Slide 1
KELOMPOK B7Ketua:Muhammad Rizdimas R.P1102011181Sekretaris:
Nadya Afiefa Putri1102011189Anggota:Rizkie Arianti
P.N1102010254
Sandra aldira 1102010262
Sri Ayu D.M 1102010272Muhammad Hikmah Adha1102011178Muhammad
Reza Irzanto1102011180Muthia Despi Utami1102011182Raditya Sakti
Prabowo 1102011217 Rahma Arsella 1102011218 Fakultas
KedokteranUniversitas YarsiJakarta2013/2014
Kelompok B-7
BENJOLAN DI PAYUDARA
Seorang perempuan berumur 55 tahun, ibu rumah tangga, datang ke
poliklinik bedah RS YARSI karena adanya benjolan di payudara
sebelah kanan sudah setahun ini. Mula-mula sebesar biji rambutan,
kemudian sekarang sebesar bola tenis. Tidak terasa sakit, hanya
kadang terasa pegal. Pasien merasa berat badannya menurun drastis
dalam empat bulan terakhir ini. Pada keluarga terdapat riwayat
penderita tumor ganas payudara, yaitu bibi pasien (adik kandung
dari ibu pasien). Bibi pasien meninggal karena penyakitnya ini.
Pasien tidak mempunyai anak. Sebulan ini timbul luka koreng berbau
di kulit di atas benjolan payudara. Pasien juga merasa sesak
sebulan terakhir yang bertambah dengan aktifitas tapi tidak
berkurang dengan istirahat.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum baik, BB 40
kgvital sign lain dalam batas normal. Status lokalis pada payudara
kanan didapatkan massa oval lebih kurang 8x7x7 cm3 di kwadran
medial atas, keras, berbenjol, melekat ke dinding dada, peau de
orange, ulkus, retraksi papilla mamae, dan nipple discharge. Teraba
limfonodi aksilla 2 buah, ukuran 1 cm, saling melekat satu dengan
yang lain. Pada pemeriksaan Rontgen thoraks didapatkan coin lesion
di lobus superior paru kanan disertai efusi pleura. USG abdomen
tidak didapatkan nodul. Biopsy insisi memastikan pasien menderita
kanker payudara (stadium terminal) kemudian menjalani operasi
simple mastectomy dilanjutkan kemoterapi dan radioterapi. Bagaimana
seharusnya pasien menghadapi penyakit berat dan terminal yang
dideritanya dari sisi agama Islam?
LI 1 Memahami dan menjelaskan kanker payudara
LO 1.1 Definisi
Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara
yang terus tumbuh berupa ganda. Sel-sel ini menjadi bentuk benjolan
di payudara. Jika benjolan itu tidak dibuang atau terkontrol,
sel-sel kanker bisa menyebar (metastase) pada bagian-bagian tubuh
lain.
LO 1.2 Epidemiologi
Berdasarkan penelitian kanker payudara lebih sering terjadi di
kuadran lateral atas, kemudian sentral (subareolar) dan payudara
kiri lebih sering terkena dibandingkan dengan payudara kanan
LO 1.3 Etiologi
Penyebab pasti kanker payudara tidak diketahui. Meskipun
demikian, pada penelitian mengidentifikasi sejumlah faktor yang
dapat meningkatkan risiko pada individu tertentu, yang
meliputi:
a. Jenis kelamin.
b. Usia
c. Riwayat kanker sebelumnya, terutama kanker payudara atau
tumor payudara
d. Riwayat keluarga dengan kanker mammae dan genetik.
e. Riwayat menstruasi
f. Riwayat reproduksi .
g. Obesitas dan diet tinggi lemak
h. Paparan radiasi
i. Penggunaan hormon dari luar tubuh.
