-
Laporan Praktikum Hari, tanggal : Jumat, 27 Maret 2015
Kualitas Udara Waktu : 07.00-11.00
Dosen : Dr.Ir. Sobri Effendy, MS
Dimas Ardi Prasetya, ST
PENGUKURAN KEBISINGAN MENGGUNAKAN ALAT SOUND LEVEL
METER
Disusun oleh :
Anisa Ayu Wardini J3M113042
Wawan Ahmad Nawawi J3M113051
Mayang Widyanti J3M113054
Regi Riansyah J3M113055
Annisa Nur Wardani J3M113059
TEKNIK DAN MANAJEMEN LINGKUNGAN
PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2015
-
PENDAHULUAN
Bunyi adalah perubahan tekanan yang dapat dideteksi oleh telinga
atau
kompresi mekanikal atau gelombang longitudinal yang merambat
melalui medium
yang berupa zat cair, padat, dan gas. Berdasarkan segi kualitas,
bunyi dibedakan
menjadi dua yaitu frekuensi yang dinyatakan dalam jumlah getaran
per detik
(hertz) yaitu jumlah getaran dalam satu detik yang sampai ke
telinga dan
intensitas atau arus energi yang dinyatakan dalam desibel (DB)
yaitu
perbandingan antara kekuatan dasar bunyi dengan frekuensi yang
dapat diterima
oleh telinga normal (Sumamur, 1995).
Berdasarkan SK Menteri Lingkungan Hidup No.Kep.Men-
48/MEN.LH/11/1996, kebisingan adalah bunyi yang tidak diinginkan
dari suatu
usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat
menimbulkan
gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan, termasuk
ternak,
satwa, dan sistem alam. Terdapat dua hal yang mempengaruhi
kualitas bunyi yaitu
frekuensi dan intensitas. Sifat dari kebisingan antara lain
kadarnya berbeda,
apabila jumlah tingkat bising bertambah maka gangguan akan
bertambah pula,
dan bising perlu dikendalikan karena sifatnya mengganggu
(Goembira, Fadjar,
Vera S Bachtiar, 2003).
Getaran sumber suara mengganggu keseimbangan molekul udara
sekitarnya sehingga molekul-molekul udara ikut bergetar. Getaran
sumber ini
menyebabkan terjadinya gelombang rambatan energi mekanis dalam
medium
udara menurut pola ramnatan longitudinal. Rambatan gelombang di
udara ini
dikenal sebagai suara atau bunyi sedangkan dengan konteks ruang
dan waktu
sehingga dapat menimbulkan gangguan kenyamanan dan
kesehatan.
Kualitas udara bukan hanya dilihat dari komposisi kimia saja.
Udara juga
berfungsi untuk merambatkan bunyi. Apabila sumber bunyi
bertambah atau
meningkat levelnya maka akan mengganggu pendengaran dan
menurunkan
kualitas udara sehingga ukuran lain dari kualitas udara adalah
tingkat kebisingan.
Kebisingan merupakan polusi suara yang timbul dari bunyi yang
tidak diharapkan
sehingga mengganggu lingkungan. Polusi kebisingan memberi efek
psikologi dan
kesehatan bagi orang-orang yang terpapar secara terus-menerus.
Oleh karena itu,
pengukuran tingkat kebisingan di suatu tempat perlu dilakukan
secara rutin.
-
TUJUAN
Praktikum Kebisingan bertujuan untuk mengukur dan mengetahui
nilai
kebisingan di suatu lokasi (Pintu 2 Kampus Cilibende Diploma
IPB).
ALAT DAN BAHAN
Alat yang digunakan pada praktikum kebisingan adalah Sound
Level
Meter, Stopwatch, alat tulis dan kalkulator. Bahan yang
digunakan adalah sumber
suara (kegiatan perkantoran).
Gambar 1. Alat Sound Level Meter
METODE KERJA
Alat yang akan digunakan disiapkan. Pengambilan data
dilakukan
menggunakan alat Sound Level Meter. Ketinggian microphone Sound
Level Meter
adalah 1,2 m dari permukaan tanah. Pengambilan data dilakukan
selama 24 jam
pada pukul 09.00 WIB, 12.00 WIB, 15.00 WIB, 19.00 WIB, 22.00
WIB, dan
03.00 WIB. Pengukuran dilakukan selama 10 menit pada setiap jam
yang telah
dilakukan dengan interval 5 detik, sehinga diperoleh 120 data.
