LAPORAN DIAGNOSIS KOMUNITAS
PENGETAHUAN TENTANG VENTILASI RUMAHPADA KELUARGA BINAAN RT/RW
001/006 DESA TANJUNG PASIR, KECAMATAN TELUK NAGA, KABUPATEN
TANGERANG, PROVINSI BANTEN
Kelompok VIINTAN SARI WIBAWA(1102006130) AULYA
NOVALDY(1102008048) JULIAN PRATAMA (1102008127) PARAMA PUTRI K
(1102008187) AFDA NAKITA (1102009013) ARANI NADHIRA(1102009039)
Pembimbing :DR. dr. Artha Budi Susila Duarsa, M.Kesdr. Taufit
Wirawandr. Dwi Yanto
KEPANITERAAN ILMU KESEHATAN MASYARAKATKEDOKTERAN
KOMUNITASFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSIFEBRUARI 2014BAB
ILATAR BELAKANG
1.1 GAMBARAN UMUM DESA1.1.1 Gambaran Umum Desa Secara
GeografisDesa Tanjung Pasir terletak di utara dari Kecamatan Teluk
Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten yang merupakan daerah
pesisir pantai dan mempunyai luas wilayah 564,25 hektar dan
merupakan daerah dataran rendah dengan ketinggian satu meter dari
permukaan laut dengan suhu udara 300-370C. Luas wilayah terdiri
dari sawah seluas 79 hektar, daratan seluas 108,185 hektar dan
empang seluas 377,065 hektar. Pada daratan terdiri dari dua hektar
pemakaman umum. Batas-batas wilayah Desa Tanjung Pasir seperti yang
terlihat pada gambar 1.1 adalah sebagai berikut:a. Sebelah utara
berbatasan dengan Laut Jawa.b. Sebelah barat berbatasan dengan Desa
Tanjung Burung.c. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Muara.d.
Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Tegal Angus, Lemo, dan
Pangkalan.
Gambar 1.1 Batas Wilayah Desa Tanjung Pasir
Puskesmas Tegal Angus adalah salah satu puskesmas yang terletak
di wilayah Kecamatan Teluk Naga. Kecamatan Teluk Naga Kabupaten
Tangerang Propinsi Banten, mempunyai luas wilayah 4.763.198 ha
(47,631 km2). Terdiri dari luas daratan 2.170.120 ha dan sawah
2.593.078 ha dengan ketinggian dari permukaan laut 2-3 meter dengan
curah hujan rata-rata 24 mm/tahun. Jarak dari Ibu Kota Kabupaten
Tangerang sekitar 47 km. Batas batas wilayah Kecamata Teluknaga
adalah sebagai berikut:a. Sebelah Utara berbatasan dengan wilayah
laut Jawab. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kota
Tangerang/Kecamatan Neglasaric. Sebelah Timur berbatasan dengan
Kecamatan Kosambid. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan
Sepatan/Pakuhaji
Wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus berada di wilayah Kecamatan
Teluk Naga bagian utara yang terdiri dari enam desa binaan yaitu
desa Pangkalan, Tanjung Burung, Tegal Angus, Tanjung Pasir, Muara
dan Lemo.
Gambar 1.2 Peta Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Angus
Puskesmas Tegal Angus terdapat di:a) Desa Tegal Angus, Jl Raya
Tanjung Pasir, Kode Pos 15510.b) Status kepemilikan Tanah : Tanah
Pemkabc) Batas wilayah sebelah Utara berbatasan dengan Laut Jawad)
Batas wilayah sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Kosambie)
Batas wilayah sebelah Selatan berbatasan dengan desa Kampung
Melayuf) Batas wilayah sebelah Barat dengan desa Pakuhaji
Prasarana perhubungan dan pengairan di Kecamatan Teluk Naga
dihubungkan oleh:A. JalanPanjang jalan yang ada di wilayah
Kecamatan Teluk Naga sepanjang 108 km,dengan klasifikasi sebagai
berikut :1. Berdasarkan status a. Jalan Propinsi : 9,5 kmb. Jalan
Kabupaten : 5 kmc. Jalan Desa: 93,5 km2. Berdasarkan kondisi
fisika. Jalan hotmik: 17,5 kmb. Jalan aspal: 67 kmc. Jalan tanah:
14,5 kmB. Jembatana. Jembatan besi: 1 kmb. Jembatan beton: 7 kmC.
Sungai/kaliSungai / kali yang mengalir di wilayah Kecamatan
teluknaga adalah sungai Cisadane dengan panjang saluran sejauh 12
km1. Irigasi/Pengairan: Pengairan dapat mengairi sawah seluas
20.593.649 ha.2. Bendungan air/Dam: dapat digunakan Perusahaan
Daerah Air Minum(PDAM) yang menjadi salah satu sumber air bersih
yangdimanfaatkan masyarakat.
1.1.2 Gambaran Umum Desa Secara Demografi1.1.2.1 Situasi
KependudukanDesa Tanjung Pasir terdiri dari enam kepala dusun, 14
Rukun Warga (RW), dan 34 Rukun Tetangga (RT) yang dapat dilihat
pada gambar 1.2. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun
2010 jumlah penduduk di wilayah Desa Tanjung Pasir adalah 10.225
jiwa terdiri dari 4.115 jiwa laki-laki dan 6.110 jiwa
perempuan.
1.1.2.2 Jumlah PendudukKepadatan penduduk rata-rata 1,625
jiwa/km2. Dengan jumlah rumah tangga 1.4853 dan rata-rata jumlah
jiwa per rumah tangga adalah 3.7 jiwa. Berdasarkan data dari
Kecamatan Teluk Naga pada tahun 2012 jumlah penduduk di wilayah
kerja Puskesmas Tegal Angus adalah 53,831 jiwa yang tersebar di 6
desa seperti yang tercantum di tabel 1.1 dibawah ini :Tabel 1.1Luas
Wilayah, Jumlah Desa, Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah Tangga Dan
Kepadatan Penduduk Menurut Desa/KelurahanNo.Desa/KelLuas Wilayah
(km2)JumlahRata-Rata Jiwa/ RumahKepadatan Penduduk (km2)
Penduduk(Jiwa)Penduduk Miskin (Jiwa)RTRWRwKKRumah
1.Lemo3,616,6827343215648140810.311850.97
2.Muara5,143,5664902264967937.19693.77
3.Pangkalan7,5416,8881,4953511413232294.082239.79
4.Tj. Burung5,247,699740168247315723.101463.55
5.Tj. Pasir5,649,5131,34831181,78723195.321686.70
6.Tegal Angus2,839,5131,081237287918953.303361.48
Jumlah30,0253,8315,8891394512,41510,7454.331794
Sumber : Data BPS Kecamatan Teluk Naga Tahun 2013
Klasifikasi jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin di wilayah
kerja Puskemas Tegal Angus dilihat pada tabel 1.2 dibawah ini
:Tabel 1.2 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur
Puskesmas Tegal Angus Tahun 2012No.KELOMPOK UMUR (TAHUN)JUMLAH
PENDUDUK
LAKI-LAKIPEREMPUANLAKI-LAKI + PEREMPUAN
12345
1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.11.12.13.14.15.16.0-45-910-1415-1920-2425-2930-3435-3940-4445-4950-5455-5960-6465-6970-7475+2,7022,6572,8962,9802,9102,8772,3361,9941,7041,4011,1357415463372522032,5052,5112,5632,8952,9602,7902,1531,8881,6131,2629256565333182813075,2075,1685,4595,8755,8705,6674,4893,8823,3172,6632,0601,3971,079655533510
JUMLAH27,67126,16053,831
Sumber : Kantor Statistik Kabupaten Tangerang 2012
1.2.2.3 Lapangan Pekerjaan PendudukLapangan pekerjaan penduduk
di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus cukup beragam, hal ini
berhubungan dengan geografis kecamatan Teluk Naga dimana terdapat
persawahan dan berbatasan dengan laut serta daerah kota Tangerang
dan akses ke daerah Jakarta.
No.Lapangan Kerja PendudukJumlah
1.Buruh 4592
2.Buruh industri13757
3.Industri rakyat13536
4.Nelayan 386
5.Pedagang6373
6.Pengangguran4004
7.Pensiunan PNS45
8.Pensiunan TNI/POLRI43
9.Perangkat Desa141
10.Pertukangan4109
11.Petani pemilik13316
12.Petani penggarap6063
13.PNS222
14.TNI/POLRI65
Tabel 1.3. Lapangan Pekerjaan Penduduk Desa Tegal Angus
Sumber : Profil Puskesmas Tegal Angus 2012
2.2.4 Tingkat PendidikanAspek pendidikan merupakan salah satu
indikator yang dapat mempengaruhi kualitas kehidupan penduduk di
wilayah Kecamatan Teluk Naga.Tingkat pendidikan diwilayah kerja
Puskesmas Tegal Angus masih rendah,dari jumlah 53.831 penduduk
hanya sebagian kecil yang mengenyam pendidikan seperti terlihat
pada tabel dibawah ini:Tabel1.4 Penduduk 10 Tahun Keatas Menurut
Jenjang Pendidikandi Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Angus Tahun
2012
No.Jenjang PendidikanJumlah
1.Tidak/belum tamat SD12598
2.SD/MI15738
3.SLTP/MTS4060
4.SLTA/MA3601
5.AK/Diploma159
6.Universitas130
Sumber : Kantor Statistik Puskesmas Tegal Angus, 2012
1.2.2.5 Sarana dan Prasarana1. Gedung Puskesmas yang terdiri
dari:a. Ruang Kepala Puskesmas: 1 Ruangb. Ruang TU: 1 Ruangc. Ruang
Dokter: 1 Ruangd. Ruang Aula: 1 Ruange. Ruang Imunisasi: 1 Ruangf.
Ruang Loket: 1 Ruangg. Ruang Apotik: 1 Ruangh. Ruang BP umum: 1
Ruangi. Ruang BP Anak: 1 Ruangj. Ruang BP Gigi: 1 Ruangk. Ruang
KIA/KB: 1 Ruangl. Ruang Gizi: 1 Ruangm. Ruang Gudang Obat: 1
Ruangn. Ruang TB: 1 Ruango. Ruang Lansia: 1 Ruangp. Ruang Kesling:
1 Ruangq. Ruang Perpustakaan: 1 Ruangr. Ruang Mushola: 1 Ruangs.
Ruang Bidan: 1 Ruangt. Dapur: 1 Ruangu. Ruang Gudang Perkakas: 1
Ruang
2.Bidan di Desa : 6 orang
3. Posyandu 45 buah, terdiri dari :a. Tegal Angus: 7 Posyandub.
Pangkalan: 10 Posyanduc. Tanjung Burung: 7 Posyandud. Tanjung
Pasir: 9 Posyandue. Lemo: 6 Posyanduf. Muara: 6 Posyandu
4. Pembinaan UKBM (Usaha Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat)
:a. Jumlah Posyandu: 45 buahb. Jumlah Kader Posyandu di bina: 225
orangc. Jumlah kader dasa wisma dibina: 34 orangd. Jumlah TOMA
(Tokoh Masyarakat) dibina: 60 orang
5. Sarana Sekolah yang ada di wilayah kerja Puskesmas Tegal
Angus
Tabel 1.5 Sarana Sekolah di Wilayah Kerja Puskesmas Tegal
AngusTahun 2012NoNama DesaJUMLAH SEKOLAH
PAUDTKRASDMISMPMTsSMASMKMA
1Pangkalan1205121010
2Tj. Burung1002100000
3Tegal Angus0102221100
4Tj. Pasir0202101000
5Muara0003000000
6Lemo0003000000
Puskesmas13012422100
Sarana pelayanan kesehatan wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus
dapat dilihat pada tabel dibawah ini:Tabel 1.6. Sarana Pelayanan
KesehatanNo.Sarana Pelayanan KesehatanJumlah
1.Apotik 0
2.Balai pengobatan/klinik1
3.Polindes 0
4.Posbindu 6
5.Poskesdes1
6.Posyandu 45
7.Praktek dokter (perorangan)
Dokter umum7
Dokter gigi0
Dokter spesialis0
8.Puskesmas1
9.Puskesmas keliling (pusling)1
10.Puskesmas pembantu (pustu)0
11.Rumah Sakit Bersalin0
12.Rumah Sakit Jiwa0
13.Rumah Sakit Khusus Lainnya0
14.Rumah Sakit Umum0
15.Toko obat0
Sumber : Data BPS Kecamatan Teluk Naga Tahun 2012
1.2.2.6 KesehatanUpaya Pemerintah Desa Tanjung Pasir dengan
Instansi terkait, dalam hal ini Puskesmas untuk pelayanan kesehatan
masyarakat, antara lain :1. Peningkatan Gizi keluargaPemberian
Makanan Tambahan (PMT) kepada balita yang ada di setiap posyandu,
pemeriksaan kesehatan kepada ibu hamil.2. Pencegahan penyakit,
Vaksinasi Filariasis (kaki gajah), imunisasi polio bagi Balita,
pemberian vitamin A. 3. Penyuluhan Kesehatan dan Penyakit antara
lain Demam Berdarah dengue, Flu Burung, Chikungunya, dan
sejenisnya.4. Penanganan bagi Balita yang kekurangan Gizi dengan
memberikan susu dan makanan yang bernutrisi5. Penyuluhan Kessehatan
tentang bagaimana menjaga dan memelihara lingkungan dengan
membersihkan rumah masing-masing dan lingkungan sekitarnya.6.
