Top Banner
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MENGHITUNG BENDA ANAK KELOMPOK B TK AULIA LAWEYAN SURAKARTA SEMESTER II TAHUN 2011/2012 SKRIPSI Oleh : YENI SULAIKAH X8110055 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2012
97

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …/Penerapan-pendekatan...anak kelompok b tk aulia laweyan surakarta semester ii tahun 2011/2012 skripsi oleh : yeni sulaikah x8110055 fakultas

Jun 16, 2019

Download

Documents

truongtu
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …/Penerapan-pendekatan...anak kelompok b tk aulia laweyan surakarta semester ii tahun 2011/2012 skripsi oleh : yeni sulaikah x8110055 fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user i

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MENGHITUNG BENDA

ANAK KELOMPOK B TK AULIA LAWEYAN SURAKARTA

SEMESTER II TAHUN 2011/2012

SKRIPSI

Oleh :

YENI SULAIKAH

X8110055

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Juli 2012

Page 2: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …/Penerapan-pendekatan...anak kelompok b tk aulia laweyan surakarta semester ii tahun 2011/2012 skripsi oleh : yeni sulaikah x8110055 fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Yeni Sulaikah

NIM : X8110055

Jurusan/Program studi: FKIP/PG-PAUD

Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “ PENERAPAN PENDEKATAN

KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP

MENGHITUNG BENDA ANAK KELOMPOK B TK AULIA LAWEYAN

SURAKARTA SEMESTER II TAHUN 2011/2012 “ ini benar-benar

merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari

penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil

jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, Juli 2012

Yang membuat pernyataan

Yeni Sulaikah

Page 3: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …/Penerapan-pendekatan...anak kelompok b tk aulia laweyan surakarta semester ii tahun 2011/2012 skripsi oleh : yeni sulaikah x8110055 fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iii

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MENGHITUNG BENDA

ANAK KELOMPOK B TK AULIA LAWEYAN SURAKARTA

SEMESTER II TAHUN 2011/2012

Oleh

YENI SULAIKAH

X8110055

Skripsi

diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan

Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini

Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Juli 2012

Page 4: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …/Penerapan-pendekatan...anak kelompok b tk aulia laweyan surakarta semester ii tahun 2011/2012 skripsi oleh : yeni sulaikah x8110055 fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iv

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Surakarta, Juli 2012

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dra. Rukayah, M.Hum Yudianto Sujana,S.Kom,M.KomNIP 195708271982032002 NIP 198106152008121003

Page 5: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …/Penerapan-pendekatan...anak kelompok b tk aulia laweyan surakarta semester ii tahun 2011/2012 skripsi oleh : yeni sulaikah x8110055 fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user v

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Hari :

Tanggal :

Tim Penguji Skripsi

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Dra. Hj. Siti Wahyuningsih, M.Pd ____________

Sekretaris : Dra. Yulianti, M.Pd ____________

Anggota I : Dra. Rukayah, M.Hum ____________

Anggota II : Yudianto Sujana, S.Kom,M.Kom ____________

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

a. n Pembantu Dekan 1

Prof. Dr.rer.nat. H. Sajidan, M.Si.

NIP. 196604151901031002

Page 6: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …/Penerapan-pendekatan...anak kelompok b tk aulia laweyan surakarta semester ii tahun 2011/2012 skripsi oleh : yeni sulaikah x8110055 fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vi

ABSTRAK

Yeni Sulaikah. PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MENGHITUNG BENDA ANAK KELOMPOK B TK AULIA LAWEYAN SURAKARTA SEMESTER II TAHUN 2011/2012. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2012.

Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan pemahaman konsep menghitung benda melalui penerapan pendekatan kontekstual pada anak kelompok B TK Aulia Laweyan Surakarta Semester II Tahun 2011/2012.

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus, dengan tiap siklus terdiri atas perencanaan, tindakan, observasi, refleksi. Subjek penelitian adalah anak kelompok B TK Aulia Laweyan yang berjumlah 12 anak. Sumber data berasal dari guru dan anak. Teknik untuk mengumpulkan data meliputi: observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis model interaktif yang terdiri dari tiga komponen analisis yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan simpulan atau verifikasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui penerapan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan pemahaman konsep menghitung benda anak kelompok B TK Aulia Laweyan Surakarta Semester II Tahun 2011/2012. Sebelum dilaksanakan tindakan nilai tuntas () pada anak kelompok B yaitu terdapat 3 anak atau sebesar 25%. Setelah dilaksanakan tindakan pada siklus I menunjukkan terdapat 8 anak atau 66,67% yang mendapat nilai tuntas (). Dengan demikian terdapat peningkatan sebesar 41,67% pada siklus I. Pada siklus II menunjukkan nilai ketuntasan meningkat menjadi 11 anak yang mendapatkan nilai tuntas () atau sebesar 91,67% dibandingkan pada siklus I.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan pemahaman konsep menghitung benda anak kelonpok B TK Aulia Laweyan Surakarta Semester II Tahun 2011/2012.

Kata kunci : Pendekatan kontekstual, pemahaman konsep menghitung benda.

Page 7: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …/Penerapan-pendekatan...anak kelompok b tk aulia laweyan surakarta semester ii tahun 2011/2012 skripsi oleh : yeni sulaikah x8110055 fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vii

ABSTRACT

Yeni Sulaikah. APPLICATION OF CONTEXTUAL APPROACH IN ATTEMPTS OF IMPROVING THE UNDERSTANDING OF OBJECT COUNTING CONCEPT AMONG KINDERGARTEN CHILDREN OF GROUP B OF TK AULIA OF LAWEYAN, SURAKARTA OF 2ND

SEMESTER OF 2011/2012. Minithesis. Surakarta: Teacher Training and Education Faculty of Sebelas Maret University of Surakarta, July. 2012.

Purpose of the research is to improve understanding of object counting concept by using contextual approach among kindergarten children of Group B of TK Aulia of Laweyan, Surakarta of 2nd semester of 2011/2012.

The research is an action classroom research. It is conducted in two cycles and every cycle consists of planning, action, observation, reflection. Subject of the research is kindergarten children of group B of TK Aulia of Laweyan amounting to 12 individuals. Data sources derive from teacher and children. Techniques of data collection used in the research are observation, interview, test and documentation. Data analysis technique of the research is interactive model consisting of three components, namely, data reduction, data presentation, and conclusion drawing or verification.

Results of the research indicated that application of contextual approach can improve understanding of object counting concept among the kindergarten children of group B of TK Aulia of Laweyan, Surakarta of semester II of 2011/2012. Before implementation of the action, completeness score () of children of group B was 25%. After cycle I had been conducted, it was found that 8 children or 66.67% obtained completeness score (). Therefore, it was an increase of 41.67% at cycle I. At cycle II, children with the completeness score () increased to 11 individuals or 91.67% compared to cycle I.

Based on results of the research, it is concluded that application of contextual learning can improve the understanding of object counting concept among kindergarten children of Group B of TK Aulia of Laweyan, Surakarta of semester II of 2011/2012.

Key words: Contextual approach, understanding of object counting concept.

Page 8: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …/Penerapan-pendekatan...anak kelompok b tk aulia laweyan surakarta semester ii tahun 2011/2012 skripsi oleh : yeni sulaikah x8110055 fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user viii

MOTTO

# “ Tiadalah kebanggaan selain bagi ahli ilmu, mereka memberi petunjuk kepada

orang yang meminta ditunjukkan. Nilai manusia ialah dengan kebaikan yang

dikerjakannya dan orang-orang bodoh itu ialah musuh ahli ilmu. Menanglah

engkau dengan ilmu, hiduplah lama!. Orang lain mati, ahli ilmu masih terus

hidup ”.

(Ali bin Abi Thalib r.a )

# Semua mimpi akan menjadi kenyataan, jika kita berani untuk mengejarnya.

(Penulis)

Page 9: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …/Penerapan-pendekatan...anak kelompok b tk aulia laweyan surakarta semester ii tahun 2011/2012 skripsi oleh : yeni sulaikah x8110055 fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ix

PERSEMBAHAN

Teriring syukur pada-Mu, kupersembahkan karya ini untuk :

“ Bapak dan Ibu “

Sangat mulia, engkau merawat menghidupi dan membesarkan, engkau

cuma mau air manis pengikat hati. Sungguh berat beban itu, sungguh mulia kasih

sayangmu, tidak ada yang sebanding denganmu. Sungguh pantas penghargaan

sejati, dari Allah yang maha suci, bahwa surga mengalir dari sela kakimu ibu

yang suci.

” Yatmoko dan Aza “

Terima kasih yang sebanyak-banyaknya dari hati kecil yang mendalam

pada suami dan anak kecilku. Engkau senantiasa mendorong semangatku untuk

selalu terus maju, walau terkadang aku lemah namun engkau selalu

mendampingiku baik disaat aku sedih maupun gembira.

Page 10: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …/Penerapan-pendekatan...anak kelompok b tk aulia laweyan surakarta semester ii tahun 2011/2012 skripsi oleh : yeni sulaikah x8110055 fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user x

KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang

Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, karena atas karunia-Nya penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “ PENERAPAN PENDEKATAN

KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP

MENGHITUNG BENDA ANAK KELOMPOK B TK AULIA LAWEYAN

SURAKARTA SEMESTER II TAHUN 2011/2012 ".

Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk

mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menyadari bahwa penelitian tindakan kelas ini tidak akan berhasil tanpa

bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak yang telah berpartisipasi dalam

penyusunan skripsi ini. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis

menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setulus-tulusnya kepada

semua pihak, khususnya kepada:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surkarta

2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Ketua Program Studi PG-PAUD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Dra. Rukayah, M.Hum. selaku Pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Yudianto Sujana, S.Kom, M.Kom selaku Pembimbing II yang telah

memberikan dorongan, semangat dan bimbingan dalam penyusunan skripsi

ini.

6. Uswatun Khasanah, selaku kepala sekolah TK Aulia Laweyan Surakarta

yang telah memberikan ijin penelitian.

7. Siti Afiatun,SH selaku guru kelompok B TK Aulia Laweyan Surakarta.

Page 11: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …/Penerapan-pendekatan...anak kelompok b tk aulia laweyan surakarta semester ii tahun 2011/2012 skripsi oleh : yeni sulaikah x8110055 fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xi

8. Anak kelompok B TK Aulia Laweyan yang telah bersedia untuk

berpartisipasi dalam pelaksanaan penelitian ini.

9. Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Semoga amal baik semua yang tersebut di atas mendapat balasan dari

Allah SWT.

Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu

kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Harapan

penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat kepada penulis khususnya dan para

pembaca umumnya.

Surakarta, Juli 2012

Penulis

Page 12: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …/Penerapan-pendekatan...anak kelompok b tk aulia laweyan surakarta semester ii tahun 2011/2012 skripsi oleh : yeni sulaikah x8110055 fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ………………………………………………………… i

HALAMAN PERNYATAAN ………………………………………………. ii

HALAMAN PENGAJUAN ……………………………………………….. iii

HALAMAN PERSETUJUAN ………………………………………………. iv

HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………….. v

HALAMAN ABSTRAK …………………………………………………… vi

MOTTO …………………………………………………………………… viii

HALAMAN PERSEMBAHAN ……………………………………………. ix

KATA PENGANTAR ………………………………………………………. x

DAFTAR ISI ……………………………………………………………… xii

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………….. xv

DAFTAR TABEL ………………………………………………………… xvi

DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………….. xvii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ……………………………………………. 1

B. Rumusan Masalah …………………………………………………… 4

C. Tujuan Penelitian ……………………………………………………. 4

D. Manfaat Penelitian …………………………………………………… 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori ……………………………………………………… 6

1. Pendekatan Kontekstual ……………………………………… 6

a. Pengertian Pendekatan Kontekstual …..………………… 6

b. Karakteristik Pembelajaran kontekstual ……………….. 7

c. Strategi Pendekatan kontekstual …………………………. 10

d. Landasan Filosofis CTL …………………………………… 13

e. Komponen-komponen CTL ………………………………. 14

f. Tujuan Pembelajaran Kontekstual ………………………. 17

Page 13: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …/Penerapan-pendekatan...anak kelompok b tk aulia laweyan surakarta semester ii tahun 2011/2012 skripsi oleh : yeni sulaikah x8110055 fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xiii

g. Langkah-langkah Pembelajaran CTL ……………………. 18

2. Pemahaman Konsep Menghitung Benda pada Pembelajaran

Matematika di TK …………………….............................….. 19

a. Pemahaman konsep Menghitung Benda Anak Tk ……… 19

b. Tujuan Pemahaman Konsep Menghitung Benda Anak TK20

c. Pengertian matematika ……………………………………. 21

d. Pengenalan Pembelajaran Matematika Anak TK ……… 23

e. Tujuan Pembelajaran matematika Anak TK …………… 24

f. Pengenalan Pembelajaran Matematika di TK yang diteliti25

B. Hasil Penelitian yang Relevan …………………………………… 26

C. Kerangka Berpikir ……………………………………………….. 27

D. Hipotesis Tindakan ………………………………………………. 29

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ……………………………………… 30

B. Subyek Penelitian ……………………………………………………. 30

C. Data dan Sumber Data ………………………………………………. 30

D. Pengumpulan Data ………………………………………………… 31

1. Wawancara ………………………………………………………. 31

2. Observasi…………………………………………………………. 32

3. Tes………………………………………………………………… 33

4. Dokumentasi……………………………………………………… 33

E. Uji Validitas Data ……………………………………………………. 34

F. Analisis Data ……………………………………………………… 35

G. Indikator Kinerja Penelitian ………………………………………… 37

H. Prosedur Penelitian ………………………………………………….. 39

1. Tindakan Siklus I………………………………………………… 40

a. Tahap Perencanaan ………………………………………….. 40

b. Tahap Tindakan ……………………………………………… 41

c. Tahap Observasi …………………………………………….. 41

d. Tahap Refleksi ……………………………………………..... 42

2. Siklus Kedua (Siklus II) …………........................................... 42

Page 14: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …/Penerapan-pendekatan...anak kelompok b tk aulia laweyan surakarta semester ii tahun 2011/2012 skripsi oleh : yeni sulaikah x8110055 fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xiv

a. Tahap Perencanaan ………………………………………….. 42

b. Tahap Tindakan ……………………………………………… 42

c. Tahap Observasi……………………………………………… 43

d. Tahap Refleksi ……………………………………………….. 44

BAB IV. HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Pratindakan ………………………………………………. 45

B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus ……………………………… 48

C. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus ……………………….. 67

D. Pembahasan………………………………………………………….. 73

BAB V. SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan……………………………………………………………… 78

B. Implikasi……………………………………………………………… 78

C. Saran………………………………………………………………….. 79

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………… 81

LAMPIRAN………………………………………………………………….. 82

Page 15: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …/Penerapan-pendekatan...anak kelompok b tk aulia laweyan surakarta semester ii tahun 2011/2012 skripsi oleh : yeni sulaikah x8110055 fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1 Alur Kerangka Berfikir ........................................................................ 29

2 Komponen dalam Analisis Data .......................................................... 36

3 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas .................................................... 40

4 Grafik Data Nilai Hasil Pembelajaran Berhitung Sebelum Tindakan

Anak Kelompok B TK Aulia Laweyan................................................. 47

5 Grafik Nilai Hasil Pembelajaran Menghitung Benda Siklus I Anak

Kelompok B TK Aulia Laweyan.......................................................... 56

6 Grafik Nilai Pembelajaran Menghitung Benda Siklus II Anak

Kelompok B TK Aulia Laweyan ......................................................... 65

7 Grafik Hasil Tes Kognitif Sebelum Tindakan, Siklus I, Siklus II Anak

8 Kelompok B TK Aulia Laweyan.......................................................... 71

Page 16: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …/Penerapan-pendekatan...anak kelompok b tk aulia laweyan surakarta semester ii tahun 2011/2012 skripsi oleh : yeni sulaikah x8110055 fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xvi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1 Indikator Kinerja Penelitian.................................................................. 39

2 Nilai Kemampuan Tes Awal Sebelum Tindakan Anak Kelompok B

TK Aulia Laweyan ............................................................................. 45

3 Frekuensi Nilai Hasil Pembelajaran Berhitung Anak Kelompok B TK

Aulia Laweyan Sebelum Tindakan....................................................... 46

4 Aktivitas Anak dalam Pembelajaran Siklus I ........................................ 54

5 Nilai Hasil Pembelajaran Menghitung benda pada Siklus I Anak

Kelompok B TK Aulia Laweyan ........................................................ 55

6 Frekuensi Nilai Hasil Pembelajaran Menghitung Benda pada Siklus I

Anak Kelonpok B TK Aulia Laweyan.................................................. 56

7 Aktivitas Anak dalam Pembelajaran Siklus II....................................... 63

8 Nilai Hasil Pembelajaran Menghitung Benda pada Siklus II Anak

Kelompok B TK Aulia Laweyan ......................................................... 64

9 Frekuensi Nilai Pembelajaran Menghitung Benda Siklus II Anak

Kelompok B TK Aulia Laweyan .......................................................... 65

10 Hasil Tes Kognitif Kemampuan Tes Awal, Siklus I, Siklus II Anak

Kelompok B TK Aulia Laweyan .......................................................... 66

11 Frekuensi Nilai Hasil Pembelajaran Menghitung Benda Anak

kelompok B Sebelum Tindakan dan Sesudah Tindakan Sikus I ........... 68

12 Hasil Pembelajaran Kognitif Anak Siklus I Sebelum dan Sesudah

Tindakan.............................................................................................. 69

13 Frekuensi Nilai Hasil Pembelajaran Menghitung Benda Anak

Kelompok B TK Aulia Laweyan Siklus II Sebelum dan Sesudah

Tindakan.............................................................................................. 70

14 Hasil Tes Kognitif Siklus II Anak Kelompok B Tk Aulia Laweyan

Sebelum dan Sesudah Tindakan ........................................................... 71

15 Hasil Tes Kognitif Sebelum Tindakan Siklus I, Siklus II Anak

Kelompok B TK Aulia Laweyan ......................................................... 72

16 Perbandingan Hasil Observasi Guru dan Anak pada Siklus I dan siklus

II .......................................................................................................... 73

17 Rekapitulasi Hasil Tes Kognitif Sebelum Tindakan Siklus I dan Siklus

II Anak Kelompok B TK Aulia Laweyan ............................................ 75

Page 17: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …/Penerapan-pendekatan...anak kelompok b tk aulia laweyan surakarta semester ii tahun 2011/2012 skripsi oleh : yeni sulaikah x8110055 fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Jadwal Penelitian ................................................................................. 84

2 Silabus Pembelajaran .......................................................................... 85

3 Hasil Wawancara Anak....................................................................... 89

4 Hasil Wawancara Guru ....................................................................... 90

5 Deskripsi Penilaian Kemampuan Menghitung Benda .......................... 91

6 RKH dan Penilaian Siklus I Pertemuan I .............................................. 92

7 RKH dan Penilaian Siklus I Pertemuan II............................................. 100

8 RKH dan Penilaian Siklus II Pertemuan I............................................. 107

9 RKH dan Penilaian Siklus II Pertemuan II ........................................... 115

10 Kemampuan Tes Awal......................................................................... 123

11 Nilai Tes Sebelum Tindakan .............................................................. 124

12 Nilai Tes Siklus I ............................................................................... 125

13 Nilai Tes Siklus II .............................................................................. 127

14 Aktivitas Guru dalam Pembelajaran Siklus I ........................................ 129

15 Aktivitas Guru dalam Pembelajaran Siklus II ..................................... 130

16 Aktivitas Anak dalam Pembelajaran Siklus I........................................ 131

17 Aktivitas Anak dalam Pembelajaran Siklus II....................................... 132

18 Bagan Personil TK Aulia Laweyan ..................................................... 133

19 Foto-foto Kegiatan ............................................................................... 134

Page 18: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …/Penerapan-pendekatan...anak kelompok b tk aulia laweyan surakarta semester ii tahun 2011/2012 skripsi oleh : yeni sulaikah x8110055 fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pendidikan yang ditujukan

kepada anak sejak lahir sampai enam tahun yang dilakukan melalui pemberian

rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan

jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan

lebih lanjut (UU pasal 1 ayat 14 Sisdiknas:2003).

Pendidikan anak usia dini merupakan kesiapan untuk menempuh

pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan perguruan tinggi. Oleh karena itu

semua lingkup perkembangan pada anak usia dini harus ditingkatkan

kualitasnya. Untuk meningkatkan kualitas dalam proses pembelajaran tidaklah

cukup hanya menggunakan salah satu pendekatan saja, melainkan harus

menggunakan beberapa pendekatan. Hal ini dimaksudkan agar materi

pembelajaran dapat dikuasai anak dengan baik, sesuai dengan tujuan yang

diharapkan. Salah satu lingkup perkembangan disekolah taman kanak-kanak

yang perlu ditingkatkan kualitasnya adalah lingkup perkembangan kognitif

yaitu pada kegiatan membilang dengan menunjuk benda (menghitung benda).

Anak usia 5-6 tahun sedang dalam taraf perkembangan kognitif fase

Pre Operational. Anak belajar terbaik melalui benda-benda nyata. Konsep

pembelajaran menghitung benda anak usia 5-6 tahun adalah melalui belajar

dari benda-benda konkrit. Mengajar angka 1, 2 dan 3 akan lebih baik jika

berkoresponden dengan benda, misalnya satu dengan satu biji, dua dengan dua

biji dan tiga dengan tiga biji (Piaget dalam Suyanto, 2005:136)

Menghitung benda adalah aktivitas yang menarik bagi anak usia dini.

Menghitung benda bagi anak usia dini merupakan kegiatan memindahkan atau

menunjuk benda yang satu kemudian pindah ke benda lainnya dan disertai

dengan pengucapan angkanya. Implementasi di lapangan dalam pembelajaran

menghitung benda kebanyakan anak lebih cepat dalam pengucapan

berhitungnya daripada proses memindahkan atau menunjuk benda. Anak usia

Page 19: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …/Penerapan-pendekatan...anak kelompok b tk aulia laweyan surakarta semester ii tahun 2011/2012 skripsi oleh : yeni sulaikah x8110055 fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

dini banyak menghafal angka namun belum banyak mengenal konsep arti

jumlah angka yang diucapkannya. Disinilah peran guru sangat diutamakan

untuk meluruskan bagaimana cara menghitung benda yang benar dan sesuai

dengan tahap perkembangan anak.

