Page 1
SKRIPSI
ANALISIS LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI
PERUSAHAAN TAMBANG BATUBARA YANG TERDAFTAR
PADA BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
TAHUN 2011-2015
( Study Kasus Pada PT BUKIT ASAM (PERSERO)Tbk)
SULFIANAH
105720397412
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2016
Page 4
iii
MOTTO
“keberhasilan akan menunggumu selama engkau masih mengejar”
Page 5
iv
PERSEMBAHAN
Ku persembahkan karya ini kepada kedua orang tuaku yang telah
membesarkanku dan memberiku kasih sayang yang tak terhingga.
Page 6
v
KATA PENGANTAR
Assalamu’ Alaikum Wr.Wb
Segala puji syukur bagi Allah, sang pencipta alam semesta beserta isinya
untuk kepentingan hidup manusia. Shalawat dan salam semoga dicurahkan kepada
Nabi penutup semua risalah samawi, yaitu Muhammad S.A.W. beserta keluarga,
para sahabat dan pengikutnya.
Alhamdulillah dengan izin Allah penulis kami menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Analisis Likuiditas Dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan
Tambang Batubara Yang Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia (BEI)
Tahun 2011-2015 (Study Kasus Pada PT BUKIT ASAM (PERSERO)
Tbk).”. yang menjadi tugas akhir untuk memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas
dan Bisnis Jurusan Manajemen Univesitas Muhammadiayah Makassar.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masi banyak kekurangan dalam
penyusunan skripsi ini, saran dan kritik yang membangun dari semua pihak
merupakan salah satu bahan masukan demi kesempurnaan isi yang terkandung
dalam skripsi ini.
Tidak sedikit hambatan dan tantangan yang penulis hadapi dalam
menyelesaikan penulisan skripsi ini, namun berkat ketabahan , kesabaran,
bimbingan, doa, dan dukungan yang begitu besar dari berbagai pihak yang telah
Page 7
vi
tulus ikhlas memberikan sumbangan berupa pikiran, motivasi dan nasehat
sehingga akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan
kepada ;
1. Dr, H. Abd, Rahman Rahim, SE, MM, selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar
2. Dr. H. Mahmud Nuhung, SE.,MA selaku Dekan dan beserta seluru Staf
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiah Makassar.
3. Moh. Aris Pasigai, SE., MM, selaku ketua Jurusan beserta Bapak/Ibu
Dosen. Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar
4. Bapak Drs. Asdi, MM, selaku pembimbing I, dan Ibu Syarthini Indrayani,
SE,. M. Si, selaku pembimbing II, yang tulus iklas meluangkan waktu untuk
memberikan sumbangan berupa pikiran, motivasi, arahan, dan nasehat
kepada penulis sejak penulisan proposal hingga penulisan skripsi.
5. Pimpinan dan pegawai Bursa Efek Indonesi cabang di Ratulangi Makassar
yang telah memberikan surat penelitian.
6. Teman seperjuanganku : Ermi, Jum, Ica, Lia, Nur, Enni, Darwi, Sabir, Udin,
ayu, aim, hikma, novel, vina, Ririn, Nana, Biah, ada juga teman-teman kost
: Mega, Nurmi, Ipa, Rasmi, Harmin, Riska, Wati, Jannah
7. Sahabat yang selalu memberikan sumbangan pikiran motivasi, arahan, dan
nasehat; Rais, Ven, Ana, Ermi, Nita.
Page 8
vii
8. Seluruh teman-teman seperjuangan Manajemen Angkatan 2012
terkhususnya kelas Manajemen 8-12.
9. Kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu.
Terima kasih atas bantuanya.
10. Teristimewa kepada kedua orang tuaku, Bapak Gafar dan Ibu Rosmiati,
Saudara (i) Rusli, Muh Ridwan, Alfarizi , Alimatun Nisa, tante Marni, Inda,
Enna, Nia, Ammi, Ati, Enni, Salma, Rusna Nenek Ali Abu, Makkalu,
Hawa, Jawi, Anggi, Om Suradi, Haris, Baim, Alwi dan sepupuku, Adi, Ulis,
Fitri, Nur beserta seluruh keluarga besarku, terima kasih atas segala
bantuan, dukungan, kasih sayang, dan doa’nya.
Semoga segala bantuan, dukungan dan doa yang diberikan kepada penulis
bernilai ibadah dan senantiasa dapat pahala dan rahmat dari Allah Subehana Wa
Ta’ala. Akhirnya penulis berharap kiranya skripsi ini dapat memberi manfaat
kepada semua pihak yang memerlukanya, Amin yarabbal alamin.
Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Makassar, Agustus 2016
Penulis
Sulfianah
105720397412
Page 9
viii
ABSTRAK
SULFIANAH Stambuk 105720397412, Analisis Likuiditas dan
Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Tambang Batubara Yang Terdaftar
Pada Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2011-2015 (Study Kasus Pada PT
BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk, dibimbing oleh Asdi,dan Syartini Indrayani.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui serta menganalisis kemampuan
likuiditas dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan PT Bukit Asam ( Persero)
Tbk, sedangkan metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio
likuiditas dengan menggunakan rumus Net Working Capital, rasio lancar dan
rasio cepat sedangkan rasio profitabilitas menggunakan rumus net profit margin,
return on investmen, dan return on equity.
Hasil analisis rasio likuiditas dan rasio profitabilitas memperlihatkan
bahwa dalam perhitungan rasio likuiditas pada tahun 2011 s/d 2015 di mana Net
Working Capital, rasio lancar dan rasio cepat meningkat pada tahun 2012.
Sedangkan perhitungan rasio profitabilitas pada tahun 2011 s/d tahun 2015 di
mana net profit margin, return on investmen, dan return on equity meningkat pada
tahun 2011 dan tahun 2013.
Dari hasil analisis rasio likuiditas dan rasio profitabilitas tersebut dapat
menunjukkan bahwa perusahaan mampu membayar kewajiban jangka pendeknya
pada saat jatu tempo dan perusahaan juga mampu memperoleh keuntungan
sehingga nilai perusahaan dapat meningkat.
Kata kunci : Likuiditas, Profitabilitas, Nilai perusahaan
Page 10
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN...................................................................... ii
MOTTO........................................................................................................... iii
PERSEMBAHAN.......................................................................................... iv
KATA PENGANTAR.................................................................................... v
ABSTRAK....................................................................................................... vii
DAFTAR ISI...................................................................................................ix
DAFTAR TABEL........................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. xiv
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...............................................................................3
C. Tujuan Penelitian................................................................................ 3
D. Manfaat Penelitian.............................................................................. 4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Manajemen Keuangan
1. Pengertian Manajemen Keuangan .............................................. 5
2. Analisis laporan keuangan........................................................... 8
3. Rasio Keuangan........................................................................... 9
B. Likuiditas
Page 11
x
1. Pengertian Rasio Likuiditas......................................................... 10
2. Pengukuran tingkat likuiditas..................................................... 12
3. Likuiditas dan Financial Distress.................................................14
4. Resiko Likuiditas......................................................................... 15
5. Risiko dan Nilai Saham Serta Reaksi Investor............................ 17
6. Solusi Untuk Mengatasi Risiko Likuiditas.................................. 18
C. Profabilitas
1. Pengertian Rasio Profitabilitas.................................................... 20
2. Pengukuran Tingkat Profitabilitas.............................................. 21
3. Analisis Profitabilitas dan Risiko................................................ 23
D. Nilai Perusahaan................................................................................. 26
E. Kerangka Pikir.................................................................................... 30
F. Hipotesis ............................................................................................ 32
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian.............................................................. 34
B. Variabel dan Devenisi Oprasional...................................................... 34
C. Metode Pengumpulan Data................................................................ 36
D. Jenis dan Sumber Data....................................................................... 36
E. Metode Analisis Data......................................................................... 37
BAB IV. GAMBAR UMUM OBJEK PENELITIAN
A. Sejarah Singkat................................................................................... 41
B. Visi Misi............................................................................................. 43
Page 12
xi
C. Struktur Organisasi............................................................................. 43
D. Kegiatan Usaha................................................................................... 45
BAB V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian dan Pembahasan....................................................... 50
BAB VI. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan............................................................................................. 65
B. Saran................................................................................................... 66
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 68
LAMPIRAN-LAMPIRAN............................................................................. 70
Page 13
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Produksi batubara......................................................................... 46
Tabel 4.2 Jenis produk batubara sesuai dengan kadar kualitas yang
terkandung di dalamnya................................................................ 49
Tabel 5.1 Modal Kerja Bersih Tahun 2011 s/d Tahun 2015...................... 52
Tabel 5.2 Rasio Lancar Tahun 2011 s/d Tahun 2015.................................. 53
Tabel 5.3 Rasio Cepat Tahun 2011 s/d Tahun 2015.................................... 55
Tabel 5.4 Net profit margin Tahun 2011 s/d Tahun 2015........................... 57
Tabel 5.5 Return On Investmen Tahun 2011 s/d Tahun 2015...................... 59
Tabel 5.6 Return On Equity Tahun 2011 s/d Tahun 2015............................ 61
Tabel 5.7 Nilai Perusahaan dengan Rasio Likuiditas................................... 62
Tabel 5.8 Nilai Perusahaan dengan Rasio Profitabilitas............................... 63
Page 14
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Skema kerangka pikir................................................................... 32
Gambar 2.2 Struktur organisasi PT. Bukit Asam (persero) Tbk...................... 44
Page 15
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.1 NERACA KONSOLIDASIAN TAHUN 2011................... 69
Lampiran 1.2 NERACA KONSOLIDASIAN TAHUN 2011.................... 70
Lampiran 1.3 LAPORAN POSISI KEUANGAN TAHUN 2011............... 71
Lampiran 1.4 LAPORAN LABA-RUGI KONSOLIDASIAN TAHUN
2011........................................................................................... 72
Lampiran 2.1 LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN 2012........................................................................ 73
Lampiran 2.2 LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN 2012......................................................................... 74
Lampiran 2.3 LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TAHUN 2012.................................................................... 75
Lampiran 2.4 LAPORAN PENDAPATAN KOMPREHENSIF
KONSOLIDASIAN TAHUN 2012..................................... 76
Lampiran 3.1 LAPORAN POSISI KEUANGAN INTERIM
KONSOLIDASIAN 31 MARET 2013.................................. 77
Lampiran 3.2 LAPORAN POSISI KEUANGAN INTERIM
KONSOLIDASIAN TAHUN 2013 ...................................... 78
Lampiran 3.3 LAPORAN POSISI KEUANGAN INTERIM
KONSOLIDASIAN TAHUN 2013...................................... 79
Lampiran 3.4 LAPOR AN PENDAPATAN KOMPREHENSIF INTERIM
KONSOLIDASIAN TAHUN 2013....................................... 80
Lampiran 4.1 LAPORAN POSISI KEUANGAN INTERIM
KONSOLIDASIAN TAHUN 2014...................................... 81
Lampiran 4.2 LAPORAN POSISI KEUANGAN INTERIM
KONSOLIDASIAN TAHUN 2014....................................... 82
Lampiran 4.3 LAPORAN POSISI KEUANGAN INTERIM
KONSOLIDASIAN TAHUN 2014....................................... 83
Page 16
xv
Lampiran 4.4 LAPORAN PENDAPATAN KOMPREHENSIF INTERIM
KONSOLIDASIAN TAHUN 2014....................................... 84
Lampiran 5.1 LAPORAN POSISI KEUANGAN INTERIM
KONSOLIDASIAN TAHUN 2015....................................... 85
Lampiran 5.2 LAPORAN POSISI KEUANGAN INTERIM
KONSOLIDASIAN TAHUN 2015....................................... 86
Lampiran 5.3 LAPORAN POSISI KEUANGAN INTERIM
KONSOLIDASIAN TAHUN 2015....................................... 87
Lampiran 5.4 LAPORAN PENDAPATAN KOMPREHENSIF INTERIM
KONSOLIDASIAN TAHUN 2015...................................... 88
SURAT KEPUTUSAN PENGANGKATAN DOSEN PEMBIMBINNG
SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN
SURAT BALASAN PERMOHONAN PENELITIAN
Page 17
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peningkatan nilai perusahaan yang tinggi merupakan tujuan utama
perusahaan untuk kemakmuran pemilik atau para pemegang saham. Bila harga
saham meningkat berarti nilai perusahaan meningkat dan kesejahteraan pemilik
meningkat. Hal ini sesuai dengan tujuan utama perusahaan yang telah go public
adalah meningkatkan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham guna
mempengaruhi nilai perusahaan.
Nilai perusahaan sangat penting karena dengan nilai perusahaan yang tinggi
akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham, semakin tinggi harga
saham semakin tinggi pula nilai perusahaan. Kekayaan pemegang saham
dipresentasikan oleh harga pasar dari saham yang merupakan cerminan dari
keputusan investasi, pendanaan (financing) dan manajemen aset. Harga pasar dari
saham perusahaan yang terbentuk antara pembeli dan penjual di saat terjadi
transaksi disebut nilai pasar perusahaan, karena harga pasar saham dianggap
cerminan dari nilai aset perusahaan sesungguhnya.
Di masa sekarang alat elektronik banyak yang digunakan oleh masyrakat
sehingga memerlukan banyak tenaga listrik salah satu pembagkit listrik yang
digunakan adalah batubara.
Batubara atau bahan bakar fosil adalah sumber energi terpenting untuk
pembangkit listrik dan berfungsi sebagai bahan bakar pokok untuk produksi baja
Page 18
2
dan semen. Salah satu perusahaan tambang utama di Indonesia adalah PT Bukit
Asam (Persero) Tbk Sumatra Selatan.
Tujuan persero ialah berusaha dalam bidang pengembangan bahan-bahan
galian, terutama pertambangan batubara Perseroan menetapkan kebijakan
penggunaan laba bersih hasil operasional selama satu tahun buku dan membayar
dividen secara tunai atas laba bersih setelah memperhatikan tingkat laba yang
diperoleh.
Krisis perekonomian global di masa sekarang semakin akut. Perusahaan di
bidang pertambangan paling parah terkena dampaknya. Banyak perusahaan
pertambangan batubara telah mengalami kebangkrutan.
Untuk mengatasi hal ini, maka PT Bukit Asam (persero) Tbk Sumatra
Selatan memerlukan suatu kebijaksanaan pengelolaan perusahaan yang baik untuk
mewujudkan sasaran yang ingin dicapai. Pada umumnya suatu perusahaan
mempunyai sasaran tertentu yang ingin dicapai, yaitu mencapai laba atau
keuntungan.
Salah satu aspek yang perlu diperhatikan bagi perusahaan adalah bagaimana
mengelolah kebijaksanaan keuntungan dengan baik guna meningkatkan nilai
perusahaan. Karena pihak manajemen perusahaan menyusun suatu laporan
keuangan yang akan menggambarkan kegiatan perusahaan selama periode
tertentu. Dalam menjaga kelangsungan hidup suatu perusahaan berarti
mempertimbangkan aspek likuiditas dan profitabilitas merupakan dua hal yang
sangat penting. Adapun likuiditas perusahaan menyangkut kemampuan
perusahaan melunasi kewajiban jangka pendeknya pada saat jatuh tempo.
Page 19
3
Sedangkan profitabilitas perusahaan menyangkut kemampuan perusahaan
menghasilkan laba atau keuntungan.
Berdasarkan uraian dari penjelasan latar belakang di atas, maka penulis
tertarik untuk mengangkat judul penelitian “Analisis Likuiditas Dan
Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Tambang Batubara Yang
Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2011-2015 (Study Kasus
Pada PT BUKIT ASAM (Persero) Tbk).”
B. Rumusan Masalah
1. Apakah Perusahaan Tambang Batubara yang terdaftar pada Bursa Efek
Indonesia (BEI) Tahun 2011-2015 (study kasus pada Pt Bukit Asam
(persero) Tbk ). Mampu memenuhi kewajiban likuiditas guna
meningkatkan nilai perusahaan ?
2. Apakah Perusahaan Tambang Batubara yang terdaftar pada Bursa Efek
Indonesia (BEI) Tahun 2011-2015 (study kasus pada Pt Bukit Asam
(persero) Tbk ). Mampu memperoleh profitabilitas guna meningkatkan
nilai perusahaan ?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk menganalisis kemampuan Perusahaan Tambang Batubara yang
terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2011-2015 (study
kasus pada Pt Bukit Asam (persero) Tbk ) dalam memenuhi kewajiban
likuiditas guna meningkatkan nilai perusahaan.
