RATIH LAURA SABRINA1102012227LI . 1 MM KLB/WABAH PENYAKIT DI
MASYARAKAT BERDASARKAN MORBILITAS DAN MORTILITASKejadian Luar Biasa
(KLB) adalah timbulnya atau meningkatnya kesakitan/kematian yang
bermakna secara epidemiologis dalam kurun waktu dan daerah tertentu
(Kep. Dirjen PPM&PLP No.451-I/PD.03.04/1991Kejadian Luar Biasa
(KLB) merupakan salah satu istilah yang sering digunakan dalam
epidemiologi. Istilah ini juga tidak jauh dari istilah wabah yang
sring kita dengar dalam kehidupan sehari-hari. Kedua istilah ini
sering digunakan akan tetapi sering kali kita tidak mengetahui apa
arti kedua kata tersebut.Menurut UU : 4 Tahun 1984, kejadian Luar
Biasa (KLB) adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian
kesakitan/kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu
daerah dalam kurun waktu tertentu.
Kejadian Luar Biasa (adalah ) Timbulnya atau meningkatnya
kejadian kesakitan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis
pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu. Status Kejadian Luar
Biasa diatur oleh Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
949/MENKES/SK/VII/2004.
Wabah adalah berjangkitnya suatu penyakit menular dalam
masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi
dari pada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta
dapat menimbulkan malapetaka. Menteri menetapkan dan, mencabut
daerah tertentu dalam wilayah Indonesia yang terjangkit wabah
sebagai daerah wabah
Perbedaan definisi antara Wabah dan KLB :Wabah harus mencakup:
Jumlah kasus yang besar. Daerah yang luas Waktu yang lebih lama.
Dampak yang timbulkan lebih berat.
Ketentuan KLB untuk DBD : Jumlah kasus bulan ini >2 X dari
kasus bulan yang sama tahun lalu Jumlah kasus bulan ini > 2X
dari rata-rata tahun lalu Jumlah kasus bulan ini > dari jumlah
kasus tertinggi tahun lalu 1 kasus kematian 1 kasus DSS
Tujuan Umum KLB : Mencegah meluasnya (penanggulangan) Mencegah
terulangnya KLB di masa yang akan datang (pengendalian)
Tujuan khusus : Diagnosis kasus yang terjadi dan
mengidentifikasi penyebab penyakit Memastikan bahwa keadaan
tersebut merupakan KLB Mengidentifikasikan sumber dan cara
penularan Mengidentifikasi keadaan yang menyebabkan KLB
Mengidentifikasikan populasi yang rentan atau daerah yang beresiko
akan terjadi KLB Penyebab KLB1. Herd Immunity yang rendah Yang
mempengaruhi rendahnya faktor itu, sebagian masyarakat sudah tidak
kebal lagi, atau antara yang kebal dan tidak mengelompok
tersendiri.
2. Patogenesiti Kemampuan bibit penyakit untuk menimbulkan
reaksi pada pejamu sehingga timbul sakit.
3. Lingkungan Yang Buruk Seluruh kondisi yang terdapat di
sekitar organisme tetapi mempengaruhi kehidupan ataupun
perkembangan organisme tersebut. Penyakit yang terindikasi
mengalami peningkatan kasus secara cepat. Merupakan penyakit
menular dan termasuk juga kejadian keracunan. Mempunyai masa
inkubasi yang cepat. Terjadi di daerah dengan padat hunian.
Jenis penyakit yang menimbulkan KLB : Penyakit menular : Diare,
Campak, Malaria, DHF Penyakit tidak menular : Keracunan, Gizi buruk
Kejadian bencana alam yang disertai dengan wabah penyakit
Kriteria KLBStatus Kejadian Luar Biasa diatur oleh Peraturan
Menteri Kesehatan RI No. 949/MENKES/SK/VII/2004. Kejadian Luar
Biasa dijelaskan sebagai timbulnya atau meningkatnya kejadian
kesakitan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada
suatu daerah dalam kurun waktu tertentu.Kriteria tentang Kejadian
Luar Biasa mengacu pada Keputusan Dirjen No. 451/91, tentang
Pedoman Penyelidikan dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa.
Menurut aturan itu, suatu kejadian dinyatakan luar biasa jika ada
unsur:
1. Timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak ada
atau tidak dikenal 2. Peningkatan kejadian penyakit/kematian
terus-menerus selama 3 kurun waktu berturut-turut menurut jenis
penyakitnya (jam, hari, minggu) 3. Peningkatan kejadian
penyakit/kematian 2 kali lipat atau lebih dibandingkan dengan
periode sebelumnya (jam, hari, minggu, bulan, tahun).Jumlah
penderita baru dalam satu bulan menunjukkan kenaikan 2 kali lipat
atau lebih bila dibandingkan dengan angka rata-rata perbulan dalam
tahun sebelumnya. 4. Jumlah penderita baru dalam satu bulan
menunjukkan kenaikan dua kali lipat atau lebih bila dibandingkan
dengan angka rata-rata perbulan dalam tahun sebelumnya. 5. Angka
rata-rata per bulan selama satu tahun menunjukkan kenaikan dua kali
lipat atau lebih dibanding dengan angka rata-rata per bulan dari
tahun sebelumnya. 6. Case Fatality Rate dari suatu penyakit dalam
suatu kurun waktu tertentu menunjukan kenaikan 50% atau lebih,
dibanding dengan CFR dari periode sebelumnya. 7. Propotional Rate
(PR) penderita baru dari suatu periode tertentu menunjukkan
kenaikan dua kali atau lebih dibanding periode yang sama dan kurun
waktu/tahun sebelumnya. 8. Beberapa penyakit khusus : Kholera,
"DHF/DSS": a). Setiap peningkatan kasus dari periode sebelumnya
(pada daerah endemis). b) Terdapat satu atau lebih penderita baru
dimana pada periode 4 minggu sebelumnya daerah tersebut dinyatakan
bebas dari penyakit yang bersangkutan. 9. Beberapa penyakit yg
dialami 1 atau lebih penderita: Keracunan makanan, Keracunan
pestisida.
Metodologi Penyelidikan KLB
Tingkat atau pola dalam penyelidikan KLB ini sangat sulit
ditentukan, sehingga metoda yang dipakai pada penyelidikan KLB
sangat bervariasi. Menurut Kelsey et al., 1986; Goodman et al.,
1990 dan Pranowo, 1991, variasi tersebut meliputi :1. Rancangan
penelitian, dapat merupakan suatu penelitian prospektif atau
retrospektif tergantung dari waktu dilaksanakannya penyelidikan.
Dapat merupakan suatu penelitian deskriptif, analitik atau
keduanya. 2. Materi (manusia, mikroorganisme, bahan kimia, masalah
administratif), 3. Sasaran pemantauan, berbagai kelompok menurut
sifat dan tempatnya (Rumah sakit, klinik, laboratorium dan
lapangan). 4. Setiap penyelidikan KLB selalu mempunyai tujuan utama
yang sama yaitu mencegah meluasnya (penanggulangan) dan terulangnya
KLB di masa yang akan datang (pengendalian), dengan tujuan khusus :
a. Diagnose kasus-kasus yang terjadi dan mengidentifikasi penyebab
penyakit b. Memastikan keadaan tersebut merupakan KLB c.
Mengidentifikasikan sumber dan cara penularan d. Mengidentifikasi
keadaan yang menyebabkan KLB e. Mengidentifikasikan populasi yang
rentan atau daerah yang berisiko akan terjadi KLB
Langkah-langkah Penyelidikan KLB 1. Persiapan penelitian
lapangan 2. Menetapkan apakah kejadian tersebut suatu KLB 3.
Memastikan Diagnose Etiologis 4. Mengidentifikasikan dan menghitung
kasus atau paparan 5. Mendeskripsikan kasus berdasarkan orang,
waktu, dan tempat 6. Membuat cara penanggulangan sementara dengan
segera (jika diperlukan) 7. Mengidentifikasi sumber dan cara
penyebaran 8. Mengidentikasi keadaan penyebab KLB 9. Merencanakan
penelitian lain yang sistematis 10. Menetapkan saran cara
pencegahan atau penanggulangan 11. Menetapkan sistim penemuan kasus
baru atau kasus dengan komplikasi 12. Melaporkan hasil penyelidikan
kepada Instansi kesehatan setempat dan kepada sistim pelayanan
kesehatan yang lebih tinggi
Tujuan penanggulangan KLB : Mengenal dan mendeteksi sedini
mungkin terjadinya klb Melalukan penyelidikan klb Memberikan
petunjuk dalam mencari penyebab dan diagnose klb Memberikan
petunjuk pengiriman dan penanggulangan klb Mengembangkan sistem
pengamatan yang baik dan menyeluruh, dan menyusun perencanaan yang
mantap untuk penanggulangan klb
Upaya Penanggulangan KLB : Penyelidikan epidemiologis
Pemeriksaan, pengobatan, perawatan dan isolasi penderita termasuk
tindakan karantina Pencegahan dan pengendalian Pemusnahan penyebab
penyakit Penanganan jenazah akibat wabah Penyuluhan kepada
masyarakat
Indikator Program penanggulangan KLB adalah : Terselenggaranya
system kewaspadaan dini KLB di unit-unit pelayanan wilayan
puskesmas, kabupaten/kota, propinsi dan nasional. Deteksi dan
respon dini KLB Tidak terjadi KLB besar.
Indikator Keberhasilan Penanggulangan KLB : Menurunnya frek KLB
Menurunnya jumlah kasus pada setiap KLB Menurunnya jumlah kematian
pada setiap KLB Memendeknya periode KLB Menyempitnya penyebarluasan
wilayah KLB
Penanggulangan pasien saat KLB :
1. Jangka pendek Menemukan dan mengobati pasien Melakukan
rujukan dengan cepat Malakukan kaporasi sumber air dan disinfeksi
kotoran yang tercemar Memberi penyuluhan tentang hygiene dan
sanitasi lingkungan Melakukan koordinasi lintas program dan lintas
sektoral 2. Jangka panjang Memperbaiki faktor lingkungan Mengubah
kebiasaan tidak sehat menjadi sehat Pelatihan petugas
Upaya penaggulangan KLB DBD : Pengobatan/ perawatan penderita
Penyelidikan epidemiologi Pemberantasan vector Penyuluhan kepada
mayarakat Evaluasi/ penilaian penanggulangan KLB
LI . 2 MM PRILAKU KESEHATANINDIVIDU DAN MASYARAKAT POLA
PANCARIAN PENGOBATANPengertian PerilakuDari segi biologis, perilaku
adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme (makhluk hidup) yang
bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis semua
makhluk hidup mulai dari tumbuh-tumbuhan, binatang sampai dengan
manusia itu berperilaku, karena mereka mempunyai aktivitas
masing-masing. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud perilaku (manusia) adalah semua kegiatan atau aktivitas
manusia, baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat
diamati oleh pihak luar. Skiner (1938) seorang ahli psikologis,
merumuskan bahwa perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang
terhadap stimulus (rangsangan dari luar).Dilihat dari bentuk
respons terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan
menjadi dua :1) Perilaku tertutup (covert behavior)Respon seseorang
terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup (covert).
