SKENARIO 4
MASALAH KESEHATAN AGROINDUSTRI
Puskesmas Kencong kedatangan seorang pasien, Bapak Wijoyo, 45
tahun, dengan keluhan sesak nafas, pusing, mual-mual, dan muntah
sebanyak 3 kali. Keluhan ini dirasakan mulai 4 jam lalu. Sebelumnya
Pak wijoyo sedang bekerja di ladang jagung. Pada waktu itu Pak
wijoyo sedang menyemprot insektisida di ladangnya. Sebenarnya Pak
Wijoyo sudah menderita keluhan ini sejak 2 tahun terakhir ini,
tetapi karena keluhan tidak begitu mengganggu maka Pak wijoyo
mendiamkan saja, barangkali hanya masuk angin biasa karena
kelelahan bekerja di ladang. Di desanya, Kencong, sebagian besar
penduduknya bekerja sebagai petani. Menurut Pak
Wijoyo,petani-petani lain juga sering mengalami keluhan yang sama,
tetapi tidak dirasa mengganggu sehingga tidek berobat ke
puskesmas.
Dokter Puskesmas yang memeriksa, dr. Andre Taulani, menyatakan
Pak Wijoyo menderita keracunan akut akibat kontaminasi polutan
organofosfat yang terkandung pada insektisida yang digunakan. Dan
saat itu juga dibentuk unit sebagai bagian Kesehatan Lingkungan
(Kesling) di Puskesmasnya yang bertanggung jawab menangani
masalah-masalah kesehatan yang berhubungan dengan lingkungan
agroindustri. Serta masalah penyakit akibat kerja dalam lingkup
kesehatan kerja, masalah air, masalah makanan, sampah, limbah, dan
tidak ketinggalan masalah vektor penyakit. Masalah Kesehatan
Agroindustri
Klarifikasi Istilah:
1.Agroindustri: Bahan mentah yang dirubah menjadi suatu barang
jadi, dan hal ini merupakan suatu tindak lanjut dari Proses
Agribisnis.
2.Insektisida: Senyawa Kimia yang digunakan untuk membunuh
serangga.
3.Polutan Organophospat: Pestisida yang paling beracun, yang
mana merupakan nama umum dari ester. Dan Organophospat ini berasal
dari bahan organic.
4.Kesehatan Lingkungan: Keseimbangan ekologi antara manusia dan
lingkungan agar menghasilkan lingkungan yang optimum yang dimana
lingkungan optimum akan menunjang suatu kesehatan yang optimum
pula.
5.Kontaminasi: Pencemaran yang menyebabkan suatu kerusakan dan
atau perubahan sifat tubuh.
6.Vektor Penyakit: Hewan pembawa/penyebar suatu penyakit.
7.keracunan Akut: Keadaan sakit yang di timbulkan akibat
mengkonsumsi residu pestisida, dan umumnya terjadi pada 7-14 hari
keracunan.
8.Kesehatan Kerja: Aplikasi dari sebuah ilmu Kesehatan
Masyarakat yang bersifat promotif dan preventif serta bertujuan
untuk mempertahankan, meningkatkan derajat kesehatan.Rumusan
Masalah
MASALAHAGROINDUSTRI:- Masalah kesehatan pada daerah
agroindustri
-Faktor-faktor penyebab terjadinya masalah agroindustri
-Pestisida: 1. Jenis
2. dampak
3. Penanganan
-Masalah kesehatan Kerja di daerah agroindustri
-Upaya penanganan pada masalah agroindustri agar menjadi suatu
solusi yang ramah lingkungan
-bentuk/model pelayanan kesehatan pada daerah agroindustri
KESEHATAN LINGKUNGAN:
-Pengaruh lingkungan pada kesehatan
- Indikator pada Kesehatan Lingkungan
-Sasaran pelaksanaan dari Kesehatan Lingkungan
- Air
- makanan
- sampah
-limbaKESEHATANKERJA:-Faktor penyebab masalah Kesehatan
Kerja
-Penanganan dan pencegahan Kesehatan Kerja
MASALAH KESEHATAN AGROINDUSTRI
Definisi
Lapangan kesehatan yang meliputi masalah-masalah kesehatan
agroindustri secara menyeluruh. Jadi maksudnya kesehatan
agroindustri itu adalah masalah-masalah yang berhubungan dengan
pekerja yang ber agroindustri ( bertani, berkebun, melaut, dll
).
Tujuan
2.2.1 Secara umum
Menjelaskan perilaku sakit pelaku agroindustri. Maksudnya adalah
memberikan edukasi pada masyarakat pekerja agroindustri dari segi
fisik social dan biologis yang dapat menyebabkan sakit.
Menentukan faktor yang bertanggung jawab terhadap variasi
penerimaan gejala penyakit yang mengikuti gejala-gejala ini dengan
sakitnya dan reaksi terhadap penyakit para pelaku
agroindustri.2.2.2 Secara khusus
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang bekerja di bidang
agroindustri.
Melindungi masyarakat sekitar agar terlindung dari pencemaran
perusahaan agroindustri.
Masalah lingkungan hidup yang berkaitan dengan agroindustri:
Terjadi peningkatan produksi limbah
Limbah yang dihasilkan semakin beragam dan kompleks sehingga
sulit diolah
Biaya pengolahan mahal
Pengolahan limbah seringkali tdk menyelesaikan masalah
Pengolhan limbah butuh biaya yang besar
Peraturan yang ada masih terfokus pada pengolahan dan
pembuangan, belum mencakup pencegahan
Masalah-masalah di lingkungan agroindustri
Pada umumnya masalah-masalah di lingkungan agroindustri antara
lain
1. Masalah pestisida
2. Masalah makanan
3. Masalah air
4. Masalah limbah dan sampah
5. Masalah vektor penyakit Faktor Penyebab Masalah Kesehatan
Agroindustri
Peralatan yang tidak ergonomis
Ada peralatan yang tidak sesuai dengan kerja alamiah tubuh.
misalnya mesin traktor yang getarannya melebihi ambang batas yang
dapat diterima tubuh.
Kurangnya pendidikan mengenai pentingnya pemakaian APD
Masih banyak para pekerja yang saat bekerja tidak menggunakan
Apd disebabkan kurangnya pengetahuan mereka aka pentingnya APD.
Contohnya banyak petani yang tidak melindungi diri mereka saat
penyemprotan pestisida. Padahal hal ini dapat menyebabkan kulit
mereka iritasi karena terkena senyawa pestisida tersebut.
Sosial budaya & perilaku yang sulit diubah
Masyarakat agroindustri biasanya masih sangat sederhana dalam
menjalani kehidupan sehari-hari. Misalnya masih ada masyarakat yang
mandi, BAB, BAK, mencuci di sungai yang sama. Kemudian masih banyak
juga rumah-rumah warga yang menjadi satu dengan kandang
ternaknya.
Pekerja usia dini
Para tamatan SMP yang seharusnya melanjutkan ke jenjang SMA
banyak yang langsung bekerja padahal kesiapan mental dan fisik
mereka masih kurang.
Pendidikan yang kurang
Para petani biasanya menyimpan peralatan bertani miliknya di
sembarang tempat. Padahal itu sangat berbahaya, apalagi bila
dijangkau anak-anak. Bisa jadi peralatan tersebut terminum atau
dijadikan mainan yang bisa menyebabkan luka bahkan kematian. Maka
dari itu pendidikan mengenai hal ini sangat penting.
