BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem kesehatan nasional merupakan suatu tatanan yang mencerminkan upaya bangsa Indonesia untuk meningkatkan kemampuannya mencapai derajat kesehatan yang optimal sebagai perwujudan kesejahteraan umum seperti yang dimaksud dalam Undang-Undang Dasar 1945. Dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, berbagai upaya kesehatan telah diselenggarakan. Upaya kesehatan yang semula dititikberatkan pada upaya penyembuhan penderita secara berangsur-angsur berkembangan ke arah keterpaduan upaya kesehatan yang menyeluruh. Oleh karena itu, pembangunan kesehatan yang menyangkut upaya peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) harus dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan dan dilaksanakan bersama antara pemerintah dan masyarakat. UU Kesehatan No. 23 tahun 1992 mengamanatkan bahwa pelayanan kesehatan yang bermutu dan merata harus makin ditingkatkan. Upaya memperluas jangkauan pelayanan kesehatan kepada masyarakat telah diwujudkan dengan dibangunnya Pusat Kesehatan Masyarakat atau Puskesmas yang tersebar diseluruh pelosok tanah air. Dimana
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem kesehatan nasional merupakan suatu tatanan yang mencerminkan
upaya bangsa Indonesia untuk meningkatkan kemampuannya mencapai derajat
kesehatan yang optimal sebagai perwujudan kesejahteraan umum seperti yang
dimaksud dalam Undang-Undang Dasar 1945. Dalam rangka mewujudkan derajat
kesehatan masyarakat yang optimal, berbagai upaya kesehatan telah
diselenggarakan. Upaya kesehatan yang semula dititikberatkan pada upaya
penyembuhan penderita secara berangsur-angsur berkembangan ke arah
keterpaduan upaya kesehatan yang menyeluruh. Oleh karena itu, pembangunan
kesehatan yang menyangkut upaya peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan
penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan
(rehabilitatif) harus dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan dan dilaksanakan bersama antara pemerintah dan masyarakat.
UU Kesehatan No. 23 tahun 1992 mengamanatkan bahwa pelayanan
kesehatan yang bermutu dan merata harus makin ditingkatkan. Upaya memperluas
jangkauan pelayanan kesehatan kepada masyarakat telah diwujudkan dengan
dibangunnya Pusat Kesehatan Masyarakat atau Puskesmas yang tersebar diseluruh
pelosok tanah air. Dimana Puskesmas merupakan unit fungsional terdepan yang
mandiri dalam pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya.
Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak
dasar rakyat, yaitu hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan
UUD 1945 pasal 28 H ayat (1) dan Undang-undang nomor 23 Tahun 1992 tentang
Kesehatan. Pembangunan kesehatan harus dipandang sebagai investasi untuk
peningkatan kualitas sumber daya manusia dan sekaligus investasi untuk
mendukung pembangunan ekonomi dan pendidikan, serta berperan penting dalam
upaya penanggulangan kemiskinan. Oleh karenanya, pembangunan kesehatan
bukanlah tanggung jawab pemerintah saja namun merupakan tanggung jawab
bersama pemerintah dan masyarakat termasuk swasta.
Undang-undang Nomor 32 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah telah
menetapkan bidang kesehatan merupakan salah satu urusan wajib yang harus
dilaksanakan oleh Kabupaten/Kota. Dinas Kesehatan Provinsi Aceh memiliki visi
yaitu Aceh Sehat artinya seluruh masyarakat di Provinsi Aceh mempunyai
kesempatan dan kemandirian untuk hidup dalam lingkungan dan dengan prilaku
hidup sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang
setinggi tingginya dan misi umum pembangunan kesehatan aceh adalah adanya
komitmen sektor kesehatan untuk menjamin pemerataan, keadilan, dan mutu
pelayanan kesehatan bagi seluruh masyarakat di Provinsi Aceh melalui mobilisasi
sumber daya yang dimiliki, khususnya bagi masyarakat miskin dan kelompok
masyarakat yang membutuhkan penanganan kesehatan secara khusus.
Dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal,
berbagai upaya kesehatan telah diselenggarakan. Salah satu bentuk upaya
kesehatan tersebut adalah pelayanan kesehatan melalui puskesmas. Puskesmas
merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan masyarakat yang amat penting.
