-
Subyek : Tugas Individu Mata Kuliah : Sistem Informasi Manajemen
Waktu Penyerahan : Sabtu, 14 Januari 2012 Dosen : Dr. Ir. Arif Imam
Suroso, Msc (CS)
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI BISNIS BUAH MANGGIS (Garcinia
mangostana L.)
DISUSUN OLEH
PRASETIYO (P056110923.40E)
MAGISTER MANAJEMEN AGRIBISNIS PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN DAN
BISNIS
INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012
-
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI BISNIS SIM
1
DAFTAR ISI DAFTAR ISI
......................................................................................................................................................................
1
I. PENDAHULUAN
....................................................................................................................................................
2
1.1. Latar Belakang
..............................................................................................................................................
2
1.2. Identifikasi Masalah
......................................................................................................................................
2
1.3. Tujuan
.............................................................................................................................................................
4
1.4. Hasil Dan Manfaat
.........................................................................................................................................
4
II. TINJAUAN
PUSTAKA...........................................................................................................................................
5
2.1. Sistim Informasi Bisnis
................................................................................................................................
5
2.2. Decision Support System (DSS)
.................................................................................................................
6
2.3. Pendekatan Rancang Bangun Sistem Informasi Bisnis
.........................................................................
8
2.3.1. Sistem Development Lifecycle (SDLC)
...........................................................................................
8
2.3.2. Metode Prototyping
.........................................................................................................................
10
2.3.3. Web Development
............................................................................................................................
10
III. PEMBAHASAN
.........................................................................................................................................................
13
3.1. Investigasi Sistem
.......................................................................................................................................
14
3.2. Analisis Sistem
............................................................................................................................................
16
3.3. Desain Sistem
..............................................................................................................................................
16
IV. KESIMPULAN
......................................................................................................................................................
17
V. DAFTAR PUSTAKA
............................................................................................................................................
18
-
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI BISNIS SIM
2
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sebagai Negara agraris, sektor pertanian memiliki peranan
penting dalam pembangunan ekonomi Indonesia. Hal ini seiring dengan
visi pemerintah di bidang pertanian tahun 2005 2009, yaitu
terwujudnya pertanian tangguh untuk pemantapan ketahanan pangan,
peningkatan nilai tambah, daya saing produk pertanian, serta
peningkatan kesejahteraan petani.
Salah satu pilar pertanian yang sangat penting dalam menopang
perekonomian nasional adalah sektor hortikultura, khususnya
buah-buahan. Sebagai negara tropis, Indonesia memiliki keaneka
ragaman hayati yang sangat tinggi yang merupakan sumberdaya penting
bagi kehidupan sosial budaya dan ekonomi. Keaneka ragaman hayati
buah-buahan ini juga merupakan peluang yang sangat baik untuk bisa
dikembangkan sebagai komoditas komersial yang mampu menopang
perekonomian Negara.
Salah satu produk buah-buahan yang menjadi primadona ekspor dan
menjadi andalan untuk meningkatkan devisa negara adalah buah
Manggis (Garcinia mangostana L.). Jika dibandingkan dengan
buah-buah lainnya, manggis menyumbangkan devisa tertinggi, kemudian
diikuti oleh nenas, pisang dan mangga (dikutip dari www.
Deptan.go.id). Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor
manggis yang lazim disebut Queen of the Tropical Fruits atau exotic
fruit untuk periode 2010 mencapai 11.388 ton, meningkat 14%
dibandingkan dengan tahun 2009 yang hanya 9.988 ton. Sementara
nilainya meningkat sebesar 34% dari US$ 6.451.923 di 2009 menjadi
8.754.427 di 2010. Negara tujuan utama ekport manggis adalah
Hongkong, Taiwan, RRC, Singapore, Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan
negara-negara Eropa. Selain itu permintaan ekspor manggis ke
Amerika Serikat juga meningkat secara tajam (dikutip dari www.
Deptan.go.id).
Selain sebagai komoditas ekspor, buah manggis dapat dikonsumsi
dalam bentuk buah segar, sebagai buah kaleng, dibuat sirop/sari
buah, jus manggis, dan puree. Selain itu manggis juga sangat
bermanfaat buat kesehatan. Kulit manggis diketahui mengandung
Xanthone yang sangat efektif sebagai antioksidan, antiproliferativ,
antiinflamasi dan antimicrobial. Dari beberapa penelitian Xanthone
dan derivatifnya efektif melawan kanker dan obat penyakit
jantung.
Di Indonesia tanaman manggis tersebar hampir di semua kepulauan.
Menurut Syafruddin (2009) tercatat 25 Kabupaten yang tercatat
sebagai sentra produksi dan penyumbang buah manggis untuk eksport,
antara lain adalah Tasikmalaya, Sawahlunto, Tapanuli, Purwakarta,
Subang dan Bogor.
1.2. Identifikasi Masalah
Meskipun menyumbangkan devisa terbesar, namun total produksi
manggis masih jauh jika dibandingkan dengan produksi pisang, jeruk,
nanas, dan mangga. Disamping itu total produksi dari
-
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI BISNIS SIM
3
manggis sangat berfluktuatif tiap tahun, terpengaruh oleh iklim
dan cuaca. Pada tahun 2007 total produksi manggis mencapai 112.722
ton. Pada tahun 2008 turun menjadi 78.674 ton. Pada tahun 2009
meningkat lagi menjadi 105.558 ton, sedangkan pada tahun 2010
terjadi penurunan menjadi 84.538 ton (Badan Pusat Statistik, 2011).
Produktivitas pohon manggis di Indonesia rata-rata 30-70 kg per
pohon masih tergolong rendah dibandingkan negara lain seperti
Malaysia dan India mencapai 200-300 kg per pohon, serta Thailand
yang mampu memproduksi 400kg per pohon (Department of Agriculture,
Fisheries & Forestry Australia, 2003)
Selain ketergantungan pada iklim, menurut Walid (2007) rata-rata
tanaman manggis yang produktif sudah berumur lebih dari 100 tahun.
