Top Banner
PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA TERHADAP KONSEP MOL DALAM STOIKIOMETRI (PTK di kelas X SMAN 2 Cisauk-Tangerang) SKRIPSI Diajukan untuk mendapatkan gelar Sarjana (S1) Pendidikan Kimia di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Oleh : SITI ROHMAH 105016200558 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H/ 2011 M
219

PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

Oct 16, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA

TERHADAP KONSEP MOL DALAM STOIKIOMETRI

(PTK di kelas X SMAN 2 Cisauk-Tangerang)

SKRIPSI

Diajukan untuk mendapatkan gelar Sarjana (S1) Pendidikan Kimia di Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh :

SITI ROHMAH

105016200558

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H/ 2011 M

Page 2: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Siti Rohmah

NIM : 105016200558

Semester : XI

Jurusan : Pendidikan IPA – Kimia

Judul Skripsi : “Penerapan Pendekatan Problem Solving dalam Meningkatkan

Hasil Belajar Kimia Siswa terhadap Konsep Mol dalam

Stoikiometri”

Pembimbing : 1. Dr. Sujiyo Miranto, M.Pd

2. Munasprianto Ramli, M.A

Dengan ini menyetakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan karya saya yang diajukan untuk memenuhi salah

satu persyaratan memperoleh gelar sarjana Strata 1 (S1) di Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan saya siap

menerima sanksi apabila di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

merupakan karya ilmiah saya atau merupakan jiplakan dari karya orang lain.

Jakarta, 16 Maret 2011

Siti Rohmah

Page 3: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

LEMBAR PENGESAHAN

PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA

TERHADAP KONSEP MOL DALAM STOIKIOMETRI

(PTK di kelas X SMAN 2 Cisauk-Tangerang)

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat

Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

Siti Rohmah

105016200558

Mengesahkan,

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Dr. Sujiyo Miranto, M.Pd Munasprianto Ramli, M.A

NIP. 19681228 20003 1004 NIP. 19791029 20064 001

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H/ 2010 M

Page 4: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul “Penerapan Pendekatan Problem Soving dalam

Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa terhadap Konsep Mol dalam

Stoikiometri” oleh Siti Rohmah dengan NIM. 105016200558. Diajukan kepada

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

dan dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada tanggal 15 Desember 2010

dihadapan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan (S.Pd) dalam bidang Pendidikan Kimia.

Jakarta, 23 Februari 2011

Panitia Ujian Munaqasah

Tanggal Tanda Tangan

Ketua Panitia (Ketua Prodi Pendidikan Biologi)

Dr. Sujiyo Miranto, M.Pd

NIP. 19681228 200003 1 004

Sekretaris (Sekjur Pendidikan IPA)

Nengsih Juanengsih, M.Pd

NIP. 19790510 200604 2 001

Penguji I

Dedi Irwandi, M.Si

NIP. 19710528 200003 1 002

Penguji II

Tonih Feronika, M.Pd

NIP. 19760107 200501 1 007

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Prof. Dr. Dede Rosyada, MA

NIP. 19571005 198703 1 003

Page 5: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

i

ABSTRAK

Siti Rohmah. Penerapan Pendekatan Problem Solving dalam Meningkatkan

Hasil Belajar Kimia Siswa terhadap Konsep Mol dalam Stoikiometri.

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 1431 H/

2010 M. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar kimia siswa

dengan penerapan pendekatan pembelajaran problem solving. Metode penelitian

yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang secara umum

terdiri dari II siklus. Masing-masing siklus terdapat empat tahapan yakni

perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan di kelas

X-3 SMAN 2 Cisauk yang berjumlah 32 siswa. Penelitian ini difokuskan pada

konsep mol dalam stoikiometri yang mencakup konversi jumlah mol ke dalam

jumlah partikel, jumlah massa, dan jumlah volum; hipotesis Avogadro; rumus

molekul dan rumus empiris; serta reaksi pembatas. Teknik pengumpulan data

yang digunakan adalah tes, lembar observasi, lembar angeket, dan dokumentasi.

Dari hasil penelitian diperoleh 87,50% siswa telah mencapai SKBM (60) pada

siklus II dengan nilai rata-rata 73,78. Dan dari hasil angket siswa serta hasil

observasi terhadap pembelajaran dengan menggunakan pendekatan problem

solving terdapat tanggapan yang baik dari siswa. Hal ini membuktikan bahwa

pendekatan problem solving memberikan dampak yang positif bagi siswa dalam

proses belajar mengajar.

Kata kunci : PTK, Konsep Mol, Stoikiometri, Hasil Belajar, Pendekatan

Problem Solving.

Page 6: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

ii

ABSTRACT

Siti Rohmah. In persuasive application learning problem solving to increase

result of student chemical study against mol concept in stoikiometri.

Department of science faculty Tarbiyah and and teaching of islam university

syarif hidayatullah jakarta, 1431 H/2010 M. This research was intend to

increase study result of student chemical study with persuasive application

problem solving. The research methode that using is class action research(PTK)

which generally consist OF II cycle. each part of cycle has 4 stages they are

planning, application,observation and reflection. This research is implemented in

class X-3 SMAN 2 Cisauk with 32 students. This research is focus on mol

concept in stoikiometri which includes convertion ammount of mol into amount

of particle, mass amount and amount of volum. Avogrado hypothesis; molecule

formula and empirical formula along with limitting reaction. Data collecting

technic is using test, observasion sheet, questionnaire sheet and documentation.

The results gets from this research 87.50% students already reach SKBM(60) in

cycle II witn average result point 78.78 and from student questionnaire results

along with observation result of good responses from all students. it's proving that

persuasive problem solving gives positive impact for student in teaching and

learning proses.

Key word: PTK, Mol Concept, Stoikiometri, Learning Result, Persuasive

Problem Solving

Page 7: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

iii

KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmaanirrahiim.

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillah segala puji bagi Allah Rabb semesta alam atas limpahan

rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dalam bentuk

skripsi ini. Sholawat beserta salam tercurah kepada panglima jihad Rasulullah

SAW, kepada keluarganya, sahabatnya, dan semoga tercurah juga kepada seluruh

pengikutnya yang senantiasa istiqomah di jalannya.

Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk mencapai gelar kesarjanaan (S1)

oleh mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa

penulisan skripsi ini tidak akan dapat terealisasi dengan baik tanpa adanya

bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin

menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Dede Rosada, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc selaku ketua Jurusan Pendidikan IPA

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Nengsih Juanengsih, M.Pd selaku sekretaris Jurusan Pendidikan

Ilmu Pengetahuan Alam.

4. Bapak DR. Sujiyo Miranto, M.Pd dan Bapak Munasprianto Ramli, M.A

selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan masukan dan

arahan yang berarti kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Dedi Irwandi, M.Si selaku dosen penasehat akademik yang telah

memberikan pengarahan kepada penulis selama menjalani perkuliahan.

6. Para dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan pada umumnya dan

dosen Jurusan Pendidikan IPA pada khususnya yang telah memberikan

ilmu dan pengalamannya kepada penulis selama perkuliahan.

7. Orang tua dan keluarga penulis yang tidak henti-hentinya memberikan

do’a dan dukungan baik moril maupun materil sehingga penulis dapat

menyelesaikan pendidikan dan skripsi ini.

Page 8: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

iv

8. Ibu Dra. Widayati Wardani selaku kepala SMAN 2 Cisauk yang telah

memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.

9. Bapak Drs. Murdoyoko dan Ibu Bidari S.Si selaku guru bidang studi

kimia SMAN 2 Cisauk yang telah berkenan menjadi partner dan

membantu penulis selama melaksanakan penelitian.

10. Seluruh guru dan staf SMAN 2 Cisauk yang telah memberikan

dukungan kepada penulis.

11. Siswa-siswi kelas X-3 SMAN 2 Cisauk yang telah bekerjasama dengan

baik dalam penelitian ini.

12. Teman-teman Pendidikan Kimia 2005 dan sahabat-sahabat penulis yang

tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang tidak henti-hentinya

memberikan semangat dan dukungannya kepada penulis.

13. Seluruh pihak yang turut membantu dalam penelitian ini yang tidak

dapat penulis sebutkan satu persatu.

Hanya doa dan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya yang dapat

penulis sampaikan kepada semua pihak yang turut membantu ataupun terlibat

dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini. Tidak ada manusia yang sempurna,

oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak guna

perbaikan untuk masa yang akan datang. Akhir kata semoga karya ilmiah ini

dapat bermanfaat bagi seluruh pihak.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Jakarta, Februari 2011

Penulis

Page 9: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK. ........................................................................................................ i

ABSTRACT. ...................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR. ...................................................................................... iii

DAFTAR ISI. ..................................................................................................... v

DAFTAR TABEL. ............................................................................................ vii

DAFTAR GRAFIK ........................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR. ........................................................................................ ix

DAFTAR LAMPIRAN. .................................................................................... x

BAB I. PENDAHULUAN. ............................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ....................................................................... 6

C. Pembatasan Masalah ...................................................................... 6

D. Perumusan Masalah ...................................................................... 7

E. Manfaat Penelitian. ........................................................................ 7

BAB II. KAJIAN TEORETIK DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINDAKAN. ....................................................................................... 8

A. Kajian Teori ................................................................................... 8

1. Pendekatan Problem Solving. .................................................. 8

a) Tahap-tahapan dalam Pemecahan Masalah. ...................... 12

b) Langkah-langkah Penerapan Pembelajaran

Problem Solving……………………….....…………….....15

2. Hakikat Belajar. ....................................................................... 18

3. Hakikat Hasil Belajar. .............................................................. 20

4. Hakikat Ilmu Kimia. ................................................................ 24

a) Karakteristik Ilmu Kimia. .................................................. 24

b) Deskripsi teori tentang stoikiometri dan konsep mol. ....... 27

5. Tinjauan Pembelajaran Kimia mengenai Konsep Mol. ........... 29

a) Standar Kompetensi. .......................................................... 29

b) Kompetensi Dasar. ............................................................. 30

c) Indikator.. ........................................................................... 30

Page 10: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

vi

d) Materi Pokok. ..................................................................... 30

6. Pendekatan Problem Solving dalam Pembelajaran Kimia.. ..... 30

B. Hasil Penelitian yang Relevan ....................................................... 33

C. Desain Alternatif Intervensi Tindakan yang Dipilih. ..................... 34

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN.

A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 36

B. Tujuan Penelitian.. ......................................................................... 36

C. Pihak yang Terkait dalam Penelitian ............................................. 36

D. Metode dan Desain Rancangan Siklus Penelitian. ......................... 36

1. Metode Penelitian. ..................................................................... 36

2. Siklus Penelitian. ........................................................................ 37

E. Tahapan Intervensi Tindakan. ........................................................ 38

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan. ................................. 39

G. Jenis Data dan Sumber data. .......................................................... 39

H. Intsrumen-intrumen Pengumpul Data yang Digunakan. ............... 40

I. Teknik Pengumpulan Data. ............................................................ 41

J. Teknik Keterpercayaan Studi. ........................................................ 41

K. Analisis Data. ................................................................................. 43

L. Tindak Lanjut Perencanaan Tindakan............................................ 44

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. ........................................................ 45

A. Hasil Intervensi Tindakan. ............................................................. 45

B. Pemeriksaan Keabsahan Data. ....................................................... 60

C. Analisis Data. ................................................................................. 62

D. Pembahasan Temuan Penelitian. ................................................... 70

E. Keterbatasan dalam Penelitian. ...................................................... 73

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 75

A. Kesimpulan. ................................................................................... 75

B. Saran .. ........................................................................................... 75

DAFTAR PUSTAKA. ....................................................................................... 77

LAMPIRAN. ...................................................................................................... 80

Page 11: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tahapan Penelitian dan Pemecahan Masalah. .................................... 14

Tabel 3.1 Data dan Sumber Data Penelitian. ...................................................... 39

Tabel 4.1 Aktivitas pra Penelitian. ...................................................................... 46

Tabel 4.2 Aktivitas Penelitian Pertemuan Pertama. ............................................ 47

Tabel 4.3 Aktivitas Penelitian Pertemuan Kedua. .............................................. 48

Tabel 4.4 Aktvitas Penelitian Pertemuan Ketiga. ............................................... 49

Tabel 4.5 Aktivitas Penelitian Pertemuan Keempat. .......................................... 53

Tabel 4.6 Aktivitas Penelitian Pertemuan Kelima. ............................................. 55

Tabel 4.7 Aktivitas penelitian Pertemuan Keenam. ............................................ 57

Tabel 4.8 Persentase Ketercapaian SKBM. ........................................................ 60

Tabel 4.9 Nilai Rata-rata dan % Ketercapaian SKBM. ...................................... 62

Tabel 4.10 Aktivitas Siswa. ................................................................................ 63

Tabel 4.11 Aktivitas Guru Siklus I. .................................................................... 64

Tabel 4.12 Aktivitas Guru Siklus II. ................................................................... 65

Page 12: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

viii

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Tingkat pemahaman siswa terhadap tahap-tahap pemecahan

Masalah……………………………………………………………..66

Grafik 4.2 Respon siswa terhadap proses pembelajaran dengan

menggunakan pendekatan problem solving. ..................................... 67

Grafik 4.3 Respon siswa terhadap cara penyampaian materi oleh guru. ............ 68

Grafik 4.4 Respon siswa terhadap pemahaman materi yang dipelajari. ............. 69

Grafik 4.5 Respon siswa terhadap tes/evaluasi yang diberikan. ......................... 69

Page 13: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tingkat Kompleksitas Keterampilan Intelektual ............................ 11

Gambar 2.2 Pereaksi Pembatas. .......................................................................... 28

Gambar 2.3 Hubungan jumlah mol dengan jumlah partikel, massa, dan

volum zat. ....................................................................................... 29

Gambar 3.1 Riset Aksi Model Jhon Elliot. ......................................................... 37

Page 14: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I. ...................... 84

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II. .................... 93

Lampiran 3. Soal Validasi. .................................................................................. 101

Lampiran 4. Soal Posttest I. ................................................................................ 105

Lampiran 5. Soal Posttest II. ............................................................................... 106

Lampiran 6. Kisi-kisi Instrumen Penelitian. ....................................................... 107

Lampiran 7. Kisi-kisi Soal Posttest I. ................................................................. 127

Lampiran 8. Kisi-kisi Soal Posttest II. ................................................................ 131

Lampiran 9. Lembar Jawaban Postest I. ............................................................. 135

Lampiran 10. Lembar Jawaban Posttest II. ......................................................... 137

Lampiran 11. LKS Siklus I. ................................................................................ 138

Lampiran 12. LKS Siklus II. ............................................................................... 149

Lampiran 13. Latihan Stoikiometri. .................................................................... 162

Lampiran 14. Jawaban Latihan Stoikiometri. ..................................................... 165

Lampiran 15. Soal Kuis Kelompok..................................................................... 166

Lampiran 16. Jawaban Soal Kuis Kelompok. .................................................... 167

Lampiran 17. Soal dan Jawaban Kuis Individu. ................................................. 170

Lampiran 18. Lembar Observasi. ........................................................................ 172

Lampiran 19. Lembar Angket Penelitian. ........................................................... 173

Lampiran 20. Hasil Observasi. ............................................................................ 174

Lampiran 21. Analisis Hasil Angket Penelitian Siklus I. ................................... 178

Lampiran 22. Analisis Hasil Angket Penelitian Siklus II. .................................. 179

Lampiran 23. Kriteria Penilaian. ......................................................................... 180

Lampiran 24. Perhitungan Hasil Posttest I. ........................................................ 182

Lampiran 25. Perhitungan Hasil posttest II. ....................................................... 185

Lampiran 26. Lembar Wawancara Siswa (Prapenelitian). ................................. 188

Lampirab 27. Lembara Wawancara Guru (Prapenelitian). ................................. 189

Lampiran 28. ANATEST. ................................................................................... 200

Lampiran 29. Surat Bimbingan Skripsi. ............................................................. 208

Lampiran 30. Foto-foto Kegiatan. ...................................................................... 209

Page 15: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

xi

Lampiran 31. Surat Izin penelitian. ..................................................................... 210

Lampiran 32. Surat Keterangan Penelitian. ........................................................ 211

Lampiran 33. Lembar Uji Referensi. .................................................................. 212

Page 16: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi yang terus maju dan ditemukannya teori-teori

baru serta alat-alat canggih untuk mengatasi tantangan zaman, tidak lepas dari

perkembangan ilmu pengertahuan. Dan wadah berkembangnya pengetahuan

adalah dunia pendidikan. Oleh karena itu, pendidikan menjadi suatu hal yang

penting untuk dikembangkan. Pendidikan pada hakikatnya harus mampu

menyediakan lingkungan yang memungkinkan setiap peserta didik untuk

mengembangkan bakat, minat, dan kemampuannya secara optimal dan utuh

(mencakup matra kognitif, afektif, dan psikomotor).

Islam telah mewajibkan bagi setiap pengikutnya untuk menuntut ilmu

seperti yang disampaikan oleh Rasulullah Muhammad SAW:

طلبإلعلمفرضةعلىكلمسلمينوالمسلمات

”Menuntut ilmu merupakan kewajiban atas setiap orang muslim laki-

laki maupun muslim perempuan.” (HR. Abdul Bar)

Adapun tujuan dari pendidikan nasional adalah untuk membangun

bangsa dan negara Indonesia menjadi lebih baik sebagaimana yang tertulis

dalam UU pendidikan no. 20 tahun 2003 Bab II pasal 3 yang berbunyi:1

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab.

1 Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Th. 2003. SISDIKNAS ( Sistem Pendidikan

Nasional). (Bandung :Fokus Media, 2006). Hal. 5.

Page 17: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

2

Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) tujuan utama yang

ingin dicapai pada mata pelajaran Kimia di SMA/MA yaitu pada kurikulum

2004 adalah:2

1. Menyadari keteraturan dan keindahan alam untuk mengagungkan

kebesaran Tuhan Yang Maha Esa.

2. Memupuk sikap ilmiah yang mencakup: sikap jujur dan obyektif

terhadap data; sikap terbuka, yaitu bersedia menerima pendapat

orang lain serta mau mengubah pandangannya, jika ada bukti

bahwa pandangannya tidak benar; ulet dan tidak cepat putus asa;

kritis terhadap pernyataan ilmiah, yaitu tidak mudah percaya

tanpa ada dukungan hasil observasi empiris; dan dapat

bekerjasama dengan orang lain.

3. Memperoleh pengalaman dalam menerapkan metode ilmiah

melalui percobaan atau eksperimen, dimana siswa melakukan

pengujian hipotesis dengan merancang eksperimen melalui

pemasangan instrumen, pengambilan, pengolahan dan interpretasi

data, serta mengkomunikasikan hasil eksperimen secara lisan dan

tertulis.

4. Meningkatkan kesadaran tentang aplikasi sains yang dapat

bermanfaat dan juga merugikan bagi individu, masyarakat, dan

lingkungan serta menyadari pentingnya mengelola dan

melestarikan lingkungan demi kesejahteraan masyarakat.

5. Memahami konsep-konsep kimia dan saling keterkaitannya dan

penerapannya untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan

sehari-hari dan teknologi.

6. Membentuk sikap yang positif terhadap kimia, yaitu merasa

tertarik untuk mempelajari kimia lebih lanjut karena merasakan

keindahan dalam keteraturan perilaku alam serta kemampuan

kimia dalam menjelaskan berbagai peristiwa alam dan

penerapannya dalam teknologi.

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) khususnya Kimia,

mempunyai potensi besar dalam menyiapkan sumber daya manusia karena

semua kehidupan pada dasarnya adalah hasil reaksi-reaksi kimia. Ilmu kimia

adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang materi yang meliputi

susunan, struktur, sifat, dan perubahannya serta energi yang menyertai

perubahannya menyertai perubahan materi tersebut.3 Ilmu Kimia juga

2 Departemen Pendidikan Nasional, Kurikulum 2004 Standar Kkompetensi Mata

pelajaran Kimia Sekolah Menengah Atas dan Madrasah aliyah . (Jakarta: 2003). Hal. 7-8. 3 Michael Purba. KIMIA 2000 Untuk SMU kelas 1. (Jakarta: Erlangga, 2000). Cet. Ke-1,

hal. 3.

Page 18: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

3

memiliki keterkaitan dengan ilmu biologi, fisika, dan ilmu pengetahuan yang

lain.

Sekolah Menengah Atas (SMA/MA) merupakan jenjang pendidikan

menengah yang akan dimasuki siswa setelah ia menamatkan tingkat SD dan

SMP. Di SMA/MA dipelajari berbagai macam pelajaran yang pastinya lebih

tinggi dan lebih sulit pembahasannya dibandingkan dengan konsep pelajaran

di tingkat sebelumnya. Terkadang para siswa mengalami banyak kesulitan

dalam mengikuti palajaran mereka di tingkat tersebut, tak terkecuali pelajaran

kimia.

