Page 1
Skenario A Blok 15
Anamnesis
A 42 year old woman came to the hospital complaining pain of the right eye since 3 days ago.
She felt nausea and vomitus. She complained of blurred vision too. She also complained
seeing a “hallo” when she looked towards the light.
General Examination
BP: 130/80 mmHg, HR 82x/m, RR 20x/m, temp: 36,7 C
Opthalmology Examination
Visual acuity : RE 1/300, LE 6/60
IOP RE 59 mmHg, IOP LE 18 mmHg
Slit Lamp examination: Ciliary Injection(+), corneal Oedema In teh Right Eye, COA is
Shallow lens is Cloudy, Shadow test (+) in both eyes, the pupil of right eye, mid dilatation, RF
OD: Cannot be assessed, RF OS within normal limit.
I. Klarifikasi istilah
a. Pain on the right eye : Nyeri pada mata sebelah kanan
b. Nausea : Sensasi tidak menyenangkan yang secara samar mengacu pada epigastrium
c. Vomitus : Muntah; bahan yang dikeluarkan oleh mulut
d. Blurred vission : Penglihatan kabur; pandangan suram; tidak jelas / kabur
e. “hallo” : Lingkaran berwarna atau terang seperti lngkaran berwarana yang tampak
disekeliling cahaya pada glaukoma
f. Cilliary Injection : Injeksi cilia; pelebaran pembuluh darah silier
1
Page 2
g. Corneal Oedema : Oedema kornea
h. COA : Camera Occuli Anterior/bilik mata depan
i. Visual Acuity : Ketajaman visual
j. RF Opticus Dextra : Refleks Fundus Opticus Dextra
k. RF Optikus Sinistra : Refleks Fundus Opticus Sinistra
II. Identifikasi Masalah
a. Seorang wanita, datang dengan keluhan utama nyeri pada mata kanan sejak tiga hari
yang lalu.
b. Dia mengeluh nausea dan vomitus, blurred vission dan melihat “hallo” ketika
melihat cahaya.
c. Pemeriksaan fisik
d. Pemeriksaan ophthalmology
III. Analisis Masalah
a. Bagaimana etiologi dan mekanisme nyeri pada mata?
Etiologi :
- Ocular pain berasal dari lapisan terluar mata
Konjungtivitis
Abrasi kornea dan ulserasi kornea
Blepharitis
Kalazion
- Orbital pain
Glaukoma
Iritis
Optic neuritis
Sinusitis
Migrain
Trauma
2
Page 3
Patofisiologi :
IOP menekan cabang I dari N. Trigeminus nyeri tumpul (temporal, kepala,
rahang atas) pada daerah yang diinervasi N. Trigeminus
b. Bagaimana etiologi dan mekanisme vomittus dan nausea?
- IOP kompresi stuktur bilik mata depan pelebaran pembuluh darah
nyeri periorbital aktivasi saraf otonom parasimpatis aktif efek ke saluran
cerna mual dan muntah
- Peningkatan intrakranial mual dan muntah
c. Bagaimana etiologi dan mekanisme penghilatan kabur?
Etiologi :
- Presbiopi
- Katarak
- Glaukoma
- Retinopati diabetik
- Degenerasi makular
- Infeksi, inflamasi atau trauma pada mata
- Optic neuritis
- Tumor otak temporal arteritis
Patofisiologi :
1. Glaukoma : IOP penekanan serabut saraf optik aliran darah iskemik
penipisan lapisan serat saraf dan lapisan inti dalam retina serta berkurangnya
akson di nervus optikus gangguan penglihatan dan lapangan pandang
2. Katarak : protein dalam serabut-serabut lensa di bawah kapsul mengalami
denaturasi protein tersebut berkoagulasi membentuk daerah keruh
menggantikan serabut-serabut protein lensa yang dalam keadaan normal
seharusnya transparan menghalangi cahaya masuk penglihatan kabur
d. Mengapa terlihat “hallo” ketika melihat cahaya?
3
Page 4
- IOP gangguan pelebaran iris iris tidak dapat mengatur intensitas cahaya
yang masuk secepat reaksi fisiologis ketika melihat cahaya timbul hallo
- IOP edema kornea deviasi cahaya terganggu hallo
e. Apa hubungan mata kanan nyeri dan terlihat hallo setelah melihat cahaya?
Mata kanan nyeri dan terlihat hallo merupakan gejala yang timbul akibat peningkatan
tekanan intraokuler.
f. Bagaimana interpretasi hasil pemerikasaan fisik wanita tersebut?
- General Examination
BP: 130/80 mmHg prehipertensi
HR 82x/m, RR 20x/m, temp: 36,7 C normal
- Opthalmology Examination
Visual acuity :
RE 1/300 akibat katarak yang diperburuk oleh glaukoma
LE 6/60 akibat katarak
Tekanan intraokuler
IOP RE 59 mmHg meningkat (normal 12-20 mmHg)
IOP LE 18 mmHg normal
Slit Lamp examination:
Ciliary injection (+) : pelebaran arteri siliaris anterior akibat penekanan
arteri siliaris oleh aquos humour yang berlebihan.
Corneal oedema in the right eye : IOP menekan endotel kornea
endotel kornea rusak perpindahan cairan kornea edema
COA is shallow : bilik mata depan dangkal
Lens is cloudy : katarak
Shadow test (+) in both eyes : katarak imatur
The pupil of right eye mid dilatation : pada katarak, cahaya terhalang
masuk ke lensa oleh opasitas lensa sehingga terjadi kompensasi untuk
meningkatkan cahaya yang masuk dengan dilatasi pupil.
4
Page 5
RF OD cannot be assessed : karena opasitas lensa yang lebih parah
RF OS within normal limit : normal
g. Mengapa terjadi red eye?
Akibat injeksi arteri siliar anterior.
h. Apa hubungan katarak dan glaukoma?
Katarak penebalan lensa lensa mencembung blokade pupil penumpukan
aquos humour di bilik mata posterior COA dangkal glaukoma.
i. Bagaimana diagnosis banding penyakit yang diderita wanita tersebut?
j. Bagaimana working diagnosis dan cara mendiagnosa penyakit yang diderita wanita
tersebut?
1. Anamnesis
- Sakit pada mata dan kepala
- Penglihatan kabur
- Nausea
- Vomitus
- Lemas
- Terlihat hallo pada saat melihat cahaya
2. Pemeriksaan fisik general
3. Pemeriksaan oftalmologi
- Visual acuity
- Lapang pandang menggunakan perimeter
- Tonometri penilaian tekanan intraokuler.
- Funduskopi penilaian diskus optikus
- Gonioskopi penilaian sudut bilik mata depan
Sudut terbuka : keseluruhan jalinan trabekular, taji sklera, prosesus iris
dapat terlihat
5
Page 6
Sudut sempit : hanya garis schawlbe atau sebagian kecil dari jaringan
trabekular yang dapat terlihat
Sudut tertutup : garis schwalbe tidak terlihat
k. Bagaimana epidemiologi penyakit yang diderita wanita tersebut? Sintesis
l. Bagaimana etiologi dan faktor resiko penyakit yang diderita wanita tersebut? Sintesis
m. Bagaimana patogenesis dan patofisiologi penyakit yang diderita wanita tersebut?
Sintesis
n. Bagaimana manifestasi klinis penyakit yang diderita wanita tersebut? Sintesis
o. Bagaimana tatalaksana penyakit yang diderita wanita tersebut? sintesis
p. Bagaimana prognosis penyakit yang diderita wanita tersebut? sintesis
Dubia ad bonam bila segera ditangani.
q. Bagaimana komplikasi penyakit yang diderita wanita tersebut? sintesis
r. Apa kompetensi dokter umum terhadap penyakit yang diderita wanita tersebut?