2. Untuk menganalisis kemampuan Perusahaan Tambang Batubara yang
terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2011-2015 (study
Page 20
4
kasus pada Pt Bukit Asam (persero) Tbk ) dalam memperoleh
profitabitas guna meningkatkan nilai perusahaan.
D. Manfaat Penelitian
1. Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi perusahaan Tambang
Batubara Pt Bukit Asam (persero) Tbk sebagai informasi tentang
perkembangan rasio keuangan khususnya kemampuan likuiditas dan
profitabilitas guna meningkatkan nilai perusahaan yang mana untuk
dapat menarik simpati para investor.
2. Sebagai informasi untuk mengetahui kondisi ekonomi serta pertumbuhan
dan perkembangan dalam perusahaan Tambang Batubara Pt Bukit Asam
(persero) Tbk. Sehingga karyawan merasa nyaman dalam bekerja yang
mana tidak berdampak pada PHK.
3. Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi peneliti
selanjutnya yang tertarik untuk menganalisis rasio keuangan dengan
menambahkan rasio-rasio keuangan lainnya selain rasio likuiditas dan
rasio profitabilitas dalam meningkatkan nilai perusahaan.
Page 21
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Manajemen Keuangan
1. Pengertian Manajemen Keuangan
Menurut Bambang Riyanto (2005:3) “ Manajemen keungan meliputi semua
aktiva yang bersangkutan dengan usaha mendapatkan dana yang dibutuhkan oleh
perusahaan beserta usaha untuk menggunakan dana tersebut seefien mungkin”.
Sedangkan menurut Munawir (2007: 13) “Manajemen keuangan
merupakan semua kegiatan perusahaan yang ditujukan untuk mendapatkan dan
menggunakan dana dengan cara efisien dan efektif”.Efisien yang dimaksud adalah
perbandingan antara input dan output dari antara daya usaha dan hasil yang
dicapai. Sedangkan efektif adalah usaha pencapaian prestasi yang sebesar-
besarnya dari suatu kegiatan untuk mencapai tujuan.
Dengan demikian manajemen keuangan atau sering disebut pembelanjaan
dapat diartikan sebagai semua aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan
usaha-usaha mendapatkan dana perusahaan dengan biaya yang murah serta usaha
untuk menggunakan dan mengalokasikan dana tersebut secara efisien.
Menurut Sutrisno (2008: 3) Manajemen keuangan memegang peranan yang
sangat penting bagi perusahaan, seiring dengan perkembangannya tugas
manajemen keuangan tidak hanya mencatat, membuat laporan, mengendalikan
posisi kas, membayar tagihan-tagihan, dan mencari dana. akan tetapi manajemen
keuangan juga harus juga menginvestasikan dana mengatur kombinasi sumber
dana yang optimal, serta pendistribusian keuntungan (pembagian deviden) dalam
Page 22
6
rangka meningkatkan perusahaan. Penginvestasian dana merupakan tolak ukur
besar kecilnya suatu perusahaan, baik dilihat dari aspek laba, risiko usaha maupun
likuiditasnya.
Menurut Harmono (2015:1) “Tujuan manajemen keuangan perusahaan
adalah memaksimalkan nilai kekayaan para pemegang saham”. Nilai kekayaan
dapat dilihat melalui perkembangan harga saham (common stock) perusahaan di
pasar. Dalam hal ini, nilai saham dapat merefleksikan investasi keuangan
perusahaan dan kebijakan dividen. Oleh karena itu, dalam teori-teori keuangan,
variabel yang sering digunakan dalam penelitian pasar modal untuk mewakili nilai
perusahaan adalah harga saham, dengan berbagai jenis indikator, antara lain
return saham, harga saham biasa, abnormal return (kembali normal), price
earning ratio atau PER(nilai harga perlembar saham), dan indikator lain yang
merepresentasikan harga saham biasa dipasar modal. Dengan demikian, bisa
dimaknai bahwa tujuan manajemen keuangan adalah memaksimalkan kekayaan
para pemegang saham, yang berarti meningkatkan nilai perusahaan yang
merupakan ukuran nilai objektif oleh publik dan orientasi pada kelangsungan
hidup perusahaan.
Fungsi manajemen keuangan dapat dirinci kedalam tiga bentuk kebijakan
perusahaan, yaitu (1) keputusan investasi, (2) keputusan pendanaan, dan (3)
kebijakan dividen. Setiap fungsi harus mempertimbangkan tujuan perusahaan,
mengoptimalkan kombinasi tiga kebijakan keuangan yang mampu meningkatkan
nilai kekayaan bagi para pemegang saham.
Page 23
7
Ketiga fungsi manajemen keuangan harus dipertimbangkan yang membawa
dampak sinergis terhadap harga saham perusahaan dipasar. Damodaran (1997)
Rao (1995), Van Horne (1980) dan Husnan (1994) dalam Harmono (2015:8)
“menjelaskan bahwa tujuan dan fungsi manajemen keuangan adalah
pemaksimalan kekayaan para pemegang saham”.
Adapun fungsi manajemen keuangan melingkupi fungsi pendanaan,
investasi, dan kebijakan dividen, dengan berbagai fungsi manajemen keuangan
tersebut pada akhirnya mengarah pada menaikkan nilai perusahaan yang terefleksi
pada harga saham, atau dapat dimaknai pemaksimalan kekayaan perusaan bagi
para pemegang saham. Namun, sesuai konsep nilai perusahaan maka asumsi yang
harus dipenuhi adalah pasar modal dalam keadaan efisien, dan terdapat proteksi
bunga obligasi guna mengantisipasi klaim oleh para pemegang obligasi.
Menurut Tampubolon (2013:3) Dalam melaksanakan fungsi manajemen
keuangan, terdapat tujuan korporasi antara lain:
• Untuk mencapai kesejahteraan pemegang saham, secara maksimum.
• Mencapai keuntungan maksimum dalam jangka panjang.
• Mencapai hasil manajerial yang maksimum
• Mencapai pertanggungjawaban sosial dalam pengertian: peningkatan
kesejahteraan dari karyawan korporasi.
Peningkatan kesejahteraan yang maksimum dari pemegang saham adalah
meningkatkan nilai korporasi yang dicerminkan dalam peningkatan pembayaran
deviden dan peningkatan harga saham korporasi di bursa. Disamping itu
peningkatan kesejahteraan karyawan juga harus dilakukan dalam usaha mencapai
Page 24
8
tujuan-tujuan korporasi tersebut, sehingga tercapai apa yang dimaksud dengan full
of comitmen atau komitmen sepenuhnya antara karyawan dengan korporasi.
Dengan adanya manajer keuangan dalam mencari dana dan mengalokasikan
dana tersebut kedalam investasi yang dilakukan tujuannya ialah untuk
meningkatkan nilai korporasi dan memaksimumkan keuntungan dalam jangka
panjang serta meningkatkan kesejahteraan karyawan korporasi.
2. Analisis Laporan Keuangan
Menurut Harmono (2015: 104) Analisis laporan keuangan merupakan alat
analisis bagi manajemen keuangan perusahaan yang bersifat menyeluruh, dapat
digunakan untuk mendeteksi/ mendiagnosis tingkat kesehatan perusahaan, melalui
analisis kondisi arus kas atau kinerja organisasi secara keseluruhan.
Sedangkan menurut Munawir (2007: 1) “Laporan keuangan adalah suatu
hasil akhir dari proses pencatatan, yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi
keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan”.
Sedangkan menurut Syamsuddin (2011:37) “Analisis laporan keuangan
perusahaan pada dasarnya merupakan perhitugan ratio-ratio untuk menilai
keadaan keuangan perusahaan dimasa lalu, saat ini, dan kemungkinannya di masa
depan”.
Sedangkan sedangkanTampubolon (2013:39) “Laporan keuangan suatu
korporasi umumnya meliputi naraca, laporan rugi laba dan laporan sumber dan
penggunaan dana. Laporan kuangan ini digunakan untuk berbagai macam tujuan.
Selanjutnya menurut Zaki Baridwan (2005:4) “Laporan keuangan suatu
perusahaan dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi pemakainnya”.
Dengan demikian analisis laporan keuangan adalah alat analisis bagi
manajemen keuangan perusahaan secara menyeluruh dan menghasilkan informasi
Page 25
9
tentang penilaian dan keadaan keuangan korporasi, baik yang telah lampau, atau
saat sekarng serta ekspektasinya dimasa depan.
Analisis laporan keuagan umumnya dilakukan oleh para pemberi modal
seperti kreditor, investor dan oleh perusahaan itu sendiri berkaitan dengan
kepentingan manajerial dan penilaian kinerja perusahaan. Kerangka konsep
analisis keuangan adalah analisis laporan keuangan yang diawali dari analisis
kondisi lingkungan perusahaan yang memperhatikan berbagai pihak yang
berkepentingan, kemudian informasi manajerial mulai dari visi dan misi
manajemen, pengendalian manajemen, pengendalian manajemen, samapi tingkat
kebijakan tingkat oprasional perusahaan, yang direfleksikan dalam bentuk kinerja
laporan keuangan standar mencakup laporan keuangan neraca, laba rugi,
perubahan ekuitas, dan laporan arus kas ditambah catatan atas laporan keuangan.
3. Analisis Rasio Keuangan
Menurut Harmono (2015: 106) “Analisis rasio keuangan dapat
diklasifikasikan ke dalam lima aspek rasio keuangan perusahaan, yaitu (1) rasio
likuiditas, (2) rasio aktivitas, (3) rasio profitasbilitas, (4) solfabilitas (rasio
leverage), dan (5) rasio nilai perusahaan”.
Hasil penelitian Chesnick (2000) meneliti tentang perbedaan tujuan
manajemen keuangan yang berorentasi pada investor dan para kreditor. Kinerja
keuangan perusahaan akan dinilai melalui analisis rasio keuangan oleh para
investor dan lembaga perbangkan sebagai kreditor pada umumnya.
Dasar evaluasi yang digunakan dalam penilaian kinerja keuangan adalah
memanfaatkan alat analisis rasio keuangan sebelum memberikan kredit. Hasil
Page 26
10
penelitian menunjukkan bahwa rasio keuangan yang digunakan dalam praktik
men cakup rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio leverage, dan rasio profitabilitas.
Selanjutnyamenurut Bambang Riyanto (2002 : 331) mengelompokkan rasi-
rasio finansial tersebut menjadi empat ratio yaitu :
1. Rasio Likuiditas adalah rasio yang dimaksudkan untuk mengukur likuiditas
perusahaan.
2. Rasio Leverage adalah rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai
berapa jauh aktiva perusahaan dibiayai utang (debt to total assets ratio, net
worth to debt ratio dan sebagainya).
3. Rasio Aktivitas yaitu rasio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai
seberapa besar aktifitas perusahaan dalam mengerjakan sumber-sumber
dananya (inventory turnover, average collection period dan lain sebagainya).
4. Rasio Profitabilitas yaitu rasio yang menunjukkan hasil akhir dari sejumlah
kebijaksanaan dan keputusan seperti (profit margin on sales, return on total
assets, return on net worth dan lain sebagainya).
Dengan demikian analisis rasio keuangan merupakan alat utama dalam
menganalisis keuangan, karena analisis rasio keuangan dapat digunakan untuk
menjawab berbagai pertanyaan tentang keadaan keuangan dalam suatu
perusahaan.
B. Rasio Likuiditas
1. Pengertian Rasio Lekuiditas
Menurut Irham Fahmi ( 2012: 87) bahwa “Likuiditas merupakan gambaran
kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya
Page 27
11
secara lancar dan tepat waktu sehingga likuiditas sering disebut dengan short term
liquidity”. Selanjutnya Aktiva likuid adalah aktiva yang diperdagangkan dalam
suatu pasar yang akan aktif sehingga akibatnya dapat dengan cepat diubah
menjadi kas dengan menggunakan harga pasar yang berlaku.
Sedangkan menurut Syamsuddin (2011: 41) “Likuiditas merupakan suatu
indikator mengenai kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiaban
finansial jangka penedek pada saat jatu tempo dengan menggunakan aktiva lancar
yang tersedia”. Likuiditas tidak hanya berkenaan dengan keadaan keseluruh
keuangan perusahaan, tetapi juga berkaitan dengan keadaan keseluruhan keuangan
perusahaan , tetapi juga berkaitan dengan kemampuannya untuk mengubah aktiva
lancar tertentu menjadi uang kas.
Selanjutnya menurut Evans (2000) dalam Harmono (2015:106) “Rasio
likuiditas menjelaskan mengenai kesanggupan perusahaan untuk melunasi utang
jangka pendek”.
Dengan demikian likuiditas dapat diartikan sebagai kemampuan perusahaan
dalam melunasi hutang jangka pendeknya dan tepat waktu, umumnya kurang dari
satu tahun.
Tingkat likuiditas yang tinggi menunjukkan kemampuan melunasi utang
jangka pendek semakin tinggi pula”. Current rasio dapat diukur menggunakan
aktiva lancar dibagi utang lancar. Adapun yang dimaksud aktiva lancar mencakup
kas, piutang, surat-surat berharga jangka pendek, persediaan, dan persekot.
Page 28
12
Adapun yang termasuk utang lancar adalah utang dagang, utang wesel,
utang gaji, utang pajak, uatang obligasi jangka panjang yang sudah jatuh tenpo,
dan utang gaji. Dalam memahami konsep likuiditas antar komponen aktiva lancar
dan utang lancar tidak bisa dilepaspisahkan. Oleh sebab itu, dibutuhkan
tidak hanya current rasio, tetapi dibutuhkan rasio likuiditas lainnya.
Berkaitan dengan analisis likuiditas perusahaan dapat ditinjau melalui rasio
aktivitas yang relevan dengan kerangka konsep likuiditas, yaitu perputaran
persediaan, dan perputaran piutang untuk mengetahui sejauh mana efektivitas
perputaran modal kerja yang terinvestasi dalam aktiva lancar. Berdasarkan
tingkat aktivitas modal kerja akan dapat diketahui komposisi elemen aktiva lancar
yang efektif dan efisien.
2. Pengukuran Tingkat Likuiditas
Menurut Syamsuddin (2011:43) Likuiditas perusahaan secara keseluruhan
dimaksudkan bahwa aktiva lancar dan utang lancar di pandang masing-masing
sebagai satu kelompok. Ada tiga cara pentig dalam pengukuran tingkat likuiditas
yaitu:
a. Net Working Capital
Net working capital merupakan selisih antara current assets (aktiva
lancar) dengan current liabilites (utang lancar). Jumlah net working
capital ini akan lebih berguna untuk kepentingan pengawasan intern di
dalam suatu perusahaan daripada digunakan sebagai angka perbandingan
dengan perusahaan lain. Tidak jarang terjadi apabila perusahaan
bermaksud untuk mencari pinjaman jangka panjang, maka kreditur
Page 29
13
menetapkan beberapa persyaratan di mana salah-satu di antaranya adalah
penempatan jumlah minimum net working capital harus tetap
dipertahankan. Hal ini digunakan untuk memaksa perusahaan agar tetap
mempertahankan jumlah “operating liquidity” pada tingkat tertentu serta
untuk menjamin pinjam-pinjaman yang dilakukan oleh perusahaan.
Perbandingan net working capital dari tahun ke tahun juga bisa
memberikan gambaran tentang jalannya perusahaan. Jumlah net working
capital yang semakin besar menunjukkan tingkat likuiditas yang semakin
tinggi pula.
Net working capital dihitung sebagai berikut:
b. Current Ratio
Current Ratio merupakan salah satu rasio finansial yang sering
digunakan. Current Ratio digunakan untuk mengukur kemampuan
korporasi dalam memenuhi kewajiban jangka pendek, dengan asumsi
bahwa, semua aktiva lancar dikonversikan ke dalam kas”.
Tingkat current ratio dapat ditentukan dengan jalan
membandingkan antara current assets dengan current liabilities. Apabila
yang dibandingakan adalah perusahaan yang berbeda, maka sebaiknya di
gunakan current ratio.
