Top Banner
PENGARUH INOKULASI FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR DAN PENAMBAHAN BAHAN ORGANIK PADA TANAH PASCA PENAMBANGAN GALIAN C TERHADAP PERTUMBUHAN DAN SERAPAN HARA P TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) (Skripsi) Oleh INA FEBRIA GINTING UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017
52

PENGARUH INOKULASI FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR DAN ...digilib.unila.ac.id/29061/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penelitian menunjukkan bahwa inokulasi FMA meningkatkan infeksi

Mar 28, 2019

Download

Documents

phamlien
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PENGARUH INOKULASI FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR DAN ...digilib.unila.ac.id/29061/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penelitian menunjukkan bahwa inokulasi FMA meningkatkan infeksi

PENGARUH INOKULASI FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR DANPENAMBAHAN BAHAN ORGANIK PADA TANAH PASCA

PENAMBANGAN GALIAN C TERHADAP PERTUMBUHAN DANSERAPAN HARA P TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.)

(Skripsi)

Oleh

INA FEBRIA GINTING

UNIVERSITAS LAMPUNGBANDAR LAMPUNG

2017

Page 2: PENGARUH INOKULASI FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR DAN ...digilib.unila.ac.id/29061/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penelitian menunjukkan bahwa inokulasi FMA meningkatkan infeksi

ABSTRAK

PENGARUH INOKULASI FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR DANPENAMBAHAN BAHAN ORGANIK PADA TANAH PASCA GALIAN C

TERHADAP PERTUMBUHAN DAN SERAPAN HARA PTANAMAN JAGUNG (Zea mays L.)

Oleh

Ina Febria Ginting

Tanah pasca galian C merupakan tanah yang bermasalah karena rendahnya unsur

hara dan C-organik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh

inokulasi FMA dan penambahan bahan organik dalam meningkatkan

pertumbuhan dan serapan hara P tanaman jagung pada tanah pasca penambangan

galian C. Perlakuan disusun secara faktorial 3×4 dalam Rancangan Acak

Kelompok (RAK) dengan 3 kelompok. Faktor pertama, inokulasi FMA dengan 3

taraf, yaitu: tanpa FMA (0 spora), 250 spora, dan 500 spora. Faktor kedua,

penambahan bahan organik dengan 4 taraf, yaitu: tanpa bahan organik (0%), 20%,

40%, dan 60% dari volume tanah. Data diuji dengan analisis ragam kemudian

dilanjutkan dengan uji nilai tengah menggunakan BNT pada α=5%. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa inokulasi FMA meningkatkan infeksi akar dan

Page 3: PENGARUH INOKULASI FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR DAN ...digilib.unila.ac.id/29061/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penelitian menunjukkan bahwa inokulasi FMA meningkatkan infeksi

Ina Febria Ginting

pertumbuhan tanaman jagung melalui volume akar. Hasil infeksi akar meningkat

setelah diberikan FMA (250 spora dan 500 spora), sedangkan volume akar

tertinggi adalah pada inokulasi dosis 250 spora. Penambahan bahan organik

meningkatkan infeksi akar dan serapan hara P tanaman jagung. Hasil infeksi akar

tertinggi pada perlakuan tanpa bahan organik (0%) dan dosis 60% bahan organik.

Sedangkan hasil serapan hara P tertinggi ditunjukkan pada dosis 40% bahan

organik. Interaksi FMA dan bahan organik terjadi pada tinggi tanaman 2 MST.

Hasil tinggi tanaman terbaik ditunjukkan pada kombinasi FMA 250 spora dengan

tanpa bahan organik yaitu 59,97 cm.

Kata Kunci : Bahan organik, FMA, tanah pasca galian C.

Page 4: PENGARUH INOKULASI FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR DAN ...digilib.unila.ac.id/29061/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penelitian menunjukkan bahwa inokulasi FMA meningkatkan infeksi

PENGARUH INOKULASI FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR DAN

PENAMBAHAN BAHAN ORGANIK PADA TANAH PASCA

PENAMBANGAN GALIAN C TERHADAP PERTUMBUHAN DAN

SERAPAN HARA P TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.)

Oleh

INA FEBRIA GINTING

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA PERTANIAN

Pada

JURUSAN AGROTEKNOLOGI

Fakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2017

Page 5: PENGARUH INOKULASI FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR DAN ...digilib.unila.ac.id/29061/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penelitian menunjukkan bahwa inokulasi FMA meningkatkan infeksi
Page 6: PENGARUH INOKULASI FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR DAN ...digilib.unila.ac.id/29061/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penelitian menunjukkan bahwa inokulasi FMA meningkatkan infeksi
Page 7: PENGARUH INOKULASI FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR DAN ...digilib.unila.ac.id/29061/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penelitian menunjukkan bahwa inokulasi FMA meningkatkan infeksi
Page 8: PENGARUH INOKULASI FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR DAN ...digilib.unila.ac.id/29061/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penelitian menunjukkan bahwa inokulasi FMA meningkatkan infeksi

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Medan pada tanggal 03 Februari 1994, sebagai anak keempat

dari empat bersaudara pasangan Bapak Basita Ginting dan Gembira Sembiring.

Penulis memulai pendidikan di Taman Kanak-kanak Khatolik Budi Murni 2

Medan yang diselesaikan pada tahun 2000, kemudian melanjutkan studi di

Sekolah Dasar Khatolik Budi Murni 2 Medan dan diselesaikan pada tahun 2006,

kemudian melanjutkan studi di Sekolah Menengah Pertama Putri Cahaya Medan

yang diselesaikan pada tahun 2009, selanjutnya melanjutkan studi di Sekolah

Menengah Atas Budi Murni 1 Medan dan diselesaikan pada tahun 2012. Pada

tahun 2012 penulis diterima sebagai mahasiswa jurusan Agroteknologi Fakultas

Pertanian Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan

Tinggi Negeri (SNMPTN) tertulis.

Selama masa perkuliahan, penulis telah mengikuti Praktik Umum selama 1 bulan

yang dilaksanakan di Pusat Penelitian Bioteknologi dan Bioindustri Indonesia

(PPBBI) Bogor, Jawa Barat. Penulis juga melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja

Nyata (KKN) selama 2 bulan di Desa Rejomulyo, Kecamatan Way Serdang,

Kabupaten Mesuji. Selama menjadi mahasiswa di Universitas Lampung, penulis

pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Dasar-Dasar Ilmu Tanah pada

tahun ajaran 2014/2015 dan 2015/2016.

Page 9: PENGARUH INOKULASI FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR DAN ...digilib.unila.ac.id/29061/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penelitian menunjukkan bahwa inokulasi FMA meningkatkan infeksi

“Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan,percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikankepadamu.”−Mrk 11:24

“What mean the word, ‘Arise, and walk’; except that you should raise yourselffrom your torpor and indolence, and study to advance in good works”−St.Beda.

“Ketika dunia tidak seperti harapanmu, tetaplah selesaikan tugasmu dengan hatiyang tulus dan berkobar. Karena pada hakekatnya ulat akan berubah menjadikupu-kupu”–Ina Febria Ginting.

Page 10: PENGARUH INOKULASI FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR DAN ...digilib.unila.ac.id/29061/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penelitian menunjukkan bahwa inokulasi FMA meningkatkan infeksi

Kupersembahkan skripsi ini untuk orang tuaku tersayang Bapak Basita Gintingdan Nande Gembira Sembiring, serta kakak-kakakku Elsa Friskha Ginting, S.Pd.,

Maria Afrayani Ginting, S.Pd., dan Jan Putra Epindonta Ginting.

Page 11: PENGARUH INOKULASI FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR DAN ...digilib.unila.ac.id/29061/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penelitian menunjukkan bahwa inokulasi FMA meningkatkan infeksi

SANWACANA

Puji syukur kehadhirat Allah Bapa Yang Maha Kuasa, atas berkat dan kasih

karunia-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Penyelesaian

pembuatan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu,

penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Prof. Dr. Ir. Sri Yusnaini, M.Si., sebagai Pembimbing Utama sekaligus

sebagai Ketua Jurusan Agroteknologi yang telah meluangkan waktu dalam

memberikan nasehat, saran, arahan, dan bimbingan dalam penyelesaian skripsi

ini.

2. Ibu Prof. Dr. Ir. Dermiyati, M.Agr.Sc., sebagai Pembimbing Kedua yang telah

meluangkan waktu dalam memberikan nasehat, saran, arahan, dan bimbingan

dalam penyelesaian skripsi ini.

3. Ibu Dr. Ir. Maria Viva Rini, M.Sc., sebagai Penguji yang telah memberi saran,

kritik, dan nasehat dalam penyelesaian skripsi ini.

4. Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., sebagai Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Lampung.

5. Bapak Ir. Solikhin, M.P., sebagai Pembimbing Akademik yang telah memberi

nasehat selama penulis melaksanakan kuliah di Jurusan Agroteknologi.

Page 12: PENGARUH INOKULASI FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR DAN ...digilib.unila.ac.id/29061/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penelitian menunjukkan bahwa inokulasi FMA meningkatkan infeksi

ii

6. Ibu Prof. Dr. Ir. Ainin Niswati, M.Agr.Sc., sebagai Ketua Program Studi Ilmu

Tanah Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

7. Bapak/Ibu dosen Jurusan Agroteknologi, khususnya Bidang Ilmu Tanah yang

telah memberikan pengetahuan kepada penulis selama menempuh pendidikan

di Universitas Lampung.

8. Orang tua tercinta Bapak Basita Ginting dan Ibu Gembira Sembiring yang

telah memberi dukungan moril maupun materil selama perkuliahan dan dalam

penyelesaian skripsi ini.

9. Kakak-kakak penulis Elsa Ginting S.Pd., Maria Ginting, S.Pd., dan Jan Putra

Ginting yang telah memberikan dukungan dan nasehat selama penulis

menyelesaikan skripsi ini.

10. Sahabat penulis Gagari, Selly, Tiwi, Bayu, Pras, Emmy, Jesika, Kiki, Kharisa,

Olin, Ambos, Yessy, Mia,Oktanina, Berlian, Nisa, Weldy, Loren, Melisa,

Kristian, Kak Tiche, Mba Retta, Mba Novri, Mba Anggun, Kakak-kakak dan

Adik-adik di IMKA dan POMPERTA yang telah memberikan dukungan,

bantuan dan keceriaan kepada penulis selama penyelesaian skripsi ini.

Semoga Allah Bapa memberikan balasan atas bantuan yang telah diberikan dan

penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.

