8/19/2019 REFERAT MOLA @@LCHEMIST jadi.doc
1/23
BAB I
PENDAHULUAN
Penyakit trofoblastik gestasional (PTG atau Gestasional Trofoblastik Disease) merupakan
penyakit yang terjadi pada wanita hamil. Penyakit trofoblastik Gestasional, yaitu kondisi yang
disebabkan pertumbuhan sel kanker pada trofoblastik (jaringan yang terbentuk segera setelah
ovum dibuahi sperma dan berlanjut menjadi plasenta.) ()
!lasifikasi Penyakit Trofoblastik Gestasional menurut "#$ berdasarkan histology,
dibagi atas%
&. 'ola hidatidosa
!omplet
Parsial
&&. &nvasif 'ola
&&&. horiokarsinoma
&*. Tumor trofoblastik di plasenta
*. +esi trofoblastik, terdiri atas%
Tumor plasenta yang besar
odul atau plak di plasenta
VI. +esi trofoblastik yang tidak terdiferensiasi(-)
uatu keadaan di/urigai ke/enderungan PTG bila kadar 0hG 1-222 m&34ml dalam
durasi 1 5 bulan setelah kehamilan sebelumnya. 0aik itu kejadian abortus, atau partus spontan. (-)
!lasifikasi klinis Penyakit Trofoblasti/ Gestasional dibagi , yaitu%
6. 'ola hidatidosa
-. 'ola hidatidosa komplet4klasik
. 'ola hidatidosa parsial(7)
0. Tumor Trofoblastik Gestasional
-. on metastatik
. 'etastatik, dibagi atas(7)
a. 8esiko rendah
b. 8esiko tinggi
Preterapi kadar 0hG 192.222m&34ml
-
8/19/2019 REFERAT MOLA @@LCHEMIST jadi.doc
2/23
Durasi 1 9 bulan
'etastase otak atau hepar
!egagalan kemoterapi sebelumnya
etelah persalinan(7)
::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::
Prognosis baik Prognosis buruk
!ehamilan terakhir ; 9 bulan 1 9 bulan
0hG ; 92.222 1 92.222
!ehamilan sebelumnya mola term
Terapi sebelumnya tidak ada gagal
'etastase tidak ada, kadang paru otak, hati(9)
"#$ $8&G
8/19/2019 REFERAT MOLA @@LCHEMIST jadi.doc
3/23
8/19/2019 REFERAT MOLA @@LCHEMIST jadi.doc
4/23
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. SINONIM
'ola hidatidosa adalah jonjotjonjot korion yang tumbuh berganda berupa
gelembunggelembung ke/il yang mengandung banyak /airan sehingga menyerupai buah
anggur, atau mata ikan. $leh karena itu mola hidatidosa disebut juga hamil anggur atau mata
ikan. !elainan ini merupakan neoplasma troploblas yang jinak.
B. DEFINISI
'ola berasal dari bahasa +atin yang berarti massa, sedangkan hidatidosa berasal dari
kata hydatis (aktorfaktor yang dapat menyebabkan
mola hidatidosa, antara lain % @
-. >aktor $vum % ovum memang sudah patologik sehingga mati, tetapi terlambat dikeluarkan
. &munoselektif dari trofoblas
7. !eadaan sosioekonomi yang rendah
9. Paritas tinggi
?. !ekurangan protein5. &nfeksi virus dan faktor kromosom yang belum jelas
"alaupun penyakit ini sudah dikenal sejak abad keenam, tetapi sampai sekarang belum
diketahui dengan pasti penyebabnya. 0erbagai teori telah diajukan, misalnya teori infeksi,
defisiensi Eat makanan, terutama protein tinggi. Teori yang paling /o/ok dengan keadaan adalah
teori dari 6/osta ison, yaitu defisiensi protein, karena kenyataan membuktikan bahwa penyakit
9
8/19/2019 REFERAT MOLA @@LCHEMIST jadi.doc
5/23
ini lebih banyak ditemukan pada wanita dari golongan sosio ekonomi rendah. 6khirakhir ini
dianggap bahwa kelainan tersebut terjadi karena pembuahan sebuah sel telur dimana intinya
telah hilang atau tidak aktif lagi oleh sebuah sel sperma yang mengandung 7A (haploid)
kromosom, kemudian membelah menjadi 95AA, sehingga mola hidatidosa bersifat homoEigot,
wanita dan androgenesis. !adangkadang terjadi pembuahan oleh sperma, sehingga terjadi
95AA atau 95Ay.
D. FAKTOR RESIKO
"alaupun etiologi penyakit ini belum diketahui, telah lama diketahui bahwa penderita
penyakit ini mempunyai faktor resiko tertentu. Telah diketahui bahwa penyakit ini banyak
ditemukan pada golongan sosio ekonomi rendah, umur di bawah 2 tahun dan di atas 79 tahun,
dan dengan paritas tinggi. !arena adanya faktor resiko ini, maka walaupun etiologi belum
diketahui, insiden penyakit ini dapat diturunkan dengan suatu upaya preventif berrupa
pen/egahan kehamilan di bawah 2 tahun dan di atas 79 tahun dengan jumlah anak tidak lebih
dari tiga, disamping usaha pemerintah untuk menaikkan tingkat hidup masyarakat akan pula
menurunkan insiden.