Karena pentingnya peranan pembelajaran menghitung benda disekolah

taman kanak-kanak, maka sudah semestinya pembelajaran menghitung benda

ini dapat maksimal. Namun, kenyataannya tidaklah demikian. Karena

berdasarkan kenyataan di lapangan, pembelajaran menghitung benda pada

keterampilan dasar menghitung di TK seringkali tidak sesuai, baik dari segi

psikologis, maupun pedagogis sehingga anak tidak mendapatkan hasil yang

optimal. Hal itu juga terjadi di TK Aulia Laweyan, guru dalam menyampaikan

pembelajaran menghitung benda masih menggunakan metode ceramah

(abstrak), guru tidak menggunakan media yang nyata yaitu hanya

menggunakan sebuah buku yang mempunyai gambar kecil-kecil dan dengan

jumlah gambar yang banyak, sehingga anak tidak bisa menghitung gambar

dengan tepat, serta sulit memahami konsep dalam pembelajaran menghitung

benda. Akibatnya pengucapan gambar yang dihitung anak lebih besar

jumlahnya daripada jumlah gambar itu sendiri. Hal ini dikarenakan pengucapan

angka anak lebih cepat sedangkan gambar yang dihitung jumlahnya hanya

sedikit. Pada saat pembelajaran anak-anak terlihat kurang aktif dan antusias

dalam mengikuti pembelajaran menghitung benda. Beberapa siswa bermain

dengan teman semejanya, terdapat pula anak yang menjahili temannya serta

merasa enggan untuk mengerjakan tugas. Berdasarkan hasil observasi awal

peneliti di TK Aulia Laweyan pada anak kelompok B hanya beberapa anak saja

yang mampu menghitung benda dengan tepat, dan yang lain masih banyak

yang belum mampu mengerjakan pembelajaran menghitung benda dengan

tepat dan benar.

Dari hasil pengamatan di atas menunjukkan bahwa pembelajaran

menghitung benda perlu diperbaiki guna peningkatan kualitas hasil

pembelajaran, maka peneliti ingin berusaha meningkatkan hasil pembelajaran

Page 20: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …/Penerapan-pendekatan...anak kelompok b tk aulia laweyan surakarta semester ii tahun 2011/2012 skripsi oleh : yeni sulaikah x8110055 fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

menghitung benda pada anak kelompok B TK Aulia Laweyan Surakarta

Semester II Tahun 2011/2012.

Mengingat pentingnya pembelajaran menghitung benda dan sulitnya

permasalahan dalam menghitung benda, idealnya usaha ini dimulai dari

pembenahan proses pembelajaran yang dilakukan guru dengan menawarkan

suatu pendekatan pembelajaran dengan konsep belajar yang mendorong guru

untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata

anak. Selain itu juga mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan

yang dimilikinya dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Untuk

mewujudkan itu salah satu caranya adalah dengan Penerapan Pendekatan

kontekstual (Contextual Teaching and Learning – CTL). Pendekatan

kontekstual adalah suatu konsep belajar yang membantu para guru untuk

mengaitkan hubungan antara bahan ajarannya dengan situasi dunia nyata anak

dan mendorong anak untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang

dimilikinya dalam penerapan kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh, guru

menghadirkan benda-benda nyata dalam pembelajaran berhitung kemudian

anak menghitungnya satu persatu. Benda-benda tersebut harus berasal dari

lingkungan disekitar anak, sehingga guru juga tidak hanya mengenalkan dalam

pembelajaran berhitung saja, namun dapat juga memperkenalkan warna, ciri

dan bentuk serta keterkaitan-keterkaitan yang berhubungan dengan benda

tersebut.

Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil

pembelajaran menghitung benda akan meningkat jika dalam proses

pembelajarannya digunakan model pembelajaran yang tepat. Salah satu model

pembelajaran yang tepat untuk pembelajaran menghitung benda adalah

Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning – CTL).

Sehubungan dengan latar belakang di atas, penelitian ini diberi judul “

Penerapan Pendekatan Kontekstual untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep

Menghitung Benda Anak Kelompok B TK Aulia Laweyan Surakarta Semester

II Tahun 2011/2012 “.

Page 21: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …/Penerapan-pendekatan...anak kelompok b tk aulia laweyan surakarta semester ii tahun 2011/2012 skripsi oleh : yeni sulaikah x8110055 fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan

sebagai berikut:

“Apakah penerapan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan

pemahaman konsep menghitung benda anak kelompok B TK Aulia Laweyan

Surakarta Semester II Tahun 2011/2012 ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk

meningkatkan pemahaman konsep menghitung benda melalui pendekatan

kontekstual pada anak kelompok B TK Aulia Laweyan Surakarta semester II

Tahun 2011/2012.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Temuan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara

teoritis dan praktis sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Menambah khazanah ilmu pengetahuan khususnya tentang

pembelajaran pemahaman konsep menghitung benda pada anak usia dini,

kelompok B di Taman-Kanak-kanak.

2. Manfaat secara praktis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak berikut:

a. Bagi anak, dalam proses pembelajaran yaitu: 1) meningkatnya

pemahaman anak dalam konsep menghitung benda; 2) mengaktifkan anak

dalam proses pembelajaran di TK dan menemukan hal baru yang positif; 3)

Meningkatkan motivasi, kemampuan dan prestasi belajar anak.

b. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat: 1) meningkatkan

pengetahuan dan ketrampilan guru untuk mengatasi masalah pembelajaran

pemahaman konsep menghitung benda pada anak dengan pendekatan

kontekstual secara maksimal; 2) mampu menerapkan dan menggunakan

pendekatan kontekstual dalam pembelajaran pemahaman konsep

Page 22: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …/Penerapan-pendekatan...anak kelompok b tk aulia laweyan surakarta semester ii tahun 2011/2012 skripsi oleh : yeni sulaikah x8110055 fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

menghitung benda dikelas; 3) dapat merancang penyusunan RKH yang

tepat sehingga dapat meningkatkan motivasi dan pemahaman anak dalam

pembelajaran menghitung benda.

c. Bagi sekolah, hasil penelitian ini berguna sebagai: 1) sekolah

memiliki sumber daya manusia yang profesional; 2) menjadi pendorong

untuk selalu mengadakan proses pembelajaran kearah yang lebih baik.

Page 23: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …/Penerapan-pendekatan...anak kelompok b tk aulia laweyan surakarta semester ii tahun 2011/2012 skripsi oleh : yeni sulaikah x8110055 fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pendekatan Kontekstual

a. Pengertian Pendekatan Kontekstual

Contextual Teaching and Learning (CTL) berasal dari istilah

konteks dari kata kerja latin Contxere yaitu “menjalin bersama”. Kata

“konteks” merujuk pada keseluruhan situasi, latar belakang, atau lingkungan

yang berhubungan dengan diri, yang terjalin bersamaanya (Johnson dalam

Anitah, 2009:49).

Susan GF and Cynthia J.P (2006) Contextual Learning: A Reflective

Learning Intervention for Nursing Education, International Journal of

Nursing Education Scholarship Vol.3, http://faculty.ksu.edu.sa/hisham

/Documents/ Medical%20Education/English/Nursing%20Education/55.pdf

acces 06/06/2012. Context is the foundation upon which knowledge is built.

context is defined as the nature of the world in a given moment and includes

culture, knowledge, underlying assumptions, facts, rules, and principles

shaping how knowledge is constructed.

konteks adalah fondasi pengetahuan yang dibangun. konteks

didefinisikan sebagai dunia alami yang pada saat tertentu dan termasuk

budaya, pengetahuan, asumsi, fakta, aturan, dan prinsip-prinsip yang

membentuk bagaimana pengetahuan dibangun

Dalam psikologi, istilah konteks digunakan untuk menunjukkan

kondisi yang mengelilingi suatu proses mental dan kemudian

mempengaruhi makna atau signifikasinya (Chaplin dalam Desmita,

2006:51). Teori kontekstual memandang perkembangan sebagai proses yang

terbentuk dan transaksi timbal balik antara anak dan konteks

perkembangaan sistem fisik, sosial, kultural dan historis dimana interaksi

tersebut terjadi (Seifert & Hofnung dalam Desmita, 2006:51). Sanjaya

Page 24: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …/Penerapan-pendekatan...anak kelompok b tk aulia laweyan surakarta semester ii tahun 2011/2012 skripsi oleh : yeni sulaikah x8110055 fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

(2005:109), CTL adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan

kepada proses keterlibatan anak secara penuh untuk dapat menemukan

materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan

nyata sehingga mendorong anak untuk dapat menerapkannya dalam

kehidupan mereka.

Suyanto (2005:155), merumuskan CTL merupakan suatu paham

belajar-mengajar yang memandang pentingnya hubungan antara materi

pelajaran dengan dunia nyata. Melihat pentingnya dorongan dan keterliban

anak untuk mampu menghubungkan konsep yang dipelajari dengan

aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Komalasari (2010:7), merumuskan

bahwa pembelajaran kontekstual adalah pendekatan pembelajaran yang

mengaitkan antara materi yang dipelajari dengan kehidupan nyata anak

sehari-hari, baik dalam lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat maupun

warga negara dengan tujuan untuk menemukan makna materi tersebut bagi

kehidupannya.

Sedangkan menurut Triyono (2005:98), pendidikan kontekstual

adalah konsep yang didalamnya guru menghubungkan isi yang dipelajari

anak dengan situasi dunia nyata kehidupan anak. Guru memotivasi anak

untuk mengaitkan pengetahuan yang dipelajari bersama guru dan kawan-

kawannya dengan aplikasinya dalam kehidupan mereka sebagai anggota

keluarga, warganegara, dan lingkungan lainnya.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan kontekstual

(Contextual Teaching and Learning – CTL) merupakan suatu konsep belajar

yang membantu para guru untuk mengaitkan hubungan antara bahan

ajarannya dengan situasi dunia nyata anak dan mendorong anak untuk

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dalam penerapan

kehidupan sehari-hari.

b. Karakteristik Pembelajaran Kontekstual

Menurut Triyono (2005:100), Karakteristik utama pendidikan

kontekstual adalah ditemukannya makna (discovery of meaning) dari apa

yang dipelajari anak bagi kehidupan sehari-hari dalam dunia nyata.

Page 25: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …/Penerapan-pendekatan...anak kelompok b tk aulia laweyan surakarta semester ii tahun 2011/2012 skripsi oleh : yeni sulaikah x8110055 fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

Karakteristik tersebut bisa tercapai apabila dirancang pendidikan dengan

menfokuskan pada aspek-aspek : (1) interdisipliner, (2) kebutuhan individu

anak, (3) berdasar pada masalah, (4) menekankan terjadinya self-regulation

pada diri anak, (5) terjadi pada berbagai seting atau konteks, (6) menjangkau

berbagai latar kehidupan anak, (7) menggunakan tim atau struktur kelompok

interdependensi, dan (8) menerapkan asesmen otentik.

Menurut Clifford dan Wilson dalam Suyanto (2005:156),

Mendiskripsikan karakteristik CTL adalah sebagai berikut : (1) Menekankan

adanya pemecahan masalah (problen solving), (2) Pembelajaran terjadi

diperbagai konteks (multiple contexts), (3) Membimbing anak untuk

memonitor hasil belajarnya sehingga ia mampu belajar secara mandiri, (4)

Pembelajaran menggunakan berbagai ragam kehidupan anak sebagai titik

pijak, (5) Mendorong anak untuk saling belajar dengan temannya, (6)

Menerapkan otentik.

1) Menekankan adanya pemecahan masalah (problen solving) yaitu dalam

pembelajaran hendaknya ada persoalan yang dikaji. Persoalan tersebut

hendaknya riil, menarik, menantang, dan bermakna bagi anak. Tiap

kelompok dapat mencari solusi pemecahan dengan cara masing-masing,

sehingga hasilnya akan lebih variatif.

2) Pembelajaran terjadi di berbagai konteks (multiple contexts).

Pembelajaran tidak monoton dikelas. Pembelajaran dapat terjadi

dimana saja, seperti disawah, diladang, dibengkel, diindustri. Pengajar

tidak selalu guru, petani, pedagang, pembuat roti, peternak, dokter, atau

orangtua anak yang memiliki keahlian khusus dapat menjadi pengajar.

3) Membimbing anak untuk memonitor hasil belajarnya sehingga ia

mampu belajar secara mandiri. Anak dibimbing bagaimana cara belajar

(learning how to learn) agar kelak dapat belajar secara mandiri. Bila

anak bertanya suatu istilah, guru tidak harus menjawabnya, tetapi

memberikan kamus dan mengajari anak bagaimana menemukan arti

istilah tersebut.

Page 26: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …/Penerapan-pendekatan...anak kelompok b tk aulia laweyan surakarta semester ii tahun 2011/2012 skripsi oleh : yeni sulaikah x8110055 fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

4) Pembelajaran menggunakan berbagai ragam kehidupan anak sebagai

titik pijak. Anak berasal dari berbagai daerah dengan latar belakang

sosial dan budaya yang berbeda. Pengetahuan awal, budaya, cita-cita,

dan tipologi masyarakatnya menjadi modalitas belajar.

5) Mendorong anak untuk saling belajar dengan temannya. Belajar adalah

proses individual, tetapi cara anak belajar dapat dilakukan melalui

kegiatan kelompok agar dapat saling bertukar pikiran, ide, dan rasa

antar anak.

6) Menerapkan otentik. Evaluasi tidak bertujuan memberi nilai dan label

setiap anak. Asesmen bertujuan untuk mengetahui sejauh mana anak

belajar dan bagaimana cara dia belajar paling baik. Dengan demikian

guru dapat memberi bantuan kepada anak untuk mengembangkan

potensinya secara optimal. Dialog antara guru dengan anak akan

kemajuan belajarnya perlu dilakukan agar anak mengevaluasi diri

sendiri. Portofolio hasil presentasi, hasil-hasil lomba dan karya anak

dibangun bersama antara anak dan guru.

Sanjaya (2005:110), terdapat lima karakteristik dalam proses

pembelajaran yang menggunakan pendekatan CTL, yaitu: (1) Pembelajaran

CTL merupakan proses pengaktifan pengetahuan yang sudah ada (activing

knowledge), (2) Pembelajaran yang kontekstual adalah belajar dalam rangka

memperoleh dan menambah pengetahuan baru (acquiring knowledge), (3)

Pemahaman pengetahuan (understanding knowledge), (4) Mempraktikkan

pengetahuan dan pengalaman tersebut (applying knowledge), (5) Melakukan

refleksi (refleksi knowledge) terhadap strategi pengembangan pengetahuan.

1) Pembelajaran CTL merupakan proses pengaktifan pengetahuan yang

sudah ada (activing knowledge), artinya apa yang akan dipelajari tidak

terlepas dari pengetahuan yang sudah dipelajari, dengan demikian

pengetahuan yang akan diperoleh anak adalah pengetahuan yang utuh

yang memiliki keterkaitan satu sama lain.

2) Pembelajaran yang kontekstual adalah belajar dalam rangka

memperoleh dan menambah pengetahuan baru (acquiring knowledge)

Page 27: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …/Penerapan-pendekatan...anak kelompok b tk aulia laweyan surakarta semester ii tahun 2011/2012 skripsi oleh : yeni sulaikah x8110055 fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

dengan cara deduktif, artinya pembelajaran dimulai dengan mempelajari

secara keseluruhan, kemudian memperhatikan detailnya.

3) Pemahaman pengetahuan (understanding knowledge), artinya

pengetahuan yang diperoleh bukan untuk dihafal tapi untuk dipahami

dan diyakini, misalnya dengan cara meminta tanggapan dari yang lain

tentang pengetahuan yang diperolehnya dan berdasarkan tanggapan

tersebut baru pengetahuan itu dikembangkan.

4) Mempraktikkan pengetahuan dan pengalaman tersebut (applying

knowledge), artinya pengetahuan dan penglaman yang diperolehnya

harus dapat diaplikasikan dalam kehidupan anak, sehingga tampak

perubahan perilaku anak.

5) Melakukan refleksi (refleksi knowledge), terhadap strategi

pengembangan pengetahuan. Hal ini dilakukan sebagai umpan balik

untuk proses perbaikan dan penyempurnaan strategi.

c. Strategi Pendekatan Kontekstual

Menurut Triyono (2005:103), pengajaran kontekstual bisa ditempuh

dengan menggunakan berbagai strategi-strategi, di antaranya yaitu:

(1)Relating; (2)Experiencing; (3)Applying; (4)Cooperating; (5)Transfering.

Pertama, Strategi menghubung-hubungkan pengalaman lama dengan

pengalaman baru yang berdekatan (Relating). Dalam proses pembelajaran

hendaknya ada keterkaitan (relevance) dengan bekal pengetahuan

(prerequisite knowledge) yang telah ada pada diri anak, dengan konteks

pengalaman dalam kehidupan dunia nyata seperti manfaat untuk bekal

bekerja dikemudian hari dalam kehidupan masyarakat. Pengetahuan

prasyarat merupakan relevansi antara faktor internal seperti bekal

pengetahuan, ketrampilan, bakat, minat dengan faktor eksternal seperti

media, metode pembelajaran dan lingkungan luar anak. Dengan demikian,

mengaitkan apa yang sudah diketahui anak dengan informasi baru

merupakan kekuatan pendekatan kontekstual yang sekaligus merupakan inti

dari konstruktivisme.

Page 28: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …/Penerapan-pendekatan...anak kelompok b tk aulia laweyan surakarta semester ii tahun 2011/2012 skripsi oleh : yeni sulaikah x8110055 fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Kedua, Strategi mengalami langsung (Experiencing), pengalaman

langsung dipandang sebagai jantung pembelajaran kontekstual karena dalam

proses pembelajaran anak perlu memperoleh pengalaman langsung melalui

kegiatan eksplorasi, penemuan (discovery), inventory, investigasi, penelitian

dan lain-lain. Suatu proses pembelajaran dapat berlangsung cepat jika anak

diberi kesempatan untuk ikut memanipulasi peralatan, memanfaatkan

sumber-sumber belajar, serta melakukan bentuk-bentuk kegiatan penelitian

lain secara aktif. Disini guru selalu membantu anak membangun

pengetahuan baru dengan menyusun sendiri pengalamannya dikelas. Karena

belajar dapat terjadi cepat ketika anak dapat memanipulasi peralatan dan

bahan serta melakukan bentuk-bentuk penelitian.

Ketiga, Strategi menerapkan suatu konsep pada kehidupan nyata

(Applying), anak menerapkan suatu konsep ketika ia melakukan kegiatan

pemecahan masalah. Menerapkan fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang

dipelajari dalam situasi dan konteks yang lain merupakan pembelajaran

tingkat tinggi, lebih daripada sekedar hafal. Disini guru dapat memotivasi

anak dengan memberikan latihan yang realistis dan relevan. Kemampuan

anak untuk menerapkan materi yang telah dipelajari untuk diterapkan pada

situasi lain yang berbeda merupakan penggunaan fakta, konsep, prinsip atau

prosedur pencapaian tujuan pembelajaran. Kemampuan itu dapat

mendorong anak untuk memikirkan karier dan pekerjaan di masa depan

yang mereka minati.

Keempat, strategi bekerja sama dengan pihak lain (Cooperating),

kerja sama dalam konteks saling bertukar pikiran, mengajukan dan

menjawab pertanyaan, komunikasi interaktif antar sesama anak, antar anak

dengan guru, antar anak dengan nara sumber, memecahkan masalah dan

tugas bersama adalah strategi pokok dalam pembelajaran kontekstual.

Pengalaman bekerjasama tidak hanya membantu anak belajar menguasai

materi pembelajaran, tetapi juga sekaligus memberikan wawasan pada dunia

nyata bahwa untuk menyelesaikan suatu tugas akan lebih berhasil naik jika

dilakukan secara bersama-sama dalam bentuk tim kerja.

Page 29: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …/Penerapan-pendekatan...anak kelompok b tk aulia laweyan surakarta semester ii tahun 2011/2012 skripsi oleh : yeni sulaikah x8110055 fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Kelima, Strategi menerapkan untuk bidang lain (Transfering),

pembelajaran kontekstual menekankan pada kemampuan anak untuk

mentransfer pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang telah dimiliki pada

situasi lain. Dimana pengetahuan dan ketrampilan yang telah dimiliki bukan

sekedar untuk dihafal tetapi dapat digunakan pada situasi dan kondisi lain.

Menurut Bern dan Erikson dalam Komalasari (2010:23),

mengemukakan lima strategi dalam mengimplementasikan pembelajaran

kontekstual, yaitu:(1) Pembelajaran berbasis masalah (problem –based

learning), (2) Cooperative learning (pembelajaran kooperatif), (3)

Pembelajaran berbasis proyek (project-based-learning), (4) Pembelajaran

pelayanan (service learning), (5) Pembelajaran berbasis kerja (work-based

learning).

1) Pembelajaran berbasis masalah (problem–based-learning), pendekatan

yang melibatkan anak dalam memecahkan masalah dengan

mengintegrasikan berbagai konsep dan ketrampilan dari berbagai

disiplin ilmu. Pendekatan ini meliputi mengumpulkan dan menyatukan

informasi dan mempresentasikan penemuan.

2) Cooperative learning (pembelajaran kooperatif), pendekatan yang

mengorganisasikan pembelajaran dengan menggunakan kelompok

belajar kecil di mana anak bekerja bersama untuk mencapai tujuan

pembelajaran.

3) Pembelajaran berbasis proyek (project-based-learning), pendekatan

yang memusat pada prinsip dan konsep utama suatu disiplin,

melibatkan anak dalam memecahkan masalah dan tugas penuh makna

lainnya, mendorong anak untuk bekerja mandiri membangun

pembelajaran, dan pada akhirnya menghasilkan karya nyata.

4) Pembelajaran pelayanan (service learning), pendekatan yang

menyediakan suatu aplikasi praktis suatu pengembangan pengetahuan

dan ketrampilan baru untuk kebutuhan dimasyarakat melalui proyek

dan aktivitas.