Sebagian besar buah manggis berasal dari kebun rakyat yang belum
terpelihara secara baik dan sistem produksinya masih tergantung
pada alam (tradisional). Masalah kualitas yang berkaitan dengan
jumlah manggis matang dengan kelopak yang masih utuh dan hijau,
bersih dari semut dan serangga, tidak terdapat getah kuning di luar
dan didalam, serta manggis tidak membatu juga merupakan isu utama
yang berpengaruh terhadap ekspor manggis Indonesia (Direktorat
Jendral Bina Produksi Tanaman Buah)
Beberapa permasalahan lain yang menjadi isu utama komiditas
manggis khususnya terhadap produktivitas dan kualitas manggis
adalah :
1. Rendahnya pemahaman petani terhadap cara budidaya manggis -
Syarat Tumbuh : iklim, media tanam, ketinggian tempat - Pedoman
Budidaya : pembibitan, pengolahan media tanam, pengaturan jarak
tanam, teknik penanaman, pemeliharaan tanaman, pemupukan, dll
- Hama dan Penyakit : ulat, jamur, busuk buah, dll - Cara Panen
: umur panen, cara panen, periode panen, - Pasca Panen :
pengumpulan, penyortiran dan penggolongan (klasifikassi dan standar
mutu),
pengemasan, pengiriman, dan penyimpanan 2. Sentra produksi yang
tersebar diseluruh pelosok tanah air, dengan waktu panen yang
berbeda.
Selain itu sebagian besar manggis dihasilkan dari tanaman
pekarangan dan kebun campuran, belum dikelola secara terpadu.
Selain itu manggis ditanam di daerah perbukitan dan hutan dengan
infrastruktur yang masih sulit dijangkau.
3. Konversi hutan alam yang banyak ditumbuhi manggis dengan
hutan tanaman industri (HTI), secara langsung mengurangi area lahan
tanaman manggis
4. Kualitas buah yang sangat beragam, baik rasa dan ukuran,
sehingga sulit bisa memenuhi standar ekspor. Hal ini erat berkaitan
dengan ketersedian bibit unggul, cara tanam, cara panen, dan
penanganan pasca panen
5. Rendahnya minat pengusaha agrobisnis untuk berinvestasi dalam
pengembangan tanaman manggis di Indonesia karena fase juvenil
sangat panjang, tanaman manggis berbuah pertama 10-15 tahun dan
lambatnya laju pertumbuhan bibit. Oleh karena itu, peran pemerintah
dalam
-
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI BISNIS SIM
4
pengembangan tanaman manggis sangat penting untuk peningkatan
luas tanam, luas panen, produksi, dan produktivitas manggis serta
meningkatkan kesejahteraan petani.
6. Rendahnya pemahaman mengenai pemasaran manggis &
pengetahuan untuk ekspor 7. Rendahnya pengetahuan mengenai
pengolahan buah manggis (pohon industri dari manggis) 8. Masalah
permodalan
1.3. Tujuan
Rancang bangun sistim informasi binis buah manggis ini ditujukan
untuk :
1. Memberikan informasi mengenai buah manggis secara terpadu
(terintegrasi) mulai dari budidaya, perdagangan, dan pegolahan dan
pemasaran, ke dalam system informasi bisnis berbasis web
2. Merancang dan membangun prototype model dari
komponen-komponen analisis kelayakan investasi bisnis buah manggis
yang nantinya terintegrasi kedalam sebuah management support system
(MSS) dengan memberikan informasi ke managemen secara akurat dan
riil (MIS), dan sebagai system penunjang keputusan / Decision
support system (DSS).
1.4. Hasil dan Manfaat
Hasil dari rancang bangun sistem informasi ini adalah prototype
perangkat lunak Sistem Informasi Bisnis Buah Manggis berbasis
web.
Sistem informasi ini diharapkan mampu mendukung pengembangan
bisnis dari buah manggis, dengan memberikan informasi secara
terintegrasi mengenai cara budidaya, informasi bibit, informasi
cara panen, waktu panen, sentra yang sedang panen, dan penanganan
hasil panen, klasifikasi dan standarisasi ekspor, peluang ekspor,
industri hilir/pengolahan manggis serta mampu menganalisis
kelayakan investasi di sektor agrobisnis manggis dengan berbagai
kendala yang dihadapi oleh pengguna akhir (end user).
Sistem informasi managemen yang dirancang harus mampu memberikan
informasi yang riil, jelas dan benar, baik kepada petani, peneliti,
pedagang, eksportir, investor, industri hilir (pengolahan), bank
atau refinancing company, serta industri terkait seperti pupuk,
obat-obatan, industri kemasan, dll.
-
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI BISNIS SIM
5
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Informasi Bisnis
Menurut OBrien (2006), sistem informasi bisnis (SIB) secara
sepintas hampir sama dengan sistem informasi managemen (SIM). Namun
apabila dianalisa lebih lanjut akan ditemukan beberapa hal yang
berbeda, yaitu :
1. SIB lebih bersifat makro, dengan mengandalkan sumber
informasi dari luar organisasi seperti deregulasi pemerintah,
perpajakan, demografi, lembaga keuangan, pasar modal, potensi
ekspor, dll. Sedangkan SIM lebih menekankan informasi dari
transaksi harian perusahaan.
2. SIB lebih banyak digunakan oleh investor sebelum melakukan
pengambilan keputusan untuk berinvestasi. SIB dapat diperoleh dari
hasil penelitian, outsourcing dan membeli dari pusat data statistic
(BPS, BKPM, Deptan, dll), serta informasi-informasi lainnya.
Sedangkan SIM ditujukan untuk managemen dalam kaitan control dan
monitoring untuk lebih meningkatkan kinerja karyawan agar lebih
efisien dan efektif.
