ANALISIS PENGARUH UTANG LUAR NEGERI, PENANAMAN MODAL ASING, PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PROPOSAL SKRIPSI Oleh : SEPRIMENDRA NPM : 0910011111003 Untuk memenuhi sebagai syarat bimbingan proposal skripsi FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS BUNG HATTA 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
ANALISIS PENGARUH UTANG LUAR NEGERI, PENANAMAN
MODAL ASING, PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI
TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI
DI INDONESIA
PROPOSAL SKRIPSI
Oleh :
SEPRIMENDRA
NPM : 0910011111003
Untuk memenuhi sebagai syarat
bimbingan proposal skripsi
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS BUNG HATTA
PADANG
2012
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah makroekonomi dalam jangka
panjang. Di setiap periode sesuatu masyarakat akan menambah kemampuan untuk
memproduksi barang dan jasa. Hal tersebut disebabkan oleh investasi masa lalu yang
akan menambah barang-barang modal dan kapasitas memproduksi masa kini.
Disamping itu investasi biasanya diikuti oleh perkembangan teknologi alat-alat
produksi dan ini akan mempercepat kemampuan memproduksi. Berbagai negara tidak
selalu dapat mencapai pertumbuhan ekonomi yang sesuai dengan perkembangan
kemampuan memproduksi yang dimiliki oleh faktor-faktor produksi yang semakin
meningkat (Sadono Sukirno, 2005).
Pertumbuhan ekonomi di suatu negara dapat melihat bagaimana peningkatan dan
perkembangan ekonomi di suatu negara. Pertumbuhan ekonomi di suatu negara itu dapat
bernilai positif dan dapat pula bernilai negatif. Jika pada suatu periode perekonomian
mengalami pertumbuhan yang positif, menandakan kegiatan ekonomi di negara tersebut
mengalami peningkatan. Sedangkan jika pada suatu periode perekonomian mengalami
pertumbuhan yang negatif, menandakan bahwa kegiatan ekonomi di negara tersebut
mengalami penurunan.
Hal tersebut pernah terjadi pada negara Indonesia pada pertengahan tahun 1997
sampai pertengahan tahun 1998 yang mengambarkan keadaan perkembangan ekonomi
Indonesia menurun, hal tersebut yang membuat pembengkakan utang luar negeri
Indonesia. Selain itu penurunan perkembangan ekonomi Indonesia juga disebabkan
2
karena tabungan domestik rendah yang menyebabkan penanaman modal dalam negeri
(PMDN) menurun yang akhirnya berdampak pada pertumbuhan ekonomi. Walaupun
satu atau dua tahun setelah krisis ekonomi 1997-1998, ekonomi Indonesia sudah
kembali menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang positif, namun hingga saat ini
pertumbuhannya rata-rata per tahun relatif masih lambat dibandingkan negara-negara
tetangga yang juga terkena krisis seperti Korea Selatan dan Thailand, atau masih jauh
lebih rendah dibandingkan pertumbuhan rata-rata per tahun yang pernah dicapai oleh
pemerintahan Orde Baru (ORBA). Salah satu penyebabnya adalah masih belum
intensifnya kegiatan investasi dalam negeri, termasuk arus investasi dari luar terutama
dalam bentuk penanaman modal asing (PMA). Padahal era ORBA membuktikan bahwa
investasi, khususnya PMA, merupakan faktor pendorong yang sangat krusial bagi
pencapaian pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan. Terutama melihat
kenyataan bahwa sumber perkembangan teknologi, perubahan struktural , dan
pertumbuhan ekspor di Indonesia selama ORBA sebagian besar karena kehadiran PMA
di Indonesia (Tulus Tambunan, 2006)
Solusi yang dianggap bisa diandalkan untuk mengatasi kendala rendahnya
penanaman modal dalam negeri adalah dengan mendatangkan modal dari luar negeri,
yang umumnya dalam bentuk hibah, utang Luar Negeri, arus modal swasta, seperti
utang bilateral dan multilateral; investasi swasta langsung (PMA); portfolio investment;
utang bank dan utang komersial lainnya. Modal asing ini dapat diberikan baik kepada
pemerintah maupun kepada pihak swasta (Atmadja, 2000).