KDU = 3A
IV. Hipotesis
Seorang wanita, 42 tahun, mengalami nyeri pada mata kanan, nausea, vomitus, dan
penglihatan kabur akibat glaukoma akut tertutup oculli dextra dan katarak imatur di kedua
mata.
6
Page 7
V. Kerangka Konsep
VI. Learning Issue
Pokok BahasanWhat I
Know
What I don`t
Know
What I have to
prove
How I
will Learn
a. Anatomi sudut
filtrasi
Anatomi Teks book
dan Jurnal
b. Fisiologi humor
akueus
Fisiologi
c. Glaukoma Definisi Epidemiologi,
etiologi, faktor
Wanita tersebut
menderita
7
Penuaan umur
Denaturasi protein/hidrasi
Katarak
Penebalan lensa
Blokade pupil
Penumpukan aquos humour
IOP
Penekanan N. trigeminus
Kerusakan endotel kornea
tekanan intrakranial
Penekanan N. Optikus
Hallo vision
Injeksi siliar
Nyeri mata Perpindahan cairan
Mual dan muntah
Blurred vision
Edema kornea
Page 8
risiko,
klasifikasi, dll
glaukoma
d. Katarak Definisi Etiologi, faktor
risiko,
patogenesis
Wanita tersebut
menderita
katarak juga
VII. Sintesis
a. Anatomi Sudut Filtrasi
Sudut filtrasi merupakan bagian yang penting dalam pengaturan cairan bilik mata.
Sudut ini terdapat di dalam limbus kornea. Limbus adalah bagian yang dibatasi oleh
garis yang menghubungkan akhir dari membran Descemet dan membran Bowman.
Akhir dari membran Descemet disebut garis Schwalbe. Limbus terdiri dari 2 lapisan
yaitu epitel dan stroma. Epitelnya 2 kali ketebalan epitel kornea. Di dalam stromanya
terdapat serat-serat saraf dan cabang akhir dari arteri siliaris anterior.
Bagian terpenting dari sudut filtrasi adalah trabekular, yang terdiri dari :
1. Trabekula korneoskleral
Serabutnya berasal dari lapisan stroma kornea dan menuju ke belakang
mengelilingi kanalis Schlemm untuk berinsersi pada sklera.
2. Trabekula uveal
Serabutnya berasal dari lapisan dalam stroma kornea, menuju ke scleral spur
(insersi dari m.siliaris) dan sebagian ke m.siliaris meridional.
3. Serabut yang berasal dari akhir membran Descemet (garis Schwalbe)
Serabut ini menuju ke jaringan pengikat m.siliaris radialis dan sirkularis.
4. Ligamentum pektinatum rudimenter
Ligamentum ini berasal dari dataran depan iris menuju ke depan trabekula.
Trabekula terdiri dari jaringan kolagen, homogen, elastis dan seluruhnya diliputi oleh
endotel. Keseluruhannya merupakan spons yang tembus pandang, sehingga bila ada
darah di dalam kanalis Schlemm, dapat terlihat dari luar.
Kanalis Schlemm merupakan kapiler yang dimodifikasi, yang mengelilingi kornea.
Dindingnya terdiri dari satu lapisan sel, diameternya 0,5 mm. Pada dinding sebelah
8
Page 9
dalam, terdapat lubang-lubang sehingga terdapat hubungan langsung antara trabekula
dan kanalis Schlemm. Dari kanalis Schlemm keluar saluran kolektor, 20-30 buah,
yang menuju ke pleksus vena di dalam jaringan sklera dan episklera dan vena siliaris
anterior di badan siliar.
b. Fisiologi Humor Akueus
Tekanan intraokular ditentukan oleh kecepatan pembentukan humor akueus dan
tahanan terhadap aliran keluarnya dari mata. Humor akueus adalah suatu cairan jernih
yang mengisi kamera anterior dan posterior mata. Volumenya adalah sekitar 250
μL/menit. Tekanan osmotik sedikit lebih tinggi daripada plasma. Komposisi humor
akueus serupa dengan plasma kecuali bahwa cairan ini memiliki konsentrasi askorbat,
piruvat, dan laktat yang lebih tinggi dan protein, urea dan glukosa yang lebih rendah.
Humor akueus diproduksi oleh korpus siliaris. Ultrafiltrat plasma yang dihasilkan di
stroma prosessus siliaris dimodifikasi oleh fungsi sawar dan prosessus sekretorius
epitel siliaris. Setelah masuk ke kamera posterior, humor akueus mengalir melalui
pupil ke kamera anterior lalu ke jalinan trabekular di sudut kamera anterior.
Selama periode ini, terjadi pertukaran diferensial komponen-komponen dengan darah
di iris. Peradangan atau trauma intraokuler dapat menyebabkan peningkatan
konsentrasi protein. Hal ini disebut humor akueus plasmoid dan sangat mirip dengan
serum darah.
Jalinan trabekula terdiri dari berkas-berkas jaringan kolagen dan elastik yang
dibungkus oleh sel-sel traabekula yang membentuk suatu saringan dengan ukuran
9
Page 10
pori-pori semakin mengecil sewaktu mendekati kanalis Schlemm. Kontraksi otot
siliaris melalui insersinya ke dalam jalinan trabekula memperbesar ukuran pori-pori di
jalinan tersebut sehingga kecepatan drainase humor akueus juga meningkat. Aliran
humor akueus ke dalam kanalis Schlemm bergantung pada pembentukan saluran-
saluran transelular siklik di lapisan endotel. Saluran eferen dari kanalis Schlemm
(sekitar 30 saluran pengumpul dan 12 vena akueus) menyalurkan cairan ke dalam
sistem vena. Sejumlah kecil humor akueus keluar dari mata antara berkas otot siliaris
dan lewat sela-sela sklera (aliran uveoskleral).
c. Glaukoma
1. Definisi
Glaukoma merupakan kelompok penyakit yang biasanya memiliki satu gambaran
berupa kerusakan nervus optikus yang bersifat progresif yang disebabkan karena
peningkatan tekanan intraokular. Sebagai akibatnya akan terjadi gangguan lapang
pandang dan kebutaan.
2. Epidemiologi
- Di seluruh dunia, glaukoma dianggap sebagai penyebab kebutaan yang tinggi.
- Sekitar 2 % dari penduduk berusia lebih dari 40 tahun menderita glaukoma.
- Glaukoma juga didapatkan pada usia 20 tahun, meskipun jarang.
- Pria lebih banyak diserang daripada wanita.
3. Etiologi
Glaukoma terjadi apabila terdapat ketidakseimbangan antara pembentukan dan
pengaliran humor akueus. Pada sebagian besar kasus, tidak terdapat penyakit mata
lain (glaukoma primer). Sedangkan pada kasus lainnya, peningkatan tekanan
intraokular, terjadi sebagai manifestasi penyakit mata lain (glaukoma sekunder).
