Top Banner
 1 I. PENDAHULUAN Kehamilan bagi seorang wanita adalah suatu peristiwa yang luar biasa dalam episode kehidupannya. Suatu keadaan dimana tidak semua wanita bisa merasakannya, dan tiap wanita mempunyai kisah masing-masing selama kehamilannya. Ketika sperma dan ovum bertemu, bahkan pada saat sebelumnya, tubuh wanita dengan mekanismenya telah menyiapkan segalanya untuk berhasilnya fertilisasi, hingga terbentuk embrio. Segala sistem dalam tubuh diaktifkan untuk membuat embrio itu tumbuh berkembang sebagaimana mestinya. Termasuk di dalamnya adalah sistem endokrin (hormon). Mulai dari morning sickness hingga ketidakstabilan emosi, mulai dari perubahan warna kulit (hiperpigmentasi) hingga payudara membesar, merupakan sebagian kecil efek dari perubahan hormonal yang dirasakan waniata selama kehamilan. Perubahan endokrin dan metabolik yang terjadi selama kehamilan merupakan akibat langsung dari sinyal hormon yang dihasilkan unit plasenta-janin. Permulaan dan perkembangan kehamilan tergantung dari interaksi neuronal dan faktor hormonal. Pengaturan neuroendokrin di dalam plasenta, pada janin dan kompartemen ibu sangat penting dalam mengarahkan pertumbuhan janin dan perkembangannya sebagaimana  juga dalam mengkoordinasi awal suatu persalinan. 1  Konsep fetus, plasenta, dan maternal sebagai suatu unit fungsional telah dimulai sejak tahun 1950-an. Dikenal sebagai  fetal-plasental unit, yang membentuk suatu sistem endokrin yang unik yang memproduksi sejumlah besar hormon, termasuk hormon estrogen dan progesteron. Hormon-hormon ini disintesis dan dimetabolisme dalam jalur yang kompleks melibatkan janin, plasenta dan ibu. 2  Hormon estrogen merupakan salah satu hormon steroid yang dihasilkan oleh ovarium dan mempengaruhi pertumbuhan endometrium rahim, perubahan-perubahan histologi pada vagina. Estrogen mempengaruhi pertumbuhan saluran kelenjar mammae, untuk persiapan masa laktasi, mengontrol pelepasan LH dan FSH, mensensitifkan otot-otot uterus, mengendorkan serviks, vagina, vulva, serta
18

REFRAT SMT 2 JADI

Jul 17, 2015

Download

Documents

Rovi Wilman
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: REFRAT SMT 2 JADI

5/14/2018 REFRAT SMT 2 JADI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/refrat-smt-2-jadi 1/18

1

I. PENDAHULUAN

Kehamilan bagi seorang wanita adalah suatu peristiwa yang luar biasa dalam episode

kehidupannya. Suatu keadaan dimana tidak semua wanita bisa merasakannya, dan

tiap wanita mempunyai kisah masing-masing selama kehamilannya. Ketika sperma

dan ovum bertemu, bahkan pada saat sebelumnya, tubuh wanita dengan

mekanismenya telah menyiapkan segalanya untuk berhasilnya fertilisasi, hingga

terbentuk embrio. Segala sistem dalam tubuh diaktifkan untuk membuat embrio itu

tumbuh berkembang sebagaimana mestinya. Termasuk di dalamnya adalah sistem

endokrin (hormon). Mulai dari morning sickness hingga ketidakstabilan emosi, mulai

dari perubahan warna kulit (hiperpigmentasi) hingga payudara membesar, merupakan

sebagian kecil efek dari perubahan hormonal yang dirasakan waniata selama

kehamilan.

Perubahan endokrin dan metabolik yang terjadi selama kehamilan merupakan

akibat langsung dari sinyal hormon yang dihasilkan unit plasenta-janin. Permulaan

dan perkembangan kehamilan tergantung dari interaksi neuronal dan faktor hormonal.