LO 1.4 Klasifikasi
Berdasarkan American Cancer Society , dibagi menjadi :
Karsinoma Ductal In Situ (DCIS)
Karsinoma Lobular In Situ (LCIS)
Karsinoma Invasif
B. Berdasarkan WHO Histological Classification of Breast Tumor
:
Non-invasif Karsinoma
Non invasif duktal karsinoma
Lobular karsinoma in situ
2. Invasif Karsinoma
- Adenoid cystic karsinoma- karsinoma tubular
- Karsinoma sel squamos- sekretori karsinoma
- Karsinoma sel spindel
- Apocrin karsinoma
Pada kanker payudara, penilaian TNM sebagai berikut:
T (tumor size), ukuran tumor:
T 0: tidak ditemukan tumor primer
T 1: ukuran tumor diameter 2 cm atau kurang
T 2: ukuran tumor diameter antara 2-5 cm
T 3: ukuran tumor diameter > 5 cm
T 4: ukuran tumor berapa saja, tetapi sudah ada penyebaran ke
kulit atau dinding dada atau pada keduanya
N (node), kelenjar getah bening regional (kgb):
N 0: tidak terdapat metastasis pada kgb regional di
ketiak/aksilla
N 1: ada metastasis ke kgb aksilla yang masih dapat
digerakkan
N 2: ada metastasis ke kgb aksilla yang sulit digerakkan
N 3: ada metastasis ke kgb di atas tulang selangka
(supraclavicula) atau pada kgb dimammary internadi dekat
tulangsternum
3) M (metastasis), penyebaran jauh:
M x: metastasis jauh belum dapat dinilai
M 0: tidak terdapat metastasis jauh
M 1: terdapat metastasis jauh
Stadium
Setelah masing-masing faktor T, N, dan M didapatkan, ketiga
faktor tersebut kemudian digabung dan akan diperoleh stadium kanker
sebagai berikut:
Stadium 0: T0 N0 M0
Stadium 1: T1 N0 M0
Stadium II A: T0 N1 M0/T1 N1 M0/T2 N0 M0
Stadium II B: T2 N1 M0 / T3 N0 M0
Stadium III A: T0 N2 M0/T1 N2 M0/T2 N2 M0/T3 N1 M0/T2 N2 M0
Stadium III B: T4 N0 M0/T4 N1 M0/T4 N2 M0
Stadium III C: Tiap T N3 M0
Stadium IV: Tiap T-Tiap N-M1
Proses terjadinya kanker ada 4 fase
Fase induksi 15-30 tahun
Fase in situ 1-5 tahun
Fase invasi
Sel, gen-gen atau produk-produk yang berperan dalam pertumbuhan
tumor pada ca mammae diantaranya (Brashers, 2008) :
Lob 1
BRCA 1
Mutasi p53
Reseptor estrogen (ER)
Faktor pertumbuhan epidermal
Molekul adhesi
MDR 1
Metaloproteinase matriks dan cathepsin
Lo 1.6 Manifestasi Klinik
Nyeri
Berubah dengan daur haid: penyebab fisiologis, misalnya pada
tegangan
pramenstruasi atau penyakit fibrokistik.
Tidak tergantung daur haid: tumor jinak, tumor ganas, atau
infeksi haid.
Benjolan di payudara
Keras: permukaan licin pada fibroadenoma atau kista.
permukaan kasar, berbenjol, atau melekat pada kanker atau
inflamasi non-infektif.
Kenyal: kelainan fibrokistik.
Lunak: lipoma.
Perubahan kulit
Bercawak: mengarah ke karsinoma.
Kelihatan benjolan: kista, karsinoma, fibroadenoma besar.
Peau de orange: tanda khas kanker.
Hiperemis: infeksi (jika terasa panas).
Ulkus: kanker lama (terutama pada pasien geriatri).
Kelainan puting/areola
Retraksi: fibrosis karena kanker.
Inversi baru: retraksi fibrosis karena kanker.
(kadang fibrosis karena pelebaran duktus).
Eksema: unilateral penyakit paget (tanda khas kanker).
