Top Banner

of 55

Referat Mata Ranto

Jul 05, 2018

Download

Documents

Elfa Rini
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 8/16/2019 Referat Mata Ranto

    1/55

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1 Tekanan Intraokuler

    Tekanan intraokuler (TIO) adalah tekanan cairan di dalam mata yang dihasilkan oleh

     produksi terus-menerus dan drainase cairan ke ruang anterior. TIO normal berkisar 10-20 mmHg.

    TIO kedua mata biasanya sama dan menunukan !ariasi diurnal. "ariasi yang normal tidak 

    melebihi # mmHg.  TIO yang tetap adalah syarat untuk kelangsungan penglihatan yang normal

    yang menamin kebeningan media mata dan arak yang konstan antara kornea dengan lensa dan

    lensa dengan retina. $aktor yang banyak mengatur TIO adalah keseimbangan dinamis produksi

    aqueous humor  oleh korpus siliaris dan pengeluarannya melalui kanalis %chlemm.(&)

    1.2  Aqueous Humor  

     Aqueous humor  adalah cairan ernih yang diproduksi oleh korpus siliaris yang mengisi

    kamera okuli posterior dan kamera okuli anterior. Aqueous humor analog pengganti darah untuk 

    struktur a!askular dan menyediakan nutrisi' memindahkan produk ekskretoris hasil

    metabolisme' mengangkut neurotransmiter' menstabilkan struktur okular dan berkontribusi

    terhadap regulasi homeostasis aringan-aringan okular. Aqueous humor  uga memungkinkan sel-

    sel inlamasi dan mediator beredar di mata dalam kondisi patologis' serta obat-obatan untuk 

    disalurkan kepada struktur mata.(1#)  "olumenya sekitar 20 mikroliter dan kecepatan

     pembentukannya ber!ariasi diurnal sekitar 2-& mikroliter*menit. +omposisi aqueous humor 

    serupa dengan plasma.(1#) Aqueous humor   dibentuk oleh prosesus siliaris' mengalir dari ruang

     posterior mele,ati pupil ke ruang anterior' dan keluar melalui alur trabekular dan alur 

    u!eoskleral. Aqueous humor  terus menerus dibentuk dan dialirkan. Aqueous humor  diproduksi

    melalui & mekanisme' yaitu dius' ultrailtrasi dan transport akti.(1)

    1

  • 8/16/2019 Referat Mata Ranto

    2/55

    1.2.1 Anatomi Struktur yang Berhubungan engan Aqueous Humor 

    a. +orpus siliaris+orpus siliaris' berbentuk seperti segi tiga pada potongan melintang' membentang ke

    depan dari uung anterior koroid ke pangkal iris (sekitar mm). +orpus siliaris terdiri atas /ona

    anterior yang berombak-ombak' pars plicata (2 mm) dan /ona posterior yang datar' pars plana (#

    mm). rosesus siliaris' terletak pada  pars plicata adalah struktur utama korpus siliaris yang

    membentuk aqueous humor .(1#) rosesus siliaris ini terutama terbentuk dari kapiler dan !ena yang

     bermuara ke !ena-!ena !orticosa.(1) rosesus siliaris memiliki dua lapis epitelium' yaitu lapisan

     berpigmen di sebelah luar' yang merupakan perluasan lapisan epitel pigmen retina dan lapisan

    tidak berpigmen di sebelah dalam' yang merupakan perluasan neuroretina.  Aqueous humor 

    disekresikan secara akti oleh epitel yang tidak berpigmen.(1)

    b. %udut kamera okuli anterior 

    %udut kamera okuli anterior terletak pada pertautan antara kornea perier dan pangkal

    iris. %udut kamera okuli anterior dibentuk oleh garis Schwalbe' anyaman trabekula (yang terletak 

    di atas kanal Schlemm) dan tai sklera (sklera spur). aris Schwalbe  menandai berakhirnya

    endotel kornea. nyaman trabekula berbentuk segi tiga pada potongan melintang dengan dasar 

    yang mengarah ke korpus siliaris. nyaman ini tersusun atas lembar-lembar berlubang aringan

    kolagen dan elastik. Tai sklera merupakan penonolan sklera ke arah dalam di antara korpus

    siliaris dan kanal Schlemm. %udut kamera okuli anterior merupakan komponen penting dalam

     proses pengaliran aqueous humor .(1#'1)

    c. %istem aliran aqueous humor 

    1. Trabekular mesh,ork 

    - Uveal meshwork - Corneoscleral meshwork 

    -  Juxtacanalicular meshwork 

    2. +anal %chlemm3erupakan saluran pada perilimbal sklera' dihubungkan oleh septa. 4inding bagian

    dalam dari kanal %chlemm dibatasi oleh sel endotel yang ireguler yang memiliki !akuola yang

    2

  • 8/16/2019 Referat Mata Ranto

    3/55

     besar. 4inding terluar dari kanal dibatasi oleh sel rata yang halus dan mencakup pembukaan

    saluran pengumpul yang meninggalkan kanal %chlemm pada sudut miring dan berhubungan

    secara tidak langsung dengan !ena episklera.(1)

    &. %aluran kolektor4isebut uga pembuluh a5ueous intrasklera' berumlah 2-& dan meninggalkan kanalis

    %chlemm pada sudut lingkaran kearah tepi ke dalam !ena episklera. embuluh a5ueous

    intrasklera dibagi menadi dua sistem. embuluh terbesar beralan sepanang intrasklera dan

     berakhir langsung ke dalam !ena episklera (sistem direk) dan beberapa saluran kolektor 

    membentuk ple6us intrasklera sebelum memasuki !ena episklera (sistem indirek).(1)

    1.2.2 !i"iologi Aqueous Humor 

     Aqueous humor  diproduksi dengan kecepatan 2-& 78*menit dan mengisi bilik anterior 

    sebanyak 20 78 serta bilik posterior sebanyak 0 78. (&'1#)  Aqueous humor  sangat penting bagi

    mata. 9erikut peranan aqueous humor  dalam isiologi mata manusia(1)

    1. %ebagai pengganti sistem !askuler untuk bagian mata yang a!askuler' seperti kornea dan

    lensa.2. 3emberi nutrisi bagi mata seperti oksigen' glukosa dan asam amino.

    &. 3engangkut sisa-sisa metabolit dan substansi toksik (asam laktat' :O2) untuk dibuang.

    #. 3empertahankan TIO untuk mempertahankan struktur mata dan penglihatan mata.. 3engandung askorbat yang berungsi untuk membersihkan mata dari radikal bebas dan

    melindungi dari sinar ultra!iolet serta radiasi.

    . %ebagai imunitas humoral dan seluler dalam keadaan ineksi dan inlamasi.

    1.2.# $om%o"i"i Aqueous Humor 

     Aqueous humor   adalah cairan ernih yang mengisi bilik mata depan dan belakang.

    "olumenya adalah sekitar 20 78' dan kecepatan pembentukannya adalah 2-& 78*menit. Tekanan

    osmotiknya sedikit lebih tinggi dibandingkan plasma. +omposisi aqueous humor  serupa dengan

     plasma. :airan ini memiliki konsentrasi askorbat' piru!at' dan laktat yang lebih tinggi; protein'

    urea dan glukosa yang lebih rendah.(1#)

    +omposisi aqueous humor  normal antara lain air (

  • 8/16/2019 Referat Mata Ranto

    4/55

    mm*kg)' asam laktat (@'# mm*kg)' asam amino (0' mm*kg)' inositol (0'1 mmol*kg).  Aqueous

    humor  manusia memiliki protein spesiik dengan kadar yang berbeda-beda' yaitu prealbumin

    0'&1-0'#1 mg*dl' albumin '#-' mg*dl' dan transerin 1'&-1'@ mg*dl' konsentrasi Ig dalam

    aqueous humor  manusia telah terdeteksi sekitar & mg * dl.(1)

    1.2.& Dinamika Aqueous Humor 

    TIO ditentukan oleh keseimbangan antara umlah produksi aqueous humor  oleh badan

    siliar' resistensi dari pengaliran aqueous humor  pada sudut bilik mata depan menuu sistem

     alinan trabekularAkanal %chlemm dan le!el dari tekanan !ena episklera serta mengalir melalui

     alur u!eosklera.

    a. embentukan aqueous humor  Aqueous humor  dibentuk oleh korpus siliaris yang masing-masing dibentuk oleh 2 lapis

    epitel. ermukaan apikal dari lapisan epitel luar yang berpigmen dan lapisan epitel dalam yang

    tidak berpigmen berhadapan satu dengan yang lain dan disatukan oleh tight junction. 8apisan

    epitel dalam yang tidak berpigmmen yang menonol ke kamera okuli posterior' berisi banyak 

    mitokondria dan mikro!ili' sel-sel ini diduga sebagai tempat yang pasti dari produksi aqueous

    humor .(1#'1)

     Aqueous humor  diproduksi melalui & mekanisme isiologis' yaitu1. 4iusi

    4iusi adalah pergerakan pasi ion-ion melalui membran karena perbedaan konsentrasi.

    %aat aqueous humor  le,at kamera okuli posterior sampai ke kanalis %chleem' mengalami kontak 

    dengan korpus siliaris' iris' lensa' !itreus' kornea dan trabekula mesh,ork. Hal tersebut

    menyebabkan teradinya pertukaran secara diusi dengan aringan sekitarnya. (&)  Aqueos humor 

     pada kamera okuli anterior lebih menyerupai plasma dibandingkan dengan aqueous humor  pada

    kamera ukoli posterior akibat dari proses diusi tersebut.(1)

    2. Bltrailtrasi+ira-kira 10 78 darah mengalir melalui prosesus siliaris setiap menitnya. +etika darah

    melalui kapiler prosesus siliaris' kira-kira #= plasma diiltrasi melalui enestra kapiler ke ruang

    4

  • 8/16/2019 Referat Mata Ranto

    5/55

    interstisial. roses dimana cairan dan substansi terlarut menembus membran semipermeabel

    karena adanya perbedaan tekanan disebut sebagai ultrailtrasi. 4i prosesus siliaris perbedaan

    tekanan tersebut adalah perbedaan tekanan hidrostatik kapiler darah dengan tekanan cairan

    interstisial.(&)

    &. Transport akti 

    Transport akti (sekresi) adalah proses energy dependent   yang secara selekti 

    menggerakkan substansi-substansi mela,an perbedaan elektrokemis melalui membran sel.

    4iduga sebagian besar pembentukan aqueous humor   teradi dengan cara ini' di mana ion-ion

    secara akti disekresi ke celah intersel epitel tak berpigmen prosesus siliaris di dekat /onula

    okluden. Ion-ion yang secara akti disekresi adalah natrium' klorida dan bikarbonat. roses ini

    didukung oleh kurang lebih 1 uta sel epitel tak berpigmen yang masing-masing mensekresi

    aqueous humor  kira-kira sepertiga !olume intrasel permenit. 4i epitel tak berpigmen prosesus

    siliaris terdapat aktiitas >a?-+ ? Tase yang cukup untuk mendukung pembentukan aqueous

    humor .(&)

    1.2.' !aktor(!aktor yang )em%engaruhi Prouk"i an Pengeluaran Aqueous Humor 

    1. "ariasi diurnal

    TIO berluktuasi sepanang hari. ola !ariasi diurnal bermacam-macam' pada umumnya tekanan

    tertinggi teradi pada ,aktu bangun pagi dan tekanan terendah teradi pada ,aktu tengah malam.

    Cumlah produksi aqueous humor  ,aktu tidur kira-kira setengah umlah produksi ,aktu bangun.

    (&) 4iduga !ariasi diurnal TIO berhubungan dengan !ariasi diurnal kortisol plasma.