Pemanfaatan dengan ditanami sayur mayor dan tanaman Obat keluarga
(TOGA), tabulapot dan Tabulakar.
Sebagai penunjang kegiatan tersebut, dibutuhkan sarana kesehatan
yang tersedia di Desa Tanjung Pasir :1. Poskesdes : 1 unit2. Pos KB
Keluarga: - unit3. Posyandu: 6 unit4. Pos Mandiri: - unit5. Klinik
Bersalin/BKIA: - unit6. Praktek dokter/Bidan: 4 unit7. Praktek
Bidan: 4 unit8. Paraji: 4 orang9. Keluarga Berencana: - oranga.
Jumlah Pos/ Klinik KB: - unitb. Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS):
334 Pasangc. Jumlah Akseptor KB:1. Pil: 127 orang2. IUD: 14 orang3.
Kondom: - orang4. Suntik: 190 orang5. Implan: 13 orang
1.2.2.7 Ketenagaan Puskesmas Tegal AngusStaf Puskesmas Tegal
Angus berjumlah 30 orang dengan status ketenagaan seperti tercantum
dalam tabel dibawah ini :Tabel 1.7. Kategori Tenaga di Puskesmas
Tegal AngusNo.Kategori TenagaStatusJumlah
PNSPTT/TKKLain-Lain
1.Dokter Gigi1001
2.Dokter Umum3003
3.AKBID46111
4.AKPER1001
5.D3 Gizi1001
6.D3 Kesling0000
7.Bidan4004
8.Perawat3216
9.Pekarya1001
10.Honor0022
JUMLAH188430
Sumber : Ketata Usahaan Puskesmas Tegal Angus Tahun 2012
1.2.2.8 Ketersediaan PekaranganDesa Tanjung Pasir merupakan
sebuah desa nelayan yang ada di wilayah Banten, di desa ini tanaman
yang dapat tumbuh amat terbatas hal ini dikarenakan kondisi air
yang berkadar garam tinggi dan tanah yang mengandung pasir amat
menyulitkan untuk bertanaman sayuran, tanaman obat maupun tanaman
buah-buahan. Mengingat kondisi ini maka Direktorat Budidaya dan
Pascapanen Sayuran dan Tanaman Obat melakukan pengamatan dan
menyimpulkan bahwa warga di Desa Tanjung Pasir melirik pekarangan
yang dapat dimanfaatkan dalam berbudidaya sayuran.
(Puskesmas,2011)Pada saat ini, desa Tanjung Pasir dijadikan sebagai
percontohan dan pembelajaran agar budidaya sayuran dapat dilakukan
juga di tingkat rumah tangga untuk mengurangi pengeluaran akan
kebutuhan pangan namun dapat meningkatkan pendapatan keluarga.
1.2.2.9TransportasiSarana transportasi masyarakat Desa Tanjung
Pasir dengan menggunakan angkutan umum, ojek motor,becak serta
sepeda. angkutan umum, ojek motor,becak serta sepeda
1.2 Gambaran Keluarga Binaan1.2.1 Denah Lokasi Keluarga Binaan
Keluarga binaan berada di RT/RW 001/006 Desa Kampung Empang,
Kecamatan Teluk Naga Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Terdiri
dari keluarga Ny Erna, Tn.Hanafi, Tn.Usman, Tn Ande Wijaya, Tn
Sali. Adapun lokasi pemukiman keluarga binaan adalah sebagai
berikut :
sd345Tn HanafiNy. ErnaTn UsmanTn. Ande WijayaTn. Sali2Gambar 1.3
Denah lokasi rumah keluraga binaan RT 001 RW 006
1.2.2.1 Keluarga Ny Erna1.Ny. ErnaKepala keluargaP25SDIbu Rumah
Tangga
2.An. NoviAnak pertamaP4--
3.Jenal PonakanL15SD-
Keluarga Ny. Erna bertempat tinggal di Kampung Empang RT 001/RW
006 Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang.
Keluarga tersebut terdiri dari Ny, Erna sebagai kepala keluarga
dengan seorang putri yang bernama Novi dan seorang ponakan laki
laki anak dari kakak ibu erna yang bernama jenal.Ny. Erna, berusia
25 tahun, tidak bekerja dengan penghasilan berkisar antara Rp.
100.000,00 Rp 200.000,00 per bulan ditambah dengan beras 5 liter
tiap bulannya yang di peroleh dari kakak ibu erna yang berjualan di
pasar. Pendapatan Ny. Erna digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup
sehari-hari, seperti membeli air PAM, makanan, jajan anaknya dan
lain-lain. Ny. Erna mampu membaca dan menulis karena dia sempat
mengenyam pendidikan hingga kelas 6 SD. Ponakan Ny. Erna mampu
membaca dan menulis hingga kelas 6 SD, namun Ny. Erna hanya bekerja
sebagai ibu rumah tangga. Ny Erna mengurusi anaknya Novi sendiria
dikarenakan suaminya Tn. Yoto sudah menceraikannya selama ini untuk
biaya hidup Ny. Erna mengandakan kakaknya saja yang berjualan di
pasar.Anak pertama pasangan Ny. Erna adalah seorang perempuan,
bernama Novi yang saat ini usianya 4 tahun. Saat hamil novi Ny.
Erna hanya memeriksakan kandungannya 1 kali saat usia kehamilan 7
bulan, Ny. Erna memeriksa kehamilan di bidan yang dekat rumahnya
dan saat memeriksa kehamilan Ny. Erna mendapat vitamin. Setelah itu
Ny. Erna kembali ke bidan saat Ny. Erna melahirkan anak pertama
dari Tn. Yoto Anak Ny. Erna sejak lahir tidak pernah di beri ASI
dan mengandalkan susu formula yang dibelikan oleh kakaknya .
Imunisasi yang sudah pernah diberikan ke Novi hanya BCG yang di
suntikan di tangan dan terdapat skar pada lengan kanan Novi.Di
dalam keluarga Ny. Erna ponakannya mempunyai kebiasaan merokok di
dalam rumah, menghabiskan rokok sebanyak satu bungkus perhari. Jika
jenal merokok anggota keluarga seperti Ny.Erna dan anaknya bernama
Novi Tidak pernah menghindar, Menurut Ny,Erna jika menghindar takut
jenal marah.Ketika ada anggota keluarga yang sakit, keluarga ini
biasanya membeli obat ke warung. Dan apabila tidak sembuh mereka
pergi berobat ke Dokter Cecep yang perakteknya dekat rumah.
Keluarga Ny. Erna jarang sekali berobat ke Puskesmas. Penyakit yang
sering diderita anggota keluarga hamper tidak pernah dirasakan.
Keluarga Ny.Erna tinggal di rumah mereka, dengan luas tanah sekitar
30 m2 dan luas bangunan berukuran 5 m x 9 m. Bangunan tempat
tinggal tidak bertingkat dan terdiri dari satu ruang tamu berukuran
3 m x 2 m, Tiga kamar tidur masingmasing berukuran 2 m x 2 m dan 2m
x 2 m, ruang dapur dan kamar mandi yg menjadi satu dengan ukuran 5
m x 3 m, untuk ukuran kamar mandi sendiri berukuran 1 m x 2 m.Tanpa
ada WC untuk Buang air besar Rumah ini terletak di tengah pemukiman
pesisir pantai. Sebagian ruangan di dalam rumah ini berlantaikan
keramik, tanah dan beratapkan genteng. Dinding rumah tembok di
semua dinding bagian dalam rumah.Untuk ventilasi, rumah ini
memiliki dua jendela di samping pintu masuk yang berukuran 0,3 m x
0,5 m. Namun jendela tersebut tidak berfungsi sebagai ventilasi
untuk aliran keluar masuk udara namun hanya untuk sinar matahari
masuk ke dalam rumah. Adapun dua jendela di depan kamar utama
mereka tidak bias di buka karna dibuat permanen Keluarga ini
memiliki kamar mandi yang berada di dekat dapur. Menurut keluarga
Ny. Erna keluarganya menggunakan kamar mandi ini hanya untuk mandi
dan membuang air kecil. Kamar mandi dan dapur rumah Ny. Erna
tersebut memiliki sumber air dari air yang mereka beli, yang
digunakan untuk mandi, mencuci piring, dan memasak air minum. Dalam
sehari, keluarga tersebut menghabiskan air PAM yang disalurkan
melalui penampungan air yang ada di depan rumah Ny. Erna,
masing-masing jerigen memiliki kapasitas sekitar 15-20 liter. Satu
gerobak yang berisi 6 jerigen air PAM ini seharga Rp.
2000,00.Sedangkan untuk memasak Ny. Erna menggunakan dapur di dalam
rumahnya yang mempunyai ventilasi hanya berukuran 0.5 m x 2 m. Ny.
Erna memasak makanannya dengan menggunakan kompor gas kecil. Ketika
memasak, asap makanannya tetap berada di rumah, ini dikarenakan
ventilasi tidak tersedia. Dalam 1 minggu Ny.Erna menjemur kasur dan
bantal 1 kaliKeluarga Ny. Erna tidak memiliki pekarangan untuk
membakar sampah sehari-hari. Sampah-sampah dikumpulkan dan dibuang
di tempat pembuangan akhir yang berada di tepi empang di dekat
rumahnya yang berjarak kurang dari 6 meter, lalu dibakar.
uDAPURKAMAR 2KAMAR 1TAMPAK BELAKANGRUANG TAMU DAN RUANG
KELUARGA5 METER9 METERTAMPAK DEPANTEMPAT MANDIKAMAR 3Denah
Keluaarga Ny. Erna
Tabel 1.18 Faktor Internal Keluarga Ny. ErnaNo.Faktor
InternalPermasalahan
1.Kebiasaan MerokokJenal mengkonsumsi rokok 1 bungkus
sehari.
2.Olah ragaKeluarga Ny. Erna tidak ada yang memiliki kebiasaan
berolahraga.Bahkan hampir tidak pernah melakukan olahraga.
3.Pola MakanNy. Erna memasak sendiri dengan komposisi makanan
mengkonsumsi nasi, tahu, tempe, telur a, dan jarang disertai sayur,
buah-buahan, dan jarang minum susu.kalaupun makan daging ketika
anaknya meminta saja
4.Pola Pencarian PengobatanApabila sakit, mereka pergi membeli
obat diwarung. Apabila tidak sembuh, mereka baru berobat ke
Dokter.
5.MenabungKalau ada uang lebih dari penghasilannya di tabung
seberapa yang ada.
6.Aktivitas sehari-hari1. Ny. Erna bekerja sebagai ibu rumah
tangga1. Jenal tidak bekerja.
Tabel 1.19 Faktor Eksternal Keluarga Ny.
ErnaNoKriteriaPermasalahan
1.
Luas Bangunan Luas rumah 5 m x 9 m2 dengan lantai sebagian
semen, dan tanah
2.
Ruangan dalam rumah
Dalam rumah terdapat ruang tamu berukuran 3 m x 2 m, tiga kamar
tidur masingmasing berukuran 2 m x 2 m, 2m x 2m dan 2m x 2 m, ruang
dapur dan kamar mandi yg menjadi satu dengan ukuran 5 m x 3m, untuk
ukuran kamar mandi sendiri berukuran 1 m x 3 m.
3.
VentilasiKeluarga tidak memiliki ventilasi, hanya pintu yang
dibuka sebagai aliran masuknya udara.
4.Pencahayaan1. Terdapat dua 1 jendela berukuran 0,3 m x 0,5 m
pada bagian depan rumah, tetapi jendela tidak bias dibuka, hanya
kaca saja.1. Terdapat jendela pada kamar.1. Terdapat 3 buah lampu
di dalam rumah, 2 berwarna kuning. 1 berwarna putih.
5.MCK1. Tidak memiliki jamban, kalau ingin BAB keluarga Ny. Erna
mencari jamban Umum dan setelah BAB di bersihkan di rumah .
6.Sumber AirMenggunakan air PAM, keluarga ini membeli air yang
di jual di dekat rumahnya. Biasanya sehari menggunakan 4 jeregen
untuk mandi, masak, minum.
7.Saluran pembuangan limbahLimbah rumah tangga cair di buang ke
lubang yang mereka buat di bagian belakang rumah
8.Tempat pembuangan sampahSampah rumah tangga dibuang di depan
rumah. Sampah ditumpuk terlebih dahulu hingga cukup banyak lalu
dibakar di depan rumah.
9.Lingkungan sekitar rumahDi samping kanan dan kiri rumah
terdapat rumah tetangga. Di lingkungan sekitar rumah keluarga Ny.
Erna masih banyak sampah yang berserakan dikarenakan penduduk
sekitar kurang peduli dengan lingkungannya. Masih banyak
tetangganya yang membuang sampah di pekarangan rumah.
