UNGUENTA Unguenta = salep= oinment= zalf 1. SALEP Salep adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar. Bahan obat harus larut atau terdispersi homogen dalam dasar salep yang cocok. (Menurut Farmakope Indonesia edisi III). Dasar salep yang cocok harus disesuaikan dengan sifat obat dan tujuan pemakaian. Salep tidak boleh berbau tengik. Kecuali dinyatakan lain dan untuk salep yang mengandung obat keras atau obat narkotika, kadar bahan obat adalah 10%. Salep jika dioleskan pada sekeping kaca atau bahan transparan lain yang cocok, harus menunjukkan susunan yang homogen. Kecuali dinyatakan lain, salep disimpan dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya dan ditempat sejuk. 2. PEMBAGIAN SALEP Pembagian salep berdasarkan konsistensinya : a. Salep/unguenta Konsitensinya lembek seperti mentega, tetapi jika dioleskan akan mencair pada suhu tubuh. Salep digunakan untuk melindungi atau menutupi kulit, dan menutupi luka. b. Krim/ kremores Konsistensinya lembek dan banyak mengandung air. Krim digunakan sebagai krim pendingin pada kosmetikdan untuk luka yang dalam.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
UNGUENTA
Unguenta = salep= oinment= zalf
1. SALEP
Salep adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai
obat luar. Bahan obat harus larut atau terdispersi homogen dalam dasar salep yang
cocok. (Menurut Farmakope Indonesia edisi III). Dasar salep yang cocok harus
disesuaikan dengan sifat obat dan tujuan pemakaian. Salep tidak boleh berbau tengik.
Kecuali dinyatakan lain dan untuk salep yang mengandung obat keras atau obat
narkotika, kadar bahan obat adalah 10%. Salep jika dioleskan pada sekeping kaca atau
bahan transparan lain yang cocok, harus menunjukkan susunan yang homogen.
Kecuali dinyatakan lain, salep disimpan dalam wadah tertutup baik, terlindung dari
cahaya dan ditempat sejuk.
2. PEMBAGIAN SALEP
Pembagian salep berdasarkan konsistensinya :
a. Salep/unguenta
Konsitensinya lembek seperti mentega, tetapi jika dioleskan akan mencair pada
suhu tubuh. Salep digunakan untuk melindungi atau menutupi kulit, dan menutupi
luka.
b. Krim/ kremores
Konsistensinya lembek dan banyak mengandung air. Krim digunakan sebagai
krim pendingin pada kosmetikdan untuk luka yang dalam.
Berdasarkan daya penetrasi bahan obat :
a. Salep epidermik
Salep ini tidak mampu berpenetrasi kedalam kulit dan efek terapinya terbatas pada
permukaan kulit, jadi bekerja lokal. Tujuan pemakainnya sebagai salep penutup,
guna melindungi jaringan tertentu.
Dasar salep yang dipakai adalah : Dasar salep hidrokarbon
b. Salep endodermik
Salep ini mampu berpenetrasi kedalam kulit, tetapi tidak sampai melewati kulit.
Tujuan pemakaiannya adalah untuk pengobatan permukaan kulit dan digunakan
untuk melembutkan kulit, menghilangkan rasa sakit, stimulans (merangsang) dan
lokal iritasi.
Dasar salep yang dipakai adalah : Dasar salep serap
c. Salep diadermik
Salep ini mampu berpenetrasi kedalam kulit dan melewati kulit, dapat mencapai
peredaran darah dan menghasilkan efek sistemik. Tujuan pemakaiannya adalah
untuk melindungi jaringan dibawah kulit.
Dasar salep yang digunakan adalah : dasar salep yang dapat dicuci dengan air dan
dasar salep yang dapat larut dalam air.
Pembagian menurut daya penetrasi ini sekarang tidak populer lagi, karena dari
penyelidikan ternyata bahwa tingkat penyerapan mungkin disebabkan oleh tipe dasar salep
dan faktor-faktor lain seperti : keadaan kulit penderita, daerah yang diobati dan lamanya
kontak antara salep dengan daerah yang diobati.
