Slide 1
Kelompok 4Fasil : dr. AGNES IMANUELLA TOEMON
Anggota Kelompok : Muhammad YaminAlamul HudaDian Triyeni
AsiTheresia Alfionita SinulinggaAnggini Tsamaratul QolbyRera
Richard Rabi MewoAl Fattah Nandayu SetiawanChristianityOktavia
Putri Wulandari EffendyRadianti FrederikaYohana Winda Tiurma
S.Kartika SariIndra SudadiFilman Purwadinata
Pemicu 2A, seorang anak lelaki berusia 4 tahun datang ke
poliklinik dengan keluhan bengkak di seluruh tubuh sejak 2 minggu
yang lalu. Dari aloanamnesis pada Ibu pasien diperoleh keterangan
bahwa sejak 1 minggu yang lalu Ibu memperhatikan kedua kelopak mata
anaknya sembab/bengkak ketika bangun tidur, dan bengkak tersebut
menghilang pada siang hari. Sejak 5 hari yang lalu bengkak di kedua
kelopak mata menetap, ditambah lagi bengkak di tungkai bawah dan
perut tampak membesar. Keluhan demam, kuning dan sesak disangkal.
Pasien tetap beraktivitas seperti biasa. Buang air kecil berkurang,
dan tampak keruh.
Kata Kunci 1. Seorang anak laki-laki berusia 4 tahun 2. Keluhan
: Bengkak seluruh tubuh 2 minggu lalu. Kelopak mata bengkak ketika
bangun tidur, hilang siang hari 1 minggu lalu. Kelopak mata bengkak
menetap, bengkak tungkai bawah, perut membesar 5 hari lalu. 3.
Demam, kuning, sesak (-) 4. Buang Air Kecil sedikit dan keruh.
Identifikasi Masalah 2 minggu lalu : bengkak seluruh tubuh. 1
minggu lalu : kelopak mata bengkak ketika bangun tidur, hilang
siang hari. 5 hari lalu : kelopak mata bengkak menetap, bengkak
tungkai bawah, perut membesar.Analisis masalah
HIPOTESIS Terjadinya gangguan glomerulus menyebabkan adanya
keadaan edema, proteinuria, hipoalbuminemia, dan
hiperkolesterol.
1. Histologi Glomerulus2. Interpretasi data tambahan 3.
Jenis-jenis gangguan glomerulus 4. Sindrom Nefrotik A. Definisi B.
Patofisiologi C. Etiologi D. Tanda dan gejala E. Penatalaksanaan F.
Pemeriksaan fisik dan penunjang G. Komplikasi H. Klasifikasi
5. Tanda dan gejala seta klasifikasi glumerulonefritis 6.
Mekanisme bengkak seluruh tubuh 7. Mekanisme bengkak di kelopak
mata, kenapa siang hilang ? 8. Definisi dan jenis edema 9. kaitan
kadar albumin di darah dan protein di urin 10. hiperlipidemia
kaitan dengan sindrom nefrotik
Pertanyaan Terjaring Histologi Glomerulus
Nefron terdiri dari korpus Malphigi dan tubulus-tubulus. Korpus
Malphigi terdiri atas glomerulus dan kapsula Bowman. Lapisan dalam
kapsul ini menyelubungi kapiler glomerulus disebut lapisan
visceral. Lapisan luar membentuk batas luar korpuskel renalis dan
disebut lapisan parietal kapsula Bowman. Antara kedua lapis ini
terdapat ruang urinarius yang menampung cairan yang disaring
melalui dinding kapiler dan lapisan visceral. Setiap korpuskel
ginjal memiliki kutub vascular tempat masuknya arteriol aferen dan
keluarnya arteriol eferen, dan memiliki kutub urinarius, tempat
tubulus kontortus proksimal berasal.
