SKENARIO G BLOK 23 2014Mrs. Anita, a 39 years old women in her
pregnancy delivered twins sons 2 h ago. There were no significant
antenatal complication. She had been prescribed ferrous sulphate
and foloc acid during the pregnancy as anemia prophylaxis, and her
last hemoglobin was 10.9 g/dL at 38 weeks.The fetuses were within
normal range for growth and liquor volume on serial scan
estimations. A vaginal delivery was planned and she went into
spontaneous labor at 38 weeks and 4 days. The labor had been
unremarkable and the midwife recorded both placenta as appearing
complete.As this way a twin pregnancy, an intravenous cannula had
been inserted when labor was established. The lochia has been heavy
since delivery but the women is now bleeding very heavily and
passing large clots of blood.On arrival in the room you find that
the sheets are soaked with blood and there is also approximately
500 mL of blood clot in kidney dish on the bed. You act as doctor
in public health centre and be pleased to analyse this case. The
women conscious but drowsy and pale.Height = 155 cm; Weight 50 kgIn
the examination findings:The temperature is 35.9oC, blood pressure
120/70 mmHg and heart rate 112/min. The peripheral extremities are
cold. The uterus is palpable to the umbilicus and felt soft. The
abdomen is otherwise soft and non-tender. On vaginal inspection
there is a second-degree tear which has been sutured but you are
unable to assess further due to the presence of profuse
bleeding.The midwife sent blood test 30 min ago because she was
concerned about the blood loss at the time. Hemoblobin7.2 g/dLMean
Cell Volume99.0 fLWhite Cell Count
3.200/mm3Platelets131.000/mm3International Normalized Ratio
(INR)1.3Activated Partial Thromboplastin time (APTT)39 sSodium 138
mmol/LPotassium3.5 mmol/LUrea5.2
mmol/LCreatinine64umol/LKLARIFIKASI ISTILAH1. Ferrous sulphate2.
Folic acid : vitamin B kompleks yang larut dalam air, asam teroil
glutamat atau turunan yang berhubungan yang terlibat dalam
hematopoiesis serta sintesis asam amino dan DNA3. Fetus : hasil
fertilisasi yan berkebang setelah fase embrio dan sebelum
kelahiran4. Lochia: sekret vagina yang berlansung selama minggu
pertama dan kedua setelah persalinan5. Drowsy : merupakan suatu
keadaan yang menggambarkan penurunan daya tahan tubuh yang diikuti
perasaan mengantuk6. Pale : pucat7. Placenta : organ yang
menghubungkan ibu dan anaknya, mengadakan sekresi endokrin, dan
pertukaran selektif substansi yang dapat larut serta terbawa darah
melalui lapisan rahim dan bagian trofoblas yang mengandung pembuluh
darah. 8. INR : satuan yang lazim digunakan untuk pemantauan
pemakaian antikoagulan oral9. Second degree tear vaginal : robekan
pada perineum mencapai selaput lendir vagina tetapi belum sampai
sphinter ani10. APTT : uji laboratorium untuk menila aktivitas
faktor koagulasi jalur intrinsik dan jalur bersama yaitu faktor XII
(faktor Hageman), prekalikrein, kininogen, faktor XI(plasma
tromboplastin antecenden), PTA, faktor IX(faktor krismus), faktor
VIII(anti hemoflilik), faktor X(faktor stuart), faktor
V(proakselerin), faktor II(faktor protrombin), dan faktor
I(fibrinogen)IDENTIFIKASI MASALAH1. Mrs. Anita, a 39 years old
women in her pregnancy delivered twins sons 2 h ago. There were no
significant antenatal complication. She had been prescribed ferrous
sulphate and foloc acid during the pregnancy as anemia prophylaxis,
and her last hemoglobin was 10.9 g/dL at 38 weeks.2. The fetuses
were within normal range for growth and liquor volume on serial
scan estimations. A vaginal delivery was planned and she went into
spontaneous labor at 38 weeks and 4 days. The labor had been
unremarkable and the midwife recorded both placenta as appearing
complete.3. As this way a twin pregnancy, an intravenous cannula
had been inserted when labor was established. The lochia has been
heavy since delivery but the women is now bleeding very heavily and
passing large clots of blood.On arrival in the room you find that
the sheets are soaked with blood and there is also approximately
500 mL of blood clot in kidney dish on the bed. 1. You act as
doctor in public health centre and be pleased to analyse this case.
The women conscious but drowsy and pale.Height = 155 cm; Weight 50
kgIn the examination findings:The temperature is 35.9oC, blood
pressure 120/70 mmHg and heart rate 112/min. The peripheral
extremities are cold. The uterus is palpable to the umbilicus and
felt soft. The abdomen is otherwise soft and non-tender. On vaginal
inspection there is a second-degree tear which has been sutured but
you are unable to assess further due to the presence of profuse
bleeding.2. The midwife sent blood test 30 min ago because she was
concerned about the blood loss at the time. Hemoblobin7.2 g/dLMean
Cell Volume99.0 fLWhite Cell Count
3.200/mm3Platelets131.000/mm3International Normalized Ratio
(INR)1.3Activated Partial Thromboplastin time (APTT)39 sSodium 138
mmol/LPotassium3.5 mmol/LUrea5.2 mmol/LCreatinine64umol/L
ANALISIS MASALAH1. Mrs. Anita, a 39 years old women in her
pregnancy delivered twins sons 2 h ago. There were no significant
antenatal complication. She had been prescribed ferrous sulphate
and foloc acid during the pregnancy as anemia prophylaxis, and her
last hemoglobin was 10.9 g/dL at 38 weeks.