Nipple discharge
Putih susu: kehamilan atau laktasi.
Jernih: normal.
Hijau: (peri)menopause, pelebaran duktus, kelainan
fibrokistik.
Hemoragik: karsinoma, papiloma intraduktus.
LO1.7 Diagnosis
Anamnesis
Riwayat keluarga
Adakah faktor-faktor resiko dan faktor-faktor etiolgi
Keluhan-keluhan, gejala klinis
Pemeriksaan fisik
Tujuannya adalah untuk mencari benjolan, dilakukan pada kurang
lebih 1 minggu dari siklus menstruasi
Inspeksi
Menurut Muchlis (2002) baiknya dilakukan pada posisi duduk
Perhatikan tanda-tanda perubahan pada kulit seperti retraksi dan
warna
Ada atau tidaknya retraksi papil, skin dimpling (tarikan berupa
cekungan kulit akibat terperangkapnya ligamentum Cooper segmental),
peau dorange (terjadinya oenyumbatan aliran limf sehingga kulit
menjadi smebab dan menebal) kemerahan, ulser,
Palpasi mamae
Dilakukan pada posisi berbaring
Menggunakan falang medial dan distal jari II.III. IV
Dipalpasi 3 macam tekanan sesuai dengan kedalaman (superfisial,
tengah dan profunda)
Dilakukan dengan vertikal (dari kranial iga 2 sampai distal iga
6) atau sirkuler (dari papilla ke puncak axilla atau
sebaliknya)
Palpasi KGB
Dilakukan pada posisi duduk
Tangan pasien dilemaskan, disanggah oleh tangan yang sama pada
tangan pemeriksa dan dipalpasi oleh jari tangan yang satunya
Lokalisasi benjolan
Menurut Haagensen (2002), lokalisasi benjolan karsinoma
ppayudara kebanyakan terdapat pada upper outer quadrant / lateral
atas
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium rutin untuk menunjang diagnosis tumor
padat penting dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui keadaan
pasien apakah ada penyulit kanker atau penyakit sekunder, dan juga
untuk persiapan terapi yang akan dilakukan baik itu tindakan bedah
maupun tindakan medik. Beberapa pemeriksaan yang perlu dilakukan,
antara lain :
Darah lengkap
Urin lengkap imunoglobulin
Tes fungsi hati SGOT SGPT jika tinggi berarti ada metastase ke
liver
Tes fungsi ginjal
Gula darah
Faal hemostatik
Protein serum
Alkali fosfatase jika tinggi dalam darah mengindikasikan adanya
metastasis ke liver, saluran empedu dan tulang
Elektrolit serum
LDH
Asam urat
Serum
Tumor marker ca mammae Carsinoembrionik antigen (CEA), cancer
antigen (CA) 15-3, dan CA 27-29, sensitif tapi tidak spesifik
Sitologi
Pemeriksaannya meliputi : Aspirasi jarum halus, needle core
biopsy dengan jarum silverman, biopsi eksisi, dan pemeriksaan
frozen section saat operasi. Pada umumnya pungsi dengan jarum halus
(FNAB/Fine Needle Aspiration Biopsy) sering dipakai. Penentuan
derajat differensiasi histologis :
- G1 : Derajat keganasan rendah.
- G2 : Derajat keganasan sedang.
- G3 : Derajat keganasan tinggi.
Hasil positif pada pemeriksaan sitologi bukan indikasi untuk
bedah radikal, sebab hasil negatif palsu sering terjadi, sedangkan
hasil pemeriksaan positif palsu selalu dapat terjadi
Mammografi
Ketepatan 83% - 95% tergantung teknisi dan radiologist.