Data yang
diperoleh dicatat dan dihitung untuk memperoleh nilai kebisingan
siang malam
menggunakan rumus :
LTM5 = 10 Log 1/n Tn x 100.1Ln
LS = 10 Log 1/16 (T1 x 100.1L1
+ T2 x 100.1L2
+ T3 x 100.1L3
+ T4 x 100.1L4
)
LM = 10 Log 1/8 (T5 x 100.1L5
+ T6 x 100.1L6
)
-
Keterangan :
- LTM5 = Leq dengan waktu sampling tiap 5 detik
- LS = Leq selama siang hari
- LM = Leq selama malam hari
- LSM = Leq selama siang dan malam hari
-Leq : Equivalent Continuous Noise Level atau Tingkat Kebisingan
Sinambung Setara
yaitu nilai tingkat kebisingan dari kebisingan yang berubah-ubah
(fluktuatif) selama
waktu tertentu, yang setara dengan tingkat kebisingan dari
kebisingan ajeg (steady) pada
selang waktu yang sama. Satuannya adalah dB (A).
- L1 diambil pada jam 09.00
- L2 diambil pada jam 12.00
- L3 diambil pada jam 15.00
- L4 diambil pada jam 19.00
- L5 diambil pada jam 22.00
- L6 diambil pada jam 03.00
-
HASIL PENGUKURAN
Tabel 1. Data hasil pengukuran kebisingan pukul 09.00 WIB di
Pintu 2 Diploma IPB
50,3 60,1 53,5 50,1 51,7 51 60,9 57 60,3 56,5
55,7 52,4 57,8 51 57,2 53,9 56,7 61,1 54,1 50,8
58,4 53 48,4 49,2 49,5 49,9 55,5 57,4 75,2 59,7
50,7 49,9 59,8 54,9 53,7 58,7 67,1 63 60,6 57,5
55,7 51,3 52,8 57,8 55,3 64,2 56,3 58,2 59,2 54,8
51,7 47,7 50,3 48,1 51,6 47,7 47,5 55,6 51,4 58,4
49,9 54 56,1 54,9 61,8 53,7 50 57,9 54,8 54,8
52,8 50 54,3 51,2 52,3 59,9 60 54,8 55 53
54,3 53 53,1 54 55,1 60,6 56,4 63 56,4 56,6
57 58,3 55,5 56,1 54,2 57,7 51,3 56 54,5 55,3
58 57,1 54,9 55,7 55,1 54,4 54,3 59,8 58,1 56
58 58 56,7 59 51,9 50,6 54,5 58,4 55,1 54,6
Nilai Max : 75,2 dB (A)
Nilai Min : 47,5 dB (A)
Range : max min = 75,2 47,5 = 22,7 dB (A)
Kelas : 1 + 3,3 log n
: 1 + 3,3 log 120 = 7,9
Interval kelas : r/k = 22,7/ 7,9 = 3.5
Tabel 2. Distribusi frekuensi kebisingan pukul 09.00 WIB di
Pintu 2 Diploma IPB
No Interval Bising Nilai Tengah Frekuensi
1 47,5 - 55,4 51,5 64
2 55,5 - 63,4 59,5 53
3 63,5 - 71,4 67,5 3
4 71,5 - 79,4 75,5 1
LTM5 = 10 Log 1/n Tn x 100.1Ln
= 10 Log 1
120 x (64 100,1.51,5 + 53 100,1.59,5 + 2 100,1.67,5 +
1 100,1.75,5)
= 59,34 dB (A)
-
Tabel 3. Data hasil pengukuran kebisingan pukul 12.00 WIB di
Pintu 2 Diploma IPB
59,6 55,7 54,5 56,4 52,1 51 49,1 47,8 47,1 47,2
53,1 48,6 45,9 48,3 48,7 46,4 47,9 53,7 47,8 47,5
48,2 46,7 48,2 49,6 64,6 54,6 61,5 52,1 61,7 50,8
53,6 50,2 49,2 53,1 51,6 54,4 56,6 54 49 50,1
48,8 51,5 50,6 51,8 49,4 48,5 50,4 51,5 50,4 52,2
