BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pneumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli) biasanya disebabkan oleh masuknya kuman bakteri, yang ditandai oleh gejala klinis batuk, demam tinggi dan disertai adanya napas cepat ataupun tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam. (Depkes RI, 2002). Pneumonia merupakan salah satu masalah kesehatan dan penyebab terbesar kematian anak di seluruh dunia. Sebanyak 1,4 juta anak atau sekitar 18% anak < 5 tahun setiap tahun meninggal akibat pneumonia di seluruh dunia. Kejadian tersebut melebihi dari penyakit AIDS, malaria dan TBC jika dikelompokkan (WHO, 2012). Menurut The United Nations Children's Fund (UNICEF) pneumonia menyumbang hampir seperlima kematian anak di dunia dan ± 2 juta anak balita meninggal setiap tahun, mayoritas terjadi di negara Afrika dan Asia Tenggara (UNICEF, 2004). B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas ditemukan beberapa permasalahan diantaranya: 1. Apapengertian pneumonia? 2. Apatanda dan gejala pneumonia? 3. Bagaimanapenyebab pneumonia? 4. Bagaimanaklasifikasi pneumonia? 5. Bagaimana Pemeriksaan diagnostikpneumonia? 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pneumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli)
biasanya disebabkan oleh masuknya kuman bakteri, yang ditandai oleh gejala klinis batuk,
demam tinggi dan disertai adanya napas cepat ataupun tarikan dinding dada bagian bawah
ke dalam. (Depkes RI, 2002).
Pneumonia merupakan salah satu masalah kesehatan dan penyebab terbesar kematian
anak di seluruh dunia. Sebanyak 1,4 juta anak atau sekitar 18% anak < 5 tahun setiap
tahun meninggal akibat pneumonia di seluruh dunia. Kejadian tersebut melebihi dari
penyakit AIDS, malaria dan TBC jika dikelompokkan (WHO, 2012). Menurut The United
Nations Children's Fund (UNICEF) pneumonia menyumbang hampir seperlima kematian
anak di dunia dan ± 2 juta anak balita meninggal setiap tahun, mayoritas terjadi di negara
Afrika dan Asia Tenggara (UNICEF, 2004).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas ditemukan beberapa permasalahan diantaranya:
1. Apapengertian pneumonia?
2. Apatanda dan gejala pneumonia?
3. Bagaimanapenyebab pneumonia?
4. Bagaimanaklasifikasi pneumonia?
5. Bagaimana Pemeriksaan diagnostikpneumonia?
6. Bagaimana cara pengobatan pneumonia?
C. Tujuan
Tujuan penulisan dari makalah ini:
1. Untuk mengetahui pengertian pneumonia.
2. Untuk mengetahui tanda dan gejala pneumonia.
3. Untuk mengetahui penyebab pneumonia.
4. Untuk mengetahui klasifikasi pneumonia.
5. Untuk mengetahui Pemeriksaan diagnostikpneumonia.
6. Untuk mengetahui cara pengobatan pneumonia.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Peneumonia
Pneumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli)
biasanya disebabkan oleh masuknya kuman bakteri, yang ditandai oleh gejala klinis batuk,
demam tinggi dan disertai adanya napas cepat ataupun tarikan dinding dada bagian bawah
ke dalam. (Depkes RI, 2002).
Pneumonia adalah suatu infeksi dari satu atau dua paru-paru yang biasanya
disebabkan oleh bakteri-bakteri, virus-virus, atau jamur. Pneumonia adalah infeksi yang
menyebabkan paru-paru meradang. Kantung-kantung udara dalam paru yang disebut
alveoli dipenuhi cairan sehingga kemampuan menyerap oksigen menjadi kurang. Di dalam
buku “Pedoman Pemberantasan Penyakit ISPA untuk Penanggulangan Pneumonia pada
Balita”, disebutkan bahwa pneumonia merupakan salah satu penyakit infeksi saluran
pernafasan akut (ISPA) yang mengenai bagian paru (jaringan alveoli) (Depkes RI, 2004:4)
Pneumonia adalah penyakit saluran napas bawah (lower respiratory tract (LRT))
akut, biasanya disebabkan oleh infeksi (Jeremy, 2007). Sebenarnya pneumonia bukan
penyakit tunggal. Penyebabnya bisa bermacam-macam dan diketahui ada sumber infeksi,
dengan sumber utama bakteri, virus, mikroplasma, jamur, berbagai senyawa kimia
maupun partikel. Penyakit ini dapat terjadi pada semua umur, walaupun manifestasi klinik
terparah muncul pada anak, orang tua dan penderita penyakit kronis (Elin, 2008).