Page 30: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …/Penerapan-pendekatan...anak kelompok b tk aulia laweyan surakarta semester ii tahun 2011/2012 skripsi oleh : yeni sulaikah x8110055 fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

5) Pembelajaran berbasis kerja (work-based learning), pendekatan di

mana tempat bekerja, atau seperti tempat kerja, kegiatan terintegrasi

dengan materi di kelas untuk kepentingan para anak.

d. Landasan Filosofis CTL

Menurut Triyono (2005:101), pendidikan kontekstual dilaksanakan

berdasar atas tiga prinsip utama, yaitu : 1) interdependensi, artinya anak

sebagai individu dan makhluk sosial harus menyadari bahwa ia hidup di

dunia ini tidak sendiri. Dalam banyak hal persoalan-persoalan harus

dikerjakan bersama-sama. Oleh karena itu, pendidikan kontekstual

menekankan sekali pada pendidikan kolaborasi dan kooperatif. 2)

diferensiasi, artinya pendidikan kontekstual menghargai akan adanya

perbedaan individual. Oleh karena itu ia dirancang untuk memenuhi

kebutuhan setiap anak dalam mengembangkan potensi masing-masing.

Dalam hal ini ditekankan pada adanya perbedaan-perbedaan profil

inteligensi pada setiap anak. 3) self-organization, artinya pendidikan

kontekstual menekankan pada perlunya memperhatikan perubahan-

perubahan pada diri anak. Bahwa anak harus berkembang menjadi individu

yang diharapkan sebagaimana ditekankan pada standar hasil pendidikan.

Menurut Anitah (2009:51), Landasan filosofis CTL adalah

berdasarkan konstruktivisme, yaitu pembelajar mengkonstruksi

(membangun) sendiri informasi yang diterima. Dalam melaksanakan

pendekatan kontekstual, proses pembelajaran berlangsung secara alamiah

dalam bentuk kegiatan peserta didik yang mengerjakan tugas dan

mengalami. Pendekatan ini pernah dicetuskan oleh John Dewey, yaitu

bahwa belajar sebaiknya “melakukan sesuatu” (learning by doing) dan

menekankan pada minat serta pengalaman. Dengan mengalami sesuatu,

maka peserta didik akan memahami makna belajar, mengapa harus belajar,

dan bagaimana mencapainya. Dengan demikian akan mendorong peserta

didik untuk giat belajar karena apa yang dipelajari berguna bagi

kehidupannya.

Page 31: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …/Penerapan-pendekatan...anak kelompok b tk aulia laweyan surakarta semester ii tahun 2011/2012 skripsi oleh : yeni sulaikah x8110055 fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Glasersfeld dalam Komalasari (2010:15), Pembelajaran kontekstual

mendasarkan pada filosofi konstruktivisme. Konstruktivisme adalah salah

satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan anak adalah

konstruksi (bentukan) anak sendiri. Dalam proses konstruksi menurut

Glasersfeld diperlukan beberapa kemampuan sebagai berikut: (1)

kemampuan mengingat dan mengungkapkan kembali pengalaman; (2)

kemampuan membandingkan, mengambil keputusan mengenai persamaan

dan perbedaan (3) kemampuan untuk lebih menyukai pengalaman yang satu

daripada yang lain.

Menurut Komalasari (2010:16), konstruktivisme adalah pengetahuan

dari hasil konstruksi manusia. Manusia mengkonstruksi pengetahuan

mereka melalui interaksi mereka dengan objek, fenomena, pengalaman, dan

lingkungan mereka. Suatu pengetahuan dianggap benar bila pengetahuan itu

dapat berguna untuk menghadapi dan memecahkan persoalan atau

fenomena yang sesuai. Bahwa pengetahuan itu suatu konstruksi, suatu

bentukan dari seseorang yang mempelajarinya. Pengetahuan tidak ada “di

sana” dan tinggal diambil. Orang harus menciptakannya sendiri dalam

pikirannya (Suparno, 1997:15).

e. Komponen-komponen CTL

Sanjaya (2005:120), CTL sebagai pendekatan pembelajaran

memiliki tujuh komponen CTL, yaitu: (1) Konstruktivisme, (2) Inkuiri, (3)

Bartanya (Questioning), (4) Masyarakat Belajar (Learning Community), (5)

Pemodelan (Modeling), (6) Refleksi (Reflection), (7) Penilaian Nyata

(Authentic Assessment).

1) Konstruktivisme adalah proses membangun atau menyusun pengetahuan

baru dalam struktur kognitif anak berdasarkan pengalaman. Bahwa

pengetahuan memang berasal dari luar akan tetapi dikonstruksi oleh dan

dari dalam diri seseorang. Oleh sebab itu pengetahuan terbentuk oleh

dua faktor, yaitu objek yang menjadi bahan pengamatan dan

kemampuan subjek untuk menginterpretasi objek tersebut.

Page 32: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …/Penerapan-pendekatan...anak kelompok b tk aulia laweyan surakarta semester ii tahun 2011/2012 skripsi oleh : yeni sulaikah x8110055 fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

2) Inkuiri artinya proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan

penemuan melalui proses berpikir secara sistematis. Pengetahuan

bukanlah sejumlah fakta hasil dari mengingat, akan tetapi hasil dari

proses menemukan sendiri. Dengan demikian dalam proses

perencanaan, guru bukanlah mempersiapkan sejumlah materi yang harus

dihafal, akan tetapi merancang pembelajaran yang memungkinkan anak

dapat menemukan sendiri materi yang harus dipahaminya.

3) Bertanya (Questioning) dapat dipandang sebagai refleksi dari

keingintahuan setiap individu. Dalam proses pembelajaran CTL, guru

tidak menyampaikan informasi begitu saja, akan tetapi memancing agar

anak dapat menemukan sendiri. Oleh sebab itu peran bertanya sangat

penting, sebab melalui pertanyaan-pertanyaan guru dapat membimbing

dan mengarahkan anak untuk menemukan setiap materi yang

dipelajarinya.

4) Masyarakat Belajar (Learning Community) yaitu kerja sama saling

memberi dan menerima sangat dibutuhkan untuk memecahkan suatu

persoalan. Konsep masyarakat belajar dalam CTL menyarankan agar

hasil pembelajaran diperoleh melalui kerja sama dengan orang lain.

Kerja sama itu dapat dilakukan dalam berbagai bentuk baik dalam

kelompok belajar secara formal maupun dalam lingkungan yang terjadi

secara alamiah. Hasil belajar dapat diperoleh dari hasil sharing dengan

orang lain, antarteman, antarkelompok; yang sudah tahu memberi tahu

pada yang belum tahu, yang pernah memiliki pengalaman membagi

pengalamannya pada orang lain. Inilah hakikat dari masyarakat belajar,

masyarakat yang saling membagi.

5) Pemodelan (Modeling) adalah proses pembelajaran dengan

memperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh setiap

anak. Proses modeling, tidak terbatas dari guru saja, akan tetapi dapat

juga guru memanfaatkan anak yang dianggap memiliki kemampuan.

Misalkan anak yang pernah menjadi juara dalam membaca puisi dapat

Page 33: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …/Penerapan-pendekatan...anak kelompok b tk aulia laweyan surakarta semester ii tahun 2011/2012 skripsi oleh : yeni sulaikah x8110055 fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

disuruh untuk menampilkan kebolehannya di depan teman-temannya,

dengan demikian anak dapat dianggap sebagai model.

6) Refleksi (Reflection) adalah proses pengendapan pengalaman yang telah

dipelajari yang dilakukan dengan cara mengurutkan kembali kejadian-

kejadian atau peristiwa pembelajaran yang telah dilaluinya. Melalui

proses refleksi, pengalaman belajar itu akan dimasukkan dalam struktur

kognitif anak yang pada akhirnya akan menjadi bagian dari pengetahuan

yang dimilikinya. Bisa terjadi melalui proses refleksi anak akan

memperbarui pengetahuan yang telah dibentuknya, atau menambah

khazanah pengetahuannya.

7) Penilaian Nyata (Authentic Assessment) adalah proses yang dilakukan

guru untuk mengumpulkan informasi tentang perkembangan belajar

yang dilakukan anak. Penilaian ini diperlukan untuk mengetahui apakah

anak benar-benar belajar atau tidak, apakah pengalaman belajar anak

memiliki pengaruh yang positif terhadap perkembangan baik intelektual

maupun mental anak.

Menurut Triyono (2005:101), Setiap pendidikan kontekstual meliputi

delapan komponen utama, yaitu: 1)membuat hubungan yang penuh makna

2)melakukan kegiatan yang sangat berarti; 3)belajar untuk mengalami

perubahan diri; 4)kolaborasi dan kooperasi; 5)berpikir kritis dan kreatif;

6)memelihara anak sebagai individu; 7)mencoba untuk meraih standar

tinggi; 8)menggunakan asesmen otentik.

Sistem CTL adalah sebuah proses pendidikan yang bertujuan

menolong anak-anak melihat makna di dalam materi akademik yang mereka

pelajari dengan cara menghubungkan subjek-subjek akademik dengan

konteks dalam kehidupan keseharian mereka, yaitu dengan konteks keadaan

pribadi, sosial, dan budaya mereka. Untuk mencapai tujuan ini, sistem

tersebut meliputi delapan komponen berikut: membuat keterkaitan-

keterkaitan yang bermakna, melakukan pekerjaan yang berarti, melakukan

pembelajaran yang diatur sendiri, melakukan kerja sama, berpikir kritis dan

kreatif, membantu individu untuk tumbuh dan berkembang, mencapai

Page 34: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …/Penerapan-pendekatan...anak kelompok b tk aulia laweyan surakarta semester ii tahun 2011/2012 skripsi oleh : yeni sulaikah x8110055 fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

standar yang tinggi, dan menggunakan penilaian autentik (Johnson,

2007:67).

f. Tujuan Pembelajaran Kontekstual

Menurut Suyanto (2005:158), Pembelajaran anak usia dini

berdasarkan konteks kehidupan nyata. Pembelajaran kontekstual

menekankan adanya hubungan antara apa yang dipelajari di sekolah dengan

kehidupan nyata di masyarakat, termasuk dibidang-bidang lain. Dengan

hubungan tersebut diharapkan apa yang dipelajari anak dapat diaplikasikan

secara nyata dalam kehidupan sehari-hari di rumah, di masyarakat, dan di

tempat lain. Pembelajaran kontekstual sejalan menekankan pentingnya

pengembangan kecakapan hidup (life skill), yaitu membelajarkan siswa agar

dapat hidup secara mandiri.

Kecakapan hidup meliputi dua hal pokok yaitu general life skill dan

specific life skill. General life skill kemampuan umum yang harus

dikembangkan dalam diri setiap anak, mulai dari taman kanak-kanak sampai

perguruan tinggi. Kemampuan umum tersebut meliputi kemampuan

berpikir, kemampuan berperilaku, dan berkomunikasi dengan baik.

Sedangkan spesific life skill terdiri atas dua kemampuan yaitu academic skill

dan vocational skill yang lebih cocok untuk anak dewasa. Academic skill

ialah kemampuan keilmuan dan vocational skill yaitu kemampuan

melakukan suatu pekerjaan.

Untuk anak usia dini, kecakapan hidup lebih difokuskan untuk

kegiatan yang akan dipakai anak sepanjang hayat (longlife skills) yaitu

antara lain memakai dan melepas kaos kaki, memakai dan melepas sepatu,

menali sepatu, memasang dan membuka kancing baju, menyisir rambut,

makan dan minum sendiri, mandi sendiri, menyeberang jalan, dan masih

banyak lagi yang lainnya.

Menurut Triyono (2005:100), pendidikan kontekstual, secara umum

untuk membantu anak memberi makna apa yang telah dipelajari secara

akademik di pendidikan formal. Selain itu secara khusus, pendidikan harus

membantu anak dalam : 1) Menemukan makna melalui menghubungkan

Page 35: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …/Penerapan-pendekatan...anak kelompok b tk aulia laweyan surakarta semester ii tahun 2011/2012 skripsi oleh : yeni sulaikah x8110055 fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

kerja akademik dengan kehidupan sehari-hari; 2) memperoleh prestasi

akademik yang tinggi; 3) memperoleh ketrampilan karier (setidak-tidaknya,

identifikasi karier yang serba luas dan beragam); dan 4) mengembangkan

watak atau karakter melalui menghubungkan etos kerja sekolah dengan

pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki.

Pendidikan anak usia dini bertujuan untuk mengembangkan diri anak

secara menyeluruh (the whole child). Berbagai kecakapan dilatihkan agar

anak kelak menjadi manusia seutuhnya. Bagian dari diri anak yang

dikembangkan meliputi bidang fisik-motorik, intelektual, moral, sosial,

emosi, kreativitas dan bahasa. Tujuannya adalah agar kelak anak

berkembang menjadi manusia yang utuh yang memiliki kepribadian dan

akhlak yang mulia, cerdas dan trampil, serta kreatif dan mampu

bekerjasama dengan orang lain dalam hidup berbangsa dan bernegara serta

bermasyarakat.

g. Langkah-langkah Pembelajaran CTL

Menurut Sugiyanto (2009:22), langkah-langkah pembelajaran CTL

yaitu: (1)mengembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih

bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan

mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan ketrampilan barunya,

(2)melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik,

(3)mengembangkan sifat ingin tahu anak dengan bertanya, (4)menciptakan

masyarakat belajar, (5)menghadirkan model sebagai contoh belajar,

(6)melakukan refleksi di akhir penemuan, (7)melakukan penilaian yang

sebenarnya dengan berbagai cara.

Menurut Sugiyanto ciri kelas yang menggunakan pembelajaran

kontekstual adalah : (1) pengalaman yang nyata, (2) kerja sama, saling

menunjang, (3) gembira, belajar dengan gairah, (4) pembelajaran

terintegrasi, (5) menggunakan berbagai sumber, (6) anak aktif dan kritis, (7)

menyenangkan, tidak membosankan, (8) sharing dengan teman, (9) guru

kreatif.

Page 36: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …/Penerapan-pendekatan...anak kelompok b tk aulia laweyan surakarta semester ii tahun 2011/2012 skripsi oleh : yeni sulaikah x8110055 fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

2. Pemahaman Konsep Menghitung Benda Pada Pembelajaran Matematika

Anak TK

a. Pemahaman Konsep Menghitung Benda Anak TK

Menurut Sujiono, dkk. (2007:9.30), Pemahaman adalah

kemampuan untuk mengingat dan menggunakan informasi, tanpa perlu

menggunakannya dalam situasi baru atau berbeda. Menerjemahkan,

menafsirkan dan memperhitungkan atau meramalkan kemungkinan,

termasuk ketrampilan pemahaman.

Pemahaman adalah kemampuan untuk menjelaskan pengetahuan,

informasi yang telah diketahui dengan kata-kata sendiri (Yamin, 2008:34).

Sedang Sanjaya (2005:110), Pemahaman pengetahuan (understanding

knowledge) adalah pengetahuan yang diperoleh bukan untuk dihafal tapi

untuk dipahami dan diyakini, misalnya dengan cara meminta tanggapan dari

yang lain tentang pengetahuan yang diperolehnya dan berdasarkan

tanggapan tersebut baru pengetahuan itu dikembangkan.

Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pemahaman

adalah kemampuan mengingat dan menggunakan informasi yang telah

diketahui untuk dijelaskan kepada orang lain dengan kata-kata sendiri.

Suyanto (2005:136) Konsep pembelajaran menghitung benda anak

usia 5-6 tahun adalah melalui belajar dari benda-benda konkrit. Anak usia 5-

6 tahun menurut Piaget sedang dalam taraf perkembangan kognitif fase Pre

Operational. Anak belajar terbaik melalui benda-benda nyata. Mengajar

angka 1,2, dan 3 akan lebih baik jika berkoresponden dengan benda,

misalnya satu dengan satu biji, dua dengan dua biji dan tiga dengan tiga biji.

Pada tahap ini objek permanency sudah mulai berkembang. Anak dapat

belajar mengingat benda-benda, jumlah dan ciri-cirinya meskipun bendanya

sudah tidak ada. Anak juga mulai mampu menghubungkan sebab-akibat

yang berdampak langsung. Misalnya anak dapat menebak apa yang terjadi

jika suatu beban ditambahkan pada salah satu sisi timbangan (naik atau

turun). Anak juga dapat membuat prediksi berdasarkan hubungan sebab-

akibat yang telah diketahuinya.

Page 37: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …/Penerapan-pendekatan...anak kelompok b tk aulia laweyan surakarta semester ii tahun 2011/2012 skripsi oleh : yeni sulaikah x8110055 fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Perkembangan indra yang pesat dan tenaga yang tak pernah habis

memungkinkan anak-anak pada tahap ini untuk selalu bergerak,

membongkar pasang objek, dan menyelidiki segala sesuatu. Berdasarkan

perkembangan anak tersebut, pembelajaran di TK harus dimulai dari benda-

benda kongkrit. Guru dapat memberi persoalan yang menantang anak untuk

melakukan eksplorasi terhadap berbagai benda.

Berdasarkan dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

pemahaman konsep menghitung benda pada anak TK adalah dengan

menggunakan alat peraga benda-benda nyata. Pembelajaran konsep

menghitung pada anak TK bukanlah dengan menghafal angka satu sampai

sepuluh melainkan berkoresponden dengan benda. Sehingga anak dapat

belajar mengingat benda-benda, jumlah dan cirinya meskipun bendanya

sudah tidak ada.

b. Tujuan Pemahaman Konsep Menghitung Benda Anak TK

Pada dasarnya pendidikan anak usia dini bertujuan untuk

mengembangkan diri anak secara menyeluruh. Berbagai kecakapan

dilatihkan agar anak kelak menjadi manusia seutuhnya. Bagian dari diri

anak yang dikembangkan meliputi bidang fisik-motorik, kognitif, moral,

sosial, emosi, kreativitas dan bahasa. Pada kecakapan bidang kognitif anak

TK dapat dikembangkan melalui pemahaman tentang sesuatu dengan

menggunakan benda dan peristiwa kongkrit, seperti menghitung benda.

Tujuan konsep menghitung benda anak TK secara umum untuk

mengetahui dasar-dasar pembelajaran berhitung sehingga pada saatnya nanti

anak akan lebih siap mengikuti pembelajaran berhitung pada jenjang

selanjutnya yang lebih kompleks. (Depdiknas, 2007:1-2). Sedang tujuannya

secaraa Khusus, yaitu.;

1. Dapat berpikir logis dan sistematis sejak dini, melalui pengamatan

terhadap benda-benda kongkrit, gambar-gambar atau angka-angka yang

terdapat di sekitar anak.

Page 38: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …/Penerapan-pendekatan...anak kelompok b tk aulia laweyan surakarta semester ii tahun 2011/2012 skripsi oleh : yeni sulaikah x8110055 fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

2. Dapat menyesuaikan dan melibatkan diri dalam kehidupan

bermasyarakat yang dalam kesehariannya memerlukan keterampilan

berhitung.

3. Memiliki ketelitian, konsentrasi, abstraksi dan daya apresiasi yang

tinggi.

4. Memiliki pemahaman konsep ruang dan waktu serta dapat

memperkirakan kemungkinan urutan sesuatu peristiwa yang terjadi di

sekitarnya.

5. Memiliki kreatifitas dan imajinasi dalam menciptakan sesuatu secara

spontan.

c. Pengertian Matematika Anak di TK

Banyak orang yang mempertukarkan antara matematika dengan

aritmatika atau berhitung. Padahal Matematika mempunyai cakupan yang

sangat luas daripada aritmatika atau berhitung. Aritmatika adalah

pengetahuan tentang bilangan dan merupakan bagian dari matematika.

Menurut Sujiono, dkk. (2007:11.4), menyimpulkan: “Matematika

adalah sesuatu yang berkaitan dengan konsep-konsep abstrak yang tersusun

secara hirarkis melalui penalaran yang bersifat deduktif sedangkan

permainan matematika di TK adalah kegiatan belajar tentang konsep

matematika melalui aktivitas bermain dalam kehidupan sehari-hari dan

bersifat alamiah”.

Ross, John A. and Bruce, Catherine D.(2009) 'Student achievement

effects of technology-supported remediation of understanding of fractions',

International Journal of Mathematical Education in Science and

Technology, 40: 6, 713 — 727.(http://www.tandf.co.uk/journals/TMES.

Acces 07/06/2012). Mathematics is pervading every study and technique in

our modern world, bringing ever more sharply into focus the responsibilities

laid upon those whose task it is to teach it. Most prominent among these is

the difficulty of presenting an interdisciplinary approach so that one

professional group may benefit from the experience of others.

Page 39: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …/Penerapan-pendekatan...anak kelompok b tk aulia laweyan surakarta semester ii tahun 2011/2012 skripsi oleh : yeni sulaikah x8110055 fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Matematika adalah meresapi setiap studi dan teknik dalam dunia

modern kita, membawa semakin tajam ke dalam focus tanggung jawab yang

membebankan pada orang-orang yang bertugas itu adalah untuk

mengajarkannya. Paling menonjol diantaranya adalah sulitnya menyajikan

pendekatan indisipliner sehingga satu kelompok professional dapat

mengambil manfaat dari pengalaman orang lain.

Menurut Johnson dan Myklebust dalam Abdurrahman (1999:252),

menyatakan bahwa ”Matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi

praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan

keruangan sedangkan fungsi teoretisnya adalah untuk memudahkan

berpikir”. Lerner dikutip dalam Abdurrahman (1999:252) “Matematika

bahwa matematika disamping sebagai bahasa simbolis juga merupakan

bahasa universal yang memungkinkan manusia memikirkan, mencatat, dan

mengkomunikasikan ide mengenai elemen dan kuantitas”.

Hamzah B. Uno dan Masri Kuadrat (2009:109) menyimpulkan

bahwa matematika adalah sebagai suatu bidang ilmu yang merupakan alat

pikir, berkomunikasi, alat untuk memecahkan berbagai persoalan praktis,

yang unsur-unsurnya logika dan intuisi, analisis dan konstruksi, generalitas

dan individualitas, dan mempunyai cabang-cabang antara lain aritmatika,

aljabar, geometri, dan analisis.

Sedangkan menurut Reys, R.E., Suydam, M.N., Lindquist, M.M.,

Smith, N.L (1998:2) “Mathematics is a way of thinking. It provides us with

strategies for organizing, analyzing, and synthesizing data, largely but not

exclusively numerical”. Yang dapat diartikan Matematika adalah cara

berpikir. Itu memberikan kita strategi untuk mengatur, menganalisis, dan

mensintesis data, yang sebagian besar tetapi tidak secara numerik.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa matematika

adalah bidang ilmu yang merupakan alat pikir, berkomunikasi, alat untuk

memecahkan berbagai persoalan praktis.

