SKENARIO 1 BLOK 4 Rasunan, male, an ex-weight-lifter 54-year compains of lower back pain and radicular pain down the back of his right leg. He states that the pain is worsened by coughing or lifting but relieved by lying down. He also feel that pain after standing or sitting still for an hour or more with tingling sensation on his right big toe. He mentions that he has been suffering from the pain since 6 onths ago after lifting a heavy box during housekeeping activity. He had visited his doctor who told him that he suffered from lumbago and stiantica. The doctor told him that he was not quite sure what causes the pain, but mention some possibilities, and gave him pain-relieve medication. Since the pain persists, he then went to consult a neurologist at RSMH hospital. On examination, the strenght and sensation of his lower extramities are normal. During the examination, while the patient is lying in supine position, the patient complains of severe pain when his right leg is raised by the clinician. After a thorough neurological examination, the neurolist sent the patient for a MRI examination just to make sure that the diagnosis is correct. MRI confirmed the diagnosis as a prolapsed of nucleus pulposus at L5 level. I. Klarifikasi Istilah 1. Lower back pain : Nyeri pada punggung bagian bawah 2. Radicular pain : nyeri pada bagian akar/radikal 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
SKENARIO 1 BLOK 4
Rasunan, male, an ex-weight-lifter 54-year compains of lower back pain and radicular
pain down the back of his right leg. He states that the pain is worsened by coughing or
lifting but relieved by lying down. He also feel that pain after standing or sitting still for
an hour or more with tingling sensation on his right big toe. He mentions that he has been
suffering from the pain since 6 onths ago after lifting a heavy box during housekeeping
activity. He had visited his doctor who told him that he suffered from lumbago and
stiantica. The doctor told him that he was not quite sure what causes the pain, but
mention some possibilities, and gave him pain-relieve medication. Since the pain
persists, he then went to consult a neurologist at RSMH hospital. On examination, the
strenght and sensation of his lower extramities are normal. During the examination,
while the patient is lying in supine position, the patient complains of severe pain when
his right leg is raised by the clinician. After a thorough neurological examination, the
neurolist sent the patient for a MRI examination just to make sure that the diagnosis is
correct. MRI confirmed the diagnosis as a prolapsed of nucleus pulposus at L5 level.
I. Klarifikasi Istilah
1. Lower back pain : Nyeri pada punggung bagian bawah
2. Radicular pain : nyeri pada bagian akar/radikal
3. Coughing : Ekspulsi udara yang tiba-tiba sambil mengeluarkan suara dan paru-
paru
4. Tingling sensation : Rasa seperti ditusuk-tusuk apda poin tertentu (kesemutan)
5. Lumbago : nyeri pada daerah pinggang
6. Stiatica : Neuralgia sepanjang perjalanan saraf sciatik lebih sering disetai nyeri
yang menyebar ke tungkai bawah
7. Neurologist : Orang yang bekerja pada cabang ilmu kedokteran yang mempelajari
sistem saraf normal maupun sakit
8. Supine position : Posisi telentang dengan wajah menghadap ke atas/permukaan
dorsal
9. MRI : Magnetic Insonance Imaging, metode visualisasi jaringan lunak tubuh
dengan mempergunakan lapangan magnetik eksternal.
1
10. Nucleus pulposus : bagian sentral semiglatinosa diseus mengandung berkas serat
colagenosa, sel jaringan ikat dan sel tulang bawah
11. L5 level : Vertebral lumbalis urutan kelima
II. Identifikasi Masalah
1. Rasunan, 54 tahun, mantan pengangkat alat berat, mengeluh adanya sakit pada
punggung-punggung bagian bawah dan menjalar sampai kaki kanan
2. Rasunan didiagnosis menderita lumbago dan sciatica, diberikan obat pereda nyeri
oleh dokter tetapi sakitnya masih terasa
3. Rasa nyeri bertambah parah saat batuk atau mengangkat barang, tetapi berkurang
saat berbaring
4. Rasunan merasa sakit di jempol kaki kanan saat dia berdiri atau duduk dalam
waktu yang lama
5. Rasunan berobat ke neurologist. Dalam pemeriksaan, kekuatan dan sensasi dari
ekstremitas bawahnya normal. Namun ketika kaki kanannya diangkat dalam
posisi suprinasi, Rasunan merasakan kesakitan
6. Hasil MRI menyatakan bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh nukleus
pulposis pada lumbalis level 5
Main Problem : Hasil MRI menyatakan bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh
nukleus pulposis pada lumbalis level 5
III. Analisis Masalah
1. Rasunan, 54 tahun, mantan pengangkat alat berat, mengeluh adanya sakit
pada punggung-punggung bagian bawah dan menjalar sampai kaki kanan
a. Apakah ada hubungan antara pekerjaan sebagai pengangkat alat berat dengan rasa
sakit pada punggung bagian bawah?