Cuga disebutkan defisiensi lemak hewani dan karotene merupakan faktor resiko. e/ara singkat
dapat disimpulkan bahwa peran graviditas, paritas, faktor reproduksi lain, status estrogen,
kontrasepsi oral dan faktor makanan dianggap sebagai faktor resiko walaupun masih belum jelas
hubungannya.
E. PATOLOGI
Conjotjonjot korion tumbuh berganda dan mengandung /airan merupakan kista
kista ke/il seperti anggur. 0iasanya di dalamnya tidak berisi embrio. e/ara histopatologi
kadangkadang ditemukan jaringan mola pada plasenta dengan bayi normal. 0isa juga terjadi
kehamilan ganda mola yaitu satu janin tumbuh dan yang satu lagi menjadi mola hidatidosa.
Gelembung mola besarnya bervariasi, mulai dari yang ke/il sampai diameter lebih dari - /m.
'ola parsialis adalah bila dijumpai janin dan gelembunggelembung mola. e/ara mikroskopik
terlihat trias %
-. Proliferasi dari trofoblast
. Degenerasi hidrofik dari stroma villi
?
8/19/2019 REFERAT MOLA @@LCHEMIST jadi.doc
6/23
7. #ilangnya pembuluh darah dan stoma
elsel langhans tampak seperti polidral dengan inti terang dan adanya sel sinsisial
giantik (syn/ytial giant /els). Pada kasus mola banyak kita jumpai ovarium dengan kista lutein
ganda berdiameter -2 /m atau lebih (52F). !ista lutein akan berangsurangsur menge/il dan
kemudian hilang setelah mola hidatidosa sembuh.
F. PATOGENESIS
6da beberapa teori yang diajukan untuk menerangkan patogenesis penyakit ini.
Pertama , teori missed abortion. !ematian mudigah pada usia kehamilan 7? minggu, saat di
mana seharusnya sirkulasi fetomaternal sudah terbentuk, menyebabkan gangguan peredaran
darah. ekresi dari selsel yang mengalami hiperplasia dan menghasilkan substansisubstansi
yang berasal dari sirkulasi darah ibu, diakumulasikan ke dalam stroma villi sehingga terjadi kista
villi yang ke/ilke/il. airan yang terdapat dalam kista tersebut adalah /airan interstitial yang
menyerupai /airan as/ites atau edema, tetapi kaya akan hG.
Kedua, adalah teori neoplasma dari Park, yang mengatakan bahwa yang abnormal
adalah selsel trofoblas, yang mempunyai fungsi yang abnormal pula, dimana terjadi resorpsi
/airan yang berlebihan ke dalam villi sehingga timbul gelembung. #al ini menyebabkan
gangguan peredaran darah dan kematian mudigah. ebagian dari villi berubah menjadi
gelembunggelembung berisi /airan jernih. 0iasanya tidak ada janin, hanya pada mola parsialis
kadangkadang ditemukan janin. Gelembunggelembung ini sebesar butir ka/ang hijau sampai
sebesar buah anggur. Gelembung ini dapat mengisi seluruh kavum uterus.
Pada pemeriksaan kromosom didapat poliploidi dan hampir pada semua kasus mola susunan
kromatin seksnya adalah wanita ( 95AA). e/ara makroskopik, mola hidatidosa mudah dikenal
yaitu berupa gelembunggelembung putih, tembus pandang, berisi /airan jernih, dengan ukuran
bervariasi dari beberapa millimeter sampai satu atau dua sentimeter. e/ara mikroskopis terlihat%
e/ara makroskopis terlihat % proliferasi dari trofoblas, degenerasi hidropik dari stroma villi,
terhambat atau hilangnya pembuluh darah dan stroma.
G. KLASIFIKASI(1
0erdasarkan ada tidaknya janin, maka mola hidatidosa diklasifikasikan sebagai%
-. 'ola hidatidosa komplet
5
8/19/2019 REFERAT MOLA @@LCHEMIST jadi.doc
7/23
. 'ola hidatidosa parsial
ad.-. 'ola hidatidosa komplet ,
6ngka kejadian mola hidatidosa komplet lebih sering daripada mola hidatidosa
parsial. 8esiko untuk berkembang menjadi tumor trofoblas darimola hidatidosa komplit sekitar
2F. 'ola hidatidosa komplet merupakan hasil konsepsi abnormal tanpa disertai embrio.
Ditandai gambaran sekelompok buah anggur. *illi koriales berkembang menjadi masa vesikel
yang jernih. *esikel tersebut tumbuh besar sampai mengisi seluruh kavum uterus.
