SKRIPSI 2013 GAMBARAN TENTANG DISPEPSIA PADA PEGAWAI KESEHATAN DI KLINIK KESEHATAN TAMAN MEDAN MAJU JAYA PETALING JAYA, MALAYSIA OLEH : Gopinath Nadarajan C111 08753 PEMBIMBING: dr.Muh Rum Rahim , M.Kes DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2013
120
Embed
SKRIPSI 2013 GAMBARAN TENTANG DISPEPSIA PADA …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/...v SKRIPSI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN Juli, 2013 Gopinath Nadarajan,
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
SKRIPSI 2013
GAMBARAN TENTANG DISPEPSIA
PADA PEGAWAI KESEHATAN DI
KLINIK KESEHATAN TAMAN MEDAN MAJU JAYA
PETALING JAYA, MALAYSIA
OLEH :
Gopinath Nadarajan
C111 08753
PEMBIMBING:
dr.Muh Rum Rahim , M.Kes
DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN
ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
ii
PANITIA SIDANG UJIAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
Skripsi dengan judul “GAMBARAN TENTANG DISPEPSIA PADA
PEGAWAI KESEHATAN DI KLINIK KESEHATAN TAMAN
MEDAN MAJU JAYA , PETALING JAYA , MALAYSIA” telah
diperiksa, disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Bagian Ilmu
Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran
meningkatkan produksimukus dan meningkatkan sekresi bikarbonat
mukosa, serta membentuk lapisan protektif (site protective), yang
bersenyawa dengan protein sekitar lesi mukosa saluran cerna bagian
atas (SCBA).Misoprostol (analog metilester PG E1yangmenghambat
33
sekresi HCl dan sitoprotektif )Dosis : 200 mg 4 x/hr atau 400 mg 2 x/hr.
Sukralfat(Senyawa alumunium sukrosa sulfat bentuk polimer dalam
suasana asam dan terikat pada jaringan nekrotik tukak secara selektif.
Tidak diabsorbsi sistemik) dosis 1 g 4 x/hr 4.
5. Psikoterapi
Terapi jenis ini khususnya pada pasien dengan sindrom dispepsia non
organik, memberikan hasil yang cukup memuaskan terutama
untuk mengurangi atau menghilangkan gejala dan keluhan.
Penelitian yang dilakukan oleh Muhjadid dan Manan mendapatkan
bahwa 40% kasus Dyspepsia disertai dengan gangguan kejiwaan
dalam bentuk ansietas, depresi, maupun kombinasi keduanya. Pada
kasus ini, terapi dengan anti-ansietas/depresi dapat membantu
mengurangi gejala klinis, dan pada beberapa kasus, pemakaian
obat-obat konvensional untuk dyspepsia tidak mutlak diperlukan.
Bentuk terapi ini dapat dengan wawancara atau psikofarmaka.
34
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
III.1.Dasar Pemikiran Variabel Penelitian
Dispepsia fungsional merupakan masalah tersendiri bagi suatu
perusahaan swasta atau pemerintah yang sudah jelas akan mempengaruhi
pekerja sebagai penderita dan menurunkan produktivitas kerja. Berdasarkan
kerangka teori, ada beberapa variabel yang menjadi faktor pencetus
timbulnya dispepsia pada pekerja sibuk pada penelitian ini yaitu usia, jenis
kelamin, kebiasaan mengkonsumsi makanan/minuman dan bahan lainnya
yang merangsang, jam makan, dan faktor stressyang akan diteliti sehingga
diharapkan diperoleh suatu informasi tentang gambaran variabel-variabel
terhadap dispepsia guna pemecahan masalah. Masing-masing faktor
tersebut akan diuraikan sebagai berikut :
1. Usia tenaga kerja,
Walaupun dispepsia dapat timbul atau menyerang anak-anak, tetapi
puncak timbulnya dispepsia pada umur 20-50 tahun.
2. Jenis kelamin tenaga kerja
Berdasarkan jenis kelamin, wanita lebih sering terkena dispepsia.
Hal ini mungkin disebabkan diet terlalu ketat karena takut gemuk,
makan tidak teratur, disamping wanita lebih emosional dari pada pria.
Pada kepustakaan lain menyebutkan pria lebih banyak tetapi akhir-
akhir ini frekuensi antar wanita dan pria sudah hampir sama.
35
3. Jabatan
Para ekskutif, para direktur atau orang-orang lainnya yang memiliki
tanggung jawab terlalu banyak sering menderita penyakit yang
disebabkan oleh stress, demikian pula dengan para pekerja yang
sangat sibuk.
4. Masa Kerja
Masa kerja mempengaruhi sifat dapatif manusia terhadap lingkungan
kerja sehingga pada umumnya hal ini dapat mempengaruhi variabel
lain seperti pola makan dan tingkat stres.
5. Kebiasaan mengkonsumsi makan / minuman dan bahan lainnya
yang merangsang produksi asam lambung. Mereka yang sedang
stress sering menghindarkan diri dari problem-problem yang
menghimpitnya dengan merokok, minum-minuman keras, kopi, makan
yang pedas-pedas.
6. Jam makan tenaga kerja
Karena kesibukan-kesibukannya dalam pekerjaan maka tenaga
kerja tersebut sering terlambat makan, makan tidak teratur.
7. Kebiasaan sarapan
Tenaga kerja yang terbiasa berangkat kerja tanpa sarapan terlebih
dahulu memiliki resiko untuk terkena dispepsia lebih besar
mengingat waktu yang dibutuhkan untuk pengosongan lambung
hanya berkisar 3 sampai 5 jam.
36
8 . S t r e s s
Stress berpengaruh terhadap timbulnya dispepsia akibat kerja saraf
simpatis lebih cepat dari biasanya, sehingga produksi asam lambung
pun meningkat.
III.2.Kerangka Konsep
Berdasarkan konsep pemikiran seperti dikemukakan di atas, maka
disusunlah pola pikir variabel sebagai berikut :
Demografi:
- Usia - Jenis Kelamin
Kerja:
- Jabatan - Masa kerja
Pola Makan:
- Sarapan - Jam Makan - Makanan yang Merangsang
Faktor Psikososial:
- Stres Kerja
Penyakit:
- Penyakit sistemik - Penyakit hepatobilier - Penyakit Digestif
DISPEPSIA
Ket: Variabel yang diteliti
Variabel yang tidak diteliti
37
III.3.Definisi Operasional Variabel yang Diteliti
1. Variabel Dependen: Keluhan Dispepsia
Definisi: keluhan rasa sakit atau tidak enak di epigastrium
(discomfort), rasa pedih sampai rasa terdakar, mual,
muntah, kembung, cepat rasa kenyang atau rasa penuh /
sesak sewaktu makan dan muntah-muntah.