57,7 51,4 53,5 61,4 54 55,7 56,3 63 58,8 58,5
54 52,7 64 52,4 54,3 52 48,9 59,6 50,3 50,5
54 48,8 48,3 52,3 52 56,9 60,4 61,2 79,7 66,7
57,5 60,8 63,2 69 57,2 57,4 61,5 54,4 47,9 49,5
51 47,7 50 59,9 50,8 48,9 48 48,9 48,2 52,8
60,4 55,1 50,7 52,4 54,1 53,3 58 56,3 53,6 49,6
47,6 50,4 52,4 56 60,4 49,8 55,9 51 48 50,5
Nilai Max : 79,7 dB (A)
Nilai Min : 45,9 dB (A)
Range : max min = 79,7 45,9 = 33,8
Kelas : 1 + 3,3 log n
: 1 + 3,3 log 120 = 7,9
Interval kelas : r/k = 33,8/ 7,9 = 4,3
Tabel 4. Distribusi frekuensi kebisingan pukul 12.00 WIB di
Pintu 2 Diploma IPB
No Interval Bising Nilai Tengah Frekuensi
1. 45,9 - 53,8 49,9 74
2. 53,9 - 61,8 57,9 39
3. 61,9 - 69,8 65,9 6
4. 69,9 - 77,8 73,9 -
5. 77,9 - 85,8 81,9 1
LTM5 = 10 Log 1/n Tn x 100.1Ln
= 10 Log 1
120 x (74 100,1.49,9 + 39 100,1.57,9 + 6 100,1.65,9 +
1 100,1.81,9)
= 62,42 dB (A)
-
Tabel 5. Data hasil pengukuran kebisingan pukul 15.00 WIB di
Pintu 2 Diploma IPB
57,6 65,5 65,1 59,4 57,4 54,4 57,8 55,7 54,9 54,5
68,4 59,6 55,8 51,9 52,2 54,9 53,3 53,3 55,3 61,1
54,9 60,2 66,2 58,3 55,7 61,7 57,1 61,2 56,4 59,8
63,7 71,2 66,8 66,9 66,7 63,7 60,1 60,2 58,6 51,7
63 52,4 51,7 55,5 58,6 52,6 53,5 61,2 55,6 58,5
52,6 62,5 52,4 53,1 58,9 60,7 65,6 56,9 59,6 55,3
52,6 58,6 65,5 57,6 61,3 59,3 57,2 66,2 55,3 55,4
54,9 56,1 53,4 55,7 58,3 57,8 56,7 51,3 52,2 52,6
57,8 54,9 66,7 58,2 54,7 59,9 56,1 54,2 53,3 55,3
59,7 57,4 58,8 53 51,6 52,3 52,8 57,6 57,5 58,2
66,6 61,3 57,4 56,2 66,2 68,2 61 57,1 51,1 54,2
63,8 56,4 55,2 55,6 58,4 54 60,9 60,4 59,5 74,3
Nilai Max : 74,3 dB (A)
Nilai Min : 51,1 dB (A)
Range : max min = 74,3 51,1 = 23,2
Kelas : 1 + 3,3 log n
: 1 + 3,3 log 120 = 7,9
Interval kelas : r/k = 29,2/ 7,9 = 2,9
Tabel 6. Distribusi frekuensi kebisingan pukul 15.00 WIB di
Pintu 2 Diploma IPB
No Interval Bising Nilai Tengah Frekuensi
1. 51,1 59 55,1 77
2. 59,1- 67 63,1 39
3. 67,1 75 60,1 4
LTM5 = 10 Log 1/n Tn x 100.1Ln
= 10 Log 1
120 x (77 100,1.55,1 + 39 100,1.63,1 + 4 100,1.60,1)
= 59,57 dB (A)
-
Tabel 7. Data hasil pengukuran kebisingan pukul 19.00 WIB di
Pintu 2 Diploma IPB
59,9 51,3 54,5 56,5 61,0 58,0 60,8 53,9 54,9 64,2
69,7 56,3 52,2 58,1 55,0 56,3 56,5 56,6 56,0 57,1
56,1 65,5 59,9 56,9 55,5 55,9 53,2 56,3 55,7 52,1
55,1 54,0 51,1 52,1 55,0 53,5 56,9 54,9 53,9 56,2
75,4 63,8 56,1 54,2 52,6 51,6 34,6 55,9 58,5 55,5
53,0 62,4 56,3 59,0 56,3 57,0 57,3 55,0 56,2 52,0