Page 40: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …/Penerapan-pendekatan...anak kelompok b tk aulia laweyan surakarta semester ii tahun 2011/2012 skripsi oleh : yeni sulaikah x8110055 fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

d. Pengenalan Pembelajaran Matematika Anak TK

Menurut Komalasari (2010:3), Pembelajaran dapat didefinisikan

sebagai suatu sistem atau proses membelajarkan subjek didik/pembelajar

yang direncanakan atau didesain, dilaksanakan, dan dievaluasi secara

sistematis agar subjek didik/pembelajar dapat mencapai tujuan-tujuan

pembelajaran secara efektif dan efisien. Anitah (2009:27), Pembelajaran

adalah kurikulum yang disajikan kepada peserta didik dengan menggunakan

interaksi antara agen (guru-guru berkualitas) pengajaaran dan seorang

individu atau lebih untuk ikut belajar pengetahuan yang sesuai bagi peserta

didik untuk belajar.

Hakikat belajar matematika adalah suatu aktivitas mental untuk

memahami arti dan hubungan-hubungan serta simbol-simbol, kemudian

diterapkannya pada situasi nyata (Hamzah B Uno dan Masri Kuadrat,

2009:110). Sedangkan Schoenfeld dalam Hamzah B Uno dan Masri Kuadrat

(2009:110) mendefinisikan bahwa belajar matematika berkaitan dengan apa

dan bagaimana menggunakannya dalam membuat keputusan untuk

memecahkan masalah.

Pengenalan pembelajaran matematika untuk anak usia dini bukanlah

menyelesaikan tugas matematika 2+3=? kemudian guru memberi contoh

bagaimana menyelesaikan soal tersebut di papan tulis. Anak usia dini tidak

bisa diajak secara langsung bahwa 2+3=5, kemudian memberi persoalan

lain yang sejenis dan mengharapkan anak untuk menyelesaikannya.

Menurut Piaget anak belum bisa berpikir secara langsung bahwa

2+3=5, sebelum anak memahami konsep bilangan dan operasi bilangan.

Anak harus dilatih lebih dahulu mengkonstruksi pemahaman dengan bahasa

simbolik yang disebut sebagai abstraksi sederhana (simple abstraction) yang

dikenal pula dengan abstraksi empiris. Misalnya, ketika guru memberi anak

uang logam guru mengatakan “koin”. Kemudian anak dilatih berpikir

simbolik lebih jauh, yang disebut abstraksi reflektif (reflective abstraction).

Ketika guru menaruh sebuah koin didepan siswa, ia mengatakan “satu”,

kemudian menaruh lagi sambil berkata “dua”, dan seterunya. Selanjutnya

Page 41: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …/Penerapan-pendekatan...anak kelompok b tk aulia laweyan surakarta semester ii tahun 2011/2012 skripsi oleh : yeni sulaikah x8110055 fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

guru dapat memegang jari telunjuk siswa dan menggunakannya untuk

menghitung koin tadi sambil berkata “satu”, “dua”, “tiga” dan seterusnya.

Dengan demikian anak mulai menghubungkan antara jumlah koin dengan

bahasa matematis bilangan : satu, dua, tiga, dan seterusnya.

Langkah berikutnya adalah mengajari anak menghubungkan antara

pengertian bilangan dengan simbol bilangan. Misalnya antara sebuah koin

dengan kata “satu” dengan angka 1. Dua buah koin dengan kata “dua dan

angka 2, demikian seterusnya sampai anak benar-benar memahaminya.

Piaget dalam Suyanto (2005:160-161).

Pengenalan pembelajaran matematika anak TK merupakan

rangsangan anak dalam pengembangan kemampuan berpikir. Pembelajaran

konsep menghitung benda adalah bagian dari pembelajaran matematika.

Pada tahap awal anak belajar tentang bilangan dari benda-benda konkrit

yaitu melalui pembelajaran konsep menghitung benda. Setelah anak mampu

menghitung benda dan dapat mengetahui simbol bilangannya, kemudian

anak akan menghubungkan secara matematis dalam proses

pembelajarannya. Misal, anak ditanya berapa jumlah roda yang ada di

mobil. Maka anak akan menjawab yaitu lima. Dalam hal ini anak

sebenarnya sudah mampu menghitung roda mobil, yaitu empat. Anak juga

menggunakan operasi bilangan tambah, yaitu 4+1=5. Jadi anak tersebut

sudah berpikir logis menggunakan matematis yang sederhana. Hubungan

matematis menghubungkan konsep dengan prosedur, matematika dengan

kehidupan keseharian, dan matematika dengan mata pelajaran lainnya.

(Suyanto, 2005:63).

e. Tujuan Pembelajaran Matematika Anak TK

Tujuan pembelajaran merupakan syarat mutlak bagi guru dalam

memilih metode yang akan digunakan di dalam menyajikan materi

pengajaran. Tujuan pembelajaran merupakan sasaran yang hendak dicapai

pada akhir pengajaran, serta kemampuan yang harus dimiliki siswa (Yamin,

2008:133).

Page 42: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …/Penerapan-pendekatan...anak kelompok b tk aulia laweyan surakarta semester ii tahun 2011/2012 skripsi oleh : yeni sulaikah x8110055 fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Tujuan pembelajaran bukanlah penguasaan materi pelajaran, akan

tetapi proses untuk mengubah tingkah laku anak sesuai dengan tujuan yang

akan dicapai. Oleh karena itulah penguasaan materi pelajaran bukanlah

akhir dari proses pengajaran, akan tetapi hanya sebagai tujuan antara untuk

pembentukan tingkah laku yang lebih luas. Artinya, sejauh mana materi

pelajaran yang dikuasai siswa dapat membentuk pola perilaku anak itu

sendiri (Sanjaya, 2005:79).

Menurut Piaget dalam Suyanto (2005:161), Tujuan pembelajaran

matematika untuk anak usia dini sebagai logico-mathematical learning atau

belajar berpikir logis dan matematis dengan cara yang menyenangkan dan

tidak rumit. Jadi tujuannya bukan agar anak dapat menghitung sampai

seratus atau seribu, tetapi memahami bahasa matematis dan penggunaannya

untuk berpikir.

Sujiono, dkk. (2007:11.4), Tujuan pembelajaran matematika yaitu

agar anak dapat mengetahui dasar-dasar pembelajaran berhitung dalam

suasana yang menarik, aman, nyaman, dan menyenangkan, sehingga

diharapkan nantinya anak akan memiliki kesiapan dalam mengikuti

pembelajaran matematika yang sesungguhnya di sekolah dasar.

f. Pengenalan Pembelajaran Matematika di TK yang Diteliti

Materi pengenalan pembelajaran matematika di TK yang akan

disampaikan pada penelitian ini adalah pada pokok bahasan “penjumlahan”

dengan menggunakan alat peraga yang nyata dan sesuai dengan tema yang

dipakai pada saat pembelajaran tersebut dilaksanakan. Di dalam Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) lingkup perkembangan kognitif dengan

Indikator pada kegiatan inti pembelajaran yaitu : Pada (Kog. 39)

Membilang dengan menunjuk benda (mengenal konsep bilangan dengan

benda-benda sampai 10). Kegiatan pembelajarannya adalah anak

menghitung jumlah benda (1-10 benda).

Page 43: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …/Penerapan-pendekatan...anak kelompok b tk aulia laweyan surakarta semester ii tahun 2011/2012 skripsi oleh : yeni sulaikah x8110055 fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Contoh :

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian yang relevan merupakan uraian sistematis tentang

hasil-hasil penelitianyang dilakukan oleh peneliti terdahulu yang relevan sesuai

dengan substansi yang diteliti. Menurut penulis, ada beberapa penelitian yang

dianggap relevan dengan penelitian ini diantaranya :

Marminah dengan judul Peningkatan Pemahaman Konsep Hitung

Melalui Pembiasaan Mengerjakan Soal-soal Matematika Siswa Kelas 1 SDN

Ngadirojo Kecamatan Ampel Boyolali Tahun Pelajaran 2008/2009. Simpulan

dari penelitian tersebut bahwa melalui pembiasaan mengerjakan soal-soal

matematika dapat meningkatkan pemahaman konsep hitung siswa kelas 1 SDN

Ngadirojo Kecamatan Ampel Boyolali tahun pelajaran 2008/2009. Peningkatan

pemahaman konsep hitung deskripsi tersebut dapat dibuktikan dengan

meningkatnya nilai kemampuan pemahaman konsep hitung pada setiap siklus,

yaitu: pada siklus I siswa yang memperoleh nilai di atas KKM pada pre tes

mencapai 29,41% atau 5 siswa yang berada pada nilai KKM ke atas. Hasil

pembelajaran pada post tes yang memperoleh nilai di atas KKM mencapai

prosentase 23,53% atau sekitar 4 siswa. Siklus II dari hasil pre tes rata-rata

kelas 34,70% siswa memperoleh nilai di atas KKM 17,64%. Pada hasil post tes

rata-rata kelas 39,41% yang memperoleh nilai di atas KKM 29,41%.

Puji Rusmini (2011) dalam penelitiannya yang berjudul penerapan

Model Contextual Teaching and Learning untuk Meningkatkan Keterampilan

Menulis Karangan pada Siswa Kelas 3 SD Negeri 03 Jetis Kecamatan Jaten

Tahun Ajaran 2010/2011 juga memberikan kesimpulan bahwa penerapan

Page 44: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …/Penerapan-pendekatan...anak kelompok b tk aulia laweyan surakarta semester ii tahun 2011/2012 skripsi oleh : yeni sulaikah x8110055 fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

model pembelajaran Contextual Teaching and Learning dapat meningkatkan

keterampilan menulis karangan pada siswa kelas 3 SD Negeri 03 Jetis

Kecamatan Jaten Tahun Ajaran 2010/2011 (Puji Rusmini :2011)

Umi Nurhidayati melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh

Permainan Hitung Benda Terhadap Kecerdasan Logiko-Matematik Anak TK

Di BA Aisyiyah Karangtengah Sukoharjo. Menjelaskan bahwa kegiatan

penggunaan permainan hitung benda dapat berpengaruh terhadap kecerdsan

Logoko-Matematik pada anak TK di BA Aisyiyah Karangtengah Sukoharjo

(Umi Nurhidayati:2010)

Dari penelitian Marminah di atas menunjukkan bahwa melalui

pembiasaan mengerjakan soal-soal matematika maka akan dapat meningkatkan

pemahaman konsep hitung, serta pada penelitian Umi Nurhidayati dengan

permainan hitung benda dapat meningkatkatkan kecerdasan Logiko-

Matematik. Puji Rusmini dengan penerapan Model Contextual Teaching and

Learning dapat Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan pada Siswa

Kelas 3 SD Negeri 03 Jetis Kecamatan Jaten Tahun Ajaran 2010/2011.

Sehubungan dengan hal tersebut terdapat persamaan pada penelitian Marminah

dan Umi Nurhidayati yaitu pemahamn konsep hitung (variabel y) sedangkan

pada penelitian Puji Rusmini terdapat persamaan tentang penggunaan model

pembelajaran kontekstual (variabel x). Dari penelitian tersebut maka perlu

kiranya dikembangkan sebuah penelitian yang dapat meningkatkan

pemahaman konsep menghitung benda pada anak usia dini dengan pendekatan

kontekstual. Oleh karena itu penulis merasa perlu untuk mengadakan penelitian

dengan judul Penerapan Pendekatan Kontekstual untuk Meningkatkan

Pemahaman Konsep Menghitung Benda Siswa Kelompok B TK Aulia laweyan

Surakarta Semester II Tahun 2011/1012.

C.Kerangka Berpikir

Pada pembelajaran anak usia dini mempunyai beberapa ruang lingkup

perkembangan, diantaranya : kognitif, fisik motorik, bahasa, nilai agama dan

moral, dan sosial emosional. Dalam ruang lingkup pengembangan kognitif,

Page 45: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …/Penerapan-pendekatan...anak kelompok b tk aulia laweyan surakarta semester ii tahun 2011/2012 skripsi oleh : yeni sulaikah x8110055 fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

salah satu indikator (39) adalah Membilang dengan menunjuk benda

(mengenal konsep bilangan dengan benda sampai 10). Materi pemahaman

konsep menghitung benda pada anak TK sampai sekarang masih menjadi

pokok bahasan yang sulit dipahami secara benar oleh anak. Terbukti dengan

pencapaian rata-rata kelas masih dibawah rata-rata penilaian yang sudah

ditetapkan. Dalam pembelajaran menghitung benda TK Aulia Laweyan

Surakarta pada kelompok B terlihat kurang antusias, guru cenderung

menggunakan metode mengajar yang konvensional, penggunaan alat peraga

kurang maksimal. Anak memiliki anggapan bahwa pembelajaran menghitung

benda merupakan pembelajaran yang rumit dan sulit. Hal ini lambat laun akan

membawa anak semakin jenuh dan bosan terhadap pembelajaran berhitung.

Proses pembelajaran akan dapat mencapai hasil yang lebih baik apabila

anak terdorong untuk mau melakukannya sendiri tanpa adanya paksaan dari

orang lain. Adapun beberapa cara agar anak terdorong untuk belajar

diantaranya adalah menerapkan model pembelajaran yang inovatif dan

menyenangkan bagi anak. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya untuk

mengatasi masalah ini dengan pemilihan pendekatan yang tepat dan cocok

untuk anak kelompok B di TK. Upaya yang dilakukan yakni diterapkannya

oleh guru salah satunya adalah penerapan pendekatan kontekstual dalam

pembelajaran menghitung benda. Melalui pendekatan ini anak akan

menemukan makna dari belajar dan bisa mengaitkan materi akademik dengan

konteks kehidupan keseharian mereka sehingga apa yang mereka pelajari

melekat dalam ingatannya untuk meningkatkan kemampuan dan motivasi

menghitung benda.

Berdasarkan uraian diatas, dapat dikemukakan menjadi kerangka

berpikir untuk melaksanakan penelitian yang tertera pada gambar dibawah ini.

Page 46: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …/Penerapan-pendekatan...anak kelompok b tk aulia laweyan surakarta semester ii tahun 2011/2012 skripsi oleh : yeni sulaikah x8110055 fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Gambar 1. Alur kerangka berpikir

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian. Hipotesis merupakan kesimpulan kerangka berpikir. Dari landasan

teori dan kerangka berpikir diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian

sebagai berikut :

“Dengan menggunakan pendekatan kontekstual maka pemahaman

konsep menghitung benda anak kelompok B TK Aulia Surakarta Semester II

Tahun 2011/2012 dapat meningkat.

Kondisi awal

Guru dalam pembelajaran masih konvensional, sedangkan anak pasif

Tindakan

Dalam pembelajaran guru menggunakan pendekatan kontekstual

Siklus I

Siklus II

Kondisi akhir

Diduga melalui pendekatan kontekstual dapat meningkatkan pemahaman konsep menghitung benda anak kelompok B TK Aulia Laweyan.

Page 47: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …/Penerapan-pendekatan...anak kelompok b tk aulia laweyan surakarta semester ii tahun 2011/2012 skripsi oleh : yeni sulaikah x8110055 fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 30

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di TK AULIA Sondakan yang beralamat di

Sondakan kecamatan Laweyan, Surakarta. TK AULIA Sondakan ini memiliki 3

ruang kelas yang terdiri dari 1 ruang kelas kelompok bermain, 1 ruang kelas TK

kelompok A, dan 1 ruang kelas TK kelompok B. Penelitian ini dilaksanakan di

ruang kelas TK kelompok B.

Dipilihnya lokasi penelitian ini adalah pertama, peneliti sebagai guru

Wiyata Bhakti di TK AULIA Sondakan. Kedua, sekolah tersebut belum pernah

digunakan sebagai obyek penelitian yang sejenis sehingga terhindar dari

kemungkinan penelitian ulang. Ketiga berdasarkan hasil observasi peneliti di

lapangan, terdapat permasalahan dalam pembelajaran pemahaman konsep

menghitung benda.

Waktu penelitian di laksanakan selama enam bulan, yakni bulan Februari

sampai Juli 2012. Pelaksanaan penelitian Tindakan kelas ini, dilaksanakan dalam

2 siklus. Kelas yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas adalah anak TK

kelompok B.

B. Subyek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah anak kelompok B TK AULIA Sondakan

Kecamatan Laweyan Surakarta yang berjumlah 12 anak, anak laki-laki berjumlah

4 anak dan perempuan berjumlah 8 anak. Pada dasarnya mereka dari latar

belakang yang berbeda-beda tetapi sebagian besar dari mereka adalah anak dari

golongan menengah ke bawah yaitu ekonomi yang rendah. Dari 12 anak ini

kesemuanya adalah anak normal.

C. Data dan Sumber data

Menurut Arikunto (2006:118) Data adalah hasil pencatatan peneliti, baik

yang berupa fakta ataupun angka. Dari sumber SK Menteri P dan K No.

Page 48: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …/Penerapan-pendekatan...anak kelompok b tk aulia laweyan surakarta semester ii tahun 2011/2012 skripsi oleh : yeni sulaikah x8110055 fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

0259/U/1977 tanggal 11 Juli 1977 disebutkan bahwa data adalah segala fakta dan

angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi. Sumber data

penelitian adalah subyek dari mana data dapat diperoleh. (Arikunto, 2006:129).

Data yang dikumpulkan berupa informasi tentang pemahaman konsep

menghitung benda serta kemampuan guru dalam menyusun rencana

pembelajaran, melaksanakan pembelajaran (termasuk model pembelajaran),

perbaikan proses dan hasil pembelajaran dikelas.

Data informasi yang paling penting dikumpulkan untuk kemudian dikaji

dan menghasilkan data yang kualitatif. Data tersebut akan digali dari berbagai

sumber.

Data penelitian itu dikumpulkan dari berbagai sumber yang meliputi:

1. Hasil wawancara Informan atau nara sumber, yaitu siswa kelompok B TK

AULIA Sondakan dan guru.

2. Hasil pengamatan proses pembelajaran di kelompok B TK Aulia Laweyan dan

aktivitas lain yang bertalian.

3. Dokumen atau arsip, yang berupa Lembar observasi guru dan anak, hasil

pembelajaran siswa dan penilaian yang telah ada pada kepala sekolah.

D. Pengumpulan Data

Sejalan dengan data yang akan dikumpulkan serta sumber data yang ada

selanjutnya dikemukakan teknik pengumpulan data. Teknik yang digunakan untuk

mengumpulkan data tersebut antara lain:

1. Wawancara

Wawancara adalah percakapan yang memiliki maksud dan tujuan

tertentu. Percakapan ini dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara

(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee)

yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Wawancara dalam penelitian

ini dilaksanakan secara langsung yaitu percakapan dan tanya jawab kepada

siswa secara langsung tanpa perantara. Wawancara ini juga dilakukan secara

tertutup dan bebas, dengan maksud agar siswa dapat mengungkapkan

Page 49: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …/Penerapan-pendekatan...anak kelompok b tk aulia laweyan surakarta semester ii tahun 2011/2012 skripsi oleh : yeni sulaikah x8110055 fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

permasalahan, keinginan dan kebutuhannya. Wawancara ini digunakan

sebagai dasar untuk melakukan penelitian yang lebih lanjut.

Wawancara terhadap siswa kelompok B TK Aulia yaitu untuk

mengetahui tentang bagaimana aktivitas anak dalam pembelajaran berhitung

sehari-hari. Sedangkan wawancara terhadap guru kelompok B TK Aulia yaitu

untuk mengetahui tentang bagaimana cara guru menerapkan pembelajaran

berhitung terhadap anak kelonpok B TK Aulia Laweyan. Data ini diambil

oleh peneliti digunakan sebagai tindak lanjut untuk merancang pembelajaran

dengan pendekatann kontekstual dalam pembelajaran menghitung benda

tehadap anak kelonpok B Tk aulia Laweyan.

2. Observasi

Menurut Arikunto (2006:156) observasi atau pengamatan yaitu

memperhatikan sesuatu dengan menggunakan mata.

Observasi digunakan untuk mengetahui proses pembelajaran guru dan

anak pada kegiatan pembelajaran berhitung yang sedang berlangsung di

kelas. Observasi ini bertujuan untuk mengetahui kekurangan/kelemahan guru

dan aktivitas anak sebagai tindak lannjut dalam merancang pembelajaran.

Observasi dilakukan sejak sebelum melaksanakan tindakan, saat pelaksanaan

tindakan sampai pada akhir tindakan.

Peran peneliti dalam kegiatan ini adalah melaksanakan pembelajaran

dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas. Sedangkan guru kelas berperan

sebagai pengamat jalannya pembelajaran di kelas. Dalam hal ini pengamat

mengambil posisi di tempat duduk belakang, mengamati jalannya proses

pembelajaran sambil mencatat segala sesuatu yang terjadi selama proses

pembelajaran berlangsung. Selain mengamati proses pembelajaran di kelas

juga mengamati kerja guru dalam mengelola kelas dan menerapkan

pendekatan kontekstual. Observasi anak difokuskan pada pembelajaran

pemahaman konsep menghitung benda selama pembelajaran berhitung

berlangsung. Sedangkan observasi pada guru difokuskan pada kemampuan

guru dalam menerapkan pendekatan kontekstual.

Page 50: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …/Penerapan-pendekatan...anak kelompok b tk aulia laweyan surakarta semester ii tahun 2011/2012 skripsi oleh : yeni sulaikah x8110055 fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Hasil Observasi didiskusikan bersama guru pengampu, kemudian

dianalisis bersama untuk mengetahui berbagai kelemahan ataupun kelebihan

dalam penerapan pendekatan kontekstual yang telah dilakukan. Kemudian

diupayakan solusinya. Solusi yang telah disepakati bersama antara peneliti

dan guru pengampu dapat dilaksanakan pada siklus berikutnya. Observasi

terhadap guru difokuskan pada perilaku guru pada saat pembelajaran,

perilaku anak sebelum tindakan dan ketika tindakan berlangsung berkaitan

dengan peningkatan pemahaman konsep menghitung benda. Selain itu

observasi dilakukan untuk memantau proses dan dampak pembelajaran yang

diperlukan untuk menata langkah-langkah perbaikan agar lebih efektif dan

efisien.