Alat ukur: Kuesioner
Cara ukur: Dinilai berdasarkan jawaban subjek pada kuesioner
Hasil ukur:
Menderita : bila ditemukan keluhan atau gejala klinis seperti di
atas.
Tidak menderita : bila ditemukan keluhan seperti di atas
2. Variabel Independen: Jenis kelamin
Definisi:identitas subjek berdasarkan organ seksualnya
Alat ukur: Kuesioner
Cara ukur: Dinilai berdasarkan jawaban subjek pada kuesioner
Hasil ukur:
- Pria
- Wanita
3. Variabel Independen: Usia tenaga kerja
Definisi: Waktu antara tanggal kelahiran sampai usianya pada saat
penelitian ini dilakukan yang dinyatakan dalam tahun.
Alat ukur: Kuesioner
Cara ukur: Dinilai berdasarkan jawaban subjek pada kuesioner
Hasil ukur:
16-19 tahun
20-24 tahun
25-29 tahun
30-34 tahun
38
35-39 tahun
40-44 tahun
45-49 tahun
50-54 tahun
4. Variabel independen: Jabatan
Definisi: kelompok tingkatan kepegawaian pada pegawai kesehatan
Alat ukur: Kuesioner
Cara ukur: Dinilai berdasarkan jawaban subjek pada kuesioner
Hasil ukur:
Direktur
Dokter Umum
Apotaker
Perawat
Bidan
Pembantu Labaratorium
Sopir
Satpam
Cleaning service
5. Variabel independen: Kebiasaan mengkonsumsi makanan /
minuman dan bahan-bahan lainnya yang merangsang asam lambung.
Definisi: bahan-bahan makanan / minuman yang merangsang produksi
lambung secara berlebihan.
Alat ukur: Kuesioner
Cara ukur: Dinilai berdasarkan jawaban subjek pada kuesioner
Hasil ukur:
- Mengkonsumsi
- Tidak mengkonsumsi
39
Kriteria obyektif :
Makanan pedas-pedas (nasi goreng, lauk pauk yang pedas, dumdu
yang merangsang lambung seperti merica, asam dll).
Alkohol
Kopi (kafein)
Merokok
6. Variabel independen: Jam makan tenaga kerja
Definisi: waktu yang dibutuhkan oleh tenaga kerja untuk beristirahat
makan diantara kesibukannya dalam pekerjaan setiap
harinya yang dinyatakan dalam jam.
Alat ukur: Kuesioner
Cara ukur: Dinilai berdasarkan jawaban subjek pada kuesioner
Hasil ukur:
Jam 12.°°— 13.
00
Jam 13.°°— 14.
°°
Jam 14.°°— 15.
°°
Jam 15.Q0— 16.
°°
Tidak tentu
7. Variabel independen: Kebiasaan sarapan
Definisi: kebiasaan mengkonsumsi makanan pada pagi hari sebelum
berangkat bekerja
Alat ukur: Kuesioner
Cara ukur: Dinilai berdasarkan jawaban subjek pada kuesioner
Hasil ukur:
- Biasa sarapan
40
- Tidak biasa sarapan
8. Variabel independen: tingkat stres
Definisi: keadaan ketika seseorang dihadapkan dengan kebutuhan yang
sulit atau perubahan yang tidak menyenangkan saat
beradaptasi dalam kehidupan.
Alat ukur: Kuesioner
Cara ukur: Dinilai berdasarkan jawaban subjek pada kuesioner
Hasil ukur:
- Stres
- Tidak stres
41
BAB IV
METODE PENELITIAN
IV.1.Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan studi cross
sectional, dengan tujuan utama untuk mendeskriptifkan fakta yang telah
terjadi berupa gambaran dispepsia pada pekerja sibuk berdasarkan
beberapa faktor, yaitu jenis kelamin, usia, kebiasaan mengkonsumsi
makanan yang merangsang produksi asam lambung, jam makan,
kebiasaan sarapan, masa kerja, jabatan dan stres kerja.
IV.2.Tempat dan Waktu Penelitian
Lokasi yang dipilih adalah Klinik Kesehatan Taman Medan Maju
Jaya,Petaling Jaya,Malaysia dari tanggal 8-12 Juli 2013.
IV.3.Populasi dan Sampel Penelitian
IV.3.1. Populasi penelitian
a. Populasi target adalah semua pegawai kesehatan Klinik
Kesehatan Taman Medan Maju Jaya, Petaling Jaya,Malaysia.
b. Sampel adalah semua pegawai kesehatan yang
mengembalikan kuesioner dan memenuhi syarat sebagai
sampel.
IV.3.2. Besar sampel penelitian
Jumlah sebanyak 40 orang berdasarkan data yang didapat
dari divisi Ibu Pejabat Kesehatan Daerah Petaling.
IV.3.3.Kriteria Seleksi
a. Kriteria Inklusi
42
1. Pegawai kesehatan pada Klinik Kesehatan Taman Medan
Maju Jaya,Petaling Jaya,Malaysia.
2. Bersedia mengisi kuesioner.
b. Kriteria Ekslusi
1. Pegawai dengan status kontrak yang bekerja di Klinik
Kesehatan Taman Medan Maju Jaya,Petaling
Jaya,Malaysia.
2. Pegawai yang tidak hadir pada waktu penelitian.
3. Tidak bersedia atau tidak lengkap dalam pengisian
kuesioner.
4. Tidak mengembalikan kuesioner.
IV.3.4. Teknik Sampling : Accidental sampling
Pengambilan sampel dilakukan secara accidental sampling dimana
subjek yang datang dan memenuhi kriteria seleksi dimasukkan
dalam penelitian.
IV.4. Sumber dan Instrumen Data
IV.4.1. Sumber Data
a. Data Primer - data primer adalah data yang diperoleh langsung
dari responden dengan menggunakan kuisioner
b. Data Sekunder - data sekunder adalah data yang diperoleh dari
bagian yang terkait.
IV.4.2. Instrumen
Instrumen yang digunakan adalah kuesioner atau angket berupa pilihan
dan isian yang telah dirancang untuk mengetahui gambaran dispepsia pada
pegawai yang bekerja di Klinik Kesehatan Taman Medan Maju
Jaya,Petaling Jaya,Selangor.Responden nantinya tinggal memilih dan
mengisi sesuai dengan keadaan yang mereka alami.
43
IV.5. Manejemen Data
IV.5.1.Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode kuesioner yaitu
suatu data yang berisikan rangkaian pernyataan yang akan disebarkan
kepada responden.
IV.5.2. Pengolahan Data
Data diolah menggunakan metode tabulasi yaitu membuat tabel dari
jawaban-jawaban yang sudah diberi kode kategori jawaban kemudian
dimasukkan dalam tabel. Kuesioner yang tidak memenuhi kriteria akan
dikeluarkan dari penelitian.
IV.5.3. Penyajian Data
Penyajian data dilakukan dengan menggunakan computer program
Microsoft Word 2007 dan Microsoft Excel 2007, dengan menggunakan
chart yang berisikan data dalam bentuk tabel.