*esikel tersebut terdiri dari berbagai ukuran dari yang hampir tidak terlihat sampai
beberapa sentimeter diameternya. truktur histologisnya berrsifat%
a. Degenerasi hidropik dan edema stroma villi
b. Tidak adanya pembuluh darah pada villi yang edema
/. Proliferasi dari epitel trofoblas menjadi berbagai tingkatan
d. Tidak adanya fetus atau amnion
e/ara singkatnya dapat disebutkan perubahan histologis yang terlihat berupa%
a. Degenerasi hidropikdan edema stroma villi
b. Tidak adanya pembuluh darah pada villi yang edema
/. Proliferasi dari epitel trofoblast menjadi berbagai tingkatan
D.Tidak adanya fetus atau amnion
Pada kehamilan mola dilakukan penelitian sitogenik dan ditemukan komposisi kromosom
yang paling sering adalah 95AA, dengan kromosom seluruhnya berasal dari ayah sehingga se/ara
keseluruhan menggantikan kontribusi dari ibu. 0iasanya hal ini terjadi sebagai hasil dari
fertilisasi telur yang kosong oleh satu spermatoEoa. 'eskipun jarang, dapat juga dijumpai
komposisi kromosom 95Ay. Dalam hal ini, dua spermatoEoa telah membuahi satu ovum yang
mengalami kekurangan kromosom.
6d.. 'ola hidatidosa parsial,
'erupakan suatu hasil konsepsi abnormal dengan disertai adanya embrio atau janin yang
/enderung untuk mati lebih awal. #iperplasia trofoblastik yang terjadi, lebih bersifat fokal
daripada generalisata, kariotipe se/ara khas lebih triploid, yaitu 5 AAy atau 5 Ayy, dengan satu
komplemen haploid maternal tapi biasanya dengan dua komplemen haploid maternal. Canin
@
8/19/2019 REFERAT MOLA @@LCHEMIST jadi.doc
8/23
se/ara khas menunjukkan stigmata triploid yang men/akup malformasi kongenital multipel dan
retardasi pertumbuhan.
'ola ini mengalami perubahan yang bersifat fokal dan kurang agresif pertumbuhannya
dibanding dengan mola hidatidosa komplet. 'ungkin dijumpai beberapa jaringan fetus, biasanya
minimal ditemukan kantong amnion.
#iperplasia trofoblastik bersifat fokal daripada umum. 6ngka kejadian koriokarsinoma
pada mola hidatidosa parsial /enderung lebih rendah. Dari 7222 kasus mola hidatidosa parsial
hanya kasus dilaporkan yang berlanjut menjadi koriokarsinoma.
truktur histologisnya bersifat%
-. 6bnormal villi.Terlihat /ampuran dari sel villi besar dan ke/il jumlahnya tidak menentu.
'eningkatnya inklusi pseudovilli. !emudian akan terlihat pembuluh darah angioma
melingkari villi avaskular lainnya. stroma villi mempunyai struktur retikular, beberapa villi
bersifat fibrotik.
. Proliferasi trofoblastik berlebihan. +ebih sedikit bila dibandingkan dengan mola hidatidosa
komplit, biasanya fokal dan kadangkadang tidak ada.
7. Perubahan hidropik. 0ersifat fokal, membesar pada trimester kedua. Pada trimester pertama
biasanya ke/il, ireguler dan mempunyai villi fibrotik. Pada mola yang telah lama terdapat
sisterna yang besar, jarang terlihat pada aborsi hidropik.
9. 6danya fetus atau bagian janin yang nekrotik atau sel merah bernukleus juga amnion.
Ta!e" #ara#ter$%t$# m&"a '$dat$d&%a !etu# #&m)"et da )ar%$a" *
N&. Gam!ara M&"a #&m)"et M&"a )ar%$a"
-. Caringan embrio atau janin tidak ada ada
. Pembengkakan hidatidosa pada villi difus fokal
7. #iperplasia trofoblastik difus fokal
9. &nklusi stroma tidak ada ada
?. +ekukan vilosa tidak ada ada
5. !ariotipe Paternal 95AA (5F) Paternal H maternal
95Ay (9F) 5AAy
@. eoplasia trofoblastik 2 F ?F (koriokarsinoma
jarang)
B
8/19/2019 REFERAT MOLA @@LCHEMIST jadi.doc
9/23
H. DIAGNOSIS(+,-,*
-. 6namnesis -,5,B,
- terdapat gejalagejala hamil muda yang kadangkadang lebih nyata dari kehamilan biasa
- terdapat perdarahan yang sedikit atau banyak, tidak teratur, warna tengguli tua atau
ke/oklatan
- pembesaran rahim yang tidak sesuai (lebih besar) bila dibandingkan dengan usia
kehamilan seharusnya
- keluar jaringan mola seperti buah anggur atau mata ikan (tidak selalu ada) yang
merupakan diagnosa pasti
. Gejala klinik
a. Perdarahan
Perdarahan uterus merupakan gejala mola hidatidosa yang paling umum ditemui. 'ulai
dari sekedar spotting hingga perdarahan masif. Gejala perdarahan biasanya terjadi
antara bulan pertama sampai bulan ke tujuh dengan ratarata minggu ke --9. Dapat
dimulai sesaat sebelum aborsi atau lebih sering dapat mun/ul se/ara intermiten, sedikit
sedikit atau sekaligus banyak hingga menyebabkan syok atau kematian. ebagai akibat
dari perdarahan tersebut gejala anemia sering dijumpai terutama pada wanita
malnutrisi. =fek dilusi dari hipervolemia terjadi pada wanita dengan mola yang lebih
besar. 6nemia defisiensi >e sering ditemukan, demikian pula halnya dengan kelainan
eritropoiesis megaloblastik, diduga akibat asupan yang tidak men/ukupi karena adanya
mual dan muntah disertai peningkatan kebutuhan asam folat karena /epatnya
proliferasi trofoblas. Perdarahan juga sering disertai pengeluaran jaringan mola. airan
seperti jus prune, yang terdiri dari darah lama mungkin ditemukan. Darah yang keluar
berwarna ke/oklatan.