4. Faktor Resiko
- Glaukoma Sudut Terbuka
Strong Risk Factor
10
Page 11
» Tekanan intra ocular tinggi
» Terdapat riwayat keluarga glaucoma
» Usia tua
» Kornea tipis
» CD rasio lebih besar dari normal
Potential Risk Factor
» Myopia tinggi/berat
» Diabetes
» Pernah melakukan pembedahan mata atau trauma pada mata
» Tekanan darah tinggi
» Pengguna kortikosteroid
Glaukoma Sudut Tertutup
» Usia tua
» Anggota keluarga menderita galukoma
» Myopia
» Trauma mata
» Ras asia timur dan etnik Inuit
Normotension Galukoma
» Penyakit kardiovaskular
» Riwayat keluarga penderita glaucoma
» Tekanan intraocular rendah
» Ras bangsa Jepang
5. Klasifikasi
Berdasarkan etiologi, glaukoma dibagi menjadi :
- Glaukoma primer
Glaukoma sudut terbuka
» Glaukoma sudut terbuka primer (glaukoma sudut terbuka kronik,
glaukoma sederhana kronik)
» Glaukoma tekanan normal (glaukoma tekanan rendah)
11
Page 12
Glaukoma primer sudut terbuka adalah bentuk glaukoma yang tersering
dijumpai. Sekitar 0,4-0,7 % orang berusia lebih dari 40 tahun dan 2-3%
orang berusia lebih dari 70 tahun diperkirakan mengidap glaukoma
primer sudut terbuka. Diduga glaukoma primer sudut terbuka diturunkan
secara dominan atau resesif pada 50% penderita, secara genetik
penderitanya adalah homozigot. Terdapat faktor resiko pada seseorang
untuk mendapatkan glaukoma seperti diabetes melitus, hipertensi, kulit
berwarna dan miopia.
Gambaran patologik utama pada glaukoma primer sudut terbuka adalah
proses degeneratif di jalinan trabekular, termasuk pengendapan bahan
ekstrasel di dalam jalinan dan di bawah lapisan endotel kanalis Schlemm.
Akibatnya adalah penurunan aquoeus humor yang menyebabkan
peningkatan tekanan intraokuler.
Mulai timbulnya gejala glaukoma primer sudut terbuka agak lambat yang
kadang-kadang tidak disadari oleh penderita sampai akhirnya berlanjut
dengan kebutaan. Pada glaukoma primer sudut terbuka tekanan bola mata
sehari-hari tinggi atau lebih dari 20 mmHg. Mata tidak merah atau tidak
terdapat keluhan, yang mengakibatkan terdapat gangguan susunan
anatomis dan fungsi tanpa disadari oleh penderita. Gangguan saraf optik
akan terlihat gangguan fungsinya berupa penciutan lapang pandang.
Pada waktu pengukuran bila didapatkan tekanan bola mata normal sedang
terlihat gejala gangguan fungsi saraf optik seperti glaukoma mungkin
akibat adanya variasi diurnal. Dalam keadaan ini maka dilakukan uji
provokasi minum air, pilokarpin, uji variasi diurnal, dan provokasi steroid.
Glaukoma sudut tertutup
» Akut
» Subakut
» Kronik
» Iris Plateau
12
Page 13
Glaukoma sudut tertutup dibagi menjadi 4, yaitu ; glaukoma sudut
tertutup akut primer, glaukoma sudut tertutup subakut, glaukoma sudut
tertutup kronik dan iris plateau. Hanya glaukoma sudut tertutup akut
primer yang akan dibahas karena merupakan suatu kedaruratan
oftalmologik.
Glaukoma sudut tertutup akut primer terjadi apabila terbentuk iris bombé
yang menyebabkan sumbatan sudut kamera anterior oleh iris perifer. Hal
ini menyumbat aliran aquoeus humor dan tekanan intraokular meningkat
dengan cepat, menimbulkan nyeri hebat, kemerahan dan kekaburan
penglihatan. Pada glaukoma sudut tertutup , pupil berdilatasi sedang,
disertai sumbatan pupil. Hal ini biasanya terjadi pada malam hari, saat
tingkat pencahayaan berkurang. Hal tersebut juga dapat terjadi pada
dilatasi pupil untuk oftalmoskopi.
Glaukoma sudut tertutup akut primer ditandai oleh munculnya kekaburan
penglihatan mendadak yang disertai nyeri hebat, halo dan mual serta
muntah. Temuan-temuan lain adalah peningkatan mencolok tekanan
intraokular, kamera anterior dangkal, kornea berkabut, pupil terfiksasi
berdilatasi sedang dan injeksi siliaris.
- Glaukoma kongenital
Glaukoma kongenital (jarang) dapat dibagi menjadi (1) glaukoma kongenital
primer, yang menunjukkan kelainan perkembangan terbatas pada sudut
kamera anterior; (2) anomali perkembangan segmen anterior - sindrom
Axenfeld, anomali Peter, dan sindrom Reiger. Disini perkembangan iris dan
kornea juga abnormal;(3) berbagai kelainan lain, termasuk aniridia, sindrom
Sturge-weber, neurofibromatosis, sindrom Lowe dan rubela kongenital. Pada
keadaan ini, anomali perkembangan pada sudut disertai dengan kelainan
okular dan ekstraokular lain.
Glaukoma kongenital bermanifestasi sejak lahir pada 50% kasus, didiagnosis
pada 6 bulan pertama pada 70% kasus dan didiagnosis pada akhir tahun
pertama pada 80% kasus. Gejala paling dini dan paling sering adalah epifora.
13
Page 14
Dapat dijumpai fotofobia dan pengurangan kilau kornea. Peningkatan tekanan
intraokular adalah tanda kardinal. Pencekungan diskus optikus akibat
glaukoma merupakan kelainan yang terjadi relatif dini dan terpenting.
Temuan-temuan lanjut adalah peningkatan garis tengah, edema epitel, robekan
membran Descemet, dan peningkatan kedalaman kamera anterior serta edema
dan kekeruhan lensa.
- Glaukoma sekunder
Glaukoma sekunder adalah glaukoma yang diketahui penyebabnya. Dapat
disebabkan atau dihubungkan dengan keadaan-keadaan atau penyakit yang
telah diderita sebelumnya atau pada saat itu.
Penyakit-penyakit yang diderita tersebut dapat memberikan kelainan pada :
Badan siliar : luksasi lensa ke belakang
Pupil : seklusio pupil, glaukoma yang diinduksi miotik
Sudut bilik mata depan : goniosinekia.
Saluran keluar aqueous : miopia
Penyebab yang paling sering ditemukan adalah uveitis. Penyebab lainnya
adalah penyumbatan vena oftalmikus, cedera mata, pembedahan mata dan
perdarahan ke dalam mata. Beberapa obat (misalnya kortikosteroid) juga bisa
menyebabkan peningkatan tekanan intraokuler.
Pada uveitis, tekanan intraokular biasanya lebih rendah dari normal karena
korpus siliar yang meradang kurang berfungsi baik. Namun juga dapat terjadi
peningkatan tekanan intraokular melalui beberapa mekanisme yang berlainan.
Jalinan trabekular dapat tersumbat oleh sel-sel radang dari kamera anterior,
disertai edema sekunder, atau kadang-kadang terlibat dalam proses
peradangan yang spesifik diarahkan ke sel-sel trabekula (trabekulitis).
Uveitis kronik atau rekuren menyebabkan gangguan permanen fungsi
trabekula, sinekia anterior perifer, dan kadang-kadang neovaskularisasi
sudut,yang semuanya meningkatkan glaukoma sekunder.
- Glaukoma absolut
14
Page 15
Glaukoma absolut merupakan stadium akhir glaukoma (terbuka/tertutup)
dimana sudah terjadi kebutaan total, akibat tekanan bola mata memberikan
gangguan fungsi lanjut. Pada glaukoma absolut kornea terlihat keruh, bilik
mata dangkal, papil atrofi dengan ekskavasi glaukomatosa, mata keras seperti
batu dan dengan rasa sakit. Sering dengan mata buta ini mengakibatkan
penyumbatan pembuluh darah sehingga menimbulkan penyulit berupa
neovaskularisasi pada iris, keadaan ini memberikan rasa sakit sekali akibat
timbulnya glaukoma hemoragik.