B. Tanda dan Gejala:
Gejala-gejala yang biasa ditemukan adalah:
1. Batuk berdahak (dahaknya seperti lendir, terkadang dapat berwarna kuning hingga
kehijauan) .
2. Nyeri dada (nyeri bisa tajam seperti ditusukatau tumpul dan bertambah hebat jika
penderita menarik nafas dalam atau terbatuk) .
3. Demam tinggi disertai Menggigil
4. Sesak nafas
5. Orang dengan pneumonia, batuk dapat disertai denganadanya darah,sakit kepala,atau
mengeluarkan banyak keringat dan kulit lembab.
6. Gejalalain berupa hilang nafsu makan, mudah merasa lelah,kulit menjadi
pucat,mual,muntah,nyeri sendiatau otot.
Tidak jarang bentuk penyebab pneumonia mempunyai variasi gejala yang lain:
2
7. Misalnya pneumonia yang disebabkan oleh Legionella dapat menyebabkan nyeri
perut dan diare
8. Pneumonia karena tuberkulosis atau Pneumocystis hanya menyebabkanpenurunan
berat badan dan berkeringat pada malam hari.
9. Pada orang tua manifestasi daripneumonia mungkin tidak khas.
10. Bayi dengan pneumonia lebih banyak gejala,tetapi padabanyak kasus, mereka hanya
tidur atau kehilangan nafsu makan.
C. Penyebab Peneumonia
Pneumonia yang ada di kalangan masyarakat umumnya disebabkan oleh bakteri,
virus, mikoplasma (bentuk peralihan antara bakteri dan virus), protozoa dan jamur.
a. Bakteri
Pneumonia yang dipicu bakteri bisa menyerang siapa saja, dari bayi sampai usia
lanjut. Sebenarnya bakteri penyebab pneumonia yang paling umum adalah
Streptococcus pneumoniae Begitu pertahanan tubuh menurun oleh sakit, usia tua atau
malnutrisi, bakteri segera memperbanyak diri dan menyebabkan kerusakan. Seluruh
jaringan paru dipenuhi cairan dan infeksi dengan cepat menyebar ke seluruh tubuh
melalui aliran darah. Pada pencandu alkohol, pasien pasca-operasi, orang-orang dengan
penyakit gangguan pernapasan, dan penurunan kekebalan tubuh adalah golongan yang
paling berisiko. Anak-anak juga termasuk kelompok yang rentan terinnfeksi penyakit
ini karena daya tahan tubuh yang masih lemah.
Penelitian lainnya menyebutkan bahwa Streptococcus pneumonia diidentifikasikan
sebagai agen etiologi pada 34 dari 64 pasien (53%) dan pada 34 dari 43 pasien (79%).
Streptococcus pneumonia adalah pathogen teridentifikasi yang sering ditemukan pada
pasien di segala usia walaupun tidak ada hubungan antara usia dan kemungkinan jenis
darah positif terinfeksi (Wall., et al: 1986).
b. Virus
Setengah dari kejadian pneumonia diperkirakan disebabkan oleh virus. Virus yang
tersering menyebabkan pneumonia adalah Respiratory Syncial Virus (RSV). Meskipun
virus-virus ini kebanyakan menyerang saluran pernapasan bagian atas, pada balita
gangguan ini bisa memicu pneumonia. Tetapi pada umumnya sebagian besar
pneumonia jenis ini tidak berat dan sembuh dalam waktu singkat. Namun bila infeksi
terjadi bersamaan dengan virus influenza, gangguan bisa berat dan kadang
3
menyebabkan kematian (Misnadiarly, 2008). Virus yang menginfeksi paru akan
berkembang biak walau tidak terlihat jaringan paru yang dipenuhi cairan.