3
Bagi negara berkembang termasuk Indonesia, pesatnya aliran modal asing
merupakan salah satu cara untuk memperoleh pembiayaan pembangunan ekonomi.
Dimana pembangunan ekonomi yang sedang dijalankan oleh pemerintah Indonesia
merupakan suatu usaha berkelanjutan yang diharapkan dapat mewujudkan masyarakat
adil dan makmur sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945, sehingga untuk dapat
mencapai tujuan itu maka pembangunan nasional dipusatkan pada pertumbuhan
ekonomi. Namun karena keterbatasan penanaman modal dalam negeri sedangkan
kebutuhan dana untuk pembangunaan ekonomi sangat besar. Maka cara untuk mencapai
pertumbuhan ekonomi itu adalah dengan berusaha meningkatkan modal asing. Maupun
dari pemerintah dengan mengandalkan hutang luar negeri (Desmawati Sihombing;
2010).
Utang luar negeri memegang peranan penting dalam membiayai pertumbuhan
ekonomi Indonesia. Hal ini dapat dilihat pada tahun 1999 utang luar negeri negara
Indonesia mencapai 150.991 juta US$ dengan pertumbuhan ekonomi 0,79 persen
setelah mengalami penurunan yang sangat tajam pada tahun 1998 yakni sebesar -13,13
persen. Tetapi permintaan utang luar negeri menurun pada tahun 2000 yaitu sebesar
144.407 juta US$ dengan pertumbuhan ekonomi yang meningkat menjadi 4.92 persen.
Pada tahun 2001 mengalami penurunan utang luar negeri yaitu sebesar 134.044 juta
US$ dengan pertumbuhan ekonomi yang juga mengalami penurunan hingga hanya 3.64
persen. Dari tahun 2002 sampai tahun 2007 perkembangan utang luar negeri pemerintah
maupun swasta mengalami perkembangan yang fluktuatif, namun pada tahun 2007
samapi tahun 2012 jumlah hutang mengalami peningkatan rata-rata sebesar 1,7 persen
4
pertahun. Begitu juga halnya dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia dari tahun 2007
sampai 2012 mengalami peningkatan dengan laju pertumbuhan ekonomi senesar 6,17
persen. Hal ini bisa kita lihat pada Tabel 1.1 .
Tabel 1.1. Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi dan Hutang Luar Negera Indonesia
TahunPertumbuhan Ekonomi (%)
Hutang Luar Negeri
(Juta US$)
Pertumbuhan Hutang Luar Negeri (%)
1990 7,24 69.872 -
1991 6,96 79.548 13,85
1992 6,46 88.002 10,63
1993 6,50 89.172 1,33
1994 7,54 107.824 20,92
1995 8,22 124.398 15,37
1996 7,82 128.941 3,65
1997 4,65 136.173 5,61
1998 -13,13 151.236 11,06
1999 0,79 150.991 -0,16
2000 4,92 144.407 -4,36
2001 3,64 134.044 -7,18
2002 5,00 132.208 -1,37
2003 4,78 135.402 2,42
2004 5,03 141.273 4,34
2005 5,69 134.504 -4,79
2006 5,00 132.633 -1,39
2007 6,35 141.180 6,44
2008 6,01 155.080 9,85
2009 4,58 172.871 11,47
2010 6,10 202.413 17,09
2011 6,51 225.375 11,34Sumber: Laporan Tahunan Bank Indonesia, berbagai edisi
Arus modal asing (capital inflows) juga berperan penting dalam menutup gap
devisa yang ditimbulkan oleh defisit pada transaksi modal (capital account). Selain itu,
5
masuknya modal asing juga mampu menggerakkan kegiatan ekonomi yang lesu akibat
kurangnya modal bagi pelaksanaan pembangunan ekonomi. Modal asing ini selain
sebagai perpindahan modal juga dapat memberikan kontribusi positif melalui aliran
industrialisasi dan modernisasi. Akan tetapi apabila modal asing tersebut tidak dikelola
dengan baik dapat menimbulkan dampak negatif yang besar (Zulkarnaen Djamin;
1996).
