1. GlukokortikoidObat topikal Tidak lama setelah sintesis
hidrokortison pada tahun 1951, steroid topikal diketahui sebagai
obat efektif untuk pengobatan penyakit kulit.Senyawa glukokortikoid
terhalogenasi baru dengan potensi yang jauh lebih tinggi disintesis
pada pertengahan tahun 1950-an. Dengan dikembangkannnya zat pembawa
yang sesuia obat ini dengan cepat menjadi obat utama utuk terapi
berbagai penyakit peradangan kulit.Glukokortikoid topikal
dikelompokkan menjadi 7 golongan berdasarkan urutan penurunan
potensinya. Potensi diukur menggunakan uji vasokonstriktor, dengan
cara mengoleskan obat pada kulit selama oklusi kemudian daerah yang
memutih dinilai, dan uji hayati psoriasis, yaitu pengukuran
kuantitas efek steroid pada lesi psoriasis. Uji potensi steroid
yang lain melibatkan supresi eritema dan edema setelah peradangan
yang diinduksi secara eksperimental.A. Penggunaan traupetikBanyak
penyakit peradangan kulit respon terhadap pemberian glukokortikoid
topikal atau intralesi. Absorbsi beragan dari daerah tubuh yang
berbeda, steroid yang akan digunakan dipilih berdasarkan
potensinya, tempat penggunaan, dan keparahan penyakit kulit. Sering
kali, steroid yang lebih poten digunakan paling awal, diikuti
dengan obat yang kurang poten. Kebanyakan dokter terbiasa dengan 1
obat atau 2 obat dalam setiap golongan untuk menghantarkan kekuatan
obat yang sesuai .penggunaan 2 kali sehari sudah cukup, penggunaan
yang lebih sering tidak memperbaiki respons. Secara umum,
hidrokortison atau obat lain yang setara merupakan steroid paling
poten yang digunakan pada wajah atau pada daerah tertutup seperti
ketiak atau pangkal paha. Takifilaksis dapat terjadi, dan
menggantinya dengan glukokortikoid yang berbeda tau mengurangi
frekuensi penggunaan obat tersebut dapat memulihkan kepekaan
terhadap obat.Injeksi glukokortikoid intralesibiasanya dilakukan
dengan sediaan triamsinolon taklarut (triamsinolon asetonida
(KENALOG-40, dan lain-lain) dan triamsinolon heksasetonida
(ARISTOPSAN) ), yang melarut secara berangsur-angsur sehingga
memiliki durasi kerja yang diperpanjang. Heksasetonida lebih
memperpanjang efek teraupetiknya.Steroid intralesi sangat
bermanfaat jika daerah meradang terdapat dalam lemak, seperti pada
radang alopesia kulit kepala atau penikulitis.Injeksi intralesi
juga dapat digunakan untuk menghantarkan dosis obat yang tinggi
pada dermatosis radang di bagian yang lebih ke permukaan, termasuk
psoriasis, lupus discoid, dan kista yang meradang.Potensi
glukokortikoid topikal pilihanKelompok obatNama generik
formulasiNama dagang
1Betametason dipropionat krim,salep 0,5% (dalam zat pembawa yang
dioptimalkan) Klobetazol propionat krim, salep 0,05%Diflorason
diasetat salep 0,05%Halobetasol propionat salep 0,05%Diprolen
TemovatPsorkonUltrave
2Amsinonida salep 0,1%Betametason dipropionat salep
0,05%Desoksimetason krim, salep 0,25%, gel 0,05%Diflorason diasetat
salep 0,05%Fluosinonida krim, salep, gel 0,05%Halsinonida krim,
salep 0,1%Cyclocort Diprosone, dan lain-lainTopicort Florone,
Maxiflor Lidex, lidex-E, fluonexHalog, Halog-E
3Betametason dipropionat krim 0,05%Betametason valerat salep
0,1%Diflorason diasetat krim 0,05%Triamsinolon asetonida salep
0,1%, krim 0,5%Diprosone, lain-lainnyaBetatrex, dan lain-lain
Florone, maxiflor Aristocort A, dan lain-lain
4Amsinonida krim 0,1%Desoksimetason krim 0,05%Fluosinolon
asetonida krim 0,2%Fluosinolon asetonida salep 0,25%
Flurandrenolida salep 0,05%, plester 4g/cm2Hidrokortison valerat
salep 0,2%Triamsinolon asetonida salep 0,1%Mometason furoat krim,
salep 0,1%CyclokortTopicort
LPSynalar-HPSynalarCordranWestocortKenalog, Aristocort Elocon
5Betametason dipropionat losion 0,05%Betametason valerat krim,
losion 0,1%Fluosinolon asetonida krim 0,025%Flurandrenolida krim
0,05%Hidrokortison butirat krim 0,1%Hidrokortison valeran krim
0,2%Triamsinolon asetonida krim, losion 0,1%Triamsinolon asetonida
krim 0,025%Diprosone, dan lain-lainBetatrex, dan lain-lainSynalar
Cordran SPLocoid WestcordKenalogAristocort
6Aklometason dipropionat krim, salep 0,05%Desonida krim
0,05%Fluosinolon asetonida krim, larutan 0,01%AclovateTridesilon,
