-
MATA DAN KULIT KUNINGBLOK GASTROINTESTINALKelompok B-9
Ketua: Sari Nur Rahmawati1102012261 Sekertaris: Sefina Ivesti
Raudiah 1102012263 Anggota : Malen Saga Imartha1102009164
Margianti1102011154 Nindya Arafah Tiawan 1102012195 Nindya
Primaditha1102012196 Sandi Puspita Pratiwi 1102012259 Sasadara
Pramudita1102012262 Yogie Nahara Saputra 1102010297
-
Mata dan kulit kuning
Seorang anak laki-laki 10 tahun, dibawa ibunya ke RS karena mata
dan kulitnya terlihat kuning sejak 1 minggu yang lalu. Anak
tersebut juga mengalami demam disertai mual muntah dan buang air
kecil berwarna seperti air teh. Ibunya menyampaikan beberapa anak
di lingkungan tempat tinggalnya juga menderita penyakit yang
sama.Pada pemeriksaan fisik didapatkan; vital sign dalam batas
normal, sklera mata ikterik. Pemeriksaan abdomen didapatkan nyeri
tekan di hipokondrium kanan, hepar teraba 3 cm di bawah arcus
costae, tepi tajam, permukaan rata dan konsistensi kenyal.Setelah
pasien dirawat, dilakukan pemeriksaan laboratorium dengan hasil:
bilirubin total meningkat dan peningkatan bilirubin conjugated
lebih dominan. Bilirubin urin positif. Pemeriksaan enzim hati
didapatkan peningkatan SGOT dan SGPT.Ibu menanyakan mengapa anaknya
menjadi kuning. Dokter mencurigai anak ini menderita hepatitis,
maka dokter melanjutkan dengan pemeriksaan marker hepatitis virus.
Dokter juga menjelaskan prinsip penatalaksanaan dan cara pencegahan
agar keluarganya tidak tertular.
-
SASARAN BELAJAR
LI 1. Memahami dan Menjelaskan Anatomi Hepar1.1. Makroskopis1.2.
MikroskopisLI 2. Memahami dan Menjelaskan Fisiologi HeparLI 3.
Memahami dan Menjelaskan Hepatitis3.1. Definisi3.2. Etiologi3.3.
Klasifikasi3.4. Epidemiologi3.5. Patofisiologi3.6. Manifestasi
Klinis3.7. Diagnosis dan Diagnosis Banding3.8. Tatalaksana3.9.
Komplikasi3.10. Prognosis3.11. Pencegahan
-
LI 1. Memahami dan Menjelaskan Anatomi Hepar
1.1. MAKROSKOPIS
-
MIKROSKOPIS
-
LI 2. Memahami dan Menjelaskan Fisiologi Hepar
-
Metabolisme Bilirubin
-
LI 3. Memahami dan Menjelaskan Hepatitis
3.1. DefinisiHepatitis adalah proses terjadinya inflamasi dan
atau nekrosis jaringan hati yang dapat disebabkan oleh infeksi,
obat obatan, toksin, gangguan metabolik, maupun kelainan
autoimun.
-
3.2. EtiologiInfeksiVirus : hepatotropik (A G), Epstein Barr,
CytomegalovirusBakteri : S.typhosa, M.tuberculosisProtozoa :
ToxoplasmaParasit : amoeba Non infeksiAutoimunInfiltrasi
(keganasan)Toksik (obat a.l tuberkulostatika, sitostatika,
parasetamol, antikonvulsan)Metabolik (penyakit Wilson, def 1 -
antitripsin, gangguan metabolik KH, lemak, protein)
-
3.3. Klasifikasi
-
3.4. EpidemiologiHepatitis ADistribusi diseluruh dunia,
endemisitas dinegara berkembangHepatitis BMenurut WHO, sedikitnya
350 juta penderita carrier hepatitis B terdapat diseluruh dunia, 75
% nya berada di Asia Pasifik Hepatitis CSurvey epidemiologi
memperkirakan terdapatnya170 juta pengidap HVC kronis diseluruh
dunia Hepatitis DEndemis di Mediterania, Semenanjung Balkan, Bagian
Eropa bekas Rusia.Hepatitis EMasa inkubasi rata rata 40 hari.
Distribusi luas dalam bentuk epidemi dan endemi.
-
3.5. Patofisiologi
-
3.6. Manifestasi Klinis1.Masa inkubasi: berlangsug selama 14-50
hari, dengan rata-ratar kurang lebih 28 hari. 2.Masa prodromal:
terjadi selama 4 hari sampai 1 minggu atau lebih.Pada masa
prodromal, gejalanya adalah fatigue, nafsu makan berkurang, mual,
muntah, rasa tidak nyaman di daerah perut kanan atas, demam
(biasanya< 39oC), merasa dingin, nyeri kepala, gejala mirip flu,
nasal discharge, sakit tenggorok, dan batuk3.Fase ikterik: dimulai
dengan urin berwarna kuning tua, seperti teh, atau gelap, diikuti
feses yang berwarna seperti dempul (clay-coloured faeces), kemudian
warna sklera dan kulit perlahan-lahan menjadi kuning4.Fase
penyembuhan
-
3.7. Diagnosis dan Diagnosis Banding
Diagnosis-Anamnesis-Pemeriksaan Fisik-Pemeriksaan
penunjangBeberapa parameter biokimia hati yang dapat dijadikan
pertanda fungsi hati, antara lain sebagai berikut a.
Aminotransferase (transaminase) -> peningkatan kadar enzim enzim
ini mencerminkan adanya kerusakan kerusakan sel sel hati. b.Alkalin
Fosfatase (ALP) -> Peningkatan kadar ALP merupakan salah satu
oetunjuk adanya sumbatan atau hambatan pada saluran empedu c.Serum
Protein -> serum protein yang dihasilkan hati, antara lain
albumin, globulin, dan faktor pembekuan darah. d.Bilirubin
-
a.Diagnosis Hepatitis ADiagnosis hepatitis A akut berdasarkan
hasil laboatorium adalah tes serologi untuk IgM terhadap virus
hepatitis A. Serum IgM anti-HVA positifKadar serum bilirubin,
gammaglobulin, ALT dan AST meningkat ringanKadar alkalin fosfatase,
gammaglobulin transferase, dan total bilirubin meningkat pada
penderita yang kuning.b. Diagnosis Hepatitis B-Jika hasil tes HbsAg
positif artinya individu tersebut terinfeksi VHB, menderita
hepatitis B akut, karier ataupun hepatitis B kronis. -Jikan tes
anti HbsAg positif artinya individu itu telah mendapat vaksin VHB,
atau pernah mendapat imunoglobulin-HbeAg (antigen VHB) -> Bila
positif menunjukan virus sedang bereplikasi dan infeksi terus
berlanjut.- Anti Hbe (antibodi HBeAG) -> Apabila anti HbeAg
positif artinya HBV dalam keadaan fase non replikatif.-HbcAg
positif menunjukan keberadaan protein dari inti VHB.
-
Diagnosis Banding-demam tifoid-malaria-dhf
-
3.8. TatalaksanaHepatitis ATidak ada pengobatan khusus untuk
virus hepatitis A (HAV) ada. Pengobatan diberikan secara suportif
bukan langsung kuratif.Medikasi yang mungkin dapat diberikan
meliputi analgesik, antiemetik, vaksin, dan imunoglobulin.
Hepatitis BSebagian besar orang dengan hepatitis B tidak memerlukan
pengobatan yang khusus selain beristirahat dan mereka akan sembuh
secara utuh. Apabila infeksi VHB bertahan lebih dari 6 bulan
(infeksi hepatitis kronik), dapat diberikan obat antivirus yang
disebut interveron alfa. Pengobatan ini bertujuan untuk mengurangi
risiko terjadinya sirosis hati dan kanker hati
-
3.9. KomplikasiSirosis adalah komplikasi hepatitis yang paling
sering terjadi.
3.10. PrognosisHepatitis APerawatan yang leteargis prognosis
baik. Hepatitis BSembilan puluh persen dari kasus-kasus hepatitis
akut B menyelesaikan dalam waktu 6 bulan, 0,1% adalah fatal karena
nekrosis hati akut
-
3.11. PencegahanPencegahan umum yakni, Perbaikan hygiene makan
minuman, perbaikan sanitasi lingkungan dan pribadi dan isolasi
pasien (sampai dengan 2 minggu sesudah timbul gejala). Pencegahan
khusus dengan cara imunisasi