MASALAH PESTISIDA
Definisi pestisida
Semua zat kimia dan baha lain serta jasad renik dan virus yang
digunakan untuk :
Memberantas / mencegah hama-hama dan penyakit yang merusak
tanaman dan hasil-hasil pertanian.
Memberantas hama air.
Memberantas / mencegah binatang-binatang yang dapat menyebabkan
penyakit pada manusia dan binatang.
Jenis pestisida
Berdasarkan tujuannya, pestisida dibagi menjadi beberapa jenis
:
Rodentisida Sasaran : tikus
Senyawa penyusun rodentisida : seng fosfida, arsen tioksida,
kalium sulfat, fosforus, dan barium karbonat.
Insektisida Sasaran : serangga
Senyawa penyusun : organoklorin, organofosfat, dan karbonat
Herbisida
Sasaran : gulma
Senyawa penyusun : arsenid trioksida, amonium sulfanat,
karbonat, borat, natrium klorat, arsenik, triasil, dan urasil.
Fungisida dan bakterisida
Sasaran : jamur dan bakteri
Senyawa penyusun : sulfur, kuprum, merkuri, dan karbonat
Nematisida
Sasaran : nematoda (cacing)
Senyawa penyusun : dikloropropana, dikloropropena, metil
bromida, metil isosianat, dazomat.
Defolian (mempercepat peluruhan daun)
Sasaran : daun tumbuhan
Senyawa penyusun : dioksin
Berdasarkan bahan aktifnya, pestisida dibagi menjadi 3 jenis
yaitu:
Pestisida organik (Organic pesticide) : pestisida yang bahan
aktifnya adalah bahan organik yang berasal dari bagian tanaman atau
binatang, misal : neem oil yang berasal dari pohon mimba
(neem).
Pestisida elemen (Elemental pesticide) : pestisida yang bahan
aktifnya berasal dari alam seperti: sulfur.
Pestisida kimia/sintetis (Syntetic pesticide) : pestisida yang
berasal dari campuran bahan-bahan kimia.
Berdasarkan cara kerjanya, pestisida dibagi menjadi 2 jenis
yaitu :
Pestisida sistemik (Systemic Pesticide) :
adalah pestisida yang diserap dan dialirkan keseluruh bagian
tanaman sehingga akan menjadi racun bagi hama yang memakannya.
Kelebihannya tidak hilang karena disiram. Kelemahannya, ada bagian
tanaman yang dimakan hama agar pestisida ini bekerja. Pestisida ini
untuk mencegah tanaman dari serangan hama.
Contoh : Neem oil.
Pestisida kontak langsung (Contact pesticide) :
adalah pestisida yang reaksinya akan bekerja bila bersentuhan
langsung dengan hama, baik ketika makan ataupun sedang berjalan.
Jika hama sudah menyerang lebih baik menggunakan jenis pestisida
ini.
Contoh : Sebagian besar pestisida kimia.Berdasarkan senyawa
kimia,pestisida dibagi menjadi 6 yaitu: Gol. Organofosfat
Bahan yang aktif terkandung : diazinon, fention, fenitrotion,
fentoat, kloropinifus, kuinalfas, dan malation. Bersifat labil dan
lebih toksik pada hewan yang bertulang belakang. Organofosfat ini
dapat menimbulkan keracunan akut dan keracunan kronik.Gejala
keracunan : pupil menyempit, penglihatan kabur, mata berair, mulut
berbusa, banyak keluar keringat, banyak mengeluarkan air liur,
sakit kepala, pusing, detak jantung cepat, mual, muntah, kejang
pada perut, mencret, sukar bernafas, lumpuh, pingsan.
Gol. Organoklorin
Bahan yang aktif terkandung : endosulfan, klordan
Gejala keracunan : mempengaruhi sistem saraf. Sakit kepala,
pusing, mual, muntah, mencret, badan lemah, gugup, gemetar,
kejang-kejang dan hilang kesadaran.
Gol. Karbonat
Bahan yang aktif terkandung : karbonil dan metomil
Gejala keracunan : sama dengan organofosfat namun cepat
terurai
Gol. Bipirilidium
Bahan yang aktif terkandung : pragnat diklorida
Gejala keracunan : mual sakit perut, diare (1-3 jam setelah
masuk) ; kerusakan ginjal ( 3-24 hari ) ; terjadi kerusakan
paru.
Gol. Arsen
Bahan yang aktif terkandung : arsen pentoksida, keminin, arsen
pentoksida dihibrat
Gejala keracunan : nyeri pada mulut, muntah, sakit kepala
Gol. Anti-koagulan
Bahan yang aktif terkandung : difasion, kumatetralil,
bromodiolone, vumalor, brodifakum.
Gejala keracunan : nyeri pada lambung dan usus, muntah, mimisa,
bintik merah pada kulit, tinja berdarah.
Paparan Pestisida
Paparan akibat polutan dibagi menjadi 4 kategori: (Prinsip Dasar
Kesling, H. J. Mukono)
1. Paparan akut : apabila suatu paparan terjadi kurang dari 24
jam dan jalan masuknya melalui intravena dan injeksi subkutan
2. Paparan sub akut : apabila paparan terulang untuk waktu 1
bulan
3. Paparan sub kronis : apabila paparan terulang antara 1 sampai
3 bulan
4. Paparan kronis : apabila paparan trulang lebih dari 3
bulan
Dampak positif dan negatif pestisida
a.Dampak positif
- Meningkatkan produktivitas pertanian
- Meningkatkan keuntungan
- Mengendalikan populasi hama dan gulma
- Mudah diaplikasikan
- Hampir diaplikasikan di setiap tempat dan setiap waktu
- Hasilnya dapat dilihat dalam waktu singkat
- Dapat diaplikasikan di areal yang luas dalam waktu singkat
- Mudah diperoleh, dapat dibeli di kios-kios pedesaan sampai
pasar swalayan di kota besarb.Dampak negatif
Sumber : PAN (Pesticide Action Network) Indonesia
1. Menyebabkan alergi, peradangan dan gatal-gatal pada kulit
2. Mempengaruhi kerja otak dan saraf (daya ingat rendah, sulit
konsentrasi, kehilangan kesadaran, dank koma)
3. Merusak fungsi hati
4. Menurunkan kekebalan tubuh
5. Mengganggu kehamilan dan pertumbuhan janin
6. Kemandulan bagi laki-laki karena spermatozoid
7. Resiko besar kanker oleh karsinogenPestisida masuk ke dalam
tubuh manusia melalui
a. saluran makanan (ingesti)
b. saluran pernapasan (inhealer)
c. kulit (inderma)
d. keracunan
Cara pemakaian pestisida
Menurut UU No 12 Th 1992 tentang Budidaya Tanaman :
Penyemprotan : untuk hama serangga dan ulat
Dusting/menabur : untuk hama rayap
Penuangan / penyiraman : untuk semut dan cacing
Injeksi batang : peningkatan mutu tanaman
Dipping/pencelupan : untuk biji-bijian
Fumigasi : penguapan
Impregasi : metode dengan teknanPencegahan keracunan
Penyimpanan racun hama
Disimpan dlam wadah yang diberi tanda , tertutup, dan dalam
lemari terkunci.
Tempat menyimpan yang sudah tidak dipakai lagi harus dibakar
agar racunnya musnah sama sekali.
Penyimpanan makanan atau minuman di wadah botol, sangat besar
bahayanya.
Pemakaian alat-alat pelindung
Pakai masker
Pakai pakaian pelindung, kaca mata, sarung tangan,
Pakai respirator, kacamata, baju plindung, dan sarung tangan
selama menyiapkan dan menggunakan semprotan.
