SKENARIO B ( BLOK 18 ) Mrs . Ana’s Baby A newborn baby was referred to Moh. Hoesin Hospital by a midwife – who helped his mother, Mrs Ana’s delivery – with complain dispnue. Mother’s history was taken from midewife that her pregnancy was full term .The baby’s was born 4 hours ago with APGAR score 5 for 1 minute and 9 for 5 minutes and body weight 3,5 kg. The mother had premature rupture of membrane 3 days ago and had bad smell liquor. From the physical examination the baby was hypoactive and tachypnoe, without sucking reflex, and there was chest indrawing. A. Klarifikasi Istilah 1. Dispneu : pernafasan yang sukar atau sesak. 2. Full term : kehamilan cukup bulan 3. Premature rupture of membrane : ketuban pecah dini. 4. Bad smell liquor : bau tidak sedap pada cairan amnion. 5. Hypoactive : gerakan bayi yang kurang 6. Tachypneu : pernafasan yang sangat cepat. 7. Sucking reflex : reflex menghisap pada bayi 8. Chest indrawing : retraksi dinding dada.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
SKENARIO B ( BLOK 18 )
Mrs . Ana’s Baby
A newborn baby was referred to Moh. Hoesin Hospital by a midwife – who helped
his mother, Mrs Ana’s delivery – with complain dispnue. Mother’s history was taken from
midewife that her pregnancy was full term .The baby’s was born 4 hours ago with APGAR
score 5 for 1 minute and 9 for 5 minutes and body weight 3,5 kg. The mother had
premature rupture of membrane 3 days ago and had bad smell liquor. From the physical
examination the baby was hypoactive and tachypnoe, without sucking reflex, and there
was chest indrawing.
A. Klarifikasi Istilah
1. Dispneu : pernafasan yang sukar atau sesak.
2. Full term : kehamilan cukup bulan
3. Premature rupture of membrane : ketuban pecah dini.
4. Bad smell liquor : bau tidak sedap pada cairan amnion.
5. Hypoactive : gerakan bayi yang kurang
6. Tachypneu : pernafasan yang sangat cepat.
7. Sucking reflex : reflex menghisap pada bayi
8. Chest indrawing : retraksi dinding dada.
B. Identifikasi Masalah
1. Bayi baru lahir, 4 jam yang lalu, full term, BB 3,5 kg, mengalami dispneu.
2. APGAR score :
Menit 1 = 5
Menit 5 = 9
3. Ny. Ana mengalami KPD (ketuban pecah dini) 3 hari yang lalu dengan air ketuban
yang berbau busuk.
4. Hasil pemeriksaan fisik :
Bayi hipoaktif
Tachypnoe
Reflex menghisap (-)
Mengalami retraksi dada
C. Analisis Masalah
1. Apa saja etiologi dispnue pada bayi baru lahir dan bagaimana mekanismenya?
Kekurangan oksigen (O2)
a. Penyebab dari kekurangan oksigen dapat di bagi atas:
Tekanan oksigen inspirasi yang rendah, misalnya pada tempat yang
sangat tinggi, respirasi dengan gas-gas yang berbahaya, ruang
dekompresi, atau karena bertambahnya volume dead space.
Gangguan konduksi maupun difusi gas ke paru-paru.
Gangguan pertukaran gas dan hipoventilasi.
b. Pertukaran gas di dalam paru-paru normal, tetapi kadar oksigen didalam
paru-paru berkurang.
c. Stagnasi dari aliran darah.
Kelebihan Karbon Dioksida (CO2)
Karena terdapatnya shunting pada COPD sehingga menyebabkan terjadinya
aliran dari kanan ke kiri.