Current Ratio dihitung sebagai berikut :
Net working capital = Aktiva lancar ˗ utang lancar
Aktiva lancar
Current Ratio =
Pasiva lancar
Page 30
14
c. Quick Ratio
Quick rasio “hampir sama dengan current ratio hanya saja jumlah
persediaan (inventory) sebagai salah satu komponen dari aktiva lancar
harus dikeluarkan”. Alasan yang melatar belakangi hal tersebut adalah
bahwa persediaan merupakan komponen aktiva lancar yang paling tidak
likuid atau sulit untuk diuangkan dengan segera tanpa menurunkan
nilainya, sementara dengan acid-test ratio dimaksud untuk
membandingkan aktiva yang lebih lancar (Quick assets) dengan utang
lancar.
Quick Ratio di hitung sebagai berikut :
3. Likuiditas dan Financial Distress
Menurut plat dalam Irham Fahmi (2012: 93) “Mendefenisikan financial
distress sebagai tahap penurunan kondisi keuangan yang terjadi sebelum
terjadinya kebangkrutan atau likuiditasi”. Financial distress dimulai dari ketidak
mampuan dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya, terutama kewajiban yang
bersifat jangka pendek termasuk kewajiban likuiditas, dan juga termasuk
kewajiban dalam kategori solfabilitas. Permasalahan terjadinya insolvency biasa
timbul karena faktor berawal dari kesulitan likuiditas.
Menurut Irham Fahmi (2012:93) Jika suatu perusahaan mengalami masalah
likuiditas maka sangat memungkinkan perusahaan tersebut mulai memasuki masa
kesulitan keuangan (Financial Distress), dan jika kondisi kesulitan tersebut mulai
memasuki masa kesulitan keuangan (Financial Distress), dan jika kondisi
Aktiva Lancar ˗˗ Persediaan
Quick Rasio =
Passiva Lancar
Page 31
15
kesulitan tersebut tidak cepat diatasi maka ini bisa berakibat kebangkrutan usaha.
Untuk menghindari kebangkrutan ini dibutuhkan berbagai kebijakan, strategi dan
bantuan baik bantuan dari pihak internal maupun eksternal.
Menurut Ilya Avianti dalam Irham Fahmi (2012: 93) “Ketidak mampuan
tersebut dapat ditunjukkan dengan dua metod yaitu stock-based dan flow-based
insolvency”. Stock-based insolvency adalah kondisi yang menunjukkan suatu
kondisi ekuitas negatif dari neraca perusahaan (negatife net whot), sedangkan
flow-based insolvecy ditunjukkan oleh kondisi arus kas opesasi (operating cash
flow) yang tidak dapat memenuhi kewajiban-kewajiban lancar perusahaan.
4. Risiko Likuiditas
Menurut Irham Fahmi (2012:96) Risiko likuiditas merupakan bentuk risiko
yang di alami suatu perusahaan karena ketidak mampuanya suatu perusahaan
dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya, sehingga itu memberi pengaruh
kepada tergaggunya aktifitas perusahaan ke posisi tidak berjalan secara normal.
Untuk menganalisis terlebih dalam tentang risiko likuiditas dapat dilakukan
dengan menganalisis kondisi kemampuan suatu perusahaan yang dapat dilihat dari
segi :
a) Analisis arus kas
b) Analisis kewajiban jangka pendek, dan
c) Melakukan analisis terhadap arus dana jangka pendek.
Menurut Irham Fahmi (2012:26-27) Saat perusahaan mengalami risiko
likuiditas ada beberapa sebab yang melatar belakangi yaitu :
a. Utang perusahaan yang berada pada posisi extreme leverage, extreme
leverage artinya hutang perusahaan sudah berada dalam kategori yang
membahayakan perusahaan itu sendiri.
Page 32
16
b. Jumlah utang dan berbagai tagihan yang datang disaat jatuh tempo
sudah begitu besar, baik utang di perbangkan, leasing, mitra bisnis,
utang dagang, termasuk utang dalam bentuk bunga obligasi yang sudah
jatuh tempo yang harus secepatnya dibayar, dan berbagai bentuk
tagihan lainnya.
c. Kepemilikan aset perusahaan tidak lagi mencukupi untuk menstabilkan
perusahaan, yaitu sudah terlalu banyak aset yang sudah dijual sehingga
aset yang tersisa tersebut masi ingin dijual maka itu juga tidak
mencukupi untuk menstabilkan perusahaan.
d. Perusahaan telah melakukan kebijakan strategi yang salah sehingga
memberi pengaruh pada kerugian yang bersifat jangka pendek dan
jangka panjang.
e. Penjualan dan hasil keuntungan yang diperoleh adalah terjadi
penurunan yang sistematis serta fluktuatif. Jika penjualan dan
keuntugan diperoleh bersifat fluktuatif, maka artinya perusahaan harus
melakukan perubahan konsep sebelum terlambat karena jika terjadi
keterlambatan akan menyebabkan perubahan memperoleh profit secara
fluktuatif. Sementara kondisi profit yang baik adalah yang bersifat
“konstan bertumbuh”. Konstan bertumbuh artinya penjualan dan
keuntugan perusahaan mengalami pertumbuhan yang stabil dari waktu
kewaktu tampa mengalami fluktuatif yang membahayakan.
f. Perusahaan sering melakukan kebijakan gali lubang dan tutup lobang
pada kewajiban jangka pendek. Seperti dana untuk memenuhi
Page 33
17
kewajiban atau menyelesaikan persoalan likuiditas di pakai dari dana
untuk mebayar utang, sehingga pembayaran utang menjadi tertunda,
dan begitu pula sebaliknya pada dana yang harus dialokasika untuk
mebayar utang yang sudah jatuh tenpo namun di pakai untuk membayar
gaji karyawan, listrik, dan sejenisnya yang termasuk kategori short
therm liquidity (singkat likuiditas panas).
5. Risiko Likuiditas dan Nilai Saham Serta Reaksi Investor
Menurut Irfan Fahmi (2012: 98-99) Manajemen perusahaan selalu menjaga
kondisi likuiditas perusahaan yang sehat dan terpenuhi secara tepat waktu. Ini
dilakukan dengan maksud untuk memberi reaksi kepada para calon investor dan
para pemegang saham khususnya bahwa kondisi perusahaan selalu berada dalam
kondisi yang aman dan stabil, yang otomatis maka harga saham perusahaan juga
cenderung stabil dan bahkan diharapkan terus mengalami kenaikan.
Dalam rangka memperkecil risiko likuiditas maka perusahaan harus
memperkuat nilai rasio likuiditas. Karena, perusahaan yang memiliki rasio
likuiditas tinggi akan diminati para investor dan akan berimbas pula pada harga
saham yang cenderung akan naik karena tingginya permintaan.
Sudah menjadi karakter investor untuk selalu meminati saham yang
cenderung bersifat aman dan terus mengalami kenaikan, penguatan pada rasio
likuiditas perusahaan akan menjadi “good news” yang selanjutnya dikaji secara
pendekatan signaling theory bahwa ini cenderung akan memberi pengaruh pada
kenaikan harga saham. Maka memutuskan pembelian saham pada saat rasio
Page 34
18
likuiditas perusahaan cenderung sehat dan stabil adalah lebih baik dari pada
membeli saham pada rasio likuiditas perusahaan yang berisiko serta bermasalah.
Harus diingat bahwa hampir semua investor adalah berkarakter menjauh
atau menghindari dari resiko (risk adverse) dan mendekat pada keuntugan yang
maksimal (maximality profit). Karena investor selalu mengiginkan keuntungan
yang maksimal dari setiap investasi yang dilakukan, dan mengambil keuntungan
dari hasil investasi tersebut untuk selanjutnya diinvestasikan ketempat lain dengan
tingkat resiko yang kecil juga, dan begitu seterusnya. Dengan keputusan seperti
itu diharapkan perolehan keuntungan dari berbagai tempat investasi tersebut akan
memberikan kenyamanan dan ketenangan secara batin/psikologis bagi investor
tersebut dalam keputusannya mengelola finansial.
6. Solusi Untuk Mengatasi Risiko Likuiditas
Menurut Irfan Fahmi (2012:99-100) Ada beberapa solusi yang dapat
diberikan agar suatu perusahaan terhindar dari timbulnya risiko likuiditas, yaitu:
a. Melakukan kebijakan keuangan dengan prinsip kehati-hatian
(prudential principle).
b. Menempatkan setiap keputusan perusahaan sesuai dengan situasi dan
kondisi yang ada, yaitu berdasaran analisa jangka pendek dan jangka
panjang.
c. Menghidari keputusan yang bersifat mengejar keuntungan yang bersifat
jangka pendek, namun mampu memberikan kerugian yang bersifat
jangka panjang. Bahwa memperoleh profit secara “konstan bertumbuh”
Page 35
19
adalah lebih aman dari pada secara maksimal profit, namun bersifat
fluktuatif.
d. Memperhatikan dan mengamati dengan baik setiap kebijakan moneter
yang diterapkan oleh pemerintah, seperti kebijakan suku bunga. Seperti
suku bunga kredit, obligasi, deposito, SBI, dan sebagainya. Serta
memperhatikan kondisi target pencapaian pertumbuhan ekonomi dan
realita inflasi yang terjadi saat ini.
e. Pihak manajemen perusahaan sebaiknya juga memahami kondisi mikro
dan makro ekonomi secara baik, seperti kondisi politik dalam dan luar
negri, dan berbagai permasalahan lainya yang bisa dianggap memiliki
pengaruh bagi pembentukan kondisi mikro dan makro ekonomi.
Sehingga dengan pemahaman yang mendalam dan kompleks seperti itu
perusahaan tidak akan melakukan tindakan yang bersifat kurang
perhitungan, seperti melakukan ekspansi penambahan modal dan
pembukaan kantor cabang dalam kondisi ekonomi yang fluktuatif.
f. Melakukan pendekatan hedging untuk menyesuaikan jatuh tenpo antara
aktiva dan kewajiban.
g. Melakuakn perbaikan dalam biaya dan pengendalian produksi, seperti
melakukan analisis varian dalam operasi atau departeman
h. Melakukan perjanjian dengan bank dalam penyediaan kredit, dengan
menghindari utang berlebihan, mempertahankan pembayaran utang,
dan memperpanjang jatuh tenpo pembayaran utang.
i. Menghindari operasi luar negeri dinegara-negara berisiko tinggi.
Page 36
20
j. Menurunkan hargan pada jenis barang yang susah dijual dan
meningkatkan harga pada barang yang tingkat permintaanya tinggi.
C. Rasio Profitabilitas
1. Pengertian Rasio Profitabilitas
Menurut Sutrisno (2003:122), “Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan
dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri”.
Sedangkan menurut J. Fred Weston and E. Thomas (1996:2) “Profitabilitas
adalah efektifitas manajemen yang ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari
penjualan atau investasi perusahaan.
Selanjutnya menurut Saud Husnan (1993:72), Profitabilitas atau efisiensi
adalah rasio untuk mengukur efisiensi penggunaan aktiva perusahaan atau
mungkin juga dikaitkan dengan efisiensi penjualan yang berhasil diciptakan lebih
lanjut.
Dengan demikian profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk
menghasilkan laba atau keuntungan. Semakian baik rasio profitabilitas maka
semakin tinggi pula keuntungan yang akan diperoleh suatu perusahaan.
Menurut Harmono (2015:110) Konsep profitabilitas ini dalam teori
keuangan sering digunakan sebagai indikator kinerja fundamental perusahaan
mewakili kinerja manajemen. Sesuai dengan perkembangan model penelitian
bidang manajemen keuangan, umumnya dimensi proitabilitas memiliki hubungan
kausalitas terhadap nilai perusahaan. Sedangkan nilai perusahaan secara konsep
dapat dijelaskan oleh nilai yang ditentukan oleh harga saham yang
diperjualbelikan di pasar modal. Hubungan kausalitas ini menunjukkan bahwa
Page 37
21
apabila kinerja manajemen perusahaan yang diukur menggunakan dimensi-
dimensi profitabilitas dalam kondisi baik, maka akan memberikan dampak positif
keputusan investor dipasar modal untuk menanamkan modalnya dalam bentuk
penyertaan modal, demikian halnya juga akan berdampak pada keputusan kreditor
dalam kaitannya dengan pendanaan perusahaan melalui utang.
Jadi, secara konsep dapat disimpulkan bahwa kinerja fundamental
perusahaan yang diproksikan melalui dimensi profitabilitas perusahaan memiliki
hubungan kausalitas terhadap nilai perusahaan melalui indikator harga saham dan
struktur modal perusahaan dengan besarnya komposisi utang perusahaan.
2. Pengukuran Tingkat Profitabilitas
Menurut Syamsuddin (2011:59) Ada beberapa pengukuran terhadap
profitabilitas perusahaan di mana masing-masing pengukuran dihubungkan
dengan volume penjualan, total aktiva dan modal sendiri. Secara keseluruhan
ketiga pengukuran ini akan memungkinkan seorang penganalisa untuk
mengevaluasi tingkat earning dalam hubungan volume penjualan. Di sini
perhatian ditekankan pada proitabilitas, karena untuk dapat melangsungkan
hidupnya, suatu perusahaan haruslah berada dalam keadaan
menguntungkan/profitable. Tampa adanya keuntungan akan sangat sulit bagi
perusahaan untuk menarik modal dari luar. Para kreditur, pemilik perusahaan dan
terutama sekali pihak manajemen perusahaan akan berusaha meningkatkan
keutungan ini, karena disadari betul betapa pentingnya arti keutungan bagi masa
depan perusahaan.
Page 38
22
Ada beberapa ratio dalam pengukuran profitabilitas yang bisa digunakan adalah
sebagai berikut :
a. Net Profit Margin
Net profit margin adalah merupakan ratio antara laba bersih (net
profit) yaitu penjualan sesudah dikurangi dengan seluruh beban
(expenses) termasuk pajak dibandingkan dengan penjualan. Semakin
tinggi net profit margin semakin baik operasi suatu perusahaan. Suatu net
profit margin dikatakan “baik” akan sangat tergantung dari jenis industri
di dalam mana perusahaan berusaha.
Kalkulasi net proit margin adalah sebagai berikut:
b. Return On Investment (ROI) atau Return On Assets (ROA)
Return on investment (ROI) atau yang sering juga di sebut “return
on assets (RAE)” “adalah merupakan pengukuran kemampuan
perusahaan secara keseluruhan di dalam penghasilan keuntungan dengan
jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan”. Semakin
tinggi ratio ini, semakin baik keadaan suatu perusahaan.
Return on investment dihitung sebagai berikut:
Laba Bersih Sesudah Pajak
Return on investment =
Total Asset
Labah bersih sesudah pajak
Net profit margin =
Penjualan
Page 39
23
c. Return On Equity (ROE)
Return on equity merupakan suatu pengukuran dari penghasilan
(income) yang tersedia bagi pemeilik perusahaan (baik pemegag saham
biasa maupun pemegang saham preferen) atas modal yang mereka
investasikan di dalam perusahaan”.
Return on equity dihitung sebagai berikut:
3. Analisis Profitabilitas dan Risiko
Menurut Syamsuddin (2011: 208) Apabila perusahaan bermaksud untuk
meningkatkan keuntungan yang diperolehnya maka peningkatan keuntungan
tersebut akan diikuti pula oleh risiko yang semakin besar. Demikian pula kalau
perusahaan ingin melakukan yang sebaliknya, menurunkan risiko, maka
penurunan tingkat risiko ini akan diikuti oleh menurunnya tingkat profitabilitas.
Pengaruh perubahan aktiva lancar dan pasiva lancar atas trade-off antara
profitabilitas dan risiko perusahaan
a. Aktiva Lancar
Pengaruh dari tingkat aktiva lancar atas trade-off antara profitabilitas
dan risiko dapat diilustrasikan dengan menggunakan ratio sederhana, yaitu
ratio antara aktiva lancar atas total aktiva. Persentase yang diperoleh akan
menunjukkanberapa bagian dari total aktiva yang tertanam dalam pos-pos
yang lancar.
1) Pengaruh dari peningkatan aktiva lancar
Laba bersih sesudah pajak
Return on equity =
Modal sendiri
Page 40
24
Bilamana ratio aktiva lancar atas total aktiva meningkat maka baik
profitabilitas maupun risiko yang dihadapi akan menurun.
Menurunya profitabilitas disebabkan karena, seperti yang suda
dikemukakan diatas, aktiva lancar mengasilkan lebih sedikit
dibandingkan dengan aktiva tetap. Risiko “technical insolvency”
menurun karena (asumsikan utang lancar tidak berubah)
peningkatan aktiva lancar akan semakin memperbesar net working
capita.
