Top Banner

of 50

Skenario - Sirosis Hepatis

Apr 05, 2018

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 7/31/2019 Skenario - Sirosis Hepatis

    1/50

    0

    LAPORAN TUTORIAL

    SKENARIO D BLOK 13

    Kelompok 7

    Tutor : dr.Liniyati D. Oswari, MSc.

    Afifurrahman 04101401002

    Anisa Nanda Putri 04101401029

    Ayu Aliyah 04101401030

    Gieza Ferrani 04101401034

    Widya Tria Kirana 04101401045

    Rohayu 04101401051

    Endy Prima Syaputra 04101401052

    KM. Azandy .A 04101401067

    Robby Akbar 04101401070

    Flavia Angelina 04101401088

    Randy Rakhmat S 04101401107

    Aprilia Damayanti 04101401116

    Ayu Agustriani 04101401118

    Wenty septa Aldona 04101401129

    FAKULTAS KEDOKTERAN

    UNIVERSITAS SRIWIJAYA PALEMBANG

    2012

  • 7/31/2019 Skenario - Sirosis Hepatis

    2/50

    1

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan

    karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan tutorial skenario D blok 13

    sebagai tugas kompetensi kelompok. Shalawat beriring salam selalu tercurah

    kepada junjungan kita, nabi besar Muhammad SAW beserta para keluarga,

    sahabat, dan pengikutnya hingga akhir zaman.

    Penulis menyadari bahwa laporan tutorial ini jauh dari sempurna. Oleh

    karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna

    perbaikan di masa mendatang. Dalam penyelesaian laporan tutorial ini, penulis

    banyak mendapat bantuan, bimbingan dan saran. Pada kesempatan ini, penulis

    ingin menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada :

    1. Allah SWT.2. Kedua orang tua yang memberi dukungan materil maupun spiritual.3. dr.Liniyati D. Oswari, MSc selaku tutor.4. Teman-teman sejawat dan seperjuangan.5. Semua pihak yang membantu penulis.

    Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang

    diberikan kepada semua orang yang telah mendukung penulis dan semoga laporan

    tutorial ini bermanfaat tidak hanya untuk penulis tetapi juga untuk orang lain

    dalam perkembangan ilmu pengetahuan di masa yang akan datang.

    Palembang, juli 2012

    Penulis

  • 7/31/2019 Skenario - Sirosis Hepatis

    3/50

    2

    DAFTAR ISI

    Kata Pengantar................................................................................ 1

    Daftar Isi......................................................................................... 2

    BAB I Pendahuluan

    1.1Latar Belakang..............................................................1.2Maksud dan Tujuan....................................................... 33

    BAB II Pembahasan

    2.1 Data tutorial.................................................................

    2.2 Skenario.......................................................................

    2.3 Paparan

    I. Klarifikasi Istilah....................................................II. Identifikasi Masalah...............................................

    III. Analisis Masalah....................................................

    IV. Hipotesis................................................................

    V . Kerangka Konsep...................................................

    VI. Keterbatasan Pengetahuan dan Learning Issues....

    4

    4

    55

    6

    26

    27

    28

    BAB III Sintesis

    3.1 Anatomi dan Fisiologi organ yang terkait ................

    3.2 Histologi dan histopatologi........................................3.3 Sirosis Hepatis...........................................................

    29

    3638

    Daftar Pustaka................................................................................. 48

  • 7/31/2019 Skenario - Sirosis Hepatis

    4/50

    3

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Blok sistem digestivus adalah Blok 13 pada Semester 4 dari Kurikulum

    Berbasis Kompetensi (KBK) Pendidikan Dokter Umum Fakultas Kedokteran

    Universitas Sriwijaya Palembang. Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial

    studi kasus sebagai bahan pembelajaran untuk menghadapi tutorial yang

    sebenarnya pada waktu yang akan datang. Penulis memaparkan kasus yang

    mengenai Tn. A, laki-laki, 56 tahun datang ke RS dengan keluhan BAB

    berwarna hitam sejak satu hari yang lalu. Dua bulan sebelum berobat Tn.

    A mulai mengeluh mudah capek terutama sore hari setelah beraktivitas,

    nafsu makan menurun, mual dan kadang-kadang muntah. Satu bulan

    sebelum berobat penderita mengeluh perutnya membesar disertai kaki

    yang membengkak. Tn.A mengaku pernah didiagnosis hepatitis 10 tahun

    yang lalu.

    1.2 Maksud dan TujuanAdapun maksud dan tujuan dari materi Tutorial ini, yaitu :

    1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari sistempembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

    Palembang.

    2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metodeanalisis dan pembelajaran diskusi kelompok.

    3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial dan memahamikonsep dari skenario ini.

  • 7/31/2019 Skenario - Sirosis Hepatis

    5/50

    4

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1Data tutorialTutorial

    Tutor : dr. Liniyati D. Oswari, MSc

    Moderator : Afifurrahman

    Notulis : KM. Azandy A

    Sekretaris : Endy Prima Syaputra

    Waktu : Senin, 9 Juli 2012

    Rabu, 11 Juli 2012

    Peraturan tutorial : 1. Alat komunikasi dinonaktifkan.

    2. Semua anggota tutorial harus mengeluarkan pendapat

    Dengan cara mengacungkan tangan terlebih dahulu, Dan

    apabila telah dipersilahkan oleh moderator.

    3. Tidak diperkenankan meninggalkan ruangan selama

    Proses tutorial berlangsung.

    4. Tidak diperbolehkan makan dan minum.

    2.2 Skenario Kasus

    Tn. A, laki-laki, 56 tahun datang ke RS dengan keluhan BAB berwarna hitam

    sejak satu hari yang lalu. Dua bulan sebelum berobat Tn. A mulai mengeluh

    mudah capek terutama sore hari setelah beraktivitas, nafsu makan menurun, mual

    dan kadang-kadang muntah. Satu bulan sebelum berobat penderita mengeluh

    perutnya membesar disertai kaki yang membengkak. Tn.A mengaku pernah

    didiagnosis hepatitis 10 tahun yang lalu.

    Pemeriksaan Fisik :

    KU: tampak sakit sedang, compos mentis, TD:110/70 mmHg, N: 88x/menit, RR:

    24x/menit, T:36,5 C, BB: 75 kg , TB: 163 cm

    Mata : konjungtiva pucat, sklera ikterik

    Dada : spider naevi (+), gynecomastia (+)

    Abdomen : cembung, hepar tak teraba, lien: schuffner 2, shifting dullness (+)

    Ekstremitas : edema tungkai +/+, palmar eritema (+)

    Pemeriksaan laboratorium

    Hb : 9,6 g/dl, WBC : 8.000 mg/dl, diff.count: 0/0/2/52/42/4, LED: 45 mm/jam,

    HbSAg (+)

  • 7/31/2019 Skenario - Sirosis Hepatis

    6/50

    5

    2.3PaparanI. Klarifikasi Istilah1.BAB warna hitam : (melena) feses hitam yang diwarnai oleh darah yang

    berubah (oksidasi hemoglobin)

    2.Mual : sensasi tidak mengenakan pada epigastrium3.Muntah : semburan dengan paksa isi lambung melalui mulut

    4. Hepatitis : radang hati yang disebabkan oleh virus yang biasa ditularkan olehbahan-bahan kimiawi (oral/parenteral)

    5. Konjungtiva pucat: konjungtiva yang terlihat pucat dikarenakan anemia6. Sklera ikterik : warna kekuningan pada sklera yang mendakan tingginya

    bilirubin darah

    7. Spider naevi (+) : lesi arterial dengan banyak percabangan yang berpulsasi danmenjadi pucat jika ditekan

    8. Gynecomastia :perkembangan kelenjar susu laki-laki yang berlebihan bahkansampaitingkat fungsi

    9. Schuffner 2 : pemeriksaan fisik untuk mengukur besar limfa (tingkat 1-8)10.Shifting dullness : suatu tes yang dilakukan untuk mengetahui adanya acites

    atau cairan intra peritonial

    11.Palmer eritema : vasodilatasi lokal disepanjang palmar, biasanya padapenderita sirosis

    12.HbSAg : hepatitis B surface antigen

    II. Identifikasi masalah1. Tn. A, laki-laki, 56 tahun datang ke RS dengan keluhan BAB berwarna hitam

    sejak satu hari yang lalu.

    2. Dua bulan sebelum berobat Tn. A mulai mengeluh mudah capek terutama sorehari setelah beraktivitas, nafsu makan menurun, mual dan kadang-kadang

    muntah. Satu bulan sebelum berobat penderita mengeluh perutnya membesar

    disertai kaki yang membengkak.

    3. Tn.A mengaku pernah didiagnosis hepatitis 10 tahun yang lalu.4. Pemeriksaan Fisik :

    KU: tampak sakit sedang, compos mentis, TD:110/70 mmHg, N: 88x/menit,

    RR: 24x/menit, T:36,5 C, BB: 75 kg , TB: 163 cm

    Mata : konjungtiva pucat, sklera ikterik

    Dada : spider naevi (+), gynecomastia (+)

    Abdomen : cembung, hepar tak teraba, lien: schuffner 2, shifting dullness (+)

    Ekstremitas : edema tungkai +/+, palmar eritema (+)

  • 7/31/2019 Skenario - Sirosis Hepatis

    7/50

    6

    5. Pemeriksaan laboratoriumHb : 9,6 g/dl, WBC : 8.000 mg/dl, diff.count: 0/0/2/52/42/4, LED: 45 mm/jam,

    HbSAg (+)

    III. Analisis Masalah1) a.Bagaimana etiologi dan mekanisme BAB berwarna hitam (melena) ?

    Melena ini akibat pendarahan saluran cerna bagian atas disebabkan oleh

    beberapa etiologi, yaitu sebagai berikut:

    1. Pecahnya vareises esofagus

    2. Gastritis erosif (erosi lambung akut)

    3. Tukak peptik (tukak lambung dan duodenum)

    4. Gastropati kongestif

    5. Sindroma Mallory-Weiss

    6. Keganasan

    7. Koagulopati

    Mekanisme melena pada kasus ini :

    Pernah menderita hepatitis virus sel stellata terpapar virus terus-

    menerus berubah menjadi sel yang membentuk kolagen proses

    berjalan terus fibrosis terjadi terus dalam sel stellata jaringan hati

    berubah menjadi jaringan ikat menghambat aliran darah dari usus

    kembali ke jantung tekanan vena porta meningkat ( hipertensi porta )

    vena-vena di bagian bawah esophagus dan bagian atas lambung serta

    vena-vena di usus melebar timbul varises esophagus, lambung, dan

    usus tekanan makin meningkat varises makin besar rentan

    pendarahan terjadi pendarahan varises darah tercapur dengan asam

    lambung dikeluarkan bersama sisa pencernaan sebagai feses yang

    berwaran hitam dan seperti aspal (BAB berwarna hitam ).

    b. bagaimana kriteria BAB normal ?