3. Tes

Menurut Arikunto (2006:150) Tes adalah serentetan pertanyaan atau

latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan,

pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu

atau kelompok. Pemberian tes dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh

kemampuan anak setelah pembelajaran tindakan yang dilakukan.

Tes diberikan pada awal penelitian untuk mengidentifikasi kekurangan

dan kelemahan anak dalam pembelajaran tentang pemahaman konsep

menghitung benda, selain itu tes dilakukan disetiap akhir siklus untuk

mengetahui peningkatan mutu anak. Dengan kata lain tes disusun dan

dilakukan untuk mengetahui tingkat perkembangan pemahaman konsep

menghitung benda anak sesuai dengan siklus yang ada.

4. Dokumentasi

Dokumen merupakan sumber data yang sering memiliki posisi penting

dalam penelitian kualitatif. Dokumen merupakan bahan tertulis ataupun film

yang digunakan sebagai sumber data, dokumen sejak lama digunakan sebagai

sumber data karena dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data dapat

dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan.

(Slamet St.Y dan Suwarto, 2007:52).

Page 51: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …/Penerapan-pendekatan...anak kelompok b tk aulia laweyan surakarta semester ii tahun 2011/2012 skripsi oleh : yeni sulaikah x8110055 fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Kajian dokumen digunakan untuk memperoleh berbagai arsip atau data

yang berupa Kurikulum, Rencana Kegiatan Harian (RKH) yang dibuat guru,

hasil kerja anak dan nilai yang diberikan oleh guru, dan nama responden

penelitian pada anak kelompok B TK Aulia Laweyan Surakarta. Selain itu,

saat proses pembelajaran berlangsung dilakukan dokumentasi yang berupa

foto dan video.

Pada penelitian ini digunakan untuk mengetahui perkembangan dalam

pembelajaran pemahaman konsep menghitung benda. Dengan data tersebut

diharapkan dapat menguji, menafsirkan dan meramalkan tentang

perkembangan dalam pembelajaran serta meneliti kekurangan-kekurangan

dalam melakukan penelitian tindakan sehingga penelitian berikutnya dapat

lebih baik lagi.

E. Uji Validitas Data

Menurut Arikunto (2006:168) Validitas adalah suatu ukuran yang

menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Sebuah

instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkapkan data dari variabel yang

diteliti secara tepat.

Untuk menjamin dan mengembangkan validitas data yang akan

dikumpulkan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan triangulasi.

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan validitas data dengan memanfaatkan

sarana di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau pembandingan data itu.

Lexy J. Moleong dalam Suwandi (2009:60).

Apapun dari trianggulasi hanya ada dua teknik:

1. Triangulasi data (sumber) dengan cara : mengumpulkan data yang sejenis dari

sumber data yang berbeda. Melalui teknik triangulasi data diharapkan dapat

memberikan informasi yang lebih tepat, sesuai keadaan anak kelompok B TK

AULIA Sondakan. Misalnya membandingkan hasil pengamatan dengan data

isi dokumen yang terkait misal arsip nilai, absen dan lainnya.

2. Triangulasi metode, dengan cara: mengumpulkan data dengan metode

pengumpulan data yang berbeda tetapi mengarah pada sumber data yang sama.

Page 52: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …/Penerapan-pendekatan...anak kelompok b tk aulia laweyan surakarta semester ii tahun 2011/2012 skripsi oleh : yeni sulaikah x8110055 fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Misalnya membandingkan hasil wawancara yang dilakukan observer dengan

tes.

F. Analisis Data

Sugiyono (2010:335) bahwa analisis data adalah proses mencari dan

menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan

lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam

kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, sintesa, menyusun ke dalam pola,

memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan

sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Menurut Miles and Huberman dalam Sugiyono (2010:337-338)

mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara

interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya

sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan

conclusion drawing/verification.

Adapun rincian model tersebut dapat diurai sebagai berikut:

1. Data Reduction (Reduksi data)

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu

maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi data berarti merangkum,

memilih hal-hal yang pokok memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari

tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang

telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan

mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan selanjutnya, dan

mencari bila diperlukan.

2. Data Display (Penyajian data)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan

data. Dengan penyajian data, maka data terorganisasi, tersusun dalam pola

hubungan, sehingga akan semakin mudah difahami. Dengan mendisplaykan

data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi,

merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah difahami tersebut.

Page 53: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …/Penerapan-pendekatan...anak kelompok b tk aulia laweyan surakarta semester ii tahun 2011/2012 skripsi oleh : yeni sulaikah x8110055 fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

3. Conclusion drawing / verification

Langkah ke tiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and

Huberman dalam Sugiyono (2010:345) adalah penarikan kesimpulan dan

verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan

akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung

pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang

dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan

konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka

kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif yang diharapkan adalah merupakan

temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa

deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih remang-remang

atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan

kausal atau interaktif, hipotesis atau teori.

Berdasarkan uraian di atas maka reduksi data, penyajian data, kesimpulan-

kesimpulan atau verifikasi sebagai jalin-menjalin pada saat sebelum, selama

dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk yang sejajar untuk membangun

wawasan umum yang disebut analisis.

Selanjutnya model interaktif dalam analisis data dapat

divisualisasikan dalam gambar sebagai berikut:

Gambar 2. Komponen dalam analisis data (interactive model)

(Sumber: Sugiyono, 2010:338)

Data Collection

Data Display

Data Reduction

Conclusions :

drawing/verifying

Page 54: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …/Penerapan-pendekatan...anak kelompok b tk aulia laweyan surakarta semester ii tahun 2011/2012 skripsi oleh : yeni sulaikah x8110055 fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Dari bagan tersebut di atas langkah yang akan ditempuh dalam

penelitian ini adalah :

a). Melakukan analisis awal, apabila data yang didapat dikelas sudah cukup

b). Mengembangkan bentuk sajian data, dengan menyusun coding dengan

matrik yang berguna untuk penelitian lanjut.

c). Melakukan analisis data dikelas dan mengembangkan martrik antar kasus.

d). Melakukan verifikasi, pengayaan dan pendalaman data apabila dalam

persiapan analisis ternyata ditemukan data kurang lengkap atau kurang jelas,

maka perlu dilakukan pengumpulan data lagi secara terfokus.

e). Melakukan analisis antar kasus, dikembangkan struktur sajian datanya bagi

pelaporan susunan laporan.

f). Merumuskan simpulan akhir sebagai temuan penelitian.

g). Merumuskan implikasi kebijakan sebagai bagian dari pengembangan saran

dalam laporan akhir.

Berkaitan dengan kegiatan terhitung anak TK, analisis interaktif

merupakan kegiatan berhitung yang dilakukan pada survei awal. Hal ini dilakukan

untuk mengetahui kondisi awal kemampuan berhitung anak. Setelah kondisi awal

diketahui, peneliti merencanakan siklus tindakan untuk memecahkan masalah.

Setiap akhir siklus dianalisis, kekurangan dan kelebihannya sehingga dapat

diketahui peningkatan pemahaman konsep menghitung benda anak pada setiap

siklusnya.

G. Indikator Kinerja Penelitian

Indikator Kinerja merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan acuan

atau tolak ukur dalam menentukan keberhasilan/keefektifan penelitian. Indikator

kinerja dalam penelitian ini adalah meningkatnya pemahaman konsep menghitung

benda pada anak kelompok B TK AULIA sondakan melalui pendekatan

kontekstual. Indikator kinerja dalam penelitian ini bersumber dari silabus TK pada

Lingkup perkembangan kognitif pada indikator no.39 yaitu membilang dengan

menunjuk benda (mengenal konsep bilangan dengan benda sampai 10). Pada

kegiatan pembelajaran guru melaksanakan penilaian dengan mengacu pada

Page 55: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …/Penerapan-pendekatan...anak kelompok b tk aulia laweyan surakarta semester ii tahun 2011/2012 skripsi oleh : yeni sulaikah x8110055 fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

kemampuan (indikator) yang hendak dicapai dalam rencana kegiatan harian yang

telah direncanakan dengan memperhatikan prinsip penilaian yang telah

ditentukan. Cara pencatatan hasil penilaian harian di Taman Kanak-kanak adalah

sebagai berikut:

1. Anak yang perilakunya belum sesuai dengan apa yang diharapkan dan belum

dapat memenuhi kemampuan (indikator) seperti yang diharapkan pada RKH,

maka pada kolom tersebut dituliskan nama anak dan tanda lingkaran kosong

( ).

2. Anak yang perilakunya melebihi yang diharapkan dan dapat menunjukkan

kemampuan melebihi kemampuan (indikator) yang tertuang dalam RKH,

maka kolom tersebut ditulis nama anak dan tanda lingkaran berisi penuh ( ).

Tanda ini juga dapat digunakan untuk menunjukkan bahwa anak mampu

melakukan/ menyelesaikan tugas tanpa bantuan guru.

3. Apabila hasil penilaian pada perkembangan anak dalam 1 bulan pada RKH

cenderung seimbang perolehan bulatan penuh dan bulatan kosong maka

hasilnya berupa tanda cek ( √ ) yang kemudian dipindahkan dalam

rangkuman bulanan (Depdiknas, 2005: 7).

Dari data penilaian sebelum pelaksanaan penelitian tidakan anak TK Aulia

terdapat 3 anak mendapat nilai () dan 9 siswa diantaranya belum mampu atau

mendapat nilai dibawah (). Harapan peneliti dari siklus pertama dan selanjutnya

anak mendapat kriteria tuntas atau nilai () sebanyak 75% dari jumlah anak.

Jika dihitung = 12 anak x 75 %

= 9 anak

Sesuai dengan perhitungan, berarti paling sedikit 9 anak dari 12 anak

dikelompok B harus mengalami peningkatan pemahaman konsep menghitung

benda. Jika jumlah tersebut telah tercapai berarti siklus dapat dihentikan dan

penelitian dikatakan telah memenuhi standar yang telah ditetapkan peneliti.

Keterangan penilaian

Jika simbol ( ) = berarti anak tuntas dalam mengerjakan kegiatan

( ) = berarti anak mengerjakan kegiatan setengah tuntas

( ) = berarti anak tidak tuntas

Page 56: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …/Penerapan-pendekatan...anak kelompok b tk aulia laweyan surakarta semester ii tahun 2011/2012 skripsi oleh : yeni sulaikah x8110055 fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Untuk memperjelas indikator kinerja tersebut maka disusunlah tabel

sebagai berikut:

Tabel 1. Indikator Kinerja Penelitian

Aspek yang diukur

Persentase

anak yang

ditargetkan

Cara Mengukur

Ketepatan

75 %

Diamati saat proses pembelajaran dan

dihitung dari jumlah anak yang

menghitung benda dengan tepat sesuai

jumlah benda.

Kesungguhan Diamati saat proses pembelajaran dan

dihitung dari jumlah anak yang memiliki

kesungguhan dalam menghitung benda

Keberanian

Diamati saat proses pembelajaran dan

dihitung dari jumlah anak yang sudah

berani menghitung benda disertai

pengucapan angka dengan benar.

H. Prosedur Penelitian

Proses penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus yang masing-

masing siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.

Pelaksanaan dilakukan dengan mengadakan pembelajaran yang dalam satu siklus

ada 2 kali tatap muka yang masing-masing 60 menit. Tiap siklus dilaksanakan

sesuai dengan perubahan yang dicapai, seperti yang telah didesain. Untuk

mengetahui hasil belajar kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru.

Berdasarkan temuan dikelas, maka penelitian berusaha meningkatkan

pemahaman konsep menghitung benda pada anak kelompok B dengan model

pembelajaran Kontekstual

Page 57: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …/Penerapan-pendekatan...anak kelompok b tk aulia laweyan surakarta semester ii tahun 2011/2012 skripsi oleh : yeni sulaikah x8110055 fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Gambar 3. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas(Sumber: Suharsimi Arikunto, 2010: 137)

Secara rinci prosedur penelitian tindakan kelas ini dapat dijabarkan dalam

tahap-tahap sebagai berikut:

1. Siklus pertama ( Siklus 1)

a. Tahap rencana

1) Membuat rencana kegiatan harian (RKH) dengan indikator :

Pada siklus 1 pertemuan 1 peneliti mengambil indikator pada

kegiatan inti pembelajaran, yaitu: Menghitung jumlah pada buah

duku (1-5 buah).

Pada siklus 1 pertemuan 2 peneliti mengambil 3 indikator pada

kegiatan inti pembelajaran, yaitu: Menghitung jumlah daun 1-7

daun dll.

2) Menyiapkan media pembelajaran yang dibutuhkan yaitu : buah

duku, daun

3) Menyiapkan alat peraga untuk kegiatan pembelajaraan.

4) Menyiapkan lembar penilaian.

5) Membuat lembar observasi.

Perencanaan

PelaksanaanSiklusi IRefleksi 1

Pengamatan

Perencanaan

PelaksanaanSiklusi IIRefleksi 2

Pengamatan

?

Page 58: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …/Penerapan-pendekatan...anak kelompok b tk aulia laweyan surakarta semester ii tahun 2011/2012 skripsi oleh : yeni sulaikah x8110055 fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

b. Tahap tindakan

Peneliti melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan RKH yang

telah disusun sebelumnya. Pada kegiatan intinya penanaman

pemahaman konsep menghitung jumlah benda secara langsung pada

bendanya dan anak dibagi dalam 3 kelompok.

b. Tahap observasi

Kegiatan observasi dilaksanakan untuk mengamati tingkah laku dan

sikap anak ketika mengikuti pembelajaran konsep menghitung benda

dengan menerapkan model pembelajaran kontekstual.

Tahap ini dilakukan pada proses pembelajaran atau pada tahap

pelaksanaan tindakan. Observasi diarahkan pada poin-poin yang telah

ditetapkan dalam indikator.

1) Indikator keberhasilan guru yang akan dicapai adalah

a. Persiapan pra pembelajaran

b. Cara menyampaikan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai

pada pembelajaran

c. Penguasaan materi pembelajaran

d. Melaksanakan pembelajaran secara runtut.

e. Memanfaatkan sumber belajar/media pembelajaran yang berada

di alam sekitar

f. Menumbuhkan partisipasi aktif anak dalam pembelajaran

g. Melakukan penilaian pada proses dan hasil pembelajaran

h. Penggunaan bahasa dapat dipahami anak

i. Melakukan refleksi dan memberikan reward

j. Pengelolaan waktu.

2). Indikator-indikator keberhasilan anak yang akan dicapai adalah

a. Siswa menempati tempat duduknya masing-masing dalam pra

pembelajaran.

b. Kemampuan anak dalam menjawab pertanyaan saat apersepsi

c. Perhatian anak ketika proses penjelasan materi pembelajaran

Page 59: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …/Penerapan-pendekatan...anak kelompok b tk aulia laweyan surakarta semester ii tahun 2011/2012 skripsi oleh : yeni sulaikah x8110055 fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

d. Keberanian anak dalam mendemonstrasikan kegiatan saat

proses pembelajaran.

e. Kemauan anak untuk melaksanakan kegiatan dan tertarik pada

media pembelajaran

f. Keberanian anak dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh

guru.

g. Peran aktif saat mengulas pembelajaran pada kegiatan akhir.

c. Tahap refleksi

Guru dan kepala sekolah secara bersama-sama membahas hasil

pembelajaran. Hasil akan menentukan perlu tidaknya melakukan

siklus berikutnya. Apabila dalam siklus pertama peneliti belum

berhasil maka peneliti melakukan siklus kedua.

2. Siklus kedua (Siklus II)

a. Tahap rencana

1) Membuat rencana kegiatan harian (RKH) dengan indikator :

Adapun indikator yang dibuat sebagai dasar penyusunan Rencana

Kegiatan Harian pada siklus II adalah sebagai berikut :Menghitung

jumlah buah duku (1-10 buah).

Pada siklus 1 pertemuan 2 peneliti mengambil indikator pada

kegiatan inti pembelajaran, yaitu: Menghitung jumlah daun 1-10

daun

2) Menyiapkan media pembelajaran yang dibutuhkan yaitu : buah

duku, daun dll

3) Menyiapkan alat peraga kegiatan pembelajaran

4) Menyiapkan lembar penilaian

5) Membuat lembar observasi

b. Tahap tindakan

Peneliti melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan RKH yang

telah disusun sebelumnya. Pada kegiatan intinya penanaman

pemahaman konsep menghitung jumlah benda secara langsung pada

bendanya dan anak dibagi dalam 3 kelompok.

Page 60: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …/Penerapan-pendekatan...anak kelompok b tk aulia laweyan surakarta semester ii tahun 2011/2012 skripsi oleh : yeni sulaikah x8110055 fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

c. Tahap observasi

Kegiatan observasi dilaksanakan untuk mengamati tingkah laku dan

sikap anak ketika mengikuti pemahaman konsep menghitung benda

dengan menerapkan model pembelajaran kontekstual.

Tahap ini dilakukan pada proses pembelajaran atau pada tahap

pelaksanaan tindakan. Observasi diarahkan pada poin-poin yang telah

ditetapkan dalam indikator.

1) Indikator keberhasilan guru yang akan dicapai adalah

a. Persiapan pra pembelajaran

b. Cara menyampaikan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai

pada pembelajaran

c. Penguasaan materi pembelajaran

d. Melaksanakan pembelajaran secara runtut.

e. Memanfaatkan sumber belajar/media pembelajaran yang berada

di alam sekitar

f. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran

g. Melakukan penilaian pada proses dan hasil pembelajaran

h. Penggunaan bahasa dapat dipahami anak

i. Melakukan refleksi dan memberikan reward

j. Pengelolaan waktu.

2). Indikator-indikator keberhasilan anak yang akan dicapai adalah

a. Anak menempati tempat duduknya masing-masing dalam pra

pembelajaran.

b. Kemampuan anak dalam menjawab pertanyaan saat apersepsi

c. Perhatian anak ketika proses penjelasan materi pembelajaran

d. Keberanian anak dalam mendemonstrasikan kegiatan saat

proses pembelajaran.

e. Kemauan anak untuk melaksanakan kegiatan dan tertarik pada

media pembelajaran

f. Keberanian anak dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh

guru.

Page 61: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …/Penerapan-pendekatan...anak kelompok b tk aulia laweyan surakarta semester ii tahun 2011/2012 skripsi oleh : yeni sulaikah x8110055 fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

g. Peran aktif saat mengulas pembelajaran pada kegiatan akhir.

d. Tahap refleksi

Guru dan kepala sekolah secara bersama-sama membahas hasil

pembelajaran. Hasil akan menentukan perlu tidaknya melakukan

siklus berikutnya. Apabila dalan siklus kedua peneliti belum berhasil

maka peneliti melakukan siklus ketiga dan seterusnya. Sampai pada

hasil pembelajaran pemahaman konsep menghitung benda meningkat

mendekati kesempurnaan.

Page 62: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …/Penerapan-pendekatan...anak kelompok b tk aulia laweyan surakarta semester ii tahun 2011/2012 skripsi oleh : yeni sulaikah x8110055 fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 45

BAB IV

HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Pratindakan

1. Kondisi Awal

Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti

melakukan kegiatan observasi awal dengan tujuan untuk mengetahui keadaan

nyata yang ada di lapangan.

Berdasarkan data hasil pengamatan langsung tanggal 1 Maret 2012 guru

di kelompok B TK Aulia Laweyan sedang melaksanakan tes kemampuan

pembelajaran berhitung dengan menggunakan lembar kegiatan anak. Hal ini

dilakukan untuk mengetahui sampai berapa persen anak mendapatkan nilai

ketuntasan dalam mengerjakan pembelajaran berhitung. Tes ini diambil oleh

peneliti sebagai gambaran awal untuk melaksanakan penelitian tindakan kelas

(PTK). Setelah diadakan penilaian, ternyata masih terdapat kekurangan, antara

lain guru kurang dalam penggunaan alat peraga, guru kurang menciptakan

suasana belajar yang menyenangkan (respon anak kurang), aktivitas anak

kurang dan masih kurangnya ketercapaian pembelajaran pada anak Kelompok

B TK Aulia Laweyan.

Nilai hasil pembelajaran pada anak dalam pembelajaran berhitung

sebelum tindakan dapat dilihat pada tabel 2 di bawah ini :

Tabel 2. Nilai Kemampuan Tes Awal Sebelum Tindakan

Anak Kelompok B TK Aulia Laweyan

No. Nama Anak Nilai

1. A

2. B

3. C

4. D

5. E

6. F

Page 63: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …/Penerapan-pendekatan...anak kelompok b tk aulia laweyan surakarta semester ii tahun 2011/2012 skripsi oleh : yeni sulaikah x8110055 fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

7. G

8. H

9. I

10. J

11. K

12. L

Keterangan : = skor 81-90 (tuntas)

√ = skor 71-80 (setengah tuntas)

= skor 61-70 (tidak tuntas)

Berdasarkan tabel di atas dapat dibuat tabel distribusi frekuensi nilai hasil

pembelajaran berhitung pada anak kelompok B TK Aulia Laweyan sebelum

tindakan,seperti tabel 3:

Tabel 3. Frekuensi nilai hasil pembelajaran berhitung pada anak

kelompok B TK Aulia Laweyan sebelum tindakan

No. Interval Frekuensi

( )

Nilai tengah

( )

. Prosentase

%

Ketera

ngan

1. 61-70 6 65,5 393 50 Tidak

tuntas

2. 71-80 3 75,5 226,5 25 Setengah

tuntas

3. 81-90 3 85,5 256,5 25 Tuntas

JUMLAH 12 876 100

Nilai rata-rata = 876 : 12 = 73

Ketuntasan Klasikal= 3 : 12 × 100 % = 25 %

Berdasarkan tabel 3. Hasil pembelajaran berhitung dapat dibuat grafik

pada gambar 4 :

Page 64: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …/Penerapan-pendekatan...anak kelompok b tk aulia laweyan surakarta semester ii tahun 2011/2012 skripsi oleh : yeni sulaikah x8110055 fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Gambar 4. Grafik nilai hasil pembelajaran berhitung pada anak

Kelompok B TK Aulia Laweyan sebelum tindakan

Berdasarkan data nilai di atas dapat dilihat bahwa sebelum

dilaksanakan tindakan, anak kelompok B TK Aulia Laweyan sebanyak 12 anak

hanya 3 atau 25% anak yang memperoleh nilai ketuntasan dengan simbol ()

dan sebanyak 9 anak memperoleh nilai di bawah batas ketuntasan. Sedang nilai

rata-rata anak dalam pembelajaran berhitung adalah 73. Maka peneliti

mengadakan konsultasi dengan dewan guru untuk melaksanakan pembelajaran

dengan menggunakan pembelajaran pendekatan kontekstual.