b. Pembesaran uterus
Pertumbuhan ukuran uterus sering lebih besar dan lebih /epat daripada kehamilan
normal, hal ini ditemukan pada setengah dari semua pasien mola. 6da pula kasuskasus
yang uterusnya lebih ke/il atau sama besarnya dengan kehamilan normal, walaupun
jaringannya belum dikeluarkan. Dalam hal ini perkembangan trofoblas tidak terlalu
aktif sehingga perlu dipikirkan kemungkinan adanya dying mole. 3terus mungkin sulit
untuk diidentifikasikan se/ara pasti dengan palpasi, terutama pada wanita nullipara.
8/19/2019 REFERAT MOLA @@LCHEMIST jadi.doc
10/23
#al ini disebabkan karena konsistensinya yang lembut di bawah dinding perut yang
kaku. Pembesaran uterus karena kista the/a lutein multiple akan membuat sulit
perbedaaan dengan pembesaran uterus biasa.
/. Tidak adanya aktifitas janin
"alaupun pembesaran uterus men/apai bagian atas simfisis, tidak ditemukan adanya
denyut jantung janin. 'eskipun jarang, mungkin terdapat plasenta ganda dengan
kehamilan mola komplet yang bertumbuh bersamaan, sementara plasenta yang satu
dan janin terlihat normal. Cuga walaupun jarang, mungkin terdapat mola inkomplet
pada plasenta yang disertai janin hidup.
d. =klamsia dan preeklamsia
Preeklampsia pada kehamilan mola timbul pada trisemester ke . =klamsia atau
preeklamsia pada kehamilan normal jarang terlihat sebelum usia kehamilan 9 minggu.
$leh karenanya preeklamsia yang terjadi sebelum waktunya harus di/urigai sebagai
mola hidatidosa.
e. #iperemesis
'ual dan muntah yang signifikan dapat timbul sebagai salah satu gejala mola
hidatidosa.
f. Tirotoksikosis
!adar tiroksin plasma pada wanita dengan kehamilan mola sering meningkat, namun
gejala hipertiroid jarang mun/ul. 'enurut urry insidennya -F, tetapi
'artaadisoebrata menemukan angka lebih tinggi yaitu @,5F. Terjadinya tirotoksikosis
pada mola hidatidosa berhubungan erat dengan besarnya uterus. 'akin besar uterus
makin besar kemungkinan terjadinya tirotoksikosis. $leh karena kasus mola dengan
uterus besar masih banyak ditemukan, maka 'artaadisoebrata menganjurkan agar pada
tiap kasus mola hidatidosa di/ari tandatanda tirotoksikosis se/ara aktif.
'ola yang disertai tirotoksikosis mempunyai prognosis yang lebih buruk, baik dari
segi kematian maupun kemungkinan terjadinya keganasan. 0iasanya penderita
meninggal karena krisis tiroid. Peningkatan tiroksin plasma mungkin karena efek dari
estrogen seperti yang dijumpai pada kehamilan normal. erum bebas tiroksin yang
meningkat sebagai akibat thyrotropin-like effect dari Chorionic Gonadotropin
-2
8/19/2019 REFERAT MOLA @@LCHEMIST jadi.doc
11/23
hormone. Terdapat korelasi antara kadar hG dan fungsi endogen tiroid tapi hanya
kadar hG yang melebihi -22.222 iu4+ yang bersifat tirotoksis.
g. =mbolisasi
ejumlah trofoblas dengan atau tanpa stroma villi keluar dari uterus ke vena pada saat
evakuasi. ebetulnya pada setiap kehamilan selalu ada migrasi sel trofoblas ke
peredaran darah kemudian ke paru tanpa memberikan gejala apapun. Tetapi pada kasus
mola kadangkadang sel trofoblas ini demikian banyak sehingga dapat menimbulkan
emboli paru akut yang dapat menyebabkan kematian. Cumlah dan volume akan
menentukan gejala dan tanda dari emboli paru akut bahkan akibat yang fatal, walaupun
kefatalan jarang terjadi. 0eberapa dokter melakukan induksi sebelum melakukan
evakuasi mola yang ternyata meningkatkan resiko emboli trofoblas atau penyakit
trofoblas persisten. /hlaertf H /oworkers (-BB) menemukan komplikasi pernafasan
pada -? F wanita dengan mola berukuran lebih besar dari kehamilan 2 minggu. Pada
kasuskasus ini kehamilan diakhiri dengan histerektomi atau induksi persalinan
h.'ola hidatidosa sering disertai dengan kista lutein, baik unilateral maupun
bilateral. !ista lutein dapat menyebabkan pembesaran pada satu atau kedua ovarium
dengan ukuran yang beragam, dari diameter mikroskopik sampai ukuran -2 /m atau
lebih. #al ini terjadi pada ?52F penderita mola. !ista teka lutein multiple pada -?
