Top Banner
PROSES PRODUKSI VIDEO A. PENDAHULUAN Penemuan format pita berbahan dasar magnetik di tahun 1970-an merupakan awal mula pemicu perkembangan industri video di dunia. Pita magnetik tersebut kemudian digunakan di dalam kaset video sebagai alat perekam gambar dan suara untuk keperluan professional maupun kepentingan individu. Penemuan kaset video ini pada akhirnya bisa berkembang dengan cepat karena dahulu pita film hanya bisa digunakan untuk merekam gambar. Keberadaan pita magnetik yang digunakan di dalam kaset video ini berdampak positif terhadap perkembangan teknologi kamera video. Perkembangan industri teknologi di bidang video menghasilkan berbagai macam peralatan video dengan berbagai macam format. Format-format kamera video itu antara lain mulai dari kamera video analog hingga kamera video berformat digital. Di Indonesia perkembangan industri di bidang video mulai berkembang sejak TVRI berdiri di tahun 1962. Pada era tahun 1990-an, industri ini menjadi sangat berkembang seiring dengan perkembangan industri pertelevisian Indonesia. Kemajuan teknologi video saat itu digunakan industri televisi di Indonesia sebagai keperluan produksi program acara untuk siaran televisi. Teknologi digital video kamera yang mulai membanjir di tahun 1995, mendorong industri video ini tidak hanya digunakan oleh
34

PROSES PRODUKSI VIDEO

Jan 28, 2023

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PROSES PRODUKSI VIDEO

PROSES PRODUKSI VIDEO

A. PENDAHULUAN

Penemuan format pita berbahan dasar magnetik di

tahun 1970-an merupakan awal mula pemicu perkembangan

industri video di dunia. Pita magnetik tersebut kemudian

digunakan di dalam kaset video sebagai alat perekam

gambar dan suara untuk keperluan professional maupun

kepentingan individu. Penemuan kaset video ini pada

akhirnya bisa berkembang dengan cepat karena dahulu pita

film hanya bisa digunakan untuk merekam gambar.

Keberadaan pita magnetik yang digunakan di dalam kaset

video ini berdampak positif terhadap perkembangan

teknologi kamera video. Perkembangan industri teknologi

di bidang video menghasilkan berbagai macam peralatan

video dengan berbagai macam format. Format-format kamera

video itu antara lain mulai dari kamera video analog

hingga kamera video berformat digital.

Di Indonesia perkembangan industri di bidang video

mulai berkembang sejak TVRI berdiri di tahun 1962. Pada

era tahun 1990-an, industri ini menjadi sangat berkembang

seiring dengan perkembangan industri pertelevisian

Indonesia. Kemajuan teknologi video saat itu digunakan

industri televisi di Indonesia sebagai keperluan produksi

program acara untuk siaran televisi. Teknologi digital

video kamera yang mulai membanjir di tahun 1995,

mendorong industri video ini tidak hanya digunakan oleh

Page 2: PROSES PRODUKSI VIDEO

stasiun-stasiun televisi di Indonesia, akan tetapi

mendorong bermunculannya industri-industri video

komersial berskala lokal ataupun nasional. Produksi video

ini kemudian digunakan sebagai media berkomunikasi baik

untuk kepentingan komersial ataupun individu.

Video itu sendiri berasal dari kata bahasa inggris

yang berarti vi dan deo yang ketika dijabarkan menjadi

visual dan audio. Viisual yang berarti gambar dan audio

yang berarti suara. Dari penjelasan visual dan audio

tersebut dapat disimpulkan bahwa video berarti sebuah

media yang bisa menampilkan gambar dan suara dalam waktu

yang bersamaan. Video dalam system penggunaannya

merupakan sekumpulan komponen berfungsi sebagai

pengiriman suara serta gambar yang bergerak. Selain

sebagai media pengiriman suara dan gambar yang bergerak,

video juga dapat diartikan sebagai sebuah peralatan

pemutar ulang dari hasil rekaman suara dan gambar yang

bergerak. Sebagai sebuah media komunikasi, video

berfungsi untuk menyajikan informasi dari sebuah

peristiwa yang terjadi baik itu ter-setting ataupun

tidak, dimana informasi tersebut dapat membuat stimulus

seseorang untuk dapat menyimak lebih dalam.

Proses pembuatan video secara sederhana bisa

dilakukan hanya dengan menggunakan sebuah alat perekam

yang bernama video camera. Menggunakan Alat perekam ini

sebuah individu sudah dapat merekam sebuah peristiwa yang

ada di depan individu tersebut. Bahkan saat ini merekam

sebuah gambar tidak hanya bisa dilakukan oleh video camera,

Page 3: PROSES PRODUKSI VIDEO

akan tetapi dengan menggunakan smartphone berteknologi

canggih pun sekarang seseorang bisa merekam gambar yang

dia inginkan.

Jika dilihat dari prosesnya merekam video itu

sangatlah mudah. Video-video yang direkam seseorang tanpa

melewati beberapa proses pelaksanaan produksi video,

hasilnya dapat digolongkan menjadi video amatir. Akan

tetapi, untuk melakukan sebuah produksi video secara

professional ada beberapa tahap yang harus dilewati

sebelum hasil video itu bisa ditayangkan atau dinikmati

oleh penonton yang akan melihatnya. Beberapa tahapan

proses pelaksanaan pembuatan video itu dapat dibagi

menjadi 3 bagia, yaitu:

a. Tahap pra-produksi;

b. Tahap produksi; dan

c. Tahap pasca produksi

Tahapan-tahapan dalam produksi video tersebut mencakup

dari pencarian ide hingga pengemasan video sebelum video

itu dapat ditonton oleh penontonnya.