Berdasarkan Tabel 1.2 dapat dijelaskan bahwa Penanaman Modal Asing (PMA)
di Indonesia dari tahun 1990 sampai tahun 1995 mengalami peningkatan dari 706,00
juta Dollar AS menjadi 1.940,90 juta Dollar AS pada tahun 1995 begitu pula dengan
Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)dari tahun 1990-1995 mengalami kenaikan
dari sebesar Rp 2.398,60 Milyar menjadi Rp.11.313,00 Milyar, namun pada tahun
19967 sampai akhir 1998 terjadi penurun Penanaman Modal Asing(PMA) dari
18.629,00 menjadi 16.513,00 juta Dollar AS berbeda hal nya dengan Penanaman Modal
Dalam Negeri(PMDN) dari sebesar Rp.3.473,40 Milyar meningkat menjadi
Rp.4.865,70 Milyar. Namun perkembangan Penanaman Modal Asing(PMA) dan
Penanaman Modal Dalam Negeri(PMDN) di Indonesia pada tahun 1999 sampai 2010
berfluktuasi, kemudian meningkat tajam pada tahun 2011 yang besar masing-masing
PMA sebesar 19.001,10 juta Dollar AS dan PMDN sebesar Rp.76.001,10 milyar.
Proporsi Penanaman Modal Dalam Negeri di dalam PDB dan pesatnya
pertumbuhan investasi tidak berarti pembangunan ekonomi berjalan dengan baik dan
begitu pula sebaliknya, karena yang penting bukan besarnya investasi dalam nilai uang
tetapi bagaimana pemanfaatan dari investasi tersebut.
6
Tabel 1.2 Perkembangan Realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri dan Penanaman Modal Asing di Indonesia
Tahun
Penanaman Modal Dalam
Negeri (Rp. Milyar)
Pertumbuhan Penanaman
Modal Dalam Negeri (%)
Penanaman Modal Asing (Juta US$ )
Pertumbuhan Penanaman Modal Asing
(%)1990 2.398,60 - 706,00 -
1991 3.666,10 52,84 1.059,00 50,00
1992 5.067,40 38,22 1.940,90 83,28
1993 8.286,00 63,52 5.653,10 191,26
1994 12.787,00 54,32 3.771,20 -33,29
1995 11.313,00 -11,53 6.698,40 77,62
1996 18.610,00 64,50 4.628,20 -30,91
1997 18.628,80 0,10 3.473,40 -24,95
1998 16.512,50 -11,36 4.865,70 40,08
1999 16.286,70 -1,37 8.229,90 69,14
2000 22.038,00 35,31 9.877,40 20,02
2001 9.890,80 -55,12 3.509,40 -64,47
2002 12.500,00 26,38 3.082,60 -12,16
2003 12.247,00 -2,02 5.445,30 76,65
2004 15.409,40 25,82 4.572,70 -16,02
2005 30.724,20 99,39 8.911,00 94,87
2006 20.649,00 -32,79 5.991,70 -32,76
2007 34.878,70 68,91 10.341,40 72,60
2008 20.363,40 -41,62 14.871,40 43,80
2009 37.799,80 85,63 10.815,20 -27,28
2010 60.626,30 60,39 16.214,80 49,93
2011 76.001,10 25,36 19.001,10 17,18
Sumber :BPS, Bank Indonesia.
Investasi merupakan kegiatan untuk mentransformasikan sumber daya potensial
menjadi kekuatan ekonomi riil. Sumber daya alam yang ada di masing-masing daerah
diolah dan dimamfaatkan untuk meningkatkan kemakmuran seluruh rakyat secara adil
dan merata. Namun dalam memanfaatkan sumberdaya alam perlu memperhatikan
kelestarian dan keseimbangan lingkungan hidup bagi pembangunan. Peranan investasi
7
di indonesia cedung meningkat sejalan dengan banyaknya dana yang di butuhkan untuk
melanjutkan pembangunan nasional. Investasi merupakan suatu faktor bagi proses
pembangunan ekonomi, atau pertumbuhan ekonomi jangka panjang pembangunan
ekonomi melibatkan kegiatan-kegiatan produksi di semua sektor ekonomi (Dadang
Firmansyah, 2008).