    Komposisi feces normal terdiri dari 75 % air,20 % sisa makanan ,5 %

    kuman.

    Feces normal terdiri dari tampilan makroskopis & mikroskopis :

    1.MAKROSKOPIS

    Pemeriksaan makroskopik tinja meliputi pemeriksaan jumlah,

    warna, bau, darah, lendir dan parasit (Gandasoebrata R, 1970).

  • 7/31/2019 Skenario - Sirosis Hepatis

    8/50

    7

    A. Jumlah

    Dalam keadaan normal jumlah tinja berkisar antara 100-250gram per

    hari. Banyaknya tinja dipengaruhi jenis makanan bila banyak makan

    sayur jumlah tinja meningkat (Hepler OE, 1956).

    B. Konsistensi

    Tinja normal mempunyai konsistensiagak lunak dan bebentuk. Pada

    diare konsistensi menjadi sangat lunak atau cair, sedangkan sebaliknya

    tinja yang keras atau skibala didapatkan pada konstipasi. Peragian

    karbohidrat dalam usus menghasilkan tinja yang lunak dan bercampur

    gas (Hepler OE, 1956).

    C. WarnaTinja normal kuning coklat dan warna ini dapat berubah mejadi lebih

    tua dengan terbentuknya urobilin lebih banyak. Selain urobilin warna

    tinja dipengaruhi oleh berbagai jenis makanan, kelainan dalam saluran

    pencernaan dan obat yang dimakan. Warna kuning dapat disebabkan

    karena susu,jagung, lemak dan obat santonin. Tinja yang berwarna hijau

    dapat disebabkan oleh sayuran yang mengandung khlorofil atau pada

    bayi yang baru lahir disebabkan oleh biliverdin dan porphyrin dalam

    mekonium.Kelabu mungkin disebabkan karena tidak ada urobilinogen

    dalam saluran pencernaan yang didapat pada ikterus obstruktif, tinja

    tersebut disebut akholis. Keadaan tersebut mungkin didapat pada

    defisiensi enzim pankreas seperti pada steatorrhoe yang menyebabkan

    makanan mengandung banyak lemak yang tidak dapat dicerna dan juga

    setelah pemberian garam barium setelah pemeriksaan radiologik. Tinja

    yang berwarna merah muda dapat disebabkan oleh perdarahan yang segardibagian distal, mungkin pula oleh makanan seperti bit atau tomat.

    Warna coklat mungkin disebabkan adanya perdarahan dibagian

    proksimal saluran pencernaan atau karena makanan seperti coklat, kopi

    dan lain-lain. Warna coklat tua disebabkan urobilin yang berlebihan

    seperti pada anemia hemolitik. Sedangkan warna hitam dapat disebabkan

    obat yang yang mengandung besi, arang atau bismuth dan mungkin juga

    oleh melena (Hepler OE, 1956).

  • 7/31/2019 Skenario - Sirosis Hepatis

    9/50

    8

    D. BauIndol, skatol dan asam butirat menyebabkan bau normal pada tinja.

    Bau busuk didapatkan jika dalam usus terjadi pembusukan protein yang

    tidak dicerna dan dirombak oleh kuman. Reaksi tinja menjadi lindi oleh

    pembusukan semacam itu. Tinja yang berbau tengik atau asam

    disebabkan oleh peragian gula yang tidak dicerna seperti pada diare.

    Reaksi tinja pada keadaan itu menjadi asam (Hepler OE, 1956).

    E. DarahAdanya darah dalam tinja dapat berwarna merah muda,coklat atau

    hitam. Darah itu mungkin terdapat di bagian lua rtinja atau bercampur

    baur dengan tinja. Pada perdarahan proksimal saluran pencernaan darah

    akan bercampur dengan tinja dan warna menjadi hitam, ini disebut

    melena seperti pada tukak lambung atau varices dalam oesophagus.

    Sedangkan pada perdarahan di bagian distal saluran pencernaan

    darahterdapat di bagian luar tinja yang berwarna merah muda yang

    dijumpai pada hemoroid atau karsinoma rektum (Hepler OE, 1956).

    F. LendirDalam keadaan normal didapatkan sedikit sekali lendir dalam tinja.

    Terdapatnya lendir yang banyak berarti ada rangsangan atau radang pada

    dinding usus. Kalau lendir itu hanya didapat di bagian luar tinja,

    lokalisasi iritasi itu mungkin terletak pada usus besar. Sedangkan bila

    lendir bercampur baur dengan tinja mungkin sekali iritasi terjadi pada

    usus halus. Pada disentri, intususepsi dan ileokolitis bisa didapatkan

    lendir saja tanpa tinja (Hepler OE, 1956).G. Parasit

    Diperiksa pula adanya cacing ascaris, anylostoma dan lain-lain yang

    mungkin didapatkan dalam tinja (Hepler OE, 1956).

    2. PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS

    Pemeriksaan mikroskopik meliputi pemeriksaan protozoa, telur

    cacing, leukosit, eritosit, sel epitel, kristal dan sisa makanan. Dari semua

  • 7/31/2019 Skenario - Sirosis Hepatis

    10/50

    9

    pemeriksaan ini yang terpenting adalah pemeriksaan terhadap protozoa

    dan telur cacing (Hyde TA, Mellor LD, Raphael SS, 1976).

    A. ProtozoaBiasanya didapati dalam bentuk kista, bila konsistensi tinja cair baru

    didapatkan bentuk trofozoit (Hematest, Leaflet, 1956).

    B. Telur cacingTelur cacing yang mungkin didapat yaitu Ascaris lumbricoides,

    Necator americanus, Enterobius vermicularis, Trichuris trichiura,

    Strongyloides stercoralis dan sebagainya (Hematest, Leaflet, 1956).

    C. LeukositDalam keadaan normal dapat terlihat beberapa leukosit dalam seluruh

    sediaan. Pada disentri basiler, kolitis ulserosa dan peradangan didapatkan

    peningkatan jumlah leukosit.Eosinofil mungkin ditemukan pada bagian

    tinja yang berlendir pada penderita dengan alergi saluran pencenaan

    (Hematest, Leaflet, 1956).

    D. EritrositEritrosi thanya terlihat bila terdapat lesi dalam kolon, rektum atau

    anus. Sedangkan bila lokalisasi lebih proksimal eritrosit telah hancur.

    Adanya eritrosit dalam tinja selalu berarti abnormal (Hematest, Leaflet,

    1956).

    E. EpitelDalam keadaan normal dapat ditemukan beberapa sel epite lyaitu yang

    berasal dari dinding usus bagian distal. Sel epitelyang berasal dari bagian

    proksimal jarang terlihat karena sel inibiasanya telah rusak. Jumlah sel

    epitel bertambah banyak kalau ada perangsangan atau peradangandinding usus bagian distal (Hematest, Leaflet, 1956).

    F. KristalKristal dalam tinja tidak banyak artinya. Dalam tinja normal mungkin

    terlihat kristal tripel fosfat, kalsium oksalat dan asam lemak. Kristal tripel

    fosfat dan kalsium oksalat didapatkan setelah memakan bayam atau

    strawberi, sedangkan kristal asam lemak didapatkan setelah banyak

    makan lemak. Sebagai kelainan mungkin dijumpai kristal Charcoat

  • 7/31/2019 Skenario - Sirosis Hepatis

    11/50

    10

    Leyden Tinja LUGOL Butir-butir amilum dan kristal hematoidin. Kristal

    Charcoat Leyden didapat pada ulkus saluran pencernaan seperti yang

    disebabkan amubiasis. Pada perdarahan saluran pencernaan mungkin

    didapatkan kristal hematoidin (Hematest, Leaflet, 1956).

    G. Sisa makananHampir selalu dapat ditemukan juga pada keadaan normal, tetapi

    dalam keadaan tertentu jumlahnya meningkat dan hal ini dihubungkan

    dengan keadaan abnormal. Sisa makanan sebagian berasal dari makanan

    daun-daunan dan sebagian lagi berasal dari hewan seperti serat otot, serat

    elastisdan lain-lain. Untuk identifikasi lebih lanjut emulsi tinja dicampur

    dengan larutan lugol untuk menunjukkan adanya amilum yang tidak

    sempurna dicerna. Larutan jenuh Sudan IIIatau IV dipakai untuk

    menunjukkan adanya lemak netral seperti pada steatorrhoe. Sisa makanan

    ini akan meningkat jumlahnya pada sindroma malabsorpsi. (Hematest,

    Leaflet, 1956).

    2) Bagaimana etiologi dan mekanisme :- capek setelah beraktivitas

    hepatitis B kronismerusak sel hepatositmerangsang sel-sel

    hepatosit,kuffer,dan endotel sinusoidmerangsang sel stelata

    memproduksi kolagen tipe 1fibrosis hatipenurunan fungsi

    hatipenurunan produksi albuminhipoalbuminpenurunan tekanan

    osmotik plasmatransudasi cairan edema tungkai & ascites,ascites

    menekan saluran cerna distensi lambung & duidenummual &

    muntah

    nafsu makan menurun

    asupan nutrisi berkurang

    mudahlelah setelah aktifitas

    - nafsu makan menurunhepatitis B kronismerusak sel hepatositmerangsang sel-sel

    hepatosit,kuffer,dan endotel sinusoidmerangsang sel stelata

    memproduksi kolagen tipe 1fibrosis hatipenurunan fungsi

    hatipenurunan produksi albuminhipoalbuminpenurunan tekanan

    osmotik plasmatransudasi cairan edema tungkai & ascites,ascites

  • 7/31/2019 Skenario - Sirosis Hepatis

    12/50

    11

    menekan saluran cerna distensi lambung & duidenummual &

    muntahnafsu makan menurun

    - mual dan muntahhepatitis B kronismerusak sel hepatositmerangsang sel-sel

    hepatosit,kuffer,dan endotel sinusoidmerangsang sel stelata

    memproduksi kolagen tipe 1fibrosis hatipenurunan fungsi

    hatipenurunan produksi albuminhipoalbuminpenurunan tekanan

    osmotik plasmatransudasi cairan edema tungkai & ascites,ascites

    menekan saluran cerna distensi lambung & duodenummual &

    muntah

    b. Bagaimana etiologi dan mekanisme perut yang membesar disertai kaki

    yang membesar ?

    Ascites ialah penimbunan cairan serosa dalam rongga peritoneum. Ada

    beberapa factor yang menyebabkan ascites pada sirosis hepatic yaitu :

    HipoalbuminemiaTekanan koloid plasma yang biasa bergantung pada albumin di dalam

    serum. Pada keadaan normal albumin dibentuk oleh hati. Bilamana hati

    terganggu fungsinya, maka pembentukan albumin juga terganggu, dan

    kadarnya menurun, sehingga tekanan koloid osmotic juga berkurang.

    Terdapatnya kadar albumin kurang dari 3 gr % sudah dapat merupakan

    tanda kritis untuk timbulnya asites.