Video dapat digolongkan menjadi beberapa jenis jika

dilihat dari hasil produksinya. Jenis-jenis tersebut

mulai dari dokumenter hingga yang digunakan untuk

kepentingan umum, baik untuk kepentingan komersial maupun

kepentingan kelompok-kelompok tertentu. Meskipun memiliki

beberapa jenis jika digolongkan dari hasil produksinya,

akan tetapi jika dilihat dari proses pelaksanaan

pembuatannya semuanya memiliki cara yang sama. Hanya saja

Page 4: PROSES PRODUKSI VIDEO

perbedaannya hanya terletak pada ide cerita dan besar

kecilnya pendanaan untuk pembuatan videonya.

B. JENIS-JENIS PRODUKSI VIDEO

Jenis-jenis video ini dapat digolongkan dari maksud

pembuatannya. Tujuan yang dicapai dari maksud pembuatan

video ini yang kemudian dapat membuat hasil produksi

video menjadi berbeda. Perbedaan ini pada akhirnya

menjadikan sebuah video dapat digolongkan menjadi

beberapa jenis. Ada video yang diproduksi untuk

kepentingan dokumentasi ada juga video yang digunakan

untuk kepentingan kelompok akan tetapi tidak dibuat untuk

kepentingan komersial. Jenis-jenis video dapat

digolongkan sebagai berikut:

a. Video non-commercial use

Video non-commercial use ini digunakan untuk

menyampaikan informasi yang tidak bertujuan untuk

mendapatkan keuntungan. Isi informasi dari video ini

biasanya bersifat mendidik untuk memberikan stimulus

tentang kesadaran akan sesuatu hal yang bersifat sosial.

Di sisi lain video ini biasanya memberikan informasi

pendidikan yang bertujuan untuk memberikan pelatihan

Page 5: PROSES PRODUKSI VIDEO

kepada penonton nya tentang hal-hal yang berkaitan dengan

praktikum. Beberapa contoh dari video ini yaitu, video

tentang iklan layanan masyarakat yang biasa disebut

dengan PSA (Public Service Ads). Video iklan layanan

masyarakat ini bertujuan untuk memberikan pengertian

kepada masyarakat tentang isu-isu sosial yang sedang

terjadi. Contoh lain dari video ini yaitu video training

atau pelatihan. Video ini bertujuan untuk mengajarkan

praktek kepada khalayak tentang sesuatu hal. Video

pelatihan ini sering digunakan oleh perusahaan-perusahaan

untuk memberikan pelatihan kepada karyawannya, misalnya

perusahaan pertambangan menggunakan video ini untuk

memberikan pelatihan tentang safety procedure untuk

pegawainya agar mudah memahami aturan-aturan tentang

keselamatan bekerja di perusahaan tambang.

b. Video liputan/dokumentasi

Video liputan atau dokumentasi merupakan rekaman

video tentang sebuah peristiwa yang terjadi tanpa adanya

unsur rekayasa. Video liputan atau dokumenter ini dapat

dibuat oleh perorangan, kelompok/organisasi, atau

institusi pemerintah dan swasta dengan berdasarkan maksud

dan tujuan yang diinginkan. Berdasarkan tujuannya video

ini dibuat untuk pendokumentasian sebuah peristiwa, baik

yang terjadi di sebuah acara perkawinan, acara-acara

perusahaan sampai dengan kejadian-kejadian yang terjadi

seperti bencana alam dan lainnya. Selain untuk sebuah

dokumentasi untuk kepentingan perseorangan dan acara-

Page 6: PROSES PRODUKSI VIDEO

acara perusahaan. Video liputan atau dokumentasi ini

biasanya digunakan juga sebagai peliputan jurnalistik

untuk kepentingan pemberitaan. Video peliputan untuk

kepentingan pemberitaan ini biasanya dapat diproduksi

secara amatir ataupun profesional. Video jurnalistik yang

diproduksi secara amatir biasanya dilakukan oleh

masyarakat dengan alat sederhana sehingga hasil gambar

yang diproduksi biasanya kurang maksimal seperti tidak

begitu fokus atau blur, goyang dan kurang jernih.

Beberapa macam video liputan atau dokumentasi ini, antara

lain:

a. Video amatir;

b. Video dokumenter jurnalistik;

c. Video Pernikahan;

d. Video Dokumentasi Acara atau Event

c. Video company profile

Video company profile merupakan sebuah video yang

berisi informasi mengenai penjelasan sebuah perusahaan

beserta produk-produknya. Informasi yang ditayangkan oleh

video ini secara garis besar akan mencerminkan nilai-

nilai perusahan (corporate value) dari perusahaan tersebut.