Ada. Daerah lumbal, khususnya daerah L5-S1, diperkirakan 75% mempunyai
tugas yang berat, menyangga badan. Diperkirakan 75% berat badan disangga oleh
sendi L5-S1. Selain itu, diperkirakan hampir 57% aktivitas fleksi dan ekstensi
tubuh dilakukan pada sendi L5-S1 dan daerah ini cukup wawan, karena
ligamentum longitudinal posterior hanya separuh menutupi permukaan posterior
diskus. Pekerjaan Rasunan ini yang menyangga alat berat, melakukan ekstensi
maupun fleksi, akan berpengaruh pada daerah lumbalnya
2
b. Apakah ada hubungan antara umur dengan rasa sakit pada punggung bagian
bawah?
Ada. Kandungan air pada diskus berkurang seiring bertambahnya usia (dari 90%
pada masa bayi menjadi 70% pada lanjut usia, Schwarts. 1998) dan digantikan
fibrocartilago. Serabut-serabut collagen anulus berdegenerasi, dan sebagai
akibatnya anulus tidak lagi berada dalam tekanan. Pada usia lanjut, discus ini tipis
dan kurang lentur, dan tidak dapat lagi dibedakan antara nukleus dan anulus.
c. Bagaimana struktur anatomis dari columna vertebralis? Sintesis
d. Bagaimana sistem saraf ekstremitas pada bagian bawah? Sintesis
Bagian apa yang terkena?
radix nervus spinalis, nervus spinalis, atau bahkan medulla spinalis, saraf sciantik
2. Rasunan didiagnosis menderita lumbago dan sciatica, diberikan obat pereda
nyeri oleh dokter tetapi sakitnya masih terasa
a. Bagaimana mekanisme lumbago dan sciantica? Sintesis
b. Apakah ada hubungan antara lumbago dengan sciantica?
Tidak ada.
c. Mengapa Rasunan masih rasa sakit tidak hilang setelah diberikan pereda rasa
nyeri?
Obat yang diberikan dokter pertama mungkin kurang efektif dalam meredakan
nyeri saraf. Lumbago berpengaruh pada otot, sedangkan sciantica pada saraf dan
akan menjalar.
3. Rasunan merasa sakit di jempol kaki kanan saat dia berdiri atau duduk
dalam waktu yang lama
a. Bagaimana mekanisme tingling sensation?
Kesemutan merupakan efek dari sciatica. Hal ini diakibatkan bergesernya nucleus
pulposus L5 dan S1 sehingga mengenai saraf perifer dan saraf noci septor
menghantarkan rasa nyeri ke korteks cerebri tepatnya ke perietal lobe.
4. Rasa nyeri bertambah parah saat batuk atau mengangkat barang, tetapi
berkurang saat berbaring
a. Mengapa Rasunan merasa nyeri saat dia batuk atau mengangkat barang?
3
Saat batuk otot-otot sekitar lumbalis akan tergetar. Di sekitar lumbalis juga ada
otot-refleks batuk. Lumbago timbul pada saat batuk atau bersin, nyerinya terasa
setempat. Sedangkan pada saat mengangkat barang, otomatis beban pada
lumbalis akan bertambah sehingga menimbulkan nyeri
b. Mengapa rasa nyeri berkurang pada saat berbaring?
Saat berbaring merupakan kondisi relaks, dimana tidak ada beban dari daerah
vertebrae
5. Rasunan berobat ke neurologist. Dalam pemeriksaan, kekuatan dan sensasi
dari ekstremitas bawahnya normal. Namun ketika kaki kanannya diangkat
dalam posisi suprinasi, Rasunan merasakan kesakitan
a. Bagaimana bisa Rasunan merasakan nyeri pada ekstremitas bawah saat kaki
bawahnya diangkat pada posisi supinasi padahal di dalam pemeriksaan kekuatan
dan sensasi ekstremitas bawahnya normal?
b. Apa saja pemeriksaan neurologi yang dilakukan terhadap Rasunan?
Motorik yaitu menentukan kekuatan dan atrofi otot serta kontraksi
involunter
Sensorik yaitu periksa raba, nyeri, suhu, rasa dalam, dan getar
Refleks yaitu refleks lutut (KPR) dan tumit (APR)
Secara klinis ada empat tes pemeriksaan neurologis:
Tes Lasegue atau Straight Leg Raising (SLG) test. Caranya dengan
membaringkan pasien dan kemudia satu tungkai lurus diatas pembaringan
meja periksa dan satu tungkai diangkat keatas. Pasien akan menjerit kesakitan
pada saat tungkai diangkat tinggi sebelum mencapai sudut 70 derajat. Pada
keadaan ini dikatakan tes Laseque positif, Bila dikatakan tes Laque positif,
hampir dapat dikatakan HPN positif
Tes Braggard, dengan posisi sama dengan tes Laseque, namun kerika tungkai
diangkat maka telapak kaki pasien didorong kuat ke atas, maka akan terasa
nyeri sepanjang tungkai
Tes Succard, dilakukan dengan posisi yang sama dengan tes Braggard. Ibu jari
didorong maksimal ke arah atas (dorsifleksi maksimal) dan akan terasa nyeri
sepanjang tungkai
4
Tes Valsava. Pasien diminta menahan nafas. Bila nyeri di pinggang menjala
ke tugkai, maka dinyatakan tes valsava positif atau HNP positif
6. Hasil MRI menyatakan bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh nukleus
pulposis pada lumbalis level 5
a. Mengapa diperlukan pemeriksaan MRI pada penyakit yang diderita Rasunan?