3. Dalam penyajian informasi, SIB lebih menekankan pada berapa
pangsa pasar (market share) dari perusahaan, berapa yang akan
dicapai, dan bagaimana strategi untuk mencapainya. Sedangkan SIM
penyajian informasi lebih mengarah pada berapa penjualan yang
dicapai dibandingkan dengan target, dan bagaiman kecenderungan atau
trend penjualan dari perusahaan.
Sistem Informasi Bisnis merupakan kombinasi terorganisir antara
orang, hardware, software, jaringan komunikasi, sumber data,
kebijakan dan prosedur yang menyimpan, mengambil, mengubah, dan
menyebarkan informasi dalam sebuah bisnis. Orang mengandalkan pada
sistem informasi modern untuk berkomunikasi satu dengan yang lain
menggunakan berbagai perangkat fisik (hardware), instruksi
pemrosesan informasi dan prosedur (perangkat lunak), saluran
komunikasi (jaringan), dan data yang disimpan (sumber data). Secara
garis besar framework dari sitem informasi bisnis dapat dilihat
dalam Gambar 1.
Gambar 1. Framework yang berkaitan dengan system informasi binis
(OBrien, 2006)
-
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI BISNIS SIM
6
Pendekatan sistem terstruktur menurut adalah pendekatan
pengembangan sistem yang dilengkapi dengan alat-alat (tools) dan
teknik-teknik yang dibutuhkan untuk pengembangan sistem sehingga
hasil akhir dari sistem yang dikembangkan akan didapatkan sistem
yang strukturnya baik dan jelas. Setelah pendekatan sistem dipilih,
langkah selanjutnya adalah perancangan sistem secara global.
Perancangan sistem secara global dibuat untuk merepresentasikan
sistem secara keseluruhan. Dalam merancang model dari sistem
informasi dibuat model fisik dan model logika. Model logika dari
sistem informasi lebih menjelaskan pada user bagaimana kerja dari
fungsi-fungsi pada sistem informasi secara logika. Model logika
dapat digambarkan dengan menggunakan Data Flow Diagram. Sedangkan
arus datanya dijelaskan menggunakan data dictionary (kamus data).
Untuk menggambarkan kesatuan hubungan suatu entity digunakan Entity
Relational Diagram (ERD), sedangkan model fisik menunjukkan pada
user bagaimana penerapan sistem informasi tersebut bekerja secara
fisik.
Pengolahan data pada sistem informasi berbasis komputer dalam
pelaksanaannya membutuhkan metode-metode dan prosedur-prosedur,
dimana metode-metode dan prosedur prosedur tersebut merupakan
bagian dari model informasi. Pada model informasi akan
didefinisikan urutan-urutan kegiatan yang ada untuk menghasilkan
output dari input yang ada.
2.2. Decision Support System (DSS)
Decision Support System (DSS) dapat didefinisikan sebagai suatu
sistem yang tersusun dari sistem managemen basis data, sistem
managemen basis model, dan system managemen dialog yang dapat
digunakan untuk membantu manager dalam pengambilan keputusan. DSS
merupakan perangkat sistem yang digunakan untuk mendukung pada
tingkat manager untuk membantu memecahkan permasalahan yang
bersifat semi terstruktur (Turban, 1993).
Menurut Rosidin (dalam Suryadi dan Ali, 2000) pada dasarnya
pengambilan keputusan adalah pendekatan sistimatis suatu masalah,
pengumpulan fakta-fakta penentuan yang matang dari alternative yang
dihadapi dan pengambilan tindakan yang paling tepat. Proses
pengambilan keputusan terdiri dari 3 tahapan, yakni :
1. Intellegensi : Tahap ini merupakan proses untuk menelusuri
dan pendektesian dari linku permasalahan serta pengenalan masalah.
Data masukan diperoleh, diproses dan diuji dalam rangka
mengidentifkasian masalah.
2. Design : Tahap ini merupakan proses untuk menemukan,
mengembangkan, dan menganalisa alternative tindakan yang dapat
dilakukan. Tahapan ini meliputi proses untuk mengerti masalah,
menurunkan solusi dan menguji kelayakan solusi.
3. Choice : Merupakan proses memilih diantara alternative
tindakan yang mungkin dijalankan. Hasil pemilihan tersebut kemudian
diimplementasikan dalam proses pengambilan keputusan.
-
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI BISNIS SIM
7
Menurut Rosidin, (2003) karakteristik dan kapabilitas dari DSS
adalah :
1. Memberikan dukungan kepada pengambil keputusan (pimpinan
puncak & jajaran manager) pada kondisi semi terstruktur dan
tidak terstruktur dengan memadukan bersama antara pendapat manusia
dengan informasi yang disimpan dalam komputer, baik secara individu
maupun secara group.
2. Dapat mendukung untuk beberapa keputusan yang saling
bergantung dan berurutan. 3. Mendukung semua tahapan dalam proses
pengambil keputusan : intelegensi, desain, pilihan dan
implementasi 4. Mendukung berbagai gaya dan proses pengambilan
keputusan. Terdapat hubungan antara DSS
dengan atribut pada pengambilan secara individu. 5. DSS dapat
menyesuaikan diri dengan waktu yang memungkinkan dapat digunakan
secara cepat
untuk permasalahan yang sifatnya mendadak 6. DSS mudah
digunakan. Para pengguna harus merasa seperti dirumah pada saat
berhadapan
dengan sistem 7. DSS mencoba untuk memperbaiki dari efektivitas
dari pengambilan keputusan (yang berhubungan
dengan ketelitian, ketepatan waktu, dan kualitas) 8. Para
pengambil keputusan mempunyai pengawasan yang lengkap terhadap
semua tahapan
pengambilan keputusan dalam setiap menyelesaikan permasalahan 9.