Nilai-nilai perusahaan dapat tercemin dalam beberapa hal

yaitu, sejarah berdirinya perusahaan, visi dan misi

perusahaan, struktur organisasi perusahaan hingga kinerja

dari perusahaan tersebut. Selain nilai-nilai perusahaan

video company profile juga memberikan informasi tentang

produk atau servis yang menjadi keunggulan dari

Page 7: PROSES PRODUKSI VIDEO

perusahaan tersebut. Selebihnya isi dari video company

profile ini tergantung dengan audience yang akan melihat

tayangan dari video company profile ini. Selain digunakan

sebuah perusahaan video company profile ini juga digunakan

institusi-institusi pendidikan, pemerintahan dan Lembaga

Sosial Masyarakat (LSM) sebagai media informasi untuk

menjelaskan profil dari institusi, organisasi dan lembaga

tersebut.

C. PROSES PELAKSANAAN PRODUKSI VIDEO

Proses pelaksanaan produksi video jika dilakukan

secara profesional melalui sebuah proses yang tidak

sederhana dan terperinci. Oleh karena itu, dalam

pelaksanaannya, proses produksi video mempunyai standar

operasional yang harus dilakukan. Standar operasional

proses produksi ini dilakukan untuk membantu manajemen

produksi agar lebih baik dan terperinci, sehingga tidak

ada proses yang terlewatkan mulai dari perencanaan hingga

penyelesaian proses. Secara umum, standar operasional

prosedur yang harus dilakukan dalam proses pelaksanaan

produksi video ini dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu:

pra-produksi (persiapan), produksi (pelaksanaan) dan

Page 8: PROSES PRODUKSI VIDEO

pasca produksi. Untuk lebih detailnya tahapan-tahapan

tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Pra-produksi

Pra-produksi merupakan tahapan awal sebelum

dilaksanakannya produksi video. Tahapan ini merupakan

tahap yang sangat penting. Karena di tahapan ini semua

langkah-langkah perencanaan untuk produksi video

dilakukan. Di pra-produksi ini semua perencanaan harus

disusun dengan rapi dan terperinci untuk menghindari

kesalahan-kesalahan minor ataupun mayor saat dilakukannya

pengambilan gambar atau tahap produksi. Hampir

keseluruhan jenis-jenis video melalui tahapan pra-

produksi ini. Beberapa tahap yang perlu dilakukan di

tahap pra-produksi ini yaitu:

1. Pencarian dan Penemuan Ide

Pencarian dan menemukan sebuah ide untuk tema

produksi merupakan langkah paling awal sebelum

dilakukannya produksi. Pencarian ide untuk tema

produksi ini dilakukan untuk menemukan tema dari

video yang akan dibuat. Cara-cara untuk menggali ide

ini bisa dilakukan dengan berbagai macam cara,

tergantung jenis produksi video yang akan

diproduksi. Beberapa langkah untuk pembuatan tema

jika dilihat dari jenis video yang akan diproduksi

antara lain:

Video non-commercial use

Page 9: PROSES PRODUKSI VIDEO

Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk

membantu pencarian ide di dalam pembuatan video

ini bisa dimulai dengan melakukan riset tentang

isu sosial yang sedang populer di masyarakat, ini

dilakukan jika ingin memproduksi video tentang

iklan layanan masyarakat. Riset ini bisa dilakukan

dengan mencari berita-berita dari media cetak

ataupun internet untuk mengetahui isu sosial yang

sedang aktual. Setelah menemukan ide yang akan

dijadikan tema untuk produksi videonya, kemudian

ide itu bisa dituliskan menjadi konsep dasar

dengan membuat ringkasan cerita pendek tentang

alur cerita yang akan di-videokan.

Langkah yang hampir sama juga dilakukan dalam

pembuatan video training atau pelatihan. Sebelum

memproduksinya, harus dilakukan langkah awal untuk

mengetahui proses atau tahapan-tahapan dari

kegiatan yang akan di-videokan. Misalnya, dalam

pembuatan video pelatihan tentang pelatihan safety

riding (cara mengemudi yang aman). Pertama kali

yang harus dilakukan adalah melakukan riset

tentang cara mengemudi yang benar, hal apa saja

yang harus dilakukannya, seberapa penting hal itu

harus dilakukan. Kemudian setelah mendapatkan

semua informasinya, langkah berikutnya adalah

membuat tulisan tentang urutan-urutannya sebelum

masuk ke tahap pengambilan gambarnya.

Page 10: PROSES PRODUKSI VIDEO

Video liputan/dokumentasi

Untuk penentuan atau pencarian ide di dalam

pembuatan video liputan atau dokumentasi ini

tergantung dengan liputan apa yang akan dibuat

videonya. Dalam penentuan ide untuk pembuatan

dokumentasi acara seperti event atau wedding akan

lebih mudah karena dalam sebuah acara biasanya

sudah ada panduannya jadi secara garis besar

idenya akan mengikuti panduan acara yang sudah

ada. Hanya saja setelah mengetahui panduan acara

tersebut, tinggal menambahkan detil-detil

informasi yang akan ditambahkan agar video

dokumentasi tersebut bisa menjadi lebih menarik.

Proses pencarian ide yang berbeda ketika akan

membuat sebuah video dokumenter yang bersifat

jurnalistik akan lebih kompleks karena riset yang

dilakukan untuk idenya harus mendetail untuk

mendapatkan hasil video yang informatif. Hal-hal

yang perlu dilakukan untuk pengembangan ide video

dokumenter, antara lain:

- Menentukan tema dan subjek;

- Mengumpulakan data yang berkaitan dengan tema

dan subjek yang akan diangkat;

- Menentukan tokoh dan narasumber;

- Melakukan pendekatan terhadap subjek;

- Melakukan observasi lapangan.