2) Pengaruh dari penurunan aktiva lancar
Penurunan ratio aktiva lancar atas total aktiva akan mengakibatkan
meningkatnya baik profitabilitas maupun risiko yang dihadapi oleh
perusahaan. Peningkatan profitabilitas ini disebabkan karena lebih
banyak modal yang diinvestasikan dalam aktiva tetap yang dapat
memberikan profitabilitas yang lebih besar dibandingakan dengan
aktiva lancar. Akan tetapi dengan meningkatnya profitabilitas ini
juga akan diikuti oleh meningkatnya risiko karena jumlah net
working capital akan menurun dengan semakin kecilnya jumlah
aktiva lancar. Pengaruh penurunan ini berbanding terbalik dengan
pengaruh dari peningkatan risiko aktiva lancar atas total aktiva
perusahaan.
b. Utang Lancar
Pengaruh dari perusahaan utang lancar atas trade-off antara
profitabilitas dan risiko dapat pula diilustrasikan dengan menggunakan
Page 41
25
suatu ratio yang sederhana yang dalam hal ini adalah ratio antara utang
lancar dengan total aktiva. Ratio ini menunjukkan beberapa besar (dalam
persentase) total aktiva yang dibiayai oleh modal jangka pendek atau utang
lancar.
1) Pengaruh dari peningkatan utang lancar
Dengan meningkatnya utang lancar maka peningkatan ini akan
memperbesar ratio utang lancar atas total aktiva. Adapun pengaruh
dari semakin besarnya ratio utang lancar ini adalah meningkatnya
profitabilitas, akan tetapi demikian pula halnya dengan risiko.
Meningkatnya profitabilitas disebabkan karena menurunya biaya-
biaya yang dikaitkan dengan penggunaan modal jangka panjang.
Kalau diasumsikan bahwa jumlah aktiva lancar tidak berubah,
maka dengan meningkatnya utang lancar berarti jumlah net
working capital akan menurun, di mana hal ini berarti
meningkatnya risiko yang dihadapi oleh perusahaan.
2) Pengaruh dari penurunan utang lancar
Penurunan ratio utang lancar atas total aktiva akan menyebabkan
penurunan tingkat proitabilitas dan risiko yang dihadapi oleh
perusahaan. Menurunya tingkat profitabilitas desebabkan karena
perusahaan menggunakan lebih banyak modal yang mempunyai
biaya yang lebih tinggi (modal jangka panjang) dibandingkan
dengan modal jangka pendek yang biayanya lebih murah. Namun
demikian, penurunan profitabilitas ini akan diikuti pula oleh
Page 42
26
menurunnya risiko yang dihadapi oleh perusahaan karena dengan
semakin kecilnya utang lancar berarti net working capital akan
semakin besar.
D. Nilai Perusahaan
1. Pengertian nilai perusahaan
Menurut Harmono (2015: 50) “Nilai perusahaan dapat diukur melalui nilai
haga saham dipasar, berdasarkan terbentuknya harga saham perusahaan di pasar,
yang merupakan refleksi penilaian oleh publik terhadap kinerja perusaan secara
riil”. Dikatakan secara riil karena terbentuknya harga di pasar merupakan
bertemunya titik-titik kestabilan kekuatan permintaan dan titik-titik kestabilan
kekuatan penawaran harga yang secara riil terjadi transaksi jual beli surat berharga
di pasar modal antara para penjual (emiten) dan para investor, atau sering disebut
sebagai ekuilibrium. Oleh karena itu, dalam teori keuangan pasar modal harga
saham di pasar disebut sebagai konsep nilai perusahaan.
Sedangkan menurut Fakhrudin and Hadianto (2001) dalam Wardani dan
Hermuningsih (2009:174) “Nilai perusahaan merupakan persepsi investor
terhadap perusahaan, yang sering dikaitkan harga saham”. Harga saham yang
tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi. Harga saham merupakan harga yang
terjadi pada saat saham diperdagangkan di pasar.
Dengan demikian nilai perusahaan adalah nilai jual perusahaan atau nilai
harga saham di pasar. Nilai perusahaan akan tercermin dari harga pasar
sahamnya. Sehingga nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran pemegang
saham secara maksimum apabila harga saham perusahaan meningkat. Oleh karena
Page 43
27
itu Semakin tinggi harga saham, maka semakin tinggi pula kemakmuran
pemegang saham.
Semula teori perusahaan didasarkan pada asumsi bahwa maksud atau tujuan
perusahaan adalah memaksimumkan laba sekarang atau jangka pendek. Akan
tetapi, berdasarkan pengamatan perusahaan sering kali mengorbangkan laba
jangka pendek untuk meningkatkan laba masa depan atau jangka panjang. Karna
baik keuntungan jangka pendek maupun jangka panjang sangat penting. Teori
perusahaan (theory of the firm) sekarang mempostulatkan bahwa maksud atau
tujuan utama perusahaan adalah untuk memaksimumkan kekayaan atau nilai
perusahaan (value of the firm). Hal ini dicerminkan dari nilai sekarang atau
semua keuntungan perusahaan yang di harapkan di masa depen.
2. Harga Saham
Menurut Suad Husnan dan Eny Pudjiastuti (2004: 151) “Harga Saham
adalah merupakan nilai sekarang (Present Value) dari penghasilan yang akan
diterima oleh pemodal dan diterima oleh pemodal di masa akan yang akan
datang”.
Sedangkan menurut Jogiyanto (2008: 143)” Harga saham merupakan harga
yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu dan harga saham tersebut ditentukan
oleh pelaku pasar”.
Selanjutnya Menurut Abdul Halim (2003: 16) dalam Priatinah dan Kusuma
(2012:53 ) “Harga saham yang terjadi di pasar modal merupakan harga yang
terbentuk dari kekuatan permintaan dan penawaran yang ada di bursa”. Oleh
karena itu sebelum mengambil keputusan untuk menjual atau membeli saham,
Page 44
28
investor berkepentingan untuk menilai harga saham untuk menentukan tingkat
keuntungan yang diharapkan.
Dengan demikian harga saham merupakan pengasilan atau keuntungan
yang akan diterima oleh investor di masa yang akan datang.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Saham
Menurut Brigham dan Houston (2006: 33) harga saham dipengaruhi oleh
beberapa faktor utama yaitu faktor internal dan faktor eksternal perusahaan.
Faktor internal perusahaan yang mempengaruhi harga saham yaitu:
a. Seluruh aset keuangan perusahaan, termasuk saham dalam
menghasilkan arus kas
b. Kapan arus kas terjadi, yang berarti penerimaan uang atau laba untuk
diinvestasikan kembali untuk meningkatkan tambahan laba Tingkat
risiko arus kas yang diterima. Sedangkan faktor eksternal yang dapat
mempengaruhi harga saham adalah batasan hukum, tingkat umum
aktivitas ekonomi, undang-undang pajak, tingkat suku bunga dan
kondisi bursa saham.
Sedangkan menurut Marzuki Usman dalam Robin Wiguna (2008: 133)
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap harga saham dapat dibagi menjadi tiga
kategori, yaitu:
a) Faktor yang bersifat fundamental Merupakan faktor yang memberikan
informasi tentang kinerja perusahaan dan faktor-faktor lain yang dapat
mempengaruhinya. Faktor-faktor ini meliputi:
• Kemampuan manajemen dalam mengelola kegiatan operasional
Page 45
29
• Prospek bisnis perusahaan di masa datang.
• Prospek pemasaran dari bisnis yang dilakukan.
• Perkembangan teknologi dalam kegiatan operasi perusahaan.
• Kernampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.
b) Faktor yang bersifat teknis Faktor teknis menyajikan informasi yang
menggambarkan pasaran suatu efek baik secara individu maupun secara
kelompok. Dalam menilai harga saham para analis banyak
memperhatikan beberapa hal seperti berikut:
• Keadaan pasar modal.
• Perkembangan kurs.
• Volume dan frekuensi transaksi suku bunga.
• Kekuatan pasar modal dalam mempengaruhi harga saharn
perusahaan.
c) Faktor sosial politik Faktor sosial politik suatu negara juga turut
mempengaruhi harga saham di bursa sebagai akibat respon dari kondisi
ekternal yang dapat berpengaruh terhadap kondisi perusahaan. Hal-hal
tesebut antaralain sebagai berikut:
• Tingkat inflasi yang terjadi.
• Kebijaksanaan moneter yang dilakukan oleh pemerintah.
• Kondisi perekonomian.
• Keadaan politik suatu negara.
Berdasarkan pendapat diatas dapat diketahui bahwa harga saham suatu
perusahaan tidak hanya dipengaruhi oleh faktor eksternal perusahaan tetapi juga
Page 46
30
dapat dipengaruhi oleh faktor internal perusahaan. Faktor internal yang dapat
mempengaruhi harga saham antaralain adalah faktor fundamental perusahaan,
seperti kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dan arus kas
dapat mempengaruhi harga saham.
4. Jenis-Jenis Nilai Saham
Menurut Abdul Halim (2003) dalam Priatinah dan Kusuma, (2012:53 ),
nilai saham terbagi atas tiga jenis yaitu:
a. Nilai Buku
Nilai buku saham mencerminkan nilai perusahaan, dan nilai perusahaan
tercermin pada nilai kekayaan bersih ekonomis yang dimilikinya. Nilai
buku saham bersifat dinamis dan tergantung pada perubahan nilai
kekayaan bersih ekonomis pada suatu saat.
b. Harga Pasar
Harga pasar adalah harga yang terbentuk di pasar jual beli saham.
Harga pasar merupakan harga saham yang terrjadi karena adanya
kekuatan permintaan dan penawaran yang terjadi di bursa saham.
c. Nilai Intrinsik
Nilai intrinsik adalah nilai saham yang sebenarnya atau seharusnya
terjadi. Nilai intrinsik saham merupakan nilai sebenarnya dari saham
sesuai dengan keadaan pasar saham.
E. Kerangka Pikir
PT Bukit Asam (persero) Tbk Sumatra Selatan bergerak dalam
pertambangan yaitu batubara atau bahan bakar fosil yaitu sumber energi
Page 47
31
terpenting untuk pembangkit listrik dan berfungsi sebagai bahan bakar pokok
untuk produksi baja dan semen.
Rasio keuangan merupakan alat utama dalam menganalisis keuangan,
karena analisis rasio keuangan dapat digunakan untuk menjawab berbagai
pertanyaan tentang keadaan keuangan dalam suatu perusahaan.
Dalam menjaga kelangsungan hidup suatu perusahaan berarti
mempertimbangkan aspek likuiditas dan profitabilitas merupakan dua hal yang
sangat penting. Adapun likuiditas perusahaan menyangkut kemampuan
perusahaan melunasi kewajiban jangka pendeknya pada saat jatuh tempo.
Sedangkan profitabilitas perusahaan menyangkut kemampuan perusahaan
menghasilkan laba atau keuntungan.
Nilai perusahaan yang tinggi merupakan tujuan utama perusahaan untuk
kemakmuran pemilik atau para pemegang saham. Bila harga saham meningkat
berarti nilai perusahaan meningkat dan kesejahteraan pemilik meningkat. Hal ini
sesuai dengan tujuan utama perusahaan yang telah go public adalah meningkatkan
kemakmuran pemilik atau para pemegang saham guna mempengaruhi nilai
perusahaan.
Page 48
32
Dengan demikian peneliti menggambarkan kerangka pikir sebagai berikut :
Gambar 2.1. Kerangka Pikir
F. Hipotesis
Berdasarkan Rumusan Masalah dan Kerangka pikir, maka peneliti
mengemukakan hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Diduga bahwa Perusahaan Tambang Batubara yang terdaftar pada
Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2011-2015 (study kasus pada PT
Likuiditas
1. Net working capital
2. Current Ratio
3. Quick Ratio
Nilai Perusahaan
Profitabilitas
1. Net Profit Margin
2. Return On Investment
3. Return On Equity
Pt. Bukit Asam (Persero)
Tbk Sumatra Selatan
Rasio Keuangan
Page 49
33
Bukit Asam (persero) Tbk) mampu memenuhi kewajiban likuiditas
guna meningkatkan nilai perusahaan.
2. Diduga bahwa Perusahaan Tambang Batubara yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) Tahun 2011-2015 (study kasus pada PT Bukit
Asam (persero) Tbk) mampu memperoleh profitabilitas guna
meningkatkan nilai perusahaan.
Page 50
34
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Dalam penelitian ini, lokasi yang dijadikan tempat untuk
mengambil data-data keuangan pada perusahaan Tambang Batubara yang
terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2011-2015 (study kasus
Pt Bukit Asam (persero) Tbk) adalah kantor idx di makassar.
2. Waktu Penelitian
Penelitian akan di laksanakan setelah proposal skripsi ini di
seminarkan, dengan kurun waktu penelitian selama satu bulan, mulai
tanggal 10 Mei – 10 Juni 2016 .
B. Variabel dan Defenisi Oprasional Variabel
1. variabel Penelitian
Likuiditas adalah kemampuan perusahaan Tambang Batubara Pt
Bukit Asam (persero) Tbk dalam menunaikan kewajibannya membayar
utang atau bunga kepada investor. Profitabilitas adalah kemampuan
perusahaan memperoleh keuntungan melalui penjualan dan pemanfaatan
modal secara tepat. Nilai Perusahaan adalah kemampuan perusahaan
untuk memenuhi keuntungan atau kekayaan yang dimiliki oleh
pemegang saham dan para investor.
Page 51
35
2. Defenisi Oprasional Variabel
Definisi operasional dari masing-masing variabel tersebut adalah
sebagai berikut :
a) Rasio likuiditas terbagi tiga yaitu Current Rasio untuk
menghitung dimana kemampuan perusahaan dalam membayar
utang lancar dengan aktiva lancar yang tersedia, Quick Rasio
untuk menghitung kemapuan perusahaan dalam membayar
kewajiban-kewajiban atau utang lancar dengan aktiva yang lebih
likuid. dan net working capital untuk menjamin pinjaman-
pinjaman yang dilakukan oleh perusahaan.
b) Rasio profitabilitas terbagi tiga yaitu Net Profit Margin mengukur
laba bersih sesuda pajak dibandingkan dengan volume penjualan,
Return On Invesment mengukur tingkat penghasilan bersih yang
diperoleh dari total aktiva perusahaan, dan Return On Equty
mengukur tingkat penghasilan bersih yang diperoleh oleh pemilik
perusahaan atas modal yang diinvestasikan.
c) Nilai perusahaan terbagi atas price earning ratio dan Earning
Per Share. Dimana price earning ratio mengukur harga saham.
sedangkan Earning Per Share mengukur jumlah pendapatan
perlembar saham biasa
Page 52
36
C. Metode Pengumpulan Data
Dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data dengan cara menduplikasi
data-data dari dokumen-dokumen perusahaan yang berkaitan dengan variabel
penelitian ini.
Metode yang di gunakan dalam instrumen pengumpulan data yang berkaitan
dengan pembahasan ini adalah melalui dokumentasi yakni teknik pengumpula
data yang dilakukan dengan cara mengumpulkan sejumlah data-data tertulis,
dokumen-dokumen penting baik yang berasal dari perusahaan Tambang Batubara
Pt Bukit Asam (persero)Tbk Sumatra Selatan (study kasus pada Bursa Efek
Indonesia Tahun 2011-2015 maupun sejumlah literatur dan bahan pustaka.
D. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis data
a. Data primer, adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber
penelitian tampa melalui media perantara.
b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh atau dikumpulkan melalui
dokumen-dokumen perusahaan yang berhubungan dengan peneliti
2. Sumber data
Data yang digunakan adalah data sekunder. Data sekunder umumnya
berupa bukti, catatan, atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip
(data dokumenter) baik yang dipublikasikan maupun yang tidak
dipublikasikan. Data sekunder dalam penelitian ini berupa likuiditas,
profitibilitas dan nilai perusahaan, dimana data-data tersebut bersumber dari
Page 53
37
laporan keuangan perusahaan Tambang Batubara yang listing di Bursa Efek
Indonesia (BEI) Tahun 2011-2015.
Sedangkan data-data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
ringkasan kinerja perusahaan yang bersumber dari situs internet
www.idx.co.id pada perusahaan Tambang Batubara yang terdaftar pada
Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2011-2015 (study kasus pada Pt Bukit
Asam (persero) Tbk).