Analisis hasil evaluasi anak sebelum tindakan dapat diperoleh data dari

12 anak kelompok B TK Aulia Laweyan yang mendapat nilai di atas

ketuntasan adalah 3 anak atau 25% dari jumlah anak. Dari pihak sekolah

ketuntasan anak diharapkan mencapai lebih dari 75% dari jumlah anak. Dari

hasil data tersebut maka sangat diperlukan adanya tindakan lanjutan untuk

meningkatkan khususnya dalam pembelajaran berhitung.

Dari hasil pembelajaran sebelum tindakan dapat disimpulkan sementara

bahwa pembelajaran berhitung oleh anak kelompok B TK Aulia Laweyan

masih kurang. Adanya beberapa indikasi bahwa anak masih belum begitu

paham pada beberapa indikator pembelajaran khususnya pada pembelajaran

berhitung.

6

3

3

Pertemuan Pra siklus

Tidak Tuntas

Setengah Tuntas

Tuntas

Page 65: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …/Penerapan-pendekatan...anak kelompok b tk aulia laweyan surakarta semester ii tahun 2011/2012 skripsi oleh : yeni sulaikah x8110055 fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus

1. Tindakan Siklus 1

Tindakan siklus 1 dilaksanakan pada hari senin tanggal 23 April 2012

sampai hari Sabtu, tanggal 5 Mei 2012. Penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari siklus-siklus,

tiap siklus terdiri dari 4 tahapan. Adapun tahapan yang dilaksanakan adalah

sebagai berikut:

1). Tahap Perencanaan Tindakan

Kegiatan perencanaan siklus 1 dilaksanakan pada hari Senin, 23

April 2012 diruang guru kelompok B, Peneliti dan guru Kelompok B

mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam proses

penelitian ini. Kemudian disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada

siklus 1 dilaksanakan dalam 2 pertemuan (dengan alokasi waktu 2x60

menit) yaitu pada hari Sabtu, 28 April 2012, dan hari Selasa 1 Mei 2012.

Kegiatan pembelajaran dilaksanakan oleh peneliti dari pukul 08:30 – 09:30

WIB. Dengan berpedoman pada Kurikuum Tingkat Satuan Pendidikan

TK Tahun 2011 Kelompok B, peneliti mempersiapkan rencana

pembelajaran menghitung benda dengan pendekatan kontekstual secara

matang agar hasilnya bisa maksimal serta membatasi jumlah benda agar

anak secara bertahap dapat memahaminya.

Pada siklus 1 pertemuan 1 peneliti mengambil indikator pada

kegiatan inti pembelajaran, yaitu: Menghitung jumlah pada buah duku (1-5

buah). Pada siklus 1 pertemuan 2 peneliti mengambil indikator pada

kegiatan inti pembelajaran, yaitu: Menghitung jumlah daun 1-7 daun

Alasan pemilihan Indikator di atas karena peneliti ingin

meningkatkan pemahaman konsep menghitung benda siswa kelompok B

TK Aulia Laweyan.

(a) Peneliti bersama guru merancang Rencana Kegiatan Harian, dengan

kegiatan sebagai berikut :

Page 66: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …/Penerapan-pendekatan...anak kelompok b tk aulia laweyan surakarta semester ii tahun 2011/2012 skripsi oleh : yeni sulaikah x8110055 fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

(1) Siklus 1 pertemuan 1

Kegiatan menghitung jumlah buah duku (1-5 buah) yaitu agar

anak dapat menghitung benda secara langsung dan mengetahui

jumlahnya secara benar.

(2) Siklus 1 pertemuan 2

Kegiatan menghitung jumlah daun 1-7 daun yaitu menghitung

jumlah daun (1-5 daun) yaitu agar anak dapat menghitung daun

secara langsung dan mengetahui jumlahnya secara benar.

b) Menyiapkan media diantaranya buah duku, daun, yang sudah banyak

dikenal oleh anak karena benda berada di lingkungan sekitar.

c) Membuat lembar observasi anak dan guru.

d) Menyiapkan tes unjuk kerja setelah dilaksanakan pembelajaran.

e) Merancang setting kelas dengan menata tempat duduk sesuai dengan

ruangan kelas, serta membagikan media untuk setiap kelompok.

f) Menyiapkan lembar penilaian.

2). Pelaksanaan Tindakan

Dalam tahap ini guru menerapkan pembelajaran melalui pendekatan

kontekstual sesuai dengan rencana kegiatan harian yang telah disusun.

Pembelajaran yang telah disusun pada siklus 1 dengan menggunakan

pendekatan kontekstual dengan media buah-buahan dan daun yang sudah

dikenal oleh anak, sesuai dengan rencana kegiatan pembelajaran yang

telah disusun sebelumnya dan ini akan dilaksanakan dalam dua kali

pertemuan.

a) Pertemuan pertama

Pada pertemuan pertama siklus I dilaksanakan pada hari Sabtu,

28 April 2012 pukul 08:30 WIB – 09:30 WIB. Kegiatan pembelajaran

intinya yaitu menghitung jumlah pada buah duku (1-5 buah), Sesuai

dengan RKH siklus 1 pertemuan 1. Kegiatan awal dimulai dengan

baris, berdoa, kemudian bercakap-cakap tentang isi alam semesta. Guru

mengajak anak-anak ke halaman sekolah dan melihat secara langsung

apa isi alam semesta disekitar anak. Anak-anak menyebutkan satu

Page 67: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …/Penerapan-pendekatan...anak kelompok b tk aulia laweyan surakarta semester ii tahun 2011/2012 skripsi oleh : yeni sulaikah x8110055 fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

persatu isi alam semesta, diantaranya adalah matahari, awan, tanaman.

Pada pembelajaran tentang tanaman ini guru menjelaskan tentang

bagian-bagian dari tanaman. Dengan pengetahuan secara langsung pada

tanaman anak akan mengetahui dengan sendirinya bahwa buah, daun

berasal dari tanaman (inkuiri). Dari bentuk macam-macam tanaman

anak akan menghubungkan pengalaman yang pernah diperolehnya

sehingga dapat membedakan dengan mengetahui ciri-cirinya. Misal

daun mangga dengan daun srikaya (konsruktivisme). Untuk kegiatan

fisik motorik yaitu satu persatu anak berjalan di atas jembatan mainan

dengan membawa tanaman kecil

Kegiatan inti dilaksanakan dengan waktu 60 menit. Guru

menjelaskan kepada anak tentang kegiatan pembelajarannya yaitu

tentang menghitung jumlah buah duku (1-5 buah). Anak diberikan

penjelasan bagaimana cara menghitung jumlah pada buah duku dan

dihitung dari mulai 1 sampai 5 dengan memindahkan buah duku ke

dalam wadah (pemodelan). Caranya adalah anak-anak mengambil buah

duku sebanyak satu buah kemudian dimasukkan kedalam wadah lain.

Setiap satu buah duku masuk ke dalam wadah anak-anak mengucap

satu, kemudian mengambil buah duku lagi dan dimasukkan dalam

wadah tersebut lagi dan dilanjutkan pengucapnnya dua, dan seterusnya

sampai buah duku tersebut berjumlah 5. Sehingga buah duku yang di

pindahkan sesuai dengan pengucapan angka dan bendanya. Guru

memberi kesempatan kepada anak untuk bertanya bagi anak yang

kurang jelas (bertanya). Setelah guru memberikan penjelasan tentang

kegiatan inti pembelajaran, kemudian guru memandu anak memilih

kelompok masing-masing. Tujuan pembagian kelompok yaitu agar

anak yang belum tahu bagaimana cara menghitung benda supaya

menjadi tahu dan berbagi pengalaman (masyarakat belajar).

Permasalahan pada kegiatan Permasalahan pada kegiatan

menghitung jumlah buah duku dari 1 sampai 5 buah. Untuk

menyelesaikan permasalahannya setiap anak dalam kelompok

Page 68: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …/Penerapan-pendekatan...anak kelompok b tk aulia laweyan surakarta semester ii tahun 2011/2012 skripsi oleh : yeni sulaikah x8110055 fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

mengambil buah duku yang sudah disediakan dalam wadah kemudian

anak menghitungnya dengan cara mengambil buah duku satu persatu

dipindahkan ketempat wadah lain disertai dengan pengucapan

hitungnya mulai dari satu sampai lima buah duku.

Setelah pembelajaran selesai anak-anak tes unjuk kerja sesuai

dengan permasalahan dalam penelitian. Setiap anak tes unjuk kerja

untuk mengetahui kemampuan masing-masing anak dalam menghitung

benda (penilaian nyata). Kemudian anak-anak diberi reward dengan

digambar pesawat terbang ditangannya oleh guru.

Kegiatan akhir dilaksanakan setelah anak-anak istirahat atau

bermain di halaman. Guru mereview anak-anak dengan bertanya

kepada anak-anak tentang pembelajaran apa saja yang sudah

dilaksanakan anak dalam satu hari (refleksi). Selanjutnya guru

mengajak anak-anak untuk menyanyi lagu “satu dua” diikuti oleh anak-

anak. Terakhir pembelajaran anak-anak berdoa mengaji surat al-asr.

b) Pertemuan kedua

Pada pertemuan kedua siklus I ini dilaksanakan pada hari

Selasa, 1 Mei 2012 pukul 08:30 WIB – 09:30 WIB. kegiatan

pembelajaran intinya yaitu menghitung jumlah daun (1-7 buah), Sesuai

dengan RKH siklus 1 pertemuan 2. Kegiatan awal dimulai dengan

baris, berdoa, kemudian guru mengucap sajak “tomat” dan anak-anak

menirukanya sesuai dengan skenario pembelajaran pada Lampiran 12.

Pada pembelajaran buah tomat ini guru mengajak anak untuk

memegang dan mengamati. Kemudian guru bertanya tentang warna,

bentuk, dan membedakannya pada apa yang dilihat disekitar anak

(konstruktivisme). Kemudian anak-anak diajak untuk merasakan buah

tomat (inkuiri). Guru bertanya bagaiaman rasa buah tomat (bertanya).

Untuk kegiatan fisik motorik guru dan anak pergi ke halaman sekolah,

satu persatu anak berlari kemudian melompat mengambil tanaman yang

ada di botol.

Page 69: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …/Penerapan-pendekatan...anak kelompok b tk aulia laweyan surakarta semester ii tahun 2011/2012 skripsi oleh : yeni sulaikah x8110055 fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Kegiatan inti guru menjelaskan kepada anak tentang kegiatan-

kegiatan pembelajarannya. menghitung jumlah daun (1-7 daun), anak

diberikan penjelasan bagaimana cara menghitung jumlah daun dan

dihitung dari mulai 1 sampai 7 dengan memindahkan daun dalam

wadah satu ke wadah yang lain. Caranya adalah anak-anak mengambil

daun sebanyak satu buah kemudian dimasukkan kedalam wadah lain.

Setiap satu daun masuk ke dalam wadah anak-anak mengucap satu,

kemudian mengambil daun lagi dan dimasukkan dalam wadah tersebut

lagi dan dilanjutkan pengucapnnya dua, dan seterusnya sampai daun

tersebut berjumlah 7 (pemodelan). Sehingga daun yang di pindahkan

sesuai dengan pengucapan angka dan bendanya. Guru memberi

kesempatan anak untuk bertanya bagi anak yang kurang jelas

(bertanya). Setelah guru memberikan penjelasan tentang kegiatan inti

pembelajaran, kemudian guru memandu anak memilih kelompok

masing-masing (masyarakat belajar).

Permasalahan pada kegiatan menghitung jumlah daun dari 1

sampai 7 daun. Untuk menyelesaikan permasalahannya setiap anak

dalam kelompok mengambil daun yang sudah disediakan dalam wadah

kemudian anak menghitungnya dengan cara mengambil daun satu

persatu dipindahkan ketempat wadah lain disertai dengan pengucapan

hitungnya mulai dari satu sampai tujuh daun. Setelah pembelajaran

selesai anak-anak tes unjuk kerja sesuai dengan permasalahan dalam

penelitian. Setiap anak tes unjuk kerja untuk mengetahui kemampuan

masing-masing anak dalam konsep menghitung benda (penilaian

nyata). Kemudian anak-anak diberi reward dengan digambar helikopter

ditangannya oleh guru.

Kegiatan akhir dilaksanakan setelah anak-anak istirahat atau

bermain di halaman. Guru mereview (mengulas kegiatan pembelajaran

dalam satu hari) guru bertanya kepada anak-anak tentang pembelajaran

apa saja yang sudah dilaksanakan anak dalam satu hari. Selanjutnya

guru memberikan kertas lipat dan mengajak anak-anak untuk melipat

Page 70: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …/Penerapan-pendekatan...anak kelompok b tk aulia laweyan surakarta semester ii tahun 2011/2012 skripsi oleh : yeni sulaikah x8110055 fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

kertas membentuk daun. Kertas dilipat ujung-dengan ujung membentuk

segitiga lalu digambar daun. Terakhir pembelajaran anak-anak berdoa

mengaji surat al-asr.

3). Observasi

Pada penelitian tindakan kelas ini peneliti sebagai praktikan atau

guru di dalam kelas. Sedang observer adalah guru kelas TK Aulia

kelompok B. Observer melakukan pengamatan tingkah laku dan sikap

anak selama melakukan pembelajaran konsep menghitung benda dengan

menerapkan Pendekatan Kontekstual serta observer mengamati

ketrampilan praktikan dalam mengajar dengan menggunakan Pendekatan

Kontekstual. Dengan menggunakan lembar observasi bagi guru (praktikan)

dan lembar observasi bagi anak. Selain menggunakan lembar observasi,

Observer juga menggunakan kamera.

a) Hasil observasi bagi Guru

Dari data observasi dalam siklus 1 selama 2 kali pertemuan diperoleh

observasi sebagai berikut berdasarkan lampiran 14.

1) Persiapan pra pembelajaran guru perlu ditingkatkan

2) Guru dalam menyampaikan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai

pada pembelajaran perlu ditingkatkan

3) Guru sudah bagus dalam penguasaan materi pembelajaran.

4) Guru sudah melaksanakan pembelajaran secara runtut sesuai

rencana pembelajaran.

5) Guru sudah memanfaatkan sumber belajar/media pembelajaran

yang ada disekitar dengan baik.

6) Guru sudah menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam

pembelajaran.

7) Guru belum optimal dalam melakukan penilaian pada proses

pembelajaran.

8) Penggunaan bahasa guru sudah dapat dipahami oleh anak.

9) Guru kurang optimal dalam memberi reward kepada anak.

10) Dalam pengalokasian waktu perlu ditingkatkan

Page 71: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …/Penerapan-pendekatan...anak kelompok b tk aulia laweyan surakarta semester ii tahun 2011/2012 skripsi oleh : yeni sulaikah x8110055 fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Skor rata-rata aktivitas guru pada siklus 1 adalah 3,5%

b) Hasil observasi bagi anak.

Dari data observasi pada siklus 1 diperoleh data aktivitas anak

dalam pembelajaran sebagai berikut :

(1) Anak sudah menempati tempat duduknya masing-masing dalam

pra pembelajaran.

(2) Anak sudah mampu menjawab pertanyaan saat apersepsi

(3) Perhatian anak ketika proses penjelasan materi pembelajaran belum

maksimal

(4) Keberanian anak dalam mendemonstrasikan kegiatan saat proses

pembelajaran sudah bagus

(5) Kemauan anak untuk melaksanakan kegiatan dan tertarik pada

media pembelajaran sudah meningkat

(6) Keberanian anak dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh

guru kurang maksimal

(7) Peran aktif saat mengulas pembelajaran pada kegiatan akhir sudah

bagus.

Skor rata-rata aktivitas anak pada siklus 1 adalah 3,4% .

Hasil observasi terhadap aktivitas anak dalam pembelajaran siklus 1

selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4. Aktivitas anak dalam pembelajaran siklus 1

NoAspek yang

dinilai

Pertemuan 1 Pertemuan 2

TB KB B SB TB KB B SB

1 2 3 4 1 2 3 4

1 1

2 2

3 3

4 4

5 5

6 6

7 7

Page 72: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …/Penerapan-pendekatan...anak kelompok b tk aulia laweyan surakarta semester ii tahun 2011/2012 skripsi oleh : yeni sulaikah x8110055 fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Keterangan :

TB : tidak baik

KB : kurang baik

B : baik

SB : sangat baik

4). Refleksi

Dari hasil penelitian pada siklus 1, maka peneliti mengulas masih

ada 4 anak yang belum tuntas dalam pembelajaran, maka peneliti

melanjutkan siklus ke 2 untuk materi pembelajaran menghitung benda

sampai 10 dengan menindak lanjuti siklus 1. Hasil refleksi selengkapnya

dapat diuraikan pada tabel 5 sebagai berikut :

Tabel 5. Nilai hasil pembelajaran menghitung benda pada

siklus 1 anak kelompok B TK Aulia Laweyan.

No. Nama Anak Nilai

1. A

2. B

3. C

4. D

5. E

6. F

7. G

8. H

9. I

10. J

11. K

12. L

Keterangan : = skor 81-90 (tuntas)

√ = skor 71-80 (setengh tuntas)

= skor 61-70 (tidak tuntas)

Page 73: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …/Penerapan-pendekatan...anak kelompok b tk aulia laweyan surakarta semester ii tahun 2011/2012 skripsi oleh : yeni sulaikah x8110055 fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Berdasarkan tabel di atas dapat dibuat tabel distribusi Frekuensi

nilai hasil pembelajaran menghitung benda pada siklus 1 anak kelompok B

TK Aulia Laweyan.seperti tabel 6 :

Tabel 6. Frekuensi nilai hasil pembelajaran menghitung benda pada

siklus 1 anak kelompok B TK Aulia Laweyan.

No.

Interval Frekuensi( )

Nilai tengah

( )

. Prosentase

%Keterangan

1. 61-70 1 65,5 65,5 8,33 Tidak tuntas2. 71-80 3 75,5 226,5 25 Setengah

tuntas3. 81-90 8 85,5 684 66,67 Tuntas

JUMLAH 12 976 100Nilai rata-rata = 976 : 12= 81,33

Ketuntasan klasikal= 8: 12 × 100 % = 66,67 %

Berdasarkan tabel 6 hasil pembelajaran kegiatan menghitung benda

dapat dibuat grafik pada gambar 5.

Gambar 5. Grafik nilai hasil pembelajaran menghitung benda siklus 1

anak kelompok B TK Aulia Laweyan.

Dari data tersebut dapat dilihat bahwa setelah melaksanakan siklus

1, anak memperoleh nilai tidak tuntas () sebanyak 1 anak atau 8,33%,

anak memperoleh nilai () sebanyak 3 atau 25%, dan anak mendapat nilai

() sebanyak 8 anak atau 66,67% dengan nilai rata-rata adalah 81,33.

1

3

8

NILAI ANAK SIKLUS I

Tidak Tuntas

Setengah Tuntas

Tuntas

Page 74: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …/Penerapan-pendekatan...anak kelompok b tk aulia laweyan surakarta semester ii tahun 2011/2012 skripsi oleh : yeni sulaikah x8110055 fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Dari hasil analisa data perkembangan prestasi belajar anak pada tes

siklus 1 tabel 3 dapat disimpulkan bahwa presentasi hasil tes anak yang

tuntas naik 41,67%. Pada siklus 1 anak tuntas () dalam pembelajaran

sebesar 66,67% yang semula pada tes awal hanya terdapat 25%. Besarnya

nilai tidak tuntas () yang di peroleh anak pada tes awal sebanyak 6 anak

dan pada siklus 1 menjadi 1 anak. Pada nilai setengah tuntas () di

kemampuan tes awal terdapat 3 anak, dan tes siklus I tetap sama yaitu 3

anak. Untuk nilai tuntas () terdapat kenaikan dari 3 anak menjadi 8 anak.

Dalam penelitian tindakan kelas siklus 1 masih banyak ditemukan

kekurangan-kekurangan, antara lain :

a) Bagi Guru

(1) Guru belum maksimal dalam persiapan pembelajaran.

(2) Guru masih belum optimal dalam menjelaskan pembelajaran.

(3) Guru belum optimal dalam memberikan pujian bagi anak yang

telah menjawab pertanyaan dengan benar.

(4) Guru belum melaksanakan alokasi waktu KBM dengan optimal.

(5) Guru belum optimal dalam memantau kegiatan dan penilaian anak

dalam kelas.

b) Bagi Anak

(1) Beberapa anak ada yang belum fokus saat kegiatan menghitung

benda sehingga saat berhitung jumlahnya belum tepat dengan

bendanya.

(2) Masih ada beberapa anak yang belum memahami pemahaman

konsep menghitung benda.

(3) Anak sudah lumayan aktif dalam kegiatan belajar mengajar, namun

masih perlu ditingkatkan lagi agar hasil pembelajaran lebih

maksimal.

2. Tindakan Siklus II

Dengan memperhatikan langkah-langkah dalam penerapan pendekatan

kontekstual peneliti melakukan tindakan siklus II. Tindakan Siklus II

dilaksanakan mulai tanggal 7 Mei 2012 sampai tanggal 19 Mei 2012.

Page 75: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …/Penerapan-pendekatan...anak kelompok b tk aulia laweyan surakarta semester ii tahun 2011/2012 skripsi oleh : yeni sulaikah x8110055 fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Perencanaan kegiatan dilaksanakan 2 kali pertemuan. Tiap-tiap pertemuan

lamanya 60 menit dan penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode

Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari siklus-siklus, tiap siklus terdiri dari

4 tahapan. Adapun tahapan kegiatan yang dilaksanakan meliputi :

1) Tahapan Perencanaan

Berdasarkan hasil refleksi dan evaluasi pelaksanaan tindakan pada

siklus 1 diketahui bahwa pembelajaran melalui Pendekatan Kontekstual

belum menunjukkan adanya peningkatan pemahaman konsep menghitung

benda yang cukup signifikan. Oleh karena itu peneliti/praktikan menyusun

Rencana Kegiatan Harian kembali dengan indikator yang sama dan media

yang berbeda-beda

Kegiatan perencanaan tindakan II dilaksanakan pada hari Senin 7

Mei 2012 di ruang guru TK Aulia Laweyan. Peneliti dan guru kelompok B

mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam proses

penelitian ini dan disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus II

dilaksanakan dalam dua kali pertemuan yaitu pada hari Rabu, 9 Mei 2012

dan Rabu, 16 Mei 2012.