a. Bagaimana Etiologi dan Fisiologi kehamilan gemelli? Begaimana
gambarannya? 1
Etiologi a.Faktor rasFrekuensi kelahiran janin multiple
memperlihatkan variasi yang nyata diantara berbagai ras yang
berbeda. Myrianthopoulos (1970) mengidentifikasi kelahiran ganda
terjadi 1 diantara 100 kehamilan kehamilan pada orang kulit putih,
sedangkan pada orang kulit hitam 1 diantara 80 kehamilan.
b.Faktor keturunanSebagai penentu kehamilan ganda genotip ibu
jauh lebih penting dari genotip ayah. White dan Wyshak (1964) dalam
suatu penelitian terhadap 4000 catatan mengenai jemaat gereja
kristus orang-orang kudus hari terakhir, menemukan bahwa para
wanita yang dirinya sendiri dizigot dengan frekuensi 1 per 58
kelahiran. Namun, wanita yang bukan kembar tapi mempunyai suami
kembar dizigot, melahirkan bayi kembar dengan frekuensi 1 per 116
kehamilan
c.Faktor umur dan paritasUntuk peningkatan usia sampai sekitar
40 tahun atau paritas sampai dengan 7, frekuensi kehamilan ganda
akan meningkat. Kehamilan ganda dapat terjadi kurang dari sepertiga
pada wanita 20 tahun tanpa riwayat kelahiran anak sebleumnya, bila
dibandingkan dengan wanita yang berusia diantara 35 sampai 40 tahun
dengan 4 anak atau lebih. Dalam kehamilan pertama, frekuensi janin
kembar adalah 1,3% dibandingkan dengan kehamilan keempat sebesar
2,7%.
d.Faktor nutrisiNylander (1971) mengatakan bahwa peningkatan
kehamilan ganda berkaitan dengan status nutrisi yang direfleksikan
dengan berat badan ibu. Ibu yang lebih tinggi dan berbadan besar
mempunyai resiko hamil ganda sebesar 25-30% dibandingkan dengan ibu
yang lebih pendek dan berbadan kecil. McGillivray (1986) juga
memaparkan bahwa kehamilan dizigotik lebih sering ditemui pada
wanita berbadan besar dan tinggi dibandingkan pada wanita pendek
dan bertubuh kecil.
e.Faktor terapiinfertilitasInduksi ovulasi dengan menggunakan
FSH plus chorionic gonadotropin atau chlomiphene citrate
menghasilkan ovulasi ganda. Insiden kehamilan ganda seiring
penggunaan gonadotropin sebesar 16-40%, 75% kehamilan dengan dua
janin (Schenker & co-workers, 1981). Tuppin dkk (1993)
melaporkan dari Prancis, insiden persalinan gemelli dan triplet
terjadi karena induksi ovulasi dengan terapi human menopause
gonadotropin (hMG). Faktor resiko untuk kehamilan ganda setelah
ovarium distimualsi dengan hMG berpengaruh terhadap peningkatan
jumlah estradiol dan injeksi chorionic gonadotropin pada saat
bersamaan akan berpengaruh terhadap karakteristik sperma,
meningkatkan konsenterasi dan motilitas sperma (Dickey, dkk 1992,
Pasqualato dkk,1999). Induksi ovulasi meningkatkan insiden
kehamilan ganda dizigotik dan monozigotik.
f.Faktor assisted reproductive technology (ART)Teknik ART
didesain untuk meningkatkan kemungkinan kehamilan, dan juga
meningkatkan kemungkinan kehamilan ganda. Pasien pada kasus ini,
pembuahan dilakukan melalui teknik fertilisasi in vitro dengan
melakukan seleksi terhadap ovum yang benar-benar berkualitas baik,
dan dua dari empat embrio ditransfer kedalam uterus. Pada umumnya,
sejumlah embrio yang ditransfer kedalam uterus maka sejumlah itulah
akan berisiko kembar dan meningkatkan kehamilan ganda
PERTUMBUHAN JANIN KEMBAR1. berat badan satu janin kehamilan
kembar rata-rata 1000gr lebih ringandari janin tunggal.2. berat
badan baru lahir biasanya pada kembar dua di bawah 2500 gr,
tripletdi bawah 2000 gr, quadriplet di bawah 1500 gr dan quintuplet
di bawah I 000 gr.3. berat badan masing-masin janin dari kehamilan
kembar tidak sama umumnyaberselisih antara 50 sampai 1000gr, karena
pembagian sirkulasi darah tidak sama maka yang satu kurang
bertumbuh dari yang lainnya.4. pada kehamilan ganda monozigotik:
Pembuluh darah janin yang satu beranastomosis dengan janin
yanglain, karena itu setelah bayi satu lahir tali pusat harus
diikat untuk menghindari perdarahan Karena itu janin yang satu
dapat terganggu pertumbuhannya dan menjadimonstrum seperti
akardiakus dan kelainan lainnya. Dapat terjadi sindroma transfuse
fetal: pada janin yang dapat darah lebih banyak terjadi:
hidramnion, polisitemia, edema dan pertumbuhan yang baik.
Sedangkanjanin kedua kurang pertumbuhan nya terjadilah: kecil,
anemia, dehidrasi, oligohidramni dan mikrokardia.5. pada kehamilan
kembar dizigotik Dapat terjadi satu janin meninggal dan yang satu
tumbuh sampai cukup bulan. Janin yang mati bisa diresorbsi (kalau
pada kehamilan muda) atau pada kehamilan agak tuajanin jadi gepeng
disebut fetus papyraseus atau kompresus.2.6 LETAK PADA PRESENTASI
JANINPada kehamilan kembar sering terjadi kesalahan presentasi dan
posisi kedua janin. Begitu pula letak janin kedua dapat berubah
setelah janin pertama lahir, misalnya dari letak lintang berubah
menjadi letak sungsang atau letak kepala. Berbagai kombinasi letak,
presentasi dan posisi bisa terjadi ; yang paling sering dijumpai
adalah:1. Kedua janin dalam letak membujur,presentasi kepala;(
44-47%)2. Letak membujur,presentasi kepala bokong( 37-38%)3.