Setelah penggalian ide selesai dilakukan, proses

Page 11: PROSES PRODUKSI VIDEO

berikutnya adalah penulisan konsep. Kemudian

membuat ringkasan cerita dari video tersebut dan

menuliskan urutan cerita yang detil sehingga

tidak ada adegan yang akan terlewatkan ketika

pengambilan gambar.

Video company profile

Penentuan dan menemukan ide dalam pembuatan

video company profile ini sebenarnya lebih mudah,

karena sebelumnya ide sudah dibatasi oleh

perusahaan atau institusi yang akan dibuatkan

video profilnya. Sehingga pengembangan ide yang

perlu dilakukan dalam pembuatan video company profile

ini dapat dijabarkan sebagai berikut:

- Melakukan pengumpulan data yang berkaitan

dengan perusahaan yang akan di-profilkan;

- Melakukan pemahaman materi dengan perusahaan

tersebut dengan melakukan rapat bersama;

- Melakukan observasi lapangan di perusahaan

tersebut;

- Melakukan pendekatan dengan pihak-pihak di

perusahaan yang akan diambil gambarnya.

Setelah penggalian ide ini dilakukan, kemudian

masuk ke dalam tahap penulisan konsep, ringkasan

cerita dan treatment untuk videonya. Konsep yang

dituliskan ini pun harus mendapat kesepakatan

dari kedua belah pihak, yaitu pembuat video dan

Page 12: PROSES PRODUKSI VIDEO

perusahaan. Pengambilan gambar tidak bisa

dilakukan ketika tidak ada persetujuan dari kedua

belah pihak, karena perusahaan mempunyai

kepentingan yang lebih besar daripada si pembuat

video tersebut.

2. Pembuatan Sinopsis, Treatment, Storyboard, dan Shooting

Script

Setelah menyelesaikan langkah pencarian,

penemuan dan pengembangan ide yang berguna untuk

menuliskan konsep dari video yang akan diproduksi.

Langkah berikutnya yaitu menjabarkannya ke dalam

sebuah sinopsis, treatment, shooting script dan

storyboard. Langkah ini sangat perlu untuk dilakukan

karena akan memudahkan pada saat produksi di

lapangan. Tingkat kerumitan dari keseluruhan naskah

ini berbeda-beda tergantung dari panjang pendek nya

produksi video dan tema atau subjek yang akan

diangkat. Untuk sebuah video dokumentasi event atau

pernikahan, tentunya akan sangat berbeda

kedetilannya ketika membuat video dokumenter

jurnalistik atau video company profile. Sinopsis,

treatment, storyboard dan shooting script akan dijabarkan

sebagai berikut:

Sinopsis

Page 13: PROSES PRODUKSI VIDEO

Sinopsis biasa digunakan dalam pembuatan karya

tulis fiksi seperti novel, komik, dan cerita-

cerita bersambung. Selain dalam karya tulis

sinopsis juga biasa digunakan dalam produksi film

layar lebar atau film-film serial. Dalam istilah

yang sederhana, sinopsis berarti ringkasan cerita

yang digunakan untuk menyampaikan pesan secara

singkat dari sebuah karya tulis maupun film.

Dalam pelaksanaan produksi video, sinopsis

digunakan untuk memberikan gambaran singkat, padat

dan jelas tentang tema dari materi yang akan

diproduksi. Tujuannya adalah untuk mempermudah

menangkap pesan dari konsep yang akan di-videokan.

Konsep sinopsis dalam produksi video tidak

diuraikan dalam tulisan yang panjang, akan tetapi

cukup dengan beberapa kalimat sederhana dan jelas

yang bisa mencakup tema dan alur dari video

tersebut.

Contoh Sinopsis:

“ Video ini akan menggambarkan sebuah proses

tentang pembuatan patung dengan teknik cetak ulang

atau cor dengan bahan semen. Visualisasinya akan

dimulai dari pengenalan alat dan bahan, pembuatan

cetakan, pengecoran, penyempurnaan dan finishing.”

(Contoh sinopsis video pelatihan pembuatan patung.)

“ Video ini akan menggambarkan proses keseluruhan

pernikahan Anton dan Rini. Cerita yang akan

digambarkan mulai dari lamaran, upacara adat jawa,

Page 14: PROSES PRODUKSI VIDEO

akad nikah hingga resepsi pernikahannya.” (Contoh

sinopsis video pernikahan Anton dan Rini.)

Treatment

Treatment memiliki sedikit perbedaan dengan

sinopsis. Perbedaannya treatment memberikan

gambaran yang lebih mendetail dan tidak tematis.

Treatment memberikan gambaran yang lebih

deskriptif dari tema yang akan di-videokan. Kalau

sinopsis memberikan ringkasan cerita yang sangat

singkat, treatment memberikan gambaran deskriptif

tentang alur cerita yang akan di-videokan. Dimulai

dari awal mula kemunculan gambar sampai akhir

cerita yang diceritakan secara kronologis. Akan

tetapi di dalam treatment ini tidak diuraikan

teknis-teknis pengambilan gambar yang akan

dilakukan.