Berdasarkan mekanisme peningkatan tekanan intraokukar, glaukoma dibagi
menjadi :
- Glaukoma sudut terbuka
- Glaukoma sudut tertutup
6. Patogenesis
- Glaukoma sudut terbuka
Glaukoma yang sering ditemukan adalah glaukoma sudut terbuka. Pada
orang normal jalan keluar cairan mata seimbang, sedangkan pada glaukoma
sudut terbuka terjadi pembendungan. Bila hal ini terjadi maka cairan akan
tertimbun sehingga tekanan bola mata akan meningkat.
Pada glaukoma sudut terbuka, cairan mata setelah melalui pupil masuk ke
dalam bilik mata depan dan tidak dapat melalui anyaman trabekulum.
Keadaan ini mengakibatkan tekanan bola mata naik yang akan merusak saraf
optik.
Patofisiologi peningkatan tekanan intraokular yang disebabkan oleh
mekanisme sudut terbuka adalah proses degeneratif di jalinan trabekula,
termasuk pengendapan bahan ekstrasel di dalam jalinan dan di bawah lapisan
endotel kanalis Schlemm. Hal ini berbeda dengan proses penuaan normal.
Akibatnya adalah penurunan drainase humor akueus yang menyebabkan
peningkatan tekanan intraokular. Peningkatan tekanan intraokular mendahului
kelainan-kelainan diskus optikus dan lapangan pandang. Terdapat hubungan
15
Page 16
yang jelas antara besarnya tekanan intraokular dengan keparahan penurunan
penglihatan.
Mekanisme kerusakan neuron pada glaukoma sudut terbuka dan
hubungannya dengan tingginya tekanan intraokular masih diperdebatkan.
Teori utama memperkirakan adanya perubahan-perubahan elemen penunjang
struktural akibat tekanan intraokular di saraf optikus setinggi lamina kribrosa
atau di pembuluh yang memperdarahi ujung saraf optikus.
Glaukoma sudut terbuka dapat dalam bentuk primer dan sekunder. Pada
glaukoma sekunder maka penyebabnya dapat diketahui, seperti trauma dan
penyakit mata lainnya.
Pada glaukoma sudut terbuka terjadi perubahan di dalam jaringan mata
akibat tekanan yang tinggi merusak serabut penglihatan halus dalam mata
yang berguna untuk penglihatan. Sering glaukoma ini tidak memberikan
gejala. Biasanya penderita tidak menyadari menderita glaukoma sudut terbuka
karena pada permulaannya tidak memberikan keluhan. Pada akhir darn
penyakitnya biasanya baru disadari pasien yang mengeluh pada dokternya
bahwa penglihatannya mulai kabur.
Biasanya glaukoma sudut terbuka mulai timbul keluhan pada usia 40 tahun,
walaupun bisa saja terjadi pada usia berapa saja. Penglihatan biasanya baik
dan tidak terdapat rasa sakit pada mata. Akan tetapi bila proses berjalan lanjut
maka pasien akan merasakan penglihatannya menurun. Benda yang terletak di
bagian sentral masih terlihat jelas akan tetapi yang terletak di perifer tidak
terlihat sama sekali. Pada keadaan ini lapang penglihatan secara perlahan-
lahan menyempit. Bila keadaan ini berlanjut penglihatan akan terus berkurang
sehingga dapat menjadi buta sama sekali.
Tekanan bola mata biasanya lebih dari 25 mmHg dan terus-menerus
merusak saraf optik sehingga disebut sebagai maling penglihatan. Glaukoma
sudut terbuka tidak memberikan keluhan dengan tekanan bola mata yang
tinggi perlahan-lahan merusak serabut saraf optik, walaupun tekanan bola
mata sudah teratasi penglihatan yang telah hilang tidak dapat diperbaiki lagi.
16
Page 17
Pada pemeriksaan gonioskopi pemeriksaan sudut bilik mata dengan
goniolens dapat dilihat sudut bilik mata depan tempat mengalirnya cairan
mata keluar terbuka lebar. Bila sudut ini terbuka lebar sedangkan tekanan bola
mata tinggi maka dapat diduga pembendungan cairan mata keluar berada jauh
di dalam atau di belakang sudut pengeluaran ini. Daerah penyaringan keluar
cairan mata ini disebut anyaman trabekulum.
Pada glaukoma sudut terbuka primer tidak terlihat kelainan pada anyaman
trabekula akan tetapi mungkin terdapat kerusakan fungsi sel trabekula atau
jumlahnya kurang akibat bertambahnya usia. Pendapat lain adanya gangguan
dari enzim pada trabekula.
Bila telah dilakukan pemeriksaan tekanan bola mata dan papil saraf optik
maka sebaiknya dilakukan pemeriksaan gonioskopi. Pemeriksaan ini perlu
untuk mengetahui apakah glaukoma adalah glaukoma primer sudut terbuka
atau sekunder.
Gambaran gonioskopi pada glaukoma sudut terbuka primer memberikan
susunan anatomi yang normal. Pada glaukoma sudut terbuka primer bila telah
terjadi kerusakan sel saraf maka akan berakibat terbentuk skotoma (bercak
hitam) disertai penurunan fungsi penglihatan dan lapang pandangan. Bila telah
terjadi gangguan penglihatan maka keadaan ini bersifat menetap. Glaukoma
sudut terbuka primer merupakan penyakit kronis yang tidak dapat diobati.
Hanya dapat diperlambat dengan pengobatan.
Biasanya pengobatan tidak dimengerti pasien karena pasien tidak merasa
adanya kelainan pada matanya, apalagi bila harus memakai bermacam obat
seumur hidup dengan efek sampingnya.
Untuk mendapatkan hasil pengobatan yang efektif maka pengobatan harus
dilakukan dini sesuai dengan yang diperlukan.
17
Page 18
- Glaukoma sudut tertutup
Glaukoma sudut tertutup dapat terjadi apabila terbentuk iris bombe yang
menyebabkan sumbatan sudut kamera anterior oleh iris perifer. Hal ini
menyumbat aliran humor akueus dan tekanan intraokular meningkat dengan
cepat, menimbulkan nyeri hebat, kemerahan, dan kekaburan penglihatan.
Glaukoma sudut tertutup terjadi pada mata yang sudah mengalami
penyempitan anatomik sudut kamera anterior (dijumpai terutama pada
hipermetrop). Serangan akut biasanya terjadi pada pasien berusia tua seiring
dengan pembesaran lensa kristalina yang berkaitan dengan penuaan. Terdapat
2 tipe glaukoma sudut tertutup yaitu : akut dan kronis.
Glaukoma sudut tertutup akut
Berbeda dengan glaukoma sudut terbuka primer pada glaukoma sudut
tertutup akut tekanan bola mata naik dengan tiba-tiba. Pada glaukoma
sudut tertutup akut terjadi penutupan pengaliran keluar cairan mata secara
mendadak. Tekanan yang mendadak ini akan memberikan rasa sakit yang
sangat, yang dapat mengakibatkan timbulnya rasa muntah dan mual.
Kepala seakan-akan dipukul dengan martil pada sisi mata yang dapat
serangan akut.
Mata menjadi merah, kornea keruh dan edematus, penglihatan kabur
disertai dengan adanya halo (pelangi disekitar lampu). Biasanya glaukoma
sudut tertutup akut ditemukan dokter di ruang darurat rumah sakit.