Keduanya presentasi bokong( 8-10%)4. Letak lintang dan presentasi
kepala( 5-5,3%)5. Letak lintang dan presentasi bokong( 1,5-2%)6.
Dua-duanya letak lintang( 0,2-0,60/o)7. Letak dan presentasi 69
adalah letak yang berbahaya, karena dapat terjadi"kunci-mengunci"
(interlocking)b. Bagaimana klasifikasi kehamilan kembar? 2
Kehamilan kembar ada tiga macam :
1. Kehamilan kembar dua telur, kehamilan kembar dizygotik,
kehamilan kembar fraternal : dua buah sel telur dihamilkan oleh 2
buah sel mani. Kedua sel telur dapat berasal dari satu ovarium atau
masing-masing dari ovarium yang berlainan.
Ciri-ciri : Jenis kelamin dapat sama atau berbeda Persamaan
seperti adik-kakak Golongan darah tidak sama Cap tangan dan kaki
tidak sama Sebagian hamil ganda dalam bentuk
2 amnion, 2 korion, 2 plasenta2 amnion, 2 korion, 1 plasenta
2. Kehamilan kembar satu telur, kehamilan kembar monozygotik
atau kehamilan kembar identik : yang terjadi dari sebuah sel telur
dan sebuah sel mani. Sel telur yang telah dihamilkan itu kemudian
membagi diri dalam 2 bagian yang masing-masing tumbuh menjadi
anak.
Ciri-ciri : Jenis kelamin sama Rupanya sama (seperti bayangan)
Golongan darah sama, cap kaki dan tangan sama Sebagian hamil ganda
dalam bentuk :2 amnion, 2 korion, 2 plasenta2 amnion, 2 korion, 1
plasenta2 amnion, 1 korion, 1 plasentaPada kembar monozigotik dapat
terjadi kelainan pertumbuhan sepertikembar siam. Insiden kelainan
malformasi tinggi pada kehamilan ganda monozigotik.
3. Kembar siam adalah kembar dimana janin melekat satu dengan
yang lainnya. Misalnya torakofagus (dada dengan dada),
abdominofagus (perlekatan kedua abdomen), kraniofagus (kedua
kepala), dan sebagainya. Banyak kemnar siam telah dapat dipisahkan
secara operatif dengan berhasil.
c. Bagaimana hubungan usia ibu dengan kehamilan pertama yang
kembar? 3
Ibu yang hamil pada usia 30 tahun keatas, lebih cenderung
memilikihamil kembar. Hal ini dikarenakan tubuh di usia tersebut
bisa mempercepat ovulasi. Namun resiko untuk memiliki kehamilan
ganda pada usia ini juga rentan akan keguguran.
d. Apa manfaat SF dan Asam folat pada kasus? 4Pada saat hamil
kebutuhan besi dan asam folat akan meningkat, pemberian preparat
besi berupa ferro sulfat dapat mencegah terjadinya anemia
defisiensi besi saat kehamilan, sedangkan pemberian asam folat
dapat mencegah terjadinya anemia megaloblastik pada ibu dan
mencegah defek tuba neuralis pada janin (spina bifida).
e. Apa Etiologi dan patofisiologi anemia pada kasus? 5Etiologi
AnemiaAnemia dapat disebabkan oleh beberapa faktor (Tarwoto,2007),
diantaranya :a.Faktor genetik seperti thalasemia, hemoglobinopati,
abnormal enzime glikolitikb.Kekurangan nutrisi atau
malnutrisic.Perdarahand.Faktor imunologie.Infeksi seperti malaria,
sepsis gram negatif, toksoplasmosisf.Obat-obatan dan zat kimia
seperti kontrasepsi, antimetabolis, zat kimia toksikg.Trombotik
trombositopenia purpura dan syndrome uremik hemolitikh.Penyakit
kronis seperti infeksi kronis, penyakit ginjal atau hati,
neoplasma
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar
Hemoglobin di bawah 11g% pada trimester 1 dan 3 atau kadar <
10,5g% pada trimester 2 (Sarwono, 2009). Perubahan fisiologis yang
alami terjadi selama kehamilan akan mempengaruhi jumlah sel darah
normal pada kehamilan. Peningkatan volume darah ibu terutama
terjadi akibat peningkatan plasma, bukan akibat peningkatan jumlah
sel darah merah. Walaupun ada peningkatan jumlah sel darah merah di
dalam sirkulasi, tetapi jumlahnya seimbang dengan peningkatan
volume plasma. Ketidak seimbangan ini akan terlihat dalam bentuk
penurunan kadar Hb (Varney, 2006).Pada ibu hamil anemia juga
disebabkan oleh salah satu keadaan dimana jumlah eritrosit yang
beredar atau konsentrasi hemoglobin menurun. Sebagai akibatnya, ada
penurunan transportasi oksigen dari paru ke jaringan perifer
(Waryana, 2010).
Patofisiologi anemia pada kehamilanPerubahan hematologi
sehubungan dengan kehamilan adalah oleh karena perubahan sirkulasi
yang semakin meningkat terhadap plasenta dan pertumbuhan payudara.