IV.6. Etika Penelitian
1. Menyediakan surat pengantar yang ditujukan kepada pihak klinik
kesehatan bersangkutan sebagai permohonan izin untuk melaksanakan
penelitian.
2. Menjaga kerahasiaan identitas data subjek penelitian.
3. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat kepada semua
pihak yang terkait khususnya bagi dunia kesehatan.
44
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
V. 1. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Klinik Kesehatan Taman Medan Maju
Jaya,Petaling Jaya,Malaysia. dari tanggal 8-12 Juli 2013. Unit sampel
adalah data primer yang diperoleh langsung dari responden dengan
menggunakan kuisioner. Adapun hasil yang diperoleh adalah jumlah
sampel sebanyak 40 orang yang telah memenuhi kriteria inklusi dan
ekslusi dari penelitian kami.
Hasil penelitian yang di bahas dalam ini terbatas pada hubungan
variabel independen yaitu: karakteristik individu (umur, jenis kelamin,
jabatan), kebiasaan mengkonsumsi makanan yang merangsang, pola
makan, kebiasaan sarapan, dan tingkat stres. Dengan dispesia sebagai
variabel dependen terhadap pegawai kesehatan Klinik Kesehatan Taman
Medan Maju Jaya,Petaling Jaya,Selangor. Adapun hasil yang diperoleh
disajikan sebagai berikut:
1. Distribusi kejadian Dispepsia berdasarkan umur responden
Dari hasil penelitian terhadap pegawai kesehatan Klinik Kesehatan
Taman Medan Maju Jaya,Petaling Jaya,Selangor, diperoleh data
bahwa dari jumlah responden sebanyak 40 orang yang berumur 16-19
tahun sebanyak 0 responden, yang berumur antara 20-24
tahun sebanyak 2 responden, yang berumur antara 25-29
tahun sebanyak 21 responden, yang berumur antara 30-34
tahun sebanyak 10 responden, yang berumur antara 35-39
tahun sebanyak 1 responden, yang berumur antara 40-44
tahun sebanyak 3 responden, yang berumur antara 45-49
45
tahun sebanyak 1 responden, dan yang berumur antara 50 -
54 tahun sebanyak 1 responden.
Tabel 2.Distribusi Kejadian Dispepsia Berdasarkan Umur Responden
pada Pegawai Kesehatan Klinik Kesehatan Taman Medan Maju
Jaya,Petaling Jaya,Selangor Periode Juli 2013
No
Usia
Kejadian Dispepsia Total
Dispepsia Tidak Dispepsia F %
f % f %
1 16-19 tahun 0 0 0 0 0 0
2 20-24 tahun 2 100 0 0 2 100
3 25-29 tahun 18 85,71 3 14,26 21 100
4 30-34 tahun 6 60 4 40 10 100
5 35-39 tahun 1 100 0 0 1 100
6 40-44 tahun 2 66,67 1 33,33 3 100
7 45-49 tahun 1 100 0 0 1 100
8 50-54 tahun 0 0 1 100 1 100
2. Hubungan jenis kelamin dengan kejadian Dispepsia
Hasil penelitian dari 40 responden terhadap pegawai kesehatan
Klinik Kesehatan Taman Medan Maju Jaya,Petaling Jaya,Selangor,
diperoleh bahwa proporsi jenis kelamin pria yaitu sebanyak 18
responden dan responden wanita sebanyak 22 responden.
46
Tabel 3. Distribusi Kejadian Dispepsia Berdasarkan Jenis Kelamin
Responden pada Pegawai Kesehatan Klinik Kesehatan Taman Medan
Maju Jaya,Petaling Jaya,Selangor Periode Juli 2013
No Jenis
Kelamin
Kejadian Dispepsia Total
Dispepsia Tidak Dispepsia F %
f % f %
1 Pria 14 77,78 4 22,22 18 100
2 Wanita 19 86,36 3 13,64 22 100
3. Hubungan kebiasaan mengkonsumsi makanan yang merangsang
dengan kejadian Dispepsia
Dari hasil penelitian pada pegawai kesehatan Klinik Kesehatan
Taman Medan Maju Jaya,Petaling Jaya,Selangor diperoleh data bahwa
dari 40 responden, sebanyak 26 responden (65%) mengkonsumsi
makanan yang meransang, sedangkan sebanyak 14 responden (35%)
tidak mengkonsumsi.
Tabel 4. Distribusi Kejadian Dispepsia Berdasarkan Kebiasaan
Mengkonsumsi Makanan Merangsang Responden pada Pegawai
Kesehatan Klinik Kesehatan Taman Medan Maju Jaya,Petaling
Jaya,Selangor Periode Juli 2013
No Kebiasaan
Mengkonsumsi
Kejadian Dispepsia Total
Dispepsia Tidak
Dispepsia F %
f % f %
1 Mengkonsumsi 18 69,23 8 30,77 26 100
2 Tidak
Mengkonsumsi 10 71,43 4 28,57 14 100
47
4. Hubungan jabatan dengan kejadian Dispepsia
Dari hasil penelitian pada pegawai kesehatan Klinik Kesehatan
Taman Medan Maju Jaya,Petaling Jaya,Selangor diperoleh data bahwa
dari 40 responden yang ada, sebanyak 1 responden (2,5%) yang
rmerupakan direktur, sebanyak 8 responden (20%) yang merupakan
dokter umum, 3 responden (7,5%) yang merupakan apotaker, 14
responden (35%) yang merupakan perawat,8 responden (20%) yang
merupakan bidan,3 responden (7,5%) yang merupakan pembantu
labaratorium,1 responden (2,5%) yang merupakan supir, 1 responden
(2,5%) yang merupakan satpam dan 1 responden (2,5%) yang
merupakan cleaning service.
Tabel 5. Distribusi Kejadian Dispepsia Berdasarkan Jabatan
Responden pada pada Pegawai Kesehatan Klinik Kesehatan Taman
Medan Maju Jaya,Petaling Jaya,Selangor Periode Juli 2013
No Jabatan
Kejadian Dispepsia Total
Dispepsia Tidak Dispepsia F %
f % f %
1 Direktur 0 0 1 100 1 100
2 Dokter umum 5 62,5 3 37,5 8 100
3 Apotaker 1 33,3 2 66,67 3 100
4 Perawat 8 57,14 6 42,86 14 100
5 Bidan 3 37,5 5 62,5 8 100
6 Pembantu
labartoruim
0 0 3 100 3 100
7 Supir 0 0 1 100 1 100
8 Satpam 0 0 1 0 1 100
9 Cleaning 0 0 1 100 1 100
48
service
5. Hubungan kebiasaan makan siang dengan Dispepsia
Dari hasil penelitian pada pegawai kesehatan Klinik Kesehatan
Taman Medan Maju Jaya,Petaling Jaya,Selangor diperoleh data bahwa
dari 40 responden yang ada, sebanyak 28 responden (70%) yang
makan siang pada interval Pkl.12.00-13.00 WITA, sedangkan
sebanyak 12 responden (30%) yang makan siang pada Pkl.13.00-14.00
WITA.