Pemeriksaan rutin gonioskopi dapat dilihat sudut tertutup atau memberikan
dugaan seseorang akan mengalami glaukoma sudut tertutup. Pada pasien
18
Page 19
yang pada pemeriksaan gonioskopi sudut bilik matanya terlihat sempit
sebaiknya diperingatkan tanda-tanda akut sehingga is dapat segera mencari
pertolongan bila terjadi serangan glaukoma sudut tertutup: Bila telah di
atasi tekanan bola mata yang tinggi maka dapat terlihat :
» Jaringan parut pada trabekula (sinekia) sehingga glaukoma lebih sukar
dikontrol
» Katarak
» Kerusakan saraf optik sehingga tajam penglihatan akan tetap rusak
Serangan glaukoma mudah terjadi pada keadaan
» Ruang gelap, (bioskop) yang memungkinkan pupil melebar
» Akibat beberapa obat tertentu (antidepresan, influenza, antihistamin,
antimuntah)
» Obat yang melebarkan pupil
Glaukoma akut merupakan suatu keadaan darurat, di mana penglihatan
tidak akan kembali bila tekanan tidak clapat diatasi di dalam beberapa jam.
Tekanan dapat diturunkan dengan miotika dan obat (asetazolamid) yang
mengurangi produksi cairan mata.
Bila tekanan bola mata telah turun maka pengobatan yang terbaik adalah
tindakan pembedahan seperti iridektomi dengan laser atau pembedahan
membuang sebagian iris. Iridektomi membuka aliran dari bilik mata
belakang ke bilik mata depan.
Iridektomi juga dilakukan pada mata yang belum mengalami serangan
akut. Serangan glaukoma akut tidak selamanya berat, dapat ringan yang
berulang-ulang. Pasien akan merasakan penglihatan kabur dengan halo
(pelangi, cincin) berwarna di sekitar lampu.
Tidak ada rasa sakit ataupun merah. Keluhan ini hilang bila pasien masuk
ruang terang atau tidur karena akan terjadi miosis yang mengakibatkan
sudut bilik mata terbuka.
Glaukoma sudut tertutup kronis
19
Page 20
Tidak semua orang dengan glaukoma tertutup akan mengalami serangan
akut. Banyak yang mengalami glaukoma sudut tertutup kronis. Pada
glaukoma tertutup kronis, iris berangsur-angsur menutupi jalan keluar
tanpa gejala yang nyata. Pada keadaan ini perlahan-lahan terbentuk
jaringan parut antara iris dan jalur keluar cairan mata. Tekanan bola mata
akan naik bila terjadi gangguan jumlah cairan keluar akibat bertambahnya
jaringan parut. Dengan pengobatan pilokarpin maka serangan akut tidak
akan terjadi dengan bentuk kronis yang tetap berjalan. Pengobatan hanya
menghindarkan kebutaan yang dapat terjadi pada glaukoma.
Glaukoma sudut tertutup kronis berjalan perlahan tanpa adanya peringatan.
Perlahan-lahan penglihatan samping atau perifer berkurang dengan
penglihatan sentral masih dapat normal. Penglihatan dapat hilang pada
keadaan glaukoma lanjut.
Pada glaukoma sudut tertutup kronis keluhan sangat tidak jelas sehingga
mereka terlambat untuk mendapatkan perawatan dokter. Glaukoma sudut
tertutup biasanya bersifat herediter. Lebih sering terdapat pada pasien
rabun dekat (hipermetropia). Pada pemeriksaan didapatkan bilik mata
depan dangkal. Makin dangkal bilik mata makin dekat hubungan iris
dengan kornea tepi.
Pada gonioskopi terlihat iris menempel pada tepi kornea. Bila tekanan mata
cukup tinggi iris akan lebih terdorong ke depan sehingga makin tertutup
jalan keluar cairan mata dan akibatnya dapat menimbulkan serangan
glaukoma akut. Iris terletak dekat anyaman trabekula.
20
Page 21
7. Manifestasi Klinis
Gejala klinis glaukoma dibagi berdasarkan kelainan anatominya, glaukoma sudut
tertutup dan glaukoma sudut terbuka. Tiga kelainan yang terjadi pada glukoma
adalah :
- Peningkatan TIO
- Kematian serabut saraf optik dan kerusakan diskus optikus
- Defek lapang pandang yang progresif (mula-mula defek di perifer dulu,
seperti melihat lubang kunci)
Glaukoma sudut terbuka
Penyakit ini merupakan penyakit maling penglihatan yang berjalan perlahan tanpa
rasa sakit. Perjalanan penyakit berlangsung tanpa dirasakan dan tanpa teramati
akan memberikan kerusakan yang berat pada saraf optik. Penderita pada awalnya
tidak menyadari menderita glaukoma karena tidak adanya keluhan, pada akhirnya
diketahui penglihatan mulai kabur. Penglihatan kabur ini baru terjadi setelah 30–
50% saraf pada nervus optikus rusak. Glaukoma ini timbul setelah usia 40 tahun
walaupun bisa terjadi pada usia berapa saja. Kerusakan sel saraf juga memberikan
gambaran skotoma, disertai penurunan fungsi penglihatan dan lapang pandangan.
Hilangnya penglihatan awalnya baru terlihat di perifer kemudian penglihatan terus
berkurang hingga buta sama sekali. Tekanan bola mata biasanya > 25 mmHg.
Gambaran gonioskopi pada glaukoma sudut terbuka primer memberikan susunan
anatomi normal.
Glaukoma Sudut Tertutup
- Glaukoma sudut tertutup akut
Glaukoma ini merupakan kegawatdaruratan pada mata. Glaukoma akut akan
datang mendadak dengan penglihatan sangat kabur, mata merah, disertai rasa
sakit hebat sekeliling mata, pelangi di sekitar lampu, mual, dan kadang-
kadang muntah. Temuan-temuan lain adalah peningkatan mencolok TIO,
kamera okuli dangkal, kornea berkabut, pupil terfiksasi berdilatasi sedang, dan
injeksi silier.
21
Page 22
- Glaukoma Sudut Tertutup Subakut
Kunci untuk diagnosa terdapat pada riwayat. Akan dijumpai riwayat serangan
nyeri unilateral berulang kemerahan, dan kekaburan penglihatan yang disertai
oleh halo disekitar cahaya. Serangan ini sering terjadi pada malam hari dan
sembuh dalam semalam. Pemeriksaan diantara serangan hanya
memperlihatkan penyempitan sudut kamera anterior. Uji provokatif kamar
gelap dapat membantu mengidentifikasi pasien penyempitan sudut mana yang
beresiko mengalami sudut tertutup. Pada kasus yang lanjut, akan terdapat
sinekia anterior perifer bebercak dan peningkatan tekanan intraokular kronik.
- Glaukoma Sudut Tertutup Kronik
Pada glaukoma ini iris berangsur-angsur menutupi jalan keluar humor akueus
tanpa gejala yang nyata. TIO akan meningkat bila terjadi gangguan jumlah
cairan mata. Pada pemeriksaan dijumpai peningkatan TIO, sudut kamera
anterior yang sempit disertai sinekia anterior dengan tingkatan yang
bervariasi, serta kelainan diskus optikus dan lapangan pandang.
8. Diagnosis Banding
Kasus Katarak Glaukoma akut Uveitis Keratitis
Penglihatan << << << <<
Nyeri periokuler - Nyeri beratSangat
nyeri
Nyeri
sedang
Mata merah + + + dan berair +
Mual dan muntah - + + -
Sakit kepala - + + -
Penglihatan
berasap+ - - -
TIO meningkat - +Normal /
meningkatNormal
Shadow test +/- - - -
Injeksi konjungtiva ...... diffuse Circum .....
22
Page 23
corneal
Injeksi silier ...... + ....... .......