Volume plasma meningkat 45-65% dimulai pada trimester II kehamilan,
dan maksimum dimulai pada bulan ke-9 dan meningkatnya sekitar
1000ml, menurun sedikit menjelang aterm serta kembali normal 3bulan
setelah partus. Stimulasi yang meningkatkan volume plasma seperti
laktogen plasma, yang menyebabkan peningkatan sekresi
aldesteron
f. Apa Makna klinis Hb 10.9 g/dL usia kehamlan 38 minggu pada
kasus? 6Pada wanita hamil kadar nilai Hb cenderung lebih rendah
dibanding tidak hamil. Penurunan sedang Hb selama kehamilan
dikarenakan penambahan volume plasma yang relative lebih besar
daripada penambahan massa hemoglobin dan volume eritrosit. Nilai Hb
10,9 g/dl pada usia kehamilan 38 minggu tergolong normal. Batas
nilai Hb normal untuk wanita hamil pada akhir kehamilan sekitar
12,3-9,8 g/dl.
2. The fetuses were within normal range for growth and liquor
volume on serial scan estimations. A vaginal delivery was planned
and she went into spontaneous labor at 38 weeks and 4 days. The
labor had been unremarkable and the midwife recorded both placenta
as appearing complete.a. Bagaimana Asuhan Persalinan kembar? 7
Kala I dan II1. Anak pertama letaknya membujur, diawasi dan
ditolong seperti biasa, lakukan episiotomy2. Setelah anak I lahir,
harus lebih waspada, lakukan pemeriksaan luar dan dalam untuk
mengetahui letak dan presentasi anak II3. Bila anak kedua lahir
letaknya membujur pada waktu ada his, lakukan amniotomi4. Bila
dalam 15 menit belum ada his berikan injeksi oksitosin 2 unit IM
dan lakukan amniotomi setelah timbul his anak dilahirkan biasa5.
Diusahakan kelahiran anak II dalam waktu 30 menit setelah kelahiran
anak I6. Bila anak kedua didapatkan melintang, dilakukan versi
luar, kalau versi luar gagal lakukan ekstraksi7. Kelahiran anak II
dipercepat kalau didapatkan prolapsus tali pusat atau solusio
plasentaIndikasi seksio sesarea Anak satu letak lintang Terjadi
prolapsus tali pusat Plasenta previa Interlocking Kembar 3 atau
lebih (mengurangi trauma kelahiran pervaginam)Kala III1. Setelah
anak kedua lahir, berikan injeksi oksitosin 10 unit secara IM dan
di dalam infuse dimasukkan sintosinon 10 unit2. Setelah plasenta
lahir, berikan methergin 0.2 mg IVKala IVDiawasi lebih cermat dan
lama. Tetes pitosin sampai 5 jam post partum
b. Apa Makna klinis terdapat dua plasenta pada kasus? 8
3. As this way a twin pregnancy, an intravenous cannula had been
inserted when labor was established. The lochia has been heavy
since delivery but the women is now bleeding very heavily and
passing large clots of blood. On arrival in the room you find that
the sheets are soaked with blood and there is also approximately
500 mL of blood clot in kidney dish on the bed. a. Apa indikasi
pemasangan intravenous cannula? 9Sebagai penyalur cairan ke dalam
intraena atau dapat juga memasukkan obat melalui intravena. Dengan
kata lain insersi intravena cannula adalah cairan infus.
b. Apa saja Klasifikasi locia? 10
Akibat involusi uteri, lapisan luar desidua yang mengelilingi
situs plasenta akan menjadi nekrotik. Desidua yang mati akan keluar
bersama dengan sisa cairan. Percampuran antara darah dan desidua
inilah yang dinamakan lokia.Lokia adalah ekskresi cairan rahim
selama masanifasdan mempunyai reaksi basa/alkalis yang membuat
organisme berkembang lebih cepat dari pada kondisi asam yang ada
pada vagina normal.Lokia mempunyai bau yang amis (anyir) meskipun
tidak terlalu menyengat dan volumenya berbeda-beda pada setiap
wanita. Lokia mengalami perubahan karena proses involusi.
Pengeluaran lokia dapat dibagi menjadi lokia rubra, sanguilenta,
serosa dan alba. Perbedaan masing-masing lokia dapat dilihat
sebagai berikut:
LokiaWaktuWarnaCiri-ciri
Rubra1-3 hariMerah kehitamanTerdiri dari sel desidua, verniks
caseosa, rambut lanugo, sisa mekoneum dan sisa darah
Sanguilenta3-7 hariPutih bercampur merahSisa darah bercampur
lendir
Serosa7-14 hariKekuningan/ kecoklatanLebih sedikit darah dan
lebih banyak serum, juga terdiri dari leukosit dan robekan laserasi
plasenta
Alba>14 hariPutihMengandung leukosit, selaput lendir serviks
dan serabut jaringan yang mati.
Umumnya jumlah lochia lebih sedikit bila wanita postpartum dalam
posisi berbaring daripada berdiri. Hal ini terjadi akibat
pembuangan bersatu di vagina bagian atas saat wanita dalam posisi
berbaring dan kemudian akan mengalir keluar saat berdiri. Total
jumlah rata-rata pengeluaran lokia sekitar 240 hingga 270 ml.
c. Bagaimana etiologi dan fisiologi locia? 11
Akibat involusi uteri, lapisan luar desidua yang mengelilingi
situs plasenta akan menjadi nekrotik. Desidua yang mati akan keluar
bersama dengan sisa cairan. Percampuran antara darah dan desidua
inilah yang dinamakan lokia.Lokia adalah ekskresi cairan rahim
selama masanifasdan mempunyai reaksi basa/alkalis yang membuat
organisme berkembang lebih cepat dari pada kondisi asam yang ada
pada vagina normal.Lokia mempunyai bau yang amis (anyir) meskipun
tidak terlalu menyengat dan volumenya berbeda-beda pada setiap
wanita. Lokia mengalami perubahan karena proses involusi.
Pengeluaran lokia dapat dibagi menjadi lokia rubra, sanguilenta,
serosa dan alba.
d. Bagaimana etiologi dan patofisiologi perdarahan pada kasus?