Pengaturan neuroendokrin di dalam plasenta, pada janin dan kompartemen ibu sangat

penting dalam mengarahkan pertumbuhan janin dan perkembangannya sebagaimana

 juga dalam mengkoordinasi awal suatu persalinan.1 

Konsep fetus, plasenta, dan maternal sebagai suatu unit fungsional telah dimulai

sejak tahun 1950-an. Dikenal sebagai   fetal-plasental unit, yang membentuk suatu

sistem endokrin yang unik yang memproduksi sejumlah besar hormon, termasuk 

hormon estrogen dan progesteron. Hormon-hormon ini disintesis dan dimetabolisme

dalam jalur yang kompleks melibatkan janin, plasenta dan ibu.2 

Hormon estrogen merupakan salah satu hormon steroid yang dihasilkan oleh

ovarium dan mempengaruhi pertumbuhan endometrium rahim, perubahan-perubahan

histologi pada vagina. Estrogen mempengaruhi pertumbuhan saluran kelenjar

mammae, untuk persiapan masa laktasi, mengontrol pelepasan LH dan FSH,

mensensitifkan otot-otot uterus, mengendorkan serviks, vagina, vulva, serta

Page 2: REFRAT SMT 2 JADI

5/14/2018 REFRAT SMT 2 JADI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/refrat-smt-2-jadi 2/18

2

menimbulkan kontraksi pada rahim. Disamping itu, estrogen juga memperkuat

dinding rahim untuk mengatasi kontraksi saat persalinan. Berperan penting dalam

menjaga kesehatan sistem genital, organ reproduksi dan payudara.3,4

Hal yang spesifik bagi hormon ini pada wanita usia subur ialah sekresinya dari

ovarium berlangsung secara siklik dan peranannya yang sangat penting dalam

mempersiapkan kehamilan.3,4,5

Hormon progesteron adalah hormon steroid wanita yang terutama dibentuk di

dalam folikel dan plasenta. Progesteron mempersiapkan tubuh untuk menerima

kehamilan, sehingga merupakan syarat mutlak untuk konsepsi dan implantasi.4

Pada kehamilan, progesteron yang berfungsi untuk mempertahankan

(maintenance) kehamilan dan estrogen yang berguna untuk pertumbuhan organ-organ

reproduksi. Keduanya juga diperlukan untuk perubahan-perubahan metabolik yang

terjadi selama proses kehamilan sampai persalinan.6 

Refrat ini dapat memberikan pemahaman mengenai pembentukan hormon steroid

progesteron dan estrogen dalam kehamilan serta perannya mulai dari pra konsepsi,

implantasi, kehamilan, persalinan, dan masa nifas.

II.TATA NAMA

Semua hormon-hormon steroid pada dasarnya memiliki struktur yang sama, hanya

saja mempunyai sedikit perbedaan kimiawi yang mengakibatkan terjadinya

perbedaan aktivitas biokimiawi. Struktur dasarnya adalah molekul

siklopentanolperhidrofenantren, molekul ini terdiri dari 3 buah cincin dari 6 atom

karbon dan sebuah cincin dari 5 atom karbon. Cincin dasar ini ditandai dengan huruf 

A,B,C, dan D, sedangkan atom karbon diberi angka (gambar 1).2,7

 

Page 3: REFRAT SMT 2 JADI

5/14/2018 REFRAT SMT 2 JADI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/refrat-smt-2-jadi 3/18

3

Gambar 1. Struktur dasar molekul siklopentanolperhidrofenantren

Dikutip dari O’Malley B2

Hormon steroid seks dibagi menjadi 3 kelompok utama berdasarkan jumlah atom

karbon yang dimiliki (gambar 2).

1. Seri karbon 21, struktur dasarnya adalah nucleus pregnane, termasuk disini

kortikoid dan progestin

2. Seri karbon 19, struktur dasarnya adalah nukleus androstane termasuk disini

hormon androgen

3. Seri karbon 18, struktur dasarnya adalah nukleus estrange termasuk disini

hormon estrogen.1,2,6 

Page 4: REFRAT SMT 2 JADI

5/14/2018 REFRAT SMT 2 JADI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/refrat-smt-2-jadi 4/18

4

Gambar 2. Pembagian hormon steroid seks

Dikutip dari Wibowo8

 

Penamaan dari hormon steroid ini menggunakan jumlah atom karbon yang ada,

nama dasarnya didahului dengan jumlah yang menunjukkan posisi dari ikatan

rangkap, nama-nama tersebut menunjukkan posisi dari ikatan rangkap, nama-nama

tersebut menunjukkan apakah terdapat 1, 2 atau 3 ikatan yaitu : - ene, dan  – diene, -

triene. Derivat estrange memiliki 3 bentuk, yaitu estron, estradiol, dan estriol. 7

Setelah nama dasar diikuti dengan nama kelompok hidroksi yang ditunjukkan

dengan jumlah rantai karbon yang terikat, 1, 2 atau 3 kelompok hidroksi yaitu : - ol, -

diol, - triol. Kemudian group keton menyusul dipaling akhir dengan nama sesuai

 jumlah karbon yang terikat 1, 2 atau 3 yaitu : - one, - dione dan – trione.7

Selama kehamilan, sejumlah besar hormon steroid diproduksi oleh plasenta. Dua

hormon steroid utama adalah progesteron yang berfungsi mempertahankan kehamilan

dan estrogen yang berguna untuk pertumbuhan organ-organ reproduksi.