    2. Bsia dan enis kelamin

    roduksi aqueous humor  pada laki-laki dan perempuan tidak ditemui banyak perbedaan' namun

    ,anita usia menopause umumnya mempunyai TIO yang relati lebih tinggi dibandingkan pria

    umur yang sama. sedangkan produksi aqueous humor  akan menurun seiring bertambahnya usia'

    terutama pada usia diatas 0 tahun. %tudi histologi menghubungkannya dengan perubahan pada

     aringan trabekula' termasuk penebalan dan penggabungan lapisan trabekula' degenerasi kolagen

    dan ibril elastik' akumulasi kolagen' hilangnya sel-sel endotel' hiperpigmentasi sel-sel

    5

  • 8/16/2019 Referat Mata Ranto

    6/55

    endothelium' akumulasi organel intra selular' akumulasi dan perubahan matrik ekstraselular dan

     berkurangnya umlah akuola raksasa.(&)

    &. >a?-+ ? Tase

    Transport ion mempunyai peran penting pada pembentukan aqueous humor . >a?-+ ? Tase

    akan meningkatkan produksi aqueous humor . >a?-+ ? Tase memompa ion >a? keluar dari sel'

     pada saat yang bersamaan ion + ? dipindahkan dari aqueous humor  ke dalam sel. enghambatan

     pada en/im ini akan mengurangi umlah sekresi aqueous humor .(&)

    #.+arbonik anhidrase

    +arbonik anhidrase mempunyai peranan penting dalam pembentukan aqueous humor   dengan

    memproduksi ion bikarbonat (H:O&-). 9ikarbonat yang terbentuk mempengaruhi transport air 

    dengan cara mengatur pH yang optimum bagi pengangkutan natrium. +era penghambat

    karbonik anhidrase adalah mengurangi masuknya ion bikarbonat dan ion natrium ke bilik mata

     belakang sehingga akan menurunkan produksi aqueous humor .(&)

    .Deseptor eta adrenergic dan Al!a adrenergic

     eta adrenergic dan  Al!a adrenergic  adalah reseptor yang terletak di epitel tidak berpigmen

    korpus siliaris. +edua reseptor ini memiliki kera yang saling berla,anan.  eta adrenergic

     bekera dalam meningkatkan produksi aqueous humor ' sedangkan  Al!a adrenergic  menekan

    sekresi aqueous humor .(&)

    .Tonus otot siliaris+enaikan tonus otot siliaris menaikan aliran keluar total. +enaikan tonus otot siliaris dapat

    disebabkan karena akomodasi' rangsangan pada sara okulomotor atau pemberat obat-obat

     parasimpatik. +enaikan tonus otot siliaris menarik sklera ke arah posterior dan ke dalam

    sehingga membuka celah antara trabekula dan kanal %chlemm.(&)

    @.liran darah ke badan siliaris

    enurunan aliran darah ke badan siliaris serta !asokonstriksi menurunkan lau produksi aqueous

    humor .(&)

    E.Obat-obatan

    6

  • 8/16/2019 Referat Mata Ranto

    7/55

    dapun aktor-aktor yang mempengaruhi TIO' yaitu usia' enis kelamin' herediter'

    !ariasi diural' tekanan darah' latihan' posisi tubuh' hormone' obat-obatan dan makanan' kelainan

    reraksi' penutupan kelopak mata secara paksa' inlamasi' pembedahan.(&)

    1.2.* Aliran $eluar Aqueous Humor %ebagaimana aqueous humor   diproduksi' aqueous humor  uga memiliki aliran keluar 

    sistemik. Aqueous humor  mengalir dari kamera okuli anterior' keluar ke aliran sistemik melalui

    dua rute berbeda' yaitu

    ". #rabecula out!low

    #rabecular out!low  adalah alur utama yang mengalirkan aqueous humor   kembali ke

    sistemik. +ira-kira

  • 8/16/2019 Referat Mata Ranto

    8/55

    ambar 2.1 Teori !akuolisasi

    Teori !akuolisasi' mengenai transport a5ueous mele,ati dinding dalam kanalis %chlemm 1.

    %tadium non-!akuola; 2. %tadium a,al lipatan dalam dari permukaan basal di sel endotel; &.

    %tadium pembentukan struktur makro!akuola; #. %tadium pembentukan kanal !akuola

    transelular; . %tadium oklusi dari lipatan basal.

    $. Uveoscleral %ut!low%ekitar -1= aliran keluar aqueous humor  melalui rute ini. 3ekanisme pada aliran ini

    adalah aqueous humor  mengalir dari sudut kamera okuli anterior menuu ke otot siliar dan

    kemudian ke rongga suprasiliar dan suprakorodial. :airan ini kemudian meninggalkan mata

    melalui sklera dan pembuluh darah yang ada. liran ini meningkat pada penggunaan siklopegik 

    dan obat-obatan adrenergik serta operasi seperti cyclodialysis serta menurun pada penggunaan

    miotikum.(1)

    8

  • 8/16/2019 Referat Mata Ranto

    9/55

    ambar 2.2 liran +eluar Aqueous &umor

    ambar 2.& 'low chart 4ari 4rainase Aqueous humor

    1.# Pengukuran Tekanan Intraokular

    Tonometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur tekanan intraokuler 

    seseorang. ada tahun 1EE 3aklako berhasil menemukan tonometer pertama yang paling

     praktis dan sederhana. %etelah itu pada tahun 1EEE $icks menemukan tonometer oldman.

    +emudian ditemukan tonometer %chiot/ yang tidak memerlukan /at pe,arna tertentu dan lebih

    9

    B!eoscleral

    Outlo,

  • 8/16/2019 Referat Mata Ranto

    10/55

    cepat dalam penghitungan. %etelah itu Febb memodiikasi menadi tonometer 9igliano

    (tonometer 4urham' tonometer pplanatic).

    • Tonometer S+hiot,

    3erupakan tonometer identasi atau menekan permukaan kornea dengan suatu beban yang dapat

     bergerak bebas pada sumbunya. 9ila tekanan bola mata lebih rendah maka beban akan

    mengindentasi lebih dalam permukaan kornea dibandingkan tekanan bola mata lebih tinggi.

    lat

    Tonometer terdiri dari bagian

    a. $rame skala' penunuk' pemegang' tapak berbentuk konka  b. encelup

    c. 9eban 'mg ; @'mg ; 10mg ; 1mg

    Teknik

    a. 3enelaskan maksud dan prosedur pemeriksaan. b. %ubyek diarahkan pada posisi duduk miring atau berbaring ditempat tidur dengan kepala dan

    mata berada pada posisi !ertikal.

    c. nastesi lokal dengan menggunakan tetes mata pantocain 0'=.

    d. unakan beban tonometer yang terendah ' gr .e. 4esineksi indentasi dengan alkohol @0=' biarkan sampai kering

    . %ubyek diminta melihat ke atas dengan melihat lurus pada ari subyek yang diposisikan di

    atas mata yang akan diperiksa.

    g. 8etakan tonometer dengan hati-hati pada kornea' selanutnya baca skala yang dituukan.h. %esuaikan hasil pembacaan dengan tabel yang tersedia (satuan mmHg).

    i. Teteskan antibiotik topikal setelah pemeriksaan.

     . +emudian pemeriksaan dilanutkan pada mata yang sebelahnya.

    enilaian

    Hasil pembacaaan skala dikon!ersikan dengan tabel yang telah ditentukan untuk mengetahui

    tekanan bola mata dalam millimeter air raksa.

    10

  • 8/16/2019 Referat Mata Ranto

    11/55

    ambar 2.# Tonometer %chiot/

    11

  • 8/16/2019 Referat Mata Ranto

    12/55

    BAB 2

    PE)BAHASAN

    1.1 Steroi

    1.1.1 4einisi dan %iat

    %teroid adalah suatu hormon yang disintesa dari kolesterol di dalam gonad dan kelenar 

    adrenal. 9entuk dari hormon ini' biasanya adalah lipid' bukan peptida' dan mempunyai carrier 

    khusus berbentuk globulin. Hormon steroid biasanya bersiat katabolisme. +ortikosteroid adalah

    suatu kelompok hormon steroid yang dihasilkan dibagian korteks kelenar adrenal sebagai

    tanggapan atas hormon adrenokortikotropik (:TH) yang dilepaskan oleh kelenar hipoisis'

    atau atas angiotensin II. Hormon ini berperan pada banyak sistem isiologis tubuh' dan

     pengaturan inlamasi' metabolisme karbohidrat' pemecahan protein dan kadar elektrolit darah.

    +ortikosteroid dibagi menadi 2 kelompok berdasarkan atas akti!itas biologis yang menonol

    darinya' yakni glukokortikoid (contohnya kortisol) yang berperan mengendalikan metabolisme

    karbohidrat' lemak' dan protein' uga bersiat anti inlamasi dengan cara menghambat pelepasan

    osolipid' serta dapat pula menurunkan kinera eosinoil. +elompok lain dari kortikosteroid

    adalah mineralokortikoid (contohnya aldosteron)' yang berungsi mengatur kadar elektrolit dan

    air' dengan cara penahanan garam di ginal. 9eberapa kortikosteroid menunukkan kedua enis

    akti!itas tersebut dalam beberapa deraat' dan lainnya hanya mengeluarkan satu enis eek. #'1&

    Hormon kortikosteroid dihasilkan dari kolesterol di korteks kelenar adrenal yang terletak 

    diatas ginal. Deaksi pembentukannya dikatalisis oleh en/im golongan sitokrom #0.4alam

     bidang armasi' obat-obatan disintesis sehingga memiliki eek seperti hormon kortikosteroid

    alami memiliki manaat yang cukup penting. 4eksametason dan turunannya tergolong

    glukokortikoid' sedangkan prednisone dan turunannya memiliki kera mineralokotikoid. Obat-

    obat golongan kortikosteroid seperti prednisone' de6amethason dan hidrokortison memiliki

     potensi eek terapi yang cukup ampuh dalam pengobatan berbagai penyakit seperti asma' lupus'

    rheumatoid arthritis dan berbagai kasus inlamasi lainnya. Tapi kortikosteroid uga memiliki

     berbagai eek samping yang tidak menguntungkan.#'1&

    12

    http://id.wikipedia.org/wiki/Kolesterolhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Gonad&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Kelenjar_adrenalhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kelenjar_adrenalhttp://id.wikipedia.org/wiki/Lipidhttp://id.wikipedia.org/wiki/Proteinhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Globulin&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Katabolismehttp://id.wikipedia.org/wiki/Kolesterolhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Gonad&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Kelenjar_adrenalhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kelenjar_adrenalhttp://id.wikipedia.org/wiki/Lipidhttp://id.wikipedia.org/wiki/Proteinhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Globulin&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Katabolisme

  • 8/16/2019 Referat Mata Ranto

    13/55

    1.1.2 3ekanisme +era

    +ortikosteroid bekera dengan mempengaruhi kecepatan sintesis protein. 3olekul

    hormon memasuki sel mele,ati membran plasma secara diusi pasi. Hanya aringan target

    hormon ini bereaksi dengan reseptor protein yang spesiik dalam sitoplasma sel dan membentuk 

    kompleks reseptor steroid. +ompleks ini mengalami perubahan konormasi' lalu bergerak 

    menuu nukleus dan berikatan dengan kromatin. Ikatan ini menstimulasi transkripsi D> dan

    sintesis protein spesiik. Induksi sintesis protein ini yang akan menghasilkan eek isiologik 

    steroid.

    ada beberapa aringan' misalnya hepar' hormon steroid merangsang transkripsi dan

    sintesis protein spesiik; pada aringan lain' misalnya sel limoid dan ibroblast hormon steroid

    merangsang sintesis protein yang siatnya menghambat atau toksik terhadap sel-sel limoid' hal

    ini menimbulkan eek katabolik.#'1&

    1.1.& Gek +era

    +ortisol dan analog sintetiknya dapat mencegah atau menekan timbulnya geala inlamasi

    akibat radiasi' ineksi' /at kimia' mekanik atau alergen. eala ini umumnya berupa kemerahan'

    rasa sakit dan panas' pembengkakan di tempat radang. %ecara mikroskopik obat ini menghambat

    enomena inlamasi dini yaitu edema' deposit ibrin' dilatasi perier' migrasi leukosit ke tempat

    radang dan akti!itas agositosis. %elain itu uga dapat menghambat maniestasi inlamasi yang

    telah lanut yaitu prolierasi kapiler dan ibroblast' pengumpulan kolagen dan pembentukan

    sikatriks.

    enggunaan klinik kortikosteroid sebagai antiinlamasi merupakan terapi paliati' yaitu

    hanya gealanya yang dihambat sedangkan penyebab penyakit tetap ada. %ebebarnya hal inilah

    yang menyebabkan obat ini banyak digunakan untuk berbagai penyakit' bahkan sering disebut

    lie sa!ing drug' tetapi hal ini uga yang menimbulkan reaksi yang tidak diinginkan. +arena

    geala inlamasi ini sering digunakan sebagai dasar e!aluasi terapi inlamasi' maka pada

     penggunaan glukokortikoid kadang-kadang teradi masking e!!ect ' dari luar penyakit nampaknya

    sudah sembuh tetapi ineksi di dalam masih terus menalar.