Sintesis
b. Bagaimana cara kerja MRI? Sintesis
c. Apakah yang dimaksud dengan nucleus pulposus?
massa lonjong dari zat gelatin yang banyak mengandung air, sedikit serabut
kolagen dan sedikit sel sel tulang rawan. Biasanya berada dalam tekanan dan
terletak sedikit lebih dekat ke pinggir posterior daripada pingir anterior diskus.
d. Bagaimana komponen dari nucleus pulposus?
Air, sedikit serabut kolagen dan sedikit sel sel tulang rawan
e. Bagaimana nucleus pulposus dapat menyebabkan rasa nyeri?
Peningkatan beban kompresi yang mendadak pada columna vertebratalis
menyebabkan nukleus pulposus yang semicair ini menjadi gepeng. Dorongan
keluar dari nucleus ini dapat ditahan oleh gaya pegas anulus fibrosus di
sekelilingnya. Kadang-kadang, dorongan ke luar ini terlalu kuat bagi anulus,
sehingga anulus menjadi robek dan nukleus pulposus keluar dan menojol ke
dalam canalis vertebratalis, tempat nukleus ini dapat menekan radix nervus
spinalis, nervus spinalis, atau bahkan medulla spinalis.
IV. Hipotesis
Rasunan, 52 tahun, mantan pengangkat berat menderita nyeri pada belakang
punggung yang menjalar ke kaki kanan bawah disebabkan oleh Hernia Nukleus
Pulposus (HNP) pada L5.
V. Kerangka Konsep
5Rasunan,menderita nyeri punggung dan
menjalar sampai kaki bagian kananUsia 54 tahun Pekerjaan mantan atlit
angkat besi
VI. Keterbatasan Pengetahuan dan Learning Issues
Pokok bahasan What I know What I don’t know What I have to How I will
6
prove learn
1.struktur anatomi
dan fisiologis rangka
vertebralis dan
ekstremitas bawah.
2.anatomi dan
fisiologi otot
vertebralis dan
ekstremitas bawah.
3. struktur dan fungsi
diskus invertebralis
dan nucleus
pulposus.
4.MRI
5Anatomi dan fisiologis
saraf spinal dan
penyebarannya
6. penegakan diagnosis
(diagnosis banding)
Anatomi columna
vertebralis dan
ekstremitas
bawah.
Anatomi otot
vertebralis dan
ekstremitas bawah
Anatomi diskus
vertebralis
Apa itu MRI
Anatomi dan
fisiologis saraf
spinal.
Pengertian HNP
-Fisiologis columna
vertebralis dan
ekstremitas bawah.
-patofisiologis
columna vertebralis
dan ekstremitas
bawah
-Fisiologis otot
vertebralis dan
ekstremitas bawah.
-patofisiologis otot
vertebralis dan
ekstremitas bawah..
-Nucleus pulposus
-fisiologis diskus vertebralis
-Kegunaan MRI
-Fungsi MRI
-cara kerja MRI
Saraf radix spinal yang
terkena HNP.
- Pathogenesis HNP
- Faktor resiko HNP
Pengaruh pato-
fisiologis rangka
terhadap gejala
pada Rasunan.
Pengaruh
patofisiologis otot
terhadap gejala
pada Rasunan.
Perubahan pada nucleus pulposuslah penyebab berbagai symptoms pada Rasunan.
Mengetahui keefektifan MRI dalam mendeteksi penyakit yang diderita Rasunan
Saraf radix mempengaruhi nyeri yang terjadi.
HNP
mempengaruhi
nyeri-nyeri yang
Textbook,
internet,
and
journals.
7
terjadi
VII. Sintesis
COLUMNA VERTEBRALIS
Columna vertebralis merupakan pilar utama tubuh, dan berfungsi
menyanggah cranium, gelang bahu, ekstremitas superior, dan dinding thorax serta
melalui gelang panggul meneruskan berat badan ke ekstremitas inferior. Di dalam
rongganya terletak medulla spinalis, radix nervi spinales, dan lapisan penutup
meningen yang dilindungi columna vertebralis.