    Hipertensi PortaPada hipertensi porta terjadi resistensi terhadap aliran darah melalui

    darah melalui hati. Hal ini menyebabkan peningkatan tekanan

    hidrostatik dalam jaringan pembuluh darah intestinal. Disamping itu

    hipoalbuminemia juga dapat menyebabkan menurunnya tekanan

    osmotik koloid. Ini disebabkan oleh menurunnya sintesis yang

    dihasilkan oleh sel-sel hati yang terganggu. Kombinasi menurunnya

    tekanan osmotik koloid dalam jaringan pembuluh darah intestinal dan

    peningkatan tekanan hidrostatik akan menyebabkan terjadi transudasi

    cairan dari ruang intravaskular ke ruang interstisial.

  • 7/31/2019 Skenario - Sirosis Hepatis

    13/50

    12

    Peningkatan aliran limfeAkibat dari berubahnya tekanan osmotik di dalam vaskuler, pasien

    dengan sirosis hepatis dekompensata mengalami peningkatan aliran

    limfatik hepatik. Akibat terjadinya penurunan onkotik dari vaskuler

    terjadi peningkatan tekanan sinusoidal Meningkatnya tekanan

    sinusoidal yang berkembang pada hipertensi portal membuat

    peningkatan cairan masuk kedalam perisinusoidal dan kemudian masuk

    ke dalam pembuluh limfe. Namun pada saat keadaan ini melampaui

    kemampuan dari duktus thosis dan cisterna chyli, cairan keluar ke

    insterstitial hati. Cairan yang berada pada kapsul hati dapat menyebrang

    keluar memasuki kavum peritonium dan hal inilah yang mengakibatkan

    asites.

    Retensi Na dan H20Fibrosis hati kegagalan inaktivasi aldosteron dan ADH retensi Na

    dan H20 asites

  • 7/31/2019 Skenario - Sirosis Hepatis

    14/50

    13

    3) a. Apakah ada hubungan penyakit hepatitis 10 tahun yang lalu dengangejala yang dialami sekarang ?

    hepatitis B akut awalnya tidak ada gejala yang jelas & spesifik namun pada

    keadaan yang lebih berat baru muncul manifestasi klinis.

    Progresitifitas hepatitis :

    b. Apa saja klasifikasi hepatitis ?

    Jenis dan klasifikasi hepatitis, Hal ini dibagi menjadi tujuh bagian:

    1. Hepatitis A

    Hepatitis A disebabkan oleh virus yang disebarkan oleh kotoran / tinja,

    orang biasanya melalui makanan (fecal - oral), bukan melalui aktivitas

    sexual atau melalui darah. Virus yang menyebabkan hepatitis A

    diklasifikasikan ke dalam keluarga Picornaviridae mengukur 28-30 nm

    (diameter virion), 7,2-8,4 kbp (ukuran asam nukleat pada virion).menyebar

    adalah karena buruknya tingkat kebersihan. Masa inkubasi, waktu dari

    paparan penyakit dari kira-kira 2 sampai 6 minggu.

    Orang-orang dengan gejala-gejala akan mengalami gejala diperiksa

    sebagai demam, kelemahan, kelelahan, lesu dan, dalam beberapa kasus,

    muntah muntah yang sering Terjadi terus menerus demikian menyebabkan

    seluruh tubuh terasa lemah. demam adalah demam yang TERJADI terus-

    menerus, tidak seperti demam lain adalah pada demam berdarah, TBC,

    thypus, dll

    2. Hepatitis B

    Hepatitis B adalah penyakit hati yang disebabkan oleh virus "hepatitis B

    (HBV), seorang anggota keluarga hepadnavirus. Virus ini berukuran 40-48

    nm (diameter virion), 3,2 kbp (ukuran asam nukleat pada virion). Virus ini

  • 7/31/2019 Skenario - Sirosis Hepatis

    15/50

    14

    dapat menyebabkan hati akut atau kronis sehingga peradangan, yang

    dalam beberapa kasus dapat berlanjut ke sirosi kanker hati atau hati. Pada

    awalnya dikenal sebagai "serum hepatitis" dan telah menjadi epidemi di

    beberapa bagian Asia dan Afrika. Masa inkubasi sampai penyakit adalah

    sekitar hari 60-80.

    Gejala hepatitis B cahaya. Gejala-gejala ini dapat termasuk hilangnya

    nafsu makan, perut tidak nyaman, mual, muntah perut, demam ringan,

    kadang-kadang Didampingi oleh nyeri sendi dan pembengkakan di kanan

    atas. Setelah satu minggu dari gejala utama akan muncul sebagai bagian

    putih mata tampak kuning, kulit kuning dan seluruh tubuh tampak seperti

    teh urin berwarna. Kebanyakan orang yang terinfeksi dengan hepatitis B

    kanker hati.

    3. Hepatitis C

    Hepatitis C adalah penyakit yang disebabkan oleh virus hepatitis C, yang

    disebut Flaviviridae. Ukuran virus ini berkisar antara 45-60 nm (diameter

    virion), 9,5 -12,5 kbp (ukuran asam nukleat pada virion).

    Infeksi virus ini dapat menyebabkan radang hati atau hepatitis biasanya

    tanpa gejala, tapi hepatitis kronis yang terus menyebabkan kanker dan

    sirosis hati. Virus hepatitis C ditularkan melalui kontak darah-ke-darah

    dari darah orang yang terinfeksi. Masa inkubasi virus ini berkisar 60-120

    hari.

    Gejala bisa diobati secara medis, dan proporsi pasien dapat dibersihkan

    dari virus oleh pengobatan anti-virus jangka panjang. Walaupun intervensi

    medis awal dapat membantu, orang yang memiliki infeksi virus hepatitis C

    sering mengalami gejala ringan, dan sebagai penyebab perawatan.4. Hepatitis D

    Hepatitis D hanya TERJADI sebagai co-infeksi virus hepatitis B dan virus

    hepatitis D menyebabkan infeksi hepatitis B menjadi lebih berat. Yang

    memiliki resiko tinggi terhadap virus ini adalah pecandu obat. Penularan

    melalui hubungan seksual, jarum suntik dan transfusi darah.

    5. Hepatitis E

    Hepatitis E disebabkan oleh virus hepatitis E sering nm Caliciviridae 27-

  • 7/31/2019 Skenario - Sirosis Hepatis

    16/50

    15

    38 dimaksud dalam ukuran (diameter virion), 7,4-7,7 kbp (ukuran asam

    nukleat pada virion), sedangkan penyebarannya melalui makanan dan

    minuman terkontaminasi oleh virus.Virus ini lebih mudah tersebar di

    daerah dengan sanitasi yang buruk. orang Daftar terkena hepatitis E ini

    mengalami gejala lebih sering sebagai orang dewasa dibandingkan anak-

    anak. Jika ada, gejala biasanya muncul tiba-tiba, dicari seperti demam,

    kelelahan, kehilangan nafsu makan, mual, kulit sakit perut, urin berwarna

    gelap, mata kekuningan dan. Hepatitis E terakhir TERJADI lebih parah

    pada wanita hamil, terutama pada 3 bulan kehamilan. Masa inkubasi

    hepatitis E pada rata-rata 40 hari (rentang: 15-60 hari). Diagnosis jika

    virus ini jika anda tidak didiagnosis dengan Hipatitis A, B, dan C.

    6. Hepatitis F

    Ada sedikit kasus baru yang dilaporkan. Saat ini, para ahli tidak setuju

    dengan hepatitis F Hepatitis adalah penyakit yang terpisah.

    7. Hepatitis G

    Hepatitis G adalah penyakit radang hati yang ditemukan. Penyakit ini

    disebabkan oleh virus hepatitis G (HGV), yang mirip dengan virus

    hepatitis C. Ukuran virus ini berkisar antara 45-60 nm (diameter virion),

    9,5-12,5 kbp (ukuran asam nukleat pada ) virion.Masa inkubasi virus ini

    berkisar 60-120 hari. Menyebar melalui kontak dengan darah pasien yang

    terinfeksi HGV.

    Metode yang digunakan untuk mendeteksi HGV sangat kompleks untuk

    Menentukan adanya antibodi HGV. Namun, ketika antibodi telah

    ditemukan, virus itu sendiri telah menghilang.

    Tidak ada pengobatan khusus untuk hepatitis akut. Pasien memilikibanyak istirahat, menghindari alkohol dan makan makanan

    bergizi. Hepatitis G ditularkan melalui infeksi melalui darah. Pencegahan

    dengan menghindari kontak dengan darah yang terkontaminasi. Jangan

    menggunakan jarum atau peralatan lain secara bersamaan.

    c. Apa saja komplikasi dari hepatitis ?

    Komplikasi hepatitis yang paling sering adalah sirosis. Dalam keadaannormal (sehat), sel hati yang mengalami kerusakan akan digantikan

  • 7/31/2019 Skenario - Sirosis Hepatis

    17/50

    16

    oleh sel-sel sehat yang baru. Pada sirosis, kerusakan sel hati diganti

    oleh jaringan parut (sikatrik). Semakin parah kerusakan, semakin besar

    jaringan parut yang terbentuk dan semakin berkurang jumlah sel hati

    yang sehat. Pengurangan ini akan berdampak pada penurunan sejumlah

    fungsi hati sehingga menimbulkan sejumlah gangguan pada fungsi

    tubuh secara keseluruhan.

    Jika berlanjut komplikasinya adalah kanker hati

    4) a. Bagaimana interpretasi dan mekanisme dari hasil pemeriksaan fisikumum ?

    Pemeriksaan Kasus Normal Interpretasi dan mekanisme

    General condition

    Kesan Sedang - Tidak sakit berat

    kesadaran Compos

    mentis

    Compos

    mentis

    Normal

    TD 110/70

    mmHg

    120/80

    mmHg

    Hipotensi ringan, dapat diakibatkan

    karena adanya anemia

    Denyut nadi 88x/menit 60 100

    x/menit

    Normal

    RR 24 x/menit 16 24

    x/menit

    Normal

    Suhu tubuh 36,5 0C 36,537,5 C Normal

    Perhitungan BMI

    BB : 78 kg, TB : 163 cm

    Klasifikasi BMI Wilayah Asia Pasifik

    BMI = kg / m2 = 78 / (1,63)2 =29,35

    BMI(kg/m ) Klasifikasi

    < 18,5 Berat Badan Kurang

    18,5-22,9 Normal

    23,0-24,9 Berat Badan Lebih

    25,0-29,9 Obesitas Tingkat I

    30,0 Obesitas Tingkat II

  • 7/31/2019 Skenario - Sirosis Hepatis

    18/50

    17

    Interpretasi : golongan obesitas tingkat I. Namun, kemungkinan besar

    hal ini diakibatkan akumulasi cairan yang ada di tubuhnya sebagai

    akibat dari asites dan bengkak di ekstremitas.

    b. Bagaimana interpretasi dan mekanisme abnormal dari hasil

    pemeriksaan fisik spesifik ?