Contoh Treatment:

“ Video diawali dengan visualisasi judul

pelatihan, kemudian tampak suasana studio

pembuatan patung mulai dari suasana luar ruangan

hingga dalam ruangan. Tampak berbagai macam jenis

patung di dalam studio tersebut. Setelah itu,

terlihat bahan-bahan pembuatan patung dan alat-

alat pembuatnya yang berada di sekitar studio.

Visualisasi berikutnya tampak seorang seniman

patung sedang mengerjakan karyanya. Kemudian

seniman tersebut mulai memberikan kata pengantar

Page 15: PROSES PRODUKSI VIDEO

tentang proses pembuatan patungnya. Kata pengantar

dari seniman patung tersebut kemudian bersambung

ke penjelasan-penjelasan tentang proses pembuatan

patung. Visualisasi yang ditayangkan ketika proses

penjelasan patung yaitu visualisasi yang berkaitan

dengan proses pembuatan patung dimulai dari

persiapan bahan dan alat, pengecoran,

menyempurnakan patung yang sudah dicor kemudian

penyelesaian akhir dari pembuatan patung. Video

ini ditutup dengan gambar patung yang sudah

selesai dibuat.”

(Contoh treatment pembuatan patung.)

“ Visualisasi pernikahan Anton dan Rini akan

diawali dengan judul dari pernikahan. Kemudian

mulai menggambarkan suasana-suasana sebelum semua

upacara itu dimulai. Penggambaran suasana rumah

dan keluarga sebelum dimulainya lamaran antara

kedua keluarga. Setelah itu, visualisasi suasana

saat lamaran. Kemudian menuju ke proses-proses

selanjutnya penggambaran tentang upacara adat yang

dilakukan oleh Anton dan Rini. Visualisasinya

dimulai dari sebelum acara dimulai hingga

keceriaan saat dilakukannya upacara adat jawa

kedua mempelai ini. Visualisasi akan berganti

dengan suasana pagi hari sebelum mereka memulai

akad nikah. Ekspresi-ekspresi kedua mempelai saat

dirias dan meminta restu kepada keluarga dan kedua

orang tua sebelum melakukan proses akad nikah.

Page 16: PROSES PRODUKSI VIDEO

Visualisasi prosesi akad nikahnya digambarkan dari

awal sebelum mempelai memasuki tempat akad nikah

hingga selesai melakukan akad nikah. Kemudian

masuk ke resepsi pernikahan mendokumentasikan

seluruh persiapan sebelum dimulainya acara hingga

akhir acara resepsi pernikahan Anton dan Rini.”

(Contoh treatment video pernikahan Anton dan Rini.)

Storyboard

Storyboard digunakan untuk mendeskripsikan

rangkaian peristiwa yang akan direkam dalam video.

Deskripsi rangkaian peristiwa tersebuat akan

dituangkan ke dalam gambar-gambar sket ataupun

foto untuk melihat apakah rangkaian peristiwa

tersebut sudah sesuai dengan plot cerita dari

video tersebut. Selain itu storyboard juga

digunakan untuk memberikan gambaran tentang video

yang akan diproduksi dan melihat kesinambungan

alur cerita yang akan direkam. Penggambaran dalam

storyboard ini tidak dilakukan secara detil akan

tetapi lebih ke gambaran umum tentang peristiwa

yang akan direkam. Biasanya storyboard ini tidak

sering dilakukan dalam produksi video, karena

semuanya akan dirangkum ke dalam skenario dan

shooting script.

Page 17: PROSES PRODUKSI VIDEO

Contoh-contoh Storyboard:

(Sumber: http-//belajarnge.blogspot.com/2009/05/proses-produksi-video)

Shooting Script

Page 18: PROSES PRODUKSI VIDEO

Shooting Script ini digunakan sebagai panduan

produksi ketika di lapangan. Panduan ini berguna

untuk seluruh tim produksi yang sedang melakukan

pengambilan gambar video. Shooting script ini berisi

tentang pentujuk operasional dalam proses

pelaksanaan produksi video. Bahasa-bahasa yang

digunakan dalam shooting script ini biasanya

menggunakan bahasa-bahasa produksi audio visual.

Contoh Shooting Script:

SCENE SHOT VIDEO AUDIO1. INT.

RUANG

SENI –

PAGI

1

2

3

4

5

[LS]        Suasana kelas

yang gaduh

[MCU]   SUSI sedang

ngobrol dengan teman-

temannya

[MCU]   SINTA bermain

handphone

[MCU]   FAISAL membaca

buku

[LS]        UMA berjalan

keluar kelas untuk

membuang bungkus makanan.

Salah satu temannya titip

kertas sampah untuk

dibuangkan.

Suara gaduh

ruang kelas

“Mosok aku mung

disangoni

limangewu. Lak

yo ngenes to

yo.”

Suara kegaduhan

ruang kelas

Suara kegaduhan

ruang kelas

“Titip buangke

Um”

1. EXT.

DEPAN

RUANG

SENI –

PAGI

6

7

8

[LS]        UMA berjalan

keluar dari pintu ruang

seni menuju tempat sampah.

[LS]        BU NURMA

Suara lingkungan

sekolah

Suara lingkungan

sekolah

Page 19: PROSES PRODUKSI VIDEO

berjalan menuju ke ruang

seni

[LS]        Setelah

membuang bungkus makanan,

UMA buru-buru masuk ke

ruang seni.