53,6 55,7 55,6 52,8 55,4 52,5 58,3 54,5 58,1 55,0
53,5 51,5 53,2 52,5 51,0 52,2 63,4 54,5 55,2 55,0
58,7 49,9 53,0 50,7 47,1 51,4 59,9 53,9 52,5 56,3
58,2 56,0 54,8 68,8 55,5 56,2 54,7 58,3 48,9 53,9
49,3 47,9 47,8 48,1 51,3 60,3 59,9 52,5 50,9 47,2
44,5 45,1 48,5 45,3 45,8 46,6 46,3 48,5 49,9 49,1
Nilai Max : 73,4
Nilai Min : 34,5
Range : max min = 73,4 34,5 = 38,9
Kelas : 1 + 3,3 log n
: 1 + 3,3 log 120 = 7,9
Interval kelas : r/k = 38,9/ 7,9 = 4,924
Tabel 8. Distribusi frekuensi kebisingan pukul 19.00 WIB di
Pintu 2 Diploma IPB
No Interval Bising Nilai Tengah Frekuensi
1. 34,5-42,4 37,5 1
2. 42,5-50,4 46,5 18
3. 50,5-58,4 54,5 83
4. 58,5-66,4 62,3 15
5. 66,5-74,4 70,45 3
LTM5 = 10 Log 1/n Tn x 100.1Ln
= 10 Log 1
120 x (1 100,1.37,5 + 18 100,1.46,5 + 83 100,1.54,5 +
15 100,1.63,3 + 3 100,1.70,45 )
= 58,40 dB (A)
-
Tabel 9. Data hasil pengukuran kebisingan pukul 22.00 WIB di
Pintu 2 Diploma IPB
44,3 52,1 48,2 43,2 48,1 50,1 46,5 51,7 44,8 42,7
45 52,8 52,5 41,3 48,3 54,2 43,6 44,4 43,4 46,5
45,5 67,2 47,4 42,7 45,9 51,6 42,1 41 41,5 45,6
45,3 64,4 48,8 41 48,9 44,6 42,4 40,6 45,6 52,1
42,3 55,8 50,5 49,6 50,8 50,6 48,1 42,7 50,5 50,8
40,8 60,7 53,7 54,5 56,3 47,4 51,9 44,3 46,2 49,8
42,5 51,1 51,4 55,1 64,4 40,6 50 42,6 48,1 44,2
49,4 50,2 44,1 63,3 66,3 43,3 47,6 41 47,4 42
53,5 50,9 47,8 70,1 60,2 40,3 44,3 43,5 43 40
45,8 48,9 45,6 62,3 46,5 42,4 45,3 50,1 41,5 44,2
44,5 46 47,7 49 47 41,8 53,6 45,2 40,6 48,2
47,3 47,4 47 56,1 48,5 48,2 43,3 42,6 43,4 47
Nilai Max : 70,1 dB (A)
Nilai Min : 40 dB (A)
Range : max min = 70,1 40 = 30,1
Kelas : 1 + 3,3 log n
: 1 + 3,3 log 120 = 7,9
Interval kelas : r/k = 29,9/ 7,9 = 3,8
Tabel 10. Distribusi frekuensi kebisingan pukul 22.00 WIB di
Pintu 2 Diploma IPB
No Interval Bising Nilai Tengah Frekuensi
1. 40- 47,9 44 68
2. 48- 55,9 52 41
3. 56 63,9 60 6
4. 64 71,9 68 5
LTM5 = 10 Log 1/n Tn x 100.1Ln
= 10 Log 1
120 x (68 100,1.44 + 41 100,1.52 + 6 100,1.60 + 5 100,1.68)
= 55,81 dB (A)
-
Tabel 11. Data hasil pengukuran kebisingan pukul 03.00 WIB di
Pintu 2 Diploma IPB
46,6 47,4 47,5 47,6 47,5 48,6 48,3 48,3 48,3 48,4
46,2 47,3 47,4 47,3 46,7 51,3 48,4 48,8 48,4 48,3
46,8 47,5 47,6 47,1 46,9 48,4 49,4 48,2 48,5 48,2
46,9 47,6 47,4 47 46,8 48 51,6 47,8 48,4 48,1
46,7 47,2 47 47,1 46,7 48 50,4 48,4 48,4 47,4
47,2 47,1 47,6 47,2 46,6 48,4 48,5 48,3 48,5 48
46,6 47 47,2 47,1 47,3 48,2 48,4 48,5 48 48,3
46,4 47,6 47,3 47,5 49 48 48,2 48,6 48,2 48
