LI 1. Memahami dan Me njelaskan Anatomi Prostat LO.1.1. Memahami dan Menjelaskan Makroskopik Prostat Prostat yang normal adalah organ yang padat, dan elastis yang berlokasi tepat dibawah kandung kemih dan terdapat dibagian superior diafragma urogenital dimana ia terfiksasi dengan baik disana. Prostat dewasa normal berukuran panjang sekitar !m dan lebar hingga " !m. #ibagian panjangnya ia dilewati oleh uretra dan duktus ejakulatorius yang masuk pada bagian basal dan berakhir dibagian uretra prostatika posterior. $erdiri dari basis prostat dan ape% prostat yang terletak diatas sphin!ter uretra eksterna &', fasies anterior, fasies posterior, dan fasies inferolaterales. Prostat termasuk organ ekstraperitoneal ( tidakdibungkus peritoneum ). *erfungsi mengeluarkan semen untuk membawa sperma Prostat memiliki kapsul yang kuat dan terdiri dari jaringan fibrosa dan elemen muskuler yang seluruhnya membungkus prostat dan terikat se!ara padat disana. +apsula ini sebenarnya merupakan jaringan prostat yang tidak mengandung kelenjar dan terhubungkan dengan a!ini da n ia ti da k da pa t di pi sahk an da ri pa re nkima. *a gi an in i terb un gk us ol eh fa s!ia periprostati!a. Prostat memiliki lapisan pembungkus yang di sebut dengan kapsul. +apsul ini terdiri dari lapisan yaitu - 1. $rue !ap sule - lapisan fibros a tipi s pada bagian luar prosta t
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
LO.1.1. Memahami dan Menjelaskan Makroskopik Prostat
Prostat yang normal adalah organ yang padat, dan elastis yang berlokasi tepat dibawah
kandung kemih dan terdapat dibagian superior diafragma urogenital dimana ia terfiksasi
dengan baik disana. Prostat dewasa normal berukuran panjang sekitar !m dan lebar
hingga " !m. #ibagian panjangnya ia dilewati oleh uretra dan duktus ejakulatorius yang
masuk pada bagian basal dan berakhir dibagian uretra prostatika posterior. $erdiri dari basis
prostat dan ape% prostat yang terletak diatas sphin!ter uretra eksterna &', fasies anterior,
fasies posterior, dan fasies inferolaterales. Prostat termasuk organ ekstraperitoneal ( tidak
dibungkus peritoneum ). *erfungsi mengeluarkan semen untuk membawa sperma
Prostat memiliki kapsul yang kuat dan terdiri dari jaringan fibrosa dan elemen muskuler yangseluruhnya membungkus prostat dan terikat se!ara padat disana. +apsula ini sebenarnya
merupakan jaringan prostat yang tidak mengandung kelenjar dan terhubungkan dengan a!ini
dan ia tidak dapat dipisahkan dari parenkima. *agian ini terbungkus oleh fas!ia
periprostati!a.
Prostat memiliki lapisan pembungkus yang di sebut dengan kapsul. +apsul ini terdiri dari
lapisan yaitu -
1. $rue !apsule - lapisan fibrosa tipis pada bagian luar prostat
Prostat merupakan suatu kumpulan kelanjar yang terdiri dari 27 4 "7 kelenjar tubuloal0eolar,
dibentuk dari epitel bertingkat silindris atau kuboid yang ber!abang. #uktusnya bermuara ke
dalam uretra pars prostatika, menembus prostat. /e!ara histologi, prostat memiliki 8ona
yang berbeda yaitu -
1. 9ona Anterior:&entral -
/esuai dengan lobus anterior, tidak punya kelenjar, terdiri atas stroma fibromuskular.
9onaini meliputi sepertiga kelenjar prostat.
. 9ona sentral
Lokasi terletak antara kedua duktus ejakulatorius, sesuai dengan lobus tengah meliputi
";massa glandular prostat. 9ona ini resisten terhadap inflamasi.
2. 9ona perifer
/esuai dengan lobus lateral dan posterior, meliputi <7; massa kelenjar prostat. 9ona ini
rentan terhadap inflamasi dan merupakan tempat asal karsinoma terbanyak.. 9ona transisional
9ona ini bersama
sama dengan kelenjar periuretra disebut juga sebagai kelenjar preprostatik.
Merupakan bagian terke!il dari prostat, yaitu kurang lebih "; tetapi dapat
melebar bersama jaringan stroma fibromuskular anterior menjadi benign prostati!hyperpi
asia (*P).