Suara lingkungan

sekolah

(Sumber: http://budivario.wordpress.com/2010/10/02/contoh-

shooting-script/)

Untuk membuat shooting script secara detail

diperlukan pemahaman tentang bahasa-bahasa

pengambilan gambar dalam produksi video. Bahasa-

bahasa tersebut merupakan bahasa pengambilan gambar

yang berguna untuk mendetailkan tipe pengambilan

gambar di dalam shooting script. Beberapa tipe

pengambilan gambar yang perlu dipelajari yaitu

seperti yang tertera dalam tabel di bawah ini.

Istilah-istilah pengambilan gambar dalam produksi

video

Page 20: PROSES PRODUKSI VIDEO

1. SHO

OT

Shoot adalah

munculnya gambar

di layar yang

diambil dengan

memakai kamera

dengan jangka

waktu tertentu

2. TWO

SHOOT

Biasanya dalam

Script ditulis 2-

Shoot atau 2s,

yang berarti

hanya 2 orang

saja yg ada pada

gambar

3. GRO

UP

SHOOT

Pengambilan

gambar dengan

menampilkan 3

orang atau lebih.

Bisa juga

diartikan

sekelompok orang.

Page 21: PROSES PRODUKSI VIDEO

4. BCU

atau

BCS

Big Close Up atau

Big Close Shoot.

Pengambilan

gambar ini

dilakukan dengan

hanya

memperlihatkan

beberapa bagian

dari wajah

seperti dari dahi

sampai dagu atau

hanya

memperlihatkan

beberapa bagian

dari benda.

5. CU

atau

CS

Close Up atau

Close Shoot

memperlihatkan

keseluruhan wajah

seseorang atau

bagian benda dari

jarak dekat.

6. ECU Extreme Close Up

merupakan

pengambilan

gambar dengan

memperlihatkan

bagian yang

sangat detil,

misal bibir pada

manusia, mata

pada manusia atau

Page 22: PROSES PRODUKSI VIDEO

angka dari sebuah

jam.

7. MCU

atau

MCS

Medium Close Up

atau Medium Close

Shoot merupakan

pengambilan

gambar yang

memperlihatkan

kepala dan bahu

sampai dada

bagian atas atau

hampir

keseluruhan

benda.

Pengambilan

gambar ini biasa

disebut juga

dengan Chest

Shot.

8. MS Medium Shoot

merupakan

pengambilan

gambar yang

memperlihatkan

kepala sampai

pinggang,

keseluruhan

sebuah benda atau

sebagian besar

bangunan.

Page 23: PROSES PRODUKSI VIDEO

9. MLS Medium Long Shoot

merupakan

pengambilan

gambar yang

memperlihatkan

bagian kepala

sampai lutut

seseorang atau

sebagian besar

dari sebuah

bangunan.

10. LS

atau

WA

atau

WS

Long Shoot atau

Wide Angle atau

Wide Shoot

merupakan

pengambilan

gambar yang

memperlihatkan

keseluruhan tubuh

dari manusia

dengan background

yang masih cukup

luas. Bisa juga

memperlihatkan

keseluruhan dari

sebuah bangunan.

Page 24: PROSES PRODUKSI VIDEO

11. VWS

atau

VWA

Very Wide Shot

atau Very Wide

Angle merupakan

pengambilan yang

biasanya untuk

mengambil gambar

sebuah

pemandangan yang

sangat luas.

12. EL Eye level

merupakan

pengambilan

gambar yang

sejajar dengan

mata manusia.

13. HA Height Shot biasa

juga disebut

dengan Bird Eye

yang merupakan

pengambilan

gambar dari

tempat yang lebih

tinggi dari pada

objek. Sehingga

memperlihatkan

objek menjadi

lebih kecil.

Page 25: PROSES PRODUKSI VIDEO

14. LA Low Angle biasa

juga disebut

dengan Frog Eye

merupakan

pengambilan

gambar dari arah

bawah. Sehingga

bisa

memperlihatkan

Objek menjadi

lebih besar

Istilah lain yang harus diketahui selain bahasa

pengambilan gambar yaitu istilah-istilah pergerakan

kamera dalam pengambilan gambar. Beberapa istilah

tersebut yaitu:

Pan right, menggerakan kamera ke kanan;

Pan left, menggerakan kamera ke kiri;

Tilt up, menggerakan kamera ke atas;

Tilt down, menggerakan kamera ke bawah;

Zoom in, memperbesar gambar ke arah close up;

Zoom out, mengatur gambar ke arah long shoot;

Follow, gerakan kamera mengikuti objek.

3. Perencanaan Produksi

Perencanaan Produksi merupakan tahap untuk

merencanakan semua kebutuhan yang akan dilakukan

Page 26: PROSES PRODUKSI VIDEO

pada saat produksi video. Langkah ini dibutuhkan

agar setiap kegiatan produksi bisa terencana dengan

baik. Perencanaan produksi merupakan salah satu

tahap yang sangat vital dalam produksi audio, karena

dalam tahapan perencanaan produksi ini bagian-bagian

yang akan dibahas mulai dari penjadwalan sampai

dengan perencanaan anggaran dana produksi videonya.