DSS memberikan petunjuk untuk pembelajaran dimana petunjuk untuk
kebutuhan baru dan
perbaikan dari system seara berkesinambunagn dan terus menerus
untuk memperbaiki DSS 10. DSS relative mudah dibangun. Dimungkinkan
para pengguna dapat membangun system
sederhana sendiri sesuai dengan kebutuhannya. 11. DSS biasanya
memanfaatkan suatu model 12. Lebih lanjut DSS dilengkapi dengan
komponen pengetahuan yang memungkinkan menyelesaikan
masalah sedara efisien dan efektif.
Menurut Rosidin (2003) komponen DSS meliputi :
1. Managemen Data adalah database yang menyimpan data-data yang
relevan yang dikelola menggunakan software Database Management
System (DBMS).
2. Managemen Model adalah kemampuan untuk mengintegrasikan
antara akses data dengan model-model keputusan. Karena adanya
kendala yang dihadapi bahwa suatu model cenderung tidak mencukupi
untuk menyelesaikan permasalahan, maka biasanya sistem akan
menyimpan berbagai bentuk model dan setiap model akan digunakan
untuk menangani permasalahan yang berbeda.
3. Subsistem Komunikasi yang memungkinkan adanya komunikasi
antara pengguna dengan sistem. 4. Managemen Pengetahuan : merupakan
subsistem pilihan yang dapat mendukung beberapa
subsistem lainnya, atau sebagai komponen terpisah.
-
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI BISNIS SIM
8
2.3. Pendekatan Rancang Bangun Sistim Informasi Bisnis
2.3.1. Sistem Development Life Cycle (SDLC)
Menurut Mc. Leod (1995), untuk mendapatkan hasil yang baik,
pengembangan sistem informasi bisnis harus dilakukan secara teratur
dan berurutan. Tahapan pengembangan terdiri dari : 1. Merencanakan
pengembangan pusat informasi. Mendefinisikan masalah,
mengidentifikasi
kendala-kendala sistem, melakukan studi kelayakan baik secara
teknis dan ekonomis. 2. Menganalisa sistem bila projek layak
diteruskan. Mengorganisasikan kelompok atau tim
pengembangan, mengumpulkan kebutuhan iformasi dan menyiapkan
usulan rancangan sistem. 3. Perancangan sistem. Menyiapkan
rancangan sistem, prosedur dan program. 4. Implementasi.
Merencanakan implementasi, mencari hardware dan software yang
baik,
menyiapkan fasilitas fisik, melakukan training dan menyiapkan
konversi atau imigrasi. 5. Pemeliharaan system. Mengaudit ulang,
menjaga kestabilan sistem dan meningkatkan
performance.
Sedangkan menurut O,Brien (2006), pendekatan sistem untuk
mengembangkan suatu sistem informasi (SI) adalah .
1. Investigasi Sistem : Menentukan adanya masalah bisnis dan
peluang. Melaksanakan studi kelayakan untuk menentukan sistem yang
baru atau peningkatan sistem informasi yang merupakan solusi untuk
mengembangkan rencana manajemen. Hasil dari tahap ini berupa studi
kelayakan yang mengevaluasi : kelayakan organisasi, ekonomi, teknis
dan operasional serta identifikasi manfaat.
2. Analisa Sistem : Tahap ini melakukan analisa mendalam
terhadap informasi yang dibutuhkan pengguna, kelengkapan organisasi
dan sistem yang digunakan. Analisa tersebut menenetukan informasi
bisnisyang spesifik seperti : tipe informasi, format produk
informasi, time frame yang diperlukan dan kemampuan proses
informasi untuk masing-masing aktifitas sistem (input, proses,
output, penyimpanan dan kontrol). Tahap ini menghasilkan kebutuhan
fungsional pengguna hardware, software, network dan data sumberdaya
manusia yang digunakan pada sistem yang baru.
3. Perancangan Sistem :Merupakan aktifitas yang menghasilkan
spesifikasi sistem untuk memenuhi kebutuhan fungsional pengembangan
dalam tahap analisa sitem. Ada tiga aktifitas pernancangan sistem,
yaitu : a. Desain User Interface, merupakan kegiatan untuk
merancang interaksi antara pengguna
dengan aplikasi komputer, baik dalam hal penetuan metode masukan
maupun keluaran seperti kemudahan penggunaan halaman-halaman web
internet dan ekstranet.
b. Desain Data, merupakan kegiatan untuk merancang struktur
database maupun file yang akan digunakan dalam sistem informasi.
Desain data akan menghasilkan : 1) Atribut atau karakteristik
entitas yang diusulkan sebagai kebutuhan pemeliharaan sistem
informasi.
-
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI BISNIS SIM
9
2) Relasi dari masing-masing entitas yang harus ada. 3) Data
elemen spesifik yang dibutuhkan untuk memelihara masing-masing
entitas dalam
sistem informasi c. Desain Proses, merupakan aktifitas yang
berfokus pada perancangan sumberdaya perangkat
yaitu program dan prosedur yang dibutuhkan oleh sistem informasi
yang disulkan. 4. Implementasi Sistem :
Merupakan penerapan sistem informasi yang telah dirancang,
menyangkut hardware dan software, pengembangan software, uji
program dan prosedur, pembuatan dokumentasi dan segala aktifitas
instalasi.
Selain itu juga melaksanakan pendidikan dan pelatihan terhadap
pengguna dan tenaga spesialis yang akan mengoperasikan sistem yang
baru. Tahap akhir dari implementasi adalah melakukan konversi dari
sitem yang digunakan saat ini ke sistem yang baru dikembangkan.
Metode konversi dapat mengurangi dampak dari penggunaan teknologi
baru dalam organisasi. Beberapa alternatif konversi sistem yang
dapat digunakan adalah parallel, pilot, phased dan plune.
5. Pemeliharaan Sistem Aktifitas ini merupakan tahap akhir dari
SDLC yang meliputi : monitoring, evaluasi dan
modifikasi sistem sehingga sesuai kebutuhan pengembangan.
Termasuk juga proses peninjuan pasca implementasi untuk meyakinkan
implementasi sistem baru sesuai dengan kebutuhan fungsional bisnis
pada tahap perancangan sistem.