Kornea edem + + + -
Keadaan pupil normal melebar Kontriksi Normal
Fotopobia + + tapi ringan + -
Sisi yg terkenaUnilateral
/ bilateralunilateral unilateral unilateral
9. Pemeriksaan Glaukoma
Untuk menentukan seseorang menderita glaukoma maka dokter akan melakukan
beberapa pemeriksaan. Berbagai alat diagnostik tambahan untuk menentukan ada
atau tidak adanya glaukoma pada seseorang dan berat atau ringannya glaukoma
yang diderita, serta dini atau lanjut glaukoma yang sedang diderita seseorang.
- Pemeriksaan tekanan bola mata
Tonometri merupakan pemeriksaan untuk menentukan tekanan bola mata
seseorang berdasarkan fungsinya dimana tekanan bola mata merupakan
keadaan mempertahankan mata bulat sehingga tekanan bola mata yang normal
tidak akan memberikan kerusakan saraf optik atau yang terlihat sebagai
kerusakan dalam bentuk kerusakan glaukoma pada papil saraf optik. Batas
tekanan bola mata tidak sama pada setiap individu, karena dapat saja tekanan
ukuran tertentu memberikan kerusakan pada papil saraf optik pada orang
tertentu. Untuk hal demikian yang dapat kita temukan kemungkinan tekanan
tertentu memberikan kerusakan. Dengan tonometer Schiotz tekanan bola mata
penderita diukur.
Dikenal 4 bentuk cara pengukuran tekanan bola mata:
Palpasi, kurang tepat karena tergantung faktor subjektif.
Identasi tonometri, dengan memberi beban pada permukaan kornea.
Aplanasi tonometri, mendatarkan permukaan kecil kornea.
Tonometri udara (air tonometri), kurang tepat karena dipergunakan di
ruang terbuka.
23
Page 24
Pada keadaan normal tekanan bola mata tidak akan mengakibatkan kerusakan
pada papil saraf optik. Reaksi mata tidak sama pada setiap orang, sehingga
tidaklah sama tekanan normal pada setiap orang. Tujuan pemeriksaan dengan
tonometer atau tonometri untuk mengetahui tekanan bola mata seseorang.
Tonometer yang ditaruh pada permukaan mata atau kornea akan menekan
bola mata ke dalam. Tekanan ke dalam ini akan mendapatkan perlawanan
tekanan dari dalam bola mata melalui kornea.
- Pemeriksaan kelainan papil saraf optik
Oftalmoskopi. pemeriksaan ke dalam mata dengan memakai alat yang
dinamakan oftalmoskop. Dengan oftalmoskop dapat diiihat saraf optik
didalam mata dan akan dapat ditentukan apakah tekanan bola mata telah
mengganggu saraf optik. Saraf optik dapat dilihat secara langsung. Warna
serta bentuk dari mangok saraf optik pun dapat menggambarkan ada atau
tidak ada kerusakan akibat glaukoma.
Kelainan pada pemeriksaan oftalmoskopi dapat terlihat :
Kelainan papil saraf optik
» Saraf optik pucat atau atrofi
» Saraf optik bergaung
Kelainan serabut retina, serat yang pucat atau atrofi akan berwarria hijau
Tanda lainnya seperti perdarahan peripapilar
- Pemeriksaan Sudut Bilik Mata
Gonioskopi adalah suatu cara untuk melihat langsung keadaan patologik sudut
bilik mata, juga untuk melihat hal-hal yang terdapat pada sudut bilik mata
seperti benda asing. Dengan gonioskopi dapat ditentukan klasifikasi glaukoma
penderita apakah glaukoma sudut terbuka atau glaukoma sudut tertutup, dan
malahan dapat menerangkan penyebab suatu glaukoma sekunder. Pada
gonioskopi dipergunakan goniolens dengan suatu sistem prisma dan
penyinaran yang dapat menunjukkan keadaan sudut bilik mata. Dapat dinilai
besar atan terbukanya sudut :
Derajat 0, bila tidak terlihat struktur sudut dan terdapat kontak, kornea
dengan iris, disebut sudut tertutup.
24
Page 25
Derajat 1, bila tidak terlihat 1/2 bagian trabekulum sebelah belakang, dan
garis Schwalbe terlihat disebut sudut sangat sempit. Sudut sangat sempit
sangat mungkin menjadi sudut tertutup
Derajat 2, bila sebagian kanal Schlemm terlihat disebut sudut sempit
sedang kelainan ini mempunyai kemampuan untuk tertutup
Derajat 3, bila bagian belakang kanal Schlemm masih terlihat termasuk
skleral spur, disebut sudut terbuka. Pada keadaan ini tidak akan terjadi
sudut tertutup.
Derajat 4. bila badan siliar terlihat, disebut sudut terbuka.
- Pemeriksaan Lapangan Pandang
Pemeriksaan lapangan pandang secara teratur penting untuk diagnosis dan
tindak lanjut glaukoma. Penurunan lapangan pandang akibat glaukoma itu
sendiri tidak spesifik, karena gangguan ini terjadi akibat defek berkas serat
saraf yang dapat dijumpai pada semua penyakit saraf optikus, tetapi pola
kelainan lapangan pandang, sifat progresivitasnya, dan hubungannya dengan
kelainan-kelainan diskus optikus adalah khas untuk penyakit ini. Gangguan
lapangan pandang akibat glaukoma terutama mengenai 30 derajat lapangan
pandang bagian tengah. Perubahan paling dini adalah semakin nyatanya bintik
buta. Berbagai cara untuk memeriksa lapangan pandang pada glaukoma
adalah layar singgung, perimeter Goldmann, Friedmann field analyzer, dan
perimeter otomatis.
- Tes Provokasi
Tes provokasi : dilakukan pada keadaan yang meragukan.
Untuk glaukoma sudut terbuka
» Tes minum air : penderita disuruh berpuasa, tanpa pengobatan selama
24 jam.
Kemudian disuruh minum 1 L air dalam 5 menit. Lalu tekanan
intraokuler diukur setiap 15 menit selama 1,5 jam. Kenaikan tensi 8
mmHg atau lebih, qdianggap mengidap glaukoma.
» Pressure congestion test : Pasang tensimeter pada ketinggian 50 - 60
mmHg, selama l menit. Kemudian ukur tensi intraokulernya.
25
Page 26
Kenaikan 9 mmHg atau lebih mencurigakan, sedang bila lebih dari
11 mm Hg pasti patologis.
» Kombinasi tes air minum dengan pressure congestion test : Setengah
jam setelah tes minum air dilakukan pressure congestion test.
Kenaikan 11 mmHg mencurigakan, sedangkan kenaikan 39 mmHg
atau lebih pasti patologis.
» Tes Steroid : diteteskan larutan dexamethasone 3 - 4 dd gt 1, selama
2 minggu. Kenaikan tensi intraokuler 8 mmHg menunjukkan
glaukoma.
Untuk glaukoma sudut tertutup.
» Tes kamar gelap : orang sakit duduk ditempat gelap selama 1 jam, tak
boleh tertidur. Ditempat gelap ini terjadi midriasis, yang mengganggu
aliran cairan bilik mata ketrabekulum. Kenaikan tekanan lebih dari
10 mmHg pasti patologis, sedang kenaikan 8 mmHg mencurigakan.
» Tes membaca : Penderita disuruh membaca huruf kecil pada jarak
dekat selama 45 menit. Kenaikan tensi 10 - 15 mmHg patologis.
» Tes midriasis : Dengan meneteskan midriatika seperti kokain 2%,
homatropin 1% atau neosynephrine 10%. Tensi diukur setiap 1/4 jam
selama 1 jam. Kenaikan 5 mmHg mencurigakan sedangkan 7 mmHg
atau lebih pasti patologis. Karena tes ini mengandung bahaya
timbulnya glaukoma akut, sekarang sudah banyak ditinggalkan.
