Pengukuran Kadar Partikel Udara dan Tingkat Intensitas
Kebisingan di Sekitar Kawasan Kampus Universitas Gadjah MadaShilpa
Juliannery - 12/329807/BI/08835Laboratorium Ekologi dan Konservasi,
Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta 55821,
IndonesiaAkfjdlkfjklsjfdklasjdfkdsjfkdjskfjkdjfkjdfdkjfdkjffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffPendahuluanPencemaran
lingkungan merupakan masalah yang sedang banyak dialami oleh
kebanyakan masyarakat terutama masyarakat yang hidup di wilayah
perkotaan. Pencemaran lingkungan yang terjadi mulai dari pencemaran
air, udara, tanah dan suara. Umumnya pencemaran yang efeknya
langsung ke masyarakat adalah pencemaran udara dan pencemaran
suara. Hal ini disebabkan karena aktivitas masyarakat perkotaan
yang tidak lepas dari penggunaan kendaraan bermotor yang dapat
menimbulkan kebisingan sebagai sumber pencemaran suara dan
menghasilkan gas buang yang merupakan sumber dari pencemaran
udara.Pencemaran merupakan masuk atau dimasukkannya makhluk hidup,
zat, energy dan atau komponen lain ke dalam lingkungan dan atau
berubahnya tatanan-tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau
oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke
tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau
tidak dapat berfungsi lagi dengan peruntukannya (Barber 2000).
Pencemaran yang paling sering terjadi adalah pencemaran udara dan
pencemaran suara. Pencemaran udara merupakan masuknya substansi
asing berupa gas atau partikel atau kombinasi di antara keduanya di
udara yang berasal dari aktivitas organisme, bahan bakar fosil
serta sintesis kimiawi dan dapat menimbulkan gangguan pada
aktivitas maupun kesehatan manusia (Agarwal 2009). Substansi asing
tersebut sering disebut sebagai polutan. Polutan dapat
diklasifikasikan berdasarkan bagaimana cara substansi tersebut
terekspose ke dalam atmosfer, bentuk fisik substansi polutan,
komposisi molecular polutan serta efek yang ditimbulkan polutan
tersebut terhadap kesehatan (Pfafflin and Zegler 2006).Polutan
udara atau pencemar udara dapat dikategorikan menjadi polutan
primer (primary pollutant) dan polutan sekunder (secondary
pollutant) berdasarkan bagaimana cara substansi terekspose ke dalam
atmosfer. Polutan primer adalah polutan yang langsung masuk ke
dalam atmosfer atau udara tanpa mengalami reaksi mekanik atau
kimiawi, contohnya karbon monoksida dan karbon dioksida sebagai
hasil pembuangan kendaraan bermotor. Sedangkan polutan sekunder
adalah polutan yang sebelum masuk ke dalam atmosfer mengalami
reaksi kimia antara polutan primer dengan substansi udara lainnya.
Contohnya reaksi pembentukan ozon yang berasal dari interaksi
antara komponen organic dan komponen nitrogen pada sinar matahari
(Pfafflin and Zegler 2006).Partikel pencemar udara memiliki
diameter antara 2,5 10 mikrometer yang dikategorikan menjadi fine
particles yang berukuran