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa siswa kelas X di

SMAN 2 Cisauk, peneliti mendapatkan informasi bahwa materi kimia masih

dirasa sulit oleh siswa karena banyak mengandung rumus-rumus kimia yang

masih terasa asing bagi mereka. Namun meskipun begitu sebagian dari

mereka tetap menyukai pelajaran kimia walaupun hasil mereka tidak begitu

baik. Cara pengajaran yang dilakukan oleh guru cukup baik walau tidak semua

siswa terperhatikan. Saat melakukan observasi kelas peneliti masih melihat

separuh siswa tidak memperhatikan pelajaran karena kurangnya pengawasan

dari guru.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kimia yang mengajar

khusus untuk kelas X di sekolah tersebut di dapat informasi bahwa masih

terdapat kesulitan pada siswa dalam memahami pelajaran kimia dan

mengerjakan soal-soal kimia khususnya pada pokok bahasan stoikiometri,

yakni dalam hal perhitungan karena kurangnya kemampuan analisis dan

pemahaman soal yang baik. Rata-rata hasil belajar kimia siswa pada tahun

ajaran sebelumnya khususnya pada pokok bahasan stoikiometri masih

tergolong rendah yakni 41,80. Hasil tersebut berada pada tingkat paling

rendah dibandingkan dengan hasil belajar kimia pada pokok bahasan lainnya.

Guru bidang studi tersebut menyarankan agar penelitian yang dilakukan dapat

meningkatkan hasil belajar kimia siswa tak terkecuali pada pokok bahasan

stoikiometri.

Page 19: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

4

Stoikiometri merupakan materi dasar dalam kimia yang harus bisa di

fahami oleh siswa. Siswa harus mempunyai kemampuan analisa dan

matematika yang baik agar dapat menyelesaikan soal-soal perhitungan dengan

benar. Dalam stoikiometri terdapat konsep mol yang merupakan materi atau

konsep dasar dalam perhitungan kimia itu sendiri sehingga menjadi salah satu

materi kimia yang esensial secara umum. Isi materi yang terkandung di

dalamnya merupakan aspek kimia yang sifatnya abstrak yang juga

membutuhkan pemahaman dan hafalan yaitu hukum-hukum dasar kimia,

menghitung volum reaksi dan hasil reaksi, menentukan rumus empiris dan

rumus molekul, serta menentukan reaksi pembatas. Materi-materi tersebut

harus bisa dijelaskan dengan baik agar siswa mengerti dan menguasai konsep

dasar yang akan terus dipergunakan hingga tingkat selanjutnya. Siswa akan

mengalami kesulitan dalam mengikuti materi selanjutnya jika materi dasarnya

belum berhasil mereka kuasai.

Selain itu, penyelesaian soal-soal stoikiometri juga membutuhkan

pemahaman yang tepat, apa yang disajikan dan ditanyakan terkadang cukup

membingungkan. Hal ini menyebabkan pelajaran kimia khususnya

stoikimometri dianggap sulit oleh siswa sehingga menjadi masalah bagi

mereka. Begitupun yang terjadi di sekolah yang hendak dijadikan target

penelitian ini. Salah satu pendekatan yang dapat memfasilitasi hal tersebut

adalah pendekatan problem solving (pemecahan masalah)

Dalam pemecahan masalah, yang terpenting harus difahami adalah

masalah itu sendiri. Menurut John Dewey dalam buku Mulyati Arifin:

Masalah adalah suatu yang diragukan atau sesuatu yang belum pasti.4 Individu

menyadari masalah bila ia dihadapkan langsung kepada situasi keraguan dan

kekaburan sehingga merasakan adanya semacam kesulitan. Dimanapun dan

kapanpun seseorang akan bertemu dengan masalah. Sedangkan menurut

Wordnet seperti yang dikutip oleh Arief dalam artikelnya “masalah adalah

keadaan kesulitan yang perlu dipecahkan”. Adapun definisi lain dari masalah

4 Mulyati Arifin, Strategi Belajar Mengajar Kimia: Prinsip dan Aplikasinya, (Bandung:

UPI, 2000), hal. 95

Page 20: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

5

yaitu suatu pertanyaan yang diajukan untuk dicarikan penyelesaiannya,

(Webster’s Revised Unabridged Dictionary).

Pembahasan mengenai pemecahan masalah tidak bisa lepas dari tokoh

utamanya yaitu G. Polya. Menurut Polya, dalam pemecahan suatu masalah

terdapat empat langkah yang harus dilakukan yaitu: (1) memahami masalah,

(2) merencanakan pemecahannya, (3) menyelesaikan masalah sesuai dengan

rencana, dan (4) memeriksa kembali hasil yang diperoleh. Empat tahap

pemecahan masalah dari Polya tersebut merupakan satu kesatuan yang sangat

penting untuk dikembangkan.

Pemecahan masalah merupakan tahapan yang paling tinggi karena

masalah selalu datang dalam proses pembelajaran dan membutuhkan

pemecahan dari berbagai sudut pandang. Siswa tidak akan mampu

memecahkan suatu masalah apabila tidak mempunyai banyak konsep, kaidah

atau aturan tertentu dari berbagai aspeknya. “The best way for the students to

learn science was by giving them challenge problems and forcing their mind,

stimulating habituation to think and doing action related to problem

solving.”5

Tahap-tahap pemecahan masalah yang akan peneliti terapkan dalam

penelitian adalah 4 tahap pemecahan Polya karena tahap-tahap tersebut dirasa

efektif dan efesian untuk diberikan kepada siswa. Dengan 4 tahap pemecahan

masalah tersebut siswa dilatih untuk dapat memahami atau menganalisa suatu

masalah, kemudian merencanakan suatu pemecahan masalahnya lalu

melaksanakan rencana pemecahan masalah atau melakukan perhitungan jika

terdapat soal yang memerlukan perhitungan dalam penyelesaiannya. Setelah

itu memeriksa atau mengecek kembali hasil pemecahan masalah.

Maka melalui pendekatan problem solving pada pembelajaran kimia

diharapkan terjadi peningkatan hasil belajar pada siswa kelas X khususnya

pada pokok bahasan stoikiometri. Oleh karena itu, peneliti mengambil judul

penelitian:

5 Munir Tanrere, Environmental Problem Solving in Learning Chemistry for High School

Students, (Jurnal of Applied Sciences in Environmental Sanitation Volume 3 No.1, 2008), h. 47

Page 21: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

6

“PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA TERHADAP

KONSEP MOL DALAM STOIKIOMETRI”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, ada beberapa masalah

yang dapat di identifikasi.

1. Siswa masih merasa kesulitan dalam mempelajari ilmu kimia khususnya

dalam hal perhitungan kimia.

2. Rendahnya kemampuan siswa dalam menganalisa soal sehingga siswa

sulit untuk memecahkan masalah yang diberikan oleh soal.

3. Rendahnya rata-rata hasil belajar siswa khususnya pada pokok bahasan

stoikiometri.

C. Pembatasan Masalah

Dari uraian identifikasi masalah yang telah disebutkan, maka penulis

membatasi masalah yang akan diteliti agar tidak menimbulkan penafsiran

yang berbeda sebagai berikut:

1. Penelitian dilakukan pada siswa kelas X-3 SMAN 2 Cisauk semester 2

tahun ajaran 2009/2010.

2. Pokok bahasan yang diambil adalah stoikiometri karena pada pokok

bahasan inilah siswa banyak mengalami permasalahan.

3. Pendekatan problem solving yang dimaksud adalah bagaimana siswa

berpikir cara memecahkan masalah pada soal-soal perhitungan kimia

dengan baik sehingga siswa tidak lagi merasa kesulitan dan mendapatkan

hasil yang memuaskan.

4. Bahasan stoikiometri yang diambil adalah penggunaan konsep mol dalam

mengkonversi jumlah mol ke dalam jumlah partikel, massa, dan volum

zat, serta menentukan rumus empiris, rumus molekul, dan reaksi

pembatas.

Page 22: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

7

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka penulis merumuskan

masalah sebagai berikut:

“Bagaimana penerapan pendekatan problem solving dalam meningkatkan

hasil belajar kimia siswa terhadap konsep mol dalam stoikiometri di kelas X

SMAN 2 Cisauk?”

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak

yang terlibat baik guru, siswa, peneliti, maupun peneliti lain.

1. Manfaat bagi siswa

Melatih siswa agar lebih aktif dalam belajar, antusias, dan mampu

menghubungkan antar konsep dalam menyelesaikan permasalahan yang

dihadapi sehingga masalah dapat terselesaikan dengan baik, bukan hanya

dalam pelajaran di sekolah saja, namun juga dalam kehidupan sehari-hari.

2. Manfaat bagi guru

Sebagai bahan pertimbangan bagi guru dan calon guru yang lain

untuk bisa menggunakan pendekatan-pendekatan lain dalam pembelajaran

serta mengembangkan metode-metode pembelajaran yang dapat

meningkatkan hasil belajar siswa untuk kemudian diterapkan di sekolah

agar tercapai hasil yang diharapkan.

3. Manfaat bagi sekolah

Dapat memberikan sumbangan dalam rangka perbaikan dan

peningkatan mutu pendidikan, khusunya mata pelajaran kimia.

4. Manfaat bagi peneliti.

Peneliti akan mengetahui bagaimana efektivitas pendekatan

problem solving dalam meningkatkan hasil belajar kimia siswa terhadap

konsep mol dalam stoikiometri pada kelas X di SMAN 2 Cisauk. Selain

itu sebagai bahan informasi dan masukan bagi peneliti selanjutnya yang

akan mengkaji masalah yang relevan dengan penelitian ini.

Page 23: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

8

BAB II

KAJIAN TEORETIK DAN HIPOTESIS PENELITIAN TINDAKAN

A. Kajian Teori

1. Pendekatan Problem Solving

Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau

sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada

pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat

umum, didalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari

metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari

pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu

pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa

(student centered approach) dan pendekatan pembelajaran yang

berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach).

Pendekatan pemecahan masalah (problem solving approach) dalam

dunia pendidikan dikenalkan pertama kali oleh John Dewey. Menurut John

Dewey: Masalah adalah suatu yang diragukan atau sesuatu yang belum

pasti.1 Teori ini timbul karena kurikulum pembelajaran dibuat sedemikian

rupa yang tujuan sebenarnya adalah untuk memecahkan masalah yang ada

dan berkaitan dengan “keperluan serta interest” yang berkembang pada

suatu waktu tertentu. Menurut pendapatnya masalah yang perlu

dikemukakan memiliki dua kriteria, yaitu:2

1) Masalah yang dipelajari harus sesuatu yang penting untuk masyarakat

dan perkembangan kebudayaan.

2) Masalah yang dipelajari adalah sesuatu yang penting dan relevan

dengan permasalahan yang dihadapi siswa.

Problem solving adalah belajar memecahkan masalah. Pada tingkat

ini para anak didik belajar merumuskan memecahkan masalah,

1 Mulyati Arifin, Strategi Belajar Mengajar Kimia: Prinsip dan Aplikasinya, (Bandung:

UPI, 2000), h. 96 2 Mulyati Arifin, Strategi Belajar Mengajar Kimia: Prinsip dan Aplikasinya, (Bandung:

UPI, 2000), h. 96

Page 24: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

9

memberikan respons terhadap rangsangan yang menggambarkan atau

membangkitkan situasi problematik, yang menggunakan berbagai kaidah

yang telah dikuasainya. Menurut Jhon Dewey, individu menyadari

masalah bila ia dihadapkan kepada situasi keraguan dan kekaburan

sehingga merasakan adanya semacam kesulitan.3 Pada saat itulah individu

belajar memecahkan masalah.

Problem solving is generally regarded as the most important

cognitive activity in everyday and professional contexts. Most

people are required to and rewarded for solving problems. Gagne

believed that, “the central point of education is to teach people to

think, to use their rational powers, to become better problems

solvers”.4

Dari pernyataan di atas dapat diartikan bahwa pemecahan masalah

secara umum adalah aktivitas kognitif yang sangat penting dalam

kehidupan sehari-hari dan dalam konteks profesional. Konteks profesional

disini adalah konteks pada masing-masing bidang keahlian. Semua

manusia dalam kehidupannya dituntut untuk bisa memecahkan masalah

yang ditemui dalam kehidupannya. Begitu juga seorang siswa yang

dituntut untuk bisa memecahkan masalah-masalah yang terkait dengan

pelajarannya. Dalam hal ini, Gagne percaya bahwa tujuan utama dari

pendidikan adalah bagaimana mengajarkan siswa untuk berpikir, untuk

menggunakan kekuatan akal mereka, untuk dapat memecahkan masalah

dengan baik.

Krulick and Rudnick (1980) also define problem solving as “ the

means by which an individual uses previously acquired knowledge,

skills, and understanding to satisfy the demands of unfamiliar

situation. The student must synthesize what he or she has learned

and apply it to a new and different situation.5

3 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2006, cetakan ke-3), h. 18 4 David H. Jonassen, Toward Design Theory of Problem Solving, (Paper, ETR&D, Vol.

48, No. 4, 2000), p. 63 5 Jamin Carson, A Problem with Problem Solving: Teaching Thinking Without Teaching

Knowledge. (The Mathemathic Educator 2007 Vol. 17, no. 2), h. 7-14.

Page 25: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

10

Krulick dan Rudnick juga mendefinikan pemecahan masalah

dengan memaknai bahwa setiap individu menggunakan pengalaman

pengetahuan terdahulu, keterampilan, dan sebuah pembuktian untuk

memenuhi permintaan pada situasi yang tidak familiar. Siswa harus

memahami apa yang mereka pelajari dan mengaplikasikannya pada situasi

yang baru dan berbeda.

“Problem solving is usually defined as formulating new answer,

going beyond the simple application of previously learned rules to create

a solution.”.6 Problem solving biasanya didefinisikan sebagai formula

baru dalam menjawab, berangkat dari aplikasi sederhana dari

pembelajaran yang terdahulu untuk menciptakan sebuah solusi.

Pendekatan problem solving menekankan agar pembelajaran memberikan

kemampuan bagaimana cara memecahkan masalah-masalah secara

objektif dan tahu benar apa yang dihadapi.

Pemecahan masalah merupakan tahapan yang paling tinggi karena

masalah selalu datang dalam proses pembelajaran dan membutuhkan

pemecahan dari berbagai sudut pandang. Siswa tidak akan mampu

memecahkan suatu masalah apabila tidak mempunyai banyak konsep,

kaidah atau aturan tertentu dari berbagai aspeknya.7 Dalam hal ini masalah

yang dihadapi siswa adalah masalah-masalah yang ada pada soal-soal

pelajaran yang siswa temui selama proses belajar mengajar berlangsung.

Pada saat siswa menghadapi soal yang belum bisa ia pecahkan, pada saat

itulah siswa tersebut sedang menghadapi masalah. Dan untuk dapat

menyelesaikan masalah tersebut, ia harus menguasai konsep-konsep dan

aturan-aturan yang berhubungan dengan masalah itu.

Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Gagne.

Menurut Gagne, pemecahan masalah merupakan kegiatan yang melibatkan

6 Gamze Sezgin Selcuk. The Effects of Problem Solving Intstruction of Physics

Achievement, Problem Solving Performance and Strategi Use.(Jurnal of physics education vol. 2

no.3. September 2008) 7 Thoifuri, Menjadi Guru Inisiator, (Semarang: Rasail, 2008), h. 112

Page 26: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

11

pembentukan aturan-aturan tingkat tinggi.8 Aturan-aturan tingkat tinggi

tersebut digambarkan oleh Gagne sebagai tingkat-tingkat kompleksitas

dalam keterampilan intelektual.

Gambar 2.1 Tingkat Kompleksitas keterampilan Intelektual (Gagne, 1988)9

1) Aturan-aturan tingkat tinggi, merupakan gabungan yang kompleks

tentang aturan-aturan yang lebih sederhana.

2) Aturan-aturan merupakan prinsip-prinsip yang masih bersifat umum.

3) Konsep-konsep terdefinisi merupakan suatu bentuk khusus dari aturan

yang bertujuan untuk mengelompokkan objek-objek dan kejadian-

kejadian dengan kata lain, konsep terdefinisi adalah suatu aturan

pengklasifikasian.

8 Ratna Wilis Dahar, Teori-teori Belajar, (Jakarta: Erlangga, 1996), h. 136

9 Ratna Wilis Dahar, Teori-teori Belajar, (Jakarta: Erlangga, 1996), h. 136

PEMECAHAN MASALAH

ATURAN-ATURAN TINGKAT TINGGI

DISKRIMINASI-DISKRIMINASI

melibatkan pembentukan

KONSEP-KONSEP KONKRIT

KONSEP-KONSEP TERDEFINISI

ATURAN-ATURAN

membutuhkan prasyarat-prasyarat

Page 27: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

12

4) Diskriminasi-diskriminasi merupakan suatu kemampuan untuk

mengadakan respons yang berbeda terhadap stimulus yang berbeda.

Dengan demikian, siswa dalam memecahkan suatu masalah harus

memiliki prasyarat-prasyarat sebagaimana yang disebutkan pada gambar

2.1. Selain itu siswa harus mampu mengidentifikasi masalah tersebut,

yaitu apa masalahnya, dari mana masalah itu, bagaimana memecahkan

masalah itu, dan untuk apa masalah itu dipecahkan.

a) Tahapan-tahapan dalam Pemecahan Masalah

Dalam Jurnal of physics education vol. 2 no.3. September 2008

10, dinyatakan bahwa dasar dari pemecahan masalah adalah sebuah

proses yang sistematis. Setiap tahap adalah hasil dari tahap yang

sebelumnya dan berlanjut hingga tahap berikutnya. Metode yang

terkenal adalah pemecahan masalah dalam pengajaran yang

mengunakan model bertahap. Pembahasan mengenai pemecahan

masalah ini tidak bisa lepas dari tokoh utamanya yaitu G. Polya.

Pemikiran Polya mengenai pemecahan masalah terdiri dari 4 tahap,

yakni:

(1) Memahami masalah.

Contoh tindakan yang kita lakukan adalah seperti “apa yang kita

lihat?” atau “informasi apa yang diberikan dari suatu

permasalahan tersebut?”

(2) Merencanakan pemecahan masalah.

“Apa saja cara penyelesaian yang saya tau?”

(3) Menerapkan rencana pemecahan masalah.

(4) Memeriksa kembali hasil pemecahan masalah.

10

Gamze Sezgin Selcuk. The Effects of Problem Solving Intstruction of Physics

Achievement, Problem Solving Performance and Strategi Use.(Jurnal of physics education vol. 2

no.3. September 2008)

Page 28: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

13

Dalam buku Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain yang

berjudul Strategi Belajar Mengajar, langkah-langkah dalam

memecahkan masalah adalah sebagai berikut:11

1) Merumuskan dan menegaskan masalah

Individu melokalisasi letak sumber kesulitan untuk

memungkinkan mencari jalan pemecahannya. Ia menandai aspek

mana yang mungkin dipecahkan menggunakan prinsip atau dalil

serta kaidah yang diketahuinya.

2) Mencari fakta pendukung dan merumuskan hipotesis.

Individu menghimpun berbagai informasi yang relevan

termasuk pengalaman orang lain dalam menghadapi pemecahan

masalah yang serupa. Kemudian mengidentifikasi berbagai

alternatif kemungkinan pemecahannya yang dapat dirumuskan

sebagai pertanyaan jawaban sementara yang memerlukan

pembuktian (hipotesis)

3) Mengevaluasi alternatif pemecahan yang dikembangkan.

Setiap alternatif pemecahan masalah ditimbang dari segi

untung ruginya. Selanjutnya dilakukan pengambilan keputusan

memilih alternatif yang dipandang paling mungkin dan

menguntungkan.

4) Mengadakan pengujian atau verifikasi.

Mengadakan pengujian atau verifikasi secara eksperimental

alternatif pemecahan yang dipilih, dipraktikan, atau dilaksanakan.

Dari hasil pelaksanaan itu diperoleh informasi untuk membuktikan

benar atau tidaknya yang telah dirumuskan.

Sedangkan dalam buku Strategi Belajar Mengajar Kimia

karangan Mulyati Arifin, dituliskan bahwa langkah-langkah dalam

memecahkan masalah adalah sama halnya dengan memecahkan

masalah dalam penelitian, untuk memecahkan masalah tertentu

11

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2006, cetakan ke-3), h. 18

Page 29: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

14

seseorang perlu menggunakan tahap seperti yang dilakukan peneliti

yaitu melewati 6 tahap seperti yang tertera pada tabel 2.1 di bawah ini.

Tabel 2.1 Tahapan Penelitian dan Pemecahan Masalah12

Tahapan Penelitian Tahapan Pemecahan Masalah

1. Perumusan masalah.

2. Membuat hipotesis.

3. Studi pustaka.

4. Melakukan penelitian

untuk mendapatkan

data.

5. Menganalisis data.

6 Kesimpulan.

1. Apa yang ditanyakan.

2. Menuliskan alternatif cara menjawab.

3. Mencari teori, rumus-rumus aturan

yang berkaitan dengan yang

ditanyakan.

4. Menganalisa soal untuk mendapat data

yang diketahui.

5. Menjelaskan soal berdasarkan data.

6. Menyimpulkan jawaban.

Namun tahapan-tahapan pemecahan masalah di sekolah oleh

pelajar dalam hal ini yang dimaksud adalah pemecahan soal. Menurut

Melters tahap-tahap pemecahan masalah tersebut adalah:

1) Tahap analisis masalah untuk mendapatkan rumusan masalah dan

menyimpulkan data yang ada.

2) Tahap perencanaan pemecahan masalah. Dari data-data yang ada,

siswa mencoba merencanakan suatu pemecahan masalah dengan

tahapan sebagai berikut:

a) Memecahkan rumus standar

b) Meneliti hubungan antar konsep.

c) Membuat transformasi atau membuat suatu pengubahan bentuk

yang dapat mendukung proses pemecahan masalah.