Dalam sistem pelayanan kesehatan, peranan dan kedudukan puskesmas adalah
sebagai ujung tombak sistem pelayanan kesehatan di Indonesia. Ini disebabkan
karena peranan dan kedudukan puskesmas di Indonesia sebagai sarana pelayanan
kesehatan terdepan, sehingga puskesmas selain bertanggung jawab dalam
menyelenggarakan pelayanan kesehatan masyarakat juga bertanggung jawab
dalam menyelenggarakan pelayanan kedokteran.
Adapun secara garis besar masalah yang dihadapi oleh suatu puskesmas
terdapat 2 jenis yaitu masalah internal dan eksternal. Masalah internal dapat
berupa kurangnya tenaga kesehatan, biaya operasional untuk pelayanan masih
cukup tinggi sedangkan dana yang dapat disediakan pemerintah masih kurang,
kepuasan pengguna jasa puskesmas belum optimal, kurangnya komunikasi dan
koordinasi antar bagian, bidang dan unit. Sedangkan masalah eksternal berupa
faktor sosial ekonomi dan pendidikan masyarakat sekitar puskesmas serta citra
dan tingkat pelayanan yang mungkin kurang begitu baik sehingga mempengaruhi
angka kunjungan secara signifikan. Pada saat ini puskesmas telah didirikan di
hampir seluruh pelosok tanah air. Untuk menjangkau seluruh wilayah kerjanya,
puskesmas diperkuat dengan puskesmas pembantu serta puskesmas keliling.
1.2 Pengertian Puskesmas
Puskesmas adalah unit pelaksanaan teknis dinas kesehatan kabupaten/kota
yang bertangung jawab terhadap pembangunan kesehatan diwilayah kerjanya
untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
penduduk agar memperoleh derajat kesehatan yang optimal.
Upaya kesehatan yang diselenggarakan di puskesmas terdiri dari upaya
kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan. Yang termasuk kedalam
upaya kesehatan wajib adalah promosi kesehatan, kesehatan lingkungan,
kesehatan ibu dan anak dan keluarga berencana, perbaikan gizi masyarakat,
pencegahan dan pemberantasan penyakit menular serta pengobatan.
Sedangkan upaya kesehatan pengembangan adalah upaya kesehatan
yangditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di
masyarakat setempat serta disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Upaya
kesehatan pengembangan antara lain upaya kesehatan sekolah, upaya kesehatan
Jumlah 720,99 5166 8676 8230 11026Sumber: Statistik Kantor Camat Syiah Kuala Tahun 2014
Tabel 2.1. Jumlah Penduduk Wilayah Kerja Puskesmas Jeulingke Tahun 2014
No Institusi Pendidikan Jumlah1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.
Pendidikan Anak Usia DiniTaman kanak-kanakSekolah dasarMINSekolah Menengah PertamaMTsNSekolah Menengah AtasMANAkademi/ Perguruan Tinggi NegeriAkademi/ Perguruan Tinggi Swasta
745-1-2-2-
Jumlah 21 Sumber: Data Dasar Puskesmas Tahun 2014
Tabel 2.2. Data Jumlah Lembaga Pendidikan Di Wilayah Kerja PuskesmasJeulingke Tahun 2014
2.3 Keadaan Umum Puskesmas Jeulingke
Organisasi
Susunan pimpinan Puskesmas Jeulingke terdiri dari:
a. Unsur Pimpinan, yaitu Kepala Puskesmas
b. Unsur Pembantu Pimpinan, yaitu Tata Usaha
c. Unsur pelaksana yang dilaksanakan oleh 7 (tujuh) unit kegiatan yang
melaksanakan 21 kegiatan Pokok Puskesmas.