3. DASAR SALEP
Dasar salep adalah pembawa dengan masa lembek, mudah dioleskan, umumnya
berlemak dapat digunakan bahan yang telah mempunyai masa lembek atau zat cair
dan zat padat yang terlebih dahlu diubah menjadi masa yang lembek.
Pemilihan dasar salep tergantung pada faktor-faktor sebagai berikut :
a. Laju pelepasan yang diinginkan dari bahan obat oleh dasar salep
b. Dapat melindungi kelembaban kulit
c. Obat stabil dalam dasar salep
d. Pengaruh obat (bila ada) terhadap kekentalan
e. Tujuan pemakaian dari sediaan salep
Harus diingat bahwa tidak ada dasar salep yang ideal dan juga tidak ada yang
memiliki semua sifat yang diinginkan. Pemilihan dasar salep bertujuan untuk
mendapatkan dasar salep yang secara umum menyediakan segala sifat yang dianggap
paling diharapkan.
Dasar salep dapat dibagi atas 4 golongan, yaitu :
a. Dasar salep senyawa hidrokarbon (dasar salep berlemak)
Tujuan pemakain : untuk emolient (melunakkan kulit) dan untuk pelindung atau
pengobatan pada permukaan kulit.
Sifat dasar salep ini :
Bertahan lama pada kulit
Sukar dicuci
Tidak mengering
Contoh :
1. Vaselin (Soft Parafin=Petrolatum)
Vaselin Album (Vaselin putih).
Vaselin album diperoleh dari vaselin kuning yang telah dipucatkan warnanya
dengan asam sulfat. Jika dalam resep tertulis vaselin, maka yang dimaksud
adalah vaselin album.
Vaselin kuning
berupa campuran hidrokarbon setengah pada, yang diperoleh dari minyak
bumi.
2. Paraffin
Paraffin padat / paraffinum solidum
Diperoleh dari minyak bumi, merupakan campuran hidrokarbon padat yang
dimurnikan. Tidak berwarna atau berwarna putih, tembus cahaya dan dapat
digunakan untuk membuat dasar sale keras/ kaku setengah padat yang
berlemak.
Paraffin Cair/ paraffinum liquidum
Merupakan minyak mineral yang tediri dari campuran hidrokarbon cair yang
dihasilkan dari minyak bumi. Paraffin ini digunakan untuk memperlunak
konsistensi salep dan untuk menggerus bahan yang tidak larut pada dasar salep
yang berlemak.
b. Dasar salep serap (absorbsi)
Dasar salep ini dapat menyerap air dengan membentuk tipe A/M
Dasar salep ini ada 2 jenis :
1. Dasasr salep serap anhidrous
Dasar salep ini tidak mengandung air, jika menyerap air membentuk emulsi
Rasa terbakar, atropi kulit, rasa tersengat, iritasi , kulit kering, folikulitis, hipertrikosis, erupsi akneform, dermatitis perioral, infeksi seknder , malaria
Perhatian :
Supresi poros hipotalamus – pituitari-adrenal yangreversibel. Area kulit yang diterapi tidak boleh diterapi atau diperban, jangan digunakan pada wajah , ketiak , dan area lipat paha , hindari kontak langsung dengan mata
8. FUSYCOM
Kandungan : Fusidic acid / Asam Fusidat.
Indikasi: Pengobatan infeksi kulit yang disebabkan oleh Staphylococcus, Streptococcus, Propionibacterium acnes, Corynebacterium minutissinum dan bakteri lain yang rentan terhadap Asam Fusidat seperti impetigo contagiosa. Dan abses.