3) Tahap melakukan perhitungan.

4) Tahap pengecekan.

12

Mulyati Arifin, Strategi Belajar Mengajar Kimia: Prinsip dan Aplikasinya, (Bandung:

UPI, 2000), h.97.

Page 30: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

15

b) Langkah-langkah Penerapan Pembelajaran Problem Solving

Terdapat beberapa saran dan tips yang mungkin berguna bagi

guru mengimplementasi pembelajaran problem solving. Untuk

melengkapi tips-tips dalam melakukan fasilitasi pembelajaran, di

bawah ini disajikan beberapa daftar mengenai saran atau tips dalam

pembelajaran pemecahan masalah.

Nancy Plooster tahun 1997 yang peneliti ambil dari catatan

Sumardyono, M.Pd. menulis “Teaching Tips for TAs: 10 Suggestions

for Teaching Problem Solving” yang berisi saran-saran dalam

pembelajaran problem solving. Berikut ini saran-saran yang berguna

tersebut:13

1) Cobalah untuk memulai setiap bagian pelajaran dengan

mengutarakan sebuah masalah dan menjelaskan mengapa masalah

tersebut menarik dan penting.

2) Dari pada menyuruh siswa menghafalkan rumus, lebih baik ajari

mereka bagaimana menurunkan rumus tersebut dan

mengidentifikasi bagian-bagiannya.

3) Cobalah melakukan pendekatan langkah demi langkah untuk

menyelesaikan masalah. Tanyakan beberapa pertanyaan sepanjang

kegiatan agar siswa dapatmemahami bagaimana solusi diperoleh,

dan dapat menghadapi pertanyaan yang serupa dengan strategi

yang sama.

4) Giatkan siswa untuk membayangkan atau memikirkan cara

menyelesaikan masalah sebelum kita bersama-sama siswa

menyelesaikan masalah. Hal ini untuk meningkatkan keterampilan

dan pengetahuan siswa secara aktif.

13

Sumardyono, M.Pd, Beberapa Saran dan Tips dalam Penerapan pembelajaran

Problem Solving. http://p4tkmatematika.org/file/problemsolving/TipsPenerapanProblemSolving-

smd.pdf.

Page 31: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

16

5) Saat bertanya kepada siswa, cobalah meminta siswa untuk

mengusulkan apa yang harus dilakukan, bukan menanyakan hasil

akhir/jawaban masalah.

6) Aktif meminta pertanyaan dari kelas dan menghindari untuk

menjawabnya secara langsung. Pastikan setiap siswa mendengar

dan memahami pertanyaanpertanyaan tersebut dan kemudian

mulailah bekerja menyelesaikannya secara bersama-sama.

7) Cobalah sedini mungkin menggiatkan siswa untuk berbicara, agar

mereka secara bertahap aktif untuk berpartisipasi dalam kelas.

8) Cobalah untuk menyelesaikan masalah dengan cara berbeda-beda.

Hal ini dapat membantu siswa memahami cara terbaik

menyelesaikan masalah tersebut, dan mungkin dapat mencegah

kesalahan. Teknik ini juga menarik perhatian/attensi siswa karena

mereka ingin melihat apakah cara-cara tersebut berakhir pada

jawaban yang sama.

9) Bantulah siswa belajar merumuskan masalah sekeras upaya kita

membantu mereka menemukan jawabannya, dan giatkan mereka

mengemukakan pertanyaan-pertanyaan untuk mereka sendiri.

10) Sebelum bergerak ke konsep yang baru, cobalah bertanya kepada

siswa dengan pertanyaan yang spesifik tentang masalah yang

relevan. Siswa biasanya merespon untuk masalah-masalah yang

spesifik.

Dalam buku “What Successful Math Teachers Do, Grade 6-12”

(2005) karya Posamentier & Jaye yang masih peneliti ambil dari

sumber yang sama, diulas mengenai berbagai tips dalam pembelajaran

yang salah satunya pembelajaan problem solving berdasarkan 79

penelitian yang relevan. Berikut ini saran-saran mengenai

pembelajaran problem solving.14

14

Sumardyono, M.P. Beberapa Saran dan Tips dalam Penerapan Pembelajaran

Problem Solving.

Page 32: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

17

1) Upayakan agar siswa “berpikir keras” saat berusaha memecahkan

masalah.

2) Upayakan agar siswa menulis model penyelesaian saat belajar

memecahkan masalah.

3) Giatkan siswa untuk membuat gambaran mental saat menerapkan

aturan untuk memecahkan masalah.

4) Berikan petunjuk atau pertanyaan yang mengarah saat siswa

membutuhkan bantuan. Beri bantuan secara bertahap untuk

menjaga agar penyelesaian diperoleh siswa secara mandiri.

5) Ajari siswa untuk bertanya pada diri sendiri apa yang mereka

pahami dari masalah dan apa yang mereka (harus) lakukan dalam

usaha memecahkan masalah tersebut.

6) Tekankan prinsip-prinsip umum yang menjadi dasar penyelesaian

suatu masalah.

7) Ujilah pengetahuan siswa dan gunakan informasi tersebut untuk

membuat masalah yang menantang sehingga membuat mereka

enjoy.

8) Susun pengajaran konsep dan keterampilan matematika dengan

menggunakan masalah (problem-centerd or problem-based

approach to teaching).

9) Bantu siswa untuk belajar tanpa harus menerapkan pendekatan

terpusat guru (teacher-centered approachs). Beri mereka secara

hati-hati serangkaian contoh dan masalah untuk dipecahkan.

10) Beri waktu pada siswa untuk menemukan dan menerapkan rencana

penyelesaian yang mereka buat.

Dengan adanya tips-tips di atas diharapkan guru yang

menerapkan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan

pemecahan masalah dapat terlaksana secara baik.

Page 33: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

18

2. Hakikat Belajar

James O. Wittaker mengemukakan bahwa “belajar adalah proses

dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan dan

pengalaman.”15

Belajar atau yang disebut juga dengan learning adalah

perubahan yang secara relatif berlangsung lama pada perilaku yang

diperoleh dari pengalaman-pengalaman.16

Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui

pengalaman (learning is defined as the modification or strengthening of

behavior through experiencing). Menurut pengertian ini, belajar

merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan .

Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni

mengalami.17

Belajar adalah proses perubahan dari belum mampu menjadi sudah

mampu, terjadi dalam jangka waktu tertentu. Perubahan yang terjadi harus

secara relatif menetap (permanen) dan tidak hanya terjadi pada perilaku

yang saat ini nampak, tetapi perilaku yang mungkin terjadi di masa

mendatang. Oleh karena itu, perubahan-perubahan terjadi karena

pengalaman.18

Menurut Gagne (1984), belajar dapat didefinisikan sebagai

suatu proses di mana suatu organisma berubah perilakunya sebagai akibat

pengalaman.19

Dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan sebuah perubahan

yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu usaha

dari hasil latihan dan pengalaman. Oleh sebab itu, belajar merupakan

proses perubahan dari tidak tahu menjadi tidak tahu, dari tidak mengerti

menjadi mengerti dan dari tidak paham menjadi paham.

15

Muhibbin Syah. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. (Bandung: Rosda

Karya. 2005). Cet. Ke-11, hal. 104 16

Zikri Neni Iska. Diktat Psikologi Umum. Hal.65 17

Oemar Hamalik. Proses Belajar Mengajar. (Jakarta: PT Bumi aksara.2005). cet. Ke-4

h. 27 18

Zikri Neni Iska. Diktat Psikologi Umum. Hal.65 19

Ratna Wilis Dahar. Teori-Teori Belajar. (Jakarta: Erlangga, 1996), cet. Ke-2, h. 11

Page 34: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

19

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat dibedakan menjadi

dua golongan, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.20

Faktor internal

meliputi kematangan atau pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi dan

faktor pribadi. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar

diri siswa itu sendiri atau disebut juga sebagai faktor sosial. Faktor ini

meliputi lingkungan keluarga, guru dan cara mengajar, alat-alat yang

digunakan dalam belajar mengajar, lingkungan dan kesempatan yang ada,

serta motivasi sosial.

Menurut Muhibbin Syah, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

siswa selain faktor internal dan faktor eksternal adalah faktor pendekatan

belajar.21

Faktor pendekatan belajar yaitu jenis upaya belajar siswa yang

meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan

kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.

Keinginan belajar untuk setiap orang berbeda bergantung pada ada

atau tidaknya dorongan pada diri setiap individu. Jadi, antara faktor

internal dengan faktor eksternal, faktor yang paling berperan adalah faktor

internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri.

Bagaimanapun kuatnya dorongan dari luar seperti dukungan keluarga,

teman, guru, dan pihak-pihak lain jika dalam diri siswa tersebut tidak ada

motivasi, maka faktor eksternal tersebut tidak akan berpengaruh.

Seperti dalam berlatih mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh

guru, jika siswa tidak ada semangat untuk mengerjakan soal tersebut,

maka ia tidak akan mengerjakan. Namun pada hakikatnya, pendirian atau

motivasi dalam diri seseorang itu dapat berubah dari tidak ada menjadi

ada, dari tidak semangat menjadi semangat, atau dari tidak adanya

keoptimisan menjadi optimis. Faktor eksternal tersebut bisa menjadi

stimulus tumbuhnya motivasi dalam diri.

20

M. Ngalim Purwanto. Psikologi Pendidikan. (Bandung: Remaja Rosdakarya. 2004). h.

102-105 21

Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT.Logos Wacana Ilmu, 2001), cet.ke-3,

h.130

Page 35: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

20

3. Hakikat Hasil Belajar

Hasil belajar pada hakikatnya adalah perubahan yang terjadi di

dalam diri seseorang setelah berakhirnya melakukan aktivitas belajar.

Hasil belajar sebagaimana yang dituliskan dalam kamus besar Bahasa

Indonesia Kontemporer, yaitu “peningkatan penguasaan pengetahuan

keterampilan terhadap mata pelajaran.”22

Hasil belajar merupakan produk dari suatu proses belajar yang

dapat dilihat dari perubahan kondisi pribadi pelaku pembelajar dari yang

semula tidak tahu menjadi tahu. Indikator hasil belajar merupakan target

pencapaian kompetensi secara operasional dari kompetensi dasar dan

standar kompetensi. Ada tiga ranah hasil belajar yang harus dinilai untuk

mengetahui seberapa besar pencapaian kompetensi tersebut, yakni hasil

belajar pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.23

Menurut Ralph Tyler, evaluasi hasil belajar merupakan sebuah

proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa,

dan bagian mana tujuan pendidikan sudah tercapai. Jika belum, bagian

mana yang belum dan apa sebabnya.”24

Definisi yang lebih luas

dikemukakan oleh dua orang ahli lain, yakni Cronbach dan Stufflebeam.

Tambahan definisi tersebut adalah bahwa “proses bukan sekedar

mengukur sejauh mana tujuan tercapai, tetapi digunakan untuk membuat

keputusan.”25

Hasil pengalaman yang didapat dari usaha seseorang dalam belajar

dapat menyebabkan perubahan tingkah laku yang diperoleh setelah proses

belajar. Menurut Benyamin Bloom, hasil belajar meliputi 3 ranah, yakni

ranah kognitf (pemahaman), ranah afektif (sikap), dan ranah psikomotoris

22

Peter Salim dan Yeni Salim. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. (Jakarta: Modern

English. 1991). H. 359 23

Oemar Hamalik. Proses Belajar Mengajar. (Jakarta: PT Bumi aksara.2005). cet. Ke-4

h. 27 24

Suharsimi Arikunto. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. (Jakarta: Bumi Aksara.2001).

Cet ke-2. h.3 25

Suharsimi Arikunto. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. (Jakarta: Bumi Aksara.2001).

Cet ke-2.h. 3

Page 36: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

21

(keterampilan).26

Ketiga ranah tersebut merupakan suatu objek penilaian

hasil belajar dan diantara ketiga ranah tersebut, ranah kognitiflah yang

paling banyak dinilai karena berkaitan dengan kemampuan siswa alam

menguasai bahan pelajaran. Indikator hasil belajar merupakan target

pencapaian kompetensi secara operasional dar kompetensi dasar dan

standar kompetensi.

Ada 3 aspek kompetensi yang harus dinilai untuk mengetahui

seberapa besar pencapaian kompetensi tersebut, yakni penilaian terhadap:

a. Penguasaan materi akademik (kognitif).

Hasil belajar pada ranah kognitif meliputi kemampuan

menyatakan kembali konsep atau prinsip yang telah dipelajari, dan

kemampuan-kemampuan intelektual lainnya. Kemampuan-

kemampuan intelektual tersebut dikategorikan oleh Bloom dkk,

menjadi enam jenjang kemampuan. Enam jenjang tersebut adalah:27

1) Hafalan (C1).

Jenjang hafalan (ingatan) meliputi kemampuan menyatakan

kembali fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang telah

dipelajarinya.

2) Pemahaman (C2).

Jenjang pemahaman meliputi kemampuan menangkap arti dari

informasi yang diterima, seperti menafsirkan bagan, atau grafik,

menerjemahkan suatu pernyataan verbal ke dalam rumusan

matematis atau sebaliknya, serta mengungkapkan suatu konsep

atau prinsip dengan kata-kata sendiri.

3) Penerapan (C3).

Jenjang penerapan meliputi kemampuan menggunakan prinsip,

aturan, metode yang dipelajari pada situasi baru atau pada situasi

konkrit.

26

Nana sudjana. Penilaian Hasil Proses Belajar. (Bandung: remaja Rosda Karya. 1995),

h. 22 27

Ahmad Sofyan, dkk., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi , (Jakarta: UIN

Press, 2006), h. 13-17

Page 37: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

22

4) Analisis (C4).

Jenjang analisis meliputi kemampuan menguraikan suatu informasi

yang dihadapi menjadi komponen-komponennya sehingga struktur

informasi serta hubungan antar komponen informasi tersebut

menjadi jelas

5) Sintesis (C5).

Jenjang sintesis meliputi kemampuan untuk mengintegrasikan

bagian-bagian yang terpisah-pisah menjadi suatu keseluruhan yang

terpadu. Termasuk ke dalamnya kemampuan merencanakan

eksperimen, menyusun karangan (laporan praktikum, artikel,

rangkuman), menyusun cara baru untuk mengklasifikasikan objek-

objek, peristiwa, dan informasi lainnya.

6) Evaluasi (C6).

Jenjang evaluasi meliputi kemampuan untuk mempertimbangkan

nilai suatu pernyataan, uraian, pekerjaan, berdasarkan kriteria

tertentu yang ditetapkan.

b. Hasil belajar yang bersifat normatif (afektif).

Hasil belajar proses berkaitan dengan sikap dan nilai,

berorientasi pada penguasaan dan pemilikan kecakapan proses atau

metode. Ciri-ciri hasil belajar ini akan tampak pada peserta didik

dalam berbagai tingkah laku, seperti: perhatian terhadap pelajaran,

kedisiplinan, motivasi belajar, rasa hormat kepada guru, dan

sebagainya. Hasil belajar afektif juga termasuk watak perilaku seperti

perasaan, minat, sikap, emosi, atau nilai. Ranah afektif ini dirinci oleh

Krathwohl dkk. menjadi lima jenjang, yakni:28

1) Perhatian/penerimaan (receiving)

2) Tanggapan (responding)

3) Penilaian/penghargaan (valuing)

4) Pengorganisasian (organizing)

28

Ahmad Sofyan, dkk., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi , (Jakarta: UIN

Press, 2006), hal. 7

Page 38: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

23

5) Karakterisasi terhadap suatu atau beberapa nilai (characterization

by a value or vale complex).

c. Hasil belajar aplikatif produktif (psikomotor).

Hasil belajar ini merupakan ranah yang berkaitan dengan

keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang

menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar psikomotor

merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif dan afektif, hasil

belajar ini akan tampak setelah siswa menunjukkan perilaku atau

perbuatan tertentu sesuai dengan makna yang terkandung pada kedua

ranah tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Klasifikasi hasil belajar

psikomotor yang erat kaitannya dengan ilmu sains (kimia) dalam

kegiatan laboratorium ialah klasifikasi menurut Trowbidge,

diantaranya yaitu:29

1) Moving (bergerak).

Kategori ini merujuk pada sejumlah gerakan tubuh yang

melibatkan koordinasi gerakan-gerakan fisik. Kata kerja

operasional yang dapat digunakan adalah membawa,

membersihkan, menempatkan atau menyimpan.

2) Manipulating (memanipulasi)

Kategori ini merujuk pada aktivitas yang mencakup pola-pola yang

terkoordinasi dari gerakan-gerakan yang melibatkan bagian-bagian

tubuh, misalnya tangan-jari, tangan-mata. Kata kerja operasional

yang dapat digunakan adalah merangkai, menimbang, mengaduk,

mencampurkan.

3) Communicating (berkomunikasi).

Kategori ini merujuk pada pengertian aktivitas yang menyajikan

gagasan dan perasaan untuk diketahui oleh orang lain.

4) Creating (menciptakan).

Kategori ini merujuk pada proses dari hasil gagasan-gagasan baru.

29

Ahmad Sofyan, dkk., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi , (Jakarta: UIN

Press, 2006), h. 23-24

Page 39: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

24

Dapat dikatakan bahwa hasil belajar adalah setiap macam kegiatan

belajar yang menghasilkan suatu perubahan yang khas. Hasil belajar

tampak dalam suatu prestasi yang ditunjukkan oleh siswa yang dapat

menentukan berhasil atau tidaknya suatu proses pembelajaran. Hasil

belajar itu sendiri dapat diketahui dari proses penilaian baik secara

penilaian secara kualitatif maupun penilaian secara kuantitatif.

4. Hakikat Ilmu Kimia

Ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang

materi yang meliputi susunan, struktur, sifat, dan perubahannya serta

energi yang menyertai perubahannya.30

Ilmu kimia tidak hanya

mempelajari sifat zat tetapi berusaha mencari prinsip yang mengatur sifat-

sifat materi tersebut serta merumuskan teori untuk menerangkan mengapa

hal itu terjadi.

a. Karakterisrik Ilmu Kimia

Kesulitan mempelajari ilmu kimia oleh para siswa terkait

dengan ciri-ciri ilmu kimia itu sendiri yaitu:

1) Sebagian besar ilmu kimia bersifat abstrak.

Atom, molekul, dan ion merupakan materi dasar kimia

yang tidak nampak, yang menuntut siswa dan mahasiswa

membayangkan keberadaan materi tersebut tanpa pernah menemui,

melihat, atau mengalaminya secara langsung. Karena atom

merupakan pusat kegiatan kimia, maka walaupun kita tidak melihat

atom secara langsung, tetapi dalam angan-angan kita dapat

membentuk suatu gambar untuk mewakili sebuah atom, misalnya

sebuah atom oksigen kita gambarkan sebagai bulatan.

2) Ilmu kimia merupakan penyederhanaan dari yang sebenarnya.

Kebanyakan objek yang ada di dunia ini merupakan

campuran zat-zat kimia yang kompleks dan rumit. Agar segala

30

Michael Purba. KIMIA 2000 Untuk SMU kelas 1. (Jakarta: Erlangga, 2000). Cet. Ke-1,

h. 3

Page 40: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

25

sesuatunya mudah dipelajari, maka pelajaran kimia dimulai dari

gambaran yang disederhanakan, di mana zat-zat yang dianggap

murni atau hanya mengandung dua atau tiga zat saja. Dalam

penyederhanaannya diperlukan pemikiran dan pendekatan tertentu

agar siswa atau mahasiswa tidak mengalami salah konsep dalam

menerima materi yang diajarkan tersebut.

3) Sifat ilmu kimia berurutan dan berkembang dengan cepat.

Sering kali topik-topik ilmu kimia harus dipelajari dengan

urutan tertentu. Misalnya kita tidak dapat menggabungkan atom-

atom untuk membentuk molekul jika atom dan karakteristiknya

tidak dipelajari terlebih dahulu. Disamping itu, perkembangan ilmu

kimia itu sangat cepat, seperti pada bidang biokimia yang

menyelidiki tentang rekayasa genetika, kloning, dan sebagainya.

Hal ini menuntut kita semua untuk lebih cepat tanggap dan selektif

dalam menerima semua kemajuan tersebut.

4) Ilmu kimia tidak hanya sekedar memecahkan soal-soal.

Memecahkan soal-soal yang terdiri dari angka-angka (soal-

soal numerik) merupakan bagian yang penting dalam mempelajari

kimia. Namun, kita juga harus mempelajari deskripsi seperti fakta

kimia, aturan-aturan kimia, peristilahan kimia, dan lain-lain.

5) Bahan/materi yang dipelajari dalam ilmu kimia sangat banyak.

Dengan banyaknya bahan yang harus dipelajari , siswa

ataupun mahasiswa dituntut untuk dapat merencanakan belajarnya

dengan baik, sehingga waktu yang tersedia dapat digunakan

seefisien mungkin.

Menurut Arifin dalam artikelnya, kesulitan siswa dalam

mempelajari ilmu kimia dapat bersumber pada:

1) Kesulitan dalam memahami istilah.

Kesulitan ini timbul karena kebanyakan siswa hanya hafal

akan istilah dan tidak memahami dengan benar maksud dari istilah

yang sering digunakan dalam pengajaran kimia.