    Pemeriksaan Kasus Normal Interpretasi dan mekanisme

    Specific condition

    Mata

    Conjuctiva

    palpebra

    Pucat Tidak

    pucat

    Anemia

    Sklera Ikterik (-) Fibrosis pada sirosis perubahan

    arsitektur hepar obstruksi kanalikuli

    kolestasis intrahepatik backup

    sirkulasi sistemik hiperbilirubinemia

    penumpukan bilirubin indirek di

    sklera sklera ikterik

    Dada

    Spider Naevi (+) (-) Hiperestrogenisme pembuluh darah

    membesar dan dilatasi

    Gynecomastia (+) (-) Hiperestrogenisme perkembanganjaringan stroma payudara penimbunan

    lemak gyneomastia

    Abdomen

    Cembung (+) (-) Adanya asites (akumulasi cairan di

    rongga peritoneum)

    Hepar tidak

    teraba

    (+) Bisa normal / bisa mengkerut karena ada

    fibrosis. Bisa juga disebabkan karena

    tertutup oleh asites sehingga hepar sulit

    teraba

    lien S2 (+) Hipertensi porta resistensi vena

    porta back up vena cabang vena

    lienalis kongesti lien splenomegali

    lien teraba pada schuffner 2

    Shifting

    dullness

    (+) (-) Adanya asites (akumulasi cairan di

    rongga peritoneum)

    Ekstremitas

  • 7/31/2019 Skenario - Sirosis Hepatis

    19/50

    18

    Edema

    tungkai +/+

    (+) (-) Penyebabnya hipoalbuminemia dan

    retensi Na & air akumulasi cairan di

    tungkai (sesuai gravitasi)

    Palmar

    Eritema

    (+) (-) Sirosis hepatis gagal menginaktifkan

    estrogen estrogen sirkulasi meningkat

    palmar eritema

    c. Bagaimana cara pemeriksaan lien ?

    pengukuran pembesaran limpa di ukur dengan patokan garis schuffner

    yaitu garis yang dimulai dari titik lengkung iga kiri menuju umbilikus dan

    diteruskan sampai spina iliaka anterior superior (SIAS) kanan.garis ini

    dibagi atas dlapan bagian yang sama.pembesaran limpa dideskripsikan

    pinggiranya terutama incisura ,permukaannya,konsistensinya dan adanya

    nyeri.pembesaran limpa juga bisa dinilai dengan perkusi ,secara normal

    pekak limpa akan ditemukan diantara sela iga ke -9 dan ke -11 di garis

    aksila anterior.pembesaran ringan diketahui perubahan batas pekak bagian

    bawah.

    5) Bagaimana interpretasi dan kesimpulan dari hasil pemeriksaanlaboratorium?

    Pemeriksaan Normal Pada kasus Interpretasi

    Hb (gr/dl) 13-16 9,6 Anemia

    WBC (mg/dL) 5.000-10.000 8.000 Normal

    Differential count

    Basofil

    Eosinofil

    Net. Batang

    Net. Segmen

    Limfosit

    Monosit

    0-1

    1-3

    2-6

    50-70

    20-40

    2-8

    0

    0

    2

    52

    42

    4

    eosinofil, limfosit

    Shift to the right

    Infeksi virus atau

    keracunan timbal,

    fenitoin, dan aspirin. (non

    infeksi).

    Eosinofil menurun pada

    keadaan parasitik, alergi,

    dan meningkatnya steroid

  • 7/31/2019 Skenario - Sirosis Hepatis

    20/50

    19

    yang dihasilkan oleh

    kelenjar adrenalin selama

    stress

    LED (mm/jam)

  • 7/31/2019 Skenario - Sirosis Hepatis

    21/50

    20

    7) Bagaimana cara penegakkan diagnosis dan working diagnosis pada kasusini ?

    Anamnesis.

    Perlu ditanyakan mengenai konsumsi alcohol jangka panjang,

    pemakaian narkotik suntikan, juga adanya penyakit hati menahun. Pasien

    dengan hepatitis virus B atau C mempunyai kemungkinan tertinggi untuk

    mengidap sirosis. Beberapa keluhan dan gejala yang timbul pada sirosis,

    antara lain adalah : kulit berwarna kekuningan, rasa capai, lemah, nafsu

    makan menurun, gatal, mual, penurunan berat badan, nyeri perut dan

    mudah berdarah ( akibat penurunan produksi faktor-faktor pembeku darah

    ), perubahan mental, muntah darah atau melena, kencing seperti teh pekat.

    Pada kasus, Tn.A tampak lemas serta mudah lelah setelah

    beraktivitas sore hari, nafsu makan menurun, mual dan kadang-kadang

    muntah,. Tn.A juga merasa bahwa perutnya agak membuncit. Selain itu

    juga mengalami BAB berwarana hitam seperti aspal cair dan lembek.

    Salah satu faktor predisposisi penyakit sirosis yang diderita Tn.A adalah

    ia mengaku pernah menderita sakit kuning ( Hepatitis virus ) sekitar 10

    tahun yang lalu.

    Pemeriksaan Fisik.

    Bisa terdapat hepatomegali dan splenomegali. Pada palpasi, hati

    teraba lebih keras dan berbentuk irregular daripada hati yang normal.

    Spider nevi ditemukan di kulit dada. Selain itu juga terdapat ikterus atau

    jaundice, ascites atau edema, eritema palmaris, jari gada, kontraktur

    Dupuytren, Ginekomastia, asterixis. Tanda-tanda lain yang menyertai

    diantranya : demam yang tidak tinggi akibat nekrosis hepar, batu pada

    vesica felea akibat hemolisis, pembesaran kelenjar parotis terutama pada

    sirosis alkoholik, hal ini akibat sekunder infiltrasi lemak, fibrosis dan

    edema.

    Pada kasus, Tn.A terdapat ikterik, ascites, splenomegali, edema

    tungkai, venektasi.

    Pemeriksaan Laboratorium.

  • 7/31/2019 Skenario - Sirosis Hepatis

    22/50

    21

    Peningkatan abnormal enzim transaminase (AST dan ALT ), pada

    pemeriksaan rutin dapat menjadi salah satu tanda adanya peradangan atau

    kerusakan hati akibat berbagai penyebab, termasuk sirosis. Sirosis yang

    lanjut dapat disertai penurunan kadara albumin dan faktor-faktor pembeku

    darah.

    Selain itu juga bisa terjadi peningkatan alkali fosfatase, GGT,

    Bilirubin, albumin menurun, globulin meningkat, natrium serum menurun.

    Pada kasus, Tn.A terjadi penurunan kadar Hb, peningkatan bilirubin dan

    urobilinogen yang negatif.

    Pemeriksaan Tambahan

    Pemeriksaan Endoskopi.

    Varises esophagus dapat ditemukan secara kebetulan pada

    pemeriksaan endoskopi. Sesuai dengan consensus Baveno IV, bila pada

    pemeriksaan endoskopi pasien sirosis tidak ditemukan adanya varises,

    dianjurkan pemeriksaan endoskopi ulang dalam dua tahun. Bila ditemukan

    varises kecil, endoskopi ulang dilakukan dalam satuu tahun. Sebaliknya

    bila ditemukan varises besar, harus secepatnya dilakukan terapi prevensi

    untuk mencegah pendarahan pertama.

    Pemeriksaan CT scan, MRI dan USG.

    Dapat dipakai untuk evaluasi kemungkinan penyakit hati. Pada

    pemeriksaan ini dapat ditemukan hepatomegali, nodul dalam hati,

    splenomegali, dan cairan dalam abdomen, yang dapat menunjukkan sirosis

    hati. Kanker hati dapat ditemukan dengan pemeriksaan CT scan, MRI

    maupun USG abdomen. Kanker hati sering timbul pada pasien sirosis.

    Pungsi ascites : bila terdapat penumpukan cairan dalam perut, dapatdilakukan pungsi ascites. Dengan pemeriksaan khusus dapat dipastikan

    penyebab ascites, apakah akibat sirosis atau akibat penyakit lain.

    Pemeriksaan radiologi barium meal dapat melihat varises untuk

    konfirmasi adanya hipertensi porta. USG sudah secara rutin dipakai karena

    pemeriksaannya non invasive dan mudah digunakan, namun

    spesifisitasnya kurang. Pemeriksaan hati yang bisa dinilai dengan USG

  • 7/31/2019 Skenario - Sirosis Hepatis

    23/50

    22

    meliputi sudut hati, permukaan hati, ukuran, homogenitas, dan adanya

    massa.

    Pada sirosis lanjut, hati mengecil dan nodular, permukaan

    irregular, dan ada peningkatan ekogenitas parenkim hati. Selain itu USG

    juga bisa untuk melihat adanya ascites, splenomegali, thrombosis vena

    porta, dan pelebaran vena porta, serta skrinning adanya karsinoma hati

    pada pasien sirosis.

    Tomografi komputerisasi, inforasinya sama dengan USG, tidak

    rutin digunakan karena biayanya relative mahal. MRI peranannya tidak

    terlalu jelas dalam mendiagnosis sirosis selain mahal biayanya.

    Sehingga working diagnosis pada kasus ini adalah sirosis hepatis

    et causa hepatitis b kronis

    8) Bagaimana anatomi dan fisiologi organ yang terlibat pada kasus ini ?Sintesis

    9) Bagaimana histologi dan histopatologi organ yang terlibat pada kasus ini ?Sintesis

    10)Apa saja epidemiologi pada kasus ini ?Penderita sirosis hepatis lebih banyak dijumpai pada laki-laki jika

    dibandingkan dengan wanita sekitar 1,6 : 1 dengan umur rata-rata terbanyak

    antara golongan umur 3059 tahun dengan puncaknya sekitar 4049 tahun

    11)Bagaimana etiologi dan faktor resiko pada kasus ini ?Adapun beberapa etiologi dari sirosis hepatis antara lain:

    1. Virus hepatitis (B,C,dan D)2. Alkohol (alcoholic cirrhosis)3. Kelainan metabolik :a. Hemokromatosis (kelebihan beban besi)b. Penyakit Wilson (kelebihan beban tembaga)c. Defisiensi Alpha l-antitripsind. Glikonosis type-IVe. Galaktosemiaf. Tirosinemia

  • 7/31/2019 Skenario - Sirosis Hepatis

    24/50

    23

    4. Kolestasis5. Gangguan imunitas ( hepatitis lupoid)6. Toksin dan obat-obatan (misalnya : metotetrexat, amiodaron,INH, dan

    lain-lain)

    7. Nonalcoholic fatty liver disease (NAFLD)8. Kriptogenik9. Sumbatan saluran vena hepatika

    Faktor Resiko

    Penyalahgunaan alkohol Laki lebih sering dibanding perempuan Penggunaan obat-obatan tertentu. Pemaparan terhadap bahan kimia tertentu Infeksi (termasuk hepatitis B dan hepatitis C) Penyakit autoimun (termasuk hepatitis autoimun menahun) Penyumbatan saluran empedu Sumbatan menetap pada aliran darah dari hati (misalnya sindroma

    Budd-Chiari)

    Gangguan pada jantung dan pembuluh darah Kadar galaktosa tinggi dalam darah Kadar tirosin tinggi dalam darah pada saat lahir (tirosinosis

    kongenitalis)

    Penyakit penimbunan glikogen Kencing manis (diabetes) Kurang gizi Penumpukan tembaga yang berlebihan bawaan (penyakit Wilson) Kelebihan zat besi (hemokromatosis).