Misalnya : seorang ibu hamil tahu pentingnya periksa kehamilan,
seorang pemuda tahu bahwa HIV/AIDS dapat menular melalui hubungan
seks, dan sebagainya.2) Perilaku terbuka (overt behavior)Respon
seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau
terbuka. Misalnya : seorang ibu memeriksa kehamilannya atau membawa
anaknya ke puskesmas untuk diimunisasi.Perilaku Kesehatan
IndividuPerilaku kesehatan individu pada dasarnya adalah suatu
respons seseorang (organisme) terhadap stimulus yang berkaitan
dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan
serta lingkungan. Batasan ini mempunyai 2 unsur pokok, yakni
respons dan stimulus atau perangsangan. Respons atau reaksi
manusia, baik bersifat pasif (pengetahuan, persepsi, dan sikap)
maupun bersifat aktif (tindakan yang nyata atau practice).
Sedangkan stimulus atau rangsangan terdiri 4 unsur pokok, yakni :
sakit & penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, dan
lingkungan. Dari batasan ini perilaku kesehatan dapat
diklasifikasikan menjadi 4 kelompok :1) Perilaku Pemeliharaan
Kesehatan (health maintenance) adalah perilaku atau usaha-usaha
seseorang untuk memelihara atau menjaga kesehatan agar tidak sakit
dan usaha untuk penyembuhan bilamana sakit. Oleh sebeb itu perilaku
pemeliharaan kesehatan ini terdiri dari 3 aspek :a. Perilaku
pencegahan penyakit dan penyembuhan penyakit bila sakit, serta
pemulihan kesehatan bilamana telah sembuh dari penyakit.b. perilaku
peningkatan kesehatan, apabila seseorang dalam keadaan sakit.c.
perilaku gizi (makanan & minuman).2) Perilaku Pencarian atau
Penggunaan Sistem atau Fasilitas Pelayanan Kesehatan atau sering
disebut Perilaku Pencarian Pengobatan (health seeking behavior)
adalah menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat menderita
dan atau kecelakaan. Tindakan atau perilaku ini dimulai dari
mengobati sendiri (self treatment) sampai mencari pengobatan ke
luar negeri.3) Perilaku terhadap makanan (nutrition behavior),
yakni respons seseorang terhadap makanan sebagai kebutuhan vital
bagi kehidupan, meliputi pengetahuan, persepsi, sikap dan praktek
kita terhadap makanan serta unsur-unsur yang terkandung di
dalamnya/zat gizi, pengelolaan makanan, dll.4) Perilaku Kesehatan
Lingkungan adalah bagaimana seseorang merespon lingkungan, baik
lingkungan fisik maupun sosial budaya dan bagaimana sehingga
lingkungan tersebut tidak mempengaruhi kesehatannya. Seorang ahli
lain (Becker, 1979) membuat klasifikasi tentang perilaku kesehatan
ini.a. Perilaku hidup sehat adalah perilaku-perilaku yang berkaitan
dengan upaya atau kegiatan seseorang untuk mempertahankan dan
meningkatkan kesehatannya. Perilaku ini mencakup antara lain :a)
Menu seimbangb) Olahraga teraturc) Tidak merokokd) Tidak
minum-minuman keras dan narkobae) Istirahat yang cukupf)
Pengendalian stresg) Perilaku atau gaya hidup lain yang positif
bagi kesehatanb. Perilaku sakit mencakup respon seseorang terhadap
sakit dan penyakit. Persepsinya terhadap sakit, pengetahuan tentang
penyebab dan gejala penyakit, pengobatan penyakit dan sebagainya,
dsb.c. Perilaku peran sakit (the sick role behavior) mencakup :a)
Tindakan untuk memperoleh kesembuhan.b) Mengenal/mengetahu
fasilitas atau sasaran pelayanan penyembuhan penyakit yang layak.c)
Mengetahu hak (misalnya : hak memperoleh perawatan dan pelayanan
kesehatan).Kosa & Robertson mengatakan bahwa perilaku kesehatan
individu cenderung dipengaruhi oleh kepercayaan orang yang
bersangkutan terhadap kondisi kesehatan yang diinginkan dan kurang
berdasarkan pada pengetahuan biologi. Memang kenyataannya demikian,
tiap indivisu mempunyai cara yang berbeda dalam mengambil tindakan
penyembuhan atau pencegahan yang berbeda meskipun gangguan
kesehatannya sama. Pada umumnya tindakan yang diambil berdasarkan
penilaian individu atau mungkin dibantu oleh orang lain terhadap
gangguan tersebut. Penilaian semacam ini menunjukkan bahwa gangguan
yang dirasakan individu menstimulasi dimulainya suatu proses sosial
psikologis. Proses semacam ini menggambarkan berbagai tindakan yang
dilakukan si penderita mengenai gangguan yang dialami dan merupakan
bagian integral interaksi sosial pada umumnya. Proses ini mengikuti
suatu keteraturan tertentu yang dapat diklasifikasikan dalam 4
bagian, yakni :1) Adanya suatu penilaian dari orang yang
bersangkutan terhadap suatu gangguan atau ancaman kesehatan. Dalam
hal ini persepsi individu yang bersangkutan atau orang lain
(anggota keluarga) terhadap gangguan tersebut akan berperan.
Selanjutnya gangguan dikomunikasikan kepada orang lain (anggota
keluarga) dan mereka yang diberi informasi tersebut menilai dengan
kriteria subjektif.2) Timbulnya kecemasan karena adanya persepsi
terhadap gangguan tersebut. Disadari bahwa setiap gangguan
kesehatan akan menimbulkan kecemasan baik bagi yang bersangkutan
maupun bagi anggota keluarga lainnya. Bahkan gangguan tersebut
dikaitkan dengan ancaman adanya kematian. Dari ancaman-ancaman ini
akan menimbulkan bermacam-macam bentuk perilaku.3) Penerapan
pengetahuan orang yang bersangkutan mengenai hal-hal yang
berhubungan dengan masalah kesehatan, khususnya mengenai gangguan
yang dialaminya. Oleh karena gangguan kesehatan terjadi secara
teratur di dalam suatu kelompok tertentu maka setiap irang di dalam
kelompok tersebut dapat menghimpun pengetahuan tentang berbagai
macam gangguan kesehatan yang mungkin terjadi. Dari sini sekaligus
orang menghimpun berbagai cara mengatasi gangguan kesehatan itu
baik secara tradisional maupun modern. Berbagai cara penerapan
pengetahuan baik dalam menghimpun berbagai macam gangguan maupun
cara-cara mengatasinya tersebut merupakan pencerminan dari berbagai
bentuk perilaku.4) Dilakukannya tindakan manipulatif untuk
meniadakan atau menghilangkan kecemasan atau gangguan tersebut. Di
dalam hal ini baik orang awam maupun tenaga kesehatan melakukan
manipulasi tertentu dalam arti melakukan sesuatu untuk mengatasi
gangguan kesehatan. Dari sini lahirlah pranata-pranata kesehatan
baik tradisional maupun modern. Perilaku Kesehatan
MasyarakatTradisi MasyarakatKepercayaan MasyarakatAspek Sos-Eko
dalam Mengakses Pelayanan KesehatanAspek Sos-Bud dalam Mengakses
Pelayanan KesehatanMETODE PENDIDIKAN KESEHATAN MASYARAKATa. Metode
pendidikan individual ( perorangan) Bimbingan dan penyuluhan (
guidance and counseling) yaitu ; kontak antara klien dengan petugas
lebih intensif, setiap masalah yang dihadapi oleh klien dapat
dikoreksi dan dibantu penyelesaianya, akhirnya klien tersebut akan
dengan sukarela dan bedasarkan kesadaran penuh pengertian akan
menerima perilaku tersebut ( mengubah prilaku) Interview (
wawancara);Yaitu merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan dan
menggali informasi mengapa ia tidak atau belum menerima perubhan
untuk mengetahui apakah perilaku yang sudah atau yang akan diadopsi
itu mempunyai dasar pngertian dan kesadara yang kuat apabila belum
maka peru penyuluhan yang lebih mendalam lagi.b. Metode pendidikan
kelompok Kelompok Besar : Ceramah, seminar kelompok Kecil : diskusi
kelompok , Curah pendapat ( brain storming), Bola salju ( snow
balling), kelompok kecil kecil ( buzz group), Memainkan peranan (
role play), Permainan simulasi ( simulation game ).c. Metode
pendidikan massa Ceramah umum ( public speaking) Pidato pidato
diskusi tentang kesehatan melalui media elektronik baik TV maupun
radio, pada hakikatnya adalah merupakan bentuk pendidikan kesehatan
massa Simulasi dialog atar pasien dengan dokter atau petugas
kesehatan lainnya tentang suatu penyakit atau masalah kesehatan
melalui tv atau radio Tulisan tulisan di majalah / Koran baik dalam
bentuk artikel maupun Tanya jawab / konsultasi tentang kesehatan
Bill board yang dipasang dipinggir jalan ,spanduk dan posterd. Alat
bantu dan media pendidikan kesehatan masayarakat Alat bantu
(peraga) Alat alat yang digunakan oleh peserta didik dalam
menyampaikan bahan pendidikan /pengajaran. Macam macam alat bantu
pendidikan : - Alat bantu lihat ( visual body) seperti Slide ,
film, film strip Alat bantu dengar ( audio aids) seperti piringan
hitam, radio, pita suara Alat bantu lihat dengar seperti :
Televisi
e. Media Pendidikan KesehatanMedia pendidikan kesehatan pada
hakikatnya adalah alat bantu pedidikan ( audio visual aids) disebut
media pendidikan karena alat alat tersebut merupakan alat saluran (
channel) untuk menyampaikan kesehatan karena alat alat tersebut
digunakan untuk mempermudah penerimaan pesan pesan kesehatan bagi
masyarakat atau klien . berdasarkan fungsinya sebagai penyaluran
pesan pesa kesehatan ( media) media ini dibagi menjadi 3 : Cetak ,
elektronik. Media papan ( billboard)
LI . 3 MM MENGENAI CAKUPAN DAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN SERTA
IMUNISASIMutu Pelayanan KesehatanPengertian Mutu1) Mutu adalah
tingkat kesempurnaan dari penampilan sesuatu yang sedang diamati
(Winston Dictionary, 1956)2) Mutu adalah sifat yang dimiliki oleh
suatu program (Donabedian, 1980)3) Mutu adalah totalitas dari wujud
serta ciri dari suatu barang jasa, yang didalamnya terkandung
sekaligus pengertian rasa aman atau pemenuhan kebutuhan para
pengguna (Din ISO 8402, 1986)4) Mutu adalah kepatuhan terhadap
standar yang telah ditetapkan (Crosby, 1984)Mutu Pelayanan
KesehatanMutu Pelayanan Kesehatan adalah yang menunjuk pada tingkat
kesempurnaan pelayanan kesehatan, yang di satu pihak dapat
menimbulkan kepuasan pada setiap pasien sesuai dengan tingkat
kepuasan rata-rata penduduk, serta di pihak lain tata cara
penyelenggaraannya sesuai dengan kode etikdan standar pelayanan
profesi yang telah ditetapkan.Faktor-Faktor yang MempengaruhiJika
diperhatikan rumusan tentang mutu pelayanan kesehatan sebagaimana
dikemukakan diatas, segeralah terlihat bahwa mutu pelayanan
kesehatan sebenarnya menunjukkan pada penampilan (performance) dari
pelayanan kesehatan. Secara umum disebutkan, makin sempurna
penampilan pelayanan kesehatan, makin sempurna pula mutunya. Dalam
Program Menjaga Mutu, penampilan pelayanan kesehatan ini disebut
dengan nama keluaran (output).Karena baik atau tidaknya keluaran
sangat dipengaruhi oleh proses (process), masukan (input), dan
lingkungan (environment), maka mudahlah dipahami bahwa baik atau
tidaknya mutu pelayanan kesehatan sangat dipengaruhi oleh ketiga
unsur yang dimaksud. Uraian dari ketiga unsur Program Menjaga Mutu
ini serta kaitannya dengan mutu pelayanan kesehatan adalah sebagai
berikut :1) Unsur masukanTelah disebutkan yang dimaksud dengan
unsur masukan adalah tenaga, dana dan sarana. Secara umum
disebutkan apabila tenaga dan sarana (kuantitas dan kualitas) tidak
sesuai dengan standar yang ditetapkan (standard of personnnels and
facilities), serta jika dana yang tersedia tidak sesuai dengan
kebutuhan, maka sulitlah diharapkan baiknya mutu pelayanan (Bruce,
1990; Fromberg, 1988; Gambone, 1991).2) Unsur lingkunganTelah
disebutkan yang dimaksud dengan unsur lingkungan adalah kebijakan,
organisasi, dan manajemen. Secara umum disebutkan apabila
kebijakan, organisasi dan manajemen tersebut tidak sesuai dengan
standar dan atau tidak bersifat mendukung, maka sulitlah diharapkan
baiknya mutu pelayanan kesehatan (Donabedian, 1980).3) Unsur
prosesTelah disebutkan yang dimaksud dengan unsur proses adalah
tindakan medis dan tindakan non-medis. Secara umum disebutkan
apabila kedua tindakan ii tidak sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan (standard of conduct), maka sulitlah diharapkan baiknya
mutu pelayanan (Pena, 1984).Untuk dapat menjamin baiknya mutu
pelayanan kesehatan, ketiga unsur ini haruslah dapat diupayakan
sedemikian rupa sehingga sesuai dengan standar dan atau kebutuhan.