Page 41: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

26

2) Kesulitan dalam memahami konsep kimia.

Kebanyakan konsep-konsep dalam ilmu kimia maupun

materi kimia secara keseluruhan merupakan konsep atau materi

yang bersifat abstrak dan kompleks, sehingga siswa dituntut untuk

memahami konsep-konsep tersebut dengan benar dan mendalam.

3) Kesulitan angka.

Dalam pengajaran kimia, kita tidak terlepas dari

perhitungan matematis, dimana siswa dituntut untuk terampil

dalam rumusan/ operasi matematis. Namun sering dijumpai siswa

kurang memahami rumusan tersebut. Hal ini disebabkan karena

siswa tidak mengetahui dasar-dasar matematika dengan baik, siswa

tidak hafal rumusan matematika yang banyak digunakan dalam

perhitungan-perhitungan kimia, sehingga siswa tidak terampil

dalam menggunakan operasi-operasi dasar matematika.

b. Deskripsi teori tentang stoikiometri dan konsep mol

Istilah stoikiometri berasal dar bahasa Yunani, yaitu dari kata

“stoicheion” yang berarti unsur dan “metron” yang berarti

mengukur.31

Dasar dari semua hitungan stoikiometri adalah

pengetahuan tentang massa atom dan massa molekul. Pengetahuan

stoikiometri sangat penting dalam merencanakan suatu eksperimen

maupun dalam industri, dimana kita dapat mencampurkan zat pereaksi

dalam jumlah yang sesuai serta dapat memperkirakan jumlah

produknya. Pembahasan stoikiometri meliputi; penentuan rumus

kimia, penetapan massa atom dan massa molekul relatif; konsep mol;

dan hubungan kuantitatif antar zat dalam reaksi.

Massa atom relatif adalah perbandingan massa 1 atom unsur

dengan suatu perbandingan tetap. Massa atom relaif dinyatakan

dengan lambang Ar.

31

Michael Purba. KIMIA 2000 Untuk SMU kelas 1. (Jakarta: Erlangga, 2000). Cet. Ke-1,

h. 64

Page 42: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

27

Sedang massa molekul relatif yang dinyatakan dengan lambang

Mr adalah perbandingan antara massa rata-rata satu molekul unsur atau

senyawa terhadap 1/n massa satu atom Xn.

Konsep mol yaitu konsep yang menghubungkan massa zat

dengan jumlah pertikel yang terkandung didalamnya. Sedangkan

pengertian mol itu sendiri adalah satuan jumlah sama seperti lusin atau

gross tetapi jauh lebih besar. Satu mol didefinisikan sebagai jumlah zat

yang mengandung partikel zat itu sebanyak atom yang terdapat dalam

12,000 gram atom C-12. Ditentukan bahwa jumlah 1 mol adalah sama

dengan bilangan Avogadro yaitu 6,02 x 1023

partikel.

Atom atau molekul terlalu kecil untuk dihitung secara

langsung. Oleh karena itu kita harus mengambil satuan jumlah yang

lebih besar dari lusin maupun gross. Satuan Internasional (SI)

mendefinisikan satuan dasar untuk jumlah zat kimia disebut mol.32

Mol dinyatakan dengan lambang n. Massa 1 mol zat di sebut

juga massa molar yang dinyatakan dengan lambang mm atau Mr

dengan satuannya adalah gram/mol. Sedang volum 1 mol zat yang

berbentuk gas di sebut volum molar gas, diberi lambang Vm. Oleh

karena volum gas sangat dipengaruhi suhu dan tekanan, maka setiap

menyatakan volum gas harus diikuti keterangan tentang suhu (T) dan

tekanan (P) pengukurannya. Dalam ilmu kimia, kondisi suhu 0 0C dan

tekanan 1 atm disebut keadaan standar dan dinyatakan dengan STP

(Standar Temperature and Preasure).33

Dan pada keadaan tersebut

volume 1 mol zat sebanding dengan 22,4 liter.

Setelah kita mengetahui jumlah mol suatu zat dan

perbandingannya dalam suatu senyawa, kita bisa menentukan rumus

32

http://kimia.upi.edu/kimia-old/ht/Sri/main/global2c.htm#Tetapan%20Avogadro 33

Michael Purba. KIMIA 2000 Untuk SMU kelas 1. (Jakarta: Erlangga, 2000). Cet. Ke-1,

h. 70

Page 43: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

28

kimia senyawa tersebut. Rumus kimia menunjukkan jenis atom unsur

dan jumlah relatif masing-masing unsur yang terdapat dalam zat.

Banyaknya unsur yang terdapat dalam zat ditunjukkan dengan angka

indeks. Rumus kimia dapat berupa rumus empiris dan molekul. Rumus

empiris adalah rumus yang menyatakan perbandingan terkecil atom-

atom dari unsur-unsur yang menyusun senyawa. Sedangkan rumus

molekul adalah rumus yang menyatakan jumlah atom-atom dari

unsur-unsur yang menyusun satu molekul senyawa.34

Stoikiometri sendiri mencakup reaksi pembatas. Reaksi

pembatas adalah reaksi yang mempunyai kemungkinan tersisanya mol

salah satu pereaksi. Salah satu pereaksi habis dan pereaksi yang lain

bersisa. Pereaksi yang habis akan membatasi hasil reaksi yang

didapatkan. Perhatikan gambar berikut:

Gambar 2.2 Pereaksi Pembatas 35

Reaksi di atas memperlihatkan bahwa menurut koefisien reaksi,

1 mol zat X membutuhkan 2 mol zat Y. Gambar di atas menunjukkan

bahwa 3 molekul zat X direaksikan dengan 4 molekul zat Y. Setelah

reaksi berlangsung, banyaknya molekul zat X yang bereaksi hanya 2

molekul dan 1 molekul yang tersisa, sedangkan 4 molekul zat Y habis

bereaksi. Maka zat Y ini disebut pereaksi pembatas.

Hubungan antara jumlah mol dengan jumlah partikel, massa

zat, dan volum zat dapat digambarkan sebagai berikut:

34

PUSTEKOM,2005.(http://www.edukasi.net/mol/mo_full.php?moid=101&fname=kb2_

2.htm) 35

PUSTEKOM,2005.(http://www.edukasi.net/mol/mo_full.php?moid=101&fname=kb2_

2.htm)

Page 44: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

29

MOL

(n)

Jumlah volum

Gambar 2.3 .Hubungan jumlah mol dengan jumlah partikel,massa, dan volum zat.

5. Tinjauan Pembelajaran Kimia mengenai Konsep Mol.

a. Standar Kompetensi

2. Mendeskripsikan hukum-hukum dasar kimia dan penerapannya

dalam perhitungan kimia (stoikhiometri)

b. Kompetensi Dasar

2.2 Membuktikan dan mengkomunikasikan berlakunya hukum-hukum

dasar kimia melalui percobaan serta menerapkan konsep mol

dalam menyelesaikan perhitungan kimia.

c. Indikator

1) Mengkonversikan jumlah mol dengan jumlah partikel, massa, dan

volum zat.

2) Menghitung volum gas ideal dan menghitung volum gas

berdasarkan hipotesis avogadro.

3) Menentukan rumus empiris dan rumus molekul.

4) Menentukan rumus air kristal serta kadar zat dalam suatu suatu

senyawa.

5) Menentukan pereaksi pembatas dalam suatu reaksi.

6) Menentukan banyak zat pereaksi dan hasil reaksi dalam reaksi.

d. Materi pokok

Perhitungan kimia

X = n x 6,02.1023

m = n x Mr

n = X . 6,02.1023

n = m. Mr

V= n x 22,4 L

Page 45: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

30

6. Pendekatan Problem Solving dalam Pembelajaran Kimia

Di dalam pembelajaran kimia banyak materi-materi yang

membutuhkan suatu pemecahan masalah, baik yang bersifat eksperimen,

perhitungan, maupun yang bersifat teori. Untuk dapat memecahkan

masalah tersebut, siswa harus menguasai konsep-konsep yang

berhubungan dengan soal yang akan dipecahkan.

Dengan pendekatan problem solving dalam pembelajaran kimia,

diharapkan siswa menjadi terlatih untuk bisa memecahkan soal-soal kimia

secara sistematis dan mampu mengaitkan konsep yang satu dengan yang

lain. Hal ini sesuai dengan tujuan dan fungsi ilmu kimia menurut

Depdiknas yaitu, memahami konsep-konsep kimia dan saling

keterkaitannya dan juga penerapannya untuk menyelesaikan masalah

dalam kehidupan sehari-hari dan teknologi. Sebagai contoh untuk dapat

memecahkan soal molaritas, siswa harus lebih dahulu menguasai konsep

mol.

Contoh penerapan pendekatan problem solving dalam stoikiometri:

Jika 7 gram batu kapur (CaCO3) direaksikan dengan 500 ml HCl 0,2 M,

tentukan volum CO2 maksimum pada keadaan STP. (Ar Ca= 40, C= 12,

O= 16).

Berdasarkan pendekatan problem solving, maka pemecahan soal di

atas dapat dilakukan dengan tahap-tahap berikut:36

1) Tahap analisis

Setelah membaca soal dengan seksama, siswa membuat skema

yang menunjukkan gambaran dari yang diketahui dan ditanyakan

dalam suatu sistem. Sistem tersebut dilengkapi dengan semua data

yang ada dengan satuan yang tepat, masalah yang ditanyakan dan

estimasi jawaban. Dalam soal tersebut terdapat beberapa konsep antara

lain:

36

Mulyati Arifin, Strategi Belajar Mengajar Kimia: Prinsip dan Aplikasinya, (Bandung:

UPI, 2000), h. 100

Page 46: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

31

(a) Persamaan reaksi.

A + B → AB

(b) Mol, yang didefinisikan sebagai jumlah zat yang mengandung

sebanyak kesatuan.

dimana, n= jumlah mol

m= massa zat

Mr= massa molekul relatif

(c) Molaritas, yaitu jumlah mol per liter larutan.

dimana M = molaritas

n = jumlah mol salut

V = volum larutan dalam liter

(d) VSTP didefinisikan sebagai jumlah volum pada keadaan standar,

yakni 22,4 L/mol.

(e) Data lain:

Massa batu kapur = 7 gram

Volum HCl = 500 ml

Massa atom relatif (Ar) Ca= 40, C= 12, O= 16

Yang ditanyakan:

Volum maksimum CO2 pada keadaan STP. Perkiraan mol yang

digunakan sebagai perbandingan dalam mencari volum maksimum.

CO2 adalah antara mol CaCO3 atau HCl, tergantung zat mana yang

menjadi reaksi pembatas.

2) Tahap perencanaan

Pada tahap ini, siswa berpikir ke arah:

(a) Membuat persamaan reaksi dan menyetarakannya..

CaCO3 + 2HCl → CaCl + H2O + CO2

Satuan yang digunakan adalah mol, maka konversikan dahulu

CaCO3 jumlah massa menjadi mol, dan HCl dari jumlah volum

menjadi mol.

Page 47: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

32

(b) Menentukan reaksi pembatas dari hasil bagi jumlah mol dengan

koefisien masing-masing zat. Zat yang hasil baginya lebih kecil

yang menjadi reaksi pembatas.

(c) Menentukan jumlah mol CO2 bergantung pada zat yang menjadi

reaksi pembatas.

Mol CO2 = koefisien CO2 x jumlah mol CaCO3 atau HCl

Koefisien CaCO3 atau HCl

(d) CO2 = jumlah mol CO2 x V STP

Mencari hubungan dari rumus yang dipilih

Yang

ditanyakan Volum Hubungan (rumus)

Yang tak

diketahui

V CO2 V CO2= n CO2 x VSTP n CO2

n CO2

n Reaksi

pembatas

Jadi, sebelum menentukan volum maksimum CO2, harus

ditentukan dahulu zat yang menjadi reaksi pembatas. Dan sebelum

menentukan reaksi pembatas, harus ditentukan terlebih dahulu

jumlah mol tiap-tiap pereaksi.

3) Tahap perhitungan

(a) Mencari mol CaCO3 = g/ mr = 7g/100 g/mol = 0,07 mol

(b) Mencari mol HCl = volum HCl x kemolaran HCl= 0,10 mol

(c) Menentukan reaksi pembatas

CaCO3 + 2HCl CaCl + H2O + CO2

Mol awal: 0,07 mol 0,10 mol

Rx pembatas 0,07/ 1 0,10/ 2

Yang menjadi reaksi pembatas adalah HCl

(d) Menghitung Mol CO2

Mol CO2 = koefisien CO2 x jumlah mol HCl

Koefisien HCl

= 1/ 2 x 0,10 mol

= 0,05 mol

Page 48: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

33

(e) Menghitung volum CO2 = jumlah mol CO2 x V STP

= 0,05 mol x 22,4 L/ mol

= 1,12 L

4) Tahap pengecekan

Satuan volum gas pada keadaan STP adalah L, jadi hasil akhir yang

didapat adalah 1,12 L

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah

penelitian yang dilakukan oleh Yahya, mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan Ilmu Pengetahuan

Alam, Program Studi Pendidikan Kimia yang mengananlisis dan mengatasi

kesulitan belajar kimia siswa pada pokok bahasan stoikiometri. Di dalam

penelitiannya, ia mengumpulkan dua hasil temuan yaitu analisis tingkat

kesulitan siswa sebelum menggunakan teknik pemecahan Polya dan analisis

tingkat kesulitan siswa setelah menggunakan teknik pemecahan masalah

Polya.

Berdasarkana data yang diperolehnya, kesulitan siswa sebelum mereka

mendapatkan teknik pemecahan Polya pada indikator menentukan reaksi

pembatas adalah sebesar 80,7%. Sedangkan setelah siswa mendapatkan teknik

pemecahan Polya, tingkat kesulitan siswa pada indikator tersebut menurun

menjadi 29,5%. Pada indikator mengkonversi jumlah mol ke dalam jumlah

partikel; jumlah massa; dan jumlah volum; sebelum mendapatkan teknik

pemecahan Polya, tingkat kesulitan siswa mencapai 79,5%. Sedangkan setelah

siswa mendapatkan teknik pemecahan masalah Polya kesu;itan siswa menurun

menjadi 33,0%.

Begitupun pada indikator menemukan rumus empiris; rumus molekul;

air kristal; dan kadar senyawa, sebelum diberikan teknik pemecahan Polya

kesulitan siswa mencapai 54,5% dan setelah diterapkan teknik pemecahan

masalah Polya kesulitan siswa menurun menjadi 18,2%. Adapun temuan lain

dari penelitian tersebut adalah terdapat 22 siswa yang mendapatkan nilai

Page 49: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

34

dibawah SKBM yang ditentukan oleh sekolah yakni 60,0. Dan berdasarkan

hasil tes siswa setelah diberikan teknik pemecaha Polya di dapat hasil yang

signifikan.

Dari hasil penelitian tersebut, dapat dilihat bahwa teknik pemecahan

masalah Polya dapat digunakan untuk mengurangi kesulitan siswa dan

meningkatkan hasil belajar pada pokok bahasan stoikiometri.37

C. Desain Alternatif Intervensi Tindakan Yang Dipilih

Pembelajaran kimia erat kaitannya dengan proses pemecahan masalah.

Hampir semua aspek dalam pembelajaran kimia membutuhkan kemampuan

dalam memecahkan masalah, baik yang bersifat praktik maupun teori. Untuk

menciptakan siswa-siswa yang dapat memecahkan masalah dengan sistematis,

maka diperlukan suatu pendekatan pembelajaran yang memang mendukung

akan hal itu. Pendekatan tersebut adalah pendekatan problem solving.

Pendekatan problem solving menekankan agar pembelajaran

memberikan kemampuan bagaimana cara memecahkan masalah-masalah

secara objektif dan tahu benar apa yang dihadapi. Disadari atau tidak setiap

hari kita harus menyelesaikan berbagai masalah. Dalam penyelesaian suatu

masalah, kita sering kali dihadapkan pada suatu hal yang pelik dan kadang-

kadang pemecahannya tidak dapat diperoleh dengan segera. Tidak bisa

dipungkiri masalah yang biasa dihadapai sehari-hari itu tidak selamanya

bersifat matematis. Dengan demikian tugas utama guru adalah untuk

membantu siswa menyelesaikan berbagai masalah dengan spektrum yang luas

yakni membantu mereka untuk dapat memahami makna kata-kata atau istilah

yang muncul dalam suatu masalah sehingga kemampuannya dalam memahami

konteks masalah bisa terus berkembang.

Guru menghadapi kesulitan dalam mengajarkan bagaimana cara

menyelesaiakan masalah dengan baik, di lain pihak siswa menghadapi

37

Yahya, Skripsi “Analisis Kesulitan Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Stoikiometri

dengan Menggunakan Tahapan Pemecahan Masalah Polya” (Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

Page 50: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

35

kesulitan bagaimana menyelesaikan masalah yang diberikan guru. Berbagai

kesulitan ini muncul antara lain karena mencari jawaban dipandang sebagai

satu-satunya tujuan yang ingin dicapai. Karena hanya berfokus pada jawaban,

anak seringkali salah dalam memilih teknik penyelesaian yang sesuai. Suatu

masalah biasanya memuat suatu situasi yang mendorong seseorang

menyelesaikannya akan tetapi tidak tahu secara langsung apa yang harus

dikerjakan untuk menyelesaikannya. Jika suatu masalah diberikan kepada

seorang anak dan anak itu langsung mengetahui secara sara penyelesaiannya

dengan benar maka soal tersebut tidak dapat dikatakan sebagai masalah.

Menurut G. Polya, dalam pemecahan suatu masalah terdapat empat

langkah yang harus dilakukan yaitu: (1) memahami masalah, (2)

merencanakan pemecahannya, (3) menyelesaikan masalah sesuai dengan

rencana dan (4) memeriksa kembali hasil yang diperoleh. Empat tahap

pemecahan malsalah dari Polya tersebut merupakan satu kesatuan yang sangat

penting untuk dikembangkan.

Dalam penerapannya, siswa diharapkan dapat memiliki kebiasaan

dalam memecahkan setiap permasalahan yang dihadapinya dengan baik dan

benar serta mampu menghubungkan antar konsep yang dimiliki.

Page 51: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

36

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMAN 2 Cisauk, yang berlokasi di jl. Raya

LAPAN-Cisauk, Cisauk-Tangerang 15314 pada kelas X-3 semester genap

tahun ajaran 2009/2010. Adapun waktu pelaksanaannya yaitu pada tanggal 15

Januari s.d 1 Maret 2010.

B. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar

kimia siswa pada pokok bahasan konsep mol dalam stoikhiometri pada kelas

X SMAN 2 Cisauk melalui penerapan pendekatan problem solving serta

memberikan informasi tambahan kepada pihak sekolah ataupun pihak lain

yang terkait dengan penelitian ini.

C. Pihak yang Terkait dalam Penelitian

Pihak yang terkait dalam penelitian ini adalah dua orang guru kimia

yang berperan sebagai kolaborator yang mengamati dan mencatat sikap detail

aktifitas guru dan siswa di kelas, dan peneliti yang berperan sebagai guru di

kelas yang melaksanakan rancangan penelitian tindakan kelas. Selain itu,

peneliti juga bertindak sebagai perencana kegiatan bersama-sama dengan

observer merancang setiap kegiatan pembelajaran. Peneliti bekerja melakukan

pengamatan, merencanakan tindakan, melaksanakan kegiatan, mengumpulkan

dan menganalisis data, serta melaporkan hasil penelitian. Sedangkan siswa

kelas X-3 SMAN 2 Cisauk berperan sebagai objek dalam penelitian ini.

D. Metode dan Desain Rancangan Siklus Penelitian

1. Metode Penelitian

Pada penelitian ini, penulis menggunakan metode Penelitian

Tindakan Kelas atau PTK (Classroom Action Reseach). Karena metode

Page 52: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

37

penelitian ini memiliki peranan yang sangat penting dan strategis untuk

meningkatkan mutu pembelajaran apabila diimplementasikan dengan baik

dan benar. Diimplementasikan dengan benar artinya pihak yang terlibat

dalam PTK yang dalam hal ini adalah guru mencoba dengan sadar

mengembangkan kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan

masalah-masalah yang terjadi dalam pembelajaran di kelas melalui

tindakan bermakna yang diperhitungkan dapat memecahkan masalah atau

memperbaiki situasi dan kemudian secara cermat mengamati

pelaksanaannya untuk mengukur tingkat keberhasilannya.

Diimplementasikan dengan benar artinya sesuai dengan kaidah-kaidah

PTK.1

Menurut John Elliot (1991), penelitian tindakan kelas sebagai

kajian dari sebuah situasi sosial dengan kemungkinan tindakan untuk

memperbaiki kualitas situasi sosial tersebut.2

2. Siklus Penelitian

Gambar 3.1 Riset Aksi Model John Elliot

1 Kunandar. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas. (Jakarta: Rajawali Press. 2008),

cet. Ke-1, h. 41 2 Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas. (Jakarta: Rajawali Press. 2008),

cet. Ke-1 h. 43

Page 53: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

38

Siklus yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah siklus

penelitian tindakan kelas yang tiap siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu

perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, refleksi kemudian dilanjutkan

kesiklus berikutnya.

