Nama Peserta : Kurniawan Adi Putranto, dr. Nama Wahana : RSI SITI AISYAH MADIUN Topik : Dengue Hemoragic Fever Tanggal (kasus) : 3 Mei 2015 Nama Pasien : An. R No. RM : 16.11.66 Tanggal Presentasi : 02 Oktober 2015 Pendamping : dr. Anang Sigit Anoraga Tempat Presentasi : Ruang Rapat RSI SITI AISYAH Obyektif Presentasi : Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil Deskripsi : Pasien anak usia 7 tahun demam terus-menerus, demam tidak turun dengan obat turun panas. Nyeri perut (+). Nafsu makan menurun. Batuk/pilek disangkal. Tujuan : Mendiagnosis dan melakukan konsultasi atau rujukan dengan tepat. Bahan bahasan : Tinjauan Pustaka Riset Kasus Audit Cara membahas : Diskusi Presentasi dan Diskusi E-mail Pos Data pasien : Nama : An. R No. RM : 16.11.66 Nama klinik : RSI SITI AISYAH Telp : Terdaftar sejak : 3 Mei 2015 Data utama untuk bahan diskusi : 1. Diagnosis / Gambaran Klinis : Pasien anak usia 7 tahun datang ke IGD diantar oleh orang tuanya dengan keluhan pasien demam selama 3 hari. Demam dirasakan terus menerus. Demam tidak turun walaupun orang tua pasien sudah memberikan obat turun panas. Orang tua pasien menyangkal adanya batuk/pilek. Namun mengatakan bahwa perut sedikit nyeri di daerah ulu hati. Mual dan muntah disangkal. Nafsu makan pasien menurun sejak panas 3 hari ini. BAK ½ jam yang lalu warna kuning, jumlah seperti biasa. BAB konsistensi lunak, warna kuning, darah (-). 2. Riwayat Pengobatan : • Sebelum ke Rumah Sakit pasien sudah meminum obat turun panas namun tidak panas turun. 3. Riwayat Kesehatan / Penyakit : 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Nama Peserta : Kurniawan Adi Putranto, dr.
Nama Wahana : RSI SITI AISYAH MADIUN
Topik : Dengue Hemoragic Fever
Tanggal (kasus) : 3 Mei 2015
Nama Pasien : An. R No. RM : 16.11.66
Tanggal Presentasi : 02 Oktober 2015 Pendamping : dr. Anang Sigit Anoraga
Tempat Presentasi : Ruang Rapat RSI SITI AISYAH
Obyektif Presentasi :
Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka
Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa
Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil
Deskripsi : Pasien anak usia 7 tahun demam terus-menerus, demam tidak turun dengan obat turun panas. Nyeri perut (+).
Nafsu makan menurun. Batuk/pilek disangkal.
Tujuan : Mendiagnosis dan melakukan konsultasi atau rujukan dengan tepat.
Bahan bahasan : Tinjauan Pustaka Riset Kasus Audit
Cara membahas : Diskusi Presentasi dan Diskusi E-mail Pos
Data pasien : Nama : An. R No. RM : 16.11.66
Nama klinik : RSI SITI AISYAH Telp : Terdaftar sejak :
3 Mei 2015
Data utama untuk bahan diskusi :
1. Diagnosis / Gambaran Klinis :
Pasien anak usia 7 tahun datang ke IGD diantar oleh orang tuanya dengan keluhan pasien demam selama 3 hari. Demam
dirasakan terus menerus. Demam tidak turun walaupun orang tua pasien sudah memberikan obat turun panas. Orang tua pasien
menyangkal adanya batuk/pilek. Namun mengatakan bahwa perut sedikit nyeri di daerah ulu hati. Mual dan muntah disangkal.
Nafsu makan pasien menurun sejak panas 3 hari ini. BAK ½ jam yang lalu warna kuning, jumlah seperti biasa. BAB
konsistensi lunak, warna kuning, darah (-).
2. Riwayat Pengobatan :
• Sebelum ke Rumah Sakit pasien sudah meminum obat turun panas namun tidak panas turun.
3. Riwayat Kesehatan / Penyakit :
› Riwayat kejang (+)
› Riwayat asma (-)
› Riwayat alergi (-)
› Riwayat penyakit lain (-)
4. Riwayat Keluarga :
› Riwayat penyakit serupa (-)
5. Riwayat Pekerjaan : -
6. Kondisi Lingkungan Sosial dan Fisik :
Pasien dirawat oleh orang tua dengan keadaan lingkungan dan sosial yang kurang baik dan ekonomi yang kurang.
7. Riwayat Imunisasi : Lengkap sesuai jadwal di bidan
• Mansjoer Arif, Kapita Selekta Kedokteran. Edisi ke 3. Jakarta : Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. 2000.