Sekali salah satu dari ketiga unsur ini berada dibawah standar dan
atau tidak sesuai dengan kebutuhan, sulitlah diharapkan baiknya
mutu pelayanan. Ketiga unsur ini saling berhubungan dan
mempengaruhi yang kaitannya dengan unsur keluaran yakni yang
menunjuk pada mutu pelayanan kesehatan secara sederhana dapat
digambarkan dalam bagan sebagai berikut :
Lingkungan
Mutu Pelayanan (Keluaran)
MasukanProses Skema 1 Program Menjaga Mutu
Pelayanan Kesehatan yang BermutuSecara umum disebutkan yang
dimaksud dengan pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan
kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan
kesehatan sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta
yang penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar
pelayanan profesi yang telah ditetapkan.Menyelenggarakan pelayanan
kesehatan yang sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan
profesi, meskipun diakui tidak mudah, namun masih dapat diupayakan,
karena untuk ini memang telah ada tolak ukurnya, yakni rumusan kode
etik serta standar pelayanan profesi yang pada umumnya telah
dimiliki oleh setiap negara. Kode etik serta standar pelayanan
profesi, pada dasarnya merupakan kesepakatan antar warga profesi
sendiri, dan karenanya wajib sifatnya untuk dipakai sebagai pedoman
dalam menyelenggarakan setiap kegiatan profesi, termasuk pelayanan
kesehatan.Sesungguhnya kehendak untuk mengupayakan terselenggaranya
pelayanan kesehatan yang wajar (appropriate), berkesinambungan
(continue), dapat diterima (acceptable), bermutu (quality) serta
efisien (efficient) yang merupakan bagian dari persyaratan
pelayanan kesehatan, pada dasarnya juga merupakan bagian dari
kewajiban etis. Dengan perkataan lain, kelima persyaratan ini juga
akan dapat dicapai apabila kode etik profesi dapat diterapkan
dengan baik.Dengan pendapat ini, mudahlah dipahami untuk dapat
menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu, yang perlu
diperhatikan hanyalah mengupayakan agar kode etik serta standar
pelayanan profesi dapat diterapkan dengan sebaik-baiknya. Penerapan
yang dimaksudkan di sini tidak hanya yang memuaskan para pelaksana
pelayanan kesehatan, tetapi yang terpenting adalah pemakai jasa
pelayanan kesehatan.Dengan perkataan lain, adalah telah merupakan
kewajiban bagi setiap pelaksana pelayanan kesehatan untuk dapat
menerapkan kode etik serta standar pelayanan profesi yang mengacu
pada kepuasan pasien. Apabila kewajiban ini dapat dilaksanakan,
dapatlah diharapkan terselenggaranya pelayanan kesehatan yang
bermutu, yakni pelayanan kesehatan yang penerapan kode etik serta
standar pelayanan profesinya dapat memuaskan para pemakai jasa
palayanan kesehatan.Akses terhadap fasilitas Pelayanan
KesehatanAkses terhadap fasilitas pelayanan kesehatan sangat
penting dalam meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. Namun
dalam kehidupan bermasyarakat saat ini akses terhadap fasilitas
pelayanan kesehatan masih sulit. Hal ini dikarenakan faktor-faktor
berikut :a. Masalah GeografiGeografi yang sulit disekitar tempat
tinggal masyarakat pedalaman mempersulit mereka yang membutuhkan
pelayanan kesehatan. Misalnya fasilitas pelayanan kesehatan yang
jauh dari tempat tinggal.b. KetersediaanKetersediaan fasilitas
kesehatan yang sedikit di daerah pun cukup membuat masyarakat
kesulitan dalam mengakses fasilitas pelayanan kesehatan tersebut.c.
Distribusi PelayananDistribusi pelayanan yang sedikit juga
menghambat masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik.
Tenaga Kesehatan Pelayanan KesehatanTenaga kesehatan masyarakat
(Kesmas) merupakan bagian dari sumber daya manusia yang sangat
berperan dalam pembangunan kesehatan. Pembangunan kesehatan dengan
paradigma sehat merupakan upaya meningkatkan kemandirian masyarakat
dalam menjaga kesehatan melalui kesadaran yang lebih tinggi pada
pentingnya pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan
preventif. Pelayanan promotif, untuk meningkatkan kemandirian dan
peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan diperlukan
program penyuluhan dan pendidikan masyarakat yang berjenjang dan
berkesinambungan sehingga dicapai tingkatan kemandirian masyarkat
dalam pembangunan kesehatan. Dalam program promotif membutuhkan
tenaga-tenaga kesmas yang handal terutama yang mempunyai
spesialisasi dalam penyuluhan dan pendidikan. Pelayanan preventif,
untuk menjamin terselenggaranya pelayanan ini diperlukan tenaga
kesmas yang memahami epidemiologi penyakit, cara-cara dan metode
pencegahan serta pengendalian penyakit. Program preventif ini
merupakan salah satu lahan bagi tenaga kesmas dalam pembangunan
kesehatan. Keterlibatan kesmas dibidang preventif di bidang
pengendalian memerlukan penguasaan teknik-teknik lingkungan dan
pemberantasan penyakit. Tenaga kesmas juga dapat berperan dibidang
kuratif dan rehabilitatif kalau yang bersangkutan mau dan mampu
belajar dan meningkatkan kemampuannya dibidang
tersebut.ImunisasiImunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan
kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga
bila kelak ia terkena antigen yang serupa, tidak terjadi penyakit
(Ranuh,2008,p.10). Imunisasi merupakan suatu program yang dengan
sengaja memasukkan antigen lemah agar merangsang antibodi keluar
sehingga tubuh dapat resisten terhadap penyakit tertentu. Sistem
imun tubuhmempunyai suatu sistem memori (daya ingat), ketika vaksin
masuk kedalam tubuh, maka akan dibentuk antibodi untuk melawan
vaksin tersebut dan sistem memori akan menyimpannya sebagai suatu
pengalaman. Jika nantinya tubuh terpapar dua atau tiga kali oleh
antigen yang sama dengan vaksin maka antibodi akan tercipta lebih
kuat dari sebelumnya.Jenis-jenis imunisasi Imunisasi telah
dipersiapkan sedemikian rupa agar tidak menimbulkan efek-efek yang
merugikan. Imunisasi ada 2 macam, yaitu: a. Imunisasi aktif
Merupakan suatu pemberian bibit penyakit yang telah dilemahkan
(vaksin) agar nantinya sistem imun tubuh berespon spesifik dan
memberikan suatu ingatan terhadap antigen ini, sehingga ketika
terpapar lagi tubuh dapat mengenali dan merespon. b. Imunisasi
pasif Merupakan suatu proses peningkatan kekebalan tubuh dengan
cara pemberian zat immunoglobulin, yaitu zat yang dihasilkan
melalui suatu proses infeksi yang dapat berasal dari plasma manusia
(kekebalan yang didapat bayi dari ibu melalui placenta) atau
binatang yang digunakan untuk mengatasi mikroba yang sudah masuk
dalam tubuh yang terinfeksi .Tujuan Program ImunisasiProgram
imunisasi bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian
dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Pada saat ini,
penyakit-penyakit tersebut adalah disentri, tetanus, batuk rejan
(pertusis), campak (measles), polio dan tuberkulosa.Cakupan
ImunisasiDefinisi Perbandingan antara jumlah anak usia 1-2 tahun
yang telah mendapat imunisasi lengkap dengan jumlah anak uisa 1-2
tahun, dan biasanya dinyatakan dalam persen.Rumus
KegunaanMemberikan gambaran tentang tingkat pelayanan kesehatan
terhadap anak usia 1-2 tahun. Cakupan yang baik minimal 80
persen.Jadwal Imunisasi
LI . 4 MM ASPEK SOSBUD MASYARAKAT DALAM AKSES PELAYANAN
KESEHATAN Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas
manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat
diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2003).Menurut Skinner,
seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003), merumuskan bahwa
perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus
atau rangsangan dari luar.Oleh karena perilaku ini terjadi melalui
proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme
tersebut merespons, maka teori Skinner ini disebut teori S-O-R
atauStimulus Organisme Respon.Dilihat dari bentuk respon terhadap
stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua
(Notoatmodjo, 2003) :a. Perilaku tertutup (convert behavior).
Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam
bentuk terselubung atau tertutup (convert). Respon atau reaksi
terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi,
pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang
menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas
oleh orang lain.b. Perilaku terbuka (overt behavior).Respon
seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau
terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk
tindakan atau praktek, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat
oleh orang lain.PENDIDIKAN KESEHATAN MASYARAKATPrinsip pendidikan
kesehatan masyarakata. Pendidikan kesehatan bukan hanya pelajaran
di kelas tetapi merupakan kumpulan pengalaman dimana saja dan kapan
saja sepanjang dapat mempengaruhi pengetahuan sikap dan kebiasaan
sasaran pendidikanb. Pendidikan kesehatan tidak dapat secara mudah
diberikan oleh seseorang kepada orang lain karena pada akhirnya
sasaran pendidikan itu sendiri yang dapat mengubah kebiasaan dan
tingkah lakunya sendiri.c. Bahwa yang harus dilakukan oleh pendidik
adalah menciptakan sasaran agar individu keluarga, kelompok dan
masyarakat dapat mengubah sikap dan tingkah lakunya sendiri.d.