Komposisi Columna Vertebralis
Columna vertebralis terdiri atas 33 vertebrae, yaitu 7 vertebra cervicalis, 12
vertebra thoracius, 5 vetrebrae lumbalis, 5 vertebrae sacralis (yang bersatu
membentuk os sacrum), dan 4 vertebra coccygis (tiga yang di bawah umumnya
bersatu). Kolumna vertebra terdiri bersegmen-segmen, tersusun atas vertebrae,
ligamen, dan diskus Intervertebralis (bantalan fibrocartilago). Masing - masing
vertebra dibentuk oleh tulang spongiosa yang diisi oleh sumsum merah dan
ditutupi oleh selaput tipis tulang kompakta.
8
CIRI-CIRI UMUM VERTEBRA
Vertebra tipikal terdiri atas corpus yang bulat di anterior dan arcus vertebrae di
posterior.Keduanya melingkupi sebuah ruang yang disebut foramen vertebralis,
lubang besaryang dilalui oleh medulla spinalis dan bungkus-bungkusnya. Arcus
vertebrae terdiri atas sepasang pediculus yang berbentuk silinder, yang membentuk
sisi-sisi arcus, dan sepasang lamina gepeng yang melengkapi arcus dari posterior.
Arcus vertebrae mempunyai tujuh processus yaitu satu processus spinosus,
dua processus transversus, dan empat processus articularis.
Processus spinosus atau spina, menonjol ke posterior dari pertemuan kedua
laminae. Processus transversus menonjol ke lateral dari pertemuan lamina dan
pediculus. Kedua processus ini berfungsi sebagai pengungkit dan menjadi tempat
melekatnya otot dan ligamentum.
Processus articularis superior terletak vertikal dan terdiri atas dua processus
articularis superior dan dua processus articularis inferior. Processus ini menonjol dari
pertemuan antara lamina dan pediculus, dan facies articularisnya diliputi oleh
cartilago hyaline.
9
Kedua processus articularis superior dari sebuah arcus vertebrae bersendi
dengan kedua processus articularis, inferior dari arcus yang ada di atasnya,
membentuk sendi sinovial.
Pediculus mempunyai lekuk pada pinggir atas dan bawahnya, membentuk
incisura vertebralis superior dan inferior.Pada masing-masing sisi, incisura vertebralis
superior sebuah vertebra dan incisura vertebralis inferior dari vertebra di atasnya
membentuk foramen intervertebrale.Foramina ini pada kerangka yang berartikulasi
berfungsi sebagai tempat lewatnya nervi spinales dan pembuluh darah.Radix anterior
dan posterior nervus spinalis bergabung di dalam foramina ini, bersama dengan
pembungkusnya membentuk saraf spinalis segmentalis.
Vertebra terbagi menjadi lima bagian. Vertebra cervicalis atau ruas tulang
leher bentuknya kecil, mempunyai korpus yang tipis, dan processus tranversus yang
di tandai dengan jelas karena mempunyai foramen ( didalamnya terdapat arteri
vertebralis ) dan berakhir dalam dua tuberkolosis.
Vertebra torakalis bentuknya lebih besar daripada yang cervikal dan
disebelah bawah menjadi lebih besar. Ciri khas vertebra torakalis adalah sebagai
berikut : Badannya berbentuk lebar lonjong ( bentuk jantung ) dengan faset atau
lekukan kecil disetiap sisi untuk menyambung iga, lengkungnya agak kecil, prosesus
panjang dan mengarah kebawah, sedangkan prosesus tranversus ,yang membantu
faset persendian untuk iga.
Vertebra Lumbalis mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Corpus besar dan berbentuk ginjal
2. Pediculus kuat dan mengarah ke belakang
3. Lamina tebal
4. Foramina vertebrale berbentuk segitiga
5. Processus transversus panjang dan langsing
6. Processus spinosus pendek, rata, dan berbentuk segiempat dan mengarah ke
belakang
10
7. Facies articularis processus articularis superior menghadap ke medial dan facies
articularis processus articularis inferior menghadap ke lateral.
8. Vertebra lumbalis tidak mempunyai facies articularis untuk bersendi dengan
costae dan tidak ada foramina pada processus transversus.
Os sacrum terdiri atas 5 vertebra rudimenter yang bergabung menjadi satu
membentuk sebuah tulang berbentuk baji yang cekung di anterior. Pinggir atas atau
basis bawah tulang bersendi dengan vertebra lumbalis V.Pinggir bawah yang sempit
bersendi dengan os.coccygis. Di lateral, os sacrum bersendi dengan os coxae untuk
membentuk articulatio sacroiliaca.Pinggir anterior dan atas vertebra S1 menonjol ke
depan sebagai margo posterior apertura pelvis superior dan dikenal sebagai
promontorium sacralis.Promontorium sacralis pada perempuan penting untuk
obstetri , dan digunakan pada waktu menentukan ukuran pelvis.
