PROFIL PUSKESMAS ALON-ALON KABUPATEN GRESIK TAHUN
2013KEPANITERAAN IKM DI PUSKESMAS ALON-ALON
DINAS KESEHATAN KABUPATEN GRESIK
PERIODE ( 6 Januari 2014- 1 Februari 2014)
Disusun oleh :1. Aditya Kristianto2006.04.0.00302. I Putu Edra
Putra I.2008.04.0.00183. Henokh Efrad Saputro2008.04.0.00194.
Beatrice Koesmarsono2008.04.0.00215. Kathleen
Valentina2008.04.0.0022FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HANG TUAH SURABAYA
2014BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar Belakang
Sebagai seorang dokter muda, diperlukan suatu kecakapan dalam
penguasaan konsep, teori, dan penguasaan keterampilan teknik
kedokteran dasar agar dapat memberikan manfaat bagi masyarakat
khususnya dalam bidang kesehatan. Sehingga untuk mendapatkannya,
setiap dokter muda diwajibkan melaksanakan kepaniteraan disetiap
bagian, termasuk bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Kepaniteraan yang dilaksanakan di bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat, mewajibkan setiap dokter muda terjun langsung ke
Puskesmas untuk mengamati, mempelajari, mengaplikasikan ilmu dan
mencoba melakukan kegiatan-kegiatan yang dilakukan sehari-hari di
Puskesmas yang bersangkutan. Kepaniteraan yang dijalankan
didasarkan tuntutan kompetensi profesi dokter sebagai acuan utama,
sehingga diharapkan setiap dokter muda akan mampu menjalankan
profesinya sesuai dengan kompetensi profesi dokter bila kelak
bertugas sebagai kepala Puskesmas.Perkembangan ilmu kedokteran di
dunia dari masa ke masa mengalami perkembangan. Perkembangan
tersebut terbagi dalam empat era, yaitu :
a. Era kesehatan empiris = Empirical health era (awal tahun
1850). Nama lainnya adalah symptomatic treatment era dan
non-causative treatment era. Filosofi pada era ini adalah
pengobatan terhadap gejala penyakit, tanpa menghilangkan penyebab
kesakitan. Ilmu pengobatan didasarkan pada pengalaman (empiris)
yang diwariskan secara turun menurun. Pendidikan kedokteran pada
masa ini berbentuk kuliah dan instruksi yang bersifat otoriter.
Penelitiannya bersifat historis.
b. Era ilmiah dasar = Basic science era (1850-1900). Dengan
dikemukakannya dasar ilmiah bagi ilmu genetika oleh Mendel
(persilangan kacang ercis), mikroskop sederhana oleh Van Leuwenhoek
yang menjadi dasar penemuan mikroorganisme dan penemuan pencemaran
oleh mikroorganisme pada makanan oleh Pasteur, maka era kesehatan
empiris bergeser ke arah era ilmiah dasar. Dalam era ini pembuktian
adanya penyakit mulai dilakukan dengan perangkat laboratoris.
Filosofi ilmu kedokteran pun berubah menjadi bacteria or disease
centered (berpusat pada bakteri atau penyakit). Tipe pendidikannya
bergeser menjadi tipe instruksi laboratoris. Jenis penelitian yang
berkembang adalah pengembangan alat-alat baru laboratorium.
Pelopor-pelopor ilmu kedokteran yang lain pada masa ini adalah
Joseph Lister (penggunaan antiseptik dalam pembedahan) dan Robert
Koch (penemu Bacillus anthracis, Mycobacterium tuberculosis, Vibrio
cholera).c. Era ilmiah klinis = Clinical science era (1900-1950).
Pada masa ini, para ahli kedokteran berorientasi pada upaya
pengobatan (patient centered), pendidikan orang sakit dan
pengembangan tehnik pengobatan, serta perawatan pengobatan di
poliklinik-poliklinik atau rumah sakit. Ciri pengobatannya adalah
kuratif, individual. Pendidikan yang berkembang pada era ini adalah
tipe bed-side teaching dan penelitiannya bersifat percobaan (trial)
di rumah sakit.d. Era Ilmu Kesehatan Masyarakat = Public Health Era
(akhir tahun 1950). Era ini berkembang setelah dunia kedokteran
menyadari bahwa perawatan di rumah sakit dan poliklinik saja
berbiaya, sehingga tidak semua orang sakit dapat dijangkau oleh
kedua institusi tersebut. Selain itu, angka kesakitan di masyarakat
masih tinggi. Oleh sebab itu, diperlukan upaya selain upaya
kuratif, yaitu upaya promotif, preventif dan rehabilitatif dan
dilakukan secara terpadu melalui sistem kesehatan rujukan medis
(kuratif dan rehabilitatif) maupun rujukan kesehatan (promotif dan
preventif). Dengan demikian, penanganan masalah kesehatan (tidak
hanya penyakit) bersifat lebih komprehensif. Pada era inilah
berkembang Pusat Kesehatan Masyarakat di Indonesia atau Primary
Health Care Center sejenis di negara-negara lain.Untuk mencapai
derajat kesehatan masyarakat yang optimal dalam era kesehatan
masyarakat ini, WHO (1970) membuat acuan bagi negara-negara di
dunia dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bersifat
:
1. Mampu memberikan pelayanan kesehatan dasar (basic health
services)
2. Melibatkan masyarakat (community involvement)
3. Mampu mengembangkan peranan lintas sektoral (intersectoral
development) dalam menunjang pelayanannya.