  • 7/31/2019 Skenario - Sirosis Hepatis

    25/50

    24

    12)Bagaimana potogenesis pada kasus ini ?

    Pembuluh darah

    mudah dilatasi

    gynecomastia

    Spider nevi

    Hipertensi

    porta

    hyperestrogenemia

    hipersplenemia

    Peningkatan aliran darah

    ke limfe

    Anemia hipokrommikrositik

    Peningkatan pemecahan RBC

    Kapilarisasi & konstriksi sinusoid

    Fibrosis hati

    Ketidakseimbangan produksi

    matriks ekstraselular &

    degradasinya

    Merangsang sel stelata

    memproduksi kolagen 1

    Peningkatan kadar TGF

    Merangsang sel hepatosit,kuffer dan endotel

    sinusoid

    Merusak sel

    hepatosit

    Hepatitis B kronis

    Distensi lambung &

    duodenum

    Nafsu makan

    menurun,asupan nutrisi

    Mual & muntah

    Mudah

    lelah

    Transudasi cairan

    Penurunan

    tekanan onkotik

    plasma

    ascites Edema

    tungkai

    Menekan

    saluran cerna

    hypoalbuminemia

    Penurunan fungsi hati

    Penurunan

    roduksi albumin

    Melena

    Darah masuk ke lambung + HCl

    perdarahan

    Varises esofagus (ruptur)

    Peningkatan tekanan

    darah esofagus & lambung

  • 7/31/2019 Skenario - Sirosis Hepatis

    26/50

    25

    13)Bagaimana mainifestasi klinis pada kasus ini ? perasaan mudah lelah dan lemah

    selera makan berkurang

    perasaaan perut kembung Mual berat badan menurun pada laki-laki dapat timbul impotensi, testis mengecil, buah dada

    membesar, dan hilangnya dorongan seksualitas.

    14)Bagaimana penatalaksanan (medikamentosa dan non-medikamentosa) ?Sintesis

    15)Bagaimana prognosis pada kasus ini ?Pada skenario ini Tn A. telah mengalami sirosis hepatis dekompensata

    Pada stadium ini, angka harapan hidup hingga5 tahun sebesar 16%

    16)Bagaimana komplikasi pada kasus ini ?Gejala awal sirosis hepatis meliputi : perasaan mudah lelah dan lemah selera makan berkurang perasaaan perut kembung Mual berat badan menurun pada laki-laki dapat timbul impotensi, testis mengecil, buah dada

    membesar, dan hilangnya dorongan seksualitas.

  • 7/31/2019 Skenario - Sirosis Hepatis

    27/50

    26

    Stadium lanjut (sirosis dekompensata), gejala-gejala lebih

    menonjol terutama bila timbul komplikasi kegagalan hepar dan hipertensi

    portal, meliputi :

    hilangnya rambut badan gangguan tidur demam tidak begitu tinggi adanya gangguan pembekuan darah, pendarahan gusi, epistaksis,

    gangguan siklus haid, ikterus dengan air kemih berwarna seperti

    teh pekat, muntah darah atau melena, serta perubahan mental,

    meliputi mudah lupa, sukar konsentrasi, bingung, agitasi, sampai

    koma.

    17)Bagaimana KDU pada kasus ini ?KDU

    Tingkat Kemampuan 2

    Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan

    pemeriksaan pemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya :

    pemeriksaan laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter mampu merujuk

    pasien secepatnya ke spesialis yang relevan dan mampu menindaklanjutisesudahnya

    IV. Hipotesis

    Tn A, laki-laki, 56 tahun mengalami melena et causa sirosis hepatis

  • 7/31/2019 Skenario - Sirosis Hepatis

    28/50

    27

    V. Kerangka Konsep

    Tn. A, laki-laki 56 tahun tampak lemas

    datang ke dokter dengan keluhan BABberwarna hitam

    Pemeriksaan Fisik:

    a. Keadaan umum: Sedang, compos mentis TD 110/70 mmHg, N: 88x/menit,

    RR 24 x/menit, temperatur

    36,50C,

    b. Keadaan spesifik: Mata : Konjugtiva tidak pucat,

    sklera ikterik

    Dada : spider naevi (+) Abdomen: Cembung, hepar tak

    teraba dan lien: Schuffner2,

    shifting dullness (+)

    Ekstremitas : Edema tungkai +/+,palmar eritema (+)

    Pemeriksaan Lab:

    a. Darah rutin : Hb 8,8g/dl, WBC 8.000/mm3,

    differential count

    0/0/2/52/42/4. LED: 45

    mm/jam , HbSAg (+)

    Anamnesis:

    10 tahun yang lalu:

    Pernah diagnosis hepatitis2 bulan sebelum berobat:

    Mudah capek setelahberaktivitas terutama

    sore hari

    Nafsu makan menurun Mual Kadang-kadang muntah

    1 bulan sebelum berobat:

    Perut membesar disertaikaki yang membengkak

    1 hari sebelum berobat:

    BAB berwarna hitam

  • 7/31/2019 Skenario - Sirosis Hepatis

    29/50

    28

    VI. Learning Issues dan Keterbatasan Pengetahuan

    Pokok Bahasan What I

    Know

    What I dont

    know

    What I have

    to prove

    How I will learn

    Anatomi dan

    fisiologi hepar

    Definisi Anatomi dan

    Fisiologi

    Penjelasan

    lebih jelas

    tentang

    fisiologi

    Text book, Jurnal,

    dan Internet

    Histologi danhistopatologi hepar

    Definisi Histologi Penjelasanlebih jelas

    tentang

    histopatologi

    Text book, Jurnal,dan Internet

    Sirosis hepatis Definisi Etiologi dan

    faktor resiko,

    Klasifikasinya,

    patogenesis

    Penjelasan

    lebih jelas

    tentang

    patogenesis

    Text book, Jurnal,

    dan Internet

  • 7/31/2019 Skenario - Sirosis Hepatis

    30/50

    29

    BAB III

    SINTESIS

    3.1 Anatomi dan Fisiologi hepar

    Anatomi dan Fisiologi :

    Hepar dalah kelenjar terbesar di dalam tubuh manusia dan memiliki dua

    permukaan yaitu permukaan diafragma dan viseral. Pada waktu lahir ukuran hati

    relatif dua kali lebih besar dibandingkan hati pada dewasa dan batas inferiornya

    dapat dipalpasi dibawah iga, tepi hati yang lunak dapat teraba di bawah arkus

    kosta kanan sedangkan limpa (lien) biasanya tidak teraba.Waktu lahir berat hati sekitar 120 160 g. Kemudian berat ini bertambah

    sesuai pertumbuhan anak.

  • 7/31/2019 Skenario - Sirosis Hepatis

    31/50

    30

    Hepar

    Anatomi

    Hepar merupakan kelenjar yang terbesar dalam tubuh manusia.Hepar pada manusia terletak pada bagian atas cavum abdominis, di

    bawah diafragma, di kedua sisi kuadran atas, yang sebagian besar

    terdapat pada sebelah kanan. Beratnya 1200 1600 gram. Permukaan

    atas terletak bersentuhan di bawah diafragma, permukaan bawah

    terletak bersentuhan di atas organ-organ abdomen. Hepar difiksasi

    secara erat oleh tekanan intraabdominal dan dibungkus oleh

    peritoneum kecuali di daerah posterior-superior yang berdekatan

    dengan v.cava inferior dan mengadakan kontak langsung dengan

    diafragma. Bagian yang tidak diliputi oleh peritoneum disebut bare

    area.Terdapat refleksi peritoneum dari dinding abdomen anterior,

    diafragma dan organ-organ abdomen ke hepar berupa ligamen.

    Macam-macam ligamennya:

    1. Ligamentum falciformis : Menghubungkan hepar ke dinding ant.abd dan terletak di antara umbilicus dan diafragma.

    2. Ligamentum teres hepatis = round ligament : Merupakan bagianbawah lig. falciformis ; merupakan sisa-sisa peninggalan

    v.umbilicalis yg telah menetap.

  • 7/31/2019 Skenario - Sirosis Hepatis

    32/50

    31

    3. Ligamentum gastrohepatica dan ligamentum hepatoduodenalis:Merupakan bagian dari omentum minus yg terbentang dari

    curvatura minor lambung dan duodenum sblh prox ke hepar.Di

    dalam ligamentum ini terdapat Aa.hepatica, v.porta dan

    duct.choledocus communis. Ligamen hepatoduodenale turut

    membentuk tepi anterior dari Foramen Wislow.

    4. Ligamentum Coronaria Anterior kika dan Lig coronaria posteriorki-ka: Merupakan refleksi peritoneum terbentang dari diafragma ke

    hepar.

    5. Ligamentum triangularis ki-ka : Merupakan fusi dari ligamentumcoronaria anterior dan posterior dan tepi lateral kiri kanan dari

    hepar.

    Secara anatomis, organ hepar tereletak di hipochondrium kanandan epigastrium, dan melebar ke hipokondrium kiri. Hepar dikelilingi

    oleh cavum toraks dan bahkan pada orang normal tidak dapat dipalpasi

    (bila teraba berarti ada pembesaran hepar). Permukaan lobus kanan dpt

    mencapai sela iga 4/ 5 tepat di bawah aerola mammae. Lig falciformis

    membagi hepar secara topografis bukan scr anatomis yaitu lobus

    kanan yang besar dan lobus kiri.

    a. Aliran Vena Porta HepatisDarah vena dari sebagian besar tractus gastrointestinal dan

    organ-organ asesorisnya bermuara ke hepar oleh system vena

    porta, mulai dari sepertiga bagian bawah oesophagus sampai

    setengah bagian atas canalis analis. Vena porta juga mengalirkan

    darah dari lien, pancreas,vesica biliaris. Vena porta masuk ke hepar

    dan bercabang-cabang membentuk sinusoid, tempat darh kemudian

    mengalir masuk ke vena hepatica propria yang akan bermuara ke

    vena cava inferior.