Adapun indikator yang dibuat sebagai dasar penyusunan Rencana

Kegiatan Harian pada siklus II pertemuan 1 dengan kegiatan inti

pembelajaran, yaitu: Menghitung jumlah daun 1-10 daun

Sebagai tindak lanjut untuk lebih meningkatkan pemahaman

konsep menghitung benda melalui pendekatan kontekstual, maka peneliti

perlu menambahkan pada siklus berikutnya. Pembelajaran ini direncanakan

dalam dua kali pertemuan yang setiap pertemuan alokasi waktu 60 menit.

2) PelaksanaanTindakan

Pembelajaran pemahaman konsep menghitung benda melalui

Pendekatan kontekstual dengan menggunakan media diantaranya

bermacam-macam daun, duku yang sesuai dengan rencana pembelajaran

yang telah disusun.

Page 76: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …/Penerapan-pendekatan...anak kelompok b tk aulia laweyan surakarta semester ii tahun 2011/2012 skripsi oleh : yeni sulaikah x8110055 fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

a) Pertemuan pertama.

Pada siklus II pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu, 9

Mei 2012. Guru mengawali pembelajaran dengan berbaris kemudian

berdo’a. Guru mengajak anak untuk menebak nama buah yang

disembunyikan buguru (refleksi) sesuai dengan skenario pembelajaran

pada siklus II pertemuan pertama. Pada kegiatan pembelajaran menebak

nama buah ini secara tidak langsung anak membangun proses atau

menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognitif berdasarkan

pengalamannya (konsruktivisme). Kegiatan selanjutnya yaitu kegiatan

fisik motorik kasar. Anak-anak diajak berekspresi menirukan gerakan

lagu kebunku sesuai dengan RKH lampiran 8.

Pada kegiatan inti guru menjelaskan kepada anak tentang kegiatan

pembelajarannya. menghitung jumlah buah duku (1-10 buah), anak

diberikan penjelasan bagaimana cara menghitung jumlah buah duku dan

dihitung dari mulai 1 sampai 10 dengan memindahkan buah duku dalam

wadah. Caranya adalah anak-anak mengambil buah duku sebanyak satu

buah kemudian dimasukkan kedalam wadah lain. Setiap satu buah duku

masuk ke dalam wadah anak-anak mengucap satu, kemudian mengambil

buah duku lagi dan dimasukkan dalam wadah tersebut lagi dan

dilanjutkan pengucapnnya dua, dan seterusnya sampai buah duku

tersebut berjumlah 10 (pemodelan). Sehingga buah duku yang di

pindahkan sesuai dengan pengucapan angka dan bendanya. Guru

memberi kesempatan bagi anak untuk bertanya (bertanya). Setelah guru

memberikan penjelasan tentang kegiatan inti pembelajaran, kemudian

guru memandu anak memilih kelompok masing-masing dengan tujuan

agar anak dapat belajar melalui teman sebayanya (masyarakat belajar).

Pada siklus II pertemuan pertama ini permasalahan pada kegiatan

menghitung jumlah buah duku dari 1 sampai 10 buah duku. Untuk

menyelesaikan permasalahannya setiap anak dalam kelompok

mengambil buah duku yang sudah disediakan dalam wadah kemudian

anak menghitungnya dengan cara mengambil buah duku satu persatu

Page 77: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …/Penerapan-pendekatan...anak kelompok b tk aulia laweyan surakarta semester ii tahun 2011/2012 skripsi oleh : yeni sulaikah x8110055 fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

dipindahkan ketempat wadah lain disertai dengan pengucapan hitungnya

mulai dari satu sampai sepuluh buah duku. Setelah pembelajaran selesai

anak-anak tes unjuk kerja sesuai dengan permasalahan dalam penelitian

(penilaian nyata). Tes unjuk kerja digunakan untuk mengetahui

kemampuan masing-masing anak dalam konsep menghitung benda.

Kemudian anak-anak diberi reward dengan digambar bintang besar

ditangannya oleh guru (merayakan)

Kegiatan akhir yaitu setelah anak-anak istirahat atau bermain di

halaman. Guru mengulas kembali kegiatan hari ini dengan bertanya

kepada anak-anak tentang pembelajaran apa saja yang sudah

dilaksanakan anak dalam satu hari (refleksi). Selanjutnya guru mengajak

anak-anak untuk merasakan buah duku, pisang dan apel. Kemudian

menanyakan kepada anak-anak bagaimanakah rasanya buah duku, pisang

dan apel. Dan anak-anak menjawabnya, enak, manis. Kegiatan ini

bertujuan agar anak mengetahui rasa buah yang sesungguhnya. Terakhir

pembelajaran anak-anak berdoa mengaji surat al-asr.

b) Pertemuan Kedua

Pada siklus II pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu, 16

Mei 2012. Kegiatan awal guru mengawali pembelajaran dengan berbaris,

kemudian berdo’a. Guru menjelaskan kepada anak tentang bagian-bagian

tanaman. Bahwa tanaman itu mempunyai bagian-bagian, diantaranya

bagian bawah adalah akar, ada tangkai, daun dan bunga (konstrutivisme).

Guru mengajak anak untuk memegang dan mengamati apa saja yang ada

pada tanamanyaitu mengenai warna, bentuk, ciri yang ada pada daun,

bunga dan batang (inkuiri). Kemudian guru mengajak bernyanyi anak-

anak dengan lagu kebunku. Anak-anak berekspresi menirukan gerak lagu

kebunku, kegiatan ini masuk dalam lingkup perkembangan fisik motorik

kasar.

Pada kegiatan inti guru menjelaskan tentang tugas

pembelajarannya. Kegiatannya yaitu menghitung jumlah daun dari 1-10

daun, siswa diberikan penjelasan bagaimana cara menghitung jumlah

Page 78: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …/Penerapan-pendekatan...anak kelompok b tk aulia laweyan surakarta semester ii tahun 2011/2012 skripsi oleh : yeni sulaikah x8110055 fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

daun dan dihitung dari mulai 1 sampai 10 dengan memindahkan daun

dalam wadah (pemodelan). Dengan cara anak-anak mengambil daun

sebanyak satu buah kemudian dimasukkan kedalam wadah lain. Setiap

satu daun masuk ke dalam wadah anak-anak mengucap satu, kemudian

mengambil daun lagi dan dimasukkan dalam wadah tersebut lagi dan

dilanjutkan pengucapnnya dua, dan seterusnya sampai daun tersebut

berjumlah 10 (pemodelan). Sehingga daun yang di pindahkan sesuai

dengan pengucapan angka dan bendanya. Guru memberi kesempatan

pada anak untuk bertanya bagi anak yang kurang jelas (bertanya). Setelah

guru memberikan penjelasan tentang kegiatan inti pembelajaran,

kemudian guru memandu anak memilih kelompok masing-masing agar

anak dapat belajar tentang apa yang belum diketahuinya melalui teman

(masyarakat belajar)

Pada siklus II pertemuan kedua ini permasalahan pada kegiatan

tugas pertama yaitu, hitunglah jumlah daun dari 1 sampai 10 daun. Untuk

menyelesaikan permasalahannya setiap anak dalam kelompok

mengambil daun yang sudah disediakan dalam wadah kemudian anak

menghitungnya dengan cara mengambil daun satu persatu dipindahkan

ketempat wadah lain disertai dengan pengucapan hitungnya mulai dari

satu sampai sepuluh daun. Apabila anak sudah selesai melaksanakan

tugas pertama, secara bergilir anak boleh memilih tugas kedua atau

ketiga.

Setelah pembelajaran selesai anak-anak tes unjuk kerja sesuai

dengan permasalahan dalam penelitian (penilaian nyata). Tes unjuk kerja

digunakan untuk mengetahui kemampuan masing-masing anak dalam

konsep menghitung benda. Kemudian anak-anak diberi reward dengan

digambar pesawat terbang ditangannya oleh guru.

Kegiatan akhir yaitu setelah anak-anak istirahat atau bermain di

halaman. Guru mengulas kembali kegiatan hari ini dengan bertanya

kepada anak-anak tentang pembelajaran apa saja yang sudah

dilaksanakan anak dalam satu hari (refleksi). Selanjutnya guru mengajak

Page 79: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …/Penerapan-pendekatan...anak kelompok b tk aulia laweyan surakarta semester ii tahun 2011/2012 skripsi oleh : yeni sulaikah x8110055 fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

anak-anak bernyanyi lagu warna-warna buah. Kegiatan ini bertujuan agar

anak mengetahui warna-warna pada buah yang sesungguhnya. Terakhir

pembelajaran anak-anak berdoa mengaji surat al-asr bersama-sama.

3) Observasi

Observer melaksanakan observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran

anak melalui Pendekatan Kontekstual dengan menggunakan media

diantaranya tanaman kecil, buah duku, dan daun. Observasi ini ditujukan

pada kegiatan anak dalam melaksanakan pembelajaran, aktivitas atau

partisipasi serta untuk mengetahui peningkatan anak dalam memahami

konsep menghitung benda. Selain itu peneliti juga melakukan observasi

terhadap sikap, perilaku anak selama proses pembelajaran. Observsai juga

dilakukan terhadap ketrampilan guru dalam mengajar dengan Pendekatan

Kontekstual pada kegiatan menghitung benda.

a) Hasil observasi guru

Dari hasil observasi dapat dilihat aktivitas guru pada siklus II sebagai

berikut berdasarkan lampiran 15.

(1) Persiapan pra pembelajaran guru sudah ditingkatkan.

(2) Guru dalam menyampaikan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai

pada pembelajaran perlu ditingkatkan lagi.

(3) Guru sudah bagus dalam penguasaan materi pembelajaran.

(4) Guru sudah melaksanakan pembelajaran secara runtut sesuai rencana

pembelajaran.

(5) Guru sudah memanfaatkan sumber belajar/media pembelajaran yang

ada disekitar dengan baik.

(6) Guru sudah menumbuhkan partisipasi aktif anak dalam

pembelajaran.

(7) Guru sudah melakukan penilaian pada proses pembelajaran.

(8) Penggunaan bahasa guru dalam pembelajaran sudah bagus, dapat

dipahami oleh anak.

(9) Guru sudah memberi reward kepada anak setelah pembelajaran..

Page 80: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …/Penerapan-pendekatan...anak kelompok b tk aulia laweyan surakarta semester ii tahun 2011/2012 skripsi oleh : yeni sulaikah x8110055 fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

(10)Pengalokasian waktu sudah bagus namun perlu disesuaikan agar

tepat.

Skor rata-rata aktivitas guru pada siklus II adalah 3,8 %.

b) Hasil Observasi Anak

(1) Anak sudah menempati tempat duduknya masing-masing dalam pra

pembelajaran sudah bagus.

(2) Anak sudah dapat menjawab pertanyaan saat apersepsi

(3) Perhatian anak ketika proses penjelasan materi pembelajaran lebih

dimaksimalkan lagi.

(4) Keberanian anak dalam mendemonstrasikan kegiatan saat proses

pembelajaran sudah bagus

(5) Kemauan anak untuk melaksanakan kegiatan dan tertarik pada media

pembelajaran sudah meningkat

(6) Keberanian anak dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh

guru sudah meningkat.

(7) Peran aktif saat mengulas pembelajaran pada kegiatan akhir sudah

bagus.

Skor rata-rata aktivitas anak pada siklus II adalah 3,8%

Selengkapnya dapat dilihat pada tabel 7.

Tabel 7. Aktivitas anak dalam pembelajaran siklus II

No Aspek yang dinilai

Pertemuan 1 Pertemuan 2

TB KB B SB TB KB B SB

1 2 3 4 1 2 3 4

1 1

2 2

3 3

4 4

5 5

6 6

7 7

Page 81: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …/Penerapan-pendekatan...anak kelompok b tk aulia laweyan surakarta semester ii tahun 2011/2012 skripsi oleh : yeni sulaikah x8110055 fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Keterangan :

TB : tidak baik

KB : kurang baik

B : baik

SB : sangat baik

4) Refleksi

Dari hasil penelitian pada siklus II, ternyata anak-anak sudah

mencapai nilai ketuntasan diatas 75% yaitu sebesar 91,67% anak mendapat

nilai tuntas.. Maka peneliti tidak perlu melanjutkan ke siklus III untuk

pembelajaran konsep menghitung benda. Hasil pembelajaran pada siklus II,

selengkapnya dapat diuraikan sebagai berikut:

Tabel 8. Nilai hasil pembelajaran menghitung benda pada

siklus II anak kelompok B TK Aulia Laweyan.

No Nama Anak Nilai

1. A

2. B

3. C

4. D

5. E

6. F

7. G

8. H

9. I

10. J

11. K

12. L

Keterangan : = skor 81-90 (tuntas)

√ = skor 71-80 (setengh tuntas)

= skor 61-70 (tidak tuntas)

Page 82: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …/Penerapan-pendekatan...anak kelompok b tk aulia laweyan surakarta semester ii tahun 2011/2012 skripsi oleh : yeni sulaikah x8110055 fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Tabel 9. Frekuensi nilai pembelajaran menghitung benda siklus II

anak kelompok B TK Aulia Laweyan

No. Interval Frekuensi( )

Nilai tengah

( )

. Prosentase %

Keterangan

1. 61-70 0 65,5 0 0 Tidak tuntas

2. 71-80 1 75,5 75,5 8,33 Setengah tuntas

3. 81-90 11 85,5 940,5 91,67 Tuntas

JUMLAH 12 1016 100

Nilai rata-rata = 1016 : 12 = 84,67

Ketuntasan klasikal= 11 : 12 × 100 % = 91,67 %

Berdasarkan tabel 9 hasil pembelajaran menghitung benda siklus II

anak kelompok B TK Aulia Laweyan dapat dibuat grafik pada gambar 6.

Gambar 6. Grafik nilai pembelajaran menghitung benda siklus II

anak kelompok B TK Aulia Laweyan

Dari data frekuensi nilai pembelajaran menghitung benda siklus II

pada tabel 5 dapat dilihat bahwa anak yang mendapat nilai () sebanyak 1

1

11

NILAI ANAK SIKLUS II

Belum Tuntas

Setengah Tuntas

Tuntas

Page 83: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …/Penerapan-pendekatan...anak kelompok b tk aulia laweyan surakarta semester ii tahun 2011/2012 skripsi oleh : yeni sulaikah x8110055 fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

anak atau 8,33%, dan anak yang mendapat nilai () sebanyak 11 anak atau

91,67% dengan nilai rata-rata anak adalah 84,67. Hasil tes kognitif

kemampuan tes awal, siklus I, dan siklus II anak kelompok B TK Aulia

Laweyan dapat dilihat sebagai berikut pada tabel 10.

Tabel 10. Hasil tes kognitif kemampuan tes awal, siklus I, siklus II

anak kelompok B TK Aulia Laweyan

Keterangan Simbol Tes Awal Siklus I Siklus II

Nilai tidak tuntas 6 1 0

Nilai setengah tuntas 3 3 1

Nilai tuntas 3 8 11

Nilai rata-rata 73 81,33 84,67

Anak belajar tuntas 25% 66,67% 91,67%

Berdasarkan tabel dapat diuraikan sebagai berikut :

a) Nilai dibawah nilai tuntas () yang diperoleh anak pada kemampuan tes

awal adalah 6 anak mendapat nilai tidak tuntas () pada siklus I nilai

tidak tuntas dapat berkurang sehingga menjadi 1 anak, dan siklus II tidak

ada. Nilai setengah tuntas () yang diperoleh anak pada kemampuan tes

awal adalah 3 anak, siklus I tetap 3 anak, dan pada siklus II berkurang

menjadi 1 anak. Nilai tuntas () pada kemampuan tes awal 3 anak,

disiklus I bertambah menjadi 8 anak, dan pada siklus II bertambah lagi

menjadi 11 anak.

b) Untuk ketuntasan anak dalam pembelajaran () pada kemampuan tes

awal 25%, tes siklus I 66,67% setelah dilakukan refleksi terhadap 9 anak

yang belum tuntas, namun secara keseluruhan sudah meningkat hasil

pembelajarannya bila dilihat dari prosentase ketuntasan anak, dan pada

tes siklus II nilai tuntas () menjadi 11 anak. Setelah dilakukan refleksi

pada siklus II semua anak sudah mengalami peningkatan, hanya tinggal 1

anak saja yang mendapat nilai setengah tuntas ().

c) Nilai rata-rata anak pada kemampuan tes awal adalah 73, pada siklus 1

menjadi 81,33 dan pada siklus II menjadi 84,67.

Page 84: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …/Penerapan-pendekatan...anak kelompok b tk aulia laweyan surakarta semester ii tahun 2011/2012 skripsi oleh : yeni sulaikah x8110055 fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Dari hasil penelitian pada siklus II, maka penelitian tidak perlu

dilanjutkan pada siklus berikutnya. Namun guru harus terus melaksanakan

bimbingan pembelajaran untuk mempertahankan hasil penilaian

perkembangan pembelajaran anak.

C.Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus

Setelah melaksanakan tindakan pada setiap siklus diperoleh hasil

peningkatan pembelajaran pada pemahaman konsep menghitung benda dengan

menggunakan Pendekatan Kontekstual. Pada siklus 1 pertemuan 1 peneliti

mengambil indikator pada kegiatan inti pembelajaran, yaitu: Menghitung jumlah

pada buah duku (1-5 buah). Pada siklus 1 pertemuan 2 peneliti mengambil

indikator pada kegiatan inti pembelajaran, yaitu: Menghitung jumlah daun 1-7

daun

Analisa hasil penelitian berdasarkan pelaksanaan tindakan, observasi,

dari sikap dan perilaku anak pada siklus I dapat dikemukakan sebagai berikut:

a. Aktivitas anak dalam pembelajaran sebagai berikut, berdasarkan lampiran 16.

1) Kemauan anak dalam menempati tempat duduknya masing-masing dalam

pra pembelajaran cukup.

2) Keaktifan anak dalam menjawab pertanyaan saat apersepsi perlu

ditingkatkan.

3) Perhatian anak ketika proses penjelasan materi sudah meningkat.

4) Keberanian anak dalam mendemonstrasikan kegiatan dalam proses

pembelajaran sudah meningkat.

5) Anak sudah mampu melaksanakan kegiatan pembelajaran serta anak

sangat tertarik pada media pembelajaran oleh guru.

6) Kemauan anak dalam menjawab pertanyaan dengan benar oleh guru sudah

meningkat.

7) Keberanian anak dalam berperan aktif saat mengulas pembelajaran pada

kegiatan akhir perlu ditingkatkan.

Page 85: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …/Penerapan-pendekatan...anak kelompok b tk aulia laweyan surakarta semester ii tahun 2011/2012 skripsi oleh : yeni sulaikah x8110055 fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

b. Hasil observasi bagi Guru

Dari data observasi dalam siklus 1 selama 2 kali pertemuan diperoleh observasi

sebagai berikut berdasarkan lampiran 14.

1) Persiapan pra pembelajaran guru perlu ditingkatkan

2) Guru dalam menyampaikan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai pada

pembelajaran perlu ditingkatkan

3) Guru sudah bagus dalam penguasaan materi pembelajaran.

4) Guru sudah melaksanakan pembelajaran secara runtut sesuai rencana

pembelajaran.

5) Guru sudah memanfaatkan sumber belajar/media pembelajaran yang ada

disekitar dengan baik.

6) Guru sudah menumbuhkan partisipasi aktif anak dalam pembelajaran.

7) Guru belum optimal dalam melakukan penilaian pada proses

pembelajaran.

8) Penggunaan bahasa guru sudah dapat dipahami oleh anak.

9) Guru kurang optimal dalam memberi reward kepada anak.

10) Dalam pengalokasian waktu perlu ditingkatkan

Skor rata-rata aktivitas guru pada siklus 1 adalah 3,5%.

c. Perkembangan hasil pembelajaran kognitif

Tabel 11. Frekuensi nilai hasil pembelajaran menghitung benda anak

kelompok B sebelum tindakan dan sesudah tindakan siklus I

Nomor Nilai Sebelum tindakan Sesudah tindakan

1 50% 8,33%

2 25% 25%

3 25% 66,67%

Keterangan :

: tidak tuntas

: setengah tuntas

: tuntas

Page 86: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …/Penerapan-pendekatan...anak kelompok b tk aulia laweyan surakarta semester ii tahun 2011/2012 skripsi oleh : yeni sulaikah x8110055 fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Tabel 12. Hasil pembelajaran kognitif anak siklus I, sebelum, dan sesudah

tindakan.

Keterangan Simbol Sebelum tindakan Sesudah tindakan

Nilai tidak tuntas 6 1

Nilai setengah tuntas 3 3

Nilai tuntas 3 8

Rata-rata nilai 73 81,33

Anak belajar tuntas 25% 66,67%

Dari hasil analisa data perkembangan hasil belajar kognitif anak siklus I

dapat disimpulkan bahwa presentasi hasil tes anak yang tuntas 41.67% dengan

nilai ketuntasan di siklus I sebesar 66,67%, yang semula pada tes awal hanya

terdapat 25% anak mencapai ketuntasan. Besarnya nilai tidak tuntas () yang

diperoleh anak pada kemampuan tes awal sebesar 6 anak, dan pada siklus I adalah

menjadi 1 anak. Untuk nilai tuntas () terdapat kenaikan dari 3 anak naik menjadi

8 anak dan nilai rata-rata kelompok B yang pada kemampuan tes awal dengan nilai

tidak tuntas () naik menjadi nilai tuntas ().

Peneliti melaksanakan tindakan pada siklus II dengan materi indikator :

Menghitung jumlah buah duku (1-10 buah). Pada siklus II pertemuan 2 peneliti

mengambil indikator pada kegiatan inti pembelajaran, yaitu: Menghitung jumlah

daun 1-10 daun

Setelah pelaksanaan tindakan siklus II ditemukan perkembangan hasil pembelajaran

anak baik dari nilai ketuntasan maupun aktivitas anak dalam pembelajaran.

a. Aktivitas anak dalam pembelajaran sebagai berikut, berdasarkan lampiran 25.