Bandar Lampung, Oktober 2017

Penulis,

Ina Febria Ginting

Page 13: PENGARUH INOKULASI FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR DAN ...digilib.unila.ac.id/29061/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penelitian menunjukkan bahwa inokulasi FMA meningkatkan infeksi

i

DAFTAR ISI

HalamanDAFTAR TABEL............................................................................................ iv

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... vii

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1

1.2Rumusan Masalah ....................................................................................... 3

1.3Tujuan Penelitian ........................................................................................ 3

1.4 Kerangka Pemikiran.................................................................................. 4

1.5 Hipotesis.................................................................................................... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1Tanah Pasca Tambang Galian C ................................................................. 9

2.2Fungi Mikoriza Arbuskular (FMA) ............................................................ 10

2.2.1Jenis Fungi Mikoriza Arbuskular ..................................................... 11

2.2.2Mekanisme Penyerapan P Oleh FMA............................................... 12

2.2.3 Peranan FMA.................................................................................. 13

2.3Bahan Organik ............................................................................................ 15

2.3.1 Sumber-sumber Bahan Organik...................................................... 16

2.3.2 Peranan Bahan Organik ................................................................. 17

2.4 Tanaman Jagung........................................................................................ 18

III. METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................... 20

3.2 Alat dan Bahan.......................................................................................... 20

3.3 Metode ...................................................................................................... 21

Page 14: PENGARUH INOKULASI FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR DAN ...digilib.unila.ac.id/29061/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penelitian menunjukkan bahwa inokulasi FMA meningkatkan infeksi

ii

3.4 Pelaksanaan Penelitian .............................................................................. 22

3.4.1 Persiapan Media Tanam dan Penambahan Bahan Organik ........... 22

3.4.2 Penanaman Benih Jagung dan Inokulasi Fungi MikorizaArbuskula (FMA) ............................................................................. 23

3.4.3 Pemeliharaan ................................................................................... 23

3.4.3.1 Penjarangan dan Pemupukan ............................................. 23

3.4.3.2 Penyiraman.......................................................................... 24

3.4.3.3 Pengendalian OPT .............................................................. 24

3.5 Pengamatan ............................................................................................... 24

3.5.1 Analisis Tanah Awal ........................................................................ 25

3.5.2 Tinggi Tanaman (cm)....................................................................... 25

3.5.3 Volume Akar (ml) ............................................................................. 25

3.5.4Bobot Brangkasan Kering(g) ............................................................ 25

3.5.5Infeksi Akar (%) ................................................................................ 26

3.5.6 Serapan Hara P (g tanaman -1) ........................................................ 26

3.5.7 Analisis Tanah Akhir........................................................................ 27

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian .......................................................................................... 28

4.1.1 Perubahan Sifat Tanah Akibat Inokulasi FMA dan PenambahanBahan Organik ................................................................................ 29

4.1.2 Infeksi Akar ...................................................................................... 31

4.1.3 Volume Akar..................................................................................... 31

4.1.4Tinggi Tanaman ................................................................................ 32

4.1.5 Serapan hara P Tanaman Jagung (g tanaman-1) ............................ 35

4.1.6 Hubungan antara sifat kimia tanah dengan pertumbuhan,serapan hara P dan infeksi akar tanaman jagung. ......................... 36

4.1.6.1 Hubungan pH tanah dengan tinggi tanaman 8 MSTdan infeksi akar.................................................................... 37

4.1.6.2 Hubungan C-organik dengan tinggi tanaman 8 MSTdan serapan hara P ............................................................. 38

4.1.7 Hubungan antara infeksi akar dan serapan hara P terhadappertumbuhan tanaman jagung......................................................... 39

4.1.7.1 Hubungan infeksi akar dengan volume akar ....................... 40

Page 15: PENGARUH INOKULASI FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR DAN ...digilib.unila.ac.id/29061/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penelitian menunjukkan bahwa inokulasi FMA meningkatkan infeksi

iii

4.1.7.2 Hubungan serapan hara P dengan pertumbuhantanaman jagung ................................................................... 41

4.2 Pembahasan................................................................................................ 43

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan .................................................................................................... 52

5.2 Saran........................................................................................................... 52

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 53

LAMPIRAN..................................................................................................... 58

Tabel 13−79Gambar 15-20

Page 16: PENGARUH INOKULASI FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR DAN ...digilib.unila.ac.id/29061/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penelitian menunjukkan bahwa inokulasi FMA meningkatkan infeksi

iv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman1. Sumber bahan organik yang dimanfaatkan sebagai pupuk organik

(Dermiyati, 2015)...................................................................................... 16

2. Dosis dan waktu pemberian pupuk tunggal Urea, SP36, KCl padatanaman jagung ......................................................................................... 24

3. Rangkuman hasil analisis ragam untuk pengaruh inokulasi FMAdan penambahan bahan organik terhadap pertumbuhan dan serapanhara P tanaman jagung. ............................................................................. 28

4. Hasil analisis tanah awal pasca galian C dan pupuk kandang sapiyang digunakan pada penelitian................................................................ 29

5. Hasil analisis C-organik dan pH H2O tanah pasca galian C yangdiinokulasi FMA dan ditambah bahan organik setelah panen. ................. 30

6. Pengaruh inokulasi FMA dan bahan organik terhadap infeksi akartanaman jagung. ........................................................................................ 31

7. Pengaruh inokulasi FMA pada volume akar tanaman jagung .................. 32

8. Rangkuman hasil analisis ragam untuk pengaruh inokulasi FMAdanpenambahanbahanorganikterhadaptinggitanaman .............................. 33

9. Interaksi inokulasi FMA dan penambahan bahan organik terhadaptinggi tanaman 2 MST .............................................................................. 34

10. Pengaruh penambahan bahan organik pada serapan hara Ptanaman jagung ......................................................................................... 36

11. Rangkuman uji korelasi antara sifat kimia tanah denganpertumbuhan, serapanhara P daninfeksiakar tanaman jagung .................. 36

12. Rangkuman hasil uji korelasi antara infeksi akar dan serapan hara Ptanaman jagung terhadap pertumbuhan tanaman jagung.......................... 40

13. Data tinggi tanaman 2 MST...................................................................... 59

14. Uji homogenitas ragam tinggi tanaman 2 MST........................................ 59

15. Analisis ragam tinggi tanaman 2 MST ..................................................... 60

16. Data tinggi tanaman 3 MST...................................................................... 60

Page 17: PENGARUH INOKULASI FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR DAN ...digilib.unila.ac.id/29061/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penelitian menunjukkan bahwa inokulasi FMA meningkatkan infeksi

v

17. Transformasi (√ )data tinggi tanaman 3 MST......................................... 61

18. Uji homogenitas ragam tinggi tanaman 3 MST........................................ 61

19. Data tinggi tanaman 4 MST...................................................................... 62

20. Transformasi (√ )data tinggi tanaman 4 MST......................................... 62

21. Uji homogenitas ragam tinggi tanaman 4 MST........................................ 63

22. Data tinggi tanaman 5 MST..................................................................... 63

23. Uji homogenitas ragam tinggi tanaman 5 MST........................................ 64

24. Analisis ragam tinggi tanaman 5 MST ..................................................... 64

25. Data tinggi tanaman 6 MST...................................................................... 65

26. Uji homogenitas ragam 6 MST................................................................. 65

27. Analisis ragam tinggi tanaman 6 MST ..................................................... 66

28. Data tinggi tanaman 7 MST...................................................................... 66

29. Uji homogenitas ragam 7 MST................................................................. 67

30. Analisis ragam tinggi tanaman 7 MST...................................................... 67

31. Data tinggi tanaman 8 MST...................................................................... 68

32. Uji homogenitas ragam tinggi tanaman 8 MST........................................ 68

33. Analisis ragam tinggi tanaman 8 MST ..................................................... 69

34. Data volume akar ...................................................................................... 69

35. Uji homogenitas ragam volume akar ....................................................... 70

36. Analisis ragam volume akar...................................................................... 70

37. Data bobot kering brangkasan .................................................................. 71

38. Uji homogenitas ragam bobot brangkasan kering .................................... 71

39. Analisis ragam bobot brangkasan kering .................................................. 72

40. Data infeksi akar ....................................................................................... 72

41. Transformasi ( − 0,5)data infeksi akar ............................................... 73

42. Uji homogenitas ragam infeksi akar ......................................................... 73

43. Analisis ragam infeksi akar....................................................................... 74

44. Data serapan hara P tanaman jagung ........................................................ 74

45. Transformasi (√ )data serapan hara P tanaman jagung........................... 75

46. Uji homogenitas ragam hara P tanaman jagung ....................................... 75

47. Analisis ragam serapan hara P tanaman jagung ....................................... 76

48. Uji korelasi antara pH tanah dengan tinggi tanaman 8 MST.................... 76

Page 18: PENGARUH INOKULASI FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR DAN ...digilib.unila.ac.id/29061/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penelitian menunjukkan bahwa inokulasi FMA meningkatkan infeksi

vi

49. Anara uji korelasi pH tanah dengan tinggi tanaman 8 MST..................... 77

50. Uji korelasi antara C-organik dengan tinggi tanaman 8 MST .................. 77

51. Anara uji korelasi C-organik dengan tinggi tanaman 8 MST ................... 77

52. Uji korelasi anara pHtanah dengan volume akar ...................................... 78

53. Anara uji korelasi pHtanah dengan volume akar ...................................... 78

54. Uji korelasi antara C-organik dengan volume akar .................................. 79

55. Anara uji korelasi C-organik dengan volume akar ................................... 79

56. Uji korelasi antara pH tanah dengan bobot brangkasan kering ................ 80

57. Anara uji korelasi pH tanah dengan bobot brangkasan kering ................. 80

58. Uji korelasi antara C-organik dengan bobot brangkasan kering............... 81

59. Anara uji korelasi C-organik dengan bobot brangkasan kering................ 81

60. Uji korelasi antara pH tanah dengan infeksi akar oleh FMA.................... 82

61. Anara uji korelasi pH tanah dengan infeksi akar oleh FMA..................... 82

62. Uji korelasi antara C-organik dengan infeksi akar oleh FMA .................. 83

63. Anara uji korelasi C-organik dengan infeksi akar oleh FMA................... 83

64. Uji korelasi antara pH tanah dengan serapan hara P tanaman .................. 84

65. Anara uji korelasi pH tanah dengan serapan hara P tanaman ................... 84

66. Uji korelasi antara C-organik dengan serapan hara P tanaman ................ 85

67. Anara uji korelasi C-organik dengan serapan hara P tanaman ................. 85

68. Uji korelasi antara infeksi akar dengan volume akar................................ 86

69. Anara uji korelasi infeksi akar dengan volume akar................................. 86

70. Uji korelasi antara infeksi akar dengan tanaman 8 MST.......................... 87

71. Anara uji korelasi infeksi akar dengan tinggi tanaman 8 MST ................ 87

72. Uji korelasi antara infeksi akar dengan bobot brangkasan kering ............ 88

73. Uji korelasi infeksi akar dengan bobot brangkasan kering ....................... 88

74. Uji korelasi antara serapan hara P dengan volume akar ........................... 89

75. Anara uji korelasi serapan hara P dengan volume akar ............................ 89

76. Uji korelasi antara serapan hara P dengan tinggi tanaman 8 MST ........... 90

77. Anara uji korelasi serapan hara P dengan tinggi tanaman 8 MST ............ 90

78. Uji korelasi antara serapan hara P dengan bobot brangkasankering ........................................................................................................ 91