Terdapat foramina vertebralis dan membentuk canalis sacralis. Lamina vertebra
sacralis kelima dan kadang-kadang juga vertebra sacralis keempat tidak mencapai
garis tengah dan membentuk hiatus sacralis .Canalis sacralis berisi radix anterior
dan posterior nervi spinales sacrales dan coccygales, filum terminale, dan zat-zat
fibroadiposa. Juga berisi bagian bawah spatium subarachnoidea, ke bawah sampai
setinggi pinggir bawah vertebra S2. Permukaan anterior dan posterior sacrum
mempunyai empat foramen pada setiap sisi, untuk tempat lewatnya rami anteriores
dan posteriores n.spinalis S1-4.
Os coccygis terdiri atas empat vertebra yang berfusi membentuk sebuah tulang
segitiga kecil, yang basisnya bersendi dengan ujung bawah sacrum.Vertebra
coccygis pertama biasanya tidak berfusi,atau berfusi tidak lengkap dengan vertebra
coccygis kedua.
11
12
MRI
Magnetic Resonance Imaging (MRI) adalah suatu alat kedokteran di bidang
pemeriksaan diagnostik radiologi , yang menghasilkan rekaman gambar potongan
penampang tubuh / organ manusia dengan meng-gunakan medan magnet berkekuatan
antara 0,064 – 1,5 tesla (1 tesla = 1000 Gauss) dan resonansi getaran terhadap inti
atom hidrogen.
Aplikasi Klinik Pemeriksaan M R I
Pemeriksaan MRI bertujuan mengetahui karakteristik morpologik (lokasi, ukuran,
bentuk, perluasan dan lain lain dari keadaan patologis. Tujuan tersebut dapat diperoleh
dengan menilai salah satu atau kombinasi gambar penampang tubuh akial, sagittal,
koronal atau oblik tergantung pada letak organ dan kemungkinan patologinya.
Adapun jenis pemeriksaan MRI sesuai dengan organ yang akan dilihat, misalnya :
1. Pemeriksaan kepala untuk melihat kelainan pada kelenjar pituitary, lubang telinga
dalam, rongga mata, sinus
13
2. Pemeriksaan otak untuk mendeteksi stroke / infark, gambaran fungsi otak,
pendarahan, infeksi; tumor, kelainan bawaan, kelainan pembuluh darah seperti
aneurisma, angioma, proses degenerasi, atrofi;
3. Pemeriksaan tulang belakang untuk melihat proses degenerasi (HNP), tumor, infeksi,
trauma, kelainan bawaan.
4. Pemeriksaan Musculoskeletal untuk organ lutut, bahu , siku, pergelangan
tangan, pergelangan kaki , kaki , untuk mendeteksi robekan tulang rawan, tendon,
ligamen, tumor, infeksi/abses dan lain lain
5. Pemeriksaan Abdomen untuk melihat hati , ginjal, kantong dan saluran empedu,
pankreas, limpa, organ ginekologis, prostat, buli-buli
6. Pemeriksaan Thorax untuk melihat : paru –paru, jantung.
Kelebihan MRI Dibandingkan dengan CT Scan
1. MRI lebih unggul untuk mendeteksi beberapa kelainan pada jaringan lunak seperti otak,
sumsum tulang serta muskuloskeletal.
2. Mampu memberi gambaran detail anatomi dengan lebih jelas.
3. Mampu melakukan pemeriksaan fungsional seperti pemeriksaan difusi, perfusi dan
spektroskopi yang tidak dapat dilakukan dengan CT Scan.
4. Mampu membuat gambaran potongan melintang, tegak, dan miring tanpa merubah
posisi pasien.
5. MRI tidak menggunakan radiasi pengion.
Hubungan dengan skenario:
Pemeriksaan menggunakan tulang belakang melalui MRI dapat digunakan melihat
proses degenerasi (HNP), tumor, infeksi, trauma, kelainan bawaan. Pemeriksaan ini
mampu memberi gambaran detail anatomi dengan lebih jelas sehingga neurologis
dapat menyimpulkan terjadi hernia pada lumbalis urutan kelima.
SARAF SPINALIS
Saraf spinal mirip dengan nn. craniales, masuk ke dan keluar dari medulla spinalis pada
level yang bervariasi. Merupakan gabungan (serabut-serabut sensorik dan motorik
berjalan dalam nervus yang sama) dan biasanya menyertai arteri-arteri. Radix dorsalis
14
adalah sensorik dan radix ventralis adalah motorik. Serabut-serabut sensorik timbul dari
reseptor (contoh: dermis dari kulit) dan berjalan ke bagian dorsal radix dari tali spinal.
Serabut-serabut motorik berasal dari sel cornu ventralis/anterior dan menginervasi otot
skeletal. Plexus adalah suatu kumpulan dari beberapa radix saraf spinal.