Tabel 6. Distribusi Kejadian Dispepsia Berdasarkan Kebiasaan
Makan Siang Responden pada Pegawai Kesehatan Klinik Kesehatan
Taman Medan Maju Jaya,Petaling Jaya,Selangor Periode Juli 2013
No
Kebiasaan
Makan
Siang
Kejadian Dispepsia Total
Dispepsia Tidak Dispepsia F %
f % f %
1 12.00-13.00 21 75 7 25 28 100
2 13.00-14.00 10 83,3 2 16,67 12 100
3 14.00-15.00 0 0 0 0 0 0
4 15.00-16.00 0 0 0 0 0 0
5 Tak tentu 0 0 0 0 0 0
6. Hubungan kebiasaan sarapan dengan kejadian Dispepsia
Dari hasil penelitian pada pegawai kesehatan Klinik Kesehatan
Taman Medan Maju Jaya,Petaling Jaya,Selangor diperoleh data bahwa
dari 40 responden yang ada, sebanyak 28 responden (70%) yang
menyempatkan waktu untuk sarapan dan sebanyak 12 responden
(30%) yang tidak sempat sarapan
49
Tabel 7. Distribusi Kejadian Dispepsia Berdasarkan Kebiasaan
Sarapan Responden pada Pegawai Kesehatan Klinik Kesehatan
Taman Medan Maju Jaya,Petaling Jaya,Selangor Periode Juli 2013
No Kebiasaan
Sarapan
Kejadian Dispepsia Total
Dispepsia Tidak Dispepsia F %
f % f %
1 Sarapan 20 71,43 8 28,57 28 100
2 Tidak Sarapan 10 83,3 4 16,67 12 100
7. Hubungan tingkat stress dengan kejadian Dispepsia
Dari hasil penelitian terhadap pegawai kesehatan Klinik Kesehatan
Taman Medan Maju Jaya,Petaling Jaya,Selangor diperoleh data bahwa
dari 40 responden yang ada, tidak ada satupun responden yang
mengalami stres (100%).
Tabel 8. Distribusi Kejadian Dispepsia Berdasarkan Tingkat Stres
Responden pada Pegawai Kesehatan Klinik Kesehatan Taman Medan
Maju Jaya,Petaling Jaya,Selangor Periode Juli 2013
No Usia
Kejadian Dispepsia Total
Dispepsia Tidak Dispepsia F %
f % f %
1 Stress 0 0 0 0 0 0
2 Tidak Stress 32 80 8 20 40 100
50
8. Angka Kejadian Dispepsia
Dari hasil penelitian tentang kejadian dispepsia pada pegawai
kesehatan Klinik Kesehatan Taman Medan Maju Jaya,Petaling
Jaya,Selangor diperoleh bahwa dari 40 responden, sebanyak 32
responden (80%) yang digolongkan dispepsia, sedangkan 8 responden
(20%) yang digolongkan tidak dispepsia.
V. 2. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada Pegawai
Kesehatan Klinik Kesehatan Taman Medan Maju Jaya pada tanggal 8 Juli
2013 - 12 Juli 2013 telah diperoleh distribusi beberapa faktor yang
berhubungan dengan penyakit dispepsia fungsional. Adapun pembahasan
dari hasil penelitian yang didapatkan adalah sebagai berikut:
Pada penelitian ini didapatkan responden sebanyak 40 orang.Pada
tabel 2 diperoleh hasil gambaran distribusi penderita dispepsia berdasarkan
umur yaitu yang berumur 20-24 tahun, 35-39 tahun dan 45-49
tahun yaitu sebesar 100%. Serta pada umur 25 -29 tahun
didapatkan responden sebanyak 18 orang dengan angka
kejadian dispepsia 85,71 %. Hal ini sesuai dengan sumber
kepustakaan yang menyatakan bahwa dispepsia terutama
terjadi pada usia produktif 20-50 tahun.
Pada tabel 3 diperoleh gambaran distribusi kejadian dispepsia
berdasarkan jenis kelamin. Diperoleh hasil bahwa penderita berjenis
51
kelamin wanita lebih banyak menderita dyspepsia yakni 19 orang
penderita (86,36%) dan laki – laki sebanyak 14 orang penderita (77,78%).
Hasil ini sesuai dengan sumber kepustakaan yang menyatakan bahwa
angka kejadian dispepsia pada perempuan lebih sering terjadi.
Pada tabel 4 diperoleh gambaran distribusi kejadian dispepsia
berdasarkan kebiasaan mengkonsumsi makanan yang
merangsang.Diperoleh hasil bahwa yang biasa mengkonsumsi makanan
merangsang menderita dispepsia sebanyak 18 responden (69,23%) dan 8
responden (30,77%) tidak menderita dyspepsia. Sedangkan untuk yang
tidak mengkonsumsi makanan merangsang terdapat 10 responden
(71,43%) yang menderita dyspepsia dan 4 orang (28,57%) tidak menderita
dispepsia.Hasil ini sedikit berbeda dengan kepustakaan yang menyatakan
bahwa angka kejadian ini lebih banyak diderita oleh orang yang
mengkonsumsi makanan merangsang seperti makanan pedas, asam, dan
kopi. Hal ini mungkin dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang berkaitan
dengan penyebab dispepsia seperti usia, pola makan, jenis kelamin dan
sebagainya.
Pada tabel 5 diperoleh gambaran distribusi dispepsia berdasarkan
jabatan responden.Angka kejadian tertinggi dialami oleh dokter umum
yaitu sebanyak 5 responden (62,5%) dan sebanyak 3 responden (37,5%)
tidak mengalami dispepsia. Untuk direktur terdapat 1 responden (100%)
yang tidak mengalami dispepsia sedangkan yang mengalami dispepsia
tidak ada (0%).Untuk apotaker terdapat 1 responden yang mengalami
52
disepsia (33,3%) dan 2 yang tidak mengalami dispepsia (66,67%). Untuk
perawat terdapat 8 responden (57,14%) yang mengalami dispepsia
sedangkan yang tidak mengalami dispepsia adalah sebanyak 6 responden
(42,86%) Untuk bidan terdapat 3 responden (37,5%) yang mengalami
dispepsia sedangkan yang tidak mengalami dispepsia adalah sebanyak 5
responden (62,5%). Untuk pembantu laboratorium terdapat 3 responden
(100%) yang tidak mengalami dispepsia sedangkan yang mengalami
dispepsia tidak ada (0%) Untuk sopir terdapat 1 responden (100%) yang
tidak mengalami dispepsia sedangkan yang mengalami dispepsia tidak ada
(0%). Untuk satpam terdapat 1 responden (100%) yang tidak mengalami
dispepsia sedangkan yang mengalami dispepsia tidak ada (0%). Untuk
cleaning service terdapat 1 responden (100%) yang tidak mengalami
dispepsia sedangkan yang mengalami dispepsia tidak ada (0%)Pada dokter
umum angka kejadian dispepsia cukup tinggi, jumlah jam kerja dan
banyaknya pekerjaan dapat dikaitkan dengan angka tersebut.