LI . Memahami dan Menjelaskan fisiologi prostat
ungsi Prostat adalah menambah !airan alkalis pada !airan seminalis yang berguna untuk menlindungi spermato8oa terhadap sifat asam yang terapat pada uretra dan 0agina. #i bawah
kelenjar ini terdapat +elenjar *ulbo 'retralis yang memilki panjang 4" !m. ungsi hampir
sama dengan kelenjar prostat. +elenjar ini menghasilkan sekresi yang penyalurannya dari
testis se!ara kimiawi dan fisiologis sesuai kebutuhan spermato8oa.
/ewaktu perangsangan seksual, prostat mengeluarkan !airan en!er seperti susu yang
mengandung berbagai en8im dan ion ke dalam duktus ejakulatorius. =airan ini menambah
0olume !airan 0esikula seminalis dan sperma. =airan prostat bersifat basa (alkalis). /ewaktu
mengendap di !airan 0agina wanita, bersama dengan ejakulat yang lain, !airan ini dibutuhkan
karena motilitas sperma akan berkurang dalam lingkungan dengan p rendah.
produksi testoteron, sedang yang 17 ; dihasilkan kelenjar adrenal. /ebagaian besar
testoteron dalam tubuh dalam keadaan terikat dengan protein dalam bentuk /erum
*inding ormon (/*). #engan bertambahnya usia akan terjadi peubahan imbangan
estrerogen dan testoteron , hal ini disebabkan oleh bekurangnya produksi testoteron dan
juga terjadi kon0esi testoteron menjadi menjadi estrogen pada jaringan adipose di daerah
perifer dengan pertolongan en8im aromatase. 5strogen inilah yang menyebabkan
terjadinya hiperplasi stroma, sehingga timbul dugaan bahwa testoteron diperlukan untuk
inisiasi terjadinya proliferasi tetapi kemudian estrogenlah yang berperan dalam
perkembangan stroma. +emungkinan lain adalah perubahan konsetrasi relatif testoteron
dan estrogen akan menyebabkan produksi dan pontensiasi faktor pertumbuhan yang lain
yang dapat menyebabkan pembesaran prostat. *erdasarkan otopsi diluar negeri perubahan
mikroskopik pada prostat sudah dapat diidentifikasi pada pria usia 27 7 tahun.
Perubahan mikroskopik ini bila terus berkembang akan berkembang menjadi patologik anatomik, yang pada pria usia "7 tahun pada otopsi ternyata angka kejadiannya sekitar
"7; dan pada usia ?7 tahun angka tersebut men!apai sekitar ?7;. /ekitar angka "7 ;
dari angka tersebut diatas akan berkembang menjadi penderita pembesaran prostat
manifes.
. ipotesis #ihidrotestoteron (#$)
anya 17; testoteron dalam keadaan bebas dan testoteron inilah yang memegang
perananan dalam inisiasi dalam pembesaran prostat. $estoteron bebas ini dengan
petolongan en8im " alfa reduktase akan dihidrolase menjadi #ihidrotestoteron (#$).
#alam bentuk #$ inilah akan yang akan diikat oleh reseptor yang ada dalam sitoplasma
sel prostat sehingga membentuk #$43eseptor kompleks ini akan akan masuk kedalam
inti sel dan akan mempengaruhi Asam 3ibo 6ukleat (A36) untuk menyebabkan sintesis
protein sehingga dapat terjadi proliferasi sel.
". ipotesis Browth faktor (faktor interaksi stroma dan epitel)
al ini banyak dipengaruhi oleh Browth fa!tor. *asi! ibroblast Browth aktor (b4B)
dapat menstimulasi sel stroma dan ditemukan dengan konsentrasi lebih besar pada pasien
dengan pembesaran prostat jinak. b B dapat di!etuskan oleh mikrotrauma karena
LO.2.2 Memahami dan Menjelaskan 5pidemiologi *enigna Prostat iperplasia
#i dunia, diperkirakan bilangan penderita *P adalah seramai 27 juta, bilangan ini hanya
pada kaum pria kerana wanita tidak mempunyai kalenjar prostat, maka oleh sebab itu, *P
terjadi hanya pada kaum pria (emedi!ine, 77>). @ika dilihat se!ara epidemiologinya, di
dunia, dan kita jaraskan menurut usia, maka dapat di lihat kadar insidensi *P, pada usia 74
an, kemungkinan seseorang itu menderita penyakit ini adalah sebesar 7;, dan setelah
meningkatnya usia, yakni dalam rentang usia C7 hingga <7 tahun, persentasenya meningkat
menjadi "7; dan diatas <7 tahun, persen untuk mendapatkannya bisa sehingga >7; (A.+.