E. Metode Analisis Data
Untuk membuktikan hipotesis yang dilakukan, penulis malakukan analisis
sebagai berikut:
1. Analisis Rasio Likuiditas
Syamsuddin (2011: 41) “Likuiditas merupakan suatu indikator
mengenai kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban
finansial jangka penedek pada saat jatu tempo dengan menggunakan aktiva
lancar yang tersedia”. Untuk mengukur tingkat likuiditas dapat di hitung
dengan tiga cara yaitu:
a. Net Working Capital
Net working capital merupakan “selisih antara current assets
(aktiva lancar) dengan current liabilites (utang lancar)”. Jumlah net
working capital ini akan lebih berguna untuk kepentingan
pengawasan intern di dalam suatu perusahaan daripada digunakan
sebagai angka perbandingan dengan perusahaan lain. capital harus
tetap dipertahankan.
Page 54
38
Net working capital dihitung sebagai berikut:
b. Current Ratio
Current Ratio perbandigan antara aktiva lancar dengan utang
lancar. Rasio ini menunjukkan kesanggupan membayar utang
jangka pendek.
Current Ratio dihitung sebagai berikut :
c. Quick Ratio
Quick ratio digunakan untuk mengukur hal yang sama dalam
perspektif waktu yang lebih singkat.
Quick Ratio di hitung sebagai berikut :
2. Analisis Rasio Profitabilitas
profitabilitas adalah mengukur efektifitas manajemen secara
keseluruhan yang ditujukan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang
diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi”.
Semakin baik rasio profitabilitas maka semakin baik menggambarkan
Net working capital = Aktiva Lancar ˗ Utang Lancar
Aktiva Lancar
Current Ratio =
Pasiva Lancar
Aktiva Lancar ˗˗ Persediaan
Quick Rasio =
Passiva Lancar
Page 55
39
kemampuan tingginya perolehan keuntungan perusahaan. Untuk mengukur
tingkat Profitabilitas dapat dihitung dengan cara yaitu:
a. Net Profit Margin
Net profit margin adalah merupakan ratio antara laba bersih (net
profit) yaitu penjualan sesudah dikurangi dengan seluruh
expenses termasuk pajak dibandingkan dengan penjualan.
Semakin tinggi net profit margin semakin baik operasi suatu
perusahaan. Suatu net profit margin dikatakan “baik” akan sangat
tergantung dari jenis industri di dalam mana perusahaan berusaha.
Kalkulasi net proit margin adalah sebagai berikut:
b. Return On Investment (ROI) atau Return On Assets (ROA)
Return on investment (ROI) atau yang sering juga di sebut “return
on assets (RAE)” “adalah merupakan pengukuran kemampuan
perusahaan secara keseluruhan di dalam penghasilan keuntungan
dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam
perusahaan”. Semakin tinggi ratio ini, semakin baik keadaan
suatu perusahaan.
Return on investment dihitung sebagai berikut:
Labah Bersih Sesudah Pajak
Net profit margin =
Penjualan
Laba Bersih Sesudah Pajak
Return on investment =
Total Asset
Page 56
40
c. Return On Equity (ROE)
Return on equity merupakan suatu pengukuran dari penghasilan
(income) yang tersedia bagi pemeilik perusahaan (baik pemegag
saham biasa maupun pemegang saham preferen) atas modal yang
mereka investasikan di dalam perusahaan”.
Return on equity dihitung sebagai berikut:
Laba Bersih Sesudah Pajak
Return on equity =
Modal Sendiri
Page 57
41
BAB IV
GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
A. Sejarah Singkat Pt Bukit Asam (Persero) Tbk
Sejarah pertambangan batubara di tanjum enim dimulai sejak zaman
kolenial Belanda tahun 1919 dengan menggunakan metode penambangan terbuka
(open pin mining) di wilayah operasi pertama, yaitu tambang air laya. Selanjutnya
mulai tahun 1923 beroperasi dengan metode penambangan bawah tanah
(underground mining) hingga tahun 1940. Sedangkan produksi untuk kepentingan
komersial dimulai pada tahun 1938.
Seiring dengan berakhirnya kekuasaan kolonial Belanda di tanah air, para
karyawan Indonesia kemudian berjuang menuntut perubahan status tambang
menjadipertambangan nasional. Pada tahun 1950, pemerintah RI kemudian
mengesahkan pembentukan Perusahaan Negara Tambang Arang Bukit Asam (PN
TABA).
Pada tanggal 2 Maret 1981, PN TABA kemudian berubah status menjadi
persero terbatas dengan nama PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk,
berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 42 tahun 1980 dengan Akta Notaris
Mohamad Ali No. 1, yang telah diubah dengan Akta Notaris No. 5 tanggal 6
Maret 1984 dan No. 51 tanggal 29 Mei 1985 dari notaris yang sama. Akta
pendirian dan perubahan tersebut disahkan oleh Menteri Kehakiman dalam
Surat Keputusan No. C2-7553- HT.01.04.TH.85 tanggal 28 Nopember 1985 serta
diumumkan dalam Berita Negara No. 33, Tambahan No. 550, tanggal 25 April
Page 58
42
1986. Pada tanggal 23 Desember 2002, persero mencatatkan diri sebagai
perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia dengan kode “PTBA”.
Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, yang
terakhir mengenai penyesuaian seluruh Anggaran Dasar Perusahaan terhadap
Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (“PT”) dan nama
Perusahaan dapat disingkat menjadi PT Bukit Asam (Persero) Tbk. Perubahan
tersebut disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia No. AHU-
50395.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 12 Agustus 2008 serta diumumkan dalam
Berita Negara No. 76, Tambahan No. 18255 tanggal 19 September 2008 Pada
tahun 1993, Perusahaan ditunjuk oleh Pemerintah Indonesia untuk
mengembangkanSatuan Kerja Pengusahaan Briket.
Bukit Asam (Persero) Tbk (PTBA) sebagai salah satu perusahaan tambang
utama di Indonesia, di tahun 2010 mulai mewujudkan rencana optimalisasi
potensinya dengan membangun infrastruktur untuk menunjang kegiatan produksi
maupun transportasi, meningkatkan kapasitas produksi dan mengintegrasikan
sistem pengelolaan hasil produksi dengan pemasokan batubara ke konsumen.
Pelaksanaan program tersebut merupakan bagian dari rencana pengembangan
Perseroan di masa mendatang yang kini mulai menunjukkan hasilnya.
Perubahan terakhir pada Anggaran Dasar Perusahaan berdasarkan surat
notaris No. 21/PT-GP/Ket/III/2015 tanggal 30 Maret 2015, mengenai perubahan
pada susunan Dewan Komisaris. Sampai dengan 31 Maret 2015, perubahan
tersebut masih menunggu pengesahan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia.
Page 59
43
B. Visi Misi
1. Visi
Menjadikan sumber daya manusia yang dimiliki persero, sebagai salah
satu keunggulan kompetitif perusahaan
2. Misi
Menyediakan sumber daya manusia dan sistem manajemen sumber
daya manusia yang terbaik, untuk menunjang pengembangan perusahaan.
C. Struktur Organisasi
Perseroan menerapkan struktur organisasi yang dinamis, efisien dan efektif
sesuai dengan perkembangan industri serta dalam rangka mencapai pertumbuhan
kinerja yang optimal. Struktur organisasi yang mampu mengakomodir tuntutan
pengembangan usaha harus disertai kemampuan untuk mengarahkan semua
sistem yang terlibat di dalamnya agar bekerja lebih efisien, efektif dan
produktif.Struktur organisasi kami diformulasikan berdasarkan spesialisasi dan
fungsi masing-masing anggota di dalam unit kerja perusahaan. Struktur ini
mampu mengantisipasi kebutuhan organisasi yang lebih baik dan kinerja yang
lebih efisien dalam mencapai target dan tujuan perusahaan.
Page 61
45
D. Kegiatan Usaha
Sesuai Anggaran Dasar Perseroan Pasal 3, maksud dan tujuan Perseroan
ialah berusaha dalam bidang pengembangan bahan-bahan galian, terutama
pertambangan batubara sesuai dengan ketentuan dalam peraturan perundang-
undangan yang berlaku dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.
1. Perseroan melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut:
• Mengusahakan pertambangan yang meliputi penyelidikan umum,
eksplorasi, eksploitasi, pengolahan, pemurnian, pengangkutan dan
perdagangan bahan-bahan galian terutama batubara.
• Mengusahakan pengolahan lebih lanjut atas hasil produksi bahan bahan
galian terutama batubara.
• Memperdagangkan hasil produksi sehubungan dengan usaha di atas, baik
hasil sendiri maupun hasil produksi pihak lain, baik di dalam maupun luar
negeri.
• Mengusahakan dan mengoperasikan pelabuhan dan dermaga khusus
batubara, baik untuk keperluan sendiri maupun keperluan pihak lain.
• Mengusahakan dan mengoperasikan pembangkit listrik tenaga uap, baik
untuk keperluan sendiri maupun untuk keperluan pihak lain.
• Memberikan jasa-jasa konsultasi dan rekayasa dalam bidang yang terkait
dengan pertambangan batubara beserta hasil-hasil olahannya.
1. Produksi dan Pembelian Batubara
Tren penurunan harga batubara dunia bukanlah menjadi alasan bagi
Perseroan untuk memperlambat pertumbuhan laju produksi batubaranya. Hal ini
Page 62
46
dibuktikan dengan terus meningkatnya produksi batubara Perseroan secara
konsisten dalam 4 tahun terakhir.
Peningkatan produksi batubara itu sejalan dengan peningkatan kapasitas
angkut kereta api yang juga terus mengalami peningkatan secara konsisten. Agar
sejalan dengan upaya peningkatan kapasitas angkut kereta api dan klausa
perjanjian pengangkutan batubara dengan PT KAI, Perseroan terus meningkatkan
produksi untuk pencapaian target dengan menerapkan strategi produksi
terintegrasi, yaitu fokus pada aspek efisiensi, kualitas produksi dan menjaga
ketersediaan batubara pada level yang optimal dengan tetap menerapkan prinsip-
prinsip aspek Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L).
Tabel 4.1
Produksi batubara
Hanya ada data tahun 2011-2014
Keterangan
2011
2012
2013
2014
Unit Pertambangan Tanjung Enim (UPT)
Tambang Air Laya 5.403.014 5.970.453 7,260,382 8,664,097
• Muara Tiga Besar
Utara (MTB
3.492.763
2.775.975 -
2,621,418
2,379,166
• Banko Barat 3.491.311 4.317.740 4,125,645 4,461,627
Jumlah Produksi
UPT
12.387.088
13.064.168
14,007,445
15,504,890
Unit Pertambangan
Ombilin
1.883
˗˗
14.337
9,077
PT Internasional
Prima Coal (IPC)
560.313
902.666
1,064,023
851,626
Jumlah Produksi
12.949.283
13.966.843
15,085,803
16,365,593
Page 63
47
Dari tabel diatas terlihat dengan jelas bahwa produksi dan pembelian
batubara perseroan mengalami peningkatan yang cukup baik. Unit Pertambangan
Tanjung Enim (UPTE), yaitu dari Tambang Air Laya (TAL), Muara Tiga Besar
(MTB) dan Banko Barat masih menjadi kontributor utama bagi produksi batubara
Perseroan. Sepanjang tahun 2011 produksi dari UPTE mencapai12,38 juta ton,
pada tahun 2012 mencapai 13,01 juta to, pada tahun 2013 mencapai 14,01 juta ton
dan pada tahun 2014, mencapai 15,50 juta ton, Selain itu, produksi
dari PT Internasional Prima Coal pada tahun 2011 mencapai 56 ribu ton, pada
tahun 2012 mencapai 90 ribu ton, pada tahun 2013 mencapai 1,06 juta ton, dan
pada tahun 2014 mencapai 85 ribu ton.
2. Jenis batubara dan spesifikasinya
Batubara terdiri dari hardcol dan brown coal atau batubara muda. Masing-
masing batubara ini memiliki karesteristik yang berbeda. Berikut ini penjelasan
singkat dari setiap jenis batubara yang ada di Indonesia:
a. Hardcoal adalah batubara yang mempunyai nilai kalori diatas 5700
kcal/kg (23,26 MJ/kg). Hardcoal terdiri dari batubara steam, batubara
coking, bituminous dan antrasit.
• Batubara steam adalah batubara yang dipakai di ketel uap (boiler/stem
generator) dan tungku panas yang termasuk dalam kategori ini adalah
batubara antrasit dan bituminous. Nilai kalori bruto (gross calorific
value) nya lebih besar dari 23.865,0 kJ/kg (5700 kcal/kg) dan dibawa
batubara cooking.
Page 64
48
• Batubara coking adalah batubara yang bisa dipakai untuk membuat
kokos untuk bahan reduktor di tungku peleburan baja (blast furnace).
Nilai kalor bruto bruto (gross calorific value) nya lebih besar dari
23.865,0 kJ/kg (5700 kcal/kg) yang bebas debu. Kokos adalah hasil
karbonisasi dari batubara steam pada temperatur tinggi produk ini
dipakai sebagai reduktor pada peleburan baja.
b. Brown coal atau batubara muda adalah jenis batubara yang
dinilaikalorinya rendah. Jenis batubara yang termasuk brown coal adalah
jenis lignite sampai subbituminous. Batubara ini umumnya digunakan
untuk pembangkit listrik.
• Batubara subbituminous adalah batubara yang mempunyai nilai kalori
bruto (gross calorific value) antra 17.435,0 kJ/kg (4165 kcal/kg) dan
23.8600,0 kJ/kg (5700 kcal/kg).
• Batubara lignit adalah batubara yang mempunyai nilai kalor bruto
(gross calorific value) dibawah 4.165 kcal/kg (17,44 MJ/kg) yang
mempunyai abu terbang (volatile matter) diatas 31% dalam keadaan
kering. Batubara lignit sering disebut sebagai batubara kelas rendah
(low rank coal),
Page 65
49
3. Produk Yang Dihasilkan
Tabel 4.2 Perseroan memiliki beragam jenis produk batubara
sesuai dengan kadar kualitas yang terkandung di dalamnya
Coal
Brand
CV TM ASH VM FC TS
HGI MAX Kcal/kg
,ar
(%,a
r)
(%,a
db)
(%,a
db)
(%,a
db)
(%,a
db)
(%,a
db)
BA 55
5.500
4.550
30
15
8
39
38
0,8
50
BA 59
5.900
5.000
28
14
6
39
40
0,6
50
BA 61
6.100
5.000
28
12
7
41
40
0,8
50
BA 63
6.300
5.550
21
10
6
41
43
0,8
55
BA 67
6.700
6.100
16
8
6
42
44
0,8
55
BA 70 LS
7.000
6.450
14
7
4
42
47
0,7
55
BA 70 HS
7.000
6.450
14
7
4
42
47
1,2
55
BA 76
7.600
7.400
5
2
8
14
76
1,2
˗˗
Page 66
50
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Dan Pembahasan
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
sekunder umumnya berupa bukti, catatan, atau laporan historis yang telah
tersusun dalam arsip (data dokumenter) baik yang dipublikasikan maupun
yang tidak dipublikasikan. Data sekunder dalam penelitian ini berupa
likuiditas, profitibilitas dan nilai perusahaan, dimana data-data tersebut
bersumber dari laporan keuangan perusahaan Tambang Batubara yang
listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2011-2015.
Sedangkan data-data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
ringkasan kinerja perusahaan yang bersumber dari situs internet
www.idx.co.id pada perusahaan Tambang Batubara yang terdaftar pada
Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2011-2015 (study kasus pada Pt Bukit
Asam (persero) Tbk).