72F penderita mola menyebabkan pembesaran satu atau kedua ovarium dan menjadi
sumber rasa nyeri. 8uptur, perdarahan atau infeksi mudah terjadi.
!ista lutein ini diperkirakan terjadi akibat rangsangan elemen lutein yang
berlebihan oleh hormon korionikgonadotropin dalam jumlah besar yang disekresi
oleh trofoblas yang berproliferasi dengan pemeriksaan klinis, insiden kista lutein I
-2,F, tetapi bila menggunakan 3G angkanya meningkat sampai ?2F. !asus mola
dengan kista lutein mempunyai resiko empat kali lebih besar untuk mendapat
degenerasi keganasan di kemudian hari daripada kasuskasus tanpa kista. &nvolusi dari
kista terjadi setelah beberapa minggu yang biasanya seiring dengan penurunan kadar
0hG. Tindakan bedah hanya dilakukan bila ada ruptur dan perdarahan atau ovarium
yang membesar tadi mengalami infeksi. umumnya ukuran kembali normal dalam -
minggu.
--
8/19/2019 REFERAT MOLA @@LCHEMIST jadi.doc
12/23
• 'ola hidatidosa komplet
Perdarahan pervaginam % gejala umum dari mola komplet.
Caringan mola terpisah dari desidua, menyebabkan perdarahan. 3terus mungkin
membesar karena sejumlah besar darah dan /airan gelap masuk ke dalam vagina.
Gejala ini mun/ul pada @F kasus.
#iperemesis % karena peningkatan se/ara ekstrem kadar hG
#ipertiroidisme % kirakira @F pasien mengalami takikardi, tremor dan kulit yang
hangat.
• 'ola hidatidosa parsial
Pasien dengan mola hidatidosa parsial tidak memiliki gejala yang sama dengan mola
komplet. Pasien ini biasanya mempunyai gejala dan tanda seperti abortus inkomplet
atau missed abortion.
Perdarahan pervaginam
6danya denyut jantung janin
7. Pemeriksaan fisik -,,@,
Pada pemeriksaan fisik ditemukan%
• &nspeksi
'uka dan kadangkadang badan kelihatan pu/at kekuningkuningan yang disebut
muka mola (mola fa/e)
!alau gelembung mola keluar dapat dilihat jelas
• Palpasi
3terus membesar tidak sesuai dengan usianya, terasa lembek
Tidak teraba bagianbagian janin dan balotemen dan juga gerak janin
6danya fenomena harmonika % darah dan gelembung mola keluar, dan fundus uteri
turun, lalu naik lagi karena terkumpulnya darah baru
• 6uskultasi
Tidak terdengar bunyi denyut jantung janin
Terdengar bising dan bunyi khas
-
8/19/2019 REFERAT MOLA @@LCHEMIST jadi.doc
13/23
• Pemeriksaan dalam
Pastikan besarnya rahim, rahim terasa lembek, tidak ada bagianbagian janin, terdapat
perdarahan dan jaringan dalam kanalis servikalis dan vagina, serta evakuasi keadaan
serviks.
9. Pemeriksaan Penunjang -,,@,
6. Pemeriksaan laboratorium
Pengukuran kadar βhG tidak lagi digunakan untuk menegakkan
diagnosis mola karena sudah digantikan oleh 3G. Pemeriksaan serial diperlukan
untuk mendeteksi penyakit PTG yang persisten setelah pengeluaran mola.
8/19/2019 REFERAT MOLA @@LCHEMIST jadi.doc
14/23
hormon βhG sangat tinggi dalam serum, -22 hari atau lebih setelah menstruasi
terakhir. Pemantauan se/ara hatihati dari kadar βhG, penting untuk diagnosis,
penatalaksanaan dan tindak lanjut pada semua kasus penyakit trofoblastik. Cumlah
hormon βhG yang ditemukan pada serum atau urin berhubungan dengan jumlahselsel tumor yang ada.
0. 3ltrasonografi
Pada kehamilan mola, bentuk karakteristik yang ada berupa gambaran seperti
Kbadai saljuK tanpa disertai kantong gestasi atau janin. Pemeriksaan 3G sebaiknya
dilakukan pada setiap pasien yang pernah mengalami perdarahan pada trisemester awal
kehamilan dan memiliki ukuran uterus yang lebih besar daripada usia kehamilannya.
3G dapat menjadi pemeriksaan yang spesifik untuk membedakan antara kehamilan
normal dengan mola hidatidosa. amun harus diingat bahwa beberapa struktur lainnya
dapat memperlihatkan gambaran yang serupa dengan mola hidatidosa termasuk
myoma uteri dengan kehamilan ini dan kehamilan janin 1 -. Pada kehamilan trimester
& gambaran mola hidatidosa tidak spesifik sehingga seringkali sulit dibedakan dari
kehamilan anembrionik, missed abortion, abortus in/omplitus atau mioma uteri. Pada
kehamilan trimester && gambaran mola hidatidosa umumnya lebih spesifik, kavum uteri
berisi massa ekogenik ber/ampur bagianbagian anekhoik vesikuler berdiameter antara
?-2 mm. Gambaran tersebut dapat dibayangkan seperti gambaran sarang tawon
(honey /omb) atau badai salju (snow storm).
