PROSES PRODUKSI VIDEO A. PENDAHULUAN Penemuan format pita berbahan dasar magnetik di tahun 1970-an merupakan awal mula pemicu perkembangan industri video di dunia. Pita magnetik tersebut kemudian digunakan di dalam kaset video sebagai alat perekam gambar dan suara untuk keperluan professional maupun kepentingan individu. Penemuan kaset video ini pada akhirnya bisa berkembang dengan cepat karena dahulu pita film hanya bisa digunakan untuk merekam gambar. Keberadaan pita magnetik yang digunakan di dalam kaset video ini berdampak positif terhadap perkembangan teknologi kamera video. Perkembangan industri teknologi di bidang video menghasilkan berbagai macam peralatan video dengan berbagai macam format. Format-format kamera video itu antara lain mulai dari kamera video analog hingga kamera video berformat digital. Di Indonesia perkembangan industri di bidang video mulai berkembang sejak TVRI berdiri di tahun 1962. Pada era tahun 1990-an, industri ini menjadi sangat berkembang seiring dengan perkembangan industri pertelevisian Indonesia. Kemajuan teknologi video saat itu digunakan industri televisi di Indonesia sebagai keperluan produksi program acara untuk siaran televisi. Teknologi digital video kamera yang mulai membanjir di tahun 1995, mendorong industri video ini tidak hanya digunakan oleh
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PROSES PRODUKSI VIDEO
A. PENDAHULUAN
Penemuan format pita berbahan dasar magnetik di
tahun 1970-an merupakan awal mula pemicu perkembangan
industri video di dunia. Pita magnetik tersebut kemudian
digunakan di dalam kaset video sebagai alat perekam
gambar dan suara untuk keperluan professional maupun
kepentingan individu. Penemuan kaset video ini pada
akhirnya bisa berkembang dengan cepat karena dahulu pita
film hanya bisa digunakan untuk merekam gambar.
Keberadaan pita magnetik yang digunakan di dalam kaset
video ini berdampak positif terhadap perkembangan
teknologi kamera video. Perkembangan industri teknologi
di bidang video menghasilkan berbagai macam peralatan
video dengan berbagai macam format. Format-format kamera
video itu antara lain mulai dari kamera video analog
hingga kamera video berformat digital.
Di Indonesia perkembangan industri di bidang video
mulai berkembang sejak TVRI berdiri di tahun 1962. Pada
era tahun 1990-an, industri ini menjadi sangat berkembang
seiring dengan perkembangan industri pertelevisian
Indonesia. Kemajuan teknologi video saat itu digunakan
industri televisi di Indonesia sebagai keperluan produksi
program acara untuk siaran televisi. Teknologi digital
video kamera yang mulai membanjir di tahun 1995,
mendorong industri video ini tidak hanya digunakan oleh
stasiun-stasiun televisi di Indonesia, akan tetapi
mendorong bermunculannya industri-industri video
komersial berskala lokal ataupun nasional. Produksi video
ini kemudian digunakan sebagai media berkomunikasi baik
untuk kepentingan komersial ataupun individu.
Video itu sendiri berasal dari kata bahasa inggris
yang berarti vi dan deo yang ketika dijabarkan menjadi
visual dan audio. Viisual yang berarti gambar dan audio
yang berarti suara. Dari penjelasan visual dan audio
tersebut dapat disimpulkan bahwa video berarti sebuah
media yang bisa menampilkan gambar dan suara dalam waktu
yang bersamaan. Video dalam system penggunaannya
merupakan sekumpulan komponen berfungsi sebagai
pengiriman suara serta gambar yang bergerak. Selain
sebagai media pengiriman suara dan gambar yang bergerak,
video juga dapat diartikan sebagai sebuah peralatan
pemutar ulang dari hasil rekaman suara dan gambar yang
bergerak. Sebagai sebuah media komunikasi, video
berfungsi untuk menyajikan informasi dari sebuah
peristiwa yang terjadi baik itu ter-setting ataupun
tidak, dimana informasi tersebut dapat membuat stimulus
seseorang untuk dapat menyimak lebih dalam.
Proses pembuatan video secara sederhana bisa
dilakukan hanya dengan menggunakan sebuah alat perekam
yang bernama video camera. Menggunakan Alat perekam ini
sebuah individu sudah dapat merekam sebuah peristiwa yang
ada di depan individu tersebut. Bahkan saat ini merekam
sebuah gambar tidak hanya bisa dilakukan oleh video camera,
akan tetapi dengan menggunakan smartphone berteknologi
canggih pun sekarang seseorang bisa merekam gambar yang
dia inginkan.