Interpretasi Data
Makna Klinis1. Leukosit Penurunan Hb terjadi pada penderita:
anemia penyakit ginjal, dan pemberian cairan intra-vena (misalnya
infus) yang berlebihan. Selain itu dapat pula disebabkan oleh
obat-obatan tertentu seperti antibiotika, aspirin, antineoplastik
(obat kanker), indometasin (obat antiradang). 2. Hematokrit Semakin
tinggi persentase HMT berarti konsentrasi darah makin kental. Hal
ini terjadi karena adanya perembesan (kebocoran) cairan ke luar
dari pembuluh darah sementara jumlah zat padat tetap, maka darah
menjadi lebih kental. 3. Albumin Kadar albumin kurang dari normal
berpotensi menunjukkan masalah pada hati. Kondisi yang menyebabkan
peradangan sendi seperti arthritis, infeksi seperti gigi busuk, dan
infeksi kandung kemih membuat kadar albumin menurun. 4. LED LED
untuk mengukur kecepatan endap eritrosit (sel darah merah) dan
menggambarkan komposisi plasma serta perbandingannya antara
eritrosit (sel darah merah) dan plasma. Peningkatan LED terjadi
pada infeksi akut lokal atau sistemik (menyeluruh), trauma,
kehamilan trimester II dan III, infeksi kronis, kanker, operasi,
luka bakar.5. Protein Proteinuria adalah istilah medis yang mengacu
adanya protein dalam urin. Kehadiran sejumlah kecil protein dalam
urin dapat menjadi kondisi yang tidak berbahaya, akan tetapi
tingginya tingkat protein yang diekskresikan dalam urin dapat
menunjukkan masalah ginjal.
Glomerulone-fritis Primer- Glomerulonefritis proliferatif difusa
akuta - Glomerulonefritis progresif (kresentik) cepat-
Glomerulonefritis membranosa- Nefrosis lemak- Glomerulosklerosis
segmental fokal- Glomerulosnefritis poliferatif membranosa-
Nefropati Ig A- Glomerulonefritis kronisSistemik- Lupus
eritematosus sistemik- Diabetes melitus- Amiloidosis- Sindrom
Goodpasture- Poliarteritis nodosa- Granulomatosis Wegener- Purpura
Henoch-Schonlein- Endokarditis bakterialKelainan Herediter- Sindrom
Alport- Penyakit FabryGangguan GlomerulusSindrom
NefrotikKongenitalPrimerSekunderFinnish-type congenital nephrotic
syndrome (NPHS1, nephrin) Denys-Drash syndrome (WT1) Frasier
syndrome (WT1) Diffuse mesangial sclerosis (WT1, PLCE1) Autosomal
recessive, familial FSGS (NPHS2, podocin) Autosomal dominant,
familial FSGS (ACTN4, -actinin-4; TRPC6) Nail-patella syndrome
(LMX1B) Pierson syndrome (LAMB2) Schimke immuno-osseous dysplasia
(SMARCAL1) Galloway-Mowat syndrome Oculocerebrorenal (Lowe)
syndrome Sindrom Nefrotik Kelainan Minimal (SNKM)
Glomerulosklerosis fokal segmental (GSFS) Mesangial Proliferative
Difuse (MPD) Glomerulonefritis Membranoproliferatif (GNMP)
Nefropati Membranosa (GNM)
lupus erimatosus sistemik (LES). keganasan, seperti limfoma dan
leukemia .Vaskulitis.Immune complex mediated.PATOFISIOLOGI SINDROM
NEFROTIK
Manifestasi Klinis Sindrom
NefrotikProteinuriaHipoalbuminemiaEdemaHiperkolesterolemiaPenatalaksanaan
Sindrom nefrotikPengukuran berat badan dan tinggi badan Pengukuran
tekanan darah Pemeriksaan fisik Pencarian fokus infeksiPemeriksaan
uji Mantoux Pengobatan kortikosteroid 1. Terapi inisial 2.