Alat pelindung harus terbuat dari karet Pencegahan yang
lainnya
Menyemprot searah dengan arah angin
Hindari jam kerja lebih dari 8 jam
Jangan disemprot tempat-tempat yang sebagian tubuh manusia akan
bersentuhan dengannya. INSEKTISIDA
Insektisida yang digunakan dalam kesehatan masyarakat, yaitu
:
1. mineral : minyak tanah, solar, belerang, borax
2. botanical : pyrethrum, rotenone, allethrin, dimethrin,
resmethrin. Tidak menimbulkan masalah residu yang toksis.
3. chlorinated hydrocarbon : DDT, methoxychlor, BHC, lindane,
chlordane, dieldrin, toxaphene. Penggunaannya bermasalah dengan
resistensi dan kontaminasi lingkungan.
4. organophosphate : abate, malathion, chlorphyrifos, diazinon,
dichlorvos, trichlorfon. Biasanya menggantikan chlorinated
hydrocarbon karena dapat melawan vektor yang resisten.
5. carbamate : dimetilan, landrin. Merupakan suplemen bagi
organophosphate.
6. fumigant : nophthalent, HCN, methylbromide. Mudah menguap dan
uapnya masuk ke tubuh vektor melalui pori pernapasan dan permukaan
tubuh.
Pengelompokan berdasarkan stadium perkembangan vektor yang
menjadi sasaran :
1. larvasida : membunuh stadium larva
2. adultisida : membunuh stadium dewasa
3. ovisida : membunuh telur
Repellent : bahan yang berbau yang dapat menolak serangga. Tidk
membunuh serangga, Gunanya memberikan perlindungan pada manusia
dari serangan serangga.Masalah Kesehatan Kerja Pada Masyarakat
Agroindustri
Macam penyakit
Penyakit akibat kerja agroindustri
Tabakosis
-akibat debu tembakau.
-bisa karena jamur yang tumbuh di tembakau, atau nikotin yang
terkandung dalam tembakau yg menyebabkan sakit.
-kelainan paru.
Byssinosis
-di perusahaan pemintalan dan pertenunan serta pekerja di
perkebunan kapas.
-disebabkan oleh debu kapas.
Bagassosis
-pekerja yang membuat kasur dari bahan kapas jelek.
-penyakit paru.
-penyebab bagasse: ampas tebu setelah tebu diperas dan diambil
gulanya.
-tanda-tandanya: radang alat pernapasan akut, enek, muntah,
demam dengan suhu tinggi, menggigil, batuk, dll.
-pencegahan : membasahi bagasse, dan tidak terlalu lama
menyimpan bagasse.
Asthma
-pekerja yang mengerjakan biji-bijian.
-bengek terhadap butir beras dan gandum. alergi pada kutu tepung
atau pada tepungnya sendiri.
-tanda-tanda: sesak napas
Jamur
-porotrichosis hidup di rumpun pohonan, pekerja yang luka.
-terkena duri, mungkin dihiggapi penyakit tersebut.
-dermatosis karena jamur, gatal.
-obatnya: antijamur
Macam-macam penyakit akibat kerja
Menurut karakteristik
General disease, contohnya mual, muntah, pusing, batuk, dll.
Work related disease, contohnya low back pain.
Occupational disease, contohnya penyakit byssinosis.
Menurut jangka waktu
Penyakit akut, contohnya keracunan makanan.
Penyakit kronis, contohnya keracunan pestisida .
Menurut organ yang diganggu
System pernapasan, penyakit yang dapat terjadi adalah
Byssinosis, penyebabnya cotton sisal.
Pneumoconiosis, penyebabnya silica, coal, asbes.
Asma, penyebabnyagandum temakau, kayu jamur, kutu, burung,
tikus.
Tumor paru, penyebabnya asbes.
Kulit, penyakit yang dapat terjadi adalah
Dermatitis kontak, penyebabnya karet, kulit, nikel, merkuri,
kobal, vinil, epoxy.
Infeksi kulit, penyebabnya bakteri, virus, jamur.
Neonasi kulit, penyebabnya tar dan sinar matahari.
Acne, penyebabnya cttingoils, chlorinated napthylenes.
System saraf, penyakit yang dapat terjadi adalah
Kelainan saraf peripheral, penyebabnya pestisida, merkuri,
arsenic, dan antimony.
Kelainan Central Nervus System (CNS), penyebabnya arsenic,
mercuri, karbon disulfide, dam metal klorida.
Ginjal dan saluran kemih, penyakit yang dapat terjadi adalah
Gagal ginjal akut, penyebabnya karbon tetraklorida, etilena
glikol pertisida, arsen, logam berat, pelarut hidrokarbon.
Gagal ginjal kronik, penyebabnya logam berat dan radiasi
mengion.
Kesehatan mental, penyakit yang dapat terjadi adalah
Anxietas, penyebabnya zat toksik dan stressor pekerjaan.
Depresi, penyebabnya stressor pekerjaan dan zat toksik.
Lesu kerja, penyebabnya stressor pekerjaan.
Telinga, hidung, tenggorokan, penyakit yang dapat terjadi
adalah
Tuli akibat kerja (Noise Inaero HEaringloss), penyebabnya bising
di tempat kerja.
Mata, penyakit yang dapat terjadi adalah
Kerato konyutivikus, penyebabnya sinar las, expose zat
kimia.
Alat reproduksi, penyakit yang dapat terjadi adalah
Mandul, penyebabnya timah hitam, cadmium, dibromo kloro propane,
panas.
Abortus, penyebabnya kerja berat dan senyawa toksik.
Premature, penyebabnya ioning radition dan PCB.
Lahir cacat, penyebabnya metal merkuri, PCB, ioning
radition.
Kerusakan sperma, penyebabnya dioxin dan gates.
Neoplasma kandung kemih, penyebabnya beta naftilamin dan
magenta.
Neoplasma ginjal, penyebabnya paparan asbes.
System jantung dan pembulu darah, penyakit yang dapat terjadi
adalah
Iskemia dengan menyebabkan penyakit koroner, penyebabnya karbon
disulfidearsen nitrat dan karbon monoksida.
Iskemia tanpa mengakibatkan penyakit koroner, penyebabnya karbon
monoksida, nitrit, dan mtil klorida.
Disritnia, penyebabnya kloro hidro karbon nitrit
Kardiomlopati, penyebabnya karbon disulfide, karbon monoksida
dan dan metal klorida.
Cor pulmonale, penyebabnya debu fibrogenik.
Otot dan kerangka, penyakit yang dapat terjadi adalah
Fenomena raynaud, penyebabnya trauma fibrasi dan vinil
klorida.
Carpal tunnel syndrome, penyebabnya fleksi yang kuat pada
pergelangan dan exstensi.
Torsal tunnel syndrome, penyebabnya pergelangan kakibmedial
tertekan sepatu yang terlalu sempit.
Artrtitis degenerative.
Artralgia dan myalgia, penyebabnya ua logam, pestisida, timah
hitam dan pelarut kimia.
Hati, penyakit yang dapat terjadi adalah
Infeksi
Hepatitis virus A, penyebabnya virus hepatitis.