79. Anara uji korelasi serapan hara P dengan bobot brangkasan kering ........ 91

Page 19: PENGARUH INOKULASI FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR DAN ...digilib.unila.ac.id/29061/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penelitian menunjukkan bahwa inokulasi FMA meningkatkan infeksi

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman1. Akar tanaman terinfeksi FMA .................................................................. 6

2. Tata letak percobaan di rumah kaca.......................................................... 21

3. Cara pengaplikasian FMA pada tanaman jagung ..................................... 23

4. Pengaruh inokulasi FMA terhadap tinggi tanaman jagung...................... 34

5. Pengaruh penambahan bahan organik terhadap pertumbuhantinggi tanaman jagung............................................................................... 35

6. Korelasi antara pH tanah dengan tinggi tanaman 8 MST ......................... 37

7. Korelasi antara pH tanah dengan infeksi akar oleh FMA......................... 38

8. Korelasi antara C-organik dengan tinggi tanaman 8 MST ....................... 38

9. Korelasi antara C-organik dengan serapan hara P tanaman jagung.......... 39

10. Korelasi antara infeksi akar dengan volume akar tanaman jagung........... 40

11. Korelasi antara serapan hara P dengan pertumbuhan tanaman jagung..... 41

12. Korelasi antara serapan hara P dengan bobot brangkasan keringtanaman jagung ........................................................................................ 42

13. Korelasi antara serapan hara P dengan volume akar tanaman jagung ...... 42

14. Perbandingan keadaan tanah tanpa bahan organik dengan tanah yangditambah bahan organik ............................................................................ 44

15. Lokasi pengambilan tanah pasca galian C ................................................ 92

16. Penambahan bahan organik pada tanah pasca galian C............................ 92

17. Perbandingan penampang akar tanaman jagung yang tidakterinfeksi FMA dengan penampang akar tanaman jagung yangterinfeksi FMA.......................................................................................... 92

18. Perbandingan tinggi tanaman 8 MST pada kelompok I............................ 93

19. Perbandingan tinggi tanaman 8 MST pada kelompok II .......................... 93

20. Perbandingan tinggi tanaman 8 MST pada kelompok III ......................... 93

Page 20: PENGARUH INOKULASI FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR DAN ...digilib.unila.ac.id/29061/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penelitian menunjukkan bahwa inokulasi FMA meningkatkan infeksi

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara agraris dengan pertanian sebagai sumber mata

pencaharian utama bagi rakyat Indonesia. Lahan pertanian yang semakin banyak

dialihfungsikan menjadi daerah pemukiman dan industri, mengakibatkan

berkurangnya lahan produktif di bidang pertanian, sehingga semakin sempit lahan

yang dapat dimanfaatkan untuk bercocok tanam (Margarettha, 2010). Salah satu

alternatif lahan yang dapat dimanfaatkan sebagai media tanam salah satunya

adalah lahan penambangan pasca galian C.

Penambangan galian C adalah penambangan hasil bumi berupa pasir, kerikil,

batu, tanah liat, tanah urugan sehingga memiliki kendala bila dijadikan sebagai

lahan pertanian. Hal ini dikarenakan daya serap air yang rendah dan tidak dapat

menahan air dalam waktu yang lama, miskin unsur hara, dan mudah mengalami

erosi. Oleh sebab itu, diperlukan alternatif penambahan inokulum Fungi Mikoriza

Arbuskular (FMA) dan bahan organik yang bertujuan untuk membantu

meningkatkan kualitas tanah, terutama ketersediaan air dan unsur hara bagi

pertumbuhan tanaman.

Page 21: PENGARUH INOKULASI FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR DAN ...digilib.unila.ac.id/29061/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penelitian menunjukkan bahwa inokulasi FMA meningkatkan infeksi

2

Fungi Mikoriza Arbuskular merupakan fungi yang bersimbiosis dengan akar

tanaman. Fungi Mikoriza Arbuskular bersifat obligat simbion sehingga

memerlukan tanaman inang untuk tumbuh dan berkembang. Musfal (2010)

mengatakan bahwa FMA dapat bersimbiosis dengan 97% famili tanaman tingkat

tinggi yang ada di dunia, dan tanaman jagung merupakan salah satu jenis tanaman

yang berpotensi sebagai tanaman inang bagi kehidupan FMA (Hasibuan et al.,

2014). Selain tanaman inang, efektifitas FMA dipengaruhi oleh dosis spora dan

bahan organik (Widiastuti et al., 2003).

Akar tanaman yang terinfeksi FMA mampu menyerap unsur hara makro maupun

mikro lebih baik dibandingkan dengan akar tanaman yang tidak terinfeksi FMA.

Hal ini dikarenakan FMA memiliki hifa eksternal yang mampu memperluas

daerah penyerapan akar sehingga mampu menyerap air hingga ke pori-pori mikro

tanah serta menyerap unsur hara yang terikat misalnya Al-P (Mosse, 1981)

dengan menggunakan enzim fosfatase. Musfal (2008) menyatakan bahwa hifa

FMA menghasilkan enzim fosfatase yang mampu melepaskan P yang terikat di

dalam tanah.

Penambahan bahan organik juga dapat dijadikan alternatif untuk mengatasi

ketidaksuburan pada lahan pasca galian C (Syekhfani, 1993). Bahan organik

merupakan bagian dari tanah yang bersumber dari jaringan-jaringan tanaman

maupun hewan yang telah mengalami perubahan bentuk akibat proses

dekomposisi yang terjadi di dalam tanah. Bahan organik mampu meningkatkan

ketersediaan unsur hara bagi tanaman melalui proses dekomposisi, selain itu, juga

dapat meningkatkan aktivitas mikroba di dalam tanah.

Page 22: PENGARUH INOKULASI FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR DAN ...digilib.unila.ac.id/29061/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penelitian menunjukkan bahwa inokulasi FMA meningkatkan infeksi

3

Tanaman jagung merupakan komoditas tanaman pangan yang penting dan di

perhitungkan karena selain untuk keperluan pangan, jagung juga dimanfaatkan

sebagai pakan ternak, namun dalam proses pembudidayaannya sangat diperlukan

perhatian khusus. Menurut Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

(2008), untuk membudidayakan tanaman jagung perlu diperhatikan kadar air,

media tanam yang subur untuk memenuhi kebutuhan hara sehingga dapat

bereproduksi dengan baik. Jagung membutuhkan unsur hara nitrogen (N), fosfor

(P), dan kalium (K). Oleh karena itu diharapkan FMA dan pemberian bahan

organik pada lahan bekas tambang galian C dapat memperbaiki kualitas tanah

sehingga pertumbuhan dan serapan hara P tanaman jagung dapat berlangsung

dengan baik.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka penelitian ini dapat

dirumuskan dalam pertanyaan berikut ini:

1. Apakah inokulasi FMA akan mampu meningkatkan pertumbuhan dan serapan

hara P tanaman jagung pada tanah pasca galian C?

2. Apakah pemberian bahan organik akan mampu meningkatkan pertumbuhan

dan serapan hara P tanaman jagung pada tanah pasca galian C?

3. Apakah terdapat interaksi antara FMA dan bahan organik terhadap

pertumbuhan dan serapan hara P tanaman jagung pada tanah pasca

penambangan galian C?

Page 23: PENGARUH INOKULASI FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR DAN ...digilib.unila.ac.id/29061/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penelitian menunjukkan bahwa inokulasi FMA meningkatkan infeksi

4

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh inokulasi FMA dalam meningkatkan

pertumbuhan dan serapan hara P tanaman jagung pada tanah pasca galian C.

2. Untuk mengetahui pengaruh penambahan bahan organik dalam meningkatkan

pertumbuhan dan serapan hara P tanaman jagung pada tanah pasca galian C.

3. Untuk mengetahui pengaruh interaksi antara FMA dan bahan organik

terhadap pertumbuhan dan serapan hara P tanaman jagung pada tanah pasca

penambangan galian C.

1.4 Kerangka Pemikiran

Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dikemukakan, berikut disusun kerangka

pemikiran untuk memberikan penjelasan teoritis terhadap perumusan masalah.

Tanah pasca galian C tergolong tanah yang tidak subur, karena tidak mudah

menyerap air, miskin unsur hara, dan bahan organik akibat terkikisnya humus

pada lapisan teratas tanah (Hasibuan, 2006).

Ketidaksuburan tanah pasca galian C dapat diperbaiki dengan alternatif aplikasi

inokulum FMA dan penambahan bahan organik. Inokulasi FMA pada tanaman

mampu meningkatkan penyerapan unsur hara dan menghidarkan tanaman dari

cekaman kekeringan karena memiliki hifa eksternal yang berfungsi untuk

membantu akar memperluas jangkauan penyerapan hara dan air dari dalam tanah

(Mosse, 1981). Keberadaan FMA dapat meningkatkan serapan P, bobot kering

tanaman dan hasil pipilan tanaman jagung. Hal ini dapat dilihat dari tanaman yang

Page 24: PENGARUH INOKULASI FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR DAN ...digilib.unila.ac.id/29061/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penelitian menunjukkan bahwa inokulasi FMA meningkatkan infeksi

5

terinfeksi FMA mampu menyerap unsur hara P yang lebih tinggi dibandingkan

tanaman yang tidak terinfeksi (Musfal, 2010). Musfal (2008) menambahkan

bahwa tingginya serapan hara P pada tanaman yang terinfeksi FMA disebabkan

hifa FMA memiliki enzim fosfatase yang mampu melepaskan P yang terikat di

dalam tanah sehingga keberadaannya menjadi tersedia bagi tanaman. Selain itu,

Lizawati et al. (2014) menyimpulkan bahwa pemberian kombinasi isolat FMA

memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan vegetatif bibit jarak

pagar pada umur 4 bulan setelah tanam. Hal ini dapat dilihat dari tingginya bobot

kering akar, bobot kering pupus pada pemberian FMA dbandingkan pada tanpa

pemberian FMA. Berat kering merupakan indikasi keberhasilan pertumbuhan

tanaman, yang merupakan petunjuk adanya kandungan protein dan asam organik

lain yang merupakan hasil fotosintesis yang dapat diendapkan setelah kadar air

dikeringkan.

Fungi Mikoriza Arbuskular merupakan obligat simbion yang memiliki simbiosis

mutualisme dengan tanaman. Tanaman akan menerima hara yang diserap oleh

hifa FMA sedangkan FMA akan menerima karbohidrat cair berupa eksudat akar

dari tanaman (Turjaman, 2013). Hubungan antara FMA dan tanaman dimulai pada

saat hifa eksternal melakukan penetrasi dengan membentuk apresorium sebagai

tempat menempel dan masuknya hifa ke dalam akar tanaman (Gambar 1). Hifa

akan menyebar secara interseluler kemudian akan membentuk vesikel, sedangkan

hifa yang menyebar secara intraseluler akan membentuk arbuskul (Brundrett et

al., 1996). Vesikel berbentuk lonjong dan bulat yang berfungsi sebagai organ

penyimpan makanan berisi cairan dan lemak yang dapat berkembang menjadi

klamidiospora yang berfungsi sebagai organ reproduksi dan sruktur tahan

Page 25: PENGARUH INOKULASI FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR DAN ...digilib.unila.ac.id/29061/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penelitian menunjukkan bahwa inokulasi FMA meningkatkan infeksi

6

(Simanungkalit, 2004). Sedangkan arbuskul merupakan percabangan hifa yang

berfungsi sebagai tempat pertukaran unsur hara tanaman inang dan fungi (Dewi,

2007). Selain hifa internal, adapula hifa eksternal yang menyebar di daerah

perakaran tanaman inang dan membantu memperluas jangkauan penyerapan unsur

hara dan air dari dalam tanah.

