BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu Negara maritime terbesar di dunia, yang 2/3 wilayahnya merupakan wilayah lautan dan dengan jumlah pulau sekitar 17500 yang tersebar dari sabang sampai marauke. Antara pulau satu dengan pulau lainnya dipisahkan oleh laut, tapi bukanlah penghalang bagi warga Negara indonsesia untuk saling berhubungan satu sama lain walaupun terpisahkan oleh antar pulau. Tidak dapat dipungkiri bahwa untuk mendukung kegiatan tersebut diperlukan sarana penghubung antar pulau bahkan sarana-sarana tersebut dapat dikatakan menjadi kebutuhan yang harus ada untuk memeperlancar hubungan warga Indonesia antar pulau dengan menjadi akses penghubung antar pulau. hal ini tidak lepas dari sarana prasarana yang tersedia untuk menghubungkan satu pulau dengan pulau lainnya. Sarana prasarana tersebut antara lain dapat berupa, pelabuhan penyebrangan, Bandar udara, terminal bahkan jembatan antar pulau sudah tercipta saat ini untuk mendukung kegiatan warga antar pulau untuk saling berhubungan. Bangunan-bangunan tersebut merupakan kontruksi bangunan sipil yang dirancang sedemikian rupa di dalam maupun di atas
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu Negara maritime terbesar
di dunia, yang 2/3 wilayahnya merupakan wilayah lautan dan
dengan jumlah pulau sekitar 17500 yang tersebar dari sabang
sampai marauke. Antara pulau satu dengan pulau lainnya
dipisahkan oleh laut, tapi bukanlah penghalang bagi warga
Negara indonsesia untuk saling berhubungan satu sama lain
walaupun terpisahkan oleh antar pulau.
Tidak dapat dipungkiri bahwa untuk mendukung kegiatan
tersebut diperlukan sarana penghubung antar pulau bahkan
sarana-sarana tersebut dapat dikatakan menjadi kebutuhan
yang harus ada untuk memeperlancar hubungan warga Indonesia
antar pulau dengan menjadi akses penghubung antar pulau.
hal ini tidak lepas dari sarana prasarana yang tersedia
untuk menghubungkan satu pulau dengan pulau lainnya. Sarana
prasarana tersebut antara lain dapat berupa, pelabuhan
penyebrangan, Bandar udara, terminal bahkan jembatan antar
pulau sudah tercipta saat ini untuk mendukung kegiatan warga
antar pulau untuk saling berhubungan.
Bangunan-bangunan tersebut merupakan kontruksi bangunan
sipil yang dirancang sedemikian rupa di dalam maupun di atas
permukaan laut oleh perencana dan pelaksana pembangunan agar
dapat menjadi bangunan yang dapat melayani kegiatan
penggunanya pada lintas pulau sekalipun. Tentu saja,
bangunan-bangunan tersebut tidak lepas dari material-
material penyusunnya, yang salah satunya adalah beton.
Dalam Teknologi Beton, Kardiono Tjokrodimuljo (2004),
beton pada dasarnya adalah campuran yang terdiri dari
agregat kasar dan agregat halus yang dicampur dengan air dan
semen sebagai pengikat dan pengisi antara agregat kasar dan
agregat halus serta kadang-kadang ditambahkan additive.
Menurut Wuryati S. dan Candra R (2001), dalam bidang
bangunan yang dimaksud dengan beton adalah campuran dari
agregat halus dan agregat kasar ( pasir, kerikil, batu pecah
atau jenis agregat lain ) dengan semen yang dipersatukan
oleh air dalam perbandingan tertentu. Menurut Peraturan
Beton Bertulang Indonesia (PBBI 1971), beton didefinisikan
sebagai bahan yang diperoleh dengan mencampurkan agregat
halus, agregat kasar, semen portland dan air ( tanpa
aditif ). Sedangkan SK. SNI T – 15 – 1990 – 03
mendefinisikan beton sebagai campuran antara semen Portland
atau semen hidrolik yang lainnya, agregat halus, agregat
kasar dan air, dengan atau tanpa bahan campuran tambahan
yang membentuk massa padat. Dalam perencanaan beton sering
dikenal dengan istilah beton konvensional. Beton
konvensional adalah beton dengan penggunaan material,
teknologi dan peralatan yang masih sederhana. Kekuatan tekan
dari beton konvensional maksimum 25 Mpa pada umur 28 hari.
Beton mempunyai massa jenis γ=2400 kg/m³.
.
Pemakaian beton sebagai bahan konstruksi telah lama
dikenal di Indonesia. Salah satu bahan utama yang sering
digunakan pada konstruksi bangunan. Beton merupakan suatu
material hasil dari campuran semen, agregat halus, agregat
kasar, air dan kadang-kadang dengan bahan tambah yang
bervariasi. Adanya pembangunan infrastruktur mendorong
berkembangnya teknologi beton, sehingga penggunaan beton
dengan kualitas baik sangat dibutuhkan masyarakat pada
umumnya terutama untuk pembangunan. Alasan mengapa beton
banyak digunakan karena pertama beton merupakan bahan yang
kedap air, kedua elemen struktur beton relative mudah
dibentuk atau dicetak menjadi berbagai ukuran dan tipe,
ketiga adalah beton merupakan bahan yang murah dan relative
mudah disediakan dan dikerjakan.