Struktur organisasi dan tata kerja Puskesmas Jeulingke mengacu pada SK
Walikota Banda Aceh No. 177 Tahun 2001, yaitu terdiri dari:
1. Kepala Puskesmas
2. Tata Usaha
a. Kepegawaian
b. Keuangan
c. SP2TP
d. Perlengkapan
e. Urusan Umum
3. Unit Kesga
a. Kesehatan Ibu Anak (KIA)
b. Keluarga Berencana (KB)
c. Gizi
d. Kesehatan kerja
e. Usia Lanjut (Usila)
4. Unit Pencegahan dan Penyakit Menular
a. Imunisasi
b. Kusta
c. Diare
d. ISPA
5. Unit PK dan Rujukan
a. Pengobatan
b. Pelayanan Darurat
c. Kesehatan Gigi dan Mulut
6. Unit Kesling, PSM dan PKM
a. Kesehatan lingkungan (Kesling)
b. Unit Kesehatan Sekolah (UKS)
c. Olah Raga
d. PKM
e. PHN
7. Unit Penunjang
a. Laboratorium
b. Pengelola Obat
8. Unit Pelayanan Khusus
a. Kesehatan Mata
b. Kesehatan Jiwa
9. Puskesmas Pembantu (Pustu) : Pustu Tibang
Tenaga Kerja
Dari segi sumber daya manusia, Puskesmas Jeulingke memiliki tenaga kerja
(personalia) sebanyak 31 orang, yang terdiri dari:
a. Medis
Dokter Umum : 3 orang (2 orang sedang tugas belajar)
Dokter Gigi : 1 orang
b. Paramedis
D3 Keperawatan : 4 orang
D3 Kebidanan : 7 orang
SPK : 2 orang
SPRG : 1 orang
c. Paramedis Non Perawat
SAA/SMF : 1 orang
SPPH : 1 orang
AKFAR : 1 orang
AKZI : 1 orang
AKG : 1 orang
D3 Kesling : 2 orang
D3 Kesehatan Gigi : 1 orang
S-1 KesMas : 4 orang
d. Cleaning Service : 1 orang
BAB III
UPAYA PELAYANAN PUSKESMAS JEULINGKE
Sesuai dengan tenaga dan fasilitas yang ada, maka pelaksanaan pelayanan
kesehatan yang dilaksanakan terdiri dari upaya kesehatan wajib dan upaya
kesehatan pengembangan.
Upaya kesehatan wajib terdiri dari promosi kesehatan, kesehatan
lingkungan, kesehatan Ibu dan Anak termasuk Keluarga Berencana, Perbaikan
Gizi masyarakat, Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular dan
Pengobatan.
Upaya kesehatan pengembangan yang dilaksanakan di Puskesmas
Jeulingkeadalah kesehatan Usia Lanjut, Kesehatan Mata/Pencegahan Kebutaan,
Kesehatan Jiwa, Usaha kesehatan gigi dan Mulut, Perawatan Kesehatan
Masyarakat, Bina Kesehatan tradisional, Bina Kesehatan Kerja, Laboratorium
Sederhana, Peran Serta Masyarakat, Usaha Kesehatan Masyarakat dan Pencacatan
dan Pelaporan.
3.1 Upaya Kesehatan Wajib
3.1.1. Promosi Kesehatan
Penyuluhan kesehatan masyarakat bertujuan agar terjadi peningkatan
pengetahuan, perubahan sikap dan tindakan individu/masyarakat dalam bidang
kesehatan, sehingga mampu melaksanakan cara hidup sehat bagi diri sendiri
maupun lingkungannya. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan adalah:
1) Penyuluhan kesehatan kepada masyarakat
2) Pelatihan kader posyandu
3) Penyuluhan kesehatan ke sekolah-sekolah
4) Penyebaran media KIE
5) Berpartisipasi dalam pameran pembangunan
6) Pencatatan dan pelaporan
3.1.2. Kesehatan Lingkungan
Upaya kesehatan lingkungan melalui kegiatan sanitasi dasar. Kegiatan yang
dilakukan selalu mengikut sertakan peran serta masyarakat dan keterpaduan
pengelolaan melalui analisis dampak lingkungan yang bertujuan untuk merubah,
menanggulangi dan menghilangkan unsur fisik yang dapat memberikan pengaruh
jelek terhadap kesehatan masyarakat dengan harapan angka kesakitan terutama
penyakit menular dapat diturunkan atau dihilangkan.
Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan agar tercapai tujuan seperti yang
disebutkan di atas adalah:
1) Penyehatan air bersih
2) Penyehatan pembangunan kotoran
3) Penyehatan lingkungan pemukiman
4) Pengawasan peredaran dan penggunaan pestisida
5) Pengawasan pengelolaan sampah
6) Pengawasan sanitasi tempat-tempat umum dan tempat pembuatan penjualan
makanan minuman.