Mekanisme
KPD infeksi ascenderen teraspirasi oleh janin bakteri/mikroorganisme
menyerang parenkim paru peradangan akut pada paru proses inflamasi lokal
konsolidasi paru gangguan difusi sesak napas
2. Bagaimana fisiologi pernapasan pada bayi baru lahir?
Anatomi Sistem Respirasi Janin dan Neonatus
(Dikutip dari : Kotecha.S. Lung growth: implications for the newborn infant. Arch Dis Child Fetal
Neonatal Ed. 2000)
Waktu (minggu)
Embryonic 3 - 7
Canalicular 7-16
Pseudoglandular 16-26
Saccular 26-36
Alveolar 36 minggu-2 tahun
Postnatal growth 2 - 18 tahun
Pada minggu ke- 24 hingga lahir, terjadi penyempurnaan pertumbuhan bronchioli dan
alveoli. Alveoli diebntuk oleh dua jenis sel, yaitu tipe I dan tipe II. Tipe I membentuk
sebagian besaar alveoli, sedangkan tipe II hanya menyusun 2% dari permukaan. Sel tipe
II menghasilkan dan menyimpan cairan surfaktan yang menjaga kestabilan tegangan
permukaan alveoli dan menjaga agar alveoli tidak kolaps. Kelahiran dan napas pertama
merangsang dan mematangkan produksi surfaktan. Sesudah lahir alveoli berkembang
ukuran dan jumlahnya. Saat lahir, jumlah alveoli kurang lebih 150 juta, kemudian
berkembang hingga 300-400 juta pada usia 3-4 tahun – yaitu jumlah yang dibutuhkan
orang dewasa. Akan tetapi, alveoli terus berkembang hingga usia 8 tahun.
Pada bayi, saluran kolateral antar alveoli, bronchioli, dan terminal bronchioli masih
belum berkembang hingga usia 2-3 tahun, sehingga dapat membuat alveoli cenderung
kolaps.
Fisiologi Pernapasan Bayi
Karena perkembangannya, maka fisiologi respirasi pada bayi dan anak kecil berbeda
dibandingkan orang dewasa. Berikut adalah hal-hal yang berbeda:
o Paru bayi lebih tidak komplian dibandingkan dengan anak-anak besar dan dewasa,
terutama bayi prematur (kurang dari 37 minggu kehamilan) yang mungkin kekurangan
surfactant.
o Neonatus terutama yang prematur mempunyai pernafasan yang abnormal yang bisa
mengarah ke apnoea. Meskipun apnoea pendek dianggap normal, tetapi yang lebih
panjang dan yang memerlukan stimulasi untuk memulai bernafas lagi perlu
pemeriksaan lebih lanjut.
o Perbedaan konfigurasi anatomi rongga dada- eltak costa yang horisontal- tidak
memungkinkan perluasan rongga dada yang sama dengan dewasa, sehingga pemenuhan
oksigen bayi harus bernafas lebih sering daripada memperdalamkan nafasnya.
o Neonatus tidur hingga 20 jam sehari dan 80%nya dalam REM. Pada orang dewasa
rem hanya meliputi 20%. Karena pada saat REM terjadi penurunan tonus postural, hal
ini mengakibatkan turunnya kapasitas residual, sehingga meningkatkan kerja
pernafasan.
o 50% otot diafragma orang dewasa merupakan otot tipe I yang sangat tahan
terhadap kelelahan, sedangkan neonatus hanya 25%dan bayi prematur hanya 10%. Hal
ini menyebabkan diafragma bayi akan cepat melelahkan diafragma.
o Tingkat metabolik istirahat anak lebih tinggi dengan kebutuhan oksigen yang lebih
tinggi. Sehingga sedikit peningkatan kebutuhan akan menyebabkan hypoxia. Hypoxia
pada bayi menyebabkan bradycardia (kurang dari 100X/mnt) daripada tachycardia,
seperti pada orang dewasa.
o Bayi lebih banyak mengembangkan paru bagian atas daripada daerah dependent
seperti pada orang dewasa, meskipun pola perfusinya sama. Perbedaan ini bisa akan
tetap hingga mencapai usia 20 tahun. Pada bayi dengan kelainan paru unilateral,
oxygenasi bisa dioptimalkan dengan memposisikan paru yang baik pada bagian atas.