Gambar 1. Akar tanaman yang terinfeksi FMA (Dewi, 2007).

Selain inokulasi FMA, bahan organik yang ditambahkan pada tanah pasca galian

C akan membantu memperbaiki sifat kimia, fisik dan biologi tanah, antara lain

dengan meningkatkan kapasitas tukar kation di dalam tanah sehingga unsur hara

bagi tanaman tersedia, menetralkan pH tanah, meningkatkan aktivitas mikroba

yang berkaitan dengan proses dekomposisi di dalam tanah dan berperan untuk

mentransfer hara-hara tertentu bagi kebutuhan tanaman, dan membantu tanah

untuk menjaga kelembabannya sehingga tidak mudah mengalami kekeringan

(Dermiyati, 2015).

Penambahan bahan organik pada tanah dapat meningkatkan ketersediaan P karena

dapat meningkatkan populasi mikroba yang dapat melarutkan fosfat karena P di

dalam tanah memiliki sifat slow release. Menetralkan pH tanah sehingga P dapat

apresorium

Hifa interseluler

Vesikel

korteks

Vakuola

Nukleus

arbuskul

eksodermis

epidrmis

Page 26: PENGARUH INOKULASI FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR DAN ...digilib.unila.ac.id/29061/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penelitian menunjukkan bahwa inokulasi FMA meningkatkan infeksi

7

terlepas dari ikatannya dan menjadi tersedia bagi tanaman. Unsur hara P sangat

dipengaruhi oleh kemasaman tanah. Pada keadaan tanah masam, P diikat oleh Al

dan Fe, sedangkan pada keadaan tanah yang basa, P diikat oleh Ca. Hal ini

menyebabkan P menjadi tidak tersedia bagi tanaman (Prasetyo dan Suriadikarta,

2006).

Hasil penelitian Fahmi et al. (2009) menunjukkan bahwa pemberian bahan

organik berupa pupuk kandang mengakibatkan pH tanah meningkat dan

kandungan P tinggi. Hal ini diduga karena, hasil dekomposisi bahan organik

menghasilkan CO2 dan asam-asam organik yang akan menghasilkan anion

organik yang bersifat dapat mengikat ion Al, Fe dan Ca dari dalam larutan tanah,

kemudian membentuk senyawa kompleks yang sukar larut. Hal ini akan

menyebabkan konsentrasi ion-ion Al, Fe dan Ca yang bebas akan kerkurang dari

dalam larutan tanah sehingga diharapkan P menjadi lebih banyak tersedia.

Pemberian FMA dan bahan organik secara bersamaan pada tanah pasca galian-C

diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan dan serapan hara P pada tanaman

jagung. Hasil penelitian Suwarniati (2014) menunjukkan bahwa interaksi antara

bahan organik dan FMA berpengaruh nyata terhadap pH H2O, pH KCl, P-tersedia

tanah, serta pertumbuhan tanaman bunga matahari, antara lain: jumlah daun pada

20 dan 40 HST, berat kering brangkasan atas, berat basah brangkasan atas dan

kandungan hara N dan P. Hal ini di duga karena FMA membantu penyerapan

unsur hara yang dihasilkan dari hasil dekomposisi bahan organik di dalam tanah.

Dengan demikian, diharapkan pemberian inokulum FMA dan bahan organik pada

Page 27: PENGARUH INOKULASI FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR DAN ...digilib.unila.ac.id/29061/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penelitian menunjukkan bahwa inokulasi FMA meningkatkan infeksi

8

tanah pasca galian C akan memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan dan

serapan hara P tanaman jagung.

1.5 Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah disusun, maka hipotesis yang dapat

diajukan adalah sebagai berikut:

1. Inokulasi FMA meningkatkan pertumbuhan dan serapan P tanaman jagung

dibandingkan tanpa inokulasi FMA.

2. Pemberian bahan organik meningkatkan pertumbuhan dan serapan P tanaman

jagung dibandingkan tanpa bahan organik.

3. Terdapat interaksi antara FMA dan bahan organik terhadap pertumbuhan dan

serapan P tanaman jagung pada tanah pasca penambangan galian C.

Page 28: PENGARUH INOKULASI FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR DAN ...digilib.unila.ac.id/29061/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penelitian menunjukkan bahwa inokulasi FMA meningkatkan infeksi

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanah Pasca Tambang Galian C

Penambangan Galian C merupakan kegiatan penggalian hasil bumi yang bukan

termasuk golongan A (strategis) seperti minyak bumi, maupun golongan B (vital)

seperti bijih emas. Berdasarkan Peraturan Pemerintah pasal 1 Nomor 27 tahun

1980 tentang penggolongan bahan galian C. Bahan yang tergolong ke dalam

galian C adalah pasir, garam, asbes, batu apung, batu granit, batu andesit, tanah

liat dan lain-lain dan tidak mengandung unsur-unsur mineral dari penambangan

golongan A maupun B.

Tanah yang berasal dari galian pasir memiliki sifat fisik yang kasar, tidak lengket

sehingga sulit dibentuk gulungan. Ketidakstabilan struktur tanah galian pasir ini

diakibatkan karena proses penambangan sehingga terjadi pemadatan tanah akibat

penggunaan alat-alat berat. Proses ini menyebabkan pori-pori tanah semakin kecil

dan porositas kecil sehingga aerasi tanah tidak baik dan pada akhirnya

menyulitkan pertumbuhan akar tanaman (Utami, 2009).

Beberapa lahan bekas galian C, memiliki tekstur tanah liat berlumpur yang

mempengaruhi permeabilitas menjadi sangat lambat sehingga sering tergenang,

selain itu kandungan hara seperti N, P dan K serta aktivitas biologi tanah sangat

rendah. Untuk itu diperlukan upaya mengembalikan lahan sesuai fungsinya,

Page 29: PENGARUH INOKULASI FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR DAN ...digilib.unila.ac.id/29061/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penelitian menunjukkan bahwa inokulasi FMA meningkatkan infeksi

10

dengan cara mempertahankan kelestarian sumber-daya alam. Hasil penelitian

Harieni et al. (2013) menunjukkan bahwa penambahan pupuk urea pada residu

perlakuan pupuk kandang dan pupuk anorganik pada tanah sawah pasca galian C,

berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung yang meliputi

tinggi tanaman, berat segar brangkasan, berat kering brangkasan, berat tongkol

dan lingkar tongkol dibandingkan dengan kontrol.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ramadhan et al. (2015), hasil analisis

awal tanah bekas galian C menunjukan pH netral dengan nilai 6,85. Kandungan

C-organik rendah dengan nilai 0,35%, kandungan N-total rendah dengan nilai

0,10%, kandungan P-total dan P-tersedia yang tinggi dimana P-totalnya bernilai

156,44 mg 100g-1 tanah dan P-tersedia yang bernilai 15,19 ppm P.

Ketidakseimbangan kandungan unsur hara yang terdapat pada tanah pasca galian

C akan mengakibatkan pertumbuhan tanaman tidak optimal, kandungan P-total

yang tinggi namun tidak didukung dengan unsur hara lain seperti N dan C-organik

menyebabkan pertumbuhan tanaman tidak optimal.

2.2 Fungi Mikoriza Arbuskular (FMA)

Fungi Mikoriza Arbukular merupakan bentuk asosiasi atau simbiosis mutualisme

antara fungi dengan akar tanaman. Simbiosis ini bersifat saling menguntungkan

karena fungi memperoleh senyawa organik karbon dari tanaman inang yang

dimanfaatkan sebagai sumber nutrisi dan sebaliknya fungi membantu akar

tanaman dalam menyerap unsur hara yang tidak mobil di dalam tanah seperti P,

Fe, dan Zn. Fungi Mikoriza Arbuskular dapat ditemukan pada 80% jenis

tumbuhan (Rini dan Indarto, 2004).

Page 30: PENGARUH INOKULASI FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR DAN ...digilib.unila.ac.id/29061/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penelitian menunjukkan bahwa inokulasi FMA meningkatkan infeksi

11

Fungi Mikoriza Arbuskular yang diinokulasikan pada akar tanaman akan

menginfeksi akar. Proses infeksi akar oleh FMA dimulai dengan perkecambahan

spora yang menghasilkan hifa kemudian masuk ke dalam epidermis akar dan

berkembang secara interseluler dan intraseluler. Hifa intraseluler dapat

menembus sel korteks akar dan membentuk arbuskular setelah hifa mengalami

percabangan. Arbuskular berfungsi sebagai tempat terjadinya transfer hara dua

arah antara fungi dan inang (Harley and Smith, 2008). Pembentukan arbuskul ini

dipengaruhi oleh jenis tanaman, umur tanaman, dan morfologi akar tanaman.

Sedangkan perkembangan hifa secara interseluler, hifa akan berkembang menjadi

vesikel yang berisi cairan lemak, sebagai cadangan makanan bagi spora dan

sekaligus sebagai struktur tahan untuk mempertahankan kelangsungan hidup

cendawan. Vesikel biasanya lebih banyak dibentuk di luar jaringan korteks pada

daerah infeksi yang sudah tua (Brundrett, 2004).

2.2.1 Jenis Fungi Mikoriza Arbuskular

Mikoriza dapat digolongkan ke dalam 3 kelompok berdasarkan struktur dan cara

menginfeksi akar, yaitu: (1.) Ektomikoriza merupakan fungi yang menginfeksi

tidak masuk ke dalam sel akar tanaman dan hanya berkembang diantara dinding

sel jaringan korteks, akar yang terinfeksi membesar dan bercabang. Selain itu, (2.)

Endomikoriza merupakan fungi yang menginfeksi masuk ke dalam jaringan sel

korteks dan akar yang terinfeksi tidak membesar. Fungi Mikoriza Arbuskula

digolongkan ke dalam kelompok endomikoriza karena memiliki ciri-ciri akar

yang terinfeksi tidak membesar, lapisan hifa pada permukaan akar tipis, hifa

masuk ke dalam individu sel jaringan korteks, dan mempunyai struktur vesikula

Page 31: PENGARUH INOKULASI FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR DAN ...digilib.unila.ac.id/29061/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penelitian menunjukkan bahwa inokulasi FMA meningkatkan infeksi

12

serta arbuskular. (3) Ektendomikoriza memiliki hifa yang menyelimuti akar

dalam jumlah yang sedikit membentuk hartig net dan melakukan penetrasi ke

dalam sel korteks akar (Yusnaini, 2014).