7) Pencatatan dan pelaporan
3.1.3. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Termasuk Keluarga Berencana
Program KIA adalah tercapainya kemampuan hidup sehat melalui
peningkatan derajat kesehatan yang optimal bagi ibu dan keluarga untuk menuju
Norma Kecil Keluarga Bahagia Sejahtera (NKKBS) serta meningkatnya derajat
kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal yang
merupakan landasan bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya.
Adapun Kegiatan KIA yang telahdilaksanakan untuk mencapai tujuan
tersebut diatas adalah sebagaiberikut:
1. KIA di dalam gedung, kegiatan yang dilakukan :
a. Pemeriksaan ibu hamil, bersalin, menyusui, bayi dan balita.
b. Pemeriksaan imunisasi terhadap ibu dan balita.
c. Penyuluhan gizi setiap kunjungan ibu hamil dan balita.
d. Pemberian Vitamin A dan tablet besi
e. Pendeteksian dan pemeliharaan ibu hamil dan balita resiko tinggi.
f. Pencatatan dan pelaporan
2. KIA di luar gedung
Di Posyandu, kegiatan yang dilakukan:
a. Penyuluhan bagi ibu hamil, ibu bersalin, dan ibu menyusui
b. Pemeriksaan ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan balita.
c. Pemberian imunisasi TT.
d. Pemberian Tablet besi (Fe)
e. Pembinaan Kader Posyandu
Di Taman Kanak-Kanak
a. Deteksi dini perkembangan anak pra sekolah
b. Kunjungan dan pemariksaan kesehatan anak pada taman kanak-kanak di
wilayah kerja Puskesmas.
Pelaksanaan kegiatan keluarga berencana dilaksanakan tidak hanya didalam
gedung puskesmas, tetapi juga di luar gedung puskesmas seperti posyandu.
Sasaran KB adalah PUS dan WUS yang berada di wilayah kerja Puskesmas
Jeulingke.
3.1.4. Perbaikan Gizi Masyarakat
Program perbaikan gizi keluarga bertujuan untuk menurunkan angka
penyakit gizi kurang yang umumnya banyak diderita oleh masyarakat yang
berpenghasilan rendah (baik di pedesaan maupun perkotaan), terutama pada anak
balita dan wanita. Untuk mewujudkan tujuan tersebut di atas, dilakukan beberapa
usaha antara lain melalui perbaikan pada konsumsi pangan yang makin beraneka
ragam, seimbang dan bergizi. Sasaran pelaksanaan program usaha peningkatan
gizi adalah:
a. Penurunan Prevalensi KKP pada balita
b. Penurunan Prevalensi kurang vitamin A di daerah rawan.
c. Penurunan Prevalensi anemia gizi pada ibu hamil.
Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut dilakukan usaha-usaha sebagai
berikut:
a. Penyuluhan gizi
b. Penimbangan bayi/balita
c. Pemberian makanan tambahan (PMT)
d. Pemberian Vitamin A dosis tinggi untuk balita dan ibu hamil setiap
bulan Februari dan Agustus
e. Pemberian tablet besi (Fe) untuk ibu hamil dan menyusui
f. Pelatihan dan pembinaan Posyandu
g. Pemantauan/survei konsumsi gizi
h. Melaksanakan PWS Gizi/Pemantauan Status Gizi (PSG)
3.1.5. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
Pemberantasan penyakit menular berarti menghilangkan atau merubah cara
berpindahnya penyakit menular dan/atau infeksi yang dapat mengakibatkan
terjadinya kesakitan, kecacatan bahkan kematian.
Untuk mencapai tujuan tersebut P2M telah melaksanakan kegiatan-kegiatan
sebagai berikut :
1. Kegiatan pencegahan penyakit yaitu imunisasi
2. Kegiatan pengobatan penyakit, yaitu pengobatan terhadap penyakit
ISPA, Diare, TB Paru, Penyakit Kusta dan penyakit akibat gigitan
hewan (kera, anjing dan kucing).
3. Kegiatan pencegahan dan pemberantasan vektor, yaitu kegiatan berupa
penyuluhan, pemberantasan sarang nyamuk, pemberian abatisasi dan
penyemprotan/ fogging terhadap nyamuk demam berdarah dan nyamuk
malaria.