» Tes bersujud (prone position test) : Penderita disuruh bersujud
selama 1 jam. Kenaikan tensi 8 - 10 mm Hg menandakan mungkin
ada sudut yang tertutup, yang perlu disusul dengan gonioskopi.
Dengan bersujud, lensa letaknya lebih kedepan mendorong iris
kedepan, menyebabkan sudut bilik depan menjadi sempit.
10. Tatalaksana
Tujuan :
26
Page 27
- Turunkan tekanan Intra okuler segera, dengan terapi medikamentosa (topical
dan sistemik)
- Lalu siapkan untuk pembedahan
Medikamentosa
- Menurukan TIO secara akut
Strategi untuk menurunkan TIO secara akut dengan menggunakan 3
mekanisme :
Nb : tiap pemberian obat menurunkan 15-20 mmHg
Membuat kembali aliran aqueous humor yang telah ada melalui kanal
schlemm / melepaskan iris dari jaringan trabekula sehingga sudut mata
bilik depan akan terbuka.
» Penggunaan midriatik topikal : pilokarpin 2%, 1 tetes/menit selama 5
menit lalu disusul 1 tetes tiap jam selama 1 hari
Mengurangi produksi aqueous humor
» Penggunaan blocker b adrenergik : timolol 0,5% 2 x 1 tetes
» Inhibitor karbonat anhidrase oral : asetazolamide 500 mg iv
disusul dengan 250 mg(pertablet)/4 jam
Mengurangi volume aqueous humor yang ada melalui pergeseran
osmotic, meningkatkan daya osmotic plasma
» Pemberian glycerin 50% secara oral, dosis 1-1,5gr/KgBB
(1cc/KgBB) diminum sekaligus
» Infuse Manitol intravena 20% 300-500ml, 60 tetes permenit.
- Mengurangi reaksi inflamasi
Steroid + antibiotik tetes 6 x 1 tetes
- Segera rujuk ke pelayanan kesehatan yang lebih tinggi
Operasi
27
Page 28
Tindakan pembedahan harus dilakukan pada mata dengan glaucoma sudut sempit
karena serangan dapat berulang kembali pada suatu saat. Tindakan pembedahan
hanya dilakukan pada saat TIO sudah terkontrol, mata tenang, dan persiapan
pembedahan cukup.
Dilakukan setelah terapi dengan obat-obatan sampai tekanan bola mata < 25
mmHg dan mata merah berkurang.
- Iridektomi perifer
Indikasi :
glaukoma dalam fase prodomal
glaukoma akut yang baru terjadi
tindakan pencegahan pada mata kiri
Teknik : dibuat lubang di bagian perifer iris pada sisi temporal atas
- Pembedahan filtrasi
Indikasi :
glaukoma akut sudah berlangsung lama
penderita sudah masuk dalam stadium glaukoma kongestif kronik
Teknik :
Trepanasi Elliot : lubang kecil berukuran 1,5 mm dibuat di daerah kornea-
skleral, lalu ditutup oleh konjungtiva dengan tujuan agar aquous mengalir
langsung dari bilik mata anterior ke ruang subkonjungtiva.
sklerotomi scheie kornea-skleral :dikauterisasi agar luka tidak menutup
kembali dengan sempurna, dengan tujuan agar aquous mengalir langsung
dari bilik mata anterior ke ruang subkonjungtiva.
Trabekulektomi : mengangkat trabekulum sehingga terbentuk celah
untuk mengalirkan cairan mata masuk ke dalam kanal schlemm.
Edukasi
28
Page 29
- emosi (bingung dan takut) dapat menimbulkan serangan akut
- membaca dekat mengakibatkan miosis atau pupil kecil akan menimbulkan
serangan pada glaucoma dengan blok pupil.
- pemakaian simpatomimetik yang melebarkan pupil berbahaya
- sudut sempit dengan hipermetropia dan bilik mata dangkal berbahaya
memakai obat antihistamin dan antispasme.
11. Prognosis
Vitam : bonam
Fungsionam : malam
12. Komplikasi
- Gangguan lapangan penglihatan
- Gangguan saraf optik
- Kebutaan
13. KDU
3A. Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan-pemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya :
pemeriksaan laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter dapat memutuskan dan
memberi terapi pendahuluan, serta merujuk ke spesialis yang relevan (bukan kasus
gawat darurat).
d. Katarak
1. Definisi
Keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat penambahan cairan di
lensa, pemecahan protein lensa, atau kedua-duanya.
29
Page 30
2. Etiologi
- Penuaan
- Faktor keturunan.
- Cacat bawaan sejak lahir.
- Masalah kesehatan, misalnya diabetes.
- Penggunaan obat tertentu, khususnya steroid.
- Gangguan metabolisme seperti DM (Diabetus Melitus) kemungkinan
disebabkan oleh gangguan aliran darah ke mata dan perubahan penanganan
dan metabolisme glukosa.
- Gangguan pertumbuhan,
- Mata tanpa pelindung terkena sinar matahari dalam waktu yang cukup lama.
- Rokok dan Alkohol
- Operasi mata sebelumnya.
- Trauma (kecelakaan) pada mata.
- Faktor-faktor lainya yang belum diketahui.
3. Faktor Resiko
Beberapa faktor resiko yang dapat mengarah pada glaukoma
adalah :
- Tekanan darah rendah atau tinggi
- Fenomena autoimun
- Degenerasi primer sel ganglion
- Usia di atas 45 tahun
- Keluarga mempunyai riwayat glaukoma
30
Page 31
- Miopia atau hipermetropia
- Pasca bedah dengan hifema atau infeksi
Sedangkan beberapa hal yang memperberat resiko glaukoma
adalah :
- Tekanan bola mata, makin tinggi makin berat
- Makin tua usia, makin berat
- Hipertensi, resiko 6 kali lebih sering
- Kerja las, resiko 4 kali lebih sering
- Keluarga penderita glaukoma, resiko 4 kali lebih sering
- Tembakau, resiko 4 kali lebih sering
- Miopia, resiko 2 kali lebih sering
- Diabetes melitus, resiko 2 kali lebih sering
31
Page 32
4. Klasifikasi katarak
Klasifikasi katarak berdasarkan usia :
- Katarak kongenital, katarak yang sudah terlihat pada usia di bawah 1 tahun
Katarak kongenital adalah katarak yang mulai terjadi sebelum atau segera
setelah lahir dan bayi berusia kurang dari 1 tahun. Katarak kongenital
merupakan penyebab kebutaan pada bayi yang cukup berarti terutama akibat
penanganannya yang kurang tepat. Katarak kongenital sering ditemukan pada
bayi yang dilahirkan oleh ibu-ibu yang menderita penyakit rubela,
galaktosemia, homosisteinuri, toksoplasmosis, inklusi sitomegalik,dan
histoplasmosis, penyakit lain yang menyertai katarak kongenital biasanya
32
Page 33
berupa penyakit-penyakt herediter seperti mikroftlmus, aniridia, koloboma
iris, keratokonus, iris heterokromia, lensa ektopik, displasia retina, dan megalo
kornea.
- Katarak juvenile, katarak yang terjadi sesudah usia 1 tahun
Katarak yang lembek dan terdapat pada orang muda, yang mulai terbentuknya
pada usia kurang dari 9 tahun dan lebih dari 3 bulan. Katarak juvenil biasanya
merupakan kelanjutan katarak kongenital.