47,4 47,5 47,5 46 47 48,3 48,7 47,6 48,5 48,5
47 47,6 47,4 46,7 48,4 47,7 48,8 47,9 48,1 48,2
46,8 47,3 47,2 47 48,5 47,8 48,4 48,2 47,8 48,1
46,8 47,6 47,4 46,7 48,5 47,9 48,5 48 48,1 48,4
Nilai Max : 51,6 dB (A)
Nilai Min : 46 dB (A)
Range : max min = 51,6 46 = 5,6
Kelas : 1 + 3,3 log n
: 1 + 3,3 log 120 = 7,9
Interval kelas : r/k = 5,6/ 7,9 = 0,7088
Tabel 12. Distribusi frekuensi kebisingan pukul 03.00 WIB di
Pintu 2 Diploma IPB
No Interval Bising Nilai Tengah Frekuensi
1. 46 53,9 50 120
LTM5 = 10 Log 1/n Tn x 100.1Ln
= 10 Log 1
120 x (120 100,1.50)
= 50,00 dB (A)
-
Perhitungan LS
Dik : T1 = 6 ; T2 = 3 ; T3 = 3 ; T4 = 4
LS = 10 Log 1/16 (T1 x 100,1L1
+ T2 x 100,1L2
+ T3 x 100,1L3
+ T4 x 100,1L4
)
= 10 Log 1
16 (6 100,1.59,34 + 3 100,1.62,42 + 3 100,1.59,57 +
3 100,1.58,40)
= 59,77 dB (A)
Perhitungan LM
Dik : T5 = 3 ; T6 = 5
LM = 10 Log 1/8 (T5 x 100,1L5
+ T6 x 100,1L6
)
= 10 Log 1
8 (3 100,1.55,81 + 5 100,1.50)
= 53,13 dB (A)
Perhitungan LSM
LSM = 10 Log 1/24 (16 x 100,1LS
+ 8 x 100,1(LM+5)
)
= 10 Log 1
24 (16 x 10
0,1.59,77 + 8 x 10
0,1.(53,13+5))
= 59,29 dB (A)
PEMBAHASAN
Pengukuran tingkat kebisingan dilakukan dengan cara sederhana
dengan
sebuah sound level meter biasa. Tingkat tekanan bunyi dB (A)
diukur selama 10
(sepuluh) menit untuk tiap pengukuran. Pembacaan dilakukan
setiap 5 (lima)
detik. Prinsip kerja SLM didasarkan pada getaran yang terjadi.
Apabila terdapat
sebuah objek atau benda yang bergetar, akan menyebabkan
terjadinya perubahan
tekanan udara yang akan ditangkap oleh sistem peralatan,
kemudian selanjutnya
jarum analog akan menunjukkan angka jumlah tingkat
kebisingan
Tingkat kebisingan adalah ukuran energi bunyi yang dinyatakan
dalam
satuan Desibel disingkat dB. Desibel (dBA) merupakan suatu angka
logaritma
dari perbandingan antara dua fisis sama yang menyatakan ambang
dengar suara.
Satuan dBA untuk tekanan suara yang disebut tingkat tekanan
suara (sound
pressure level = SPL) adalah logaritma perbandingan antara
tekanan suara pada
posisi tertentu dari sumber dibandingkan dengan tekanan suara
ambang suara
dengar manusia (tekanan ambang manusia adalah pref = 2 x
10-5
N/m2) (BJ Smith,
-
1996). Desibel adalah satu per sepuluh bel, sebuah satuan yang
dinamakan untuk
menghormati Alexander Graham Bell. Satuan bel terlalu besar
untuk digunakan
dalam sebagian besar keperluan sehingga digunakan satuan desibel
yang disingkat
dB.