Page 67
51
1. Analisis Rasio Likuiditas
Mencari nilai rasio likuiditas dari tahun 2011 s/d 2015. Rumus yang
digunakan adalah :
a. Net working capital
Net working capital = Aset Lancar
Utang Lancar ˗˗
➢ Untuk Tahun 2011
Net working capital = Rp 7,749,158
Rp 1,500157 ˗˗
= 6,249,601 atau 6,25%
➢ Untuk Tahun 2012
Net working capital = Rp 9.607.609
Rp 1,932,318 ˗˗
= Rp 7,675,291 atau 7,67%
➢ Untuk Tahun 2013
Net working capital = Rp 9,002,782
Rp 1,930,219 ˗˗
= Rp 7,072,563 atau 7,07%
➢ Untuk Tahun 2014
Net working capital = Rp 6,560,178
Rp 3,138,993 ˗˗
= Rp 3,421,185 atau 3,42%
➢ Untuk Tahun 2015
Net working capital = Rp 7,449,828
Rp 4,222,206 ˗˗
=Rp 3,227,622 atau 3,23%
Page 68
52
Tabel 5.1
Modal Kerja Bersih Tahun 2011 s/d Tahun 2015
Tahun
Aset Lancar
Utang Lancar
Net working
capital
(%)
2011
7,745,158
1,500,157
6,25
2012
9.607.609
1,932,318
7,67
2013
9,002,782
1,930,219
7,07
2014
6,560,178
3,138,993
3,42
2015
7,449,828
4,222,206
3,23
Sumber : data hasil olahan tahun 2011 ˗˗2015
Dari tabel diatas dapat diketahui jumlah modal kerja pada PT Bukit
Asam dari tahun 2011 s/d tahun 2015.
Untuk hasil Net working capital pada tahun 2011 berjumlah 6,25%, dan
tahun 2012 berjumlah 7,67%, dan terjadi penurunan pada tahun 2013 s/d
tahun 2015 sebesar 7,07%, 3,42%, dan 3,23%. Hal ini berarti pada tahun
2011 jumlah sediaan terserap 6,95% untuk Net working capital dan untuk
tahun 2012 sebesar 7,67% dan ditahun 2013 s/d tahun 2015 turun menjadi
hanya 7,07%, 3,42%, dan 3,23%.
b. Current Ratio ( Rasio Lancar)
Aset Lancar
Rasio Lancar =
Utang Lancar
➢ Untuk Tahun 2011
Rp 7,749,158
Rasio Lancar = =Rp 5,16 atau 516%
Page 69
53
Rp 1,500,157
➢ Untuk Tahun 2012
Rp 9.607.609
Rasio Lancar = = Rp 4,97 atau 497%
Rp 1,932,318
➢ Untuk Tahun 2013
Rp 9,002,782
Rasio Lancar = = Rp 4,66 atau 466%
Rp1,930,219
➢ Untuk Tahun 2014
Rp 6,560,178
Rasio Lancar = = Rp 2,09 atau 209%
Rp 3,138,993
➢ Untuk Tahun 2015
Rp 7,449,828
Rasio Lancar = = Rp 1,76 atau176%
Rp 4,222,206
Tabel 5.2
Rasio Lancar Tahun 2011 s/d Tahun 2015
Tahun
Aset Lancar
Utang Lancar
Rasio Lancar
(%)
2011
7,749,158
1,500,157
5,16
2012
9.607.609
1,932,318
4,97
2013
9,002,782
1,930,219
4,66
2014
6,560,178
3,138,993
2,09
2015
7,449,828
4,222,206
1,76
Sumber : data hasil olahan tahun 2011 ˗˗2015
Page 70
54
Dari tabel diatas dapat diketahui kemampuan rasio lancar pada PT
Bukit Asam dari tahun 2011 s/d tahun 2015.
Untuk rasio lancar pada tahun 2011 s/d tahun 2015 perusahaan
mempunyai kemampuan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya
dengan hasil terendah pada tahun 2015 dengan hasil 1,76%. Dan untuk
tahun 2011 dan tahun 2012 mempunyai hasil perbandingan yang sedikit
yaitu tahun 2011 senilai 5,16% dan untuk tahun 2012 senilai 4,97% dengan
hasil selisih 19%. Sedangkan pada tahun 2013 dan tahun 2014 mempunyai
hasil perbandingan yang besar yaitu tahun 2013 senilai 4,66% dan untuk
tahun 2014 senilai 2,09% dengan hasil selisi 2,57%. Diantara ke lima tahun
tersebut di tahun 2015 mempunyai tingkat oprasional yang baik dibanding
tahun 2011 s/d tahun 2014 karena adanya endapan dana yang besar yang
tidak beroperasi.
c. Quick Ratio ( Rasio Cepat)
Aset Lancar ˗˗ Persediaan
Rasio Cepat =
utang Lancar
➢ Untuk Tahun 2011
Rp 7,749,158˗˗ Rp 434,147
Rasio Cepat = = Rp 4,88atau 488%
Rp 1,500,157
➢ Untuk Tahun 2012
Rp 9,607,609 ˗˗ Rp 693,210
Rasio Cepat = = Rp 4,61 atau 461%
Rp 1,932,318
Page 71
55
➢ Untuk Tahun 2013
Rp 9,022,782 ˗˗ Rp 619,180
Rasio Cepat = = Rp 4,35 atau 435%
Rp 1,930,219
➢ Untuk Tahun 2014
Rp 6,560,178 ˗˗ Rp 799,342
Rasio Cepat = = Rp 1,83 atau 183%
Rp 3,138,99
➢ Untuk Tahun 2015
Rp 7,449,828 ˗˗ Rp 798,763
Rasio Cepat = = Rp 1,57 atau 157%
Rp 4,222,206
Tabel 5.3
Rasio Cepat Tahun 2011 s/d Tahun 2015
Tahun
Aset Lancar
Persediaan
Utang
Lancar
Rasio Cepat
(%)
2011
8,859,260
644,833
1,912,423
4,88
2012
9.607.609
693,210
1,932,318
4,61
2013
9,002,782
619,180
1,930,219
4,35
2014
6,560,178
799,342
3,138,993
1,83
2015
7,449,828
798,763
4,222,206
1,57
Sumber : data hasil olahan tahun 2011˗˗2015
Dari tabel diatas dapat diketahui kemampuan rasio cepat pada PT Bukit
Asam dari tahun 2011 s/d tahun 2015.
Page 72
56
Untuk hasil rasio cepat pada tahun 2011 s/d tahun 2015 adalah pada
tahun 2011 senilai 4,88%, dan pada tahun 2012 senilai 4,61%, sempat
meningkat dari tahun 2011 dan 2012 dengan selisih 27%. sedangkan pada
tahun 2013 senilai 4,35%, pada tahun 2014 senilai 1,83% , memiliki selisih
yang besar senilai 2,52%. Dan tahun 2015 senilai 1,57% tetap mengalami
penurunan sebanyak 26%. Hal ini menyatakan bahwa perusahaan tersebut
dapat membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatu
tempo.
2. Analisis Rasio Profitabilitas
Mencari nilai rasio profitabilitas dari tahun 2011 s/d 2015. Rumus yang
digunakan adalah:
a. Net Profit Margin
Labah Bersih Sesudah Pajak
Net profit margin =
Penjualan
➢ Untuk Tahun 2011
Rp 760,919
Net profit margin = = Rp 0,3287 atau 32,87%
Rp 2,315,103
➢ Untuk Tahun 2012
Rp 870,542
Net profit margin = = Rp 0,2881 atau 38,81%
Rp 3,021,520
➢ Untuk Tahun 2013
Rp 947,763
Net profit margin = = Rp 0,3411 atau 34,11%
Rp 2,777,398
Page 73
57
➢ Untuk Tahun 2014
Rp 541,694
Net profit margin = = Rp 0,1751 atau 17,51%
Rp 3,093,648
➢ Untuk Tahun 2015
Rp 340,388
Net profit margin = = Rp 0,1039 atau 10,39%
Rp 3,277,031
Tabel 5.4
Net profit margin Tahun 2011 s/d Tahun 2015
Tahun
Laba Bersih
Penjualan
Net profit margin
(%)
2011
760,919
2,315,103
32,87
2012
870,542
3,021,520
28,81
2013
947,631
2,777,398
34,11
2014
541,694
3,093,648
17,51
2015
340,388
3,277,031
10,39
Sumber : data hasil olahan tahun 2011 ˗˗ 2015
Dari tabel diatas dapat diketahui ukuran Net profit margin pada PT
Bukit Asam dari tahun 2011 s/d tahun 2015.
Berdasarkan tabel diatas, maka dapat diperoleh gambaran bahwa pada
tahun 2011 net profit margin sebesar 32,87%. Ini berarti bahwa setiap Rp.
2- penjuaan akan menghasilkan keuntungan neto Rp.0,3287. Pada tahun
Page 74
58
2012 terjadi penurunan menjadi 28,81%. Ini berarti bahwa setiap Rp. 3-
penjuaan akan menghasilkan keuntungan neto Rp.0,2881, pada tahun 2013
kembali mengalami peningkatan menjadi 34,11%,, ini berarti bahwa setiap
Rp. 2- penjuaan akan menghasilkan keuntungan neto Rp0,3411. pada tahun
2014 terjadi penurunan draktis menjadi 17,51%, ini berarti bahwa setiap Rp.
3- penjuaan akan menghasilkan keuntungan neto Rp0,1751. Dan pada tahun
2015 kembali terjadi penurunan menjadi 10,39%, ini berarti bahwa setiap
Rp. 3- penjuaan akan menghasilkan keuntungan neto Rp 0,1039. maka dapat
diperoleh gambaran tentang seberapa besar keuntungan yang diperoleh
perusahaan.
b. Return On Investmen (ROI)
Laba Bersih Sesudah Pajak
Return On Investmen =
Total Aset
➢ Untuk Tahun 2011
Rp 760,919
Return On Investmen = = Rp 0,0768 atau 7,68%
Rp 9,909,364
➢ Untuk Tahun 2012
Rp 870,542
Return On Investmen = = Rp 0,0698 atau 6,98%
Rp 12,474,434
➢ Untuk Tahun 2013
Rp 947,631
Return On Investmen = = Rp 0,0706 atau 7,06%
Rp 13,426,326
Page 75
59
➢ Untuk Tahun 2014
Rp 541,694
Return On Investmen = = Rp 0,0446 atau 4,46%
Rp 12,150,595
➢ Untuk Tahun 2015
Rp 340,388
Return On Investmen = = Rp 0, 0222atau 2,22%
Rp 15,313,65
Tabel 5.5
Return On Investmen Tahun 2011 s/d Tahun 2015
Tahun
Laba Bersih
Total Aset
Return On
Investmen
(%)
2011
760,919
9,909,364
7,68
2012
870,542
12,474,434
6,98
2013
947,631
13,426,326
7,06
2014
541,694
12,150,595
4,46
2015
340,388
15,313,656
2,22
Sumber : data hasil olahan tahun 2011˗˗ 2015
Dari tabel diatas dapat diketahui ukuran Return On Investmen pada PT
Bukit Asam dari tahun 2011 s/d tahun 2015.
Dari tabel di atas, maka dapat dilihat bahwa Return On Investmen pada
tahun 2011 sebesar 7,68%, pada tahun 2012 sebesar 6,98%, pada tahun
2013 sebesar 7,06%, pada tahun 2014 sebesar 4,46%, dan pada tahun 2015
Page 76
60
sebesar 2,22%. Hal ini berarti bahwa kemampuan dari modal yang
diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan
neto sebesar 6,61% pada tahun 2011, 6,98% pada tahun 2012, 3,70% pada
tahun 2013, 4,46% pada tahun 2014, dan 2,22% pada tahun 2015.
c. Return On Equity ( ROE )
Laba Bersih Sesudah Pajak
Return On Equity =
Modal Sendiri
➢ Untuk Tahun 2011
Rp 760,919
Return On Equity = = Rp 0,1056 atau 10,56%
Rp 7,205,077
➢ Untuk Tahun 2012
Rp 870,542
Return On Equity = = Rp 0,0963 atau 9,63%
Rp 9,037,371
➢ Untuk Tahun 2013
Rp 947,631
Return On Equity = = Rp 0,10,54 atau 10,54%
Rp 8,990,872
➢ Untuk Tahun 2014
Rp 541,694
Return On Equity = = Rp 0,0762 atau 7,62%
Rp 7,104,398
Page 77
61
➢ Untuk Tahun 2015
Rp 340,388
Return On Equity = = Rp 0, 0409 atau 4,09%
Rp 8,321,409
Tabel 5.6
Return On Equity Tahun 2011 s/d Tahun 2015
Tahun
Laba Bersih
Modal Sendiri
Return On Equity
(%)
2011
760,919
7,205,077
10,56
2012
870,542
9,037,371
9,63
2013
947,631
8,990,872
10,54
2014
541,694
7,104,398
7,62
2015
340,388
321,409
4,09
Sumber : data hasil olahan tahun 2011 ˗˗ 2015
Dari tabel diatas dapat diketahui ukuran Return On Equity pada PT
Bukit Asam dari tahun 2011 s/d tahun 2015.
Dari tabel di atas, maka dapat dilihat Return On Equity pada tahun 2011
sebesar 10,56%, pada tahun 2012 sebesar 9,63%, pada tahun 2013 sebesar
10,54%, pada tahun 2014 sebesar 7,62%, dan tahun 2015 sebesar 4,09%.
Hal ini berarti kemampuan modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan
netto sebesar 0,1056 pada tahun 2011, sebesar 0,0963 pada tahun 2012,
sebesar 0,1054 pada tahun 2013, sebesar 0,0762 pada tahun 2014, dan
sebesar 0,0409 pada tahun 2015.
Page 78
62
3. Nilai Perusahaan
a. Nilai Perusahaan Berdasarkan Analisis Likuiditas
Tabel 5,7
Nilai Perusahaan dengan Rasio Likuiditas
Tahun
Kreteria Nilai Rasio Likuiditas
Net working
capital
(%)
Rasio Lancar
(%)
Rasio Cepat (%)
2011
6,25
5,16
4,88
2012
7,67
4,97
4,61
2013
7,07
4,66
4,35
2014
3,42
2,09
1,83
2015
3,23
1,76
1,57
Sumber: data dari hasil olahan tahun 2011 ˗˗ 2015
Tabel tersebut memperlihatkan kemapuan perusahaan untuk
membayar utangnya dari tahun 2011 s/d tahun 2015 berturut turut terlihat
dari Net working capital pada tahun 2011 berjumlah 6,25%, pada tahun
2012 berjumlah 7,67%, pada tahun 2013 7,07%, pada tahun 2014
berjumlah 3,42%, dan pada tahun 2015 berjumlah 3,23%. Sedangkan
Rasio lancar pada tahun 2011 senilai 5,16%, pada tahun 2012 senilai
4,97% pada tahun 2013 senilai 4,66%, pada tahun 2014 3,42%, dan pada
tahun 2015 dengan hasil 1,76%. Dan Rasio cepat pada tahun 2011 senilai
4,88%, dan pada tahun 2012 senilai 4,61%, pada tahun 2013 senilai
Page 79
63
4,35%, pada tahun 2014 senilai 1,83% , dan pada tahun 2015 senilai
1,57%
Berdasarkan hasil analisis ketiga rasio tersebut menunjukkan
bahwa perusahaan mampu memenuhi kewajiban likuiditasnya dengan
demikian perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan, semakin
tinggi likuiditas maka semakin tinggi pula nilai perusahaan.
b. Nilai Perusahaan Berdasarkan Analisis Proitabilitas
Tabel 5,8
Nilai Perusahaan dengan Rasio Profitabilitas
Tahun
Kreteria Nilai Rasio Profitabilitas
Net profit margin
(%)
Return On
Investmen (%)
Return On Equity
(%)
2011
32,87
7,68
10,56
2012
28,81
6,98
9,63
2013
34,11
7,06
10,54
2014
17,51
4,46
7,62
2015
10,39
2,22
4,09
Sumber: data dari hasil olahan tahun 2011 ˗˗ 2015
Tabel tersebut memperlihatkan kemapuan perusahaan dalam
memperoleh keuntungan yaitu dari tahun 2011 s/d 2015 berturut turut
telihat dari Net profit margin pada tahun 2011 sebesar 33%, pada tahun
2012 sebesar 29%, pada tahun 2013 sebesar 34%, pada tahun 2014
sebesar 17%, dan pada tahun 2015 sebesar 10%. Sedangkan Return On
Investmen pada tahun 2011 sebesar 8%, pada tahun 2012 sebesar 7%,
Page 80
64
pada tahun 2013 7%, pada tahun 2014 sebesar 4% dan pada tahun 2015
sebesar 2%. Dan Retur On Equity pada tahun 2011 sebesar 10%, pada
tahun 2012 sebesar 9%, pada tahun 2013 sebesar 10%, pada tahun 2014
sebesar 7%, dan pada tahun 2015 sebesar 4%.
Berdasarkan hasil analisis ketiga rasio tersebut menunjukkan
bahwa perusahaan dianggap mampu memperoleh profitabilitas dan
demikian perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan.