desowenSynalar
7Deksametason natrium fosfat krim 0,1%Hidrokortison krim, salep,
losion 0,5%, 1,0%, 2,5%Decardon Hytone, nutricort, penecort
B. Toksisitas dan pemantauan Penggunaan glukokortikoid topikal
potensi lebih tinggi menyebabkan peningkatan toksisitas local dan
sistemik.Secara oral berupa atrofi kulit, stria, telangiektasia
purpura, erupsi menyerupai akne, dermatitis perioral, pertumbuhan
jamur kulit dan bakteri yang berlebihan, hipopigmentasi pada kulit
terpigmentasi rosacea.Stria paling lazim terjadi pada daerah yang
mengalami intertrigo, tetapi dapat muncul secara
menyebar.Dermatitis perioral dan rosacea terjadi di wajah jika
penggunaan steroid dihentikan, oleh karena itu, penggunaan
glukokortikoid terhalogenasipada wajah harus dihindari.Penggunaan
jangka-panjang di dekat mata dapat menyebabkan katarak atau
glaucoma.Terjadi absorpsi yang cukup pada glukokortikoid topikal
yang paling poten melalui kulit yang meradang yang dapat
menyebabkan toksisitas sistemik. Toksisitas sistemik tersebut
antara lain supresi sumbu hipotalamus-pituitari-adrenal dan
hambatan pertumbuhan, terutama pada anak-anak. Faktor-faktor yang
meningkatkan absorpsi sistemik antara lain banyaknya steroid yang
digunakan, luas daerah yang diobati, frekuensi penggunaan, lama
pengobatan, potensi obat, dan penggunaan oklusi.Glukokortikoid
intralesi dapat menyebabkan atrofi kulit dan hipopigmentasi.Untuk
meminimalkan atrofi ini, dosis yang digunakan pada wajah biasanya
dibatasi 1 sampai 3 mg/ml triamsinolon asetonida. Efek samping
sistemik, antara lain supresi sumbu hipotalamus-pituritari-adrenal,
biasanya minimum jika dosis total tetap dijaga dibawah 20 mg
triamsinolon asetonida perbulan.2. Dermatitis atopikGlukokortikoid
topikal berguna untuk mengurangi peradangan.Steroid topikal
berpotensi lebih tinggi diindikasikan untuk plak tebal pada tangan
dan kaki yang sering tergesek.Steroid topikal yang potensinya lebih
rendah dan tidak terflourinasi harus digunakan untuk lesi pada
wajah dalam periode waktu yang tidak lama (kurang dari 2 minggu).
Efek samping steroid topikal yang potensial antara lain stria dan
atrofi kulit. Steroid topikal tidak boleh digunakan lebih dari 2
atau 3 kali perhari dan harus dihentikan sesegera mungkin untuk
menghindari efek samping yang potensial.A. Obat-obat
imunosupresifObat imunosupresif topikal baru yang menjanjikan
adalah takrolimus (PROTOPIC), yang diisolasi dari Streptomyces
tsukubaenis di tsukuba, Jepang.Takrolimus adalah kata baru yang
tersusun atas kata Tsukuba makrolida imunosupresif, dan bentuk
oralnya saat ini dugunakan pada transplantasi ginjal, hati, dan
jantung. Takrolimus berikatan dengan suatu reseptor intrasel pada
sel T yang mengganggu berbagai proses yang diperantarai-sitokinin
yang aktif pada dermatitis atopik. Takrolimus topikal kini sedang
dievaluasi dengan uji klinis dan tampak sangat menjanjikan
dermatitis atopic yang sukar sembuh.
3. Psoriasis Obat topikal yang digunakan dalam penanganan
psoriasis Terapi topikal untuk psoriasis mancakup banyak pilihan,
yang pertama adalah emolien untuk melembutkan dan melembabkan plak
psoriasis.Obat keratolitik topikal yang diformulasikan dengan urea
atau asam salisilat, juga berguna dalam pengobatan psoriasis local
atau terbatas dan sediaan belangkin topikal dalam bentuk salep,
krim basis-emolien, losion, dan sampo telah digunakan sejak abad
yang lalu.Steroid topikal merupakan obat utama dalam pengobatan
psoariasis local.Analog vitamin D, kalsipotrien, berguna untuk
pengobatan psoriasis secara topikal dalam bentuk larutan, salep,
atau krim.Antralin dan retinoid topikal tazaroten juga
bermanfaat.A. Belangkin Belangkin memiliki efek yang terbatas jika
digunakan sebagai satu-satunya pengobatan untuk psoariasis, dan
kini terutama dikombinasika dengan sinar ultraviolet pada rentang
290 sampai 320 nm (UVB) untuk indikasi ini. Senyawa ini dihasilkan
sebagai produk samping pemrosesan kokas dan gas dari batu bara muda
dan merupakan senyawa yang sangat kompleks, kaya akan hidrokarbon
polisiklik, dan komposisinya beragam. Cara kerjanya hanya sedikit
diketahui dan kemungkinan berkaitan dengan efek antimitosis.