A. Lokasi dari nn. spinales
1. Leher (cervical)
8 pasang nn. spinales
2. Dada (thoracal)
12 pasang nn. spinales
3. Pinggang (lumbal)
5 pasang nn. spinales (L1-L5).
Nn. Spinales ini keluar atau meninggalkan canalis vertebralis melalui foramina
intervertebrales.
4. Sacral
5 pasang nn. Spinales (S1-S5), meninggalkan foramina sacralae.
5. Coccygeal
1 pasang nn. Spinales.
15
Radix saraf sensorik (inervasi cutaneous), lihat gambar
B. Lebih dari satu radix motorik menyuplai masing-masing otot, dan itu biasanya
dinamakan syaraf dari otot atau otot syaraf. Bagaimanapun, radix-radix pasti nampak
menjadi petunjuk dari otot; jika sekumpulan radix merusak, otot-otot lemah.
DISCUS INVERTEBRALIS
Discus invertebratalis menyusun seperempat dari panjang columna vertebralis. Diskus ini
paling tebal di daerah cervical dan lumbal, tempat banyak terjadinya gerakan columna
vertebratalis. Ciri fisiknya memungkinkannya berfungsi sebagai peredam benturan bila
16
beban pada kolumna vertebratalis mendadak bertambah, seperti bila sesorang melompat
dari tempat tinggi. Kelenturannya memungkinkan verebra yang kaku dapat bergerak satu
dengan yang lain. Sayangnya daya pegas ini berangsur angsur menghilang dengan
bertambahnya usia.
Discus intervertebralis terdiri dari lempeng rawan hyalin (Hyalin Cartilage Plate),
nucleus pulposus (gel), dan annulus fibrosus. Sifat setengah cair dari nukleus pulposus,
memungkinkannya berubah bentuk dan vertebrae dapat mengjungkit kedepan dan
kebelakang diatas yang lain, seperti pada flexi dan ekstensi columna vertebralis.
- Nukleus pulposus
Nukleus pulposus pada anak-anak dan remaja merupakan massa lonjong dari zat
gelatin yang banyak mengandung air, sedikit serabut kolagen dan sedikit sel sel tulang
rawan. Biasanya berada dalam tekanan dan terletak sedikit lebih dekat ke pinggir
posterior daripada pingir anterior diskus. Nucleus pulposus yang sebagai sebagai
peredam kejut (shock absorber) antara korpus vertebra ini berperan penting dalam
pertukaran cairan antara diskus dan kapiler
- Anulus fibrosus terdiri dari cincin-cincin fibrosa konsentrik, yang mengelilingi
nukleus pulposus. Fungsi anulus fibrosus adalah agar dapat terjadi gerakan antara
korpus-korpus vertebra (karena struktur serat yang seperti spiral), menahan nukleus
pulposus dan sebagai peredam kejut. Dengan demikian, anulus fibrosus berfungsi
serupa dengan simpai di sekitar tong air atau sebagai suatu pegas kumparan, menarik
korpus vertebra agar menyatu melawan resistensi nukleus pulposus, sedangkan
nukleus pulposus berfungsi sebagai bantalan peluru (laher) antara dua korpus
vertebra.
Hubungan dengan skenario:
Peningkatan beban kompresi yang mendadak pada columna vertebratalis yang
dilakukan Rasunan terhadap pekerjaannya sebagai seorang pengangkat barang berat,
menyebabkan nukleus pulposus yang semicair ini menjadi gepeng. Dorongan keluar
dari nucleus ini dapat ditahan oleh gaya pegas anulus fibrosus di sekelilingnya.
Kadang-kadang, dorongan ke luar ini terlalu kuat bagi anulus, sehingga anulus
menjadi robek dan nukleus pulposus keluar dan menojol ke dalam canalis
17
vertebratalis, tempat nukleus ini dapat menekan radix nervus spinalis, nervus spinalis,
atau bahkan medulla spinalis.
Pada kasus ini umur Rasunan 54 tahun. Dengan bertambahnya umur, kandungan air
didalam nucleus pilposus berkurang dan digantikan fibrocartilago. Serabut-serabut
collagen anulus berdegenerasi, dan sebagai akibatnya anulus tidak lagi berada dalam
tekanan. Pada usia lanjut, discus ini tipis dan kurang lentur, dan tidak dapat lagi
dibedakan antara nukleus dan anulus.
HERNIASI DISKUS INVERTEBRATA
Merupakan suatu keadaan dimana terjadi penonjolan bantalan sendi tulang belakang
atau dengan istilah umum kondisi terjepitnya simpul syaraf oleh tulang belakang, salah
satu penyebab paling sering nyeri punggung pada orang dewasa adalah herniasi nukleus
pulposus (hernia diskus). Walaupun lebih sering terjadi pada orang dewasa, penyakit
diskus ini juga dapat di jumpai pada anak dan remaja. Banyak teori tentang penyebab
terjepitnya simpul syaraf, mulai ketegangan otot-otot yang terkait sendi sampai dengan
inflamasi pada tulang rawan sendi dan atau jaringan sekitarnya. Teori-teori itu
tampaknya cukup berdasar dan mungkin penyebab-penyebab itu terjadi bersamaan.