Berdasarkan latar belakang yang telah menguraikan fenomena pertumbuhan
ekonomi di Indonesia dalam hubungannya dengan hutang luar negeri, penanaman
modal asing, dan penanaman modal dalam negeri di atas, dengan demikian perlu untuk
melakukan penelitian mengenai “Analisis Pengaruh Utang Luar Negeri, Penanaman
Modal Asing, Penanaman Modal Dalam Negeri terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Di Indonesia ”.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang dibahas dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Seberapa besar pengaruh Utang Luar Negeri terhadap Pertumbuhan Ekonomi di
Indonesia?
b. Seberapa besar pengaruh Penanaman Modal Asing (PMA) terhadap
Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia ?
c. Seberapa besar pengaruh Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) terhadap
Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia?
8
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui pengaruh Utang luar Negeri terhadap Pertumbuhan
Ekonomi di Indonesia.
2. Untuk mengetahui pengaruh Penanaman Modal Asing (PMA) terhadap
Perumbuhan Ekonomi di Indonesia.
3. Untuk mengetahui pengaruh Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)
terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia.
1.3.2 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Diperoleh analisis tentang pengaruh hutang luar negeri, penanaman modal
asing, dan penanaman modal dalam negeri terhadap pertumbuhan ekonomi
di Indonesia.
2. Sebagai bahan kajian bagi pengambil kebijakan khususnya analisis hutang
luar negeri sebagai sumber pembiayaan pembangunan di Indonesia
3. Dapat menjadi dasar penelitian empirik tentang pengaruh hutang luar negeri,
PMA dan PMDN terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.
1.4 Hipotesis
9
Dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut:
1. Diduga terdapatnya pengaruh positif dan signifikan antara Hutang Luar
Negeri terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia.
2. Diduga terdapatnya pengaruh positif dan signifikan antara Penanaman
Modal Asing (PMA) terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia.
3. Diduga terdapatnya pengaruh positif dan signifikan antara Penanaman
Modal Dalam Negeri (PMDN) terhadap Pertumbuhan Ekonomi di
Indonesia.
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah
yang diteliti, tujuan dan manfaat penelitian, hipotesis dan sistematika
penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi tentang pemaparan mengenai landasan teori yang
digunakan sebagai acuan penelitian (pengertian pertumbuhan ekonomi,
modal luar, hutang luar negeri, penanaman modal dalam negeri),
penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian, kerangka
pemikiran penelitian.
10
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi pemaparan mengenai ruang lingkup penelitian penelitian
dan definisi operasionalnya, jenis dan sumber data, metode pengumpulan
data, serta metode analisis yang digunakan untuk menganalisis utang luar
negeri, penanaman modal asing dan penanaman modal dalam negeri
terhadap pertumbuhan ekonomi di indonesia..
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pertumbuhan Ekonomi
Menurut Todaro (2000) mendefinisikan pertumbuhan ekonomi sebagai suatu
kenaikan kapasitas dalam jangka panjang dari negara yang bersangkutan untuk
11
menyediakan berbagai barang ekonomi kepada penduduknya. Kenaikan kapasitas itu
sendiri ditentukan atau dimungkinkan oleh adanya kemajuan atau penyesuaian-
penyesuaian teknologi, institusional (kelembagaan) dan ideologis terhadap berbagai
tuntutan keadaan yang ada.
Menurut Boediono (1989), pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output
per kapita dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi terjadi apabila ada
kecenderungan output per kapita untuk naik yang bersumber dari kekuatan yang berada
dalam perekonomian itu sendiri, bukan berasal dari luar atau bersifat sementara.
Pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan dalam kemampuan dari suatu
perekonomian dalam memproduksi barang barang dan jasa-jasa. Dengan kata lain
pertumbuhan ekonomi lebih menunjukan pada perubahan yang bersifat kuantitatif dan
biasannya diukur dengan menggunakan data produk domestik bruto (GDP), atau
pendapatan perkapita. Produk domestik bruto (GDP) adalah total nilai pasar dari
barang-barang akhir dan jasa-jasa (final good and service) yang dihasilkan di dalam
negeri dalam suatu perekonomian selama kurun waktu tertentu (biasannya satu tahun).
Konsep lain yang berkaitan dengan GDP adalah produk nasional bruto (GNP) yaitu
total nilai pasar dari barang- barang akhir dan jasa-jasa yang dihasilkan oleh penduduk
suatu negara selama kurun waktu tertentu. Jadi, perbedaan antara GDP dan GNP adalah
bahwa GDP mengukur pendapatan dari faktor-faktor produksi di dalam batas teritori
negara (nation’s teritory boundaries), tanpa mempersoalkan siapa yang menerima
pendapatan tersebut; sedangkan GNP mengukur pendapatan dari penduduk suatu negara
atau perekonomian, tanpa mempersoalkan apakah pendapatan itu dihasilkan oleh
12
produksi di dalam negeri ataukah produksi di luar negeri (Sachs and Larrain, 1993
dalam Muana Nanga, 2005).
Untuk mengukur laju pertumbuhan ekonomi dapat dilakukan dengan
mengunakan formula sebagai berikut: (Muana Nanga, 2005)
g=(Y t+Y t−1
Y t−1)∗100 % ................................................................................... (2.1)
dimana:
g = laju pertumbuhan ekonomi.
Yt = produk domestik bruto (GDP) pada tahun t (tahun sekarang).
Yt-1= produk domestik bruto (GDP) pada tahun t-1( tahun sebelumnya).
Menurut Kuznets dalam Todaro (2000), pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan
kapasitas dalam jangka panjang dari negara yang bersangkutan untuk menyediakan
berbagai barang ekonomi kepada penduduknya. Kenaikan kapasitas itu sendiri
ditentukan atau dimungkinkan oleh adanya kemajuan atau penyesuaian-penyesuaian
teknologi, institusional (kelembagaan) dan ideologis terhadap berbagai tuntutan yang
ada. Kuznets juga mengemukakan bahwa ada setidaknya enam karakteristik atau ciri
proses pertumbuhan ekonomi yang ditemui di hampir semua negara yang sekarang telah
menjadi negara maju (developed country) atau wilayah maju apabila berbicara dalam
konteks ekonomi regional. Karakteristik tersebut antara lain :
1. Tingkat pertumbuhan output per kapita dan pertumbuhan penduduk yang
tinggi.
2. Tingkat kenaikan total produktivitas faktor yang tinggi.
13
3. Tingkat transformasi struktural ekonomi yang tinggi.
4. Tingkat transformasi sosial dan ideologi yang tinggi.
5. Adanya kecenderungan negara-negara yang mulai atau yang sudah maju
perekonomiannya untuk berusaha menambah bagian-bagian dunia lainnya
sebagai daerah pemasaran dan sumber bahan baku yang baru.
6. Terbatasnya penyebaran pertumbuhan ekonomi yang hanya mencapai sekitar
sepertiga bagian penduduk yang ada.
Sedangkan dalam Sadono Sukirno (2005) dijelaskan bahwa dalam analisis
makroekonomi, “pertumbuhan ekonomi” memiliki dua segi pengertian yang berbeda.