c. Mikoplasma
Mikoplasma adalah agen terkecil di alam bebas yang menyebabkan penyakit pada
manusia. Mikoplasma tidak bisa diklasifikasikan sebagai virus maupun bakteri, meski
memiliki karakteristik keduanya. Pneumonia yang dihasilkan biasanya berderajat
ringan dan tersebar luas. Mikoplasma menyerang segala jenis usia, tetapi paling sering
pada anak pria remaja dan usia muda. Angka kematian sangat rendah, bahkan juga pada
yang tidak diobati (Misnadiarly, 2008).
Pneumonia jenis ini berbeda gejala dan tanda fisiknya bila dibandingkan dengan
pneumonia pada umumnya. Oleh karena itu, pneumonia yang diduga disebabkan oleh
mikoplasma yang belum ditemukan ini sering disebut Atypical Pneumonia ‘pneumonia
yang tidak tipikal’. Pneumonia mikoplasma mulai diidentifikasi saat perang dunia II.
d. Protozoa
Pneumonia yang disebabkan oleh protozoa sering disebut pneumonia pneumosistis.
Termasuk golongan ini adalah Pneumocystitis Carinii Pneumonia (PCP). Pneumonia
pneumosistis sering ditemukan pada bayi yang prematur. Perjalanan penyakitnya dapat
lambat dalam beberapa minggu sampai beberapa bulan, tetapi juga dapat cepat dalam
hitungan hari. Diagnosis pasti ditegakkan jika ditemukan Pneumocystitis Carinii pada
jaringan paru atau spesimen yang berasal dari paru (Djojodibroto, 2009).
e. Jamur
Pneumonia yang disebabkan jamur tidak umum, tetapi hal ini mungkin terjadi pada
individu dengan masalah sistem imun yang disebabkan AIDS, obat-obatan
imunosupresif atau masalah kesehatan lain. patofisiologi dari pneumonia yang
disebabkan oleh jamur mirip dengan pneumonia yang disebabkan bakteri, Pneumonia
yang disebabkan jamur paling sering disebabkan oleh Histoplasma capsulatum,
Cryptococcus neoformans, Pneumocystis jiroveci dan Coccidioides immitis.
Histoplasmosis paling sering ditemukan pada lembah sungai Missisipi, dan
Coccidiomycosis paling sering ditemukan pada Amerika Serikat bagian barat daya.
Infeksi bakteri Infeksi atifikal Infeksi jamur
Streptococcus pneumonia
Haemophillus influenza
Mycoplasma pneumonia
LegionellaPneumophillia
Aspergillus
Histoplasmosis
4
Klebsiella pneumonia
Pseudomonas aeruginosa
gram negatif (E.coli)
Coxiella burnetii
Chlamydia psittaci
Candida
Nocardia
Infeksi virus Infeksi protozoa Penyebab Lain
Influenza
Coxsackie
Adenovirus
Sinsitial respiratori
Pneumocytis carinii
Toksoplasmosis
Amebiasis
Aspirasi
Pneumonia lipoid
Bronkiektasis
Fibrosis kistik
D. Klasifikasi Pneumonia
a. Pneumonia yang didapat dari komunitas (community acquired pneumonia, CAP):
pneumonia yang didapatkan di lingkungan masyarakat yaitu terjadinya infeksi di luar
lingkungan rumah sakit. Infeksi LRT yang terjadi dalam 48 jam setelah dirawat di
rumah sakit pada pasien yang belum pernah dirawat di rumah sakit selama > 14 hari
(Jeremy, 2007).
b. Pneumonia yang didapat dari rumah sakit (nosokomial): pneumonia yang terjadi selama
atau lebih dari 48 jam setelah masuk rumah sakit. jenis ini didapat selama penderita
dirawat di rumah sakit (Farmacia, 2006). Hampir 1% dari penderita yang dirawat di
rumah sakit mendapatkan pneumonia selama dalam perawatannya. Demikian pula
halnya dengan penderita yang dirawat di ICU, lebih dari 60% akan menderita
pneumonia (Supandi, 1992).
c. Pneumonia aspirasi: Pneumonia ini biasanya disebabkan oleh aspirasi isi lambung,
Pneumonia yang terjadi sebagian bersifat kimia akibat reaksi terhadap asam lambung,
sebagian lagi bersifat bakterial akibat organisme yang mendiami mulut dan lambung.