Belangkin bersifat fototoksik pada rentang sinar ultraviolet 320
sampai 400 nm (UVA) dan rentan vesibel, yang spektrum kerjanya
berada diantara 340 dan 430 nm. Pemajanan kulit kulit pada rentang
ini akan menyebabkan eritema dan nyeri menyengat, sehingga
membatasi pemanfaatan fotodinamik belangkin yang potensial untuk
pengobatan psoriasis. Salep belangkin mengandung belangkin mentah,
biasanya 2% sampai 5%, didispersikan dalam petroleum jeli,
penggunaan belangkin dengan radiasi UVB harian dikenal sebagai
regimen Goeckerman, merupakan terapi yang sangat efektif untuk
psoriasis. Terapi ini memperbaiki kasiat UVB suberitemogenik,
kemungkinan dengan efek aditif, bukan dengan fotoaktivasi tar
tersebut. Ekstrak tar yang lebih murni diformulasikan sebagai
larutan, gel, sampo, dan sabun mandi, biasnya memiliki kasiat yang
terbatas sebagai obat utama.Folikulitis merupakan efek samping
utama penggunaan belangkin.Iritasi dan reaksi alergi jarang
terjadi, dan meskipun belangkin terbukti merupakan karsinogen dalam
percobaan pada hewan, karsinoma yang ditimbulkan dari penggunaan
klinis jarang terjadi.
B. KalsipotrienKalsipotrien (DOVONEX), suatu analog viatamin D,
diizinkan untuk pengobatan psoriasis secara topikal pada tahun
1993. Pengamatan kebetulan terhadap perbaikan psoriasis pada pasien
osteoporosis yang menerima tururnan 1,25-dihidroksin-viatamin D3
oral, suatu bentuk aktif vitamin D, menstimulus minat untuk
mengembangkan obat tersebut sebagai suatu obat antipsoariasis. 1,25
(OH)2D3 berperan penting dalam pemeliharaan hemostasis kalsium,
tetapi kini diketahui terlibat dalam banyak fungsi fisiologis
lainnya. Vitamin tersebut berikatan dengan suatu reseptor intrasel,
anggota kelompok besar gen yang meliputi gen-gen reseptor steroid,
hormone tiroid, dan retinoid.Kompleks reseptor vitamin D berikatan
dengan gen-gen spesifik serta memodulasi dan mengotrol
transkripsi.Reseptor ini terdapat pada keratinosit epidermis,
fibroblast dermis, pulau-pulau sel Langerhans, magrofag, dan
limfosit T pada manusia. Pada konsetrasi fisiologis 1,25 (OH)2D3
menyebabkan penurunan proliferasi dan peningkatan diferensiasi
kultur keratinosit secara morfologi dan biokimia. Dalam uji klinis,
1,25 (OH)2D3 oral dan topikla merupakan obat antipsoariasis yang
efektif, tetapi penggunaannya terbatas karena induksi
hiperkalsiuria.Kalsipotrien adalah suatu analog
1,25-dihidroksivitamin D3 sintetik dengan ikatan rangkap dan
struktur cincin pada rantai sampingnya. Modifikasi ini merupakan
transformasi yang cepat menjadi metabolic inaktif. Potensi obat ini
200 kali lebih kecil daripada 1,25 (OH)2D3 dalam menyebabkan
hiperkalsiuria dan hiperkalsemia, dan afnitasnya terdapat reseptor
vitamin D setara dengan afnitasnya terdapat 1,25 (OH)2D3. Kasiat
untuk psoriasis telah terbukti dalam uji double-blind dengan
control plasebo. Kalsipotrien digunakan 2 kali sehari untuk
psoriasis olak pada tubuh.Perbaikan dapat dideteksi dalam 1 sampai
2 minggu, dan respon klinis maksimum terjadi dalam 6 sampai 8
minggu. Beberapa perbaikan terjadi sebagian besar pasien, dengan
kesembuhan total terjadi pada pasien sampai 15%. Obat ini sedikit
lebih efektif daripada senyawa kortikosteroid
betametason-17-valerat atau pengobatan antralin kontak
singkat.Terapi pemeliharaan biasanya diperlukan, dan takifilaksis