Di satu pihak, pertumbuhan ekonomi digunakan untuk menggambarkan suatu
perekonomian telah mengalami perkembangan ekonomi dan mencapai taraf
kemakmuran yang lebih tinggi. Di segi lain, pertumbuhan ekonomi bertujuan untuk
menggambarkan permasalahan ekonomi yang dihadapi oleh suatu negara atau suatu
wilayah dalam jangka panjang. Masalah pertumbuhan ekonomi ini sendiri dibagi
menjadi tiga aspek, yaitu :
a. Aspek yang bersumber dari perbedaan antara tingkat pertumbuhan potensial
yang dapat dicapai dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang sebenarnya
tercapai. Investasi yang dilakukan saat ini dapat menambah persediaan barang-
barang modal di masa yang akan datang sehingga potensi suatu negara atau
wilayah untuk menghasilkan barang dan jasa akan bertambah pula. Kemajuan
teknologi, pertambahan jumlah penduduk dan perkembangan produktivitas
mereka juga dapat menambah produksi barang dan jasa. Namun, kenaikan
14
faktor-faktor tersebut tidak selalu meningkatkan pertumbuhan ekonomi ke taraf
potensialnya. Yang terjadi justru sebaliknya, pertumbuhan ekonomi yang
lambat, pengangguran yang makin besar, serta masalah di luar masalah
ekonomi (sosial, pilitik, pertahanan dan kemanan) yang bertambah rumit pula.
b. Aspek selanjutnya adalah meningkatkan potensi pertumbuhan itu sendiri.
Ketika suatu negara atau wilayah memerlukan pertumbuhan GDP sejumlah
tertentu untuk mengurangi permasalahan pengangguran yang terjadi, namun
pada kenyataannya pertumbuhan GDP yang tercapai tidaklah sesuai yang
direncanakan. Akibatnya, permasalahan pengangguran tidak dapat teratasi
sehingga negara atau wilayah tersebut perlu memikirkan cara-cara untuk
mempercepat laju pertumbuhan ekonominya.
c. Aspek yang terakhir adalah mengenai keteguhan pertumbuhan ekonomi yang
berlaku dari satu tahun ke tahun yang lainnya. Pergerakan pertumbuhan
ekonomi yang dihadapi suatu negara atau wilayah sifatnya selalu fluktuatif.
Ada akalanya berkembang pesat, dan ada kalanya berjalan lambat bahkan lebih
rendah dari tahun sebelumnya.
2.1.1 Model Pertumbuhan Harrod-Domar
Teori Harrod-Domar yang menerangkan adanya korelasi positif antara tingkat
investasi dan laju pertumbuhan ekonomi. Alasan mengapa Harrod dan Domar
menetapkan investasi sebagai kunci pertumbuhan ekonomi adalah karena investasi
memiliki sifat ganda sebagai berikut (Jhingan, 1990 dalam P. Todaro, 2000) : Pertama,
15
ia menciptakan pendapatan, dan kedua, ia memperbesar kapasitas produksi
perekonomian dengan cara meningkatkan stok modal. Bila kita asumsikan bahwa ada
hubungan ekonomi langsung antara besarnya stok modal secara keseluruhan, atau K,
dengan GDP, atau Y. Maka hal itu berarti bahwa setiap tambahan neto terhadap stok
modal dalam bentuk dalam bentuk investasi baru akan menghasilkan kenaikan arus
output nasional atau GNP (Todaro, 2000). Hubungan tersebut dikenal dengan rasio
modal-output.
Dengan menetapkan k sebagai rasio modal output, s sebagai rasio tabungan
nasional yang menjadi bagian dari output nasional, dan bahwa jumlah investasi (I) baru
yang besarnya ditentukan oleh jumlah tabungan total (S). Maka dapat disusun model
pertumbuhan ekonomi sebagai berikut (Todaro, 2000) :
1. Tabungan (S) adalah bagian dalam jumlah tertentu, atau s, dari pendapatan
nasional (Y). Oleh karena itu, kita pun dapat menuliskan hubungan tersebut dalam
bentuk persamaan yang sederhana :
S = sY ............................................................................................................. (2.2)
2. Investasi (I) didefinisikan sebagai perubahan dari stok modal (K) yang dapat
diwakili oleh ΔK, sehingga kita dapat menuliskan persamaan sederhana kedua
sebagai berikut:
I = ΔK ............................................................................................................. (2.3)
Akan tetapi, karena jumlah stok modal K mempunyai hubungan langsung dengan
jumlah pendapatan nasional atau output Y, seperti telah ditunjukkan oleh rasio