E. Tahapan Intervensi Tindakan

Tahapan intervensi tindakan yang akan dilakukan peneliti selama

penelitian adalah sebagai berikut:

1. Temuan awal

Berdasarkan hasil observasi di kelas yang akan dijadikan subjek

penelitian, siswa di kelas tersebut tampak tertib dan mendengarkan apa

yang disampaikan oleh guru di depan kelas. Selain itu, berdasarkan hasil

wawancara dengan beberapa siswa dikelas tersebut, peneliti memperoleh

informasi bahwa mata pelajaran kimia masih dianggap sulit oleh sebagian

siswa. Dan informasi yang peneliti peroleh dari guru bidang studi kimia

kelas X di SMAN 2 Cisauk adalah lemahnya kemampuan siswa dalam

menyelesaikan soal hitungan dan memahami konsep terutama pada konsep

stoikiometri.

2. Diagnosa

Hasil belajar kimia siswa dapat ditingkatkan dengan menggunakan

pendekatan problem solving.

a. Siklus 1

1) Perencanaan

- Merencanakan pembelajaran yang akan digunakan dalam

kegiatan belajar mengajar dengan menerapkan pendekatan

pembelajaran problem solving.

- Menentukan materi pada konsep stoikiometri, yaitu konsep mol

yang memuat indikator mengkonversikan jumlah mol dengan

jumlah partikel, massa, dan volume zat.

- Menyiapkan sumber belajar.

- Mengembangkan format evaluasi.

Page 54: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

39

2) Pelaksanaan

- Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan perencanaan yang

telah disusun.

- Mengaplikasikan pendekatan, metode, ataupun strategi

pengajaran yang digunakan.

3) Pengamatan

- Mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama

pelaksanaan. Pengamatan yang dilakukan meliputi observasi

kelas, angket terbuka, soal tes, dan catatan lapangan.

4) Refleksi

- Menganalisis hasil pengamatan untuk memperoleh gambaran

bagaimana tindakan yang dilakukan dan hal apa saja yang perlu

diperbaiki pada tindakan di siklus berikutnya.

b. Siklus II dan seterusnya apabila indikator belum tercapai.

c. Pembuatan laporan

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah adanya peningkatan

hasil belajar siswa pada pokok bahasan konsep mol dalam stoikhiometri

dengan menggunakan pendekatan problem solving yang dilihat dari

ketercapaian SKBM. Batasan indikator keberhasilan dari penelitian ini yaitu:

a. Nilai rata-rata hasil belajar siswa yang dicapai adalah ≥ 60,0.

b. Siswa yang mendapat nilai lebih atau sama dengan rata-rata hasil belajar

mencapai ≥ 80% .

G. Jenis dan Sumber Data

Data yang diperoleh dari penelitian ini mencakup hasil belajar siswa,

partisipasi aktif siswa, dan sikap siswa serta guru. Adapun jenis data yang

digunakan adalah hasil observasi, catatan lapangan, dan hasil tes siswa.

Sedangkan sumber data dapat diperoleh dari siswa, observer, dan guru kelas.

Page 55: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

40

Tabel 3.1 Data dan sumber data penelitian

Data Sumber Data Instrument

Hasil belajar Siswa Tes

Sikap siswa Siswa Angket/ kuisioner

Partisipasi aktif guru dan siswa Guru dan siswa Lembar observasi

H. Instrumen-instrumen Pengumpul Data yang Digunakan.

Instrumen pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini

meliputi lembar observasi, tes (lembar kerja siswa), angket, dan dokumentasi.

1. Lembar observasi

Observasi digunakan untuk mengungkapkan aktivitas siswa dan

guru selama proses pembelajaran. Observasi ini menggunakan lembar

observasi sistematis dimana pengamat menggunakan pedoman observasi

sebagai instrumen pengamatan.3 Observasi pun digunakan untuk

mengungkapkan sejauh mana pendekatan problem solving dapat

diterapkan.

2. Lembar kerja siswa (tes)

Tes digunakan untuk mengungkapkan kemampuan siswa

memahami pelajaran selama proses pembelajaran, mengukur hasil belajar

siswa, dan mengetahui kemampuan siswa memecahkan masalah terhadap

soal-soal stoikiometri. Tes berupa soal uraian yang tiap soalnya mencakup

jenjang C2, C3, C4, dan C5. Dari jawaban siswa dapat diperoleh seberapa

besar tingkat pemahaman siswa terhadapa materi yang telah diajarkan.

Begitu pula dengan kemampuan pemecahan masalah terhadap soal

tersebut.

3. Lembar angket (kuisioner)

Angket digunakan untuk mengukur sikap siswa dan memperoleh

gambaran data dari setiap siswa terhadap pembelajaran dengan

3 Suharsimi arikunto, prosedur penelitian suatu pendekatan praktik, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2006), h.157

Page 56: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

41

menggunakan pendekatan problem solving. Angket yang digunakan adalah

angket pertanyaan bebas atau tidak berstruktur. Setiap pertanyaan dalam

angket ini dapat dijawab secara bebas oleh responden dalam

menyampaikan informasi yang akan diungkapkan peneliti.4 Jawaban dapat

berupa pendapat, hasil pemikiran, tanggapan, atau lain sebagainya.

4. Catatan lapangan/ dokumentasi.

Catatan lapangan atau dokumentasi diperlukan untuk merekam

kejadian-kejadian selama proses pembelajaran. Dokumentasi yang akan

peneliti gunakan adalah dokumentasi foto aktivitas guru dan siswa selama

proses pembelajaran.

I. Teknik Pengumpulan Data.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan melihat

hasil kerja siswa yang diberikan oleh peneliti pada tiap siklus, dan observasi

yang dilakukan pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Hasil setiap

pengamatan didiskusikan oleh peneliti dan observer atau kolaborator pada saat

menganalisis data. Hasil ini sangat berguna untuk menentukan tindakan pada

siklus selanjutnya.

J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Studi.

Sebelum digunakan dalam penelitian, soal tes di uji coba terlebih

dahulu untuk mengetahui apakah soal tersebut memenuhi persyaratan untuk

mengukur hasil belajar. Apabila telah memenuhi persyaratan tersebut, maka

instrumen dapat digunakan dalam penelitian. Pemeriksaan yang dilakukan

yaitu dengan melakukan analisis kuantitatif seperti tingkat kesukaran, daya

beda, validitas soal, dan reliabilitas.

1. Tingkat kesukaran

Tingkat kesukaran merupakan salah satu analisis kuantutatif untuk

mengetahui tingkat kesukaran suatu butir soal. Indeks kesukaran rentangnya

4 Kunandar, Langkah mudah Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Rajawali Pres, 2008),

h.176

Page 57: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

42

dari 0,0 - 1,0. Semakin besar indeks menunjukkan semakin mudah butir

soal, karena dapat dijawab dengan benar oleh sebagian besar siswa. Untuk

mengetahui tingkat kesukaran tiap butir soal, peneliti menggunakan rumus

sebagai berikut:5

I =

2. Daya pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk

membedakan antara siswa yang pandai dengan siswa yang kurang pandai.

Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks

diskriminasi (D). Daya beda yang baik adalah D > 0,30. Dan untuk

mengetahui daya pembeda dari butir soal, peneliti menggunakan rumus:6

D =

Keterangan:

D = Daya beda.

Ba = Jumlah yang menjawab benar pada keompok atas.

Bb = Jumlah yang menjawab benar pada kelompok bawah.

N = Jumlah peserta tes.

3. Validitas

Validitas adalah sutu ukuran yang menunjukkan tingkat keshahihan

suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid jika mampu mengukur

apa yang hendak diukur.7 Untuk mengetahui validitas dari tiap butir soal,

peneliti menggunakan rumus:8

5 Suharsimi arikunto, Dasar-dasar evaluasi pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h.

208 6 Suharsimi arikunto, Dasar-dasar evaluasi pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h.

218 7 Suharsimi arikunto, Dasar-dasar evaluasi pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007),

h.65 8 Suharsimi arikunto, Dasar-dasar evaluasi pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h.

78

Page 58: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

43

4. Reliabilitas

Reliabilitas adalah ketepatan atau keandalan dalam mengukur apa yang

hendak diukur. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai reliabilitas

(kepercayaan) yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang

tetap.9 Untuk mengetahui reliabilitas dari butir soal, dapat digunakan rumus

berikut:10

K. Analisis Data

Dalam penelitian tindakan kelas ini, analisis data yang dilakukan

adalah analisis data kuantitatif dan analisis data kualitatif. Analisis data

kuantitatif yaitu nilai hasil belajar siswa berupa postest tiap akhir siklus. Hasil

belajar diberikan skor untuk masing-masing soal. Skor-skor tersebut kemudian

dikonversi ke dalam nilai akhir. Nilai-nilai tersebut kemudian disajikan dalam

bentuk tabel distribusi frekuensi untuk selanjutnya dilakukan perhitungan

mencari nilai rata-rata dan standar deviasi. Setelah didapatkan nilai rata-rata

postes tiap siklus, dilakukan pengujian dua sampel yang bertujuan untuk

mengetahui perbedaan peningkatan hasil belajar siswa antara siklus satu

dengan siklus berikutnya.

Adapun data kualitatif yaitu data yang berupa informasi berbentuk

kalimat seperti data hasil observasi yang memberi gambaran tentang sikap

guru dan siswa terhadap pembelajaran kimia dengan menerapkan pendekatan

problem solving. Data yang berisi partisipasi keaktifan siswa dianalisis

langsung menggunakan lembar observasi di setiap siklus dengan skala <50%,

50%, dan >50%. Data kemudian diinterpretasikan secara deskriptif sesuai

dengan data yang ada pada lembar observasi. Sedangkan data yang bersumber

dari kuisioner yang menunjukkan sikap siswa terhadap pembelajaran dengan

menggunakan pendekatan problem solving diperoleh dengan mencari

9 Suharsimi arikunto, Dasar-dasar evaluasi pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h.

86 10

Suharsimi arikunto, Dasar-dasar evaluasi pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h.

109

Page 59: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

44

persentase dari setiap pertanyaan pada lembar angket kemudian

diinterpretasikan dengan menggunakan grafik yang akan menunjukkan apakah

terjadi peningkatan atau penurunan persentase pada sikap siswa. Rumus yang

digunakan untuk menghitung persentase sikap siswa yaitu:

P = f x 100%

N

Keterangan:

f = frekuensi

N = number of cases (jumlah frekuensi/ banyaknya individu)

P = angka persentase.

L. Tindak Lanjut Perencanaan Tindakan

Setelah peneliti melakukan tindakan pada siklus I, maka

ditindaklanjuti dengan melakukan tahapan pada siklus II, adapun tahapan

dalam siklus II adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan tindakan

Identifikasi terhadap permasalahan pembelajraan yang dijumpai pada

siklus I serta penentuan alternatif pemecahan terhadap permasalahan

tersebut. Kemudian dilakukan pengembangan skenario tindakan.

2. Pelaksanaan tindakan

Pelaksanaan tindakan sesuai dengan sknario yang telah disusun.

3. Pengamatan tindakan

Peneliti melakukan pengamatan terhadap tindakan dan mengumpulkan

data-data penelitian dengan menggunakan instrument yang telah disusun.

4. Refleksi tindakan

Menganalisis, mengevaluasi, dan melakukan refleksi data hasil penelitian.

Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui apakah dari tindakan yang telah

dilakukan menghasilkan suatu perubahan ke arah yang lebih baik dari

siklus I atau tidak. Jika hasil yang diperoleh sudah mencapai target yang

diharapakan, maka penelitian dicukupkan pada siklus ini.

Page 60: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

45

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Intervensi Tindakan

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 15 Januari s.d 01 Maret 2010

di SMAN 2 Cisauk dengan subjek penelitian siswa kelas X.3 yang berjumlah

32 orang. Pada penelitian tersebut peneliti mencoba menerapkan pendekatan

pembelajaran problem solving guna meningkatkan hasil belajar kimia siswa.

Tahap-tahap yang digunakan adalah tahap-tahap pemecahan masalah Polya

yang terdiri dari 4 tahap yakni analisis, perencanaan, perhitungan, dan

pengecekan. Secara garis besar, PTK yang telah dilaksanakan peneliti terdiri

dari 2 siklus, masing-masing siklus terdiri dari 4 tahapan yakni perencanaan,

pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

Tindakan pembelajaran pada siklus I yakni mengkonversi jumlah mol

ke dalam jumlah partikel, jumlah massa, dan jumlah volume zat. Sedangkan

tindakan pembelajaran pada siklus II yakni mengenai rumus empiris, rumus

molekul, dan reaksi pembatas. Adapun deskripsi tindakan yang telah

dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Siklus I

a. Tahap perencanaan

- Peneliti dan guru bidang studi melakukan analisis kurikulum untuk

menentukan standar kompetensi dasar yang akan disampaikan

kepada siswa dengan menggunakan pendekatan pemecahan

masalah.

- Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan

menggunakan pendekatan pemecahan masalah.

- Membuat lembar kerja siswa (LKS) yang didalamnya terdapat

ringkasan materi, contoh soal yang disertai dengan tahapan

pemecahan masalah, dan latihan soal.

- Membuat instrumen yang akan digunakan dalam siklus PTK seperti

instrumen tes, lembar observasi dan angket.

Page 61: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

46

- Menyiapkan dokmentasi untuk menggambarkan kondisi riil di

kelas.

b. Tahap pelaksanaan

Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, peneliti yang

bertindak sebagai guru kelas berusaha menerapkan kegiatan

pembelajaran yang telah disusun dalam rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP). Pembelajaran dalam kelas dilaksanakan

sebanyak tiga kali pertemuan yaitu pada tanggal 16 dan 22 Januari dan

1 Februari 2010. Setiap pertemuan berlangsung selama 2 x 45 menit.

Adapun materi yang disampaikan pada siklus I adalah

pengkonversian jumlah mol ke dalam jumlah partikel, jumlah

massa, dan jumlah volum zat, serta hipotesis avogadro.

Tabel 4.1. Aktivitas pra penelitian

Jum’at, 15 Januari 2010

No Aktivitas guru Aktivitas siswa

1 Guru bidang studi memberitahukan

kepada siswa bahwa selama

pembelajaran kimia mengenai

stoikiometri akan diajarkan oleh

peneliti, sedangkan guru bidang studi

bertindak sebagai kolaborator peneliti.

- Menyimak

penjelasan guru.

2 Peneliti memperkenalkan diri kepada

siswa dan menjelaskan mengenai

pendekatan problem solving yang akan

digunakan dalam pembelajaran dan

menjelaskan tentang tahapan-tahapan

pemecahan masalah yang akan

digunakan dalam mengerjakan soal

serta membagikan LKS yang akan

digunakan dalam proses pembelajaran.

- Menyimak

penjelasan yang

disampaikan oleh

peneliti.

- Beberapa siswa

membantu

membagikan

LKS.

Page 62: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

47

Tabel 4.2. Aktivitas penelitian pertemuan pertama

Sabtu, 16 Januari 2010

No Aktivitas guru Aktivitas siswa

1 Mengkondisikan siswa untuk

siap belajar dan membuka

pelajaran serta menyampaikan

tujuan pembelajaran.

Duduk rapi memperhatikan

apa yang disampaikan oleh

guru.

2 Menjelaskan materi tentang

mol dan memancing keaktifan

siswa.

Menyimak penjelasan guru.

3 Memberikan contoh soal

mengenai pengkonversian

jumlah mol ke dalam jumlah

partikel dan menyelesaikannya

dengan menggunakan tahap-

tahap pemecahan masalah.

Menyimak pejelasan guru

dan menyalin catatan ke

buku tulis.

4 Meminta siswa mengerjakan

LKS.

- Mengerjakan LKS

masing-masing.

- Siswa menganalisis soal,

merencanakan rumus

penyelesaian, kemudian

melakukan perhitungan,

dan mengecek kembali

hasil jawaban.

5 Bersama-sama dengan siswa

membahas jawaban yang telah

dikerjakan oleh siswa.

6 Menanyakan kefahaman siswa. Bertanya kepada guru jika

masih ada yang belum

dimengerti.

7 Menjelaskan meteri mengenai

pengkonversian jumlah mol ke

dalam jumlah massa.

Menyimak penjelasan guru.

Menyimak dan sebagian

turut aktif menyelesaikan

Page 63: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

48

8 Memberikan contoh soal

sebagai latihan.

contoh latihan soal.

9

- Meminta siswa mengerjakan

latihan serupa dalam LKS.

- Berkeliling memeriksa cara

kerja siswa dan menanyakan

kepada siswa yang masih

belum mengerti.

- Mengerjakan LKS masing-

masing dengan menerepkan

tahap-tahap pemecahan

masalah yang dipelajari.

- Bertanya jika masih belum

mengerti.

10 Meminta siswa menyelesaikan

latihan soal dalam LKS di

rumah.

Duduk rapi dan

mempersiapkan diri

mengakhiri pelajaran.

Tabel 4.3. Aktivitas penelitian pertemuan kedua

Jumat, 22 Januari 2010

No Guru Siswa

1 Mengkondisikan siswa dan

membuka palajaran.

Mengkondisikan diri untuk

belajar.

2 Meminta hasil pekerjaan

rumah siswa.

Menujukkan hasil pekerjaan

rumah masing-masing.

3 Melanjutkan materi yang akan

dipelajari yakni mengkonversi

jumlah mol ke dalam jumlah

volum zat dan rumus volum gas

ideal.

Menyimak cara pengerjaan

dan mengikuti guru dalam

mengerjakan latihan soal

tersebut.

4 Membimbing siswa

mengerjakan latihan soal di

papan tulis dengan

menggunakan tahap-tahap

pemecahan masalah.

Page 64: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

49

5 Meminta siswa mengerjakan

latihan soal dalam LKS.

Mengerjakan latihan soal

yang diberikan oleh guru

dalam LKS

6 Berkeliling untuk mengecek

pemahaman siswa apakah

masih ada siswa yang belum

mengerti cara pengerjaan atau

tidak.

Siswa bertanya pada guru

apabila masih belum

mengerti.

7 Meminta siswa mengerjakan

soal di papan tulis.

Seorang siswa maju ke

depan untuk mengerjakan

soal.

8 Memberikan lembaran soal-

soal stoikiometri untuk

dikerjakan dirumah.

Mempersiapkan diri untuk

mengakhiri pembelajaran.

Tabel 4.4 Aktivitas penelitian pertemuan ketiga

Senin, 01 Februari 2010

No Guru Siswa

1 Mengoreksi tugas siswa. Mengoreksi pekerjaan masing-

masing.

4 Mempersiapkan siswa untuk

mengikuti posttest.

Merapikan posisi duduk untuk

siap mengahadap posttest I.

2 Memberikan soal-soal

posttest.

Mengerjakan latihan soal

posttest secara individu.

Dari tabel 4.2 dan tabel 4.3 yang mendeskripsikan aktivitas

pembelajaran pada pertemuan pertama dan kedua di siklus I,

menunjukkan bahwa tindakan guru yaitu langsung mengawali

pembelajaran dengan menjelaskan materi, kemudian melakukan

latihan terbimbing dan mengecek pemahaman siswa melalui lontaran

pertanyaan.

Page 65: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

50

Guru membimbing siswa dengan pendekatan pemecahan

masalah yaitu bagaimana siswa berpikir cara menyelesaikan masalah

dengan menggunakan 4 tahap pemecahan masalah yaitu menganalisis,

merencanakan, melakukan perhitungan, dan mengevaluasi jawaban.

Pada saat guru (peneliti) dan siswa melakukan kegiatan pembelajaran,

observer atau kolaborator melakukan pengamatan terhadap aktivitas

guru dan siswa di kelas. Dengan menggunakan lembar observasi,

observer mengamati aktivitas siswa juga guru berdasarkan aktivitas-

aktivitas yang tampak dan berdasarkan kriteria penilaian yang telah

ditetapkan serta memberikan catatan tambahan mengenai proses

pembelajaran yang berlangsung.

c. Tahap pengamatan

1) Rata-rata skor posttest siswa adalah 58,56. Dari hasil tersebut

menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada siklus I termasuk

dalam kategori kurang baik.

2) Hasil posttest siswa dari 3 soal uraian, diperoleh persentase siswa

yang telah mencapai nilai ≥60 adalah sebesar 43,75%. Angka ini

masih jauh untuk mencapai target yang ditetapkan oleh peneliti

yaitu sebesar 80%

3) Persentase tahap analisis siswa yang dikerjakan yaitu 90%

4) Persentase tahap perencanaan yang dikerjakan yaitu 70%

5) Persentase tahap perhitungan yaitu 52%

6) Tahap evaluasi yang dikerjakan siswa yaitu 22%

7) Pada pertemuan pertama siklus I, dari lembar observasi aktifitas

siswa di peroleh data lebih dari 50% siswa memperhatikan

penjelasan guru. Kurang dari 50% siswa yang bertanya ketika guru

memberikan kesempatan bertanya, namun ketika mengerjakan soal

dan guru berkeliling siswa tidak sungkan-sungkan untuk bertanya

hal yang mereka belum mengerti. Lebih dari 50% siswa

mengerjakan soal dengan tahapan pemecahan masalah. Baru

Sekitar 50% siswa yang langsung mengerjakan latihan soal ketika

Page 66: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

51

diperintahkan guru. Dan kurang dari 50% siswa berdiskusi saat

pengerjaan soal.

8) Pada pertemuan kedua di siklus I, perubahan aktifitas siswa hanya

terjadi pada kegiatan mengerjakan latihan soal, siswa yang

langsung mengerjakan soal yang diberikan oleh guru meningkat

menjadi lebih dari 50%.

