

SUMMARY ....................................................................................................... iii

KATA PENGANTAR ...................................................................................... iv

DAFTAR ISI ..................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ............................................................................................. ix

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ x

DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................. 7

C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 7

D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Tekanan Darah ......................................... 10

B. Tinjauan Umum Tentang Stres Kerja ................................................ 20

C. Tinjauan Umum Tentang Umur ........................................................ 33

D. Tinjauan Umum Tentang Masa Kerja ............................................... 35

E. Tinjauan Umum Tentang Perilaku Merokok ..................................... 36

F. Kerangka Teori ................................................................................. 39

BAB III KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pemikiran Variabel yang Diteliti ............................................ 40

B. Kerangka Konsep .............................................................................. 42

C. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif ....................................... 43

D. Hipotesis Penelitian .......................................................................... 46

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penilitian .................................................................................. 47

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................. 47

C. Populasi dan Sampel ......................................................................... 47

D. Pengumpulan Data............................................................................. 47

Page 11: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

ix

E. Instrumen Penelitian .......................................................................... 49

F. Pengolahan ....................................................................................... 51

G. Analisis Data ..................................................................................... 51

H. Penyajian Data .................................................................................. 53

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi .................................................................. 54

B. Hasil Penelitian .................................................................................. 55

C. Pembahasan ....................................................................................... 65

D. Keterbatasan Penelitian ..................................................................... 74

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................ 75

B. Saran .................................................................................................. 77

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 12: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Standar Tekanan Darah Normal............................................................ 12

Tabel 2.2 Klasifikasi Tekanan Darah Menurut JNC 8. .......................................... 14

Tabel 2.3 Perbedaan Kategori Hipertensi Pada Kelompok Umur ......................... 35

Tabel 2.4 Prevalensi Hipertensi di Indonesia Berdasarkan Umur ......................... 36

Tabel 5.1 Prevalensi Hipertensi di Indonesia Berdasarkan Kategori Tekaan Darah

Pada Pekerja PT. Pertamina (Persero) DPPU Hasanuddin Tahun 2018

............................................................................................................... 56

Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Stres Kerja Pada Pekerja

PT Pertamina (Persero) DPPU Hasanuddin Tahun 2018 ...................... 56

Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Umur Pada Pekerja PT.

Pertamina (Persero) DPPU Hasanuddin Tahun 2018 ............................ 58

Tabel 5.4 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Masa Kerja Pada Pekerja

PT Pertamina (Persero) DPPU Hasanuddin Tahun 2018 ...................... 59

Tabel 5.5 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Perilaku Merokok Pada

Pekerja PT Pertamina (Persero) DPPU Hasanuddin Tahun 2018 ......... 59

Tabel 5.6 Hubungan Stres Kerja dengan Tekanan Darah Pada Pekerja PT

Pertamina (Persero) DPPU Hasanuddin Tahun 2018 ............................ 60

Tabel 5.7 Hubungan Umur dengan Tekanan Darah Pada Pekerja PT Pertamina

(Persero) DPPU Hasanuddin Tahun 2018 ............................................. 62

Tabel 5.8 Hubungan Masa Kerja dengan Tekanan Darah Pada Pekerja PT

Pertamina (Persero) DPPU Hasanuddin Tahun 2018 ............................ 63

Tabel 5.9 Hubungan Perilaku Merokok dengan Tekanan Darah Pada Pekerja PT.

Pertamina (Persero) DPPU Hasanuddin Tahun 2018 ............................ 64

Page 13: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Kerangka Teori ........................................................................... 39

Gambar 2 Kerangka Konsep Penelitian ...................................................... 42

Page 14: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Kuesioner Penelitin ..................................................................................... 1

Lembar Pengukuran Tekanan Darah............................................................ 2

Lembar Pengukuran Umur dan Stres Kerja ................................................. 3

Lembar Pengukuran Masa Kerja dan Perilaku Merokok ............................. 4

Output Hasil Analisis SPSS ......................................................................... 5

Surat Izin Pengambilan Data Awal dari Dekan FKM Universitas

Hasanuddin ................................................................................................. 6

Surat Izin Penelitian dari Dekan FKM Universitas Hasanuddin ................ 7

Surat Izin Penelitian dari Kepala UPT P2T BKPMD Provinsi

Sulawesi Selatan ......................................................................................... 8

Dokumentasi Penelitian ............................................................................... 9

Daftar Riwayat Hidup .................................................................................. 10

Page 15: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu dari sekian banyak Negara yang ikut

berpatisipasi dalam era globalisasi dan masyarakat ekonomi asean (MEA).

keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan salah satu syarat yang

ditetapkan dalam hubungan ekonomi perdagangan barang dan jasa antar

Negara yang harus dipenuhi sehingga untuk mengantisipasi hal tersebut dan

mewujudkan perlindungan bagi pekerja Indonesia, telah ditetapkan bahwa

masyarakat Indonesia pada masa depan penduduknya hidup dalam

lingkungan dan perilaku sehat, memperoleh pelayanan kesehatan yang

bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang

setinggi-tingginya sesuai dengan yang ditetapkan pada Visi Indonesia sehat

2010. (Prabowo 2011 dalam (Arifin, 2016))

Keselamatan dan kesehatan kerja bertujuan untuk meningkatkan derajat

kesehatan pekerja yang setinggi-tingginya, dengan penerapan keselamatan

dan kesehatan kerja pekerja dapat terhidar dari gangguan kesehatan yang

disebabkan oleh kondisi kerja atau lingkungan kerja, maupun untuk

melindungi pekerja dari bahaya yang timbul dari pekerjaannya.

Dalam lingkungan kerja tingginya tuntutan pekerjaan yang sering dialami

pekerja akan berdampakan pada rasa jenuh dan bosan sehingga memicu

terjadinya gangguan seperti stress. Stress di tempat kerja merupakan

masalah ketika pekerja menghadapi beban berlebih, ketidakamanan dalam

Page 16: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

2

bekerja, rendahnya tingkat kepuasan kerja, dan kurangnya otonomi dimana

telah terbukti menimbulkan efek merugikan bagi kesehatan dan

kesejahteraan pekerja, serta dampak negatif pada produktifitas dan

keuntungan perusahaan. (Bickford, 2005 dalam (Lestari and Ramdhan,

2014)).

Hasil laporan statistic labour force survey pada periode 2011/2012

diperkirakan 1,8 juta orang menderita penyakit yang disebabkan oleh

pekerjaannnya dan 80% kasus penyakit ini diantaranya merupakan

gangguan musculoskeletal, stress, depresi atau kecemasan (HSE, 2013).

Sebuah studi di kanada meneliti faktor utama yang menyebabkan stress

pada masyarakatnya ditemukan 51% diakibatkan oleh pekerjaannya

(Bickford, 2005 dalam (Lestari and Ramdhan, 2014)) penelitian ini sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh lotfizadeh, et al (2013) pada pekerja

produksi pabrik baja di Iran, hasil menunjukkan bahwa sebanyak 53 %

pekerja mengalami stress akibat pekerjaannya seperti lingkungan kerja yang

tidak baik(panas), pendapatan yang tidak memadai, bekerja dalam shift dan

beban kerja berlebih.

Stress kerja merupakan permasalahan yang dialami sebagian besar tenaga

kerja, dimana sebagian besar waktunya dihabiskan ditempat kerja,

melaksanakan pekerjaan untuk memenuhi target perusahaan. Hal ini

ditakutkan secara tidak langsung akan berdampak pada gangguan

kesehantan salah satunya yaitu perubahan tekanan darah dari sebelum

melakukan pekerjaan dan sesudah melakukan pekerjaan. Keadaan tersebut

Page 17: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

3

dapat mengakibatkan menurunnya prestasi kerja yang merugikan diri

pekerja dan perusahaan. (Arifin, 2016)

Tekanan darah adalah tekanan dari aliran darah dalam pembuluh nadi

(arteri). Darah di pompa menuju seluruh tubuh melalui arteri, normalnya

jantung berdetak 60 hingga 70 kali dalam 60 detik pada kondisi

istrahat(duduk atau berbaring). Tekanan darah paling tinggi terjadi ketika

jantung berdetak memompa darah, yang biasanya disebut dengan tekanan

sistolik. Tekanan darah menurun saat relaks diantara dua denyut atau

sebelum kontraksi pemompaan darah berikutnya biasa disebut dengan

tekanan diastolik. Tekanan darah ditulis sebagai tekanan sistolik pertekanan

diastolik sebagai contoh 120/80 mmHg. (Arifin, 2016).

Tekanan darah merupakan faktor yang sangat penting pada sistem

sirkulasi. Terdapat dua macam kelainan tekanan darah yakni hipertensi atau

tekanan darah tinggi dan hipotensi atau tekanan darah rendah. Stress kerja

diyakini memiliki hubungan dengan peningkatan tekanan darah yang dapat

berujung pada hipertensi. Hal ini diduga melalui saraf simpatis yang dapat

meningkatkan tekanan darah secara intermittent. Apabila stress berlangsung

lama dapat mengakibatkan tingginya tekanan darah yang menetap. Salah

satu tugas saraf simpatis merangsang hormon adrenalin dimana hormon ini

dapat menyebabkan jantung berdenyut labih cepat sehingga terjadi

penyempitan kapiler darah tepi. Hal ini bisa mengakibatkan peningkatan

tekanan darah secara terus-menerus dan dapat berujung pada penyakit

mematikan yaitu hipertensi. (Darwane and Manurung, 2012).

Page 18: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

4

Hipertensi menjadi perhatian di berbagai dunia, karena telah menjadi

penyakit tidak menular nomor satu di banyak Negara. Menurut World

Health Organization (WHO) (2013) memaparkan bahwa peningkatan

tekanan darah/hipertensi merupakan salah satu faktor kematian global dan

diperkirakan menyebabkan 9,4 juta kematian dan 7% dari beban penyakit

yang diukur pada tahun 2010 oleh Disability Adjusted Life Year (DALY).

Prevalensi hipertensi di Indonesia tahun 2012 melalui survei Riskesdas

sebesar 26,5% (Balitbangkers 2013 dalam (Fitriani and Nilamsari, 2017)).

WHO menyatakan bahwa sekitar 972 juta atau 26,4 % penghuni bumi

menginap hipertensi yang kemungkinan akan meningkat pada tahun 2025

menjadi 29,2%. Dari 972 juta pengidap hipertensi, 333 juta berada di

Negara maju dan 639 sisanya berada pada Negara berkembang termasuk

Indonesia. (Anggara and Prayitno, 2012). Di Indonesia pada tahun 2005

prevalensi hipertensi pada pekerja usia 35 sampai 55 sebesar 15,1 % selain

itu penyakit ini menempati urutan ke-4 atau 15% dari penyebab kematian

yang berhubungan dengan pekerjaan. (Nurmagfira, 2016).

Tekanan darah tinggi di pengaruhi oleh beberapa faktor selain stress yaiu

umur, jenis kelamin, suku, faktor genetik serta faktor lingkungan yang

meliputi obesitas, konsumsi garam, konsumsi alkohol dan merokok.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Nengsih, 2015) tentang

hubungan stress dengan hipertensi pada karyawan bagian Pusat Di Pt.

Pelindo Kota Makassar menunjukkan adanya hubungan yang spesifik

antara stress dengan peningkatan tekanan darah dengan hasil yang

Page 19: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

5

didapatkan sebagian besar pekerja berada di tingkat stress tinggi yaitu

sebanyak 25 orang (71,4%) dan sebagian kecil berada pada stress sedang

yaitu 10 0rang (28,6%) sedangkan tidak ada yang berada pada stress di titik

rendah (0%). Hasil dari tabulasi silang menunjukkan pekerja yang berada

ditingkat stress tinggi lebih banyak mengalami penaikan tekanan darah yaitu

sebanyak 21 orang (84,6) ini berarti semakin berat stress pekerja semakin

tinggi pula tekanan darahnya.

Penelitian yang dilakukan (Arifin, 2016) mengenai Analisis Pengaruh

Indeks Masa Tubuh (Imt), Stres Dan Usia Terhadap Perubahan Tekanan

Darah Tenaga Kerja Kontraktor Pembangunan Workshop Pt. Pertamina Ep

Asset 4 Field Cepu mengemukakan bahwa terdapat pengaruh signifikan

antara stress terhadap tekanan darah. Hal ini dibuktikan dengan Semakin

bertambah tingkat stres seseorang, maka kecenderungan seseorang

memiliki tekanan darah sistolik dengan kategori 1 (< 120 mmHg)

dibandingkan dengan kategori 2 (120 mmHg) sebesar 0,825 kali lipat. Hal

ini menunjukkan bahwa kemungkinan seseorang ketika tingkat stresnya

bertambah, untuk memiliki tekanan darah rendah lebih kecil dari pada

kemungkinan untuk memiliki tekanan darah normal. Semakin bertambah

tingkat stres seseorang, maka kecenderungan seseorang memiliki tekanan

darah sistol dengan kategori 3 ( >120 mmHg) dibandingkan dengan

kategori 2 (120 mmHg) sebesar 0,818 kali lipat. Hal ini menunjukan bahwa

kemungkinan seseorang ketika tingkat stresnya bertambah.untuk memiliki

Page 20: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

6

tekanan darah tinggi lebih kecil dari pada kemungkinan untuk memiliki

tekanan darah normal.

Bidang usaha dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu usaha formal dan

informal. Usaha sektor formal adalah pekerjaan yang terstruktur dan

terorganisir, secara resmi terdaftar dalam statistik perekonomian, dan

syarat-syarat bekerja dilindungi oleh hukum. Sedangkan bidang usaha

sektor informal adalah kegiatan usaha yang secara umum sederhana,

skala usaha relatif kecil, umumnya tidak mempunyai izin usaha, untuk

bekerja di sektor informal lebih mudah dari pada di sektor formal, tingkat

pendapatan di sektor informal biasanya rendah.

Stress kerja dapat dirasakan oleh pekerja sektor informal maupun sektor

formal. PT Pertamina Persero DPPU Hasanuddin merupakan perusahan

formal yang bergerak pada bidang penyedia dan pendistribusi kebutuhan

Bahan Bakar Minyak Pesawat Udara (BBMP) untuk seluruh penerbangan

baik domestic, internasional maupun penerbangan non sipil. Kegiatan

operasi pada PT Pertamina Persero DPPU Hasanuddin melibatkan pekerjaan

seperti penerimaan dan penimbunan dimana pada kegiatan ini pekerja

bertugas untuk menerima avtur dari tbbm dan menimbunnya di DPPU,

pekerjaan ini harus membutuhkan perencanaan yang baik sehingga

pengisian pesawat dapat teratur dengan baik. Selain itu pada proses

penyaluran avtur dari dppu ke pesawat yang akan di isi ditemukan bahwa

jumlah pekerja tidak sesuai dengan banyaknya pekerjaan. Pekerjaan yang

Page 21: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

7

semestinya dilakukan oleh dua orang dikerjakan satu orang sehingga beban

yang diterima pekerja tinggi.

Aktifitas fisik yang berlebihan serta tugas dan beban kerja yang

menumpuk juga merupakan sebuah masalah dalam pekerjaan bagi manusia.

Aktifitas fisik dan tugas serta beban kerja yang menumpuk yang di

ikuti ketidakmampuan manusia dalam menyesuaikan diri dapat

mengakibatkan masalah psikologis bagi tenaga kerja. Masalah psikologis

tersebut adalah stress, dikarenakan tenaga kerja yang tidak mampu

menyesuaikan diri dengan tugas dan beban kerja dalam pekerjaannya.

Beban kerja yang tinggi menimbulkan stress bagi pekerja dikarenakan

tuntutan yang dibebankan kepada pekerja berlebihan atau melebihi

kemampuan yang dimiliki maka akan membuat seseorang tersebut berada di

bawah stress berlebihan. (Pajow et al., 2016)

Pekerja pada PT Pertamnina (Persero) memiliki potensi bahaya stress

yang dapat dilihat dari tingginya beban kerja namun tidak dibarengi dengan

jumlah pekerja, kegiatan yang berulang yang menimbulkan kejenuhan yang

berdampak pada timbulnhya stress kerja. Dalam proses penerimaan,

penimbunan dan penyaluran avtur juga dibutuhkan tingkat ketelitian dan

keterampilan yang tinggi pada saat pemindahan avtur ke dalam tangki

sehingga avtur tidak tumpah yang dapat menimbulkan kerugian serta

ketidakpuasan pada pekerja yang menjadi pemicu timbulknya stress kerja.

Apabila stress kerja dirasakan oleh pekerja tinggi maka dapat menimbulkan

kerugian yang sangat besar bagi kesehatan seperti peningkatan tekanan

Page 22: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

8

darah mengingat pekerja di PT Pertamina di dominasi pekerja laki-laki.

Selain itu pada PT Pertamina jarang dilakukan pemeriksaan kesehatan

sehingga pekerja tidak mengetahui apakah kondisinya dalam keadaan baik

atau sebaliknya. Ini merupakan masalah yang perlu diteliti dan perlu

diberikan solusi yang bermanfaat.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas maka dapat

dirumuskan masalah yang akan diteliti yaitu apakah ada hubungan antara

umur,masa kerja, perilaku merokok dan stress kerja dengan tekanan darah

pada pekerja PT Pertamina Persero DPPU Hasanuddin Tahun 2018.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah adalah untuk mengetahui

hubungan stress kerja dengan tekanan darah pada pekerja PT Pertamina

Persero DPPU Hasanuddin Tahun 2018.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui hubungan stress kerja dengan tekanan darah pada pekerja

PT Pertamina Persero DPPU Hasanuddin Tahun 2018.

b. Mengetahui hubungan umur dengan tekanan darah pada pekerja PT

Pertamina Persero DPPU Hasanuddin Tahun 2018.

c. Mengetahui hubungan masa kerja dengan tekanan darah pada pekerja

PT Pertamina Persero DPPU Hasanuddin Tahun 2018.

Page 23: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

9

d. Mengetahui hubungan perilaku merokok dengan tekanan darah pada

pekerja PT Pertamina Persero DPPU Hasanuddin Tahun 2018.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Ilmiah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber bahan

bacaan, informasi, sumber kajian ilmiah, yang dapat menambah wawasan

dan pengetahuan dan sebagai sarana bagi peneliti selanjutnya di bidang

kesalamat dan kesehatan kerja, khususnya mengenai hubungan stress

kerja dengan tekanan darah pada pekerja.