Jika dilihat dari prosesnya merekam video itu
sangatlah mudah. Video-video yang direkam seseorang tanpa
melewati beberapa proses pelaksanaan produksi video,
hasilnya dapat digolongkan menjadi video amatir. Akan
tetapi, untuk melakukan sebuah produksi video secara
professional ada beberapa tahap yang harus dilewati
sebelum hasil video itu bisa ditayangkan atau dinikmati
oleh penonton yang akan melihatnya. Beberapa tahapan
proses pelaksanaan pembuatan video itu dapat dibagi
menjadi 3 bagia, yaitu:
a. Tahap pra-produksi;
b. Tahap produksi; dan
c. Tahap pasca produksi
Tahapan-tahapan dalam produksi video tersebut mencakup
dari pencarian ide hingga pengemasan video sebelum video
itu dapat ditonton oleh penontonnya.
Video dapat digolongkan menjadi beberapa jenis jika
dilihat dari hasil produksinya. Jenis-jenis tersebut
mulai dari dokumenter hingga yang digunakan untuk
kepentingan umum, baik untuk kepentingan komersial maupun
kepentingan kelompok-kelompok tertentu. Meskipun memiliki
beberapa jenis jika digolongkan dari hasil produksinya,
akan tetapi jika dilihat dari proses pelaksanaan
pembuatannya semuanya memiliki cara yang sama. Hanya saja
perbedaannya hanya terletak pada ide cerita dan besar
kecilnya pendanaan untuk pembuatan videonya.
B. JENIS-JENIS PRODUKSI VIDEO
Jenis-jenis video ini dapat digolongkan dari maksud
pembuatannya. Tujuan yang dicapai dari maksud pembuatan
video ini yang kemudian dapat membuat hasil produksi
video menjadi berbeda. Perbedaan ini pada akhirnya
menjadikan sebuah video dapat digolongkan menjadi
beberapa jenis. Ada video yang diproduksi untuk
kepentingan dokumentasi ada juga video yang digunakan
untuk kepentingan kelompok akan tetapi tidak dibuat untuk
kepentingan komersial. Jenis-jenis video dapat
digolongkan sebagai berikut:
a. Video non-commercial use
Video non-commercial use ini digunakan untuk
menyampaikan informasi yang tidak bertujuan untuk
mendapatkan keuntungan. Isi informasi dari video ini
biasanya bersifat mendidik untuk memberikan stimulus
tentang kesadaran akan sesuatu hal yang bersifat sosial.
Di sisi lain video ini biasanya memberikan informasi
pendidikan yang bertujuan untuk memberikan pelatihan
kepada penonton nya tentang hal-hal yang berkaitan dengan
praktikum. Beberapa contoh dari video ini yaitu, video
tentang iklan layanan masyarakat yang biasa disebut
dengan PSA (Public Service Ads). Video iklan layanan
masyarakat ini bertujuan untuk memberikan pengertian
kepada masyarakat tentang isu-isu sosial yang sedang
terjadi. Contoh lain dari video ini yaitu video training
atau pelatihan. Video ini bertujuan untuk mengajarkan
praktek kepada khalayak tentang sesuatu hal. Video
pelatihan ini sering digunakan oleh perusahaan-perusahaan
untuk memberikan pelatihan kepada karyawannya, misalnya
perusahaan pertambangan menggunakan video ini untuk
memberikan pelatihan tentang safety procedure untuk
pegawainya agar mudah memahami aturan-aturan tentang
keselamatan bekerja di perusahaan tambang.
b. Video liputan/dokumentasi
Video liputan atau dokumentasi merupakan rekaman
video tentang sebuah peristiwa yang terjadi tanpa adanya
unsur rekayasa. Video liputan atau dokumenter ini dapat
dibuat oleh perorangan, kelompok/organisasi, atau
institusi pemerintah dan swasta dengan berdasarkan maksud
dan tujuan yang diinginkan. Berdasarkan tujuannya video
ini dibuat untuk pendokumentasian sebuah peristiwa, baik
yang terjadi di sebuah acara perkawinan, acara-acara
perusahaan sampai dengan kejadian-kejadian yang terjadi
seperti bencana alam dan lainnya. Selain untuk sebuah
dokumentasi untuk kepentingan perseorangan dan acara-
acara perusahaan. Video liputan atau dokumentasi ini
biasanya digunakan juga sebagai peliputan jurnalistik
untuk kepentingan pemberitaan. Video peliputan untuk
kepentingan pemberitaan ini biasanya dapat diproduksi
secara amatir ataupun profesional. Video jurnalistik yang
diproduksi secara amatir biasanya dilakukan oleh
masyarakat dengan alat sederhana sehingga hasil gambar
yang diproduksi biasanya kurang maksimal seperti tidak
begitu fokus atau blur, goyang dan kurang jernih.