12
Perdarahan pasca persalinan bisa disebabkan oleh diantaranya:
Grandemultipara Jarak persalinan pendek kurang dari dua tahun
Persalinan yang dilakukan dengan tindaka penolongan kala uri
sebelum waktunya, misalnya pertolongan oleh dukun, tindakan paksa
Ruptura uteri: robeknya dinding uterus pada saat kehamilan atau
persalinan dengan umur kehamilan >28 minggu Atonia uteri:
kegagalan miometrium untuk berkontraksi sehingga uterus dalam
keadaan relaksasi penuh, melebar, lembek, tidak mampu menjalankan
fungsi oklusi pembuluh darah Retensio plasenta: belum lahirnya
plasenta 30 menit setelah bayi lahir atau tertinggalnya plasenta
didalam uterus setelah proses persalinan Laserasi jalan lahir:
diskontinuitas jaringan tubuh yang disebabkan oleh trauma proses
persalinan atau tindakan yang diterapkan, yang terjadi pada
serviks, vagina, vulva & perineum Gangguan pembekuan darah:
terjadinya kegagalan proses hemostasis(proses penghentian aliran
darah pada pembuluh darah yang terbuka
Atonia uterus kontraksi uterus melemah arteri spiralis tetap
terbuka darah akan terus mengalir melalui bekas melekatnya plasenta
ke cavum uteri dan seterusnya keluar pervaginam perdarahan
Kehamilan KembarDistensi uterus berlebihanKemampuan uterus
berkontraksi menurunUsia 39 tahun (usia ekstreme)Perdarahan
Pasca-Persalinan (PPP)Uterus tidak mampu menutup perdarahan terbuka
dari tempat implantasi plasenta setelah bayi dan plasenta
lahir.Hipotoni sampai Atonia uterus
e. Apa makna klinis perdarahan 500 ml disertai penggumpalan
darah? 13
Pada persalinan biasanya kehilangan darah kurang dari 500 ml,
kehilangan darah > 500 ml menandakan adanya perdarahan
pascapersalinan
f. Apa saja Komplikasi perdarahan pada kasus? 14
Hipotensi Anemia Syok hipovolemik Lemas dan pusing
g. Bagaimana cara menghitung banyaknya darah yang hilang saat
perdarahan? 15
4. You act as doctor in public health centre and be pleased to
analyse this case. The women conscious but drowsy and pale.Height =
155 cm; Weight 50 kgIn the examination findings:The temperature is
35.9oC, blood pressure 120/70 mmHg and heart rate 112/min. The
peripheral extremities are cold. The uterus is palpable to the
umbilicus and felt soft. The abdomen is otherwise soft and
non-tender. On vaginal inspection there is a second-degree tear
which has been sutured but you are unable to assess further due to
the presence of profuse bleeding.a. Bagaimana interpretasi ?
16KASUSINTERPRETASI DAN MEKANISME
The Woman is conscious but drowsy and paleIntepretasi : terjadi
penurunan kesadaranMekanisme :Perdarahan anemia gangguan perfusi
oksigen ke jaringan penurunan kesadaran dan pucat
TB = 155 cm, BB = 50 kbIMT = 20, 81Interpretasi : Normal, tidak
ada KEP pada Ibu
Suhu Badan = 35,9 0 CInterpretasi : Hipotermi
BP = 120/70 mmHgInterpretasi : Hipotensi
HR = 112 x / menitInterpretasi : TakikardiMekanisme : Perdarahan
Hipovolemi homeostasis dari tubuh meningkatkan kontraksi otot
jantung Takikardi
Daerah Perifer terasa dinginMekanisme : Perdarahan Hipovolemi
homeostasis dari tubuh aliran darah dipusatkan di organ organ vital
pengurangan aliran darah di perifer gangguan pembentukan energi dan
panas di perifer tubuh daerah perifer tubuh terasa dingin
Uterus teraba sampai umbilicus, dan terasa lunakMekanisme :
Gemeli Distensi uterus berlebihan Atoni uteri Gangguan penutupan
pembuluh darah pasca persalinan perdarahan di uterus menumpuknya
koagulasi darah di uterus uterus gagal berinvolusi uterus teraba
sampai daerah umbilikus dan terasa lunak
Ada perobekan perineum derajat 2, tetapi sudah
dijahit.Interpretasi : terjadi robekan pada selaput lendir vagina
dan otot perinea transversalis, tetapi tidak mengenai otot
sphingter aniMekanisme : Robekan mungkin terjadi saat kelahiran
bayi gemeli.
b. Bagaimana mekanisme abnormal (HR, ekstremitas dingin,uterus
palpable) ? 17Perdarahan penurunan tekanan arteri (arteri-arteri
dan vena pulmonalis di toraks) menimbulkan reflex simpatis yang
sangan kuat (yang dimulai terutama oleh baroreseptor arteri dan
reseptor regangan vaskuler lainnya) system ini merangsang system
vasokonstriktor simpatis di seluruh tubuh, menghasilkan tiga
pengaruh penting: (1) konstriksi arteriol di sebagian besar
sirkulasi sistemik, sehingga meningkatkan tahanan perifer total.
(2) konstriksi vena dan saluran penampung darah vena, sehingga
mampu mempertahankan aliran darah balik vena yang adekuat walaupun
volume darah berkurang. (3) aktivitas jantung meningkat secara
nyata. takikardiaSelain itu, terjadi redistribusi curah jantung dan
volume darah oleh konstriksi arteriol secara selektif, menyebabkan
berkurangnya perfusi ke ginjal, jaringan kapiler splanknik dan
kulit, sementara aliran darah ke jantung dan otak relatif
dipertahankan, sehingga bagian perifer dingin.