2. Manfaat bagi pihak Perusahaan PT Pertamina Persero DPPU

Hasanuddin

Membantu pihak perusahaan dalam memberikan informasi terkait

hubungan stress kerja dengan tekanan darah sehingga dapat dijadikan

bahan pertimbangan dan segera dilakukan tindakan preventif.

3. Manfaat bagi Peneliti

Penelitian ini menjadi pengalaman yang sangat berharga dan

menambah wawasan serta pengetahuan bagi peneliti dalam menerapkan

ilmu yang diperoleh selama proses perkuliahan di Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Hasanuddin jurusan Keselamatan dan Kesehatan

Kerja.

Page 24: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Tekanan Darah

1. Defenisi Tekanan Darah

Tekanan darah merupakan faktor yang amat penting pada sistem

sirkulasi. Apabila sirkulasi darah tidak memadai lagi, maka terjadilah

gangguan pada sistem transportasi oksigen, karbondioksida dan hasil-

hasil metabolisme lainnya. Penurunan atau peningkatan tekanan darah

akan mempengaruhi homeostasis di dalam tubuh. Untuk daya dorong

mengalirnya darah di dalam arteri, arteriola, kapiler dan sistem vena

diperlukan tekanan darah, sehingga terbentuklah suatu aliran darah yang

,menetap (Anggara and Prayitno, 2012)

Tekanan darah sistolik adalah tekanan yang diturunkan sampai suatu

titik dimana denyut dapat dirasakan, sedangkan tekanan diastolic adalah

tekanan di atas arteri brakialis perlahan-lahan dikurangi sampai bunyi

jantung atau denyut arteri dengan jelas dapat didengar dan titik dimana

bunyi mulai menghilang. Perbedaan tekanan antara systole dan diastole

disebut tekanan nadi dan normalnya 30-50 mmHg (Hull.1986 dalam

(Nurmagfira, 2016).

Tekanan darah merujuk pada tekanan yang dialami darah pada

pembuluh arteri darah ketika di pompa oleh jantung ke seluruh anggota

tubuh manusia. Tekanan darah dibuat dengan mengambil dua ukuran dan

biasanya diukur seperti berikut 120/80 mmHg. Nomor atas (120)

Page 25: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

11

menunjukkan tekanan ke atas pembuluh arteri akibat denyutan jantung,

dan disebut dengan sistole. Nomor bawah (80) menunjukkan tekanan saat

jantung beristrahat di antara pemompaan, dan disebut tekanan diastole.

(Kurniawan, 2010)

Saat yang paling baik untuk mengukur tekanan darah adalah saat

tenaga kerja istrahat dan dalam keadaan duduk atau berbaring. Tekanan

darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Bayi dan anak-

anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah

daripada dewasa. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik,

dimana akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah

ketika beristrahat. Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda, paling

tinggi di waktu pagi hari dan paling rendah pada saat tidur malam hari.

Bila tekanan darah diketahui lebih tinggi dari biasanya secara terus

menerus, maka orang tersebut dikatakan mengalami masalah darah

tinggi. Penderita darah tinggi sekurang-kurangnya mempunyai tiga

bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg saat istrahat

(Kurniawan, 2010)

2. Penggolongan Tekanan Darah

Ada tiga penggolongan tekanan darah yaitu sebagai berikut :

a. Tekanan Darah Normal

Tekanan darah normal bila tekanan darah sistolik menunjukkan

kurang dari 140 mmHg dan diastolik kurang dari mmHg (Guyton dan

Hall, 2008).

Page 26: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

12

Nilai tekanan darah normal berdasarkan umur (Dewi, 2011) :

1) Pada usia 15-29 tahun : sistolik 90-120 mmHg, diastolik 60-80

mmHg.

2) Pada usia 30-49 tahun : sistolik 110-140 mmHg, diastolik 70-90

mmHg.

3) Pada usia >50 tahun : sistolik 120-150 mmHg, diastolik 70-90

mmHg.

Adapun standar nilai tekanan darah normal pada seseorang adalah

sebagai berikut :

Table 2.1

Standar Tekanan Darah Normal

No Usia Diastole Sistole

1 Pada masa bayi 50 70-90

2 Pada masa anak 60 80

3 Masa remaja 60 90-100

4 Dewasa muda 60-70 110-125

5 Lebih tua 80-90 130-150

Sumber: Kurniawan, 2010

b. Tekanan Darah Rendah

Tekanan darah rendah adalah kondisi abnormal dimana tekanan

darah seseorang jauh lebih rendah dari biasanya yaitu dibawah 100/60

mmHg, tekanan sistolik kurang dari 100 mmHg dan diastolik kurang

dari 60 mmHg, yang menyebab pusing atau tidak dapat berfikir secara

Page 27: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

13

jernih atau bergerak dengan mantap (light headedness). Penyebab

tekanan darah rendah antara lain “hipotensi ortostatik”, yang berarti

bahwa pembuluh darah tidak menyesuaikan diri terhadap posisi

berdiri, sehingga terjadi penurunan tekanan darah.

Penyebab lainnya adalah dehindrasi (kekurangan cairan), reaksi

tubuh terhadap panas, sehingga darah berpindah ke pembuluh darah di

kulit, sehingga memicu dehidrasi, gagal jantung, serangan jantung,

perubahan irama jantung, pingsan (stres emosional, takut, rasa tidak

aman atau nyeri), anafilaksis (reaksi alergi yang mengancam jiwa),

donor darah, peredaran di dalam tubuh, kehilangan darah, kehamilan

dan atherosclerosis yaitu pengerasan dinding arteri (Siregar, 2008

dalam (Nurmagfira, 2016))

c. Tekanan Darah Tinggi

Berdasarkan hasil laporan (Bell, 2015) pada kegiatan Eight Joint

National Committee (JNC 8) mengklasifikasikan tekanan darah tinggi

untuk orang dewasa dengan usia ≥18 tahun sebagai berikut :

Page 28: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

14

Tabel 2.2

Klasifikasi Tekanan Darah Menurut JNC 8

Kategori Tekanan Darah Sistolik Tekanan Darah

Diastolik

Normal <120 mmHg <80 mmHg

≥18 tahun (dengan

CKD dan DM)

≥140 mmHg ≥ 90 mmHg

<60 tahun >140 mmHg >90 mmHg

>60 tahun >150 mmHg >90 mmHg

Sumber : JNC 8 dalam (Bell, 2015)

Klasifikasi hipertensi menurut JNC 8 (Bell, 2015) dalam dapat

dikategorikan sebagai berikut:

a. Hipertensi Tahap 1 : Apabila tekanan darah sistolik 140-159 mmHg

dan tekanan darah diastolik 90-99 mmHg

b. Hipertensi Tahap 2 : Apabila tekaanan darah sistolik >160 mmHg

dan tekanan darah diastolik > 10 mmHg

c. Prehipertensi : Apabila tekanan darah sistolik 120-139 mmHg dan

tekanan darah diastolik 80-89 mmHg

d. Normal : Apabila tekanan darah sistolik <120 mmHg dan tekanan

darah diastolik <80 mmHg

Page 29: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

15

3. Faktor yang mempengaruhi Tekanan Darah

Menurut beavers (2008) tekanan darah normal itu sangat bervariasi

tergantung pada :

a. Aktivitas fisik

Aktivitas fisik dan kegiatan sehari-hari sangat mempengaruhi

tekanan darah. Semakin tinggi kegiatan fisik yang dilakukan maka

semakin tinggi pula tekana darah.

b. Emosi

Perasaan takut, cemas, cenderung membuat tekanan darah

meningkat.

c. Umur

Tekanan darah akan cenderung tinggi bersama dengan peningkatan

usia. Umumnya sistolik akan meningkat sejalan dengan peningkatan

usia, sedangkan diastolik akan meningkat sampai usia 55 tahun untuk

kemudian menurun lagi. Semakin tua umur seseorang tekanan

sistoliknya semakin meningkat. Biasanya dihubungkan dengan

timbulnya arteriosclerosis.

d. Jenis Kelamin

Pada umumnya pria lebih banyak dan muda terserang hipertensi

dibandingkan wanita. Hal ini dikarenakan pria lebih banyak

mempunyai faktor risiko yang mempengaruhi terjadinya hipertensi

seperti merokok, kurang nyaman terhadap pekerjaan dan makan tidak

terkontrol. Tekanan darah pada perempuan sebelum menopause

Page 30: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

16

adalah 5-10 mmHg lebih rendah dibandingkan laki-laki seumurnya,

tetapi setelah menopause tekanan darahnya lebih meningkat (Aripin,

2015).

Biasanya wanita akan mengalami peningkatan hipertensi setelah

masa menopause. Pada masa menopause, terjadi penurunan sekresi

hormon estrogen. Salah satu fungsi estrogen adalah untuk

mempertahankan fleksibilitas pembuluh darah dan memodulasi kerja

hormone lain yang dapat berkontibusi meningkatkan tekanan darah.

Jadi seiring dengan penurunan estrogen, risiko peningkatan darah

pada wanita semakin meningkat. (Stefhany,2012).

e. Status Gizi (obesitas)

Seseorang yang memiliki ukuran tubuh melebihi normal atau

obesitas sangat memungkinkan mengalami peningkatan tekanan

darah. Indeks Massa Tubuh (IMT) kurang dari 17,0 termasuk dalam

kategori sangat kurus, untuk IMT antara 17,0-18,5, termasuk kategori

kurus, IMT di atas 18,5-25,0 termasuk dalam kategori normal, untuk

IMT di atas 25,0-27,0 termasuk dalam kategori gemuk dan untuk IMT

lebih dari 27,0 termasuk dalam kategori sangat gemuk dan obesitas.

f. Meminum Alkohol

Meminum alkohol secara berlebihan dapat meningkatkan tekanan

darah dan menyebabkan resistensi terhadap obat anti hipertensi.

Beberapa studi menunjukkan adanya hubungan yang jelas antara

konsumsi alkohol dengan tekanan darah bahkan diantaranya

Page 31: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

17

melaporkan bahwa efek terhadap tekanan darah baru nampak apabila

mengkonsumsi alkohol sebanyak 2-3 gelas perharinya.

g. Merokok

Pada saat merokok pembuluh darah dibeberapa bagian tubuh akan

mengalami penyempitan, dalam keadaan ini dibutuhkan tekanan yang

lebih tinggi supaya darah dapat mengalir ke seluruh tubuh dengan

jumlah yang tetap. Untuk itu jantung harus memompa darah lebih

kuat, sehingga tekanan pada pembuluh darah meningkat. Rokok yang

dihisap akan mngakibatkan vasokonstruksi pembuluh darah perifer

dan pembuluh di ginjal sehingga terjadi peningkatan tekanan darah.

Merokok sebatang setiap hari akan meningkatkan tekanan sistolik 10-

25 mmHg dan menambah detak jantung 5-20 kali per menit

h. Stres

Keadaan pikiran juga sangat berpengaruh pada peningkatan tekanan

darah sewaktu mengalami pengukuran.

4. Pengukuran Tekanan Darah

Alat pengukur tekanan darah disebut sphygmomanometer. Sesuai

namanya, manometer berarti alat untuk mengukur tekanan cairan dan

syhymos dalam bahasa latin berarti pulsa atau denyut nadi. Tapi pada

umumnya orang menyebut alat ini dengan istilah tensimeter saja.

Menurut Purwitasari (2011), terdapat 3 tipe alat pengukuran tekanan

darah dengan variasi penggunaan air raksa (merkuri), aneroid dan

elektronik :

Page 32: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

18

a. Jenis sphygmomanometer air raksa adalah yang paling umum

digunakan. Alat ini terdiri dari manset yang bisa digembungkan

dengan cara memompanya dengan pompa tangan yang terbentuk bola

kater dan dihubungkan dengan tabung panjang berisi air raksa. Ukuran

tekanan darah akan diperlihatkan dalam millimeter air raksa (mmHg)

pada tabung, yang akan bergerak ke atas jika dilakukan pemompaan

pengukuran dilakukan dokter melingkarkan manset alat pengukuran

pada lengan bagian atas sang pasien dan menempelkan stetoskop pada

arteri tepat di bawah manset tersebut.

b. Sphygmomanometer aneroid berasal dari kata latin yang berarti tanpa

cairan. Alat ini menyeimbangkan tekanan darah dengan dalam kapsul

metal tipis yang menyimpan udara di dalamnya. Pada karet pompa

alat ini terdapat meteran yang digunakan untuk membaca hasil

pengukuran tekanan darah.

c. Sphygmomanometer elektronik adalah pengukur tekanan terbaru dan

lebih mudah digunakan dibanding model standar yang menggunakan

air raksa. Model digital ini mengukur tekanan darah melalui suatu

peralatan di pompanya yang berupa mikrofon atau transduser. Data

yang diperoleh berasal dari sensornya kemudian dikonversikan oleh

mikroprosesor menjadi bacaan tekanan darah.

5. Hubungan stres kerja dengan tekanan darah

Selain gaya hidup, tingkat stres diduga berpengaruh terhadap

peningkatan tekanan darah. Seseorang yang mengalami stres katekolamin

Page 33: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

19

yang ada di dalam tubuhnya akan meningkat sehingga mempengaruhi

mekanisme aktivitas saraf simpatis menjadi meningkat, jika saraf

simpatis meningkat maka akan terjadi peningkatan kontraktilitas otot

jantung sehingga menyebabkan curah jantung meningkat, keadaan inilah

yang cenderung menjadi faktor yang menyebabkan kenaikan tekanan

darah. (Dekker, 1996 dalam Khotimah, 2013).

Stres yang bersifat konstan dan terus menerus akan berdampak pada

penaikan tekanan darah bahkan berujung pada penyakit hipertensi ini

dikarenakan stres mempengaruhi kerja kelenjar adrenal dan tiroid dalam

memproduksi hormon. Adrenalin, tiroksin, dan kortisol sebagai hormone

utama stres akan naik jumlahnya dan berpengaruh secara signifikan pada

sistem homeostasis. Adrenalin yang bekerja secara sinergis dengan saraf

simpatis berpengaruh terhadap kenaikan denyut jantung dan tekanan

darah. Tiroksin selain menaikkan Basal Metabolism Rate (BMR), juga

menaikkan denyut jantung dan frekuensi nafas. Namun pemaparan stres

yang ringan atau sementara tidak menyebabkan penyakit sistematik

hanya menyebabkan peningkatan tekanan darah sebagai proses

homeostasis. (Subramaniam, 2014)

Hubungan antara stres dengan hipertensi juga dapat diketahui dari

studi prevalensi penyakit hipertensi penduduk di Indonesia dan faktor

yang berisiko yang dilakukan oleh Sarwanto, dkk (2009) yang terbukti

secara signifikan mempunyai hubungan pada gangguan mental sedang

(OR=1,264) dan gangguan mental berat (OR=1,397) meningkatkan

Page 34: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

20

hipertensi, namun hubungan bersifat protekstif pada gangguan mental

ringan (OR=0,944).

B. Tinjauan Umum Tentang Stres Kerja

1. Defenisi Stres kerja

Persaingan antara perusahaan dalam era globalisasi seperti saat ini

semakin ketat baik dalam maupun luar negeri. Di samping itu terjadi pula

perubahan-perubahan yang sangat cepat dan berbagai masalah

perdagangan yang sangat komplek. Dewasa ini banyak terjadi trend yang

mempengaruhi peradabadan kehidupan manusia seperti perubahan dari

masyarakat agraris menuju masyarakat industri. Perubahan ekonomi

dunia dan lain-lain memaksa jutaan manusia harus berbenturan secara

tiba-tiba dengan kejutan masa depan (future Shock) yang kebanyakan

belum siap untuk menghadapinya. Kondisi tersebut ternyata banyak

menimbulkan terjadinya stress pada masyarakat.

Istilah stress secara histories telah lama digunakan untuk menjelaskan

suatu tuntutan untuk beradaptasi dari seseorang, ataupun reaksi seseorang

terhadap tuntutan tersebut. Menurut H. Handoko, stress adalah suatu

kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berfikir dan

kondisi seseorang (Lukluk and S, 2011)

Baron dan Greenbreg dalam (Marliani, 2015) mendefinisikan stress

kerja sebagai reaksi-reaksi emosional dan psikologis yang terjadi pada

situasi yang menghalangi tujuan individu dan tidak dapat mengatasinya.

Stres kerja adalah segala rangsangan atau aksi dari tubuh manusia baik

Page 35: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

21

yang berasal dari luar maupun dari dalam tubuh itu sendiri. Stress dapat

menimbulkan berbagai macam gangguan kesehatan salah satunya

peningkatan tekanan darah. (Tarwaka, 2004)

Menurut OSHA (Occupational Safety and Health Administration)

2014, individu akan merasakan stress ketika terjadi ketidakseimbangan

antara permintaan dengan sumber daya yang dimilikinya. Secara umum,

kondisi stress merupakan gangguan yang bersifat psikologis tetapi juga

berdampak pada fisiologi individu. Faktor yang dapat menyebabkan

terjadinya stress kerja, antara lain kurangnya kontrol terhadap pekerjaan,

ketidaksesuaian permintaan terhadap pekerja dan kurangnya dukungan

dari rekan kerja dan manajemen. Reaksi terhadap individu dalam

mengatasi stress berbeda-beda. Bagi beberapa individu merupakan

sebuah hal yang mungkin untuk mengatasi permintaan pekerjaan yang

tinggi tetapi hal ini belum tentu dapat terjadi pada individu lainnya

sehingga kemampuan untuk menghadapi keadaan stress sangat

tergantung pada evaluasi yang bersifat subjektif.

Stress dibagi menjadi dua yaitu stress baik/positif/Eustres dan stress

buruk/negative/distress. Stress baik disebut sebagai stress positif

merupakan situasi atau kondisi apapun yang memotivasi atau

memberikan inspirasi, misalnya :promosi jabatan. Sedangkan stress

buruk atau distress adalah stress yang membuat marah, tegang, bingung,

cemas,merasa merasa bersalah atau kewalahan. Distress dapat dibagi

menjadi dua yaitu stress akut dan stress kronik. Stress akut muncul kuat,

Page 36: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

22

tetapi menghilang dengan cepat, seperti stress mencari lahan parker di

tempat kerja, terburu-buru mencari nomor telefon dan terlambat datang

ke rapat. Sedangkan stress kronik munculnya tidak terlalu kuat, tetapi

dapat bertahan sampai berhari-hari sampai berbulan-bulan, contoh stress

kronik antara lain masalah keuangan dan kejenuhan kerja. Stress kronik

berulang kali dapat mempengaruhi kesehatan dan produktivitas seseorang

(National Safety Council, 2004 dalam (Saputri, 2010)).