• Chen Khie, Pohan Herdiman, Sinto Robert. Diagnosis dan Terapi Cairan pada Demam Berdarah Dengue. Medicinus
2009 ; 22 : 3-8.
2
Hasil Pembelajaran :
1. Mampu mendiagnosis Dengue Hemoragic Fever
2. Mampu memberikan penatalaksanaan Dengue Hemoragic Fever dengan benar sesuai kompetensi dokter umum
3. Mampu memberikan edukasi kepada pasien dan keluarganya mengenai Dengue Hemoragic Fever
Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio
1. Subjektif :
• Demam sejak ± 3 hari sebelum masuk rumah sakit, demam tinggi, terus-menerus. Demam tidak
turun dengan obat turun panas.
• Batuk pilek tidak ada.
• Sakit perut sejak ± 3 hari sebelum masuk RS, terutama di ulu hati.
• Mual dan muntah disangkal.
• Nafsu makan turun semenjak sakit.
• Buang air kecil terakhir ½ jam yang lalu, jumlah dan warna biasa.
• Buang air besar konsistensi dan warna biasa
• Kondisi Lingkungan Sosial dan Fisik : tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit serupa.
2. Objektif : Vital sign
Umur : 7 tahun BB : 47 kg TB : 125cm Keadaan umum : Sakit Sedang Kesadaran : GCS: E4M6V5 Frekuensi Nadi : 72 x/menit, teraba kuat angkat Frekuensi Nafas : 20 x /menit Suhu : 38,6o C Sianosis (-), pucat (-), ikterik (-)
Pemeriksaan sistemik Kulit : teraba hangat Mata :Anemis (-) Ikterik (-) Mulut : bibir dan mukosa mulut basah Tenggorokan : tonsil T1-T1 tidak hiperemis, faring tidak hiperemis Thorax : jantung dan paru dalam batas normal Abdomen :
Inspeksi : supel Auskultasi : bising usus (+) normal
Perkusi : timpani Palpasi : supel, nyeri tekan (+) di epigastrium H/L teraba
• Hipotensi, kulit dingin-lembab, dan anak tampak gelisah.
Derajat spektrum klinis DHF dibagi sebagai berikut:
1. Derajat I (ringan) : manifestasi perdarahan teringan yaitu uji rumple leed positif,
2. Derajat II (sedang) : ditemukan perdarahan spontan dengan kebocoran plasma (peningkatan
hematokrit)
3. Derajat III (berat) : terjadi saat suhu menurun antara hari ke-3 sampai ke-7, pasien mulai gelisah,
terdapat tanda-tanda renjatan dini.
4. Derajat IV (sangat berat) DSS: tanda syok yang berat (nadi tidak terba dan tekanan darah tidak
terukur)
Tatalaksana
Pada dasarnya terapi DBD adalah bersifat suportif dan simtomatis. Penatalaksanaan ditujukan untuk
mengganti kehilangan cairan akibat kebocoran plasma dan memberikan terapi substistusi komponen darah
bilamana diperlukan. Dalam pemberian terapi cairan,hal terpenting yang perlu diperhatikan adalah
pemantauan baik secara klinis maupun secara laboratoris.
Terapi nonfarmakologis meliputi: tirah baring dan pemberian makanan dengan gizi yang cukup, lunak dan
tidak mengandung zat atau bumbu yang mengiritasi pencernaan.
Penatalaksanaan
Pengobatan DBD bersifat suportif simptomatik dengan tujuan memperbaiki sirkulasi dan mencegah timbulnya renjatan dan timbulnya Koagulasi Intravaskuler Diseminata (KID).
6
Sistem triase dalam sitem penatalaksanaan DBD di rumah sakit
Penatalaksanaan Demam Dengue
Penatalaksanaan kasus DD bersifat simptomatis dan suportif meliputi :
- Tirah baring selama fase demam akut
- Antipiretik atau sponging untuk menjaga suhu tubuh tetap dibawah 40º C, sebaiknya diberikan parasetamol
- Analgesik atau sedatif ringan mungkin perlu diberikan pada pasien yang mengalami nyeri yang parah
- Terapi elektrolit dan cairan secara oral dianjurkan untuk pasien yang berkeringat lebih atau muntah.
Penatalaksanaan Demam Berdarah Dengue
Berdasarkan ciri patofisiologis maka jelas perjalanan penyakit DBD lebih berat sehingga prognosis sangat tergantung pada pengenalan dini adanya kebocoran plasma. Penatalaksanaan fase demam pada DBD dan DD tidak jauh berbeda. Masa kritis ialah pada atau setelah hari sakit yang ketiga yang memperlihatkan penurunan tajam hitung trombosit dan peningkatan tajam hematokrit yang menunjukkan adanya kehilangan cairan. Kunci keberhasilan pengobatan DBD ialah ketepatan volume replacement atau penggantian volume, sehingga dapat mencegah syok.