Uterus teraba sampai umbilicus, dan terasa lunak Normalnya
setelah plasenta lahir, akan terjadi involusio uteri, di mana
otot-otot uterus akan berkontraksi dan menjadi keras. Tinggi fundus
uteri perlahan-lahan akan turun:1. Setelah plasenta lahir akan
teraba di pertengahan antara simfisis pubis dan umbilicus, selama 2
hari berikutnya2. Setelah 2 hari akan mengecil dan pada 2 minggu,
uterus tidak teraba lagi di atas simfisis pubis3. Setelah 5-6
minggu, uterus akan sebesar uterus tidak hamilKurangnya kontraksi
uterus dan adanya penumpukan darah di dalam uterus mengakibatkan
uterus tidak mengalami involusi sehingga uterus masih teraba di
umbilukus.c. Bagaimana Klasifikasi dan manajemen robekan perineum?
18 Luka perinium adalah perlukaan yang terjadi akibat persalinan
pada bagian perinium dimana muka janin menghadap (Prawirohardjo
S,1999).
Luka perinium, dibagi atas 4tingkatan :a.Tingkat IRobekan
terjadi pada selaput lendir vagina dengan atau tanpa mengenai kulit
perineumb.Tingkat IIRobekan mengenai selaput lendir vagina tetapi
tidak mengenai otot sfingerani.c.Tingkat IIIRobekan mengenai
perineum sampai dengan otot sfingter anid.Tingkat IVRobekan
mengenai perineum sampai dengan otot sfingter ani dan mukosa
rectum.
PenatalaksanaanRobekan perineum yang melebihi tingkat satu harus
dijahit. Hal ini dapat dilakukan sebelum plasenta lahir, tetapi
apabila ada kemungkinan plasenta harus dilakukan secara manual,
tetapi lebih baik tindakan itu ditunda sampai plasenta lahir.
Pasien dianjurkan untuk berbaring dalam posisi litotomi dilakukan
pembersihan luka dengan cairan antiseptic dan luas robekan
ditentukan dengan seksama.Pada robekan perineum tingkat dua,
setelah di beri anestesi local otot-otot diafragma urogenetalis
dihubungkan di garis tengah dengan jahitan dan kemudian luka pada
vagina dan kulit perineum ditutup dengan mengikutsertakan jaringan-
jaringan di bawahnya.Menjahit robekan tingkat tiga harus dilakukan
dengan teliti, mula-mula dinding depan rectum yang robek dijahit,
kemudian vasia prarektal ditutup dan muskulus sfingter ani
eksternus yang robek dijahit. Selanjutnya dilakukan penutupan
robekan perineum tingkat dua.
PENJAHITAN ROBEKAN VAGINA DAN PERINIUMTerdapat empat derajat
robekan yang bisa terjadi saat pelahiran, yaitu :Tingkat I :Robekan
hanya pada selaput lender vagina dan jaringan ikatTingkat II
:Robekan mengenai mukosa vagina, jaringan ikat, dan otot dibawahnya
tetapi tidak mengenai spingter aniTingkat III :Robekan mengenai
trnseksi lengkap dan otot spingter aniTingkat IV : Robekan sampai
mukosa rectum.
PENJAHITAN ROBEKAN DERAJAT I DAN IISebagian besar derajat I
menutup secara spontan tanpa dijahit. Tinjau kembali prinsip
perawatan secara umum. Berikan dukungan dan penguatan emosional.
Gunakan anastesi lokal dengan lidokain. Minta asisten memeriksa
uterus dan memastikan bahwa uterus berkontraksi. Periksa vagina,
perinium, dan serviks secara cermat. Jika robekan perinium panjang
dan dalam, inspeksi untuk memastikan bahwa tidak terdapat robekan
derajat III dan IV.-Masukkan jari yang memakai sarung tangan
kedalam anus-Angkat jari dengan hati-hati dan identifikasi
sfingter.-Periksa tonus otot atau kerapatan sfingter Ganti sarung
tangan yang bersih, steril atau DTT Jika spingter cedera, lihat
bagian penjahitan robekan derajat III dan IV. Jika spingter tidak
cedera, tindak lanjuti dengan penjahitanPENJAHITAN ROBEKAN PERINEUM
DERAJAT III DAN IVJahit robekan diruang operasi Tinjau kembali
prinsip perawatan umum Berikan dukungan dan penguatan emosional.
Gunakan anastesi lokal dengan lidokain. Gunakan blok pedendal,
ketamin atau anastesi spinal. Penjahitan dapat dilakukan menggunakn
anastesi lokal dengan lignokain dan petidin serta diazepam melalui
IV dengan perlahan ( jangan mencampurdengan spuit yang sama ) jika
semua tepi robekan dapat dilihat, tetapi hal tersebut jarang
terjadi. Minta asisten memeriksa uterus dan memastikan bahwa uterus
berkontraksi. Periksa vagina, perinium, dan serviks secara cermat.
Untuk melihat apakah spingter ani robek.-Masukkan jari yang memakai
sarung tangan kedalam anus--Angkat jari dengan hati-hati dan
identifikasi sfingter.--Periksa permukaan rektum dan perhatikan
robekan dengan cermat. Ganti sarung tangan yang bersih, steril atau
yang DTT Oleskan larutan antiseptik kerobekan dan keluarkan materi
fekal, jika ada. Pastikan bahwa tidak alergi terhadap lignokain
atau obat-obatan terkait. Masukan sekitar 10 ml larutan lignokain
0,5 % kebawah mukosa vagina, kebah kulit perineum dan ke otot
perinatal yang dalam. Pada akhir penyuntikan, tunggu selama dua
menit kemudian jepit area robekan dengan forcep. Jika ibu dapat
merasakan jepitan tsb, tunggu dua menit lagi kemudian lakukan tes
ulang. Jahit rektum dengan jahitan putus-putus menggunakan benang
3-0 atau 4-0 dengan jarak 0,5 cm untuk menyatukan mukosa. Jika
spingter robek-Pegang setiap ujung sfingter dengan klem Allis (
sfingter akan beretraksi jika robek ).-Selubung fasia disekitar
sfingter kuat dan tidak robek jika ditarik dengan klem.-Jahit
sfingter dengan dua atau tiga jahitan putus-putus menggunakan
benang 2-0. Oleskan kembali larutan antiseptik kearea yang dijahit.