2. Faktor Penyebab Stres

Penyebab terjadinya stress kerja sangat tergantung dengan sifat dan

kepribadian seseorang. Suatu keadaan yang dapat menimbulkan stress

pada seseorang tetapi belum tentu akan menimbulkan hal yang sama

terhadap orang lain. Reaksi antara individu sering disebabkan karena

faktor psikologis dan sosial yang dapat merubah dampak stressor bagi

individu. Faktor-faktor tersebut antara lain (Tarwaka, 2004) :

a. Kondisi individu seperti umur, jenis kelamin, temperamental, genetik,

intelegensia, pendidikan, kebudayaan dan lain-lain.

b. Ciri kepribadain seperti introvert atau ekstrovert, tingkat emosional,

kepasrahan, kepercayaan diri dan lain-lain.

c. Sosial kognitif seperti dukungan sosial, hubungan sosial dengan

lingkungan sekitarnya.

d. Strategi untuk menghadapi setiap stress yang muncul.

Menurut Cartwright et.al (1995) dalam Tarwaka (2004), penyebab

stress akibat kerja terbagi menjadi 6 kelompok yaitu :

Page 37: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

23

a. Faktor intrinsik pekerjaan

Ada beberapa faktor intrinsik dalam pekerjaan dimana sangat

potensial menjadi penyebab terjadinya stress dan dapat

mengakibatkan keadaan yang buruk pada mental. Faktor tersebut

meliputi keadaan fisik lingkungan kerja yang tidak nyaman (bising,

berdebu, bau, suhu panas, lembab dll). Stasiun kerja yang tidak

ergonomis, kerja shift, jam kerja yang panjang, perjalanan ke dan dari

tempat kerja yang semakin macet, pekerjaan berisiko tinggi dan

berbahaya, pemakaian teknologi baru, pembebanan berlebih, adaptasi

pada jenis pekerjaan baru dan lain-lain.

b. Faktor peran individu dalam organisasi kerja.

Beban tugas yang bersifat mental dan tanggung jawab dari suatu

pekerjaan lebih memberikan stress yang tinggi dibandingkan dengan

beban kerja fisik. Karyawan yang mempunyai beban psikologis lebih

tinggi dan ditambah keterbatasan wewenang untuk mengambil

keputusan mempunyai resiko terkena penyakit jantung koroner dan

tekanan darah yang lebih tinggi serta mempunyai kecenderungan

merokok yang lebih banyak dari karyawan yang lain.

c. Faktor hubungan kerja

Hubungan baik antara karyawan di tempat kerja adalah faktor yang

potensial sebagai penyebab terjadinya stres. Kecurigaan antara

pekerja, kurangnya komunikasi, ketidaknyamanan dalam melakukan

pekerjaan merupakan tanda-tanda adanya stres akibat kerja. Tuntutan

Page 38: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

24

tugas yang mengharuskan seorang tenaga kerja berkerja dalam tempat

terisolasi, sehingga tidak dapat berkomunikasi dengan pekerja lain

(seperti; operator telepon, penjaga mercusuar, dll) juga merupakan

pembangkit terjadinya stres.

d. Faktor pengembangan karier

Perasaan tidak aman dalam pekerjaan, posisi dan pengembangan

karier mempunyai dampak cukup penting sebagai penyebab terjadinya

stres. Faktor pengembangan karier yang dapat menjadi pemicu stres

adalah ketidakpastian pekerjaan seperti adanya reorganisasi

perusahaan dan mutasi kerja, promosi berlebihan atau kurang:

promosi yang terlalu cepat atau tidak sesuai dengan kemampuan

individu akan menyebabkan stres bagi yang bersangkutan atau

sebaliknya bahwa seseorang merasa tidak pernah dipromosikan sesuai

dengan kemampuannya juga menjadi penyebab stres.

e. Faktor struktur organisasi dan suasana kerja

Penyebab stres yang berhubungan dengan struktur organisasi dan

suasana kerja biasanya berawal dari budaya organisasi dan model

manajemen yang dipergunakan. Beberapa faktor penyebabnya antara

lain, kurangnya pendekatan partisipatoris, konsultasi yang tidak

efektif, kurangnya komunikasi dan kebijaksanaan kantor. Selain itu

seringkali pemilihan dan penempatan karyawan pada posisi yang tidak

tepat juga dapat menyebabkan stres.

f. Faktor di luar pekerjaan

Page 39: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

25

Faktor kepribadian seseorang (ekstrovert atau introvert) sangat

berpengaruh terhadap stresor yang diterima. Konflik yang diterima

oleh dua orang dapat mengakibatkan reaksi yang berbeda satu sama

lain. Perselisihan antar anggota keluarga, lingkungan tetangga dan

komunitas juga merupakan faktor penyebab timbulnya stres yang

kemungkinan besar masih akan terbawa dalam lingkungan kerja.

3. Gejala Stres

Gejala stres bervariasi, tergantung dengan beratnya stresor dan

waktu. Gejala stres dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

a. Gejala fisik, antara lain: jantung berdebar-debar lebih cepat tidak

teratur, pernafasan lebih cepat dan pendek, berkeringat, muka

merah, otot-otot tegang, nafsu makan berubah, sulit tidur, gugup,

sakit kepala, tangan dan kaki lemas, gangguan pencernaan, sering

buang air kecil, dada sesak, rasa sakit/nyeri yang tidak jelas, susah

buang air besar atau sebaliknya diare, kesemutan dan nyeri pada

ulu hati.

b. Gejala mental, antara lain: merasa tertekan, menarik diri, bingung,

kehilangan kesadaran, depresi, kecemasan tak bisa rileks, kemarahan,

kekecewaan, overaktif dan agresif (Depkes, 2009).

4. Tahapan Stres

Menurut Menurut Dr. Robert J. Van Amberg dalam Rafiudin (2007),

tahapan-tahapan stres adalah sebagai berikut :

Page 40: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

26

a. Stres Tahap I

Tahapan ini paling ringan, dan biasanya disertai dengan perasaan-

perasaan : a) semangat kerja besar, berlebihan; b) penglihatan “tajam”

tidak seperti biasanya; c) merasa mampu menyelesaikan pekerjaan

lebih dari biasanya; namun tanpa disadari cadangan energi dihabiskan

disertai rasa gugup yang berlebihan; d) merasa senang dengan

pekerjaan itu dan semakin bertambah semangat.

b. Stres Tahap II

Keluhan yang terjadi a) merasa letih saat bangun pagi; b) merasa

mudah lelah sesudah makan siang; c) lekas merasa cape menjelang

sore hari; d) sering mengeluh lambung atau perut tidak nyaman; e)

detak jantung lebih keras dari biasanya; f) otot-otot punggung dan

tengkuk terasa tegang; g) tidak bisa santai.

c. Stres Tahap III

Seseorang akan menunjukkan keluhan-keluhan : a) gangguan

lambung dan usus semakin terasa, misalnya keluhan maag dan diare;

b) ketegangan otot-otot kian terasa; c) perasaan ketidaktenangan dan

ketegangan emosional semakin meningkat; d) gangguan pola tidur,

sulit tidur, terbangun tengah malam dan sulit kembali tidur, atau

bangun dini hari dan tidak dapat kembali tidur; e) koordinasi tubuh

terganggu, badan merasa sempoyongan dan serasa mau pingsan. Pada

tahap ini seseorang seharusnya berkonsultasi ke dokter untuk

Page 41: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

27

memperoleh terapi, atau setidaknya memberi kesempatan untuk

beristirahat pada dirinya.

d. Stres Tahap IV

Ciri-ciri tahap IV adalah : a) kesulitan bertahan sepanjang hari; b)

aktivitas yang semula menyenangkan dan mudah menjadi

membosankan dan terasa lebih sulit; c) yang semula tanggap terhadap

situasi menjadi kehilangan kemampuan untuk merespon secara

memadai; d) ketidakmampuan melaksanakan kegiatan sehari-hari; e)

gangguan pada pola tidur disertai mimpi-mimpi menegangkan; f)

seringkali menolak ajakan karean tiada semangat dan kegairahan; g)

daya konsentrasi dan daya ingat menurun; h) timbul perasaan

ketakutan dan kecemasan yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya.

e. Stres Tahap V

Bila keadaan berlanjut, maka seseorang itu akan jatuh dalam stres

tahap V, dengan keluhan-keluhan sebagai berikut : a) kelelahan fisik

dan mental yang semakin mendalam; b) ketidakmampuan

menyelesaikan pekerjaan sehari-hari yang ringan dan sederhana; c)

gangguan sistem pencernaan semakin berat; d) timbul perasaan

ketakutan dan kecemasan yang semakin meningkat, mudah bingung

dan panik.

f. Stres Tahap VI

Tahapan ini disebut dengan tahapan klimaks karena seseorang

mengalami serangan panik dan perasaan takut mati. Ciri-ciri stres

Page 42: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

28

tahap VI adalah : a) debaran jantung teramat keras; b) sesak nafas dan

megap-megap; c) tubuh gemetar, dingin dan keringat berkucuran; d)

ketiadaan tenaga untuk hal ringan; e) pingsan dan kolaps.

5. Respon Tubuh Terhadap Stres

Respon tubuh terhadap stres menimbulkan respons adaptasi dan

memperbaiki keseimbangan yang terdiri atas (Depkes, 2009) :

a. Respons neurotransmiter terhadap stres

Stresor mengaktifkan sistim noradrenergik pada otak (khusunya

pada locus serelus) dan menyebabkan pengeluaran katekolamin dari

sistim saraf otonomik. Selain noradrenergik, stresor juga

mengaktivasi sistem serotonergik di otak dengan peningkatan

ambilan kembali seronin. Juga terjadi peningkatan dopaminergik

pada mesoprefrontal. Akibat peningkatan sistem saraf otonom

adalah meningkatnya denyut jantung dan tekanan darah.

b. Respon endokrin terhadap stres

Respon terhadap stres corticotropin-releasing factor (CRF)

sebagai neurotransmiter, disekresikan dari hipotalamus ke sistim

portal hipose-pituitari. CRF pada pituitari anterior memicu

pelepasan hormon adrenokortikotropik (ACTH). ACTH yang

dilepas ini menstimulasi sintesis dan pelepasan glukokortikoid

yang mempunyai banyak efek dalam tubuh, tetapi perananya

dapat disimpulkan secara singkat adalah meningkatkan

penggunaan energi, meningkatkan aktivitas kardiovaskuler sebagai

Page 43: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

29

respon flight atau fight, dan menghambat fungsi seperti

pertumbuhan, reproduksi dan imunitas.

c. Respon imun terhadap stress

Respons terhadap stres juga penghambatan pada fungsi imun

oleh glukokortikoid. Akan tetapi penghambatan ini dapat

merupakan kompensasi dari aksis hipotalamus-pituitari-adrenal

(HPA) untuk meredakan efek fisiologis lain dari stres. Stres dapat

meningkatkan aktivitas imun melalui berbagai jalan. CRF sendiri

dapat menstimulasi pelepasan norefineprin melalui reseptor CRF

yang berada di locus seruleus yang mengaktivasi sistem saraf

simpatis, keduanya secara sentral dan periferal dan meningkatkan

pelepasan efineprin dari medula adrenal. Adanya hubungan yang

langsung neuron norefineprin yang bersinap pada target sel imun,

sehingga ketika berhadapan dengan stresor juga terjadi aktivitas

imun yang sangat besar, termasuk pelepasan faktor imun humoral

(sitokin) seperti interleukin-1 (IL-a) dan IL-6. Sitokin ini sendiri dapat

melepaskan CRF, yang secara teori menyebabkan peningkatan efek

glukokortikoid dan membatasi aktivitas imun

Page 44: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

30

6. Dampak stress

Dampak negatif stres antara lain:

a. Sikap agresif, frustasi, gugup, kejenuhan, bosan dan kesepian.

b. Alkoholik, merokok, makan berlebihan dan penyimpangan seks.

c. Daya pikir lemah, tidak mampu membuat keputusan, tidak

konsentrasi;

d. peningkatan tekanan darah, denyut jantung dan gula darah (Depkes,

2009).

7. Pengukuran Stres

Menurut Karoley (1985) dalam Karima (2014), teknik pengukuran

stres kerja dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu:

a. Self Report Measure

Pengukuran dengan metode ini dilakukan dengan menanyakan

intensitas pengalaman baik psikologis, fisiologis dan perubahan fisik

yang dialami seseorang menggunakan kuesioner. Teknik ini seringkali

disebut life event scale. Teknik ini mengukur stres dengan cara

mengobservasi perubahan perilaku seseorang, seperti kurangnya

konsentrasi, cenderung berbuat salah, bekerja dengan lambat, dll.

b. Physiological Measure

Pengukuran metode ini dilakukan dengan cara melihat perubahan

yang terjadi pada kondisi fisik seseorang, seperti perubahan tekanan

darah, ketegangan otot bahu, leher dan pundak. Cara ini dianggap

Page 45: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

31

memiliki reliabilitas paling tinggi akan tetapi sebenarnya tergantung

pada alat yang digunakan serta pengukur itu sendiri.

c. Biochemical Measure

Pengukuran metode ini dilakukan dengan melihat respon biokimia

melalui perubahan kadar hormon katekolamin dan kortikosteroid

setelah dilakukan pemberian stimulus. Reliabilitas pengukuran dengan

metode ini memang tergolong cukup tinggi tetapi hasil pengukurannya

dapat berubah jika subjek penelitiannya memiliki kebiasaan merokok,

minum alkohol dan kopi. Hal ini dikarenakan kandungan dalam

rokok, alkohol dan kopi dapat mempengaruhi kadar hormon tersebut

di dalam tubuh.

Dari ketiga cara di atas pengukuran life event scale paling sering

digunakan dalam pengukuran stres. Hal ini dikarenakan penggunaannya

yang mudah serta biaya yang relatif mudah meskipun tidak dapat

dihindari adanya keterbatasan tertentu.

8. Pencegahan Stres

Faktor penyebab terjadinya stres merupakan bagian terintegrasi dalam

kehidupan manusia yang tidak dapat dihilangkan begitu saja. Faktor

penyebab terjadinya stres tersebut sangatlah komplek dan bervariasi serta

sangat sulit untuk diidentifikasi secara pasti apa yang menjadi penyebab

stress sesungguhnya sehingga sering kita temui bahwa seseorang yang

terkena stres biasanya tidak menyadari terhadap apa yang sedang

dialaminya.

Page 46: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

32

Menurut NIOSH (National Institute for Occupational Safety and

Health), 1999 dalam Karima (2014), pengenadalian stres di tempat kerja

dapatt dilakukan dengan dua cara pendekatan, yaitu pendekatan dalam

manajemen stres dan perubahan organisasi.

a. Manajemen stress

Manajemen stres biasanya dilakukan dengan cara memberikan

pelatihan manajemen stres bagi para pekerja melalui Employee

Assistance Program (EAP). Pelatihan ini diberikan untuk

meningkatkan kemampuan pekerja dalam mengatasi situasi pekerjaan

yang sulit. Hampir setengah dari perusahaan besar di Amerika Serikat

telah menyediakan pelatihan manajemen stres bagi para pekerja

mereka. Program stres ini mencakup penjelasan mengenai sifat dan

sumber stres, dampak stres bagi kesehatan dan kemampuan untuk

mengurangi stres bagi pekerja. ProgramEAP menyediakan pelayanan

konseling bagi pekerja mengenai permasalahan pribadi maupun

pekerjaan. Pelatihan manajemen stres ini dapat membantu dengan

cepat dalam mengurangi gejala stres, seperti kecemasan dan gangguan

tidur. Keuntungan program ini yaitu murah dan mudah

diimplementasikan. Akan tetapi, kelemahan ini yaitu efek gejala stres

seringkali bersifat sementara sehingga pekerja seringkali

mengabaikannya.

Page 47: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

33

b. Perubahan organisasi

Perubahan organisasi dapat dilakukan dengan menggunakan jasa

konsultan untuk melakukan perbaikan kondisi kerja di suatu

organisasi. Pendekatan ini cara langsung dapat digunakan untuk

mengurangi stres di tempat kerja. Pendekatan cara ini dilakukan

dengan cara mengidentifikasi aspek stres kerja yang terdapat di tempat

kerja, seperti beban kerja yang berlebih, harapan yang bertentangan,

dll dan melakukan desain strategi untuk mengurangi atau

menghilangkan stresor yang telah diidentifikasi. Keuntungan dari

pendekatan ini yaitu secara langsung mengatasi permasalahan stres

kerja hingga ke penyebab dasarnya. Akan tetapi, para manajer

seringkali tidak menyukai pendekatan ini karena melibatkan

perubahan dalam rutinitas kerja, jadwal produksi atan perubahan

struktur organisasi. Secara umum, prioritas utama dalam

menanggulangi stres kerja harus dilakukan dengan cara perubahan

organisasi untuk memperbaiki kondisi kerja. Akan tetapi, kombinasi

perubahan organisasi dan manajemen stres merupakan pendekatan

yang paling sesuai untuk dapat mengurangi stres di tempat kerja.

C. Tinjauan Umum Tentang Umur

Perbedaan umur mempengaruhi tekanan darah. Bayi baru lahir memiliki

tekanan darah sistolik rata-rata 73 mmHg. Tekanan sistolik dan diastolik

meningkat secara bertahap sesuai umur. Setiap kenaikan umur 1 tahun maka

tekanan darah sistolik akan meningkat sebesar 0,369 dan sebesar 0,283

Page 48: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

34

untuk tekanan darah diastolik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

semakin tua seseorang maka semakin tinggi tekanan darahnhya. Pada lansia,

arterinya lebih keras dan kurang fleksibel terhadap tekanan darah. Hal ini

mengakibatkan peningkatan tekanan sistolik. Tekanan diastolic juga

meningkat karena dinding pembuluh darah tidak lagi retraksi secara

fleksibel pada penurunan tekanan darah (Permatasari, 2013).

Umur adalah variabel yang selalu diperhatikan di dalam penyelidikan-

penyelidikan epidemiologi. Pada umumnya usia yang telah lanjut,

kemampuan fisiknya juga menurun. Proses menjadi tua akan disertai dengan

kurangnya kemampuan kerja oleh karena perubahan-perubahan pada fungsi-

fungsi tubuh, sistem kardiovaskuler dan hormonal. Dari umur dapat

diketahui ada beberapa kapasitas fisik seperti penglihatan, pendengaran dan

kecepatan reaksi menurun sesudah usia 40 tahun (Suma’mur 2009).