tidak terjadi.Laporan mengenai hiperkalsemia karena kalsipotrien
jarang terjadi dan biasanya disebabkan oleh penggunaan obat secara
berlebihan.Kalsipotrien harus digunakan dengan hati-hati pada
daerah yang mengalami intertrigo karena absorpsi terfasilitasi,
yang menyebabkan iritasi.Pemantauan laboratorium secara rutin tidak
diperlukan jika petunjuk penggunaan diikuiti.Obat ini tersedia
dalam bentuk salep, krim, atau larutan.C. Antralin Krisarobin bahan
aktif serbuk Goa, pertama kali digunakan pada tahun 1877 untuk
mengobati psoariasis.Pada tahun 1916 digantikan dengan senyawa
sintetik antralin.Molekul antralin tidak stabil, memiliki pusat
yang dapat teroksidasi pada C10 yang mengakibatkan pembentukan
produk degradasi yang menghasilkan noda khas berwarna ungu-coklat
pada kulit dan pakaian.Mekanisme efek antipsoariasis antralin belum
diketahui, tetapi senyawa ini menghambat respirasi sel melalui
inaktivasi mitokondria.Antralin digunakan secara topikal dengan
konsentrasi 0,1% sampai 1,0%. Obat ini juga dapat dibuat dengan
kekuatan yang lebih tinggi dalam petroleum jeli atau pasta zink
dengan penambahan asam salisilat sebagai antioksidan. Tetapi
standar dengan mengoleskan konsentrasi yang lebih rendah (0,1%)
selama beberapa jam sedikitnya 1 minggu, kemudian konsentrasinya
berangsur-angsur ditingkatkan. Modifikasi pengobatan ini, yang
disebut terapi kontak singkat, dapat dilakukan karena antralin
lebih cepat menembus kulit yang rusak dan pada daerah yang lebih
luas daripada kulit normal. Oleh karena itu, penggunaan selama 1
jam atau kurang mengoptimalkan efek terapeutik dan meminimalkan
iritasi. Terapi kontak singkat dimulai dengan konsetrasi yang lebih
tinggi (0,25% atau 0,5%) yang dioleskan selam 20 sampai 30 menit,
dan konsentrasinya tidak ditingkatkan lebih cepat. Dengan regimen
standar atau regiman kontak-singkat, obat tersebut harus
dibersihkan sempurna dengan mandi atau keramas pada akhir waktu
kontak.Efek samping antralinyang utama adalah munculnya noda dan
iritasi pada kulit yang tidak terkena.Karena kepekaan kulit setiap
orang berbeda, pemantauan iritasi secara ketat dengan progres
pengobatan cermat sangat diperlukan.Pengobatan intertrigo dan lesi
pada wajah tidak dianjurkan, dan noda permanen pada pakaian dan
kamar mandi sangat mengganggu.Dalam usaha mengurangi iritasi dan
noda, antralin juga telah dimikroenkapsulasi dalam monogliserida.D.
TazarotenRetinoid topikal tazaroten (TAZORAC), suatu golongan
retinoid esetilen, telah dikembangkan dalam bentuk gel untuk
digunakan dalam pengobatan psoariasis dan akne vulgaris.Retinoid
ini berikatan dengan ketiga anggota kelompok reseptor asam
retinoat. Gel tazaroten, dioleskan satu kali sehari pada kulit
kering, dapat digunakan sebagai monoterapi atau kombinasi dengan
obat-obatan lain, seperti steroid topikal, untuk mengobati
psoariasis plak lokal. Ini merupakan retinoid topikal pertama yang
diindikasikan untuk mengobati psoariasis.Efek samping berupa rasa
terbakar, gatal, dam iritasikulit mungkin dialami oleh beberapa
pasien.Pasien harus menghindar bagian yang sedang diobati dari
pajanan sinar matahari atau lampu radiasi, kecuali jika diperlukan
secara medis. Karena obat topikal ini merupakan anggota kelompok
retinoid, wanita usia subur harus menghindari kehamilan selama
menggunakan obat ini.