Terkadang terjadi negatif palsu dikarenakan jaringan payudara mirip
dengan jaringan kanker, tapi harus perhatikan tanda-tanda
klinisinya
Untuk skrening dilakukan minimal usia 40tahun , dilakukan tiap
1-2 tahun
Untuk diagnosis apabila ditemukan abnormalitas payudara baik
melalui SADARI maupun melalui pemeriksaan oleh dokter
Diagnosisi pasti
Eksisional biopsi
Untuk stadium dini
Dilakukan pemeriksaan PA
Keakuratan 97,65% (Muchlis, 2002)
Tidak ada false positive
Insisional biopsi untuk stadium ganas atau lanjut
FNAB
Needle core biposy pada Jarum Silvermann
Diagnosis banding
Fibroadenoma
Pada usia 1530 tahun
Padat kenyal, mobile, bulet lonjong, berbatas tegas
Pertumbuhan lambat,tidak nyeri
Tidak ada perubahan kulit
Pengobatan eksisi tumor
Fibrokista
Gejala nyeri timbul menjelang haid
Ukurannya dipengaruhi pada saat menstruasi
Ditemukan pada usia pertengahan usia
Kistasarkoma filoides
Tidak bermetastase
Bentuk haid lonjong permukaan berbenjol
Batas tegas, ukuran 20-30 cm
Pengobatan simple mastektomi
Galactocele
Bukan neoplasia, tapi massa berisi asi mengental yang terjadi
karena adanya sumbatan duktus laktiferus
Biasanya terjadi pada ibu yang sedang / baru selesai masa
laktasi
Mastitis
infeksi kelenjar payudara biasanya pada ibu menyusui
LO 1.8 Penatalaksanaan
Terapi Kuratif
Terapi kuratif adalah tujuan utama terapi pada pasien kanker
untuk menghilangkan kanker tersebut.
Terapi Paliatif
Terapi paliatif diberikan jika tujuan utama terapi kuratif tidak
tercapai, Tujuan terapi paliatif adalah untuk mengurangi gejala,
dan meningkatkan kualitas hidup pasien dengan kanker pada pasien
yang tidak mungkin sembuh
Pembedahan
Pada stadium I, II dan III terapi bersifat kuratif. Semakin dini
terapi dimulai, semakin tinggi akurasinya. Pengobatan pada stadium
I, II, dan III adalah operasi primer, sedangkan terapi lain
bersifat adjuvant.
Untuk stadium I dan II, pengobatan adalah radikal mastektomi
atau radikal mastektomi modifikasi dengan atau tanpa radiasi dan
sitostatika adjuvant.
Mastektomi Radikal
Pengangkatan puting dan areola, serta kulit diatas tumor dan 2
cm di sekitarnya, glandula mammae (seluruh payudara), fasia M.
pectoralis mayor, M. pectoralis mayor, M. Pectoralis minor disertai
dengan diseksi aksila.
Mastektomi Sederhana atau Simple Mastectomy
Pengangkatan puting dan areola, serta kulit di atas tumor dan 2
cm di sekitarnya, dan glandula mammae. Pada stadium IIIa, operasi
berupa mastektomi sederhana.
Breast Conservating Treatment
Yaitu pengangkatan tumor dengan batas sayatan bebas
(tumorektomi, segmentektomi, atau kwadrantektomi) dan diseksi
aksila diikuti dengan radiasi kuratif.
Kemoterapi
Terapi ini bersifat sistemik dan bekerja pada tingkat sel.
Terutama diberikan pada kanker payudara yang sudah lanjut, bersifat
paliatif, tapi dapat pula diberikan pada kanker payudara yang sudah
dilakukan operasi mastektomi, yang bersifat adjuvant.
FEC (Fluorourasil, Eprubisin, Cyclophosphamide)
Indikasi
Terapi adjuvant, neoadjuvant maupun pada kanker payudara yang
sudah metastasis.