Beberapa macam video liputan atau dokumentasi ini, antara
lain:
a. Video amatir;
b. Video dokumenter jurnalistik;
c. Video Pernikahan;
d. Video Dokumentasi Acara atau Event
c. Video company profile
Video company profile merupakan sebuah video yang
berisi informasi mengenai penjelasan sebuah perusahaan
beserta produk-produknya. Informasi yang ditayangkan oleh
video ini secara garis besar akan mencerminkan nilai-
nilai perusahan (corporate value) dari perusahaan tersebut.
Nilai-nilai perusahaan dapat tercemin dalam beberapa hal
yaitu, sejarah berdirinya perusahaan, visi dan misi
perusahaan, struktur organisasi perusahaan hingga kinerja
dari perusahaan tersebut. Selain nilai-nilai perusahaan
video company profile juga memberikan informasi tentang
produk atau servis yang menjadi keunggulan dari
perusahaan tersebut. Selebihnya isi dari video company
profile ini tergantung dengan audience yang akan melihat
tayangan dari video company profile ini. Selain digunakan
sebuah perusahaan video company profile ini juga digunakan
institusi-institusi pendidikan, pemerintahan dan Lembaga
Sosial Masyarakat (LSM) sebagai media informasi untuk
menjelaskan profil dari institusi, organisasi dan lembaga
tersebut.
C. PROSES PELAKSANAAN PRODUKSI VIDEO
Proses pelaksanaan produksi video jika dilakukan
secara profesional melalui sebuah proses yang tidak
sederhana dan terperinci. Oleh karena itu, dalam
pelaksanaannya, proses produksi video mempunyai standar
operasional yang harus dilakukan. Standar operasional
proses produksi ini dilakukan untuk membantu manajemen
produksi agar lebih baik dan terperinci, sehingga tidak
ada proses yang terlewatkan mulai dari perencanaan hingga
penyelesaian proses. Secara umum, standar operasional
prosedur yang harus dilakukan dalam proses pelaksanaan
produksi video ini dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu:
pra-produksi (persiapan), produksi (pelaksanaan) dan
pasca produksi. Untuk lebih detailnya tahapan-tahapan
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Pra-produksi
Pra-produksi merupakan tahapan awal sebelum
dilaksanakannya produksi video. Tahapan ini merupakan
tahap yang sangat penting. Karena di tahapan ini semua
langkah-langkah perencanaan untuk produksi video
dilakukan. Di pra-produksi ini semua perencanaan harus
disusun dengan rapi dan terperinci untuk menghindari
kesalahan-kesalahan minor ataupun mayor saat dilakukannya
pengambilan gambar atau tahap produksi. Hampir
keseluruhan jenis-jenis video melalui tahapan pra-
produksi ini. Beberapa tahap yang perlu dilakukan di
tahap pra-produksi ini yaitu:
1. Pencarian dan Penemuan Ide
Pencarian dan menemukan sebuah ide untuk tema
produksi merupakan langkah paling awal sebelum
dilakukannya produksi. Pencarian ide untuk tema
produksi ini dilakukan untuk menemukan tema dari
video yang akan dibuat. Cara-cara untuk menggali ide
ini bisa dilakukan dengan berbagai macam cara,
tergantung jenis produksi video yang akan
diproduksi. Beberapa langkah untuk pembuatan tema
jika dilihat dari jenis video yang akan diproduksi
antara lain:
Video non-commercial use
Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk
membantu pencarian ide di dalam pembuatan video
ini bisa dimulai dengan melakukan riset tentang
isu sosial yang sedang populer di masyarakat, ini
dilakukan jika ingin memproduksi video tentang
iklan layanan masyarakat. Riset ini bisa dilakukan
dengan mencari berita-berita dari media cetak
ataupun internet untuk mengetahui isu sosial yang
sedang aktual. Setelah menemukan ide yang akan
dijadikan tema untuk produksi videonya, kemudian
ide itu bisa dituliskan menjadi konsep dasar
dengan membuat ringkasan cerita pendek tentang
alur cerita yang akan di-videokan.