Pada 2?2F kasus dijumpai adanya massa kistik multilokuler di daerah
adneksa. 'assa tersebut berasal dari kista teka lutein. !ista ini tidak dapat tidak dapat
diketahui keberadaannya jika hanya dengan pemeriksaan palpasi bimanual. 3G dapat
mendeteksi adanya kita teka lutein oleh karena itu untuk mengetahui ada tidaknya kista
teka lutein dipergunakan 3G.
. >oto rontgen
Pada kehamilan 79 bulan, tidak ditemukan adanya gambaran tulangtulang
janin. $rganorgan janin mulai dibentuk pada usia kehamilan B minggu dan selesai
-9
8/19/2019 REFERAT MOLA @@LCHEMIST jadi.doc
15/23
pada usia kehamilan - minggu. $leh karena itu pada kehamilan normal seharusnya
dapat terlihat gambaran tulangtulang janin pada foto rontgen.
D. 3ji sonde
Dengan perasat #anifa "inkjosastro, kita masukkan sonde uterus. Cika sonde
masuk ke dalam kavum uteri tanpa tahanan dan dapat diputar 752o dengan deviasi
sonde kurang dari -2o, berarti merupakan kehamilan mola.
=. 6mniografi
Dengan menggunakan bahan radioopague yang dimasukkan ke dalam uterus
se/ara transabdominal, akan memberikan gambaran radiografik yang khas untuk mola
hidatidosa. !avum uterus ditembus dengan jarum amniosentesis. untikan 2 ml
hypague segera. Dibuat foto anteroposterior ?-2 menit kemudian. Pola sinar L yang
terjadi seperti sarang tawon, yang ditimbulkan oleh bahan kontras yang mengelilingi
gelombanggelombang korion. 6mniografi ini sekarang sudah jarang digunakan lagi
semenjak adanya 3G yang lebih mudah.
I. KRITERIA DIAGNOSTIK
Pada beberapa kasus, vesikel hidatidosa yang berupa gambaran anggur dikeluarkan
sebelum mola se/ara spontan abortus atau dikeluarkan dengan operasi. Pengeluaran se/ara
spontan umum terjadi pada minggu ke-5 dan jarang setelah B minggu. Penemuan klinik berupa
perdarahan yang menetap dan pembesaran uterus lebih dari usia kehamilan harus di/urigai
sebgai kehamilan mola. #arus juga dipikirkan apakah pembesaran uterus tersebut disebabkan
oleh kesalahan data menstruasi, mioma uteri, hidramnion, atau kehamilan ganda. Penegakan
diagnosis yang akurat ialah dengan pemeriksaan 3G. 3mumnya struktur lain mungkin
memiliki penampilan serupa dengan mola, termasuk diantaranya mioma uteri dan kehamilan
ganda.
ebagai kesimpulan, kriteria diagnostik dari mola hidatidosa komplet sebagai berikut%
-. Perdarahan yang terusmenerus pada kehamilan kurang lebih - minggu yang
biasanya bersifat masif dan berwarna ke/oklatan
. Pembesaran uterus melebihi usia kehamilan
-?
8/19/2019 REFERAT MOLA @@LCHEMIST jadi.doc
16/23
7. Tidak adanya bagian janin dan denyut jantung janin walaupun uterus membesar
setinggi pusat atau lebih.
9. Gambaran 3G yang khas % badai salju
?. !adar serum hG yang lebih tinggi daripada kadar umum berdasarkan masa
kehamilan
5. Preeklamsi dan eklamsi yang mun/ul sebelum minggu ke9
@. #iperemesis gravidarum
Diagnosa pasti ditegakkan bila kita melihat lahirnya gelembunggelembung mola.Tetapi
bila kita menunggu sampai gelembung mola keluar biasanya sudah terlambat, karena
pengeluaran gelembung umumnya disertai perdarahan yang banyak dan keadaan umum pasien
menurun.
8/19/2019 REFERAT MOLA @@LCHEMIST jadi.doc
17/23
• =mboli trofoblastik dapat menyebabkan insufisiensi pernafasan akut. >aktor resiko
terbesar ialah pada ukuran uterus yang lebih besar dari yang diharapkan pada usia
kehamilan -5 minggu. !ondisi ini dapat berakhir fatal.
• 6nemia, karena perdarahan yang berulangulang
• Perdarahan dan syok. Penyebab perdarahan ini mungkin disebabkan oleh pelepasan
jaringan mola tersebut dengan lapisan desidua, perforasi uterus oleh karena keganasan,
atonia uteri atau perlukaan pada uterus karena evakuasi jaringan mola.