9) Sebagian besar siswa masih belum tepat dalam membuat suatu

kesimpulan pada tahap pengecekan.

10) Hampir semua siswa tidak mengerjakan latihan lanjutan di rumah.

11) Siswa masih sungkan untuk maju mengerjakan soal di papan tulis.

12) Sebagian besar siswa keliru antara istilah mol dengan molekul.

13) Proses belajar mengajar masih terpusat pada guru.

14) Hampir 50% siswa menyatakan bahwa penyampaian materi oleh

guru terlalu cepat.

d. Tahap refleksi

Persentase siswa yang mencapai indikator keberhasilan hasil

belajar belum mencapai kriteria ketuntasan yang telah ditargetkan

yakni 80%. Persentase siswa yang sudah mencapai nilai tersebut baru

mencapai 43,56% saja dan proses belajar mengajar masih terpusat

pada guru sehingga siswa kurang termotivasi untuk belajar lebih serius

lagi. Selain itu, siswa menilai bahwa penyampain materi yang

disampaikan oleh guru terlalu cepat sehingga siswa sulit menangkap

pelajaran dengan baik. Begitu juga aktivitas siswa belum sesuai

dengan yang diharapkan. Oleh karena itu hasil belajar dan aktivitas

siswa perlu ditingkatkan melalui tindakan pembelajaran pada siklus II.

e. Rekomendasi hasil pembelajaran siklus I

Berdasarkan hasil refleksi siklus I diperoleh gambaran bahwa

hasil belajar siswa masih berada dalam kategori kurang baik. Dengan

demikian, target pada siklus I ini belum tercapai. Selain itu kegiatan

belajar mengajar masih terpusat pada guru dan aktivitas siswa masih

belum maksimal. Oleh Karena itu, sebagai langkah untuk

Page 67: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

52

menindaklanjuti proses pembelajaran pada siklus I, perlu adanya

perbaikan dengan tindakan pembelajaran pada siklus II. Adapun

perbaikan yang dilakukan pada siklus berikutnya adalah sebagai

berikut:

1) Tindakan-tindakan pada siklus I yang sudah baik tetap

dipertahankan.

2) Pada saat fase latihan terbimbing, peneliti mencoba memberikan

tugas kelompok. Dengan tugas kelompok tersebut diharapkan

interaksi antar siswa menjadi meningkat dan siswa lebih aktif

untuk belajar mandiri. Siswa yang sudah mengerti bisa membantu

teman yang belum mengerti dalam kelompok.

3) Guru lebih meningkatkan umpan balik kepada siswa agar siswa

lebih termotivasi dalam pembelajaran. Umpan balik tersebut

seperti memberikan penghargaan terhadap kinerja kelompok, nilai,

pujian ataupun hadiah.

4) Lebih banyak memberikan soal-soal latihan untuk dikerjakan

dirumah.

5) Memperlahan cara pengajaran yang dalam hal ini adalah

penyampaian materi dan latihan terbimbing sehingga tidak ada lagi

yang merasa tertinggal atau menilai penyampaian materi terlalu

cepat.

6) Lebih menekankan penggunaan tahap-tahap pemecahan masalah

terutama dalam menganalisis soal.

2. Siklus II

a. Tahap perencanaan

Tahap perencanaan siklus kedua ini merupakan perbaikan dari

pembelajaran pada siklus I.

1) Peneliti dengan guru bidang studi kimia melakukan analisis

terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan pada siklus I

dengan tujuan untuk memperbaiki kekurangan pada siklus I.

Page 68: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

53

2) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan

pendekatan problem solving.

3) Membuat dan memperbaharui susunan lembar kerja siswa (LKS)

yang didalamnya terdapat ringkasan materi, contoh soal, dan

latihan soal, serta PR (pekerjaan rumah).

4) Membuat instrument yang digunakan dalam siklus PTK seperti

instrument tes, lembar observasi dan angket.

5) Membuat tugas kelompok dan kuis individu serta menyiapkan

hadiah untuk meningkatkan motivasi dan aktivitas siswa.

b. Tahap tindakan

Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran guru berusaha

menerapkan kegiatan pembelajaran yang telah disusun dalam rencana

pelaksanaan pembelajaran. Seperti halnya pada siklus I, pada siklus II

ini pembelajaran dilaksanakan di dalam kelas sebanyak 3 kali

pertemuan dengan durasi masing-masing 2 x 45 menit,

Adapun materi yang disampaikan pada siklus II adalah

perhitungan rumus empiris, rumus molekul, dan reaksi pembatas.

Langkah-langkah tindakan yang dilaksanakan pada siklus II disajikan

dalam tabel di bawah ini.

Tabel 4.5 Aktivitas penelitian pertemuan ke empat

Senin, 15 Februari 2010

No Aktivitas guru Aktivitas siswa

1. Mengkondisikan siswa untuk

belajar dan menjelaskan tujuan

pembelajaran.

Mengkondisikan diri untuk

belajar dan menyiapkan

LKS masing-masing.

2. Meminta siswa untuk

menyebutkan pengertian dari

rumus empiris.

Menyebutkan pengertian

dari rumus empiris tersebut.

Page 69: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

54

4. - Menjelaskan materi mengenai

rumus empiris dan penentuannya.

- Memberikan contoh soal yang

terdapat dalam LKS dan

menjelaskan tahap-tahap

penyelesaiannya dengan

menggunakan pendekatan

pemecahan masalah.

- Memperhatikan penjelasan

guru.

- Menyimak contoh soal yang

dijelaskan di depan.

6. Memberikan 1 butir latihan soal

yang terdapat dalam LKS kemudian

berkeliling mengamati pekerjaan

siswa.

- Mengerjakan latihan soal

yang dimaksud dalam LKS.

- Siswa mengerjakan soal

dengan menggunakan tahap-

tahap pemecahan masalah.

7.

Memberikan kesempatan kepada

siswa untuk mengerjakan latihan di

papan tulis.

Salah satu siswa maju ke

depan mengerjakan soal.

8. Bersama-sama siswa membahas

soal yang telah dikerjakan.

Membahas soal yang telah

dikerjakan.

9. Menjelaskan pengertian rumus

molekul, hubungannya dengan

rumus empiris, dan cara penentuan

rumus molekul.

- Menyimak cara pengerjaan

yang dicontohkan oleh guru.

- Mengerjakan soal dengan

pendekatan pemecahan

masalah. 10. Memberikan 1 butir latihan soal

yang terdapat dalam LKS mengenai

cara penentuan rumus molekul

suatu senyawa.

11. Membimbing siswa dalam

menentukan kadar persen unsur

dalam suatu senyawa masih dengan

menggunakan tahap-tahap

pemecahan masalah.

- Menyimak penjelasan guru.

- Beberapa siswa

mengajukan pertanyaan

mengenai materi yang

belum mengerti.

12. Memberikan kesempatan kepada

siswa untuk bertanya.

Page 70: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

55

13 Mengajak siswa untuk mengikuti

permainan kecil yang bertujuan

membuat kembali semangat belajar

siswa.

Dengan semangat mengikuti

permainan yang diperlihatkan

guru.

14 Kembali meminta siswa

mengerjakan soal untuk

menentukan rumus molekul

senyawa dan kadar unsure dalam

senyawa.

Mengerjakan soal dalam LKS.

15. Menyelesaikan pembelajaran dan

memberikan PR kepada siswa untuk

kemudian di bahas pada pertemuan

selanjutnya.

Menyelesaikan pekerjaannya

dan mempersiapkan diri

mengakhiri proses belajar

mengajar.

16. Menutup pelajaran dan

mengucapkan salam.

Berdoa dan memberi salam.

Tabel 4.6 Aktivitas penelitian pertemuan ke lima

Senin, 22 Februari 2010

No Aktivitas guru Aktivitas siswa

1 Mengkondisikan siswa untuk

belajar.

Mengkondisikan diri untuk

belajar.

2 Meminta hasil pekerjaan siswa baik

PR maupun soal yang telah

diberikan pada pertemuan

sebelumnya.

Mengeluarkan hasil pekerjaan

rumah masing-masing.

3 Mereview atau mengingatkan

kembali materi pada pertemuan

sebelumnya dan kemudian

melanjutkan pembahasan ke materi

selanjutnya yakni reaksi pembatas.

Mengikuti pembahasan

selanjutnya.

4 Menjelaskan pengertian reaksi

pembatas.

Menyimak penjelasan guru.

5 Memberikan contoh latihan soal Mengikuti tahap-tahap

Page 71: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

56

dan menunjukkan cara menentukan

pereaksi pembatas.

pengerjaan soal.

6 Menanyakan tingkat kefahaman

siswa.

Bertanya hal-hal yang belum

mengerti.

7 Meminta siswa membentuk

kelompok yang beranggotakan

masing-masing 4 orang.

Mencari teman terdekat untuk

membentuk kelompok dengan 4

orang anggota.

8 Membagikan quiz kelompok Secara berkelompok

mengerjakan soal latihan

dengan menggunakan tahapan

pemecahan masalah.

9 Berkeliling mengecek keaktifan tiap

kelompok dan kefahaman tiap

anggota serta membimbing siswa

apabila ada yang merasa kesulitan

dalam mengerjakan soal.

Berdiskusi dengan teman

sekelompok dan bertanya pada

guru apabila menemukan

kesulitan dalam mengerjakan

soal.

10 Meminta tiap kelompok untuk

mengumpulkan tugas masing-

masing.

Mengumpulkan tugas

kelompok masing-masing.

11 Secara bebas menawarkan tiap

kelompok untuk membahas salah

satu soal yang telah dikerjakan dan

memberikan reward untuk tiap

kelompok yang turut aktif dalam

proses pembelajaran.

Berlomba untuk dapat

menyelesaikan soal yang telah

diberikan di tiap kelompok.

12 Menutup pelajaran dan

memberitahukan siswa untuk siap

kembali menghadapi posttest pada

siklus II

Mempersiapkan diri mengakhiri

pembelajaran.

13 Memberikan lembaran soal quiz

individu untuk dikerjakan di rumah

dan di bahas pada pertemuan

selanjutnya.

Berdo’a dan member salam.

Page 72: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

57

Tabel 4.7 Aktivitas penelitian pertemuan ke enam

Senin, 01 Maret 2010

No Akitivitas guru Aktivitas siswa

1 Mengkondisikan siswa untuk

siap mengikuti pelajaran.

Mengkondisikan diri untuk

belajar.

2 Membahas soal dalam quiz

individu dengan

mempersilahkan siswa untuk

mengerjakan di papan tulis.

Mengerjakan soal yang

diberikan guru dan belomba

untuk dapat mengejakannya

di papan tulis.

3 Mengkondisikan siswa untuk

siap mengikuti posttest 2

Menyiapkan diri untuk

mengikuti posttest 2.

4 Memberikan soal-soal posttest 2 Mengerjakan soal-soal yang

diberikan.

5 Meminta hasil pekerjaan siswa,

kemudian mempersiapkan diri

untuk mengakhiri pelajaran.

Segera menyelesaikan

pekerjaan yang diberikan dan

mengakhiri pelajaran.

Dari tabel 4.5 dapat dilihat bahwa permainan kecil dapat

mengembalikan semangat siswa dari kejenuhan menerima materi

pelajaran. Pada kegiatan tersebut juga guru memperbaiki cara

mengajar pada siklus sebelumnya yang siswa nilai terlalu cepat dengan

lebih perlahan dalam membimbing siswa dan lebih memperbanyak

interaksi dengan siswa sehingga tidak ada siswa yang merasa tidak

diperhatikan atau jenuh dengan pembelajaran yang berlangsung.

Pada siklus I guru terlalu fokus pada penyelesaian soal

sehingga tidak memperhatikan kemampuan siswa. Proses

pembelajaran masih terpusat pada guru yang menerangkan di depan

kelas. Sesuai dengan masukan dari kolaborator, siswa sebaiknya

dilibatkan dalam penyelesaian soal. Setelah dianalisis, didapatkan

informasi bahwa kemampuan siswa dalam mengerjakan soal masih

kurang, tahap-tahap pemecahan masalah yang dikerjakan siswa masih

Page 73: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

58

belum baik terutama untuk tahap analisis. Maka dari itu guru

memperbaiki cara pengajaran agar hasil yang diharapkan akan tercapai

pada siklus berikutnya. Pembelajaran lebih ditekankan pada penerapan

tahap-tahap pemecahan masalah terutama tahap analisis karena pada

tahap inilah proses berpikir siswa dapat dikembangkan untuk

kemudian dapat mengerjakan tahap-tahap selanjutnya yakni tahap

perencanaan, perhitungan, dan evaluasi atau pengecekan.

Dalam proses pembelajaran tersebut guru memberikan

pengetahuan mengenai rumpus empiris, rumus molekul, kadar

senyawa, dan reaksi pembatas berikut cara-cara penentuannya secara

bertahap yang diawali dengan pemberian materi, contoh soal, dan

latihan soal.

Pada tabel 4.6 diketahui bahwa untuk meningkatkan keaktifan

siswa guru memberikan latihan soal yang dikerjakan secara kelompok.

Dengan pemberian soal kelompok tersebut diharapkan akan adanya

interaksi antar siswa dalam memahami materi yang diberikan oleh

guru sehingga siswa yang sudah paham dapat membantu teman yang

belum paham.

Tindakan siklus II ini diakhiri dengan mengulas materi dan

mambahas soal secara bersama-sama, setelah itu guru memberikan

posttest untuk mengetahui pengetahuan siswa setelah proses

pembelajaran. Aktivitas guru (peneliti) dan observer selanjutnya

adalah melakukan perhitungan skor hasil belajar siswa berupa posttest

dan angket yang diberikan kepada siswa.

c. Tahap pengamatan

Berikut ini adalah hasil observasi pada siklus II:

1) Rata-rata skor posttest dari 32 siswa adalah 73,78. Angka tersebut

menunjukkan bahwa indikator ketercapaian hasil belajar yang

ditetapkan sudah terpenuhi yakni ≥ 60.

Page 74: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

59

2) Persentase siswa yang yang telah mencapai indikator ketercapaian

hasil belajar meningkat menjadi 87,5%. Angka tersebut sudah

melebihi dari target penelitian yang ingin dicapai yakni 80%.

3) Pengerjaan tahap analisis siswa pada posttest II mencapai 99%

4) Tahap perencanaan yang dikerjakan siswa meningkat menjadi 86%

dari siklus sebelumnya yang hanya mnecapai 70%

5) Tahap perhitungan siswa juga meningkat menjadi 66% dari

sebelumnya hanya 52%

6) Dan tahap evaluasi yang dikerjakan siswa meningkat menjadi 44%

7) Pada petemuan pertama di siklus II, baru sekitar 50% siswa

memperhatikan saat guru menerangkan. Sekitar 50% siswa yang

bertanya saat diberi kesempatan bertanya. Lebih dari 50% siswa

mengerjakan soal latihan yang diberikan. Sekitar 50% siswa

berdiskusi saat mengerjakan soal. Lebih dari 50% siswa

mengerjakan soal dengan menggunakan tahapan pemecahan

masalah.

8) Pada pertemuan ke dua di siklus II, siswa yang memperhatikan

guru masih sekitar 50%. Sedangkan aktivitas siswa yang lain

seperti mengajukan pertanyaan dan berdiskusi meningkat menjadi

lebih dari 50% siswa. Aktivitas siswa yang mengerjakan latihan

soal yang diberikan dan mengerjakan dengan tahapan pemecahan

masalah pun lebih dari 50% siswa.

9) Siswa sudah mulai terbiasa membuat tahap-tahap pemecahan

masalah dalam mengerjakan soal.

10) Kurang dari 20% siswa merasa penyampaian materi oleh guru

masih terlalu cepat..

d. Tahap refleksi

Pada siklus II ini terjadi peningkatan jumlah siswa yang

mencapai SKBM (≥ 60) yaitu mencapai 87,5%. Dengan demikian

target yang telah ditetapkan oleh peneliti telah tercapai. Selain itu

terdapat peningkatan pemahaman mengenai tahap-tahap pemecahan

Page 75: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

60

masalah dari siklus I ke siklus II. Selain itu, terjadi juga peningkatan

sikap dan aktivitas siswa dari siklus I ke siklus II. Berikut rekapitulasi

hasil belajar siswa dalam persentase ketercapaian SKBM.

Tabel 4.8 persentase Ketercapaian SKBM

Siklus Rata-rata SKBM

≥ 𝟔𝟎

% siswa mencapai

SKBM

I 58,56 43,75

II 73,78 87,5

e. Rekomendasi hasil pembelajaran siklus II

Setelah dilakukan tindakan pembelajaran berupa kegiatan

pembelajaran pada kedua siklus, diperoleh hasil sebagai berikut:

1) Ketercapaian SKBM siswa dari siklus I ke siklus II telah terjadi

peningkatan.

2) Siswa sudah mampu menyelesaikan soal dengan strategi

pemecahan masalah, seperti melakukan analisis soal, membuat

perecanaan, melakukan perhitungan, dan membuat kesimpulan

pada tahap pengecekan.

3) Siswa merasa senang selama proses pembelajaran karena mereka

dapat meningkatkan kemampuan mereka dengan latihan-latihan

yang diberikan.

4) Dari ketercapaian SKBM dan partisipasi aktif siswa dalam

pembelajaran yang meningkat dari siklus I ke siklus II, maka

peneliti memutuskan untuk mencukupkan penelitian sampai pada

siklus II ini.

B. Pemeriksaan Keabsahan Data

Langkah pertama yang dilakukan peneliti agar data yang diperoleh

teruji keabsahannya adalah melakukan observasi lapangan di SMA Negeri 2

Cisauk dan menyiapkan instrument untuk kemnudian diujikan kepada siswa.

Page 76: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

61

Hal tersebut bertujuan untuk memperoleh data-data yang diperlukan untuk

penelitian. Langkah-langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut:

1. Menemui kepala SMAN 2 Cisauk untuk meminta izin melakasanakan

penelitian.

2. Menemui guru bidang studi kimia untuk membicarakan garis besar

penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti.

3. Berdiskusi dengan guru bidang studi tentang permasalahan yang terjadi

dalam pembelajaran kimia.

4. Mengamati kondisi kelas yang akan menjadi subjek penelitian.

Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai

berikut:

1. Soal berbentuk uraian untuk mengetahui hasil belajar siswa. Sebelum soal

digunakan, soal tersebut terlebih dulu diujicobakan kepada siswa kelas XI

IPA 1 SMAN 2 Cisauk yang berjumlah 36 siswa. Tes uraian yang

digunakan terdiri dari 20 butir soal yang mencakup 5 indikator. Setelah

dilakukan analisis butir soal dengan menggunakan program ANATES

terhadap 20 butir soal tersebut didapatkan 12 butir soal yang signifikan

dengan harga reliabilitas tes sebesar 0,83 (tinggi)1. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa butir soal tersebut cukup reliable untuk mengukur

hasil belajar siswa. Dari 12 butir soal yang signifikan tersebut, peneliti

hanya mengambil 6 soal dengan pembagian soal masing-masing 3 soal

untuk tiap siklus. Pengambilan 6 butir soal ini sudah disesuaikan dengan

pengelompokan indikator-indikator yang ingin di capai pada tiap siklus.

2. Lembar observasi siswa dan guru untuk mengetahui proses pembelajaran

di kelas.

3. Lembar angket untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran.

4. Catatan lapangan/ dokumentasi untuk mengambil gambaran nyata selama

pembelajaran.

1 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2006), hal. 276

Page 77: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

62

Data yang diperoleh kemudian dikelompokkan sesuai dengan jenisnya.

Data yang berupa tes hasil belajar setelah terkumpul kemudian dikoreksi oleh

peneliti. Tes hasil belajar pada konsep mol dalam stoichiometri ini diberi skor

10 untuk tipa-tiap soal. Sedangkan data berupa respon siswa terhadap

pembelajaran diperoleh dengan mencari persentase dari setiap pertanyaan

terbuka.

C. Analisis Data

Selain hasil belajar siswa, data yang dianalisis mencakup sikap dan

aktivitas siswa serta aktivitas guru di kelas selama pembelajaran. Hal ini

dilakukan untuk mengetahui sejauh mana tanggapan dan partisipasi siswa

selama pembelajaran tersebut dan sebagai bahan pertimbangan guru dalam

melakukan reflkesi di akhir siklus serta merencanakan perbaikan untuk sikus

berikutnya.

1. Hasil belajar kimia siswa pada konsep mol dalam stoikhiometri.

Berdasarkan dua siklus yang telah dilaksanakan, diperoleh hasil

belajar siswa kelas X-3 SMAN 2 Cisauk berupa postes pada konsep mol

dalam stoikhiometri. Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel 4.9 di bawah

ini.

Tabel 4.9 Nilai rata-rata dan % Ketercapaian SKBM

Nilai Postes siklus I Postes siklus II

Rata-rata 58,56 73,78

% ketercapaian SKBM 43,75% 87,5%

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa telah terjadi peningkatan

hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II, dan target keberhasilan

penelitian pun telah tercapai yakni sebanyak 87,5% siswa telah mencapai

indikator ketercapaian hasil belajar yang telah ditentukan (60) dari yang

ditargetkan yaitu ≥ 80%.