Abbas, 77"). Akan tetapi, jika di lihat se!ara histologi penyakit *P, se!ara umum
membabitkan 7; pria pada usia 74an, dan meningkat se!ara dramatis pada pria berusia C74
an, dan >7; pada usia <7 .
#i indonesia, penyakit pembesaran prostat jinak menjadi urutan kedua setelah penyakit batusaluran kemih, dan jika dilihat se!ara umumnya, diperkirakan hampir "7 persen pria
Indonesia yang berusia di atas "7 tahun, dengan kini usia harapan hidup men!apai C" tahun
ditemukan menderita penyakit PP@ atau *P ini. /elanjutnya, " persen pria Indonesia sudah
masuk ke dalam lingkungan usia di atas C7 tahun. Oleh itu, jika dilihat, dari 77 juta lebih
bilangan rakyat indonesia, maka dapat diperkirakan 177 juta adalah pria, dan yang berusia C7
tahun dan ke atas adalah kira4kira seramai " juta, maka dapat se!ara umumnya dinyatakan
bahwa kira4kira ." juta pria Indonesia menderita penyakit *P atau PP@ ini.
LO.2. Memahami dan Menjelaskan Patofisiologi *enigna Prostat iperplasia
=olok dubur pada hiperplasia prostat menunjukkan prostat teraba membesar, konsistensi prostat kenyal seperti meraba ujung hidung, permukaan rata, lobus kanan dan kiri simetris,
tidak didapatkan nodul, dan menonjol ke dalam rektum. /emakin berat derajat hiperplasia
prostat, batas atas semakin sulit untuk diraba. /edangkan pada kanker prostat, konsistensi
prostat keras dan atau teraba nodul dan di antara lobus prostat tidak simetris. /edangkan pada
batu prostat akan teraba krepitasi. Pemeriksaan fisik apabila sudah terjadi kelainan pada
traktus urinaria bagian atas kadang4kadang ginjal dapat teraba dan apabila sudah terjadi
pielonefritis akan disertai sakit pinggang dannyeri ketok pada pinggang.
&esi!a urinaria dapat teraba apabila sudah terjadi retensi total, daerah inguinal harus mulai
diperhatikan untuk mengetahui adanya hernia. Benitalia eksterna harus pula diperiksa untuk
melihat adanya kemungkinan sebab yang lain yang dapat menyebabkan gangguan miksi
seperti batu di ossa na0ikularis atau uretra anterior, fibrosis daerah uretra, fimosis,
!ondilomadi daerah meatus.Pada pemeriksaan abdomen ditemukan kandung ken!ing yang
terisi penuh dan teraba masakistus di daerah supra simfisis akibat retensi urin dan kadang
#ilakukan apabila pada anamnesis ditemukan hematuria atau pada pemeriksaan urine
ditemukanmikrohematuria. /istografi dapat memberikan gambaran kemungkinan tumor
di dalam 0esi! aurinaria atau sumber perdarahan dari atas bila darah datang dari muaraureter, atau batu radiolusen di dalam 0esi!a. /elain itu juga memberi keterangan
mengenai basar prostat dengan mengukur panjang uretra pars prostatika dan melihat
penonjolan prostat ke dalam uretra.
. M3I atau =$ jarang dilakukan
#igunakan untuk melihat pembesaran prostat dan dengan berma!am ma!am potongan.
I. 'roflowmetri
'ntuk mengukur laju pan!aran urin miksi. Laju pan!aran urin ditentukan oleh -
1. daya kontraksi otot detrusor. tekanan intra0esi!a
2. resistensi uretra
Angka normal laju pan!aran urin ialah 1741 ml:detik dengan pun!ak laju
pan!aranmendekati 7 ml:detik. Pada obstruksi ringan, laju pan!aran melemah menjadi C ?
ml:detik dengan pun!aknya sekitar 11 1" ml:detik. /emakin berat derajat obstruksi semakin
". +elemahan detrusor, misalnya pada penderita asma kronik yang menggunakan obat4obat
parasimpatolitik.