    +onsep terbaru memperkirakan bah,a eek imunosupresan dan antiinlamasi yang

    selama ini dianggap sebagai eek armakologi kortikosteroid sesungguhnya secara isiologis pun

    13

  • 8/16/2019 Referat Mata Ranto

    14/55

    merupakan mekanisme protekti. 9anyak mediator reaksi imun yang terkait dengan reaksi

    inlamasi sesungguhnya akan menyebabkan kolapsnya sistem kardio!askuler bila tidak ada

    kortikosteroid yang mela,annya. Hipotesis ini ditunang oleh tingginya produksi kortikosteroid

    dalam keadaan stress yaitu bisa sampai 10 kali lipat. Cuga ternyata semua eek armakologi

    didapat melalui mekanisme kera di reseptor yang sama dengan yang teradi secara isiologis.

    +ortikosteroid dapat mempengaruhi sel-sel melalui reseptor-respetor glukokortikoidnya

    dengan mekanisme kera sebagai berikut kortikosteroid berdiusi ke dalam sel mele,ati

    membran sel dan selanutnya berikatan dengan reseptor. +ompleks kortikosteroid-reseptor 

    masuk ke dalam nukleus dalam bentuk akti' dan akan mengikat 4> serta meningkatkan

    sintesis messenger D> (mD>). 3essenger D> ini akan menimbulkan sintesis protein yang

     baru. rotein baru ini akan menghambat ungsi sel-sel limoid dengan penghambatan uptake

    glukosa.

    engaruh kortikosteroid yang terpenting pada manusia adalah penghambatan akumulasi

    makroag dan netroil di tempat radang. %elain itu kortikosteroid uga menyebabkan

     berkurangnya akti!itas makroag' baik yang beredar dalam darah (monosit) maupun yang

    teriksir dalam aringan (sel +uper). engaruh tersebut diperkirakan akibat penghambatan kera

    aktor-aktor limokin yang dilepaskan oleh sel-T sensiti pada makroag. enghambatan

    akumulasi netroil di tempat radang adalah akibat kera kortikosteroid mengurangi daya lekat

    netroil pada dinding endotel pembuluh darah' bukan akibat penghambatan kemotaksis yang

    hanya dapat dihambat oleh kortikosteroid pada kadar supraarmakologik.#'1&

    1.1.# Indikasi

    4ari pengalaman klinis dapat diaukan minimal prinsip terapi yang perlu diperhatikan

    sebelum obat ini digunakan

    1. Bntuk tiap penyakit pada tiap pasien' dosis eekti harus ditetapkan dengan trial and error'

    dan harus die!aluasi dari ,aktu ke ,aktu sesuai dengan perubahan penyakit.

    2. %uatu dosis tunggal besar kortikosteroid umumnya tidak berbahaya.

    &. enggunaan kortikosteroid untuk beberapa hari tanpa adanya kontraindikasi spesiik'

    tidak membahayakan kecuali dengan dosis sangat besar.

    #. 9ila pengobatan diperpanang sampai 2 minggu atau lebih hingga dosis melebihi dosis

    substitusi' insiden eek samping dan eek letal potensial akan bertambah; dosis eki!alen

    14

  • 8/16/2019 Referat Mata Ranto

    15/55

    hidrokortisol 100 mg*hari lebih dari 2 minggu hampir selalu menimbulkan iatrogenic

    chusing syndrome. 9ila terpaksa pasien harus uga diberi diet tinggi protein dan kalium.

    . +ecuali untuk insuisiensi adrenal' penggunaan kortikosteroid bukan merupakan terapi

    kasual ataupun kurati tetapi hanya bersiat paliati karena eek anti-inlamasinya.

    . enghentian pengobatan tiba-tiba pada terapi angka panang dengan dosis yang besar'

    mempunyai resiko insuisiensi adrenal yang hebat dan dapat mengancam i,a pasien.

    %ecara ringkas dapat dikatakan bah,a bila kortikosteroid akan digunakan untuk angaka

     panang' harus diberikan dalam dosis minimal yang masih eekti. 4osis ini ditentukan secara

    trial and error.

    Bntuk keadaan yang tidak mengancam i,a pasien' kortikosteroid dosis besar dapat

    diberikan untuk ,aktu yang singkat selama tidak ada kontraindikasi spesiik.#'1&

    1.1. enggunaan +linis

    +ortikosteroid merupakan obat yang sangat banyak dan luas dipakai dalam dunia

    kedokteran terutama golongan glukokortikoid. lukokortikoid sintetik digunakan pada

     pengobatan nyeri sendi' arteritis temporal' dermatitis' reaksi alergi' asma' hepatitis' %8G'

    inlammatory bo,el disease' serta sarcoidosis. %elain sediaan oral. Terdapat pula sediaan dalam

     bentuk obat luar untuk pengobatan kulit' mata' dan uga inlammatory bo,el disease.

    +ortikosteroid uga digunakan sebagai terapi penunang untuk mengobati mual' dikombinasikan

    dengan antagonis -HT& (misalnya ondansentron).

    9aik kortikosteroid alami maupun sintetik digunakan untuk diagnosis dan pengobatan

    kelainan ungsi adrenal. Hormon ini uga sering digunakan dalam dosis yang lebih besar untuk 

     pengobatan berbagai kelainan peradangan dan imunologi.

    enggunaan glukokortikoid pada pengobatan gangguan ungsi adrenal biasanya dberikan

     pada keadaan insuisiensi atau hiperungsi dari adrenokortikal. +eadaan insuisiensi

    adrenokortikal dapat berupa akut maupun kronis (penyakit ddison) yang ditandai dengan

    hiperpigmentasi' lemah' kelelahan' berat badan menurun' hipotensi' dan tidak ada kemampuan

    untuk memelihara kadar gula darah selama puasa. Bntuk keadaan hiperungsi adrenokortikal

    misalnya teradi pada hiperplasia adrenal kongenital' chusing sindrome atau aldosteronisme.

    +ortisol dan analog sintetiknya berguna dalam pengobatan berbagai kelompok penyakit

    yang tidak berhubungan dengan kelainan ungsi adrenal. +egunaan kortikosteroid pada kelainan

    15

  • 8/16/2019 Referat Mata Ranto

    16/55

    ini merupakan kemampuannya untuk menekan respon peradangan dan respon imun. ada

    keadaan yang respons peradangan atau respon imunnya penting untuk mengendalikan proses

     patologi' terapi dengan kortikosteroid mungkin berbahaya tetapi dibenarkan untuk mencegah

    timbulnya kerusakan yang tidak dapat diperbaiki akibat respon peradangan ika digunakan

     bersama dengan terapi spesiik untuk proses penyakitnya.#'1&

    1.1. +ontraindikasi

    %ebenarnya sampai sekarang tidak ada kontraindikasi absolut kortikosteroid. emberian

    dosis tunggal besar bila diperlukan selalu dapat dibenarkan' keadaan yang mungkin dapat

    merupakan kontraindikasi relati dapat dilupakan' terutama pada keadaan yang mengancam i,a

     pasien. 9ila obat akan diberikan untuk beberapa hari atau beberapa minggu' kontraindikasi relati 

    yaitu diabetes mellitus' tukak peptic*duodenum' ineksi berat' hipertensi atau gangguan sistem

    kardio!askuler lain patut diperhatikan. 4alam hal yang terakhir ini dibutuhkan pertimbangan

    matang antara resiko dan keuntungan sebelum obat diberikan.#'1&

    1.1.@ Gek %amping

    +ortikosteroid merupakan obat yang mempunyai khasiat dan indikasi klinis yang sangat

    luas. 3anaat dari preparat ini cukup besar tetapi karena eek samping yang tidak diharapkan

    cukup banyak' maka dalam penggunaannya dibatasi.1

    Tabel 1. E-ek "am%ing kortiko"teroi "i"temik "e+ara umum.1*

    Tem%at )a+am e-ek "am%ing

    1.  %aluran cerna

    2. 

    Otot

    #.  %usunan sara pusat

    &. Tulang

    '.  +ulit

    *.  3ata

    .  4arah

    /.  embuluh darah

    Hipersekresi asam lambung' mengubah proteksi gaster'

    ulkus peptikum*perorasi' pankreatitis' ileitis regional'

    kolitis ulserati.Hipotroi' ibrosis' miopati panggul*bahu.

    erubahan kepribadian (euoria' insomnia' gelisah' mudah

    tersinggung' psikosis' paranoid' hiperkinesis' kecendrungan

     bunuh diri)' nasu makan bertambah.Osteoporosis'raktur' kompresi !ertebra' skoliosis' raktur 

    tulang panang.

    Hirsutisme' hipotropi' strie atroise' dermatosis akneiormis' purpura' telangiektasis.

    laukoma dan katarak subkapsular posterior 

    +enaikan Hb' eritrosit' leukosit dan limosit+enaikan tekanan darah

    16

  • 8/16/2019 Referat Mata Ranto

    17/55

    0.  +elenar adrenal bagian kortek 

    1 3etabolisme protein'

    +H dan lemak 

    11 Glektrolit

    12 %istem immunitas

    troi' tidak bisa mela,an stres

    +ehilangan protein (eek katabolik)' hiperlipidemia'gula

    meninggi' obesitas' bu!!alo hump' perlemakan hati.

    Detensi >a*air' kehilangan kalium (astenia' paralisis' tetani'aritmia kor)3enurun' rentan terhadap ineksi' reakti!asi Tb dan herpes

    simplek' keganasan dapat timbul.

     

    Gek samping pada tulang teradi umumnya pada manula dan ,anita saat menopause.

    Gek samping lain adalah sindrom :ushing yang terdiri atas muka bulan' bu!!alo hump(

     penebalan lemak suprakla!ikula' obesitas sentral ' striae atroise' purpura' dermatosis

    akneormis dan hirsustisme. %elain itu uga gangguan menstruasi' nyeri kepala'

     psedudotumor serebri' impotensi' hiperhidrosis' !lushing ' !ertigo' hepatomegali dan keadaan

    aterosklerosis dipercepat. ada anak memperlambat pertumbuhan.1

      E-ek Sam%ing Dari Penggunaan Singkat Steroi" Si"temik 1*

    Cika sistemik steroids telah ditetapkan untuk satu bulan atau kurang' eek samping yang

    serius arang. >amun masalah yang mungkin timbul berikut

    • angguan tidur

    • 3eningkatkan nasu makan

    • 3eningkatkan berat badan

    • Gek psikologis' termasuk peningkatan atau penurunan energi

    Carang tetapi lebih mencemaskan dari eek samping penggunaan singkat dari

    kortikosteroids termasuk mania' kei,aan' antung' ulkus peptik' diabetes dan nekrosis aseptik 

    yang pinggul.

    E-ek Sam%ing Penggunaan Steroi alam angka 3aktu yang Lama1*

    • engurangan produksi cortisol sendiri. %elama dan setelah pengobatan steroid' maka

    kelenar adrenal memproduksi sendiri sedikit cortisol' yang dihasilkan dari kelenar di

     ba,ah otak-hypopituitary-adrenal (H) penindasan a6is. Bntuk sampai dua belas bulan

    17

  • 8/16/2019 Referat Mata Ranto

    18/55

    setelah steroids dihentikan' kurangnya respon terhadap steroid terhadap stres seperti

    ineksi atau trauma dapat mengakibatkan sakit parah.

    • Osteoporosis terutama perokok' perempuan postmenopausal' orang tua' orang-orang yang

    kurang berat atau yg tak bergerak' dan pasien dengan diabetes atau masalah paru-paru.

    Osteoporosis dapat menyebabkan patah tulang belakang' ribs atau pinggul bersama

    dengan sedikit trauma. Ini teradi setelah tahun pertama dalam 10-20= dari pasien

    dira,at dengan lebih dari @.mg rednisone per hari. Hal ini diperkirakan hingga 0=

    dari pasien dengan kortikosteroid oral akan mengalami patah tulang.

    • enurunan pertumbuhan pada anak-anak' yang tidak dapat mengear ketinggalan ika

    steroids akan dihentikan (tetapi biasanya tidak).

    • Otot lemah' terutama di bahu dan otot paha.

    • Carang' nekrosis a!ascular pada caput tulang paha (pemusnahan sendi pinggul).

    • 3eningkatkan diabetes mellitus (gula darah tinggi).

    • +enaikan lemak darah (trigliserida).

    • Dedistribusi lemak tubuh ,aah bulan' punuk kerbau dan truncal obesity.

    • Detensi garam kaki bengkak' menaikkan tekanan darah' meningkatkan berat badan dan

    gagal antung.

    • +egoyahan dan tremor.

    • enyakit mata' khususnya glaukoma (peningkatan tekanan intraocular) dan katarak 

    subcapsular posterior.

    • Gek psikologis termasuk insomnia' perubahan mood' peningkatan energi' kegembiraan'

    delirium atau depresi.