Pada tabel 6 diperoleh gambaran distribusi kejadian dispepsia
berdasarkan kebiasaan makan siang. Dari hasil ini memperlihatkan ada 21
responden (75%) mengalami dyspepsia dan 7 responden (25%) yang tidak
mengalami dispepsia pada jam makan siang pukul 12.00 – 13.00.
Sedangkan pada saat makan siangnya pukul 13.00 – 14.00 yang
mengalami dispepsia sebanyak 10 responden (83,3%) dan 2 responden
(16,67%) yang tidak mengalami dyspepsia. Angka kejadian dyspepsia
cukup tinggi pada jam makan siang 12.00-13.00, hal ini dapat diakibatkan
53
oleh faktor lain penyebab dispepsia seperti usia, jenis makanan, dan faktor
lainnya. Sehingga walaupun makan diwaktu yang sesuai, angka
kejadiannya cukup tinggi.
Pada tabel 7 diperoleh gambaran distribusi kejadian disepsia
berdasarkan kebiasaan sarapan.Terdapat 20 responden (71,43%) yang
mengalami dispepsia dan 8 responden (28,57%) yang tidak dispepsia
walaupun telah sarapan. Untuk yang tidak sarapan terdapat 10 responden
(83,3%) yang mengalami dispepsia dan 2 responden (16,67) yang tidak
mengalami dispepsia. Tidak ada kepustakaan yang menerangkan secara
jelas faktor sarapan dan angka dispepsia, namun dari hasil yang diperoleh
didapatkan hasil yang tidak berbeda jauh antara penderita yang memilik
kebiasaan sarapan dan tidak sarapan.
Pada tabel 8 diperoleh gambaran distribusi kejadian disepsia
berdasarkan tingkat stress. Dari 40 responden, semua responden
menyatakan tidak mengalami stres dalam bekerja, namun 32 orang (80%)
diantaranya mengalami dispepsia dan sisanya sebanyak 12 orang (20%)
tidak mengalami dispepsia. Hal ini berbeda dengan kepustakaan mengenai
stress kerja hubungannya dengan dispepsia. Angka nol (0) pada responden
yang mengalami stres dapat dihubungkan dengan lingkungan kerja yang
kondusif dan nyaman bagi pegawai, serta dapat dihubungkan pula dengan
upah atau gaji yang diterima. Untuk responden yang tidak stress namun
mengalai dispepsia, hal ini mungkin dikarenakan faktor lain penyebab
dispepsia.
54
55
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti Klinik
Kesehatan Taman Medan Maju Jaya,Petaling Jaya,Selangor, maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Kejadian penderita dispepsia pada pegawai kesehatan di Klinik Kesehatan
Taman Medan Maju Jaya,Petaling Jaya,Selangor adalah sebesar 80%.
2. Penderita dispepsia lebih banyak pada kelompok usia produktif 20-24
tahun sebesar 100%.
3. Penderita dispepsia lebih banyak pada wanita dibandingkan pada pria
sebesar 83,36%.
4. Penderita dispepsia berdasarkan kebiasaan mengkonsumsi makanan yang
merangsang asam lambung terbanyak pada kelompok yang tidak
mengkonsumsi yaitu sebesar 71,43% .
5. Penderita dispepsia lebih banyak pada kelompok dokter umum sebesar
62,5%.
6. Penderita dispepsia berdasarkan pola jam makan siang terbanyak pada
kelompok dengan pola jam 13.00-14.00 sebesar 83,3%
56
7. Penderita dispepsia berdasarkan kebiasaan sarapan pagi terbanyak pada
kelompok yang tidak sarapan sebesar 83,3%.
8. Penderita dispepsia terbanyak pada kelompok tidak stres sebesar 80%.
6.2 Saran
1. Untuk tenaga kerja:
1.1 Penanganan paling mudah dan murah adalah usaha preventif
1.2 Biasakan mengubah pola makan seperti sarapan dan
menghindari atau mengurangi makanan yang merangsang asam
lambung .
2. Untuk perusahaan:
2.1 Mempertimbangkan diadakannya seminar atau penyuluhan
kesehatan berkaitan dispepsia untuk menambah wawasan para
pegawai.
3. Perlu diadakan penelitian yang lebih lanjut untuk menilai hubungan
sebab akibat dari berbagai faktor resiko yang mengakibatkan
dyspepsia.
57
DAFTAR PUSTAKA
1. Anoraga, P. Psikologi Kerja. PT Rineka Cipta. Jakarta. 2005
2. Anoraga P. Suyati S. Stress dalam Psikologi Industri dan Sosial. PT Dunia
Pustaka Jaya. Jakarta 2005
3. Azwar A. Pengantar Administrasi Kesehatan. Edisi Ketiga PT. Binarupa
Aksara. Jakarta: 2008
4. Dainur. Higiene Perusahaan, Kesehatan, dan Keselamatan Kerja dalam
Materi-materi Pokok Ilmu Kesehatan Masyarakat. Widya Medika.
Jakarta : 2004
5. Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI. Pemeriksaan Kesehatan
Tenaga Kerja. Direktorat Jenderal Pembinaan Hubungan Perburuhan dan
Perlindungan Tenaga Kerja. Jakarta : 5-31
6. Djojoningrat, Dharmika. Dispepsia Fungsional dalam Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Jilid I. Edisi Kelima. Balai Penerbit FKUI. Jakarta: 2009