Pada pasien dengan keluhan iritatif saluran kemih, dapat disebabkan oleh -
1. Instabilitas detrusor
. +arsinoma in situ 0esika
2. Infeksi saluran kemih
. Prostatitis
". *atu ureter distal
C. *atu 0esika ke!il
LO.2.< Memahami dan Menjelaskan $atalaksana *enigna Prostat iperplasia
$erapi *P dapat berkisar dari wat!hful waiting di mana tidak diperlukan teknologi yang
!anggih dan dapat dilakukan oleh dokter umum, hingga terapi bedah minimal in0asif yang
memerlukan teknologi !anggih serta tingkat keterampilan yang tinggi. *erikut ini akan
dibahas penatalaksanaan *P berupa wat!hful waiting, medikamentosa, terapi bedah
kon0ensional, dan terapi minimal in0asif.
Watchful Waiting
Dat!hful waiting dilakukan pada penderita dengan keluhan ringan
a. Pasien diberi nasihat agar mengurangi minum setelah makan malam agar
mengurangi nokturia.
b. Menghindari obat4obat parasimpatolitik (mis- dekongestan).
LII. Mengurangi kopi.
LIII. Melarang minum minuman alkohol agar tidak terlalu sering buang air ke!il.
Penderita dianjurkan untuk kontrol setiap tiga bulan untuk diperiksa- skoring,
uroflowmetri, dan $3'/.
LI&. *ila terjadi kemunduran, segera diambil tindakan.
Terapi Medikamentosa
Pilihan terapi non4bedah adalah pengobatan dengan obat (medikamentosa). $erdapat tiga
ma!am terapi dengan obat yang sampai saat ini dianggap rasional, yaitu dengan penghambat
adrenergik a41, penghambat en8im "a reduktase, dan fitoterapi.
1. Penghambat adrenergik a41
Obat ini bekerja dengan menghambat reseptor a41 yang banyak ditemukan pada otot
polos ditrigonum, leher buli4buli, prostat, dan kapsul prostat. #engan demikian, akanterjadi relaksasi di daerah prostat sehingga tekanan pada uretra pars prostatika menurun
dan mengurangi derajat obstruksi. Obat ini dapat memberikan perbaikan gejala obstruksi
relatif !epat. 5fek samping dari obat ini adalah penurunan tekanan darah yang dapat
menimbulkan keluhan pusing (di88iness), lelah, sumbatan hidung, dan rasa lemah
(fatiJue).
Pengobatan dengan penghambat reseptor a41 masih menimbulkan beberapa pertanyaan,seperti berapa lama akan diberikan dan apakah efekti0itasnya akan tetap baik mengingat
sumbatan oleh prostat makin lama akan makin berat dengan tumbuhnya 0olume prostat.
=ontoh obat- pra8osin, tera8osin dosis 1 mg:hari, dan dapat dinaikkan hingga 4 mg:hari.
$amsulosin dengan dosis 7.47. mg:hari.
. Penghambat en8im "a reduktase
Obat ini bekerja dengan menghambat kerja en8im "a reduktase, sehingga testosteron tidak
diubah menjadi dehidrotestosteron. #engan demikian, konsentrasi #$ dalam jaringan
prostat menurun, sehingga tidak akan terjadi sintesis protein. Obat ini baru akanmemberikan perbaikan simptom setelah C bulan terapi.
/alah satu efek samping obat ini adalah menurunnya libido dan kadar serum P/A.
=ontoh obat - finasteride dosis " mg:hari.
2. +ombinasi penghambat adrenergik a4 1 dan penghambat en8im "a reduktase
$erapi kombinasi penghambat adrenergik a41 dan penghambat en8im "a reduktase
pertama kali dilaporkan oleh Lepor dan kawan4kawan pada 1>>C. $erdapat penurunan
skor dan peningkatan Kma% pada kelompok yang menggunakan penghambat adrenergik
a41. 6amun, masih terdapat keraguan mengingat prostat pada kelompok tersebut lebihke!il dibandingkan kelompok lain. Penggunaan terapi kombinasi masih memerlukan
penelitian lebih lanjut.
Fitoterapi
$erapi dengan bahan dari tumbuh4tumbuhan poluler diberikan di 5ropa dan baru4baru ini di
Amerika. Obat4obatan tersebut mengandung bahan dari tumbuhan sepertiypo%is rooperis,
Indikasi untuk melakukan tindakan ini adalah bila ukuran prostat terlalu besar, di atas 177
gram, atau bila disertai di0ertikulum atau batu buli4buli. #apat dilakukan dengan teknik
trans0esikal atau retropubik. Operasi terbuka memberikan morbiditas dan mortalitas yang
lebih tinggi daripada $'34P14.