    • %akit kepala dan menaikkan tekanan intrakranial.

    • eningkatan resiko ineksi internal' terutama ketika dosis tinggi diresepkan (misalnya

    tuberkulosis).

    18

  • 8/16/2019 Referat Mata Ranto

    19/55

    • Blkus peptikum' terutama pada pengobatan yang menggunakan anti-inlamasi.

    • da uga eek samping dari mengurangi dosis; termasuk kelelahan' sakit kepala' nyeri

    otot dan sendi dan depresi.

    ada pengobatan angka panang harus ,aspada terhdap eek samping' hendaknya diperiksa

    tekanan darah dan berat badan (seminggu sekali) terutama pada usia diatas #0 tahun dan

     pemeriksaan laboratorium Hb' umlah leukosit' hitung enis' 8.G.4' urin lengkap kadar >a dan + 

    dalam darah' gula darah (seminggu sekali)' oto toraks' apakah ada tuberkulosis paru (&bulan

    sekali).1

    ada penggunan kortikosteroid topikal eek samping dapat teradi apabila 1<

    1. enggunaan kortikosteroid topikal yang lama dan berlebihan.

    2. enggunaan kortikosteroid topikal dengan potensi kuat atau sangat kuat atau penggunaan

    sangat oklusi.

    Gek samping yang tidak diinginkan adalah berhubungan dengan siat potensiasinya'

    tetapi belum dibuktikan kemungkinan eek samping yang terpisah dari potensi' kecuali mungkin

    meruuk kepada supresi dari adrenokortikal sistemik. 4engan ini eek samping hanya bisa

    dielakkan sama ada dengan bergantung pada steroid yang lebih lemah atau mengetahui dengan

     pasti tentang cara penggunaan' kapan' dan dimana harus digunakan ika menggunakan yang lebih

     paten. %ecara umum eek samping dari kortikosteroid topikal termasuk atroi' striae atroise'

    telangiektasis' purpura' dermatosis akneormis' hipertrikosis setempat' hipopigmentasi'

    dermatitis peroral.&'11

    9eberapa penulis membagi eek samping kortikosteroid kepada beberapa tingkat yaitu 1<

     

     Efek Epidermal 

    Ini termasuk

    1. enipisan epidermal yang disertai dengan peningkatan akti!itas kinetik dermal' suatu

     penurunan ketebalan rata-rata lapisan keratosit' dengan pendataran dari kon!ulsi dermo-

    epidermal. Gek ini bisa dicegah dengan penggunaan tretinoin topikal secara konkomitan.

    2. Inhibisi dari melanosit' suatu keadaan seperti !itiligo' telah ditemukan. +omplikasi ini

    muncul pada keadaan oklusi steroid atau ineksi steroid intrakutan.

    19

  • 8/16/2019 Referat Mata Ranto

    20/55

     

     Efek Dermal 

    Teradi penurunan sintesis kolagen dan pengurangan pada substansi dasar. Ini

    menyebabkan terbentuknya striae dan keadaan !askulator dermal yang lemah akan menyebabkan

    mudah ruptur ika teradi trauma atau terpotong. endarahan intradermal yang teradi akan

    menyebar dengan cepat untuk menghasilkan suatu blot hemorrhage. Ini nantinya akan terserap

    dan membentuk aringan parut stelata' yang terlihat seperti usia kulit prematur.

     

     Efek Vaskular 

    Gek ini termasuk

    1. "asodilatasi yang teriksasi. +ortikosteroid pada a,alnya menyebabkan !asokontriksi

     pada pembuluh darah yang kecil di superisial.

    2. $enomena rebound. "asokontriksi yang lama akan menyebabkan pembuluh darah yang

    kecil mengalami dilatasi berlebihan' yang bisa mengakibatkan edema' inlamasi lanut'

    dan kadang-kadang pustulasi.

    Teradi eek samping bergantung pada dosis' lama pengobatan macam kortikosteroid. ada pendek (beberapa hari*minggu) umumnya tidak teradi eek samping yang ga,at. %ebaliknya

     pada pengobatan angka panang (beberapa bulan*tahun) harus diadakan tindakan untuk 

    mencegah teradi eek tersebut' yaitu 1E

    •  4iet tinggi protein dan rendah garam

    •  emberian +:l & 6 00 mg sehari untuk orang de,asa' ika teradi deisiensi + 

    •  Obat anabolik 

    •  :TH diberikan # minggu sekali' yang biasanya kami berikan ialah :TH sintetik yaitu

     synacthen depot sebanyak 1 mg (5oo IB). ada pemberian kortikosteroid dosis tinggi dapat

    diberikan seminggu sekali

    •  ntibiotik perlu diberikan ika dosis prednison melebihi #0 mg sehari

    •  ntasida

    20

  • 8/16/2019 Referat Mata Ranto

    21/55

    +ontraindikasi pada kortikosteroid terdiri dari kontraindikasi mutlak dan relati. ada

    kontraindikasi absolut' kortikosteroid tidak boleh diberikan pada keadaan ineksi amur yang

    sistemik' herpes simpleks keratitis' hipersensiti!itas biasanya kortikotropin dan preparat

    intra!ena. %edangkan kontraindikasi relati kortikosteroid dapat diberikan dengan alasan sebagai

    li!e saving drugs. +ortikosteroid diberikan disertai dengan monitor yang ketat pada keadaan

    hipertensi' tuberculosis akti' gagal antung' ri,ayat adanya gangguan i,a'  positive puri!ied 

    derivative( glaucoma' depresi berat' diabetes' ulkus peptic' katarak' osteoporosis' kehamilan. 1E

    1.1.E enanganan Gek %amping

    enanganan yang disarankan untuk saat ini pada penderita yang mendapatkan eek 

    samping kortikosteroid adalah dengan melakukan penurunan konsumsi dosis kortikosteroid

    secara perlahan A lahan (tapering o). Cika timbul diabetes' diobati dengan diet dan insulin.

    %ering pendertita yang resisten dengan insulin' namun arang berkembang menadi ketoasidosis.

    ada umumnya penderita yang diobati dengan kortikosteroid seharusnya diberi diet protein

    tinggi' dan peningkatan pemberian kalium serta rendah natrium seharusnya digunakan apabila

    diperlukan.

    Telah ditemukan beberapa /at yang dapat menghambat sekresi kortikosteroid' antara lain

    metirapon dan aminoglutetimid. +etokona/ol' suatu antiungal' menghambat steroidogenesis

    karena menghambat en/im :1@ (1@ ala hidroksilase)' hal ini dapat berdampak interaksi obat.

    +etokona/ol belum diketahui manaat kliniknya untuk menghambat produksi steroid.

    3iepriston menghambat mekanisme umpan balik sehingga meningkatkan :TH dan kortisol.

    +arena kemampuannya menghambat kera kortikosteroid obat ini sedang diteliti kemungkinan

    kegunaannya untuk kasus hiperkortisisme. %aat ini digunakan hanya bila obat lain tidak 

     berhasil.1'1@

    1.1.< 3onitor 

    4asar e!aluasi yang digunakan sebelum dilakukan pengobatan kortikosteroid untuk 

    mengurangi potensi teradinya eek samping adalah ri,ayat personal dan keluarga dengan

     perhatian khusus kepada penderita yang memiliki predisposisi diabetes' hipertensi'

    hiperlipidemia' glaukoma dan penyakit yang terpengaruh dengan pengobatan steroid. Tekanan

    darah dan berat badan harus tetap di ukur. Cika dilakukan pengobatan angka lama perlu

    21

  • 8/16/2019 Referat Mata Ranto

    22/55

    dilakukan pemeriksaan mata' test 4' pengukuran densitas tulang spinal dengan menggunakan

    computed tomography (:T)' dual)photon absorptiometry( atau dual)energy x ray absorptiometry

    (4G).

    %edangkan selama penggunan kortikosteroid tetap perlu dilakukan e!aluasi diantaranya

    menanyakan kepada pasien teradinya poliuri' polidipsi' nyeri abdomen' demam' gangguan tidur 

    dan eek psikologi. enggunaan glukokortikoid dosis besar mempunyai kemungkinan teradinya

    eek yang serius terhadap aek bahkan psikosis. 9erat badan dan tekanan darah tetap selalu di

    monitor. Glektrolit serum' kadar gula darah puasa' kolesterol' dan trigliserida tetap diukur dengan

    regular. emeriksaan tina perlu dilakukan pada kasus darah yang menggumpal. %elain itu'

     pemeriksaan lanut pada mata karena ditakutkan teradinya katarak dan glaukoma.21 

    Tabel 2. Hal(hal yang %erlu i monitor "elama %enggunaan glukokortikoi 4angka

    %an4ang21

    No. E-ek "am%ing )onitor

    1.2.

    &.

    #.

    .

    .

    @.

    E.

    Hipertensi9erat badan meningkat

    Deakti!asi ineksi

    bnormalitas metabolik 

    Osteoporosis

    3ata

    +atarak   laukoma

    Blkus peptik 

    %upresi kelenar adrenal

    Tekanan darah9erat badan

    4' (12 hari setelah pemakaian prednison)

    Glektrolit' lipid' glukosa (t.u penderita diabetes danhiperlipidemia)

    4ensitas tulang

    emeriksaan slit lamp (setiap sampai 12 bulan)Tekanan intraokular (saat bulan pertama dan ke enam)

    ertimbangkan pengunaan antagonis H2 atau proton

     pump inhibitor 4osis tunggal di pagi hari' periksa serum kortisol pada

     am E pagi sebelum tapering o.

    1.2 Penggunaan Steroi %aa )ata

    +ortikosteroid biasanya digunakan untuk mengobati bengkak dan gatal pada mata yang

    disebabkan karna alergi' trauma' atau ineksi. Inlamasi yang teradi pada mata dapat diterapi

    dengan pengobatan topikal dengan ineksi lokal atau sistemik.

    22

  • 8/16/2019 Referat Mata Ranto

    23/55

    1.2.1 lukokortikoid

    %teroid digunakan secara topikal untuk mencegah atau menekan proses inlamasi yang

    teradi pada mata akibat trauma dan u!eitis. ada ineksi subkonungti!a dan ineksi retrobulbar'

    steroid digunakan untuk terapi kasus seperti ini yang tergolong berat akibat teradi inlamasi pada

    mata. Terapi sistemik steroid digunakan untuk terapi penyakit sistem imun seperti inlamasi pada

    mata yang berat yang sudah resisten dengan terapi topikal. 3etilprednisolon intra!ena menadi

     pilihan pada terapi demielinisasi sara optik yang terineksi dan trauma pada sara optik.

    lukokortikoid menginduksi eek sel spesiik dalam limosit' makroag'

     polimoronuklear leukosit' sel endotel !askuler' ibroblast' dan sel-sel lainnya.20

    1.2.2 $armakologi +ortikosteroid Topikal

    +ortikosteroid topikal digunakan pada aksi anti inlamasi. spek dari proses inlamasi

    seperti hiperemia' iniltrasi seluler' !askularisasi dan prolierasi ibroblastik ditekan. %teroid

    menghambat respons inlamasi untuk merangsang agen-agen mekanis' kimia atau imunologi

    alami. +ortikosteroid topikal eekti digunakan pada kondisi inlamasi akut pada konungti!a'

    sklera' kornea' kelopak mata' iris' badan siliar' dan segmen anterior dari bola mata' dan dalam

    kondisi alergi bola mata.

    3ekanisme dari aksi anti inlamasi dipirkan untuk menadi potensi dari !asokonstriksi

    epinerin' stabilisasi dari membran lisosom' retardasi pergerakan makroag' pencegahan dari

     pelepasan kinin' inhibisi dari limosit dan ungsi neutroil' inhibisi dari sintesis prostaglandin dan

     pada penggunaan angka panang menurunkan produksi antibodi.

    Hambatan prolierasi ibroblast dapat mencegah teradinya ormasi simblearon pada

    trauma kimia dan trauma panas. engurangan scar (bekas luka dalam bentuk aringan ikat)

    dengan kornea yang lebih ernih setelah pemberian kortikosteroid topikal adalah hasil dari

    inhibisi prolierasi ibroblast dan !askularisasi.1<

    1.2.& Indikasi

    ada keadaan inlamasi kondisi pengobatan dengan menggunakan steroid A responsi 

    inlamasi pada palpebra dan konungti!a bulbar' kelopak mata' kornea' dan segmen anterior 

     bolamata seperti konungti!itis alergi' keratitis supericial nonspesiik' keratitis supericial

     punctata' keratitis herpes /oster' iritis' siklitis' konungti!itis akibat ineksi bakteri ketika

    23

  • 8/16/2019 Referat Mata Ranto

    24/55

     penggunaan steroid dengan resiko yang tidak bisa dipisahkan diterima untuk mengurangi

    teradinya edema dan inlamasi. Dime6olone uga diindikasikan ika teradi inlamasi post

    operasi yang mengikuti pada operasi bola mata.