Dengan demikian usaha P2M adalah kegiatan yang menitikberatkan pada
kegiatan pencegahan dan penanggulangan berupa penyuluhan tentang penyakit
menular dan akibatnya serta pelayanan imunisasi bagi bayi, anak, calon pengantin
dan ibu hamil. Kegiatan penanggulangan adalah pengobatan terhadap penderita,
mengadakan kunjungan rumah dan rujukan untuk kasus-kasus yang memerlukan
penanganan yang lebih lengkap.
3.1.6. Upaya Pengobatan
Usaha pengobatan adalah segala bentuk kegiatan pelayanan pengobatan
yang diberikan kepada seseorang untuk menghilangkan penyakit atau gejala-
gejalanya, yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dengan cara yang khusus untuk
keperluan tersebut. Di Puskesmas Jeulingke penanganan dan pengobatan yang
membutuhkan spesialisasi dan tindakan yang lebih lanjut akan di rujuk ke Rumah
Sakit. Pengobatan tersebut ditujukan untuk pasien umum, Askes Pegawai Negeri
dan pemegang Kartu Jaringan Pengaman sosial (JPS) dan Kartu Jaminan Aceh
(JKA).
3.2 Upaya Kesehatan Pengembangan
Upaya kesehatan pengembangan yang dilaksanakan di Puskesmas Jeulingke
adalah:
3.2.1. Kesehatan Usia Lanjut
Dalam rangka pemerataan pembangunan pelayanan kesehatan bagi seluruh
penduduk Indonesia maka dilakukan pembinaan kesehatan bagi yang berusia
lanjut (USILA), tujuannya untuk meningkatkan derajat kesehatan para USILA
agar selama mungkin aktif, mandiri dan berguna.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada kelompok usia ini adalah :
1. Penyuluhan kesehatan/gizi
2. Pemeriksaan berkala setiap triwulan
3. Proteksi dan tindakan khusus Usila
4. Konseling
5. Pencatatan dan Pelaporan
3.2.2. Kesehatan Mata/Pencegahan Kebutaan
Upaya kesehatan mata dilaksanakan sebagai suatu usaha pengembangan
peningkatan bidang pelayanan kebutaan dasar dikaitkan dengan peningkatan
pencerdasan dan produktivitas masyarakat.
Untuk mencapai tujuan tersebut, Puskesmas Jeulingke melakukan kegiatan:
1. Penyuluhan tentang kesehatan mata
2. Pemberian vitamin A dosis tinggi untuk balita setiap bulan Februari
dan Agustus.
3. Pemberian vitamin A dosis tinggi untuk ibu bersalin/ibu nifas
4. Pengobatan penyakit ringan
3.2.3. Kesehatan Jiwa
Pertumbuhan penduduk yang tidak seimbang dengan pertumbuhan
ekonomi, dapat menimbulkan beberapa masalah psikososial yang mempengaruhi
taraf kesehatan jiwa masyarakat. Upaya kesehatan jiwa Puskesmas adalah upaya
kesehatan jiwa yangdilaksanakan di tingkat Puskesmas secara khusus dan
terintegrasi dengan program lainnya. Kegiatan-kegiatan usaha kesehatan jiwa
meliputi:
1. Pengenalan dini gangguan jiwa
2. Pemberian upaya pertolongan pertama
3. Rujukan ke Rumah Sakit Jiwa
4. Pencatatan dan pelaporan
3.2.4. Usaha Kesehatan Gigi dan Mulut
Usaha Kesehatan Gigi dan Mulut adalah usaha kesehatan gigi dasar
paripurna yang ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat di wilayah
kerja Puskesmas Jeulingke dengan prioritas masyarakat berpenghasilan rendah,
khususnya masyarakat yang rawan terhadap penyakit gigi dan mulut.