Gambar 2. System Development Lifecycle (SDLC) (OBrien, 2006)
-
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI BISNIS SIM
10
2.3.2. Metode Prototyping
Prototyping dapat menggantikan SDLC pada sistem berskala kecil,
namun untuk sistem berskala besar penggunaannya dipadukan dengan
SDLC. Keuntungan penggunaan prototyping dimungkinkan menghemat
biaya pengembangan dan meningkatkan kepuasan penggunaan dengan
sistem yang dihasilkan. Metode ini dirancang sebagai paradigma baru
dalam pengembangan sistem informasi, tidak hanya sekedar evolusi
dari metode pengembangan sistem informasi yang sudah ada, tetapi
sekaligus merupakan revolusi dalam pengembangan sistem informasi
itu sendiri.
Menurut Mc Leod (1995), terdapat empat langkah pengembangan yang
digunakan dalam metode prototipe yaitu :
1. Analisa dan identifikasi kebutuhan sistem 2. Pengembangan
prototipe sistem 3. Penyesuaian sistem sesuai kebutuhan pemakai 4.
Penggunaan sistem informasi
Metode ini merupakan proses pembuatan sistem yang memberikan ide
bagi pembuat maupun pemakai potensial tentang cara sistem akan
berfungsi dalam bentuk lengkapnya (Mc Leod,1995). Metode ini
dirancang agar dapat menerima perubahan-perubahan, agar dapat
menyempurnakan prototipe yang sudah ada. Tujuannya untuk
menghasilkan sistem informasi yang dapat diterima serta
perubahan-perubahan yang terjadi merupakan bagian dari pengembangan
sistem. Keterlibatan dalam pengembangannya akan mempengaruhi
kualitas akhir dari sistem yang akan dihasilkan.
2.3.3. Web development
Menurut Syahputra ( 2003), web merupakan suatu jaringan komputer
global yang menggunakan protokol internet (internet protocol). Web
biasanya akan berbentuk server yang berisi data dan informasi
dipergunakan untuk meyebarluaskan informasi bagi suatu organisasi
yang membangun jaringan web tersebut. Web server adalah merupakan
suatu server internet yang menggunakan protocol HTTP (hypertext
Transfer Protocol) untuk melayani semua proses pentransferan data.
Dengan adanya Web server ini, semua pengguna internet di berbagai
belahan dunia dapat dengan mudah menerima berbagai informasi hanya
dengan cara melakukan browsing dengan menggunakan program
browser.
Data dan informasi yang akan ditemukan dalam suatu web akan
disimpan dalam bentuk dokumen Homepage. Dokumen Homepage tersebut
akan menggunakan standar tulisan yang sama untuk setiap platform
komputer, dalam hal ini berformat HTML (Hypertext Markup Language).
Dokumen HTML tersebut akan dikatakan pada web server agar bisa
diakses oleh mereka yang memerlukan.
Menurut Sutarman (2003) web dapat dikategorikan menjadi dua
yaitu web statis dan dinamis atau interktif. Web statis adalah web
yang berisi atau menampilkan informasi-informasi yang sifatnya
statis
-
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI BISNIS SIM
11
(tetap), sedangkan web dinamis adalah web yang menampilkan
informasi serta dapat berinteraksi dengan user yang sifatnya
dinamis. Pengembangan web biasanya lebih ditujukkan kepada upaya
untuk menampilkan data atau informasi yang dapat diakses oleh siapa
saja yang memerlukan dalam lingkungan internet.
Menurut Sutarman (2003) desain web yang baik bertumpu pada
prinsip pokok yaitu membuatnya sederhana serta menjaga kerjanya
tetap cepat ketika diakses. Untuk menghasilkan situs yang baik
diperlukan pemikiran dan sentuhan rasa seni. Situs yang bagus harus
memenuhi kriteria berikut :
1. Isinya menarik 2. Tampilannya bagus 3. Navigasinya jelas,
tidak membingungkan pengunjung 4. Kecepatan akses situs tersebut
tinggi
Sedangkan menurut Siagian (2002) agar informasi yang disajikan
selalu baru (up to date), beberapa langkah yang harus dilakukan
dalam mebuat design web adalah sebagai berikut :
1. Identifikasi daerah penyebaran informasi dan isi publikasi
yang akan terjaring dalam web. 2. Menentukan perangkat yang akan
digunakan untuk menyediakan infromasi, apakah menggunakan
web server, e-mail atau lainnya. 3. Menentukan pemakaian
interface web untuk penanganan informasi resmi sebagai aplikasi
utama. 4. Membuat proyek percontohan (pilot project) 5. Menentukan
tingkat keamanan dan kerahasiaan data atau informasi 6. Sumberdaya
manusia, aspek yang harus diperhatikan meliputi : persyaratan
pengetahuan,
keterampilan, dan orientasi kultural organisasi.
Agar informasi sebagai resource organisasi bermanfaat dalam
proses manajemen, informasi tersebut harus memiliki ciri
kemutakhiran, kelengkapan, keandalan, akurasi, dapat dipercaya
serta tersimpan sedemikian rupa sehingga mudah ditelusuri jika
diperlukan. Guna menjamin terwujudnya kedua hal tersebut,
diperlukan audit sistem pengolahan data.
Menurut Pressman (2001), agar Web Application (WebApp)
berkembang dari informasi yang bersifat statis menjadi dinamis maka
diperlukan pengembangan kerangka Web Engineering (WebE) yang
efektif melalui aktifitas framework dan tugas teknik. Model proses
WebE menurut Pressman (2001) meliputi enam kegiatan sebagai berikut
:
1. Formulasi (formulation), merupakan kegiatan yang
mengidentifikasi sasaran dan tujuan pembuatan Aplikasi Web (WebApp)
dan menentukan materi yang akan dibuat.