7. Guyton dan Hall. Fisiologi gastrointestinal dalam Buku Ajar Fisiologi
Kedokteran. Edisi II. EGC. Jakarta: 2008 1050-2
8. Suma`mur PK. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. CV. Sagung
Seto. Jakarta: 2009
9. Tarigan, P. Tukak Lambung dalam Gastroenterologi Hepatologi. CV.
Infomedika. Jakarta : 2000
10. Corwin EJ. Buku Saku Patofisiologi. Bab XV. EGC. Jakarta : 2009
58
KUESIONER STUDI TENTANG DISPEPSIA PADA PEGAWAI
KESEHATAN KLINIK KESEHATAN TAMAN MEDAN MAJU JAYA
Identitas Responden
1. Nama :
2. Umur/Jenis Kelamin :
3. Pendidikan :
4. Jabatan :
Riwayat Pekerjaan
5. Sudah berapa lamakah anda bekerja ditempat ini?
6. Jam berapakah anda masuk kerja setiap harinya?
7. Sebelum berangkat bekerja, apakah Anda makan pagi terlebih dahulu?
8. Berapa jam anda bekerja dalam sehari?
9. Apakah ada waktu istirahat diantara jam kerja tersebut?
a. ya b. tidak
10. Berapa kali waktu istirahat Anda selama bekerja dalam 1 hari?
a. 3 kali b. 2 kali c. 1 kali d. Tidak ada
11. Apakah yang anda lakukan pada waktu istirahat? (jawaban boleh lebih dari
satu)
a.makan
b. Minum kopi
c.minum soft drink
d.merokok
e. Menyelesaikan pekerjaan
f. Lain-lain (sebutkan)
12. Pernahkah anda bekerja dalam sehari terus-menerus tanpa istirahat?
a. Ya, alasannya
b. tidak, alasannya
13. Apakah anda selalu sibuk dengan pekerjaan setiap harinya?
a. Ya
b. Tidak
14. Sempatkah anda makan siang tiap harinya?
a. Ya, alasannya
b. Tidak, alasannya
59
15. Jam berapakah biasanya anda makan siang?
16. Makanan apakah yang anda saat makan siang? (jawaban boleh lebih dari satu)
a. Nasi lauk pauk
b. Bakso dan mie
c. Lain-lain, sebutkan
17. Apakah anda sering makan tidak teratur?
a. Ya b. Tidak
18. Apakah anda sering mengkonsumsi makanan yang merangsang? (makanan
pedas, asam, berminyak)
a. Ya b.Tidak
Identitas Keluhan
19. Apakah anda pernah merasakan rasa sakit di ulu hati saat bekerja?
a. Ya b. Tidak
20. Apa yang menyebabkan nyeri perut itu muncul? (jawaban boleh lebih dari
satu)
a. Terlambat makan
b. Stres
c. Tidak sempat makan
d. Setelah makan yang pedas
e. Setelah makan yang asam/berminyak
f.Setelah minum kopi
g. Lain-lain sebutkan
21. Ada keluhan lain yang menyertai nyeri ulu hati? (jawaban boleh lebih dari
satu)
a. Kembung
b. Mual
c. Muntah
d. Sendawa
e. Tidak ada nafsu makan
f. Lain-lain, sebutkan
22. Kapankah anda mulai menderita keluhan tersebut?
a. 1 bulan lalu
b. 1-6 bulan lalu
c. > 6 bulan, sebutkan
60
23. Apakah anda pernah berobat ke dokter ketika mengalami keluhan tersebut?
a. Ya b. Tidak
24. Tahukah anda bahwa keluhan tersebut merupakan gejala penyakit maag?
a. Ya b. Tidak
25. Darimana anda mengetahuinya?
a. Teman
b. Dokter
c. Lain-lain, sebutkan
26. Seringkah penyakit maag anda kambuh?
a. Ya b. Tidak
No Pernyataan Ya Tidak
1 Hubungan anda dan atasan di klinik ini baik.
2 Hubungan anda dan teman sekerja di klinik ini baik.
3 Saya sering melakukan kesalahan sehingga pekerjaan saya
tidak selesai tepat pada waktunya.
4 Saya merasa tersinggung apabila ada rekan kerja yang
menegur kesalahan saya.
5 Saya menjadi malas bekerja bila ingat gaji yang tidak
mencukupi kebutuhan saya.
6 Keluarga saya kurang mendukung saya bekerja di klinik
ini.
7 Saya akan berhenti dan pindah ketempat lain bila ada
kesempatan.
8 Saya merasa tidak senang untuk mengikuti kegiatan-
kegiatan di klinik.
9 Tuntutan tugas terlalu tinggi sehingga memberatkan tugas-
tugas saya.
10 Dalam menjalankan tugas, saya ditekan dengan banyak
peraturan.
11 Dalam bekerja, saya selalu dikejar waktu untuk
menyelesaikan pekerjaan dengan baik.
12 Pekerjaan dan tugas saya terasa membosankan.
13 Saya merasa putus asa, karena sudah lama bekerja namun
tidak mengalami peningkatan posisi.
14 Tanggung jawab yang diberikan perusahaan kepada saya
sangat memberatkan.
15 Kerja keras saya tidak sebanding dengan hasil yang saya
terima.
61
GAMBARAN TENTANG DISPEPSIA
PADA PEGAWAI KESEHATAN DI KLINIK KESEHATAN TAMAN
MEDAN MAJU JAYA,PETALING JAYA,MALAYSIA
Gopinath Nadarajan ( C 111 08 753)
Pembimbing: dr.Muh Rum Rahim,M.Kes
SEMINAR HASIL
BAGIAN IKM-IKK FAKULTAS KEDOKTERAN UNHAS, MAKASSAR 2013
I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
- Pembangunan perekonomian yang semakin
meningkat.
- Perubahan gaya hidup akibat rutinitas harian.
- Angka kejadian yang tinggi.
2. Rumusan Masalah
Faktor penyebab dispepsia sendiri hingga saat ini masih dikaji, beberapa studi menyebutkan penyebabnya multifaktorial. Proses pembangunan ekonomi yang pesat yang mengakibatkan pola hidup para pelaku ekonomi merupakan salah satu faktor utamanya, disamping faktor penyebab lainnya.
Pada penelitian ini kami berusaha meninjau bagaimana gambaran dispepsia pada Pegawai Kesehatan di Klinik Kesehatan Taman Medan Maju Jaya,Petaling Jaya,Malaysia berdasarkan beberapa faktor tersebut
3. Batasan Masalah
Mengingat terbatasnya waktu, biaya dan tenaga, maka penulisan ini kami batasi hanya berdasarkan anamnesis dengan keluhan berupa rasa nyeri ulu hati, kembung dan mual.
Berdasarkan pada anamnesis tanpa menelusuri kelainan dasar yang mungkin ada secara lebih jelas, maka penelitian kami lebih tujukan pada dispepsia fungsional dengan berdasarkan faktor-faktor predisposisinya.
Tujuan Umum
Untuk memperoleh gambaran tentang
penderita dispepsia fungsional berdasarkan
beberapa faktor pada pegawai kesehatan di
Klinik Kesehatan Taman Medan Maju
Jaya,Petaling Jaya,Malaysia.
Tujuan Khusus
Untuk mengetahui gambaran persentase pegawai kesehatan di Klinik Kesehatan Taman Medan Maju Jaya,Petaling Jaya,Malaysia yang menderita dispepsia.
Untuk mengetahui gambaran penderita dispepsia pada pegawai kesehatan di Klinik Kesehatan Taman Medan Maju Jaya,Petaling Jaya,Malaysia berdasarkan umur.
Untuk mengetahui gambaran penderita dispepsia pada pegawai kesehatan di Klinik Kesehatan Taman Medan Maju Jaya,Petaling Jaya,Malaysia berdasarkan jenis kelamin.