Langkah perencanaan ini akan menjadi lebih mudah

dilaksanakan ketika semua langkah dari pencarian ide

hingga pembuatan treatment, storyboard dan shooting script

sudah selesai dilakukan. Karena dengan adanya

langkah-langkah tersebut akan sangat membantu untuk

memberikan gambaran tentang besar kecilnya produksi

video yang akan dilakukan. Langkah-langkah

perencanaan produksi video ini meliputi:

Pencarian lokasi pengambilan gambar untuk produksi

video;

Perencanaan pemeran yang akan dijadikan talent

dalam video;

Perencanaan tim produksi yang akan bekerja dalam

produksi video;

Perencanaan peralatan yang dibutuhkan;

Perencanaan jadwal pengambilan gambar;

Perencanaan anggaran dana yang dibutuhkan untuk

produksi video.

4. Persiapan Produksi

Setelah selesai melakukan semua perencanaan, masih

Page 27: PROSES PRODUKSI VIDEO

ada satu langkah lagi sebelum masuk ke tahapan

produksi yaitu persiapan produksi. Langkah ini

sangat penting sebagai langkah terakhir sebelum

memasuki tahap produksi. Persiapan produksi ini

dilakukan untuk melakukan cek dan mencocokan apakah

sudah sesuai dengan yang direncanakan atau ada

perubahan rencana dari perencanaan awal. Kertika

semua pengecekan sudah dilakukan, kemudian dilakukan

persiapan produksi yang meliputi:

Survey lokasi tempat pengambilan gambar;

Menghubungi talent atau melakukan perekrutan talent

jika dibutuhkan;

Menghubungi tim produksi untuk melakukan

koordinasi sebelum menuju tahap produksi;

Mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan dan

melakukan check peralatan untuk mengetahui bahwa

semua peralatan bisa berfungsi atau tidak.

Setelah semua persiapan tersebut dilakukan barulah

tim bisa melakukan produksi videonya.

b. Produksi

Tahap produksi video merupakan tahap untuk

merealisasikan semua langkah yang ada di tahap pra-

produksi. Di tahap produksi, tim produksi video biasanya

dipimpin oleh seorang sutradara yang mempunyai peran

untuk bertanggung jawab terhadap berjalannya produksi

video yang sedang berjalan. Biasanya sutradara dibantu

oleh beberapa asisten untuk membantu kelancaran produksi

Page 28: PROSES PRODUKSI VIDEO

video yang sedang berlangsung. Salah satu hal yang perlu

dicermati dalam tahap produksi ini ketika pengambilan

gambar yaitu mencatat adegan, shoot atau scene yang sudah

diambil oleh kameramen. Teknik pencatatan ini dinamakan

camera logging. Dalam melakukan pencatatan gambar yang

sudah diambil tidak bisa hanya mencatat saja, akan tetapi

catatan tersebut harus disesuaikan dengan shooting script

yang sudah dibuat.

Proses pencatatan dilakukan untuk menghindari adegan

atau scene yang terlewat ketika dilakukannya pengambilan

gambar sehingga pelaksanaan produksi yang dilakukan bisa

berjalan dengan efektif. Karena ketika ada pengambilan

gambar yang terlewatkan dan harus melakukan pengambilan

gambar ulang, kesalahan ini akan sangat berpengaruh

kepada pendanaan yang sudah direncanakan. Ketika harus

melakukan pengambilan gambar ulang secara tidak langsung

akan menambah anggaran dana. Ketidakcermatan dalam

pencatatan pengambilan gambar akan menjadi kesalahan yang

sangat fatal ketika produksi video yang dilakukan

berkaitan dengan sebuah peristiwa yang tidak dapat

diulang kembali, misalnya peristiwa pernikahan atau

sebuah event perusahaan. Ini mengapa penting sekali

melakukan pengecekan list pengambilan gambar dan

disesuaikan dengan shooting script yang sudah direncanakan.

Beberapa saran produksi untuk kameramen yang sedang

belajar untuk proses merekam gambar ketika produksi

berlangsung, yaitu:

1. Lebih dekat ke objek, saran ini dapat digunakan

Page 29: PROSES PRODUKSI VIDEO

ketika kameramen yang sedang belajar menggunakan

kamera video yang biasa, karena kamera tersebut

tidak menggunakan lensa yang baik. Jadi, pastikan

lebih dekat dengan objek untuk mendapatkan kualitas

gambar yang maksimal. Hal ini dilakukan untuk

menghindari penggunaan digital zoom pada kamera

video.

2. Hati-hati dengan cahaya, Pencahayaan yang kurang

baik akan membuat kualitas hasil gambar yang

dihasilkan video tidak jernih dan tidak maksimal.

Jadi, pastikan objek yang di rekam gambarnya cukup

tercahayai. Persiapkan lighting tambahan untuk

menyiasati tempat yang kurang cahaya.

3. Jaga Keseimbangan, pastikan menggunakan tripod

kamera ketika merekam gambar dalam jangka waktu yang

agak lama untuk menghindari gambar yang goyang.

Karena memperbaiki gambar yang goyang itupun susah

untuk dilakukan di proses editing.

4. Hindari panning, Kecuali akan merekam gambar

keadaaan sekitar. Jika harus menggunakan teknik

panning, pastikan gunakan tripod agar seimbang.

5. Mengatur komposisi sebelum merekam, pastikan

mengatur komposisi sebelum merekam gambar agar

gambar yang dihasilkan lebih indah dan tidak

melelahkan di mata penonton.