Aspirasi paling sering terjadi sebelum dan sesudah anastesia, para pecandu alcohol,
atau pada pasien yang refleks muntah dan batuknya tertekan.
d. Pneumonia oportunistik: Pneumonia tipe ini menyerang seseorang dengan sistem
kekebalan tubuh yang rendah, sehingga mudah mengalami infeksi oleh virus, jamur,
dan mikobakteri, selain organisme bakteria lain, misalnya pada pasien HIV-AIDS,
terapi kortikosteroid, kemoterapi, dan pasca transplantasi, organisme penyebabnya
adalah Pneumocystis carinii.
5
E. Pemeriksaan diagnostik :
1. Anamnesa dan Pemeriksaan Fisik
a. Anamnesis
Mengetahui mekanisme dan keluhan yang sering dirasakan/terjadi pada klien.
1. Batuk 5. Sputum
2. Sesak nafas 6. Cepat lelah
3. Demam 7. Bunyi pernafasan abnormal
4. Nyeri dada
b. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi :
Menggunakan indra penglihatan, memerlukan bantuan cahaya yang baik, dan
pengamatan yang teliti.
1. Demam 3. Pucat
2. Sesak nafas 4. Batuk
Palpasi:
Perabaan dan penekanan bagian tubuh dengan menggunakan jari atau tangan.
digunakan untuk mendeteksi suhu tubuh, adanya getaran.
1. Demam mengigil
2. Kurangnya vocal fremitus
Perkusi:
Dilakukan dengan mengetuk permukaan tubuh dengan tangan pemeriksa.
Didapatkan bunyi pekak pada dada akibat udem pleura
Aukultasi:
Menggunakan indra pendengaran, bisa menggunakan alat bantu (stetoskop)
ataupun tidak. Suara di dalam tubuh dihasilkan oleh getaran udara ( misalnya :
suara nafas ).
1. Didapatkan bunyi nafas crackle
2. Didapatkan bunyi nafas mengi (wheezing)
2. Rontgent
Gambaran yang diperoleh dari hasil rontgent memperlihatkan kepadatan pada bagian
paru. Kepadatan terjadi karena paru dipenuhi sel radang dan cairan yang sebenarnya
merupakan reaksi tubuh untuk mematikan kuman. Akibatnya fungsi paru terganggu,
penderita mengalami kesulitan bernapas karena tidak tersisa ruang untuk oksigen.
6
Kelainan yang tampak pada foto rontgent penderita penumonia dapat berupa bercak
putih setempat atau tersebar di sekitar paru ataupun gambaran lainnya terdapat
komplikasi pneumonia.
3. Pemeriksaan Sputum
Pasien yang dicurigai menderita pneumonia, perlu dilakukan pengambilan sputum/
dahak untuk dikultur dan di test resistensi kuman untuk dapat mengetahui
mikroorganisme penyebab pneumonia tersebut.
Pengambilan sputum dapat dilakukan dengan cara :
a. Dibatukkan atau didahului dengan proses perangsangan (induksi) untuk
mengeluarkan dahak dengan menghirup NaCl 3 %.
b. Dahak dapat diperoleh dengan menggunakan alat tertentu seperti protective brush
(semacam sikat untuk mengambil sputum pada saluran napas bawah ).
Pada penderita pneumonia akan didapatkan lebih dari satu tipe organisme , seperti
Diplococcus pneumoniae, Staphylococcus aureus, A.hemolytic streptococcus, dan
Hemophilus influenzae.