Pernyataan WHO tersebut ditindaklanjuti dengan pertemuan antar
negara di Alma Ata pada tahun 1978, yang menelurkan deklarasi
mengenai Primary Health Care yang menyediakan pelayanan kesehatan,
hendaknya :
Terdistribusi merata
Melibatkan masyarakat
Berfokus pada usaha preventif
Mempergunakan teknologi tepat guna
Melakukan pendekatan multi sektoral
Program Puskesmas terdiri dari :
Program Pokok: promosi kesehatan, kesehatan lingkungan,
kesehatan ibu anak dan keluarga berencana, pencegahan, gizi, dan
pengobatan.
Program Inovasi: upaya kesehatan sekolah, upaya perawatan
kesehatan masyarakat, upaya kesehatan olahraga, upaya kesehatan
gigi dan mulut, upaya kesehatan jiwa, upaya kesehatan mata, upaya
kesehatan usia lanjut, upaya pembinaan pengobatan tradisional.
Karena itu prinsip primary health care bukanlah hal yang mudah
untuk dilaksanakan, tetapi bila hal ini dilaksanakan maka
percepatan pembangunan kesehatan sebagai bagian yang tidak
terpisahkan dari pembangunan nasional akan segera tercapai. Itu
berarti masih banyak yang harus kami pelajari tentang
Puskesmas.
Analisa situasi dan kecenderungan SKN (Sistem Kesehatan
Nasional) dari berbagai aspek yang mempengaruhi pencapaian dan
kinerja SKN, meliputi :
1. Upaya kesehatan
Belum terselenggara secara menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan. Penyelenggaraan upaya kesehatan yang bersifat
peningkatan atau promotif dan pencegahan / preventif masih
dirasakan kurang.
2. Pembiayaan kesehatan
Pembiayaan kesehatan di Indonesia masih jauh dari anjuran
organisasi kesehatan dunia.3. Sumber daya manusia (kesehatan)
Baik jumlah, penyebaran dan mutu SDM kesehatan masih membutuhkan
pembenahan.
4. Sumber daya obat dan perbekalan kesehatan
Pengawasan perbekalan dan alat kesehatan sejak dari produksi,
distribusi sampai dengan pemanfaatannya belum dilakukan dengan
optimal.
5. Pemberdayaan masyarakat
Jaringan kemitraan antara sector pemerintah dan swasta belum
dikembangkan secara optimal.
6. Manajemen kesehatan
Perlu dukungan data dan informasi kesehatan, kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi kesehatan, dukungan hukum kesehatan serta
administrasi kesehatan.1.2.Tujuan
1.2.1Tujuan Umum
Memahami cara kerja Puskesmas dalam menjalankan primary health
care dan melengkapi persyaratan administratif untuk menempuh ujian
M.K IKM sebagai salah satu mata ujian mengambil profesi dokter1.2.1
Tujuan Khusus
1 Mempelajari pelaksanaan SK menkes 128/MENKES/SK/II/2004
tentang kebijakan dasar pusat kesehatan masyarakat di Puskesmas
Alon-alon.
2 Memberikan pengenalan, pengalaman dan ketrampilan tentang unit
pelayanan fungsional maupun struktural terdepan bidang kesehatan
serta manajemen terpadu pelayanan kesehatan dasar yang berada di
Puskesmas.1.2 Manfaat
Bagi Dokter Muda Menerapkan semua ilmu yang diperoleh atau
diberikan selama masa kuliah dalam pelaksanaan masa
kepaniteraan.
Mencari pengalaman untuk bekal bekerja setelah pelantikan dokter
sebagai seorang profesional, manajer dalam bidang kesehatan
(provider sekaligus inovator di lingkungannya) serta sebagai
individu yang dipanuti di bidangnya yang tentunya akan bekerja
secara holistik (makhluk bio psiko sosio kulturo spiritual).
Memahami konsep dasar Puskesmas, melatih kemampuan dalam
menganalisa dan memecahkan masalah yang berasal dari konsep dasar
Puskesmas.
Menambah pengetahuan tentang organisasi Puskesmas beserta
manajemennya.
Bagi Puskesmas Sebagai tempat pelatihan, Puskesmas yang
bersangkutan akan
berusaha menampilkan pelayanan yang prima.
Mendapat bantuan pemikiran tentang penyelesaian masalah masalah
program yang akan dibahas di profil Puskesmas (bab IV).Bagi
Masyarakat
Mendapatkan tambahan pengetahuan tentang kesehatan ( dari
kegiatan penyuluhan/ survei sederhana ) dengan wawancara terhadap
responden.
Kesempatan mengajak masyarakat bukan hanya sebagai objek, tetapi
menumbuhkan peran serta masyarakat untuk mengatasi masalah-masalah
kesehatannya.