Langkah yang hampir sama juga dilakukan dalam
pembuatan video training atau pelatihan. Sebelum
memproduksinya, harus dilakukan langkah awal untuk
mengetahui proses atau tahapan-tahapan dari
kegiatan yang akan di-videokan. Misalnya, dalam
pembuatan video pelatihan tentang pelatihan safety
riding (cara mengemudi yang aman). Pertama kali
yang harus dilakukan adalah melakukan riset
tentang cara mengemudi yang benar, hal apa saja
yang harus dilakukannya, seberapa penting hal itu
harus dilakukan. Kemudian setelah mendapatkan
semua informasinya, langkah berikutnya adalah
membuat tulisan tentang urutan-urutannya sebelum
masuk ke tahap pengambilan gambarnya.
Video liputan/dokumentasi
Untuk penentuan atau pencarian ide di dalam
pembuatan video liputan atau dokumentasi ini
tergantung dengan liputan apa yang akan dibuat
videonya. Dalam penentuan ide untuk pembuatan
dokumentasi acara seperti event atau wedding akan
lebih mudah karena dalam sebuah acara biasanya
sudah ada panduannya jadi secara garis besar
idenya akan mengikuti panduan acara yang sudah
ada. Hanya saja setelah mengetahui panduan acara
tersebut, tinggal menambahkan detil-detil
informasi yang akan ditambahkan agar video
dokumentasi tersebut bisa menjadi lebih menarik.
Proses pencarian ide yang berbeda ketika akan
membuat sebuah video dokumenter yang bersifat
jurnalistik akan lebih kompleks karena riset yang
dilakukan untuk idenya harus mendetail untuk
mendapatkan hasil video yang informatif. Hal-hal
yang perlu dilakukan untuk pengembangan ide video
dokumenter, antara lain:
- Menentukan tema dan subjek;
- Mengumpulakan data yang berkaitan dengan tema
dan subjek yang akan diangkat;
- Menentukan tokoh dan narasumber;
- Melakukan pendekatan terhadap subjek;
- Melakukan observasi lapangan.
Setelah penggalian ide selesai dilakukan, proses
berikutnya adalah penulisan konsep. Kemudian
membuat ringkasan cerita dari video tersebut dan
menuliskan urutan cerita yang detil sehingga
tidak ada adegan yang akan terlewatkan ketika
pengambilan gambar.
Video company profile
Penentuan dan menemukan ide dalam pembuatan
video company profile ini sebenarnya lebih mudah,
karena sebelumnya ide sudah dibatasi oleh
perusahaan atau institusi yang akan dibuatkan
video profilnya. Sehingga pengembangan ide yang
perlu dilakukan dalam pembuatan video company profile
ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
- Melakukan pengumpulan data yang berkaitan
dengan perusahaan yang akan di-profilkan;
- Melakukan pemahaman materi dengan perusahaan
tersebut dengan melakukan rapat bersama;
- Melakukan observasi lapangan di perusahaan
tersebut;
- Melakukan pendekatan dengan pihak-pihak di
perusahaan yang akan diambil gambarnya.
Setelah penggalian ide ini dilakukan, kemudian
masuk ke dalam tahap penulisan konsep, ringkasan
cerita dan treatment untuk videonya. Konsep yang
dituliskan ini pun harus mendapat kesepakatan
dari kedua belah pihak, yaitu pembuat video dan
perusahaan. Pengambilan gambar tidak bisa
dilakukan ketika tidak ada persetujuan dari kedua
belah pihak, karena perusahaan mempunyai
kepentingan yang lebih besar daripada si pembuat
video tersebut.
2. Pembuatan Sinopsis, Treatment, Storyboard, dan Shooting
Script
Setelah menyelesaikan langkah pencarian,
penemuan dan pengembangan ide yang berguna untuk
menuliskan konsep dari video yang akan diproduksi.
Langkah berikutnya yaitu menjabarkannya ke dalam
sebuah sinopsis, treatment, shooting script dan
storyboard. Langkah ini sangat perlu untuk dilakukan
karena akan memudahkan pada saat produksi di
lapangan. Tingkat kerumitan dari keseluruhan naskah
ini berbeda-beda tergantung dari panjang pendek nya
produksi video dan tema atau subjek yang akan
diangkat. Untuk sebuah video dokumentasi event atau
pernikahan, tentunya akan sangat berbeda
kedetilannya ketika membuat video dokumenter
jurnalistik atau video company profile. Sinopsis,
treatment, storyboard dan shooting script akan dijabarkan
sebagai berikut:
Sinopsis
Sinopsis biasa digunakan dalam pembuatan karya
tulis fiksi seperti novel, komik, dan cerita-
cerita bersambung. Selain dalam karya tulis
sinopsis juga biasa digunakan dalam produksi film
layar lebar atau film-film serial. Dalam istilah
yang sederhana, sinopsis berarti ringkasan cerita
yang digunakan untuk menyampaikan pesan secara
singkat dari sebuah karya tulis maupun film.