Setiap kelompok umur memiliki cut of pointyang berbeda dalam

pengkategorian hipertensi

Page 49: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

35

Tabel 2.3

Perbedaan Kategori Hipertensi Pada Kelompok Umur

Kelompok Umur Normal Hipertensi

<2 tahun <104/70 >112/74

3-5 tahun <108/70 >116/76

6-9 tahun 114/74 122/78

10-12 tahun 122/78 >126/82

13-15 tahun 130/80 >136/86

16-18 tahun 136/84 >140/90

20-45 tahun 120-125/75-80 135/90

45-64 tahun 135-140/85 140/90-160/95

>65 tahun 150/85 160/90

Sumber :Bullock, 1996

Berdasarkan data Riskesdas (2013) prevalensi hipertensi semakin tinggi

seiring dengan meningkatnya usia seperti terlihat pada table berikut :

Page 50: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

36

Tabel 2.4

Prevalensi Hipertensi di Indonesia Berdasarkan Umur

Kategori Umur Prevalensi Hipertensi (%)

18-24 8,7

25-34 14,7

35-44 24,8

45-54 35,6

55-64 35,9

65-74 57,6

>74 63,8

Sumber: Riskesdas, 2013

D. Tinjauan Umum Tentang Masa Kerja

Masa kerja merupakan kurun waktu tertentu atau lamanya tenaga kerja

bekerja di suatu tempat. Masa kerja dapat mempengaruhi kinerja baik positif

maupun negatif. Memberi pengaruh positif pada kinerja apabila semakin

lamanya masa kerja pekerja semakin berpengalaman dalam melaksanakan

tugasnya. Sebaliknya akan memberi pengaruh negatif apabila dengan

semakin lamanya masa kerja akan timbul kejenuhan pada pekerja. Hal ini

biasanya terkait dengan pekerjaan yang bersifat monoton dan berulang-

ulang. (M.A. Tulus, 1992 dalam (Prabowo, 2010) ).

Masa kerja sangat penting meningkatkan produktivitas jika pekerja yang

sudah lama bekerja menjadi sangat kompeten karena telah mengetahui

situasi tempat kerjanya. Apabila karyawan tidak nyaman berada di tempat

Page 51: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

37

kerja akan menimbulkan stress kerja dikarenakan pekerjaan yang monoton

dalam waktu lama dapat menimbulkan kebosanan dan rasa jenuh yang

kemudian dapat memicu stress. Stress akibat kerja akan menimbulkan

bermacam-macam dampak yang merugikan mulai dari risiko kecelakaan

kerja sampai gangguan kesehatan berupa peningkatan tekanan darah.

(Mahardhika, 2017)

Semakin lama seseorang bekerja maka semakin sering terpapar bahaya

yang ditimbulkan oleh pekerjaan dan lingkungan kerjanya. pekerjaan yang

dilakukan secara kontinyu dapat berpengaruh terhadap sistem peredaran

darah, sistem pencernaan, otot, syaraf, dan sistem pernafasan (Suma’mur,

2014).

E. Tinjauan Umum Tentang Perilaku Merokok

Apapun yang meningkatkan ketagangan pembuluh darah dapat

menaikkan tekanan darah, termasuk nikotin yang ada dalam rokok. Nikotin

merangsang sistem saraf simpatik, sehingga pada ujung saraf tersebut

melepaskan hormon stres nerophineprhrine dan segera mengikat hormone

receptor alpha. Hormon ini mengalir dalam pembuluh darah ke seluruh

tubuh. Oleh karena itu, jantung akan berdenyut lebih cepat dan pembuluh

darah akan mengkerut. (Nengsih, 2015).

Selanjutnya akan menyebabkan penyempitan pembuluh darah dan

menghalangi arus darah secara normal, sehingga tekanan darah akan

meningkat. Sumber lain juga mengatakan hal senada, nikotin akan

meningkatkan tekanan darah dengan merangsang untuk melepaskan sistem

Page 52: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

38

humoral kimia, yaitu nerophinephrin melalui syaraf adrenergic dan

meningkatkan katekolamin yang dikeluarkan oleh medulla adrenal.

(Nengsih, 2015).

Volume darah merupakan faktor penting yang harus diperhitungkan pada

sistem pengendalian darah. Karena volume darah dan jumlah kapasitas

pembuluh darah harus selalu sama dan seimbang. Dan jika terjadi perubahan

diameter pembuluh darah (penyempitan pembuluh darah), maka akan terjadi

perubahan pada nilai osmotic dan tekanan hidrostatis di dalam vaskuler dan

di ruang-ruang interstisial di luar pembuluh darah. Tekanan hidrostatis

dalam vaskuler akan meningkat, sehingga tekanan darah juga akan

meningkat. (Nengsih, 2015).

Page 53: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

39

F. Kerangka Teori

Gambar 1. Kerangka Teori

Sumber : A.M. Sugeng Budiono, dkk, (2003), Soedirman dan Suma’mur P.K

(2014).

Suhu/Tekanan

Panas

Kelembaban

Angin

Radiasi panas

Pakaian

Lingkungan Kerja Kapasitas Kerja

Usia

Perilaku Merokok

Gizi

Beban Kerja

A. Beban Fisik

Lama Kerja

Masa Kerja

B. Beban Mental

Hubungan dengan

atasan

Stres Kerja

Penyakit Akibat Kerja

Tekanan Darah

Meningkat Tidak Meningkat

Page 54: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

40

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pemikiran Variabel Yang Diteliti

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan stress kerja

dengan tekanan darah. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tekanan

darah yaitu stress kerja, umur, masa kerja dan perilaku merokok.

1. Tekanan Darah

Tekanan darah adalah daya dorong ke semua arah pada seluruh

permukaan yang tertutup pada dinding bagian dalam jantung dan

pembuluh darah. Tekanan darah adalah tekanan yang dihasilkan oleh

darah dari sistem sirkulasi atau sistem vaskuler terhadap dinding

pembuluh darah. Tekanan darah dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana

akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika

istrahat. Tekanan dalamn satu hari juga berbeda, paling tinggi saat pagi

hari dan paling rendah pada saat malam hari (Joyce,dkk 2008 dalam

(Nurmagfira, 2016))

2. Stress kerja

Stress akibat kerja adalah ketidakmampuan pekerja dalan menghadapi

tuntutan tugas yang mengakibatkan ketidaknyamanan dalam bekerja.

Dalam kaitannya dengan pekerjaan, semua dampak dari stress kerja

tersebut akan mengakibatkan performansi efisiensi dan produktivitas

kerja tenaga kerja yang bersangkutan (Tarwaka dkk, 2004).

Page 55: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

41

Hubungan antara stress dengan tekanan darah di duga melalui saraf

simpatis yang dapat meningkatkan tekanan darah secara intermitten.

Stress yang berlangsung lama akan dapat mengakibatkan peninggian

tekanan darah yang menetap. Dalam keadaan stress pembuluh darah akan

menyempit sehingga menaikkan tekanan darah (Nengsih, 2015).

3. Umur

Umur Merupakan faktor dari pekerja tersebut. Umur juga memiliki

kontribusi dalam hal menyebabkan peningkatan tekanan darah pada

pekerja. Hal ini dikarenakan, seiring bertambahnya umur pekerja maka

sistem sirkulasi darah akan terganggu karena pembuluh darah sering

mengalami penyumbatan dinding pembuluh darah menjadi keras dan

tebal serta pembuluh darah berkurang elasitisitasnya. Pekerja memiliki

kelemahan pada saat melakukan pekerjaan pada umur di atas 40 tahun.

4. Masa Kerja

Masa kerja merupakan lamanya pekerja tersebut bekerja di suatu

tempat. Semakin lama seseorang bekerja maka semakin tinggi risiko

gangguan kesehatan yang diterima oleh pekerja. Menurut Budiono,dkk

(2003) semakin lama seorang perkerja bekerja maka banyak pekerja

terpapar bahaya yang ditimbulkan oleh pekerjaannya.

5. Perilaku Merokok

Hubungan dengan tekanan darah memang belum jelas. Menurut

referensi, nikotin dan karbondioksida yang terkandung dalam rokok akan

merusak lapisan endotel pembuluh darah arteri sehingga elastisitas

Page 56: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

42

pembuluh darah berkurang dan menyebabkan tekanan darah meningkat

(depkes, 2007)

B. Kerangka Konsep

Gambar 2.

Kerangka Konsep

Keterangan: = Variabel independen

= Variabel Dependen

= Hubungan dua Variabel

Stres Kerja

Umur

Masa Kerja

Perilaku

Merokok

Tekanan Darah

Tekanan Darah

Page 57: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

43

C. Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif

1. Tekanan Darah

Tekanan darah pada penelitian ini adalah tekanan darah sistolik dan

diastolik pada pekerja Pt. Pertamina (Persero) Dppu Hasanuddin yang

diukur 30 menit sebelum dan 30 menit sebelum sesudah bekerja.

Seseorang dikatakan mengalami kenaikan tekanan darah jika tekanan

darahnya melebihi dari nilai normalmya begitupun sebaliknya. Diukur

dengan menggunakan sphygmanometer dengan jenis air raksa dan

dinyatakan dengan satuan mmHg.

Kriteria Objektif:

Meningkat : apabila salah satu tekanan darah baik sistolik dan

diastolik ataupun keduanya yang diukur setelah

bekerja mengalami peningkatan jika dibandingkan

dengan sebelum bekerja.

Tidak meningkat : apabila salah satu tekanan darah baik sistolik dan

diastolik ataupun keduanya yang di ukur setelah

bekerja, tidak mengalami peningkatan (tetap atau

turun) dibandingkan dengan sebelum bekerja.

2. Stress Kerja

Stres kerja terjadi apabila seseorang dihadapkan pada pekerjaan yang

melampaui individu. Pengukuran stres kerja dalam penelitian ini

menggunakan alat bantu kuesioner Survei diagnostik Stres (Stress

Page 58: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

44

Diagnistic Survey) dalam buku stress a.t Work yang dikarang oleh

ivancevich dan Matterson tahun 1980.

Responden diminta untuk menjawab semua pertanyaan yang

diberi niali mulai dari 1 sampai 5 yang dianggap penting dan paling tepat

menyangkut sumber stres.

Kriteria Objektif :

a. Stres tinggi apabila skor total ≥ 91

b. Stres sedang apabila skor total antara 61-90

c. Stres rendah apabila skor total ≤ 60

(Matteson and Ivancevich, 1980)

3. Umur

Umur dalam penelitian ini adalah lamanya responden hidup sejak lahir

sampai saat penelitian dilakukan dan dinyatakan dengan satuan tahun

(Tarwaka.,2004).

Kriteria objektif :

a. Tua : Jika usia responden ≥ 40 tahun

b. Muda : Jika usia responden < 40 tahun

(Suma’mur, 2009)

4. Masa Kerja

Masa kerja berarti lamanya tenaga kerja bekerja di tempat kerjanya

dihitung sejak mulai bekerja di tempat tersebut sampai saat penelitian

dilakukan dalam satuan tahun (Tarwaka, 2004)

Kriteria objektif

Page 59: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

45

a. Lama :bila pekerja bekerja selama > 6 bulan

b. Baru :bila pekerja bekerja selama ≤ 6 bulan

5. Perilaku merokok

Perilaku merokok dalam penelitian ini dinilai dari respon atau

jawaban dari pertanyaan di kuesioner mengenai kebiasaan merokok

responden.

Kriteria objektif

a. Merokok : jika responden saat ini masih merokok

b. Tidak merokok : jika responden tidak pernah merokok, atau pernah

merokok dan sudah berhenti merokok saat ini (Bustan,1997)

D. Hipotesis Penelitian

1. Hipotesis null (Ho)

a. Tidak ada hubungan antara stress kerja dengan tekanan darah pada

pekerja PT. Pertamina (Persero) DPPU Hasanuddin Tahun 2018.

b. Tidak ada hubungan antara umur dengan tekanan darah pada pekerja

PT. Pertamina (Persero) DPPU Hasanuddin Tahun 2018.

c. Tidak ada hubungan antara masa kerja dengan tekanan darah pada

pekerja PT. Pertamina (Persero) DPPU HasanuddinTahun 2018.

d. Tidak ada hubungan perilaku merokok dengan tekanan darah pada

pekerja PT. Pertamina (Persero) DPPU HasanuddinTahun 2018.

Page 60: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

46

2. Hipotesis Alternatif (Ha)

a. Ada hubungan antara stress kerja dengan tekanan darah pada pekerja

PT. Pertamina (Persero) DPPU Hasanuddin Tahun 2018.

b. Ada hubungan antara umur dengan tekanan darah pada pekerja PT.

Pertamina (Persero) DPPU Hasanuddin Tahun 2018.

c. Ada hubungan antara masa kerja dengan tekanan darah pada pekerja

PT. Pertamina (Persero) DPPU HasanuddinTahun 2018.

d. Ada hubungan hubungan perilaku merokok dengan tekanan darah

pada pekerja PT. Pertamina (Persero) DPPU HasanuddinTahun 2018.

Page 61: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

47

BAB IV

METODEOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian observasional analitik

dengan rancangan cross sectional untuk mempelajari hubungan antara

variabel independen dengan variabel dependen dan observasi sekaligus pada

waktu yang bersamaan. Pada penelitian ini variabel independennya adalah

stress kerja, umur, masa kerja dan perilaku merokok. Sedangkan variabel

dependennya adalah tekanan darah pada pekerja PT. Pertamina (Persero)

DPPU Hasanuddin Tahun 2018.

B. Waktu dan Lokasi Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2018

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT. Pertamina (Persero) DPPU Hasanuddin

Tahun 2018

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pekerja yang bekerja

pada PT. Pertamina (Persero) DPPU Hasanuddin yang memiliki jumlah

keseluruhan adalah 88 orang

Page 62: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

48

2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi yang dianggap perwakilan

dari populasi. Jumlah sampel yang diteliti diambil dengan menggunakan

metode exhaustive sampling, dimana semua semua populasi dipakai

sebagai sampel penelitian. Berdasarkan populasi pada PT.Pertamina

(Persero) DPPU Hasanuddin yang relatif sedikit yaitu sebanyak 88 orang

maka seluruh populasi dijadikan sampel pada penelitian ini (total

sampel).

D. Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari

responden (sampel). Adapun pengumpulan data primer diperoleh melalui:

a. Data mengenai hasil pengukuran tekanan darah dengan

menggunakan alat Sphygmomanometer..

b. Data mengenai karakteristik responden yaitu umur, masa kerja,

perilaku merokok dan sters kerja dapat diketahui melalui wawancara

dan pengisian kuesioner yang dilakukan pekerja.

2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari berbagai sumber untuk mendukung data

primer yang didapatkan melalui pengambilan data profil PT. Pertamina

(Persero) DPPU Hasanuddin, dokumentasi/tulisan, buku-buku, jurnal dan

berbagai hasil penelitian yang terkait dengan penelitian serta informasi

Page 63: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

49

dari pihak-pihak yang berkaitan dengan kajian yang diteliti dan ada

relevansinya dengan permasalahan penelitian.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan peralatan untuk mendapatkan data

sesuai dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini peralatan yang

digunakan untuk pengambilan data beserta pendukungnya adalah :

1. Sphygmomanometer Jenis Air Raksa

Sphygmomanometer adalah suatu alat yang digunakan untuk

mengukur tekanan darah yang bekerja secara manual saat memompa

maupun mengurangi tekanan pada manset, dengan sistem non-invasive.

Cara kerja alat ini, yaitu sebagai berikut :

a. Sebelum mengukur tekanan darah, responden duduk bersandar selama

lima menit dengan kaki menyentuh lantai dan tangan sejajar dengan

jantung

b. Manset kemudian dipasang pada lengan atas, dengan batas bawah

manset 2-3 cm dari lipat siku dan posisi pipa manset tepat di atas

denyutan arteri di lipat siku (arteri brakialis) dan tutup katup pengatur

udara pada pompa karet manset tensimeter air raksa dengan cara

memutar kekanan sampai habis

c. Pompalah udara ke dalam manset dengan cara menekan pompa karet

berulang ulang sampai tekanan menunjukkan angka 140 mmHg,

tekanan 140 mmHg ini digunakan pada orang normal, bagi yang

menderita hipertensi maka tekanan dinaikkan 20 mmHg.

Page 64: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

50

d. Manset yang dipompa menyebabkan tekanannya meningkat dan

menekan arteri brakialis sehingga aliran darah berhenti mengalir.

e. Buka kembali katup pengatur utdara dengan cara memutar ke kiri,

Perhatikan turunnya air raksa pada silinder petunjuk lalu tekan

manometer (yang menunjukkan tekanan dalam manset),

f. Sambil mengatami angkanya, detakan yang didengar pertama kali

adalah sistolik sedangkan detakan terakhir sebelum suara benar hilang

adalah diastilik.

2. Kuesioner

Kuesioner adalah alat yang digunakan untuk memperoleh informasi

mengenai data pekerja. Pengukuran stres kerja dilakukan dengan

menggunakan kuesioner SDS. Kuesioner ini berisi 30 butir pertanyaan

dan masing-masing butir pertanyaan diukur dengan skala likert 5 poin

sesuai dengan seringnya (frekuensi) kondisi yang dimaksud untuk

menjadi sumber stres. Teddy (2005) telah melakukan penelitian

mengenai stres kerja dengan menggunakan kuesioner Survei Diagnostik

Stres dan telah melakukan uji validitas dan reabilitas sebelum

menggunakan kuesioner ini dan hasil uji menunjukkan butir-butir

pertanyaan tersebut cukup valid dengan tingkat validitas mencapai 80%

dan handal untuk digunakan dalam penelitian stres kerja. Kuesioner ini

juga telah dikembangkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan

Departemen Kesehatan R. I.

Page 65: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

51

3. Alat Tulis

Alat Tulis adalah alat untuk mencatat hasil dari pengukuran selama

penelitian.

4. Kamera

Kamera adalah alat yang digunakan untuk mengambil dokumentasi

sebagai bukti selama penelitian berlangsung.

F. Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan secara komputerisasi dengan menggunakan

program SPSS, dengan tahap sebagai berikut :

1. Memeriksa data (Editing), melakukan pemeriksaan terhadap data yang

dikumpulkan, memeriksa kelengkapan dan kesalahan dalam pengisian.

2. Member kode (coding), memberikan kode pada data untuk memudahkan

dalam memasukkan data ke program komputer.

3. Memasukkan data (entry data), dilakukan terlebih dahulu membuat entry

data pada program SPSS sesuai dengan variabel yang diteliti untuk

mempermudah proses analisi hasil penelitian, kemudian data yang telah

terkumpul dari hasil pengumpulan kuesioner dimasukkan ke dalam

komputer berdasarkan entry data yang dibuat sebelumnya.