2. Perencanaan (Planning), bertujuan untuk mengestimasi biaya
proyek secara keseluruhan, evaluasi resiko yang mungkin timbul dan
mendefinisikan jadwal rencana pembuatan aplikasi web.
3. Analisis (analysis), merupakan kegiatan untuk menetapkan
syarat-syarat teknis dan mengidentifikasi isi web aplikasi yang
akan dihasilkan dan ditampilkan pada aplikasi.
-
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI BISNIS SIM
12
4. Perancangan (engineering), merupakan kegiatan yang terbagi
menjadi dua bagian tugas yaitu terdiri dari :
a. Non Teknis : Desain isi dan produksi merupakan tugas dari
anggota tim WebE non teknis yaitu mendesain isi, memproduksi dan
mendapatkan selutuh informasi yang berupa grafis, audio, video yang
akan dimuat dalam WebApp.
b. Teknis : Untuk menghasilkan desain berbasis web yang efektif,
seorang Web Engginer harus bekerja berdasarkan empat elemen taknis
sebagai berikut : prinsip dan metode desain, aturan-aturan
cemerlang, pola desain dan templates. Masing-masing elemen tersebut
dapat dijabarkan secara terinci dalam sesi sebagai berikut :
1) Desain Arsitektural (architectural design) Struktur WebAPP,
terdapat empat macam struktur yang adapat dipilih dalam
mengembagkan desain untuk WebApp yaitu linear, Grid, Hirarkial dan
Jaringan.
2) Desain Patterns, dapat digunakan tidak hanya pada aplikasi
dari elemen fungsional tetapi juga dapat digunakan untuk dokumen,
grafis dan memperindah penampilan situs web.
3) Desain Navigasi Desain Web harus menetapkan arah navigasi
yang dapat mempermudah user dalam mengakses isi WebApp. Untuk
mempermudah pengaksesan WebApp desainer harus dapat
mengidentifikasi semantik (visitor, registered customer atau
previleged user) dan dapat menetapkan navigasi secara mekanik
(syntax), untuk menghasilkan desain antar muka yang bermutu.
4) Desain Antar Muka Kegiatan yang dilakukan dalam desain antar
muka adalah menetapkan maksud dan tujuan dari masing-masing bagian
atau tugas, memetakan setiap maksud dan tujuan dalam kegiatan yang
lebih spesifik, menentukan urutan User Scenario, mengindikasikan
keadaan sistem, menetapkan mekanisme kontrol berpengaruh terhadap
sistem, dan mengindikasikan bagaimana interpretasi user terhadap
sistem dari informasi yang tersedia sampai antar muka.
5. Page Generation : Merupakan kegiatan pembuatan konstruksi
dengan menggunakan alat bantu otomatis untuk menghasilkan kreasi
WebApp. Isi dari kegiatan tersebut merupakan gabungan antara
arsitektur , navigasi dan desain antar muka untuk menghasilkan
halaman-halaman web dalam HTML, XML dan bahasa pemograman lain
(seperti Java). Sedangkan testing merupakan kegiatan ujicoba untuk
melihat kelayakan operasi dari WebApp.
6. Customer Evaluation : Selama masa evaluasi setiap tambahan
yang dihasilkan sebagai proses WebE ditinjau ulang.
-
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI BISNIS SIM
13
III. PEMBAHASAN
Sebagaimana layaknya komoditas agribisnis lainnya, komoditas
manggis juga mempunyai resiko yang sangat tinggi, sehingga dalam
merancang system juga harus memperhatikan managemen resiko yang
lebih spesifik, khususnya yang berkaitan dengan budidaya tanaman,
pemilihan lahan, pemilihan bibit, cara panen, penanganan pasca
panen, dan penyimpanan. Sehingga mampu meningkatkan produksi &
kualitas buah manggis yang memiliki daya saing yang cukup tinggi di
pasar international.
Dalam perancangan sistim informasi bisnis buah manggis ada jenis
7 jenis informsi yang akan diintegrasikan dalam system, yaitu :
1. Sifat dan karakteristik tanaman manggis, fungsi dan kegunaan
buat makanan, minuman dan kesehatan
2. Budidaya tanaman manggis berkaitan dengan pemilihan bibit,
pemilihan lahan, cara tanam, cara perawatan, hama dan penyakit,
cara panen, penanganan setelah panen, pengemasan, serta
kesinambunagan produksi.
3. Sentra industri manggis, produksi dan waktu panen. Termasuk
informasi mengenai kelompok-kelompok tani yang terlibat dalam usaha
budidaya manggis.
4. Pohon industri dari buah manggis, pemanfaatan dan proses
industri hilir 5. Pengetahuan mengenai pasar ekspor, dalam
kaitannya dengan standar mutu ekspor, 6. Analisa kelayakan usaha
yang akan diintegrasikan dalam Decisio Support System (DSS) 7.
Informasi pemodalan dalam kaitan dengan bank & investor
lainnya.
Gambar 3. Kerangka Rancang Bangun SIB Buah Manggis
-
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI BISNIS SIM
14
Pembuatan Sistem Informasi Bisnis Buah Manggis di Indonesia ini
mengikuti siklus dari SDLC. Sebelum merancang system, telebih
dahulu dilakukan investigasi dan analisis dengan memperhatikan
kebutuhan pengguna, baik dari petani, pelaku bisnis, akademik,
lembaga penelitian dan lembaga-lembaga pemberi dana seperti bank
dan refinancing lainnya. Kemudian mulai tahap desain dan
perancangan. Dan setelah itu system tersebut akan diimplementasikan
dan dilakukan verifikasi.