Gejala yang ada yaitu nyeri pinggang yang terasa mulai dari sekitar pantat, menjalar ke
paha sebelah luar, turun ke belakang tumit dan sampai ke telapak kaki. Rasa nyerinya
timbul secara spontan. Jika berjalan atau menapak nyeri itu timbul terus menerus dan
jika berbaring maka nyeri itu berkurang secara perlahan-lahan.
Patofisiologi
Regio lumbalis merupakan bagian yang tersering mengalami herniasi nukleus pulposus.
Kandungan air diskus berkurang seiring bertambahnya usia (dari 90% pada masa bayi
menjadi 70% pada lanjut usia; Schwartz 1998). Selain itu, serat-serat menjadi lebih
kasar dan mengalami hialinisasi, yang ikut berperan menimbulkan perubahan yang
menyebabkan herniasi nukleus pulposus melalui anulus disertai penekanan akar saraf
spinalis. Umumnya herniasi paling besar kemungkinanya terjadi di daerah kolumna
vertebratalis tempat terjadinya transisi dari segmen yang lebih banyak bergerak ke yang
kurang bergerak (hubungan lumbosakral dan servikotorakalis).
18
Sebagian besar herniasi diskus terjadi di daerah lumbal di antar ruang lumbal ke IV ke
V (L4 ke L5) atau lumbal kelima ke sakral pertama (L5 ke S1). Arah tersering herniasi
bahan nukleus pulposus adalah posterolateral. Karena akar saraf di daerah lumbal
miring ke bawah sewaktu keluar melalui foramen saraf, herniasi diskus antara L5 dan
S1 lebih mempengaruhi akar saraf S1 dari pada L5 seperti yang di perhitungkan.
Herniasi diskus antara L4 dan L5 menekan akar saraf L5.
Herniasi diskus servikalis, walaupun lebih jarang jika di bandingkan dengan herniasi
diskus lumbalis, biasanya mengenai satu dari tiga akar servikalis bawah. Herniasi
diskus servikalis berpotensi menimbulkan kelainan serius, dan dapat terjadi kompresi
medula spinalis, bergantung pada arah penonjolan. Herniasi lateral diskus servikalis
biasanya menekan akar di bawah ketinggian diskus. Dengan demikian, diskus C5 ke C6
menekan akar saraf C6, dan diskus C6 ke C7 mengenai akar C7 (Schwartz, 1998).
Pasien umunya menceritakan riwayat serangan-serangan nyeri transien dan
berkurangnya mobilitas tulang belakang secara bertahap. Walaupun pasien cenderung
mengaitkan maslaahnya dengan kejadian mengangkat barang atau membungkuk,
herniasi adalah suatu proses bertahap yang di tandai dengan serangan-serangan
penekanan akar saraf (yang menimbulkan) berbagai gejala dan periode penyesuaian
anatomik).
Gejala, Tanda dan Diagnosis
Gejala klinis bergantung pada lokasi herniasi dan variasi anatomi individual. Diagnosis
herniasi diskus antarvertebra sering di buat hanya berdasarkan anamnesis dan dapat di
konfirmasi saat pemeriksaan fisik. Perasat-perasat untuk evaluasi seperti mengangkat
tungkai dan berjalan jinjit atau di atas tumit juga bermanfaat untuk menyngkirkan kausa
lain nyeri punggung, misalnya spondilolistesis (selipnya ke arah depan bagian anterior
suatu segmen vertebra dari segmen di bawahnya, biasanya di L4 atau L5), tumor
medula spinalis, atau tonjolan tulang. Namun, diagnosis herniasi diskus mustahil di
lakukan hanya berdasarkan radiografi. Diperlukan mielogram computed tomography
(CT) atau magnetic resonance imaging (MRI) untuk memastikan lokasi dan tipe
patologi. MRI atau CT tulang belakang akan memeperlihatkan kompresi kanalis
spinalis oleh diskus yang mengalami herniasi dan mielogram CT akan menentukan
ukuran dan lokasi herniasi diskus. Dapat dilakukan pemeriksaan elektromiogram
19
(EMG) untuk menentukan secara pasti akar saraf yang terkena. Juga dapat di lakukan
uji kecepatan hantaran saraf.