. $ransurethral rese!tion of the prostate ($'34P)
Prinsip $'34P adalah menghilangkan bagian adenomatosa dari prostat yangmenimbulkan obstruksi dengan menggunakan resektoskop dan elektrokauter. /ampai saat
ini, $'34P masih merupakan baku emas dalam terapi *P. /embilan puluh lima persen
prostatektomi dapat dilakukan dengan endoskopi. +omplikasi jangka pendek adalah
perdarahan, infeksi, hiponatremia (sindrom $'3), dan retensi karena bekuan darah.
+omplikasi jangka panjang adalah struktur uretra, ejakulasi retrograd (<";),
inkontinensia (F1;).
2. $ransurethral in!ision of the prostate ($'IP)
#ilakukan terhadap penderita dengan gejala sedang sampai berat dan dengan ukuran
prostat ke!il, yang sering terdapat hiperplasia komisura posterior (leher kandung kemih
yang tinggi). $eknik ini meliputi insisi pada arah jam " dan <. Penyulit yang bisa terjadi
adalah ejakulasi retrograd.
Terapi laser
$erdapat dua sumber energi yang digunakan, yaitu 6d AB dan holmium AB. $ekniknya
antara lain $ransurethral laser indu!ed prostate!tomy ($'LIP) yang dilakukan dengan
bantuan '/B, &isual !oagulati0e ne!rosis, &isual laser ablation of the prostate(&ILAP), dan interstitial laser therapy. +euntungan terapi laser adalah perdarahan minimal,
jarang terjadinya sindrom $'3, mungkin dilakukan pada pasien yang menjalani terapi
antikoagulan, dan dapat dilakukan tanpa perlu dirawat di rumah sakit. +erugiannya di
antaranya tidak didapatkan jaringan untuk pemeriksaan histopatologi, diperlukan waktu
pemasangan kateter yang lebih lama, keluhan iritatif yang lebih banyak, dan harga yang
mahal1,. 5fek samping yang pernah dilaporkan di Indonesia adalah perdarahan (;), nyeri
pas!a operasi (2;), retensi (1>;), ejakulasi retrograd (2;), dan disfungsi ereksi (1;)2.
LO.2.> Memahami dan Menjelaskan Prognosis *enigna Prostat iperplasia
Prognosis untuk *P berubah4ubah dan tidak dapat diprediksi pada tiap indi0idu walaupun
gejalanya !enderung meningkat. 6amun *P yang tidak segera ditindak memiliki prognosis
yang buruk karena dapat berkembang menjadi kanker prostat. Menurut penelitian, kanker
prostat merupakan kanker pembunuh nomer pada pria setelah kanker paru4paru". *P
yang telah diterapi juga menunjukkan berbagai efek samping yang !ukup merugikan bagi
penderita.
LO.2.17 Memahami dan Menjelaskan Pen!egahan *enigna Prostat iperplasia
+ini, sudah beredar suplemen makanan yang dapat membantu mengatasi pembesaran
kelenjar prostat. /alah satunya adalah suplemen yang kandungan utamanya saw palmetto.
*erdasarkan hasil penelitian, saw palmetto menghasilkan sejenis minyak, yang bersama4sama
dengan hormon androgen dapat menghambat kerja en8im "4alpha reduktase, yang berperan
dalam proses pengubahan hormon testosteron menjadi dehidrotestosteron (penyebab *P).
asilnya, kelenjar prostat tidak bertambah besar.
9at48at gi8i yang juga amat penting untuk menjaga kesehatan prostat di antaranya adalah -
1. &itamin A, 5, dan =, antioksidan yang berperan penting dalam men!egah pertumbuhan
sel kanker, karena menurut penelitian, "417; kasus *P dapat berkembang menjadi
kanker prostat.
. &itamin *1, *, dan *C, yang dibutuhkan dalam proses metabolisme karbohidrat, lemak,
dan protein, sehingga kerja ginjal dan organ tubuh lain tidak terlalu berat.2. =opper (glu!onate) dan Parsley Leaf, yang dapat membantu melan!arkan pengeluaran air
seni dan mendukung fungsi ginjal.
. L4Blysine, senyawa asam amino yang membantu sistem penghantaran rangsangan ke
susunan syaraf pusat.
". 9in!, mineral ini bermanfaat untuk meningkatkan produksi dan kualitas sperma.
*erikut ini beberapa tips untuk mengurangi risiko masalah prostat, antara lain-
1. Mengurangi makanan kaya lemak hewan
. Meningkatkan makanan kaya ly!opene (dalam tomat), selenium (dalam makanan
laut), 0itamin 5, isofla0onoid (dalam produk kedelai)