    :edera kornea uga digunakan pada cedera kornea akibat bahan kimia' radiasi atau

    trauma panas atau trauma benda asing.

    Deaksi penolakan transplantasi dapat digunakan untuk menekan reaksi penolakan

    transplantasi setelah keratopati.21

    1.2.# +ontraindikasi

    +eratitis herpes simpleks supericial akut; penyakit yang disebabkan oleh amur pada

    struktur bola mata; !aksinasi' !arisela dan banyak lagi penyakit yang disebabkan oleh !irus pada

    kornea dan konungti!a' ineksi mikobakterium pada mata (contoh tuberculosis mata)' penyakit

    yang disebabkan oleh mikroorganisme' hipersensiti!itas' setelah pemindahan yang tidak utuh

     pada badan asing supericial kornea. 3edrysone tidak digunakan pada iritis dan u!eitis; hasilnya

     belum di ui coba.21

    1.2. eringatan

    Cika seseorang dengan glaukoma' operasi katarak' ineksi mata' dan alergi pada mata

     perlu diperhatikan lebih teliti lagi. engobatan dengan kortikosteroid tidak direkomendasikan

    untuk digunakan ika pada pasien terdapat ineksi pada mata yang disebabkan oleh !irus

    (misalnya herpes simpleks)' ineksi mata yang disebabkan oleh amur' pengeluaran benda asing

    yang belum terlalu lama dilakukan. Obat ini dapat menyebabkan penglihatan kabur setelah

    terapi.

    Inlamasi yang sedang sampai berat menggunakan dosis tinggi untuk inlamasi yang

    sedang sampai berat. ada kasus-kasus yang sulit dari penyakit segmen anterior pada mata'

    terapi sistemik dapat diperlukan. +etika struktur bola mata yang lebih dalam lagi dilibatkan'

    menggunakan terapi sistemik.

    +erusakan bola mata penggunaan kortikosteroid angka panang dapat menyebabkan

    teradinya glaukoma' peningkatan tekanan intra okular' kerusakan sara optik' deek pada

    ketaaman penglihatan dan lapangan pandang' katarak subkapsular posterior' atau ineksi mata

    sekunder dari pelepasan benda-benda patogen dari aringan ikat pada mata. eriksa tekanan bola

    24

  • 8/16/2019 Referat Mata Ranto

    25/55

    mata dan lensa terus-menerus. ada penyakit yang menyebabkan pengenceran dari sklera atau

    kornea' dapat teradi perorasi dengan pengobatan steroid topikal.

    Ineksi akut' purulen' ineksi mata yang tidak diobati dapat disembunyikan atau

    akti!itasnya ditingkatkan oleh steroid. Ineksi amur pada kornea dapat disembuhkan dengan

    aplikasi pengobatan steroid angka panang.1

    1.# E-ek Penggunaan Steroi %aa )ata

    da banyak kondisi penyakit mata dimana membutuhkan terapi steroid secara sistemik.

    Bmunya dosis yang digunakan adalah sekitar 20 mg atau lebih pada penggunaan prednisolon.

    Gek samping sistemik mungkin dapat diumpai pada penggunaan steroid sistemik yang

    diindikasikan pada suatu penyakit mata. Idealnya terapi steroid sistemik digunakan secara

    singkat dan tidak terus menerus disertai syarat apabila terapi steroid topikal atau lokal tidak 

    memberikan hasil yang memuaskan.

    enggunaan terapi steroid uga baik itu diindikasikan oleh adanya penyakit mata atau

     penyakit diluar mata memiliki beberapa eek yang buruk pada mata. dapun eek penggunaan

    terapi steroid pada mata antara lain galukoma' katarak dan peningkatan resiko penyakit

    ineksi.1'1@

    1.&.1 laukoma

    %teroid adalah kelompok obat yang dapat menghasilkan peningkatan TIO melalui

    mekanisme open angle. Tidak semua pasien yang menggunakan steroid akan mengakibatkan

    glaukoma. $aktor risiko yang mungkin mendukung adalah adanya glakukoma primer sudut

    terbuka sebelumnya' ri,ayat keluarga glaukoma' miopia tinggi dan diabetes mellitus. Telah

    menunukkan bah,a 1E-&= dari populasi umum dan #-

  • 8/16/2019 Referat Mata Ranto

    26/55

    Tabel #. 5ara %emberian "teroi inuk"i glau+oma21

    Tabel &. Tabel %oten"i 4eni" "teroi %enyebab glaukoma21

    26

  • 8/16/2019 Referat Mata Ranto

    27/55

    1. 4einisi

    laukoma adalah suatu neuropati optik kronik didapat yang ditandai dengan

     pencekungan diskus optikus dan pengecilan lapang pandang' biasanya disertai oleh peningkatantekanan intra okular.

    2. atoisiologi

    laukoma yang diinduksi oleh penggunaan terapi steroid disebabkan oleh adanya

    reseptor spesiik di trabekular mesh,ork mata. %uatu en/im yaitu hyaluronidase yang sensiti!e

    dengan glycosaminoglycans secara normal berada di sistem pengaliran a5uos humor.

    lycosaminoglycans dalam bentuk polimer menyebabkan suatu edema oleh karena adanya

    hydrasi. %teroid menyetabilkan membran lisosom dari goniosit yang berperan dalam pembentukan edema tersebut sehingga mengakibatkan peningkatan bentuk polimer dari

    glycosamoglycans yang mana akan menyebabkan peningkatan resistensi aliran a5uos humor. Hal

    tersebut akan meningkatkan tekanan intra okular. enggunaan steroid (glukortikoid)

    meningkatkan ekspresi dari kolagen' elastin dan ibronectin dalam trabekular mesh,ork 

    sehingga akan memperparah keadaan edema.&'1#

    &. eala klinis

    eala klinis yang dapat ditemukan pada glaukoma yang disebabkan oleh pemakaian

    steroid biasanya disertai dengan peningkatan tekanan intra okular yang teradi secara perlahan.

    Bmur pasien biasanya dapat menetukan geala yang muncul. 9iasanya pada bayi' geala yang

    mucul mirip dengan geala dari glaukoma kongenital' antara lain epiora' otoobia'

     blearospasme' kornea yang keruh' peningkatan tekanan intra okular dan optic disk cupping .

     >amun yang membedakan antara glaukoma kongenital dengan glaukoma oleh karena terapi

    steroid adalah sudut bilik mata depan yang normal pada glaukoma karena terapi steroid.

    ada remaa dan de,asa geala glaukoma karena steroid mirip dengan glaukoma sudut

    terbuka yang disertai dengan adanya penurunan aliran a5uos humor. eala yang muncul antara

    lain peningkatan tekanan intra okular' nyeri yang tidak terlalu' optic disk cupping  dan penurunan

     penglihatan lapang pandang mata.

    laukoma sudut terbuka merupakan kelainan dengan neuropati optik kronik yang

     progresi secara perlahan yang ditandai dengan atroi dan gaung papil sara optik yang khas

    27

  • 8/16/2019 Referat Mata Ranto

    28/55

    disertai gambaran hilangnya lapang pandangan yang khas pula dimana TIO tinggi merupakan

    aktor resiko utamanya. &''1#

    ambar 1. ambaran optic disk pada pasien glaukoma

    #. 4iagnosis banding

    4iagnosis banding dari glaukoma dari karena steroid antara lain glaukoma u!eitis' krisis

    glaukoma' glaukoma dengan tekanan intra okular yang normal dan glaukoma u!enil.

    . Terapi

    Tekanan intra okular yang meningkat oleh karena penggunaan terapi steroid biasanya

    akan muncul beberapa minggu setelah penggunaan steroid. 4alam beberapa kasus' tekanan intra

    okular akan turun dengan sendirinya sealan dengan penghentian penggunaan steroid.

    Terapi paling eekti untuk mengatasai glaukoma karena penggunaan steroid adalah

    dengan menghentikan pemakaian steroid dan memberikan obat anti glaukoma sampai tekanan

    intra okular menadi normal kembali. Cika pasien tidak dapat menghentikan pemakaian steroid

    oleh karena penyakit yang mendasarinya' pemakaian steroid potensi rendah mungkin dapat

    dilakukan. otensi steroid yang rendah memiliki kecenderungan yang lebih kecil untuk 

    meningkatkan tekanan intra okular' namun kemampuan anti inlamasinya tidak sebaik steroid

    28

  • 8/16/2019 Referat Mata Ranto

    29/55

     potensi tinggi. enggunaan non-steroid untuk anti inlamasi bisa menadi solusi alternati' karena

    tidak memiliki potensi untuk meningkatkan tekanan intra okular dalam pemakaiannya.

    pabila terapi medikamentosa tidak eekti dalam mengatasi peningkatan tekanan intra

    okular' terapi pembedahan dan laser dapat dilakukan. Terapi tersebut antara lain laser 

    trabekuloplasti dan trabekulotomi. 1#'1

    1.&.2 +atarak 

    1. 4einisi

    +atarak adalah setiap kekeruhan yang teradi pada lensa mata dengan karakteristik 

    terdapat agregat-agregat protein yang akan mengahamburkan berkas cahaya dan mengurangi

    transaparasinya.1#

    2. atoisiologi

    atoisiologi teradinya katarak akibat penggunaan steroid masih belum pasti dan banyak 

     pendapat untuk menelaskannya. 3enurut :otlier' terbentuknya katarak akibat terapi

    kortikosteroid ini karena reaksi spesiik dengan asam amino dari lensa sehingga menyebabkan

    agregasi protein dan kekeruhan lensa. +atarak subkapsular posterior khas terbentuk pada katarak 

    akibat kortikosteroid' hal ini disebabkan oleh migrasi abnormal dari sel epitel lensa. kti!asi

    reseptor glukokortikoid pada sel epitel lensa yang berakibat prolierasi sel' penurunan apoptosis'

    dan menghambat dierensiasi sel.

    a. angguan metabolik

    +ortikosteroid mempengaruhi metabolisme selular dengan mengubah akti!itas en/imA 

    en/im. enelitian menunukkan Adenosin #riphospate (T) dan le!el dinukleotid pada

    lensa menurun setelah 2# am paparan deksametason. Hal ini menyebabkan gangguan

    dari penyediaan kebutuhan energi seperti sintesis protein' transpor ion' dan mekanisme

     pertahanan oleh antioksidan sedangkan bentuk osat kompeks lainnya seperti glukosa

    meningkat. 

    +ortikosteroid yang mempengaruhi sel normal sangat kompleks' kortikosteroid yang

    larut lemak menyebar secara pasi melalui membran sel ke target sel. 4i dalam sel akan

    terikat oleh reseptor yang terdiri atas satu atau dua molekul protein spesiik dan protein

    lain yang penting agar kortikosteroid dapat terikat dengan reseptor dan *eoxiribonuclei

     Acid (4>). +ortikosteroid uga memiliki pengaruh pada pertumbuhan sel dan sintesis

    29

  • 8/16/2019 Referat Mata Ranto

    30/55

     *eoxiribonuclei Acid (4>) dan  +ibonuclei Acid (D>). engaruh tersebut diamati

     pada mata misalnya seperti pada pertumbuhan sel endotel retina mengalami hambatan'

    sedangkan sel lain mengalami rangsangan. engaruh kortikosteroid terhadap sel epitel

    lensa tidak begitu elas karena banyaknya !ariasi penelitian obser!asi.

    b. +egagalan osmotik

    +egagalan osmotik karena adanya celah !akuol dan pembengkakan sel diperkirakan

    menadi penyebab adanya hidrasi lensa akibat kortikosteroid. ada umumnya lensa

    mempertahankan keseimbangan ion yang berada di intrasel dan ekstrasel. danya

    Sodium potasium adenosin triphophatase dan >a? + ? T-ase memberikan

    keseimbangan ion dalam intrasel berupa kadar +? yang tinggi dan rendah >a?'

    sedangkan dalam ekstrasel berupa kadar >a? yang tinggi dan +? rendah.