Klasifikasi FMA dibagi ke dalam 9 famili yaitu Glomeraceae dengan 4 genus

yaitu: Funneliformis, Septoglomus, Glomus, Rhizophagus, famili Pacisporaceae,

dengan 1 genus Pacispora, famili Acaulosporaceae dengan 1 genus Acaulospora,

famili Diversisporaceae dengan 2 genus yaitu Diversispora dan Redeckera, famili

Gigasporaceae dengan 5 genus, yaitu: Gigaspora, Cetraspora, Racocetra,

Scutellospora, famili Claroideoglomeraceae dengan 1 genus Claroideoglomus,

famili Paraglomeraceae dengan 1 genus Paraglomus, famili Archaeosporaceae

dengan 1 genus Archaespora, dan famili Ambisporaceae dengan 2 genus

Ambispora dan Geosiphon (INVAM, 2013). Jenis-jenis FMA dapat dibedakan

dari warna, ukuran, bentuk, ada tidaknya ornamen seperti: dudukan hifa

(subtending hyphae), dan ujung hifa yang membesar (saccule) (INVAM, 2008).

2.2.2.Mekanisme Penyerapan P Oleh FMA

Fungi Mikoriza Arbuskular sangat berpengaruh terhadap peningkatan serapan P

pada tanaman. Berikut adalah mekanisme penyerapan unsur hara khususnya P

oleh FMA:

Fosfor merupakan salah satu unsur hara essensial bagi tanaman. Fosfor berfungsi

sebagai katalis reaksi-reaksi biokimia penting dalam tanaman. Tanaman menyerap

P dari tanah dalam bentuk ion fosfat, terutama H2PO4- dan HPO4 2- yang terdapat

dalam larutan tanah. Bentuk P anorganik ini sebagian besar berkombinasi dengan

Page 32: PENGARUH INOKULASI FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR DAN ...digilib.unila.ac.id/29061/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penelitian menunjukkan bahwa inokulasi FMA meningkatkan infeksi

13

Al, Fe, Ca, dan juga berikatan dengan liat membentuk komplek fosfat liat tidak

larut, sedangkan P organik di dalam tanah sekitar 1% terdapat dalam

mikroorganisme sehingga banyak tidak tersedia bagi tanaman. Tetapi hal ini dapat

diatasi, salah satunya dengan pemberian FMA. Spora FMA memiliki enzim

fosfatase yang dapat meningkatkan ketersediaan P bagi tanaman (Hanafiah, 2007

dan Novriani, 2010).

Menurut Smith dan Read (2008), terdapat tiga mekanisme FMA dalam

meningkatkan serapan P yang akan meningkatkan pertumbuhan tanaman, yaitu (1)

Fungi Mikoriza Arbuskular memodifikasi kimia akar tanaman karena FMA dapat

mengeluarkan enzim fosfatase dan asam-asam organik. Enzim fosfatase

merupakan suatu enzim yang dapat memacu proses mineralisasi P anorganik

dengan mengkatalis pelepasan P dari kompleks anorganik; (2) FMA memiliki hifa

eksternal yang berfungsi sebagai perluasan akar dan memperpendek jarak difusi

ion-ion fosfat sehingga proses difusi menjadi lebih cepat; dan (3) Hifa FMA

memiliki kemampuan untuk mendistribusikan P ke akar tanaman.

2.2.3.Peranan FMA

Fungi Mikoriza Arbuskular berpengaruh terhadap perbaikan agregat tanah,

Miselium FMA yang dilapisi oleh glomalin dapat menyebabkan partikel tanah

melekat satu dengan yang lainnya. Glomalin merupakan glikoprotein yang dapat

mengikat partikel-partikel tanah yang dikeluarkan oleh hifa FMA. Tanah bekas

galian C yang bersifat mudah tererosi dengan diberikan FMA mampu

meningkatkan stabilitas tanah (Wright and Upadhyaya,1996).

Page 33: PENGARUH INOKULASI FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR DAN ...digilib.unila.ac.id/29061/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penelitian menunjukkan bahwa inokulasi FMA meningkatkan infeksi

14

Pada lahan pasca tambang khususnya areal reklamasi walaupun tergolong

marginal diketahui terdapat FMA. Jenis FMA ini dapat dimanfaatkan sebagai

sumber inokulum untuk rehabilitasi lahan pasca tambang (Setiadi dan Setiawan,

2011).

Fungi Mikoriza Arbuskular memperoleh sumber nutrisi dari eksudat akar dan

tanaman inang akan memperoleh keuntungan berupa :

1. Penyerapan unsur hara khususnya P dan air akan meningkat

2. Tanaman lebih tahan terhadap kekeringan

3. Meningkatkan hormon auksin sehingga memperlambat penuaan akar

4. Terhambatnya infeksi oleh OPT di dalam tanah

Pada masa generatif unsur hara P banyak dialokasikan untuk proses pembentukan

biji atau buah tanaman. Hara P lebih banyak dimanfaatkan pada fase generatif

untuk proses pembungaan dan pembuahan tanaman (Novriani, 2010).

Inokulasi FMA pada tanaman jagung akan mempengaruhi pertumbuhan dan

kenaikan hasil tanaman jagung. Hal ini telah dibuktikan melalui hasil penelitian

Handayani (2009) yang menyatakan bahwa pemberian FMA berpengaruh nyata

terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung yang dilihat dari luas daun,

bobot basak tajuk, bobot kering tajuk dan bobot kering akar dan bobot 100 biji.

Hasil tertinggi diperoleh pada perlakuan 3 g FMA tanaman-1. Lebih lanjut, hasil

penelitian Khan (1975) menunjukkan bahwa inokulasi FMA pada tanah tidak

steril memperoleh kenaikan hasil tertinggi pada tanpa pemberian pupuk P yaitu

sebesar (221%), sedangkan dengan pemberian pupuk P kenaikan hasil sangat

kecil yaitu (9%). Kenaikan hasil yang tergolong rendah ini berhubungan dengan

Page 34: PENGARUH INOKULASI FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR DAN ...digilib.unila.ac.id/29061/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penelitian menunjukkan bahwa inokulasi FMA meningkatkan infeksi

15

penurunan kolonisasi FMA sebagai akibat dari pemberian pupuk TSP (280 kg

TSP ha-1).

2.3 Bahan Organik

Bahan organik merupakan sumber utama unsur hara makro di dalam tanah serta

unsur hara mikro yang sangat dibutuhkan bagi pertumbuhan tanaman. Sebagai

unsur hara yang terdapat dalam bahan organik akan dimineralisasi oleh mikroba

menjadi bentuk anorganik yang dapat diserap tanaman (Hadisumarno, 2009).

Bahan organik dalam tanah memiliki peranan yang sangat penting dalam

mempengaruhi kesuburan tanah, memperbaiki struktur tanah, menyangga air dan

hara, sumber unsur-unsur hara tanaman, dan sumber energi bagi mikroba tanah.

Tanah yang miskin bahan organik akan menyebabkan efisiensi pupuk menurun

karena kemampuan tanah untuk menyangga pupuk menurun karena sebagian

besar telah hilang (Go, 1977). Pemberian bahan organik lebih banyak ditujukan

untuk perbaikan struktur tanah, terutama di lahan kering, karena tanah menjadi

gembur, mudah diolah, infiltrasi air lebih cepat dan daya pegang air dari tanah

lebih besar. Pada lahan kering berlereng, pemberian bahan organik meningkatkan

kestabilan agregat, porositas tanah, dan infiltrasi air, sehingga meningkatkan

ketahanan tanah terhadap erosi (Fagi, 2005).

Menurut Kononova (1961), pemberian bahan organik ke dalam tanah dapat

meningkatkan aktivitas metabolisme organisme tanah serta meningkatkan

kegiatan jasad mikro untuk proses dekomposisi bahan organik. Semakin banyak

bahan organik tanah, maka akan semakin banyak pula populasi jasad mikro atau

fungi dalam tanah. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian oleh Lubis (2008) bahwa

Page 35: PENGARUH INOKULASI FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR DAN ...digilib.unila.ac.id/29061/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penelitian menunjukkan bahwa inokulasi FMA meningkatkan infeksi

16

jumlah jenis jamur Mucor dipengaruhi oleh keberadaan bahan organik. Pemberian

pupuk kandang pada minggu pertama jamur Mucor menghasilkan jumlah yang

tinggi sekitar 11,64 × 105 g-1 tanah. Hal yang sama juga terlihat pada pemberian

bahan organik ampas tebu, jumlah jamur Mucor pada minggu pertama sangat

tinggi yaitu 18,54 × 105g-1 tanah.

2.3.1 Sumber-Sumber Bahan Organik

Bahan organik tanah dapat diperoleh dari berbagai sumber, yaitu seperti

ditunjukkan pada Tabel 1.

Tabel 1. Sumber Bahan Organik yang Dimanfaatkan sebagai Pupuk Organik

AspekSumber Bahan

OrganikContoh Bahan Organik

Pertanian Limbah danresidu tanaman

Jerami dan sekam padi, gulma, daun,batang dan tongkol jagung, semuabagian vegetatif tanaman, batang pisangdan sabut kelapa.

Limbah danresidu ternak

Kotoran padat, limbah ternak cair,limbah pakan, ternak, tepung tulang,cairan proses biogas.

Pupuk hijau turi, lamtoro, centrosoma.

Tanaman air Azola, ganggang biru, rumput laut,gulma air.

Industri Limbah padat Serbuk gergaji kayu, blotong kertas,ampas tebu, kelapa sawit, pengalenganmakanan, pemotongan hewan.

Limbah rumahtangga

Sampah Sampah dapur dan sampah pemukiman

Sumber : Dermiyati, 2015.

Susanto (2002) menyatakan bahwa pupuk kandang merupakan salah satu sumber

bahan organik yang sangat populer di bidang pertanian karena peranannya yang

Page 36: PENGARUH INOKULASI FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR DAN ...digilib.unila.ac.id/29061/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penelitian menunjukkan bahwa inokulasi FMA meningkatkan infeksi

17

sangat penting dan belum tergantikan. Hal ini dikarenakan pupuk kandang

memiliki kandungan unsur hara esensial yang dibutuhkan oleh tanaman untuk

tumbuh dan berkembang. Pupuk kandang mengandung unsur hara makro N

sebesar 35%, P 60%, dan K 70%. Selain itu Dermiyati (2015) menyebutkan

bahwa selain unsur hara makro, pupuk kandang juga mengandung unsur hara

mikro yang berguna untuk menjaga keseimbangan hara dalam tanah.

2.3.2 Peranan Bahan Organik

Bahan organik tanah berpengaruh terhadap sifat-sifat kimia, fisik, maupun biologi

tanah. Fungsi bahan organik di dalam tanah sangat banyak, baik terhadap sifat

fisik, kimia maupun biologi tanah, antara lain sebagai berikut (Stevenson, 1994):

1. Berpengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap ketersediaan hara.

Bahan organik secara langsung merupakan sumber hara N, P, S, unsur mikro

maupun unsur hara esensial lainnya. Secara tidak langsung bahan organik

membantu menyediakan unsur hara N melalui fiksasi N2 dengan cara

menyediakan energi bagi bakteri penambat N2, membebaskan fosfat yang

difiksasi secara kimiawi maupun biologi dan menyebabkan pengkhelatan unsur

mikro sehingga tidak mudah hilang dari zona perakaran.

2. Membentuk agregat tanah yang lebih baik dan memantapkan agregat yang telah

terbentuk sehingga aerasi, permeabilitas dan infiltrasi menjadi lebih baik.

Akibatnya adalah daya tahan tanah terhadap erosi akan meningkat.

3. Meningkatkan retensi air yang dibutuhkan bagi pertumbuhan tanaman.

4. Meningkatkan retensi unsur hara melalui peningkatan muatan di dalam tanah.

Page 37: PENGARUH INOKULASI FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR DAN ...digilib.unila.ac.id/29061/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penelitian menunjukkan bahwa inokulasi FMA meningkatkan infeksi

18

5. Mengimmobilisasi senyawa antropogenik maupun logam berat yang masuk ke

dalam tanah

6. Meningkatkan kapasitas sangga tanah

7. Meningkatkan suhu tanah

8. Mensuplai energi bagi organisme tanah

9. Meningkatkan organisme saprofit dan menekan organisme parasit bagi tanaman

2.4 Tanaman Jagung

Tanaman jagung merupakan tanaman semusim. Untuk siklus hidupnya, tanaman

jagung dibagi menjadi 2 fase, yaitu vegetatif optimum terhitung mulai tanaman

jagung berusia 15 HST hingga usia 60 HST. Pada fase ini, tanaman jagung sangat

riskan terhadap kekurangan air. Sedangkan untuk fase generatif, dimulai saat

tanaman jagung berumur 61 HST hingga 100 HST. Pada fase ini peyerapan unsur

hara sangat dibutuhkan untuk memperoleh hasil produksi biji jagung yang

berkualitas (BPPP, 2008).

Sebagai syarat tumbuh, Prabowo (2007) mengatakan bahwa tanaman jagung

memerlukan unsur hara dalam jumlah yang besar dan kelengasan air yang cukup

untuk menunjang pertumbuhan tanaman jagung khsusnya pada saat fase generatif

atau pengisian bulir jagung. Selain itu, jagung ditanam pada awal musim hujan

atau menjelang musim kemarau. Untuk penyinaran, jagung sangat membutuhkan

cahaya matahari yang intesif, tanaman yang ternaungi akan menghambat

pertumbuhan tanaman jagung dan memberikan hasil biji yang tidak optimum.

Prabowo juga menambahkan bahwa suhu optimum yang baik untuk tanaman

jagung adalah bekisar 230C hingga 300C, pH tanah antara 5,6-7,5.

Page 38: PENGARUH INOKULASI FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR DAN ...digilib.unila.ac.id/29061/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penelitian menunjukkan bahwa inokulasi FMA meningkatkan infeksi

19

Akar tanaman yang serabut dan menyebar dangkal dan kurang toleran terhadap

kandungan air yang berlebihan mengharuskan tanaman jagung ditanam pada

kondisi tanah yang halus di lapisan permukaannya (Suprapto, 1990). Akar

tanaman jagung dapat tumbuh dan berkembang dengan baik apabila ditanam pada

kondisi tanah yang subur dan gembur, sehingga akan diperoleh akar serabut yang

baik dan lebat. Sedangkan pada tanah yang kurang sesuai dapat mempengaruhi

pertumbuhan jumlah akar tanaman jagung. Hal ini juga akan berpengaruh pada

proses penyerapan unsur hara bagi tanaman (Warisno, 1998).

Jagung hibrida P27 merupakan jagung yang dikeluarkan oleh perusahaan Pioneer

Indonesia milik PT DuPont. Jagung ini memiliki keunggulan berupa potensi hasil

± 11 ton ha-1, pertumbuhan tanaman seragam dan memiliki sistem perakaran yang

kokoh. Perakaran yang baik akan membantu tanaman mendapatkan suplai

makanan yang maksimal sehingga mampu memeperoleh hasil yang tinggi. Selain

itu, jagung varietas P27 ini mampu tumbuh baik pada keadaan tanah yang tidak

subur dan tahan terhadap penyakit tanaman jagung seperti karat dan busuk

tongkol jagung (Pioneer Indonesia, 2017).

Page 39: PENGARUH INOKULASI FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR DAN ...digilib.unila.ac.id/29061/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penelitian menunjukkan bahwa inokulasi FMA meningkatkan infeksi

III. METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas

Lampung, Laboratorium Ilmu Tanah Universitas Lampung, dan Laboratorium

Produksi Perkebunan Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada Juli 2016

sampai Desember 2016.

3.2 Alat dan Bahan

Bahan-bahan yang digunakan adalah benih jagung (Zea mays L.) varietas Pioneer

27, inokulum FMA campuran (Glomus sp., Gigaspora sp., Enthropospora sp.,

dan Acaulospora sp.), bahan organik dari pupuk kandang kotoran sapi dengan

C/N ratio 19,0, tanah pasca pertambangan galian C mengandung kadar air 5,11%,

Tryphan blue, KOH 10%, HCl 1 N, pupuk urea, TSP, KCl, amonium molibdat,

asam askorbat, HNO3, HClO4.

Alat-alat yang digunakan adalah polybag ukuran 17 cm × 34,5 cm, cangkul,

karung, mikroskop stereo, mikroskop majemuk dengan 4 perbesaran, saringan

mikro bertingkat dengan 4 ukuran (500 µm, 250 µm, 150 µm, 45 µm), coverglass,

pinset, water bath, gunting, cawan petri, timbangan digital, oven, timbangan, alat

pengayak tanah ukuran 0,5cm , gelas ukur, labu ukur, dan Spektrofotometer.

Page 40: PENGARUH INOKULASI FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR DAN ...digilib.unila.ac.id/29061/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penelitian menunjukkan bahwa inokulasi FMA meningkatkan infeksi

21

3.3 Metode

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang disusun

secara faktorial 3 × 4 dengan 3 kelompok. Faktor pertama adalah dosis aplikasi

FMA yang diinokulasi pada akar tanaman jagung, yaitu M0 (Tanpa inokulasi), M1

= (250 spora), dan M2 = (500 spora) dan faktor kedua adalah dosis bahan organik

yang terdiri dari B0 = (tanpa bahan organik), B1 = (20% bahan organik), B2 =

(40% bahan organik), dan B3 = (60% bahan organik). Pengelompokan dilakukan

berdasarkan intensitas cahaya. Homogenitas ragam diuji dengan Uji Bartlett dan

kemenambahan data diuji dengan Uji Tukey. Data yang homogen dan aditif

selanjutnya diuji menggunakan BNT dengan taraf 5%. Tata letak percobaan di

rumah kaca sebagai berikut (Gambar 2).

Keterangan:M: Spora FMA B: Bahan organikM0 = Tanpa FMA (kontrol) B0 = Tanpa bahan organik (kontrol)M1 = 250 spora B1 = 20% bahan organikM2 = 500 spora B2 = 40% bahan organik

B3 = 60% bahan organik

Gambar 2. Tata letak percobaan di rumah kaca.

U

Page 41: PENGARUH INOKULASI FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR DAN ...digilib.unila.ac.id/29061/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penelitian menunjukkan bahwa inokulasi FMA meningkatkan infeksi

22

3.4 Pelaksanaan Penelitian

3.4.1 Persiapan Media Tanam dan Penambahan Bahan Organik

Media tanam untuk penelitian ini adalah tanah pasca pertambangan galian C.

Tanah diambil dari pertambangan batu dan kerikil di Jalan Soekarno Hatta,

Panjang, Bandar Lampung. Tanah dibawa ke rumah kaca Fakultas Pertanian

Universitas Lampung kemudian dihaluskan dan diayak menggunakan ayakan

berukuran 0,5 cm. Sebelum digunakan, tanah awal diberi bahan organik untuk

meningkatkan bahan organik yang terlalu rendah sebanyak 54g 360kg-1 tanah.

Media tanam disiapkan dengan mencampurkan tanah lolos ayakan dan perlakuan

pupuk kandang kotoran sapi dengan perbandingan volume bahan organik masing-

masing dosis yaitu 0%, 20%, 40% dan 60%.

Persiapan media tanam 0% (tanpa bahan organik) hanya menggunakan 100%

tanah pasca galian C. Sedangkan,untuk persiapan media tanam dengan

penambahan dosis bahan organik sebanyak 20% memiliki perbandingan tanah dan

bahan organik 4 : 1. Tanah diambil sebanyak 4 ember kemudian ditambahkan

dengan 1 ember pupuk kandang kotoran sapi kemudian dicampur hingga rata.

Ember yang digunakan memiliki ukuran volume 20 L. Setelah itu, media tanam

dimasukkan ke dalam polybag berukuran 17 cm × 34,5 cm sebanyak 10 kg bobot

kering udara pada setiap polybag. Hal yang sama juga dilakukan untuk media

tanam dengan penambahan bahan organik 40% (3:2) dan 60% (2:3). Kemudian

media tanam dibiarkan selama seminggu dan disiram setiap hari sebanyak 500 ml

untuk mempertahankan kelembaban tanah agar mempermudah proses

perkecambahan benih jagung.

Page 42: PENGARUH INOKULASI FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR DAN ...digilib.unila.ac.id/29061/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penelitian menunjukkan bahwa inokulasi FMA meningkatkan infeksi

23

3.4.2 Penanaman Benih Jagung dan Inokulasi Fungi Mikoriza Arbuskula(FMA)

Inokulasi FMA menggunakan dosis 0 spora (tanpa spora), 250 spora (12,5 g) dan

500 spora (25 g) dengan media pembawanya adalah pasir. Inokulum FMA

sebanyak ± 1/3 dari dosis perlakuan dimasukkan ke dalam lubang tanam,

kemudian 2 benih jagung, selanjutnya ± 2/3 inokulum FMA dari dosis perlakuan

dimasukkan menutupi benih jagung, kemudian ditutup dengan tanah (Gambar 3.)

3.4.3 Pemeliharaan

3.4.3.1 Penjarangan dan pemupukan

Setelah tanaman memasuki usia 2 minggu setelah tanam (2MST), dilakukan

penjarangan menggunakan gunting dan disisakan 1 tanaman jagung yang paling

baik per polybag, setelah itu dilakukan pemupukan. Pemupukan menggunakan

pupuk tunggal Urea dengan dosis anjuran 400 kg ha-1, TSP dengan dosis 150 kg

ha-1, dan KCl dengan dosis 100 kg ha-1. Adapun dosis pupuk anorganik per

polybag dan waktu pemberian seperti yang tertera pada Tabel 2.

Benih jagung

Inokulum FMA

Lubang Tanam

TanahGalian C

Gambar 3. Cara pengaplikasian inokulum FMA pada tanamanjagung.

Page 43: PENGARUH INOKULASI FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR DAN ...digilib.unila.ac.id/29061/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penelitian menunjukkan bahwa inokulasi FMA meningkatkan infeksi

24

Tabel 2. Dosis dan waktu pemberian pupuk tunggal Urea, TSP, KCl pada tanamanjagung.

Waktu Pemberian(HST)

Urea(g polybag-1)

TSP(g polybag-1)

KCl(g polybag-1)

0-7 0,6 0,6 0,4

30-35 0,8 - -

45-50 0,6 - -

Keterangan : HST = Hari Setelah Tanam

3.4.3.2 Penyiraman

Setelah benih ditanam dilakukan penyiraman sebanyak satu kali dalam sehari

menggunakan teko berukuran 1,5 L.

3.4.3.3 Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)

Pengendalian gulma dilakukan dengan cara mekanis atau manual. Gulma yang

tumbuh di sekitar tanaman jagung dicabut dan dibuang, dan pengendalian

terhadap hama ditangkap kemudian dimusnahkan.

3.5 Pengamatan

Analisis tanah awal dilakukan untuk mengetahui sifat kimia tanah yang dilakukan

di Laboratorium Ilmu Tanah. Pengamatan pertumbuhan tanaman jagung

dilakukan hingga fase vegetatif maksimum pada usia 64 hari setelah tanam yang

ditandai dengan munculnya bunga jantan pada tanaman jagung. Variabel utama

yang diamati meliputi tinggi tanaman, volume akar, bobot kering brangkasan,

infeksi akar, kandungan dan serapan hara P tanaman jagung, dan variabel

pendukung berupa pH tanah dan C-organik tanah diamati pada fase vegetatif

akhir.

Page 44: PENGARUH INOKULASI FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR DAN ...digilib.unila.ac.id/29061/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penelitian menunjukkan bahwa inokulasi FMA meningkatkan infeksi

25

3.5.1 Analsis Tanah Awal

Analisis tanah awal dilakukan untuk mengetahui sifat kimia tanah awal. Sifat

kimia tanah yang dianalisis meliputi pH tanah dengan menggunakan metode

elektrometrik, N total dengan metode Kjeldhal, P tersedia (Bray II), P total tanah

dengan metode destruksi, Kalium dapat ditukar (K-dd) dengan menggunakan

metode ekstraksi, C-organik menggunakan metode Walkley & Black serta kadar

air tanah dengan metode oven.

3.5.2 Tinggi Tanaman (cm)

Tinggi tanaman diukur dari pangkal batang sampai ujung daun terpanjang dengan

menggunakan meteran dalam satuan cm. Pengukuran tinggi tanaman mulai

dilakukan pada saat tanaman memasuki umur 2 MST dan dilakukan setiap

minggu hingga tanaman mencapai fase vegetatif maksimum.

3.5.3 Volume akar (ml)

Volume akar diukur pada saat panen brangkasan (8 MST). Alat yang digunakan

adalah gelas ukur bervolume 1000 ml. Air dimasukkan sebanyak 500 ml,

kemudian akar dimasukkan ke dalam gelas ukur. Volume akar adalah selisih

antara volume akhir dengan volume awal.

3.5.4 Bobot Brangkasan Kering (g)

Tanaman jagung dibagi menjadi 2 bagian, bagian brangkasan tajuk dan bagian

brangkasan akar. Brangkasan atas dipotong-potong rata sekitar 5 cm, kemudian

dimasukkan ke dalam amplop coklat. Hal yang sama dilakukan untuk brangkasan

Page 45: PENGARUH INOKULASI FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR DAN ...digilib.unila.ac.id/29061/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penelitian menunjukkan bahwa inokulasi FMA meningkatkan infeksi

26

akar tanaman jagung. Masing-masing brangkasan dimasukkan ke dalam oven

dengan suhu 800 C selama 4 hari hingga bobotnya konstan, kemudian ditimbang.

3.5.5 Infeksi Akar (%)

Persen infeksi akar diamati dengan menggunakan metode pewarnaan. Sampel

akar diambil secara acak sebanyak ±2 g dari setiap tanaman. Setelah itu, akar

direndam dalam larutan KOH 10% kemudian dikukus di dalam water bath dengan

suhu 800 C selama 10 menit. Akar dibersihkan dan direndam dalam larutan HCl 1

N dan kembali dikukus pada suhu 800C selama 5 menit. Selanjutnya, akar

diwarnai dengan Tryphan Blue dan dikukus lagi pada suhu 800 C selama 5 menit.

Akar yang telah diwarnai disusun pada gelas objek dan dipotong sepanjang 2 cm

sebanyak 15 buah, kemudian ditetesi glycerol, ditutup dengan coverglass dan

selanjutnya diamati di bawah mikroskop majemuk dan dihitung persentase

infeksinya.

Rumus untuk menghitung persentase infeksi akar adalah

Infeksi akar (%) =∑∑ × 100%

3.5.6 Serapan Hara P (g tanaman-1)

Brangkasan tanaman jagung yang sudah kering kemudian digiling hingga halus

menggunakan hammer mill, selanjutnya ditimbang sebanyak 1 gram dan

dimasukkan ke dalam cawan porselen kemudian dimasukkan ke dalam alat

pengabuan. Proses pengabuan dilakukan pada suhu 3000 C selama 2 jam,

kemudian suhu dinaikkan hingga 5000 C selama 4 jam. Setelah itu, abu dibiarkan

semalaman hingga mencapai suhu ruangan. Abu yang sudah dingin kemudian

Page 46: PENGARUH INOKULASI FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR DAN ...digilib.unila.ac.id/29061/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penelitian menunjukkan bahwa inokulasi FMA meningkatkan infeksi

27

direndam dengan larutan HCl 1 N dan dididihkan. Larutan disaring ke dalam labu

ukur 100 ml kemudian diencerkan hingga 100 ml. Kandungan hara P tanaman

diukur dengan menggunakan spektofotometer, dengan mengukur absorban ekstrak

ditambah dengan pereaksi amonium molibdat pada panjang gelombang 800 nm.

Berdasarkan kandungan P dalam tanaman, serapan hara P dapat dihitung dengan

menggunakan rumus berikut

Serapan hara P (g tanaman-1) = % P dalam jaringan tanaman × bobot berangkasankering (g).

3.5.7 Analisis Tanah Akhir

Analisis tanah akhir dilakukan untuk mengetahui pH H2O tanah dengan metode

elektrometrik dan kandungan C-organik tanah dengan metode Walkley & Black.

Tanah yang dianalisis diambil secara komposit. Tanah dengan perlakuan yang

sama dalam setiap ulangan dicampurkan hingga homogen kemudian diambil

untuk dianalisis di Laboratorium Ilmu Tanah.

Page 47: PENGARUH INOKULASI FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR DAN ...digilib.unila.ac.id/29061/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penelitian menunjukkan bahwa inokulasi FMA meningkatkan infeksi

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Simpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Volume akar meningkat pada pemberian FMA 250 spora, sedangkan spora

infeksi akar meningkat pada pemberian FMA 500 spora.

2. Tinggi tanaman, serapan hara P dan persen infeksi akar dipengaruhi oleh bahan

organik. Pemberian bahan organik 40% memberikan hasil lebih tinggi

terhadap pertumbuhan tanaman jagung, sedangkan tanpa pemberian bahan

organik dan pemberian bahan organik 60% memberikan hasil lebih tinggi

terhadap persen infeksi akar.

3. Interaksi antara FMA dan bahan organik meningkatkan tinggi tanaman pada

usia 2 MST pada kombinasi perlakuan FMA tanpa bahan organik dan bahan

organik tanpa FMA.

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penggunaan bahan organik 40%

meningkatkan pertumbuhan, hara P tanaman jagung, dan pH tanah sehingga tidak

perlu dilakukan pengapuran pada tanah pasca penambangan galian C.

Page 48: PENGARUH INOKULASI FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR DAN ...digilib.unila.ac.id/29061/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penelitian menunjukkan bahwa inokulasi FMA meningkatkan infeksi

DAFTAR PUSTAKA

Atmojo, S. W. 2003. Peranan Bahan Organik terhadap Kesuburan Tanah danUpaya Pengelolaannya. Pengukuhan Guru Besar Ilmu Kesuburan TanahFakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret pada tanggal 4 Januari 2003.Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2008. Teknologi BudidayaJagung. Bandar Lampung. 17 hlm.

Balai Penelitian Tanah. 2009. Analisis Kimia Tanah, Tanaman, Air, dan Pupuk.Departemen Pertanian. Bogor. 234 hlm.

Brundrett, M., N. Bougher, B. Dell, T. Grave, and N. Malajezuk. 1996. Workingwith Mycorizas in Forestry and Agriculture. Australian Centre forInternational Agricultural Research (ACIAR). Canbera.

Brundrett, M. 2004. Diversity and Classification of Mycorrhizal Association.Biology review 79:473−495.

Bustami, Sufardi, dan Bakhtiar. 2012. Serapan Hara dan Efisiensi PemupukanPhosfat serta Petumbuhan Padi Varietas Lokal. J. Manajemen SumberdayaLahan. 1(2):159−170.

Cumming, J. R., and J. Ning. 2003. Arbuscular Mycorrhizal Fungi EnchancedAluminium Release from a Spodic Horizon Mediated by Organic Acids,Soil. Sci.Soc. Am. J. 54:1763−1767.

Dermiyati. 2015. Sistem Pertanian Organik Berkelanjutan. Plantaxia. Jogjakarta.106 hlm.

Dewi, I .R. 2007. Peran, Prospek dan Kendala Dalam PemanfaatanEndomikoriza. Makalah. Universitas Padjadjaran. Jatinangor.

Erlita dan Hariani, F. 2017. Pemberian Mikoriza dan Pupuk Organik TerhadapPertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung (Zea mays). Agrium.20(3):268−272.

Fagi, A. M. 2005.Menyikapi Gagasan dan Pengembangan Pertanian Organik DiIndonesia. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Seri AKTP No.1/2005.

Page 49: PENGARUH INOKULASI FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR DAN ...digilib.unila.ac.id/29061/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penelitian menunjukkan bahwa inokulasi FMA meningkatkan infeksi

54

Fahmi, A., Radjagukguk, B., dan Purwanto, B. H. 2009. Kelarutan Fosfat danFerro pada Tanah Sulfat Masam yang Diberi Bahan Organik Jerami Padi.J. Tanah Trop 14(2):119−125.

Go, B. H. 1977. Peranan Pupuk. Bahan Penataran Staf Peneliti LPH Tahap II.25−28 April 1977.

Hadisumarno, P. 2009. Biologi Tanah Kajian Pengelolaan Tanah BerwawasanLingkungan. Indonesia Cerdas. Yogyakarta.

Hanafiah, K. A. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. PT. Raja Grafindo Persada.Jakarta. 360 hlm.

Handayani, E. 2009. Respon Pertumbuhan dan Produksi Jagung (Zea mays L)terhadap Pemberian Fungi Mikoriza Arbuskular (FMA) dan PerbedaanWaktu Tanam. (Skripsi). Universitas Sumatera Utara. Medan. 63 hlm.

Hardjowigeno, S. 2007. Ilmu Tanah. Pressindo Akademika. Jakarta. 248 hlm.

Harieni, S., dan Minardi, S. 2013. Pemanfaatan Residu Penggunaan PupukOrganik dan Penambahan Pupuk Urea Terhadap Hasil Jagung pada LahanSawah Bekas Galian C. J. Ilmu Tanah Dan Agroklimatologi. 10(1):37−44.

Harley, J. L. and Smith, S. E. 2008. Mycorrhizal Symbiosis-3rd ed. AcademicPress. Toronto.

Hasibuan, D. S., Sabrina, T., dan Lubis, A. 2014. Potensi Berbagai TanamanSebagai Inang Inokulum Terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung danKedelai di Tanah Ultisol. Jurnal Online Agroteknologi. 2(2):905−914.

Hasibuan, P. M. 2006. Dampak Penambangan Bahan Galian Golongan CTerhadap Lingkungan Sekitarnya di Kabupaten Deli Serdang. J. Equality.11(1):19 −23.

Hutauruk, F. I., Simanungkalit, T., Irmansyah, T. 2012. Pengujian PemberianFungi Mikoriza Arbuskula dan Pupuk Fosfat Pada Budidaya TanamanSorgum (Shorgum bicolor (L.) Moench). J.Online Agroekoteknologi.1(1):64−76.

Invam. 2013. Classification of Glomeromycota. http://fungi.invam.wvu.edu/the-fungi/classification.html. Diakses pada 21 Agustus 2017.

______2008. http://invam.wvu.edu/the-fungi/classification. Diakses pada 21Agustus 2017.

Khairuna, Syafruddin, dan Marlina. 2015. Pengaruh Fungi Mikoriza Arbuskulardan Kompos Pada Tanaman Kedelai Terhadap Sifat Kimia Tanah. J.Floratek. 10:1−9.

Page 50: PENGARUH INOKULASI FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR DAN ...digilib.unila.ac.id/29061/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penelitian menunjukkan bahwa inokulasi FMA meningkatkan infeksi

55

Khan, A. G. 1975. Growth Effect Of VA-Mycorrhiza On Crops In The Field. pp.419-435. In:F.E. Sanders, B. Mosse and P.B. Tinker (eds.).Endomycorrhizas. Academic Press, London.

Kononova, M. M. 1961. Soil Organic Matter. Pergamon Press. Oxford.

Lizawati, Kartika, E., Alia, Y., dan Handayani, R. 2014. Pengaruh PemberianKombinasi Isolat Fungi Mikoriza Arbuskula terhadap PertumbuhanVegetatif Tanaman Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) yang Ditanam padaTanah Bekas Tambang Batubara. Biospecies 7(1):14−21.

Lubis, S. 2008. Dinamika Populasi Jamur pada Tanah Ultisol Akibat PemberianBerbagai Bahan Organik Limbah Perkebunan. (Skripsi). UniversitasSumatera Utara. Medan. 40 hlm.

Mahi, A. K. 2013. Survei Tanah, Evaluasi dan Perencanaan PenanggulanganLahan (Soil Survey, Landuse Evaluation and Planning). LembagaPenelitian Universitas Lampung. Bandar Lampung

Margarettha. 2010. Pemanfaatan Tanah Bekas Tambang Batubara Dengan PupukHayati Mikoriza Sebagai Media Tanam Jagung Manis. J. Hidrolitan1(3):1−10.

Mosse, B. 1981. Vesicular-Arbuscular Micorrhiza Research for Tropica.Agricultural Ress. Bull. Hawai. Inst. Tropica Agricultural and HumanResources.

Musfal. 2008. Efektifitas Cendawan Mikoriza Arbuskular (CMA) TerhadapPemberian Pupuk Spesifik Lokasi Tanaman Jagung pada Tanah Inceptisol.(Tesis). Universitas Sumatera Utara. Medan.

______ 2010. Potensi Cendawan Mikoriza Arbuskula untuk Meningkatkan HasilTanaman Jagung. Jurnal Litbang Pertanian 29(4):154 −158.

Novriani. 2010. Alternatif Pengelolaan Unsur Hara P (Fosfor) Pada BudidayaJagung. J. Agronobis 2(3):42−49.

Nurbaity, A., Herdiyantoro, D., dan Mulyani, O. 2009. Pemanfaatan BahanOrganik Sebagai Bahan Pembawa Inokulan Fungi Mikoriza Arbuskula. J.Biologi 13(1):7−11.

Pioneer Indonesia. 2017. P27 Sehat Kuat. https://www.pioneer.com/web/site/indonesia/ products/corn/ p27-gajah. Diakses pada 05 Mei 2017.

Prabowo, A. Y. 2007. Budidaya Jagung. http://teknis-budidaya.com. Diaksestanggal 30 April 2016.

Prasetyo, B. H., dan Suriadikarta, D. A. 2006. Karakteristik, Potensi danTeknologi Pengelolaan Tanah Ultisol untuk Pengembangan PertanianLahan Kering di Indonesia. Jurnal Litbang Pertanian 25(2):39−46.

Page 51: PENGARUH INOKULASI FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR DAN ...digilib.unila.ac.id/29061/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penelitian menunjukkan bahwa inokulasi FMA meningkatkan infeksi

56

Pulungan, A. S. S. 2013. Infeksi Fungi Mikoriza Arbuskular Pada Akar TanamanTebu (Saccharum officinarum L.). J.Biosains Unimed. 25(1):43-46.

Rahmawati, N. E. 2007. Dampak Pembukaan Lahan Hutan Terhadap Sifat Fisik,Kimia, dan Biologi Tanah (Studi Kasus di Taman Wisata Alam SibolangitDeli Serdang). (Skripsi). Institut Pertanian Bogor. Bogor. 33 hlm.

Ramadhan, M. F., C. Hidayat, dan S. Hasani. 2015. Pengaruh Aplikasi RagamBahan Organik dan FMA Terhadap Pertumbuhan dan Hasil TanamanCabai (Capsicum Annum L.) Varietas Landung pada Tanah Pasca GalianC. J Agro 2(2):50 −57.

Refliaty, Tampubolon G., dan Hendriansyah. 2011. Pengaruh Pemberian KomposSisa Biogas Kotoran Sapi Terhadap Perbaikan Beberapa Sifat Fisik Ultisoldan Hasil Kedelai (Glycine max (L.) Merill). J.Hidrolitan. 2(3):103−114.

Rini, M.V. dan Indarto. 2004. Potensi Penggunaan Cendawan MikorizaArbuskular Dalam Pengembangan Budidaya Tebu di Lahan Kering. HibahPenelitian Kerjasama Antar Perguruan Tinggi. (Proposal Penelitian).Universitas Lampung. Bandar Lampung. 31 hlm.

Salisbury, F. B and Ross, C. W. 1995. Fisiologi Tumbuhan. Jilid 2. Terjemahan:Diah R. Lukman dan Sumaryono. Institut Teknologi Bandung. Bandung.173 hlm.

Setiadi, Y. dan Setiawan, A. 2011. Studi Status Fungi Mikoriza Arbuskula diAreal Rehabilitasi Pasca Penambangan Nikel. (Studi Kasus) PT INCOTbk. Sorowako. Sulawasi Selatan. J. Silvikultur Tropika. 3(1):88−95.

Simanungkalit, R. D. M. 2004. Fungi Mikoriza Arbuskular di Bidang Pertanian.Dalam Prosiding Workshop Mikoriza Teknik Produksi Bibit TanamanBermikoriza. Bogor.

Smith, S. E., and Read, D. 2008. Mycorrizal Symbiosis. 3rd ed. Academic Press.Oxford, UK. 769 hlm.

Stevenson, F.J. 1994. Humus Chemistry : Genesis, Composition, Reaction. 2nded. John Wiley&Sons, Inc. New York. 496 hlm.

Syekhfani. 1993. Peruntukan Lahan Wilayah Pertambangan Bahan GalianGolongan C (Sedimen Lepas). Disajikan Dalam Lokakarya PetunjukTeknis Reklamasi Lahan Bekas Penambangan Bahan Galian Golongan Cdi Jawa Timur, di Hotel New Victory Batu, Malang, BAPEDALDAJATIM pada tanggal 28-30 Oktober 1993. 6 hlm.

Suprapto, H. S. 1990. Bertanam Jagung. Penebar Swadaya. Jakarta.

Susanto, R. 2002. Penerapan Pertanian Organik : Pemasyarakatan danPengembangannya. Kanisius. Yogyakarta. 232 hlm.

Page 52: PENGARUH INOKULASI FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR DAN ...digilib.unila.ac.id/29061/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penelitian menunjukkan bahwa inokulasi FMA meningkatkan infeksi

57

Suwarniati. 2014. Pengaruh FMA dan Pupuk Organik Terhadap Sifat KimiaTanah dan Pertumbuhan Bunga Matahari (Helianthus annus L.) PadaLahan Kritis. Jurnal Biotik. 2(1):1−76.

Tawakal, M. I. 2009. Respons Pertumbuhan dan Produksi Beberapa VarietasKedelai (Glicine max L.) Terhadap Pemberian Pupuk Kandang KotoranSapi. (Skripsi). Universitas Sumatera Utara. Medan. 62 hlm.

Tim Puslitbang Tekmira. 2004. Penyusunan Data dan Pemetaan Sebaran BahanTambang di Kabupaten Cirebon. Laporan Akhir. Cirebon: BadanPerencanaan Daerah Kabupaten Cirebon.

Turjaman, M., dan D. E. A. 2013. Fungi Mikoriza Sebagai Input TeknologiKonservasi Jenis Tanaman Hutan Langka dan Rehabitilitasi LahanTerdegradasi. Orasi Karya Ilmiah: Pusat Penelitian dan PengembanganKonservasi dan Rehabilitasi. Bogor.

Utami, N. H. 2009. Kajian Sifat Fisik, Sifat Kimia dan Sifat Biolgi Tanah PaskaTambang Galian C Pada Tiga Penutupan Lahan (Studi KasusPertambangan Pasir (Galian C) di Desa Gumulung Tonggoh, KecamatanAstanajapura, Cirebon, Jawa Barat). (Skripsi). Institut Pertanian Bogor.Bogor. 93 hlm.

Warisno, 1998. Budidaya Jagung Hibrida. Kanisius. Yogyakarta.

Widiastuti, H., Guhardja, E., Soekarno,N., Darusman, L. K., Goenadi, D. H., danSmith, S. E. 2003. Optimasi Simbiosis Cendawan Mikoriza ArbuskularAcaulospora tuberculata dan Gigaspora margarita Pada Bibit KelapaSawit di Tanah Masam. Menara Perkebunan. 70(2):50−57.

Wright, S. F., and Upadhyaya, A. 1996. Extraction of An Abundant and UnusualProtein From Soil and Comparison With Hyphal Protein of ArbuscularMycorrhizal Fungi. Soil Science 161:575−586.

Yusnaini, S. 2014. Pengelolaan Hara Fosfor Secara Biologis Kunci PertanianBerkelanjutan. Lembaga Penelitian. Universitas Lampung