Kontra Indikasi:
Penderita yang sensitif terhadap salah satu
kandungan obat , infeksi terhadap bakteri yang tidak peka terhadap asam fusidat khususnya Pseudomonas aeruginosa
Efek samping :
Reaksi sensitifitas seperti rash kulit , urtikaria, iritasi
Perhatian :
Bila digunakan untuk kulit muka, jangan sampai terkena mata, dapat meningkatkan resiko sensitasi dan terjadi resisistensi terhadap bakteri
9. BAYCUTEN-N
Kandungan :Dexamethasone 0.4 mg, clotrimazole 10 mg Indikasi:Eksim dan dermatitis, gangguan kulit seperti infeksi jamur dan atau bakteri yang sensitif terhadap klotrimazol Kontra Indikasi:Hipersensitivitas. Penyakit kulit (TB, sifilis); rosasea dan dermatitis perioral, infeksi virus, penggunaan pembalut tertutup dengan dermatitis atopik Efek samping :Reaksi kulit misalnya pruritus, erupsi makulopular, parestesia Perhatian :Hindari kontak dengan mata. Terapi dalam jangka lama. Anak <12 tahun. Hamil dan laktasi
10. LOTASBAT
Komposisi : Klobetasol propionate 0.05 % Indikasi : pengobatan jangka pendek dermatosis resisten yang tidak respon terhadap aktivitas steroid , misal eksema rekalsitrans, psoriasis Kontra Indikasi :rosasea, akne vulgaris , dermatitis perioral, genital, infeksi primer pada lesi kulit , dermatosis pada anak <1 tahun Perhatian :Hindari terapi berkelanjutan pada khususnya pada bayi dan anak , pengobatan area yang luas . Jangan kena mata Efek samping :rasa panas , sensasi menyengat, perubhan kulit atropik lokal Dosis : oleskan tipis sehari 1- 2 sehari
11. IKADERM
Kandungan :Clobetasol propionate Indikasi:Pengobatan jangka pendek dermatosis yang resisten terhadap steroid yang kurang kuat seperti psoriasis, eksim, liken planus, diskoid lupus eritematosus Kontra Indikasi:Infeksi kutaneus misalnya: impetigo, tinea korporis, herpes simpleks, akne vulgaris, rosasea. Neonatus Efek samping :Rasa terbakar, gatal, atrofi kulit, iritasi, kulit kering, folikulitis, hipertrikosis, erupsi seperti akne, hipopigmentasi, dermatitis perioral, dermatitis kontak dan alergi, maserasi kulit, infeksi sekunder, striae, miliaria. Penggunaan
berlebihan: supresi adrenal, sindroma Cushing, hiperglikemi dan hipertensi Perhatian :Hamil, laktasi, anak <12 tahun
12. FAKTU
Kandungan :
Policresulen(Produk kondensasi dari
metacresolsulfonic acid dan methanal)
50 mg, cinchocaine HCl 10 mg
Indikasi:
Hemoroid internal dan eksternal yang
disertai dengan gejala peradangan dan
perdarahan. Fisura ani.
Efek samping :
Rasa tidak nyaman setempat yang
bersifat ringan
13. MYCO-Z
Kandungan :
Nystatin, Zn oxide 200 mg
Indikasi:
Infeksi mikotik kutaneus yang disebabkan
Candida albikans, intertrigo, paronikia,
mikosis interdigitalis, ruam popok dan lesi
kutaneus lainnya
Perhatian :
Iritasi (hentikan pengobatan)
14. INERSON
Kandungan :
Desoximetasone / Desoksimetasone.
Indikasi:
Berbagai tipe eksim, dermatitis, psoriasis.
Kontra Indikasi:
Cacar air, sifilis, tuberkulosa,vaksinasi.
Efek samping :
Rasa seperti terbakar, gatal-gatal, kulit
kering.
Perhatian :
Hamil dan menyusui, bayi & anak
kecil.Penggunaan jangka panjang.Hindari
kontak dengan mata.
DAFTAR PUSTAKA
• Anonim .1979 . Farmakope Indonesia Ed . III . Depkes RI : Jakarta
• Anonim. 1995. Farmakope Indonesia edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan RI
• Anonim.1985. Formularium Kosmetika Indonesia. Depkes RI : Jakarta
• Ansel, H.C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Ed 4. Universitas Indonesia