    Panjang vena portae hepatis kurang lebih 2 inci (5 cm) dan

    dibentuk dibelakang collum pancreasis oleh gabungan vena

    mesenterika superior dan vena lienalis. Pembuluh ini berjalan

    keatas,dan kekanan di belakang pars superior duodenum dan

    masuk kedalam omentum minus. Kemudian vena porta berjalan ke

    atas disepan foramen epiploicum menuju ke vena porta hepatis,

    tempat pembuluh vena ini bercabang dua menjadi ramus dexter

    dan sinister. Sirkulasi portal mulai sebagai plexus kapiler didalam

    organ-organ yang darahnya dialirkan keluar dan berakhir dengan

    bermuara kedalam sinusoid hepatis.

  • 7/31/2019 Skenario - Sirosis Hepatis

    33/50

    32

    Vena-vena yang bermuara ke Vena porta hepatis:

    Vena lienalis Vena ini meninggalkan hilum liene dan berjalan

    kekanan didalam ligamentum lieolenale terletakdibawah arteri lienalis

    Vena lienalis bergabung dengan vene mesentericasuperior dibelakang collum pancreatic untuk

    membentuk vena porta hepatis. Vena splenica

    menerima darah dari vena gastric brevis,vena

    gastoomentalis sinistra, vena mesenterica inferior, vena

    pancreatica

    Vena mesenterica inferior Vena ini berjalan keatas pada dinding posterior

    abdomen dan bergabung dengan vena lienalis

    dibelakang corpus pancreatic.vena ini menerima darah

    dari vena rectales superior,vena sigmoidea dan vena

    colica sinistra

    Vena mesenterica superior Vena ini berjalan ke atas didalam radix mesenterii pada

    sisi kanan arteri mesenterica superior. Vena ini berjalan

    didepan pars horizontal duodenum dan bergabung

    dengan vena lienalis dibelakang collum pancreatic.vena

    ini menerima darah dari vene jejunales,vena

  • 7/31/2019 Skenario - Sirosis Hepatis

    34/50

    33

    ileales,vena ileocolica,vena colica dextra,vena colica

    media,vena pancreaticoduodenalis inferior,vena

    gastromentalis dextra

    Vena gastric sinistra Vena ini mengalirkan darah dari bagian kiri curvature

    minor dan bagian distal oesophagus. Vena ini bermuara

    langsung kedalam vena porta hepatis

    Vena gastrica dextra Vena ini mengalirkan darah dari sebagian kanan

    curvature minor dan bermuara langsung ke vena porta

    hepatis

    Vena cystica Vena ini mengalirkan darah dari vesica biliaris

    langsung ke hepar atau bergabung dengan vena porta

    hepatis

    Jika sel-sel parenkim hancur,sel-sel tersebut akan

    digantikan oleh jaringan fibrosa yang akan berkontraksi

    disekeliling pembuluh darah sehingga sangat menghambat darah

    porta melalu hati. Bila system porta terhambat, kembalinya darah

    dari usus ke limpa melalui system system aliran darah porta ke

    sirkulasi sistemik menjadi sangat terhambat, menghasilkan

    hipertensi porta dan tekana kapiler di dalam dinding usus

    meningkat 15-20 mmHg diatas normal.

  • 7/31/2019 Skenario - Sirosis Hepatis

    35/50

    34

    b. LimfeHepar menghasilkan banyak limfe, sekitar 1/3-1/2 seluruh

    limfe tubuh. Vasa limfe meninggalkan hepar dan masuk kebeberapa lymphonodus di porta hepatis. Vassa efferent menuju

    LN.coeliacus. Sejumlah kecil vasa limfe menembus diafragma

    menuju LN. mediastinalis posterior.

    c. PersyarafanN.symphaticus dan N.parasymphaticus yang berasal dari plexus

    coeliacus.

    Fisiologi Hepar

    Hati merupakan pusat dari metabolisme seluruh tubuh,

    merupakan sumber energi tubuh sebanyak 20% serta menggunakan 20

    25% oksigen darah.

    Ada beberapa fungsi hati yaitu:

    a. Fungsi hati sebagai metabolisme karbohidratPembentukan, perubahan dan pemecahan KH, lemak dan

    protein saling berkaitan 1 sama lain.Hati mengubah pentosa dan

    heksosa yang diserap dari usus halus menjadi glikogen, mekanisme

    ini disebut glikogenesis. Glikogen lalu ditimbun di dalam hati

    kemudian hati akan memecahkan glikogen menjadi glukosa. Proses

    pemecahan glikogen mjd glukosa disebut glikogenelisis.Karena

    proses-proses ini, hati merupakan sumber utama glukosa dalam

    tubuh, selanjutnya hati mengubah glukosa melalui heksosa

    monophosphat shunt dan terbentuklah pentosa. Pembentukan

    pentosa mempunyai beberapa tujuan: Menghasilkan energi,

    biosintesis dari nukleotida, nucleic acid dan ATP, dan membentuk/

    biosintesis senyawa 3 karbon (3C)yaitu piruvic acid (asam piruvat

    diperlukan dalam siklus krebs).

    b. Fungsi hati sebagai metabolisme lemakHati tidak hanya membentuk/ mensintesis lemak tapi

    sekaligus mengadakan katabolisis asam lemak. Asam lemak

    dipecah menjadi beberapa komponen :

    1. Senyawa 4 karbonKETON BODIES2. Senyawa 2 karbon ACTIVE ACETATE (dipecah menjadi

    asam lemak dan gliserol)

    3. Pembentukan cholesterol

  • 7/31/2019 Skenario - Sirosis Hepatis

    36/50

    35

    4. Pembentukan dan pemecahan fosfolipidHati merupakan pembentukan utama, sintesis, esterifikasi dan

    ekskresi kholesterol .Dimana serum Cholesterol menjadi

    standar pemeriksaan metabolisme lipid

    c. Fungsi hati sebagai metabolisme proteinHati mensintesis banyak macam protein dari asam amino.

    Dengan proses deaminasi, hati juga mensintesis gula dari asam

    lemak dan asam amino.Dengan proses transaminasi, hati

    memproduksi asam amino dari bahan-bahan non nitrogen. Hati

    merupakan satu-satunya organ yg membentuk plasma albumin dan

    - globulin dan organ utama bagi produksi urea.Urea merupakan

    end product metabolisme protein. - globulin selain dibentuk di

    dalam hati, juga dibentuk di limpa dan sumsum tulang globulinhanya dibentuk di dalam hati.albumin mengandung 584 asam

    amino dengan BM 66.000

    d. Fungsi hati sehubungan dengan pembekuan darahHati merupakan organ penting bagi sintesis protein-protein

    yang berkaitan dengan koagulasi darah, misalnya: membentuk

    fibrinogen, protrombin, faktor V, VII, IX, X. Benda asing menusuk

    kena pembuluh darah yang beraksi adalah faktor ekstrinsi, bila

    ada hubungan dengan katup jantung yang beraksi adalah faktor

    intrinsik.Fibrin harus isomer biar kuat pembekuannya danditambah dengan faktor XIII, sedangakan Vit K dibutuhkan untuk

    pembentukan protrombin dan beberapa faktor koagulasi.

    e. Fungsi hati sebagai metabolisme vitaminSemua vitamin disimpan di dalam hati khususnya vitamin A, D, E,

    K

    f. Fungsi hati sebagai detoksikasiHati adalah pusat detoksikasi tubuh, Proses detoksikasi

    terjadi pada proses oksidasi, reduksi, metilasi, esterifikasi dankonjugasi terhadap berbagai macam bahan seperti zat racun, obat

    over dosis.

    g. Fungsi hati sebagai fagositosis dan imunitasSel kupfer merupakan saringan penting bakteri, pigmen dan

    berbagai bahan melalui proses fagositosis. Selain itu sel kupfer

    juga ikut memproduksi - globulin sebagai imun livers

    mechanism.

  • 7/31/2019 Skenario - Sirosis Hepatis

    37/50

    36

    h. Fungsi hemodinamikHati menerima 25% dari cardiac output, aliran darah hati

    yang normal 1500 cc/ menit atau 1000 1800 cc/ menit. Darah

    yang mengalir di dalam a.hepatica 25% dan di dalam v.porta

    75% dari seluruh aliran darah ke hati. Aliran darah ke hepar

    dipengaruhi oleh faktor mekanis, pengaruh persarafan dan

    hormonal, aliran ini berubah cepat pada waktu exercise, terik

    matahari, shock.Hepar merupakan organ penting untuk

    mempertahankan aliran darah.

    3.2 Histologi dan histopatologi

    Histologi :

    Secara mikroskopis, hepar terbagi menjadi unit fungsional yang

    disebut lobulus yang berbentuk heksagonal. Lobulus tersebut

    mengelilingi vena sentralis dan lobulus tersebut dikelilingi oleh

    cabang-cabang arteri hepatica,vena porta, dan saluran empedu.

    Hepar terdiri atas bermacam-macam sel. Hepatosit meliputi

    kurana lebih 60% sel hepar, sedangkan sisanya terdiri dari sel-sel

    epithelial system empedu dalam jumlah yang bermakna dan sel-sel

    parenkimal yang termasuk di dalamnya endotolium, sel kuffer dan sel

    stellata yang berbentuk seperti bintang. Hepatosit sendiri dipisahkan

    oleh sinusoid yang tersusun melingkari efferent vena hepatica dan

    duktus hepatikus. Saat darah memasuki hati melalui arteri hepatica dan

    vena porta serta menuju vena sentralis maka akan didapatkan

    pengurangan oksigen secara bertahap. Sebagai konsekuensinya, akan

    didapatkan variasi penting kerentanan jaringan terhadap kerusakan

    asinus. Membrane hepatosit berhadapan langsung dengan sinusoid

    yang mempunyai banyak mikrofili. Mikrofili juga tampak pada sisi

    lain sel yang membatasi saluran empedu dan merupakan petunjuk

    tempat permulaan sekresi empedu. Permukaan lateral hepatosit

    memiliki sambungan penghubung dan desmosom yang saling

    bertautan dengn sebelahnya. Sinusoid hati memiliki lapisan endothelial

  • 7/31/2019 Skenario - Sirosis Hepatis

    38/50

    37

    endothelial berpori yang dipisahkan dari hepatosit oleh ruang disse

    (ruang sinusoida). Sel-sel lain yang terdapat dalam dinding inusoid

    adalah sel fagositik. Sel Kuffer yang merupakan bagian penting sistem

    retikuloendothellial dan sel stellata disebut sel itu, limposit atau perisit.

    Yang memiliki aktifitas miofibroblastik yang dapat membantu

    pengaturan aliran darah. Sinosoidal disamping sebagai faktor penting

    dalam perbaikan kerusakan hati. Peningkatan aktifitas sel-sel stellata

    tampaknya merupakan faktor kunci dalam pembentukan jaringan

    fibrotik di dalam hati.

  • 7/31/2019 Skenario - Sirosis Hepatis

    39/50

    38

    HISTOPATOLOGI

    a.Bridging fibrous septa dalam bentuk pita halus atau jaringan parut lebar

    yang menggantikan lobulus.

    b.Nodul parenkim yang terbentuk oleh regenerasi hepatosit, dengan

    ukuran bervariasi dari sangat kecil (garis tengah < 3mm, mikronodul)

    hingga besar (garis tengah beberapa sentimeter, makronodul).

    c.Kerusakan arsitektur hepar keseluruhan.