Page 78: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

63

2. Aktivitas Siswa

Aktivitas siswa dapat dianalisis dari lembar observasi yang di isi

oleh observer pada setiap pertemuan. Berikut ini adalah aktivitas siswa

yang terjasi pada siklus I dan II.

Tabel. 4.10 aktivitas siswa

No

. Aktivitas yang diamati

Siklus I Siklus II

P 1 P 2 P 1 P 2

1 Siswa memperhatikan saat

guru menerangkan. < 50% < 50% 50% > 50%

2 Siswa bertanya saat diberi

kesempatan. >50% >50% 50% >50%

3 Siswa mengerjakan latihan

soal yang diberikan. 50%

>50% >50% >50%

4 Siswa berdiskusi dengan

teman sebangkunya saat

mengerjakan latihan soal.

< 50% < 50% 50% >50%

5 Siswa mengerjakan soal

dengan tahapan pemecahan

masalah.

>50% >50% >50% >50%

Keterangan:

P = Pertemuan

Dari tabel 4.10 di atas dapat dilihat bahwa telah terjadi beberapa

peningkatan aktivitas siswa secara bertahap dari siklus I ke siklus II.

Sekitar 50% siswa bahkan lebih memperhatikan guru saat guru

menerangkan materi pada siklus II. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi

siswa pada siklus II sudah lebih siap dan lebih terbiasa dengan proses

pembelajaran yang diikuti diibandingkan siklus sebelumnya. Sudah lebih

dari 50% juga siswa tidak sungkan untuk bertanya hal yang belum

dimengerti oleh mereka.

Baik pada siklus I maupun siklus II, lebih dari 50% siswa

mengerjakan soal yang diberikan guru. Hal ini menunjukkan bahwa siswa

mempunyai tanggung jawab yang tinggi untuk mengerjakan soal.

Peningkatan aktivitas siswa juga terjadi pada saat berdiskusi. Pada siklus I,

kurang dari 50% siswa mau berdiskusi dengan teman terdekatnya. Namun

Page 79: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

64

pada siklus II, aktivitas berdiskusi siswa meningkat menjadi lebih dari

50% siswa. Hal ini dikarenakan guru berusaha meningkatkan interaksi

antar siswa dengan memberikan tugas kelompok yang dengan hal tersebut

diharapkan terjadi transfer ilmu pengetahuan antar siswa. Dan baik pada

siklus I maupun siklus II, siswa yang mengerjakan soal dengan tahapan

pemecahan masalah sudah lebih dari 50%, hal ini dikarenakan LKS yang

diterima siswa dapat membantu siswa untuk menerapkan tahap-tahap

pemecahan masalah tersebut.

3. Aktivitas guru

Aktivitas guru dapat dianalisis dari istrumen yang berupa lembar

observasi guru. Berikut adalah rekapan ativitas guru pada sikklus I dan

siklus II.

Tabel 4.11 Aktivitas Guru pada Sikuls I

No Aktivitas yang diamati P 1 P 2

4 3 2 1 4 3 2 1

1 Membuka pelajaran & apersepsi

2 Menyampaikan tujuan pelajaran dan

mempersiapkan siswa.

3 Mendemonstrasikan pengetahuan

atau keterampilan yakni

menunjukkan tahap - tahap

pemecahan masalah dalam setiap

pengerjaan soal.

4 Membimbing pelatihan.

5 Mengecek pemahaman dan

memberikan umpan balik.

6 Memberikan kesempatan untuk

pelatihan lanjutan dan penerapan.

7 Memberikan kesempatan untuk

bertanya.

8 Menutup pembelajaran

Page 80: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

65

Tabel 4.12 Aktivitas Guru pada Siklus II

No Aktivitas yang diamati P 1 P 2

4 3 2 1 4 3 2 1

1 Membuka pelajaran & apersepsi

2 Menyampaikan tujuan pelajaran dan

mempersiapkan siswa.

3 Mendemonstrasikan pengetahuan

atau keterampilan yakni

menunjukkan tahap-tahap

pemecahan masalah dalam setiap

pengerjaan soal.

4 Membimbing pelatihan.

5 Mengecek pemahaman dan

memberikan umpan balik.

6 Memberikan kesempatan untuk

pelatihan lanjutan dan penerapan.

7 Memberikan kesempatan untuk

bertanya.

8 Menutup pembelajaran

Keterangan:

4= Sangat Baik (SB); 3= Baik (B); 2= Cukup (C ); 1= Kurang (K)

Dari kedua tabel di atas yakni tabel 4.11 dan tabel 4.12, secara

umum peneliti yang bertindak sebagai guru sudah menerapkan langkah-

langkah pembelajaran yang seharusnya dijalankan oleh guru pada

umumnya. Dan dari tabel tersebut juga dapat dilihat bahwa terjadi

peningkatan kualitas pada aktivitas guru dari yang sebelumnya kurang

baik menjadi lebih baik seperti kegiatan membuka pelajaran dan apersepsi,

dari pertemuan pertama. Hal ini dikarenakan guru sudah terbiasa

menghadapi siswa yang menjadi objek penelitian. Begitupun aktivitas

ketika guru menyampaikan tujuan pelajaran dan mempersiapkan siswa,

dari penilaian “cukup” meningkat menjadi “baik”.

Pada siklus II aktivitas guru saat mendemonstrasikan pengetahuan

atau keterampilan adalah dengan menekankan pada proses pengerjaan soal

dengan tahap-tahap pemecahan masalah terutama pada tahap analisis. Hal

Page 81: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

66

ini tergolong sangat baik. Begitupun aktivitas guru saat membimbing

pelatihan siswa, penilaian terhadap aktivitas ini masih tergolong sangat

baik.

Pada aktivitas guru saat mengecek pemahaman dan memberikan

umpan balik, pada siklus I aktivitas ini dinilai kurang baik karena metode

yang masih teacher center, namun pada siklus II hal itu dapat diperbaiki

sehingga penilaian meningkat menjadi baik. Begitu pun kegiatan saat guru

memberikan kesempatan pelatihan lanjutan dan penerapan, penilaian

untuk aktivitas ini masih terbilang cukup baik pada siklus I, namun pada

siklus II aktivitas ini bisa ditingkatkan menjadi lebih baik.

Sama seperti aktivitas ketiga saat guru mendemonstrasikan

pengetahuan atau keterampilan, aktivitas memberikan kesempatan kepada

siswa untuk bertanya baik siklus I maupun siklus II tidak ada perubahan,

aktivitas ini masih dinilai baik. Sedangkan aktivitas guru saat menutup

pelajaran ikut mengalami perbaikan menjadi sangat baik.

4. Tingkat pemahaman siswa

Dari hasil pada pembelajaran siklus I dan II terjadi peningkatan

pemahaman siswa dalam menerapkan tahap-tahap pemecahan masalah.

Berikut grafik yang menunjukkan tingkat pemahaman tersebut.

Grafik 4.1 Tingkat pemahaman siswa terhadap tahap-tahap pemecahan masalah

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

Analisis Perencanaan Perhitungan Evaluasi

Siklus I

Siklus II

Page 82: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

67

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa tingkat pemahaman siswa

terhadap proses pemecahan masalah mengalami peningkatan dari siklus I

ke siklus II. Tingkat analisis siswa mengalami peningkatan dari siklus I

sebesar 90% menjadi 99% di siklus II artinya hampir seluruh siswa telah

mampu dalam menganalisis soal. Kemampuan siswa dalam merencanakan

penyelesaian soal pun meningkat dari 70% pada siklus I menjadi 86%

pada siklus II. Tahap perhitungan meningkat menjadi 66% pada siklus II

dari sebelumnya 52% pada siklus I. Dan tahap evaluasi siswa meningkat

dua kali dari siklus I yakni 44%.

5. Sikap siswa

Dari hasil angket yang diberikan kepada siswa diperoleh data yang

digambarkan ke dalam tabel dan grafik seperti di bawah ini.

a) Sikap siswa terhadap proses pembelajaran yang diikuti.

Grafik 4.2 Respon siswa terhadap proses pembelajaran dengan

menggunakan pendekatan problem solving

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa pada siklus II hampir

70% siswa mengatakan bahwa proses pembelajaran dengan

menggunakan pendekatan problem solving menarik dan mudah

dimengerti. Hampir 30% siswa mengatakan bahwa pembelajaran

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

menarik dan

mudah

dimengerti

cukup

mudah

dimengerti

sulit

dimengerti

siklus 1

siklus 2

Page 83: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

68

dengan menggunakan pendekatan problem solving cukup mudah untuk

dimengerti. Dan sisanya kurang dari 10% siswa mengatakan

pembelajaran sulit dimengerti. Dari data tersebut dapat disimpulkan

bahwa pendekatan pemecahan masalah cukup bisa membantu siswa

dalam memahami dan menyelesaikan masalah yang dalam hal ini

adalah soal-soal yang diberikan oleh guru. Melalui pendekatan

tersebut, guru menjelaskan materi secara bertahap sehingga siswa

dapat memahami secara keseluruhan. Selain itu, siswa juga merasa

terbantu dengan adanya LKS yang disediakan karena siswa dapat

langsung mengaplikasikan pemahaman materi dengan mengerjakan

soal-soal yang terdapat dalam LKS tersebut.

b) Respon siswa terhadap cara penyampaian materi oleh guru

Grafik 4.3 Respon siswa terhadap cara penyampaian materi oleh guru

Grafik 4.2 menunjukkan bahwa penyampaian materi dengan

menggunakan pendekatan pemecahan masalah sudah tergolong sangat

baik pada siklus II. Hal ini dapat dilihat dari angka persentase siswa

yang mengatakan bahwa penyampaian meteri oleh guru sudah sangat

baik yakni sebesar 65%, 25% mengatakan cukup baik, sedangkan

sisanya mengatakan kurang baik. Pada siklus II guru dapat

memperbaiki cara mengajar yang sebelumnya belum dapat diterima

siswa sepenuhnya. Guru memperbaikinya dengan lebih memberikan

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

70.00%

baik cukup baik kurang baik

sikus 1

siklus 2

Page 84: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

69

kesempatan kepada siswa untuk dapat berpikir sendiri melalui

pertanyaan yang memancing konsentrasi siswa. Selain itu guru

senantiasa berkeliling kelas mengecek kemampuan siswa dan

memberikan bimbingan jika ada hal-hal yang belum dimengerti.

c) Respon siswa terhadap pemahaman materi yang dipelajari

Grafik 4.4 Respon siswa terhadap pemahaman materi yang dipelajari

Dari grafik 4.3 di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar siswa

dapat memahami materi yang dipelajari walaupun materi tersebut

tergolong materi yang cukup sulit. Alasannya karena penyampaian

sudah cukup detail dan dapat difahami oleh siswa. Guru mengubah

cara penyampaian yang pada awalnya dirasa cepat menjadi sedikit

lebih perlahan. Hal ini dapat dibuktikan dengan nilai rata-rata posttest

yang cukup baik pada siklus II.

d) Respon siswa terhadap tes/ evaluasi yang diberikan

Grafik 4.5 Respon siswa terhadap tes/ evaluasi yang diberikan

0.00%

20.00%

40.00%

60.00%

80.00%

faham kurang faham tidak faham

siklus 1

siklus 2

0%10%20%30%40%50%60%

sangat

mudah

mudah sulit sangat sulit

siklus 1

siklus 2

Page 85: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

70

Pada grafik 4.4 dapat dilihat bahwa peningkatan sikap siswa

terjadi cukup signifikan. Telah lebih dari 50% siswa mengatakan

bahwa tes atau evaluasi yang diberikan pada siklus II tidak lagi terlalu

sulit. Hal ini karena siswa telah terbiasa melakukan tahap-tahap

pemecahan masalah dalam menyelesaikan soal. sikap ini dapat

dibuktikan dengan nilai posttest siswa yang cukup baik pada siklus II,

lebih dari 80% siswa telah mencapai SKBM yang ditentukan.

Dari penjelasan-penjelasan yang telah diuraikan di atas dari

hasil analisis angket yang diberikan kepada siswa mengenai

pendekatan problem solving dapat disimpulkan bahwa sebagian besar

siswa merasa senang dengan pembelajaran tersebut. Siswa dapat

memahami secara bertahap materi yang diberikan hingga mereka dapat

menerima materi secara keseluruhan. Siswa juga dapat meningkatkan

pemahaman mereka terhadap materi yang telah dipelajari karena

mereka diberi kesempatan untuk mengerjakan latihan soal sesuai

dengan apa yang telah guru jelaskan. Mereka juga cukup senang

karena dalam pengerjaan soal tersebut mereka dapat bertanya kepada

guru apabila ada yang belum mereka mengerti. Dalam hal ini guru

membuat suasana belajar menjadi lebih menyenangkan karena adanya

interaksi antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa sehingga

siswa merasa dihargai dan lebih diperhatikan. Namun dari keseluruhan

proses yang telah dilakukan, yakni kurang dari 10% siswa dari jumlah

keseluruhan siswa di kelas masih merasa tidak mendapat sesuatu yang

mereka inginkan seperti nilai posttest yang baik atau dibimbing penuh

oleh guru.

D. Pembahasan Temuan Penelitian

Dari hasil pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan

pendekatan problem solving pada siklus I dan II, peneliti menemukan

beberapa temuan penelitian yang akan dibahas sebagai berikut. Hasil belajar

yang diperoleh pada siklus I mengenai pengkonversian jumlah mol ke dalam

Page 86: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

71

jumlah partikel, jumlah massa, dan jumlah volum zat serta hipotesis

Avogadro rata-rata posttest yang di dapat dalam kelas adalah 58,56. Angka

tersebut masih tergolong kurang baik karena belum mencapai target yang telah

ditetapkan yakni ≥ 60. Selain itu, hanya terdapat 14 siswa yang mencapai

nilai yang telah ditetapkan tersebut, selebihnya yakni 18 siswa masih berada di

bawah rata-rata. Hal ini menunjukkan bahwa penelitian belum berhasil dan

harus dilanjutkan ke siklus berikutnya yakni siklus II.

Temuan lain dalam siklus I adalah sebagian siswa masih salah dalam

mempersepsikan istilah mol dengan molekul, selain itu siswa masih keliru

dalam mengkonversi rumus apakah harus di kali atau di bagi, di jumlah

ataupun di kurang. Kurangnya kemampuan siswa dalam hal perhitungan juga

turut menghambat proses pembelajaran begitupun kemampuan dalam

penyerapan materi sehingga guru tidak bisa terlalu cepat dalam

menyampaikan materi tersebut. Hal itu ditunjukan oleh hasil belajar siswa

yang hampir 60% berada di bawah nilai SKBM (60) dan tanggapan siswa

mengenai penyampaian materi oleh guru yang dianggap terlalu cepat bagi

mereka. Persentase siswa yang menganggap penyampaian materi oleh guru

terlalu cepat mencapai 59,4% siswa.

Di kelas yang cukup variatif tingkat keceredasan dan keaktifannya,

pada siklus I ini hanya siswa yang memang terbiasa aktif saja yang berani

bertanya, maju ke depan mengerjakan soal, dan mengerjakan latihan di rumah

selebihnya masih sungkan untuk meminta bantuan guru walaupun mereka

belum mengerti. Dan dari 32 siswa yang mengikuti pembelajaran tersebut,

hanya sekitar 5 sampai 10 siswa saja yang terlihat aktif di kelas. Berdasarkan

data yang diperoleh dari hasil posttest pada siklus I di dapat bahwa

pemahaman analisis siswa baru 90%, kemampuan merencanakan rumus

pengerjaan soal 70%, kemampuan berhitung siswa 52%, dan pengecekan yang

dilakukan oleh seluruh siswa hanya 22%

Dari siklus I tersebut guru beserta observer menganalisis dan

berdiskusi untuk merencanakan tindakan yang dapat memperbaiki siklus I

tersebut melalui proses pembelajaran pada siklus II. Adapun perbaikan-

Page 87: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

72

perbaikan yang dilakukan oleh guru adalah lebih memahami dan memberikan

perhatian lebih kepada siswa yang terlihat kurang aktif selama pembelajaran,

lebih meningkatkan langkah-langkah pembelajaran problem solving kepada

siswa. Lebih banyak memberikan pertanyaan yang sifatnya memancing

keaktifan siswa untuk dapat berpikir lebih keras dalam menyelesaikan

masalah yang dalam hal ini adalah soal yang diberikan oleh guru. Guru lebih

sering lebih berkeliling untuk mengecek ataupun mamastikan bahwa materi

yang telah disampaikan dapat diterima dengan baik oleh siswa. Selain itu,

guru pun memberikan tugas kelompok kepada siswa agar lebih aktif di kelas

dan terjadi transfer ilmu dari siswa yang sudah faham kepada siswa yang

masih belum memahami materi yang dipelajari. Pemberian reward untuk

siswa yang turut berpartisipasi aktif pun cukup meningkatkan semangat

belajar siswa di kelas.

Dari siklus II ini di dapatkan hasil rata-rata posttest yakni 73,78 dan

siswa yang mencapai SKBM sudah lebih dari 80% yakni 87,5%. Hanya

sekitar 18% siswa yang masih menganggap penyampaian materi oleh guru

terlalu cepat. 87,5% siswa merasa senang dengan pembelelajaran pada siklus

II dan hampir 50% siswa menganggap soal yang diberikan cukup mudah

untuk dikerjakan. Hal ini di dukung oleh tingkat pemahaman siswa terhadap

tahap-tahap pemecahan masalah yang meningkat pada siklus II. Kemampuan

analisis siswa mencapai 99%, kemampuan perencanaan yang dilakukan siswa

sebesar 86%, kemampuan melakukan perhitungan sebesar 66%, dan

kemampuan mengevaluasi soal yakni 44%. Artinya penelitian pada siklus II

yang memuat materi penentuan rumus empiris, rumus molekul , dan reaksi

pembatas ini sudah dikatakan berhasil. Maka dari itu peneliti memutuskan

untuk mencukupkan penelitian hanya pada siklus II.

Alasan mengapa pembelajaran siklus II mengalami peningkatan yang

cukup siginifikan adalah karena siswa memang sudah terbiasa dengan

pembelajaran problem solving dan faham dengan tahap-tahap

penyelesaiannya, siswa sudah terbiasa berinteraksi dengan peneliti yang dalam

hal ini sebagai guru di kelas tersebut, dan siswa lebih banyak mengerjakan

Page 88: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

73

latihan-latihan soal yang diberikan dengan tahapan pemecahan masalah.

Selain itu, peneliti berusaha agar pembelajaran yang diterapkan benar-benar

dapat diterima oleh siswa yaitu dengan lebih berkomunikasi kepada siswa,

mencari tahu apa saja kesulitan yang dihadapi siswa, memberikan latihan

terbimbing kepada siswa yang mengalami kesulitan tersebut dan berusaha

menciptakan suasana kelas yang nyaman agar siswa tetap senang dengan

pembelajaran kimia walaupun materi yang dipelajari cukup sulit.

Dengan demikian, berdasarkan beberapa temuan penelitian di atas

penerapan pendekatan problem solving yang dirancang dengan baik dapat

menjadi salah satu alternatif yang dapat digunakan dalam pembelajaran kimia

khususnya untuk menjelaskan pengetahuan prosedural yang membutuhkan

tahap-tahap yang sistematis. Dalam hal ini materi-materi hitungan seperti

perhitungan kimia mengenai konsep mol dalam stoikiometri membutuhkan

penjelasan dan bimbingan yang lebih dari guru. Dengan digunakannnya

tahapan pemecahan masalah dalam menyelesaikan soal, diharapkan siswa

selain siswa dapat menyelesaikan soal dengan benar, siswa dapat menganalisis

data-data yang terdapat dalam soal, merencanakan sebuah pemecahan masalah

yang tepat, dan dapat membuat sebuah kesimpulan yang benar dari sebuah

jawaban. Selain itu, melalui tahap-tahap pemecahan masalah juga diharapkan

siswa terbiasa untuk menyelesaikan masalah dengan baik dan benar tidak

hanya dalam hal pelajaran kimia atau pelajaran hitungan saja namun juga

dapat diterapkan dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Jadi secara umum dapat disimpulkan bahwa pendekatan pemecahan

masalah dalam pembelajaran kimia dapat diterapkan untuk mencapai tujuan

dalam mempelajari konsep perhitungan kimia dan dapat menjadi salah satu

alternatif untuk pembelajaran lain diluar pembelajaran kimia.

E. Keterbatasan dalam Penelitian

Peneliti menyadari bahwasanya dalam penelitian yang dilakukan

masih terdapat banyak keterbatasan. Peneliti berusaha menyimpulkan

Page 89: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

74

beberapa keterbatasan yang dihadapi ketika melakukan proses pembelajaran

yang diteliti tersebut. Keterbatasan-keterbatasan tersebut diantaranya adalah:

1. Instrument test yang digunakan belum seluruhnya dapat menilai

pemahaman siswa pada sisi perhitungan.

2. Penelitian yang dilakukan terbatas hanya pada bagaimana siswa mampu

dalam menyelesaikan masalah yang terdapat pada pokok bahasan

stoikiomteri II yang membahas perhitungan kimia saja.

3. Pelaksanaan latihan terbimbing, latihan mandiri, dan perhatian guru

dalam suatu kelompok ataupun perorangan belum terlaksana secara baik

dan memadai.