Pernapasan Pertama
Selama persalinan melalui vagina, kompresi intermiten thoraks
mempermudah pengeluaran cairan dari paru-paru. Surfaktan dalam cairan
memperbesar aerasi pada paru yang awalnya bebas gas dengan cara mengurangi
tegangan permukaan, sehingga dapat menurunkan tekanan yang diperlukan untuk
membuka alveolus. Meskipun demikian, tekanan yang diperlukan untuk
mengembangkan paru yang tidak mengandung udara lebih tinggi daripada tekanan yang
diperlukan pada setiap masa kehidupan yang lain; berkisar dari 10-15 cm H2O selama
interval 0,5 sampai 1,0 detik dibanding dengan sekitar 4 cm H2O untuk pernapasan
normal bayi cukup bulan dan orang dewasa. Tekanan yang lebih tinggi ini diperlukan
untuk memulai pernapasan dalam mengatasi gaya perlawanan tegangan permukaan
(terutama jalan napas yang kecil) serta viskositas cairan yang tetap berada dalam jalan
napas, guna memasukkan sekitar 50 ml udara ke dalam paru, dimana 20-30 ml dari
volume tersebut menetap sesudah pernapasan pertama menjadi FRC.
Sebagian besar cairan di dalam paru diambil oleh sirkulasi paru, sisanya
melalui saluran limfe paru, dihembuskan oleh bayi, ditelan, atau diaspirasi dari
orofaring. Pengeluaran cairan paru ini dapat terganggu pada keadaan pasca seksio-
cesaria, cedera sel endothel, atau sedasi neonatus.
Berikut ini rangsangan yang dapat menimbulkan pernapasan pertama:
a. Penurunan pO2 dan pH
b. Peningkatan pCO2 akibat adanya gangguan pada sirkulasi plasenta
c. Redistribusi curah jantung setelah tali pusat diklem
d. Penurunan suhu tubuh
Berbagai rangsangan taktil, seperti sentuhan pada telapak kaki
3. Bagaimana interpretasi APGAR score?
Interpretasi Skor APGAR
APGAR score adalah metode penilaian bayi baru lahir sesaat setelah lahir, biasanya di
ukur pada satu menit dan lima menit setelah lahir, penilaian meliputi pernafasan,
denyut jantung, warna kulit, tonus otot, dan respon terhadap stimulus. Skor 10
merupakan skuor optimum. Bila skornya rendah maka tes diulang dalan interval waktu
tertentu.
Cara penilaian Apgar
TANDA 0 1 2
Appearance Biru,pucat Badan
pucat ,tun
gkai biru
Semuanya merah
muda
Pulse Tidak teraba < 100 > 100
Grimace Tidak ada Lambat Menangis kuat
Activity Lemas/
lumpuh
Gerakan
sedikit/fleks
i tungkai
Aktif/fleksi tungkai
baik/reaksi
melawan
Respiratory Tidak ada Lambat,
tidak
teratur
Baik, menangis
kuat
Tabel 1. Cara penilaian APGAR score
Interpretasi:
Vigorous baby : skor apgar 7-10 bayi dianggap sehat dan tidak memerlukan tindakan
istimewa..
asphyxia mild-moderate (sedang). Skor APGAR 4-6, pada pemeriksaan fisik akan
terlihat tonus otot kurang baik atau baik, sianosis, reflex iritabilitas tak ada.
a) Asphyxia berat. Skor apgar 0-3, pada pemeriksaan fisik ditemukan frekuensi
jantung kurang dari 100/menit, tonus otot buruk, sianosis berat dan kadang-kadang
pucat, reflex iritabilitas tak ada.
b) Asphyxia berat dengan henti jantung. Keadaan bunyi jantung fetus menghilang
tidak lebih dari 10 menit sebelum lahir lengkap, bunyi jantung menghilang
postpartum. Pemeriksaan fisik lainnay sesuai dengan penderita asphyxia berat.