Leptospirosis, penyebabnya leptospira yang hidup dalam urine
tikus.
noninfeksi
kegagalan fungsi liver, penyebabnya 2-nitropropana, dimetil
formaldehid, asetilena tetraclorida, trinitrotolen, tetraclor
metana, etilena bromide, glikol bromide, hidrokloroflorkarbonModel
Pelayanan Kesehatan Masyarakat Industri
Pemeliharaan kesehatan , konseling dan rehabilitasii medis
Perawatan rawat jalan
Pembinaan dan pengawasan terhadap
Lingkungan kerja
Perlengkapan sanitasi
Perlengkapan kerja
Usaha pencegahan terhadap penyakit umum dan penyakit menular
akibat kerja
Penyuluhaan tentang pendidikan kesehatanKesehatan
LingkunganPengaruh lingkungan terhadap masalah kesehatan :
Lingkungan sebagai faktor predisposisi (Faktor kecenderungan)
Lingkungan sebagai penyebab penyakit (Penyebab langsung penyakit)
Lingkungan sebagai media transmisi penyakit (Sebagai perantara
penularan penyakit) Lingkungan sebagai faktor mempengaruhi
perjalanan suatu penyakit (Faktor penunjang)Sumber : Prof. H.
Soedjajadi Keman, dr., MS., Ph.D. Universitas Airlangga -
Surabaya
Keadaan kesehatan lingkungan di Indonesia masih merupakan hal
yang perlu mendapaat perhatian, karena menyebabkan status kesehatan
masyarakat berubah seperti peledakan penduduk, penyediaan air
bersih, pengolalaan sampah, pembuangan air limbah penggunaan
pestisida, masalah gizi, masalah pemukiman, pelayanan kesehatan,
ketersediaan obat, populasi udara, abrasi pantai, penggundulan
hutan dan banyak lagi permasalahan yang dapat menimbulkan satu
model penyakit. Ditinjau dari berbagai aspek lingkungan dapat
berpengaruh terhadap masalah kesehatan.
Pada saat ini pembangunan di sektor perumahan sangat berkembang,
karena kebutuhan yang utama bagi masyarakat. Perumahan juga harus
memenuhi syarat bagi kesehatan baik ditinjau dari segi bangungan,
drainase, pengadaan air bersih, pengolalaan sampah domestik uang
dapat menimbulkan penyakit infeksi dan ventilasi untuk pembangunan
asap dapur.
Perilaku pola makanan juga mengubah pola penyakit yang timbul
dimasyarakat. Gizi masyarakat yang sering menjadi topik pembicaraan
kita kekurangan karbohidrat, kekurangan protein, kekurangan vitamin
A dan kekurangan Iodium. Ada yang kekurangan kuantitas makanan saja
(Maramus), tapi seringkali juga kualitas kurang (Kwashiorkor).
Sebagian besar penyakit yang didapat berhubungan dengan kekurangan
gizi terutama pada anak-anak.
Pencemaran udara yang disebabkan industri dapat menimbulkan
asphyxia dimana darah kekurangan oksigen dan tidak mampu melepas
CO2 disebabkan gas beracun besar konsentrasinya dedalam
atmosfirseperti CO2, H2S, CO, NH3, dan CH4.
Pengaruh air terhadap kesehatan juga dapat menyebabkan penyakit
menular dan tidak menular.
SASARAN KESEHATAN LINGKUNGANMenurut Pasal 22 ayat (2) UU
23/1992, Sasaran dari pelaksanaan kesehatan lingkungan adalah
sebagai berikut :1. Tempat umum : hotel, terminal, pasar,
pertokoan, dan usaha-usaha yang sejenis2. Lingkungan pemukiman :
rumah tinggal, asrama/yang sejenis3. Lingkungan kerja :
perkantoran, kawasan industri/yang sejenis4. Angkutan umum :
kendaraan darat, laut dan udara yang digunakan untuk umum5.
Lingkungan lainnya : misalnya yang bersifat khusus seperti
lingkungan yang berada dlm keadaan darurat, bencana perpindahan
penduduk secara besar2an, reaktor/tempat yang bersifat khusus.
Didalam memantau pelaksanaan program kesehatan lingkungan dapat
dilihat beberapa indikator kesehatan lingkungan sebagai
berikut:Penggunaan Air Bersih
Salah satu kebutuhan penting akan kesehatan lingkungan adalah
masalah air bersih. Kebutuhan akan air bersih, pengelolaan sampah
yang setiap hari diproduksi oleh masyarakat serta pembuangan air
limbah yang langsung dialirkan pada saluran/sungai. Hal tersebut
menyebabkan pandangkalan saluran/sungai, tersumbatnya
saluran/sungai karena sampah. Pada saat musim penghujan selalu
terjadi banjir dan menimbulkan penyakit. Masalah air bersih
merupakan hal yang paling fatal bagi kehidupan kita. Dimana setiap
hari kita membutuhkan air bersih untuk minum, memasak, mandi,
mencuci dan sebagainya. Dengan air yang bersih tentunya membuat
kita terhindar dari penyakit. Kalau kita tahu, saat ini masalah air
bersih merupakan barang yang langka di negeri tercinta kita ini,
apalagi di kota-kota besar seperti Jakarta, air bersih merupakan
barang yang mahal dan sering diperjualbelikan. Tidak seperti halnya
beberapa puluh tahun yang lalu, saat itu air bersih mudah diperoleh
dan selalu berlimpah mengalir di setiap sudut tanah negeri kita
ini, karena pada waktu itu belum banyak terjadi polusi air dan
udara. Dari rasa dan warnanya pun saat ini berbeda tidak sealami
dulu dikarenakan oleh polusi tersebut. erdapat beberapa penyakit
yang ditimbulkan oleh sanitasi yang kurang baik serta pembuangan
sampah dan air limbah yang kurang baik diantaranya adalah Diare,
Demam berdarah, Disentri, Hepatitis A, Kolera, Tiphus, Cacingan dan
Malaria.
Rumah Sehat
Bagi sebagian besar masyarakat, rumah merupakan tempat berkumpul
bagi semua anggota keluarga dan menghabiskan sebagian besar
waktunya, sehingga kondisi kesehatan perumahan dapat berperan
sebagai media penularan penyakit diantara anggota keluarga atau
tetangga sekitarnya.Untuk menciptakan rumah sehat maka diperlukan
perhatian terhadap beberapa aspek yang sangat berpengaruh, antara
lain:Sirkulasi udara yang baik, Penerangan yang cukup, Air bersih
terpenuhi, Pembuangan air limbah diatur dengan baik agar tidak
menimbulkan pencemaran serta Bagian-bagian ruang seperti lantai dan
dinding tidak lembab serta tidakterpengaruh pencemaran seperti bau,
rembesan air kotor maupun udara kotor.
Keluarga Dengan Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar
Keluarga dengan kepemilikan sarana sanitasi dasar meliputi
persediaan air bersih, kepemilikan jamban keluarga, tempat sampah
dan pengelolaan air limbah keluarga keseluruhan hal tersebut sangat
diperlukan didalam peningkatan kesehatan lingkungan.
http://kesmas-unsoed.blogspot.com/2011/03/makalah-vektor-penyakit.htmlA.Peranan
Vektor PenyakitSecara umum, vektor mempunyai peranan yaitu sebagai
pengganggu dan penular penyakit. Vektor yang berperan sebagai
pengganggu yaitu nyamuk, kecoa/lipas, lalat, semut, lipan, kumbang,
kutu kepala, kutu busuk, pinjal, dll. Penularan penyakit pada
manusia melalui vektor penyakit berupa serangga dikenal
sebagaiarthropod - borne diseasesatau sering juga disebutsebagai
vector borne diseases.
Agen penyebab penyakit infeksi yang ditularkan pada manusia yang
rentan dapat melalui beberapa cara yaitu :
a. Dari orang ke orang
b. Melalui udara
c. Melalui makanan dan air
d. Melalui hewan
e. Melalui vektor arthropoda (Chandra,2003).
Vektor penyakit dari arthropoda yang berperan sebagai penular
penyakit dikenal sebagaiarthropod - borne diseasesatau sering juga
disebutsebagai vector borne diseases.
1.Arthropods Borne DiseaseIstilah ini mengandung pengertian
bahwa arthropoda merupakan vektor yang bertanggung jawab untuk
terjadinya penularan penyakit dari satu host (pejamu) ke host lain.
Paul A. Ketchum, membuat klasifikasi arthropods borne diseases pada
kejadian penyakit epidemis di Amerika Serikat seperti terlihat pada
tabel dibawah ini :
Tabel 2. Arthropods Borne Disease di Amerika
Park & Park, membagi klasifikasi arthropods borne diseases
yang sering menyebabkan terjadinya penyakit pada manusia sebagai
berikut :
Tabel 3.NoArthropodaPenyakit Bawaan
1.NyamukMerupakan vektor dari penyakit Malaria, Filaria, Demam
kuningDemam berdarah,
Penyakit otak, demam haemorhagic
2.LalatMerupakan vektor dari penyakit tipus dan demam paratipus,
diare,
disentri, kolera, gastro-enteritis, amoebiasis, penyakit lumpuh,
conjunctivitis, anthrax
3.Lalat PasirMerupakan vektor penyakit leishmaniasis, demam
papataci dan bartonellosisi, Leishmania donovani,
4.Lalat HitamMerupakan vektor penyakit Oncheocerciasis
5.Lalat tse2Merupakan vektor dari penyakit tidur
6.KutuMerupakan vektor dari penyakit tipus mewabah, relapsing
demam, parit
7.Pinjalpenyakit sampar, endemic typhus
8.SengkenitPenyakit Rickettsia (Rickettsia Rickettsii)
9.Tungaupenyakit tsutsugamushi atau scrub typhus yang
disebabkan
oleh Rickettsia tsutsugamushi,
1.Transmisi Arthropoda Bome DiseasesMasuknya agen penyakit
kedalam tubuh manusia sampai terjadi atau timbulnya gejala penyakit
disebut masa inkubasi atau incubation period, khusus pada
arthropods borne diseases ada dua periode masa inkubasi yaitu pada
tubuh vektor dan pada manusia.
1.Inokulasi (Inoculation)Masuknya agen penyakit atau bibit yang
berasal dari arthropoda kedalam tubuh manusia melalui gigitan pada
kulit atau deposit pada membran mukosa disebut sebagai
inokulasi.
2.Infestasi (Infestation)Masuknya arthropoda pada permukaan
tubuh manusia kemudian berkembang biak disebut sebagai infestasi,
sebagai contoh scabies.
3.Extrinsic Incubation Period dan Intrinsic Incubation
PeriodWaktu yang diperlukan untuk perkembangan agen penyakit dalam
tubuh vektor Disebut sebagai masa inkubasi ektrinsik, sebagai
contoh parasit malaria dalam tubuh nyamuk anopheles berkisar antara
10 14 hari tergantung dengan temperatur lingkungan dan masa
inkubasi intrinsik dalam tubuh manusia berkisar antara 12 30 hari
tergantung dengan jenis plasmodium malaria.
4.Definitive Host dan Intermediate HostDisebut sebagai host
definitif atau intermediate tergantung dari apakah dalam tubuh
vektor atau manusia terjadi perkembangan siklus seksual atau siklus
aseksual pada tubuh vektor atau manusia, apabila terjadi siklus
sexual maka disebut sebagai host definitif, sebagai contoh parasit
malaria mengalami siklus seksual dalam tubuh nyamuk, maka nyamuk
anopheles adalah host definitive dan manusia adalah host
intermediate.
5.Propagative, Cyclo Propagative dan Cyclo - DevelopmentalPada
transmisi biologik dikenal ada 3 tipe perubahan agen penyakit dalam
tubuh vektor yaitupropagative, cyclo propagativedancyclo -
developmental, bila agen penyakit atau parasit tidak mengalami
perubahan siklus dan hanya multifikasi dalam tubuh vektor disebut
propagative sepertiplague bacillipada kutu tikus, dengue (DBD) bila
agen penyakit mengalami perubahan siklus dan multifikasi dalam
tubuh vektor disebutcyclo propagativeseperti parasit malaria dalam
tubuh nyamuk anopheles dan terakhir bila agen penyakit mengalami
perubahan siklus tetapi tidak mengalami proses multifikasi dalam
tubuh vektor seperti parasit filarial dalam tubuh nyamuk culex.
A.Pengendalian Vektor PenyakitPeraturan Mentri No.374 tahun 2010
mendefinisikan bahwa pengendalian vektor merupakan kegiatan atau
tindakan yang ditujukan untuk menurunkan populasi vektor serendah
mungkin sehingga keberadaannya tidak lagi beresiko untuk terjadinya
penularan penyakit di suatu wilayah atau menghindari kontak
masyarakat dengan vektor sehingga penularan penyakit yang dibawa
oleh vektor dapat di cegah (MENKES,2010).
Pengendalian vektor dapat dilakukan dengan pengelolaan
lingkungan secara fisik atau mekanis, penggunaan agen biotik
kimiawi, baik terhadap vektor maupun tempat perkembangbiakannya dan
atau perubahan perilaku masyarakat serta dapat mempertahankan dan
mengembangkan kearifan loKal sebagai alternative. Beberapa faktor
yang menyebabkan tingginya angka kesakitan penyakit bersumber
binatang antara lain adanya perubahan iklim, keadaan social-ekonomi
dan perilaku masyarakat. Perubahan iklim dapat meningkatkan risiko
kejadian penyakit tular vektor. Faktor risiko lainnya adalah
keadaan rumah dan sanitasi yang buruk, pelayanan kesehatan yang
belum memadai, perpindahan penduduk yang non imun ke daerah
endemis.
Masalah yang di hadapi dalam pengendalian vektor di Indonesia
antara lain kondisi geografis dan demografi yang memungkinkan
adanya keragaman vektor, belum teridentifikasinya spesies vektor (
pemetaan sebaran vektor) di semua wilayah endemis, belum lengkapnya
peraturan penggunaan pestisida dalam pengendalian vektor,
peningkatan populasi resisten beberapa vektor terhadap pestisida
tertentu, keterbatasan sumberdaya baik tenaga, logistik maupun
biaya operasional dan kurangnya keterpaduan dalam pengendalian
vektor.
Dalarn pengendalian vektor tidaklah mungkin dapat dilakukan
pembasmian sampai tuntas, yang mungkin dan dapat dilakukan adalah
usaha mengurangi dan menurunkan populasi kesatu tingkat yang tidak
membahayakan kehidupan manusia. Namun hendaknya dapat diusahakan
agar segala kegiatan dalam rangka menurunkan populasi vektor dapat
mencapai hasil yang baik. Untuk itu perlu diterapkan teknologi yang
sesuai, bahkan teknologi sederhana pun yang penting di dasarkan
prinsip dan konsep yang benar. Ada beberapa cara pengendalian
vector penyakit yaitu :
1. Pengendalian Vektor Terpadu (PVT)
Mengingat keberadaan vektor dipengaruhi oleh lingkungan fisik,
biologis dan social budaya, maka pengendaliannya tidak hanya
menjadi tanggung jawab sector kesehatan saja tetapi memerlukan
kerjasama lintas sector dan program. Pengendalian vektor dilakukan
dengan memakai metode pengendalian vektor terpadu yang merupakan
suatu pendekatan yang menggunakan kombinasi beberapa metoda
pengendalian vektor yang dilakukan berdasarkan pertimbangan
keamanan, rasionalitas, efektifitas pelaksanaannya serta dengan
mempertimbangkan kesinambungannya.
a. Keunggulan Pengendalian Vektor Terpadu (PVT) adalah
1. Dapat meningkatkan keefektifan dan efisiensi sebagai metode
atau cara pengendalian
2. Dapat meningkatkan program pengendalian terhadap lebih dari
satu penyakit tular vektor
3. Melalui kerjasama lintas sector hasil yang dicapai lebih
optimal dan saling menguntungkan.
Pengendalian Vektor Terpadu merupakan pendekatan pengendalian
vektor menggunakan prinsip-prinsip dasar management dan
pertimbangan terhadap penularan dan pengendalian peyakit.
Pengendalian Vektor Terpadu dirumuskan melalui proses pengambilan
keputusan yang rasional agar sumberdaya yang ada digunakan secara
optimal dan kelestarian lingkungan terjaga.
b. Prinsip-prinsip PVT meliputi:
1. Pengendalian vektor harus berdasarkan data tentang bioekologi
vektor setempat, dinamika penularan penyakit, ekosistem dan prilaku
masyarakat yang bersifat spesifik local( evidence based)
2. Pengendalian vektor dilakukan dengan partisipasi aktif
berbagai sector dan program terkait, LSM, Organisasi profesi, dunia
usaha /swasta serta masyarakat.
3. Pengendalian vektor dilakukan dengan meningkatkan penggunaan
metoda non kimia dan menggunakan pestisida secara rasional serta
bijaksana
4. Pertimbangan vektor harus mempertimbangkan kaidah ekologi dan
prinsip ekonomi yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.
c. Beberapa metode pengendalian vektor sebagai berikut:
1. Metode pengendalian fisik dan mekanik adalah upaya-upaya
untuk mencegah, mengurangi, menghilangkan habitat perkembangbiakan
dan populasi vektor secara fisik dan mekanik.
Contohnya:- modifikasi dan manipulasi lingkungan tempat
perindukan (3M, pembersihan lumut, penenman bakau, pengeringan,
pengalihan/ drainase, dll)
- Pemasangan kelambu
- Memakai baju lengan panjang
- Penggunaan hewan sebagai umpan nyamuk (cattle barrier)
- Pemasangan kawat
2. Metode pengendalian dengan menggunakan agen biotic
- predator pemakan jentik (ikan, mina padi,dll)
- Bakteri, virus, fungi
- Manipulasi gen ( penggunaan jantan mandul,dll)
3. Metode pengendalian secara kimia
- Surface spray (IRS)
- Kelambu berinsektisida
- larvasida
Adapun prinsip dasar dalam pengendalian vektor yang dapat
dijadikan sebagai pegangan sebagai berikut :
a. Pengendalian vektor harus menerapkan bermacam-macam cara
pengendalian agar vektor tetap berada di bawah garis batas yang
tidak merugikan/ membahayakan.
b. Pengendalian vektor tidak menimbulkan kerusakan atau gangguan
ekologi terhadap tata lingkungan hidup. (Nurmaini, 2001)
2. Pengendalian secara alamiah (naturalistic control) yaitu
dengan memanfaatkan kondisi alam yang dapat mempengaruhi kehidupan
vector. Ini dapat dilakukan dalam jangka waktu yang lama
3. Pengendalian terapan (applied control) yaitu dengan
memberikan perlindungan bagi kesehatan manusia dari gangguan
vektor. Ini hanya dapat dilakukan sementara.
a. Upaya peningkatan sanitasi lingkungan (environmental
sanitation improvement)
b. Pengendalian secara fisik-mekanik (physical-mechanical
control) yaitu dengan modifikasi/manipulasi lingkungan
c. Pengendalian secara biologis (biological control) yaitu
dengan memanfaatkan musuh alamiah atau pemangsa/predator,
fertilisasi
d. Pengendalian dengan pendekatan per-UU (legal control) yaitu
dengan karantina
e. Pengendalian dengan menggunakan bahan kimia (chemical
control) (Afrizal, 2010).
Masalah Air
Inti dari masalah air pada masyarakat agroindustri adalah
kurangnya kesadaran masyarakat dalam menggunakan sumber air bersih
dan higienis.Masyarakat agroindustri seringkali menggunakan air
sungai yang sudah terkontaminasi pestisida,bakteri,dll.
Syarat air minum / air bersih:
1. Syarat fisik, yaitu tidak keruh, tidak berwarna, tidak
berasa
2. Syarat bakteriologis, yaitu bebas dari bakteri pathogen,
contoh: E. coli3. Syarat kimia, yaitu tidak tercemar oleh zat kimia
atau mineral berbahaya, memiliki pH netral (6,5 - 7,5), tidak
terdapat endapan/koloid, tidak mengandung bahan kimia berbahaya
(arsen, sianida, dll)
4. Syarat radioaktivitas, memperhatikan sinar dan sinar
Pengelolaan air bersih:
1. Secara alamiah, caranya: air didiamkan sehingga terbentuk
endapan
2. Dengan penyaringan, yaitu Rapid Sand Filter dan Slow Sand
Filter
3. Penambahan zat kimia, dengan dua macam zat yaitu zat koagulan
(tawas dan kapur) dan desinfektan (khlor)
4. Mengalirkan udara, untuk menghilangkan bau dan meningkatkan
kadar oksigen
5. Memanaskan hingga mendidih, untuk membunuh kuman-kuman pada
air
Pemurnian air bersih:
1. Pengendapan
2. Penyaring multimedia
3. Penyaringan mikro
4. Destilasi air minum
5. Desinfektan
Sumber pencemaran air
1. Domestik , berasal dari sampah dan limbah rumah tangga
2. Industri , berasal dari limbah dan bakteri yang dipai dalam
industry yang dapat mencemari lingkungan
3. Pertanian dan perkebunan, berasal dari sisa sisa insektisida
dan pupuk kimia yang tidak bisa diuraikan
Penyakit akibat air, terbagi atas empat peranan air.