Dalam pelaksanaan produksi video, sinopsis
digunakan untuk memberikan gambaran singkat, padat
dan jelas tentang tema dari materi yang akan
diproduksi. Tujuannya adalah untuk mempermudah
menangkap pesan dari konsep yang akan di-videokan.
Konsep sinopsis dalam produksi video tidak
diuraikan dalam tulisan yang panjang, akan tetapi
cukup dengan beberapa kalimat sederhana dan jelas
yang bisa mencakup tema dan alur dari video
tersebut.
Contoh Sinopsis:
“ Video ini akan menggambarkan sebuah proses
tentang pembuatan patung dengan teknik cetak ulang
atau cor dengan bahan semen. Visualisasinya akan
dimulai dari pengenalan alat dan bahan, pembuatan
cetakan, pengecoran, penyempurnaan dan finishing.”
(Contoh sinopsis video pelatihan pembuatan patung.)
“ Video ini akan menggambarkan proses keseluruhan
pernikahan Anton dan Rini. Cerita yang akan
digambarkan mulai dari lamaran, upacara adat jawa,
akad nikah hingga resepsi pernikahannya.” (Contoh
sinopsis video pernikahan Anton dan Rini.)
Treatment
Treatment memiliki sedikit perbedaan dengan
sinopsis. Perbedaannya treatment memberikan
gambaran yang lebih mendetail dan tidak tematis.
Treatment memberikan gambaran yang lebih
deskriptif dari tema yang akan di-videokan. Kalau
sinopsis memberikan ringkasan cerita yang sangat
singkat, treatment memberikan gambaran deskriptif
tentang alur cerita yang akan di-videokan. Dimulai
dari awal mula kemunculan gambar sampai akhir
cerita yang diceritakan secara kronologis. Akan
tetapi di dalam treatment ini tidak diuraikan
teknis-teknis pengambilan gambar yang akan
dilakukan.
Contoh Treatment:
“ Video diawali dengan visualisasi judul
pelatihan, kemudian tampak suasana studio
pembuatan patung mulai dari suasana luar ruangan
hingga dalam ruangan. Tampak berbagai macam jenis
patung di dalam studio tersebut. Setelah itu,
terlihat bahan-bahan pembuatan patung dan alat-
alat pembuatnya yang berada di sekitar studio.
Visualisasi berikutnya tampak seorang seniman
patung sedang mengerjakan karyanya. Kemudian
seniman tersebut mulai memberikan kata pengantar
tentang proses pembuatan patungnya. Kata pengantar
dari seniman patung tersebut kemudian bersambung
ke penjelasan-penjelasan tentang proses pembuatan
patung. Visualisasi yang ditayangkan ketika proses
penjelasan patung yaitu visualisasi yang berkaitan
dengan proses pembuatan patung dimulai dari
persiapan bahan dan alat, pengecoran,
menyempurnakan patung yang sudah dicor kemudian
penyelesaian akhir dari pembuatan patung. Video
ini ditutup dengan gambar patung yang sudah
selesai dibuat.”
(Contoh treatment pembuatan patung.)
“ Visualisasi pernikahan Anton dan Rini akan
diawali dengan judul dari pernikahan. Kemudian
mulai menggambarkan suasana-suasana sebelum semua
upacara itu dimulai. Penggambaran suasana rumah
dan keluarga sebelum dimulainya lamaran antara
kedua keluarga. Setelah itu, visualisasi suasana
saat lamaran. Kemudian menuju ke proses-proses
selanjutnya penggambaran tentang upacara adat yang
dilakukan oleh Anton dan Rini. Visualisasinya
dimulai dari sebelum acara dimulai hingga
keceriaan saat dilakukannya upacara adat jawa
kedua mempelai ini. Visualisasi akan berganti
dengan suasana pagi hari sebelum mereka memulai
akad nikah. Ekspresi-ekspresi kedua mempelai saat
dirias dan meminta restu kepada keluarga dan kedua
orang tua sebelum melakukan proses akad nikah.
Visualisasi prosesi akad nikahnya digambarkan dari
awal sebelum mempelai memasuki tempat akad nikah
hingga selesai melakukan akad nikah. Kemudian
masuk ke resepsi pernikahan mendokumentasikan
seluruh persiapan sebelum dimulainya acara hingga
akhir acara resepsi pernikahan Anton dan Rini.”
(Contoh treatment video pernikahan Anton dan Rini.)
Storyboard
Storyboard digunakan untuk mendeskripsikan
rangkaian peristiwa yang akan direkam dalam video.