Penddikan kesehatan dikatakan berhasil bila sasaran pendidikan (
individu),keluarga, kelompok, dan masyarakat) sudah mengubah sikap
dan tingkah lakunya sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Ruang Lingkup Pendidikan kesehatan masyarakat.Dimensi sasaran
Pendidikan kesehatan individu dengan sasaran individu Pendidikan
kesehatan kelompok dengan sasaran kelompok masyarakat tertentu
Pendidikan kesehatan masyarakat dengan sasaran masyarakat
luasDimensi tempat pelaksanaan Pendidikan kesehatan dirumah sakit
dengan sasaran pasien dan keluarga Pendidikan kesehatan di sekolah
dengan sasaran pelajar Pendidikan kesehatan di masyarakat atau
tempat kerja dengan sasaran masyarakat atau pekerjaDimensi tingkat
pelayanan kesehhatan Pendidikan kesehatan promosi kesehatan (
health promotion) missal ; Peningkatan gizi, perbaikan sanitasi
lingkungan , gaya hidup dan sebagainya Pendidikan kesehatan untuk
perlindungan khusus ( specific Protection) missal : imunisasi
Pendidikan kesehatan untuk diagnosis dini dan pengobatan tepat
(early diagnostic and promt treatment ) missal : dengan pengobatan
layak dan sempurna dapat menghindari dari resiko kecacatan
Pendidikan kesehatan untuk rehabilitasi missal : dengan memulihkan
kondisi cacat melalui latihan latihan tertentu
METODE PENDIDIKAN KESEHATAN MASYARAKATa. Metode pendidikan
individual ( perorangan) Bimbingan dan penyuluhan ( guidance and
counseling) yaitu ; kontak antara klien dengan petugas lebih
intensif, setiap masalah yang dihadapi oleh klien dapat dikoreksi
dan dibantu penyelesaianya, akhirnya klien tersebut akan dengan
sukarela dan bedasarkan kesadaran penuh pengertian akan menerima
perilaku tersebut ( mengubah prilaku) Interview ( wawancara);Yaitu
merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan dan menggali
informasi mengapa ia tidak atau belum menerima perubhan untuk
mengetahui apakah perilaku yang sudah atau yang akan diadopsi itu
mempunyai dasar pngertian dan kesadara yang kuat apabila belum maka
peru penyuluhan yang lebih mendalam lagi.b. Metode pendidikan
kelompok Kelompok Besar : Ceramah, seminar kelompok Kecil: diskusi
kelompok , Curah pendapat ( brain storming), Bola salju ( snow
balling), kelompok kecil kecil ( buzz group), Memainkan peranan (
role play), Permainan simulasi ( simulation game ).c. Metode
pendidikan massa Ceramah umum ( public speaking) Pidato pidato
diskusi tentang kesehatan melalui media elektronik baik TV maupun
radio, pada hakikatnya adalah merupakan bentuk pendidikan kesehatan
massa Simulasi dialog atar pasien dengan dokter atau petugas
kesehatan lainnya tentang suatu penyakit atau masalah kesehatan
melalui tv atau radio Tulisan tulisan di majalah / Koran baik dalam
bentuk artikel maupun Tanya jawab / konsultasi tentang kesehatan
Bill board yang dipasang dipinggir jalan ,spanduk dan posterd. Alat
bantu dan media pendidikan kesehatan masayarakat Alat bantu
(peraga) Alat alat yang digunakan oleh peserta didik dalam
menyampaikan bahan pendidikan /pengajaran. Macam macam alat bantu
pendidikan : -Alat bantu lihat ( visual body) seperti Slide , film,
film strip Alat bantu dengar ( audio aids) seperti piringan hitam,
radio, pita suara Alat bantu lihat dengar seperti : Televisie.
Media Pendidikan KesehatanMedia pendidikan kesehatan pada
hakikatnya adalah alat bantu pedidikan ( audio visual aids) disebut
media pendidikan karena alat alat tersebut merupakan alat saluran (
channel) untuk menyampaikan kesehatan karena alat alat tersebut
digunakan untuk mempermudah penerimaan pesan pesan kesehatan bagi
masyarakat atau klien . berdasarkan fungsinya sebagai penyaluran
pesan pesa kesehatan ( media) media ini dibagi menjadi 3 : Cetak ,
elektronik. Media papan ( billboard)
ILMU PERILAKU DAN PERILAKU KESEHATANKonsep perilakuSkinner (
1938 ) seorang ahli perilaku mengemukakakn bahwa perilaku adalah
merupakan hasil hubungan antara perangsang ( stimulus) dan
tanggapan ( respon) ia membagi menjadi 2 yaitu ;a. Respondent
respons reflexive respons ialah yang ditimbulkan oleh rangsangan
tertentu .perangsangan semacam ini disebut elicting stimuli, karena
menimbulkan respon respons yang relative tetap misalnya : makanan
lezat menimbulkan keluarnya air liur , cahaya yang kuat akan
menimbulkan mata tertutup dll. Respondent respons ini mencakup juga
emosi respons atau emotional behavior. Emotional respons ini timbul
karena hal yang kurang mengenakan organism yang ersangkutan.
Misalnya menangis karena sedih / sakit . muka merah sebaliknya hal
hal yang mengenakan pun dapat menimbulkan perilaku emosinal
misalnya tertawa, berjingkat jingkat karena senang.b. Operant
respons atau instrumental respons adalah respons yang timbul dan
berkembang diikuti oleh perangsangan tertentu. Perangsangan semacam
ini disebut reinforcing stimuli atau reinforce, karena perangsangan
perangsangan tersebut memperkuat respons yang telah dilakukan oleh
organism. Oleh karena itu perangsangan yang demikian itu mengikuti
atau memperkuat sesuatu perilaku tertentu yang telah dilakukan .
Contoh : apabila memperoleh hadiah maka ia akan menjadi lebih giat
belajar atau akan lebih baik lagi melakukan perbuatan tersebut.
Dengan kata lain respons nya akan lebih intensif atau lebih kuat
lagi.
PERILAKU KESEHATANYaitu respon seseorang terhadap stimulus yang
berkaitan dengan sakit dan penyakit , system pelayanan kesehatan
makanan serta lingkungan .perilaku kesehatan mencangkup 4 yaitu :a.
Perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakit yaitu bagaimana
manusia merespon baik pasif maupun aktif perilaku terhadap sakit
dan penyakit ini dengan sendirinya sesuai dengan tingkatan
tingkatan pencegahan penyakit misalnya : Perilaku pencegahan
penyakit ( health prevention behavior) respon utuk melaakukan
pencegahan penyakit misalnya tidur dengan kelambu untuk mencegah
gigitan nyamuk malaria .imunisasib. Perilaku terhadap pelayanan
kesehatan , baik pelayanan kesehatan tradisional maupun modern.
Perilaku ini mencakup respons terhadap fasillitas pelayanan cara
pelayanan, petugas kesehatan, dan obat obatan yang terwjud dalam
pengetahuan , persepsi, sikap dan penggunaan fasilitas ,petugas dan
obat obatanc. Perilaku terhadap makanan ( nutrition behavior) yaitu
respons seseorang terhadap makanan sebagai kebutuhan vital bagi
kehidupan , meliputi pengetahuan ,persepsi, sikap dan praktek kita
terhadap makanan serta unsure unsure yang terkandung didalamnyad.
Perilaku terhadap lingkungan kesehatan ( environmental health
behavior) adalah respon seseorang terhadap lingkungan sekitarnya
sebagai determinan kesehatan manusia. Lingkup perilaku ini seluas
lingkup kesehatan lingkungan itu sendiri dengan bersih , pembuangan
air kotor dengan limbah dengan rumah yang sehat dengan pembersihan
sarang saranng nyamuk ( vector) dll.
KLASIFIKASI PERILAKU a. Perilaku kesehatan ( health behavior)
yaitu hal hal yang berkaitan dengan memelihara , meningkatkan dan
mencegah penyakit dengan tindakan tindakan perorangan seperti
sanitasi, memilih makanan dn kebersihanb. Perilaku sakit ( illness
behavior) yaitu tindakan seseorang dalam menyikapi sakit dan
kemampuan individu untuk mengidentifikasi penyakit ,penyebab
penyakit serta usaha usaha mencegah penyakit tersebut.c. Perilaku
peran sakit (the sick role behavior) yaitu tindakan seseorang yang
sedang sakit untuk memperoleh kesembuhan . perilaku ini disamping
berpengaruh terhadap kesehatan /kesakitanya sendiri juga
berpengaruh terhadap kesehatan/kesakitanya sendiri juga berpengaruh
terhadap orang lain terutama anak anak yang belm mempunyai
kesadaran dan tanggung jawab terhadap kesehatanya.
RESPON PERILAKU TERHADAP PENYAKITa. Bentuk pasif: respon
internal yang terjadi di dalam diri manusia dan tidak secara
langsung dapat terlihat oleh orang lain missal tanggapan atau sikap
batin dan pengetahuan.b. Bentuk Aktif: yaitu perilaku itu jelas
dapat diobservasi secara langsung misalnya pada kedua contoh diatas
si ibu sudah membawa anaknya ke puskesmas untuk imunisasi
FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHIa. Faktor predisposing berupa
pengetahuan , sikap , kepercayaa, tradisi, nilai dllb. Faktor
enabling /pemungkin berupa ketersediaan sumber sumber / fasilitas
peraturan peraturanc. Faktor reinforcing/ mendorong/memperkuat
berupa tokoh agama , tokoh masyarakat.
PERUBAHAN PERILAKUa. Teori Stimulus dan Transformasib. Teori
teori belajar social ( social searching ) Tingkah laku sama ( same
behavior ) Tingkah laku tergantung ( matched dependent behavior 0
Tingkah laku salinan ( copying behavior )e. Teori belajar social
dari bandara dan walter Efek modeling ( modeling effect ) yaitu
peniru melakukan tingkah laku baru melalui asosiasi sehingga sesuai
dengan tingkah laku model Efek menghambat ( inhibition) dan
menghapus hambatan ( dishinbition ) dimana tingkah laku yang tidak
sesuai dengaan model dihambat timbulnya, sedangkan tingkah laku
yang sesuai dengan tingkah laku model dihapuskan hambatannya
sehingga timbul tingkah laku yang dapat menjadi nyata Efek
kemudahan ( facilitation effect ) yaitu tingkah laku yang sudah
pernah dipelajari oleh peniru lebih mudah muncul kembali dengan
mengamati tingkah laku model.
Pengetahuan, Sikap dan Perilaku MengobatiMayoritas masyarakat
dengan pengetahuan kurang dan sedang (78%), sikap yang sedang (8%)
cenderung akan berobat ke puskesmas jika mereka telah menderita
atau merasakan matanya sakit seperti gatal, mata merah, belekan,
jika telah mengalami kebutaan, bila sudah tidak dapat bekerja ,
tidak dapat mengenali seseorang dalam jarak dekat maupun jauh, dan
tidak bisa berjalan dengan baik. Mereka biasanya akan mengeluh
sakit pada matanya sehingga mereka baru memeriksakan sakitnya ke
puskesmas. Berdasarkan teori perilaku pencarian pelayanan kesehatan
disebutkan bahwa perilaku orang yang sakit untuk memperoleh
penyembuhan mencakup tindakan- tindakan seperti perilaku pencarian
dan penggunaan fasilitas/tempat pelayanan kesehatan (baik
tradisional maupun modern). Tindakan ini dimulai dari mengobati
sendiri sampai mencari pengobatan di luar negeri Masyarakat jika
menderita sakit cenderung mengobati sendiri terlebih dahulu dengan
membeli obat di warung seperti tetes mata, salep di apotik tanpa
resep dari dokter, mereka hanya menanyakan kepada penjaga apotik
obat mana yang biasa digunakan untuk mata merah, padahal dengan
mereka membeli obat tanpa resep dokter belum tentu itu baik buat
kesehatan mata, dan belum tentu obat tersebut tidak menimbulkan
efek samping jika mengabaikan aturan pemakaian. Dan ada juga yang
mengobati secara tradisional yaitu dengan mengompres mata dengan
air hangat, air sirih, air teh, daun kelor dan air bambu. Di sisi
lain masyarakat dengan pengetahuan baik (22%) dan bersikap baik
(92%) berperilaku langsung mengobati ke puskesmas atau rumah sakit.