Kebisingan adalah suara yang tidak dikehendaki dan
mengganggu
manusia. Tingkat kebisingan siang lebih besar dibandingkan
tingkat kebisingan
malam, hal ini dibuktikan dengan nilai perhitungan LS sebesar
59,77 dB (A) dan
sebesar LM 53,13 dB (A). Pada siang hari aktivitas manusia
sangat banyak dan
ramai serta adanya lalu lalang kendaraan sedangkan malam hari
aktivitas manusia
sedang istirahat sehingga tidak menimbulkan kebisangan.
Berdasarkan praktikum
pengukuran tingkat kebisingan pada lingkungan kantor didapatkan
nilai
kebisingan siang malam (LSM) sebesar 59,29 dB (A). Berdasarkan
SK Menteri
Negara Lingkungan Hidup No: Kep.Men-48/MEN.LH/11/1996, nilai
tersebut
masih di bawah baku mutu untuk kawasan perkantoran. Baku mutu
kawasan
perkantoran sebesar 65 dB (A). Akan tetapi, berdasarkan skala
kualitas
lingkungan tingkat kebisingan untuk perkantoran termasuk skala
kualitas buruk
karena dalam range 58,1-60,0 dB (A). Hal ini dapat dilihat pada
tabel 13.
Tabel 13. Skala Kualitas Lingkungan Tingkat Kebisingan Untuk
Permukiman,
Perkantoran, Sekolahan.
No Tingkat Kebisingan (dBA) Skala Kualitas
1 < 50.0 5 Sangat Baik
2 50.0 55.0 4 Baik
3 55.1 58.0 3 Sedang
4 58.1 60.0 2 Buruk
5 > 60.0 1 Sangat Buruk
Sumber: Fandeli (2007)
Baku tingkat kebisingan adalah batas maksimal tingkat kebisingan
yang
diperbolehkan dibuang ke lingkungan dari usaha atau kegiatan
sehingga
tidakmenimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan
lingkungan.
Berdasarkan baku mutu, kawasan tersebut masih nyaman untuk
kegiatan
perkantoran. Kebisingan di sekitar kawasan tersebut tidak akan
mengganggu
aktivitas yang ada di perkantoran dan tidak akan berdampak pada
kesehatan
-
secara signifikan. Nilai pengukuran yang dilakukan termasuk pada
skala kualitas
lingkungan yang buruk dapat terjadi karena pengukuran yang
dilakukan bukan
pada ruangan perkantoran namun pada pintu gerbang perkantoran di
mana
kendaraan keluar masuk gedung. Oleh karena itu, dapat
mempengaruhi
perhitungan. Gedung perkantoran tersebut juga cukup jauh dengan
pintu gerbang
sehingga banyak medium untuk menghalangi perambatan bunyi.
Berdasarkan pengukuran di kawasan perkantoran, tingkat
kebisingan siang
(LS) didapat sebesar 59,77 dB (A). Nilai tersebut dapat
dibandingkan dengan SK
Menteri Kesehatan Nomor 405/Menkes RI/XI/2002 tentang
Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Kerja mengenai tingkat kebisingan dan
lamanya
pemaparan yang diizinkan. Tingkat kebisingan yang diizinkan pada
pemaparan 8
jam/hari sebesar 85 dB (A) sehingga perkantoran tersebut masih
tergolong
nyaman karena masih di bawah baku mutu. Timgkat kebisingan
siang
diasumsikan sebagai waktu kerja pada umumnya yaitu selama 8
jam.
Efek kebisingan pada pendengaran hanya sementara dan
pemulihan
terjadi secara cepat sesudah pemaparan dihentikan. Tetapi
pemaparan secara
terus-menerus mengakibatkan kerusakan menetap kepada indera-
indera pendengaran. Dampak kebisingan tergantung kepada besar
tingkat
kebisingan. Kebisingan dengan intensitas tinggi dapat berdampak
buruk pada
kesehatan antara lain gangguan fisiologis, gangguan psikologis,
gangguan
patologis organis, dan gangguan komunikasi. Gangguan tersebut
dijelaskan
sebagai berikut :
a. Gangguan fisiologis
Gangguan fisiologis adalah gangguan yang pertama timbul akibat
bising.