• &nfeksi sekunder
• Perforasi, karena keganasan atau karena tindakan
• !eganasan, baik menjadi koriokarsinoma ataupun menjadi mola invasif
L. PENATALAKSANAAN 1,+,-,,*,2,,3,/,10
Penatalaksanaan mola hidatidosa terdiri dari 9 tahap, yaitu%
-. Perbaikan keadaan umum
8/19/2019 REFERAT MOLA @@LCHEMIST jadi.doc
18/23
sehingga perlu dipasang laminaria atau servikalis dilator (setelah -2 jam baru
terbuka ? /m). etelah jaringan mola dikeluarkan se/ara aspirasi dan
miometrium memperlihatkan kontraksi dan retraksi, biasanya dilakukan kuretase
yang teliti dan hatihati dengan menggunakan alat kuret yang tajam dan besar.
Caringan yang diperoleh diberi label dan dikirim untuk pemeriksaan. !uretase
kedua dilakukan apabila kehamilan seusia lebih dari 2 minggu, atau tidak
diyakini bersih. !uret ke dilakukan kirakira -2-9 hari setelah kuret pertama.
Pada waktu itu uterus sudah menge/il sehingga lebih besar kemungkinan bahwa
kuret betulbetul menghasilkan uterus yang bersih.
Cika terdapat mola hidatidosa yang besar (ukuran uterus 1- minggu,
dan dievakuasi dengan kuret hisap, laparatomi harus dipersiapkan, atau mungkin
diperlukan ligasi arteri hipogastrika bilateral bila terjadi perdarahan atau perforasi.
ebelum kuret sebaiknya disediakan persediaan darah untuk menjaga
kemungkinan terjadi perdarahan masif selama kuretase berlangsung.
b. #isterektomi
ebelum kuret hisap digunakan, histerektomi sering dipakai untuk pasien
dengan ukuran uterus di luar --9 minggu. amun histerektomi tetap merupakan
pilihan pada wanita yang telah /ukup umur dan /ukup mempunyai anak.
6lasan untuk melakukan histerektomi ialah karena umur tua dan paritas
tinggi karena hal tersebut merupakan predisposisi timbulnya keganasan. 0atasan
yang dipakai ialah umur 7? tahun dengan anak hidup tiga. Tidak jarang bahwa
pada sediaan histerektomi bila dilakukan pemeriksaan histopatologi sudah tampak
adanya tandatanda mola invasif.
6da beberapa ahli yang menganjurkan agar pengeluaran jaringan
dilakukan melalui histerektomi. Tetapi /ara ini tidak begitu populer dan sudah
ditinggalkan. "alau histerektomi tidak dapat mengeliminasi selsel tumor
trofoblastik, namun mampu untuk mengurangi kekambuhan penyakit ini.
7. Terapi profilaksis dengan sitostatika
Diberikan pada kasus mola dengan resiko tinggi akan terjadinya keganasan di
bawah pengawasan dokter.7 'isalnya umur tua dan paritas tinggi yang menolak untuk
dilakukan histerektomi, atau kasus dengan hasil histopatologi yang men/urigakan.
-B
8/19/2019 REFERAT MOLA @@LCHEMIST jadi.doc
19/23
0iasanya diberikan 'ethotreAate atau 6/tinomy/in D. Tidak semua ahli setuju dengan
/ara ini, dengan alasan jumlah kasus mola yang menjadi ganas tidak banyak dan
sitostatika merupakan obat yang berbahaya. Goldstein berpendapat bahwa pemberian
sitostatika profilaksis dapat menghindarkan keganasan metastasis, serta mengurangi
terjadinya koriokarsinoma di uterus sebanyak 7 kali. !adar hG 1-22.222 &34+
praevakuasi dianggap sebagai resiko tinggi untuk perubahan ke arah keganasan,
pertimbangan untuk memberikan 'ethotreAate ('TL) 7? mg4kg00 atau ? mg &'
dosis tunggal. 'etastasis yang hanya ke paru dapat diobati dengan agen kemoterapi
tunggal sedangkan metastasis lainnya memerlukan 7 agen kemoterapi.
9. Pemeriksaan tindak lanjut (follow up)
Tujuan utama follow up untuk mendeteksi adanya perubahan yang mengarah keganasan.
'etode umum follow up adalah sebagai berikut%
'en/egah kehamilan selama periode follow up, minimal - tahun
Pengukuran kadar serum 0hG setiap minggu
'empertahankan terapi selama kadar serum menurun. Peningkatan atau pendataran
kadar membutuhkan evaluasi dan terapi lanjut
Cika kadar normal (men/apai batas rendah dari pengukuran, dilakukan pengukuran
setiap bulan sekali selama 5 bulan dan tiap bulan selama - tahun
>ollow up dapat dihentikan dan kehamilan diijinkan - tahun kemudian
etiap periksa ulang penting diperhatikan %@
-. Gejala klinik% keadaan umum, perdarahan, dan lainlain
. +akukan pemeriksaan dalam dan pemeriksaan inspekulo% tentang keadaan serviks, uterus
/epat bertambah ke/il atau tidak, dan lainlain
7. 8eaksi biologis atau imunologis air seni, kalau reaksi titer tetap (I) maka harus di/urigai
adanya keganasan. !eganasan masih dapat timbul setelah 7 tahun pas/a terkenanya mola
hidatidosa. 'enurut #arahap tumor timbul 79,?F dalam 5 minggu, 5,-F dalam - minggu,
dan @,9F dalam 9 minggu serta @,F dalam - tahun setelah mola keluar.