BAB IIMETODE KEGIATAN2.1 Waktu kegiatan
Kegiatan kepaniteraan Dokter Muda di Puskesmas Alon-Alon
dilaksanakan pada tanggal 6 Januari 1 Februari 2014 . 2.2 Lokasi
KegiatanKegiatan kepaniteraan dokter muda dilaksanakan di Puskesmas
Alon-Alon Gresik, Kecamatan Gresik, Kabupaten Gresik, Jawa
Timur.2.3 Pelaksana KegiatanPelindung
:dr. E. Garianto, M. Kes
Pembimbing
:dr. Merdiastuti W.P
drg. Agus SoehartoKetua
:Henokh Efrad Saputro, S.Ked
Anggota
:Aditya Kristanto., S.Ked
I Putu Edra Putra I , S.Ked
Beatrice Koesmarsono, S.Ked
Kathleen Valentina, S.Ked
Kelompok DM di masing masing Puskesmas dibimbing oleh Kepala
Bidang, Kepala Puskesmas berserta staf pengelola 6 program
prioritas untuk mengikuti jadwal, daftar tilik dan panduan
bimbingan kepaniteraan dari masing masing pembimbing.2.4
Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan kepaniteraan di Puskesmas Alon-Alon, kabupaten
Gresik dilaksanakan selama 4 minggu pada tanggal 6 Januari 1
Februari 2014, Kelompok DM di masing-masing Puskesmas dibimbing
oleh Kepala Bidang, Kepala Puskesmas beserta staf pengelola 6
program prioritas untuk mengikuti jadwal, daftar tilik dan panduan
bimbingan kepaniteraan dari masing-masing pembimbing.2.5 Mekanisme
Kegiatan
Pelaksanaan kepaniteraan muda Ilmu Kesehatan Masyarakat di
Puskesmas Alon-Alon diikuti oleh 5 (lima) dokter muda dari Fakultas
Kedokteran Universitas Hang Tuah Surabaya dengan Kepala Puskesmas
Alon-Alon beserta dosen pembimbing dari Departemen IKM-KP Fakultas
Kedokteran Universitas Hang Tuah Surabaya. Kepaniteraan ini
dilakukan dengan metode praktik kerja secara langsung di
Puskesmas.Secara garis besar kegiatan kepaniteraan muda di
Puskesmas Alon-Alon meliputi :
a. Mempelajari manajemen puskesmasObservasi situasi di puskesmas
dan wilayah kerjanyab. Membuat laporan kegiatan Pengumpulan data
sekunder melalui wawasan atau diskusi dengan kepala atau pegawai
puskesmas dan melihat data.
Pembahasan / analisa mengenai angka cakupan kegiatan dari data
yang ada.
Pemecahan masalah.
c. Memberikan pelayanan kesehatan dasar.d. Kegiatan penyuluhan
beberapa topik kesehatan.Rincian kegiatan yang kami laksanakan
sesuai dengan daftar kepaniteraan muda dibawah ini. Dalam kegiatan
praktek profesi dokter muda, kegiatan yang di laksanakan terbagi
menjadi 2 macam, yaitu kegiatan yang dilaksanakan secara
keseluruhan anggota sebagai kelompok besar dan kegiatan yang
dilaksanakan dalam masing-masing wilayah sebagai kelompok kecil.2.6
Daftar Kepaniteraan Muda IKM FK UHT di Puskesmas2.6.1 Tugas
perorangan
a. Mengamati, melakukan kegiatan dan mempelajari hal-hal yang
berada di unit-unit poliklinik umum / khusus dan loket :
Memahami konsep pengobatan rasional bukan hanya penggunaan obat
yang rasional.
Melayani klien mulai sejak pendaftaran (loket) dan pemeriksaan
di poliklinik umum, anak dan poliklinik khusus lain misalnya
(klinik VCT, klinik kesehatan kerja, klinik kesehatan lingkungan),
serta konseling / penyuluhan untuk pelayanan paripurna.
Memahami dan melaksanakan alur dan sistem pencatatan mulai data
dasar hingga menjadi sistem informasi kesehatan di tingkat
Puskesmas.
Melayani klien dengan kasus resiko tinggi atau yang mengalami
kegawatdaruratan.
Melayani klien dengan kasus potensial wabah, misalnya : DBD,
Diare, ISPA/ILI (Influenza like Illness), Pneumonia, campak, dll.
termasuk memahami alur pencatatan dan pelaporan.
Melayani klien dengan kasus penyakit tidak menular (penyakit
kronik, metabolic, dll.) secara komprehensif.
b. Kesehatan Ibu dan Anak dan pelayanan laboratorium :
Memahami sistem pencatatan mulai dari buku KIA, Kohort, dan
pengolahannya menjadi data dasar sampai sistem informasi
Puskesmas.
Melayani klien untuk masing-masing jenis pelayanan :
KIA (bumil, bufas, bayi dan anak) termasuk bumil risti dan bayi
risti.
Gizi, penatalaksanaan kasus gizi (gizi kurang, gizi lbih,
kekurangan zat gizi, dll.)secara komprehensif.
KB, melakukan konseling terhadap klien.
MTBS, penatalaksanaan bayi dan balita sakit dan MTBM (bayi
muda).
DDTK, pemeriksanaan rutin dan penatalaksanaan tumbuh kembang
bayi dan balita.
PONED, penatalaksanaan kasus kegawatdaruratan kehamilan dan
persalinan serta sistem rujukan ke PONEK.
Memahami dan melaksanakan alur dan sistem pencatatan mulai buku
KIA, kartu anak, kartu ibu, register kohort, format PWS sampai
menjadi laporan LB3.
c. Poli / kesehatan gigi dan pelayanan di kamar obat / apotik
dan gudang obat :
Memahami keterpaduan pelaksanaan kegiatan :
Lintas program gigi dengan program lain ( BP, KIA, dll.) melalui
rujukan kasus.
Lintas sektor gigi dalam kegiatan UKGS dan UKGMD.
2.6.2 Tugas kelompok
a. Menguasai konsep dan praktek dari program puskesmas :
Program pengobatan (Bidang Yankes)
Manajemen poli umum / UGD dan sistem pelaporannya
Pelaksanaan UPI / pencegahan infeksi
Program kesehatan kerja
Pelaksanaan program kesehatan indera
Pelaksanaan kegiatan Perkesmas (Perawatan Kesehatan Masyarakat /
PHN)
Keterpaduan dengan lintas program
Program KIA, KB, Gizi (Bidang Kesga)
Keterpaduan dengan lintas program dan lintas sector
Pelaksanaan pelayanan bumil dan bufas sesuai standar (K1, K4,
dll.)