Page 81
65
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis yang telah diuraikan di bab sebelumnya
maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil analisis yang menggunakan tiga rasio likuiditas yaitu modal
kerja, rasio lancar, dan rasio cepat, menunjukkan hasil sebagai berikut;
a. Untuk hasil Net working capital pada tahun 2011 berjumlah
6,25%, pada tahun 2012 berjumlah 7,67%, pada tahun 2013
7,07%, pada tahun 2014 berjumlah 3,42%, dan pada tahun 2015
berjumlah 3,23%.
b. Untuk rasio lancar pada tahun 2011 senilai 5,16%, pada tahun
2012 senilai 4,97% pada tahun 2013 senilai 4,66%, pada tahun
2014 2,09%, dan pada tahun 2015 dengan hasil 1,76%.
c. Untuk hasil rasio cepat pada tahun 2011 senilai 4,88%, dan pada
tahun 2012 senilai 4,61%, pada tahun 2013 senilai 4,35%, pada
tahun 2014 senilai 1,83% , dan pada tahun 2015 senilai 1,57%
Kesimpulan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa
ketiga rasio tersebut dapat menunjukkan jumlah likuiditas. Hal ini
dapat disempulkan bahwa rasio likuiditas mampu memenuhi
kewajiban-kewajiban jangka pendeknya pada saat jatuh tempo
sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.
Page 82
66
1. Hasil analisis yang menggunakan tiga rasio profitabilitas
menggunakan tiga rasio diantaranya net profit margin, return on
investmen, dan return on equity menunjukkan hasil sebagai berikut ;
a. Untuk net profit margin pada tahun 2011 sebesar 32,87%,
pada tahun 2012 sebesar 28,81%. pada tahun 2013 sebesar
34,11%, pada tahun 2014 sebesar 17,51%, dan pada tahun
2015 sebesar 10,39%.
b. Untuk Return On Investmen pada tahun 2011 sebesar 7,68%,
pada tahun 2012 sebesar 6,98%, pada tahun 2013 sebesar
7,06%, pada tahun 2014 sebesar 4,46%, dan pada tahun
2015 sebesar 2,22%.
c. Untuk Return On Equity pada tahun 2011 sebesar 10,56%,
pada tahun 2012 sebesar 9,63%, pada tahun 2013 sebesar
10,54%, pada tahun 2014 sebesar 7,62%, dan tahun 2015
sebesar 4,09%.
Kesimpulan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa
ketiga rasio tersebut mampu memperoleh profitabilitas. Hal ini
dapat disimpulkan bahwa rasio profitabilitas mampu memperoleh
keuntungan guna meningkatkan nilai perusahaan.
Page 83
67
B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan diatas maka dapat pula disampaikan saran
sebagai berikut:
1. Sebaiknya perusahaan meningkatkan current ratio-Nya agar dapat
memenuhi kewajiban jangka pendeknya ditahun yang akan datang.
2. Sebaiknya perusahaan menggunakan modal sendiri dibanding utang
agar mendapatkan laba yang tinggi.
3. Diharapkan Untuk penelitian selanjutnya dapat menganalisis tentang
rasio reverage agar dapat diketahui sampai berapa jauh aktiva
perusahaan dibiayai dengan utang, dan rasio aktivitas mengukur
sampai seberapa besar aktifitas perusahaan dalam mengerjakan
sumber-sumber dananya. Agar diperoleh gambaran lengakap tentang
keuangan perusahaan PT Bukit Asam (Persero) sehingga diharapkan
hasil penelitian yang akan datang lebih sempurna lagi dari penelitian
ini.
Page 84
68
DAFTAR PUSTAKA
Riyanto, Bambang, 2002, Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Yayasan
Penerbit Gajah Madah Yogyakarta.
Indriyo Gitosudarmo & Basri, 2002, ManajemenKeuangan, Yogyakarta: BPFE.
Sutrisno, 2003, Manajemen Keuangan, Penerbit, Ekonisia, Fakultas Ekonomi UII,
Yogyakarta.
Suad, Husnan, dan Enny, Pudjiastuti, 2004, Manajemen Keuangan, Edisi Kelima,
Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Baridwan Zaki, 2005, Pokok-Pokok Analisis Laporan Keuangan, Yogyakrta.
Riyanto, Bambang, 2005, Analisis Laporan Keuangan, Yokyakarta: Liberty.
Eddy, Rismanda, Sembiring, 2005, “Karakteristik Perusahaan Dan
Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial, Jakarta.
Eugene, F, Brigham and Joel F. Houston, 2006, Dasar- Dasar Manajemen
Keuangan, Jakarta.
Munawir, 2007, Analisis Laporan Keuangan, Edisi Ke-4 , Yokyakarta: Liberty.
Robin, Wiguna & Anastasia ,S, Mendari, 2008 Pengaruh Dan Tingkat Bunga SBI
Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di LQ45 BEI,
Jurnal Keuangan Dan Bisnis,Vol 6. No. 2. Hal. 130-142.
Robin, Wiguna & Anastasia, S, Mendari. 2008, Pengaruh Dan Tingkat Earning
Per Share dan tingkat Bunga SBI Terhadap Harga Saham Pada
Perusahaan Yang Terdaftar Di LQ45 BEI, Jurnal Keuangan Dan Bisnis,Vol
6. No. 2. Hal. 130-142
Sutrisno, 2008, Manajemen Keuangan(teori konsep dan aplikasi), Ekonisia, Ull
Yogyakarta.
Jogiyanto, 2008, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Yogyakarta: BPFE.
Wardani, Dewi, Kusuma, Hermuningsih,Sri, 2009, Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Nilai Perusahaan Pada Perusahaan yang terdaftar di Bursa
Efek Malaysia dan Bursa Efek Indonesia. Jurnal Siasat Bisnis Vol. 13 No. 2,
Agustus 2009 Hal: 173–183
Syamsuddin, Lukman, 2011. Manajemen Keuangan Perusahaan (konsep aplikasi
dalam perencanaan, pengawasan,dan pengambilan keputusan), Edisi Baru,
pada PT RajaGrafindo Persada, Jakarta
Page 85
69
Fahmi Irham, 2012, Pengantar Manaemen Keuangan Teori dan Soal Jawab.
Bandung. Alfabeta.
Priatinah, Denies, Kusuma, Prabandaru Adhe, 2012, Pengaruh Return On
Investment (ROI), Earning Per Share (EPS), dan Dividen Per Share (DPS)
Terhadap Harga Saham Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2008-2010, Jurnal Nominal Vol.1 No
2012.
Tampubolon, Manahan, 2013. Manajemen Keuangan (finance management),
Edisi PertamaMitra Wacana Media, Jakarta.
Harmono, 2015, Manajemen Keuangan (berbasis blanced scorecard), Bumi
Aksara, Jakarta.
Page 87
70
Lampiran 1
NERACA KONSOLIDASIAN TAHUN 2011
Catatan Tahun 2011
ASET LANCAR
Kas dan setara kas 2a.4 5.423.955
Piutang usaha (setelah dikurangi
penyisihan penurunan nilai
sebesar Rp 39.937 pada tahun 2011
dan Rp 37.083 pada tahun 2010)
- Pihak ketiga 2d.5 414.135
- Pihak yang mempunyai
hubungan istimewa 2d.5.28 915.180
Persediaan, bersih 2e.7 434.147
Aset keuangan yang tersedia untuk dijual 8 443.000
Aset lancar lainnya 6 118.741
Jumlah aset lancar 6 7.749.158
ASET TIDAK LANCAR
Investasi pada perusahaan asosiasi 2h.9 266.979
Properti pertambangan, bersih 2p.10 185.244
Aset tetap (setelah dikurangi
akumulasi penyusutan
sebesar Rp 1.103.180 pada
tahun 2011 dan Rp 1.088.723
pada tahun 2010) 2l.11 959.859
Beban eksplorasi dan pengembangan
tangguhan, bersih 2j.12 365.469
Aset pajak tangguhan, bersih 2r.15d 335.783
Aset tidak lancar lainnya 46.872
Jumlah aset tidak lancar 2.160.206
JUMLAH ASET 9.909.364
Page 88
71
Lampiran 1/2
NERACA KONSOLIDASIAN TAHUN 2011
Catatan Tahun 2011
KEWAJIBAN LANCAR
Hutang usaha
- Pihak ketiga 2n.13 83.491
- Pihak yang mempunyai
hubungan istimewa 2n.13.28 19.127
Biaya yang masih harus dibayar 14 876.497
Hutang pajak 2r.15b 284.329
Pinjaman bank jangka pendek 18 16.237
Bagian kewajiban jangka
panjang yang akan jatuh
tempo dalam waktu satu tahun
- Penyisihan reklamasi lingkungan
-dan penutupan tambang 2k.16 37.521
- Penyisihan imbalan kerja 2s.17 69.858
Anjak piutang 2o.19 99.973
Kewajiban lancar lainnya 13.124
Jumlah kewajiban lancar 1.500.157
KEWAJIBAN JANGKA PANJANG
Kewajiban jangka panjang setelah
dikurangi bagian yang akan jatuh
tempo dalam waktu satu tahun
- Penyisihan reklamasi lingkungan
-dan penutupan tambang 2k.16 182.959
- Penyisihan imbalan kerja 2r.17 1.020.883
- Lainnya 288
Jumlah kewajiban jangka panjang 1.204.130
JUMLAH KEWAJIBAN 2.704.287
Page 89
72
Lampiran 1/3
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN TAHUN 2011
Catatan Tahun 2011
EKUITAS
Modal saham
Modal dasar 1 lembar saham preferen
dan 7.999.999.999 lembar saham biasa
pada tahun 2011 dan 2010.
modal ditempatkan dan disetor penuh
1 lembar saham preferen dan
2.304.131.849 lembar saham biasa
pada tahun 2011 dan 2010.
dengan nilai nominal
Rp 500 per lembar saham
pada tahun 2011 dan 2010 21 1.152.066
Tambahan modal disetor, bersih 22 30.485
Keuntungan yang belum direalisasi dari aset
keuangan yang tersedia untuk dijual 8 5.500
Saldo laba
- Telah ditentukan penggunaannya 5.182.762
- Belum ditentukan penggunaannya 760.327
7.131.140
Hak minoritas 2b 73.937
Jumlah ekuitas 7.205.077
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 9.909.364
Page 90
73
Lampiran 1/4
LAPORAN LABA-RUGI KONSOLIDASIAN TAHUN 2011
Catatan Tahun 2011
Penjualan 2q.23 2.315.103
Harga pokok penjualan 2q.24 (1.071.616)
Laba kotor 2q 1.243.487
Beban usaha
Umum dan administrasi 2q.25 (174.594)
Penjualan dan pemasaran 2q.25 (119.366)
Eksplorasi (4.884)
Jumlah beban usaha (298.844)
Laba usaha 944.643
Pendapatan/(beban) lain-lain
Pendapatan keuangan 65.369
Kerugian selisih kurs, bersih (3.130)
Lainnya. bersih 12.422
Pendapatan lain-lain, bersih 74.661
Bagian rugi bersih dari
perusahaan asosiasi 9
Laba sebelum pajak penghasilan 1.019.304
Beban pajak penghasilan 2r.15c (258.385)
Laba periode berjalan 760.919
Laba yang dapat didistribusikan kepada :
Pemilik Entitas Induk 760.327
Hak minoritas atas (rugi)/laba
anak perusahaan 592
760,919
Laba bersih per saham dasar 2v.29 330
Page 91
74
Lampiran 2/1
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN TAHUN 2012
Catatan Tahun 2012
ASET LANCAR
Kas dan setara kas 2a,6 6,427,895
Piutang usaha (setelah dikurangi
Penyisihan penurunan nilai
sebesar Rp 60.136 pada tahun 2012
dan Rp 60.212 pada tahun 2011)
- Pihak ketiga 2d,7 459,663
- Pihak yang berelasi 2d,7,31 1,090,218
Persediaan, bersih 2e,8 693,201
Aset keuangan yang
tersedia untuk dijual 2f,9 686,824
Aset lancar lainnya 10 249,808
Jumlah aset lancar 9,607,609
ASET TIDAK LANCAR
Investasi pada perusahaan
asosiasi 2h,11 528,109
Properti pertambangan,
bersih 2o,12 170,958
Aset tetap (setelah dikurangi
Akumulasi penyusutan sebesar
Rp 1.151.323 pada tahun2012
dan Rp 1.132.691 pada tahun 2011)
Beban eksplorasi dan pengembangan
tangguhan, bersih 2j,14 529,529
Aset pajak tangguhan,
bersih 2q,17d 412,200
Aset tidak lancar lainnya 53,852
Jumlah aset tidak lancar 2,866,825
JUMLAH ASET 12,474,434
Page 92
75
Lampiran 2/2
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN TAHUN 2012
Catatan Tahun 2012
LIABILITAS DAN EKUITAS
LIABILITAS JANGKA PENDEK
Utang usaha
- Pihak ketiga 2n,15 139,030
- Pihak yang berelasi 2n,15,31 10,096
Biaya yang masih harus
dibayar 2p,16 1,148,622
Utang pajak 2q,17b 452,717
Pinjaman bank jangka
pendek 20 69,507
Bagian liabilitas jangka panjang
yang akan jatuh tempo dalam
waktu satu tahun
- Penyisihan reklamasi
-lingkungan dan
penutupan tambang 2k,18 36,319
- Penyisihan imbalan
kerja 2r,19 68,575
Utang jangka pendek lainnya 7,452
Jumlah liabilitas jangka pendek 1,932,318
LIABILITAS JANGKA PANJANG
Liabilitas jangka panjang setelah
Dikurangi bagian yang akan jatuh
tempo dalam waktu satu tahun
- Penyisihan reklamasi
-lingkungan dan
penutupan tambang 2k,18 213,285
- Penyisihan imbalan kerja 2r,19 1,291,460
Jumlah liabilitas jangka panjang 1,504,745
JUMLAH LIABILITAS 3,437,063
Page 93
76
Lampiran 2/3
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN TAHUN 2012
Catatan Tahun 2012
Ekuitas yang dapat
diatribusikan kepada
pemilik entitas induk
Modal saham
Modal dasar 1 lembar saham
preferen dan 7.999.999.999
lembar saham biasa pada
tahun 2012 dan 2011
modal ditempatkan
dan disetor penuh
1 lembar saham preferen dan
2.304.131.849 lembar
saham biasa pada
tahun 2012 dan 2011
dengan nilai nominal
Rp 500 per lembar
saham pada tahun
2012 dan 2011 22 1,152,066
Tambahan modal disetor,
bersih 23 30,485
(Kerugian)/keuntungan yang
belum direalisasi dari aset
keuangan yang tersedia
untuk dijual 9 1,044
Saldo laba
- Telah ditentukan
penggunaannya 6,906,491
- Belum ditentukan
penggunaannya 867,345
8,957,431
Kepentingan
Non - pengendali 2b,21a 79,940
Jumlah ekuitas 9,037,371
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 12,474,434
Page 94
77
Lampiran 2/4
LAPORAN PENDAPATAN KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN TAHUN 2012
Catatan Tahun 2012
Penjualan 2p,24 3,021,520
Beban pokok penjualan 2p,25 (1,593,721)
Laba bruto 2p 1,427,799
Beban umum dan administrasi 2p,26 (226,664)
Beban penjualan dan pemasaran 2p,27 (190,835)
Pendapatan keuangan 85,828
Pendapatan sewa 51,382
Beban eksplorasi 2p,28 (6,603)
Keuntungan/(kerugian) selisih kurs,bersih 4,244
(Penyisihan)/pemulihan penurunan
nilai piutang 7 (76)
Penyisihan persediaan usang 2e,8 (2,308)
Lainnya, bersih 9,898
Laba sebelum pajak penghasilan 1,152,665
Beban pajak penghasilan 2q,17c (282,123)
Laba bersih untuk tahun berjalan 870,542
Pendapatan komprehensif lainnya
(Kerugian)/keuntungan yang belum
direalisasi dari aset keuangan yang
tersedia untuk dijual 1,044
Jumlah pendapatan komprehensif 871,586
Laba/(rugi) bersih yang dapat
diatribusikan kepada:
Pemilik entitas induk 867,345
Kepentingan non-pengendali 3,197
Laba bersih 870,542
Laba bersih per saham dasar
yang dapat diatribusikan kepada
pemilik entitas induk 32 376
Page 95
78
Lampiran 3/1
LAPORAN POSISI KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN TAHUN 2013
Catatan Tahun 2013