    Beberapa mekanisme yang terjadi pada sirosis hepatis antara lain kematian

    sel-sel hepatosit, regenerasi, dan fibrosis progresif. Sirosis hepatis pada

    mulanya berawal dari kematian sel hepatosit yang disebabkan oleh

    berbagai macam faktor. Sebagai respons terhadap kematian sel-sel

    hepatosit, maka tubuh akan melakukan regenerasi terhadap sel-sel yangmati tersebut. Dalam kaitannya dengan fibrosis, hepar normal

    mengandung kolagen interstisium (tipe I, III, dan IV) di saluran porta,

    sekitar vena sentralis, dan kadang-kadang di parenkim. Pada sirosis,

    kolagen tipe I dan III serta komponen lain matriks ekstrasel mengendap di

    semua bagian lobulus dan sel-sel endotel sinusoid kehilangan

    fenestrasinya. Juga terjadi pirau vena porta ke vena hepatika dan arteri

    hepatika ke vena porta. Proses ini pada dasarnya mengubah sinusoid dari

  • 7/31/2019 Skenario - Sirosis Hepatis

    40/50

    39

    saluran endotel yang berlubang dengan pertukaran bebas antara plasma

    dan hepatosit, menjadi vaskular tekanan tinggi, beraliran cepat tanpa

    pertukaran zat terlarut. Secara khusus, perpindahan

    3.3 SIROSIS HEPATIS

    pendahuluan

    Istilah sirosis hepatis diberikan oleh Laence tahun 1819, yang berasal dari

    kata Khirros yang berarti kuning orange (orange yellow), karena perubahan warna

    pada nodul- nodul yang terbentuk. Sirosis hepatis adalah penyakit hepar menahun

    difus ditandai dengan adanya pembentukan jaringan ikat disertai nodul yang

    mengelilingi parenkim hepar.1,2

    Gejala klinis dari sirosis hepatis sangat bervariasi, mulai dari tanpa gejala

    sampai dengan gejala yang sangat jelas. Gejala patologik dari sirosis hepatis

    mencerminkan proses yang telah berlangsung lama dalam parenkim hepar dan

    mencakup proses fibrosis yang berkaitan dengan pembentukan nodul-nodul

    regeneratif. Kerusakan dari sel-sel hepar dapat menyebabkan ikterus, edema,

    koagulopati, dan kelainan metabolik lainnya.1,3

    Secara lengkap, sirosis hepatis adalah suatu penyakit dimana sirkulasi

    mikro, anatomi pembuluh darah besar dan seluruh sistem arsitektur hepar

    mengalami perubahan menjadi tidak teratur dan terjadi penambahan jaringan ikat

    (fibrosis) di sekitar parenkim hepar yang mengalami regenerasi.1

    Epidemiologi

    Insidensi sirosis hepatis di Amerika diperkirakan 360 per 100.000

    penduduk. Penyebabnya sebagian besar akibat penyakit hepar alkoholik dan

    infeksi virus kronik. Di Indonesia data prevalensi sirosis hepatis belum ada, hanya

    laporan-laporan dari beberapa pusat pendidikan saja. Di RS Dr. Sardjito

    Yogyakarta jumlah pasien sirosis hepatis berkisar 4,1% dari pasien yang dirawat

    di Bagian Penyakit Dalam dalam kurun waktu 1 tahun pada tahun 2004. Di

    Medan dalam kurun waktu 4 tahun dijumpai pasien sirosis hepatis sebanyak 819

    (4%) pasien dari seluruh pasien di Bagian Penyakit Dalam.4

  • 7/31/2019 Skenario - Sirosis Hepatis

    41/50

    40

    Penderita sirosis hepatis lebih banyak dijumpai pada laki-laki jika

    dibandingkan dengan wanita sekitar 1,6 : 1 dengan umur rata-rata terbanyak

    antara golongan umur 3059 tahun dengan puncaknya sekitar 4049 tahun1

    Etiologi

    Di negara barat penyebab dari sirosis hepatis yang tersering akibat

    alkoholik sedangkan di Indonesia terutama akibat infeksi virus hepatitis B

    maupun C. Hasil penelitian di Indonesia menyebutkan penyebab terbanyak dari

    sirosis hepatis adalah virus hepatitis B (30-40%), virus hepatitis C (30-40%), dan

    penyebab yang tidak diketahui(10-20%). Adapun beberapa etiologi dari sirosis

    hepatis antara lain: 1,4

    10.Virus hepatitis (B,C,dan D)11.Alkohol (alcoholic cirrhosis)12.Kelainan metabolik :

    a. Hemokromatosis (kelebihan beban besi)b. Penyakit Wilson (kelebihan beban tembaga)c. Defisiensi Alpha l-antitripsind. Glikonosis type-IVe. Galaktosemiaf. Tirosinemia

    13.Kolestasis14.Gangguan imunitas ( hepatitis lupoid)15.Toksin dan obat-obatan (misalnya : metotetrexat, amiodaron,INH, dan

    lain-lain)

    16.Nonalcoholic fatty liver disease (NAFLD)

    17.Kriptogenik18.Sumbatan saluran vena hepatika

    Faktor Resiko

    Penyalahgunaan alkohol Laki lebih sering dibanding perempuan Penggunaan obat-obatan tertentu. Pemaparan terhadap bahan kimia tertentu Infeksi (termasuk hepatitis B dan hepatitis C)

  • 7/31/2019 Skenario - Sirosis Hepatis

    42/50

    41

    Penyakit autoimun (termasuk hepatitis autoimun menahun) Penyumbatan saluran empedu Sumbatan menetap pada aliran darah dari hati (misalnya sindroma

    Budd-Chiari) Gangguan pada jantung dan pembuluh darah Kadar galaktosa tinggi dalam darah Kadar tirosin tinggi dalam darah pada saat lahir (tirosinosis

    kongenitalis)

    Penyakit penimbunan glikogen Kencing manis (diabetes) Kurang gizi Penumpukan tembaga yang berlebihan bawaan (penyakit Wilson)

    Kelebihan zat besi (hemokromatosis).

    Patogenesis

    Tiga mekanisme patologik utama yang menyebabkan hati

    menjadi sirosis adalah: kematian sel hati, regenerasi, dan fibrosis

    progresif. Hati normal berisi intertisial kolagen (I,III dan IV) pada

    portal dan sekitar vena centralis, dan sedikit sekitar parenkim hati.

    Serat retikulin yang longgar berada pada celah Disse.

    Lesi pada hati dapat timbul oleh berbagai sebab baik dalam

    waktu yang singkat atau dalam keadaan yang kronis atau perlukaanhati yang terus menerus yang terjadi pada peminum alkohol aktif. Hati

    kemudian merespon kerusakan sel tersebut dengan membentuk

    ekstraselular matriks yang mengandung kolagen, glikoprotein,dan

    proteoglikans. Sel stellata berperan dalam membentuk ekstraselular

    matriks ini. Pada cedera yang akut sel stellata membentuk kembali

    ekstraselular matriks ini sehingga ditemukan pembengkakan pada hati.

    Namun, ada beberapa faktor parakrin yang menyebabkan sel stellata

    menjadi sel penghasil kolagen. Faktor parakrin ini mungkin dilepaskan

    oleh hepatocytes, sel Kupffer, dan endotel sinusoid sebagai responterhadap cedera berkepanjangan. Sebagai contoh peningkatan kadar

    sitokin transforming growth facto beta 1 (TGF-beta1) ditemukan pada

    pasien dengan Hepatitis C kronis dan pasien sirosis. TGF-beta1

    kemudian mengaktivasi sel stellata untuk memproduksi kolagen tipe 1

    dan pada akhirnya ukuran hati menyusut.

    Peningkatan deposisi kolagen pada perisinusoidal akibat sel

    stelata yang berisi lemak di perisinusoid distimulasi oleh:

    1. Inflamasi kronik, disertai peradangan sitokin seperti: TNF,lymphotoksin, IL1

  • 7/31/2019 Skenario - Sirosis Hepatis

    43/50

    42

    2. Pembentukan sitokin oleh sel endogen (sel Kupfer, endotel,hepatosit, dan sel epitel duktus saluran empedu) yang cedera

    3. Disrupsi ECM (matriks ekstraselular)4. Toksin stimulasi sel stelata secara langsung.

    Peningkatan deposisi kolagen tersebut dapat menyebabkan

    kapilerisasi (ukuran pori seperti endotel kapiler) dari sinusoid. Sel

    stellata dalam memproduksi kolagen mengalami kontraksi yang cukup

    besar untuk menekan daerah perisinusoidal. Walaupun secara normal,

    sel stellata berfungsi sebagai penyimpan vitamin A dan lemak,s el ini

    mengalami pengaktifan selama terjadinya sirosis, kehilangan simpanan

    retinil ester, dan berubah menjadi sel mirip fibroblas.

    Adanya kapilarisasi dan kontraktilitas sel stellata inilah yang

    menyebabkan penekanan pada banyak vena di hati sehingga

    mengganggu proses aliran darah ke sel hati dan pada akhirnya sel hatimati, kematian hepatosit dalam jumlah yang besar akan menyebabkan

    banyaknya fungsi hati yang rusak sehingga menyebabkan banyak

    gejala klinis. Kompresi dari vena pada hati akan dapat menyebabkan

    hipertensi portal yang merupakan keadaan utama penyebab terjadinya

    manifestasi klinis.

    Klasifikasi

    Berdasarkan morfologi, Sherlock membagi sirosis hepatis atas 3 jenis, yaitu :1,4

    1. MikronodularYaitu sirosis hepatis dimana nodul-nodul yang terbentuk berukuran < 3

    mm.

    2. MakronodularYaitu sirosis hepatis dimana nodul-nodul yang terbentuk berukuran > 3

    mm.

    3. CampuranYaitu gabungan dari mikronodular dan makronodular. Nodul-nodul yangterbentuk ada yang berukuran < 3 mm dan ada yang berukuran > 3 mm.

    Secara fungsional, sirosis hepatis terbagi atas :1,4

    1. Sirosis Hepatis Kompensata

    Sering disebut dengan latent cirrhosis hepar. Pada stadium kompensata ini

    belum terlihat gejala-gejala yang nyata. Biasanya stadium ini ditemukan

    pada saat pemeriksaan screening.

    2. Sirosis Hepatis Dekompensata

  • 7/31/2019 Skenario - Sirosis Hepatis

    44/50

    43

    Dikenal dengan active cirrhosis hepar, dan stadium ini biasanya gejala-

    gejala sudah jelas, misalnya ; asites, edema dan ikterus.