Sasaran pelaksanaan kegiatan ini adalah ibu hamil, menyusui, anak-anak
dan usia lanjut. Usaha yang dilaksanakan meliputi:
1. Penyuluhan di sekolah dan di posyandu mengenai pentingnya
kesehatan gigi
2. Pemeriksaan dan pengobatan gigi anak sekolah (UKGS)
3. Pemeriksaan, perawatan dan pengobatan di Poliklinik gigi
4. Rujukan
5. Pencatatan dan pelaporan
3.2.5. Perawatan Kesehatan Masyarakat
Usaha Kesehatan Masyarakat merupakan perpaduan antara keperawatan dan
Kesehatan masyarakat, dengan didukung peran serta masyarakat yang aktif dan
mengutamakan peningkatan pelayanan, pencegahan secara berkesinambungan
tanpa mengakibatkan pengobatan dan pemulihan.
Sasaran kegiatan ini ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat serta likungannya yang diprioritaskan di daerah rawan. Upaya ini
dilaksanakan terintegrasi dengan kegiatan kegiatan pokok puskesmas.
3.2.6. Bina kesehatan Tradisional
Pembinaan upaya pengobatan tradisional terutama kepada upaya
peningkatan mutu pelayanan tradisional. Sasaran program ini meliputi:
1. Pembinaan terhadap pengobatan tradisional
2. Pembinaan terhadap petugas kesehatan
3. Pembinaan terhadap masyarakat
4. Pembinaan terhadap kader dan tokoh masyarakat
5. Peningkatan dan pemanfaatan obat untuk keluarga
3.2.7. Bina Kesehatan Kerja
Program ini terutama ditujukan kepada masyarakat pekerja disektor
informal yang ada diwilayah kerja Puskesmas Jeulingke dalam rangka pencegahan
dan pemberantasan penyakit serta kecelakaan yang berkaitan dengan pekerjaan
dan lingkungannya.
Dari program ini diharapkan adanya peningkatan kemampuan tenaga kerja
untuk menolong dirinya sendiri, sehingga terjadi peningkatan status kesehatan dan
pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas kerja. Penyelenggaraan program
ini di puskesmas meliputi:
1. Penyuluhan sebagai tindakan preventif dan kuratif
2. Pelayanan kesehatan di puskesmas
3. Rujukan ke Rumah Sakit
3.2.8. Laboratorium Sederhana
Upaya ini dilakukan untuk menunjang usaha pemberantasan penyakit
menular, penyelidikan, epidemiologi, dan pembinaan kesehatan. Kegiatan-
kegiatan yang dilaksanakan adalah:
1. Di dalam gedung
a. Pemeriksaan urine, feces, darah rutin, sputum serta plano test
b. Pemeriksaan golongan darah
c. Pemeriksaan DDR untuk mendeteksi adanya malaria
d. Pemeriksaan jamaah haji
2. Di luar gedung
a. Pemeriksaan feces dan Hb murid di desa IDT
b. Pelacakan jamaah haji yang telah pulang dari tanah suci
c. Membantu kegiatan Posyandu
3.2.9. Peran Serta Masyarakat
Dalam proses penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat dapat berperan
dalam menelaah masalah penentu rencana, pelaksanaan kegiatan dengan upaya
hidup sehat, penilaian hasil kegiatan kesehatan, serta pengembangan upaya
kesehatan selanjutnya.
Kegiatan masyarakat tersebut dapat bersifat pengobatan, pencegahan,
peningkatan maupun pemulihan sesuai dengan kemampuan dan wewenang yang
dimiliki. Tujuan dari program PSM ini antara lain adalah :
1. Meningkatkan kemampuan pemimpin/tokoh masyarakat dalam
merintis menggerakkan upaya kesehatan di masyarakat.
2. Meningkatkan kemampuan organisasi masyarakat dalam
penyelenggaraan upaya kesehatan.
3. Meningkatkan kemampuan masyarakat dan organisasi masyarakat
dalam menggali, menghimpun dan mengelola sarana dan masyarakat
untuk upaya kesehatan.
4. Merangsang dan memotivasi masyarakat untuk dapat menggali
potensiyang ada pada desa dan masyarakat setempat.
Sasaran program ini:
1. Individu yang berpengaruh, baik tokoh formal maupun informal
2. Keluarga
3. Kelompok Masyarakat
4. Organisasi Masyarakat
3.2.10. Usaha Kesehatan Masyarakat
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah upaya kesehatan masyarakat yang
dilaksanakan dalam rangka pembinaan anak usia sekolah sebagai sasaran utama
untuk meningkatkan derajat kesehatan serta membina dan mengembangkan nilai
sikap dan tingkah laku menuju hidup sehat.