Perembesan atau kebocoran plasma pada DBD terjadi mulai hari demam ketiga hingga ketujuh dan tidak lebih dari 48 jam sehingga fase kritis DBD ialah dari saat demam turun hingga 48 jam kemudian. Observasi tanda vital, kadar hematokrit, trombosit dan jumlah urin 6 jam sekali (minimal 12 jam sekali) perlu dilakukan.
Pengalaman dirumah sakit mendapatkan sekitar 60% kasus DBD berhasil diatasi hanya dengan larutan kristaloid, 20% memerlukan cairan koloid dan 15% memerlukan transfusi darah. Cairan kristaloid yang direkomendasikan WHO untuk resusitasi awal syok ialah Ringer laktat, Ringer asetat atau NaCL 0,9%. Ringer memiliki kelebihan karena mengandung natrium dan sebagai base corrector untuk mengatasi hiponatremia dan asidosis yang selalu dijumpai pada DBD. Untuk DBD stadium IV perlu ditambahkan base corrector disamping pemberian cairan Ringer akibat adanya asidosis berat.
Saat pasien berada dalam fase demam, pemberian cairan hanyalah untuk rumatan bukan cairan pengganti karena kebocoran plasma belum terjadi. Jenis dan jumlah cairan harus disesuaikan. Pada DD tidak diperlukan
7
cairan pengganti karena tidak ada perembesan plasma.
Bila pada syok DBD tidak berhasil diatasi selama 30 menit dengan resusitasi kristaloid maka cairan koloid harus diberikan (ada 3 jenis: dekstan, gelatin dan hydroxy ethyl starch) sebanyak 10-30ml/kgBB. Berat molekul cairan koloid lebih besar sehingga dapat bertahan dalam rongga vaskular lebih lama (3-8 jam) daripada cairan kristaloid dan memiliki kapasitas mempertahankan tekanan onkotik vaskular lebih baik
Pada syok berat (lebih dari 60 menit) pasca resusitasi kristaloid (20ml/kgBB/30menit) dan diikuti pemberian
cairan koloid tetapi belum ada perbaikan maka diperlukan pemberian transfusi darah minimal 100 ml dapat
segera diberikan. Obat inotropik diberikan apabila telah dilakukan pemberian cairan yang memadai tetapi
syok belum dapat diatasi.
Penatalaksanaan DBD disesuaikan dengan derajat terlampir sebagai berikut
Bagan 1. Tatalaksana infeksi virus Dengue pada kasus tersangka DBD.
8
Bagan 2. Tatalaksana DBD stadium I atau stadium II tanpa peningkatan Ht
9
Bagan 3. Tatalaksana kasus DBD dengan peningkatan Ht > 20%
Bagan 4. Tatalaksana Kasus Sindrom Syok Dengue
Kriteria memulangkan pasien :1. Tidak demam selama 24 jam tanpa antipiretik2. Nafsu makan membaik3. Tampak perbaikan secara klinis4. Hematokrit stabil5. Tiga hari setelah syok teratasi6. Jumlah trombosit diatas 50.000/ml7. Tidak dijumpai adanya distress pernafasan (akibat efusi pleura atau asidosis)
4. Plan :Diagnosis : Observasi febris hari ke III suspek DHF grade IPengobatan :
IVFD asering 16tpm Progesic syr 3 x cth II Imunos plus syr 1x1
Rencana Pemeriksaan Selanjutnya :
Pemeriksaan Darah Lengkap Serial
Kontrol Vital Sign per 8 jam
Awasi tanda – tanda perdarahan spontan
10
Pendidikan :
Kepada orangtua dijelaskan mengenai penyakit ini dan cara mencegahnya. Apabila ada anggota
keluarga yang menunjukkan gejala demam dengan adanya tanda kebocoran cairan segera bawa ke
rumah sakit. Pencegahan pada penyakit ini sangat penting karena faktor risiko penyakit ini adalah
faktor lingkungan dimana keluarga/ lingkungan harus menjaga kebersihan lingkungan dengan cara
3M (menguras bak, menutup tempat penampungan air, menimbun barang bekas yang dapat menjadi
sumber jentik nyamuk) yang merupakan faktor kunci meningkatnya kasus ini.
Konsultasi :
Perlu dilakukan konsultasi kepada spesialis anak apabila terdapat tanda-tanda kebocoran plasma
dan tanda-tanda syok yang dapat mengancam jiwa.
Mengetahui
Dokter Pembimbing Dokter Internsip
dr. Anang Sigit Anoraga dr. Kurniawan Adi Putranto