Untuk mengetahui gambaran penderita dispepsia pada pegawai kesehatan di Klinik Kesehatan Taman Medan Maju Jaya,Petaling Jaya,Malaysia berdasarkan kebiasaan mengkonsumsi makanan/minuman yang merangsang asam lambung.
Untuk mengetahui gambaran penderita dispepsia pada pegawai kesehatan di Klinik Kesehatan Taman Medan Maju Jaya,Petaling Jaya,Malaysia berdasarkan pola jam makan.
Untuk mengetahui gambaran penderita dispepsia pada pegawai kesehatan di Klinik Kesehatan Taman Medan Maju Jaya,Petaling Jaya,Malaysia berdasarkan jabatan.
Untuk mengetahui gambaran penderita dispepsia pada pegawai kesehatan di Klinik Kesehatan Taman Medan Maju Jaya,Petaling Jaya,Malaysia berdasarkan kebiasaan sarapan pagi.
Untuk mengetahui gambaran penderita dispepsia pada pegawai kesehatan di Klinik Kesehatan Taman Medan Maju Jaya,Petaling Jaya,Malaysia berdasarkan hubungannya dengan stres kerja.
1. Manfaat Aplikatif bagi instansi/perusahaan
1. Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi instansi terkait
dalam rangka menentukan kebijakan kesehatan kerja pada masa
yang akan datang.
2. Sebagai bahan masukan bagi perusahaan tersebut dalam
mengelola dan mengatasi permasalahan dispepsia guna
meningkatkan produktifitas kerja.
2. Manfaat Klinis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi
bahan bacaan dan acuan bagi penelitian selanjutnya.
3. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan menjadi penambah wawasan serta pengembangan diri peneliti dalam bidang penelitian terutama berhubungan dengan penyakit akibat kerja.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Dispepsia Dispepsia merupakan kumpulan keluhan/gejala klinis yang terdiri dari rasa tidak enak/sakit di perut bagian atas yang menetap atau mengalami kekambuhan
Dispepsia dibagi atas dua:
Dispepsia organik, bila telah diketahui adanya kelainan organik sebagai penyebabnya. Sindroma dispepsi organik terdapat kelainan yang nyata terhadap organ misalnya tukak.
Dispepsia nonorganik atau dispepsia fungsional, atau dispesia non-ulkus (DNU), bila tidak jelas penyebabnya. Dispepsi fungsional tanpa disertai kelainan atau gangguan struktur organ berdasarkan pemeriksaan klinis, laboratorium, radiologi, dan endoskopi (teropong saluran pencernaan)
Penyebab dispepsia:
Regurgitasi (aliran balik, refluks) asam dari lambung.
Iritasi lambung (gastritis).
Ulkus gastrikum atau ulkus duodenalis.
Kanker lambung.
Peradangan kandung empedu (kolesistitis).
Intoleransi laktosa (ketidakmampuan mencerna susu dan produknya).
Kelainan gerakan usus.
Stress psikologis, kecemasan, atau depresi.
Infeksi Helicobacter pylori
Manifestasi klinis didasarkan atas keluhan/gejala yang dominan, terbagi atas 2 tipe:
Dispepsia dengan keluhan seperti ulkus (ulcus-like dyspepsia), dengan gejala:
Nyeri epigastrium terlokalisasi
Nyeri hilang setelah makan atau pemberian antasida, nyeri saat lapar dan nyeri episodik.
Dispepsia dengan gejala seperti dismotilitas (dysmotility-like dyspesia), dengan gejala:
Mudah kenyang
Perut cepat terasa penuh saat makan
Mual
Muntah
Upper abdominal bloating (bengkak perut bagian atas)
Rasa tak nyaman bertambah saat makan..
Tinjauan penyakit hubungannya dengan pekerjaan
Beberapa kondisi pada tenaga kerja yang memiliki tanggungan terhadap keluarga, upah/jasa yang rendah, jam kerja yang berlebihan, atau sering lembur, mempunyai resiko mengalami penyakit kekurangan gizi akibat kerja, yang selanjutnya akan menurunkan produktivitas kerja.
Waktu bekerja dan istirahat dipengaruhi oleh beban kerja, cara kerja, lingkungan kerja, dan lain-lain di satu pihak serta keterampilan, kesehatan, usia, dan sebagainya serta tenaga kerja
Lama bekerja:
Lamanya seseorang bekerja secara baik pada umumnya 6-8 jam sehari atau 40 jam per minggu dan perpanjangan waktu kerja lebih dari itu biasanya disertai dengan menurunnya efisiensi, timbulnya kelelahan, penyakit, dan kecelakaan
Waktu istirahat:
Istirahat atas dasar ketentuan perundang-undangan paling sedikit 1/2 jam sesudah 4 jam kerja berturut-turut.
Hubungan dispepsia dengan pekerjaan
Karena kesibukannya dalam pekerjaan, seseorang sering terlambat makan dan adanya stress yang muncul di tengah-tengah kehidupan yang kompetitif dapat menimbulkan gejala dispepsia.
III. KERANGKA KONSEP
Definisi Operasional
keluhan rasa sakit atau tidak enak di epigastrium (discomfort), rasa pedih sampai rasa terbakar, mual, muntah, kembung, cepat rasa kenyang atau rasa penuh / sesak sewaktu makan dan muntah-muntah.
Alat ukur: Kuesioner
Cara ukur: Dinilai berdasarkan jawaban subjek pada kuesioner
Hasil ukur:
Menderita : bila ditemukan keluhan atau gejala klinis seperti di atas.
Tidak menderita : bila ditemukan keluhan seperti di atas
• lamanya hidup seseorng mulai dari lahir hingga saat ini sesuai dengan pengisian pada kuesioner Definisi
•16-19 tahun
•20-24 tahun
•25-29 tahun
•30-34 tahun
•35-39 tahun
•40-44 tahun
•45-49 tahun
•50-54 tahun
Kriteria Objektif
Umur
•perbedaan seksual yang terdiri dari pria dan wanita Definisi
•Pria
•Wanita Kriteria Objektif
Jenis Kelamin
•Suatu kebiasaan dalam mengkonsumsi makanan merangsang seperti makanan pedas, kopi, asam
Definisi
•Mengkonsumsi
• Tidak mengkonsumsi
Kriteria Objektif
Kebiasaan konsumsi makanan merangsang
• Tingkatan strata dalam pekerjaan Definisi
• Direktur
• Dokter Umum
• Apotaker
• Perawat
• Bidan
• Pembantu Labaratorium
• Sopir
• Satpam
• Cleaning service
Kriteria Objektif
Jabatan
•Suatu pola yang berhubungan dengan waktu makan siang masing-masing individu.