4. Membersihkan data (cleaning data), pengecekan kembali data yang telah

dimasukkan ke dalam program SPSS untuk memastikan data tersebut

tidak ada yang salah, sehingga dengan demikian data tersebut telah siap

diolah dan dianalisis.

Page 66: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

52

G. Analisis Data

Analisis data yang dilakukan dengan menggunakan SPSS. Adapun model

analisis data yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Analisis Univariat

Analisi univariat dilakukan bertujuan untuk mendapatkan gambaran

umum dengan mendiskripsikan tiap-tiap variabel penelitian yaitu dengan

melihat gambaran distribusi frekuansi baik variabel independen maupun

dependen.

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat adalah analisis yang dilakukan untuk mengetahui

hubungan atau korelasi terhadap dua variabel. Analisis ini bertujuan

untuk mengetahui hubungan stress kerja, umur, masa kerja dan perilaku

merokok dengan tekanan darah pada pekerja Pt Pertamina Persero DPPU

Hasanuddin dengan menggunakan uji statistik Chi-square dengan

memenuhi syarat menggunakan derajat kemaknaan α = 0,05 (dengan

kepercayaan 95%).

Pengujian menggunakan rumus sebagai berikut :

Page 67: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

53

Keterangan :

= Chi Square

O =Nilai Observasional

E = Nilai Expected (Frekuensi Harapan)

Nilai E= (total kolom x total baris) / total pengamatan

df = (b-1) (k-1)

Dasar pengambilan keputusan penerimaan hipotesis berdasarkan

tingkat signifikan (nilai α) sebesar 95% jika > 0,05, maka

diterima artinya menunjukkan dua variabel tersebut tidak ada hubungan

dan jika ≤ 0,05 maka ditolak artinya menunjukkan dua variabel

tersebut ada hubungan.

H. Penyajian Data

Penyajian data kuantitatif yang telah diolah dan dianalisis kemudian

disajikan dalam bentuk tabel distribusi dan cross tab serta narasi untuk

membahas hasil penelitian.

Page 68: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

54

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi

PT. Pertamina Aviasi, DPPU Hasanuddin merupakan salah satu unit operasi

Pertamina di bawah unit Aviation Region VII Sulawesi yang mulai beroperasi

tahun 1973 dan kemudian dilakukan pembaharuan pada New Land Field pada

Tahun 2012. DPPU Hasanuddin memiliki tugas melayani kebutuhan Bahan

Bakar Minyak Pesawat Udara (BBMP) untuk seluruh penerbangan baik

domestic, internasional maupun penerbangan non sipil.

Kegiatan operasional DPPU Hasanuddin meliputi penerimaan, penimbunan

dan penyaluan BBMP Avtur. Kegiatan penerimaan BBMP Avtur dilakukan

melalui dermaga di Terminal BBM Makassar kemudian didistribusikan melalui

Bridger milik vendor transportir ke DPPU Hasanuddin. Kegiatan Penimbunan

BBMP Avtur dilakukan dengan menggunakan Tangki Timbun sebanyak 4 unit

dengan kapasitas tiap Tangki 2000 KL. Kegiatan penyaluran dilakukan melalui

bangsal pengisian dan disalurkan dengan menggunakan mobil Refueller

Pertamina ke Pesawat Udara di Bandara Hasanuddin Makassar.

Pada proses operasional pekerjaan begitu berat dan begitu monoton

menyebabkan stres pada pekerja. Aktifitas fisik yang berlebihan serta tugas

dan beban kerja yang menumpuk juga merupakan sebuah masalah dalam

pekerjaan bagi manusia. Aktifitas fisik dan tugas serta beban kerja yang

menumpuk pada DPPU Hasanuddin yang diikuti ketidakmampuan pekerja

dalam menyesuaikan diri dapat mengakibatkan masalah psikologis bagi tenaga

Page 69: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

55

kerja. Masalah psikologis tersebut adalah stres. Stres kerja yang tinggi dapat

menjadi pemicuh terbesar kenaikan tekanan darah pada pekerja. Selain stres,

umur dan masa kerja serta perilaku merokok pekerja berpengaruh besar

terhadap kenaikan tekana darah pekerja.

B. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di PT Pertamina (Persero) DPPU Hasanuddin

kota Makassar. Pengumpulan data dimulai pada tanggal 10 Maret sampai

dengan 24 Maret 2018. Jenis penelitian yang digunakan yaitu observasional

analitik dengan rancangan cross sectional. Teknik pengambilan sampel

menggunakan metode exhaustive sampling yaitu seluruh populasi dijadikan

sampel sebanyak 88 orang. Penelitian ini dilakukan dengan teknik wawancara

langsung kepada responden mengenai karakteristik responden dan masa kerja,

pengukuran stres kerja menggunakan kuesioner SDS, pengukuran tekanan

darah dengan menggunakan sphygmanometer jenis air raksa. Data yang

diperoleh kemudian diolah dengan menggunakan program SPSS versi 20 dan

data disajikan dalam bentuk tabel frekuensi dan tabulasi silang (crosstab)

sesuai dengan tujuan penelitian dan disertai narasi sebagai penjelasan tabel.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh jumlah responden sesuai

dengan yang telah ditentukan yaitu 88 responden. Adapun hasil penelitian

disajikan dalam tabel dan narasi.

1. Analisis Univariat

Adapun hasil dari penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel dan

narasi sebagai berikut:

Page 70: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

56

a. Distribusi Responden Berdasarkan Tekanan Darah

Pengukuran tekanan darah dilakukan menggunakan sphygmanometer

jenis air raksa. Pengukuran tekanan darah dilakukan 30 menit pada saat

sebelum dan 30 menit sebelum setelah responden bekerja untuk melihat

apakah terdapat peningkatan tekanan darah sebelum dan setelah bekerja.

Tekanan darah dibedakan menjadi dua kategori yaitu meningkat

jika tekanan darah mengalami peningkatan setelah bekerja dibandingkan

dengan tekanan darah sebelum bekerja dan dikatakan tidak meningkat

jika tekanan darah setelah bekerja mengalami penurunan atau tetap

dibandingkan dengan tekanan darah sebelum bekerja. Data responden

mengenai tekanan darah dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 5.1

Distribusi Responden Berdasarkan Tekanan Darah Pada

Pekerja PT Pertamina (Persero) DPPU Hasanuddin

Kota Makassar Tahun 2018

Kategori Tekanan Darah Responden

n %

Meningkat

Tidak Meningkat

62

26

70,5

29.5

Total 88 100

Sumber : Data Primer 2018

Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan bahwa dari 88 responden,

lebih banyak yang mengalami peningkatan tekanan darah yaitu

sebanyak 62 responden (70,5%) dibandingkan dengan responden yang

tidak mengalami peningkatan darah yaitu sebanyak 26 orang (29,5%).

b. Distribusi Responden Berdasarkan Stres Kerja

Page 71: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

57

Stres kerja responden dikelompokkan menjadi 3 kategori yakni ringan

jika jumlah skor total < 60, sedang jika skor 61-90 dan berat jika skor

total >90. Penyajian data berdasarkan distribusi responden menurut stres

kerja dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 5.2

Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Stres Kerja pada

Pekerja PT Pertamina (Persero) DPPU Hasanuddin

Kota Makassar Tahun 2018

Stres kerja Responden

n %

Berat

Sedang

Ringan

48

23

17

54,5

26,1

19,3

Total 88 100 Sumber: Data Primer, 2018

Berdasarkan data pada tabel 5.2 menunjukkan bahwa jumlah

responden dengan stres kerja berat lebih besar yaitu sebanyak 48

responden (60%) dibandingkan dengan jumlah responden dengan stres

kerja sedang yaitu sebanyak 23 responden (26,1%) dan stres kerja ringan

sebanyak 17 responden (19,3%).

c. Distribusi Responden Berdasarkan Umur

Umur responden dikelompokkan ke dalam dua kategori yaitu

umur tua (≥ 40 tahun) dan umur muda (< 40 tahun). Data umur pekerja

dapat dilihat pada tabel berikut :

Page 72: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

58

Tabel 5.3

Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Umur pada

PekerjaPT Pertamina (Persero) DPPU Hasanuddin

Kota Makassar Tahun 2018

Kategori Umur Responden

n %

Tua

Muda

30

58

34,1

65,9

Total 88 100

Sumber : Data Primer 2018

Berdasarkan pada table 5.3 didapatkan data yang menunjukkan bahwa

dari 88 responden, pekerja pada usia muda lebih banyak yaitu sebanyak

58 orang (65,9%) dibandingkan dengan pekerja tua yaitu sebanyak 30

orang (34,1%).

d. Distribusi Responden Berdasarkan Masa Kerja

Masa kerja pada penelitian ini dibagi dalam dua kategori yaitu

baru jika pekerja telah bekerja ≤6 Bulan dan dikategorikan lama, jika

pekerja telah bekerja >6 Bulan. Adapun distribusi responden

berdasarkan masa kerja, yaitu :

Tabel 5.4

Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Masa Kerja pada

Pekerja PT Pertamina ( Persero) DPPU Hasanuddin

Kota Makassar Tahun 2018

Masa kerja (Bulan) Responden

n %

Lama (> 6 Bulan)

Baru (≤ 6 Bulan)

79

9

89,8

10,2

Total 88 100 Sumber: Data Primer, 2018

Berdasarkan Tabel 5.4 menunjukkan bahwa dari 88 responden,

jumlah responden dengan masa kerja lama lebih banyak yaitu sebanyak

Page 73: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

59

79 responden (89,9%) dan jumlah responden dengan masa kerja baru

sebanyak 9 responden (10.2%).

e. Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku Merokok

Perilaku Merokok pada penelitian ini dibagi dalam dua kategori

yaitu merokok dan tidak merokok. Adapun distribusi responden

berdasarkan perilaku merokok, yaitu :

Tabel 5.5

Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Perilaku Merokok pada

Pekerja PT Pertamina ( Persero) DPPU Hasanuddin

Kota Makassar Tahun 2018

Perilaku Merokok Responden

N %

Merokok

Tidak Merokok

56

32

63,6

36,4

Total 88 100 Sumber: Data Primer, 2018

Berdasarkan Tabel 5.5 menunjukkan bahwa dari 88 responden,

jumlah responden dengan perilaku merokok lebih banyak yaitu sebanyak

56 responden (63,6%) dan jumlah responden dengan perilaku tidak

merokok sebanyak 32 responden (10.2%).

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat merupakan uji statistik yang digunakan untuk melihat

hubungan antara variabel independen stres kerja, umur, masa kerja dan

perilaku merokok dengan variabel dependen tekanan darah. Adapun hasil

analisis ini kemudian disajikan dalam bentuk crosstab sebagai berikut:

a. Hubungan Stres Kerja dengan Tekanan Darah

Page 74: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

60

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh data

mengenai hubungan stres kerja dengan Tekanan Darah. Berikut adalah

hasil tabulasi silang antara stres kerja dengan tekanan darah dapat dilihat

dalam tabel berikut ini:

Tabel 5.6

Hubungan Stres Kerja dengan Tekanan Darah pada Pekerja

PT Pertamina (Persero) DPPU Hasanuddin

Kota Makassar 2018

Stres Kerja

Tekanan Darah

Total hasil uji

statistic

Meningkat Tidak

Meningkat

n % n % n %

Berat ( >90 ) 41 85,4 7 14,6 48 100

p = 0.001

Sedang (61-90) 15 65,2 8 34,8 25 100

Rendah (≤60) 6 35,3 11 64,7 17 100

Total 62 70,5 25 29,5 40 100 Sumber : Data Primer, 2018

Berdasarkan tabel 5.6 dengan jumlah responden 88 orang

menunjukkan bahwa persentase yang mengalami peningkatan tekanan

darah pada pekerja Pertamina DPPU Hasanuddin lebih banyak pada

kelompok stres berat yakni 41 responden (85,4%) dibanding dengan

kelompok stres sedang yakni 15 responden (65,2%) dan stres rendah

yakni 6 responden (35,3%). Sedangkan persentase yang tekanan

darahnya tidak meningkat lebih banyak pada kelompok stres rendah

baru yakni 11 responden (64,7%) dibanding dengan kelompok stres kerja

berat yakni 7 responden (14,6%).

Page 75: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

61

Berdasarkan analisis data dengan menggunakan uji Chi-Square

menunjukkan bahwa nilai (p value= 0,001), karena nilai p < 0,05 maka

Ho ditolak dan Ha diterima. Diinterpretasikan bahwa terdapat hubungan

stres kerja dengan tekanan darah pada pekerja PT Pertamina (Persero)

DPPU Hasanuddin tahun 2018.

b. Hubungan Umur dengan Tekanan Darah

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh data

mengenai hubungan umur dengan peningkatan tekanan darah. Berikut

adalah hasil tabulasi silang antara umur dengan tekanan darah yang

dapat dilihat dalam tabel berikut ini.

Tabel 5.7

Hubungan Umur dengan Tekanan Darah Pada Pekerja

PT Pertamina (Persero) DPPU Hasanuddin

Kota Makassar Tahun 2018

Umur

Tekanan Darah

Total hasil uji

statistic

Meningkat Tidak

Meningkat

n % N % n %

Tua 28 93,3 2 6,7 30 100 p = 0.002

Muda 34 58,6 24 41,4 58 100

Total 62 70,5 26 29,6 88 100 Sumber : Data Primer, 2018

Berdasarkan tabel 5.7 dengan jumlah responden 88 orang

menunjukkan bahwa persentase yang mengalami peningkatan tekanan

darah pada pekerja Pertamina DPPU Hasanuddin lebih banyak pada

kelompok umur tua yakni 28 responden dari total 30 responden (93,3%)

dibanding dengan kelompok umur muda yakni 34 responden dari total

58 responden (58,6%). Sedangkan persentase yang tekanan darahnya

Page 76: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

62

tidak meningkat lebih banyak pada kelompok umur muda yakni 24

responden (41,4%) dibanding dengan kelompok umur tua yakni 2

responden (6,7%).

Berdasarkan analisis data dengan menggunakan uji Chi-Square

menunjukkan bahwa nilai (p value= 0,002), karena nilai p < 0,05 maka

Ho ditolak dan Ha diterima. Diinterpretasikan bahwa terdapat hubungan

antara umur dengan peningkatan tekanan darah pada pekerja PT

Pertamina (Persero) DPPU Hasanuddin tahun 2018.

c. Hubungan Masa Kerja dengan Tekanan Darah

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh data

mengenai hubungan masa kerja dengan tekanan darah. Berikut adalah

hasil tabulasi silang antara masa kerja dengan tekanan darah dapat dilihat

dalam tabel berikut ini:

Tabel 5.8

Hubungan Masa Kerja dengan Tekanan Darah pada Pekerja

PT Pertamina (Persero) DPPU Hasanuddin

Kota Makassar Tahun 2018

Masa kerja

Tekanan darah

Total hasil uji

statistic

Meningkat Tidak

meningkat

n % n % n %

Lama 59 74,7 20 25,3 79 100 p = 0.018

Baru 3 33,3 6 66,7 9 100

Total 62 70,5 26 29,5 88 100 Sumber : Data Primer, 2018

Berdasarkan tabel 5.8 dengan jumlah responden 88 orang

menunjukkan bahwa persentase yang mengalami peningkatan tekanan

darah pada pekerja Pertamina DPPU Hasanuddin lebih banyak pada

Page 77: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

63

kelompok masa kerja lama yakni 59 responden (74,7%) dibanding

dengan kelompok masa kerja baru yakni 3 responden (33,3%).

Sedangkan persentase yang tekanan darahnya tidak meningkat lebih

banyak pada kelompok masa kerja baru yakni 6 responden dari total

responden 9 (66,7%) dibanding dengan kelompok masa kerja lama yakni

20 responden dari 79 responden (25,3%).

Berdasarkan analisis data dengan menggunakan uji Chi-Square

menunjukkan bahwa nilai (p value= 0,018), karena nilai p < 0,05 maka

Ho ditolak dan Ha diterima. Diinterpretasikan bahwa terdapat hubungan

antara masa kerja dengan peningkatan tekanan darah pada pekerja PT

Pertamina (Persero) DPPU Hasanuddin tahun 2018.

d. Hubungan Perilaku Merokok dengan Tekanan Darah

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh data

mengenai hubungan perilaku merokok dengan tekanan darah. Berikut

adalah hasil tabulasi silang antara masa kerja dengan tekanan darah dapat

dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 5.8

Hubungan Perilaku Merokok dengan Tekanan Darah pada

Pekerja PT Pertamina (Persero) DPPU Hasanuddin

Kota Makassar Tahun 2018

Perilaku

merokok

Tekanan darah

Total hasil uji

statistic

Meningkat Tidak

meningkat

n % n % n %

Merokok 46 82,1 10 17,9 56 100 p = 0.003

Tidak merokok 16 50,0 16 50,0 32 100

Total 62 70,5 26 29,5 88 100 Sumber : Data Primer, 2018

Page 78: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

64

Berdasarkan tabel 5.8 dengan jumlah responden 88 orang

menunjukkan bahwa persentase yang mengalami peningkatan tekanan

darah pada pekerja Pertamina DPPU Hasanuddin lebih banyak pada

kelompok merokok yakni 46 responden (82,1%) dibanding dengan

kelompok tidak merokok yakni 16 responden (50,0%). Sedangkan

persentase yang tekanan darahnya tidak meningkat lebih banyak pada

kelompok tidak merokok yakni 16 responden (50,0%) dibanding dengan

kelompok merokok yakni 10 responden (17,9%).

Berdasarkan analisis data dengan menggunakan uji Chi-Square

menunjukkan bahwa nilai (p value= 0,003), karena nilai p < 0,05 maka

Ho ditolak dan Ha diterima. Diinterpretasikan bahwa terdapat hubungan

antara perilaku merokok dengan peningkatan tekanan darah pada pekerja

PT Pertamina (Persero) DPPU Hasanuddin tahun 2018.

C. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara stres kerja,

umur, masa kerja dan perilaku merokok dengan tekanan darah pada pekerja PT

Pertamina (Persero) DPPU Hasanuddin tahun 2018. Adapun pembahasan dari

hasil analisis data variabel penelitian dinarasikan sebagai berikut:

1. Hubungan Stres Kerja dengan Tekanan Darah

Stres mungkin tidak secara langsung menyebabkan hipertensi, namun

stres menyebabkan peningkatan tekanan darah ulang, yang akhirnya dapat

berujung hipertensi. Faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah

melalui stres, diantaranya stres karena kehidupan sehari-hari, tekananan

Page 79: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

65

pekerjaan, perbedaan suku bangsa, lingkungan sosial dan tekanan

emosional. Jika salah satu faktor risiko digabungkan dengan faktor-

faktor stres diatas maka akan terjadi peningkatan tekanan darah dua kali

lipat.