Pengobatan sindrom nefrotik relaps.3. Pengobatan sindrom nefrotik
relaps sering atau dependen steroid
Pemeriksaan Fisik & Penunjang Sindrom NefrotikUrinalisis dan
bila perlu biakan urin. Biakan urin dilakukan apabila terdapat
gejala klinik yang mengarah pada infeksi saluran kemih (ISK).
Protein urin kuantitatif. Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan
urin 24 jam atau rasio protein/kreatinin pada urin pertama pagi
hari. Pemeriksaan darah Darah tepi lengkap (hemoglobin, leukosit,
hitung jenis leukosit, trombosit, hematokrit, LED) Albumin dan
kolesterol serum Ureum, kreatinin, dan klirens kreatinin Pengukuran
dapat dilakukan dengan cara klasik ataupun dengan rumus
Schwartz.Bengkak Seluruh TubuhGagal Menyaring Darah Gagal
Menghasilkan UrinMekanisme bengkak di kelopak mataAkibat dari
banyak protein terutama albumin yang bocor tadi, maka kadar albumin
dalam darah menjadi turun (hipoalbuminemia). Hipoalbuminemia
terjadi juga karena adanya peningkatan pemecahan (katabolisme)
protein di ginjal yang tidak diimbangi pembuatan albumin di hati.
Kolesterol dan lemak darah meningkat terjadi karena hati banyak
mensitesis keduanya. Edema terjadi karena penurunan tekanan onkotik
dalam pembuluh darah yang menyebabkan cairan merembes ke jaringan
sekitar. Penurunan tekanan onkotik disebabkan oleh turunnya kadar
albumin dalam darah.PROTEINURIA & HIPOALBUMENIMAProteinuria
sebagian besar berasal dari kebocoran glomerulus (proteinuri
glomerular) dan hanya sebagian kecil berasal dari sekresi tubulus
(proteinuri tubular). Protein utama yang diekskresikan dalam urin
adalah albumin.Lanjutan dari proteinuria menyebabkan
hipoalbuminemia. Hipoalbuminemi disebabkan oleh hilangnya albumin
melalui urin dan peningkatan katabolisme albumin di ginjal.
Sintesis protein di hati biasanya meningkat (namun tidak memadai
untuk mengganti kehilangan albumin dalam urin), tetapi mungkin
normal atau menurun .
Mekanisme Hiperlipidemia pada Sindroma Nefrotik
KesimpulanHipotesis diterima bahwa terjadinya gangguan
glomerulus menyebabkan adanya keadaan edema, proteinuria,
hipoalbuminemia, dan hiperkolesterol.
Daftar PustakaRatna, Kartika. 2013. Histologi Urinaria. Fakultas
Kedokteran Universitas Negeri Yogyakarta. Available
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Kartika%20Ratna%20Pertiwi,%20MD,%20M.%20Biomed.%20Sc/HISTOLOGI%20URINARIA%20[Compatibility%20Mode].pdf.
digilib.unimus.ac.id/download.php?id=1783.
http://www.smallcrab.com/kesehatan/795-penilaian-hasil-pemeriksaan-urine.
Soeharso. 2002.Pengantar Ilmu Bedah Orthopaedi. Yayasan Esentia
Medica,Jakarta. OCallaghan, C. A. 2009. At a Glance Sistem Ginjal.
Edisi Kedua. Alih bahasa dr. Elizabeth Yasmine. Editor A. Safitri,
R. Astikawati. Jakarta : Erlangga. Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku
Saku Patofisiologi Ed. 3. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
EGCKONSENSUS TATA LAKSANA SINDROM NEFROTIK IDIOPATIK PADA ANAK oleh
Unit Kerja Koordinasi Nefrologi Ikatan Dokter Anak Indonesia.
Heptinstall, Robert H. 2007. Heptinstalls Pathology of the Kidney,
6th edition. Philadephia: Lippincott Williams & Wilkins.SEKIAN
DAN TERIMA KASIH