8/19/2019 Referat Sepsis Neonatorum Fix
1/22
BAB I
PENDAHULUAN
Sepsis pada neonatus masih merupakan masalah yang belum terpecahkan dalam
pelayanan dan perawatan neonatus. Di Negara berkembang hampir sebagian besar neonatus
yang dirawat mempunyai kaitan dengan masalah sepsis dan di negara berkembangpun sepsis
tetap merupakan sebuah masalah. Selain itu sepsis memiliki tingkat morbiditas dan mortalitas
yang tinggi. Dalam laporan WHO yang dikutip Child Health Research Proect Special Report
! Reducing Perinatal and Neonatal Mortality " #$$$ %& dikemukakan bahwa '() kematian
neonatus teradi karena berbagai bentuk in*eksi seperti in*eksi saluran perna*asan& tetanus
neonatorum& sepsis& dan in*eksi gastrointestinal. Setelah tetanus neonatorum& sepsis
neonatorum merupakan penyakit dengan case fatality rate tertinggi. Hal ini teradi karena
banyak *aktor resiko in*eksi pada masa perinatal yang belum dapat dicegah dan
ditanggulangi. #
+ngka ,eadian-insidens sepsis di negara yang sedang berkembang masih cukup
tinggi " #. / # - #000 % dibandingkan dengan negara mau " # / 1 - #000 %. Pada bayi laki2
laki resiko sepsis ( kali lebih besar dari bayi perempuan. ,eadian sepsis uga meningkat
pada 3ayi ,urang 3ulan dan 3ayi 3erat 4ahir rendah. Pada bati berat lahir amat rendah " 5
#000 gram % keadian sepsis teradi pada (6 - #000 kelahiran dan keadaan ini berbeda bermakna dengan bayi berat lahir antara #000 / (000 g yang angka keadiannya antara / $
perseribu kelahiran. Demikian pula resiko kematian 334R penderita sepsis lebih tinggi bila
dibandingkan bayi cukup bulan.#
Sepsis merupakan respon in*lamasi tubuh terhadap suatu in*eksi. 7n*eksi tersebut bisa
berupa in*eksi lokal maupun sistemik dan dapat disebabkan oleh bakteri& 8irus& parasit&
ataupun amur. Respon in*lamasi yang ditimbulkan dapat menyebabkan teradinya kegagalan
organ yang merupakan penyebab kematian dari sepsis. (
8/19/2019 Referat Sepsis Neonatorum Fix
2/22
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DefinisiSepsis bakteria pada neonatus adalah sindrom klinis dengan geala klinis sistemik dan
diikuti dengan bakterimia pada bulan pertama kehidupan. Dalam sepuluh tahun terakhir
terdapat beberapa perkembangan baru mengenai de*inisi sepsis. salah satunya menurut 9he
international Sepsis De*inition Con*erences "7SDC&(00#%& sepsis adalah sindrom klinis
dengan adanya Systemic 7n*lammatory Responses Syndrome "S7RS% dan in*eksi. Sepsis
merupakan suatu proses berkelanutan mulai dari in*eksi& S7RS& sepsis& sepsis berat&
renatan-syok septik& dis*ungsi multiorgan& dan akhirnya kematian.#2'
2.2 Epidemiologi
+ngka keadian-insidens sepsis di negara berkembang cukup tinggi yaitu #&# per
#000 kelahiran hidup dengan angka kematian sebesar #(26)& sedangkan di negara mau
angka keadian sepsis berkisar antara : per #000 kelahiran hidup dengan angka kematian
#0&:). Di 7ndonesia& angka tersebut belum terdata. Data yang diperoleh dari Rumah Sakit
Cipto ;angunkusumo
8/19/2019 Referat Sepsis Neonatorum Fix
3/22
Staphylococcus aureus "(:)%& Streptococcus pyogenes "(0)% dan @. coli "#)%. Pada cairan
serebrospinal yang teradi pada meningitis neonatus awitan dini banyak ditemukan bakteri
=ram negati* terutama ,lebsiella sp dan @.Coli& sedangkan pada awitan lambat selain bakteri
=ram negati* uga ditemukan Streptococcus pneumoniae serotipe (. @.coli biasa ditemukan
pada neonatus yang tidak dilahirkan di rumah sakit serta pada usap 8agina wanita2wanita di
daerah pedesaan. Sementara ,lebsiella sp biasanya diisolasi dari neonatus yang dilahirkan di
rumah sakit. Selain mikroorganisme di atas& patogen yang sering ditemukan adalah
Pseudomonas& @nterobacter& dan Staphylococcus aureus.#&:
2. Kl!sifi"!si
3erdasarkan waktu teradinya& sepsis neonatorum dapat diklasi*ikasikan menadi dua
bentuk yaitu sepsis neonatorum awitan dini "early2onset neonatal sepsis% dan sepsisneonatorum awitan lambat "late2onset neonatal sepsis%.1
Sepsis awitan dini "S+D% merupakan in*eksi perinatal yang teradi segera dalam
periode pascanatal "kurang dari A( am% dan biasanya diperoleh pada saat proses kelahiran
atau in utero. Di negara mau& kuman tersering yang ditemukan pada kasus S+D adalah
Streptokokus =rup 3 "B'0) kasus%& @scherichia coli &,lebsiella& dan Pseudomonas
aeruginosa Haemophilus in*luen>a& dan 4isteria monocytogenes& sedangkan di negara
berkembang termasuk 7ndonesia& mikroorganisme penyebabnya adalah batang =ram negati*.1
Sepsis awitan lambat "S+4% merupakan in*eksi pascanatal "lebih dari A( am% yang
diperoleh dari lingkungan sekitar atau rumah sakit "in*eksi nosokomial%. +ngka mortalitas
S+4 lebih rendah daripada S+D yaitu kira2kira #02(0). Di negara mau& Coagulase2negati8e
Staphilococcus "CoNS% dan Candida albicans merupakan penyebab utama S+4. 1
Di negara berkembang pembagian S+D dan S+4 tidak elas karena sebagian besar
bayi tidak dilahirkan di rumah sakit. Oleh karena itu& penyebab in*eksi tidak dapat diketahui
apakah berasal dari alan lahir "S+D% atau diperoleh dari lingkungan sekitar "S+4%. 1
8/19/2019 Referat Sepsis Neonatorum Fix
4/22
2.# P!tofisiologi
7n*eksi bukan merupakan keadaan yang statis. +danya patogen di dalam darah
"bakteremia& 8iremia% dapat menimbulkan keadaan yang berkelanutan mulai dari in*eksi ke
S7RS& sepsis& sepsis berat& syok septik& kegagalan multi organ& dan akhirnya kematian.#
,riteria Systemic Inflammatory Response Syndrome (SIRS) !
,riteria in*eksi& sepsis& sepsis berat& syok septik !
Selama dalam kandungan anin relati* aman terhadap kontaminasi kuman karena
terlindung oleh berbagai organ tubuh seperti plasenta& selaput amnion& khorion& dan beberapa
8/19/2019 Referat Sepsis Neonatorum Fix
5/22
*aktor anti in*eksi pada cairan amnion. Walaupun demikian kemungkinan kontaminasi kuman
dapat timbul melalui berbagai alan yaitu !#&(&1
7n*eksi kuman& parasit atau 8irus yang diderita ibu dapat mencapai anin melalui
aliran darah menembus barier plasenta dan masuk sirkulasi anin. ,eadaan ini
ditemukan pada in*eksi 9ORCH& 9riponema pallidum atau 4isteria dll. Prosedur obstetri yang kurang memperhatikan *aktor antisepsis misalnya saat
pengambilan contoh darah anin& bahan 8illi khorion atau amniosentesis. Paparan
kuman pada cairan amnion saat prosedur dilakukan akan menimbulkan amnionitis dan
pada akhirnya teradi kontaminasi kuman pada anin.
Pada saat ketuban pecah& paparan kuman yang berasal dari 8agina akan lebih berperan
dalam in*eksi anin. Pada keadaan ini kuman 8agina masuk ke dalam rongga uterus
dan bayi dapat terkontaminasi kuman melalui saluran perna*asan ataupun saluran
cerna. ,eadian kontaminasi kuman pada bayi yang belum lahir akan meningkat
apabila ketuban telah pecah lebih dari #2(' am.
Setelah lahir& kontaminasi kuman teradi dari lingkungan bayi baik karena in*eksi
silang ataupun karena alat2alat yang digunakan bayi& bayi yang mendapat prosedur
neonatal in8asi* seperti kateterisasi umbilikus& bayi dalam 8entilator& kurang
memperhatikan tindakan a-anti sepsis& rawat inap yang terlalu lama dan hunian terlalu
padat& dll.
3ila paparan kuman pada kedua kelompok ini berlanut dan memasuki aliran darah&
akan teradi respons tubuh yang berupaya untuk mengeluarkan kuman dari tubuh. 3erbagai
reaksi tubuh yang teradi akan memperlihatkan pula bermacam gambaran geala klinis pada
pasien. 9ergantung dari peralanan penyakit& gambaran klinis yang terlihat akan berbeda.