1) Kemauan anak dalam menempati tempat duduknya masing-masing dalam

pra pembelajaran sudah bagus.

2) Keaktifan anak dalam menjawab pertanyaan saat apersepsi sudah bagus.

3) Perhatian anak ketika proses penjelasan materi sudah bagus.

4) Hasrat anak dalam mendemonstrasikan kegiatan dalam proses

pembelajaran sudah bagus.

Page 87: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …/Penerapan-pendekatan...anak kelompok b tk aulia laweyan surakarta semester ii tahun 2011/2012 skripsi oleh : yeni sulaikah x8110055 fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

5) Kamampuan anak dalam melaksanakan kegiatan sudah baik dan anak

tertarik pada media pembelajaran oleh guru.

6) Kemauan anak dalam menjawab pertanyaan dengan benar oleh guru sudah

bagus.

7) Keberanian anak dalam berperan aktif saat mengulas pembelajaran pada

kegiatan akhir sudah bagus.

b. Hasil observasi guru

Dari hasil observasi dapat dilihat aktivitas guru pada siklus II sebagai berikut

berdasarkan lampiran 15.

1). Persiapan pra pembelajaran guru sudah ditingkatkan.

2). Guru dalam menyampaikan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai pada

pembelajaran perlu ditingkatkan lagi.

3). Guru sudah bagus dalam penguasaan materi pembelajaran.

4). Guru sudah melaksanakan pembelajaran secara runtut sesuai rencana

pembelajaran.

5). Guru sudah memanfaatkan sumber belajar/media pembelajaran yang ada

disekitar dengan baik.

6). Guru sudah menumbuhkan partisipasi aktif anak dalam pembelajaran.

7). Guru sudah melakukan penilaian pada proses pembelajaran.

8). Penggunaan bahasa guru dalam pembelajaran sudah bagus, dapat

dipahami oleh anak.

9). Guru sudah memberi reward kepada anak setelah pembelajaran..

10). Pengalokasian waktu sudah bagus namun perlu disesuaikan agar tepat.

Skor rata-rata aktivitas guru pada siklus II adalah 3,8 %.

c. Perkembangan hasil belajar kognitif

Tabel 13. Frekuensi nilai hasil pembelajaran menghitung benda anak

kelompok B TK Aulia Laweyan siklus II sebelum dan sesudah tindakan

Nomor Nilai Sebelum tindakan Sesudah tindakan

1 8,33% 0%

2 25% 8,33%

3 66,67% 91,67%

Page 88: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …/Penerapan-pendekatan...anak kelompok b tk aulia laweyan surakarta semester ii tahun 2011/2012 skripsi oleh : yeni sulaikah x8110055 fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

Tabel 14. Hasil tes kognitif siklus II anak kelompok B TK Aulia Laweyan

sebelum dan sesudah tindakan

Keterangan Simbol Sebelum tindakan Sesudah tindakan

Nilai tidak tuntas 1 0

Nilai setengah tuntas 3 1

Nilai tuntas 8 11

Rata-rata nilai 81,33 84,67

Anak belajar tuntas 66,67% 91,67%

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai tidak tuntas () yang

diperoleh anak pada siklus I naik adalah 1 anak dan pada siklus II nilai tidak

tuntas () tidak ada. Nilai setengah tuntas () di siklus I adalah 3 anak

kemudian di siklus II nilai setengah tuntas () berkurang menjadi 1 anak.

Nilai tuntas () pada siklus I adalah berjumlah 8 anak, di siklus II nilai tuntas

() bertambah menjadi 11 anak. Nilai rata-rata dari 12 anak kelompok B Tk

Aulia juga terjadi peningkatan yaitu pada tes siklus I adalah 81,33 dan pada

siklus II bertambah menjadi 84,67. Ketercapain ketuntasan pembelajaran

pada siklus I sebesar 66,67% meningkat di siklus II menjadi 91,67%.

Berikut grafik perbandingan hasil kemampuan tes awal, siklus I, siklus II

anak kelompok B TK Aulia Laweyan Surakarta.

Gambar 7 . Grafik hasil tes kognitif sebelum tindakan, siklus I,

siklus II, anak kelompok B TK Aulia Laweyan

0

2

4

6

8

10

12

Tes Awal Siklus I Siklus II

Tidak Tuntas

Setengah tuntas

Tuntas

Page 89: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …/Penerapan-pendekatan...anak kelompok b tk aulia laweyan surakarta semester ii tahun 2011/2012 skripsi oleh : yeni sulaikah x8110055 fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Tabel 15. Hasil tes kognitif sebelum tindakan, siklus I, siklus II,

anak kelompok B TK Aulia Laweyan

Keterangan Simbol Tes Awal Siklus I Siklus II

Nilai tidak tuntas 6 1 0

Nilai setengah tuntas 3 3 1

Nilai tuntas 3 8 11

Rata-rata nilai 73 81,33 84,67

Anak belajar tuntas 25% 66,67% 91,67%

Berdasarkan tabel 15 dapat diuraikan sebagai berikut :

1) Nilai tidak tuntas () yang diperoleh anak pada kemampuan tes awal 6

anak, pada siklus I berkurang menjadi 1 anak, dan pada siklus II yang

mendapat nilai tidak tuntas () menjadi tidak ada.

2) Nilai setengah tuntas () yang diperoleh anak pada kemampuan tes awal 3

anak, pada siklus II masih tetap sama yaitu 3 anak, dan pada siklus II

berkurang menjadi 1 anak.

3) Nilai ketercapaian ketuntasan () yang diperoleh anak pada kemampuan

tes awal 3 anak, pada siklus I bertambah menjadi 8 anak, dan pada siklus

II bertambah lagi menjadi 11 anak.

4) Nilai rata-rata dari 12 anak kelompok B TK Aulia Laweyan pada

kemampuan tes awal adalah 73, pada siklus 1 menjadi 81,33 dan pada

siklus II menjadi 84,67.

5) Untuk ketercapaian ketuntasan anak dari 12 anak yang mendapat nilai

tuntas () pada kemampuan tes awal terdapat 3 anak atau 25%, pada

siklus I terdapat 8 anak atau 66,67%. Pada siklus II terdapat 1 anak yang

masih setengah tuntas dalam pembelajaran dan 11 anak sudah mendapat

nilai tuntas () atau 91,67%.

Page 90: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …/Penerapan-pendekatan...anak kelompok b tk aulia laweyan surakarta semester ii tahun 2011/2012 skripsi oleh : yeni sulaikah x8110055 fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

Dari hasil observasi guru dan anak maka dapat dibuat tabel sebagai berikut:

Tabel 16. Perbandingan hasil observasi guru dan anak

pada siklus I dan siklus II

Hasil Observasi Siklus I Siklus II

Hasil observasi guru 3,5 % 3,8 %

Hasil observasi anak 3,4 % 3,8 %

Berdasarkan tabel 16 dapat dilihat bahwa hasil observasi guru pada

siklus I sebesar 3,5 % dan pada siklus II mengalami peningkatan sebanyak

0,3 % yaitu menjadi 3,8 %. Pada siklus I hasil observasi anak menunjukkan

3,4 % dan di siiklus II juga mengalami peningkatan yaitu menjadi 3,8 5%.

Dari analisis data dan diskusi terhadap pelaksanaan pembelajaran pada

siklus II, secara umum sudah menunjukkan perubahan yang signifikan. Guru

dalam melaksanakan pembelajaran semakin mantap dan luwes dengan

kekurangan-kekurangan kecil diantaranya kontrol waktu.

Prosentase hasil pembelajaran kognitif, afektif dan psikomotor anak

meningkat. Hal ini terbukti adanya peningkatan anak mencetuskan pendapat

mengeluarkan pendapat, berinteraksi dengan guru, mampu

mendemonstrasikan dalam kegiatan, dan menyelesaikan kegiatan-kegiatan

pembelajaran. Dengan partisipasi anak yang aktif dan kreatif anak dalam

pembelajaran yang semakin meningkat, suasana pembelajaranpun menjadi

lebih hidup dan menyenangkan dan pada akhirnya hasil pembelajaran konsep

menghitung benda kelompok B TK Aulia Laweyan dapat meningkat.

Berdasarkan peningkatan hasil pembelajaran yang telah tercapai maka

Pelaksanaan Tindakan Kelas (PTK) dianggap cukup dan diakhiri pada siklus

ini.

D. Pembahasan

Berdasarkan hasil pelaksanaan pada siklus I dan II dapat dinyatakan bahwa

pembelajaran menghitung benda menggunakan Pendekatan Kontekstual dapat

meningkatkan pemahaman konsep menghitung benda anak kelompok B TK Aulia

Page 91: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …/Penerapan-pendekatan...anak kelompok b tk aulia laweyan surakarta semester ii tahun 2011/2012 skripsi oleh : yeni sulaikah x8110055 fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

Laweyan, baik aktivitas pembelajaran anak, maupun hasil pembelajaran kognitif

anak dengan pendekatan kontekstual.

1. Perkembangan aktivitas pembelajaran anak sebagai berikut:

a) Kemauan anak dalam menempati tempat duduknya masing-masing dalam

pra pembelajaran sudah bagus.

b) Keaktifan anak dalam menjawab pertanyaan saat apersepsi sudah bagus.

c) Perhatian anak ketika proses penjelasan materi sudah bagus.

d) Hasrat anak dalam mendemonstrasikan kegiatan dalam proses

pembelajaran sudah bagus.

e) Kamampuan anak dalam melaksanakan kegiatan sudah baik dan anak

tertarik pada media pembelajaran oleh guru.

f) Kemauan anak dalam menjawab pertanyaan dengan benar oleh guru sudah

bagus.

g) Keberanian anak dalam berperan aktif saat mengulas pembelajaran pada

kegiatan akhir sudah bagus.

2. Perkembangan hasil pembelajaran kognitif anak dengan pendekatan

kontekstual.

Hasil pembelajaran kognitif dengan penerapan pendekatan kontekstual

pada siklus I pertemuan 1 setelah diadakan tes kemampuan awal dilanjutkan

dengan anak menerima materi pembelajaran kognitif dengan indikator :pada

kegiatan inti pembelajaran yaitu menghitung jumlah buah duku (1-5 buah).

Pada kegiatan inti ini anak secara langsung terlibat melakukan proses

menghitung buah duku. Sehingga anak dapat menemukan pengetahuan atau

pengalaman yang dipelajari dan dapat menghubungkannya pada pengalaman

nyata kehidupan sehari-hari anak. Siklus 1 pertemuan 2 dengan kegiatan inti

pembelajaran, yaitu: anak menghitung jumlah daun 1-7 daun. Kegiatan

menghitung jumlah daun secara langsung yaitu dengan cara anak mengambil

daun kemudian memindahkannya satu persatu ke wadah lain disertai dengan

pengucapan berhitung.

Pada proses pembelajaran menggunakan pendekatan kontekstual dengan

strategi dan rencana yang dimulai dari kegiatan awal, inti, dan penutup.

Page 92: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …/Penerapan-pendekatan...anak kelompok b tk aulia laweyan surakarta semester ii tahun 2011/2012 skripsi oleh : yeni sulaikah x8110055 fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

Kegiatan ini terfokus mengaktifkan anak (konstruktivisme), memberi

penjelasan dan contoh (pemodelan), melakukan pengamatan dan penilaian

proses (Penilaian nyata), melakukan kegiatan proses pembelajaran dalam

kelompok (pemodelan dan masyarakat belajar), berdiskusi pada akhir

pembelajaran (refleksi). Setelah dilaksanakan siklus I dan dievaluasi dapat

dilihat adanya peningkatan hasil pembelajaran anak dan masih ada 1 anak yang

mendapat nilai tidak tuntas (), serta 3 anak mendapat nilai setengah tuntas

(). Anak yang mencapai nilai ketutasan () sebanyak 8 anak atau 66,67%

dengan nilai rata-rata 81,33.

Siklus II merupakan lanjutan dari siklus sebelumnya untuk memantapkan

dan mencapai tujuan penelitian. Pembelajaran kognitif siklus II pertemuan 1

yaitu tentang menghitung benda dengan indikator : Menghitung jumlah buah

duku (1-10 buah), siklus II pertemuan 2 peneliti mengambil indikator dengan

kegiatan pembelajaran : Menghitung jumlah daun 1-10 daun,

Kegiatan pembelajaran disampaikan dengan strategi terencana

sebagaimana pada siklus I. Kegiatan pembelajaran pada siklus ini dilaksanakan

lebih optimal dengan pendekatan kontekstual pada pembelajaran menghitung

benda. Hasil siklus II menunjukkan peningkatan hasil pembelajaran anak yaitu

nilai ketercapaian ketuntasan () adalah 91,67% atau sebanyak 11 anak dari 12

anak mendapatkan nilai tuntas () dan dengan nilai rata-rata 84,67.

Tabel 17. Rekapitulasi hasil tes kognitif sebelum tindakan, siklus I, dan siklus II

anak kelompok B TK Aulia Laweyan

Keterangan Simbol Tes awal Siklus I Siklus II

Nilai tidak tuntas 6 1 0

Nilai setengah tuntas 3 3 1

Nilai tuntas 3 8 11

Rata-rata nilai 73 81,33 84,67

Anak belajar tuntas 25% 66,67% 91,67%

Page 93: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …/Penerapan-pendekatan...anak kelompok b tk aulia laweyan surakarta semester ii tahun 2011/2012 skripsi oleh : yeni sulaikah x8110055 fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

Berdasarkan tabel 17 dapat diuraikan sebagai berikut :

1) Nilai tidak tuntas () yang diperoleh anak pada kemampuan tes awal terdapat

6 anak, pada siklus I berkurang menjadi 1 anak, dan di siklus II sudah tidak ada

yang mendapat nilai tidak tuntas ().

2) Nilai setengah tuntas () yang diperoleh anak pada kemampuan tes awal

terdapat 3 anak, di siklus I tetap 3 anak, dan pada siklus II berkurang tinggal 1

anak.

3) Nilai ketercapaian ketuntasan () yang diperoleh anak pada kemampuan tes

awal terdapat 3 anak, pada siklus I bertambah menjadi 8 anak, dan pada siklus

II bertambah lagi menjadi 11 anak.

4) Nilai rata-rata dari 12 siswa di kelompok B TK Aulia pada tes awal yaitu 73,

siklus 1 menjadi 81,33 dan siklus II adalah 84,67.

Hasil pada siklus II menunjukkan ketercapaian ketuntasan anak meningkat

hanya tinggal 1 anak dari 12 anak mendapat nilai setengah tuntas (). Anak

yang mendapat nilai setengah tuntas () tersebut peneliti berikan bimbingan

dan arahan secara langsung tentang kegiatan menghitung benda dengan

penerapan pendekatan kontekstual. Setelah itu peneliti menyerahkan kepada

guru kelompok B untuk lebih diarahkan dan ditindak lanjuti dalam pelaksanaan

pembelajaran menghitung benda yang akan datang.

Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa hasil pembelajaran

anak meningkat, baik hasil pembelajaran kognitif, maupun aktivitas anak dalam

pembelajaran menghitung benda dapat meningkatkan pemahaman konsep

menghitung benda anak kelompok B TK Aulia Laweyan. Sedangkan untuk

aktivitas guru dan anak dalam pembelajaran juga menunjukkan peningkatan

yaitu, dari skor rata-rata aktivitas guru dalam pembelajaran pada siklus I adalah

3,5%, meningkat pada siklus II menjadi 3,8 %, untuk skor rata-rata aktivitas

anak pada siklus I adalah 3,4 %, meningkat pada siklus II menjadi 3,8 %.

Terdapat beberapa kendala yang dihadapi pada guru kelas kelompok B

yaitu dalam penerapan Pendekatan Kontekstual untuk meningkatkan

pemahaman konsep menghitung benda. Misalnya: guru kurang dapat

Page 94: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …/Penerapan-pendekatan...anak kelompok b tk aulia laweyan surakarta semester ii tahun 2011/2012 skripsi oleh : yeni sulaikah x8110055 fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

menciptakan suasana penbelajaran yang menyenangkan (respon anak kurang),

aktivitas anak kurang, guru belum menggunakan alat peraga yang nyata, dan

masih kurangnya ketercapaian ketuntasan dalam pembelajaran pada anak

kelompok B TK Aulia Laweyan.

Cara mengatasi kendala penerapan Pendekatan Kontekstual untuk

meningkatkan pemahaman konsep menghitung benda anak kelompok B TK

Aulia Laweyan Surakarta Semester II Tahun 2011/2012 adalah guru harus

terampil dalam menerapkan Pendekatan Kontekstual diantaranya :

a). Mengkaji konsep dan kompetensi dasar yang akan dipelajari oleh anak

b). Memahami latar belakang dan pengalaman hidup anak melalui proses

pengkajian secara seksama,

c). Mempelajari lingkungan sekolah dan tempat tinggal anak, selanjutnya

memilih dan mengaitkannya dengan konsep dan kompetensi yang akan

dibahas dalam proses pembelajaran kontekstual,

d). Merancang pengajaran dengan mengaitkan konsep atau teori yang

dipelajari dengan mempertimbangkan pengalaman yang dimiliki anak di

lingkungan kehidupan mereka,

e) . Melaksanakan pengajaran dengan selalu mendorong anak untuk

mengaitkan apa yang sedang dipelajari dengan pengetahuan/pengalaman

yang telah dimiliki sebelumnya dan mengaitkan dengan apa yang

dipelajarinya dalam fenomena kehidupan sehari-hari,

f). Melakukan penilaian terhadap pemahaman anak. Hasil penilaian tersebut

dijadikan sebagai bahan refleksi terhadap rancangan pembelajaran dan

pelaksanaan.

Page 95: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …/Penerapan-pendekatan...anak kelompok b tk aulia laweyan surakarta semester ii tahun 2011/2012 skripsi oleh : yeni sulaikah x8110055 fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 78

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian Penerapan Kontekstual pada anak kelompok

B TK Aulia Laweyan Semester II Tahun 2011/2012, maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut :

Pembelajaran pemahaman konsep menghitung benda dengan pendekatan

kontekstual pada anak kelompok B TK Aulia Laweyan pada materi pembelajaran

berhitung hasil pembelajarannya meningkat. Hal ini dapat didukung dengan nilai

ketercapaian ketuntasan pada anak dari 12 anak di kelompok B yaitu : pada

kemampuan tes awal sebanyak 3 anak yang mendapat nilai tuntas () atau 25%

dengan nilai rata-rata 73, siklus I anak mendapat nilai tuntas () yaitu 8 anak atau

66,67%, dengann nilai rata-rata 81,33 dan pada siklus II yang mendapat nilai

tuntas () bertambah menjadi 11 anak atau 91,67% dengan nilai rata-rata 84,67,

secara keseluruhan sudah meningkat hasil pembelajaran menghitung benda bila

dilihat dari presentase ketuntasan anak, yaitu pada tes siklus II sebanyak 11 anak

sudah mencapai ketuntasan, hanya tinggal 1 anak yang mendapat nilai setengah

tuntas ().

Anak yang mendapat nilai setengah tuntas () tersebut peneliti berikan

bimbingan dan arahan secara langsung tentang kegiatan menghitung benda

dengan penerapan pendekatan kontekstual. Setelah itu peneliti menyerahkan

kepada guru kelompok B untuk lebih diarahkan dan ditindak lanjuti dalam

pelaksanaan pembelajaran menghitung benda yang akan datang.

1. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian ini terbukti bahwa penerapan pendekatan

kontekstual dapat meningkatkan pemahaman konsep menghitung benda pada

anak kelompok B TK Aulia Laweyan. Sehubungan dengan penelitian ini maka

dikemukakan implikasi hasil peneitian sebagai berikut:

Page 96: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …/Penerapan-pendekatan...anak kelompok b tk aulia laweyan surakarta semester ii tahun 2011/2012 skripsi oleh : yeni sulaikah x8110055 fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

1. Bagi Guru

Pemanfaatan dan penggunaan penerapan pendekatan kontekstual

dilanjutkan dan dibiasakan pada setiap guru yang mengajarkan kegiatan

berhitung pada anak kelompok B TK Aulia Laweyan yang sudah terbukti

dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan sehingga

meningkatkan kualitas proses dan hasil pada kegiatan pembelajaran

pemahaman konsep menghitung benda.

2. Bagi Anak

Kegiatan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dapat mendorong

anak untuk memiliki keberanian, keaktifan, dan mengembangkan

perhatian serta mempersiapkan anak ke tahap perkembangan selanjutnya

dalam pembelajaran berhitung.

3. Bagi Sekolah

Upaya untuk meningkatkan pemahaman konsep menghitung benda seperti

mengadakan penambahan jam pembelajaran pada jadwal kegiatan yang

akan dilaksanakan.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian mengenai penerapan Pendekatan

Kontekstual pada anak kelompok B TK Aulia Laweyan Surakarta semester

II Tahun 2011/2012, maka saran-saran yang diberikan sebagai sumbangan

pemikiran untuk meningkatkan mutu pendidikan pada umumnya dan

meningkatkan kompetensi peserta didik TK Aulia Laweyan pada khususnya

sebagai berikut :

1. Bagi Sekolah

Sebagai masukan bagi sekolah dalam melaksanakan pembelajaran

khususnya dalam pembelajaran berhitung untuk menerapkan pendekatan

kontekstual sehingga pembelajaran berhitung menjadi lebih optimal,

serta kemandirian dan keberanian anak menjadi lebih meningkat.

Page 97: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK …/Penerapan-pendekatan...anak kelompok b tk aulia laweyan surakarta semester ii tahun 2011/2012 skripsi oleh : yeni sulaikah x8110055 fakultas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

2. Bagi Guru

Guru hendaknya mencoba model pendekatan kontekstual dalam

pembelajaran lingkup perkembangan kognitif terutama pada kegiatan

pembelajaran berhitung. Terbukti dengan pendekatan kontekstual hasil

kegiatan berhitung anak meningkat berdasarkan pengalaman masing-

masing individu pada setiap anak.

3. Bagi Anak

Anak lebih aktif, gembira, keberanian anak semakin meningkat, dan

selalu semangat dalam mengikuti setiap kegiatan pembelajaran di

sekolah terutama pada kegiatan pembelajaran menghitung benda.