4.Pemeriksaan Darah Lengkap ( Complete Blood Count –CBC)
Leukositosis biasanya timbul, meskipun nilai pemeriksaan darah putih (white blood
count –WBC) rendah pada infeksi virus ( Somantri, 2007). Pada penderita pneumonia
umumnya, jumlah leukosit (sel darah putih ) dapat melebihi batas normal yaitu
10.000/mikroliter .
5. Pemeriksaan Fungsi Paru-paru
Penderita pneumonia akan menunjukkan volume pernapasan mungkin menurun
(kongesti dan kolaps alveolar): tekanan saluran udara meningkat dan kapasitas
pemenuhan udara menurun, hipoksemia.
6. Pemeriksaan sorologi
Membantu dalam membedakan diagnosis organism khusus.
F. Pengobatan
1. Non Farmakologi:
a. Menjaga pola makan (mengkonsumsi makanan bersih dan sehat).
b. Menjaga pola hidup sehat (menjaga agar rumah dan lingkungan tetap bersih dan
terawat).
c. melakukan olah raga secara rutin seperti lari pada pagi hari (jogging).
7
2. Farmakologi
Penatalaksanaan untuk pneumonia bergantung pada penyebab, kepada penyakitnya
yang tidak terlalu berat, bisa diberika antibiotik per oral (lewat mulut). Penderita anak
yang lebih besar dan penderita dengan sesak napas atau dengan penyakit jantung atau
paru-paru lainnya, harus dirawat dan diberikan antibiotik melalui infus, mungkin perlu
diberikan bantuan oksigen ataupu alat bantu nafas mekanik (Misnadiarly, 2008).
Pneumonia biasa’nya diobati dengan antibiotik, tetapi ini hanya efektif bila
pneumonia disebabkan oleh bakteri-tidak efektif untuk melawan virus. Pemilihan
antibiotik tergantung pada tipe bakteri.
Antibiotika adalah zat-zat kimia yang dihasilkan oleh fungi dan bakteri, yang
memiliki khasiat mematikan atau menghambat pertumbuhan kuman. Peresepan
antibiotika untuk pasien yang tidak membutuhkan dapat mengakibatkan resistensi
(Setiabudy, 2007).
Daftar nama kuman penyebab pneumonia dan terapi empiris antibiotika yang digunakan:
Farmakologi Pneumonia yang disebabkan oleh bakteri
Agen Penyebab Antibiotik yang
digunakan
Pilihan Antibiotik Lain
Bakteri:
S. pneumonia
Penisilin G atau
V
Sefalosporin:
sefazolin, sefuroksim,
sefotaksim, seftizoksim,
seftriakson, sefalosporin oral
H. influenzae Sefalosporin
generasi kedua
atau ketiga,
klaritromisin,
azitromisin,
trimetoprin-
ulfametoksazol
Tetrasiklin;
betalaktam- betalaktamase,
fluorokuinolon,
kloramfenikol
S. aureus Nafsilin /
oxasillin dengan
atau tanpa
rimfapisin atau
Sefazolin atau sefuroksim,
vankomisin, klindamisin,
trimetoprin-
sulfametoksazol,
8
gentamisin fluorokuinolon
Enterobakteriaceae
(E.coli,Klebsiella,Proteus,Enterobac
ter)
Sefalosporin
generasi ke dua
atau ketiga
dengan/tanpa
aminoglikosida
Aztreonam,imipenem,
betalaktam-betalaktamase
Salah satu jenis Obat:
Antibiotik yang di gunakan:
1. Benzilpenisilin (Penisilin G)
Benzilpenisilin: penisilin G bersifat bakterisid terhadap kuman Gram-positif
(khususnya cocci) dan hanya beberapa kuman negatif. Penisilin G tidak tahan-asam,
maka hanya digunakan sebagai injeksi i.m atau infus intravena. Ikatan dengan protein
plasma lebih kurang 60%; plasma t½ nya sangat singkat, hanya 30 menit dan kadar
darahnya cepat menurun. Eksresinya berlangsung sebagian besar melalui transport aktif
tubuler dari ginjal dan dalam keadaan utuh. Aktivitas penisilin G masih dinyatakan