Periksa anus dengan jari yang memakai sarung tangan untuk
memastikan penjahitan rektum dan sfingter dilakukan dengan benar.
Selanjutnya, ganti sarung tangan yang bersih, steril atau yang DTT.
Jahit mukosa vagina, otot perineum dan kulit.
5. The midwife sent blood test 30 min ago because she was
concerned about the blood loss at the time. Hemoblobin7.2 g/dLMean
Cell Volume99.0 fLWhite Cell Count
3.200/mm3Platelets131.000/mm3International Normalized Ratio
(INR)1.3Activated Partial Thromboplastin time (APTT)39 sSodium 138
mmol/LPotassium3.5 mmol/LUrea5.2 mmol/LCreatinine64umol/La.
Bagaimana interpretasi? 19NormalPada KasusKeterangan
Hemoglobin10.5-12 g/ dL7,2g/DlAnemia
Mean Cell Volume80-97 fl99,0 FlNormal
White Cell Count6000-150003.200 / mm3Rendah akibat
perdarahan
Platelets140.000-300.000131.000/mm3menurun
International normalized ratio (INR)0,8-1,21,3Meningkat,
menunjukan kemampuan darah untuk membeku, kalau meningkat berarti
darahnya encer
Activated partial thromboplastin time (APTT)23-39 s39
snormal
Sodium135-155 mmol/L138 mmol/LNormal
Potassium3.6-5.5 mmol/L3,5 mmol/LNormal
Urea2.6-5.5 mmol/L5,2 mmol/LNormal
Creatinine45-9064 mol/LNormal
b. Bagaimana mekanisme abnormal (Hb, mcv, wbc, platelets, APTT,
kreatinin, INR)? 20Rendah : Dalam kasus terjadi pendarahan pasca
persalinan yang menyebabkan komponen-komponen darah ikut keluar
bersama dengan pendarahan tersebut sehingga kadarnya menurunc. Apa
makna dari bidan mengirim tes darah 30 menit yang lalu? 21
d. Apa makna klinis pemeriksaan sodium, potassium, urea, dan
kreatinin? 22
e. Bagaimana cara pemeriksaan laboratorium INR dan APTT?
23APPTPemeriksaan APTT dapat dilakukan dengan cara manual (visual)
atau dengan alat otomatis (koagulometer), yang menggunakan metode
foto-optik dan elektro-mekanik. Teknik manual memiliki bias
individu yang sangat besar sehingga tidak dianjurkan lagi. Tetapi
pada keadaan dimana kadar fibrinogen sangat rendah dan tidak dapat
dideteksi dengan alat otomatis, metode ini masih dapat digunakan.
Metode otomatis dapat memeriksa sampel dalam jumlah besar dengan
cepat dan teliti.
Prinsip dari pemeriksaan APTT adalah menginkubasikan plasma
sitrat yang mengandung semua faktor koagulasi intrinsik kecuali
kalsium dan trombosit dengan tromboplastin parsial (fosfolipid)
dengan bahan pengaktif (mis. kaolin, ellagic acid, mikronized
silica atau celite koloidal). Penambahan kalsium akan memulai
proses pembekuan (bekuan fibrin) dan waktu yang diperlukan untuk
membentuk bekuan fibrin dicatat sebagai APTT.Bahan pemeriksaan yang
digunakan adalah darah vena dengan antikoagulan trisodium sitrat
3.2% (0.109 M) dengan perbandingan 9:1. Gunakan tabung plastik atau
gelas yang dilapisi silikon. Sampel disentrifus selama 15 menit
dengan kecepatan 2.500 g. Plasma dipisahkan dalam tabung plastik
tahan 4 jam pada suhu 20 5 oC. Jika dalam terapi heparin, plasma
masih stabil dalam 2 jam pada suhu 20 5 oC kalau sampling dengan
antikoagulan citrate.
Nilai normal uji APTT adalah 20 35 detik, bervariasi untuk tiap
laboratorium tergantung pada peralatan dan reagen yang
digunakan.Faktor yang dapat mempengaruhi hasil APTT adalah :-
Bekuan pada sampel darah- Sampel darah hemolisis atau berbusa
akibat dikocok-kocok- Pengambilan sampel darah pada jalur intravena
misal pada infus Heparin.
APTT memanjang dijumpai pada :1. Defisiensi bawaan- Jika PT
normal, kemungkinan kekurangan Faktor VIII, Faktor IX, Faktor XI ,
Faktor XII- Jika faktor koagulasi tersebut normal, kemungkinan
kekurangan HMW kininogen- Defisiensi vitamin K, defisiensi
protrombin, hipofibrinogenemia.