+ama pengawasan berkisar antara satu atau dua tahun, mengingat kemungkinan terjadi
keganasan setelah mola hidatidosa (2F). Gejalagejala /horio/arsinoma yang harus diwaspadai
setelah dilakukan kuretase mola% perdarahan yang terus menerus,involusi rahim tidak terjadi,
-
8/19/2019 REFERAT MOLA @@LCHEMIST jadi.doc
20/23
kadangkadang malahan nampak metastasis di vagina berupa tumortumor yang biru ungu, rapuh
dan mudah berdarah sebesar ka/ang 0ogor.-
elama pengawasan, se/ara berkala dilakukan ginekologis, kadar βhG dan radiology.
ara yang paling peka saat ini adalah dengan pemeriksaan βhG yang menetap untuk beberapa
lama. Cika masih meninggi, hal ini berarti masih ada selsel trofoblas yang aktif. ara yang
umum dipakai sekarang ini adalah dengan radioimmunoassay terhadap βhG subunit.
Pemeriksaan kadar βhG diselenggarakan setiap minggu sampai kadar menjadi negatif selama
7 minggu dan selanjutnya setiap bulan selama 5 bulan. 'ungkin juga timbul metastasis di paru
paru yang menimbulkan batuk dan haemoptoe, oleh karena itu bila ada gejalagejala yang
men/urigakan harus dibuat foto rontgen paru.-
M. PROGNOSIS
4HO SCORING SISTEM *
>aktor Prognosis 2 - 7
-. 3sia ; 7 th 1 7 th
. !ehamilan sebelumnya 'ola 6borsi 6term
7. &nterval ; 9 bl 95 bl @- bln 1 - bln
9. βhG ; -222 ; -2.222 ; -22.222 1 -22.222
?. 60$ maternalpaternal $A6, 6A$ 0, 60
5. 3kuran tumor terbesar 7? 1 ?
@. +okasi metastase +impa, ginjal G&T, hati $tak
B. 6ngka metastase -9 9B 1 B
. !emoterapi terdahulu Tunggal 'ultipel
Total s/ore %
29 resiko rendah
?@ resiko sedang
1 B resiko tinggi
Data mortalitas berkurang se/ara drastis men/apai 2 dengan diagnose dini dan terapi
yang adekuat. Dengan kehamilan mola yang lanjut, pasien /enderung untuk menderita anemia
dan perdarahan kronis. &nfeksi dan sepsis pada kasuskasus ini dapat menyebabkan tingkat
morbiditas yang tinggi.
=valuasi dini tidak menghilangkan kemungkinan berkembangnya tumor persisten.
#ampir 2F mola komplet berlanjut menjadi tumor gestasional trofoblastik. +urain and
2
8/19/2019 REFERAT MOLA @@LCHEMIST jadi.doc
21/23
olleagues (-B@) melaporkan setelah evakuasi mola hidatidosa, B-F mengalami regresi
spontan dan -F berlanjut menjadi tumor trofolastik gestasional.
Pemantauan yang dilihat pada pasien mola hidatidosa yang telah menjalani evakuasi
mengindikasikan bahwa tindakan ini bersifat kuratif pada lebih dari B2F pasien. 'ola hidatidosa
yang berulang terjadi pada 2,? J ,5F, dengan resiko yang lebih besar untuk menjadi mola
invasif atau koriokarsinoma. Terjadinya proses keganasan bisa berlangsung antara @ hari sampai
7 tahun pas/a mola, tetapi yang paling banyak dalam 5 bulan pertama. !urang lebih -22F
mola hidatidosa komplet menjadi metastastik koriokarsinoma yang potensial invasif.
!ematian pada kasus mola disebabkan karena perdarahan, infeksi, preeklamsia,
payah jantung, emboli paru atau tirotoksikosis. Di negara maju, kematian karena mola hampir
tidak ada lagi, tetapi di negara berkembang masih /ukup tinggi, yaitu berkisar ,?,@F.
!apan pasien mola dianggap sehat kembaliM ampai sekarang belum ada
kesepakatan. urry mengatakan sehat bila kadar hG dua kali berturutturut normal. 6da pula
yang mengatakan bila sudah melahirkan anak yang normal.
-
8/19/2019 REFERAT MOLA @@LCHEMIST jadi.doc
22/23
SKEMA MANAJEMEN PADA MOLA HIDATIDOSA (2
Dalam proses ekspulsi 3terus
sedatif koreksi anemia (tranfusi darah)
infus darah tetap di pertahankan
tranfusi darah menjelang pengeluaran
per/epat evakuasi (pengeluaran)
oAyto/in drip
I
su/tion
pasien muda umur 7? tahun
ingin mempunyai anak
!uretase
(antara hari ?@)
evakuasi #ysterektomi (selektif)
*aginal 6bdominal
#ysterotomy
ervik baik /ervik tak baik /ervi/ tidak baik
perdarahan
$Ayto/in drip dilatasi lambat
I Pada /ervik
u/tion evakuasi (laminaria)
I kuretase se/epatnya
su/tion evakuasi
kuretase antara hari ?@
!ontrol rutin (kurang lebih untuk tahun)
8/19/2019 REFERAT MOLA @@LCHEMIST jadi.doc
23/23