Top Banner
BLOK EMERGENCY PLENO SKENARIO 1 Andrian Rivanda 1218011019 Anasthasia FM Ayomi 1218011168 Dwi Waskita Hutama 1218011041 Enjel Santoso 1218011045 Fairuz Rabbaniah 1218011048 Gheavani Legowo 1218011059 Indriasari Nurul P 1218011082 Imelda Puspita 1218011079 Kadek Aryati 1218011088 Meka Anggidian P 1118011075 Noviana Hartika 1218011115 Putri Giani 1218011117 Suci Widya P 1218011151 TUTORIAL 8
18

PLENO SKENARIO 1 BLOK EMERGENSI (1).pptx

Dec 05, 2015

Download

Documents

arista950428
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PLENO SKENARIO 1 BLOK EMERGENSI (1).pptx

BLOK EMERGENCYPLENO SKENARIO 1

Andrian Rivanda 1218011019 Anasthasia FM Ayomi 1218011168 Dwi Waskita Hutama 1218011041 Enjel Santoso 1218011045 Fairuz Rabbaniah 1218011048 Gheavani Legowo 1218011059 Indriasari Nurul P 1218011082

Imelda Puspita 1218011079 Kadek Aryati 1218011088 Meka Anggidian P 1118011075 Noviana Hartika 1218011115 Putri Giani 1218011117 Suci Widya P 1218011151

TUTORIAL 8

Page 2: PLENO SKENARIO 1 BLOK EMERGENSI (1).pptx

DOKTER JAGA DI IGD

Anda tiba-tiba di ruang IGD RSP Universitas Lampung yang sudah berisi seorang pasien. Pasien tersebut adalah tuan V, 22 tahun, sadar, lemas, GCS 13, dengan TD 85/60mmHg, nadi 114x/menit dan RR 32x/menit, tampak berlumuran darah saat kecelakaan lalu lintas dengan luka terbuka sekitar 15 cm yang disertai perdarahan dengan dasar luka berupa patahan tulang paha kaki kiri yang tampak tajam. Warga membawa pemuda tersebut ke RSP Universitas Lampung untuk diberikan pertolongan medis.

Page 3: PLENO SKENARIO 1 BLOK EMERGENSI (1).pptx

STEP 1-

STEP 2

1. Definisi kegawatdaruratan ?

2. Penilaian dan penanganan awal pada pasien gawat darurat ?

3. Perbedaan dalam menangani pasien gawat darurat dgn perbedaan jumlah pasiennya ?

Page 4: PLENO SKENARIO 1 BLOK EMERGENSI (1).pptx

STEP 3 & 4

1. Definisi Kegawatdaruratan?

Kegawatdaruratan Suatu keadaan atau kondisi yang dialami oleh pasien yang membutuhkan pertolongan segera dari tenaga medis.

Menurut Permenkes: dalam menangani pasien dalam kondisi gawat darurat, tidak perlu dilakukannya informed consent.

Seseorang yang memberikan penatalaksanaan awal kegawatdaruratan harus :

1) Mengkaji sesuatu

2) Memnentukan diagnosis untuk setiap korban

3) Memberikan penanganan yang cepat dan adekuat,

4) Tidak menunda pengiriman korban ke Rumah Sakit sehubungan dengan kondisi serius

Page 5: PLENO SKENARIO 1 BLOK EMERGENSI (1).pptx

2. Penilaian dan penanganan awal pada pasien gawat darurat ?

Initial Assesment:

1) Persiapan• Fase pra RS• Fase RS

2) Triase• 2 jenis : Multiple Casualitis & Mars Casualitis• Label pasien : hijau, kuning, merah, biru, hitam

3) Primary survey • Airway dgn kontrol servikal

PenilaianPengelolaan airwayFiksasi leherAnggap ada fraktur cervikalEvaluasi

Page 6: PLENO SKENARIO 1 BLOK EMERGENSI (1).pptx

Breathing & ventilasi oksigenasi Penilaian

Circultion dgn kontrol perdarahan Penilaian Pengelolaan Evaluasi

Disability Tentukan tingkat kesadaran GCS Nilai pupil Evaluasi dan re-evaluasi airway, oksigenasi, ventilasi & sirkulasi

Exposure/Environment Buka pakaian penderita Cegah hipotermia

4) Resusitasi • Re-evaluasi ABCDE• Evaluasi resusitasi cairan

5) Tambahan terhadap primary survey dan resusitasi EKG, Kateter (uretra, lambung), monitor resusitasi & Lab, Rontgen

Page 7: PLENO SKENARIO 1 BLOK EMERGENSI (1).pptx

6) Secondary survey• Anamnesis AMMPLE• Pem. Fisik Head to toe

7) Tambahan secondary survey• Px. Tambahan, priksa kesadaran & hemodinamik• Perlengkapan resusitasi didekat penderita

8) Re-evaluasi penderita• Monitoring TTV & urin• Pemberian analgetik yg tepat diperbolehkan

9) Transfer ke pusat rujukan yang lebih baik

Page 8: PLENO SKENARIO 1 BLOK EMERGENSI (1).pptx

3. Perbedaan dalam menangani pasien gawat darurat dgn perbedaan jumlah pasiennya ?

Dengan teknik triase:

2 jenis: Multiple Casualitis Mars Casualitis

Label pasien : HijauKuning Merah Biru Hitam

Page 9: PLENO SKENARIO 1 BLOK EMERGENSI (1).pptx

STEP 5

1. Penanganan syok hipovolemik

2. Tatalaksana luka terbuka dan patah tulang

3. Emergency sign dan Priority sign

4. Etikolegal kegawatdaruratan

Page 10: PLENO SKENARIO 1 BLOK EMERGENSI (1).pptx

STEP 7

1. Penanganan Syok Hipovolemik ?

Langkah pertolongan pertama menangani syok:

a) Posisi tubuh

b) Pertahankan respirasi

c) Pertahankan sirkulasi

Prinsip talak syok hipovolemik: a) Pertahankan suhu tubuh

b) Pemberian cairan

Page 11: PLENO SKENARIO 1 BLOK EMERGENSI (1).pptx

2. Tatalaksana Luka dan Patah Tulang ?

Luka hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh. Dapat disebabkkan oleh trauma tajam atau tumpul, perubahan suhu, zat kimia, ledakan, sengatan listrik atau gigitan hewan.

Tujuan perawatan luka: Menghentikan perdarahan Mencegah infeksi Menilai kerusakan yang terjadi Menyembuhkan luka.

Page 12: PLENO SKENARIO 1 BLOK EMERGENSI (1).pptx

Fraktur: Terjadinya diskontinuitas struktur jaringan tulang atau tulang rawan yang biasanya disebabkan karena trauma.

Prinsip penatalaksanaan fraktur (4R):

1) Recognition

2) Reposition

3) Retaining

4) Rehabilitation

Page 13: PLENO SKENARIO 1 BLOK EMERGENSI (1).pptx

3. Emergency Sign dan Priority Sign ?

Triase Emergency or Priority

EMERGENCY SIGNS: memerlukan penanganan kegawatdaruratan segera.

PRIORITY SIGNS: harus diberikan prioritas dalam antrean untuk segera mendapatkan pemeriksaan dan pengobatan tanpa ada keterlambatan.

Page 14: PLENO SKENARIO 1 BLOK EMERGENSI (1).pptx

Tanda kegawatdaruratan, konsep ABCD:

Airway. napas bebas? Sumbatan napas (stridor) ? 

Breathing. sulit bernapas? Sesak (retraksi dinding dada, merintih, sianosis)?

Circulation. Tanda syok (akral dingin, capillary refill > 3 detik, nadi cepat dan lemah).

Consciousness. Tidak sadar (Coma)? kejang (Convulsion) atau gelisah (Confusion)?

Dehydration. Tanda dehidrasi berat pada anak dengan diare (lemah, mata cekung, turgor menurun).

Page 15: PLENO SKENARIO 1 BLOK EMERGENSI (1).pptx

Tanda prioritas (konsep 4T3PR MOB):

Tiny baby (bayi kecil < 2 bulan) Temperature (anak sangat panas) Trauma (tindakan bedah segera) Trismus Pallor (sangat pucat) Poisoning (keracunan) Pain (nyeri hebat) Respiratory distress (distres pernapasan) Restless, irritable, or lethargic (gelisah,

mudah marah, lemah) Referral (rujukan segera) Malnutrition (gizi buruk) Oedema (edema kedua punggung kaki) Burns (luka bakar luas)

Page 16: PLENO SKENARIO 1 BLOK EMERGENSI (1).pptx

4. Medikolegal Kegawatdaruratan ?

Masalah utama kegawatdaruratan Periode waktu pengamatan/pelayanan relatif singkat Perubahan klinis yang mendadak Mobilitas petugas yang tinggi

Setiap tindakan medis harus mendapatkan persetujuan dari pasien (informed consent). Hal itu telah diatur sebagai hak pasien dalam UU No.23/1992 tentang Kesehatan pasal 53 ayat 2 dan Peraturan Menteri Kesehatan No.585/1989 tentang Persetujuan Tindakan Medis.

Dalam Keadaan gawat darurat di mana harus segera dilakukan tindakan medis pada pasien yang tidak sadar dan tidak didampingi pasien, tidak perlu persetujuan dari siapapun (pasal 11 Peraturan Menteri Kesehatan No.585/1989).

Dalam hal persetujuan tersbut dapat diperoleh dalam bentuk tertulis, maka lembar persetujuan tersebut harus disimpan dalam berkas rekam medis.

Page 17: PLENO SKENARIO 1 BLOK EMERGENSI (1).pptx

DAFTAR PUSTAKA

Fitria, C. N. (2010). Syok dan Penanganannya. Gaster, 7(2), 593–604.

Herkutanto. (2007). Aspek Medikolegal Pelayanan Gawat Darurat. Majalah Kedokteran Indonesia, 57(2), 37–40.

Sjamsuhidajat, R., & Jong, W. De. (2010). Buku Ajar Bedah Sjamasuhidajat-De Jong Edisi 3 (3rd ed.). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Page 18: PLENO SKENARIO 1 BLOK EMERGENSI (1).pptx

THANK YOU