1.2.2.2. Kelurga Tn Hanafi1.Tn. HanafiKepala keluargaL55Tidak
sekolahNelayan
2.Ny. SapinahIstriP46Tidak sekolahIbu Rumah Tangga
3.Ny. Siti HamidahAnak pertamaP25SDIbu Rumah Tangga
4.Meninggal dalam kandunganAnak kedua----
5.Tn Zainal AbidinAnak ketigaL19SDNelayan
6.An. Anas (+)Anak keempatL5 hari--
Keluarga Tn. Hanafi bertempat tinggal di Kampung Empang RT
001/RW 006 Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten
Tangerang. Keluarga tersebut terdiri dari Tn. Hanafi sebagai kepala
keluarga dengan seorang istri yang bernama Ny. Sapinah dan empat
orang anak, anak pertama bernama Siti Hamidah dan anak kedua
meninggal dunia ketika masih di dalam kandungan, anak ketiga
bernama Zainal Abidin, dan anak keempat bernama Anas yang meninggal
saat usia 7 hari.. siti Hamidah telah bersuami, suaminya bernama
Tn. Mahfud dan telah mempunyai 2 orang anak yang bernama Ziki
berusia 5 tahun, dan Dodi yang berusia 2 tahunTn. Hanafi, berusia
55 tahun, bekerja sebagai seorang nelayan dengan penghasilan
berkisar antara Rp. 300.000,00 Rp 350.000,00 per minggu. Pendapatan
Tn. Hanafi digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari,
seperti membeli air bersih untuk mandi, memasak, minum, membali
makanan,dan lain-lain. Begitu juga dengan anak ketiganya Zainal
Abidin bekerja sebagai nelayan dan penghasilan Rp 200.000,00 Rp
250.000,00 perminggu , tetapi penghasilan tersebut tidak rutin
karena tidak setiap minggu mereka bekerja.Tn Hanafi tidak mampu
membaca maupun menulis karena tidak sempat mengikuti jenjang
pendidikan. Istrinya Ny sapinah bias membaca dan menulis karena
sempat bersekolah sampai kelas 3 SD. Begitupun anak pertama dan
ketiganya yaitu Siti Hamidah dan Zainal Abidin mapu membaca serta
menulis karena mrekea mengenyam pendidikan hingga lulus SD.
Pasangan ini menikah saat berusia 25 dan 19 tahun. Keluarga Tn.
Hanafi memiliki kebiasaan makan dua kali sehari. Ny. Sapinah
memasak makanan dengan menu seadanya, contoh menu yang disajikan
sehari-hari ialah nasi, sayur, tahu, tempe dan ikan. keluarga tn
Hanafi selalu makan sayur setiap harinya, dan ikan hasil dari
pekerjaannya, namun jarang makan buah. Keluarga Tn Hanafi selalu
mencuci tangan sebelum makan.Anak pertama pasangan Tn. Hanafi dan
ny Sapinah adalah seorang perempuan, bernama Siti Hamidah yang
sekarang tinggal bersama suaminya di rumah yang terpisah dari orang
tuanya.. mempunyai dua anak yang bernama Ziki dan Dodi. Anaknya
mendapat imunisasi lengkap. Anak kedua Tn Hanafi meninggal didalam
kandungan karena telat ditolong melahirkan ketika sudah mules-mules
ingin melahirkan. Anak ketiga Tn Hanafi bernama Zainal Abidin,
berusia 19 tahun. Sekarang bekerja sebagai nelayan membantu
ayahnya.Tn. Hanafi beserta anak ketiganya mempunyai kebiasaan
merokok di dalam rumah, masing - masing menghabiskan rokok
skira-kira sebanyak setengah bungkus perhari. Jika mereka sedang
merokok terkadang ny Sapinah pergi kedepan rumah untuk mencari
udara segar karena ny Sapinah tidak merokok.Anak keempat Tn Hanafi
meninggal dunia ketika usia 5 hari dikarenakan panas tinggi
kemudian kejang dan meninggal dunia. Semua anak Tn Hanafi lahir
didukun kecuali anak terakhir, lahir di bidan. Ny Sapinah
mengatakan selalu datang ketika jadwal imunisasi sehingga
anak-anaknya mendapat imunisasi lengkap.Ketika ada anggota keluarga
yang sakit, keluarga ini biasanya membeli obat ke warung. Dan
apabila tidak sembuh mereka pergi berobat ke Puskesmas terdekat. Ny
sapinah mengatakan sudah sering berobat ke puskesmas. Keluhan yang
sering dirasakan adalah flu. Dan anak ketiganya sering mengeluhkan
sakit gigi.Keluarga Tn. Hanafi tinggal di rumah mereka, dengan luas
tanah sekitar 30 m2 dan luas bangunan berukuran 6 m x 5 m. Bangunan
tempat tinggal tidak bertingkat dan terdiri dari satu ruang tamu
berukuran 2 m x 2 m, dua kamar tidur masingmasing berukuran 2 m x 1
m dan 1m x 1 m, ruang dapur dan kamar mandi yg menjadi satu dengan
ukuran 3 m x 1 m, untuk ukuran kamar mandi sendiri berukuran 1 m x
1 m. Rumah ini terletak di tengah pemukiman pesisir pantai.
Sebagian ruangan di dalam rumah ini berlantaikan keramik, tanah dan
beratapkan genteng. Dinding rumah anyaman bambu dan sebagian
terbuat dari rotan di semua dinding bagian dalam rumah.Untuk
ventilasi, rumah ini memiliki dua pintu di bagian depan dan
belakang rumah yang dibuka setiap pagi dan sore hari. Rumah ini
tidak memiliki jendela. Keluarga ini memiliki kamar mandi yang
berada di dekat dapur. Menurut keluarga Tn. Hanafi keluarganya
menggunakan kamar mandi ini hanya untuk mandi dan membuang air
kecil. Untuk saluran pembuangannya melalui parit kecil yang
mengarah ke empang. Untuk BAB biasanya keluarga ini BAB di jamban
umum yang berjarak kurang lebih 30m dari rumahnya.Kamar mandi dan
dapur rumah Tn. Hanafi tersebut memiliki sumber air dari air yang
mereka beli, yang digunakan untuk mandi, mencuci piring, dan
memasak air minum. Dalam sehari, keluarga tersebut menghabiskan 4-5
jerigen air PAM, masing-masing jerigen memiliki kapasitas sekitar
15-20 liter. Satu jerigen air PAM ini seharga Rp. 2000,00.
Sedangkan untuk memasak Ny. Sapinah menggunakan dapur di dalam
rumahnya yang tidak mempunyai ventilasi. Ny. Sapinah memasak
makanannya dengan menggunakan kompor minyak tanah. Ketika memasak,
asap makanannya tetap berada di rumah, ini dikarenakan ventilasi
tidak tersedia.Keluarga Tn. Hanafi tidak memiliki pekarangan untuk
membakar sampah sehari-hari. Sampah-sampah dikumpulkan dan dibuang
di tempat pembuangan akhir yang berada di tepi empang di dekat
rumahnya yang berjarak kurang dari 5 meter, lalu dibakar.Denah
Keluarga Tn. Hanafi
KAMAR 2KAMAR 1TAMPAK BELAKANGRUANG KELUARGA DAN RUANG TAMU5
METER6 METERTAMPAK DEPANDAPURTEMPAT MANDIuTabel 1.18 Faktor
Internal Keluarga Tn. HanafiNo.Faktor InternalPermasalahan
1.Kebiasaan MerokokTn. Hanafi mengkonsumsi rokok 1/2 bungkus
sehari. Tn. Hanafi lebih sering merokok di dalam rumah. Anaknya
Zainal Abidin juga merokok sebanyak bungkus perharinya.
2.Olah ragaKeluarga Tn. Hanafi tidak ada yang memiliki kebiasaan
berolahraga.Bahkan hampir tidak pernah melakukan olahraga.
3.Pola MakanNy. Sapinah memasak sendiri dengan komposisi makanan
mengkonsumsi nasi, tahu, tempe, Ikan, dan sayur. Mereka jarang
makan buah dan hamper tidak pernah minum susu.
4.Pola Pencarian PengobatanApabila sakit, mereka pergi membeli
obat diwarung. Apabila tidak sembuh, mereka baru berobat ke
Puskesmas.
5.MenabungKalau ada uang lebih dari penghasilannya di tabung
seberapa yang ada.
6.Aktivitas sehari-hari1. Tn. Hanafi bekerja sebagai Nelayan 1.
Ny. Sapinah bekerja sebagai ibu rumah tangga.1. Zainal Abidin
bakerja sebagai nelayan.
Tabel 1.19 Faktor Eksternal Keluarga Tn.
HanafiNoKriteriaPermasalahan
1.
Luas Bangunan Luas rumah 6 m x 5 m2 dengan lantai sebagian
semen, dan tanah
2.
Ruangan dalam rumah
Dalam rumah terdapat ruang tamu berukuran 2 m x 2 m, dua kamar
tidur masingmasing berukuran 2 m x 1 m dan 1m x 1 m, ruang dapur
dan kamar mandi yg menjadi satu dengan ukuran 3 m x 1 m, untuk
ukuran kamar mandi sendiri berukuran 1 m x 1 m.
3.
Ventilasi
Keluarga tidak memiliki ventilasi, hanya pintu yang dibuka
sebagai aliran masuknya udara.
4.Pencahayaan1. Terdapat dua 1 jendela berukuran 0,3 m x 0,5 m
pada bagian depan rumah, tetapi jendela tidak bias dibuka, lubang
saja.1. Tidak terdapat jendela pada kamar.1. Terdapat 3 buah lampu
di dalam rumah, 3 berwarna kuning.
5.MCK1. Tidak memiliki jamban, kalau ingin BAB pergi ke jamban
umum
6.Sumber AirMenggunakan air PAM, keluarga ini membeli air yang
di jual di dekat rumahnya. Biasanya sehari menggunakan 4 jeregen
untuk mandi, masak, minum.
7.Saluran pembuangan limbahLimbah rumah tangga cair di buang ke
parit yang mereka buat di bagian belakang rumah
8.Tempat pembuangan sampahSampah rumah tangga dibuang di
belakang rumah. Sampah ditumpuk terlebih dahulu hingga cukup banyak
lalu dibuang ketempat penampungan dan dibakar
9.Lingkungan sekitar rumahDi samping kanan dan kiri rumah
terdapat rumah tetangga. Di lingkungan sekitar rumah keluarga Tn.
Hanafi masih banyak sampah yang berserakan dikarenakan penduduk
sekitar kurang peduli dengan lingkungannya. Masih banyak
tetangganya yang membuang sampah di pekarangan rumah. Banyak
genangan air disekitar rumah.
1.2.2.3 Keluarga Tn.Usman
NoNamaStatus KeluargaJenis Kelamin (L/P)Usia
(tahun)PendidikanPekerjaan
1.Tn. UsmanKepala keluargaL45SDNelayan
2.Ny. NauniIstriP43SDIbu Rumah Tangga
3.Tn RahmatAnak pertamaL35SMPNelayan
4.Tn MawanAnak keduaL25SDNelayan
5.Tn. NahwaAnak ketigaL20SDBuruh Pabrik
6.Tn NahrunAnak ke empatL19 SDBuruh Pabrik
7Ny UstiaAnak ke limaP18SDIbu rumah tangga
8Tn NahdiAnak ke enamL15SDBuruh Pabrik
9An UstianaAnak ke tujuhP7 Tidak tamat sekolahPelajar
10Tn ApenMenantuL25 SDBuruh Pabrik
Keluarga Tn. Hanafi bertempat tinggal di Kampung Empang RT
001/RW 006 Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten
Tangerang. Keluarga tersebut terdiri dari Tn. Usman sebagai kepala
keluarga dengan seorang istri yang bernama Ny. Naumi dan 7 orang
anak, anak pertama bernama rahmat dan anak kedua bernama mawan,
anak ke tiga bernama nahwa, anak ke empat bernama narun, anak ke
lima bernama ustia, anak ke enam bernama nahdi, anak ke tujuh
ustiana. Ustia telah bersuami, suaminya bernama Tn. Apen dan telah
mengandung selama 6 bulan. Ny ustia selama 6 bulan tersebut
memeriksa kehamilan nya di puskesmas, selama 6 bulan ny ustia telah
memeriksa kehamilan nya sebanyak 2x dan di katakana kandung ny
Ustia dalam keadaan sehat.Tn. Usman, berusia 45 tahun, bekerja
sebagai seorang buruh dengan penghasilan berkisar antara Rp.
800.000,00 Rp 950.000,00 per bulan. Pendapatan Tn. Usman digunakan
untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, seperti membeli air
PAM, makanan,dan lain-lain. Begitu juga dengan anak pertama nya
Rahmat, anak kedua nya Mahwan, anak ke tiga nya Nahwa, anak ke
empat nya narun, anak ke enam nya nahdi dan menantunya Apen bekerja
sebagai buruh dan penghasilan Rp 200.000,00 Rp 250.000,00 perminggu
, tetapi penghasilan tersebut tidak rutin karena tidak setiap
minggu mereka bekerja. Tn. Usman mampu membaca dan menulis karena
dia sempat mengenyam pendidikan hingga kelas 2 SD. Istrinya, Ny.
Naumi, yang berusia 43 tahun, juga bisa membaca dan menulis karena
dia juga sempat mengenyam pendidikan hingga kelas 4 SD, namun Ny.
Naumi hanya bekerja sebagai ibu rumah tangga. Pasangan ini menikah
saat berusia 19 dan 16 tahun. Keluarga Tn. Usman memiliki kebiasaan
makan dua kali sehari. Ny. Naumi memasak makanan dengan menu
seadanya, contoh menu yang disajikan sehari-hari ialah nasi, sayur,
telur, dan tempe. Semua makanan dimasak sampai matang, tetapi tidak
semua anggota keluarga rajin mencuci tangan sebelum makan.Tn. Usman
beserta kelima anak nya dan menantunya mempunyai kebiasaan merokok
di dalam rumah, masing - masing menghabiskan rokok sebanyak satu
bungkus perhari. Semua anak Tn Usman lahir didukun kecuali anak
terakhir yang bernama Ustiana, lahir di bidan. Ny Dini mengatakan
selalu datang ketika jadwal imunisasi sehingga anak-anaknya
mendapat imunisasi lengkap.Ketika ada anggota keluarga yang sakit,
keluarga ini biasanya membeli obat ke warung. Dan apabila tidak
sembuh mereka pergi berobat ke Puskesmas terdekat. Keluarga
Tn.Usman jarang sekali berobat ke Puskesmas. Penyakit yang sering
diderita anggota keluarga Tn. Usman adalah batuk , demam, dan flu.
Keluarga Tn.Usman tinggal di rumah mereka, dengan luas tanah
sekitar 40 m2 dan luas bangunan berukuran 5 m x 8 m. Bangunan
tempat tinggal tidak bertingkat dan terdiri dari satu ruang tamu
berukuran 2 m x 2 m, memiliki ruang untuk nonton TV 2 m x 2 m, dua
kamar tidur masingmasing berukuran 2,5 m x 2,5 m dan 2,5m x 2,5 m,
ruang dapur dan kamar mandi yg berada di depan rumah dengan ukuran
3 m x 1 m, untuk ukuran kamar mandi sendiri berukuran 1 m x 1 m.
Rumah ini terletak di tengah pemukiman pesisir pantai. ruangan di
dalam rumah ini berlantaikan tanah dan beratapkan genteng. Dinding
rumah anyaman bambu dan sebagian terbuat dari rotan di semua
dinding bagian dalam rumah.Untuk ventilasi, rumah ini hanya
memiliki pintu masuk yang berukuran 1 m x 0,5 m. Pintu tersebut
sebagai ventilasi untuk aliran keluar masuk udara namun hanya untuk
sinar matahari masuk ke dalam rumah. Keluarga ini memiliki kamar
mandi diluar rumah. Menurut keluarga Tn. usman, keluarganya
menggunakan kamar mandi ini hanya untuk mandi dan membuang air
kecil. Kamar mandi Tn. Usman tersebut memiliki sumber air dari air
yang mereka beli, yang digunakan untuk mandi, mencuci piring, dan
memasak air minum. Dalam sehari, keluarga tersebut menghabiskan 4-5
jerigen air PAM, masing-masing jerigen memiliki kapasitas sekitar
15-20 liter. Satu jerigen air PAM ini seharga Rp. 1000,00.Sedangkan
untuk memasak Ny. Naumi menggunakan dapur di dalam rumahnya yang
tidak mempunyai ventilasi. Ny. Naumi memasak makanannya dengan
menggunakan kayu atau rotan yang dicarinya. Ketika memasak, asap
makanannya tetap berada di rumah, ini dikarenakan ventilasi tidak
tersedia.Keluarga Tn.Usman tidak memiliki pekarangan untuk membakar
sampah sehari-hari. Sampah-sampah dikumpulkan dan dibuang di tempat
pembuangan akhir yang berada di tepi empang di dekat rumahnya yang
berjarak kurang dari 5 meter, lalu dibakarTn. Usman juga mempunyai
kandang yang terletak di depan rumah, Tn. usman mempunyai 7 ekor
ayam, dan 1 ekor kucing. Hewan ini sering keluar masuk rumah
nya
.
TAMPAK DEPANTEMPAT MANDIDAPURKAMAR 2KAMAR 1TAMPAK BELAKANGRUANG
TAMU DAN RUANG KELUARGA5 METER8 METERKANDANG AYAMPINTUDenah
Keluaarga Tn. Usman
uTabel 1.18 Faktor Internal Keluarga Tn. UsmanNo.Faktor
InternalPermasalahan
1.Kebiasaan MerokokTn. Usman danke empat anak nya yang beranama
rahmat , mawan , nahwa , nahdi dan menantu nya yang bernama apen
mengkonsumsi rokok 1 bungkus sehari. Tn. Usman dan ke empat anak
dan menantu nya lebih sering merokok di dalam rumah.
2.Olah ragaKeluarga Tn. usman tidak ada yang memiliki kebiasaan
berolahraga.Bahkan hampir tidak pernah melakukan olahraga.di dalam
keluarga hanya 1 anak nya yang sering berkelurga yaitu anak ke
tiganya yang bernama nahwa yang setiap minggu sering bermain sepak
bola
3.Pola MakanNy. Naumi memasak sendiri dengan komposisi makanan
mengkonsumsi nasi, tahu, tempe, telur asin, dan jarang disertai
sayur, buah-buahan, dan jarang minum susu.
4.Pola Pencarian PengobatanApabila sakit, mereka pergi membeli
obat diwarung. Apabila tidak sembuh, mereka baru berobat ke
Puskesmas.
5.MenabungKalau ada uang lebih dari penghasilannya di tabung
seberapa yang ada.
6.Aktivitas sehari-hari1. Tn. usman bekerja sebagai nelayan. 1.
Ny. Naumi bekerja sebagai ibu rumah tangga.
Tabel 1.19 Faktor Eksternal Keluarga Tn.
UsmanNoKriteriaPermasalahan
1.
Luas Bangunan Luas rumah 5 m x 8 m2 dengan lantai sebagian
semen, dan tanah
2.
Ruangan dalam rumah
Dalam rumah terdapat ruang tamu berukuran 2 m x 2 m, memiliki
ruang untuk nonton TV 2 m x 2 m, dua kamar tidur masingmasing
berukuran 2.5 m x 2,5 m dan 2,5m x 2,5 m, ruang dapur dan kamar
mandi yg menjadi satu dengan ukuran 3 m x 1 m, untuk ukuran kamar
mandi sendiri berukuran 1 m x 1 m.
3.
Ventilasi
Keluarga tidak memiliki ventilasi, hanya pintu yang dibuka
sebagai aliran masuknya udara.
4.Pencahayaan1. Tidak terdapat jendela pada kamar.1. Terdapat 3
buah lampu di dalam rumah, 3 berwarna kuning.
5.MCK1. Pasien memiliki jamban yang mana jamban na jarak yang 5
meter dari rumah nya
6.Sumber AirMenggunakan air PAM, keluarga ini membeli air yang
di jual di dekat rumahnya. Biasanya sehari menggunakan 4 jeregen
untuk mandi, masak, minum.
7.Saluran pembuangan limbahLimbah rumah tangga cair di buang ke
lubang yang mereka buat di bagian belakang rumah
8.Tempat pembuangan sampahSampah rumah tangga dibuang di depan
rumah. Sampah ditumpuk terlebih dahulu hingga cukup banyak lalu
dibakar di depan rumah.
9.Lingkungan sekitar rumahDi samping kanan dan kiri rumah
terdapat rumah tetangga. Di lingkungan sekitar rumah keluarga Tn.
usman masih banyak sampah yang berserakan dikarenakan penduduk
sekitar kurang peduli dengan lingkungannya. Masih banyak
tetangganya yang membuang sampah di pekarangan rumah.
1.2.2.4 Keluarga Tn Ande Wijaya1.Tn. Ande WijayaKepala
keluargaL30thSMPNelayan
2.Ny. AnitaIstriP20thSDIbu Rumah Tangga
3.An. SuwandiAnak pertamaP3thTidak tamat sekolah-
4.Ny. TinaMertuaP60thSDIbu rumah tangga
Keluarga Tn. Hanafi bertempat tinggal di Kampung Sukamanah Barat
RT 001/RW 006 Desa Tanjung Pasir, Kecamatan TelukNaga, Kabupaten
Tangerang. Keluarga tersebut terdiri dari Tn. Ande sebagai kepala
keluarga dengan seorang istri yang bernama Ny. Anita dan satu orang
anak bernama SuwandiTn. Ande, berusia 30 tahun, bekerja sebagai
seorang nelayan dengan penghasilan berkisar antara Rp. 30.000,00 Rp
50.000,00 perbulan. Pendapatan Tn. Ande digunakan untuk memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari, seperti membeli air bersih,
makanan,dan lain-lain. Tn. Ande mampu membaca dan menulis karena
dia berpendidikan hingga kelas 2 SMP. Istrinya, Ny. Anita, yang
berusia 20 tahun, juga bisa membaca dan menulis karena dia juga
sempat berpendidikan hingga kelas 5 SD, namun Ny. Anita hanya
bekerja sebagai ibu rumah tangga. Pasangan ini menikah saat berusia
26 dan 16 tahun. Anak pertama pasangan Tn. Ande dan Ny. Anita
adalah seorang laki-laki bernama Suwandi yang sekarang berumur 3
tahun. Suwandi lahir di paraji umur 8 bulan kehamilan. Di imunisasi
hanya 1x dan tidak ada bekas suntikan BCG. Selama hamil, Ny. Anita
control kehamilan ke bidan. Keluarga Tn. Ande memiliki kebiasaan
makan dua kali sehari. Ny. Anita memasak makanan dengan menu
seadanya, contoh menu yang disajikan sehari-hari ialah nasi, sayur,
ikan, dan tempe. Semua makanan dimasak sampai matang, tetapi tidak
semua anggota keluarga rajin mencuci tangan sebelum makan.Tn. Ande
mempunyai kebiasaan merokok di dalam rumah, menghabiskan rokok
sebanyak satu bungkus perhari.Ketika ada anggota keluarga yang
sakit, keluarga ini biasanya membeli obat ke warung. Dan apabila
tidak sembuh mereka pergi berobat ke Puskesmas terdekat. Keluarga
Tn. Ande jarang sekali berobat ke Puskesmas. Penyakit yang sering
diderita anggota keluarga Tn. Hanafi adalah batuk , demam, dan flu.
Keluarga Tn. Ande tinggal di rumah mereka, dengan luas tanah
sekitar 9 m2 dan luas bangunan berukuran 3 m x 3 m. Bangunan tempat
tinggal tidak bertingkat dan terdiri dari satu ruang tamu berukuran
1,5 m x 1,5 m tanpa ruang untuk menonton TV. dua kamar tidur
masingmasing berukuran 1,5 m x 2 m dan 2 m x 2 m, ruang dapur dan
kamar mandi yg menjadi satu dengan ukuran 3 m x 1 m, untuk ukuran
kamar mandi sendiri berukuran 1 m x 1 m. Rumah ini terletak di
tengah pemukiman pesisir pantai. Seluruh ruangan di dalam rumah ini
berlantaikan tanah dan beratapkan terpal. Dinding rumah anyaman
bambu dan sebagian terbuat dari rotan di semua dinding bagian dalam
rumah.Untuk ventilasi, rumah ini tidak memiliki jendela, hanya
memiliki pintu depan dan pintu belakang yang dibuka setiap pagi dan
ditutup setiap sore.Keluarga ini memiliki kamar mandi yang berada
di dekat dapur. Menurut keluarga Tn. Ande, keluarganya menggunakan
kamar mandi ini hanya untuk mandi dan membuang air kecil. Kamar
mandi dan dapur rumah Tn. Ande tersebut memiliki sumber air dari
air yang mereka beli, yang digunakan untuk mandi, mencuci piring,
dan memasak air minum. Dalam sehari, keluarga tersebut menghabiskan
3-6 jerigen air PAM, masing-masing jerigen memiliki kapasitas
sekitar 15-20 liter. Tiga jerigen air PAM ini seharga Rp.
1.000,00.Sedangkan untuk memasak Ny. Anita menggunakan dapur di
dalam rumahnya yang tidak mempunyai ventilasi. Ny. Anita memasak
makanannya dengan menggunakan kayu atau rotan yang dicarinya.
Ketika memasak, asap makanannya tetap berada di rumah, ini
dikarenakan ventilasi tidak tersedia.Keluarga Tn. Ande tidak
memiliki pekarangan untuk membakar sampah sehari-hari.
Sampah-sampah dikumpulkan dan dibuang di tempat pembuangan akhir
yang berada di tepi empang di dekat rumahnya yang berjarak kurang
dari 5 meter, lalu dibakarTn. Ande juga mempunyai kandang yang
terletak di depan, dalam, dan belakang rumah, Tn. Ande mempunyai 8
ekor ayam, dan 2 ekor kucing. Hewan ini sering keluar masuk rumah
nya.
uDAPURKAMAR 2KAMAR 1TAMPAK BELAKANGRUANG TAMU DAN RUANG
KELUARGA3 METER3 METERTAMPAK DEPANKANDANG AYAMTEMPAT MANDIKANDANG
AYAMKANDANG AYAMDenah Keluarga Tn. Ande Wijaya
Tabel 1.18 Faktor Internal Keluarga Tn. Ande WijayaNo.Faktor
InternalPermasalahan
1.Kebiasaan MerokokTn. Ande mengkonsumsi rokok 1 bungkus sehari.
Tn. Ande lebih sering merokok di dalam rumah.
2.Olah ragaKeluarga Tn. Ande tidak ada yang memiliki kebiasaan
berolahraga. Bahkan hampir tidak pernah melakukan olahraga.
3.Pola MakanNy. Ani memasak sendiri dengan komposisi makanan
mengkonsumsi nasi, tahu, tempe, ikan asin, dan jarang disertai
sayur, buah-buahan, dan jarang minum susu.
4.Pola Pencarian PengobatanApabila sakit, mereka pergi membeli
obat diwarung. Apabila tidak sembuh, mereka baru berobat ke
Puskesmas.
5.MenabungKalau ada uang lebih dari penghasilannya di tabung
seberapa yang ada.
6.Aktivitas sehari-hari1. Tn. Ande bekerja sebagai nelayan. 1.
Ny. Ani bekerja sebagai ibu rumah tangga.
Tabel 1.19 Faktor Eksternal Keluarga Tn. Ande
WijayaNoKriteriaPermasalahan
1.
Luas Bangunan Luas rumah 3 m x 3 m dengan lantai tanah liat
2.
Ruangan dalam rumah
.Bangunan tempat tinggal tidak bertingkat dan terdiri dari satu
ruang tamu berukuran 1,5 m x 1,5 m tanpa ruang untuk menonton TV.
dua kamar tidur masingmasing berukuran 1,5 m x 2 m dan 2 m x 2 m,
ruang dapur dan kamar mandi yg menjadi satu dengan ukuran 3 m x 1
m, untuk ukuran kamar mandi sendiri berukuran 1 m x 1 m. Rumah ini
terletak di tengah pemukiman pesisir pantai. Seluruh ruangan di
dalam rumah ini berlantaikan tanah dan beratapkan terpal. Dinding
rumah anyaman bambu dan sebagian terbuat dari rotan di semua
dinding bagian dalam rumah.
3.
Ventilasi
Keluarga tidak memiliki ventilasi, hanya pintu yang dibuka
sebagai aliran masuknya udara.
4.Pencahayaana. Tidak terdapat jendela pada kamar.b. Terdapat 3
buah lampu di dalam rumah, 3 berwarna kuning.
5.MCKTidak memiliki jamban, kalau ingin BAB dia mencari tempat
seperti kebun, empang, atau di atas tanah.
6.Sumber AirMenggunakan air PAM, keluarga ini membeli air yang
di jual di dekat rumahnya. Biasanya sehari menggunakan 6 jerigen
untuk mandi, masak, minum.
7.Saluran pembuangan limbahLimbah rumah tangga cair di buang ke
lubang yang mereka buat di bagian belakang rumah
8.Tempat pembuangan sampahSampah rumah tangga dibuang di depan
rumah. Sampah ditumpuk terlebih dahulu hingga cukup banyak lalu
dibakar di depan rumah.
9.Lingkungan sekitar rumahDi samping kanan dan kiri rumah
terdapat rumah tetangga. Di lingkungan sekitar rumah keluarga Tn.
Ande masih banyak sampah yang berserakan dikarenakan penduduk
sekitar kurang peduli dengan lingkungannya. Masih banyak
tetangganya yang membuang sampah di pekarangan rumah.
1.2.2.5 Tn Sali1.
Tn. SaliKepala keluargaL28 thTidak tamat sekolahBuruh
2.
Ny. NanaIstriP24 thTidak tamat sekolahIbu Rumah Tangga
3.
An. NasrulAnak pertamaL4,5 th--
Keluarga Tn. Sali bertempat tinggal di Kampung Sukamanah Barat,
Garapan RT 001/006 Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga,
Kabupaten Tangerang. Keluarga tersebut terdiri dari Tn. Sali
sebagai kepala keluarga dengan seorang istri yang bernama Ny. Nana
dan satu orang anak, anak pertama bernama Nasrul yang berusia 4,5
tahun dan belum sekolah. Tn. Sali menikah saat usianya 23 tahun dan
Ny. Nana berusia 19 tahun, usia pernikahan mereka saat ini kurang
lebih selama 5,5 tahun. Tn. Sali, berusia 28 tahun, bekerja sebagai
seorang buruh penggarap pasir dengan penghasilan berkisar antara
Rp. 400.000,00 per minggu. Namun pendapatan itu tidak pasti karena
penggarapan pasir hanya saat mendapat pesanan. Jika tidak ada yang
memesan pasir maka Tn. Sali menjadi buruh las di pabrik dengan
penghasilan kurang lebih Rp 50.000,00 perharinya. Pendapatan Tn.
Sali digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, seperti
membeli bahan makanan pokok, air PDAM,dan lain-lain. Tn. Sali mampu
membaca dan menulis karena dia sempat mengenyam pendidikan hingga
kelas V SD. Istrinya, Ny. Nana, yang berusia 24 tahun, juga bisa
membaca dan menulis karena dia juga sempat mengenyam pendidikan
hingga kelas VI SD, namun Ny. Nana hanya bekerja sebagai ibu rumah
tangga. Anak pertama pasangan Tn. Sali dan Ny. Nana adalah seorang
laki-laki, bernama Nasrul yang sekarang berusia 4,5 tahun dan belum
masuk bangku pendidikan. Nasrul belum pernah di imunisasi sejak
lahir, saat Ia lahir ditolong oleh dukun desa. Nasrul meminum ASI
sejak saat lahir sampai usia 1 tahun dan diberi makan bubur SUN
saat usia 5 bulan lalu diberi bubur nasi saat 7 bulan. Keluarga Tn.
Sali memiliki kebiasaan makan tiga kali sehari. Ny. Nana memasak
makanan dengan menu keseharian, contoh menu yang disajikan
sehari-hari ialah nasi, sayur, telur, dan tempe. Semua makanan
dimasak sampai matang, tetapi tidak semua anggota keluarga rajin
mencuci tangan sebelum makan.Tn. Sali beserta anak mempunyai
kebiasaan merokok di dalam rumah namun seringkali merokok di luar
rumah, Ia menghabiskan rokok sebanyak satu bungkus perhari.Ketika
ada anggota keluarga yang sakit, keluarga ini langsung berobat ke
Puskesmas Tegal Angus maupun ke Posyandu terdekat. Anak Nasrul
seringkali mimisan jika demam dan setelah bermain sehingga
disarankan oleh Posyandu agar periksa rutin setiap obat yang
diberikan habis. Penyakit yang sering diderita anggota keluarga Tn.
Sali adalah demam, batuk dan pilek. Keluarga Tn. Sali tinggal di
rumah mereka, dengan luas tanah sekitar luas bangunan berukuran 5 m
x 5 m. Bangunan tempat tinggal tidak bertingkat dan terdiri dari
satu ruangan berisikan lemari dengan ukuran 2,5 m x 2,5 m, memiliki
ruang untuk nonton TV 2,5 m x 2,5 m, satu kamar tidur berukuran 2,5
m x 2,5 m, ruang dapur ukuran 2,5 m x 2,5 m. Rumah ini dikelilingi
oleh 7 rumah lainnya dengan bentuk bangunan yang tidak jauh berbeda
serta beberapa empang di samping rumahnya. Ruangan di rumah ini
beralaskan tanah dan beratapkan genteng. Dinding rumah anyaman
bambu dan sebagian terbuat dari rotan di semua dinding bagian dalam
rumah. Atap rumah seringkali tembus air hujan karena tidak dilapisi
oleh plastik terpal sehingga keadaan rumah selalu lembah setelah
diguyur hujan.Untuk ventilasi, rumah ini tidak memiliki jendela
namun mempunyai dua pintu yang terletak pada rumah bagian depan dan
belakang yang berukuran 1 m x 2 m. Kedua pintu tersebut seringkali
dibuka agar di dalam rumah tidak terlalu panas dan lembab. Keluarga
ini memiliki kamar mandi yang berada di luar rumah bagian belakang.
Menurut keluarga Tn. Sali, keluarganya menggunakan kamar mandi ini
hanya untuk mandi dan membuang air kecil. Kamar mandi dan dapur
rumah Tn. Sali tersebut memiliki sumber air dari air yang mereka
beli, yang digunakan untuk mandi dan mencuci piring. Dalam sehari,
keluarga tersebut menghabiskan 3 jerigen air PDAM, masing-masing
jerigen memiliki kapasitas sekitar 15 liter. Tiga jerigen air PAM
ini seharga Rp.2000,00.Sedangkan untuk memasak Ny. Nana menggunakan
dapur di dalam rumahnya yang tidak mempunyai ventilasi. Ny. Nana
memasak makanannya dengan menggunakan tungku. Ketika memasak, asap
makanannya tetap berada di rumah, ini dikarenakan ventilasi tidak
tersedia.Keluarga Tn. Sali tidak memiliki pekarangan untuk membakar
sampah sehari-hari. Sampah-sampah dikumpulkan dan dibuang di tempat
pembuangan akhir yang berada di tepi empang di dekat rumahnya yang
berjarak kurang dari 15 meter, lalu dibakarTn. Sali juga mempunyai
kandang yang terletak di depan rumah, Tn. Hanafi mempunyai 1 ekor
ayam. Hewan ini sering keluar masuk rumah nya.
uKandang AyamR. LemariR. TVKamar TidurDapur5 meter5 meterTempat
MandiDenah Keluaarga Tn. Sali
Tabel 1.18 Faktor Internal Keluarga Tn. SaliNo.Faktor
InternalPermasalahan
1.Kebiasaan MerokokTn. Sali mengkonsumsi rokok 1 bungkus sehari.
Tn. Sali merokok di dalam rumah namun seringkali diluar rumah.
2.Olah ragaKeluarga Tn. Sali tidak ada yang memiliki kebiasaan
berolahraga.
3.Pola MakanNy. Nana memasak sendiri dengan komposisi makanan
mengkonsumsi nasi, tahu, tempe, telur, dan jarang disertai sayur,
hampir tidak pernah buah-buahan, dan jarang minum susu.
4.Pola Pencarian PengobatanApabila sakit, mereka berobat ke
Puskesmas maupun Posyandu.
5.MenabungTidak ada kebiasaan menabung karena penghasilan yang
hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari.
6.Aktivitas sehari-hari1. Tn. Sali bekerja sebagai buruh. 1. Ny.
Nana bekerja sebagai ibu rumah tangga.
Tabel 1.19 Faktor Eksternal Keluarga Tn.
SaliNoKriteriaPermasalahan
1.
Luas Bangunan Luas rumah 5 m x 5 m dengan lantai tanah.
2.
Ruangan dalam rumah
Ruangan berisikan lemari dengan ukuran 2,5 m x 2,5 m, memiliki
ruang untuk nonton TV 2,5 m x 2,5 m, satu kamar tidur berukuran 2,5
m x 2,5 m, ruang dapur ukuran 2,5 m x 2,5 m.
3.
Ventilasi
Keluarga hanya mempunyai 2 pintu yang dibuka sebagai keluar
masuknya udara.
4.Pencahayaan1. Terdapat dua pintu berukuran 1 m x 2 m pada
bagian depan rumah dan belakag rumah,dibuka saat pagi hingga sore
hari.1. Tidak terdapat jendela pada rumah.1. Terdapat 3 buah lampu
di dalam rumah, 3 berwarna kuning.
5.MCK1. Tidak memiliki jamban, kalau ingin BAB di jamban umum
yang berjarak kurang lebih 50 meter dari rumahnya.
6.Sumber AirMenggunakan air PDAM, keluarga ini membeli air yang
di jual di dekat rumahnya. Biasanya sehari menggunakan 3 jeregen
untuk mandi, mencuci piring serta mencuci baju. Air olahan isi
ulang untuk minum 2 galon perminggu.
7.Saluran pembuangan limbahLimbah rumah tangga cair di buang ke
selokan yang mereka buat di bagian belakang rumah
8.Tempat pembuangan sampahSampah rumah tangga dibuang ke tempat
pembuangan sampah yang jaraknya 15 meter dari rumah.
9.Lingkungan sekitar rumahDi samping kanan dan kiri rumah
terdapat rumah tetangga. Di lingkungan sekitar rumah keluarga Tn.
Sali jarang terdapat sampah karena penghuni sekitar peduli akan
kebersihan lingkungan dengan menyapu perkarangan rumah setiap pagi
dan sore hari serta membuang sampah pada tempat pembuangan
sampah.
1.3 PENENTUAN AREA MASALAH KESEHATAN1.3.1 Penjabaran Area
Masalah Pada Keluarga Binaan1.3.1.1 Keluarga Ny Ernaa. Masalah Non
Medis 1. Perilaku peggunaan jamban yang terletak diempang depan
rumah sebagai tempat buang air besar bersama2. Kurangnya sarana
sanitasi lingkungan (bak penampungan sampah, tempat sampah di dalam
rumah) yang memadai.3. Kurangnya pengetahuan mengenai pembuangan
dan pengelolaan sampah 4. Kurangnya ventilasi udara di rumah
keluarga binaan5. Kurangnya pengetahuan akan pentingnya sirkulasi
udara danpencahayaan yang cukup untuk rumah.6. Kurangnya
ketersediaan air bersih pada rumah keluarga binaan7. Kurangnya
kesadaran keluarga akan bahaya merokok baik untuk dirinya maupun
orang lain.b. Masalah Medis 1) Penyakit batuk pilek yang sering
dialami oleh keluarga binaan
1.3.1.2 Keluarga Tn. Hanafia. Masalah Non Medis 1. Perilaku
peggunaan jamban yang terletak diempang depan rumah sebagai tempat
buang air besar bersama2. Kurangnya sarana sanitasi lingkungan (bak
penampungan sampah, tempat sampah di dalam rumah) yang memadai.3.
Kurangnya ventilasi udara di rumah keluarga binaan4. Kurangnya
pengetahuan akan pentingnya sirkulasi udara dan pencahayaan yang
cukup untuk rumah.5. Kurangnya ketersediaan air bersih pada rumah
keluarga binaan6. Kurangnya kesadaran keluarga akan bahaya merokok
baik untuk dirinya maupun orang lain.b. Masalah Medis 1. Ibu
Sapinah mengatakan keluarganya jarang sakit
1.3.1.3 Keluarga Tn. Usmana. Masalah Non Medis 1.Perilaku
peggunaan jamban yang terletak diempang di belakamg rumah sebagai
tempat buang air besar bersama2. Kurangnya sarana sanitasi
lingkungan (bak penampungan sampah, tempat sampah di dalam rumah)
yang memadai.3. Kurangnya pengetahuan mengenai pembuangan dan
pengelolaan sampah 4. Kurangnya ventilasi udara di rumah keluarga
binaan5. Kurangnya pengetahuan akan pentingnya sirkulasi udara
danpencahayaan yang cukup untuk rumah.6. Kurangnya ketersediaan air
bersih pada rumah keluarga binaan7. Kurangnya kesadaran keluarga
akan bahaya merokok baik untuk dirinya maupun orang lain.b. Masalah
Medis 1. Penyakit batuk pilek yang sering dialami oleh keluarga
binaan
1.3.1.4 1 Keluarga Tn. Ande Wijayaa. Masalah Non Medis 1.
Penggunaan jamban yang terletak diempang belakang rumah sebagai
tempat buang air besar bersama,2. Kurangnya sarana sanitasi
lingkungan (bak penampungan sampah, tempat sampah di dalam rumah)
yang memadai,3. Kurangnya pengetahuan mengenai pembuangan dan
pengelolaan limbah keluarga,4. Ketidaktahuan tentang pentingnya
ventilasi udara di rumah keluarga binaan,5. Kurangnya pengetahuan
akan pentingnya sirkulasi udara dan pencahayaan yang cukup untuk
rumah,6. Kurangnya ketersediaan air bersih pada rumah keluarga
binaan,7. Kurangnya kesadaran keluarga akan bahaya merokok baik
untuk dirinya maupun orang lain.b. Masalah Medis 1. Penyakit batuk
pilek yang terkadang dialami oleh keluarga binaan.
1.3.1.5 Keluarga Tn. Salia. Masalah Non Medis 1. Kurangnya
pengetahuan akan ventilasi udara2. Kurangnya pengetahuan mengenai
pentingnya sirkulasi udara dan pencahayaan yang cukup untuk
rumah.3. Kurangnya ventilasi udara di rumah keluarga binaan4.
Ketidaktersediaannya MCK yang memadai di rumah5. Perilaku
kepercayaan melahirkan ditolong oleh paraji6. Kurangnya kesadaran
keluarga akan bahaya merokok baik untuk dirinya maupun orang
lain.b. Masalah Medis 1. Penyakit batuk pilek yang sering dialami
oleh keluarga binaan
1.3.2 Usulan Area Masalah1. Kurangnya pengetahuan tentang
ventilasi udara yang ada di rumah2. Kurangnya pengetahuan mengenai
dampak perilaku dari membakar sampah dengan jarak kurang dari 3
meter.3. Kurangnya pengetahuan mengenai dampak perilaku merokok di
dalam rumah4. Terdapatnya kejadian ISPA pda keluarga binaan.5.
Rendahnya tingkat pendidikan pada kelurga binaan
1.3.3 Penetapan Area MasalahDalam pengambilan sebuah masalah
kelompok kami menggunakan Metode Delphi. Metode Delphi merupakan
suatu teknik membuat keputusan yang dibuat oleh suatu kelompok,
dimana anggotanya terdiri dari para ahli atas masalah yang akan
diputuskan. Proses penetapan Metode Delphi dimulai degan
identifikasi masalah yang akan dicari penyelesaiannya (Harold, et
all, 1975 : 40-55).
Gambar 1.8.Metode Delphi
1.3.4 Alasan Pemilihan Area Masalah1.3.4.1 Area Masalah Sebagai
Diagnosis KomunitasDari sekian masalah yang ada pada keluarga
binaan, kami memutuskan untuk mengangkat permasalahan PENGETAHUAN
MASYARAKAT TENTANG VENTILASI RUMAH DI KAMPUNG EMPANG RT 001 / RW
006 DESA TANJUNG PASIR KECAMATAN TELUK NAGA KABUPATEN TANGERANG
1.3.4.2 Alasan Pemilihan DiagnosisPemilihan area masalah
kesehatan ini didasarkan atas berbagai pertimbangan yaitu:a. Dari
data - data Angka kejadian 10 penyakit terbanyak Puskesmas Tegal
Angus bulan Januari Desember 2012, didapatkan angka kejadian ISPA
menempati urutan pertama dalam 10 penyakit terbanyak di Puskesmas
Tegal Angus yaitu mencapai 3757 kasus.Tabel 1.20 Angka Kejadian 10
Besar Penyakit Bulan Januari-Desember 2012(Puskesmas Tegal Angus,
2012)No.PenyakitJumlah KejadianPresentase
1ISPA375731,56%
2Lain-lain165813,93%
3Dermatitis136011,42%
4Demam8397,05%
5Batuk8206,89%
6Hipertensi 8126,82%
7Gastritis8036,74%
8Sakit kepala7756,51%
9Diare5724,80%
10Myalgia5104,28%
Diagram1.1Persentase Angka Kejadian 10 besar penyakit Bulan
Januari-Desember 2012
a. Dari data analisis laporan tahunan Puskesmas mengenai
data-data perilaku hidup bersih dan sehat Sebagai pendekatan awal
untuk mengetahui area masalah yaitu dengan menganalisis laporan
tahunan Puskesmas mengenai data-data perilaku hidup bersih dan
sehat dan beberapa penyakit penting yang ada di wilayah Puskesmas
Tegal Angus didapatkan data :
1. TB ParuBerdasarkan data Puskesmas mengenai jumlah kasus TB
Paru dan kematian akibat TB Paru menurut jenis kelamin dari 6
kecamatan di Puskesmas Tegal Angus didapatkan kasus baru pada
:Laki-laki : 26 orang dari 27.671 orangPerempuan : 19 orang dari
26.160 orangTotal : 45 orang dari 53.831 orangKasus lama : - 1.
Angka insiden per 100.000 penduduk :Laki-laki: 94,0Perempuan:
72,0Total; 83,61. Jumlah BTA (+) :Laki-laki: 14 orangPerempuan: 13
orangTotal: 27 orang1. CDRLaki-laki: 50,0Perempuan: 48,15Total:
49,09Sumber: Program TB Paru, P2PL Puskesmas Tegal Angus 2012
2. DiareBerdasarkan data Puskesmas mengenai kasus Diare
didapatkan:1. Jumlah perkiraan kasus:Laki-laki: 1.170 orang dari
27.671 orangPerempuan: 1.107 orang dari 26.160 orangTotal: 2.277
orang dari 53.831 orang1. Jumlah kasus yang ditanganiLaki-laki: 394
orang (33,7 %)pPerempuan: 553 orang (50 %)Total: 947 orang (41,6
%)Sumber : Program Diare Puskesmas Tegal Angus 2012
3. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatanBerdasarkan data
Puskesmas mengenai persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan1.
Jumlah ibu yang bersalin : 928 orang dari 1.025 persalinan1. Jumlah
ibu yang nifas : 1.025 orang Yankes: 1.022 orangSumber : Program
Kesehatan Ibu Puskesmas Tegal Angus 2012
4. DBDBerdasarkan data Puskesmas mengenai DBD1. Presentasi rumah
bebas jentik nyamuk menurut Kecamatan dan Puskesmas Tegal Angus1.
Jumlah rumah yang ada : 12.4211. Jumlah rumah yang diperiksa :
8.0011. Jumlah rumah yang bebas jentik : 5.827 (72,83 %)Sumber:
Program Kesehatan Lingkungan, P2PL Puskesmas Tegal Angus 2012
5. . Kepemilikan jambanBerdasarkan data Puskesmas mengenai
kepemilikan jamban1. Presentasi keluarga dengan kepemilikan jamban
menurut Kecamatan dan Puskesmas1. Jumlah keluarga : 12.4211. Jumlah
keluarga yang memiliki jamban : 5831. Jumlah keluarga yang memiliki
jamban sehat : 129Sumber: Program Kesehatan Lingkungan, P2PL
Puskesmas Tegal Angus 2012
6. Tempat Sampah1. Presentasi keluarga dengan kepemilikan tempat
sampah menurut Kecamatan dan Puskesmas1. Jumlah keluarga : 12.4211.
Keluarga yang diperiksa : 6401. Jumlah keluarga yang memiliki
tempat sampah : 311. Jumlah keluarga yang memiliki tempat sampah
yang sehat : 7Sumber: Program Kesehatan Lingkungan, P2PL Puskesmas
Tegal Angus 2012
7. Air Bersih1. Presentasi keluarga menurut jenis sarana air
bersih yang digunakan menurut Kecamatan dan Puskesmas1. Jumlah
keluarga : 12.4211. Keluarga yang diperiksa : 640Jenis sarana air
bersih:1. Kemasan : 10 keluarga1. Ledeng : 36 keluarga1. SPT : 21
keluarga1. SGL : 82 keluarga1. Mata air : 2 keluarga1. PAH : 16
keluarga1. Lainnya : 17 keluargaSumber: Program Kesehatan
Lingkungan, P2PL Puskesmas Tegal Angus 2012
8. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat1. Presentasi rumah tangga
berprilaku hidup bersih dan sehat menurut Kecamatan dan Puskesmas1.
Jumlah keluarga : 12.4211. Keluarga yang diperiksa : 1.2601. Jumlah
yang sesuai kriteria PHBS : 183Sumber: Program Promosi Kesehatan
Puskesmas Tegal Angus 2012
9. Rumah Sehat1. Presentasi rumah sehat menurut Kecamatan dan
Puskesmas1. Jumlah keluarga : 12.4211. Keluarga yang diperiksa :
6401. Jumlah rumah yang sehat : 73 Sumber: Program Kesehatan
Lingkungan, P2PL Puskesmas Tegal Angus 2012
10. Indikator PHBSTerdapat 10 indikator PHBS di dalam rumah
tangga, yakni :1) Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan : Yang
dimaksud tenaga kesehatan disini seperti dokter, bidan dan tenaga
paramedis lainnya. Hal ini dikarenakan masih ada beberapa
masyarakat yang masih mengandalkan tenaga non medis untuk membantu
persalinan, seperti dukun bayi. Selain tidak aman dan penanganannya
pun tidak steril, penanganan oleh dukun bayi inipun dikhawatirkan
berisiko besar dapat menyebabkan kematian ibu dan bayi.2) Memberi
bayi ASI Eksklusif : Seorang ibu dapat memberikan buah hatinya ASI
Eksklusif yakni pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan
lain pada bayi mulai usia nol hingga enam bulan.3) Menimbang Balita
setiap bulan : Penimbangan bayi dan Balita setiap bulan dimaksudkan
untuk memantau pertumbuhan Balita tersebut setiap bulan.
Penimbangan ini dilaksanakan di Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu)
mulai usia 1 bulan hingga 5 tahun. Setelah dilakukan penimbangan,
catat hasilnya di buku KMS (Kartu Menuju Sehat). Dari sinilah akan
diketahui perkembangan dari Balita tersebut.4) Menggunakan Air
Bersih : Gunakan air bersih dalam kehidupan sehari-hari seperti
memasak, mandi, hingga untuk kebutuhan air minum. Air yang tidak
bersih banyak mengandung kuman dan bakteri yang dapat menyebabkan
berbagai macam penyakit.5) Mencuci tangan pakai sabun : Mencuci
tangan di air mengalir dan memakai sabun dapat menghilangkan
berbagai macam kuman dan kotoran yang menempel di tangan sehingga
tangan bersih dan bebas kuman. Cucilah tangan setiap kali sebelum
makan dan melakukan aktifitas yang menggunakan tangan, seperti
memegang uang dan hewan, setelah buang air besar, sebelum memegang
makanan maupun sebelum menyusui bayi.6) Gunakan Jamban Sehat :
Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan
kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk
dengan leher angsa atau tanpa leher angsa (cemplung) yang
dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air untuk
membersihkannya.Ada beberapa syarat untuk jamban sehat, yakni tidak
mencemari sumber air minum, tidak berbau, tidak dapat dijamah oleh
serangga dan tikus, tidak mencemari tanah sekitarnya, mudah
dibersihkan dan aman digunakan, dilengkapi dinding dan atap
pelindung, penerangan dan ventilasi udara yang cukup, lantai kedap
air, tersedia air, sabun, dan alat pembersih.7) Memberantas jentik
di rumah sekali seminggu : Lakukan Pemeriksaan Jentik Berkala (PJB)
di lingkungan rumah tangga. PJB adalah pemeriksaan tempat
perkembangbiakan nyamuk yang ada di dalam rumah, seperti bak mandi,
WC, vas bunga, tatakan kulkas, dan di luar rumah seperti talang
air, dll yang dilakukan secara teratur setiap minggu. Selain itu,
juga lakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3 M
(Menguras, Mengubur, Menutup).8) Makan buah dan sayur setiap hari :
Konsumsi sayur dan buah sangat dianjurkan karena banyak mengandung
berbagai macam vitamin, serat dan mineral yang bermanfaat bagi
tubuh.9) Melakukan aktifitas fisik setiap hari : aktifitas fisik,
baik berupa olahraga maupun kegiatan lain yang mengeluarkan tenaga
yang sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik, mental, dan
mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang
hari.Jenis aktifitas fisik yang dapat dilakukan dalam kehidupan
sehari-hari yakni berjalan kaki, berkebun, mencuci pakaian, dan
lain-lainnya.10) Tidak merokok di dalam rumah : Di dalam satu
puntung rokok yang diisap, akan dikeluarkan lebih dari 4.000 bahan
kimia berbahaya, diantaranya adalah nikotin, tar, dan karbon
monoksida (CO).
1. Dari survey dan hasil wawancara yang dilakukan terhadap
keluarga binaan di Kampung Garapan didapatkan kesamaan permasalahan
yang di dapatkan di kelima keluarga binaan, antara lain :1.
Ketidaktahuan tentang pentingnya ventilasi di dalam rumah,2.
Kebiasaan merokok di dalam rumah,3. Ketidaktahuan tentang gambaran
ventilasi rumah yang benar dan manfaaat dari ventilasi itu
sendiri,4. Kurangnya informasi tentang ventilasi rumah.
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
2.1 TINJAUAN PUSTAKA2.1.1 Diagnosis dan Intervensi Komunitas
Diagnosis dan intervensi komunitas adalah suatu kegiatan untuk
menentukan adanya suatu masalah kesehatan di komunitas atau
masyarakat dengan cara pengumpulan data di lapangan dan kemudian
melakukan intervensi sesuai dengan permasalahan yang ada. Diagnosis
dan intervensi komunitas merupakan suatu prosedur atau keterampilan
dari ilmu kedokteran komunitas. Dalam melaksanakan kegiatan
diagnosis dan intervensi komunitas perlu disadari bahwa yang
menjadi sasaran adalah komunitas atau sekelompok orang sehingga
dalam melaksanakan diagnosis komunitas sangat ditunjang oleh
pengetahuan ilmu kesehatan masyarakat (epidemiologi, biostatistik,
metode penelitian, manajemen kesehatan, promosi kesehatan
masyarakat, kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan gizi).
2.1.2Teori Pengetahuan2.1.2.1Pengertian PengetahuanMenurut
Notoatmojo (2005) pengetahuan merupakan hasil Tahu dan ini terjadi
setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu subyek tertentu.
Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia yaitu indra
penglihatan, pendengaran penciuman, rasa, dan raba. Pengetahuan
atau kognitif merupakan domain yang sangat berperan untuk
terbentuknya suatu tindakan seseorang.Berdasarkan pengalaman dan
penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan
lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh
pengetahuan (Notoatmodjo, 2007).
2.1.2.2Tingkat Pengetahuan1. Tahu diartikan sebagai mengingat
suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk di dalam
pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall). Menurut
Notoatmodjo (2007), pengetahuan yang cukup dalam domain kognitif
mempunyai 6 tingkatan, yaitu: (Notoatmodjo, 2007).
2. Tahu (know)Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang
telah dipelajari sebelumnya. Termasuk di dalam pengetahuan tingkat
ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang
spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang
telah diterima. Oleh sebab itu, Tahu ini adalah merupakan tingkat
pengetahuan yang paling rendah, kata kerja untuk mengukur bahwa
orang tahu tentang apa yang telah dipelajari antara lain :
menyabutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan
sebagainya.
3. Memahami (comprehension)Memehami diartikan sebagai suatu
kemampuan menjelaskan secara benar tentang menganai obyek yang
diketahui dan dapat menginterpretasikan meteri tersebut secara
benar. Orang yang telah paham terhadap obyek atau materi harus
dapat menjelaskan, menyebutkan, contoh menyimpulkan, merencanakan,
dan sebagainya terhadap obyek yang telah dipelajari.
4. Aplikasi (application)Aplikasi diartikan sebagai kemampuan
untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau
kondisi yang riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan
aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan
sebagainya dalam konteks dan situasi yang lain. Dalam menggunakan
prinsip-prinsip siklus pemecahan masalah (problem solving cycle)
didalam pemecahan masalah kesehatan dari kasus yang diberikan.
5. Analisis (analysis)Analisis adalah suatu kemampuan untuk
menjabarkan materi atau suatu obyek ke dalam komponen-komponen
tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi dan masih ada
kaitanya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari
penggunaan kata-kata kerja. Dapat menggambarkan (membuat bagan),
membedakan, memisahkan, mengelompokan, dan sebagainya.
6. Sintesis (synthesis)Sintesis adalah menunjukan kepada suatu
kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di
dalam suatu bentuk kesluruhan yang baru. Dengan kata lain, sintesis
itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari
formulasi-formulasi yang ada.
7. Evaluasi (evaluation)Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan
untuk melaksanakan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi
atau obyek. Penilaian-penilaian ini berdasarkan suatu kriteria yang
telah ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang
telah ada.
2.1.2.3Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkatan
PengetahuanMenurut Notoatmodjo (2003), faktor-faktor yang
mempengaruhi terbagi atas dua, yaitu faktor internal dan
eksternal.a. IntelegensiIntelegensi merupakan kemampuan yang dibawa
sejak lahir, yang memungkinkan seseorang berbuat sesuatu dengan
cara tertentu. Orang berpikir menggunakan inteleknya atau
pikirannya. Cepat atau tidaknya dan terpecahkan tidaknya suatu
masalah tergantung kemampuan intelegensinya. Salah satu faktor yang
mempengaruhi penerimaan pesan dalam komunikasi adalah taraf
intelegensi seseorang. Secara common sence dapat dikatakan bahwa
orang-orang yang lebih intelegen akan lebih mudah menerima suatu
pesan.Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa orang yang
mempunyai taraf intelegensi tinggi akan mempunyai pengetahuan yang
baik dan sebaliknya.b. UsiaUsia individu terhitung mulai saat
dilahirkan sampai saat berulang tahun. Semakin cukup umur tingkat
kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir
dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat, seseorang yang lebih
dewasa akan lebih dipercaya daripada orang yang belum cukup tinggi
kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan
kematangan jiwanya, makin tua seseorang maka makin kondusif dalam
menggunakan koping terhadap masalah yang dihadapi (Azwar,
2009).
2.1.2.4 Faktor Eksternala. PendidikanTokoh pendidikan abad 20
Masehi, J. Largevelt, yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003)
mendefinisikan bahwa pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh,
perlindungan, dan bantuan yang diberikan kepada anak yang tertuju
kepada kedewasaan. Sedangkan GBHN Indonesia mendefinisikan lain,
bahwa pendidikan sebagai suatu usaha dasar untuk menjadi
kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan
berlangsung seumur hidup.
b. EkonomiDalam memenuhi kebutuhan primer ataupun sekunder,
keluarga dengan status ekonomi baik lebih mudah tercukupi dibanding
dengan keluarga dengan status ekonomi rendah. Hal ini akan
mempengaruhi kebutuhan akan informasi termasuk kebutuhan sekunder.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa ekonomi dapat mempengaruhi
pengetahuan seseorang tentang berbagai hal.
c. InformasiInformasi adalah keseluruhan makna, dapat diartikan
sebagai pemberitahuan seseorang adanya informasi baru mengenai
suatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap
terhadap hal tersebut. Pesan-pesan sugestif dibawa oleh informasi
tersebut apabila arah sikap tertentu. Pendekatan ini biasanya
digunakan untuk menggunakan kesadaran masyarakat terhadap suatu
inovasi yang berpengaruh perubahan perilaku, biasanya digunakan
melalui media massa.
d. Kebudayaan/LingkunganKebudayaan dimana kita hidup dan
dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap pengetahuan kita.
Apabila dalam suatu wilayah mempunyai budaya untuk selalu menjaga
kebersihan lingkungan maka sangat mungkin berpengaruh dalam
pembentukan sikap pribadi atau sikap seseorang.
e. PengalamanPengalaman adalah suatu peristiwa yang dialami
seseorang (Middle Brook, 1974), yang dikutip oleh Azwar (2009).
Mengatakan bahwa tidak adanya suatu pengalaman sama sekali. Suatu
objek psikologis cenderung akan bersikap negatif terhadap objek
tersebut untuk menjadi dasar pembentukan sikap pengalaman pribadi
haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu sikap akan lebih
mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut dalam situasi
yang melibatkan emosi, penghayatan, pengalaman akan lebih mendalam
dan lama membekas.
2.1.2.5 Cara Memperoleh PengetahuanDari berbagai macam cara yang
telah digunakan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang
sejarah dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu cara tradisional
(non-ilmiah) dan cara modern (ilmiah).a. Cara tradisional
(non-ilmiah)Cara ini dipakai untuk memperoleh pengetahuan sebelum
ditemukannya metode ilmiah atau metode penemuan secara sistematis
dan logis. Cara penentuan pengetahuan secara tradisional antara
lain: Coba-coba dan salahCara ini telah dipakai orang sebelum
adanya kebudayaan, bahkan mungkin sebelum adanya peradaban. Cara
ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan tersebut tidak
berhasil akan dicoba dengan kemungkinan yang lain. Cara kekuasaan
(otoritas)Prinsip dalam cara ini adalah orang lain menerima
pendapat yang ditemukan oleh orang yang mempunyai aktivitas tanpa
menguji atau membuktikan kebenaran terlebih dahulu berdasarkan
fakta empiris atau berdasarkan penalaran sendiri. Berdasarkan
pengalaman pribadiPengalaman merupakan sumber pengetahuan atau
merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan.
Dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh
dalam memecahkan permasalahan yang ada pada masa lalu. Pengalaman
pribadi dapat menuntun kembali seseorang untuk menarik kesimpulan
dengan benar. Untuk menarik kesimpulan dari pengalaman dengan
benar, diperlukan berpikir kritis dan logis. Melalui jalan
pikirDalam memperoleh kebenaran pengetahuan, manusia telah
menggunakan jalan pikirannya secara induksi dan deduksi.b. Cara
modern (ilmiah)Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan
pada saat ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Dalam memperoleh
kesimpulan dilakukan dengan jalan mengadakan observasi langsung dan
membuat pencatatan terhadap semua fakta sebelumnya dengan obyek
penelitian (Notoatmodjo, 2005).
2.1.2.6 Sumber PengetahuanMenurut Istiarti (2000), pengetahuan
seseorang biasanya diperoleh dari berbagai macam sumber, misalnya
media massa, media elektronik, buku petunjuk, petugas kesehhatan,
media poster, kerabat dekat, dan sebagainya. Sumber pengalaman
dapat berupa pemimpin-pemimpin masyarakat baik formal maupun
informal, ahli agama, pemegang pemerintahan dan sebagainya.
(Notoatmodjo, 2005).
2.1.3 Teori Tentang Pengetahuan Ventilasi di Dalam Rumah2.1.3.1
Pengertian dan Fungsi VentilasiVentilasi adalah pertukaran udara
secara bebas di dalam ruangan. Fungsi utama ventilasi dan jendela
antara lain adalah sebagai lubang masuk dan keluar angin sekaligus
sebagai lubang pertukaran udara atau lubang ventilasi yang tidak
tetap (sering berupa jendela atau pintu); Sebagai lubang masuknya
cahaya dari luar (sinar matahari). (KBBI ONLINE)
2.1.3.2 Syarat Ventilasi Agar udara dalam ruangan segar
persyaratan teknis ventilasi dan jendela sebagai berikut :1. Luas
lubang ventilasi tetap, minimum 5% dari luas lantai ruangan dan
luas lubang ventilasi insidentil (dapat dibuka dan ditutup) minimum
5% luas lantai, dengan tinggi lubang ventilasi minimal 80 cm dari
langit-langit.2. Tinggi jendela yang dapat dibuka dan ditutup
minimal 80 cm dari lantai dan jarak dari langit-langit sampai
jendela minimal 30 cm.3. Udara yang masuk harud udara yang bersih,
tidak dicemari oleh asap pembakaran sampah, knaolpot kendaraan,
debu dan lain-lain.4. Aliranudara diusahakan cross ventilation
dengan menempatkan lubang hawa berhadapan antara dua dinding
ruangan.Aliran udara ini diusahakan tidak terhalang oleh
barang-barang seperti almari, dinding, sekat-sekat, dan
lain-lain.5. Kelembaban udara dijaga antara 40% s/d 70%.Prinsip
utama dari ventilasi adalah menggerakan udara kotor dalam rumah
atau di tempat kerja, kemidian menggantikannya dengan udara
bersih.Sistem ventilasi menjadi fasilitas penting dalam upaya
penyehatan udara pada suatu lingkungan kerja. Menurut ILO (1991),
ventilasi digunakan untuk memberikan kondisi dingin atau panas
serta kelembaban di tempat Kerja. Fungsi lain adalah untuk
mengurangi konsentrasi debu dan gas-gas yang dapat menyebabkan
keracunan, kebakaran dan peledakan.
2.1.3.3 Bentuk VentilasiSecara umum kita mengenal beberapa
bentuk ventilasi :0. Ventilasi alami (Natural Ventilation)Merupakan
suatu bentuk pertukaran udara secara alamiah tanpa bantuan
alat-alat mekanik seperti kipas. Ventilasi alami masih dapat
dimungkinkan membersihkan udara selama pada saat ventilasi terbuka
terjadi pergantian dengan udara yang segar dan bercampur dengan
udara yang kotor yang ada dalam ruangan.Standar luas ventilasi
alami (Sumamur, 1987) lebih dari 20 % luas lantai tempat kerja.
Penggunaan ventilasi alami tidak efektif jika digunakan dengan
tujuan untuk mengurangi emisi gas, debu dan vapours ditempat kerja.
Hal ini disebabkan tingkat kesulitan yang tinggi pada ventilasi
alami terkait penentuan parameter yang harus kita ketahui
menyangkut kecepatan angin, tekanan angin dari luar, arah angin,
radiasi panas dan berapa besar pengaruh lubang-lubang yang ada pada
dinding dan atap.Ventilasi alami biasanya digunakan dengan tujuan
untuk memberikan kesegaran dan kenyamanan pada tempat Kerja yang
tidak memiliki sumber bahaya yang tinggi. (Sumamur, 1987)0.
Ventilasi Umum (General Ventilation)General ventilation atau
ventilasi umum biasanya digunakan pada tempat kerja dengan emisi
gas yang sedang dan derajat panas yang tidak begitu tinggi.Jenis
ventilasi ini biasanya dilengkapi dengan alat mekanik berupa kipas
penghisap.Sistem kerja yang dibangun udara luar tempat kerja di
hisap dan di hembuskan oleh kipas kedalam rungan bercampur dengan
bahan pencemar sehingga terjadi pengenceran.Kemudian udara kotor
yang telah diencerkan tersebut dihisap dan di buang keluar.
2.1.3.4 Syarat VentilasiAgar udara dalam ruangan segar,
persyaratan teknis ventilasi dan jendela adalah sebagai berikut:1.
Luas lubang ventilasi tetap, minimum 5% dari luas lantai ruangan
danluas lubang ventilasi insidentil (dapat dibuka dan ditutup)
minimum 5%luas lantai, dengan tinggi lubang ventilasi minimal 80 cm
dari langit-langit.2. Tinggi jendela yang dapat dibuka dan ditutup
minimal 80 cm dari lantaidan jarak dari langit-langit sampai
jendela minimal 30 cm.3. Udara yang masuk harud udara yang bersih,
tidak dicemari oleh asappembakaran sampah,knalpot kendaraan, debu,
danlain-lain.4. Aliranudara diusahakan crossventilation
denganmenempatkan lubang hawa berhadapan antara dua dinding
ruangan.Aliran udara inidiusahakan tidak terhalang oleh
barang-barang seperti almari, dinding, sekat-sekat, dan
lain-lain.5. Kelembaban udara dijaga antara 40% s/d 70%.
Untuk memperoleh ventilasi yang baik dapatdilaksanakan dengan
cara:1. Ventilasi alamiah, merupakan ventilasi yang terjadi secara
alamiah,dimana udara masuk kedalam ruangan melalui jendela, pintu,
ataulubang angin yang sengaja dibuat.2. Ventilasi Mekanik,
merupakan ventilasi buatan dengan menggunakan :a. AC (Air
Conditioner), yang berfungsi untuk menyedot udara dalamruang
kenudian disaring dan dialirkan kembali dalam
ruangan.b.Fan(Baling-baling) yangmenghasilkan udara yangdialirkan
kedepan.c. Exhauser, merupakan baling-baling penyedot udara dari
dalam dan luar ruangan untuk proses pergantian udara yang
sudahdipakai.
2.1.3.5 Kesehatan menurut WHODampak Asap Bagi KesehatanMenurut
WHO tahun 2002, dampak indoor air pollution bagi kesehatan
yaitudapat meningkatkan resiko kesehatan anak dan dewasa seperti
berat badan lahirrendah, kematian perinatal, asma, otitis media
atau infeksi telinga tengah, TBC,kanker nasofaring, katarak,
kebutaan, dan penyakit kardiovaskular.Jika dilihat dari
kandungannya, asap memiliki kandungan CO (karbonmonoksida), Amonia,
Nitrogen Oksida, dan Hidrogen Sianida.1) Karbon monoksidaAdalah
sejenis gas yang tidak berbau, tidak berasa dan pada suhu
udaranormal berbentuk gas yang tidak berwarna. CO mempunyai potensi
bersifat racunyang berbahaya karena mampu membentuk ikatan yang
kuat dengan pigmendarah yaitu haemoglobin, yang dapat mengakibatkan
kurangnya oksigen di dalamotak. Tanda-tanda bila keracunan carbon
monoksida antara lain pusing, sakitkepala, dan mual,menurunnya
kemampuan gerak tubuh, gangguan kardoivaskuler,serangan jantung.
Hubungan antara konsentrasi CO dengan lama terpapar danefek yang
ditimbulkan sebagai berikut:a) Konsentrasi CO 100 ppm dengan
frekuensi paparan sebantar tidakmenimbulkan efek.b) Konsentarsi CO
30 ppm dengan frekuensi paparan 8 jam, efek yang ditimbulkan pusing
dan mualc) Konsentarsi CO 1000 ppm denagn frekuensi paparan 1 jam,
efek yangditimbulkan pusing, kulit berubah kemerahan.2) Amonia dan
nitrogen oksidaMerupakan gas yang tidak berwarna dan tidak berbau.
Bila terisap dapatmenyebabkan gangguan pernafasan seprti bronkhitis
dan merusak inderapenciuman.
2.2 KERANGKA TEORIKonsep yang digunakan dalam penelitian ini
merujuk pada teori Notoatmodjo (2003), yang menyatakan bahwa
pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mempengaruhi
terbentuknya pengetahuan, yaitu:1. IntelegensiIntelegensi merupakan
kemampuan yang dibawa sejak lahir, yang memungkinkan seseorang
berbuat sesuatu dengan cara tertentu. Orang berpikir menggunakan
inteleknya atau pikirannya. Cepat atau tidaknya dan terpecahkan
tidaknya suatu masalah tergantung kemampuan intelegensinya. Salah
satu faktor yang mempengaruhi penerimaan pesan dalam komunikasi
adalah taraf intelegensi seseorang. Secara common sence dapat
dikatakan bahwa orang-orang yang lebih intelegen akan lebih mudah
menerima suatu pesan.Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa
orang yang mempunyai taraf intelegensi tinggi akan mempunyai
pengetahuan yang baik dan sebaliknya.1. PendidikanTugas dari
pendidikan adalah memberikan atau rneningkatkan pengetahuan,
menimbulkan sifat positif, serta memberikan atau meningkatkan
kemampuan masyarakat atau individu tentang aspek-aspek yang
bersangkutan, sehingga dicapai suatu masyarakat yang berkembang.
Sistem pendidikan (formal dan non-formal) yang berjenjang
diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan melalui pola tertentu
(Notoatmodjo, 2003). Jadi tingkat pengetahuan seseorang terhadap
suatu objek sangat ditentukan oleh tingkat pendidikan.1.
PengalamanMenurut teori Determinan Perilaku yang disampaikan WHO,
yang menyebabkan seseorang itu berperilaku tertentu salah satunya
disebabkan karena adanya pemikiran dan perasaan dalam diri
seseorang yang terbentuk dalam pengetahuan, persepsi, sikap,
kepercayaan-kepercayaan, dan penilaian-penilaian seseorang terhadap
objek tersebut, dimana seseorang mendapatkan pengetahuan baik dari
pengalaman pribadi maupun pengalaman orang lain. (Notoatmodjo,
2003).
1. InformasiTeori depedensi mengenai efek komunikasi massa,
disebutkan bahwa media massa dianggap sebagai sistem informasi yang
memiliki peranan penting dalam proses pemeliharaan, perubahan, dan
konflik dalam tatanan masyarakat, kelompok, atau individu dalam
aktivitas sosial dimana media massa ini nantinya akan mempengaruhi
fungsi kognitif, afektif, dan behavioral. Pada fungsi kognitif
diantaranya adalah berfungsi untuk menciptakan atau menghilangkan
ambiguitas, pembentukan sikap, perluasan sistem, keyakinan
masyarakat dan penegasan atau penjelasan nilai-nilai tertentu
(Notoatmodjo: 2003).Media dibagi menjadi tiga yaitu media cetak,
yang meliputi booklet, leaflet, rubrik yang terdapat pada surat
kabar atau majalah dan poster. Kemudian media elektronik yang
meliputi televisi, video, slide, dan film serta papan (billboard)
(Notoatmodjo, 2003).1. KepercayaanKomponen kognitif berisi
kepercayaan seseorang, mengenai apa yang berlaku bagi objek sikap,
sekali kepercayaan itu telah terbentuk, maka ia akan menjadi dasar
pengetahuan seseorang mengenai apa yang dapat diharapkan dari objek
tertentu. (Saifudin, 2002).1. UmurUmur dapat mempengaruhi
seseorang, semakin cukup umur tingkat kemampuan; kematangan
seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan menerima
informasi.1. Sosial budayaSosial, termasuk di dalamnya pandangan
agama dan kelompok etnis,dapat mempengaruhi proses pengetahuan,
khususnya dalam penerapan nilai-nilai keagamaan untuk memperkuat
super egonya. Disini dilihat tentang bagaimana interaksi sosial;
semakin baik interaksi sosialnya, maka akan semakin baik pula
pengetahuan yang akan didapatkan.1. EkonomiStatus sosial ekonomi
berpengaruh terhadap tingkah lakunya. Individu yang berasal dan
keluarga yang bestatus sosial ekonomi yang baik dimungkinkan lebih
memiliki sikap positif memandang diri dan masa depannya
dibandingkan mereka yang berasal dari keluarga dengan status
ekonomi rendah.
Gambar Bagan kerangka teori
2.5 Kerangka KonsepBerdasarkan teori sebelumnya, dapat dibuat
suatu kerangka konsep yang berhubungan dengan area permasalahan
yang terjadi pada keluarga binaan RT 03/RW 01 Desa Tanjung Pasir,
Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten.
Kerangka konsep ini terdiri dari variabel independen dari kerangka
teori yang dihubungkan dengan area permasalahan.
Bagan 2.2 Kerangka Konsep
Variabel independen Variabel dependen
PENDIDIKAN
PENGETAHUANKURANGNYA PENGETAHUAN KELUARGA BINAAN TERHADAP FUNGSI
DARI VENTILASI DI DALAM RUMAH
EKONOMI
KELUARGA
SOSIAL
2.6 Definisi OperasionalUntuk membatasi ruang lingkup atau
pengertian variabel-variabel yang diamati atau diteliti, variabel
tersebut diberi batasan atau definisi operasional.Definisi
operasional juga bermanfaat untuk mengarahkan kepada pengukuran
atau pengamanan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta
mengembangkan instrumen (alat ukur) (Notoatmodjo, 2006). Adapun
definisi operasional dalam penelitian ini sebagai
berikut:NoVariabelDefinisiAlat UkurCara UkurHasil UkurSkala
Ukur
1. PendidikanPendidikan formal terakhir kali yang ditempuh oleh
keluarga binaanKuesionerWawancaraTinggi : Perguruan Tinggi :
SMP-SMARendah : SD / Tidak SekolahOrdinal
1. PengetahuanWawasan mengenai segala masalah yang berhubungan
dengan manfaat dan dampak dari pencahayaan sinar matahari yang
masuk ke dalam rumah.
KuesionerWawancaraJika 6-8 pengetahuan baik,Jika 4-6 pengetahuan
cukup baik, jika 1-4 pengetahuan kurang baik ( buruk)Ordinal
1. ekonomiSuatu peralatan yang dapat digunakan langsung oleh
responden untuk membuat udara atau cahaya matahari yang masuk ke
dalam rumah yang benarkuesionerwawancaraJika 5-6 Baik,Jika 3-5
cukup baik, jika 1-3 kurang baiknominal
1. Dukungan keluargaSekumpulan orang yang berhubungan erat degan
responden yang mempengaruhi perilaku responden dalam pencahayaan
sinar matahari yang masuk ke dalam rumah. KuesionerWawancaraJika
7-10 Baik,Jika 3- 6 cukup baik, jika 1-3 kurang baik
Ordinal
1. Sosial Sekelompok orang dalam suatu komunitas yang
mempengaruhi perilaku pemanfaatan sinar
matahari.KuesionerWawancaraJika 7-10 Baik,Jika 3-6 cukup baik,Jika
1-3 kurang baikordinal
BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN
Tujuan umum dari pengumpulan data adalah untuk memecahkan
masalah, langkah - langkah yang ditempuh harus relevan dengan
masalah yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam setiap melaksanakan
langkah tersebut harus dilakukan secara objektif dan rasional.
3.1POPULASI PENGUMPULAN DATADalam kegiatan baik yang bersifat
ilmiah maupun yang bersifat sosial, perlu dilakukan pembatasan
populasi dan cara pengambilan sampel. Populasi adalah keseluruhan
objek pengumpulan data (Arikunto, 2002). Dalam hal ini yang menjadi
populasi adalah keluarga di RT 001/ RW 006, Kampung Empang, Desa
Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi
Banten.
3.2SAMPEL PENGUMPULAN DATASampel adalah sebagian atau wakil
populasi yang diteliti (Arikunto, 2002). Dalam hal ini yang menjadi
sampel adalah kelima keluarga binaan di RT 001/ RW 006, Kampung
Empang, Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten
Tangerang, Provinsi Banten.Dan yang menjadi responden terdiri dari
dua belas orang yaitu: Ny Erna, Tn hanafi dan Ny Sapiah, Tn Usman
dan Ny Naumi, Tn Ande dan Ny Anita, Tn Sali dan Ny Nana
3.3JENIS DAN SUMBER DATA3.3.1Jenis dataa. Data KualitatifData
kualitatif adalah data yang berbentuk kata - kata, bukan dalam
bentuk angka. Data kualitatif diperoleh melalui berbagai macam
teknik pengumpulan data misalnya wawancara, analisis, observasi
yang telah dituangkan dalam catatan lapangan (transkrip).b.
Data