Hal ini diduga melalui saraf simpatis yang dapat meningkatkan terkanan

darah secara intermittent. Apabila stres berlangsung lama dapat

mengakibatkan tingginya tekanan darah yang menetap. Salah satu tugas

saraf simpatis adalah merangsang pengeluaran hormon adrenalin. Hormon

ini dapat menyebabkan jantung berdenyut lebih cepat dan menyebabkan

penyempitan kapiler darah tepi (Darwane and Manurung, 2012)).

Stres kerja responden dikelompokkan ke dalam 3 kategori yaitu berat

>90, sedang 61-90 dan rendah ≤ 60. Berdasarkan hasil distribusi frekuensi

diperoleh bahwa dari 88 responden, terdapat 48 responden (54,5%) yang

termasuk kategori stres kerja berat, 23 responden (26,1) yang termasuk

kategori stres kerja sedang dan responden dengan stres kerja rendah

sebanyak 17 responden (19,3%).

Hasil tabulasi silang menunjukkan bahwa dari 88 responden, pekerja

dengan stres kerja berat lebih banyak yang mengalami peningkatan tekanan

darah yaitu sebanyak 41 responden (85,4%) dibandingkan stres kerja sedang

sebanyak 15 responden (65,2%) dan stres rendah dengan jumlah 6

responden (35,5%). Hasil analisis data menggunakan uji chi-square

diperoleh nilai p = 0,001 karena nilai p< 0,05 maka dapat disimpulkan

bahwa Ho ditolak dan Ha diterima sehingga ada hubungan yang signifikan

Page 80: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

66

antara stres kerja dengan tekanan darah PT Pertamina (Persero) DPPU

Hasanuddin.

Penelitian ini terdapat hubungan antara stres kerja dengan tekanan darah,

hal ini dikarenakan pekerja banyak melakukan pekerjaan yang semestinya

dilakukan oleh dua orang tetapi dilakukan sendiri sehingga beban kerja yang

diterima lebih besar yang mengakibatkan pekerja menjadi stres, ketika stres

katekolamin dalam yang ada dalam tubuh meningkat sehingga

menyebabkan aktivitas saraf simpatis. Ketika saraf simpatis meningkat

maka akan terjadi peningkatan kontraktilitas otot jantung sehingga curah

jantung meningkat, keadaan inilah yang menjadi faktor pencetus kenaikan

tekanan darah.

Stres dapat meningkatkan tekanan darah yang bersifat sementara. Tetapi

apabila tidak diketahui cara menghadapi atau memanajemen stres sehingga

menimbulkan stres berkepanjangan yang berujung pada peningkatan

tekanan darah menetap. Hal ini akan sangat berbahaya bagi orang yang

sehat karena akan berujung pada hipertensi dan sangat berbahaya bagi yang

sudah mengidap hipertensi serta dapat mengakibatkan kekambuhan

hipertensi. Pada saat stres, akan terjadi pelepasan hormon adrenalin dan

kortisol yang dapat menyempitkan pembuluh darah dan dapat meningkatkan

denyut jantung. Hal ini tentu akan menyebabkan peningkatan tekanan darah.

Kenaikan tekanan darah akan bervariasi tergantung dari besarnya stres dan

bagaimana cara orang tersebut menghadapi stres.

Page 81: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

67

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan (Pangkung, 2016)

pada perawat instalasi rawat inap rumah sakit stella maris makassar dimana

presentase hipertensi lebih banyak pada pada perawat yang stres tinggi yaitu

sebanyak 14 orang (87.5 %) dibandingkan perawat yang stres rendah yaitu

sebanyak 11 orang (10,6%). Hasil uji statistic menggunakan uji Mann

Whitney memperoleh nilai p =0,000 ( p < 0,05) sehingga dinyatakan

terdapat hubungan yang signifikan antara stres kerja dengan hipertensi pada

perawat instalasi rawat inap rumah sakit stella maris makassar.

Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

(Stefany, 2012) bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara stres

dengan hipertensi. Dari hasil uji chi-square diperoleh p = 1,000 ( p > 0,05).

Tidak ada hubungan yang bermakna pada penelitian ini disebabkan besar

sampel yang tidak mencukupi untuk menunjukkan hubungan bermakna.

2. Hubungan Umur dengan Tekanan Darah

Umur pada penelitian ini adalah lama seseorang hidup yang dihitung

mulai dari tanggal lahir hingga penelitian ini berlangsung. Umur merupakan

salah satu faktor yang mempengaruhi tekanan darah. Hipertensi terjadi pada

segala usia, tetapi paling sering menyerang orang dewasa yang berusia 35

tahun atau lebih (Hartono, 2004).

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa rata-rata umur pekerja di

pertamina DPPU Hasanuddin kebanyakan berumur muda dibandingkan

dengan umur tua. Dari 88 responden, sebanyak 58 responden (65,9%)

berumur muda dan 30 responden (34,1%) berumur tua.

Page 82: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

68

Hasil tabulasi silang menunjukkan bahwa dari 88 responden, pekerja

dengan umur tua yang mengalami peningkatan tekanan darah adalah

sebanyak 28 responden (93,3%) dan pekerja dengan umur muda yang

mengalami yang mengalami peningkatan tekanan darah adalah sebanyak 34

responden (58,6%). Hasil analisis data menggunakan uji chi-square

diperoleh nilai p = 0,002 karena nilai p< 0,05 maka dapat disimpulkan

bahwa Ho ditolak dan Ha diterima sehingga ada hubungan antara umur

dengan tekanan darah PT Pertamina (Persero) DPPU Hasanuddin.

Penelitian ini terdapat hubungan antara umur dengan tekanan darah, hal

ini dikarenakan bertambahnya usia seseorang menyebabkan kelenturan atau

keelastisitas pembuluh darah semakin berkurang sehingga ketika denyut

jantung meningkat dikarenakan sistem saraf yang dirangsang oleh stress,

maka pembuluh darah kurang bisa melebar dan akan menaikkan tekanan

darah. Tekanan darah sistolik akan naik terus perlahan seiring bertambahnya

usia, dan akan naik tajam setelah usia 40 tahun sedangkan tekanan darah

diastolik akan tetap perlahan naik sampai usia 60 tahun kemudian cenderung

menurun setelah itu (Sempel, 1996).

Penelitian ini sejalan dengan dengan penelitian yang dilakukan

(Zulharmans, 2014) menunjukkan bahwa ada hubungan antara kelompok

umur dengan tekanan darah, hasil distribusi antara umur dan tekanan darah

diketahui bahwa kategori umur tua lebih banyak mengalami kenaikan

tekanan darah yaitu 71,43 % dibandingkan dengan umur muda yaitu

sebanyak 27,27 %.

Page 83: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

69

Penelitian lain yang sejalan yaitu penelitian yang dilakukan oleh

(Gerungan et al., 2016) bahwa sebanyak 53 responden (65,4%) mengalami

hipertensi pada umur tua dan pada umur muda sebanyak 4 responden

(21,1%). Hasil uji statistik antara umur dengan kejadian hipertensi yaitu ada

hubungan yang bermakna dengan nilai p = 0,000 < p = 0,05.

Hasil penelitian menemukan bahwa umur ≥ 40 tahun memiliki resiko

terkena hipertensi sebesar 11,71 kali dibandingkan dengan umur muda <40

tahun. Akibat bertambahnya umur, terjadi penurunan fungsi fisiologi dan

daya tahan tubuh karena penuaan sehingga seseorang rentan terhadap

penyakit salah satunya yaitu hipertensi (Kementrian, 2003)

3. Hubungan Masa Kerja dengan Tekanan Darah

Masa kerja pada penelitian ini adalah masa pekerja mulai dari awal

melakukan pekerjaan di PT Pertamina (Persero) DPPU Hasanuddin sampai

saat dilakukan penelitian. Masa kerja merupakan faktor yang dapat

mempengaruhi peningkatan tekanan darah pada pekerja. Pekerja yang

bekerja di suatu lingkungan kerja yang kurang mendukung suatu saat akan

berdampak pada kesehatan pekerja tersebut. Penyakit akibat kerja

dipengaruhi oleh masa kerja. Semakin lama seseorang bekerja disuatu

tempat semakin besar kemungkinan mereka terpapar oleh faktor-faktor

lingkungan kerja baik fisik, kimia, biologi dan psikologi yang dapat

menimbulkan gangguan kesehatan/penyakit akibat kerja sehingga akan

berakibat menurunnya efisiensi dan produktivitas kerja seorang tenaga kerja

(Wahyu, 2003).

Page 84: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

70

Masa kerja responden dikelompokkan ke dalam 2 kategori yaitu lama

jika masa kerja ≤ 6 bulan dan baru jika masa kerja > 6 bulan. Berdasarkan

hasil distribusi frekuensi diperoleh bahwa dari 88 responden, terdapat 79

responden (89,8%) yang termasuk kategori masa kerja lama dan responden

dengan masa kerja baru sebanyak 9 responden (10,2%).

Hasil tabulasi silang menunjukkan bahwa dari 88 responden, pekerja

dengan masa kerja lama yang mengalami peningkatan tekanan darah adalah

sebanyak 59 responden (74,7%) dan pekerja dengan masa kerja baru yang

mengalami yang mengalami peningkatan tekanan darah adalah sebanyak 3

responden (33,3%). Hasil analisis data menggunakan uji chi-square

diperoleh nilai p = 0,018 karena nilai p< 0,05 maka dapat disimpulkan

bahwa Ho ditolak dan Ha diterima sehingga ada hubungan antara masa kerja

dengan tekanan darah PT Pertamina (Persero) DPPU Hasanuddin.

Penelitian ini terdapat hubungan antara masa kerja dengan tekanan darah,

hal ini dikarenakan pekerja dengan masa kerja yang lama berarti telah lama

terpapar resiko bahaya di tempat kerja dan lebih lama menerima pekerjaan

yang berlebih dan monoton sehingga pekerja lebih lama mengalami stres

apabila pekerja tidak dapat menyesuaikan diri dengan situasi tersebut.

Pekerja yang memiliki masa kerja lama, lebih berisiko mengalami

hipertensi, terlebih lagi jika pekerja tersebut mengalami stres yang terus

menerus dalam waktu lama sehingga dapat menyebabkan peningkatan

tekanan darah.

Page 85: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

71

Masa kerja dapat mempengaruhi pekerja baik pengaruh positif maupun

negatif. Pengaruh positif terjadi bila semakin lama masa kerja seorang

dapat lebih berpengalaman lagi dan dapat memanajemen waktunya dengan

baik sebaliknya jika tidak dapat menyesuaikan diri dalam pekerjaan maka

pekerja dengan masa kerja lama akan mengalami kebosanan dan kejenuhan

dalam pekerjaannya yang dapat berujung pada stres dan berakibat pada

kesehatan pekerja itu sendiri.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian (Harahap et al., 2016)

menunjukkan bahwa bahwa pekerja yang memiliki tekanan darah tinggi

lebih banyak pada pekerja yang bekerja di PLTD/G lebih dari 5 tahun

(masa kerja lama) yaitu 76,5% dibandingkan dengan pekerja yang bekerja

kurang atau sama dengan 5 tahun yaitu 12,9%. Sedangkan pekerja yang

memiliki tekanan darah normal lebih banyak pada pekerja yang bekerja di

PLTD/G kurang atau sama dengan 5 tahun (masa kerja baru) yaitu 87,1%

dibandingkan dengan pekerja yang bekerja lebih dari 5 tahun yaitu 23,5%.

Hasil uji statistik di peroleh p-value 0,000, maka ada hubungan masa

kerja dengan dengan tekanan darah tinggi pada pekerja di PLTD/G Payo

Selincah kota Jambi tahun 2016.

4. Hubungan Perilaku Merokok dengan Tekanan Darah

Merokok merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan tekanan

darah. Kandungan dalam rokok yaitu nikotin bersifat simpatomimetik yang

mengakibatkan peningkatan denyut jantung sehingga dapat meningkatkan

tekanan darah. Pada saat tekanan darah meningkat, jantung bekerja lebih

Page 86: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

72

keras memompa darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi

tubuh. Jika dibiarkan, dapat mengganggu fungsi organ-organ lain, terutama

organ-organ vital seperti jantung dan ginjal (Farabi et al., 2017).

Berdasarkan hasil distribusi frekuensi diperoleh bahwa dari 88

responden, terdapat 56 responden (63,6%) yang termasuk kategori merokok

dan responden dengan tidak merokok sebanyak 32 responden (36,4%). Hasil

tabulasi silang menunjukkan bahwa dari 88 responden, pekerja yang

merokok dan mengalami kenaikan tekanan darah adalah sebanyak 46

responden (82,1%) dan pekerja yang tidak merokok dan mengalami

kenaikan tekanan darah adalah sebanyak 16 responden (50,0%). Hasil

analisis data menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p = 0,003 karena

nilai p< 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima

sehingga ada hubungan antara perilaku merokok dengan tekanan darah pada

pekerja PT Pertamina (Persero) DPPU Hasanuddin Tahun 2018.

Penelitian ini terdapat hubungan antara perilaku merokok dengan tekanan

darah, hal ini dikarenakan faktor pemicu atau resiko peningkatan tekanan

salah satunya yaitu kebiasan merokok. Merokok merupakan salah satu

kebiasaan yang dapat mempengaruhi tekanan darah. Dengan menghisap

rokok akan mempunyai pengaruh besar terhadap tekanan darah dan

berujung pada hipertensi. Hal ini disebabkan karena gas CO yang dihasilkan

oleh asap rokok dapat menyebabkan pembuluh darah “kramp” sehingga

tekanan darah naik.

Page 87: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

73

Nikotin di dalam rokok setelah masuk ke dalam tubuh, akan memberi

sinyal pada kelenjar adrenal untuk melepaskan epinefrin (adrenalin).

Hormon yang kuat ini akan menyempitkan pembuluh darah dan memaksa

jantung untuk bekerja lebih berat karena tekanan yang lebih tinggi.

Pengaruh rokok sehingga dapat mempengaruhi tekanan darah dikarenakan

kandungan atau zat yang terkandung di dalam rokok. Zat-zat kimia

beracun, seperti nikotin dan karbon monoksida yang dihisap melalui rokok,

masuk kedalam aliran darah dan merusak lapisan endotel pembuluh darah

arteri, mengakibatkan proses aterosklerosis dan hipertensi. Rokok akan

mengakibatkan vasokontriksi pembuluh darah perifer dan pembuluh di

ginjal sehingga terjadi peningkatan tekanan darah. Merokok sebatang

setiap hari akan meningkatkan tekanan sistolik 10-25 mmHg dan menambah

detak jantung 5-20 kali per menit (Eirmawati et al., 2014).

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Purwanti,

2018) menunjukkan bahwa dari 76 responden yang merokok ada sebanyak

42 (55,3%) responden yang mengalami tekanan darah kategori (hipertensi)

dan 34 (44,7%) responden yang mengalami tekanan darah normal. Uji

statistik menggunakan Chi-square diperoleh p=0,000 (p<0,05 yang berarti

penilitian ini terdapat hubungan yang bermakna antara merokok dengan

terjadinya hipertensi pada pegawai CV Lusindo Desa Sukadanau Cikarang

Barat.

Page 88: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

74

D. Keterbatasan Penelitian

Adapun keterbatasan dalam penelitian ini yaitu :

1. Metode penelitian yang digunakan adalah metode cross sectional study yang

penarikan kesimpulannya didasarkan pada saat penelitian berlangusng

sehingga ada kemungkina variabel yang diteliti dapat berubah kemudian

hari dan tidak dipantau secara berkelanjutan.

2. Penelitian ini tidak semua faktor yang menyebabkan tekanan darah diukur

sehingga bisa saja ada kemungkinan variabel yang tidak diteliti menjadi

penyebab utama dari tekanan darah yang dialami pekerja PT Pertamina

(Persero) DPPU Hasanuddin Tahun 2018.

\

Page 89: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

75

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis variabel yang diteliti tentang

hubungan stres kerjadengantekanandarahpada pekerja PT Pertamina (Persero)

DPPU HasanuddinTahun 2018 dapat disimpulkan bahwa:

1. Dari 88 pekerja PT Pertamina (Persero) DPPU HasanuddinTahun 2018

yang mengalami peningkatan tekanan darah lebih banyak pada kelompok

stress kerja berat yaitu 41 responden (85,4 %) . Dari hasil uji statistik

yang dilakukan didapatkan bahwa semakin berat stress seseorang

semakin besa rmengalami kenaikan tekanan darah.

2. Dari 88 pekerja PT Pertamina (Persero) DPPU Hasanuddin Tahun 2018

yang mengalami peningkatan tekanan darah lebih banyak pada kelompok

umur tua yaitu 28 responden dari total 30 responden (93,3 %). Dari hasil

uji statistik yang dilakukan didapatkan bahwa bertambahnya usia

menyebabkan kelenturan atau keelastisitas pembuluh darah semakin

berkurang sehingga akan menaikkan tekanan darah

3. Dari 88 pekerja PT Pertamina (Persero) DPPU Hasanuddin Tahun

2018yang mengalami peningkatan tekanan darah lebih banyak pada

kelompok masa kerja lama yaitu 59 responden (74,7%). Dari hasil uji

statistik yang dilakukan didapatkan bahwa semakin lama bekerja berarti

telah lama terpapar resiko bahaya di tempat kerja dan lebih lama

Page 90: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

76

menerima pekerjaan yang berlebih dan monoton sehingga pekerja lebih

lama mengalami stres yang berujung pada kenaikan tekanan darah.

4. Dari 88 pekerja PT Pertamina (Persero) DPPU Hasanuddin Tahun 2018

yang mengalami peningkatan tekanan darah lebih banyak pada kelompok

Perilaku merokok yaitu 59 responden (82,1%). Dari hasil uji statistik

yang dilakukan didapatkan bahwa pada kelompok perokok gas CO yang

dihasilkan oleh asap rokok dapat menyebabkan pembuluh darah “kramp”

sehingga tekanan darah naik.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, adapun saran yang dapat

diberikan yaitu sebagai berikut:

1. Diharapkan kepada Manager Pertamina untuk menambah jumlah pekerja

dan dalam pembagian tugas disesuaikan kemampuan fisik dan mental yang

dimiliki pekerja agar tidak terjadipenyakit akibat kerja khususnya stres

kerja yang mampu mempengaruhi produktivitas dankesehatanpekerja.