Untuk melaksanakan kegiatan ini dilakukan upaya-upaya yang meliputi :
1. Meningkatkan Kesehatan Siswa (Upaya Promotif)
2. Upaya Pencegahan Penyakit (Upaya Preventif)
3. Pemulihan Kesehatan
4. Rehabilitasi
Dalam kegiatannya yaitu kunjungan ke sekolah-sekolah, tindakan yang
dilaksanakan adalah:
1. Pemeriksaan kesehatan umum dan gigi
2. Pengukuran tinggi badan dan penimbangan berat badan
3. Penyulihan kesehatan dan penyelenggaraan pendidikan kesehatan
4. Penjaringan anak sekolah
5. Pengobatan
6. Kegiatan perbaikan gizi
7. Pemberian imunisasi DT dan TT
8. Rujukan
9. Pencatatan dan pelaporan
3.2.11. Pencatatan dan Pelaporan
Untuk mengamati dan menilai status Puskesmas, dilakukan suatu sistem
pencatatan dan pelaporan terpadu Puskesmas (SP2TP). Semua Kegiatan yang
dilaksanakan baik di dalam gedung dan di luar gedung, akan dicatat dan
dilaporkan.
Pelaporan yang diperlukan dibuat secara terpadu meliputi data
kegiatan/program untuk monitoring dan perencanaan kegiatan selanjutnya.
Laporan-Iaporan kegiatan yang dilakukan adalah :
1. Laporan Mingguan
2. Laporan Bulanan
3. Laporan Triwulan
4. Laporan Tahunan
5. Laporan Kejadian Luar Biasa (KLB)
BAB IV
KARAKTERISTIK PASIEN
4.1 Distribusi umum penyakit pasien di Puskesmas Jeulingke
Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior bagian Family Medicine yang
dijalankan di Puskesmas Jeulingke dari tanggal 26 Mei - 3 Juni 2014. Selama
periode tersebut, 374 orang pasien telah mengunjungi Poli Umum Puskesmas
Jeulingke untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Distribusi jenis
penyakit pasien ditunjukkan dalam tabel di bawah.
No. Jenis Penyakit Jumlah Persentase1 ISPA 93 24,82 Hipertensi 51 13,63 Penyakit Kulit dan alergi 37 9,84 Penyakit Otot dan Tulang 11 2,95 Dispepsia 40 10,66 THT 21 5,67 Diabetes mellitus 46 12,38 Saraf 12 3,29 Mata 17 4,5410 Diare 14 3,7411 Asma 5 1,313 Lain-lain 27 7,2
Jumlah 374 100
Tabel 4.1. Distribusi Penyakit Pasien di Puskesmas Jeulingke Periode 26 Mei – 3 Juni 2014
Gambar 4.1. Grafik Distribusi Persentase Penyakit Pasien di Puskesmas JeulingkePeriode 21 April -3 Mei 2014
Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa paling banyak pasien
berkunjung ke puskesmas Jeulingke dengan penyakik ISPA yaitu sebesar 93
orang (24,8%). Perubahan cuaca yang tidak menentu dalam periode tersebut
berkemungkinan menjadi salah satu faktor predisposisi terjadinya penyakit ini.
Musim pancaroba yang sudah mulai berubah polanya di daerah Banda Aceh.
Selanjutnya diikuti oleh penyakit Hipertensi, Diabetes Melitus dan
Dispepsia dengan persentase 13,6 %, 12,3 %, dan 10,6%. Penyakit ini merupakan
suatu penyakit sistemik yang berhubungan dengan pengaturan gaya hidup.
Keempat penyakit ini adalah penyakit yang paling sering di jumpai di puskesma
Jelingke diikuti dengan penyakit lain seperti Penyekit alergi dan kulit 9,8%, THT
5,6%, Mata 4,54%, Diare 3,74, Saraf 3,2%, Penyakit Otot dan Tulang 2,9% dan
7,2% penyakit lain-lain.
4.2 Distribusi Pasien Puskesmas Jeulingke Berdasarkan Jaminan Kesehatan
Distribusi pasien berdasarkan jaminan kesehatan di Puskesmas Jeulingke
dapat dilihat pada tabel dan gambar di bawah.