Hal ini dikarenakan mereka mengetahui apa yang akan terjadi jika
terlambat dalam melakukan pengobatan, dan juga mereka memiliki
dasar pengetahuan yang baik tentang kesehatan, khususnya kesehatan
mata. Sehingga jika mengalami gangguan pada mata mereka langsung
mengobati dengan rasional.
Pelayanan Kesehatan Modern1. Polindes.Polindes adalah salah satu
program pembangunan oleh pemerintah RI bidang kesehatan yang
berangkat dari persoalan tingginya angka kesakitan dan kematian ibu
karena hamil dan bersalin. Program ini merupakan program penyediaan
fasilitas layanan kesehatan di desa yang jauh dari fasilitas
kesehatan yang memadai. Tiga tujuan utama program adalah: sebagai
tempat pelayanan kesehatan ibu, anak dan KB. sebagai tempat
pemeriksaan kehamilan dan pertolongan persalinan. sebagai tempat
konsultasi, penyuluhan dan pendidikan kesehatan bagi masyarakat,
dukun bayi dan kader kesehatan.Secara institusi dan gagasan,
polindes merupakan representasi sistim medis modern yang dalam
proses intervensi di masyarakat sasaran akan bertemu dengan sistim
medis lokal tradisional. Dinamika dan proses komunikasi yang
terjadi antara keduanya menghasilkan adopsi parsial program oleh
masyarakat sasaran. Hal yang menarik dari data temuan lapangan
adalah terdapat perbedaan perspektif antara program dan nilai-nilai
lokal dalam menginterpretasi kehamilan dan persalinan dan etiologi
tentang sehat sakit. Program beroperasi atas dasar prinsip-prinsip
fisiologis dan model-model biomedis serta bekerja atas diktum
preventif.Hal ini konsisten dengan cara kerja sistem medis modern
(dalam hal ini program KIA di polindes) yaitu mencegah lebih baik
dari pada mengobati. Bagi pengetahuah lokal, kehamilan dan
persalinan lebih dijelaskan dalam kerangka religius dan
transendental sehingga campur tangan manusia dianggap minimal dan
pasif. Dalam konteks pemikiran ini, pemeliharaan dan perawatan
dengan makna mencegah resiko sebalum terjadi tidak dikenal dan
dianggap mendahului takdir yang memberi rasionalisasi rendahnya
angka kunjungan konsultasi ibu selama kehamilan hingga paska
bersalin. Pada gilirannya hal ini menghambat deteksi dini resiko
pada kehamilan ibu dan menghalangi upaya-upaya untuk mengatasinya.
Pendekatan program yang cendrung tekhnikal medis membuat program
menjadi keras dan impersonal bagi ibu. Memperhatikan dan mengadopsi
sistim kognisi lokal, etiologi setempat dan pola keterlibatan
individu-individu dalam sistim sosial setempat kedalam program
dapat memberi keuntungan pada program dalam jangka panjang hingga
program dapat menyediakan layanan yang lebih sesuai dengan kondisi
dan pengetahuan lokal. Upaya memahami nilai-nilai budaya dan sistim
sosial setempat memberi pemahaman tentang faktor- faktor yang
menghambat diadopsinya program dan merancang strategi yang dapat
mendukung program. Kata kunci: Polindes, pelayanan kesehatan ibu
hamil bersalin, faklor sosial budaya.2. Holistik ModernSudah
saatnya bagi masyarakat untuk beralih ke layanan kesehatan holistik
modern. Dalam situasi biaya pelayanan kesehatan umum sekarang ini
sangat tinggi dan kadang-kadang terasa mencekik dan sulit dijangkau
oleh sebagian besar masyarakat, maka untuk mendapatkan konsultasi
dan pengobatan berbagai penyakit secara maksimum dengan akurat dan
hemat, sudah saatnya masyarakat memanfaatkan layanan kesehatan
Holistik Modern. DR.ASVIAL RIVAI, M.D (M.A) sang pelopor dan
pengembang layanan kesehatan holistik modern itu di Indonesia sejak
tahun 1997, menjelaskan. Di bawah ini, kami tampilkan wawancara
Kris Sadipun dari Bekasi Ekspres (BE) dengan DR.ASVIAL RIVAI (AR)
di Kantor Pusat Holistik Moderen, Mall Belannova, Sentul City,
Bogor, dalam bentuk tanya-jawab menyangkut keunggulan layanan
kesehatan Holistik Moderen BE: Apa yang dimaksud dengan layanan
kesehatan Holistik Modern? AR:Itu hanya sebuah nama. Apalah arti
sebuah nama, banyak orang berkata begitu. Tapi sebenarnya holistik
modern merupakan sebuah sebutan terhadap satu sistem pelayanan
terpadu dalam memenuhi berbagai kebutuhan untuk pemeliharaan dan
perbaikan tingkat kesehatan yang mungkin sudah rusak yang disebut
sakit-sakitan. Layanan kesehatan holistik modern dalam arti yang
sangat dalam, meliputi berbagai pelayanan termasuk layanan
pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh, konsultasi kesehatan
secara menyeluruh (baik fisik, emosional dan juga kejiwaan),
perawatan / pengobatan penyakit-penyakit secara menyeluruh (juga
fisik, emosional dan kejiwaan), pemberian nasehat dan
anjuran-anjuran kesehatan secara menyeluruh (berlaku juga untuk
kesehatan fisik, emosional dan kejiwaan), kontrol ulang serta
bimbingan / tuntunan selama penyakit-penyakitnya belum sembuh atau
selama masih dibutuhkan oleh sipenderita. Itu dilakukan secara
terpadu oleh satu tenaga praktisi yang sudah dilatih untuk menekuni
profesi itu, tanpa harus rujuk kesana sini, tanpa harus ambil
darah, tanpa suntikan, tanpa melukai dan malah tanpa buka-buka
pakaian sangat etis.Dalam melakukan pemeriksaan kesehatan
menyeluruh, digunakan berbagai metode yang megacu pada ilmu
pengetahuan kesehatan dengan benar, sebagai satu pandangan lain
nonmedis, yang merupakan terobosan baru dalam bidang kesehatan yang
sangat sederhana tapi sangat efektif, yaitu ilmuiridologyyang
berasal atau ditemukan oleh seorang dokter medis di Eropa (yaitu
satu ilmu pengetahuan bagaimana mendeteksi penyakit malalui
tanda-tanda yang terjadi pada mata akibat adanya gangguan penyakit
itu), Ilmukinesiologyyang berasal atau ditemukan oleh seorang ahli
saraf di Amerika (yaitu ilmu pengetahuan bagaimana mengetahui
tingkat kesehatan organ-organ dan sistem tubuh melalui kelemahan
yang terjadi pada otot lengan) dan ilmuphytobiophysicsyang berasal
atau ditemukan oleh seorang dokter juga di Inggris (yaitu bagaimana
mengetahui dan memperbaiki tingkat penyakit dan kelemahan tubuh
seseorang melalui perobahan energy yang terjadi pada tubuh yang
ditest dengan energy bunga-bungaan berbagai warna). Dan ada juga
berbagai cara pendeteksian dan perawatan yang lain, seperti heart
lock, jump leading, universal energy, podorachidian dan
lain-lain.3. Pelayanan Kesehatan TradisionalSekalipun pelayanan
kesehatan moderen telah berkembang di Indonesia, namun jumlah
masyarakat yang memanfaatkan pengobatan tradisional tetap tinggi.
Menurut Survei Sosial Ekonomi Nasional, 2001 ditemukan sekitar
57,7% penduduk Indonesia melakukan pengobatan sendiri, sekitar
31,7% menggunakan obat tradisional serta sekitar 9,8% menggunakan
cara pengobatan.Adapun yang dimaksud dengan pengobatan tradisional
disini adalah cara pengobatan atau perawatan yang diselenggarakan
dengan cara lain diluar ilmu kedokteran atau ilmu keperawatan yang
lazim dikenal, mengacu kepada pengetahuan, pengalaman dan
keterampilan yang diperoleh secara turun temurun, atau berguru
melalui pendidikan, baik asli maupun yang berasal dari luar
Indonesia, dan diterapkan sesuai norma yang berlaku dalam
masyarakat (UU No 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan).
Banyak faktor yang berperan, kenapa pemanfatan pengobatan
tradisional masih tinggi di Indonesia. Beberapa diantaranya yang
dipandang penting adalah:1. Pengobatan tradisional merupakan bagian
dari sosial budaya masyarakat.2. Tingkat pendidikan, keadaan sosial
ekonomi dan latar belakang budaya masyarakat menguntungkan
pengobatan tradisional.3. Terbatasnya akses dan keterjangkauan
pelayanan kesehatan moderen.4. Keterbatasan dan kegagalan
pengobatan modern dalam mengatasi beberapa penyakit tertentu.5.
Meningkatnya minat masyarakat terhadap pemanfaatan bahan-bahan
(obat) yang berasal dari alam (back to nature).6. Meningkatnya
minat profesi kesehatan mempelajari pengobatan tradisional.7.
Meningkatnya modernisasi pengobatan tradisional.8. Meningkatnya
publikasi dan promosi pengobatan tradisional.9. Meningkatnya
globalisasi pelayanan kesehatan tradisional.10. Meningkatnya minat
mendirikan sarana dan menyelenggarakan pelayanan kesehatan
tradisional.