3.1. Investigasi sistem
Investigasi sistem dilakukan pada beberapa system serupa
berbasis web, antara lain : http://agrobisnis.mitrasites.com/
http://www.litbang.deptan.go.id/berita/one/772/
http://www.iptek.net.id http://BPS.go.id/
http://industri.kontan.co.id/v2/read/industri/35881/Ekspor-Manggis-Naik-Signifikan-
Dari hasil investigasi diperoleh gambaran bahwa belum adanya
koordinasi yang baik antara stakeholder dalam pengembangan tanaman
manggis. Dimana manggis masih dibudidayakan secara perorangan belum
melalui budidaya terpadu, teknologi budidaya yang masih
konvensional, sehingga tingkat produksi masih kalah jauh jika
dibandingkan dengan Malaysia dan Thailand. Selain itu masalah
klasifikasi dan standar mutu menjadi isu utama produk manggis
Indonesia di pasar ekspor.
Dilain pihak pengusaha agrobisnis kurang tertarik untuk
berinvestasi dalam pengembangan tanaman manggis di Indonesia karena
fase juvenil sangat panjang, tanaman manggis berbuah pertama 10-15
tahun dan lambatnya laju pertumbuhan bibit. Oleh karena itu, peran
pemerintah dalam pengembangan tanaman manggis sangat penting untuk
peningkatan luas tanam, luas panen, produksi, dan produktivitas
manggis serta meningkatkan kesejahteraan petani.
Untuk memujudkan program tersebut di atas dapat dikembangkan
metode 3-K (klonalisasi, kolonisasi, dan konsolidasi). Pertama
klonalisasi, yaitu penggunaan bibit unggul dan bermutu. Peran bibit
unggul sangat penting dalam upaya meningkatkan produksi dan
kualitas buah manggis. Mengingat pohon manggis bersifat apomik
obligat, maka dapat dikatakan bahwa tanaman induk akan sama dengan
keturunannya.
Oleh karena itu, bibit yang digunakan harus berasal dari
varietas yang sama dan satu pohon induk yang bagus. Hal ini penting
untuk menjamin tanaman manggis yang mempunyai produksi dan kualitas
yang baik. Kedua kolonisasi, yaitu petani-petani manggis harus
membentuk kelompok tani dan gabungan kelompok tani.
Sebagai contoh di Tasikmalaya sedang diupayakan pembentukan
legal formal Gabungan Kelompok Tani di Kec. Puspahiang (kelompok
tani Arta Mukti), Sukaraja, Sodonghilir (kelompok tani Multi Tani
Pertiwi), Salawu (kelompok tani Sabar), Mangunreja, Tanjungjaya
(kelompok tani Jaya Rahaja), dan
-
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI BISNIS SIM
15
Jatiwaras (Mandala Mukti). Pembentukan gapoktan bersifat legal
formal (berbadan hukum) baik dalam bentuk koperasi, perseroan
terbatas, atau CV yang difasilitasi oleh Tim LPM Unpad bekerja sama
dengan P2HP Deptan.
Program kolonisasi sangat penting untuk mengatasi masalah usaha
tani manggis, seperti permodalan, teknik budi daya, pascapanen,
pemasaran, dan masalah kelompok lainnya. Program kolonisasi
bermanfaat untuk tukar informasi antaranggota kelompok tani dan
dengan pihak luar dan memperkokoh kelembagaan gabungan kelompok
tani yang sudah terbentuk. Di bidang pemasaran buah manggis, Tim
LPM Unpad juga telah memfasilitasi penandatangan MoU antara
koperasi petani manggis Arta Mukti Kec. Puspahiang Tasikmalaya dan
eksportir PT Agung Mustika Selaras.
Ketiga konsolidasi, pengelolaan kebun manggis harus dalam satu
manajemen usaha tani yang memenuhi SOP (standard operational
procedure) dalam mengelola pertanaman manggis pada areal yang sama.
Hal ini sangat penting untuk mengatasi tukar informasi
antarkelompok dalam memajukan usaha tani manggis.
Satu tambahan program pemerintah, yaitu pengelolaan kebun
manggis yang terstruktur. Akhir-akhir ini, pemerintah sedang
menggiatkan program konversi hutan manggis menjadi kebun manggis
yang terstruktur dengan membuat teras pada areal perbukitan,
pembersihan rumput, dan semak belukar di sekitar tanaman manggis,
pemupukan, dan pemangkasan ranting yang tidak produktif.
Sebagai kasus, di Kampung Cengal, Desa Karacak, Kecamatan
Leuwiliang (Bogor), pada umumnya kondisi tanaman manggis ditanam
pada jarak tanam yang rapat dan tidak terpelihara dengan baik
seperti hutan, dan tanaman manggis ditanam pada daerah perbukitan.
Produktivitas tanaman manggis hanya mencapai rata-rata 20
kg/pohon.
Kualitas buah sangat rendah hanya 1% yang memenuhi kualitas
ekspor. Pusat Kajian Buah-buahan Tropika (PKBT) IPB melalui Proyek
Rusnas (Riset Unggulan Strategi Nasional) salah satu kegiatannya
membentuk dan mengadakan pembinaan kelompok tani. Kegiatan tersebut
diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pohon manggis menjadi
60 kg/pohon dan kualitas buah yang memenuhi standar ekspor dapat
mencapai 40%. Dengan demikian, ekspor manggis dapat meningkatkan
sumber devisa bagi negara dan meningkatkan pendapatan petani.
Meskipun banyak lembaga yang terlibat dan berusaha untuk
menyajikan data dan informasi mengenai buah manggis, namun data dan
informasi yang tersedia sangat kurang memadai dan belum
terintegrasi sehingga belum dapat memenuhi kebutuhan bisnis
budidaya komoditas manggis. Salah satunya penyebabnya adalah kurang
terintegrasinya data karena kurang terbukanya antara lembaga
penelitian, petani, pelaku bisnis dan industri serta
pemerintah.
Dengan informasi yang diperoleh dari hasil invesitgasi diatas
maka dapat dikatakan bahwa layak untuk merancang system informasi
bisnis buah manggis, sehingga mampu mengangkat bisnis komoditas
tersebut menjadi produk unggulan baik di pasar local maupun pasar
import.