No. Jenis Jaminan Jumlah Pasien Persentase (%)
1Jaminan Kesehatan Aceh
213 56,9
2 Askes 74 19,7
3 Jamkesmas 69 18,4
Jumlah 374 100
Tabel 4.2. Distribusi Pasien Berdasarkan Jaminan Kesehatan
Gambar 4.2. Grafik Distribusi Pasien Berdasarkan Jaminan Kesehatan
Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa pasien yang berkunjung ke
puskesmas Jeulingke berdasarkan jaminan kesehatan sebagian besar adalah pasien
yang menggunakan jaminan kesehatan aceh (JKA) yaitu sebesar 56.9 %.
4.3 Distribusi Pasien Puskesmas Jeulingke Berdasarkan Jenis Kelamin
Distribusi pasien berdasarkan jaminan kesehatan di Puskesmas Jeulingke
dapat dilihat pada tabel dan gambar di bawah.
No. Jenis Kelamin Jumlah Pasien Persentase
1 Laki-laki 173 46,25
2 Perempuan 201 53,7
Jumlah 374 100
Tabel 4.3. Distribusi Pasien Berdasarkan Jenis Kelamin
Gambar 4.3. Grafik Distribusi Pasien Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa pasien yang berkunjung ke
puskesmas Jeulingke berdasarkan jenis kelamin sebagian besar adalah pasien yang
berjenis kelamin perempuan yaitu sebesar 53,7%.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Puskesmas merupakan tempat pelayanan kesehatan pertama dalam
masyarakat, karena puskesmas berada di tengah-tengah masyarakat. Puskesmas
diharapkan dapat menyentuh seluruh lapisan masyarakat dalam memberikan
semua pelayanan dasar kesehatan. Keberhasilan suatu puskesmas dalam
menjalankan program-programnya sangat ditentukan oleh manajerial puskesmas
sebagai top manager.
Seluruh kegiatan pokok di Puskesmas Jeulingke berjalan dengan baik secara
rutin, terorganisir dan lancar. Pengelolaan administrasi dan kepegawaian dapat
berjalan dengan baik bila dilakukan peningkatan disiplin, pengertian dan
kesadaran akan fungsinya sebagai seorang pelayan kesehatan masyarakat.
Kegiatan program kerja tahunan Puskesmas Jeulingke secara operasional
dilaksanakan oleh staf puskesmas yang terorganisir dalam struktur organisasi
Puskesmas Jeulingke Kota Banda Aceh.
Terlepas dari keberhasilan dalam pelaksanaan program, masih dijumpai
kendala-kendala yang memerlukan perbaikan untuk lebih meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat di masa yang akan datang.
5.2 Saran
1. Kepada Dinas Kesehatan dan Pemda Kota Banda Aceh serta peran
masyarakat untuk memberikan dukungan agar program-program kesehatan di
Puskesmas Jeulingke dapat dilaksanakan dengan baik dan sebagaimana
mestinya sehingga dapat menyelesaikan masalah-masalah kesehatan yang ada
di wilayah kerja puskesmas, terutama bidang promotif dan preventif.
2. Kepada pihak terkait agar selalu memfasilitasi sarana dan dana yang memadai
untuk menjaga kelangsungan kegiatan operasional kesehatan di wilayah kerja
puskesmas.
3. Sosialisasi kepada seluruh masyarakat Peserta ASKES, JAMKESMAS, dan
JKA proses rujukan ke rumah sakit yang lebih tinggi.
4. Peningkatan disiplin, pengertian, sikap ramah dalam memberikan pelayanan
dan kesadaran petugas puskesmas akan fungsinya sebagai seorang pelayan
kesehatan masyarakat perlu terus diupayakan agar pengelolaan administrasi
dan kepegawaian dapat berjalan dengan baik.
5. Kerjasama yang baik antara petugas di Puskesmas diperlukan demi
kelancaran pelayanan kesehatan yang dilaksanakan kepada masyarakat.
Banda Aceh, 22 Juni 2014Disetujui Oleh,
Kepala Puskesmas Dokter Pembimbing
drg. Juwairiyah Nst., M.Kes dr. Asti MarningsihNip. 19690729 199803 2 007 Peg. 800/SPK/006/2014