Dari pemaparan-pemaparan di atas, tampak bahwa Indonesia
yang terdiri dari pulau-pulau yang memiliki banyak bangunan
sipil yang berada di laut untuk menjadi akses penggunanya
menuju satu pulau ke pulau lainnya. Melihat hal itu, maka
diperlukan material penyusun bangunan-bangunan sipil
tersebut dengan mutu tinggi dan bertahan dalam air laut
dalam jangka waktu yang lama. Dalam konteks ini material
yang diperlukan adalah beton yang tahan terhadap air laut.
Oleh karena itu , perlu diadakannya penelitian mengenai daya
tahan (durability) beton yaitu dalam konteks kuat tekan beton
dengan perendaman berkala dalam air laut untuk mengetahui
pengaruh kuat tekan beton tersebut akibat air laut.
Permasalahan tersebut diteliti sebagai bagian dari tugas
akhir yang berjudul “Pengaruh Variasi Lama Perendaman dalam Air
Laut terhadap Kuat Tekan Beton dengan Bahan Tambah Silika fume”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas masalah yang menjadi focus dalam
penelitian ini adalah :
a. Berapa besar kuat tekan beton normal dengan perendaman
berkala dalam air laut ?
b. Berapa besar kuat tekan beton dengan bahan tambah silica
fume dengan perendaman berkala dalam air laut?
c. Bagaimana pengaruh bahan tambah silica fume terhadap kuat
kuat tekan beton setelah direndam dalam air laut ?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
a. Untuk mengetahui berapa besar kuat tekan beton normal
dengan perendaman berkala dalam air laut.
b. Untuk mengetahui berapa besar kuat tekan beton dengan
bahan tambah silica flume dengan perendaman berkala dalam
air laut.
c. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh bahan tambah silica fume
terhadap kuat kuat tekan beton setelah direndam dalam air
laut.
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Tinjauan Pustaka
Setiap konstruksi setelah dibangun harus dilakukan evaluasi
secara terus menerus untuk menentukan kinerja bangunan.
Ambruknya suatu infrastruktur, seperti jembatan, jalan layang,
dermaga dan lain-lain, secara tiba-tiba sering kali membawa
korban manusia dan kerugian finansial yang sangat besar. Hal
ini merupakan bagian dari tugas pemilik bersama pihak yang
berkepentingan untuk menjamin keselamatan masyarakat umum
sebagai pengguna. Salah satu penyebab kerusakan bangunan
dilingkungan laut adalah korosi pada beton dan tulangan
(Anonim, 2009)
Prasetyo (2014), melakukan penelitian perendaman beton
dalam air garam dan larutan sulfat dengan bahan tambah fly ash
high volume. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa Pada
perendaman air garam penambahan fly ash high volume (50% fly
ash) maupun penggunaan air kapur sebagai pengganti air
campuran adukan beton memiliki kuat tekan yang lebih
rendah daripada beton normal. Nilai kuat tekan beton normal
yaitu 22,93 MPa pada perendaman 56 hari. Pada perendaman
beton dengan menggunakan air garam pada lama perendaman
28 hari dan 56 hari menghasilkan kuat tekan rata-rata
yang meningkat. Beton secara fisik tidak terjadi
kerusakan pada beton sehingga tidak berpengaruh terhadap
durabilitas beton.
Herwanto (2012), melalukan penelitian pengaruh mutu beton
K-250 akibat terendam air laut dengan penambahan zat aditif
sikacim concrete additive kadar 0.6%. Dengan melakukan meteode
pengujian di laboratorium sesuai dengan ketentuan SNI terhadap
agregat halus dan agregat kasar dilakukan perencanaan formula
campuran (mix design) beton K-250 berdasarkan SNI 03-2834-1993.
Didapatkan hasil kuat tekan beton pada umur 28 hari untuk
beton normal K-250 terendam air tawar adalah sebesar 24.624
MPa dan beton normal K-250 terendam air laut adalah sebesar
22.678 MPa, sedangkan untuk beton normal K-250 dengan
penambahan zat aditif sikacim concrete additive kadar 0.6% terendam
air tawar adalah sebedar 24.742 MPa dan hasil kuat tekan beton
normal K-250 dengan penambahan zat aditif sikacim concrete additive
kadar 0.6% sebesar 23.847 MPa.
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Pengertian Beton
Beton adalah suatu komposisi bahan yang terdiri terutama
dari media pengikat yang didalamnya tertanam partikel atau
pigmen agregat (ASTM C125). Larutan tambahan untuk memperbaiki
sifat beton. Bahan-bahan tersebut dipilih dan dicampur dengan
perbandingan tertentu dan digunakan untuk menghasilkan beton
yang mempunyai kekuatan yang diinginkan, karakteristik beton
adalah mempunyai tegangan hancur tekan yang tinggi serta
tegangan hancur tarik yang rendah, proses kimia pengikatan
semen dengan air menghasilkan panas dan dikenal dengan proses
hidrasi dimana air tersebut berfungsi sebagai pelumas untuk
mengurangi gesekan antar butiran sehingga beton dapat
dipadatkan dengan mudah, akan tetapi kelebihan air dari jumlah
yang dibutuhkan akan menyebabkan butiran semen berjarak
semakin jauh sehingga kekuatan beton akan berkurang.
Dalam pengerjaan beton segar, tiga sifat penting yang
harus selalu diperhatikan adalah Workability (kemudahan
pengerjaan), segregasi(pemisahan kerikil) dan bleeding (naiknya
air ke permukaan).
1. Workability (Kemudahan Pengerjaan)
Workability adalah sifat atau perihal mudah/tidaknya