    +eseimbangan ion ini penting dalam memelihara keernihan lensa' apabila terdapat

    gangguan pada keseimbangan ion akan mempengaruhi terbentuknya katarak. +eterangan

    umum lain mengenai teradinya katarak adalah karena adanya stress baik berupa

    oksidati' osmotik' dan metabolik menyebabkan rentan terhadap berbagai /at oksidati.

    ambar 2. roses kegagalan osmotik akibat pengaruh kortikosteroid

    c. Oksidasi

    %tress oksidati menyebabkan terbentuknya ikatan disulida' pigmentasi' dan perubahan

    oksidati untuk menghasilkan agregasi protein yang tidak larut dan menghamburkan

    cahaya. 8ensa sendiri memiliki mekanisme pertahanan terhadap stress oksidati berupa

    30

  • 8/16/2019 Referat Mata Ranto

    31/55

     glutation reduktase dan pembuangan radikal bebas. 9eberapa penelitian menunukkan

    kortikosteroid dapat menurunkan glutation' antioksidan ' dan asam askorbat.

    d. embentukan 3olekul rotein

    enambahan molekul protein pada lensa uga memiliki keterlibatan dalam pembentukan

    katarak. Hal ini terkait pada beberapa penyakit seperti diabetes' gagal ginal' dan

    degenerasi. Tambahan protein pada lensa mempengaruhi kekeruhan pada lensa yang

    disebabkan pengaruh kortikoteroid terhadap struktur normal protein. embentukan ikatan

    disulid molekuler seperti interaksi hidroobik non-spesiik menyebabkan pembentukan

    agregasi molekul ukuran besar yang tidak larut dan menghasilkan hamburan cahaya.

    e. Gek reseptor kortikosteroid terhadap growth !actor

    Deseptor kortikosteroid berupa kompleks protein dalam sitosol yang mengikat steroid dan

    mentranslokasikan ke nukleus. Deseptor kortikosteroid okular dapat ditemukan retina'

    iris' corpus siliaris' alur humor a5uous' dan sklera tetapi beberapa penelitian

    menunukkan tidak adanya reseptor kortikosteroid pada lensa. embentukan katarak 

    terkait reseptor kortikosteroid diperkirakan karena pengaruhnya terhadap ,rowth 'actors

    ($). ,rowth !actor yang terdapat pada humor a5uous menginduksi prolierasi dan

    migrasi dari sel epitel anterior menuu ke arah ekuator dan berdierensiasi menadi serat

    lamelar terdesak oleh sel-sel baru.2 erubahan le!el $ pada humour a5uous akibat

    kortikosteroid menyebabkan gangguan dierensiasi sel epitel menadi serat lamelar yang

    terus bermigrasi sepanang kapsul lensa menuu ke posterior lensa dan membentuk 

    kumpulan sel-sel yang tidak teratur sehingga menghamburkan cahaya.

    %alah satu gambaran katarak akibat kortikosteroid adalah terkumpulnya sel epitel tidak 

    teratur di ba,ah kapsul posterior atau disebut subkapsular posterior. Hal ini menunukkan

    adanya penyimpangan tingkah laku sel yang berpengaruh terhadap terbentuknya katarak 

    karena seharusnya sel-sel tersebut berada di anterior lensa. 3enurut 3c!oy dan

    :hamberlain ( 'ibroblast ,rowth 'actor)$ ($$) mempengaruhi pertumbuhan sel epitel

    lensa. ada umumnya $$ kadarnya meningkat dari anterior lensa ke posterior.

    erbedaan ini memberikan pengaruh pada sel' pada anterior lensa yang memiliki kadar 

    rendah merangsang prolierasi sel dan migrasi ke arah ekuator' sedangkan pada daerah

    ekuator lensa yang memiliki kadar tinggi merangsang dierensiasi menadi serat.

    31

  • 8/16/2019 Referat Mata Ranto

    32/55

     !. erubahan %el bnormal

    erubahan tingkah laku sel terhadap terbentuknya katarak teradi apabila pada daerah

    ekuator' $$ tidak cukup tinggi untuk menyebabkan dierensiasi sel atau teradi

    hambatan dierensiasi oleh sitokin. %el yang tidak beraturan ini tetap migrasi mele,ati

    daerah ekuator menuu ke kutub posterior lensa menadi katarak subkapsular 

     posterior.1'&'1&'1#'1

    &. eala klinis

    +atarak yang teradi akibat penggunaan steroid adalah katarak enis subkapsular 

     posterior. +atarak subkapsular posterior terdapat pada korteks di dekat kapsul posterior bagian

    sentral. 4i a,al perkembangannya' katarak ini cenderung menimbulkan gangguan penglihatan

    dekat karena adanya keterlibatan sumbu penglihatan. eala umum lain yang dapat ditemui

    adalah adanya J glareK dan penurunan penglihatan pada kondisi pencahayaan yang terang.  1'&'1&'1#'1

    ambar &. Opasitas subkapsular lensa akibat steroid

    #. 4iagnosis banding

    4iagnosis banding pada katarak akibat penggunaan steroid adalah katarak senilis yang

     biasanya teradi pada usia tua' katarak traumatika dan katarak u!enil. namnesis serta

     pemeriksaan yang khas perlu dilakukakan untuk memastikan katarak akibat penggunaan steroid. 

    . Terapi

    Terapi yang dapat dilakukan untuk katarak akibat penggunaan steroid adalah dengan

    menghentikan penggunaan steroid untuk mencegah progresiitas dari katarak. %etelah

     penghentian penggunaan steroid dapat dilakukan pembedahan katarak berupa pembedahan

    32

  • 8/16/2019 Referat Mata Ranto

    33/55

    intrakapsular' pembedahan ekstrakapsular dan akoemulsi. enanaman lensa intra okular dapat

    dipertimbangkan setelah dilakukan pembedahan katarak untuk memperbaiki !isus pasien. 1'&'1#'1

    PEN6A$IT I)UN7L78I PADA )ATA

    1. Penyakit 6ang Bergantung Antiboi an 6ang Di%erantarai Antiboi

    %ebelum penyakit mata dapat disimpulkan bersiat dependen-antibodi' harus dipenuhi

    kriteria sebagai berikut ("aughan dkk' 2002)

    1. Harus terdapat bukti adanya antibody spesiik di dalam serum atau sel-sel plasma

     pasien.2. ntigennya harus dapat diidentiikasi dan apabila mungkin ditentukan

    karakteristiknya

    &. ntigen tersebut harus terbukti menghasilkan suatu respon imunologik di mata

     pada he,an percobaan' dan kelainan patologik yang teradi pada he,an tersebut

    harus serupa dengan yang diamati pada manusia.#. 8esi serupa harus dapat ditimbulkan pada he,an percobaan secara pasi 

    disensitisasi dengan serum dari he,an sakit yang diberi antigen spesiik tersebut.

    ada kondisi-kondisi tersebut' penyakit yang bersangkutan dapat dianggap diperantarai

    antibodi hanya bila salah satu kriteria berikut terpenuhi ("aughan dkk' 2002)

    1. 9ila antibody terhadap suatu antigen terdapat dalam umlah yang lebih besar di

    dalam cairan mata dibandingkan di dalam serum (setelah dilakukan penyesuaian

    mengenai umlah total immunoglobulin dalam masing-masing cairan).

    2. 9ila terdapat penimbunan abnormal sel plasma di dalam lesi mata.&. 9ila terdapat penimbunan immunoglobulin di lokasi penyakit

    #. 9ila terdapat iksasi komplemen oleh immunoglobulin di lokasi penyakit

    . 9ila terdapat penimbunan eosinoil di lokasi penyakit

    . 9ila penyakit mata tersebut disertai dengan penyakit peradangan di bagian tubuh

    mana pun yang diduga kuat atau telah terbukti dependen-antibodi.

    1.1 $on4ungti9iti" Hay !e9er

    enyakit ini ditandai oleh oedem dan hiperemi konungti!a dan palpebra' serta rasa gatal

    yang selalu ada dan pengeluaran air mata. %ering timbul rasa gatal serupa dihidung serta

    rinorea. +onungti!a tampak pucat dan sembab akibat edema hebat' yang onsetnya sering

    cepat. Insidens penyakit musiman' sebagian pasien mampu menentukan onset geala-geala

     pada ,aktu yang sama setiap tahun. Faktu-,aktu tersebut biasanya berhubungan dengan

    33

  • 8/16/2019 Referat Mata Ranto

    34/55

     pengeluaran serbuk sari oleh rumput' pohon' atau semak tertentu ("aughan dkk' 2002; O'

    2012).

    ambar 2. +onungti!itis hay e!er' tampak adanya kemosis pada konungti!a.

    %umber 8ang' 200@

    Patogene"i" Imunologik 

    +elainan ini dikenal sebagai salah satu bentuk penyakit atopic dengan kerentanan

    herediter yang tak langsung. IgG melekat pada sel mast yang terletak di ba,ah epitel

    konungti!a. +ontak antigen penyebab dengan IgG memicu pelepasan /at-/at !asoakti'

    terutama leukotrien dan histamine' yang akan menimbulkan !asodilatasi dan kemosis.

    ("aughan' 2002)

    Diagno"i" Imunologik 

    +erokan epitel konungti!a penderita konungti!itis hay e!er dengan pe,arnaan iemsa

    memperlihatkan banyak eosinoil. Indi!idu-indi!idu tersebut memperlihatkan respon tipecepat' dengan wheal and !lare' ketika dilakukan ui gores kulit dengan ekstrak serbuk sari

    atau antigen penyebab lainnya. 9iopsi dari kulit yang diui kadang-kadang memperlihatkan

    gambaran lengkap reaksi rthus' berupa pengendapan kompleks imun di dinding pembuluh-

     pembuluh dermis. ("aughan' 2002)

    34

  • 8/16/2019 Referat Mata Ranto

    35/55

    Pengobatan Imunologik 

    a. Imunoterapi'

    4engan cara pemberian serbuk sari atau allergen yang dicurigai lainnya secara

    sublingual atau suntikan subkutis dengan dosis rendah dan semakin tinggi

    (ditingkatkan secara bertahap)'

     b. ntihistamin topical'

    c. enstabil sel mast'd. +ortikosteroid. (O' 2012)

    1.2 $on4ungti9iti" :ernali"

    +onungti!itis !ernalis adalah konungti!itis akibat reaksi hipersensiti!itas (tipe I) yang

    mengenai kedua mata dan bersiat rekuren. Terdapat dua bentuk utama konngti!itis !ernalis

    (yang dapat beralan bersamaan)' yaitu (O' 2012; Ilyas' 200E)

    1. 9entuk palpebra terutama mengenai konungti!a tarsal superior.

    Terdapat pertumbuhan papil yang besar (:obble %tone) yang diliputi sekret yang

    mukoid. +onungti!a tarsal ba,ah hiperemi dan edem' dengan kelainan kornea lebih

     berat dari tipe limbal. %ecara klinik' papil besar ini tampak sebagai tonolan besegi

     banyak dengan permukaan yang rata dan dengan kapiler ditengahnya.

    ambar &. +onungti!itis !ernal bentuk palpebra' tampak adanya cobble stone.

    %umber 8ang' 200@

    2. 9entuk 8imbal'

    hipertroi papil pada limbus superior yang dapat membentuk aringan hiperplastik gelatin'

    dengan #rantas dot  yang merupakan degenarasi epitel kornea atau eosinoil di bagian

    epitel limbus kornea' terbentuknya pannus' dengan sedikit eosinoil.(Ilyas' 200;

    "aughan' 2000)

    35

  • 8/16/2019 Referat Mata Ranto

    36/55

    ambar #. +onungti!itis !ernal bentuk limbal' tampak adanya &orner)#rantas dot .

    %umber O' 2012

    Patogene"i" Imunologik 

    erubahan struktur konungti!a erat kaitannya dengan timbulnya radang insterstitial yang

     banyak didominasi oleh reaksi hipersensiti!itas tipe I dan I". ada konungti!a akan

    diumpai hiperemia dan !asodilatasi dius' yang dengan cepat akan diikuti dengan hiperplasi

    akibat prolierasi aringan yang menghasilkan pembentukan aringan ikat yang tidak 

    terkendali. +ondisi ini akan diikuti oleh hyalinisasi dan menimbulkan deposit pada

    konungti!a sehingga terbentuklah gambaran cobblestone. Caringan ikat yang berlebihan ini

    akan memberikan ,arna putih susu kebiruan sehingga konungti!a tampak buram dan tidak 

     berkilau. rolierasi yang spesiik pada konungti!a tarsal' oleh !on raee disebut pavement 

    like granulations. Hipertroi papil pada konungti!a tarsal tidak arang mengakibatkan ptosis

    mekanik dan dalam kasus yang berat akan disertai keratitis serta erosi epitel kornea.