2. Defisiensi didapat dan kondisi abnormal seperti :- Penyakit
hati (sirosis hati)- Leukemia (mielositik, monositik)- Penyakit von
Willebrand (hemophilia vaskular)- Malaria- Koagulopati konsumtif,
seperti pada DIC- Circulating anticoagulant (antiprothrombinase
atau circulating anticoagulant terhadap suatu faktor koagulasi)-
Selama terapi antikoagulan oral atau Heparin
INR INR didapatkan dengan membagi nilai PT yang didapat dengan
nilai PT normal kemudian dipangkatkan dengan ISI di mana ISI adalah
International Sensitivity Index. Jadi INR adalah rasio PT yang
mencerminkan hasil yang akan diperoleh bila tromboplastin baku WHO
yang digunakan, sedangkan ISI merupakan ukuran kepekaan sediaan
tromboplastin terhadap penurunan faktor koagulasi yang bergantung
pada vitamin K. Sediaan baku yang pertama mempunyai ISI = 1,0 (
tromboplastin yang kurang peka mempunyai ISI > 1,0). Dengan
demikian cara paling efektif untuk standardisasi pelaporan PT
adalah kombinasi sistim INR dengan pemakaian konsisten
tromboplastin yang peka yang mempunyai nilai ISI sama. INR
digunakan untuk monitoring terapi warfarin (Coumadin) pada pasien
jantung, stroke, deep vein thrombosis (DVT), katup jantung buatan,
terapi jangka pendek setelah operasi misal knee replacements. INR
hanya boleh digunakan setelah respons pasien stabil terhadap
warfarin, yaitu minimal satu minggu terapi. Standar INR tidak boleh
digunakan jika pasien baru memulai terapi warfarin untuk
menghindari hasil yang salah pada uji. Pasien dalam terapi
antikoagulan diharapkan nilai INR nya 2-3 , bila terdapat resiko
tinggi terbentuk bekuan, iperluakn INR sekitar 2,5 3,5.
f. Apa indikasi pemeriksaan INR dan APTT? 24
6. DD 25Atonia UteriRobekan Jalan LahirRetensio Plasenta
PerdarahanAda500- 1000 ccAdaTergantung besarnya robekanAda,tapi
bisa tidak terdapat perdarahan bila plasenta belum terlepas
Plasenta dan bayiSudah lahir tapi masih ada perdarahanSudah
lahir, tapi persalinan dengan traumaSudah lahir tapi plasenta tetap
tertinggal dalam uterus selama setengah jam
AnemiaAdaAdaAda
7. HTD 26 Anamnesis Identitas Pasien: nam, usia, pekerjaan,
alamat, status Keluhan utama: Perdarahan yang banyak setelah
melahirkan Riwayat kehamilan: Mendapat preparat ferro sulfat dan
asam folat. Riwayat persalinan: melahirkan 2 anak laki-laki kembar
pada usia kehamilan 38 minggu 4 hari pervaginam 2 jam yang lalu,
pertumbuhan fetus dan amnion normal, plasenta sudah lahir komplit,
lokia sudah banyak sejak setelah melahirkan Pemeriksaan Fisik
Kesadaran: kompos mentis Keadaan umum: tampak mengantuk dan pucat
Tanda vital: TD, Nadi, Suhu Perifer terasa dingin Ginekologi:
uterus teraba di umbilkus dan terasa lembut, abdomen lembut dan
tidak tengang Inspeksi vagina: robekan derajat dua yang sudah
dijahit, namun tidak bisa menilai lebih jauh dikarenakan perdarahan
yang banyak Pemeriksaan Laboraturium Hemoglobin Mean cell volume
White cell count Platelet International normalized ratio (INR)
Activated partial tromboplastin time (APTT) Sodium Potassium
UreaCreatinine8. WD 27Perdarahan pasca persalinan yang disebabkan
atoni uteri9. Pemeriksaan penunjang 28
10. Epidemiologi 29PPP yang dapat menyebabkan kematian ibu 45 %
terjadi pada 24 jam pertama setelah bayi lahir, 68 73 % dalam satu
minggu setelah bayi lahir dan 82 88 % dalam dua minggu setelah bayi
lahir
11. Pathogenesis 30
Kehamilan kembar/gemeliOverdistensi uterusLemahnya kontraksi
uterus (atonia uteri)a.spiralis yang seharusnya tertutup akibat
kontraksi uterus, tetap terbukaDarah mengalir melalui bekas
melekatnya plasenta ke cavum uteriPPPHb Bekuan darah menumpuk di
dalam uterusKeluarnya bekuan darah > 500 ccAbdomen lembekUsia
tua (37 tahun)takikardiaPartus lamaFundus uteri teraba setinggi
pusatWBC dan platelet anemiaPerfusi O2 dan nutrisi ke jaringan
Hipoksia jaringan periferWajah Pucat dan kaki dinginKompensasi
dengan HR
12. Faktor resiko 31a) Partus lama. b) Pembesaran uterus yang
berlebihan pada waktu hamil; seperti pada kehamilan kembar,
hidramnion atau janin besar. c) Multiparitas. d) Anestesi yang
dalam. e) Anestesi lumbal.
13. Penatalaksanaan farmakologi dan nonfarmakologi serta edukasi
pasien) 32
Atonia UteriDilakukan secara simultan (bila pasien syok): Sikap
tendelenburg, memasang venous line, dan memberikan oksigen
Sekaligus merangsang kontraksi uterus dengan cara: Masase fundus
uteri dan merangsang puting susu Pemberian uterotonika Kompresi
bimanual eksternal dan/atau internal Kompresi aorta abdominalis
Pemasangan tampon kondom, kondom dalam kavum uteri disambung dengan
kateter, difiksasi dengan karet gelang dan diisi cairan infus 200ml
yang akan mengurangi perdarahan dan menghindari tindakan
operatif(hanya sementara sebelum tindakan bedah) Bila semua
tindakan itu gagal, maka dipersiapkan untuk dilakukan tindakan
operatif laparatomi dengan pilihan bedah konservatif
(mempertahankan uterus) atau melakukan histerektomi. Alternatifnya
berupa: Ligasi arteria uterina atau arteri ovarika Operasi ransel B
lynch Histerektomi supravaginal Histerektomi total abdominal
14. Prognosis 33
15. Komplikasi 34 Sheehan Syndrome Anemia Iskemik miokard Syok
hipovolemik Kematian maternal
16. SKDI 35