Surveilans gizi termasuk PSG (Pemantau Status Gizi)
Pelaksanaan P4K
Pelaksanaan pelayanan balita paripurna (KN1, KN2, DDTK,
dll.)
Pelaksanaan program MTBS
Pelaksanaan program PONED
Pelaksanaan program PMTCT
Pelaksanaan program UKS dan kesehatan remaja
Program pencegahan penyakit dan kesehatan lingkungan (bidang P3
kesling)
Pelaksanaan program TB-DOTS
Pelaksanaan program kusta dengan MDT dan pencegahan kecacatan
melalui POD ( Prevention of Disability ) Surveilans penyakit
menular dan potensial wabah
Penatalaksanaan program imunisasi mulai pengelolaan vaksin (cold
chain), VVM ( Vial Vaccine Monitoring) sampai pemberian vaksin
sesuai kebijaksanaan program
Pelaksanaan penanganan DBD (pemantauan Epidemiologi, PJB, PSN,
Fogging focus, dll.)
Pelaksanaan program skrining dan pencegahan penyakit menular
(IVA, VCT, AIDS, dan PMS)
Pembangunan lingkungan berwawasan kesehatan
Pengelolaan sampah dan limbah
Pemantauan kualitas air minum dan air bersih
Program pemberdayaan masyarakat (Bidang PSD)
Pelaksanaan PHBS
Pembinaan kegiatan UKBM (Posyandu, Polindes, Poskesdes,
Ponkesdes, Poskestren, dll.)
Pelaksanaan program desa siaga
Pembinaan pengobatan tradisional (Batra)
Pelayanan kesehatan masyarakat miskin ( Jamkesmas, Jamkesda,
dll.)
Pelaksanaan 3 fungsi Puskesmas (sesuai Permenkes 8/2004)
Pelaksanaan manajemen Puskesmas
Analisa situasi dan pengumpulan data
Penentuan prioritas masalah
Merumuskan masalah
Menetapkan penyebab masalah
Menentukan pemecahan masalah
Membuat perencanaan (RUK dan RPK) untuk menyelesaikan masalah
secara terpadu (lintas program dan lintas sektor) sesuai dengan
sumber daya Puskesmas (6M, 1T, 1S)
Menyusun perencanaan tersebut dalam bentuk Gantt Chart
Evaluasi kegiatan (evaluasi tengah tahun dan akhir tahun) untuk
menentukan langkah berikutnya.2.7 Latihan Manajemen Terpadu
puskesmas
2.7.1 Pembelajaran manajemen terpadu puskesmas
a. Membaca buku laporan Penilaian Kinerja Puskesmas terutama
hasil-hasil upaya program sesuai bidang pembimbing
b. Menentukan topik / judul untuk berkonsultasi dengan kepala
Puskesmas, dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
Hasil penilaian kerja Puskesmas tahun lalu sesuai dengan bidang
pembimbing yang nilainya paling rendah dan diharapkan bisa
ditingkatkan untuk tahun yang akan datang
Sebagai program unggulan saat ini
Berdasarkan arahan kepala bidang pembimbing dan sekaligus
bertanggung jawab atas proses pembelajarannya
2.7.2 Mencari / menganalisa kemungkinan penyebab masalah dari
topik yang akan dibahas dengan metode Diagram Tulang Ikan (Fish
bone) ishikawa tentang berbagai hal yang akan dicari penyebab
masalahnya : man, money, material, method, machine, time and
space
2.7.3 Menentukan prioritas masalah dengan metode USG (Urgency
,Seriousness, Growth)
2.7.4 Menetapkan tujuan / kegiatan serta perhitungan target
untuk menyelesaikan masalah
2.7.5 Merencanakan kegiatan dengan semua sumber daya (Gantt
Chart)
2.7.6 Evaluasi kegiatan yang sudah dilaksanakan sebagai input
untuk kegiatan yang akan datang :
a. Mini lokakarya bulanan dan triwulan (lintas sektor)
b. Penilaian kinerja puskesmas selama tahun berjalan
Tabel 2.1
Daftar Kegiatan Luar Gedung DM di Puskesmas Aloon-AloonPeriode
14 Oktober 2013 Sampai Dengan 9 November 2013NoHari /
TanggalKegiatanTempatPesertaPelaksanaPelaksanaan
1
2Kamis, 9 Januari 2014Jumat, 10 Januari 2014Posyandu
Home Visite UKPDesa SidorukunDesa KromanIbu Ibu dan Balita warga
sekitar desa SidorukunPasien Puskesmas Alon Alon dengan diagnosa
Diare akut susp Cholera dengan dehidrasi sedang5 DM, 1 Staff KIA, 1
bidan jaga5 DM, 1 Staff Kesling
Acara dimulai pukul 08.00-11.00 WIB, pada posyandu dilakukan
penimbangan terhadap balita serta imunisasi Acara dimulai pukul
9.30-10.30 pada rumah pasien, dilakukan wawancara dan dokumentasi
tentang rumah, dan lingkungan tempat tinggal pasien
NoHari / TanggalKegiatanTempatPesertaPelaksanaPelaksanaan
3
Kamis, 23 Januari 2014
Home visite UKM
Desa Sidorukun
Warga Desa Sidorukun
5DM, 1 pengelola program Kesling, 5 kader Desa Sidorukun
Acara dimulai pukul 09.00-11.00 WIB, pada 70 rumah penduduk desa
Sidorukun
BAB III
GAMBARAN UMUM
3.1 Visi dan Misi Puskesmas
Nama Puskesmas
: Puskesmas Alon-AlonAlamat
: Jl. Pahlawan no. 1 Kabupaten Gresik Visi Terwujudnya pelayanan
kesehatan dasar yang berkualitas untuk mencapai masyarakat sehat
dan mandiri Misi1. Mewujudkan pelayanan kesehatan dasar yang
transparan dan profesional.2. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang
bermutu, merata dan terjangkau dalam bentuk kesehatan promotif,
preventif dan kuratif.3. Meningkatkan kemandirian masyarakat untuk
hidup sehat.4. Memberikan rasa aman dan nyaman bagi petugas dan
pasien.3.2 Geografis, Administrasi, Batas Wilayah
Batas Wilayah:
- Sebelah Utara : Selat Madura
- Sebelah Timur : Selat Madura
- Sebelah Selatan : Kecamatan Kebomas
- Sebelah Barat : Kecamatan ManyarLuas wilayah kerja puskesmas
Alon-Alon sebesar 1,61 km2. meliputi 11 kelurahan antara lain :1.
Kroman
2. Kemuteran
3. Kebungson
4. Pekelingan
5. Bedilan
6. Pekauman
7. Tlogobendung
8. Gapuro Sukolilo
9. Pulo Pancikan
10. Sidorukun
11. Kramat inggil
3.3 Demografi
a. Pertumbuhan penduduk
Jumlah penduduk berdasarkan data penduduk menurut jenis kelamin
di wilayah kerja Puskesmas Alon-Alon pada tahun 2013 sebanyak
34.526 jiwa terdiri dari 17.300 jiwa laki-laki dan 17.226 jiwa
perempuan.b. Kepadatan Penduduk
Jumlah kepadatan penduduk di wilayah Puskesmas Aloon-Aloon
adalah 21.984 / Km2. Jumlah penduduk per LL : 4-5 orang per KKTabel
3.1Data Penduduk di Kelurahan/desa wilayah Puskesmas Alon-Alon
Tahun 2013DESA/KELURAHANJML. PENDUDUKKKRTRW
Kroman 4.1811.005193
Kemuteran2.137538132
Pekelingan2.38657493
Kebungson2.25548772
Bedilan3.789716204
Pekauman1.95550572
Tlogobendung2.474555154
Gapuro Sukolilo2.736499102
Pulo Pancikan5.5181.143146
Sidorukun4.2521.313318
Kramatinggil2.843590133
JUMLAH34.5267.92515939
3..4 Keadaan ekonomi
Mata Pencaharian penduduk wilayah kerja Puskesmas Aloon Aloon
adalah sbb :1. Belum / tdk bekerja: 7.750
2. Mengurus Rumah Tangga: 6.995
3. Mahasiswa: 7.291
4. Pensiunan: 163
5. PNS: 522
6. Nelayan / pelaut: 143 / 22
7. POLRI / TNI: 127
8. Dokter / bidan/ perawat: 35 / 4 / 14
9. Guru/ Dosen: 507
10. Karyawan Swasta: 7.231
11. Wiraswasta / dagang: 2.973
12. Lain lain : 749Sebagian besar (87,1 %) penduduk diwilayah
kerja UPT. Puskesmas Alon Alon bekerja di Perusahaan swasta / Home
Industri.
3..5 Pendidikan
Tingkat Pendidikan masyarakat diwilayah Puskesmas Alon Alon
adalah sbb :
TK
: 1.385
SD
: 9.144
SLTP
: 5.417
SLTA
: 10.967
Perg Tinggi
: 3.311
Belum/Tidak Sekolah
: 7.302
3..6 Agama- Islam
: 33.356
- Kristen
: 497
- Budha
: 119
- Katholik
: 273
- Hindu
: 121
- Lain lain
: 1603..7 Sarana Kesehatan
Sarana kesehatan yang terdapat di wilayah kerja puskesmas
Aloon-Aloon :- Puskesmas
: 1
- Puskesmas Pembantu
: 1
- Poskesdes
: 11
- Posyandu
: 50
- Rumah Sakit Swasta
: 1
- Dokter Praktek Swasta
: 6
- Dokter Gigi Praktek Swasta: 5
- Bidan Praktek Swasta
: 3
- Praktek Dokter Spesialis
: 4
- Laboratorium Swasta
: 1
- Apotik
: 4
BAB IV
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
4.1 Mortalitas
Beberapa indikator yang digunakan untuk memantau perkembangan
derajat kesehatan dapat dilihat dari kejadian kematian dalam
masyarakat dari waktu ke waktu. Angka kematian umumnya didapat dari
perhitungan melalui survei dan penelitian.1. Angka Kematian Bayi
(IMR = Infant Mortality Rate)
Dari data puskesmas yang dihimpun dari bidan desa dan BPS yang
ada diwilayah Puskesmas Alon-Alon pada tahun 2013 Angka Kematian
Bayi (AKB) 0, dan jumlah kelahiran hidup dalam 1 tahun sebanyak
667. Hal ini berart pada tahun 2013 di wilayah kerja Puskesmas
Alon-Alon ditemukan 4,49 bayi yang meninggal dunia dari setiap 1000
kelahiran hidup. Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap Angka
Kematian Bayi: a. Faktor aksebilitas atau tersedianya berbagai
fasilitas kesehatan b. Peningkatan pelayanan kesehatan dari tenaga
medis yang terampilc. Kesediaan masyarakat untuk mengubah dari pola
tradisional ke norma kehidupan modern dalam bidang kesehatan.
2. Angka Kematian Ibu Maternal (MMB=Maternal Mortality Rate)
Berdasarkan data jumlah kematian ibu karena kehamilan,
persalinan dan nifas dalam setahun, tahun 2013 di wilayah kerja
puskesmas Alon-Alon adalah dua. Jumlah ibu melahirkan dalam 1 tahun
sebanyak 667. Sedang Target nasional yang ingin dicapai pada 2010
yaitu sebesar 125/100.000 KH.4.2 Morbiditas
Angka kesakitan diambil dari data penyakit yang ada di P2P.
1. Penyakit menular
a. Penyakit DiarePada tahun 2013 kasus Diare sebanyak 1.023
penderita.b. Penyakit TyphoidPada tahun 2013 kasus Thypoid
ditemukan 1.596 penderita.c. ISPA akut/ pneumonia balitaPada tahun
2013 ditemukan penderita ISPA sebanyak 400 penderita.
d. Demam Berdarah Dengue (DBD)
Pada tahun 2013 kasus DBD yang ditemukan 26 penderitae.
Campak
Pada tahun 2013 kasus Campak yang ditemukan sebanyak 13
penderita
f. Difteri
Pada tahun 2013 tidak ada ditemukan kasus Difteri.2. Penyakit
Menular yang dapat dicegah dengan Imunisasi
Penyakit ini dapat dicegah dengan cara imunisasi,
penyakit-penyakit tersebut antara lain: TBC, Difteri, Pertusis ,
Tetanus, Hepatitis, Polio, Campak.a. TBCKasus TBC di wilayah kerja
Puskesmas Alon-Alon pada tahun 2013 sebanyak 25 kasus.b.
DifteriKasus Difteri di wilayah kerja Puskesmas Alon-Alon pada
tahun 2013 tidak ada.
c. PertusisKasus Pertusis di wilayah kerja Puskesmas Alon-Alon
pada tahun 2013 tidak ada.d. Tetanus Kasus Tetanus di wilayah kerja
Puskesmas Alon-Alon tahun 2013 tidak ada.e. Hepatitis B
Kasus hepatitis B di wilayah kerja Puskesmas Alon-Alon tahun
2013 sebanyak 13 kasus.f. Polio
Kasus Polio di wilayak kerja Puskesmas Alon-Alon pada tahun 2013
sebanyak 1 kasus.
g. Campak
Pada kasus Campak di wilayah kerja Puskesmas Alon-Alon pada
tahun 2013 sebanyak 13 kasus.3. Penyakit Potensi KLB/ Wabah
a. Demam Berdarah Dengue (DBD)
Jumlah penderita DBD di wilayah kerja Puskesmas Alon-Alon tahun
2013 sebanyak 26 kasus. Di wilayah kerja Puskesmas Alon-Alon paling
banyak ditemukan di daerah Tlogobendung dan Kebungson.
b. Diare
Diare pada balita tahun 2013 yang ditemukan sebanyak 1023
kasus.4. Status Gizi
Status Gizi masyarakat dapat diukur dengan beberapa indikator
antara lain: status gizi balita, bayi Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR), gizi wanita subur kurang energy kronis (KEK).
a. Status gizi balita
Status gizi buruk dapat dideteksi melalui Kartu Menuju Sehat
(KMS). Di wilayah kerja Puskesmas Alon-Alon tahun 2013 balita yang
di Bawah Garis Merah (BGM) sebanyak 2 balita dari jumlah balita
yang ada 2340. 5. 15 (Lima Belas ) Macam Penyakit Terbanyak Tahun
2013NOKODEDIAGNOSAJUMLAH KASUS
11302Infeksi Akut lain pada Sal Pernapasan Atas17.509
22201Gastritis5.284
32002Penyakit Kulit Alergi /Dermatitis /Eksim 4.905
421Peny.pada Sistem otot dan Jaringan Pengikat 4.254
512Penyakit Tekanan Darah Tinggi4.817
62216Typhoid4.193
70102Diare 3.026
81502Penyakit Pulpa dan jaringan periapikal2.885
91303Peny lain pada Sal Pernapasan Atas2.308
101301Tonsilitis2.291
11
2207DM1.748
121503Ginggivitis dan penyakit peridontal1.525
132001Acne vulgaris, piodermi, ulkus Tropika1.469
141403Astma1.338
152205Vertigo1.205
BAB VSITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN
Gambaran mengenai situasi sumber daya kesehatan di kelompokkan
dalam sajian data dan informasi mengenai sarana kesehatan , tenaga
kesehatan dan pembiayaan Kesehatan.
5.1 Tenaga kesehatanJumlah tenaga kesehatan di Puskesmas
Aloon-Aloon pada Tahun 2013 dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 5.1
Daftar Tenaga Kesehatan di Puskesmas Alon-AlonNO.JENIS
TENAGAJUMLAHKETERANGAN
1.Dokter3PNS
2Dokter Spesialis2PNS
3.Dokter Gigi3PNS
4.Apoteker2PNS
5.SKM0-
6.Perawat1913 PNS/6 HONOR
7.Perawat Gigi2PNS
8.Bidan127 PNS/5 PTT
9.Sanitarian1PNS
10.Analis Kesehatan21 PNS/1 HONOR
11.Tenaga Administrasi1PNS
12.Petugas Loket1PNS
13.Sopir1PNS
14.Pelaksana Gizi1PNS
15.Ass. Apoteker0-
16Juru Masak1HONOR
17Petugas kebersihan1HONOR
JUMLAH51
5.2 Sarana Kesehatan
Pembangunan kesehatan diarahkan untuk lebih meningkatkan
kualitas, perluasan dan pemerataan jangkauan pelayanan kesehatan.
Upaya untuk mencapai tujuan tersebut penyediaan sarana kesehatan
merupakan hal yang penting. 6.2.1 Puskesmas Pembantu
Jumlah Puskesmas Pembantu di wilayah pada tahun 2013 tercatat
sebanyak 1 Pustu.6.2.2 Sarana Upaya Kesehatan Bersumber Daya
Masyarakat
Upaya pembangunan kesehatan untuk mewujudkan Indonesia Sehat
tidak akan dapat berhasil guna tanpa adanya peran serta masyarakat,
untuk itu dikembangkan pembangunan kesehatan bersumber daya
masyarakat (UKBM) yang merupakan wujud dari pemberdayaan
masyarakat, Di Puskesmas Alon-Alon terdapat satu bentuk UKBM yaitu
Posyandu, baik Posyandu balita, maupun USILA.
Posyandu Merupakan salah satu bentuk UKBM yang paling dikenal
masyarakat. Posyandu menyelenggarakan minimal 5 program prioritas,
yaitu kesehatan Ibu dan anak, KB, perbaikan gizi, imunisasi dan
penanggulangan diare. Posyandu dikelompokkan menjadi 4 strata yaitu
: Posyandu Pratama, Posyandu Madya, Posyandu Purnama adapula
Posyandu yang pengelolaanya oleh swasta. Diwilayah puskesmas
Alon-Alon terdapat posyandu berjumlah 50 posyandu balita (36
Posyandu madya, 13 Posyandu purnama, dan 1 Posyandu mandiri).
Posyandu USILA sebanyak 22 pos.6.2.3 Rumah Sakit dan Fasilitas
Kesehatan lainnya
Wilayah puskesmas Puskesmas Aloon-Aloon mempunyai 1 rumah sakit
swasta dan tidak ada rumah sakit khusus, tetapi Rumah Sakit
tersebut tidak rutin memberi laporan RB 1 ke Puskesmas Alon-Alon,
hanya dilaporkan ke Dinkes kabupaten.6.2.4 Kemampuan
Laboratorium
Kemampuan labolatorium yang diartikan sebagai kemampuan
penyelenggaraan labolatorium dasar kesehatan sesuai dengan standar
telah dimiliki oleh Puskesmas Alon-Alon.
5.3 Pembiayaan Kesehatan
Pembiayaan kesehatan dapat oleh pribadi murni (mandiri), pribadi
dengan keringanan (menggunakan SKTM: Surat Keterangan Tidak Mampu),
pemerintah pusat (Jamkesmas), pemerintah daerah (Jamkesmasda),
asuransi (bagi anggota asuransi), potongan gaji bagi PNS (Askes),
maupun tanggungan perusahaan (Jamsostek).
BAB VIKEGIATAN PUSKESMAS
Kegiatan puskesmas adalah melaksanakan upaya kesehatan wajib dan
upaya kesehatan pengembangan.
6.1 Upaya Kesehatan Wajib
Adapun upaya kesehatan wajib meliputi :
1. Upaya Promosi Kesehatan, antara lain :
Pengembangan Desa Siaga
Pemberdayaan masyarakat dalam PHBS
Pengembangan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)
misalnya POSYANDU Penyuluhan NAPZA
JPKM dan dana sehat (Jamkesmas/da, JPKM Mandiri, Dana sehat)
2. Upaya Kesehatan Lingkungan, antara lain :
Penyehatan Air
Penyehatan makanan dan minuman
Penyehatan perumahan dan sanitasi dasar
Pembinaan tempat-tempat umum
Pengawasan dan pengendalian kualitas lingkungan
Klinik sanitasi
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) = pemberdayaan
masyarakat
3. Upaya Perbaikan Gizi, antara lain :
a.Pelayanan gizi masyarakat
Pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi pada balita 2 kali/
tahun
Pemberian tablet besi (90 tablet) pada ibu hamil
Bumil KEK
b.Penanganan gangguan gizi
MP-ASI pada anak usia 6-24 bulan GAKIN
Pemberian PMT pemulihan balita gizi buruk pada GAKIN
Balita gizi buruk mendapat perawatan Rumah tangga yang
mengkonsumsi garam beryodiumc. Pemantauan Status Gizi
Desa bebas rawan gizi Balita naik berat badannya (N/D) ASI
eksklusif4. Kesehatan Ibu dan Anak termasuk Keluarga Berencana,
antara lain :
Kesehatan Ibu
Pelayanan kesehatan bagi Bumil sesuai standar untuk kunjungan
lengkap Drop out K1 - K4 Pelayanan persalinan oleh tenaga kesehatan
yang berkompeten Pelayanan nifas lengkap sesuai standar Pelayanan
maternal Risti atau komplikasi yang ditangani Kesehatan Bayi
Pelayanan neonatal sesuai standard (KN lengkap)
Pelayanan bayi paripurna Upaya Kesehatan balita dan anak
prasekolah Pelayanan kesehatan balita
Pelayanan kesehatan anak pra sekolah Upaya kesehatan anak usia
sekolah dan remaja Pelayanan Keluarga Berencana
5. Upaya Pencegahan Dan Pemberantasan Penyakit Menular, antara
lain
P2 Tuberkulosa Paru Issue Faktual : Program Trial Uji Tuberkulin
untuk Mendukung Diagnosis TB Anak Menggunakan Sistem Skoring
Tuberkulosis (TB) pada anak merupakan masalah kesehatan yang
penting di dunia. TB merupakan salah satu penyebab kesakitan dan
kematian yang sering pada anak, terutama di daerah endemis TB. Anak
yang terinfeksi TB mempunyai resiko lebih tinggi untuk menderita
sakit TB, dan mempunyai resiko tinggi untuk menderita TB berat
seperti TB milier dan TB meningitis. Meskipun demikian, TB pada
anak masih belum merupakan prioritas di program TB nasional di
hampir seluruh negara di dunia.
Salah satu kendala dalam tata laksana TB pada anak adalah
penegakkan diagnosis. Baku emas TB yang ada saat ini, yaitu biakan
Mycobacterium tuberculosis belum bisa rutin dilakukan karena
kesulitan pengambilan spesimen khususnya sputumpada anak. Karena
permasalahan tersebut, penegakkan diagnosis TB pada anak biasanya
didasarkan pada gejala klinis yang kemuadian dikombinasi dengan
foto Rontgen dada dan riwayat kontak dengan penderita TB. Akan
tetapi gejala TB pada anak seringkali menyerupai gejala penyakit
saluran pernafasan lainnya, sehingga cenderung terjadi
overdiagnosis TB pada anak.
Pada tahun 2004 IDAI memperkenalkan sistem skoring TB anak untuk
memberikan acuan yang rasional dan sistematis kepada para tenaga
kesehatan dalam menegakkan diagnosis TB pada anak. Studi validasi
terhadap sistem skoring ini telah dilakukan dengan hasil
sensitifitas 76%, spesifitas 69%.
Hasil Joint External Monitoring Mission tahun 2010 menunjukkan
bahwa di daerah urban cenderung terjadi overdiagnose TB pada anak,
sedangkan di daerah rural terjadi kecenderungan underdiagnosis.
Salah satu hambatan dalam menerapkan sistem skoring TB anak karena
tidak semua Fasyankes mempunyai fasilitas untuk melakukan uji
Tuberkulin dan foto Rontgen dada yang merupakan 2 komponen pada
sistem skoring. Sehubungan dengan permasalahan tersebut, Program
Nasional Pengendalian TB berupaya menyediakan larutan tuberkulin
untuk Fasyankes (Rumah Sakit, Balai Besar Kesehatan Paru
Masyarakat, atau Puskesmas). Namun sebelumnya dilakukan operasional
trial uji tuberkulin untuk mengetahui kemampu-laksanaan pelaksanaan
uji tuberkulin di Fasyankes.
Operasional trial uji tuberkulin dilakukan di 5 (lima) provinsi
yang dipilih berdasar latar belakang epidemiologi dan berdasarkan
rekomendasi Pokja TB anak. Jawa Timur termasuk salah satu
diantaranya. Untuk wilayah kabupaten, kabupaten Gresik terpilih
menjadi salah satu wilayah trial dalam provinsi Jawa Timur. Di tiap
kabupaten dipilih 5 (lima) unit Fasyankes yang telah melaksanakan
strategi DOTS. Di kabupaten Gresik terpilih 5 Puskesmas, yaitu
Puskesmas Aloon-Aloon, Puskesmas Kebomas, dll.
Puskesmas Alon-Alon telah melaksanakan program ini sejak bulan
September, sampai bulan desember. Penjaringan suspek penderita TB
anak dilakukan berdasarkan adanya kontak dengan penderita TB.
Pada pelaksanaan program trial uji tuberkulin di puskesmas
Alon-Alon berhasil menjaring sebanyak 37 orang penderita suspek TB
anak., dimana penderita sakit TB sebanyak 14 orang, penderita
infeksi laten TB sebanyak 21 orang, dan bukan TB sebanyak 2 orang
P2 Kusta
Pelayanan Imunisasi
Diare
ISPA
Demam Berdarah Dengue (DBD)
Pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS
6. Pengobatan
Pengobatan
Visite rate
Contact Rate
Pemeriksaan Laboratorium6.2Upaya Kesehatan Inovatif
Upaya Kesehatan Pengembangan/ inovatif, yaitu :
1. Usaha Kesehatan Anak
2. Usila
3. Gigi dan Mulut
4. PHN
5. Laboratorium6. Klinik VCT
7. Deteksi Dini Kanker Mulut Rahim dengan Metode IVA8. Pelayanan
Kesehatan
BAB VIIPENUTUP
Puskesmas adalah unit pelaksana layanan kesehatan masyarakat
terdepan yang bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan dan
berperan menyelenggarakan upaya kesehatan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk
agar memperoleh derajat kesehatan yang optimal, dengan berfungsi
sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat
permberdayaan keluarga dan masyarakat serta pusat kesehatan strata
pertama. Oleh karena itu dokter muda wajib mengetahui upaya-upaya
kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas dan sebagai syarat
untuk menyelesaikan pendidikan profesi dokter.
Dengan terjalinnya kerjasama antara pihak Puskesmas dengan
dokter muda, diharapkan dapat menjadi masukan bagi Puskesmas
melalui laporan dan saran-saran dari dokter muda yang dapat
digunakan untuk perbaikan serta peningkatan upaya kesehatan di
wilayah kerja Puskesmas Alon-Alon. Bagi dokter muda sendiri
diharapkan pula dapat menambah pengetahuan tentang organisasi
Puskesmas, manajemen Puskesmas, menganalisa Program Kesehatan Kerja
dengan terjun langsung kemasyarakat, serta dapat memahami
program-program Puskesmas dan pelaksanaannya khususnya di Puskesmas
Alon-Alon Gresik.DAFTAR PUSTAKA
1. Departemen Kesehatan RI. Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
128/Menkes/SK/11/2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan
Masyarakat. 2004.
2. Departemen Kesehatan RI. Pedoman Kerja Puskesmas Jilid IV.
Jakarta. 1990.
3. Puskesmas Alon-Alon Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur.
Profil Puskesmas Aloon-Aloon tahun 2013. Gresik. 2013.
1