    8imbus konungti!a uga memperlihatkan perubahan akibat !asodilatasi dan hipertropi

    yang menghasilkan lesi okal. ada tingkat yang berat' kekeruhan pada limbus sering

    menimbulkan gambaran distroi dan menimbulkan gangguan dalam kualitas maupun

    kuantitas stem cells limbus. +ondisi yang terakhir ini mungkin berkaitan dengan

    konungti!alisasi pada penderita keratokonungti!itis dan di kemudian hari berisiko

    36

  • 8/16/2019 Referat Mata Ranto

    37/55

    timbulnya pterigium pada usia muda. 4i samping itu' uga terdapat kista-kista kecil yang

    dengan cepat akan mengalami degenerasi. ("aughan' 2002)

    Diagno"i" Imunologik 

    emeriksaan laboratorium yang dilakukan berupa kerokan konungti!a untuk 

    mempelaari gambaran sitologi. Hasil pemeriksaan menunukkan banyak eosinoil dan

    granula-granula bebas eosinoilik. 4i samping itu' terdapat basoil dan granula basoilik 

     bebas. ("aughan' 2002)

    Pengobatan Imunologik 

    +arena konungti!itis !ernalis adalah penyakit yang sembuh sendiri' perlu diingat bah,a

    medikasi yang dipakai terhadap geala hanya memberi hasil angka pendek' berbahaya ika

    dipakai angka panang.

    Opsi pera,atan konungti!itis !ernalis berdasarkan luasnya symptom yang muncul dan

    durasinya. Opsi pera,atan konungti!itis !ernalis yaitu ("aughan' 2002)

    1.2.1 Tindakan Bmum

    4alam hal ini mencakup tindakan-tindakan konsultati yang membantu mengurangi

    keluhan pasien berdasarkan inormasi hasil anamnesis. 9eberapa tindakan tersebut antara

    lain

    1.2.1.1 3enghindari tindakan menggosok-gosok mata dengan tangan atau ari tangan'

    karena telah terbukti dapat merangsang pembebasan mekanis dari mediator-

    mediator sel mast. 4i samping itu' uga untuk mencegah superineksi yang pada

    akhirnya berpotensi ikut menunang teradinya glaukoma sekunder dan katarak.1.2.1.2 emakaian mesin pendingin ruangan berilter;

    37

  • 8/16/2019 Referat Mata Ranto

    38/55

    1.2.1.& 3enghindari daerah berangin kencang yang biasanya uga memba,a serbuksari;

    1.2.1.# 3enggunakan kaca mata berpenutup total untuk mengurangi kontak dengan alergen

    di udara terbuka. emakaian lensa kontak ustru harus dihindari karena lensa kontak 

    akan membantu retensi allergen;

    1.2.1. +ompres dingin di daerah mata;1.2.1. engganti air mata (artiisial). %elain bermanaat untuk cuci mata uga berungsi

     protekti karena membantu menghalau allergen;

    1.2.1.@ 3emindahkan pasien ke daerah beriklim dingin yang sering uga disebut sebagai

    climato-therapy.

    1.2.2 Terapi topikal1.2.2.1 Bntuk menghilangkan sekresi mucus' dapat digunakan irigasi saline steril dan

    mukolitik seperti asetil sistein 10=A20= tetes mata. 4osisnya tergantung pada

    kuantitas eksudat serta beratnya geala. 4alam hal ini' larutan 10= lebih dapatditoleransi daripada larutan 20=. 8arutan alkalin seperti 1-2= sodium karbonat

    monohidrat dapat membantu melarutkan atau mengencerkan musin' sekalipun tidak 

    eekti sepenuhnya.

    1.2.2.2 dekongestan1.2.2.& antihistamin

    1.2.2.# >%I4 (>on-%teroid nti-Inlamasi 4rugs)

    1.2.2. Bntuk konungti!itis !ernalis yang berat' bisa diberikan steroid topical prednisolone

    osat 1=' -E kali sehari selama satu minggu. +emudian dilanutkan dengan

    reduksi dosis sampai ke dosis terendah yang dibutuhkan oleh pasien tersebut. 9ila

    sudah terdapat ulkus kornea maka kombinasi antibiotik steroid terbukti sangat

    eekti.

    1.2.2. ntihistamin1.2.2.@ ntibakteri

    1.2.2.E %iklosporin

    1.2.2.< %tabilisator sel mast seperti %odium kromolin #= dan 8odoksamid 0'l=.

    1.2.& Terapi %istemik 

    1.2.&.1 ada kasus yang lebih parah' bisa uga digunakan steroid sistemik seperti

     prednisolone asetat' prednisolone osat' atau deksamethason osat 2A& tablet # kali

    sehari selama 1A2 minggu.

    1.2.&.2 ntihistamin' baik lokal maupun sistemik' dapat dipertimbangkan sebagai pilihan

    lain' karena kemampuannya untuk mengurangi rasa gatal yang dialami pasien.

    38

  • 8/16/2019 Referat Mata Ranto

    39/55

    pabila dikombinasi dengan !asokonstriktor' dapat memberikan kontrol yang

    memadai pada kasus yang ringan atau memungkinkan reduksi dosis.

    1.2.# Tindakan 9edah

    9erbagai terapi pembedahan' krioterapi' dan diatermi pada papil raksasa konungti!a

    tarsal kini sudah ditinggalkan mengingat banyaknya eek samping dan terbukti tidak 

    eekti' karena dalam ,aktu dekat akan tumbuh lagi.

    1.# $eratokon4ungti9iti" Ato%ik 

    4apat mengenai segala usia dan tidak memperlihatkan insiden musiman. %ering

    muncul pada penderita dengan ri,ayat dermatitis atopi. +ulit palpebra biasanya

    tampak kering dan bersisik. +onungti!a pucat dan sembab. 9aik konungti!a

    maupun kornea dapat membentuk aringan parut pada tahap lanut. Falaupun

     penyakit atopic dan !ernalis mungkin terletak pada suatu spectrum penyakit yang

    sama' keduanya masih dapat dibedakan. enyakit atopic cenderung teradi pada

     pasien yang lebih tua dan arang atau tidak ada eksaserbasi musiman. apilla pada

     penyakit atopic lebih kecil dibandingkan pada penyakit !ernalis dan diumpai di

    konungti!a palpebra inerior dan superior. %elain itu !askularisasi kornea dan

     pembentukan aringan parut di konungti!a auh lebih sering pada penyakit atopic.

    ada penyakit atopic umlah eosinoil dalam apusan auh lebih sedikit dan arang

    mengalami degranulasi.

    39

  • 8/16/2019 Referat Mata Ranto

    40/55

    ambar . Tampak papil-papil kecil pada konungti!a tarsal pada keratokonungti!itis atopic.

    %umber O' 2012

    ambar . Tampak !askularisasi kornea pada konungti!a tarsal pada keratokonungti!itisatopic.

    %umber O' 2012

    1.& ;hematoi Di"ea"e

    Patogene"i" Imunologik 

    $aktor rheumatoid' suatu antibody Ig3 yang dituukan kepada Ig pasien

    sendiri' mungkin berperan penting dalam pathogenesis arthritis rheumatoid.

    enggabungan antibody Ig3 dengan Ig kemudian diikuti oleh iksasi komplemen di

     aringan dan penarikan leukosit dan trombosit ke daerah ini. "askulitis oklusi' yang

    teradi akibat rangaian proses di atas' diperkirakan merupakan penyebab terbentuknya

    nodus-nodus arthritis rheumatoid di sclera dan di bagian tubuh yang lain. %elain dapat

    mengenai sclera' antibody uga dapat menyerang kelenar lakrimalis. +erusakan sel-

    sel asinar di dalam kelenar dan in!asi sel-sel mononukleus ke kelenar lakrimalis

    menyebabkan berkurangnya produksi air mata sehingga menyebabkan

    keratokonungti!itis sika. (O' 2012)

    1.' ;etino%ati Sy"temi+ Lu%u" Erytematou"

  • 8/16/2019 Referat Mata Ranto

    41/55

    kupu-kupuK di ,aah' perikarditis' kelainan ginal' artritis' anemia dan geala-geala susunan

    sara pusat.("aughan' 2002)

    3aniestasi pada mata didapatkan pada 20= penderita %8G yang dapat mengenai

     palpebra' kornea' retina dan sara optik.' ambaran kelainan mata yang dapat ditemukan

    antara lain ("aughan' 2002; atel' 2002)

    a. alpebra

    +elainan palpebra inerior dapat merupakan bagian dari erupsi kulit yang tak arang

    mengenai pipi dan hidung.

     b. +onungti!a

    %indroma mata kering (konungti!itis %icca) dan konungti!itis nonspesiik umum teradi

     pada %8G namun arang membahayakan penglihatan. ada permulaannya konungti!a

    menunukkan sedikit sekret yang mukoid disusul dengan hiperemia yang intensi dan edema

    membran mukosa. Deaksi ini dapat lokal atau dius. Deaksi konungti!a yang berat dapat

    menyebabkan pengerutan konungti!a.

    c. %klera

    ada sklera dapat ditemukan skleritis anterior yang dius atau noduler yang makin lama

    makin sering kambuh dan setiap kali kambuh keadaan bertambah berat. 4engan

     bekembangnya penyakit' skleritis berubah menadi skleritis nekrotik yang melanut dari

    temapat lesi semula ke segala urusan sampai dihentikan dengan pengobatan.

    d. B!ea

    Teradi kelainan akibat radang sklera. Carang menimbulkan sinekia.

    e. Detina

    4apat menimbulkan retinopati pada kira-kira 2= penderita. Detinopati merupakan

    kelainan pada retina yang tidak disebabkan oleh proses peradangan. +eterlibatan retina pada

    %8G merupakan maniestasi terbanyak kedua setelah keratokonungti!itis sicca (+:%). EE=

     penderita retinopati %8G memiliki penyakit sistemik yang akti dan penurunan angka

    41

  • 8/16/2019 Referat Mata Ranto

    42/55

    kesembuhan yang signiikan. Oleh karena itu' monitoring ketat dan pengobatan yang aggresi 

     pada pasien-pasien dengan retinopati %8G sangatlah penting.

    ada mata penderita %8G' kompleks imun didepositkan pada endotel !askuler 

    konungti!a' sklera' koroid' corpus siliaris dan retina yang kemudian akan mengubah struktur 

     aringan serta menekan ungsi dari aringan tersebut. 4eposit dapat berkembang pada

    membrana basalis dari korpus siliaris' kornea dan sara-sara perier dari corpus siliaris dan

    konungti!a. enderita retinopati pada %8G mempunyai angka morbiditas yang tinggi. Cika

    retinopati berkelanutan dan menadi lebih berat atau telah mengenai area makula primer 

     pada retina maka dapat mengakibatkan kebutaan (atel' 2002).

    ambaran undus pada retinopati %8G dapat dibagi dalam 2 bentuk

    a. kibat %8G murni pada retina ditemukan gambaran cotton wool patches  yang

    merupakan geala utama yang dapat timbul pada masa toksis' perdarahan

    superisial' eksudat putih abu-abu dan edema papil. b. kibat hipertensi yang berlangsung lama karena %8G menyebabkan neropati

    yang kemudian dapat menyebabkan hipertensi' maka pada penderita %8G yang

    lanut dapat ditemukan gambaran undus hipertensi.

    ambar @. tampak gambaran cotton wool patches pada pasien %8G.

    %umber atel' 2002

    42

  • 8/16/2019 Referat Mata Ranto

    43/55

    Detinopati pada %8G dapat memberikan gambaran menyerupai retinopati hipertensi dan

    retinopati diabetikum' tapi pada retinopati %8G lebih sedikit daerah iskemik dan penurunan

    !isus. Temuan klasik pada retinopati %8G adalah gambaran cotton-,ool spot (bercak seperti

    kapas) pada pemeriksaan unduskopi' yang mana telah berkolerasi dengan area a!askular pada

     pemeriksaan angiograi loresensi.

    Diagno"i" Imunologik 

    ada pemeriksaan histopatologi dapat ditemukan iniltrasi pada dinding pembuluh darah

    oleh material ibrin yang menyebabkan konstriksi !askular dan penyebaran trombus hialin.

    4inding pembuluh darah bebas dari sel-sel radang' oleh sebab itu hal ini tidak 

    dipertimbangkan sebagai !askulitis seati.