Pengobatan alternatif bias dilakukan dengan menggunakan
obat-obat tradisional, yaitu bahan atau ramuan bahan yang berasal
dari tumbuhan, hewan, mineral, sediaan sarian (galenik), atau
campuran dari bahan-bahan tersebut yang turun-temurun telah
digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman. Pengobatan
alternatif merupakan bentuk pelayanan pengobatan yang menggunakan
cara, alat atau bahan yang tidak termasuk dalam standar pengobatan
kedokteran moderen (pelayanan kedoteran standar) dan digunakan
sebagai alternatif atau pelengkap pengobatan kedokteran moderen
tersebut.Berbagai istilah telah digunakan untuk cara pengobatan
yang berkembang di tengah masyarakat. WHO (1974) menyebut sebagai
traditional medicineatau pengobatan tradisional. Para ilmuwan lebih
menyukai traditional healding. Adapula yang menyebutkanalternatif
medicine. Ada juga yang menyebutkan denganfolk medicine, ethno
medicine, indigenous medicine(Agoes, 1992;59).Dalam sehari-hari
kita menyebutnya pengobatan dukun. Untuk memudahkan penyebutan maka
dalam hal ini lebih baik digunakan istilah pengobatan alternatif,
karena dengan istilah ini apat ditarik garis tegas perbedaan antara
pengobatan moderen dengan pengobatan di luarnya dan jugadapat
merangkum sistem-sistem pengobatan oriental (timur) seperti
pengobatan tradisional atau sistem penyembuhan yang berakar dari
budaya turun temurun yang khas satu etnis (etno
medicine).Pengobatan alternatif sendiri mencakup seluruh pengobatan
tradisional dan pengobatan alternatif adalah pengobatan tradisional
yang telah diakui oleh pemerintah. Pengobatan yang banyak dijumpai
adalah pengobatan alternatif yang berlatar belakang akar budaya
tradisi suku bangsa maupun agama. Pengobat (curer) ataupun
penyembuh (healer) dari jasa pengobatan maupun penyembuhan tersebut
sering disebut tabib atau dukun. Pengobatan maupun diagnosa yang
dilakukan tabib atau dukun tersebut selalu identik dengan campur
tangan kekuatan gaib ataupun yang memadukan antara kekuata rasio
dan batin.Salah satu cirri pengobatan alternatif adalah penggunaan
doa ataupun bacaan-bacaan. Doa atau bacaan dapat menjadi unsur
penyembuh utama ketika dijadikan terapi tunggal dalam
penyembuhan.Selain doa ada juga ciri yang lain yaitu adanya
pantangan pantangan.Pantangan berarti suatu aturan-aturan yang
harus dijalankan oleh pasien. Pantangan-pantangan tersebut harus
dipatuhi demi kelancaran proses pengobatan, agar penyembuhan dapat
selesai dengan cepat.Dimana pantanganpantangan tersebut sesuai
dengan penyakit yang diderita pasien. Seperti misalnya penyakit
patah tulang maupun terkilir, biasanya dilarang unutk mengkonsumsi
minum es dan kacang-kacangan. Makanan-makanan tersebut menurutnya
dapat mengganggu aliran syaraf-syaraf yang akan disembuhkan.LI . 5
MM SISTEM RUJUKAN KESEHATAN MASYARAKATSistem Rujukan Kesehatan
MasyarakatSistem Rujukan adalah system yang dikelola secara
strategis, pragmatis, merata proaktif dan koordinatif untuk
menjamin pemerataan pelayanan kesehatan maternal dan neonatal yang
paripurna dan komprehensif bagi masyarakat yang membutuhkannya
terutama bagi ibu dan bayi baru lahir, dimanapun mereka berada dan
berasal dari golongan ekonomi manapun, agar dapat dicapai
peningkatan derajat kesehatan ibu hamil dan bayi melalui
peningkatan mutu dan keterjangkauan pelayanan kesehatan maternal
dan neonatal di wilayah mereka berada.Sesuai SK Menteri Kesehatan
Nomor 23 tahun 1972 tentang system rujukan adalah suatu system
penyelenggaraan pelayanan yang melaksanakan pelimpahan tanggung
jawab timbal balik terhadap suatu kasus penyakit atau masalah
kesehatan secara vertical dalam arti dari unit yang berkemampuan
kurang kepada unit yang lebih mampu atau secara horizontal dalam
arti unit-unit yang setingkat kemampuannya. Tujuan
DepkesMeningkatkan derajat kesehatan masyarakat serta meningkatkan
mutu pelayanan kesehatan masyarakat melalui peningkatan dan
mekanisme rujukan berjenjang antar puskesmas dengan RS Dati II, RS
Dati I dan RS tingkat pusat dan labkes dalam suatu system rujukan,
sehingga dapat mendukung upaya mengurangi kematian ibu hamil dan
melahirkan dan angka kematian bayi.Tugas Sistem RujukanMemeratakan
pelayanan kesehatan melalui system jaringan pelayanan kesehatan
mulai dari Dati II sampai pusat karena keterbatasan sumber daya
daerah yang seyogyanya bertanggung jawab atas penyelenggaraan
pelayanan kesehatan bagi masyarakat di wilayahnyaSyarat Rujukan
Adanya unit yang mempunyai tanggung jawab baik yang merujuk maupun
yang menerima rujukan . Adanya pencatatan tertentu : Surat rujukan
Kartu Sehat bagi klien yang tidak mampu Pencatatan yang tepat dan
benar Kartu monitoring rujukan ibu bersalin dan bayi (KMRIBB)
Adanya pengertian timbal balik antar yang merujuk dan yang menerima
rujukan Adanya pengertian tugas tentang system rujuikan Sifat
rujukan horizontal dan vertical (kearah yang lebih mampu dan
lengkap).Jenis Rujukan Rujukan medis Rujukan pasien Rujukan
pengetahuan Rujukan laboratorium atau bahan pemeriksaan Rujukan
kesehatan Rujukan ilmu pengetahuan, teknologi dan keterampilan,
misalnya : pengiriman dokter ahli terutama ahli bedah, kebidanan
dan kandungan, penyakit dalam dan dokter anak dari RSU Provinsi ke
RSU Kabupaten. Pengiriman asisten ahli senior ke RS Kabupaten yang
belum ada dokter ahli dalam jangka waktu tertentu. Pengiriman
tenaga kesehatan dari puskesmas RSU Kabupaten ke RS Provinsi. Alih
pengetahuan dan keterampilan di bidang klinik, manajemen dan
pengoperasian peralatan. Rujukan manajemen Pengiriman informasi
Obat, biaya, tenaga, peralatan Permintaan bantuan : survei
epidemiologi, mengatasi wabah (KLB)Alur Rujukan
Manfaat RujukanDari sudut pandang pemerintah sebagai penentu
kebijakan :1) Membantu penghematan dana karena tidak perlu
menyediakan berbagai macam alat kedokteran pada setiap sarana
kesehatan.2) Memperjelas sistem pelayanan kesehatan, kemudian
terdapat hubungan antara kerja berbagai sarana kesehatan yang
tersedia.3) Memudahkan pekerjaan administrasi, terutama aspek
perencanaan.Dari sudut masyarakat sebagai jasa pelayanan :1)
Meringankan biaya pengobatan, karena dapat dihindari pemeriksaan
yang sama secara berulang-ulang.2) Mempermudah masyarakat dalam
mendapatkan pelayanan, karena telah diketahui dengan jelas fungsi
dan wewenang setiap sarana pelayanan kesehatan.Dari sudut tenaga
kesehatan :1) Memperjelas jenjang karir tenaga kesehatan dengan
berbagai akibat positif, semangat kerja, ketekunan dan dedikasi.2)
Membantu peningkatan pengetahuan dan keterampilan melalui jalinan
kerjasama.3) Memudahkan/meringankan beban tugas, karena setiap
sarana kesehatan mempunyai tugas dan kewajiban tertentu.LI . 6 MM
TUJUAN SYARIAT ISLAM DAN KONSEP KEJADIAN LUAR BIASADan apa saja
musibah yang menimpa kamu, maka adalah disebabkan oleh perbuatan
tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari
kesalahan-kesalahanmu). (Q.s. As-Syura: 30)Dalam sudut pandang
wahyu Allah terakhir, musibah dan bencana ada kaitannya dengan dosa
atau maksiat yang dilakukan oleh manusia-manusia pendurhaka.Bencana
alam berupa letusan gunung api, banjir bandang, wabah penyakit,
kekeringan, kelaparan, kebakaran, dan lain sebagainya, dalam
pandangan alam Islam (Islamic worldview), tidaklah sekedar fenomena
alam. Al-Quran menyatakan dengan lugas bahwa segala kerusakan dan
musibah yang menimpa umat manusia itu disebabkan oleh perbuatan
tangan mereka sendiri. Tentu saja kata tangan sebatas simbol
perbuatan dosa/maksiat, karena suatu perbuatan maksiat melibatkan
panca indera, dan juga dikendalikan dan diprogram sedemikian rupa
oleh otak, kehendak dan hawa nafsu manusia. Maksiat, sebagaimana
taat, ada yang bersifat menentang tasyri Allah seperti melanggar
perkara yang haram, dan ada yang bersifat menentang takwin Allah
(sunnatullah) seperti melanggar dan merusak alam lingkunganBahkan
sebelum dunia mengenal karantina, Nabi Muhammad Saw. telah
menetapkandalam salah satu sabdanya Apabila kalian mendengar adanya
wabah di suatu daerah,janganlah mengunjungi daerah itu, tetapi
apabila kalian berada di daerah itu, janganlah meninggalkannyaLI .
7 MM MENJAGA KESEHATAN DAN BEROBATAnjuran Menjaga KesehatanSudah
menjadi semacam kesepakatan, bahwa menjaga agar tetap sehat dan
tidak terkena penyakit adalah lebih baik daripada mengobati, untuk
itu sejak dini diupayakan agar orang tetap sehat. Menjaga kesehatan
sewaktu sehat adalah lebih baik daripada meminum obat saat sakit.
Dalam kaidah ushuliyyat dinyatakan:Dari Ibn Abbas, ia berkata, aku
pernah datang menghadap Rasulullah SAW, saya bertanya: Ya
Rasulullah ajarkan kepadaku sesuatu doa yang akan akan baca dalam
doaku, Nabi menjawab: Mintalah kepada Allah ampunan dan kesehatan,
kemudian aku menghadap lagipada kesempatan yang lain saya bertanya:
Ya Rasulullah ajarkan kepadaku sesuatu doa yang akan akan baca
dalam doaku. Nabi menjawab: Wahai Abbas, wahai paman Rasulullah saw
mintalah kesehatan kepada Allah, di dunia dan akhirat. (HR Ahmad,
al-Tumudzi, dan al-Bazzar).Berbagai upaya yang mesti dilakukan agar
orang tetap sehat menurut para pakar kesehatan, antara lain, dengan
mengonsumsi gizi yang yang cukup, olahraga cukup, jiwa tenang,
serta menjauhkan diri dari berbagai pengaruh yang dapat
menjadikannya terjangkit penyakit. Hal-hal tersebut semuanya ada
dalam ajaran Islam, bersumber dari hadits-hadits shahih maupun ayat
al-Quran.Nilai Sehat dalam Ajaran IslamDengan merujuk konsep sehat
yang dewasa ini dipaharm. berdasarkan rumusan WHO yaitu: Health is
a state of complete physical, mental and social-being, not merely
the absence q; disease on infirmity.Menurut penelitian Ali Munis,
dokter spesialis internal Fakultas Kedokteran Universitas Ain Syams
Cairo, menunjukan bahwa ilmu kedokteran modern menemukan kecocokan
terhadap yang disyariatkan Nabi dalam praktek pcngobatan yang
berhubungan dengan spesialisasinya.Sebagaiman disepakati oleh para
ulama bahwa di balik pengsyariatan segala sesuatu termasuk ibadah
dalam Islam terdapat hikrnah dan manfaat phisik (badaniah) dan
psikis (kejiwaan). Pada saat orang-orang Islam menunaikan
kewajiban-kewajiban keagamannya, berbagai penyakit lahir dan batin
terjaga.Kesehatan JasmaniAjaran Islam sangat menekankan kesehatan
jasmani. Agar tetap sehat, hal yang perlu diperhatikan dan dijaga,
menurut sementara ulama, disebutkan, ada sepuluh hal, yaitu: dalam
hal makan, minum, gerak, diam, tidur, terjaga, hubungan seksual,
keinginan-keinginan nafsu, keadaan kejiwaan, dan mengatur anggota
badan.a. Menjaga Pola Makan & MinumDalam ilmu kesehatan atau
gizi disebutkan, makanan adalah unsur terpenting untuk menjaga
kesehatan. Kalangan ahli kedokteran Islam menyebutkan, makan yang
halalan dan thayyiban. Al-Quran berpesan agar manusia memperhatikan
yang dimakannya, seperti ditegaskan dalam ayat: maka hendaklah
manusia itu memperhatikan makanannya. (QS. Abasa 80 : 24).Dalam 27
kali pembicaraan tentang perintah makan, al-Quran selalu menekankan
dua sifat, yang halal dan thayyib, di antaranya dalam (Qs.