2. Diharapkan kepada Manager Pertamina agar melakukan pelatihan dalam

menanggulangi stres kerja

3. Diharapkan kepada Manager Pertamina untuk mengadakan tes kesehatan

secara rutin agar menghindari gangguan kesehatan seperti hipertensi pada

pekerja.

4. Diharapkan kepada Manager Pertaminauntuk memberikan reward kepada

pekerja yang memiliki masa kerja lama dan produktif agar pekerja merasa

termotivasi dalam melakukan pekerjaannya.

Page 91: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

77

5. Diharapkan kepada Manager Pertamina agar menetapkan kawasan bebas

asap rokok sehingga pekerja yang tidak merokok tidak terpapar asap rokok

dari pekerja yang merokok disekitarnya yang dapat menyebabkan

gangguan kesehatan.

6. Diharapkan kepada peneliti selanjutya untuk meneliti beberapa faktor lain

penyebab tekanan darah yang belum sempat diteliti pada penelitian ini,

sehingga bisa saja variabel tersebut menjadi penyebab utama dari

tekanandarah.

Page 92: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

DAFTAR PUSTAKA

Anggara, F. H. D. & Prayitno, N. 2012. Faktor-Faktor Yang Berubungan dengan

Tekanan Darah Di Puskesmas Telaga Murni, Cikarang Barat. Jurnal

Ilmiah Kesehatan, 5.

Aripin. 2015. Pengaruh Aktivitas Fisik, Merokok dan Riwayat Penyakit Dasar

Terhadap Terjadinya Hipertensi Di Puskemas Sempu Kabupaten

Banyuwangi Tahun 2015. e-Jurnal Medika Udayana. Denpasar:Universitas

Udayana

Arifin, D. F. 2016. Analisis Pengaruh Indeks Masa Tubuh (Imt), Stres Dan Usia

Terhadap Perubahan Tekanan Darah Tenaga Kerja Kontraktor

Pembangunan Workshop Pt. Pertamina Ep Asset 4 Field Cepu Universitas

Sebelas Maret Surakarta

Beavers, D. G. 2008. Tekanan Darah. Jakarta:Penerbit Dian Rakyat

Bell, K., Twings, J & Olin, B. R.2015. Hypertension: The Silent Killer: Update

JNC-8 Guideline Recomendation.

Budiono, A.M. Sugeng, dkk. 2003. Bunga Rampai Hiperkes dan

Keselamatan

Kerja. Semarang: Badan Penerbit UNDIP Edisi Kedua.

Bullock, Barbara L. 1996. Pathophysiology Adaptations In Function Phidelphia.

New York: Lippincott.

Bustan, M. N. 1997. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Rineka Cipta.

Jakarta.

Darwane, I. W. & Manurung, I. 2012. Hubungan Stres Dengan Kenaikan Tekanan

Darah Pasien Rawat Jalan Jurnal Keperawatan, VIII.

Dewi, Dian Ika Pitaloka. 2011. Hubungan Tekanan Panas Dengan Tekanan

Darah Pada Karyawan Di Unit Fermentasi PT.Indo Acidatama Tbk.Kemiri

Kebakramat, Karanganyar. Skripsi. Surakarta : Universitas Sebelas Maret.

Depkes. 2007. Pedoman Pengukuran Dan Pemeriksaan Riskesdas 2007.

Jakarta: Tim Riskesdas Balit bangkes.

Page 93: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

Depkes, RI, (2009), Pedoman Pengendalian Faktor Risiko Penyakit Jantung dan

Pembuluh Darah, Direktorat Jendral PP & PL, Jakarta.

Eirmawati, C., Wiratmo & S, P. B. 2014. Hubungan antara Kebiasaan Merokok

dengan Kejadian Hipertensi di RSD dr. Soebandi Jember (Correlation

Between Smoking and the Incidence of Hypertensionin Department of

Cardiovascular Disease RSD dr. Soebandi Jember). e-Jurnal Pustaka

Kesehatan, 2.

Farabi, A. F., Afriwardi & Revilla, G. 2017. Hubungan Kebiasaan Merokok

dengan Tekanan Darah pada Siswa SMK N 1 Padang. Jurnal Kesehatan

Andalas 2017.

Fitriani, N. & Nilamsari, N. 2017. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan

Tekanan Darah Pada Pekerja Shift Dan Pekerja Non-Shift Di Pt. X Gresik.

Journal of Industrial Hygiene and Occupational Health 2.

Gerungan, A. M. T., Kalesaran, A. F. C. & Akili, R. H. 2016. Hubungan Antara

Umur, Aktifitas Fisik dan Stress Dengan Kejadian Hipertensi di

Puskesmas Kawangkoan.

Guyton, AC. dan Hall John E. 2012. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran

Jakarta:EGC.

Harahap, P. S., Marisdayana, R. & Zamiati, Z. 2016. Faktor-Faktor Yang

Berhubungan Dengan Tekanan Darah Pekerja Di Pltd/G

Hartono, H. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi, Jakarta, Pustaka Sinar

Harapan.

Health and Safety Executor (HSE). 2013. Stress and Psychological Disorde in

Great Britain 2013.

Jacinta F. Rini. 2002. Stres Kerja. Jakarta : Team e-psikologi.com.

Karima, Asri. 2014. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Stress Kerja Pada

Pekerja di PT. X Tahun 2014. [Skripsi]. Jakarta: FKIK UIN Syarif

Hidayatullah.

Kementrian, R. K. 2003. Gambaran Kesehatan Lanjut Usia di Indonesia. Jakarta:

Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI

Kurniawan, A. 2010. Perbedaan Tekanan Darah Tenaga Kerja Sebelum Dan

Sesudah Terpapar Tekanan Panas Di Industri Mebel Cv.Gion &

Rahayu Kartasura, Sukoharjo Jawa Tengah. Universitas Sebelas Maret

Khotimah, 2013.”Stres Sebagai Faktor Terjadinya Peningkatan Tekanan

Darah Pada Penderita Hipertensi”. Jurnal Eduhealth. Volume 3.No.2

Page 94: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

Lestari, D. I. & Ramdhan, D. H. 2014. Analisis Hubungan Tingkat Stres Kerja

Terhadap Work Ability Index (WAI) Pada Pekerja Di Area Lube Oil

Blending Plant PT Pertamina Lubricants Production Unit Jakarta Tahun

2014. Jurnal Ilmiah Kesehatan.

Lotfizadeh,Masoud,et.al.2013.Occupational Stress Among Male Employees of

Esfahan Steel Company, Iran: Prevalence and Associated Factors.

Interntional Journal Preventive Medicine.

Lukluk, A. Z. & S, B. 2011. Psikologi Kesehatan, Yogyakarta, Nuha Medika.

Mahardhika, T. S. 2017. Hubungan Antara Masa Kerja Dengan Stres Kerja Pada

Tenaga Kerja Bagian Winding Di Pt. Iskandar Indah Printing Textile

Surakarta Publikasi Ilmiah.

Marliani, R. 2015. Psikologi Industri Dan Organisasi Bandung, Cv Pustaka Setia.

Matteson, M. T. & Ivancevich, J. M. 1980. Stress and Work: A managerial

perspective., Scott, Foresman and Company.

Nengsih, S. K. 2015. Hubungan Stres Kerja Dengan Hipertensi Pada Karyawan

Bagian Direktorat Operasi Dan Komersial Pusat Di Pt. Pelindo Iv

Makassar Tahun 2015 Universitas Hasanuddin.

Nurmagfira 2016. Hubungan Tekanan Panas Dengan Tekanan Darah Pada Pekerja

Pabrik Tahu Kelurahan Bara-Baraya Timur Kecamatan Makassar Kota

Makassar Tahun 2016 Jurnal Ilmiah Kesehatan.

Occupational Safety and Health Administration(OSHA). Stress: Definition and

Syimptoms.(Online).http://osha.europa.ue/en/topics/stress/definition_and_ca

uss. Diakses pada 25 Januari 2017.

Pajow, D. A., Sondakh, R. C. & Lampus, B. S. 2016. Hubungan Antara Beban

Kerja Dengan Kelelahan Kerja Pada Tenaga Kerja Di Pt. Timur Laut Jaya

Manado Jurnal Ilmiah Farmasi, 5.

Pangkung, S. D. G. 2016. Faktor Yang Berhubungan dengan Tekanan Darah Pada

Perawat Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Stella Maris Makassar Tahun

2016. Jurnal Ilmiah Kesehatan.

Permatasari, Resya. 2013. Hubungan Kecemasan Dental Dengan Perubahan

Tekanan Darah Pasien Ekstraksi Gigi Di Rumah Sakit Sakit Gigi dan

Mulut Pendidikan (RSGMP) Hj.Halimah Dg. Sikati Makassar. Makassar:

Universitas Hasanuddin

Page 95: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

Prabowo, Y. F. 2010. Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Stres Kerja

Pada Bagian Produksi Industri Mebel PT. Chia Jiann Indonesia Furniture

di Wedelan Jepara Tahun 2009. Uneversitas Negeri Semarang.

Purwanti, R. T. P. A. 2018. Hubungan Kebiasaan Merokok Dengan Terjadinya

Hipertensi Pada Pegawai Cv Lusindo Desa Sukadanau Cikarang Barat

Publikasi Ilmia.

Purwitasari. 2011. Hubungan Kebisingan dengan Tekanan Darah Pada Tenaga

Kerja Bagian Ground Handling Bandar Udara Sultan Hasanuddin

Makassar Tahun 2012. Skripsi. Makassar : Universitas Hasanuddin.

Rafiudin. 2007. Psikologi Kehidupan. Jakarta : Athoillah Press.

Riset Kesehatan Dasar. 2013. Jakarta: Badan Penelitian Dan Pengembangan

Kesehatan Kementrian Kesehatan RI.

Saputri, D. E. 2010. Hubungan Stres Dengan Hipertensi Pada Penduduk Di

Indonesia Tahun 2007. Universitas Indonesia.

Sarwanto, dkk., 2009. Prevalensi Penyakit Hipertensi Penduduk Di Indonesia dan

Faktor yang Beresiko. Jurnal Buletin Penelitian Sistem Kesehatan. Vol 12

No.2, 154-162

Stefhany, Emerita.2012. Hubungan Pola Makan, Gaya Hidup Dan Indeks Massa

Tubuh Dengan Hipertensi Pada Pra Lansia Di Posbindu Kelurahan

Depok Jaya Tahun 2012. Depok: Universitas Indonesia.

Subramanian. 2014. Hubungan Antara Stres Dan Tekanan Darah Pada

Mahasiswa. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 2,4-7

Suma’mur P.K. 2009. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: Sagung

Seto.

____________ 2014. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (HIPERKES).

Jakarta: Sagung Seto

Tarwaka 2004. Ergonomi Untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja Dan

Produktivitas, Surakarta, Uniba Press.

UU No. 13 Tahun 2003. Tentang Ketenagakerjaan. Jakarta: Kementerian Tenaga

Kerja & Transmigrasi

Zulharmans. 2014. Hubungan Antara Intensitas Kebisingan Dengan Tekanan

Darah Pada Karyawan Bagian Produksi PT Semen Tonasa Kabupaten

Pangkep Tahun 2018. Universitas Hasanuddin.

Page 96: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

LAMPIRAN

Page 97: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

Lampiran 1

KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN STRES KERJA DENGAN TEKANAN DARAH PADA

PEKERJA PT PERTAMINA (PERSERO) DPPU HASANUDDIN TAHUN 2018

A. IDENTITAS RESPONDEN

1. No. Responden :

2. Nama :

3. Umur : Tahun

B. MASA KERJA

Berapa lama anda bekerja di Pertamina(Persero) DPPU Hasanuddin?

C. KUESIONER PERILAKU MEROKOK

1. Apakah anda merokok?

a. Ya

b. Tidak

2. Apakah sampai sekarang anda masih merokok?

a. Ya

b. Tidak

Page 98: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

3. Berapa bungkus rokok yang anda isap dalam sehari?

a. 1 Bungkus

b. 2 Bungkus

c. 2 ke atas

4. Dimana anda biasa merokok?

a. Di luar kantor

b. Di dalam kantor

c. Di lobby kantor

d. Di kantin

e. Dll (………….)

D. KUESIONER STRES KERJA

SURVEY DIAGNOSIS STRES

Kuesiner berikut ini diukur dengan menggunakan alat bantu kuesioner

Survei Diagnostik Stres dan telah melakukan uji validasi dan realibilitas serta

telah dikembangkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen

Kesehatan R. I. Masing-masing butir pertanyaan diukur dengan skala likert 5

poin yang kemudian kuesioner inipun dibuat untuk mengetahui sejauh mana

berbagai kondisi stres kerja dan beban kerja yang sifatnya berisiko terhadap

stres kerja khususnya pada pekerja Pt Pertamina (Persero) DPPU Hasanuddin.

Untuk setiap pertanyaan anda harus menyebutkan seringnya (frekuensi)

kondisi yang dimaksud itu menjadi sumber stres. Tuliskanlah didekat

pertanyaan tersebut angka sesuai (1-5) yang anda anggap paling tepat untuk

menilai seringnya kondisi tersebut menjadi sumber stres bagi anda.

Page 99: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

Tulis angka :

1 : Bila kondisi yang diuraikan tak pernah menimbulkan stres.

2 : Bila kondisi yang diuraikan jarang menimbulkan stres.

3 : Bila kondisi yang diuraikan kadang-kadang menimbulkan stres.

4 : Bila kondisi yang diuraikan sering menimbulkan stres.

5 : Bila kondisi yang diuraikan selalu menimbulkan stres.

1 Tujuan tugas-tugas dan pekerjaan saya tidak jelas

2 Saya mengerjakan tugas-tugas yang tidak perlu

3 Saya harus bekerja pada waktu waktu istirahat agar dapat mengejar

waktu

4 Kebutuhan-Kebutuhan mengenai mutu hasil produksi

terhadap saya berlebihan

5 Saya tidak mempunyai kesempatan yang memadai untuk maju

dalam pekerjaan ini

6 Saya bertanggung jawab untuk perkembangan pekerja lain

7 Tidak jelas kepada siapa saya harus melapor dan atau siapa yang

melapor kepada saya

8 Pekerjaan saya dijepit ditengah-tengah antara pengelola produksi

dan pekerja lain

9 Saya menghabiskan waktu terlalu banyak untuk pekerjaan ini yang

tidak dapat memenuhi seluruh kebutuhan saya

10 Tugas-tugas yang diberikan kepada saya terlalu sulit dan terlalu

banyak

11 Kalau saya ingin naik pangkat (penghasilan lebih), saya harus

mencari pekerjaan pada sektor lain

12 Saya bertanggung jawab untuk membimbing dan atau membantu

pekerja lain

13 Saya tidak mempunyai penghasilan tetap atau pasti untuk setiap

bulannya

14 Jalur produski yang ditetapkan oleh pengelola tidak jelas

15 Saya bertanggung jawab atas sejumlah pesanan dan hasil produksi

setiap harinya

16 Tugas-tugas nampaknya makin hari menjadi makin banyak

Page 100: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

17 Saya merugikan kemajuan bekerja saya dengan menetap sebagai

pekerja dibidang ini

18 Saya bertindak atau membuat tindakan yang mempengaruhi hasil

produksi

19 Saya tidak mengerti sepenuhnya apa yang diharapkan dari

saya

20 Saya melakukan pekerjaan yang diterima oleh satu orang tapi tidak

diterima oleh orang lain

21 Saya mempunyai pekerjaan yan lebih banyak daripada yang

biasanya dikerjakan dalam sehari

22 Saya mempunyai penghasilan dibawah pekerja lainnya

23 Saya tidak mengerti sistem pengelolaan produksi ini secara

keseluruhan

24 Saya hanya mempunyai sedikit kesempatan untuk berkembang

lebih dari seorang pekerja Pertamina DPPU Hasanuddin

25 Saya tidak mengerti bagian yang diperankan pekerjaan saya dalam

memenuhi tujuan organisasi secara keseluruhan

26 Saya menerima permintaan-permintaan yang berbeda dari satu

pesanan atau lebih

27 Saya merasa betul-betul tidak punya waktu untuk istirahat berkala

28 Saya merasa sangat cukup dengan penghasilan saya

29 Saya merasa mandeg (ragu-ragu) dalam pekerjaan saya

30 Saya bertanggung jawab atas hari depan (masa depan)

orang lain

TOTAL

Page 101: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

Lampiran 2

LEMBAR PENGUKURAN TEKANAN DARAH PEKERJA

PT PERTAMINA (PERSERO) DPPU HASANUDDIN

TAHUN 2018

No

Nama

Responden

Sebelum Bekerja Sesudah Bekerja Keterangan

(meningkat/tidak

meningkat) TDS

(mmHg)

TDD

(mmHg)

TDS

(mmHg)

TDD

(mmHg)