1. Cara water berne, kuman ada dalam air minum ( diminum (
penjangkitan penyakit. Contoh penyakit: kolera, typhoid,
disentri
2. Cara water washes, erat hubungannya dengan kebersihan
alat-alat dapur, alat masak. Contoh penyakit: infeksi pada kulit,
typhus
3. Cara water based, host/penjamu dan penjamu perantara hidup di
air dan menularkan penyakit lewat air. Contoh penyakit: infeksi
organ pencernaan oleh parasit
4. Vektor insekta yang berhubungan dengan air, air merupakan
tempat perkembangbiakan beberapa macam insekta yang dapat menjadi
vektor penyakit. Contoh penyakit: malaria dan demam berdarah
Masalah Makanan
Masalah makanan di masyarakat agroindustri terutama disebabkan
karena sanitasi yang buruk, yaitu:
1. Mengolah makanan / makan dengan tangan kotor
2. Memasak sambil bermain dengan hewan peliharaan
3. Menggunakan lap kotor untuk membersihkan meja dan
perabotan
4. Mencuci peralatan makan dengan tangan air yang kotor
5. Sayur dan buah ditanam pada tanah yang terkontaminasi
6. Menyimpan makanan tanpa ditutup
Upaya pengelolaan timbulnya penyakit akibat makanan, yaitu ;
1. Pendidikan dan penerangan pada masyarakat tentang perlunya
hygiene dan sanitasi makanan
2. Pengawasan terhadap hewan-hewan potong
3. Pengawasan terhadap susu sapi dan hasil-hasilnya
4. Pengawasan terhadap perusahaan makanan dan minuman
Hal-hal yang perlu diawasi :
Bahan baku yang digunakan
Alat alat perlengkapan
Cara kerja dalam pengolahan
Kesehatan dan kebersihan para karyawannya
Cara penyimpanan dan pengiriman makanan
Hygiene dan sanitasi perusahaan
Adanya sumber air bersih
5. Pengawasan kebersihan pasar dan tempat umum
6. Pengawasan kebersihan restoran dan rumah makan
Syarat umum makanan antara lain:
1. Higienis, bersih dari kuman-kuman penyakit dan
kotoran-kotoran
2. Bergizi, mengandung zat karbohidrat, protein, vitamin, dan
mineral
Syarat khusus:
1. Makanan tidak rusak, busuk, atau basi yang ditandai dengan
perubahan rasa, bau, berlendir, warna, berjamur, aroma, atau adanya
pengotoran lainnya
2. Memenuhi persyaratan bebas bakteri
3. Tidak mengandung residu bahan pestisida dan logam berat
Makanan dapat terkontaminasi oleh:
1. Pestisida, contoh: organofosfat, organoklorin
2. Logam, contoh: Mangan, Cadmium
3. Mikroba, contoh: Salmonela, Staphylococcus, Clostridium
4. Zat berbahaya, contoh: penyedap, pengawet, pewarna
MASALAH SAMPAH DAN LIMBAH
Definisi
a.Limbah
Sisa suatu usaha dan atau kegiatan yang mengandung bahan
berbahaya dan beracun yang karena sifat dan atau konsentrasi dan
jumlahnya, baik secara langsung ataupun tidak langsung dapat
mencemarkan dan merusakkan lingkungan hidup, dan dapat membahayakan
lingkungan hidup kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta
makhluk lain. (UU RI No.23 thn 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup pasal 1)
b.Sampah
Dalam ilmu kesehatan , sampah adalah keseluruhan dari benda atau
hal-hal yang dipandang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak
disenangi, atau harus dibuang.
Sampah adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan yang berwujud
padat atau semi padat baik organic maupun anorganik bersifat dapat
terurai maupun tidak dapat terurai yang dianggap sudah tidak
berguna lagi dan dibuang ke lingkungan.
Karakteristik limbahBerdasarkan karakteristiknya, limbah
industri dapat digolongkan menjadi 4 bagian:
Limbah cair Limbah padat
Limbah gas dan partikel
Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)
Setelah diadakannya analisis, ternyata limbah air mempunyai
sifat yang dapat dibedakan menjadi tiga bagian besar antara
lain:
1. Sifat fisik
2. Sifat kimiawi
3. Sifat biologis
Jenis limbah1. Sumber spesifik
limbah yang berasal dari sisa suatu kegiatan industri atau
kegiatan manusia
2. Sumber tidak spesifik
limbah yang berasal dari kegiatan pemeliharaan
alat,pencucian,inhibitor korosi, pelarutan kerak,dll.
Dampak
Dampak yang ditimbulkan
Efek akut : kerusakan system saluran pernapasan, saluran
pencernaan, system kardiovaskuler, dll.
Efek kronis : karsinogenik / pendorong terjadinya kanker, mutasi
sel tubuh, kerusakan sistem reproduksi, dll.Penyakit yang
ditimbulkan
Insect bone disease ( penyakit akibat serangga ) ; lalat =
diare, kolera, ; nyamuk = DBD
Roden bone disease ( disebabkan oleh rodentia) ; penyakit
pess
Vector jamur ; penyakit kulit
Vector cacing ; dll.
Prinsip pengendalian sampah
Reduce
Meminimalisir penggunaan barang atau material. Karena semakin
banyak barang atau material yang digunakan maka semakin banyak pula
sampah yang dihasilkan.
Re-use
Menggunakan kembali barang-barang yang masih bisa dipakai. Agar
sampah dapat terkendali, hindari menggunakan barang-barang sekali
pakai.
Recycle
Mendaur ulang barang-barang yang sudah tidak terpakai menjadi
barang baru yang bisa dimanfaatkan.
Replace
Mengganti barang-barang yang ada dengan barang-barang yang ramah
lingkungan dan tahan lama serta tidak sekali pakai.
Sifat limbah
Berukuran mikro
Dinamis
Berdampak luas ( penyebarannya )
Berdampak jangka panjang ( antar generasi ) Sumber sampah
Sumber sampah, dari:
Permukiman / Rumah tangga ; sisa tumbuhan kebun, sisa makanan,
kulit buah / sayuran, dll
Perdagangan ; pasar = kardus, kotak pembungkus, kertas, pita
mesin tik, dll.
Industri ; sisa bahan baku, bahan jadi, debu industri, sampah
bahan makanan, logam, plastik, kayu, dll
Peternakan & perikanan ; kotoran ternak, sisa makanan,
bangkai binatang, bangkai ikan, sisa makanan ikan, dll.
Pertanian & perkbunan / agriculture : jerami, sampah
sayur-sayuran, batang jagung, pohon kacang, dll.
Pertambangan ; sampah berupa bahan tambang
Jalan, dsb. ; tumbuhan taman, debu jalanan, kertas, kardus,
sobekan ban, onderdil yang jatuh, sampah yang dibuang pengendara,
dll.
Perkantoran / institusional : kertas, karbon, pita mesin tik,
klip, dll.
Tempat umum ; sampah dari tempat hiburan, olahraga, tempat
ibadah, dll. Kertas, sisa buah, kaleng, plastik, dll.
Kehutanan : hasil penebangan kayu,
Pusat pengolahan air buangan ; saringan besi = plastik, kertas,
kayu, dll.
--sumber : dr.Azrul Azwar + FKM-UI
Macam sampah
Berdasarkan zat pembentuk :
Sampah organic (mudah membusuk) ; sampah kebun, sampah pasar.
Sampah anorganik (tidak mudah membusuk) ; plastic, kaca, logam.
Berdasarkan sifatnya :
Mudah membusuk
Tidak mudah membusuk
Mudah terbakar ; kayu, kertas
Tidak mudah terbakar ; kaleng, kaca
Berdasarkan ilmu kedokteran / karakteristik sampah:
Garbage ; sisa pengelolaan atau sisa makanan yang membusuk. Ex:
kotoran dapur Rumah tangga, restoran, hotel, dll.
Rubbish ; bahan atau sisa pengelolaan yang tidak mudah membusuk.
Ex: kayu, kaca
Ashes ; segala jenis abu. Ex: hasil pembakaran kayu, dll
Dead animal ; bangkai hewan berukuran besar. Ex: sapi, kuda,
kucing, tikus. Kalau bangkai cicak, cacing, tdk termasuk.
Street sweeping ; sampah yang berserakan di jalan. Apapun
---
Industrial waste ; sampah sisa hasil industri. Mungkin lebih
mirip atau disebut limbah.