al-Baqarat (2)1168; al-Maidah (s):88; al-Anfal (8):&9; al-Nahl
(16) : 1 14),b. Kesehatan Beraktivitas & IstirahatPerhatian
Islam terhadap masalah kesehatan dimulai sejak bayi, di mana Islam
menekankan bagi ibu agar menyusui anaknya, di samping merupakan
fitrah juga mengandung nilai kesehatan. Banyak ayat dalam al-Quran
menganjurkan hal tersebut.Al-Quran melarang melakukan sesuatu yang
dapat merusak badan. Para pakar di bidang medis memberikan contoh
seperti merokok. Alasannya, termasuk dalam larangan membinasakan
diri dan mubadzir dan akibatyang ditimbulkan, bau, mengganggu orang
lain dan lingkungan.Islam juga memberikan hak badan, sesuai dengan
fungsi dan daya tahannya, sesuai anjuran Nabi: Bahwa badanmu
mempunyai hakIslam menekankan keteraturan mengatur ritme hidup
dengan cara tidur cukup, istirahat cukup, di samping hak-haknya
kepada Tuhan melalui ibadah. Islam memberi tuntunan agar mengatur
waktu untuk istirahat bagi jasmani. Keteraturan tidur dan berjaga
diatur secara proporsional, masing-masing anggota tubuh memiliki
hak yang mesti dipenuhi.Di sisi lain, Islam melarang membebani
badan melebihi batas kemampuannya, seperti melakukan begadang
sepanjang malam, melaparkan perut berkepanjangan sekalipun
maksudnya untuk beribadah, seperti tampak pada tekad sekelompok
Sahabat Nabi yang ingin terus menerus shalat malam dengan tidak
tidur, sebagian hendak berpuasa terus menerus sepanjang tahun, dan
yang lain tidak mau menggauli istrinya, sebagaimana disebutkan
dalam hadits:Nabi pernah berkata kepadaku: Hai hamba Allah,
bukankah aku memberitakan bahwa kamu puasa di szam? hari dan
qiyamul laildimalam hari, maka aku katakan, benarya Rasulullah,
Nabi menjawab: Jangan lalukan itu, berpuasa dan berbukalah, bangun
malam dan tidurlah, sebab, pada badanmu ada hak dan pada lambungmu
juga ada hak (HR Bukhari dan Muslim).c. Olahraga sebagai Upaya
Menjaga KesehatanAktivitas terpenting untuk menjaga kesehatan dalam
ilmu kesehatan adalah melalui kegiatan berolahraga. Kata olahraga
atau sport (bahasa Inggris) berasal dari bahasa Latin Disportorea
atau deportore, dalam bahasa Itali disebut deporte yang berarti
penyenangan, pemeliharaan atau menghibur untuk bergembira. Olahraga
atau sport dirumuskan sebagai kesibukan manusia untuk
menggembirakan diri sambil memelihara jasmaniah.Tujuan utama
olahraga adalah untuk mempertinggi kesehatan yang positif, daya
tahan, tenaga otot, keseimbangan emosional, efisiensi dari
fungsi-rungsi alat tubuh, dan daya ekspresif serta daya kreatif.
Dengan melakukan olahraga secara bertahap, teratur, dan cukup akan
meningkatkan dan memperbaiki kesegaran jasmani, menguatkan dan
menyehatkan tubuh. Dengan kesegaran jasmani seseorang akan mampu
beraktivitas dengan baik.Dalam pandangan ulama fikih, olahraga
(Bahasa Arab: al-Riyadhat) termasuk bidang ijtihadiyat. Secara umum
hokum melakukannya adalah mubah, bahkan bisa bernilai ibadah, jika
diniati ibadah atau agar mampu melakukannya melakukan ibadah dengan
sempurna dan pelaksanaannyatidakbertentangan dengan norma
Islami.Sumber ajaran Islam tidak mengatur secara rinci masalah yang
berhubungan dengan berolahraga, karena termasuk masalah duniawi
atau ijtihadiyat, maka bentuk, teknik, dan peraturannya diserahkan
sepenuhnya kepada manusia atau ahlinya. Islam hanya memberikan
prinsip dan landasan umum yang harus dipatuhi dalam kegiatan
berolahraga.Nash al-Quran yang dijadikan sebagai pedoman perlunya
berolahraga, dalam konteks perintah jihad agar mempersiapkan
kekuatan untuk menghadapi kemungkinan serangan musuh, yaitu
ayat:Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang
kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang
(yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu
dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang
Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu najkahkanpadajalan Allah
niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan
dianiaya (dirugikan). (QS.Al-Anfal :6o):Nabi menafsirkan kata
kekuatan (al-Quwwah) yang dimaksud dalam ayat ini adalah memanah.
Nabi pernah menyampaikannya dari atas mimbar disebutkan 3 kali,
sebagaimana dinyatakan dalam satu hadits:Nabi berkata : Dan
siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sang
gupi Ingatlah kekuatan itu adalah memanah, Ingatlah kekuatan itu
adalah memanah, Ingatlah kekuatan itu adalah memanah, (HR Muslim,
al-Turmudzi, Abu Dawud, Ibn Majah, Ahmad, dan al-Darimi)d. Anjuran
Menjaga KesehatanAjaran Islam sangat memperhatikan masalah
kebersihan yang merupakan salah satu aspek penting dalam ilmu
kedokteran. Dalam terminologi Islam, masalah yang berhubungan
dengan kebersihan disebut dengan al-Thaharat. Dari sisi pandang
kebersihan dan kesehatan, al-thaharat merupakan salah satu bentuk
upaya preventif, berguna untuk menghindari penyebaran berbagai
jenis kuman dan bakteri.Imam al-Suyuthi, Abd al-Hamid al-Qudhat,
dan ulama yang lain menyatakan, dalam Islam menjaga kesucian dan
kebersihan termasuk bagian ibadah sebagai bentuk qurbat, bagian
dari taabbudi, merupakan kewajiban, sebagai kunci ibadah, Nabi
bersabda: Dari Ali ra., dari Nabi saw, beliau berkata: Kunci shalat
adalah bersuci (HR Ibnu Majah, al-Turmudzi, Ahmad, dan
al-Darimi)Berbagai ritual Islam mengharuskan seseorang melakukan
thaharat dari najis, mutanajjis, dan hadats. Demikian pentingnya
kedudukan menjaga kesucian dalam Islam, sehingga dalam buku-buku
fikih dan sebagian besar buku hadits selalu dimulai dengan mengupas
masalah thaharat, dan dapat dinyatakan bahwa fikih pertama yang
dipelajari umat Islam adalah masalah kesucian.Abd al-Munim Qandil
dalam bukunya al-Tadaivi bi al-Quran seperti halnya kebanyakan
ulama membagi thaharat menjadi dua, yaitu lahiriah dan rohani.
Kesucian lahiriah meliputi kebersihan badan, pakaian, tempat
tinggal, jalan dan segala sesuatu yang dipergunakan manusia dalam
urusan kehidupan. Sedangkan kesucian rohani meliputi kebersihan
hati, jiwa, akidah, akhlak, dan pikiran.Kesehatan Psikis (Mental)Di
samping kesehatan fisik, Islam juga memperhatikan kesehatan jiwa
dengan perhatian yang tinggi. Kesehatan mental (mental hygiene)
merupakan satu cabang dari ilmu jiwa. Banyak definisi kesehatan
mental diberikan oleh para ahli sesuai dengan pandangan dan bidang
masing-masing. Zakiah Daradjat menyimpulkan bahwa kesehatan mental
adalah terhindarnya seseorang dari gejala-gejala gangguan dan
penyakit jiwa, menyesuaikan diri, dan memanfaatkan segala potensi
dan bakat yang ada semaksimal mungkin dan membawa kepada
kebahagiaan bersama serta tercapainya keharmonisan jiwa dalam
hidup.Sehat dan tidaknya jiwa seseorang dapat dilihat dari tingkah
lakunya. Jika tingkah lakunya normal, dapat dikatakan bahwa orang
itu sehat jiwanya, dan sebaliknya jika tingkah lakunya tidak
normal, dikatakan bahwa orang itu mengalami sakit jiwa, gangguan
jiwa atau gila.Keterkaitan kesehatan psikis dengan agama dinyatakan
oleh Dadang Hawari, ia mengatakan, dari semua cabang ilmu
kedokteran, ilmu kedokteran jiwa (psikiatri) dan kesehatan jiwa
(mental health) adalah yang paling dekat dengan agama, bahkan ada
titik temu antara keduanya. Berdasarkan kesimpulannya bahwa dari
berbagai laporan penelitian menunjukkan ada indikasi yang kuat
bahwa komitmen agama mampu mencegah dan melindungi seseorang dari
penyakit, atau mempertinggi kemampuan seseorang dalam mengatasi
penderitaan dan mempercepat proses penyembuhan. Sejalan dengan itu,
konsep-konsep Islam tentang penyucian kalbu sebagaimana diuraikan
dalam ilmu akhlak dan tasawuf seperti rasa percaya diri, taqwa,
bersabar, ikhlas, ridha, tawakkal, syajaah (berani), qanaah, zuhud,
merasa aman, tenang, sakinah, dll dapat menjadi obat mujarab
terhadap sakit jiwa dan hati. Bahkan berbagai praktek ubudiyah
seperti shalat, dzikir, zakat, puasa, haji mempunyai pengaruh yang
kuat terhadap kesehatan jiwa.Adapun indikasi jiwa yang sehat adalah
jiwa yang dapat mengatasi segala gangguan, seperti selalu dalam
keadaan gelisah, takut mati, dan berbagai ketakutan yang lain, atau
cemas akan kebutuhannya tidak dapat dipenuhi, baik kebutuhan makan,
minum atau seksual. Kegelisahan jiwa menyebabkan jantung
berdebar-debar, tidak bisa tidur, makan tidak enak, kadang-kadang
keringat banyak keluar, merasa cemas atau jiwa tertekan, sehingga
mudah marah atau mudah menangis. Dalam hal demikian, ilmu
pengetahuan sekuler memberikan solusi penanganannya tidak
mengaitkannya dengan pendekatan teologis. Menurut Islam untuk
menangani, pendekatannya adalah melalui dzikir Allah. Allah
berfirman : (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka
menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan
mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram (Q.s. al-Rad :
28)Berbagai praktek keagamaan, di samping bernilai ubudiyah juga
memiliki hikmah tertentu, juga bernilai sebagai salah satu bentuk
menjaga kesehatan fisik dan psikis sekaligus. Shalat misalnya, di
samping berbentuk gerakan-gerakan fisik yang bernilai sebagai
olahraga fisik juga memiliki banyak nilai kerohanian yang berguna
mendukung kesehatan rohani dan juga berpengaruh pada kesehatan
jasmani. Sisi rohaninya bahwa shalat yang khusyu dapat menenangkan
urat saraf, mengendorkan ketegangan atau stres, mengobati
kegelisahan hati serta dapat memberikan ketenangan. Keadaan-keadaan
tersebut dapat menentukan kesehatan tubuh. Secara sosial ekonomi
ibadah zakat diharapkan bagi kaum miskin tidak terkena depresi
akibat terlalu berat memikirkan tekanan ekonomi. Larut dalam
kesedihan akan berakibat menurunnya stamina fisik yang akhirnya
akan sakit, dinyatakan dalam hadits Nabi :Siapa yang banyak
kesedihannya, maka akan sakit badannya. (HR. Ibn Sina dan Abu
Naim)Nikah, diharapkan agar tercipta kedamaian, ketenangan, dan
rasa aman sehingga terjauhkan dari depresi.Hal-hal negatif yang
berhubungan dengan kejiwaan yang dapat mengganggu kesehatan jiwa
antara lain, Nabi melarang marah. Gembira yang dianjurkan dalam
Islam adalah proporsional, jika berlebihan maka termasuk dilarang,
hal ini tercakup dalam surat al-Qashash ayat 76 :... Janganlah kamu
terlalu bangga; sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
terlalu membanggakan diri.Dengan menelusuri ayat-ayat Al-Quran dan
hadits Nabi bahwa konsep kesehatan rohani dalam Islam tampak lebih
aplikatif, menonjol, dan kuat daripada kesehatan fisik. Penjelasan
secara pointer dan aplikatif dalam al-Quran maupun hadits
menyangkut hal-hal yang berhubungan dengan hati sejalan dengan
teori dalam teori ilmu kesehatan mental modern.Di samping kesehatan
fisik dan jiwa, Islam juga menekankan kesehatan sosial. Keadaan
sosial yang baik dalam batasan ini adalah keadaan standar baik
dalam kehidupan sosial. Secara ringkas keadaan sosial yang baik
apabila terpenuhi beberapa indikasi :a) Dihargai sebagai manusiab)
Mempunyai pekerjaan untuk kehidupannyac) Mempunyai rumah tempat
berlindungd) Mempunyai istri/berumah tanggaAnjuran BerobatDalam
Islam, berobat termasuk tindakan yang dianjurkan. Dalam berbagai
riwayat menunjukkan bahwa Nabi pernah berobat untuk dirinya
sendiri, serta pernah menyuruh keluarga dan sahabatnya agar berobat
ketika sakit. Diantara teknik pengobatan yang dilakukan Nabi adalah
menggunakan cara-cara tertentu sesuai dengan perkembangan zaman
saat itu.Perintah berobat dalam Islam juga dapat dipahami dari
informasi yang dipahami sebagai salah satu bentuk perintah.