-
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI BISNIS SIM
16
3.2. Analisis Sistem
Sistem informasi bisnis buah manggis nantinya akan tersusun
menjadi 15 subsistem, yakni 11 subsistem utama dan 2 subsistem
tambahan. Subsistem utama terdiri atas Budidaya, Sentra Industri,
Pohon Industri, Perdagangan, Kelayakan Usaha, Pembiayaan,
Deregulasi, Penelitian, Database, Cross Sharing dan Kegiatan.
Sedangkan subsistem tambahan berupa Buku Tamu, dan Link.
Pengguna dibedakan menjadi 2, yaitu pengguna biasa (user) dan
anggota (member). Pengguna adalah semua orang yang dapat mengakses
internet dan memiliki minat terhadap informasi bisnis buah manggis,
Sedangkan member adalah pengguna biasa yang mempunyai hak dan
kewajiban serta fasilitas-fasilitas khusus yang disediakan oleh
system. Setiap anggita harus mendaftarkan diri secara resmi agar
keberadaannya dapat diketahui dan dipertanggungjawabkan.
Data-data pendukung sistem informasi buah manggis umumnya
tersebar dan tersimpan di berbagai bagian dalam organisasi. Agar
data-data dapat dintegrasikan menjadi informasi yang berarti, data
tersebut harus disusun dengan menggunakan model tertentu dan
disimpan dengan mengggunakan bentuk format yang mudah diakses dan
mudah dibaca. Dalam rancangan sistem informasi buah manggis ini
data-data tersebut disimpan dalam Subsistem Database yang
terorganisir sehingga memudahkan pengguan dan anggota dalam
mengakses data tersebut.
3.3. Desain Sistem
Sistem Informasi Bisnis berbasis web ini nantinya akan
dikembangkan dengan menggunakan software Frotpage 2000 sebagai
aplikasi pembangun, sedangkan manajemen database menggunakan
software SQL Server 2000. System yang akan dikembangkan merupakan
sistem yang berbasis pada internet sehingga memungkinkan beragam
dan banyaknya mayarakat yang bisa mengakses dan mengambil
manfaat.
Saat ini rancang bangun sistem informasi bisnis buah manggis
baru sampai tahap analisa sistem, dan akan dikembangkan lebih jauh
untuk desain sistem, implementasi dan verifikasi.
-
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI BISNIS SIM
17
IV. KESIMPULAN
Meskipun banyak lembaga yang terlibat dan berusaha untuk
menyajikan data dan informasi mengenai buah manggis, namun data dan
informasi yang tersedia sangat kurang memadai dan belum
terintegrasi sehingga belum mampu memenuhi kebutuhan bisnis
budidaya komoditas manggis.
Meskipun memiliki prospek sebagai andalan ekspor dan penyumbang
devisa terbesar, sampai saat ini belum ada koordinasi yang baik
antara stakeholder dalam pengembangan tanaman dan bisnis manggis.
Manggis masih dibudidayakan secara perorangan belum melalui
budidaya terpadu, teknologi budidaya yang masih konvensional,
sehingga tingkat produksi masih kalah jauh jika dibandingkan dengan
Malaysia dan Thailand. Selain itu masalah klasifikasi dan standar
mutu menjadi isu utama produk manggis Indonesia di pasar
ekspor.
Dilain pihak pengusaha agrobisnis kurang tertarik untuk
berinvestasi dalam pengembangan tanaman manggis di Indonesia karena
fase juvenil sangat panjang, tanaman manggis berbuah pertama 10-15
tahun dan lambatnya laju pertumbuhan bibit. Oleh karena itu, peran
pemerintah dalam pengembangan tanaman manggis sangat penting untuk
peningkatan luas tanam, luas panen, produksi, dan produktivitas
manggis serta meningkatkan kesejahteraan petani.
Dengan keterbatasan informasi diatas maka dapat dikatakan bahwa
layak untuk merancang system informasi bisnis buah manggis secara
terintegrasi, sehingga mampu mengangkat bisnis komoditas tersebut
menjadi produk unggulan baik di pasar local maupun pasar
import.
-
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI BISNIS SIM
18
VI. DAFTAR PUSAKA
Department of Agriculture, Fisheries & Forestry Australia,
2003 http://agrobisnis.mitrasites.com/ http://www.BPS.go.id/
http://www. Deptan.go.id
http://industri.kontan.co.id/v2/read/industri/35881/Ekspor-Manggis-Naik-Signifikan-
http://www.iptek.net.id
http://www.litbang.deptan.go.id/berita/one/772/ McLeod, Jr,Raymond.
1995. Sistem Informasi Manajemen, Studi Sistem Berbasis Komputer.
Edisi Bahasa
Indonesia. Penerbit PT Prenhalindo. Jakarta OBrien, J.A. 2006
Management Information System, Seventh Edition. McGraw-Hill company
Inc. USA Rosidin, Marimin, dan Arif I.S. 2003. Rancang Bangun
Sistem Informasi Bisnis Tanaman Obat Berbasis
Web. MB-IPB. Bogor Siagian,S.P. 2002. Sistem Informasi
Manajemen. Edisi 2. Cet 2. Bumi Aksara. Jakarta. Sutarman. 2003.
Membangun aplikasi web dengan PHP dan MySQL. Seri pemograman Web.
Penerbit
Graha Ilmu. Suryadi, K. dan M.A. Ramdani. 2000. Sistem Pendukung
Keputusan. Suatu Wacana Struktural Idealisme
dan Implementasi Konsep Pengambilan Keputusan. PT. Remaja
Rosdakarya. Bandung. Syafruddin, 2009. 25 Daerah Sentra Manggis.
Tabloid Sinar Tani Syahputra, andi. 2003. Apache web server. Seri
linux redhat 7.1. Penerbit Andi. Yogyakarta. Turban, E. 1993.
Decision Support and Expert System: Management Support System.
Macmillan
Publishing Company, New York Walid A. Q., 2007. Buah Manggis
Primadona Eksport. Direktorat Jendral Bina Produksi Tanaman
Buah