4. AkneObat-obat topikal yang digunakan dalam penanganan dalam
penanganan aknePengobatan akne secara topikal melibatkan penggunaan
retinoid dan antimikroba. Retinoid topikal berfungsi untuk
menormalkan pematangan epitel folikel, mengurangi peradangan, dan
meningkatkan penetrasi obat topikal lain. Tretinoin (RETIN-A)
adalah salah satu retinoid topikal pertama yang tersedia untuk akne
dan masih digunakan sampai sekarang. Formulasi tretinoin dalam
sediaan krim, gel, dan larutan tersedia untuk penggunaan
topikal.Tretinoin adalah suatu obat komedolitik yang menghilangkan
komedo yang sudaah ada dan mencegah terbentuknya komedo baru.Obat
ini lebih efektif jika penggunaannya dikombinasikan dengan
antimikrobatopikal seperti eritromisin, klindamisin, dan benzoil
peroksida. Formulasi tretinoin dengan basis krim diindikasikan
untuk kulit kering, sedangkan formulasi berbasis gel diindikasikan
untuk kulit berminyak.Tretinoin digunakan pada malam hari, karena
obat tersebut dapat terurai jika terpajan cahaya matahari. Meskipun
tretinoin hanya sedikit terabsorpsi secara sistemik dan tidak ada
perubahan kadar vitamin A dalam plasma akibat penggunaannya,
kebanyakan dokter tidak meresepkan tretinoin bagi pasien hamil
Karena secara teori obat ini memiliki efek teratogenik. Suatu
formulasi tretinoin (RETIN-A MICRO) dengan bahan aktif yang
dimasukkan ke dalam mikrospons mengurangi iritasi dengan
meningkatkan lokalisasi obat pada folikel dan memungkinkan
pelepasan obat secara lambat.Sementara respon klinis terhadap
tretinoin secara normal membutuhkan waktu 8 minggu, mikrospons
tretinoindapat menghasilkan perbaikan hanya dalam waktu 6
minggu.Adapalen (DIFERRIN), suatu turunan asam naftoat, merupakan
senyawa sintetik yang menyerupai retinoid, tersedia dalam formulasi
dan larutan gel untuk penggunaan topikal. Selain, menunjukkan
retinoid yang khas, senyawa ini juga memiliki sifat
antiradang.Adapalen memiliki khasiat yang serupa dengan tretinoin,
tetapi tidak seperti tretinoin, obat ini stabil pada cahaya
matahari, dan cenderung sedikit mengiritasi.Retinoid yang paling
baru diperkenalkan untuk pengobatan akne adalah tazaroten
(TAZORAC).Antimikroba topikal merupakan obat utama untuk pengobatan
akne.jika dikombinasikan dengan retinoid topikal, pengobatan dengan
antimikroba lebih efektif dibandingkan jika obat digunakan
tersendiri. Antimikroba mengurangi populasi P.acnes dan efektif
untuk penanganan lesi radang. Antimikroba topikal yang lazim
digunakan antara laineritromisin, klindamisin (CLEOCIN-T), dan
benzoil peroksida (PERSA-GEL, dan lain-lainnya). Resisten P.acnes
terhadap eritromisin dapat terjadi namun, resisten ini dapat
dihindari jika menggunakan kombinasi eritromisin (3%) dan benzoid
peroksida (5%) (BENZAYCIN). Larutan klindamisin (1%) yang digunakan
2 kali sehari juga diketahui efektif dalam pengobatan akne. Benzoil
peroksida telah digunakan dalam pengobatan akne selama
bertahun-tahun.Zat ini merupakan antimikroba yang efektif dan tidak
menimbulkan resisten mikroba.Formulasi Benzoil peroksida meliputi
losion, krim, pembersih dan gel. Antimikroba lain yang digunakan
dalam pengobatan akne meliputi sulfasetamid (KLARON, SEBIZON),
kombinasi sulfasetamid/sulfur (SULFACET-R), metronidazol
(METROCREM, METROGEL, NORITATE) dan asam azelat (AZELEX). Meskipun
asam azelat dapat menyebabkan iritasi yang berarti, senyawa ini
memiliki manfaat lain yaitu mengurangi hiperpigmentasi.Obat
antimikroba topikal yang digunakan Krim asam azelat 20%
Benzoil peroksida 2,5%-10%Sabun
batangLosionKrimGelMaskerPembersih
Klindamisin 1%Gumpalan kecilLarutanLosionGel
Eritromisin 1,5%-2%Gumpalan kecil Larutan Salep Gel
Eritromisin 3% Benzoil peroksida Krim 5%
Metronidazole 0,75% Losin Krim Gel
Losion sulfasetamid 10%
Losion sulfur 5%/sulfasetamid 10%
5. InfeksiInfeksi kulit dapat dibagi menjadi infeksi yang
disebabkan oleh baktei,virus, jamur, dan parasit. Infeksi bakteri
pada kulit meliputi folikulitis, impetigo, pioderma, erisipela,
selulitis, dan pada keadaan yang eksterm, fasciitis disertai
nekrosis. Bakteri juga dapat memperparah kondisi lain seperti akne
dan dermatitis atopik.Infeksi bakteri, antibiotic topikal lazim
digunakan pada akne, akne rosacea, dan infeksi sekunder pada
permukaan kulit.Eritromisin, klindamisin, dan benzoil peroksida
digunakan secara topikal pada akne rosacea.Infeksi bakteri sekunder
pada kulit kerana organisme gram-positif merespons terhadap salep
zink basitrasin. Infeksi Staphylococcus dipermukaan kulit diobati
secar efektif dengan krim mupirosin (SILVADENE dan lain-lain)
efektif terhadap organisme gram-positif dan gram-negatif tetapi
dapat menyebabkan neutropenia pada anak-anak.Infeksi virus,
asiklovir dan pensiklovir (DENA VIR) tersedia untuk penggunaan
topikal dalam pengobatan herpes simpleks mukokutan. Padofilin
(larutan 25%) dan pofiloks (CONDYLOX) (larutan 0,5%) digunakan
untuk mengobati kutil kondiloma yang lembab, pemodifikasi
respon-imun imikuimod (ALDARA) yang menginduksi produksi
interferon, diizinkan untuk pengobatan kondiloma dan berkhasiat
untuk pengobatan verrucae (kutil menular pada telapak kaki),
moluskum kontagiosum, dan karsinoma sel basal pada
permukaan.Infeksi jamur, merupakan penyabab penyakit kulit paling
umum.Selama beberapa tahun terakhir sangat banyak obat antijamur
topikal dan oral yang telah dikembangkan.Griseofulvin, senyawa azol
topikal dan oral, serta alilamin merupakan obat-obatan paling
efektif yang tersedia.Terapi topikal dengan senyawa azol (misalnya
mikonazol, ekonazol) dan alilamin (misalnya naftifin, terbinafin)
efektif untuk pengobatan tinea korporis lokal dantinea pedis yang
tidak melibatkan komplikasi. Krim terbinafin (LAMISIL) memungkinkan
terapi yang lebih singkat, karena kadar obat melebihi konsentrasi
fungisida tetap ada di kulit selama 1 minggu setelah penghentian
terapi tujuh-hari. Terapi topikal dengan azol lebih disukai untuk
kandidiasis dan tinea vesikolor lokal dikulit.Tinea pedis mencakup
3 sindrom yang berbeda, infeksi pada kulit diantara jari kaki, yang
diawali dengan keadaan kulit yang kering dan bersisik diantara jari
akibat invasi dermatofit dan berkembang menjadi maserasi disertai
komplikasi dari invasi bakteri, penyakit scaly hyperkeratotik
moccasin yang melibatkan stratum korneum tebal pada telapak kaki
sehingga sulit mencapai konsentrasi obat yang sesuai, dan erupsi
peradangan vesikulobula. Terapi topikal dengan azol dan alilamin
efektif untuk penyakit kulit diantara jari kaki yang
kering.Penyakit diantara jari kaki termaserasi memerlukan tambahan
terapi antibakteri.Ekanazol nitrat (SPECTAZOLE), yang memiliki
spectrum antibakteri terbatas, dapat bermanfaat pada keadaan ini.
Obat yang dimiliki efek mengeringkan dan aktivitas antibakteri yang
luas, seperti alumunium klorida atau gentian violet 20% sampai 30%,
mungkin diperlukan.
6. Infestasi Infestasi, mungkin obat antiektoparasit yang paling
terkenal adalah losion gamma benzene heksaklorida 1% yang juga
dikenal sebagai lindan. Lindan telah digunakan sebagai insektisida
komersial dan juga sebagai obat dan topikal.Obat ini sangat efektif
dalam pengobatan ektoparasit. Neurotoksisitas lazim terjadi akibat
pengunaan berlebihan atau kesalahan penggunaan lindan. Namun, jika
obat ini digunakan dengan benar, efek samping neurotoksisitasnya
dapat menimalkan. Losion tersebut dioleskan selapis tipis dari
leher ke bawah dan dibiarkan selama 8 minggu sampai 12 jam atau
sepanjang malam. Perhatian harus diberikan pada penggunaan ini
untuk memastikan bahwa daerah-daerah seperti lipatan kuku, jari dan
telapak kaki tidak terlewati. Losion ini harus dihilangkan dengan
kuki dengan mencuci bersih pada akhir jam 8 sampai 12. Untuk
menghindari masalah neurotoksisitas, losion ini harus dioleskan
hanya selapis tipis pada kulit yang kering.Losion ini tidak boleh
segera dioleskan setelah mandi, dan harus dijauhkan dari mata,
mulut, dan luka terbuka atau yang sakit.Setelah pengolesan pada
saat bayi, tangannya harus dibungkus dengan sarung tangan untuk
menghindari tertelannya losion ini secara tidak sengaja.Individu
yang kulitnya mengalami eksim parah mungkin juga beresiko mengalami
absopsi yang berlebihan.Jika diperlukan pengobatan kedua, harus
dilakukan tidak lebih cepat dari dari 1 minggu setelah pengobatan
pertama.Wanita hamil dapat diobati dengan lindan, tetapi dianjurkan
tidak lebih dari dua kali pengobatan selama kehamilan.Sampo lindan
1 % juga tersedia untuk kutu kepala dank utu badan.Obat topikal
lainnya sangat berguna dalam pengobatan ektoparasit adalah
permetrin.Permetrin adalah turunan sintetik insektisida piretrum,
yang asalnya diperoleh dari Chysanthemum
cinerariaefolium.Insektisida piretrum telah digunakan dalam
pertanian komersial selama kurang lebih 100 tahun.Insektisida ini
tercatat memiliki aktivitas insektisida yang luar biasa dengan
intoksisitas yang sangat rendah pada mamalia.Permetrin diabsopsi
paling sedikit melalui kulit dan secara cepat terurai menjadi
metabolit inaktif yang diekresi dalam urin.Neurotoksisitas yang
disebabkan senyawa ini sangat jarang.Krim 5% (ACTICIN, ELIMITE)
tersedia untuk pengobatan skabies. Sediaan ini dioleskan untuk
penggunaan selama 8 sampai 12 jam tau sepanjang malam. Krim
pembersih permetrin 1% (NIX) juga tersedia untuk pengobatan
kutu.Invermektin (STROMECTOL), suatu obat antihelmintik yang
berhasil digunakan untuk pengobatan onkoserkiasis pada lebih dari
19 juta manusia, telah terbukti efektif untuk pengobatan skabies.
Ivermektin mengikat saluran klorida bersawar-GABA yang ditemukan
pada sel otot dan sel saraf invertebrata.Meningkatnya permeabilitas
terdapat ion klorida menyebabkan hiperpolarisasisel tersebut dan
berakibat paralisis dan kematian.Invermektin tidak menembus sawar
darah-otak, sehingga tidak ada toksisitas mayor sistem saraf
pusat.Pengobatan topikal lainnya untuk skabies yaitu krim dan
losion krotamiton 10% (EURAX) serta sulfur 5% dalam
petrolatum.Masing-masing pengobatan ini perlu digunakan setiap hari
selama 5 sampai 7 hari.Khasiat pengobatan ini jauh lebih kecil
daripada senyawa insektisida topikal yang telah disebutkan
sebelumnya. Krotamiton dan sulfur biasanya dipertimbangkan untuk
digunakan pada kasus yang kontraindikasi terhadap lindan atau
permetrin.
7. Neoplasma kulitA. Tretinoid topikalTretinoid topikal yang
tersedia dalam bentuk krim, gel, dan cairan telah disetujui oleh
FDA untuk pengobatan akne dan penuaan kulit akibat oleh sinar. Krim
Tretinoid yang dioleskan 1 atau 2 kali sehari teramati mengurangi
ukuran dan jumlah AK sebesear 50% dalam penelitian multipusat.
Dengan mengurangi jumlah dan ukuran AK, Tretinoid topikal dapat
menurunkan risiko berkembangnya jenis kanker kulit
tertentu.Penggunaan Tretinoid untuk mengobati AK belum disetujui
oleh FDA.B. 5-fluorourasil (FLUORPLEK, EFUDEX, 5-FU) 5-fluorourasil
(FLUORPLEK, EFUDEX, 5-FU) suatu obat antineoplastik topikal yang
tersedia dalam bentuk larutan (1%, 2%, 5%) dank rim (1%, 5%).
Indikasi untuk 5-FU meliputi keratosis aktinik, keilitis aktinik,
penyakit bown, leukoplakia. 5-FU menggangu sintesis DNA dengan
penyekatan reaksi metilasi asam deoksiuridilat menjadi asam
timidilat. Untuk pengobatan keratosik aktinik, 5-FU digunakan 2
kali sehari selama 4 sampai 5 minggu. Regimen pengobatan pengganti
meliputi setiap hariatau 2 hari sekali jika irirtasinya meluas.
Pasien yang diobati dengan 5-FU biasanya mengalami eritema.,
vesikulasi dan deskuamasi,. Selain itu, mereka harus diberitahu
mengenai perubahan tersebut yang akan terjadi dan diingatkan
mengenai meningkatnya kepekaan terhadap sinar matahari dan sinar
UV. Reepitelisasi terjadi setelah 1 atau 2 bulan setelah pengobatan
dihentikan. Efek samping meliputi reaksi alergi, dermatitis kontak,
dan fotosensitifasi.
C. Mekloretamin hidroklorida (nitrogen mustard) Mekloretamin
hidroklorida (nitrogen mustard) adalah suatu obat kemoterapeutik
yang harus disiapkan setiap hari oleh pasien sebagai larutan berair
10mg/50 ml air untuk penggunaan topikal. Zat ini juga tersedia
sebagai salep yang k urang mengiritasi dan tidak perlu disiapkan
setiap hari.efek sampingnya meliputi hipersensitivitas tipe lambat,
hiperpigmentasi atau hipopigmentasi dan tumor sekunder pada
kulit.Pasien yang alergi dengan Mekloretamin dapat menggunakan
karmustin (bis-kloroetilnitrosourea atau BCNU). Terapi diberikan 2
kali sehari sebesar 200 sampai 600 mg obat dalam larutan atau
salep. Efek samping meliputi dermatitis iritan pada 50% pasien,
telangiektasi, eritema dan supresi sumsum tulang belakang.
Pemantauan jumlah darahdianjurkan pada penggunaan karmustin.D.
Sarkoma kaposi (SK) Sarkoma kaposi (SK) adalah penyakit akibat AIDS
yang terdiri atas nodul keunguan. SK juga dapat mengenai organ
visceral. Alitretinoin (PANREATIN) adalah suatu retinoid yang
mengikat seluruh reseptor retinoid dan efektif jika digunakan dalam
bentuk gel 0,1% untuk mengurangi ukuran dan atau ketebalan lesi SK.
Sekitar 50% pasien dalam suatu uji label-terbuka memberika respon
positif terhadap Alitretinoin. Alitretinoin hanya diindikasikan
untuk lesi kulit SK dan tidak efektif untuk Sk visera. Alitretinoin
digunakan 2 sampai 4 kali sehari dan dapat memerlukan waktu 2
sampai 14 minggu untuk menghasilkan perbaikan. Efek samping terjadi
meliputi nyeri, rasa geli, gatal, dan pengelupasan kulit.Terapi
fotodinamikmerupakan suatu cara pengobatan yang melibatkan
pemberian suatu zata kimia yang menimbulkan fotosensitisasi,
biasanya suatu porfirin, dan kemudian pemajanan terhadap cahaya.
Penyebab fotosensitisasi dapat bersifat sistemik (contoh, porfimer
natrium, PHOTOFRIN) atau topikal (contohnya ALA, LEVULAN
KERASTICK). Sumber cahaya biasanya dalam rentang sinar visibel.
Terapi fotodinamik diindikasikan untuk penanganan kanker kandung
kemih, paru-paru dan esofagus. Penelitian terhadap pasien yang
mengalami prakanker dan kanker pada kulit menunjukkan harapan untuk
penanganan kondisi ini dengan terapi fotodinamik. Penggunaan
topikal ALA 20% yang diikuti dengan pemajanan cahaya tunggal
menghasilkan respon sempurna pada 90% keratosis aktinik. Karsinoma
sel skuamosa insitu (penyakit bown) sangat responsif terhadap
terapi terapi fotodinamik sistemik. Neoplasma lainnya yang merespon
secara menjanjikan terhadap terapi fotodinamik meliputi BCC, SK,
dan CTCL.Terapi fotodinamik tampaknya merupakan penanganan yang
aman dan efektif untuk kondisi prakanker dan kanker tertentu.
Keuntungan terapi fotodinamik meliputi ketidakinvasifanya,
pembedahan relatif antara sel normal dan abnormal, dapat diterapkan
untuk penanganan di daerah yang luas dan memelihara kecantikan
tubuh dengan baik. Meskipun masih banyak informasi yang harus
dikumpulkan mengenai terapi fotodinamik, terapi ini sangat
menjanjikan sebagai pelengkap pelengkap praktik penanganan kanker
kulit yang sudah ada (Hardman Joel G, Limbird Lee E. 2007).Terapi
topikalAmorolfine 5% (Loceryl, tidak tersedia di Amerika Serikat),
tioconazole 28% (Trosyl, tidak tersedia di Amerika Serikat), dan
ciclopirox olamine 8% (Penlac), dirumuskan sebagai lak, adalah agen
topikal yang telah paling banyak dipelajari untuk onikomikosis.
Terapi Intervensi untuk Penyakit Kuku jamur.Semua yang paling cocok
untuk digunakan untuk infeksi dermatofit distal. Open-label studi
dan percobaan acak terbatas obat ini telah menyarankan manfaat,
dengan melaporkan tingkat kesembuhan mycologic untuk penyakit kuku
distal jamur (yang disebabkan oleh infeksi dermatofit) dari 38
menjadi 54% dengan pernis amorolfine 5% digunakan dua kali seminggu
selama 6 bulan , 18,19 20 sampai 70% dengan solusi tioconazole 28%
digunakan dua kali sehari selama 6 sampai 12 bulan, 20 dan 28
sampai 36% untuk lacquer olamine ciclopirox 8% digunakan setiap
hari selama 48 minggu. 21 Namun, kurangnya kelompok kontrol adalah
keterbatasan serius dari banyak studi, dan beberapa dipublikasikan
di non-peer-review suplemen. Selanjutnya, mycologic obat tidak
sembuh secara klinis, dalam studi pernis olamine ciclopirox 8%,
paku biasa dicapai pada hanya 7% dari kasus. 22 Pengalaman klinis
menyarankan bahwa ketika terapi topikal digunakan, menggabungkan
dengan debridement kuat (pengajuan permukaan atas dari kuku, yang
mengurangi jumlah kuku yang terinfeksi untuk mengobati) dapat
meningkatkan kemungkinan bahwa terapi berhasil.Terapi topikal harus
dipertimbangkan bagi mereka yang pengobatan sistemik merupakan
kontraindikasi atau ditolak. Mengajukan permukaan atas kuku hampir
dapat menormalkan penampilan dan meningkatkan akses untuk obat
topical. Tidak ada alasan yang baik untuk mengobati onikomikosis
dengan krim antijamur diterapkan pada kuku utuh, kecuali mungkin
dalam kasus onikomikosis putih dangkal, di mana jamur menempati
permukaan atas kuku. Saya sadar ada penelitian yang khusus meneliti
masalah ini (David de Berker , 2009. Penyakit Jamur kuku, N Engl J
Med 2009; 360:2108-2116May 14)