LUMBAGO
Lumbago atau sakit pinggang sebetulnya merupakan salah satu bentuk dari keluhan
Nyeri Punggung Bawah (NPB) atau Low Back Pain (LBP). Sumber nyeri atau
penyebab NPB sangat beragam, dapat berkaitan dengan faktor biomekanik sendi atau
terkait dengan penyakit sistem organ lainnya yang ditandai dengan adanya gejala
konstitusional, gejala dan tanda penyakit pada organ tertentu ataupun proses
Skiatika (linu panggul) merupakan nama yang diberikan untuk rasa sakit yang berasal
dari punggung bagian bawah dan menyebar ke bokong serta turun ke kaki akibat iritasi
pada saraf skiatis. Skiatika merupakan salah satu penyebab paling umum pada sakit
punggung bagian bawah.
Saraf skiatis merupakan salah satu saraf yang paling besar dan penting yang
mempengaruhi anggota tubuh bagian bawah dan belakang. Saraf ini muncul dari
bukaan pada tulang vertebra sakral (tulang ekor) dan menyampaikan rangsang ke otot
punggung dan anggota tubuh bagian bawah. Pada skiatika, bukaan pada tulang sakral
dimana saraf skiatis muncul, mengalami penyempitan, menyebabkan tekanan pada
saraf skiatis dan menghasilkan rasa sakit sepanjang jalurnya. Seiring dengan
rangsangan dari saraf skiatis ke punggung dan anggota badan bagian bawah, timbullah
sakit dan nyeri punggung yang terus turun ke kaki.
Penyebab skiatika sebagian besar merupakan suatu kondisi yang menyebabkan iritasi
pada saraf. Kondisi-kondisi tersebut diantaranya:
Patah tulang pelvis atau pinggul
Spinal stenosis (penyempitan kanal spinal)
Turunnya disk intervertebral pada tulang belakang
Osteoarthritis.
Spondylosis
Bengkak bernanah di dalam spinal
Tumor di dalam spinal
21
Gejala-gejala skiatika beragam, mengacu pada tingkat keparahan tubrukan pada saraf
skiatis. Skiatika mestinya menjadi dugaan penyakit jika pasien mengalami:
Rasa sakit dan kram pada punggung, bokong, dan bagian bawah posterior kaki.
Lemas pada tungkai ketika berdiri dan berjalan.
Rasa sakit dan lemas yang dipulihkan dengan istirahat.
Mati rasa atau perasaan geli di punggung dan sepanjang tungkai.
Berkurangnya sensasi sepanjang area yang juga dirangsang oleh saraf skiatis.
Hubungan dengan skenario
Rasa nyeri yang menjalar pada kaki kanan bawah yang diderita Rasunan disebabkan
oleh skiatika akibat iritasi pada saraf skiatis. Saraf skiatis merupakan salah satu saraf
yang paling besar dan penting yang mempengaruhi anggota tubuh bagian bawah dan
belakang. Saraf ini muncul dari bukaan pada tulang vertebra sakral (tulang ekor) dan
menyampaikan rangsang ke otot punggung dan anggota tubuh bagian bawah. Pada
skiatika, bukaan pada tulang sakral dimana saraf skiatis muncul, mengalami
penyempitan, menyebabkan tekanan pada saraf skiatis dan menghasilkan rasa sakit
22
sepanjang jalurnya. Seiring dengan rangsangan dari saraf skiatis ke punggung dan
anggota badan bagian bawah, timbulah sakit dan nyeri punggung yang terus turun ke
kaki.
DAFTAR PUSTAKA
Arisandi, Defa. 2008. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Spondilitis Tuberulosa. (Http : // www.fadlie.web.idaskepaskep-spondilitis-tuberculosa5y.pdf ,Diakses 13 Januari 2009)
Sinta,Sukma.2007.Anatomi.(Http://www.images.sukmasinta.multiply.comattachment0RyiMcQoKCqYAAHgU1YU1A%20N%20A%20T%20O%20M%20I.pptnmid=65211773 ,Diakses 13 Januari 2009)
Azhar, Mutiara Budi. 2006. Systema Nervosum Periphericum. Bahan Kuliah Tahun Ajaran 2006/2007.
S. Snell, Richard. 2006.Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. ed : Hartanto, Huriawati, dkk. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
A. Price, Sylvia ,M. Wilson, Lorraine. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. ed : Hartanto, Huriawati, dkk. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Dorland, W.A. Newman. 2002. Kamus Kedokteran Dorland. ed : Hartanto, Huriawati, dkk. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Susy Suswaty, Prosedure Teknik Penggambaran MRI, Makalah yang disampaikan pada Pelatihan Dosen APRO Depkes . Jakarta , 1992.
Toshiaki Miyachi, Artifacts in Clinical MRI. Journal of The Japan Association of Radiological Technologists, Tokyo 104. Japan, 1998
Smeltzer, Suzane C, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth edisi 8 Vol 3, Jakarta : EGC, 2002
Doengoes, ME, Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Edisi 2, Jakarta : EGC, 2000.
Tucker,Susan Martin,Standar Perawatan Pasien edisi 5, Jakarta : EGC, 1998.
Long, Barbara C, Perawatan Medikal Bedah, Bandung : Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran, 1996.