Pada kasus ini:
Menit pertama 5 = Asfixia mild-moderate
Penyebab:
• Adanya transient asfixia (fisiologis)
• Pneumonia kongenital (di intra uterin)
Menit kelima 9 = normal, karena resusitasi sudah berhasil
Perbaikan APGAR score setelah menit kelima menunjukkan prognosis yang baik.
Bila nilai apgar dalam 2 menit tidak mencapai nilai 7 maka harus dilakukan tindakan
resusitasi lebih lanjut oleh karena bila bayi mengalami asfiksia selama 5 menit
kemungkinan akan mengalami gejala neurologik lanjutan di kemudian hari lebih
besar.
Penilaian 5 menit kemudian nilanya 9 berarti terjadi keberhasilan resusitasi
terhadap bayi.
Hubungan nilai APGAR dan keadaan yang dialami bayi
Apgar menit pertama = 5. Ini menunjukkan bayi mengalami asfiksia sedang yang
kemungkinan disebabkan oleh aspirasi mekonium yang mengakibatkan terjadinya
bronkopneumoni (terjadi kesulitan pengembangan paru yang disebabkan lumen
bronkiolus yang menyempit karena infeksi).Apgar menit kelima = 9. Ini
menunjukkan adanya perbaikan kondisi bayi setelah mendapatkan resusitasi (adanya
proses adaptasi pada bayi tersebut).
4. Apa saja etiologi dari ketuban pecah dini?
Ketuban Pecah Dini
Pecahnya selaput ketuban dalam kehamilan atau persalinan sebelum pembukaan 3
cm (fase laten).
Penyebab:
a. Faktor umum
i. Infeksi STD
ii. Faktor sosial: perokok, peminum, keadaan sosial ekonomi rendah
b. Faktor keturunan
i. Kelainan genetik
ii. Faktor rendahnya vitamin C dan ion Cu dalam serum
c. Faktor obstetrik
i. Overdistensi usus
1) Kehamilan kembar
2) Hidramnion
i. Faktor obstetrik
1) Servik inkompeten
2) Servik konisasi/ menjadi pendek
3) Terdapat sefalopelvik disproporsi
a) Kepala janin belum masuk PAP
b) Kelainan letak janin sehingga ketuban bagian terendah
langsung menerima tekanan intrauteri yang dominan
c) Pendular abdomen
d) grandemultipara
d. Tidak diketahui sebabnya
5. Apa saja kriteria air ketuban normal?
Keadaan normal cairan amnion :
a. pada usia kehamilan cukup bulan, volume 1000-1500 cc.
b. keadaan jernih agak keruh
c. steril
d. bau khas, agak manis dan amis
e. terdiri dari 98-99% air, 1-2% garam-garam anorganik dan bahan organik (protein
terutama albumin), runtuhan rambut lanugo, vernix caseosa dan sel-sel epitel.
f. sirkulasi sekitar 500 cc/jam
6. Apa saja etiologi dari ketuban berbau busuk?
- Infeksi cairan ketuban (korioamnionitis) dapat disebabkan oleh:
ascending infection, pecahnya ketuban menyebabkan ada hubungan
langsung antara ruang intraamnion dengan dunia luar.
infeksi intraamnion bisa terjadi langsung pada ruang amnion, atau dengan
penjalaran infeksi melalui dinding uterus,selaput janin, kemudian ke ruang
intraamnion.
mungkin juga jika ibu mengalami infeksi sistemik, infeksi intrauterin
menjalar melalui plasenta (sirkulasi fetomaternal).
tindakan iatrogenik traumatik atau higiene buruk, misalnya pemeriksaan
dalam yang terlalu sering, dan sebagainya, predisposisi infeksi.
- Air ketuban bercampur mekonium
Infeksi dan kuman yang sering ditemukan adalah Streptococcus,