Pemaparan bunyi dapat menimbulkan reaksi fisiologis seperti
denyut nadi
cepat, tekanan darah naik, metabolism terhambat, gangguan tidur
dan
penyempitan pembuluh darah. Reaksi ini terutama terjadi pada
awal pemaparan
terhadap bunyi.
b. Gangguaan psikologis
Gangguan fisiologis apabila terjadi terlalu lama dapat
menimbulkan gangguan
psikologis. Kebisingan dapat mempengaruhi stabilitas mental dan
reaksi
psikologis, seperti rasa khawatir, jengkel, takut dan
lain-lain.
-
c. Gangguan patologis organis
Gangguan kebisingan yang paling menonjol adalah pengaruhnya
terhadap alat
pendengaran atau telinga, yang dapat menimbulkan ketulian yang
bersifat
sementara hingga permanen.
d. Komunikasi
Kebisingan dapat menganggu pembicaraan dan kebisingan mengganggu
kita
dalam menangkap dan mengerti apa yang dibicarakan oleh orang
lain sehingga
menghampat komunikasi.
Setiap penanggung jawab usaha atau kegiatan wajib mentaati baku
tingkat
kebisingan yang telah dipersyaratkan, memasang alat pencegahan
terjadinya
kebisingan, dan menyampaikan laporan hasil pemantauan tingkat
kebisingan
sekurangkurangnya 3 (tiga) bulan sekali kepada Gubernur,
Menteri, Instansi yang
bertanggung jawab di bidang pengendalian dampak lingkungan.
Nilai pengukuran
tingkat kebisingan LSM dihitung dan mempunyai nilai toleransi +
3 dB (A).
Gangguan pendengaran akibat bising (GPAB) adalah penurunan
pendengaran sensorineural yang pada awalnya tidak disadari
karena belum
mengganggu percakapan sehari-hari. GPAB tidak dapat disembuhkan
namun bisa
dicegah, oleh karena itu tempat kerja yang melebihi bilai ambang
batas harus
menerapkan Program Konservasi Pendengaran / Hearing Conservation
Program
(HCP) yang meliputi pemantauan kebisingan, audiometri tes,
pengendalian
kebisingan, penggunaan alat pelindung diri, training motivasi,
dan pemeliharaan
catatan / record.
Tindakan lain yang perlu diambil agar kebisingan tidak
mengganggu
kesehatan atau membahayakan yaitu melakukan pengaturan tata
letak ruang harus
sedemikian rupa agar tidak menimbulkan kebisingan, sumber bising
dapat
dikendalikan dengan cara meredam, menyekat, pemindahan,
pemeliharaan,
penanaman pohon, dan membuat bukit buatan.
Menurut penelitian, tanaman dapat mengurangi atau meredam
kebisingan,
yaitu dengan mengabsorpsi gelombang suara oleh daun, cabang, dan
ranting. Jenis
tumbuhan yang paling efektif untuk meredam suara adalah yang
mempunyai tajuk
tebal dengan daun yang rindang. Dedaunan tanaman dapat menyerap
kebisingan
sampai 95% (Grey dan Deneke, 1978). Penyimpanan beberapa jenis
tanaman di
-
sudut ruangan yang cukup rapat dapat mengurangi kebisingan,
khususnya
kebisingan yang sumbernya berasal dari bawah selain itu tanaman
dapat
memberikan oksigen yang segar dalam ruangan.
KESIMPULAN
Berdasarkan pengukuran yang telah dilakukan didapatkan nilai
kebisingan
siang malam (LSM) sebesar 59,29 dB (A), nilai ini masih di bawah
baku mutu
yang telah ditentukan oleh Keputusan Menteri Negara Lingkungan
Hidup Nomor
: KEP-48/MENLH/11/1996 tentang baku tingkat kebisingan di area
perkantoran
yaitu sebesar 65 dB (A) sehingga kawasan perkantoran ini masih
tergolong
nyaman dan amam bagi kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Fandeli Chapid. 2007. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.
Yogyakarta (ID) :
Liberty Offset.
Goembira, Fadjar, Vera S Bachtiar. 2003. Pengendalian Bising.
Padang (ID) :
Universitas Andalas Press.
Grey GW, Deneke FI. 1978. Urban Forestry. New York (UD) : John
Wiley and
Sons.
Suma'mur. 1995. Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta
(ID) :Haji
Mas Agung.
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor
48/MENLH/11/1996
Tentang Baku Tingkat Kebisingan.
Keputusan Menteri NegaR Kesehatan Nomor 405/Menkes RI/XI/2002
tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja.