Top Banner

of 32

Isolasi Inokulasi Dan Morfologi

Mar 02, 2018

Download

Documents

Elisa Maharani
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 7/26/2019 Isolasi Inokulasi Dan Morfologi

    1/32

    26

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Diketahui bahwa mikroba tersebar di alam, terdapat di lingkungan

    mana saja dalam populasi campuran. Boleh dikatakan amat jarang mikroba

    dijumpai sebagai satu spesies tunggal di alam. Untuk mencirikan dan

    mengidentifikasikan suatu spesies mikroorganisme tertentu, pertama-tama

    spesies tersebut harus dapat dipisahkan dari organisme lain, lalu

    ditumbuhkan menjadi biakan murni.

    Dalam mengisolasi suatu mikroorganisme, dilakukan dengan cara

    yang aseptis untuk menghindari terjadinya kontaminasi dengan

    mikroorganisme lain. Kebanyakan mikroorganisme dapat diisolasi dan

    diinokulasi dalam biakan murni dengan memindahkan suatu koloni secara

    cermat, mensuspensikan kembali dalam cairan dan menanamnya kembali

    pada medium yang selektif.

    Untuk mengidentifikasi suatu biakan murni bakteri hasil isolasi

    mula-mula diamati morfologi sel secara mikroskopik melalui pengecetan

    atau pewarnaan, salah satunya adalah dengan pewarnaan gram. Pewarnaan

    gram merupakan salah satu teknik pewarnaan atau pengecatan yang

    dikerjakan di laboratorium mikrobiologi untuk kepentingan identifikasi

    bakteri. Morfologi mikroskopik mikroorganisme yang diperiksa dan

    sifatnya yang khas terhadap pengecatan tertentu (pengecatan gram) dapat

    digunakan untuk identifikasi awal. Dengan metode pengecatan gram,

    bakteri dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu bakteri Gram positif dan

    Gram negatif berdasarkan reaksi atau sifat bakteri terhadap cat tersebut.

    Reaksi atau sifat bakteri tersebut ditentukan oleh komposisi dinding

    selnya. Oleh karena itu, pengecatan gram tidak bisa dilakukan pada

    mikroorganisme yang tidak mempunyai dinding sel. Dalam proses ini,

    olesan bakteri yang sudah terfiksasi dikenai larutan-larutan berikut : zat

  • 7/26/2019 Isolasi Inokulasi Dan Morfologi

    2/32

    27

    pewarna kristal violet, larutan iodium, larutan alkohol (bahan pemucat),

    dan zat pewarna tandingannya berupa safranin.

    B.

    Tujuan Praktikum

    1. Praktikan memahami dan mampu melakukan proses isolasi dan

    inokulasi mikroorganisme pada sampel bagian permukaan tubuh

    (sela jari tangan) dengan media PCA (Plate Count Agar) dan

    Media EMBA (Eosin Methylene Blue Agar).

    2. Praktikan memahami dan mampu melakukan proses pengenceran

    bertingkat.

    3. Praktikan mengetahui morfologi bakteri secara mikroskopis

    melalui metode pewarnaan gram.

    C. Manfaat Praktikum

    1. Mahasiswa dapat mengetahui cara isolasi dan inokulasi

    mikroorganisme pada sampel bagian permukaan tubuh (sela jari

    tangan) dengan media PCA (Plate Count Agar) dan Media EMBA

    (Eosin Methylene Blue Agar).

    2. Mahasiswa dapat melakukan pengenceran bertingkat.

    3. Mahasiswa dapat mengetahui langkah-langkah morfologi bakteri

    dengan metode pewarnaan gram.

    4. Mahasiswa dapat mengetahui perbedaan bakteri gram positif dan

    bakteri gram negatif.

    5.

    Mahasiswa dapat mengetahui penggolongan jenis bakteri.

  • 7/26/2019 Isolasi Inokulasi Dan Morfologi

    3/32

    28

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Isolasi

    Dalam kehidupan sehari hari kita selalu berhubugan dengan berbagai

    macam mikroorganisme, baik bakteri, kapang maupun khamir. Untuk

    mempermudah dalam mempelajari jenis dan sifat mikroorganisme, maka

    mikroorganisme tersebut harus diisolasi dari lingkungan dan dipelihara pada

    medium yang sesuai untuk pertumbuhannya1.

    Isolasi bakteri merupakan suatu cara untuk memisahkan atau

    memindahkan mikroba tertentu dari lingkungan sehingga diperoleh kultur

    murni atau biakan murni. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan yaitu

    dengan cara goresan (streak plate), cara tuang (pour plate), cara sebar (spread

    plate), dan mikromanipulator2. Teknik isolasi mikroorganisme adalah suatu

    usaha untuk menumbuhkan mikroba diluar dari lingkungan alamiahnya.

    Pemisahan mikroorganisme dari lingkungannya ini bertujuan untuk

    memperoleh biakan bakteri yang sudah tidak bercampur lagi dengan bakteri

    lainya, dan ini disebut dengan biakan murni3.

    Di alam, populasi mikroorganisme tidak terpisah sendiri menurut

    jenisnya, tetapi terdiri dari campuran berbagai macam sel. Dalam

    laboratorium, populasi bakteri ini dapat diisolasi dari ekosistem tanah, air,

    maupun udara. Selain itu, isolasi mikroorganisme pun dapat dilakukan dari

    berbagai sampel

    bahan atau jaringan tubuh menjadi kultur murni yang terdiri

    darisatu jenis yang dapat dipelajari morfologi, sifat, dan kemampuan

    biokimiawinya4.

    Proses mengisolasi harus dilakukan dengan cara yang aseptiskarena

    untuk menghindari adanya kontaminasi antara mikroorganismelainnya.

    Mikroorganisme dapat diisolasi dan diinokulasi dalam biakanmurni dengan

    cara memindahkannya lalu menanamnya kembali pada medium baru5.

  • 7/26/2019 Isolasi Inokulasi Dan Morfologi

    4/32

    29

    B. Inokulasi

    Teknik isolasi mikroba yaitu inokulasi yang merupakan suatu teknik

    pemindahan suatu biakan tertentu dari medium yang lama ke medium yang

    baru dengan tujuan untuk mendapatkan suatu biakan yang murni tanpa adanya

    kontaminasi dari mikroba yang lain6.

    Inokulasi penanaman bakteri atau biasa disebut juga inokulasi adalah

    pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru

    dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Untuk melakukan penanaman

    bakteri (inokulasi) terlebih dahulu diusakan agar semua alat yang ada dalam

    hubungannya dengan medium agar tetap steril, hal ini agar menghindari

    terjadinya kontaminasi7. Teknik penanaman (inokulasi), teknik ini merupakan

    lanjutan dari pengenceran bertingkat. Pengambilan suspensi dapat diambil dari

    pengenceran mana saja tapi biasanya utuk tujuan isolasi (mendapatkan koloni

    tunggal) diambil bebrapa pengenceran terakhir.

    Ada beberapa metode untuk menginokulasi bakteri sesuai dengan jenis

    medium tujuannya. Pada medium agar tegak, dilakukan metode tusuk

    menggunakan jarum ose. Pada medium agar miring,dilakukan metode gores

    dengan menggunakan loop ose. Pada medium petridisk, dapat digunakan

    metode streak plate (metode gores), pour plate (metode tuang) atau spread

    plate (metode sebar). Setelah inokulasi, dilakukan proses inkubasi, yaitu

    menyimpan medium pada alat atau kontainer pada temperatur tertentu dan

    periode tertentu, sehingga tercipta lingkungan yang menyediakan kondisi

    cocok untuk pertumbuhan bakteri. Metode gores atau streak plate

    menggunakan loop ose dan menggoreskannya ke permukaan medium agar

    dengan pola tertentu dengan harapan pada ujung goresan, hanya sel-sel bakteri

    tunggal yang terlepas dari ose dan menempel ke

    medium. Sel-sel bakteri

    tunggal ini akan membentuk koloni tunggal yang kemudian dapat dipindahkan

    ke medium selanjutnya agar didapatkan biakan murni8.

    C. Media PCA (Plate Count Agar)

    Mikroorganisme dapat hidup dimana saja seperti air, udara, darat,

    termasuk di makanan. Pada beberapa kondisi, jumlah mikroorganisme harus

  • 7/26/2019 Isolasi Inokulasi Dan Morfologi

    5/32

    30

    dibatasi, seperti mikroorganisme pada saluran pembuangan limbah dan juga

    mikroorganisme pada makanan atau produk susu jumlahnya harus mengikuti

    standar-standar yang sudah ditetapkan. Untuk menghitung jumlah

    mikroorganisme tersebut biasanya sampel dari makanan atau produk susu atau

    dari air limbah tersebut di uji menggunakan media Plate Count Agar (PCA)

    dengan metode Total Plate Count (TPC)9.

    Plate Count Agar(PCA) atau yang juga sering disebut dengan Standard

    Methods Agar(SMA) merupakan sebuah media pertumbuhan mikroorganisme

    yang umum digunakan untuk menghitung jumlah bakteri total (semua jenis

    bakteri) yang terdapat pada setiap sampel seperti makanan, produk susu, air

    limbah dan sampel-sampel lainnya yang juga biasanya menggunakan metode

    Total Plate Count (TPC). Plate Count Agar (PCA) merupakan media padat,

    yaitu media yang mengandung agar sehingga setelah dingin media tersebut

    akan menjadi padat. Plate Count Agar (PCA) pertama kali dikembangkan

    oleh Buchbinder, Baris, dan Goldstein pada tahun 1953 atas permintaan dari

    American Public Health Association(APHA)9.

    Komposisi Plate Count Agar (PCA) dapat bervariasi, tetapi biasanya

    mengandung: 0,5% trypton, 0,25% ekstrak ragi, 0,1% glukosa, 1,5% agar-

    agar. Plate Count Agar (PCA) mengandung glukosa dan ekstrak ragi yang

    digunakan untuk menumbuhkan semua jenis bakteri. Plate Count Agar (PCA)

    mengandung nutrisi yang disediakan oleh trypton, vitamin dari ekstrak ragi,

    dan glukosa yang digunakan sebagai sumber energi bagi mikroorganisme

    sehingga mendukung pertumbuhan dari bakteri. Plate Count Agar (PCA)

    bukan merupakan media selektif karena media ini tidak hanya ditumbuhi

    oleh satu jenis mikroorganisme tertentu9.

    D. Media EMBA

    EMB Agar adalah media yang digunakan untuk mengetahui ada atau

    tidaknya bakteri coliform di dalam suatu sample. Media Eosin Methylene

    Blue Agar ini mempunyai keistimewaan mengandung laktosa dan berfungsi

    untuk membedakan mikroba yang memfermentasikan laktosa seperti S.

    aureus, P. aerugenosa, dan Salmonella. Mikroba yang memfermentasi laktosa

  • 7/26/2019 Isolasi Inokulasi Dan Morfologi

    6/32

    31

    menghasilkan koloni dengan inti berwarna gelap dengan kilap logam.

    Sedangkan mikroba lain yang dapat tumbuh koloninya tidak berwarna10.

    Fungsi dari eosin dan metilen blue membantu mempertajam perbedaan

    warna. Namun demikian, jika media ini digunakan pada tahap awal, kuman

    lain bisa juga tumbuh terutama P. Aerugenosa dan Salmonella sp. Hal ini

    dapat menimbulkan keraguan. Bagaiamanapun media ini sangat baik untuk

    mengkonfirmasi bahwa kontaminan tersebut adalahE.coli10.

    Media EMBA adalah medium selektif dan diferensial digunakan

    untuk mengisolasi coliform fecal. Eosin Y dan metilen blue adalah

    pewarna indikator pH yang bergabung untuk membentuk endapan ungu gelap

    pada pH rendah (asam), mereka juga berfungsi untuk menghambat

    pertumbuhan organisme yang paling Gram positif. Sukrosa dan

    laktosa berfungsi sebagai sumber karbohidrat dapat difermentasi

    yang mendorong pertumbuhan coliform. Fermentor yang kuat dari laktosa

    atau sukrosa akan menghasilkan jumlah asam yang cukup untuk

    membentuk kompleks warna ungu tua. Pertumbuhan organisme ini akan

    muncul berwarna ungu tua sampai hitam. Escherichia coli, suatu fermentor

    yang kuat, sering menghasilkan warna koloni hijau metalik. Fermentor

    lambat atau lemah akan menghasilkan koloni merah muda mukoid atau

    berlendir. Biasanya koloni berwarna atau tidak berwarna menunjukkan

    bahwa organisme fermentor laktosa atau sukrosa terserbut bukan

    merupakan coliform fecal11.

    E. Bakteri

    Bakteri adalah salah satu golongan organisme prokariotik (tidak memiliki

    selubung inti). Bakteri sebagai makhluk hidup tentu memiliki informasi

    genetik berupa DNA, tapi tidak terlokalisasi dalam tempat khusus (nukleus)

    dan tidak ada membran inti. Bentuk DNA bakteri adalah sirkuler, panjang dan

    biasa disebut nukleoi. Pada DNA bakteri tidak mempunyai intron dan hanya

    tersusun atas akson saja. Bakteri juga memiliki DNA ekstrakromosomal yang

    tergabung menjadi plasmid yang berbentuk kecil dan sirkuler12.

  • 7/26/2019 Isolasi Inokulasi Dan Morfologi

    7/32

    32

    Bakteri merupakan salah satu contoh organisme yang memilikisel tipe

    prokariotik. Bakteri memiliki ukuran (panjang) berkisar antara 0,15-15.

    Struktur sel bakteri terdiri dari bagian luar sebagai penutup sel dan

    sitoplasma13. Bakteri adalah yang paling berkelimpahan dari semua

    organisme. Bakteri ada dimana-mana, di tanah, air, bahkan di dalam tubuh

    makhluk hidup14.

    F. Jenis Bakteri

    Untuk memahami beberapa kelompok organisme, diperlukan klasifikasi.

    Tes biokimia, pewarnaan gram, merupakan kriteria yang efektif untuk

    klasifikasi. Hasil pewarnaan mencerminkan perbedaan dasar dan kompleks

    pada sel bakteri (struktur dinding sel), sehingga dapat membagi bakteri

    menjadi 2 kelompok, yaitu bakteri Gram-positif dan bakteri Gram-negatif12.

    1.

    Bakteri Gram Negatif

    a. Bakteri Gram Negatif Berbentuk Batang (Enterobacteriacea).

    Bakteri gram negatif berbentuk batang habitatnya adalah usus

    manusia dan binatang. Enterobacteriaceae meliputi Escherichia,

    Shigella, Salmonella, Enterobacter, Klebsiella, Serratia, Proteus).

    Beberapa organisme seperti Escherichia coli merupakan flora normal

    dan dapat menyebabkan penyakit sedangkan yang lain seperti

    salmonella dan shigella merupakan patogen yang umum bagi

    manusia.

    b.

    Pseudomonas, Acinobacter dan Bakteri Gram Negatif Lain.

    c. Vibrio Campylobacter, Helicobacter, dan Bakteri lain yang

    berhubungan.

    Mikroorganisme ini merupakan spesies berbentuk batang Gram-

    negatif yang tersebar luas di alam. Vibrio ditemukan didaerah

    perairan dan permukaan air. Aeromonas banyak ditemukan di air

    segar dan terkadang pada hewan berdarah dingin.

    d. Haemophilus , Bordetella, dan Brucella

    e. Yersinia, Franscisella dan Pasteurella

  • 7/26/2019 Isolasi Inokulasi Dan Morfologi

    8/32

    33

    Berbentuk batang pendek Gram-negatif yang pleomorfik.

    Organisme ini bersifat katalase positif, oksidase positif, dan

    merupakan bakteri anaerob fakultatif.

    2. Bakteri Gram Positif

    a. Bakteri gram positif pembentuk spora : Spesies Bacillus dan

    Clostridium

    b. Bakteri Gram-positif Tidak Membentuk Spora: Spesies

    Corynebacterium, Listeria, Propionibacterium, Actinomycetes.

    c.

    Staphylococcus: Berbentuk bulat, biasanya tersusun bergerombol

    yang tidak teratur seperti anggur.

    d.

    Streptococcus: Merupakan bakteri gram-positif berbentuk bulat

    yang mempunyai pasangan atau rantai pada pertumbuhannya12.

    G. Penyakit Kesehatan Akibat Bakteri

    1. Tuberkulosis Paru (TBC)

    Tuberkulosis Paru atau TBC adalah penyakit yang di sebabkan

    bakteri Mycobacterium tuberculosi dan Mycrobacterium bovis. Bakteri

    tersebut mempunyai ukuran 0,5-4 Mikron x 0,3-0,6, micron dengan bentuk

    tipis, lurus atau agak bengkok, bergranular atau tidak mempunyai

    selabung, tetapi mempunyai lapisan luar tebal yang terdiri dari lipoid.

    Penyakit ini di tularkan melaului udara (droplet nuclei) saat seorang pasien

    TBC batuk dan percikan ludah yang mengandung bakteri tersebut terhirup

    oleh orang lain saat bernafas.

    2. Difteri

    Difteria merupakan infeksi akut yang disebabkan oleh

    Corynebacterium diphtheriae. Lesi primer biasanya terdapat pada

    tenggorokan atau nasofaring dan dicirikan dengan adanya penyebaran

    pertumbuhan pseudomembranosa keabu-abuan. Bakteri berbiak pada

    tempat tersebut, dan mengeluarkan eksotoksin yang dibawa oleh darah ke

    berbagai jaringan tubuh, menyebabkan hemoragik dan kerusakan nekrotik

    pada berbagai organ. Strain C. diphtheriae toxigenik dan nontoxigenik

    dapat menyebabkan penyakit, hanya strain yang menghasilkan toksin yang

  • 7/26/2019 Isolasi Inokulasi Dan Morfologi

    9/32

    34

    menyebabkan manifestasi sistemik yang sering berhubungan dengan

    penyakit yang berat atau mematikan.

    C. diphtheriae merupakan bakteri bentuk batang ramping, gram-

    positif, yang tidak tahan-asam dan tidak membentuk spora. Sel

    berukuran 0,5-1,0 (m. Pada apusan pewarnaan, terlihat sebagai sel

    tunggal, atau palisade (pagar) dan satu dengan yang lainnya

    membentuk formasi sudut V atau L. Formasi mirip-huruf Cina ini

    disebabkan oleh "snapping" pergerakan yang dilibatkan ketika dua

    sel membelah. Bentuk C. diphtheriae secara umum berupa batang

    ketika tumbuh pada media nutrisi yang lengkap.

    3.

    Pertusis

    Penyakit infeksi saluran napas akut yang terutama menyerang anak-

    anak. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Bordetella pertusis

    (Haemophilus pertusis). Bordetella pertusis termasuk kelompok

    kokobasilus Gram-negatif, tidak bergerak dan tidak berspora. Bakteri ini

    memerlukan media untuk tumbuh seperti media darah-gliserin-kentang

    (Bordet-Gengou) yang di tambah penisilin untuk menghambat

    pertumbuhan organism lainnya. Bakteri ini berukuran panjang 0,5-1m

    dan diameternya 0,2-0,3m. Penularan penyakit ini melalui droplet dan

    sebagian besar bayi tertular oleh saudaranya dan kadang-kadang oleh

    orangtuanya.

    4. Tetanus Neonatoru

    Tetanus adalah penyakit kekakuan otot (spasme) yg disebabkan oleh

    eksotoksin (tetanospasmin) dari organism penyebab penyakit tetanus dan

    bukan oleh organismenya sendiri. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri

    Clostridium tataniyang merupakan bakteri Gram-positif berbentuk batang

    dengan spora pada sisi ujungnya sehingga mirip dengan pemukul

    genderang. Bakteri tetanus bersifat obligat anaerob yaitu berbentuk

    vegetative pada lingkungan tanpa oksigen dan rentan terhadap panas serta

    disinfektan. Penularannya itu dengan cara Tetanus masuk kedalam tubuh

    manusia biasanya melalui luka yg dalam dengan suasana anaerob (tanpa

  • 7/26/2019 Isolasi Inokulasi Dan Morfologi

    10/32

    35

    oksigen) sebagai akibat dari kecelakaan, luka tusuk, luka oprasi, karies

    gigi, pemotong tali pusat, dll.

    5.

    Demam Tifoid

    Demam Tifoid adalah infeksi akut pada saluran pencernaan yang di

    sebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Salmonella adalah bakteri Gram-

    negatif, tidak berkapsul, mempunyai flagella dan tidak membentuk spora,

    Penularan Penyakit adalah melalui air dan makanan. Bakteri salmonella

    dapat bertahan lama dalam makanan. Penggunaan air minum secara masal

    yang tercemar bakteri sering menyebabkan terjadinya KLB. Vektor berupa

    serasngga juga berperan dalam penularan penyakit.

    6.

    Kusta

    Penyebab penyakit kusta adalah bakteri Mycobacterium leprae yang

    berbentuk batang dengan ukuran panjang 1-8 mikron, lebar 0,2-0,5

    mikron, biasanya berkelompok dan ada yang tersebar satu-satu, hidup

    dalam sel, fan bersifat tahan asam (BTA). Bakteri kusta banyak terdapat

    pada kulit tangan, daun telinga dan mukosa hidung.

    7.

    Leptospirosis

    Leptospirosis adalah infeksi akut yang di sebabkan oleh bakteri

    leptospira. Penyakit ini di sebut juga Weil disease, Canicola fever,

    Hemorrhagic jaundice, Mud fever, atau Swineherd disease. Genus

    Lestospira yang termasuk dalam ordo Spirochaete dari family

    Trepanometaceae adalah bakteri yang berbentuk seperti benang dengan

    panjang 6-12 m. spesies Leptospira interrogans adalah spesies yang

    dapat menginfeksi manusia dan hewan. Infeksi pada manusia dapat terjadi

    melalui kontak dengan air, tanah, dan lumpur yang tercemar bakteri,

    kontak dengan organ, darah,dan urine hewan terinfeksi15.

    H. Pencegahan

    Tindakan pencegahan dapat dilakukan dengan vaksinasi, sterilisasi, dan

    pasteurisasi, dan pengawetan bahan makanan.

    1. Vaksinasi

  • 7/26/2019 Isolasi Inokulasi Dan Morfologi

    11/32

    36

    Vaksinasi adalah pencegahan penyakit dengan pemberian vaksin,

    bakteri yang sudah dilemahkan, sehingga tubuh menerima dapat terhadap

    bakteri penyebab penyakit tertentu. Beberapa contoh vaksin untuk

    pencegahan penyakit yang disebabkan oleh bakteri adalah vaksin kolera

    untuk mencegah penyakit kolera, vaksin tifus untuk mencegah penyakit

    tifus, vaksin BCG (Bacile Calmette-Guerin) untuk mencegah penyakit

    TBC, vaksin DTP (Dipteria-Tetanus-Pertusis vaccines) untuk mencegah

    penyakit difterie, pertusis (batuk rejan), dan tetanus), dan vaksin TCD

    (Typus Chorela Disentry) untuk mencegah penyakit typus, kholera, dan

    desentri.

    2.

    Sterilisasi

    Sterilisasi adalah pemusnahan bakteri misalnya dalam pengawetan

    makanan. Tujuannya adalah untuk mendapatkan kondisi steril (suci hama),

    metodenya disebut aseptis. Sterilisasi dapat dilakukan melalui pemanasan

    dengan menggunakan udara panas atau uap air panas bertekanan tinggi.

    Sterilisasi dengan udara panas menggunakan oven dengan temperatur 170

    180C. Cara ini digunakan untuk mensterilisasikan peralatan di

    laboratorium . Sterilisasi dengan uap air panas bertekanan tinggi dilakukan

    dengan menggunakan alat yang disebut autoklaf, pada temperatur 115

    134C. Autoklaf digunakan untuk sterilisasi bahan dan peralatan.

    Sterilisasi pada umumnya digunakan pada industri makanan atau minuman

    kaleng, penelitian bidang mikrobiologi, dan untuk memperoleh biakan

    murni suatu jenis bakteri.

    3. Pasteurisasi

    Pasteurisasi adalah pemanasan dengan suhu 63 72 derajat celsius

    selama 15 - 30 menit. Pasteurisasi dilakukan pada bahan makanan yang

    tidak tahan pemanasan dalam suhu tinggi, misalnya susu. Sehingga untuk

    mematikan bakteri patogen (Salmonella dan Mycobacterium) dari susu

    dilakukan pasteurisasi. Dengan pasteurisasi, rasa dan aroma khas susu

    dapat dipertahankan.

    4. Pengawetan Bahan Makanan

  • 7/26/2019 Isolasi Inokulasi Dan Morfologi

    12/32

    37

    BAB III

    METODE PRAKTIKUM

    A. Waktu Praktikum

    Praktikum Isolasi dan Inokulasi Mikroorganisme dilaksanakan

    pada Selasa, 19 April 2016 pukul 09.00 sampai selesai dan Praktikum

    Morfologi Bakteri dilaksanakan pada Jumat, 22 April 2016 pukul 10.30

    sampai selesai.

    B. Tempat Praktikum

    Praktikum Isolasi dan Inokulasi Mikroorganisme dilaksanakan di

    Laboratorium Terpadu Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

    Diponegoro.

    C. Alat yang digunakan

    1. Alat Isolasi dan Inokulasi Bakteri

    a. Tabung reaksi 6 buah

    b. Cawan petri 4 buah

    c. Jarum ose

    d. Inkubator

    e. Bunsen

    f. Kompor

    g. Kertas buram

    h.

    Bulb 2 buah

    i. Label

    j. Tissu

    k. Vortex

    l. Pipet ukur 6 buah

    m.

    Rak tabung reaksi

    2. Alat Morfologi Bakteri

  • 7/26/2019 Isolasi Inokulasi Dan Morfologi

    13/32

    38

    a. Mikroskop

    b.

    Obyek glass

    c. Desk glass

    d. Jarum ose

    e.

    Penjepit

    f. Bunsen

    g. Pipet tetes

    h.

    Rak tabung reaksi

    i. Tabung reaksi

    j.

    Spidol

    k. Beaker glass

    l. Hairdryer

    m.

    Korek api

    n. Kapas

    D. Bahan yang digunakan

    1. Bahan Isolasi dan Inokulasi Bakteri

    a.

    PCA media tegak

    b. EMBA media tegak

    c.

    NaCl fisiologis 0,9%

    d. Kultur bakteri

    e. Alkohol

    f.

    Kapas

    g. Korek api

    h.

    Suspensi sample

    2. Bahan Morfologi Bakteri

    a. Biakan bakteri PCA 10-4

    b. Pewarna Gram (Gram A = GV, Gram B = Lugol, Gram C =

    Alkohol, Gram D = Air Fuchin)

    c. NaCl fisiologis

    d. Immersion oil

    e.

    Alkohol

  • 7/26/2019 Isolasi Inokulasi Dan Morfologi

    14/32

    39

    f. Aquadest

    E. Teknik sampling

    Pada praktikum isolasi dan inokulasi bakteri, sampel yang

    digunakan yaitu bagian permukaan tubuh (sela jari tangan) dari salah satu

    anggota. Waktu pengambilan sampel yaitu pada hari Selasa, 19 April 2016

    pukul 08.30 WIB. Pada praktikum morfologi bakteri, sampel yang

    digunakan adalah agar tegak PCA dan EMBA.

    F. Metode yang digunakan

    Isolasi menggunakan metode agar tuang, sementara inokulasi

    menggunakan metode gores menggunakan loop ose dan menggoreskannya

    ke permukaan medium agar dengan pola tertentu dengan harapan pada

    ujung goresan, hanya sel-sel bakteri tunggal yang terlepas dari ose dan

    menempel kemedium. Sel-sel bakteri tunggal ini akan membentuk koloni

    tunggal yang kemudian dapat dipindahkan ke medium selanjutnya agar

    didapatkan biakan murni. morfologi bakteri menggunakan metode

    pewarnaaan gram. Dalam proses ini, olesan bakteri yang sudah terfiksasi

    dikenai larutan-larutan berikut : zat pewarna kristal violet, larutan iodium,

    larutan alkohol (bahan pemucat), dan zat pewarna tandingannya berupa

    safranin.

    G. Skema Kerja

    1. Pengambilan Sampel Mikroba Permukaan Tubuh (Tangan)

    Tangan disemprot dengan alkohol 70 %

    Disiapkan cotton bud dalam Na fisiologis steril

    Tangan penjamah jangan disemprot dengan alkohol 70 %

    Sela sela jari diusap dengan cotton bud steril sebanyak 3 kali

    Cotton bud dimasukkan ke Na fisiologis dan ditutup dengan

    Larutan sampel siap digunakan pada uji selanjutnya

  • 7/26/2019 Isolasi Inokulasi Dan Morfologi

    15/32

    40

    Gambar 3.1 Skema Kerja Pengambilan Sampel Mikroba (Sela Jari

    Tangan)

    2. Teknik Pengenceran Bertingkat

    5 tabung reaksi berisi 9 ml aquadest dalam keadaaan tertutup kapas

    disiapkan dan diberi label pengenceran 10-1, 10-2, 10-3, 10-4, 10-5

    5 pipet ukur diberi label masing-masing 10-1, 10-2, 10-3, 10-4, 10-5

    dan suspensi

    Bunsen dinyalakan dengan korek api

    Tabung reaksi suspensi ditutup dan tabung reaksi pengenceran 10-1

    dibuka dan mulut tabungnya didekatkan dengan api bunsen

    1 ml suspensi diambil dengan pipet ukur dan dimasukkan ke tabung

    pengencer 10-1jika sudah, kedua mulut tabung dilewatkan pada api

    dan ditutup kembali

    Tabung reaksi pengencer 10-1 ditutup dan 10-2dibuka dan

    dipanaskan mulut tabungnya

    1 ml pengencer 10-1 diambil dengan pipet ukur berlabel 10-1 dan

    dipindahkan ke tabung pengencer 10-2 , lewatkan kedua mulut

    tabung pada api dan ditutup

    Hal yang sama dilakukan hingga pengenceran 10-5 menggunkana

    pipet ukur berurutan sesuai tabel

    Hasil pengenceran siap digunakan pada uji selanjutnya

  • 7/26/2019 Isolasi Inokulasi Dan Morfologi

    16/32

    41

    Gambar 3.2 Skema Kerja Teknik Pengenceran Bertingkat

    3.

    Skema Kerja Isolasi Mikroorganisme

    Gambar 3.3 Skema Kerja Isolasi Mikroogranisme

    4.

    Skema Kerja Inokulasi Biakan Murni

    Media tegak dipanaskan diatas kompos hingga cair

    1 ml suspensi pengenceran 10-3, 10-4, 10-5 dimasukkan ke dalam

    masing-masing cawan petri steril (3 buah cawan)

    Media cair ditungkan ke masing-masing cawan petri yang berisi

    suspensi

    Media diratakan dengan menggoyangkan cawan perlahan

    membentuk angka 8

    Diamkan hingga media padat, semua perlakuan dalam suasana

    aseptis

    Cawan petri dibungkus kertas dalam posisi terbali dan diinkubasi 2

    x 24 jam

    Media EMBA disiapkan dan bunsen dinyalakan

    Tabung pengenceran 10-3dipegang tangan kiri dan jarum

    inokulasi dipegang tangan kanan

  • 7/26/2019 Isolasi Inokulasi Dan Morfologi

    17/32

    42

    Gambar 3.4 Skema Kerja Inokulasi Biakan Murni

    5. Skema kerja Morfologi Bakteri

    a) Pembuatan Film

    Objek glass dibilas alkohol, dikeringkan dan diberi tanda

    bulatan dengan spidol

    Diberi satu tetes NaCl fisiologis pada objek glass

    Jarum inokulasi dipanaskan hingga pijar lalu didinginkan

    Jarum inokulasi dimasukkan pada tabung pengenceran 10

    -3

    hingga membentuk gelembung pada jarum ose

    Segera disentuhkan pada permukaan media baru, jangan

    menekan media hingga rusak

    Jarum inokulasi ditarik ke luar perlahan secara zig zag

    Mulut tabung dipanaskan dan tabung disumbat kapas

    Jarum inokulasi dibakar hingga pijar dan diletakkan pada

    tempatnya

    Cawan yang berisi media dibungkus dengan kertas buram dalam

    posisi terbalik dan diinkubasi 2 x 24 jam

    Diamati perubahannya

  • 7/26/2019 Isolasi Inokulasi Dan Morfologi

    18/32

    43

    Gambar 3.5 Skema Kerja Pembuatan Film pada

    Morfologi Bakteri

    b)

    Pewarnaan Gram

    Jarum ose dipanaskan hingga pijar, diangin- anginkan

    Jarum ose digesekkan zig zag pada biakan bakteri PCA

    10-4

    Jarum ose yang sudah ada bakteri, diletakkan pada

    tetesan NaCl fisiologis lalu diratakan

    Dikeringkan dengan melewatkan di atas api hingga

    kering

    Film ditetesi 1 tetes gram A (CGV) selama 30 detik

    Dibilas dengan air dan dikeringkan dengan hairdryer

    Ditetesi dengan 1 tetes gram B (Lugol) selama 30 detik,

    dibilas dengan air dan dikeringkan dengan hairdryer

    Ditetesi dengan 1 tetes gram C (Alkohol) selama 30

    detik, dibilas dengan air dan dikeringkan dengan

    Ditetesi dengan 1 tetes gram D (Air Fuchin) selama 30

    detik, dibilas dengan air dan dikeringkan dengan

    hairdr er

  • 7/26/2019 Isolasi Inokulasi Dan Morfologi

    19/32

    44

    Gambar 3.6 Skema Kerja Pewarnaan Gram pada

    Morfologi Bakteri

    Preparat ditetesi dengan 1 tetes minyak imersi

    Desk glass dipasang dan jangan sampai terdapat

    gelembung udara

    Preparat siap dilihat menggunakan mikroskop perbesaran

    objektif 100x

  • 7/26/2019 Isolasi Inokulasi Dan Morfologi

    20/32

    45

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil Pengamatan

    1. Isolasi dan Inokulasi Bakteri Mikroorganisme

    Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Praktikum Isolasi dan Inokulasi

    Mikroorganisme

    No Pengamatan Sampel Metode Hasil

    1. Isolasi Bagian

    permukaan tubuh

    (sela jari tangan)

    dengan

    pengenceran 10-

    3,10-4, 10-5media

    PCA

    Agar

    Tuang

    Terdapat koloni

    pada media agar

    tegak, ada yang

    berwarna putih dan

    kuning

    2. Inokulasi Bagian

    permukaan tubuh

    (sela jari tangan)

    dengan

    pengenceran 10-3

    Media

    tegak

    EMBA

    Terdapat (sedikit)

    koloni bakteri

    berwarna putih

    berbentuk bulat

    Berdasarkan Tabel 4.1pada isolasi bakteri setelah diberi

    sampel dan pengenceran 10-3,10-4, 10-5 pada media PCA melalui

    metode tuang, terdapat koloni pada media tegak. Pada inokulasi

    bakteri setelah diberi sampel dan pengenceran 10-3 pada media

  • 7/26/2019 Isolasi Inokulasi Dan Morfologi

    21/32

    46

    EMBA, terdapat koloni bakteri yang berwarna putih dan berbentuk

    bulat.

    Gambar 4.1 Pengenceran Gambar 4.2 Hasil Isolasi Pada

    10-3,10-4, 10-5 Media PCA 10-4

    Gambar 4.1 Menunjukkan pengenceran yang dilakukan secara bertingkat

    mulai dari 10-3,10-4, dan 10-5 . Sementara itu, Gambar 4.2 Menunjukkan hasil

    isolasi pada salah satu pengenceran yaitu 10-4 terlihat koloni bakteri yang

    berwarna putih dan kekuningan.

    2. Morfologi Bakteri

    Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Praktikum Morfologi Bakteri

    No Media Warna Bentuk Gambar Gram

    1. Agar

    tegak

    PCA

    10-4

    merah Batang

    koma

    Negatif

    Berdasarkan Tabel 4.2 Morfologi Bakteri menggunakan

    media tegak PCA 10-4 yang kemudian setelah dilihat pada

    mikroskop perbesaran 100x didapatkan gambar bakteri yang

  • 7/26/2019 Isolasi Inokulasi Dan Morfologi

    22/32

    47

    berbentuk batang koma dan berwarna merah. Bakteri yang

    berbentuk batang koma dan berwarna merah termasuk bakteri gram

    negatif.

    B. Pembahasan

    1. Deskripsi Pengujian

    a.

    Metode Isolasi dan Inokulasi

    Sampel yang digunakan adalah bagian permukaan

    tubuh (sela jari tangan). Suspensi sampel dilakukan dengan

    pengenceran bertingkat (10-1 sampai 10-5). Proses isolasi

    dan inokulasi dilakukan dengan cara aseptis untuk

    menghindari kontaminasi silang. Dalam proses isolasi

    mikroorganisme digunakan media PCA yang dituangkan ke

    cawan petri dan di tuang suspensi pengenceran 10-3, 10-4

    dan 10-5 lalu cawan tersebut dibungkus dengan kertas

    buram dan diinkubasi 2 x 24 jam ke dalam inkubator.

    Metode inokulasi menggunakan media EMBA dan

    menggunakan suspensi pengenceran 10-3 . Jarum ose yang

    sudah dipanaskan, dimasukkan ke tabung pengenceran dan

    disentuhkan pada media EMBA dengan bentuk zig zag.

    Lalu diinkubasi 2 x 24 jam ke dalam inkubator.

    b.

    Metode Morfologi Bakteri

    Metode yang digunakan dalam morfologi bakteriyaitu dengan media PCA 10-4 karena dalam media EMBA

    tidak ditemukan adanya bakteri. Media PCA 10-4

    digunakan karena yang paling banyak ditumbuhi bakteri.

    Pertama dilakukan pembuatan film dengan memindahkan

    bakteri pada media PCA 10-4 ke objek glass dan ditetesi

    dengan NaCl fisiologis lalu dikeringkan di atas api.

    Kemudian dilakukan pewarnaan gram berturut turut dari

  • 7/26/2019 Isolasi Inokulasi Dan Morfologi

    23/32

    48

    pewarnaan gram A (Kristal Violet), gram B (Iodium), gram

    C (Alkohol) dan gram D (Safranin), selanjutnya ditetesi

    dengan minyak imersi lalu preparat diamati dengan

    menggunakan mikroskop (perbesaran 100x).

    2. Gambaran umum sampel

    Dalam praktikum ini, sampel yang digunakan adalah bagian

    permukaan tubuh (sela jari tangan) penjamah. Pengambilan sampel

    dilakukan dengan mengusap sela-sela jari menggunakan cotton bud

    steril sebanyak 3 kali. Setelah itu, cotton bud dimasukkan ke Na

    Fisiologis dan ditutup dengan kapas. Kemudian dilakukan

    pengenceran dengan teknik pengenceran bertingkat sebanyak 5 kali

    pengenceran (10-1 sampai 10-5). Pengenceran 10-3, 10-4 dan 10-5

    dimasukkan ke dalam media PCA pada cawan petri yang akan

    digunakan untuk isolasi mikrorganisme. Pengenceran 10-3

    dimasukkan ke dalam media EMBA pada pada cawan petri yang

    akan digunakan untuk inokulasi biakan murni. Mikroogranisme

    pada PCA 10-4 diambil dan diletakkan pada preparat yang akan

    digunakan untuk morfologi mikroorganisme.

    3. Hasil Pengujian

    a. Isolasi dan Inokulasi

    Hasil praktikum isolasi mikroorganisme biakan

    bakteri sampel sela jari tangan penjamah terdapat biakan

    mikroorganisme yang berkoloni. Hal ini dapat dilihat pada

    cawan dengan pengenceran 10-3, 10-4 dan 10-5 yang sudah

    diinkubasi selama 2x 24 jam. Sedangkan hasil inokulasi

    biakan murni terdapat sedikit biakan mikroorganisme

    sehingga diasumsikan terdapat kesalahan saat praktikum.

    b. Morfologi bakteri

  • 7/26/2019 Isolasi Inokulasi Dan Morfologi

    24/32

    49

    Pada morfologi bakteri menggunakan media PCA

    10-4 yang paling banyak ditumbuhi bakteri. Berdasarkan

    hasil praktikum secara mikroskopis, dengan metode

    pewarnaan gram didapatkan bahwa biakan bakteri memiliki

    ciri-ciri yaitu bentuk bakteri batang berbentuk koma, warna

    bakteri berwarna merah. Dari ciri-ciri tersebut menandakan

    bahwa biakan bakteri pada media PCA 10-4 merupakan

    jenis bakteri gram negatif.

    4.

    Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Pengujian

    a.

    Saat pengambilan sampel inokulasi pada media EMBA

    jarum ose, diduga gelembung telah menghilang terlebih

    dahulu sebelum disentuhkan ke media EMBA, yang

    menyebabkan sedikitnya bakteri pada media EMBA.

    b. Adanya kontaminan karena kurang aseptik pada saat

    praktikum sehingga menyebabkan bakteri kontaminan ikut

    tumbuh.

    5. Dampak

    Bakteri yang hidup pada media PCA 10-4 termasuk ke

    dalam bakteri gram negatif. Bakteri ini bersifat patogen, contoh

    bakteri gram negatif adalah Escherichia, Shigella, Salmonella,

    Enterobacter, Klebsiella, Serratia, Proteus, dll yang dapat

    menyebabkan penyakit pada manusia meliputi diare, salmonellosis,

    dan sebagainya.

  • 7/26/2019 Isolasi Inokulasi Dan Morfologi

    25/32

    50

    BAB V

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    1. Praktikum isolasi mikroorganisme menggunakan tangan penjamah

    (sela jari tangan) sebagai sampel serta metode yang digunakan

    adalah metode tuang. Isolasi mikroorganisme menghasilkan biakan

    bakteri yang berkoloni ada yang berwarna kuning dan putih.

    2.

    Praktikum inokulasi mikroorganisme biakan murni menggunakan

    tangan penjamah (sela jari tangan) sebagai sampel dan

    menggunakan media tegak. Hasil inokulasi biakan murni

    menghasilkan biakan bakteri yang kurang sempurna. Hal ini dapat

    disebabkan beberapa kemungkinan seperti hilangnya gelembung

    pada jarum ose sebelum disentuhkan zig zag pada media baru dan

    kemungkinan lain disebabkan kurang terampilnya praktikan dalam

    pengujian di laboratorium.

    3. Praktikum morfologi bakteri menggunakan media tegak PCA

    dengan pengenceran 10-4 . Pengamatan morfologi bakteri secara

    mikroskopis melalui metode pewarnaan gram. Hasil dari praktikum

    ini yaitu terbentuk biakan bakteri batang koma, warna yang terlihat

    merah dan ciri-ciri tersebut menandakan bahwa biakan bakteri

    termasuk golongan gram negatif.

    B. Saran

    1. Praktikan lebih memahami prosedur kerja sebelum melakukan

    praktikum agar dapat meminimalkan kesalahan pada

    pelaksanaannya.

    2.

    Dalam praktikum, semua harus aseptis untuk menghindari adanya

    kontaminasi silang.

  • 7/26/2019 Isolasi Inokulasi Dan Morfologi

    26/32

    51

    DAFTAR PUSTAKA

    1.

    Rusli. Penuntun Praktikum Mikrobiologi Dasar. Makassar: Universitas

    Muslim Indonesia. 2014

    2. Buckel, KA. Ilmu Pangan. Jakarta: Universitas Indonesia. 2007

    3.

    Dwyana, Zaraswati. Bahan Ajar Mikrobiologi Dasar. Makassar:

    Universitas Hasanuddin. 2011

    4. Saskia, Sinta; dkk.Praktikum Mikrobiologi Dasar. Makassar. 2006

    5. https://www.academia.edu/16740977/LAPORAN_ISOLASI_DAN_INOK

    ULASI_MIKROBIOLOGI_DASAR(Diakses tanggal 4 Mei 2016)

    6. Ghoni, Achmad.Isolasi dan Inokulasi Bakteri. 2013

    7. Dwidjoseputro.Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan. 1998

    8. Oetomo, Hadi dan Ratna Sari.Mikrobiologi Dasar dalam Praktek. Jakarta:

    PT. Gramedia. 1990

    9.

    http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41660/4/Chapter%20II.pd

    f(Diakses tanggal 4 Mei 2016)

    10.

    EMB Agar. http://www.mediaagar.com/blog/emb-agar/. 2012 (Diakses

    tanggal 4 Mei 2016)

    11.http://digilib.unila.ac.id/1374/7/BAB%20II.pdf (Diakses tanggal 4 Mei

    2016)

    12.http://digilib.unila.ac.id/5690/11/13.BAB%20II.pdf (Diakses tanggal 4

    Mei 2016)

    13.Dwyana, Zaraswati. Buku Ajar Biologi Sel dan Molekular. Makassar:

    Universitas Hasanuddin. 2014

    14.Gana, D Mahata.Rahasia Bakteri. Jakarta: PT. Gramedia. 2008

    15.http://www.necturajuice.com/berbagai-penyakit-yang-disebabkan-oleh-

    bakteri/(Diakses tanggal 4 Mei 2016)

    https://www.academia.edu/16740977/LAPORAN_ISOLASI_DAN_INOKULASI_MIKROBIOLOGI_DASARhttps://www.academia.edu/16740977/LAPORAN_ISOLASI_DAN_INOKULASI_MIKROBIOLOGI_DASARhttps://www.academia.edu/16740977/LAPORAN_ISOLASI_DAN_INOKULASI_MIKROBIOLOGI_DASARhttps://www.academia.edu/16740977/LAPORAN_ISOLASI_DAN_INOKULASI_MIKROBIOLOGI_DASARhttps://www.academia.edu/16740977/LAPORAN_ISOLASI_DAN_INOKULASI_MIKROBIOLOGI_DASARhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41660/4/Chapter%20II.pdfhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41660/4/Chapter%20II.pdfhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41660/4/Chapter%20II.pdfhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41660/4/Chapter%20II.pdfhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41660/4/Chapter%20II.pdfhttp://www.mediaagar.com/blog/emb-agar/http://www.mediaagar.com/blog/emb-agar/http://digilib.unila.ac.id/1374/7/BAB%20II.pdfhttp://digilib.unila.ac.id/1374/7/BAB%20II.pdfhttp://digilib.unila.ac.id/1374/7/BAB%20II.pdfhttp://digilib.unila.ac.id/5690/11/13.BAB%20II.pdfhttp://digilib.unila.ac.id/5690/11/13.BAB%20II.pdfhttp://digilib.unila.ac.id/5690/11/13.BAB%20II.pdfhttp://www.necturajuice.com/berbagai-penyakit-yang-disebabkan-oleh-bakteri/http://www.necturajuice.com/berbagai-penyakit-yang-disebabkan-oleh-bakteri/http://www.necturajuice.com/berbagai-penyakit-yang-disebabkan-oleh-bakteri/http://www.necturajuice.com/berbagai-penyakit-yang-disebabkan-oleh-bakteri/http://www.necturajuice.com/berbagai-penyakit-yang-disebabkan-oleh-bakteri/http://www.necturajuice.com/berbagai-penyakit-yang-disebabkan-oleh-bakteri/http://www.necturajuice.com/berbagai-penyakit-yang-disebabkan-oleh-bakteri/http://digilib.unila.ac.id/5690/11/13.BAB%20II.pdfhttp://digilib.unila.ac.id/1374/7/BAB%20II.pdfhttp://www.mediaagar.com/blog/emb-agar/http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41660/4/Chapter%20II.pdfhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41660/4/Chapter%20II.pdfhttps://www.academia.edu/16740977/LAPORAN_ISOLASI_DAN_INOKULASI_MIKROBIOLOGI_DASARhttps://www.academia.edu/16740977/LAPORAN_ISOLASI_DAN_INOKULASI_MIKROBIOLOGI_DASAR
  • 7/26/2019 Isolasi Inokulasi Dan Morfologi

    27/32

    52

    LAMPIRAN

    1. Isolasi dan Inokulasi Mikroorganisme

    Persiapan Pengenceran Tahap Pengenceran Larutan di vortex

    Media PCA Pemasukkan larutan Pemasukkan media PCA ke

    pengencer ke cawan cawan

    Penggoyangan cawan media PCA 10-3,10-4, 10-5 Pembungkusan cawan (posisi

    didiamkan hingga padat terbalik)

  • 7/26/2019 Isolasi Inokulasi Dan Morfologi

    28/32

  • 7/26/2019 Isolasi Inokulasi Dan Morfologi

    29/32

    54

    Objek glass dibilasi air Objek glass dikeringkan Objek glass kering

    A sampai Gram D dengan hairdryer

    Preparat ditetesi imersi Desk Glass dipasang Pengamatan pada mikroskop

  • 7/26/2019 Isolasi Inokulasi Dan Morfologi

    30/32

    55

  • 7/26/2019 Isolasi Inokulasi Dan Morfologi

    31/32

    56

  • 7/26/2019 Isolasi Inokulasi Dan Morfologi

    32/32

    57