Radioterapi
Radioterapi murni kuratif
Radioterapi adjuvan
Radioterapi paliatif
Terapi hormonal
Obat Antiesterogen
Inhibitor Aromatase
Obat sejenis progestrogen
LO 1.9 Pencegahan
Pencegahan primer
Pencegahan primer pada kanker payudara merupakan salah satu
bentuk promosi kesehatan karena dilakukan pada orang yang sehat"
melalui upaya menghindarkan diri dari keterpaparan pada berbagai
faktor risiko dan melaksanakan pola hidup sehat. Pencagahan primer
ini juga bisa berupa pemeriksaan SADARI (pemeriksaan payudara
sendiri) yang dilakukan secara rutin sehingga bisa memperkecil
faktor risiko terkena kanker payudara.
Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder dilakukan terhadap individu yang memiliki
risiko untuk terkena kanker payudara.
LO 1.10 Prognosis
5-years survival rateStadiumSurvival rate (%)099I98II a82II b65III
a47III b44IV14
Prognosis kanker payudara ditentukan oleh :
Stadium Kanker
Semakin dini semakin baik prognosisnya.
Tipe Histopatologi
CIS (Carsinoma In Situ) mempunyai prognosis yang lebih baik
dibandingkan invasif.
Reseptor Hormon
Kanker yang mempunyai reseptor (+) dengan hormon memiliki
prognosis lebih baik.
LO 1.11 Komplikasi
Adanya metastase ke jaringan sekitar secara limfogen dan
hematogen merupakan komplikasi pada carcinoma mamae. Metastase
secara limfogen menyebar sampai ke paru, pelura, hati dan tulang.
Sedangkan metastase secara hematogen menyebar sampai ke otak.
LI 2 Mampu Menjelaskan dan Memahami Cara Menghadapi Penyakit
Berat dan Terminal Menurut Ajaran Agama Islam dengan Tobat dan
TawakalKeutamaan Tobat
LI 2. Menjelaskan dan Memahami Cara Menghadapi Penyakit Berat
dan Terminal Menurut Ajaran Agama Islam dengan Tobat dan
Tawakal
Setiap manusia pasti tidak luput dari dosa dan kesalahan, baik
yang disengaja maupun tidak. Karena itulah kita disyariatkan untuk
selalu memohon ampunan kepada Allah, dan segera bertobat bila
melakukan kesalahan. Allah Subhaanahu wa TaAla berfirman :
2:222
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertobat dan
menyukai orang-orang yang menyucikan diri(QS.Al-Baqarah:222)
Makna Dan Hakekat Tawakal
Dari segi bahasa, tawakal berasal dari kata tawakala yang
memiliki arti; menyerahkan, mempercayakan dan mewakilkan. (Munawir,
1984 : 1687)
Hakekat tawakal :
Merupakan perintah Allah SWT
Larangan bertawakal selan kepada Allah
Orang yang beriman ; hanya kepada Allah lah ia bertawakal
Tawakal harus senantiasa mengiringi suatu azam
Allah sebaik-baiknya tempat kamu utk menggantukan tawakal
Mendapat kebaikan di dunia dan akhirat
Allah akan mencukupkan orang yang bertawakal kepada -Nya
Daftar Pustaka
Bagian Farmakologi FKUI, 2007. Farmakologi dan Terapi Edisi 5.
Jakarta:FKUI
Cotran RS, Kumar V, Robbin SL.2008.Dasar Patologis Penyakit
Edisi 7. EGC. Jakarta
Maulan, Rikza.2009.Makna Tawakal. Diakses melalui
http://www.eramuslim.com/syariah/tafsir-hadits/makna-tawakal.htm
Price SylviaA, Wilson Lorraine M.2005. Patofisiologi Konsep
Klinis Proses- Proses Penyakit. Jakarta: EGC.
Sudoyo, W aru dkk.2009.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 2
Edisi 5.Jakarta:Interna Publishing
Umar, Ummu.2009.Saat Tepat Memulai Tobat. Diakses melalui
http://jilbab.or.id/archives/689-saat-tepat-memulai-tobat/
WHO-IARC (International Agency for Research on Cancer). 2012.
Breast Cancer/ Breast Self Examination.