    Diagnosis

    1.Gambaran KlinikStadium awal sirosis hepatis sering tanpa gejala sehingga kadang

    ditemukan pada waktu pasien melakukan pemeriksaan kesehatan rutin atau

    karena kelainan penyakit lain. Gejala awal sirosis hepatis meliputi :

    perasaan mudah lelah dan lemah selera makan berkurang perasaaan perut kembung Mual berat badan menurun pada laki-laki dapat timbul impotensi, testis mengecil, buah dada

    membesar, dan hilangnya dorongan seksualitas.

    Stadium lanjut (sirosis dekompensata), gejala-gejala lebih

    menonjol terutama bila timbul komplikasi kegagalan hepar dan hipertensi

    portal, meliputi :

    hilangnya rambut badan gangguan tidur demam tidak begitu tinggi adanya gangguan pembekuan darah, pendarahan gusi, epistaksis,

    gangguan siklus haid, ikterus dengan air kemih berwarna seperti

    teh pekat, muntah darah atau melena, serta perubahan mental,

    meliputi mudah lupa, sukar konsentrasi, bingung, agitasi, sampai

    koma.

    2. Pemeriksaan Penunjang

    Pemeriksaan laboratorium yang bisa didapatkan dari penderita sirosis

    hepatis antara lain4

    :

    a. SGOT (serum glutamil oksalo asetat) atau AST (aspartataminotransferase) dan SGPT (serum glutamil piruvat transferase) atau

  • 7/31/2019 Skenario - Sirosis Hepatis

    45/50

    44

    ALT (alanin aminotransferase) meningkat tapi tidak begitu tinggi.

    AST lebih meningkat disbanding ALT. Namun, bila enzim ini normal,

    tidak mengeyampingkan adanya sirosis

    b. Alkali fosfatase (ALP), meningkat kurang dari 2-3 kali batas normalatas. Konsentrasi yang tinggi bisa ditemukan pada pasien kolangitis

    sklerosis primer dan sirosis bilier primer.

    c. Gamma Glutamil Transpeptidase (GGT), meningkat sama denganALP. Namun, pada penyakit hati alkoholik kronik, konsentrasinya

    meninggi karena alcohol dapat menginduksi mikrosomal hepatic dan

    menyebabkan bocornya GGT dari hepatosit.

    d. Bilirubin, konsentrasinya bisa normal pada sirosis kompensata danmeningkat pada sirosis yang lebih lanjut (dekompensata)

    e. Globulin, konsentrasinya meningkat akibat sekunder dari pintasan,antigen bakteri dari sistem porta masuk ke jaringan limfoid yang

    selanjutnya menginduksi immunoglobulin.

    f. Waktu protrombin memanjang karena disfungsi sintesis factorkoagulan akibat sirosis

    g. Na serum menurun, terutama pada sirosis dengan asites, dikaitkandengan ketidakmampuan ekskresi air bebas.

    h. Pansitopenia dapat terjadi akibat splenomegali kongestif berkaitandengan hipertensi porta sehingga terjadi hipersplenisme.

    Selain itu, pemeriksaan radiologis yang bisa dilakukan, yaitu :

    a. Barium meal, untuk melihat varises sebagai konfirmasi adanyahipertensi porta

    b.

    USG abdomen untuk menilai ukuran hati, sudut, permukaan, sertauntuk melihat adanya asites, splenomegali, thrombosis vena porta,

    pelebaran vena porta, dan sebagai skrinning untuk adanya karsinoma

    hati pada pasien sirosis.

    Prognosis

    1. Sirosis hati kompensata

  • 7/31/2019 Skenario - Sirosis Hepatis

    46/50

    45

    Sering disebut dengan Laten Sirosis hati. Pada stadium kompensata ini

    belum

    terlihat gejala-gejala yang nyata. Biasanya stadium ini ditemukan pada saat

    pemeriksaan screening.

    Pada stadium ini, angka harapan hidup hingga 10 tahun sebesar 47%

    2. Sirosis hati Dekompensata

    Dikenal dengan Active Sirosis hati, dan stadium ini biasanya gejala-gejala

    sudah jelas, misalnya ; ascites, edema dan ikterus.

    Pada stadium ini, angka harapan hidup hingga 5 tahun sebesar 16%

    komplikasi

    Morbiditas dan mortalitas sirosis tinggi akibat komplikasinya. Berikut

    berbagai macam komplikasi sirosis hati4 :

    1. Hipertensi Portal42. Asites43. Peritonitis Bakterial Spontan. Komplikasi ini paling sering dijumpai

    yaitu infeksi cairan asites oleh satu jenis bakteri tanpa ada bukti infeksi

    sekunder intra abdominal. Biasanya terdapat asites dengan nyeri

    abdomen serta demam4.

    4. Varises esophagus dan hemoroid. Varises esophagus merupakan salahsatu manifestasi hipertensi porta yang cukup berbahaya. Sekitar 20-

    40% pasien sirosis dengan varises esophagus pecah menimbulkan

    perdarahan4.

    5. Ensefalopati Hepatik. Rnsefalopati hepatic merupakan kelainanneuropsikiatri akibat disfungsi hati. Mula-mula ada gangguan tidurkemudian berlanjut sampai gangguan kesadaran dan koma

    4.

    Ensefalopati hepatic terjadi karena kegagalan hepar melakukan

    detoksifikasi bahan-bahan beracun (NH3 dan sejenisnya). NH3 berasal

    dari pemecahan protein oleh bakteri di usus. Oleh karena itu,

    peningkatan kadar NH3 dapat disebabkan oleh kelebihan asupan

    protein, konstipasi, infeksi, gagal hepar, dan alkalosis. Berikut

    pembagian stadium ensefalopati hepatikum :

  • 7/31/2019 Skenario - Sirosis Hepatis

    47/50

    46

    Stadium Manifestasi Klinis

    0 Kesadaran normal, hanya sedikit ada penurunan daya

    ingat, konsentrasi, fungsi intelektual, dan koordinasi.

    1 Gangguan pola tidur

    2 Letargi

    3 Somnolen, disorientasi waktu dan tempat, amnesia

    4 Koma, dengan atau tanpa respon terhadap rangsang nyeri.

    Tabel 1

    Pembagian stadium ensefalopati hepatikum14

    6. Sindroma Hepatorenal. Pada sindrom hepatorenal, terjadi gangguanfungsi ginjal akut berupa oligouri, peningkatan ureum, kreatinin, tanpa

    adanya kelainan organic ginjal. Kerusakan hati lanjut menyebabkan

    penurunan perfusi ginjal yang berakibat pada penurunan filtrasi

    glomerulus.

    Penatalaksanaan

    Etiologi sirosis mempengaruhi penanganan sirosis. Terapi

    ditujukan untuk mengurangi progresi penyakit, menghindarkan bahan-bahan yang

    bisa menambah kerusakan hati, pencegahan, dan penanganan komplikasi.

    Tatalaksana pasien sirosis yang masih kompensata ditujukan untk mengurangi

    progresi kerusakan hati.

    1. Penatalaksanaan Sirosis KompensataBertujuan untuk mengurangi progresi kerusakan hati, meliputi :

    Menghentikan penggunaan alcohol dan bahan atau obat yanghepatotoksik

    Pemberian asetaminofen, kolkisin, dan obat herbal yang dapatmenghambat kolagenik

    Pada hepatitis autoimun, bisa diberikan steroid atau imunosupresif Pada hemokromatosis, dilakukan flebotomi setiap minggu sampai

    konsentrasi besi menjadi normal dan diulang sesuai kebutuhan.

  • 7/31/2019 Skenario - Sirosis Hepatis

    48/50

    47

    Pada pentakit hati nonalkoholik, menurunkan BB akan mencegahterjadinya sirosis

    Pada hepatitis B, interferon alfa dan lamivudin merupakan terapiutama. Lamivudin diberikan 100mg secara oral setiap hari selama

    satu tahun. Interferon alfa diberikan secara suntikan subkutan

    3MIU, 3x1 minggu selama 4-6 bulan.

    Pada hepatitis C kronik, kombinasi interferon dengan ribavirinmerupakan terapi standar. Interferon diberikan secara subkutan

    dengann dosis 5 MIU, 3x1 minggu, dan dikombinasi ribavirin 800-

    1000 mg/hari selama 6 bulan

    Untuk pengobatan fibrosis hati, masih dalam penelitian. Interferon,

    kolkisin, metotreksat, vitamin A, dan obat-obatan sedang dalam

    penelitian.

    2. Penatalaksanaan Sirosis Dekompensata Asites

    Tirah baring Diet rendah garam : sebanyak 5,2 gram atau 90 mmol/hari Diuretic : spiroolakton 100-200 mg/hari. Respon diuretic

    bisa dimonitor dengan penurunan BB 0,5 kg/hari (tanpa

    edem kaki) atau 1,0 kg/hari (dengan edema kaki). Bilamana

    pemberian spironolakton tidak adekuat, dapat dikombinasi

    dengan furosemide 20-40 mg/hari (dosis max.160 mg/hari)

    Parasentesis dilakukan bila asites sangat besar (4-6 liter),diikuti dengan pemberian albumin.

    Peritonitis Bakterial SpontanDiberikan antibiotik glongan cephalosporin generasi III seperti

    cefotaksim secara parenteral selama lima hari atau quinolon secara

    oral. Mengingat akan rekurennya tinggi maka untuk profilaksis

    dapat diberikan norfloxacin (400 mg/hari) selama 2-3 minggu.

    Varises Esofagus Sebelum dan sesudah berdarah, bisa diberikan obat

    penyekat beta (propanolol)

  • 7/31/2019 Skenario - Sirosis Hepatis

    49/50

    48

    Waktu perdarahan akut, bisa diberikan preparatsomatostatin atau okreotid, diteruskan dengan tindakan

    skleroterapi atau ligasi endoskopi

    Ensefalopati Hepatik Laktulosa untuk mengeluarkan ammonia Neomisin, untuk mengurangi bakteri usus penghasil

    ammonia

    Diet rendah protein 0,5 gram.kgBB/hari, terutama diberikanyang kaya asam amino rantai cabang

    Sindrom HepatorenalSampai saat ini belum ada pengobatan yang efektif untuk SHR.

    Oleh karena itu, pencegahan terjadinya SHR harus mendapat

    perhatian utama berupa hindari pemakaian diuretic agresif,

    parasentesis asites, dan restriksi cairan yang berlebihan.

    DAFTAR PUSTAKA

    Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam.2006. Edisi IV.Jakarta :PPFKUI Hall, dan Guyton. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, ed. 9.Jakarta:

    EGC

    Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius Kamus Kedokteran Dorland. Edisi 29. 2002. Jakarta: EGC. Kumar, Robbins Cotran. 1999. Dasar Patologi PenyakitEdisi 5. Jakarta:

    EGC.

    Price, Sylvia A. Dan Lorraine M. Wilson. Patofisiologi: Konsep KlinisProses-Proses Penyakit. 2006. Jakarta: EGC

  • 7/31/2019 Skenario - Sirosis Hepatis

    50/50