Pato*isiologi sepsis terdiri dari akti8asi in*lamasi& akti8asi koagulasi& dan gangguan
*ibrinolisis. Hal ini mengganggu homeostasis antara mekanisme prokoagulasi danantikoagulasi.
1. $espon infl!m!si
Respon sepsis terhadap bakteri =ram negati* dimulai dengan pelepasan
lipopolisakarida "4PS%& yaitu endotoksin dari dinding sel bakteri. 4ipopolisakarida
merupakan komponen penting pada membran luar bakteri =ram negati* dan memiliki
8/19/2019 Referat Sepsis Neonatorum Fix
6/22
peranan penting dalam menginduksi sepsis. 4ipopolisakarida mengikat protein spesi*ik dalam
plasma yaitu lipoprotein binding protein "4P3%. Selanutnya kompleks 4PS24P3 ini
berikatan dengan CD#'& yaitu reseptor pada membran makro*ag. CD#' akan
mempresentasikan 4PS kepada Toll-like receptor ' "94R'% yaitu reseptor untuk transduksi
sinyal sehingga teradi akti8asi makro*ag. 3akteri =ram positi* dapat menimbulkan sepsis
melalui dua mekanisme& yakni dengan menghasilkan eksotoksin yang bekera sebagai
superantigen dan dengan melepaskan *ragmen dinding sel yang merangsang sel imun.
Superantigen mengakti*kan seumlah besar sel 9 untuk menghasilkan sitokin proin*lamasi
dalam umlah yang sangat banyak. 3akteri =ram positi* yang tidak mengeluarkan eksotoksin
dapat menginduksi syok dengan merangsang respon imun non spesi*ik melalui mekanisme
yang sama dengan bakteri =ram negati*. ,edua kelompok organisme diatas& memicu kaskade
sepsis yang dimulai dengan pelepasan mediator in*lamasi sepsis. ;ediator in*lamasi primer
dilepaskan dari sel2sel akibat akti8asi makro*ag. ,erusakan utama akibat akti8asi makro*ag
teradi pada endotel dan selanutnya akan menimbulkan migrasi leukosit serta pembentukan
mikrotrombi sehingga menyebabkan kerusakan organ. +kti8asi endotel akan meningkatkan
umlah reseptor trombin pada permukaan sel untuk melokalisasi koagulasi pada tempat yang
mengalami cedera. Cedera pada endotel ini uga berkaitan dengan gangguan *ibrinolisis. Hal
8/19/2019 Referat Sepsis Neonatorum Fix
7/22
ini disebabkan oleh penurunan umlah reseptor pada permukaan sel untuk sintesis dan
ekspresi molekul antitrombik. Selain itu& in*lamasi pada sel endotel akan menyebabkan
8asodilatasi pada otot polos pembuluh darah
2. A"ti%!si Infl!m!si d!n Ko!g&l!si
Pada sepsis terlihat hubungan erat antara in*lamasi dan koagulasi. ;ediator in*lamasi
menyebabkan ekspresi *aktor aringan atau Tissue Factor "9%. @kspresi 9 secara langsung
akan mengakti8asi alur koagulasi ekstrinsik dan melalui lengkung umpan balik secara tidak
langsung uga akan mengakti*kan alur instrinsik.#&:&1
Pada sepsis& akti8asi kaskade koagulasi umumnya diawali pada alur ekstrinsik yang
teradi akibat ekspresi 9 yang meningkat akibat rangsangan dari mediator in*lamasi. Selain
itu& secara tidak langsung 9 uga akan megakti*kan alur intrinsik melalui lengkung alur
umpan balik. 9erdapat kaitan antara alur ekstrinsik dan intrinsik dan hasil akhir akti8asi
kedua alur tersebut adalah pembentukan *ibrin.#&:&1
3. '!ngg&!n (i)*inolisis
8/19/2019 Referat Sepsis Neonatorum Fix
8/22
ibrinolisis adalah respons homeostasis tubuh terhadap akti8asi sistem koagulasi.
Penghancuran *ibrin penting bagi angiogenesis "pembentukan pembuluh darah baru%&
rekanalisasi pembuluh darah dan penyembuhan luka.#&:&1
+kti8ator *ibrinolisis tissue-type plasminogen actiator "t2P+% dan urokinasetype
plasminogen actiator "u2P+%E akan dilepaskan dari endotel untuk merubah plasminogen
menadi plasmin.
8/19/2019 Referat Sepsis Neonatorum Fix
9/22
Disseminated intravascular coagulation (DIC) atau Pembekuan intra8askular
menyeluruh " P7; % merupakan komplikasi tersering pada sepsis. ,onsumsi *aktor
pembekuan dan trombosit akan menginduksi komplikasi perdarahan berat. P7; secara
bersamaan akan menyebabkan trombosis mikro8askular dan perdarahan. Pada pasien P7;&
kadar P+72# yang tinggi dihubungkan dengan prognosis buruk. #&:&1
@*ek kumulati* kaskade sepsis menyebabkan ketidakseimbangan mekanisme
in*lamasi dan homeostasis. 7n*lamasi yang lebih dominan terhadap anti in*lamasi dan
koagulasi yang lebih dominan terhadap *ibrinolisis& memudahkan teradinya trombosis
mikro8askular& hipoper*usi& iskemia dan kerusakan aringan. Sepsis berat& syok septik& dapat
menyebabkan kegagalan multi organ& dan berakhir dengan kematian. #&:&1
2.+ Di!gnosis
Diagnosis dini sepsis neonatal penting artinya dalam penatalaksanaan dan prognosis
pasien. ,eterlambatan diagnosis berpotensi mengancam kelangsungan hidup bayi dan
memperburuk prognosis pasien. Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya& diagnosis
sepsis neonatal sulit ditegakkan karena gambaran klinis pasien tidak spesi*ik. =eala spesis
klasik yang ditemukan pada anak lebih besar arang ditemukan pada neonatus. 9anda dan
geala sepsis neonatal tidak berbeda dengan geala penyakit non in*eksi berat lain pada
neonatus. Selain itu tidak ada satupun pemeriksaan penunang yang dapat dipakai sebagai
pegangan tunggal dalam diagnosis pasti pasien sepsis.
8/19/2019 Referat Sepsis Neonatorum Fix
10/22
Dalam menentukan diagnosis diperlukan berbagai in*ormasi antara lain !
• aktor Resiko
• =ambaran ,linik
• Pemeriksaan Penunang
,etiga *aktor ini perlu dipertimbangkan saat menghadapi pasien karena salah satu *aktor saa
tidak mungkin dipakai sebagai pegangan dalam menegakkan diagnosis pasien.
2.+.1 (!"to* $esi"o
aktor resiko sepsis dapat ber8ariasi tergantung awitan sepsis yang diderita pasien.
Pada awitan dini berbagai *aktor yang teradi selama kehamilan& persalinan ataupun kelahiran
dapat dipakai sebagai indikator untuk melakukan elaborasi lebih lanut sepsis neonatal.
3erlainan dengan awitan dini& pada pasien awitan lambat& in*eksi teradi karena sumber
in*eksi yang terdapat dalam lingkungan pasien.
Pada sepsis awitan dini *aktor resiko dikelompokan menadi !
#. aktor ibu !• Persalinan dan kelahiran kurang bulan
• ,etuban pecah lebih dari # / (' am
• Chorioamnionitis
• Persalinan dengan tindakan
• Demam pada ibu " B :&' GC %
• 7n*eksi saluran kencing pada ibu
• aktor sosial ekonomi dan gi>i ibu
(. aktor bayi
• +s*iksia perinatal
• 3erat lahir rendah• 3ayi kurang bulan
• Prosedur in8asi*
• ,elainan bawaan
Semua *aktor diatas sering kita umpai dalam praktek sehari2hari dan sampai saat ini
masih menadi masalah yang belum terselesaikan. Hal ini merupakan salah satu *aktor
penyebab mengapa angka keadian sepsis neonatal tidak banyak mengalami perubahan dalam
dekade terakhir ini.
8/19/2019 Referat Sepsis Neonatorum Fix
11/22
Di8isi Perinatologi ,7-RSC; mencoba melakukan pendekatan diagnosis dengan
menggunakan *aktor risiko dan mengelompokkan *aktor risiko tersebut dalam risiko mayor
dan risiko minor.'
3ila terdapat satu *aktor risiko mayor dan dua risiko minor maka pendekatan diagnosis
dilakukan secara akti* dengan melakukan pemeriksaan penunang "septicwork2up% sesegera
mungkin. Pendekatan khusus ini diharapkan dapat meningkatkan identi*ikasi pasien secara
dini dan tata laksana yang lebih e*isien sehingga mortalitas dan morbiditas pasien diharapkan
dapat membaik.1
2.+.2 'e,!l! Klinis
=ambaran klinis pasien sepsis neonatus tidak spesi*ik. =eala sepsis klasik yang
ditemukan pada anak arang ditemukan pada neonatus& namun keterlambatan dalam
menegakkan diagnosis dapat berakibat *atal bagi kehidupan bayi. =eala klinis yang terlihat
sangat berhubungan dengan karakteristik kuman penyebab dan respon tubuh terhadap
masuknya kuman.
8/19/2019 Referat Sepsis Neonatorum Fix
12/22
kardio8askular "hipotensi& pucat& sianosis&akral dingin%. 3ayi dapat pula memperlihatkan
kelainan hematologik& gastrointestinal ataupun gangguan respirasi "perdarahan&ikterus&
muntah& diare& distensi abdomen& intoleransi minum& waktu pengosongan lambung yang
memanang& takipnea& apnea& merintih dan retraksi%. A
Selain itu& menurut 3uku Pedoman 7ntegrated ;anagement o* Childhood 7llnesses
tahun (000 mengemukakan bahwa kriteria klinis sepsis neonatorum berat bila ditemukan satu
atau lebih dari geala2geala berikut ! A
I 4au napas B 60 kali per menit
I Retraksi dada yang dalam
I Cuping hidung kembang kempis
I ;erintih
I bun ubun besar membonol
I ,eangI ,eluar pus dari telinga
I ,emerahan di sekitar umbilikus yang melebar ke kulit
I Suhu B:A&AGC "atau akral teraba hangat% atau 5 :1&1GC "atau akral teraba dingin%
I 4etargi atau tidak sadar
I Penurunan akti8itas -gerakan
I 9idak dapat minum
I 9idak dapat melekat pada payudara ibu
I 9idak mau menetek.
3eberapa rumah sakit di 7ndonesia mengacu pada buku Panduan ;anaemen ;asalah
3ayi 3aru 4ahir untuk Dokter& Perawat dan 3idan di Rumah Sakit tahun (00: untuk
menentukan kriteria sepsis neonatorum. Pada buku ini gambaran klinis pada sepsis dibagi
menadi dua kategori. Penegakan diagnosis ditentukan berdasarkan usia pasien dan gambaran
klinis sesuai dengan kategori ! 1
8/19/2019 Referat Sepsis Neonatorum Fix
13/22
Neonatus diduga mengalami sepsis "tersangka sepsis% bila ditemukan tanda2 tanda dan
geala yang akan dielaskan sebagai berikut ! 1
3ila ada riwayat ibu dengan in*eksi intrauterin& demam yang dicurigai sebagai in*eksi
berat atau ,PD "ketuban pecah dini%.
3ila bayi mempunyai dua tanda atau lebih pada ,ategori + "tabel%& atau tiga tanda
atau lebih pada ,ategori 3 "tabel%.
3ila mempunyai satu tanda pada ,ategori + dan satu tanda pada ,ategori 3& atau dua
tanda pada ,ategori 3.
Pada sepsis awitan dini anin yang terin*eksi mungkin menderita takikardi lahir
dengan as*iksia& dan memerlukan resusitasi karena nilai apgar yang rendah. Setelah lahir bayi
terlihat lemah dan tampak gambaran klinis sepsis seperti hipo-hipertermia& hipoglikemia& dan
kadang2kadang hiperglikemia. Selanutnya akan terlihat berbagai kelainan dan gangguan*ungsi organ tubuh.
=angguan *ungsi organ tersebut antara lain kelainan susunan sara* pusat seperti
letargi& re*leks hisap buruk& menangis lemah& kadang2kadang terdengar high pitch cry dan
bayi menadi iritabel serta mungkin disertai keang. ,elainan kardio8askular seperti
hipotensim pucat& sianosis& dingin& dan clammy skin. 3ayi dapat pula memperlihatkan
kelainan hematologik& gastrointestinal ataupun gangguan respirasi seperti perdarahan& ikterus&
muntah& diare& distensi abdomen& intoleransi minum& waktu pengosongan lambung yang
memanang& takipneu& apneu& merintih& dan retraksi.
=ambaran ,linis Dis*ungsi ;ultiorgan pada 3ayi
=angguan organ =ambaran ,linis
,ardio8askular • 9ekanan darah sistolik 5 '0 mmHg
• Denyut
8/19/2019 Referat Sepsis Neonatorum Fix
14/22
• pH darah 5 A.( pada PaCO( normal
• ,ebutuhan akan inotropik untuk
mempertahankan tekanan darah normal
Saluran Napas • rekuensi napas B $0-menit
• PaCO( B 61 mmHg
• PaO( 5 '0 mmHg
• ;emerlukan 8entilasi mekanik
• iO( 5 (00 tanpa kelainan antung sianotik
Sistem Hematologik • Hb 5 1 g-Dl
• W3C 5 :000 sel-mm:
• 9rombosit 5 (0.000
• D2dimer B 0.1Jg-m4 pada P99 B (0 detik
atau waktu tromboplastin B 60 detik
SSP ,esadaran menurun disertai dilatasi pupil
=angguan =inal • reum B #00 mg-dK
• Creatinin B (0 mg-d4
=astroenterologi Perdarahan gastrointestinal disertai dengan
penurunan Hb B (g)& hipotensi& perlu
tran*usi darah atau operasi gastrointestinal
Hepar 3ilirubin total B : mg)
3er8ariasinya geala klinik dan gambaran klinis yang tidak seragam menyebabkan
kesulitan dalam menentukan diagnosis pasti. ntuk hal itu pemeriksaan penunang baik
pemeriksaan laboratorium ataupun pemeriksaan khusus lainnya sering dipergunakan dalam
membantu menegakan diagnosis. paya inipun tampaknya masih belum dapat diandalkan.
Sampai saat ini pemeriksaan laboratorium tunggal yang mempunyai sensiti8itas dan spesi*itas
tinggi sebagai indikator sepsis& belum ditemukann. Dalam penentuan diagnosis& interpretasi
hasil laboratorium hendaknya memperhatikan *aktor resiko dan geala klinis yang teradi.
Seperti diungkapkan sebelumnya& diagnosis in*eksi sistemik sulit ditegakkan apabila
hanya berdasarkan riwayat pasien dan gambaran klinik saa. ntuk hal tersebut perlu
dilakukan pemeriksaan penunang yang dapat membantu kon*irmasi diagnosis. Pemeriksaan
penunang tersebut dapat berupa pemeriksaan laboratorium maupun pemeriksaan khusus
lainnya. 4angkah tadi disbeut Septic "ork up dan termasuk dalam hal ini pemeriksaan biakan
8/19/2019 Referat Sepsis Neonatorum Fix
15/22
darah yang merupakan gold standard diagnosis sepsis& namun memerlukan waktu ( / 1 hari
untuk diagnosis pastinya.
7nterpretasi hasil kultur perlu pertimbangan dengan hati2hati khususnya bila kuman
yang ditemukan berlainan enis dari kuman yang biasa ditemukan di klinik tersebut. Selain itu
hasil kultur diperngaruhi pula oleh kemungkinan pemberian antibiotika sebelumnya atau
adanya kemungkinan kontaminasi kuman nosokomial.
ntuk mengenal kelompok kuman penyebab in*eksi secara lebih cepat dapat
dilakukan pewarnaan gram. 9etapi cara ini tidak mampu menetapkan enis kuman secara
lebih spesi*ik.
Pemeriksaan lain dalam septic "ork up tersebut adalah pemeriksaan komponen2
komponen darah. Pada sepsis neonatal& trombositopenia dapat ditemukan pada #0 / 60 )
pasien.
8/19/2019 Referat Sepsis Neonatorum Fix
16/22
2. P&ngsi l&m)!l
,emungkinan teradinya meningitis pada sepsis neonatorum sangat tinggi. 3ayi
dengan meningitis mungkin saa tidak menunukkan geala spesi*ik. Punksi lumbal dilakukan
untuk mendiagnosis atau menyingkirkan sepsis neonatorum bila dicurigai terdapat
meningitis. Pemeriksaan ini dilakukan baik pada sepsis neonatorum dini maupun lanut.
,emudian dilakukan pemeriksaan kultur dari cairan serebrospinal "4CS%. +pabila hasil kultur
positi*& punksi lumbal diulang ('2:6 am setelah pemberian antibiotikuntuk menilai apakah
pengobatan cukup e*ekti*. +pabila pada pengulangan pemeriksaan masih didapatkan kuman
pada 4CS& diperlukan modi*ikasi tipe antibiotikdan dosis. Dari penelitian& terdapat #1) bayi
dengan meningitis yang menunukkan kultur darah negati*. A
3. Pe!*n!!n '*!m
Selain biakan kuman& pewarnaan =ram merupakan teknik tertua dan sampai saat ini
masih sering dipakai di laboratorium dalam melakukan identi*ikasi kuman. Pemeriksaan
dengan pewarnaan =ram ini dilakukan untuk membedakan apakah bakteri penyebab
termasuk golongan bakteri =ram positi* atau =ram negati*. Walaupun dilaporkan terdapat
kesalahan baca pada 0&A) kasus& pemeriksaan untuk identi*ikasi awal kuman ini dapat
dilaksanakan pada rumah sakit dengan *asilitas laboratorium yang terbatas dan berman*aat
dalam menentukan penggunaan antibiotik pada awal pengobatan sebelum didapatkan hasil pemeriksaan kultur bakteri. A
. Peme*i"s!!n Hem!tologi
3eberapa parameter hematologi yang banyak dipakai untuk menunang diagnosis
sepsis neonatorum adalah sebagai berikut ! A
Hitung trombosit
Pada bayi baru lahir umlah trombosit yang kurang dari #00.000-J4 arang ditemukan
pada #0 hari pertama kehidupannya. Pada penderita sepsis neonatorum dapat teradi
trombositopenia "umlah trombosit kurang dari #00.0000-J4%& ;PL "mean platelet 8olume%
dan PDW "platelet distribution width% meningkat secara signi*ikan pada (2: hari pertama
kehidupan.
Hitung leukosit dan hitung enis leukosit
8/19/2019 Referat Sepsis Neonatorum Fix
17/22
Pada sepsis neonatorum umlah leukosit dapat meningkat atau menurun& walaupun
umlah leukosit yang normal uga dapat ditemukan pada 10) kasus sepsis dengan kultur
bakteri positi*. Pemeriksaan ini tidak spesi*ik. 3ayi yang tidak terin*eksi pun dapat
memberikan hasil yang abnormal& bila berkaitan dengan stress saat proses persalinan. a%.
8/19/2019 Referat Sepsis Neonatorum Fix
18/22
ntuk diagnosis sepsis neonatorum& CRP mempunyai sensiti8itas 60)& spesi*isitas
A&$').
8/19/2019 Referat Sepsis Neonatorum Fix
19/22
Pemili-!n !nti)ioti" &nt&" sepsis !it!n dini SAD
,ombinasi penisilin atau ampisilin ditambah aminoglikosida mempunyai akti8itas
antimikroba lebih luas dan umumnya e*ekti* terhadap semua organisme penyebab S+D.
,ombinasi ini sangat dianurkan karena akan meningkatkan akti8itas antibakteri.
Pemili-!n !nti)ioti" &nt&" sepsis !it!n l!m)!t SAL
Pada in*eksi nosokomial lebih dipilih pemakaian netilmisin atau amikasin. +mikasin
resisten terhadap proses degradasi yang dilakukan oleh sebagian besar en>im bakteri yang
diperantarai plasmid& begitu uga yang dapat menginakti*kan aminoglikosida lain.
7n*eksi bakteri =ram negati* dapat diobati dengan kombinasi turunan penisilin
"ampisilin atau penisilin spektrum luas% dan aminoglikosida. Se*alosporin generasi ketiga
yang dikombinasikan dengan aminoglikosida atau penisilin spektrum luas dapat digunakan
pada terapi sepsis yang disebabkan oleh bakteri =ram negati*. Pilihan antibiotik baru untuk
bakteri =ram negati* yang resisten terhadap antibiotik lain adalah karbapenem& a>treonam&
dan isepamisin.
Te*!pi s&po*tif (adjuvant)
Pada sepsis neonatorum berat mungkin terlihat dis*ungsi dua sistem organ atau lebih
yang disebut Dis*ungsi ;ulti Organ& seperti gangguan *ungsi respirasi& gangguan
kardio8askular dengan mani*estasi syok septik& gangguan hematologik seperti koagulasi
intra8askular diseminata ",7D%& dan-atau supresi sistem imun. Pada keadaan tersebut
dibutuhkan terapi suporti* seperti pemberian oksigen& pemberian inotropik& dan pemberian
komponen darah. 9erapi suporti* ini dalam kepustakaan disebut terapi ad#uant dan beberapa
terapi yang dilaporkan dikepustakaan antara lain pemberian intraenous immunoglobulin
"7L7=%& pemberian tran*usi dan komponen darah& granulocyte-macrop!age colony
stimulating factor "=CS dan =;2CS%& inhibitor reseptor 742#& trans*usi tukar "99% dan
lain2lain.
Pem)e*i!n Ko*ti"oste*oid p!d! Sepsis Neon!to*&m
Pada saat ini pemberian kortikosteroid pada pasien sepsis lebih dituukan untuk
mengatasi kekurangan kortisol endogen akibat insu*isiensi renal. ,ortikosteroid dosis rendah
berman*aat pada pasien syok sepsis karena terbukti memperbaiki status hemodinamik&
memperpendek masa syok& memperbaiki respons terhadap katekolamin& dan meningkatkan
sur8i8al. Pada keadaan ini dapat diberikan hidrokortison dengan dosis ( mg-kg33-hari.
8/19/2019 Referat Sepsis Neonatorum Fix
20/22
Sebuah meta2analisis memperkuat hal ini dengan menunukkan penurunan angka mortalitas
( hari secara signi*ikan.
D&"&ng!n N&t*isi
Sepsis merupakan keadaan stress yang dapat mengakibatkan perubahan metabolik
tubuh. Pada sepsis teradi hipermetabolisme& hiperglikemia& resistensi insulin& lipolisis& dan
katabolisme protein. Pada keadaan sepsis kebutuhan energi meningkat& protein otot
dipergunakan untuk meningkatkan sintesis protein *ase akut oleh hati. 3eberapa asam amino
yang biasanya non2esensial menadi sangat dibutuhkan& diantaranya glutamin& sistein& arginin
dan taurin pada neonatus. Pada keadaan sepsis& minimal 10) dari energy e$penditure pada
bayi sehat harus dipenuhiM atau dengan kata lain minimal sekitar 60 kal-kg-hari harus
diberikan pada bayi sepsis. ,ebutuhan protein sebesar (&12' g-kg-hari& karbohidrat &12#0
g-kg-hari dan lemak #g-kg-hari. Pemberian nutrisi pada bayi pada dasarnya dapat dilakukan
melalui dua alur& yaitu parenteral dan enteral. Pada bayi sepsis& dianurkan untuk tidak
memberikan nutrisi enteral pada ('2' am pertama. Pemberian nutrisi enteral diberikan
setelah bayi lebih stabil.
2. P*ognosis
Dengan diagnosis dini dan terapi yang tepat& prognosis pasien baik& tetapi bila tanda
dan geala awal serta *aktor risiko sepsis neonatorum terlewat& akan meningkatkan angka
kematian. Pada meningitis terdapat seuele pada #12:0) kasus neonatus. Rasio kematian
pada sepsis neonatorum (/' kali lebih tinggi pada bayi kurang bulan dan bayi cukup bulan.
Rasio kematian pada sepsis awitan dini adalah #1 / '0 ) "pada in*eksi S3= pada S+D
adalah ( / :0 )% dan pada sepsis awitan lambat adalah #0 / (0 ) "pada in*eksi S=3 pada
S+4 kira / kira ( )%. 1
8/19/2019 Referat Sepsis Neonatorum Fix
21/22
KESI4PULAN
Sepsis pada neonatus masih merupakan masalah yang belum dapat dipecahkan yang
karena bersi*at multi*aktorial& mulai dari *aktor ibu& anin& maupun dari pelayanan rumah
sakit. Sepsis neonatorum uga merupakan masalah yang sulit didiagnosa karena pada
neonatus& respon sistem imun tubuhnya tidak selalu menimbulkan geala seperti sepsis pada
anak yang lebih besar. mumnya penatalaksanaan yang diberikan bisa terlambat bila tenaga
medis tidak memberikan perhatian yang cukup pada pasien.
9anda dan geala klasik sepsis pada neonatus mencakup takikardi& takipneu&
leukositosis atau leukopeni& dan hipertermi atau hipotermi. Selain itu bila didapatkan sepsis
berat dapat ditemukan dis*ungsi organ2organ tertentu& seperti antung& hati& paru2paru& ginal&
dan sebagainya. ,etika kegagalan organ sudah mencapai deraat tertentu& akan menyebabkan
teradinya septik syok yang dapat segera menyebabkan sindrom dis*ungsi multiorgan yang
berakhir pada kematian bila tidak mendapatkan penatalaksanaan yang tepat.
Penatalaksanaan sepsis pada umumnya mencakup eradikasi in*eksi dengan
antibiotika selekti*& terapi adu8ant untuk mendukung status organ neonatus& terapi
kortikosteroid bila terdapat insu*isensi adrenal& dan terapi nutrisi yang adekuat untuk
mempertahankan kesehatan bayi.
8/19/2019 Referat Sepsis Neonatorum Fix
22/22
DA(TA$ PUSTAKA
#. 3ehrman& ,liegman& +r8in. Nelson Te$tbook of Pediatrics& 7lmu ,esehatan +nak&
edisi ke #. Sepsis dan ;eningitis Neonatus. -+ntibioticsorNeonatalSepsis& diakses tanggal ##
Desember (0#1%
$. +sminullaham =atot D& ,osim S& Rohsiswatmo. (00A. Penatalaksanaan Sepsis
Neonatorum.