Diantara cara berobat Nabi yang dianjurkannya sebagaimana banyak
disebutkan dalam hadits adalah dengan cara berbekam (al-Hijamah =
cupping), yang dulu dikerjakan secara bedah dengan besi panas.
Dalam kedokteran, al-Hijamah dipahami sebagai pengeluaran darah
dengan menoreh pembuluh darah. Secara umum teknik pengobatan di
zaman Nabi ada 3, seperti disebutkan dalam hadits shahih yang
artinya :Pengobatan ada 3 cara, meminum madu, berbekam, dan
mencasnya dengan api, dan aku melarang mencas dengan api. (HR
al-Bukhari, Ibn Majah, dan Ahmad)Juga dinyatakan dalam hadits yang
secara khusus menyuruh agar berobat, antara lain hadits Nabi yang
artinya :Dari Usamat bin Syarik, seorang laki-laki dari kaumnya
berkata, datang seorang dusun kepada Rasulullah saw dan bertanya :
Ya Rasulallah, manusia yang bagaimana yang baik? Nabi menjawab :
Yang terbaik akhlaknya diantara mereka, kemudian dia bertanya lagi,
Ya Rasulallah apakah kami mesti berobat? Nabi menjawab :
Berobatlah, sebab, Allah tidak menurunkan penyakit kecuali juga
menurunkan obatnya, diketahui oleh orang yang mengetahuinya dan
tidak diketahui oleh orang yang tidak mengetahuinya. (HR
Ahmad)Hukum BerobatPara ulama berbeda pendapat tentang hukum
berobat. Al-Quran, mengutip ucapan Nabi Ibrahim yang menyebutkan
:dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku. (Qs. Syuara :
80)Ayat ini menekankan agar orang yang sakit mengupayakan sehat
sebagai anjuran agama. Dalam menafsirkan ayat ini, al-Dzahabi
menyatakan bahwa tindakan upaya penyembuhan penyakit secara medis
merupakan perbuatan baik dan terpuji. Ini juga berdasarkan pada
pesan Nabi : Lakukanlah penyembuhan secara medis.Para fuqoha (ahli
fiqih) bersepakat bahwa berobat hukum asalnyadibolehkan, kemudian
mereka berbeda pendapat (mengenai hukum berobat, -ed) menjadi
beberapa pendapat yang masyhur :1. Pendapat pertama mengatakan
bahwa berobat hukumnyawajib,dengan alasan adanya perintah
Rosulullohshallallahu alaihi wa sallam untuk berobat dan asal hukum
perintah adalah wajib, ini adalah salah satu pendapat madzhab
Malikiyah, Madzhab Syafiiyah, dan madzhab Hanabilah.2. Pendapat
kedua mengatakansunnah/ mustahab,sebab perintah Nabishallallahu
alaihi wa sallamuntuk berobat dan dibawa kepada hukum sunnah karena
ada hadits yang lain Rosulullohshallallahu alaihi wa
sallammemerintahkan bersabar, dan ini adalah madzhab Syafiiyah.3.
Pendapat ketiga mengatakanmubah/ boleh secara mutlak, karena
terdapat keterangan dalil- dalil yang sebagiannya menunjukkan
perintah dan sebagian lagi boleh memilih, (ini adalah madzhab
Hanafiyah dan salah satu pendapat madzhab Malikiyah).4. Pendapat
kelima mengatakanmakruh, alasannya para sahabat bersabar dengan
sakitnya, Imam Qurtubirahimahullahmengatakan bahwa ini adalah
pendapat Ibnu Masud, Abu Dardaradhiyallahu anhum, dan sebagian para
Tabiin.5. Pendapat ke enam mengatakanlebih baik ditinggalkan bagi
yang kuat tawakkalnyadan lebih baik berobat bagi yang lemah
tawakkalnya, perincian ini dari kalangan madzhab Syafiiyah.BEROBAT
HUKUMNYA BERBEDA-BEDA1. Menjadi wajib dalam beberapa kondisi:a.
Jika penyakit tersebut diduga kuat mengakibatkan kematian, maka
menyelamatkan jiwa adalah wajib.b. Jika penyakit itu menjadikan
penderitanya meninggalkan perkara wajib padahal dia mampu berobat,
dan diduga kuat penyakitnya bisa sembuh, berobat semacam ini adalah
untuk perkara wajib, sehingga dihukumi wajib.c. Jika penyakit itu
menular kepada yang lain, mengobati penyakit menular adalah wajib
untuk mewujudkan kemaslahatan bersama.d. Jika penyakit diduga kuat
mengakibatkan kelumpuhan total, atau memperburuk penderitanya, dan
tidak akan sembuh jika dibiarkan, lalu mudhorot yang timbul lebih
banyak daripada maslahatnya seperti berakibat tidak bisa mencari
nafkah untuk diri dan keluarga, atau membebani orang lain dalam
perawatan dan biayanya, maka dia wajib berobat untuk kemaslahatan
diri dan orang lain.2. Berobat menjadi sunnah/ mustahabJika tidak
berobat berakibat lemahnya badan tetapi tidak sampai membahayakan
diri dan orang lain, tidak membebani orang lain, tidak mematikan,
dan tidak menular , maka berobat menjadi sunnah baginya. 3. Berobat
menjadi mubah/ bolehJika sakitnya tergolong ringan, tidak
melemahkan badan dan tidak berakibat seperti kondisi hukum wajib
dan sunnah untuk berobat, maka boleh baginya berobat atau tidak
berobat.4. Berobat menjadi makruh dalam beberapa kondisia. Jika
penyakitnya termasuk yang sulit disembuhkan, sedangkan obat yang
digunakan diduga kuat tidak bermanfaat, maka lebih baik tidak
berobat karena hal itu diduga kuat akan berbuat sis- sia dan
membuang harta.b. Jika seorang bersabar dengan penyakit yang
diderita, mengharap balasan surga dari ujian ini, maka lebih utama
tidak berobat, dan para ulama membawa hadits Ibnu Abbas dalam kisah
seorang wanita yang bersabar atas penyakitnya kepada masalah ini.c.
Jika seorang fajir/rusak, dan selalu dholim menjadi sadar dengan
penyakit yang diderita, tetapi jika sembuh ia akan kembali menjadi
rusak, maka saat itu lebih baik tidak berobat.d. Seorang yang telah
jatuh kepada perbuatan maksiyat, lalu ditimpa suatu penyakit, dan
dengan penyakit itu dia berharap kepada Alloh mengampuni dosanya
dengan sebab kesabarannya.Dan semua kondisi ini disyaratkan jika
penyakitnya tidak mengantarkan kepada kebinasaan, jika mengantarkan
kepada kebinasaan dan dia mampu berobat, maka berobat menjadi
wajib.5. Berobat menjadi haramJika berobat dengan sesuatu yang
haram atau cara yang haram maka hukumnya haram, seperti berobat
dengan khomer/minuman keras, atau sesuatu yang haram
lainnya.Menciptakan Kemaslahatan Insani yang HakikiMemelihara atau
menciptakan kemaslahatan manusia, sekaligus menghindarkan dari
mafsadat (hal-hal yang merusak), baik di dunia maupun di akhirat
merupakan tujuan utama disyariatkannya hukum Islam. Tujuan
teresebut hendak dicapai melalui taklif (pembebanan syariat), yang
pelaksanaannya tergantung pada pemahaman sumber hukum yang utama
dalam Islam, al-Qura dan Hadits. Lima KemaslahatanKemaslahatan yang
ingin dituju dan diciptakan dalam syariat Islam tersebut meliputi
pemeliharaan lima hal yang paling urgen (al-Kulliyyat al-Khams),
yaitu agama, jiwa, keturunan (kehormatan), harta dan akal. Tiga
diantaranya secara langsung berhubungan dengan kesehatan manusia
(kedokteran), yaitu jiwa, keturunan (kehormatan), dan akal.
Peringkat Pemeliharaan Lima KemaslahatanCara untuk memelihara lima
kepentingan di atas dikenal ada 3 peringkat, yaitu : dharuriyyat,
hajjiyat dan tahsiniyyat. Pengelompokan ini didasarkan pada tingkat
kebutuhan dan skala prioritas. Urutan peringkat ini akan terlihat
kepentingannya manakala kemaslahatan yang ada pada masing-masing
peringkat satu sama lain bertentangan. Peringkat dhruriyyat
menempati urutan pertama, disusul hajjiyat, kemudian tahsiniyyat.
Ketiga peringkat tersebut saling berhubungan, kait-mengkait, dan
saling melengkapi, peringkat ketiga melengkapi peringkat kedua, dan
peringkat kedua melengkapi peringkat pertama.