1 SRP 130 110 140 110 Meningkat

2 SYR 120 90 130 110 Meningkat

3 PRM 110 90 110 90 Tidak Meningkat

4 SND 120 100 130 100 Meningkat

5 RND 120 90 120 100 Meningkat

6 KLK 110 100 120 100 Meningkat

7 AHM 120 90 130 90 Meningkat

8 MST 120 100 130 110 Meningkat

9 ARW 110 100 130 100 Meningkat

10 TFK 120 90 130 100 Meningkat

11 RY 110 90 120 100 Meningkat

12 SYT 120 100 130 100 Meningkat

13 IKG 120 80 130 90 Meningkat

14 ZLF 110 90 110 80 Tidak Meningkat

15 IRW 100 90 110 90 Meningkat

16 ILM 120 100 130 100 Meningkat

17 NSR 100 80 110 90 Meningkat

18 DCY 120 90 120 90 Tidak Meningkat

19 ZLKR 120 100 120 90 Tidak Meningkat

20 DNG 110 90 120 100 Meningkat

21 BMB 120 90 110 90 Tidak Meningkat

22 ZLK 120 100 130 100 Meningkat

23 FBR 120 90 110 90 Tidak Meningkat

24 DDK 110 80 120 90 Meningkat

25 HNR 120 80 120 100 Meningkat

26 ZLH 120 100 130 100 Meningkat

27 WWN 110 90 120 100 Meningkat

28 AMRD 110 90 120 90 Meningkat

29 MHJ 90 80 100 80 Meningkat

30 FRND 120 90 110 90 Tidak Meningkat

31 FJR 120 100 120 90 Tidak Meningkat

32 MLK 110 90 130 100 Meningkat

33 AJN 120 100 120 100 Tidak Meningkat

34 HSB 110 80 110 80 Tidak Meningkat

35 ZLT 120 100 130 100 Meningkat

36 ABDL 120 100 120 90 Tidak Meningkat

37 HRN 110 90 110 100 Meningkat

Page 102: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

38 RIO 110 90 120 100 Meningkat

39 EHS 120 100 130 100 Meningkat

40 UMR 110 90 130 100 Meningkat

41 ANDR 120 100 120 90 Tidak Meningkat

42 RZK 110 100 110 90 Tidak Meningkat

43 HRS 100 90 100 80 Tidak Meningkat

44 SRFN 120 100 130 100 Meningkat

45 RHM 110 80 120 100 Meningkat

46 ZLKR 110 90 110 90 Tidak Meningkat

47 AMR 120 90 130 100 Meningkat

48 SMSL 110 100 110 90 Tidak Meningkat

49 ADE 120 80 130 100 Meningkat

50 ARM 110 90 110 90 Tidak Meningkat

51 MHJR 100 80 100 80 Tidak Meningkat

52 AKML 110 80 120 100 Meningkat

53 YHY 120 100 130 100 Meningkat

54 HLK 110 90 130 90 Meningkat

55 JMLD 110 90 130 100 Meningkat

56 WTM 150 110 150 120 Meningkat

57 SBE 100 90 130 100 Meningkat

58 ABM 100 90 100 90 Tidak Meningkat

59 SYNR 100 90 120 90 Meningkat

60 LMR 120 100 120 90 Tidak Meningkat

61 YSF 120 100 130 100 Meningkat

62 RNDI 110 100 110 90 Tidak Meningkat

63 ARF 110 90 120 90 Meningkat

64 WHY 100 80 130 100 Meningkat

65 RSD 110 100 110 90 Tidak Meningkat

66 ALF 110 90 120 90 Meningkat

67 KLL 110 90 130 110 Meningkat

68 SPR 100 90 120 90 Meningkat

69 PRY 100 90 120 100 Meningkat

70 ADRS 100 80 110 90 Meningkat

71 ASW 120 100 130 100 Meningkat

72 ABDN 120 100 140 110 Meningkat

73 WRW 120 90 130 100 Meningkat

74 ZLRN 100 90 100 80 Tidak Meningkat

75 HSN 110 90 130 100 Meningkat

76 RZL 100 80 120 90 Meningkat

77 SPR 120 100 130 100 Meningkat

78 BHR 110 100 120 100 Meningkat

79 MDY 120 90 130 100 Meningkat

80 ARSD 120 100 140 110 Meningkat

81 MN 110 90 110 90 Tidak Meningkat

Page 103: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

82 EDP 130 100 140 100 Meningkat

83 BKR 120 100 130 100 Meningkat

84 MGN 110 100 120 100 Meningkat

85 FBRS 110 100 110 100 Tidak Meningkat

86 ADT 120 100 130 100 Meningkat

87 AND 110 100 110 90 Tidak Meningkat

88 FDL 110 90 130 100 Meningkat

Page 104: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

Lampiran 3

LEMBAR PENGUKURAN UMUR DAN STRES KERJA PEKERJA

PT PERTAMINA (PERSERO) DPPU HASANUDDIN

TAHUN 2018

No

NAMA

RESPONDEN

UMUR STRES KERJA

TAHUN KETERANGAN TOTAL SKOR KETERANGAN

1 SRP 50 TUA 93 BERAT

2 SYR 44 TUA 94 BERAT

3 PRM 25 MUDA 40 RENDAH

4 SND 44 TUA 84 SEDANG

5 RND 26 MUDA 91 BERAT

6 KLK 25 MUDA 51 RENDAH

7 AHM 34 MUDA 74 SEDANG

8 MST 47 TUA 86 SEDANG

9 ARW 28 MUDA 99 BERAT

10 TFK 27 MUDA 91 BERAT

11 RY 27 MUDA 95 BERAT

12 SYT 50 TUA 103 BERAT

13 IKG 48 TUA 73 SEDANG

14 ZLF 27 MUDA 34 RENDAH

15 IRW 29 MUDA 57 RENDAH

16 ILM 29 MUDA 93 BERAT

17 NSR 35 MUDA 34 RENDAH

18 DCY 24 MUDA 62 SEDANG

19 ZLKR 27 MUDA 53 RENDAH

20 DNG 41 TUA 95 BERAT

21 BMB 25 MUDA 76 SEDANG

22 ZLK 49 TUA 91 BERAT

23 FBR 28 MUDA 56 RENDAH

24 DDK 25 MUDA 50 RENDAH

25 HNR 26 MUDA 78 SEDANG

26 ZLH 31 MUDA 61 SEDANG

27 WWN 24 MUDA 92 BERAT

28 AMRD 30 MUDA 77 SEDANG

29 MHJ 37 MUDA 94 BERAT

30 FRND 22 MUDA 33 RENDAH

31 FJR 31 MUDA 44 RENDAH

32 MLK 41 TUA 69 SEDANG

33 AJN 32 MUDA 104 BERAT

34 HSB 39 MUDA 76 SEDANG

35 ZLT 37 MUDA 102 BERAT

36 ABDL 28 MUDA 30 RENDAH

Page 105: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

37 HRN 28 MUDA 52 RENDAH

38 RIO 32 MUDA 96 BERAT

39 EHS 31 MUDA 93 BERAT

40 UMR 45 TUA 93 BERAT

41 ANDR 26 MUDA 86 SEDANG

42 RZK 25 MUDA 55 RENDAH

43 HRS 35 MUDA 96 BERAT

44 SRFN 33 MUDA 91 BERAT

45 RHM 41 TUA 98 BERAT

46 ZLKR 22 MUDA 56 RENDAH

47 AMR 50 TUA 92 BERAT

48 SMSL 23 MUDA 76 SEDANG

49 ADE 27 MUDA 95 BERAT

50 ARM 46 TUA 44 RENDAH

51 MHJR 26 MUDA 101 BERAT

52 AKML 45 TUA 99 BERAT

53 YHY 53 TUA 72 SEDANG

54 HLK 45 TUA 84 SEDANG

55 JMLD 41 TUA 102 BERAT

56 WTM 52 TUA 71 SEDANG

57 SBE 35 MUDA 96 BERAT

58 ABM 29 MUDA 48 RENDAH

59 SYNR 31 MUDA 95 BERAT

60 LMR 28 MUDA 96 BERAT

61 YSF 48 TUA 91 BERAT

62 RNDI 29 MUDA 93 BERAT

63 ARF 27 MUDA 39 RENDAH

64 WHY 29 MUDA 92 BERAT

65 RSD 26 MUDA 68 SEDANG

66 ALF 26 MUDA 99 BERAT

67 KLL 29 MUDA 97 BERAT

68 SPR 34 MUDA 94 BERAT

69 PRY 45 TUA 99 BERAT

70 ADRS 34 MUDA 78 SEDANG

71 ASW 49 TUA 91 BERAT

72 ABDN 55 TUA 90 SEDANG

73 WRW 27 MUDA 94 BERAT

74 ZLRN 25 MUDA 92 BERAT

75 HSN 53 TUA 77 SEDANG

76 RZL 30 MUDA 92 BERAT

77 SPR 47 TUA 91 BERAT

78 BHR 42 TUA 97 BERAT

79 MDY 45 TUA 95 BERAT

80 ARSD 48 TUA 93 BERAT

Page 106: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

81 MN 47 TUA 87 SEDANG

82 EDP 45 TUA 99 BERAT

83 BKR 44 TUA 91 BERAT

84 MGN 35 MUDA 89 SEDANG

85 FBRS 32 MUDA 66 SEDANG

86 ADT 29 MUDA 99 BERAT

87 AND 26 MUDA 98 BERAT

88 FDL 28 MUDA 101 BERAT

Page 107: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

Lampiran 4

LEMBAR PENGUKURAN MASA KERJA DAN PERILAKU MEROKOK

PEKERJA PT PERTAMINA (PERSERO) DPPU HASANUDDIN

TAHUN 2018

No

NAMA

RESPONDEN

MASA KERJA PERILAKU MEROKOK

MINGGU/BULAN

/TAHUN

KETERANGAN KETERANGAN

1 SRP 22 TAHUN LAMA TIDAK MEROKOK

2 SYR 13 TAHUN LAMA MEROKOK

3 PRM 3 TAHUN LAMA TIDAK MEROKOK

4 SND 9 TAHUN LAMA MEROKOK

5 RND 6 TAHUN LAMA MEROKOK

6 KLK 2 TAHUN LAMA MEROKOK

7 AHM 9 TAHUN LAMA MEROKOK

8 MST 25 TAHUN LAMA MEROKOK

9 ARW 3 TAHUN LAMA MEROKOK

10 TFK 3 TAHUN LAMA TIDAK MEROKOK

11 RY 7 TAHUN LAMA MEROKOK

12 SYT 25 TAHUN LAMA MEROKOK

13 IKG 2 MINGGU BARU MEROKOK

14 ZLF 6 TAHUN LAMA MEROKOK

15 IRW 2 TAHUN LAMA MEROKOK

16 ILM 7 TAHUN LAMA MEROKOK

17 NSR 3 TAHUN LAMA TIDAK MEROKOK

18 DCY 1 TAHUN LAMA TIDAK MEROKOK

19 ZLKR 1 TAHUN LAMA MEROKOK

20 DNG 22 TAHUN LAMA MEROKOK

21 BMB 3 TAHUN LAMA TIDAK MEROKOK

22 ZLK 26 TAHUN LAMA MEROKOK

23 FBR 4 BULAN BARU MEROKOK

24 DDK 3 TAHUN LAMA TIDAK MEROKOK

25 HNR 4 TAHUN LAMA MEROKOK

26 ZLH 4 TAHUN LAMA MEROKOK

27 WWN 5 BULAN BARU MEROKOK

28 AMRD 7 TAHUN LAMA TIDAK MEROKOK

29 MHJ 2 TAHUN LAMA TIDAK MEROKOK

30 FRND 2 BULAN BARU MEROKOK

31 FJR 4 BULAN BARU TIDAK MEROKOK

32 MLK 4 TAHUN LAMA TIDAK MEROKOK

33 AJN 7 TAHUN LAMA TIDAK MEROKOK

34 HSB 6 TAHUN LAMA TIDAK MEROKOK

35 ZLT 11 TAHUN LAMA MEROKOK

36 ABDL 2 MINGGU BARU MEROKOK

Page 108: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

37 HRN 4 TAHUN LAMA TIDAK MEROKOK

38 RIO 3 TAHUN LAMA MEROKOK

39 EHS 6 TAHUN LAMA MEROKOK

40 UMR 24 TAHUN LAMA MEROKOK

41 ANDR 4 BULAN BARU TIDAK MEROKOK

42 RZK 1 TAHUN LAMA TIDAK MEROKOK

43 HRS 6 TAHUN LAMA MEROKOK

44 SRFN 12 TAHUN LAMA MEROKOK

45 RHM 11 TAHUN LAMA TIDAK MEROKOK

46 ZLKR 4 BULAN BARU TIDAK MEROKOK

47 AMR 21 TAHUN LAMA TIDAK MEROKOK

48 SMSL 4 TAHUN LAMA MEROKOK

49 ADE 5 TAHUN LAMA MEROKOK

50 ARM 22 TAHUN LAMA TIDAK MEROKOK

51 MHJR 2 TAHUN LAMA MEROKOK

52 AKML 4 TAHUN LAMA MEROKOK

53 YHY 23 TAHUN LAMA TIDAK MEROKOK

54 HLK 7 TAHUN LAMA MEROKOK

55 JMLD 7 TAHUN LAMA MEROKOK

56 WTM 27 TAHUN LAMA TIDAK MEROKOK

57 SBE 5 TAHUN LAMA MEROKOK

58 ABM 3 TAHUN LAMA TIDAK MEROKOK

59 SYNR 5 TAHUN LAMA MEROKOK

60 LMR 6 TAHUN LAMA MEROKOK

61 YSF 20 TAHUN LAMA MEROKOK

62 RNDI 2 TAHUN LAMA TIDAK MEROKOK

63 ARF 3 TAHUN LAMA MEROKOK

64 WHY 7 TAHUN LAMA MEROKOK

65 RSD 4 TAHUN LAMA TIDAK MEROKOK

66 ALF 1 TAHUN LAMA TIDAK MEROKOK

67 KLL 5 TAHUN LAMA TIDAK MEROKOK

68 SPR 9 TAHUN LAMA MEROKOK

69 PRY 21 TAHUN LAMA MEROKOK

70 ADRS 2 BULAN BARU MEROKOK

71 ASW 27 TAHUN LAMA MEROKOK

72 ABDN 26 TAHUN LAMA TIDAK MEROKOK

73 WRW 4 TAHUN LAMA MEROKOK

74 ZLRN 3 TAHUN LAMA MEROKOK

75 HSN 17 TAHUN LAMA MEROKOK

76 RZL 4 TAHUN LAMA TIDAK MEROKOK

77 SPR 3 TAHUN LAMA MEROKOK

78 BHR 4 TAHUN LAMA MEROKOK

79 MDY 6 TAHUN LAMA MEROKOK

80 ARSD 5 TAHUN LAMA MEROKOK

Page 109: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

81 MN 4 TAHUN LAMA TIDAK MEROKOK

82 EDP 5 TAHUN LAMA MEROKOK

83 BKR 5 TAHUN LAMA MEROKOK

84 MGN 3 TAHUN LAMA TIDAK MEROKOK

85 FBRS 2 TAHUN LAMA TIDAK MEROKOK

86 ADT 1 TAHUN LAMA MEROKOK

87 AND 1 TAHUN LAMA MEROKOK

88 FDL 2 TAHUN LAMA MEROKOK

Page 110: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

Lampiran 5

1. Analisis Univariat

Tekanan Darah

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid MENINGKAT 62 70.5 70.5 70.5

TIDAK MENINGKAT 26 29.5 29.5 100.0

Total 88 100.0 100.0

Stress Pada Responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid BERAT 48 54.5 54.5 54.5

SEDANG 23 26.1 26.1 80.7

RENDAH 17 19.3 19.3 100.0

Total 88 100.0 100.0

Umur Responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid TUA 30 34.1 34.1 34.1

MUDA 58 65.9 65.9 100.0

Total 88 100.0 100.0

Masa Kerja

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid LAMA 79 89.8 89.8 89.8

BARU 9 10.2 10.2 100.0

Total 88 100.0 100.0

Perilaku Merokok

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid MEROKOK 56 63.6 63.6 63.6

TIDAK MEROKOK 32 36.4 36.4 100.0

Total 88 100.0 100.0

Page 111: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

2. Analisis Bivariat

Crosstab

Tekanan Darah

Total

MENINGKAT TIDAK

MENINGKAT

Stress Pada Responden BERAT Count 41 7 48

% within Stress Pada Responden

85.4% 14.6% 100.0%

SEDANG Count 15 8 23

% within Stress Pada Responden

65.2% 34.8% 100.0%

RENDAH Count 6 11 17

% within Stress Pada Responden

35.3% 64.7% 100.0%

Total Count 62 26 88

% within Stress Pada Responden

70.5% 29.5% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 15.561a 2 .000

Likelihood Ratio 15.151 2 .001

Linear-by-Linear Association 15.207 1 .000

N of Valid Cases 88

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,02.

Page 112: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

Umur Responden * Tekanan Darah

Crosstab

Tekanan Darah

Total

MENINGKAT TIDAK

MENINGKAT

Umur Responden TUA Count 28 2 30

% within Umur Responden 93.3% 6.7% 100.0%

MUDA Count 34 24 58

% within Umur Responden 58.6% 41.4% 100.0%

Total Count 62 26 88

% within Umur Responden 70.5% 29.5% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 11.446a 1 .001

Continuity Correctionb 9.839 1 .002

Likelihood Ratio 13.458 1 .000

Fisher's Exact Test .001 .000

Linear-by-Linear Association 11.316 1 .001

N of Valid Casesb 88

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8,86.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 113: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

Masa Kerja * Tekanan Darah

Crosstab

Tekanan Darah

Total

MENINGKAT TIDAK

MENINGKAT

Masa Kerja LAMA Count 59 20 79

% within Masa Kerja 74.7% 25.3% 100.0%

BARU Count 3 6 9

% within Masa Kerja 33.3% 66.7% 100.0%

Total Count 62 26 88

% within Masa Kerja 70.5% 29.5% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 6.637a 1 .010

Continuity Correctionb 4.799 1 .028

Likelihood Ratio 5.974 1 .015

Fisher's Exact Test .018 .018

Linear-by-Linear Association 6.561 1 .010

N of Valid Casesb 88

a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,66.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 114: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

Perilaku Merokok * Tekanan Darah

Crosstab

Tekanan Darah

Total

MENINGKAT TIDAK

MENINGKAT

Perilaku Merokok MEROKOK Count 46 10 56

% within Perilaku Merokok 82.1% 17.9% 100.0%

TIDAK MEROKOK Count 16 16 32

% within Perilaku Merokok 50.0% 50.0% 100.0%

Total Count 62 26 88

% within Perilaku Merokok 70.5% 29.5% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 10.107a 1 .001

Continuity Correctionb 8.622 1 .003

Likelihood Ratio 9.911 1 .002

Fisher's Exact Test .003 .002

Linear-by-Linear Association 9.992 1 .002

N of Valid Casesb 88

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9,45.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 115: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

Lampiran 6

Page 116: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

Lampiran 7

Page 117: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

Lampiran 8

Page 118: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

Lampiran 9

DOKUMENTASI PENELITIAN

Gambar. 1

Pengukuran Stres Kerja dengan Kuesioner SDS, Masa Kerja,

Data diri dan Perilaku Merokok Pekerja

Page 119: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

Gambar. 2

Pemeriksaan Tekanan darah Sebelum dan Setelah Bekerja

Page 120: SKRIPSI - Universitas Hasanuddin

Daftar Riwayat Peneliti

Nama : Rasti Sahara Putri

Alamat : Jl. Perintis Kemerdekaan KM VII

Tempat/Tgl Lahir : Bone-Bone, 05 Juli 1996

Agama : Islam

Suku : Bugis

Bangsa : Indonesia

Pendidikan Terakhir :

1. SD Negeri 2 Puundoho Sulawesi Tenggara

2. SMP Negeri 4 Palopo

3. SMA Negeri 3 Palopo