Definisi
•12.00-13.00
•13.00-14.00
•14.00-15.00
•15.00-16.00
•Tak tentu
Kriteria Objektif
Kebiasaan Makan Siang
•Pola perilaku yang berhubungan dengan sarapan per individu
Definisi
• Sarapan
• Tidak sarapan Kriteria Objektif
Kebiasaan Sarapan
• Suatu kondisi ketika individu berada dalam situasi penuh tekanan.
Definisi
• Stres
• Tidak stres Kriteria Objektif
Tingkat Stres
IV.METODE PENELITIAN
Jenis penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif
Tempat dan Waktu Penelitian
Lokasi yang dipilih adalah Klinik Kesehatan Taman Medan Maju Jaya,Petaling Jaya,Malaysia dari tanggal 8-12 Juli 2013
Populasi
semua pegawai kesehatan di Klinik Kesehatan Taman Medan Maju Jaya,Petaling Jaya,Malaysia.
Sampel
semua pegawai yang berada di Klinik Kesehatan Taman Medan Maju Jaya,Petaling Jaya,Malaysia pada saat penelitian dilakukan.
Cara Pengambilan Sampel
Sampel diambil dengan metode accidental sampling
Kriteria Seleksi
Kriteria Inklusi
Pegawai kesehatan pada Klinik Kesehatan Taman Medan Maju Jaya,Petaling Jaya,Malaysia.
Kriteria Ekslusi
Pegawai dengan status kontrak yang bekerja di Klinik Kesehatan Taman Medan Maju Jaya,Petaling Jaya,Malaysia.
Pegawai yang tidak hadir pada waktu penelitian.
Tidak bersedia atau tidak lengkap dalam pengisian kuesioner.
Tidak mengembalikan kuesioner.
Sumber Data
Data Primer : Data yang diperoleh langsung dari responden dengan menggunakan kuisioner.
Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode kuesioner yaitu suatu data yang berisikan rangkaian pernyataan yang akan disebarkan kepada responden.
Pengolahan Data
Data diolah menggunakan Microsoft Excel 2010 dengan membuat tabel dari jawaban-jawaban yang sudah diberi kode kategori jawaban kemudian dimasukkan dalam tabel.
Penyajian Data
Penyajian data dilakukan dengan menggunakan Microsoft Word 2010 disajikan dalam bentuk tabel distribusi dan disertai dengan penjelasan-penjelasan
HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN
UMUR
No
Usia
Kejadian Dispepsia
Total
Dispepsia
Tidak dispepsia
f % f % F %
1 16-19 tahun 0 0 0 0 0 0
2 20-24 tahun 2 100 0 0 2 100
3 25-29 tahun 18 85,71 3 14,26 21 100
4 30-34 tahun 6 60 4 40 10 100
5 35-39 tahun 1 100 0 0 1 100
6 40-44 tahun 2 66,67 1 33,33 3 100
7 45-49 tahun 1 100 0 0 1 100
8 50-54 tahun 0 0 1 100 1 100
JENIS KELAMIN
No
Jenis
Kelamin
Kejadian Dispepsia
Total
Dispepsia
Tidak Dispepsia
F %
f % f %
1 Pria 14 77,78 4 22,22 18 100
2 Wanita 19 86,36 3 13,64 22 100
KEBIASAAN MENGKONSUMSI MAKANAN YANG
MERANGSANG
No
Kebiasaan
Mengkonsumsi
Kejadian Dispepsia
Total
Dispepsia
Tidak Dispepsia
F
%
f % f %
1 Mengkonsumsi 18 69,23 8 30,77 26 100
2
Tidak
Mengkonsumsi 10 71,43 4 28,57 14 100
JABATAN
No
Jabatan
Kejadian Dispepsia
Total
Dispepsia
Tidak Dispepsia
F
%
f % f %
1 Direktur 0 0 1 100 1 100
2 Dokter
umum
5 62,5 3 37,5 8 100
3 Apotaker 1 33,3 2 66,67 3 100
4 Perawat 8 57,14 6 42,86 14 100
5 Bidan 3 37,5 5 62,5 8 100
6 Pembantu
labartoruim
0 0 3 100 3 100
7 Supir 0 0 1 100 1 100
8 Satpam 0 0 1 0 1 100
9 Cleaning
service
0 0 1 100 1 100
KEBIASAAN MAKAN SIANG
No
Kebiasaan
Makan
Siang
Kejadian Dispepsia
Total
Dispepsia
Tidak Dispepsia
F
%
f % f %
1 12.00-13.00 21 75 7 25 28 100
2 13.00-14.00 10 83,3 2 16,67 12 100
3 14.00-15.00 0 0 0 0 0 0
4 15.00-16.00 0 0 0 0 0 0
5 Tak tentu 0 0 0 0 0 0
KEBIASAAN SARAPAN
No
Kebiasaa
n Sarapan
Kejadian Dispepsia
Total
Dispepsia
Tidak Dispepsia
F
%
f % f %
1 Sarapan 20 71,43 8 28,57 28 100
2 Tidak
Sarapan
10 83,3 4 16,67 12 100
TINGKAT STRES
No
Usia
Kejadian Dispepsia
Total
Dispepsia
Tidak Dispepsia
F
%
f % f %
1 Stress 0 0 0 0 0 0
2 Tidak
Stress
32 80 8 20 40 100
KESIMPULAN
Kejadian penderita dispepsia pada pegawai kesehatan di Klinik Kesehatan Taman Medan Maju Jaya,Petaling Jaya,Selangor adalah sebesar 80%.
Penderita dispepsia lebih banyak pada kelompok usia produktif 20-24 tahun sebesar 100%.
Penderita dispepsia lebih banyak pada wanita dibandingkan pada pria sebesar 83,36%.
Penderita dispepsia berdasarkan kebiasaan mengkonsumsi makanan yang merangsang asam lambung terbanyak pada kelompok yang tidak mengkonsumsi yaitu sebesar 71,43% .
Penderita dispepsia lebih banyak pada kelompok dokter umum sebesar 62,5%.
Penderita dispepsia berdasarkan pola jam makan siang terbanyak pada kelompok dengan pola jam 13.00-14.00 sebesar 83,3%
Penderita dispepsia berdasarkan kebiasaan sarapan pagi terbanyak pada kelompok yang tidak sarapan sebesar 83,3%.
Penderita dispepsia terbanyak pada kelompok tidak stres sebesar 80%.
SARAN
Untuk tenaga kerja:
Penanganan paling mudah dan murah adalah usaha preventif
Biasakan mengubah pola makan seperti sarapan dan menghindari atau mengurangi makanan yang merangsang asam lambung .
Untuk perusahaan:
Mempertimbangkan diadakannya seminar atau penyuluhan kesehatan berkaitan dispepsia untuk menambah wawasan para pegawai.
Perlu diadakan penelitian yang lebih lanjut untuk menilai hubungan sebab akibat dari berbagai faktor resiko yang mengakibatkan dispepsia