Page 5: REFRAT SMT 2 JADI

5/14/2018 REFRAT SMT 2 JADI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/refrat-smt-2-jadi 5/18

5

Gambar 3. Sintesis hormon steroid

Dikutip dari Wikipedia9

Hormon estrogen merupakan salah satu hormon steroid dengan 10 atom C yang

secara fisiologik sebagian besar diproduksi oleh kelenjar endokrin sistem reproduksi

wanita. Estrogen terdiri dari estron (E1), estradiol (E2), dan estriol (E3). Bentuk 

utama pada kehamilan adalah estriol. Pada wanita tidak hamil estriol tidak disekresi

oleh ovarium, tapi 90% bentuk estrogen ini ditemukan dalam urin wanita hamil

dalam bentuk terkonjugasi dengan sulfat dan glukuronad. Kadar serum estriol

maternal meningkat 12 sampai 20 mg/ml saat kehamilan aterm.7,10,11 

Didalam sirkulasi darah, estrogen terdapat dalam bentuk terikat dan tidak terikat,

sebagian besar estrogen terikat pada β globulin (69%), sebuah karier protein yang

diketahui sebagai seks hormon binding globulin (SHBG), 30% bagian lainnya terikat

globulin dan sisanya sekitar 2-3% terlepas bebas.3,7,12

Page 6: REFRAT SMT 2 JADI

5/14/2018 REFRAT SMT 2 JADI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/refrat-smt-2-jadi 6/18

6

Hormon progesteron adalah hormon steroid wanita dengan 21 atom C yang

terutama dibentuk di dalam folikel dan plasenta. Progesteron mempersiapkan tubuh

untuk menerima kehamilan, sehingga merupakan syarat mutlak untuk konsepsi dan

implantasi.4

 

III. SINTESIS ESTROGEN DAN PROGESTERON

A. ESTROGEN

Janin dan plasenta terlibat dalam sintesis estron, estradiol dan estriol. Estrogen

yang dihasilkan oleh plasenta sebagian besar berasal dari konversi prekursor

androgen maternal maupun adrenal janin. Di plasenta, kolesterol dikonversi

menjadi pregnenolon sulfat yang kemudian dikonversi lagi menjadi

dehidroepiandrosteron sulfat (DHEA-S). DHEA-S ini kemudian mengalami

metabolisme lebih lanjut menjadi estron (E1) dan melalui testosteron menjadi

estradiol (E2). Estriol (E3), bentuk terbesar estrogen dalam kehamilan, disintesis

oleh plasenta dari 16α-hidroksi-DHEA-S yang diproduksi oleh hepar janin dari

DHEA-S adrenal. Proses dekonjugasi 16α-hidroksi-DHEA-S memerlukan enzim

sulfatase.6,7,10,11,13 

Gambar 4. Sintesis estrogen

Dikutip dari Creasy & Resnik 11

Page 7: REFRAT SMT 2 JADI

5/14/2018 REFRAT SMT 2 JADI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/refrat-smt-2-jadi 7/18

7

Plasenta pada kehamilan aterm mensekresi baik estron, estradiol dan estriol

ke dalam sirkulasi maternal dan janin. Total blood production rate estradiol ±

10 sampai 25 mg/hari sedangkan estriol 40 sampai 50 mg / hari. Estron

sebagian besar dalam bentuk sulfat dan mempunyai MCR (Metabolic

Clearence Rate) yang rendah. Pada fase folikuler kadar estron kurang dari 0,1

ng/ml, dan mencapai 0,3 ng/ml pada fase luteal. Kadar estron dalam serum

berkisar antara 2 sampai 30 ng / mL pada kehamilan aterm. Pada fase

folikular, kadar estradiol < 0,1 ng/ml, dan mencapai 0,4 ng/ml pada fase

luteal. Kadar estradiol meningkat sampai 6  – 40 ng / mL pada usia kehamilan

36 minggu dan terus meningkat sampai aterm. Kadar estriol pada wanita tidak 

hamil kurang dari 0,01ng/ml. Estriol dalam serum maternal meningkat sejak 

usia kehamilan 9 minggu (0,05 ng/ml) sampai 1000 kali lipat (10-30 ng/ml)

kadar pada wanita tidak hamil. Peningkatan kadar estriol ini kemudian

mendatar ( plateau) pada usia kehamilan 31  – 35 minggu dan meningkat lagi

pada usia kehamilan 35  – 36 minggu. Sembilan puluh persen ekskresi estriol

berasal dari produksi DHEA-S adrenal janin.6,10,13

 

Dari semua bentuk steroid estrogenik  unconjugated  dalam serum, estradiolmempunyai konsentrasi yang paling tinggi dengan half-life dalam darah yang

singkat (20 menit), sedangkan estriol sebagian besar dalam bentuk konjugasi

dan hanya ± 10% dalam bentuk  unconjugated . Estrogen dimetabolisir oleh

hepar dan kemudian dieksresikan lewat urin.6,7,10

Page 8: REFRAT SMT 2 JADI

5/14/2018 REFRAT SMT 2 JADI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/refrat-smt-2-jadi 8/18

8

Gambar 5. Kadar Estrogen Plasma Maternal

Dikutip dari Leon Speroff 7

B.  PROGESTERON

Progesteron terutama dihasilkan oleh korpus luteum sampai usia kehamilan 10

minggu. Pada masa awal kehamilan (6-7 minggu) progesteron dari korpus luteum

ini sangat diperlukan untuk mempertahankan kehamilan, sehingga jika pada masa

ini dilakukan ablasi korpus luteum misalnya dengan ovariektomi maka akan

terjadi penurunan steroidogenesis dan akan berakhir dengan abortus. Setelah

masa transisi (antara minggu ke 7 dan 11), plasenta mengambil alih peran korpus

luteum dalam mengasilkan progesteron.1,6,10

 

Page 9: REFRAT SMT 2 JADI

5/14/2018 REFRAT SMT 2 JADI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/refrat-smt-2-jadi 9/18

9

Gambar 6. Pergantian produksi progesteron dari korpus luteum ke plasenta

Dikutip dari Creasy & Resnik 11

Sintesis progesteron plasenta sangat tergantung dari hubungan antara maternal

dan plasenta tetapi sama sekali tidak tergantung prekursor dari janin. Sumber

utamanya adalah kolesterol LDL ( Low Density Lipoprotein). Kolesterol LDL ini

masuk ke dalam sitoplasma sel-sel tropoblas dengan cara endositosis setelah

sebelumnya berikatan dengan reseptor membran sel yang spesifik. Vesikel yang

mengandung kompleks kolesterol LDL-reseptor ini kemudian bergabung dengan

lisosom dan mengalami hidrolisis sehingga kolesterol dilepaskan dan reseptor

kembali menjalankan fungsinya lagi (recycled). Di dalam mitokondria, kolesterol

dipecah dengan cara hidroksilasi oleh enzim P450 sitokrom (P450scc) menjadi

pregnenolon yang kemudian dibentuk menjadi progesteron oleh 3β-

hidroksisteroid dehidrogenase.6,7,10,11 

Sebagian besar (90%) progesteron yang dihasilkan akan disekresikan ke dalam

sirkulasi maternal tetapi kadar dalam sirkulasi maternal ini lebih rendah bila

dibanding dengan kadar progesteron plasma janin. Sebagian besar progesteron

pada sirkulasi maternal dimetabolisme menjadi pregnanediol dan diekskresikan

dalam bentuk glukuronid melalui urin.7,10,11 

Page 10: REFRAT SMT 2 JADI

5/14/2018 REFRAT SMT 2 JADI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/refrat-smt-2-jadi 10/18

10

Gambar 7. Sintesa progesteron

Dikutip dari Leon Speroff 7

Pada usia kehamilan aterm plasenta menghasilkan progesteron + 210 mg/hari.

Kadar progesteron plasma maternal meningkat secara linier dari 40 ng/ml(trimester 1) sampai lebih dari 175 ng/ml (trimester 3). Sebagai perbandingan,

pada fase folikular, produksi progesteron mencapai 2,5 mg/hari. Pada fase luteal

25 mg/hari.6,11

Page 11: REFRAT SMT 2 JADI

5/14/2018 REFRAT SMT 2 JADI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/refrat-smt-2-jadi 11/18

11

Gambar 8. Kadar progesteron selama kehamilan

Dikutip dari Leon Speroff 7

IV. PERAN ESTROGEN DAN PROGESTERON

A. Prakonsepsi dan Implantasi

Estrogen berfungsi sebagai perangsang sintesis DNA melalui RNA, pembentuk 

mRNA (messenger RNA), sehingga terjadi peningkatan sintesis protein. Selain itu

terhadap endometrium, estradiol memicu proliferasi endometrium dan memperkuat

kontraksi otot uterus. Produksi estradiol yang kian meningkat pada fase folikuler

akan meninggikan sekresi getah serviks dan mengubah konsentrasi getah pada saat

ovulasi menjadi encer dan bening, sehingga memudahkan penyesuaian,

memperlancar perjalanan spermatozoa dan meninggikan kelangsungan hidupnya.

Pada vagina, estradiol menyebabkan perubahan selaput vagina, meningkatkan

produksi getah dan meningkatkan kadar glikogen, sehingga terjadi peningkatan

produksi asam laktat. Nilai pH menjadi rendah, dan memperkecil kemungkinan

terjadi infeksi. Pada ovarium, estradiol memicu sintesis selain reseptor FSH di

Page 12: REFRAT SMT 2 JADI

5/14/2018 REFRAT SMT 2 JADI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/refrat-smt-2-jadi 12/18

12

dalam sel-sel granula, juga reseptor LH di sel-sel teka. Estradiol juga merangsang

pertumbuhan dan menambah aktivitas otot-otot tuba fallopii, dan menyebabkan

pertumbuhan sebagian lobuli-alveoli dan saluran glandula mammae.4,10

Progesteron berfungsi mempersiapkan tubuh untuk menerima kehamilan,

sehingga merupakan syarat mutlak untuk konsepsi dan inplantasi. Semua fungsi

progesteron terjadi karena ada pengaruh estradiol sebelumnya, karena estradiol

mensintesis reseptor progesteron. Terhadap endometrium, progesteron

menyebabkan perubahan sekretorik. Perubahan ini mencapai puncaknya pada hari

ke 22 siklus haid normal. Di bawah pengaruh peogesteron selama fase luteal,

 jumlah getah serviks berkurang dan molekul-molekul besar membentuk jala tebal,

sehingga merupakan sawar yang tidak dapat dilintasi spermatozoa. Bersamaan

dengan itu, portio dan serviks menjadi sangat sempit, getah serviks menjadi kental

dan daya membenang menghilang. Progesteron menurunkan tonus miometrium,

sehingga kontraksi berjalan lambat. Dalam kehamilan bermanfaat karena membuat

uterus menjadi tenang. Peningkatan suhu basal badan segera setelah ovulasi

disebabkan oleh adanya fungsi termogenik progesteron terhadap pusat pengaturan

panas di hipotalamus. Progesteron merangsang pertumbuhan asini dan lobuliglandula mammae, mencegah pengaruh prolaktin dalam sentesis α-laktalbumin,

merangsang natriuresis dan sebaliknya menambah produksi aldosteron.4

Progesteron yang dihasilkan konseptus berpengaruh pada motilitas tuba pada

saat konseptus dibawa ke uterus. Progesteron dengan pengaruh katekolamin dan

prostaglandin dipercaya melemaskan otot utero-tuba. Lebih jauh lagi, progesteron

diduga memegang peranan penting pada saat transportasi embrio tuba uterus ke

rongga uterus karena ditemukan adanya reseptor progesteron dalam kadar yang

tinggi pada mukosa 1/3 distal tuba fallopi. Estradiol, juga dihasilkan oleh struktur

ini, bisa menyeimbangkan pengaruh progesteron pada keadaan motilitas dan tonus

tuba tertentu yang diharapkan. Progesteron mengantagonis estrogen meningkatkan

aliran darah pada uterus melalui penurunan reseptor estrogen dalam sitoplasma.1 

Page 13: REFRAT SMT 2 JADI

5/14/2018 REFRAT SMT 2 JADI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/refrat-smt-2-jadi 13/18

13

B. Kehamilan

Dalam hubungannya dengan kehamilan, estrogen berfungsi untuk meningkatkan

sintesis progesteron melalui peningkatan uptake LDL dan aktifitas P450scc

sinsisiotrofoblas. Estrogen juga berpengaruh terhadap sitem kardiovaskuler

maternal yaitu menyebabkan vasodilatasi sirkulasi uteroplasenter, stimulasi sistem

ReninAngiotensin-Aldosteron dan (kemungkinan) neovaskularisasi plasenta.

Estrogen juga meningkatkan kontraktilitas uterus dan mempunyai efek mitogenik 

terhadap pertumbuhan dan perkembangan glandula mammae.6,10

Selama kehamilan, ukuran uterus meningkat untuk mengakomodasi

perkembangan hasil konsepsi yang dilakukan dengan jalan hiperplasia

(meningkatkan jumlah sel), hipertrofi sel otot (meningkatkan ukuran sel) dan

meregangkan uterus. Selama kehamilan, uterus tumbuh dari berat 60 gram sampai

1200 gram (20x lipat dibanding wanita tidak hamil), sedangkan volumenya

meningkat dari 10 cc sampai 2-10 liter cairan.7,8

 

Estrogen juga berperan dalam peningkatan jumlah dan ukuran pembuluh darah

pada vaskuler uterus menyebabkan penurunan resistensi vaskuler uterus. Sebagai

hasilnya aliran darah menuju dan dari uterus menjadi lebih leluasa. Aliran darah

fetus meningkat dari 50 cc/menit pada usia kehamilan 10 minggu hingga 500

cc/menit pada kehamilan aterm. Vena-vena uterus dapat berdilatasi sampai 60x

lipat lebih besar dibandingkan dengan keadaan sebelum hamil sehingga dapat

menghasilkan drainase yang cukup untuk aliran darah uteroplasenta yang lebih

besar. Di bawah pengaruh estrogen jaringan uterus juga menjadi lebih elastis dan

kontraktil. Hal ini membantu uterus untuk mengakomodasi pertumbuhan fetus dan

mempersiapkan kontraksi yang menyebabkan persalinan.7,8

Estrogen mempengaruhi perubahan komposisi darah dimana terdapat

penurunan kadar total protein plasma namun terdapat peningkatan jumlah  protein-

binding serum. Estrogen meningkatkan ketersediaan protein tubuh, menjaga

keseimbangan positif nitrogen dan memastikan terdapat protein yang cukup untuk 

Page 14: REFRAT SMT 2 JADI

5/14/2018 REFRAT SMT 2 JADI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/refrat-smt-2-jadi 14/18

14

perkembangan fetus. Estrogen juga menyebabkan penumpukan lemak pada wanita

hamil. Selain itu, terdapat juga peningkatan konsentrasi fibrinogen dan penurunan

aktivitas fibrinolitik. Sebagai hasilnya, bekuan darah dan koagulat menjadi lebih

siap untuk menghadapi risiko perdarahan. Namun hal ini menyebabkan

meningkatnya risiko terjadi trombosis.2,7

Estrogen juga menyebabkan perlunakan jaringan konektif dan jaringan kolagen.

Estrogen juga menyebabkan tubulus ginjal mempertahankan kadar sodium dan air,

berpengaruh terhadap peningkatan signifikan volume darah wanita hamil. Juga

bertanggungjawab untuk perubahan pada kulit, seperti striae gravidarum dan

hiperpigmentasi, yang kebanyakan disebabkan karena meningkatnya jumlah serta

ukuran pembuluh darah.2 

Dahulu pengukuran kadar estriol umumnya digunakan untuk memonitor

kesejahteraan janin tetapi saat ini sudah jarang atau tidak dilakukan lagi

dikarenakan rentang nilai normal yang lebar serta kadarnya bervariasi tergantung

dari usia kehamilan sehingga interpretasi hasil pengukuran menjadi sulit. Terlebih

lagi di samping dipengaruhi oleh keadaan janin seperti yang telah disebutkan di

atas, kadar estriol juga dipengaruhi oleh penggunaan obat-obatan (sebagai contoh :antibiotik, steroid) dan keadaan / gangguan klinik pada ibu (kelainan ginjal, hepar

dan traktus digestivus).6,11

Mekanisme kerja progesteron adalah berikatan dengan reseptor spesifik yang

kemudian berinteraksi dengan DNA genom. Reseptor-reseptor ini telah dikenali

dan ditemukan pada inti dan sitoplasma sel sinsisiotrofoblas dan sitotrofoblas serta

sel-sel endotel desidua pada awal kehamilan. Reseptor progesteron juga ditemukan

pada sel limfosit wanita hamil (tetapi tidak pada limfosit wanita tidak hamil), sel

natural killer (NK) dan limfosit T CD8 plasenta sehingga diketahui bahwa

progesteron juga mempunyai fungsi imunosupresif tetapi fungsi ini lebih

mempunyai efek lokal pada uterus dari pada efek secara sistemik.6,12,14,15

Progesteron juga diduga berperan dalam mempertahankan rasio Th 1/ Th 2

helper T-lymphocyte. Rasio yang tinggi umumnya dikaitkan dengan keberhasilan

Page 15: REFRAT SMT 2 JADI

5/14/2018 REFRAT SMT 2 JADI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/refrat-smt-2-jadi 15/18

15

kehamilan sedangkan rasio yang rendah sering dihubungkan dengan abortus

berulang dan penyakit autoimun. Progesteron juga meningkatkan produksi faktor-

faktor uterus yang menghambat blastogenesis limfosit dan produksi sitokin,

mengatur populasi limfosit fetoplasental dan meningkatkan prekursor limfosit B

sumsum tulang yang mengalami pengurangan akibat pengaruh estrogen.6,12,14,15

Fungsi progesteron yang lain adalah terhadap otot polos yaitu terutama

mempertahankan keadaan tenang (quiescence) uterus dengan cara

mempertahankan keadaan afinitas yang tinggi dari reseptor β2-adrenergik 

miometrium sehingga produksi cAMP meningkat dan menghambat fosforilase

myosin. Progesteron juga berpengaruh pada muskuler tuba seperti halnya

berpengaruh pada motilitas gastrointestinal. Juga berpengaruh terhadap otot polos

arterioler sehingga kapasitas vaskuler meningkat dan tahanan perifer menurun.

Progesteron plasenta juga berperan selaku substrat bagi produksi glikokortikoid

dan mineralokortikoid oleh adrenal janin.1,6,7,10

 

Pengukuran kadar progesteron dapat digunakan sebagai prediktor yang reliabel

untuk menentukan viabilitas kehamilan bila terjadi ancaman abortus pada usiakehamilan kurang dari 77 hari. Kadar terendah progesteron pada awal kehamilan

yang diperkirakan dapat menjaga kelangsungan kehamilan adalah 5,1 ng/ml. Jika

pada pengukuran kadar serum progesteron lebih dari atau sama dengan 25 ng/ml,

maka angka ini menunjukkan 97% kehamilan viable intrauterin. Tetapi jika pada

kehamilan trimester pertama kadar progesteron kurang dari 18,9 ng/ml maka risiko

terjadinya kegagalan berlanjutnya kehamilan sebesar 4,6 kali lebih tinggi.1,14

 

C. Persalinan

Progesteron sangat penting untuk pemeliharaan kehamilan dini, dan hilangnya

progesteron akan mengakibatkan berakhirnya kehamilan. Progesteron

menyebabkan hiperpolarisasi miometrium, mengurangi amplitudo potensial aksi

dan mencegah kontraksi efektif. Progesteron mengurangi reseptor-reseptor

Page 16: REFRAT SMT 2 JADI

5/14/2018 REFRAT SMT 2 JADI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/refrat-smt-2-jadi 16/18

16

adrenergik alfa, menstimulasi produksi cAMP, dan menghambat sintesis reseptor

oksitosin. Progesteron juga menghambat sintesis reseptor estrogen, membantu

penyimpanan prekursor prostaglandin di desidua dan membran janin, dan

menstabilkan lisosom-lisosom yang mengandung enzim-enzim pembentuk 

prostaglandin.1,10 

Estrogen merupakan lawan progesteron untuk efek-efek ini dan mungkin

memiliki peran independen dalam pematangan serviks uteri dan membantu

kontraktilitas uterus. Jadi rasio estrogen : progesteron mungkin merupakan suatu

parameter penting. Pada sejumlah kecil pasien, suatu peningkatan rasio estrogen :

progesteron telah dibuktikan mendahului persalinan. Jadi untuk sebagian individu,

suatu penurunan kadar progesteron ataupun peningkatan estrogen dapat memulai

persalinan. Telah dibuktikan bahwa suatu peningkatan rasio estrogen : progesteron

meningkatkan jumlah reseptor oksitosin dan celah batas miometrium; temuan ini

dapat menjelaskan kontraksi efektif terkoordinasi yang mencirikan persalinan

sejati.1,10 

D. Masa NifasKelahiran bayi dan plasenta mengharuskan adanya penyesuaian segera ataupun

 jangka panjang terhadap kehilangan hormon-hormon kehamilan.

Dengan ekspulsi plasenta, kadar steroid akan turun mendadak dan waktu paruh

dapat terukur beberapa menit atau jam. Akibat produksi kontinu progesteron dalam

kadar rendah oleh korpus luteum, maka kadarnya dalam darah tidak segera

mencapai kadar basal pranatal, seperti halnya estradiol. Progesteron plasma

menurun mencapai kadar fase luteal dalam 24 jam setelah persalinan, namun baru

mencapai kadar folikular setelah beberapa hari. Pengangkatan korpus luteum

berakibat penurunan mencapai kadar fase folikular dalam 24 jam. Estradiol

mencapai kadar fase folikular dalam 1-3 hari setelah persalinan.1,10

Pada wanita yang tidak menyusui, kembalinya fungsi dan ovulasi siklik 

normal dapat diharapkan sesegera timbul pada bulan kedua postpartum, di mana

Page 17: REFRAT SMT 2 JADI

5/14/2018 REFRAT SMT 2 JADI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/refrat-smt-2-jadi 17/18

17

ovulasi pertama rata-rata terjadi 9-10 minggu postpartum. Pada wanita menyusui,

prolaktin biasanya, menyebabkan anovulasi yang menetap, dan terkadang ovulasi

dapat timbul spontan bahkan pada masa laktasi. Waktu rata-rata terjadinya ovulasi

pada wanita yang menyusui sedikitnya 3 bulan adalah sekitar 17 minggu.

Persentase wanita tak menyusui kembali mengalami menstruasi rneningkat linear

hingga minggu ke-12, pada saat ini 70%-nya sudah akan kembali mengalami

menstruasi. Sangat berbeda pada wanita menyusui, di mana peningkatan linear ini

  jauh lebih landai dan 70% wanita menyusui baru akan kembali mengalami

menstruasi setelah sekitar 36 minggu. Laktasi tidak akan terjadi sampai kadar

estrogen tak terkonjugasi jatuh di bawah kadar tak hamil sekitar 36-48 jam

postpartum.1,10

V. RINGKASAN

Selama kehamilan, terjadi perubahan hormonal dengan tujuan untuk menjaga hasil

konsepsi. Perubahan endokrin dan metabolik yang terjadi selama kehamilan

merupakan akibat langsung dari sinyal hormon yang dihasilkan unit plasenta-janin.

Unit yang membentuk suatu sistem endokrin yang unik yang memproduksi sejumlahbesar hormon, termasuk hormon estrogen dan progesteron. Hormon-hormon ini

disintesis dan dimetabolisme dalam jalur yang kompleks melibatkan janin, plasenta

dan ibu.

Dalam sintesa hormon steroid, plasenta bukanlah organ otonom tetapi

memerlukan prekursor-prekursor untuk sekresi estrogen maupun progesteron.

Prekursor tersebut berasal dari adrenal janin dan maternal untuk sekresi estrogen serta

kolesterol maternal untuk sekresi progesteron. Progesteron berfungsi

mempertahankan kehamilan dan estrogen berguna untuk pertumbuhan organ-organ

reproduksi.

Page 18: REFRAT SMT 2 JADI

5/14/2018 REFRAT SMT 2 JADI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/refrat-smt-2-jadi 18/18

18

VI. RUJUKAN

1.  Anwar R. Endokrinologi kehamilan dan persalinan. Bandung: FK Unpad; 2005.

2.  O’Malley B, Straat CA, Yen Jaffe. Reproductive endocrinology. 3rd

ed. Philadelpia: WB SaundersCompany; 1991.

3.  Jacob TZ, Baziad A. Endokrinologi reproduksi. Edisi 1. Jakarta: KSERI; 1994.

4.  Supono. Ilmu kebidanan. Palembang: Bagian Kebidanan dan Kandungan FK Unsri., 1985.

5.  Suherman KS. Farmakologi dan terapi. Edisi 4. Jakarta: Bagian Farmakologi FK UI; 1995.

6.  Kristanto H, Hadisaputro H. Endokrinologi plasenta. Dalam: Hariadi R. Ilmu kedokteran

fetomaternal. Edisi perdana. Surabaya. Himpunan Kedokteran Fetomaternal Perkumpulan

Obstetri dan Ginekologi Indonesia; 2004. h. 85-89.

7.  Speroff L, Glass RH, Kase NG. The endocrinology of pregnancy. Clinical Gynecologic

Endocrinology and Infertility. 6th

ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 1999.

8.  Wibowo B. Ilmu kandungan. Edisi 2. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo;,

1994.

9.  Animous. Estrogen. Available at http://www.wikipedia.com. Accessed on August,19, 2010.

10. 

Cunningham FG, MacDonald PC, Gant NF, et al. Williams Obstetrics. 20th ed. New York:Appleton & Lange; 1997.

11.  Creasy RK, Resnik R, Iams JD, Lockwood CJ, Moore TR, editors. Creasy and Resnik’s maternal-

fetal medicine: Principles and practice. 6th

edition. Philadelphia: 2009.

12.  Malik S, Regan. Should progesteron supplements be used?. In: Carp HJ. Recurrent pregnancy

loss. India: Replika Press Pvt; 2007. p.89-91.

13.  Guyton A. Fisiologi kedokteran. Edisi ke-7. Jakarta: EGC, 1994.

14.  Abadi A, Baziad A, Hestiantoro A. The benefits of progesteron therapy in imminent abortion.

Med J Indones, 2005; 14: 258-262.

15.  Clemens LE, Siiteri PK, Stites DP. Mechanism of immunosupression of progesteron on maternal

lymphocyte activation during pregnancy. J Immunol 1979;122:1978-1985.