Katarak juvenil biasanya merupakan penyulit penyakit sistemik ataupun
metabolik dan penyakit lainnya seperti:
Katarak metabolik
» Katarak diabetika dan galaktosemik (gula)
» Katarak hipokalsemik (tetanik)
» Katarak defisiensi gizi
» Katarak aminoasiduria (termasuk sindrom Lowe dan homosistinuria)
» Penyakit Wilson
» Katarak berhubungan dengan kelainan metabolik lain
Otot Distrofi miotonik (umur 20-30 tahun)
Katarak traumatik
Katarak komplikata
» Kelainan kongenital dan herediter (siklopia, koloboma, mikroftalmia,
aniridia, pembuluh hialoid persisten, heterokromia iridis)
» Katarak degeneratif (dengan miopia dan distrofi vitreoretinal), seperti
Wagner dan retinitis pigmentosa, dan neoplasma)
» Katarak anoksik
» Toksik (kortikosteroid sistemik atau topikal, ergot, naftalein,
dinitrofenol, triparanol (MER-29), antikholinesterase, klorpromazin,
miotik, klorpromazin, busulfan, besi)
» Lain-lain kelainan kongenital, sindrom tertentu, disertai kelainan
kulit (sindermatik), tulang (disostosis kraniofasial, osteogenesis
inperfekta, khondrodistrofia kalsifikans kongenita pungtata), dan
kromosom
33
Page 34
» Katarak radiasi
- Katarak senil, katarak setelah usia 50 tahun
Katarak senilis ini adalah semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia
lanjut, yaitu usia diatas 50 tahun. Penyebabnya sampai sekarang tidak
diketahui secara pasti. Katarak senile ini jenis katarak yang sering ditemukan
dengan gejala pada umumnya berupa distorsi penglihatan yang semakin kabur
pada stadium insipiens pembentukkan katarak, disertai penglihatan jauh
makin kabur. Penglihatan dekat mungkin sedikit membaik, sehingga pasien
dapat membaca lebih baik tanpa kaca mata (second sight). Miopia artificial ini
disebabkan oleh peningkatan indeks rafraksi lensa pada stadium insipient.
Hubungan usia dengan penyakit
Hubungan antara usia dan keluhan utama yang dialaminya kemungkinan
karena merupakan suatu proses penuaan, yaitu perubahan pada lensa antara
lain :
Kapsul
» Menebal dan kurang elastic (1/4 dibanding anak)
» Mulai presbiopia
» Bentuk lamel kapsul berkurang atau kabur
» Terlihat bahan granular
Epitel – makin tipis
» Sel epitel (germinatif) pada ekuator bertambah besar dan berat
» Bengkak dan vakuolisasi mitokondria yang nyata
Serat lensa
» Lebih irregular
» Pada korteks terlihat jelas kerusakan serat sel
» Terjadi brown sclerotic nucleus
Usia berpengaruh secara gradual terhadap keparahan gangguan mata seperti
katarak, age-related macula degeneration, retinopati diabetikum, gluakoma
usia tua menyebabkan protein kristalin berkurang. Terjadi denaturasi protein
menggantikan serabut-serabut protein lensa yang seharusnya transparan
34
Page 35
menjadi keruh. Usia lebih dari 40 tahun beresiko besar terkena glaukoma,
disamping katarak pada kasus ini.
Sebagian besar katarak terjadi karena proses degeneratif atau bertambahnya
usia seseorang. Berdasarkan lokasinya, terdapat 3 jenis katarak ini, yakni
nuclear sclerosis, cortical, dan posterior subcapsular Posterior subcapsular
merupakan terjadinya kekeruhan di sisi belakang lensa. Katarak ini
menyebabkan silau, pandangan kabur pada kondisi cahaya terang, serta
pandangan baca menurun.
Perbedaan Stadium Katarak Senil
Insipien Imatur Matur Hipermatur
Kekeruhan Ringan Sebagian Seluruh Masif
Cairan lensa Normal Bertambah
(air masuk)
Normal Berkurang
(air keluar)
Iris Normal Terdorong Normal Tremulans
Bilik mata depan Normal Dangkal Normal Dalam
Sudut bilik mata Normal Sempit Normal Terbuka
Shadow tes - + - Pseudops
Penyulit - gloukoma - Uveitis +
gloukoma
5. Tanda dan Gejala:
- Penglihatan kabur dan berkabut
- Merasa silau terhadap sinar matahari, dan kadang merasa seperti ada film
didepan mata
- Seperti ada titik gelap di depan mata
- Penglihatan ganda
- Sukar melihat benda yang menyilaukan
- Halo, warna disekitar sumber sinar
- Warna manik mata berubah atau putih
- Sukar mengerjakan pekerjaan sehari-hari
35
Page 36
- Penglihatan dimalam hari lebih berkurang
- Sukar mngendarai kendaraan dimalam hari
- Waktu membaca penerangan memerlukan sinar lebih cerah
- Sering berganti kaca mata
- Penglihatan menguning
- Untuk sementara jelas melihat dekat
6. Patogenesis
Konsep penuaan:
- Teori putaran biologic
- Jaringan embrio manusia dapat membelah diri 50 kali -> kemudian mati
- Imunologis; dengan bertambahnya usia akan bertambah cacat imunologik
yang mengakibatkan kerusakan sel
- Teori mutasi spontan
- Teori “ a free radical “
Free radical terbentuk bila terjadi reaksi intermediate reaktif kuat
Free radical dengan molekul normal mengakibatkan degenerasi
Free redical dapat dinetralisasi oleh antioksidan dan vit. E
- Teori “ a cross-link”
Ahli biokimia mengatakan terjadi pengikatan bersilang asam nukleat dan
molekul protein sehingga mengganggu fungsi
7. Tatalaksana
Persiapan pasien yang akan dibedah katarak ialah sebagai berikut :
- Uji anel positif, dimana tidak terjadi obstruksi fungsi ekskresi saluran lakrimal
sehingga tidak ada dakrisistitis.
- Tidak ada infeksi di sekitar mata seperti keratitis, konjungtivitis, blefaritis,
hordeolum dan kalazion.
- Tekanan bola mata normal, tidak ada glaukoma,
- Gula darah telah terkontrol
36
Page 37
- Tekanan darah kira-kira 160/100 mmHg, tidak ada hipertensi ataupun
hipotensi
- Tidak batuk, terutama pada saat pembedahan
Pengangkatan Lensa
- Ekstraksi lensa intrakapsuler
Lensa dikeluarkan bersama-sama dengan kapsul lensanya dengan memutus
zonula zinn yang juga telah mengalami degenerasi.
Penyulit pada saat pembedahan :
Kapsul lensa pecah sehingga lensa tidak dapat dikeluarkan bersama
kapsulnya.
Prolaps badan kaca pada saat lensa dikeluarkan
- Ekstraksi lensa ekstrakapsuler
Biasanya dilakukan akibat keadaan berikut :
Terdapat sinekia poseterior bekas uveitis sehingga kapsul lensa melekat
erat dengan iris.
Badan kaca cair atau pasien sangat gelisah sehingga kapsul posterior perlu
tinggal menahan badan kaca.
Implantasi lensa intraokuler pada bilik mata belakang
Penanaman lensa baru
Penderita yang telah menjalani pembedahan katarak biasanya akan mendapatkan
lensa buatan sebagai pengganti lensa yang telah diangkat. Lensa buatan ini
merupakan lempengan plastik yang disebut lensa intraokular, biasanya lensa
intraokular dimasukkan ke dalam kapsul lensa di dalam mata.
Pengobatan pasca bedah
- Antibiotik subkonjungtiva injeksi
Antibiotik topikal + steroid tetes mata
Tutup mata pelindung
37