ASET LANCAR
Kas dan setara kas 7 6,016,060
Piutang usaha
- Pihak ketiga 8 614,782
- Pihak yang berelasi 8, 30 1,305,025
Persediaan 9 619,180
Biaya dibayar di muka dan uang
muka 11 226,377
Pajak dibayar di muka
- Pajak penghasilan badan 19a -
- Pajak lainnya 19a 35,004
Aset keuangan tersedia untuk dijual 10 127,645
Aset lancar lainnya 12 58,709
Total aset lancar 9,002,782
ASET TIDAK LANCAR
Investasi pada entitas
asosiasi 13a 531,897
Investasi pada entitas
pengendalian bersama 13b 21,551
Properti pertambangan 14 149,255
Aset tetap 15 2,046,494
Beban pengembangan tangguhan 16 829,940
Aset pajak tangguhan 19d 693,261
Aset tidak lancar lainnya 151,146
Total aset tidak lancar 4,423,544
TOTAL ASET 13,426,326
Page 96
79
Lampiran 3/2
LAPORAN POSISI KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN TAHUN 2013
Catatan Tahun 2013
LIABILITAS JANGKA PENDEK
Utang usaha
- Pihak ketiga 17 133,126
- Pihak yang berelasi 17,30 30,618
Beban akrual 18a 1,064,294
Liabilitas imbalan kerja jangka
pendek 18b 267,820
Utang pajak
- Pajak penghasilan badan 19b 176,319
- Pajak lainnya 19b 26,869
Pinjaman bank 22 56,967
Provisi reklamasi lingkungan
dan penutupan tambang 20 36,320
Liabilitas imbalan pascakerja
jangka pendek 21 96,332
Utang jangka pendek lainnya 41,554
Total liabilitas jangka
pendek 1,930,219
LIABILITAS JANGKA PANJANG
Provisi reklamasi lingkungan dan
penutupan tambang 20 220,193
Liabilitas imbalan pascakerja
Jangka panjang 21 2,276,538
Pinjaman bank 22 8,504
Total liabilitas jangka
panjang 2,505,235
TOTAL LIABILITAS 4,435,454
Page 97
80
Lampiran 3/3
LAPORAN POSISI KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN TAHUN 2013
Catatan Tahun 2013
Ekuitas yang dapat
diatribusikan kepada
pemilik entitas induk
Modal saham Modal dasar
1 lembar saham preferen dan
7.999.999.999 lembar saham
biasa, modal ditempatkan dan
disetor penuh 1 lembar saham
preferen dan 2.304.131.849
lembar saham biasa dengan nilai
nominal Rp500 per lembar saham 24 1,152,066
Tambahan modal disetor 24 30,486
Saham treasuri 25 (200,330)
Cadangan perubahan nilai wajar
asset keuangan tersedia
untuk dijual 10 2,345
Selisih penjabaran laporan
keuangan anak 12,033
Saldo laba
- Dicadangkan 7,410,590
- Belum dicadangkan 493,183
8,900,373
Kepentingan
non-pengendali 23a 90,499
Total ekuitas 8,990,872
TOTAL LIABILITAS
DAN EKUITAS 13,426,326
Page 98
81
Lampiran 3/4
LAPOR AN PENDAPATAN KOMPREHENSIF INTERIM KONSOLIDASIAN
TAHUN 2013
Catatan Tahun 2013
Penjualan 26 2,777,398
Beban pokok penjualan 27 (1,823,168)
Laba bruto 954,230
Beban umum dan administrasi 27 (229,137)
Beban penjualan dan pemasaran 27 (160,566)
Pendapatan lainnya, bersih 25,076
Laba usaha 589,603
Pendapatan keuangan 77,288
Beban keuangan (1,324)
Laba sebelum pajak penghasilan 665,567
Beban pajak penghasilan 19c (167,936)
Laba periode berjalan
497,631
Laba komprehensif lain
Perubahan nilai wajar dari aset
keuangan tersedia untuk dijual (4,593)
Selisih penjabaran laporan keuangan anak 3,470
Laba/(rugi) komprehensif lain
periode berjalan setelah pajak (1,123)
Total laba/(rugi) komprehensif
periode berjalan 496,508
Laba/(rugi) yang dapat
diatribusikan kepada:
Pemilik entitas induk 493,183
Kepentingan non-pengendali 23b 4,448
497,631
Jumlah pendapatan komprehensif
Yang dapat diatribusikan kepada:
Pemilik entitas induk 492,060
Kepentingan non-pengendali 4,448
Jumlah pendapatan komprehensif 496,508
Laba bersih per saham dasar yang dapat
diatribusikan kepada pemilik entitas induk 29 215
Page 99
82
Lampiran 4/1
LAPORAN POSISI KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN TAHUN 2014
Catatan Tahun 2014
ASET LANCAR
Kas dan setara kas 5, 30 3,573,019
Piutang usaha
- Pihak ketiga 6 511,772
- Pihak yang berelasi 6, 30 1,253,365
Aset keuangan
tersedia untuk dijual 7 72,272
Persediaan 8 799,342
Biaya dibayar di muka dan
uang muka 9 194,923
Pajak dibayar di muka
- Pajak penghasilan badan 17a -
- Pajak lain-lain 17a 69,125
Aset lancar lainnya 10 86,360
Total aset lancar 6,560,178
ASET TIDAK LANCAR
Piutang lain-lain dari
pihak berelasi 30 28,224
Uang muka 9 96,934
Investasi pada entitas pengendalian bersama 11 774,327
Beban pengembangan tangguhan 12 853,849
Aset pajak tangguhan 17d 524,306
Aset tetap 13 2,896,487
Properti pertambangan 14 124,079
Aset tidak lancar lainnya 10 292,211
Total aset tidak lancar 5,590,417
TOTAL ASET 12,150,595
Page 100
83
Lampiran 4/2
LAPORAN POSISI KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN TAHUN 2014
Catatan Tahun 2014
LIABILITAS JANGKA PENDEK
Utang usaha
- Pihak ketiga 15 236,780
- Pihak yang berelasi 15, 30 28,868
Beban akrual 16a 1,199,827
Liabilitas imbalan kerja
jangka pendek 16b 271,618
Utang pajak
- Pajak penghasilan badan 17b 79,313
- Pajak lainnya 17b 67,860
Pinjaman bank 20 100,053
Provisi reklamasi
lingkungan dan
penutupan tambang 18 36,319
Liabilitas imbalan
pascakerja jangka pendek 19 112,390
Utang jangka pendek
lainnya 1,005,965
Total liabilitas jangka pendek 3,138,993
LIABILITAS JANGKA PANJANG
Provisi reklamasi
lingkungan dan
penutupan tambang 18 234,473
Liabilitas imbalan
pascakerja jangka panjang 19 1,672,731
Total liabilitas jangka panjang 1,907,204
TOTAL LIABILITAS 5,046,197
Page 101
84
Lampiran 4/3
LAPORAN POSISI KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN TAHUN 2014
Catatan Tahun 2014
Ekuitas yang dapat
diatribusikan kepada
pemilik entitas induk
Modal saham
Modal dasar 1 lembar aham preferen
dan 7.999.999.999 lembar
saham biasa, modal ditempatkan
dan disetor penuh 1 lembar saham
preferen dan 2.304.131.849 lembar
saham biasa dengan nilai nominal
Rp500 per lembar saham 22 1,152,066
Tambahan modal disetor 22 30,486
Saham treasuri 23 (1,899,413)
Cadangan perubahan nilai wajar
aset keuangan tersedia
untuk dijual (673)
Selisih penjabaran
laporan keuangan entitas anak 76,922
Saldo laba
- Dicadangkan 25 7,296,758
- Belum dicadangkan 328,673
6,984,819
Kepentingan
non-pengendali 21a 119,579
TOTAL EKUITAS 7,104,398
TOTAL LIABILITAS
DAN EKUITAS 12,150,595
Page 102
85
Lampiran 4/4
LAPORAN PENDAPATAN KOMPREHENSIF INTERIM KONSOLIDASIAN TAHUN 2014
Catatan Tahun 2014
Penjualan 26 3,093,648
Beban pokok penjualan 27 (2,095,789)
Laba bruto 997,859
Beban umum dan administrasi 27 (225,010)
Beban penjualan dan pemasaran 27 (147,751)
Pendapatan lainnya, bersih 41,896
Laba usaha 666,994
Pendapatan keuangan 65,998
Beban keuangan (1,861)
Laba sebelum pajak penghasilan 731,131
Beban pajak penghasilan-final 17c (13,200)
Beban pajak penghasilan-non final 17c (176,237)
Laba periode berjalan 541,694
Laba komprehensif lain
Perubahan nilai wajar dari aset keuangan tersedia untuk dijual 189
Selisih penjabaran laporan keuangan entitas anak 15,323
Laba/(rugi) komprehensif lain periode berjalan 15,512
Total laba komprehensif periode berjalan 557,206
Laba yang dapat Profit
diatribusikan kepada:
Pemilik entitas induk 536,303
Kepentingan non-pengendali 21b 5,391
541,694
Jumlah pendapatan komprehensif
yang dapat diatribusikan kepada:
Pemilik entitas induk 551,815
Kepentingan non-pengendali 5,391
Jumlah pendapatan komprehensif 557,206
Laba bersih per saham dasar yang dapat diatribusikan
kepada pemilik entitas induk 31 247
Page 103
86
Lampiran 5/1
LAPORAN POSISI KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN TAHUN 2015
Catatan Tahun 2015
ASET LANCAR
Kas dan setara kas 6, 33 4,202,712
Piutang usaha
- Pihak ketiga 7 662,982
- Pihak berelasi 7, 33 951,900
Aset keuangan tersedia untuk dijual 8 372,563
Persediaan 10 798,763
Biaya dibayar di muka dan uang muka 11 77,336
Pajak dibayar di muka
- Pajak penghasilan badan 20a 17,781
- Pajak lain-lain 20a 254,147
Aset lancar lainnya 12 111,644
Jumlah aset lancar 7,449,828
ASET TIDAK LANCAR
Piutang lain-lain dari pihak berelasi 33 32,617
Uang muka 11 81,960
Investasi pada entitas pengendalian bersama 13 995,402
Beban pengembangan tangguhan 14 1,459,512
Aset tetap 15 4,119,666
Properti pertambangan 16 55,930
Tanaman perkebunan 17 303,577
Pajak dibayar di muka
- Pajak penghasilan badan 20a 371,234
Aset pajak tangguhan 20d 252,301
Aset tidak lancar lainnya 12 191,629
Jumlah aset tidak lancar 7,863,828
JUMLAH ASET 15,313,656
Page 104
87
Lampiran 5/2
LAPORAN POSISI KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN TAHUN 2015
Catatan Tahun 2015
LIABILITAS JANGKA PENDEK
Utang usaha
- Pihak ketiga 18 388,866
- Pihak berelasi 18, 33 142,818
Beban akrual 19a 929,032
Liabilitas imbalan kerja
jangka pendek 19b 294,128
Utang pajak
- Pajak penghasilan badan 20b 5,097
- Pajak lain-lain 20b 85,253
Pinjaman bank jangka pendek 23 918,179
Bagian jangka pendek dari
pinjaman bank jangka panjang 23 467,235
Provisi reklamasi lingkungan dan
penutupan tambang 21 89,940
Bagian jangka pendek dari
liabilitas imbalan pascakerja 22 104,332
Utang jangka pendek lainnya 797,326
Jumlah liabilitas jangka pendek 4,222,206
LIABILITAS JANGKA PANJANG
Provisi reklamasi lingkungan dan
penutupan tambang 21 150,398
Liabilitas imbalan pascakerja
jangka panjang 22 1,498,591
Pinjaman bank jangka panjang 23 1,121,052
Jumlah liabilitas jangka panjang 2,770,041
JUMLAH LIABILITAS 6,992,247
Page 105
88
Lampiran 5/3
LAPORAN POSISI KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN TAHUN 2015
Catatan Tahun 2015
Ekuitas yang dapat
diatribusikan kepada
pemilik entitas induk
Modal saham
Modal dasar 1 lembar
saham preferen dan
7.999.999.999 lembar
saham biasa, modal
ditempatkan dan disetor penuh
1 lembar saham preferen dan
2.304.131.849 lembar
saham biasa dengan nilai nominal
Rp500 per lembar saham 25 1,152,066
Tambahan modal disetor 25 30,486
Saham treasuri 26 (1,899,413)
Cadangan perubahan nilai wajar aset
keuangan tersediauntuk dijual 2,993
Selisih penjabaran
laporan keuangan entitas anak 77,924
Saldo laba
- Dicadangkan 28 8,607,268
- Belum dicadangkan 232,800
8,204,124
Kepentingan
non-pengendali 24a 117,285
JUMLAH EKUITAS 8,321,409
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 15,313,656
Page 106
89
Lampiran 5/4
LAPORAN PENDAPATAN KOMPREHENSIF INTERIM KONSOLIDASIAN
TAHUN 2015
Catatan 31 Maret 2015
Penjualan 29 3,277,031
Beban pokok penjualan 30 (2,506,096)
Laba bruto 770,935
Beban umum dan administrasi 30 (226,485)
Beban penjualan dan pemasaran 30 (189,281)
(Beban)/pendapatan lainnya, bersih 4,016
Laba usaha 359,185
Pendapatan keuangan 73,881
Beban keuangan (29,790)
Bagian laba bersih dari
entitas pengendalian bersama 59,056
Laba sebelum pajak penghasilan 462,332
Beban pajak penghasilan – final 20c (14,776)
Beban pajak penghasilan – non final 20c (107,168)
Laba periode berjalan 340,388
Laba komprehensif lain
Perubahan nilai wajar dari aset
keuangan tersedia untuk dijual 900
Selisih penjabaran laporan
keuangan entitas anak 14,937
Laba komprehensif lain
periode berjalan setelah pajak 15,837
Jumlah laba komprehensif
periode berjalan 356,225
Laba yang dapat diatribusikan kepada:
Pemilik entitas induk 340,334
Kepentingan non-pengendali 24b 54
340,388
Page 115
KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN
Variabel
Dimensi/ Sub
Variabel
Indikator-Indikator
Nama Dokumen
1 2 3 4
1. Likuiditas 1. Net Working
Capital
Aktiva Lancar - Utang
Lancar
Neraca
Aset Lancar dan
Kewajiban Lancar
2. Current
Ratio
Aktiva Lancar
Passiva Lancar
Aset Lancar dan
Kewajiban Lancar
3. Quick Ratio
Aktiva Lancar + Persediaan
Passiva Lancar
Aset lancar,
persediaan dan
Kewajiban Lancar
2. Profitabilitas 1. Net Profit
Margin
Laba bersih sesudah pajak
Penjualan
Laba Rugi
Laba bersih dan
Penjualan
2. Return On
Investmen
Laba Bersih sesudah pajak
Total Aktiva
Laba Rugi dan Neraca
Laba Bersih dan Total
aset
3. Return On
Equity
Laba Bersih sesudah pajak
Modal Sendiri
Laba Rugi dan Neraca
Laba Barsih dan
Ekuitas
Page 116
RIWAYAT HIDUP
Sulfianah, lahir di Balle Kabupaten Bone pada tanggal
17 Mei 1994, Penulis merupakan anak ke dua (2) dari
tujuh (7) bersaudara, dari pasangan Gafar dan
Rosmiati. Penulis memulai pendidikan formal pada
tahun 2010 di SD Inpres 6/86 Balle Kabupaten Bone
dan berhasil menyelesaikan sekolah dasar pada tahun
2006, setelah tammat dari SD penulis melanjutkan
pendidikan di SMP Negeri 1 Kahu dan tammat pada
tahun 2009. Kemudian pada tahun yang sama penulis melanjutkan penulis melanjutkan
pendidikan SMA Negeri 1 Kahu jurusan IPS dan tammat pada tahun 2012. Pada tahun yang
sama penulis melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi di Universitas Muhammadiyah
Makassar.
Berkat iringan doa, dukungan dari orang tua dan keluarga sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi berjudul “Analisis Likuiditas Dan Profitabilitas Terhadap Nilai
Perusahaan Tambang Batubara Yang Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia (BEI)
Tahun 2011-2015 (Study Kasus Pada PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk).”. sebagai
salah satu tugas akhir untuk menyelesaikan program studi Strata Satu (S1) di Universitas
Muhammasiyah Makassar.