    Bi-ui diagnostik mencakup antara lain antibodi anti-4> dan antibody mitokondria tipe

    ". kti!itas penyakit diikuti oleh peningkatan kompleks imun dalam darah dan penurunan

    raksi komplemen. ("aughan' 2002)

    Pengobatan Imunologik 

    enatalaksaan retino pati %8G sesuai dengan penyakit penyebabnya. Obat paling eekti 

    adalah steroid sistemik dan sikloosamid intra!ena dosis denyut. Detinopati dapat membaik 

    sealan dengan keberhasilan penanganan penyakit sistemiknya. 9agaimanapun' penderita

    tetap harus dimonitor secara seksama mengenai tanda-tanda eksaserbasi saat geala sistemik 

    tidak ada. Terapi antiplatetlet dan antikogulandi indikasikan untuk keadaan retinopati oklusal.

    emberian kortikosteroid sistemik diindikasikan pada nyeri hebat optalmoplegia. ("aughan'

    2002)

    2. Penyakit yang Di%erantarai Sel

    2.1 Sar+oio"i" mata

    43

  • 8/16/2019 Referat Mata Ranto

    44/55

    %arkoidosis pada mata ditandai oleh panu!eitis yang kadang-kadang ditandai disertai oleh

     peradangan ner!us opticus' konungti!a' dan pembuluh-pembuluh darah retina

    2.1.1 Patogene"i" imunologi

    Falaupun banyak ineksi atau alergi telah diaukan sebagai penyebab

    sarkoidosis' belum ada satupun yang dapat dibuktikan. Tampak granulomanonkaseosa di u!ea' ner!us opticus' konungti!a' dan struktur-struktur 

    adneksa mata serta di bagian tubuh lain. danya makroag dan sel raksasa

    mengisyaratkan teradinya agositosis bahan berbentuk partikel. 9eberapa

     penelitian mengindikasikan bah,a ineksi mycobacterium merupakan

    suatu aktor etiologi

    asien sarkoidosis biasanya anergi terhadap antigen-antigen mikroba yang

    sering diumpai' misalnya antigen mumps' trichopyton' candida' dan

    mycobacterium tuberculosis. %eperti pada gangguan limoprolierasti 

    lainnya' misalnya penyakit Hodgkin dan leukemia limositik kronik'

    anergi mungkin mencerminkan supresi akti!itas sel T sedemikian sehingga

    respons hipersensiti!itas tipe lambat yang normal terhadap antigen-antigen

    yang umum tidak dapat teradi. %ementara itu' biasanya ditemukan

    immunoglobulin dalam serum dengan kadar yang lebih tinggi daripada

    normal.

    2.1.2 Diagno"i" imunologi4iagnosis kebanyakan didasarkan pada penarikan kesimpulan. $akta yang

    sangat menunang adalah hasil ui kulit yang negati!e terhadap

    serangkaian antigen yang diketahui telah dikenal oleh pasien' demikian

     uga peningkatan immunoglobulin dalam serum. 9iopsy nodul di

    konungti!a atau pembesaran kelenar getah bening dapat memberikan

     petunuk histologik adanya penyakit ini. ada banyak kasus' pemeriksaan

    sinar- toraks memperlihatkan adenopati hilus. +adar angiotensin-

    con!erting en/yme dalam serum dapat meningkat.

    2.1.# Pengobatan

    3emerlukan terapi kortikosteroid dan sesekali dengan obat

    imunosupresan.

    2.2 7-talmia "im%atika an "inrom :ogt($oyanagi(haraa

    44

  • 8/16/2019 Referat Mata Ranto

    45/55

    +edua penyakit ini dibahas bersama-sama karena keduanya memiliki kesamaan

    gambaran klinis tertentu. +eduanya diperkirakan mencerminkan suatu enomena

    autoimun yang mengenai struktur berpigmen di mata dan kulit' dan keduanya dapat

    memperlihatkan geala-geala meningeal

    2.2.1 8ambaran klini"Otalmia simpatika adalah suatu peradangan di mata kedua (sebelahnya)

    setelah yang pertama mengalami kerusakan akibat trauma tembus. ada

    kebanyakan kasus' sebagian u!ea mata yang cedera telah terpaan ke

    atmosir sekurang-kurangnya selama 1 am. 3ata yang tidak cedera atau

    Jyang bersimpatikK memperlihatkan tanda-tanda minor u!eitis anterior 

    setelah rentang ,aktu 2 minggu hingga bertahun-tahun lamanya.

    Falaupun demikian' sebagian besar kasus teradi dalam 1 tahun. %ebagai

    akibat peradangan pada corpus ciliare' timbul geala-geala dini antara lain

     bercak-bercak melayang dan hilangnya daya akomodasi. enyakit dapat

     berkembang menadi iridosiklitis berat yang disertai nyeri dan otoobia.

     >amun' biasanya mata tetap tenang dan tidak nyeri' sementara peradangan

    menyebar ke seluruh u!ea. Detina biasanya tetap tidak terlibat.' kecuali

    ada cuing peri!askular pembuluh retina oleh sel-sel radang. 4apat da

     uga sebuah akumulasi sel-sel epithelioid pada permukaan epitel pigmen

    retina (DG) atau :horoidal yang disebut 4alen-$uchs nodul. 4apat

    timbul edema ner!us opticus dan glaucoma sekunder. 4alam kasus yang

     berkepanangan dan tidak diobati dengan baik' butiran melanin pada

    koroid dan epitel pigmen retina (DG) yang hilang dan perubahan ,arna

    undus menadi merah. Ini disebut Lsunset glo, undus L adalah salah satu

    temuan klinis paling khas pada sindrom "ogt-+oyanagi-harada dan

    Otalmia simpatika. Bntuk alasan yang tidak diketahui' insidens penyakit

    ini telah sangat menurun selama beberapa dekade terakhir. (%ugita dkk'

    200; sbury' 200@).

    %ecara histologi' sindrom "ogt-+oyanagi-harada dan Otalmia simpatika

    ditandai dalam ase akut oleh ablasi retina serosa' penebalan signiikan

    dari koroid' dan iniltrasi sel inlamasi yang sudah ditandai ke dalam iris'

     badan siliaris' dan koroid. ada ase tengah-akhir' temuan histologis khas

    45

  • 8/16/2019 Referat Mata Ranto

    46/55

    adalah depigmentasi' dispersi pigmen' dan agositosis pigmen di B!ea.

    enyakit ini biasanya dia,ali oleh suatu episode demam akut disertai

    nyeri kepala' disakusis' dan kadang-kadang !ertigo. 4ilaporkan adanya

    kerontokan rambut atau uban di beberapa tempat pada bulan-bulan

     pertama penyakit. %ering teradi !itiligo dan poliosis tetapi tidak penting

    untuk diagnosis. Falaupun iridosiklitis a,al mungkin membaik dengan

    cepat' peralanan penyakit di bagian posterior sering indolen dengan eek 

     angka panang berupa ablation retinae serosa dan gangguan penglihatan

    yang bermakna. (9ielory' 2000)

    2.2.2 Patogene"i" Imunologi

    ada otamia simpatika dan sindrom "ogt-+oyanagi-Harada' diperkirakan

    teradi hipersensiti!itas tipe lambat terhadap struktur-struktur yang

    mengandung melanin' di mata' kulit' dan rambut. 9ahan-bahan terlarut

    dari segmen luar lapisan otoreseptor retina (antigen % retina) telah

    diaukan sebagai autoantigen yang mungkin. asien sindrom "ogt-

    +oyanagi-Harada biasanya merupakan keturunan sia tenggara' yang

    mengisyaratkan adanya suatu predisposisi imunogenetik terhadap

     penyakit.

    Immunogenetic studi telah mengungkapkan bah,a H8-4D91 M 0#0

    dan-4D91 M 0#10 yang berkaitan erat dengan penyakit "+H dan %O pada

     populasi Cepang. enyebab pasti penyakit ini tidak diketahui' meskipun

    umumnya dianggap diperantarai penyakit autoimun terhadap sel melanosit

    karena limosit dari pasien dengan penyakit "+H berprolierasi ketika

    dihadapkan oleh ekstrak kasar dari melanosit dan limosit bersiat

    sitotoksik pada melanosit in !itro. (9ielory' 2000)

    %ediaan histopatologik pada mata yang mengalami trauma pada pasien

    otalmia simpatika mungkin memperlihatkan sebukan limosit' sel

    epiteloid' dan sel raksasa yang seragam di sebagian besar u!ea. Detina di

    atasnya biasanya utuh' tetapi dapat terlihat penonolan sarang-sarang sel

    epiteloid melalui epitel pigmen retina sehingga terbentuk nodul-nodul

    46

  • 8/16/2019 Referat Mata Ranto

    47/55

    4alen-$uchs. eradangan tersebut dapat menghancurkan arsitektur seluruh

    u!ea hingga menyisakan bola mata atroi yang menciut.

    2.2.# Diagno"i" imunologi

    Bi kulit dengan ekstrak aringan u!ea manusia atau sapi yang mudah larut

    dikatakan dapat mencetuskan respons hipersensiti!itas tipe lambat pada

     pasien-pasien tersebut. 9eberapa peneliti baru-baru ini memperlihatkan

     bah,a biakan limosit dari pasien dengan kedua penyakit ini mengalami

    transormasi menadi limoblas (in !itro) bila ditambahkan ekstrak u!ea

    atau segmen luar sel batang ke dalam medium biakan. 4alam darah

     pasien-pasien kedua penyakit ini ditemukan antibody terhadap antigen

    u!ea' tetapi antibodi semacam itu sering diumpai pada setiap pasien

    dengan u!eitis kronik termasuk mereka yang mengidap berbagai ententitas

     penyakit ineksi. ada stadium-stadium a,al' cairan spinal pasien sindrom

    "ogt-+oyanagi-Harada mungkin menunukkan peningkatan protein dan

     umlah sel mononukleus. engobatan kedua kondisi tersebut sedikitnya

    memerlukan steroid sistemik dan sering kali terapi imunosupresi oral.

    2.# Arteriti" "el rak"a"a

    rteritis sel raksasa mungkin menyebabkan gangguan berat pada mata. +ondisi ini

    diumpai pada kelompok lansia' biasanya disertai sakit kepala dan seumlah keluhan

    sistemik termasuk polimialgia rematika. +omplikasi pada mata berupa neuropati optic

    iskemik anterior dan oklusi arteri centralis retinae. asien-pasien yang demikian

    memperlihatkan iniltrasi luas sel raksasa dan sel mononukleus di dinding pembuluh

    darah.

    2.& Poliarteriti" noo"a

    oliarteritis nodosa adalah suatu !askulitis yang terutama mengenai pembuluh berukuran

    kecil-sampai sedang. +elainan ini dapat mengenai segmen anterior dan posterior mata.

    +ornea pasien mungkin memperlihatkan iniltrasi sel dan penipisan di perier. embuluh-

     pembuluh retina dan siliaris memperlihatkan peradangan nekrotikans luas yang ditandai

    oleh serbukan eosinoil' sel plasma dan limosit

    2.' 8ranuloma 3egener

    ranulomatosis Fegener adalah !askulitis sistemik lain dengan potensi maniestasi pada

    mata. ada kelainan ini' peradangan granulomatosa nekrotikans terutama melibatkan

    47

  • 8/16/2019 Referat Mata Ranto

    48/55

    saluran napas atas dan ginal. +eterlibatan mata biasanya berupa skleritis dan keratitis

    ulserati perier' tetapi dapat timbul !askulitis di retina. +eberadaan c>: berguna

    dalam penegakan diagnosis.

    2.* Penyakit Beh+et

    osisi penyakit 9ehcet dalam klasiikasi gangguan imunologi masih belum elas.enyakit ini ditandai oleh iridosiklitis rekurens disertai hipopion dan !askulitis oklusi 

     pembuluh-pembuluh retina. Falaupun penyakit ini memiliki banyak gambaran penyakit

    hipersensiti!itas tipe lambat' adanya perubahan gambaran komplemen serum yang

    mencolok pada permulaan serangan mengisyaratkan suatu kelainan kompleks imun.

    %elain itu' baru-baru ini dideteksi adanya kompleks imun berkadar tinggi dalam darah

     pasien-pasien penyakit 9ehcet. %ebagian besar pasien dengan geala-geala pada matanya

     positi untuk H8-91- suatu subtype H8-9' dan merupakan keturunan 3editerania

    timur atau sia tenggara.

    2. Dermatiti" kontak 

    4ermatitis kontak pada palpebrae menggambarkan penyakit yang bermakna namun

    ringan yang disebabkan oleh hipersensiti!itas tipe lambat. Obat-obatan topical- seperti

     brimonidin dan atropine' penga,et tetes mata' kosmetik berparum' bahan-bahan yang

    terkandung dalam bingkai kaca mata plastic' dan