6. Ambil banyak stock gambar, pastikan gambar yang

direkam tidak terbatas agar setelah diproses, video

yang dihasilkan menjadi lebih dinamis dan tidak

Page 30: PROSES PRODUKSI VIDEO

monoton.

Setelah semua tahapan produksi video terselesaikan, ada

baiknya dilakukan pengecekan ulang sebelum memastikan

bahwa tahapan produksi ini sudah final sebelum memasuki

tahap pasca produksi.

c. Pasca-produksi

Tahap pasca produksi merupakan tahapan akhir dalam

produksi video sebelum video siap disajikan atau di

distribusikan. Dalam proses pasca produksi ini diperlukan

software editing video dan perangkat yang memadai untuk

melakukan proses editing video. Salah satu software developer

yang menyediakan perangkat ini yaitu Adobe, berikut

beberapa Software dari Adobe yang digunakan untuk proses

editing video:

Adobe Premiere Pro, software yang digunakan untuk

editing secara real-time baik oleh profesional

ataupun yang sedang belajar mengenai editing video.

Adobe After Effect, aplikasi khusus yang biasa

digunakan editor video profesional untuk membuat

motion graphic dan visual effect.

Adobe Media Encoder, aplikasi khusus untuk me-render

video yang sudah selesai diedit ke dalam beberapa

format video yang mudah untuk digunakan oleh

audience dari video tersebut.

Page 31: PROSES PRODUKSI VIDEO

Adobe Encore DVD, aplikasi yang digunakan untuk

merubah format raw video yang sudah diedit menjadi

format DVD.

Tahapan proses pasca produksi itu sendiri dapat dibagi

menjadi tiga tahap, yaitu:

a. Editing Off Line

Tahap ini merupakan tahap awal dari proses editing video.

Di sini petugas pencatat script saat produksi, mencatat

kembali semua hasil shooting dan adegan. Dalam aplikasi

video editing, petugas pencatat script tersebut akan

menuliskan semuanya ke dalam time code yang ada di aplikasi

tersebut. Proses ini dilakukan untuk menyortir gambar

yang di akan pakai dari semua rekaman gambar yang

diproduksi. Berdasarkan catatan tersebut dibuatlah editing

kasar yang disebut off line editing. Setelah off line editing ini

terselesaikan, hasilnya akan dicermati bersama dalam

proses yang disebut screening. Ini dilakukan untuk melihat

apakah keseluruhan editing kasar tersebut masih perlu

ditambah gambar lagi atau bahkan ada yang perlu diganti

dengan gambar lain. Kemudian setelah keseluruhan proses

ini dianggap sudah cukup, dibuatlah editing script, naskah

editing yang dilengkapi juga dengan uraian untuk narasi

atau ilustrasi audio lainnya. Setelah ini semua

terselesaikan, tahapan berikutnya yaitu editing on line.

b. Editing On Line

Page 32: PROSES PRODUKSI VIDEO

Berdasar dari script editing yang dibuat di tahapan off

line editing, editor kemudian melakukan editing dengan lebih

cermat lagi. Sang editor akan melihat adegan per adegan

dan shot per shot untuk menyatukan cerita agar

berkesinambungan antara satu dengan yang lain. Selain itu

di tahapan ini editor juga akan memperindah hasil editing

video kasar dengan membuat transisi atau menghaluskan

potongan adegan yang sudah disunting di editing kasar.

Keseluruhan proses editing ini akan disesuaikan dengan

naskah editing yang sudah dibuat. Setelah keseluruhan

proses ini dianggap cukup kemudian, tahapan akan beralih

ke mixing dan mastering.

c. Mixing dan Mastering

Proses mixing merupakan proses untuk menggabungkan atau

mensinkronisasikan antara video dan audio. Dalam tahap

ini editing lebih mengutamakan untuk memoles audio dan

menambahkan ilustrasi musik maupun sound effect yang akan

digunakan untuk membangun atmosfir dalam video tersebut.

Kemudian narasi yang sudah direkam juga akan ditambahkan

dalam proses mixing ini. Setelah semua tahapan ini

selesai kemudian dilakukan proses yang dinamakan preview.

Proses ini merupakan screening akhir dalam melihat video

yang sudah selesai diedit dan diolah. Setelah semua

setuju bahwa proses ini sudah selesai, maka proses

selanjutnya adalah mastering. Proses ini merupakan proses

untuk membuat kepingan VCD atau DVD master, yang kemudian

Page 33: PROSES PRODUKSI VIDEO

akan digandakan lagi.

Daftar Pustaka

http-//bagoesnet.wordpress.com/2010/07/31/pengertian-

audio-video/

Page 34: PROSES PRODUKSI VIDEO

http-//belajarnge.blogspot.com/2009/05/proses-produksi-

video

http-//chairunnas.staff.umm.ac.id/ngajar/praktek-

produksi-av/

http//diegosquad.multiply.com/reviews/item/2?

&show_interstitial=1&u=%2Freviews%2Fitem

http-//dispatchesfromadigitalworld.com/the-video-

production-process

http//elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/

company_profile/3.%20Company%20Profile%20yang%20Efektif

http-//kurtek.upi.edu/media/sources/PEDOMAN%20mediavideo

http-//www.abacuswebware.com/Video-Production-Cycle.aspx

http-//www.imxproductions.com/services/video/

productionprocess

http//www.pictureamoment.com/images/

Basic_Work_Flow_chart_for_the_digital_video_production_pr

ocess