--- sumber : dr.azrul azwar
Houshold refuse ; berasal dari perumahan, campuran garbage,
rubbish, ashes Abandoned vehicle ( bangkai kendaraan ) ; bangkai
mobil, truk, kereta api, dll. Demolition waste ( sampah hasil
penghancuran gedung ) ;
Contruction wastes ( sampah dari daerah pembangunan ) ; tanah,
batu-batuan, potongan kayu, alat perekat, dinding kertas, dll.
Sewage solid ; terdiri dari benda kasar yang biasanya organic
hasil saringan pada pintu masuk suatu pusat pengolahan air minum.
Sampah khusus ; sampah yang memerlukan penganganan khusus = kaleng
cat, film bekas, zat radio aktif, dll.---tambahan dari FKM-UI
Dampak pengolahan sampah yang baik dan kurang baik
Dampak negatif
Terhadap kesehatan 1. berkembangnya vektor penyakit ; diare,
kholera, dbd, penyakit kulit, penyakit akibat infeksi cacing pita,
dll2. potongan besi, kaca, kaleng dapat menyebabkan kecelakaan
kerja Terhadap lingkungan
1. estetika lingkungan kurang kurang indah dipandang mata
2. timbulnya bau busuk, akibat pembusukan sampah oleh
mikroorganisme
3. debu beterbangan
4. asap dari pembakaran sampah dapat mengganggu pernapasan,
penglihatan, dll.
5. pencemaran udara jika melewati standart kualitas udara
6. kebakaran sampah bisa meluas
7. pembuangan sampah ke saluran dapat menyebabkan penyumbatan
saluran, pendangkalan8. luapan air ketika hujan karena timbunan
sampah, sehingga bisa banjirKesehatan KerjaFaktor-faktor penyebab
masalah kesehatan kerja
Penyebabnya adalah ketidakseimbangan antara 3 unsur, yaitu :
a. Kapasitas kerja
Status kesehatan, status gizi pekerja yang baik, kemampuan fisik
yang prima, kondisi atau tingkat kesehatan, keterampilan, jenis
kelamin, usia, dan ukuran tubuh.
b. Beban kerja
Setiap pekerjaan merupakan beban bagi pelakunya. Beban dapat
berupa fisik, mental, maupun sosial
c. Lingkungan kerja
Situasi yang dapat berakibat pada beban kerja seseorang baik
jasmani maupun rohaninya, dalam berbagai faktor, yaitu fisik,
kimia, biologi, fisiologi, dan mental-psikologis.
Panas, bising debu, zat-zat kimia,dll
Bisa disebut beban tambahan (penerangan, gas, uap, debu,
konstruksi bangunan, suasana kerja, hubungan antar rekan kerja)
Faktor-faktor penyebab lainnya antara lain:
Fisik : suara, radiasi sinar-sinar radioaktif, suhu yang terlalu
tinggi, penerangan lampu dan tekanan udara, dll.
Kimia: debu, uap gas, larutan, awan, & kabut.
Biologis: bisa dari gangguan hewan / tumbuhan
Fisiologis: misalnya konstruksi mesin, sikap & cara
kerja
Mental-Psikologis : suasana kerja, hubungan di antara pekerja /
dengan perusahaan , pemilihan kerja, dll.
Bahaya yang mengancam manusia dikarenakan jenis proyek:
pencahayaan dan penerangan yang kurang, bahaya dari pengangkutan,
dan bahaya yg ditimbulkan oleh peralatan.PR suhu memasak makanan
dan cara memasak
Disebutkan bahwa suhu memasak yang tepat menurut US Food and
Drug Administration adalah sebagai berikut:
Daging sapi dan daging sapi muda:- Ground products 160 derajat
Fahrenheit- Steak and Roasts 145 derajat Fahrenheit
Daging domba atau kambing:- Ground 160 derajat Fahrenheit-
Pre-cooked Ham 140 derajat Fahrenheit
Unggas atau ayam:- 165 derajat Fahrenheit
Ikan dan kerang-kerangan:- 145 derajat Fahrenheit
Makanan sisa:- 165 derajat Fahrenheit
Sisa makanan selalu menjadi dilema. Secara umum, daging segar
yang aman untuk sisa hari 1-3 dan 3-5, tapi ini tergantung pada
jenis makanan. Daftar lengkap di bawah: sapi, domba, babi, dan sapi
muda
Dengan pendinginan yang tepat, seperti hamburger, daging rebus
atau varietas daging (lidah, hati, jantung, ginjal, pengisi perut)
akan tetap aman selama 1-2 hari. Daging segar, daging panggang dan
steak akan tetap aman selama 3-5 hari, dan daging segar sebelum
diisi akan tetap aman selama 1 hari.
Sisa-sisa daging sapi, babi domba, atau sapi muda, termasuk
casseroles, akan tetap aman selama 3-4 hari. Kornet dalam kantong
dengan pengawetan jus, tetap aman selama 5 sampai 7 hari di kulkas.
Untuk Bacon, akan aman selama 7 hari.
Sedangkan ham setelah dimasak aman selama 3-4 hari, setengah
matang selama 3-5 hari dan ham matang jika didinginkan akan aman
selama 7 hari. Sebelum dimasak, ham simpan dalam lemari es. Jika
dibuka, akan tetap aman selama 3-4 hari. Jika dalam kaleng belum
dibuka kaleng, sebelum dimasak, ham akan tetap aman untuk 6-9
bulan.
Ayam, kalkun dan unggas lainnya
Dengan pendinginan yang tepat, segar, dada ayam dapat disimpan
dengan aman selama 1 hari. Unggas segar, bakso dan jeroan ayam itik
dapat disimpan dengan aman selama 1-2 hari. Potongan unggas segar
dapat disimpan dengan aman didinginkan selama 1-2 hari, sementara
segala jenis burung dapat disimpan dengan aman selama 1-2 hari.
Telur
Telur segar akan tetap aman selama 3-5 minggu dengan pendinginan
yang tepat. kuning telur segar atau putih akan tetap aman selama
2-4 hari. Sisa-sisa casseroles, quiches, atau telur dadar akan
tetap aman selama 3-4 hari, sedangkan telur rebus akan tetap aman
selama 1 minggu jika didinginkan dengan benar.
Sosis dan daging untuk makan siang
Sosis dapat disimpan aman untuk 2-3 minggu dengan pendinginan
yang tepat. Sosis sapi, ayam, babi atau minyak Turki dapat tetap
aman dalam lemari es selama 1-2 hari. Sosis untuk sarapan diasap
atau patties dapat tetap aman selama 7 hari. Daging yang digunakan
untuk makan siang, diolah atau dari toko dapat tetap aman selama
3-5 hari jika benar didinginkan.
Seafood
Ikan segar dan kerang akan aman untuk 1-2 hari jika benar
didinginkan, sedangkan ikan yang tersisa dan kerang dapat disimpan
dengan aman didinginkan selama 3-4 hari.
Aneka Campuran dari Makanan
Makanan untuk makan malam Beku dan ditandai tetap beku tidak
aman untuk mencair dan tidak harus disimpan dalam lemari es.
Mayones ditandai dengan mendinginkan setelah pembukaan akan tetap
aman selama 2 bulan jika didinginkan dengan benar.
Kuah dan kaldu daging bisa aman disimpan dalam lemari es selama
3-4 hari. Pizza akan tetap aman selama 3-4 hari dengan pendinginan
yang tepat. Makanan dan minuman akan tetap aman di kulkas selama
3-4 hari. Telur yang diolah atau buatan sendiri, ayam, ham,
makaroni, atau salad tuna dapat disimpan dengan aman selama 3-5
hari jika benar didinginkan.