4. Konsentrasi siswa yang tidak seluruhny dapat di atasi oleh peneliti.

Page 90: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

75

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya,

dapat diambil kesimpulan bahwa setelah dilakukan kegiatan pembelajaran

dengan menggunakan pendekatan problem solving dengan 4 tahapan yakni

analisis dimana siswa terlebih dahulu memahami masalah dengan

mengumpulkan data yang diperoleh dan menentukan inti permasalahan yang

harus dipecahkan; kemudian membuat sebuah perencanaan dengan

menentukan langkah-langkah ataupun rumus-rumus yang akan digunakan

untuk menyelesaikan permasalahan tersebut; setelah itu melakukan

perhitungan sesuai dengan langkah-langkah ataupun rumus yang digunakan,

dan terakhir melakukan evaluasi untuk mengecek ketepatan jawaban yang

diperoleh; hasil belajar kimia siswa pada pokok bahasan konsep mol dalam

stoikiometri dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan.

Dari proses pembelajaran pada siklus I dan II didapatkan nilai rata-

rata hasil belajar pada posttest I adalah 58,56 dan persentase siswa yang

mencapai nalai rata-rata ketercapaian hasil belajar yakni 43,75%. Setelah

dilakukan perbaikan baik pada penerapan tahap-tahap penyelesaian masalah,

ringkasan materi yang diberikan kepada siswa, cara penyampaian materi oleh

guru, pendekatan yang dilakukan, maupun metode yang digunakan pada siklus

II, rata-rata posttest siswa mencapai 73,78 dan persentase siswa yang

mendapatkan nilai lebih atau sama dengan nilai rata-rata ketercapaian hasil

belajar adalah 87,50%. Angka ini sudah cukup bahkan melebihi dari batas

ketercapaian yang ditentukan artinya penelitian dapat dikatakan berhasil.

B. Saran

Sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian ini, peneliti mencoba

mengemukakan beberapa saran sebagai berikut:

Page 91: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

76

1. Pendekatan problem solving dalam pembelajaran dapat diterapkan sebagai

salah satu alternatif pendekatan dalam pembelajaran kimia. Namun,

pendekatan ini harus disesuaikan dengan materi atau konsep yang dipilih.

2. Penerapan pendekatan problem solving dapat dikolaborasikan dengan

model pembelajaran lain seperti model pembelajaran kooperatif sehingga

siswa dapat lebih aktif dalam proses pembelajaran.

3. Kelengkapan media pembelajaran juga dapat membantu guru dalam

menerapkan pendekatan problem solving ini sehingga tujuan pembelajaran

akan tercapai dengan lebih baik.

4. Untuk peneliti yang ingin melanjutkan penelitian ini, ada baiknya

menerapkan model ataupun metode pembelajaran yang dapat

meningkatkan motivasi siswa selama pembelajaran di kelas.

5. Mengingat penelitian ini masih sangat sederhana, apa yang didapat dari

hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar untuk penelitian lanjutan.

Page 92: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

77

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Mulyati. 2000. Strategi Belajar Mengajar Kimia: Prinsip dan Aplikasinya

Menuju Pembelajaran yang Efektif. Bandung: UPI

Arikunto, Suharsimi dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 2003. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 2996. Prosedur Peneltian dan Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta.

Basrowi dan Suwandi. 2008. Prosedur penelitian Tindakan Kelas. Bogor: Ghalia

Indonesia.

Bruder, Regina. 2005. Working with tasks for the learning of problem solving in

maths teaching as an issue of the first teacher training phase. Darmstadt

(Germany) ZDM Vol. 37 (5) Analyses.

Carson, Jamin. 2007. A Problem with Problem Solving: Teaching Thinking

Without Teaching Knowledge. The Mathemathic Educator 2007 Vol. 17,

no. 2.

Dahar, Ratna Wilis . 1996. Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Depdiknas, Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Kimia SMA dan

MA.

Depdiknas. 2006. Pusat Kurikulum. Balitbang: Depdiknas.

Dzamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar.

Jakarta: Rineka Cipta. Edisi revisi. Cet. Ke 3

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. 2007. Pedoman Penulisan Skripsi. Jakarta:

FITK UIN Syarif Hidayatullah.

Hamalik, Oemar. 2005. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara, cet. ke-7

Iska, Zikri Neni. Diktat Psikologi Umum. (untuk kalangan sendiri)

Jonassen, David H. 2004. Toward Design Theory of Problem Solving. Paper,

ETR&D, Vol. 48, No. 4.

Page 93: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

78

Kean, E dan C Middlecamp. 1985. Panduan Belajar Kimia Dasar. Jakarta:

Gramedia.1985

Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai

Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Rajawali Press.

Litzinger, Thomas. A Cognitive Study of Problem Solving in Statics.(di akses 20

mei 2009)

Michael Purba. 2000. KIMIA 2000 Untuk SMU kelas 1. Jakarta: Erlangga. Cet. Ke

1.

Purwanto, Ngalim. 2004. Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosdakarya.

PUSTEKOM,2005.(http://www.edukasi.net/mol/mo_full.php?moid=101&fname=

kb2_2.htm)

Salim, Peter dan Yeni Salim. 1991. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer.

Jakarta: Modern English.

Sezgin Selcuk, Gamze. 2008. The Effects of Problem Solving Intstruction of

Physics Achievement, Problem Solving Performance and Strategi

Use.(Jurnal of physics education vol. 2 no.3.

Sofyan, Ahmad dkk. 2006. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi.

Jakarta: UIN Press.

Sudarman. 2007. Problem Based Learning: suatu model pembelejaran untuk

mengembangkan dan meningkatkan kemampuan memecahkan masalah.

Jurnal pendidikan inovatif volume 2, no. 2.

Sudarmo, Unggul. Kimia Untuk SMA kelas X. Jakarta: PT. Phibeta Aneka Gama,

cet. Ke-1.

Sudjana, Nana. 1995. Penilaian Hasil Proses Belajar. Bandung: remaja Rosda

Karya.

Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya.

Jakarta: Bumi Aksara.

Sumardyono, M.P. Beberapa Saran dan Tips dalam Penerapan Pembelajaran

Problem Solving.

Syah, Muhibbin. 2001. Psikologi Belajar. Jakarta: PT.Logos Wacana Ilmu, cet.

.ke-3.

Page 94: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

79

Syah, Muhibin. 2005. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya.

Tanrere, Munir. 2008. Environmental Problem Solving in Learning Chemistry for

High School Students. Jurnal of Applied Sciences in Environmental

Sanitation Volume 3 No.1

Thoifuri. 2008. Menjadi Guru Inisiator. Semarang: Rasail.

Undang—undang SISDIKNAS (UU RI No. 20 th. 2003). 2008. Jakarta: Sinar

Grafika.

Page 95: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 96: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

84

RPP SIKLUS I

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMAN 2 Cisauk

Mata Pelajaran : KIMIA

Kelas/Semester : X/1

Alokasi waktu : 6 jam pelajaran (6 x 45 menit)

Jumlah pertemuan : 3 kali pertemuan

Standar Kompetensi

2. Mendeskripsikan hukum-hukum dasar kimia dan penerapannya dalam

perhitungan kimia (stoikhiometri).

Kompetensi Dasar

2.2 Membuktikan dan mengkomunikasikan berlakunya hukum-hukum dasar

kimia melalui percobaan serta menerapkan konsep mol dalam menyelesaikan

perhitungan kimia.

Indikator

1. Mengkonversikan jumlah mol dengan jumlah partikel, massa zat, dan volum

zat, serta membuktikan hipotesis avogadro

Tujuan pembelajaran :

1. Siswa dapat mengkonversikan jumlah mol kedalam jumlah partikel.

2. Siswa dapat mengkonversikan jumlah mol kedalam jumlah massa.

3. Siswa dapat mengkonversikan jumlah mol ke dalam jumlah volum zat.

4. Siswa dapat menghitung volum gas ideal dan menghitung volume gas

berdasarkan hipotesis avogadro.

Materi Ajar

Perhitungan kimia:

- Konsep mol

- Hukum gas ideal

- Hipotesis avogadro

Metode Pembelajaran

- Ceramah

- Latihan

- Diskusi Informasi

Pendekatan Pembelajaran

Pendekatan Problem Solving

Page 97: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

85

Langkah Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan Pertama (2 x 45 menit) Kegiatan Aktivitas Guru Aktivitas Siswa

Awal

(5 menit)

Mengkondisikan siswa untuk belajar.

Mengabsen siswa.

Menyampaikan tujuan pembelajaran

Apersepsi dan motivasi

- Apakah kalian pernah mendengar

istilah ”mol”?

- Siapa yang mengetahui satuan-

satuan dalam fisika?

Siswa mengkondisikan diri untuk

belajar.

Memperhatikan guru

Menjawab:

- Ya/ tidak

- Gram, meter, kilogram,

dsb...

Inti

(80 menit)

Menjelaskan definisi mol dalam senyawa

atau reaksi kimia.

- Mol merupakan jenis satuan dalam

kimia yang digunakan untuk

menentukan sejumlah zat.

Menjelaskan hubungan mol dengan

jumlah pertikel atau molekul.

1mol = 6,02 x 1023

partikel

Memberikan contoh soal mengenai

pengkonversian jumlah mol ke dalam

jumlah partikel dan menunjukan tahap-

tahap penyelesaian dengan menggunakan

pendekatan problem solving.

Contoh:

Dalam satu mol molekul air (H2O)

terdapat 6,022 x 1023

partikel molekul

H2O. Berapakah jumlah partikel atom

yang terdapat dalam 1 mol air tersebut?

Jawab :

1. Tahap analisis

Diketahui:

Jumlah mol molekul air (H2O)

= 1 mol

1 mol molekul air = 6,022 x

1023

partikel molekul H2O.

Ditanyakan :

Jumlah partikel atom dalam 1 mol

air tersebut?

2. Tahap perencanaan

1 molekul air tersusun oleh 2

atom H dan 1 atom O. Jadi 1

molekul air tersusun oleh 3

atom.

1 mol zat mengandung 6,022 x

1023

partikel zat, maka 1 mol

atom mengandung 6,022 x 1023

partikel

Mencari jumlah total partikel

atom dalam 1 mol air dengan

rumus:

Memperhatikan penjelasan guru

mengenai definisi mol dalam

senyawa.

Memperhatikan penjelasan

mengenai hubungan mol dengan

jumlah molekul dan

memperhatikan tahap-tahap

pengerjaan soal yang dicontohkan

oleh guru.

Page 98: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

86

X = a x n x L

3. Tahap perhitungan

Jumlah partikel H2O

= 1 mol H2O x 6,022 x 10 23

molekul

Jumlah paritkel atom

= 3 x 1 mol x 6,022 x 10 23

atom/mol = 1,806 x 10 23

atom

4. Tahap evaluasi

Jadi, dalam 1 mol air terdapat 1,806

x 10 23

partikel atom

Memberikan latihan pada LKS hal. 3.

Soal:

Dalam satu mol air terdapat 6,022 x 10 23

molekul H2O. Jika dalam satu tetes air

hujan terdapat 2 mol air, berapakah

jumlah partikel atom air hujan tersebut

jika tertampung sebanyak 10 tetes?

Mengerjakan soal latihan pada

LKS halaman 3 dengan

menggunakan pendekatan

problem solving.

1. Analisis:

Diketahui:

1 mol H2O = 6,022 x 10 23

molekul/mol

1 tetes = 2 mol

Ditanyakan:

- Jumlah molekul dalam 10

tetes air?

- Jumlah partikel atomnya?

2. Perencanaan

- Menentukan jumlah mol 10

tetes air.

- Menentukan jumlah molekul

10 tetes air.

- Menentukan jumlah atom

air.

- Menentukan jumlah partikel

atom-atom air.

3. Perhitungan

1 tetes air = 2 mol, maka 10

tetes = 20 mol

Maka jumlah molekul air

= 20 mol x 6,022 x 10 23

molekul/mol

= 120,44 x 1023

molekul

Satu molekul air (H2O) tersusun

oleh 2 atom H dan 1 atom O.

Jadi dalam 1 molekul air

tersusun oleh 3 atom. 1 mol

suatu unsur terdiri dari 6,022 x

1023

partikel/mol. Maka jumlah

partikel atom-atom air sebanyak

20 mol

= 20 mol x 3 x 6,022 x 1023

partikel/mol

Page 99: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

87

Menanyakan tingkat kefahaman siswa.

Menjelaskan hubungan mol dengan massa

zat.

Menjelaskan pengertian massa molar atau

massa molekul relatif (Mr)

Massa zat = mol x Mr zat

Memberikan contoh soal mengenai

pengkonversian jumlah mol ke dalam

jumlah massa dan menunjukan tahap-

tahap penyelesaian dengan menggunakan

pendekatan problem solving.

Contoh:

Berapakah jumlah partikel dari 11

gram CO2, jika diketahui Ar C = 12

dan Ar O = 16?

1. Analisis

Diketahui:

- Molekul karbondioksida sebanyak 11

gram

- Ar C = 12, Ar O = 16

Ditanyakan:

Jumlah molekul CO2 ?

2. Perencanaan

- Menentukan massa molar atau massa

molekul realtifnya.

- Menentukan jumlah mol CO2

- Menentukan jumlah molekul CO2

3. Perhitungan

- Massa molar atau massa molekul realtif

CO2

Mr CO2=(1xAr C )+( 2 x Ar O)

= ( 1 x 12 ) + ( 2 x 16 )

= 44

Massa molar CO2 = 44 g/mol.

- Mol CO2 = massa/ Mr CO2

= 11 gram

44 gram/mol

= 0,25 mol CO2

- Jumlah molekul CO2

= jumlah mol x jumlah molekul

= 0,25 mol x (6,022 x 1023

)

= 1,5055 x 1023

molekul

4. Pengecekan

Jumlah molekul CO2 yang berhasil di

hitung rani adalah 1,5055 x 1023

= 361,32 x 1023

partikel

4. Pengecekan

Jumlah molekul 10 tetes air

adalah 120,44 x 1023

molekul.

Dan jumlah partikel atom 10

tetes air adalah

361,32 x 1023

partikel

Bertanya bila masih belum

faham.

Memperhatikan penjelasan

mengenai hubungan mol dengan

massa molar dan massa zat.

Page 100: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

88

molekul.

Memberikan latihan pada LKS halaman 5

Soal:

Berapakah massa sejumlah volum gas

NH3 yang mengandung 6,02 x 1022

molekul NH3 jika diketahui Ar N=14,

H=1?

Menanyakan tingkat kefahaman siswa.

Mengerjakan soal latihan pada

LKS halaman 5 dengan

menggunakan pendekatan

problem solving.

Bertanya bila belum faham

Penutup

(2 menit)

Meminta siswa untuk mempelajari soal-

soal yang terdapat pada buku paket kimia

ataupun LKS.

Menutup pelajaran dengan mengucapkan

salam.

Merapikan buku dan posisi

belajar.

Menjawab salam.

Pertemuan Kedua (2 X 45 Menit)

Alokasi

waktu

Kegiatan guru Kegiatan siswa

Awal

(5 menit)

Mengkondisikan siswa untuk belajar.

Mengabsensi siswa

Meminta tugas yang diberikan ke

siswa.

Menyiapkan diri untuk belajar.

Mengeluarkan LKS dan

menunjukkan hasil pekerjaan

rumah masing-masing.

Inti

70 menit

Melanjutkan materi yang akan dipelajari

yakni mengkonversi jumlah mol ke dalam

jumlah volum zat dan rumus volum gas

ideal.

Menjelaskan pengertian volum molar dan

menentukan besarnya.

1 mol = 22,4 liter

Menjelaskan hubungan mol dengan volum

zat.

Volum zat = mol x Volum molar zat

(V = n x Vm)

Memberikan contoh soal pada halaman 6

serta tahap-tahap penyelesaiannya dengan

menggunakan pendekatan problem

solving.

Contoh 1:

Hitunglah volum gas SO3 yang bermassa

4 gram jika diketahui Ar S=32 dan

O=16!

Jawab:

a. Analisis

Diketahui:

Massa gas SO3= 4 gram

Ar S=32, Ar O=16

Ditanyakan: Volum gas?

b. Perencanaan

Menghitung volume gas dengan

rumus:

V = Mol SO3 x Vms atau

Memperhatikan penjelasan

mengenai hubungan antara mol

dengan volum zat.

Page 101: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

89

V= n x 22,4 L/mol

Karna jumlah mol belum

diketahui maka jumlah mol gas

dapat ditentukan dengan rumus :

Mol SO3=massa SO3

Mr SO3

Mr zat belum diketahui maka

Mr dihitung terlebih dulu.

c. Perhitungan

Mr SO3 = (1 x Ar S) + (3 x Ar O)

= (1 x 32) + (3 x 16)

= 80 gram/mol

Mol SO3= 4 gram = 0,05 mol

80 g/mol

V = 0,05 mol x 22,4 L/mol = 1,12 L

d. Pengecekan

Volum yang didapat dari 4 gram gas

SO3 adalah 1,12 liter.

Memberikan latihan soal dalam LKS

halaman 7 no. 2

Radit ingin menghitung massa dari 10

liter gas CH4 pada ruangan yang bersuhu

00C dan bertekanan 1 atm. Berapakah

jumlah massa gas yang di dapat Radit jika

ia mengetahui bahwa Ar C = 12 dan Ar H

= 1?

Mengerjakan soal latihan pada

LKS halaman 7 dengan

menggunakan pendekatan

problem solving.

1. Analisis

Diketahui:

Volum gas CH4 = 10 liter

Ar C = 12, Ar H = 1

Suhu (T) = 00C

Tekanan (P) = 1 atm

(suhu 00C dan tekanan 1 atm

adalah keadaan standar)

Ditanyakan:

Massa gas CH4?

2. Perencanaan

- Menentukan jumlah mol gas

dari volum yang diketahui.

- Menentukan massa molekul

relative CH4

- Menghitung massa gas dari

mol dan Mr yang telah di

ketahui.

3. Perhitungan

- Volum CH4 = mol CH4 x

Volum molar gas

10 liter = n x 22,4

liter/mol

n = 10 L

22,4L

mol

n = 0,446 mol

- Mr CH4 = (1 x 12) + (4 x 1)

= 16 gram/mol

- Massa gas CH4 = mol x Mr

= 0,446 mol x 16 g/mol

Page 102: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

90

Menanyakan tingkat kefahaman siswa.

Menjelaskan pengertian volum gas ideal

P . V = n. R . T

Menyajikan cara mencari mol dengan

menggunakan rumus volum gas ideal

n = PV

R.T

Contoh:

Berapakah volum 1 gram gas hydrogen

(H2) yang diukur pada suhu 25 0C dan

tekanan 1 atm?

Jawab :

1. Analisis

Diketahui :

massa gas = 1 gram

suhu (T) = 25 0C

tekanan (P) = 1 atm

Ditanyakan:

Volum gas?

2. Perencanaan

Karna suhu bukan 00C, maka

ditentukan untuk volum gas

adalah dengan menggunakan

rumus gas ideal, yaitu:

PV=nRT

Mengubah satuan suhu dari 0C

menjadi 0K

T = 250C = 25 + 273

0K = 298

0K

Menghitung besaran mol gas

dengan terlebih dahulu

menghitung Mr-nya. (Mol=

G/Mr)

Memasukkan nilai besaran-

besaran yang ada.

Menghitung Volum gas dengan

rumus: V = n R T

P

3. Perhitungan

Mr H2 = (2 x Ar H)

= 2 x 1 = 2 g/mol

Mol H2 = 1 gram = 0,5 mol

2 g/mol

= 7,136 gram

4. Pengecekan

Massa gas CH4 yang di dapat

Radit adalah sebanyak 7,136

gram.

Bertanya bila belum faham.

Memperhatikan penjelasan

mengenai rumus volum gas

ideal.

Page 103: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

91

V H2 = 0,5 mol x 0,082 L atm/K mol x 298

0K

1 atm

= 12,218 L

4. Pengecekan

Volum gas hydrogen yang didapat

ialah 12,218 liter.

Memberikan contoh soal dan latihan pada

LKS halaman 9 serta tahap-tahap

penyelesaiannya dengan menggunakan

pendekatan problem solving.

Menanyakan tingkat kefahaman siswa.

Mengerjakan soal latihan pada

LKS halaman 9 dengan

menggunakan pendekatan

problem solving.

Bertanya bila belum faham

Penutup

5 menit

Meminta siswa untuk menyimpulkan

materi yang telah dipelajari mengenai

hubungan mol dengan jumlah parikel,

massa, dan volum zat.

Membagikan lembaran soal latihan untuk

dikerjakan dirumah.

Menutup pelajaran dengan mengucapkan

salam.

Menyimpulkan matrei yang

telah dipelajari.

Merapikan buku dan posisi

belajar.

Menjawab salam.

Pertemuan Ketiga (2 x 45 menit)

Kegiatan Aktivitas guru Aktivitas siswa

Awal

(5 menit)

Mengkondisikan siswa untuk belajar.

Mengingatkan siswa bahwa pada 1 jam

pelajaran terakhir akan ada postest 1.

Mengkondisikan diri untuk

belajar

Berdo’a sebelum memulai

pelajaran.

Inti

(80 menit)

Menjelaskan pengertian hipotesis

Avogadro bahwa Pada suhu dan tekanan

yang sama, sejumlah volume yang sama

suatu gas (sembarang gas) mengandung

jumlah molekul yang sama pula.

V1 : V2 = n1 : n2

Memberikan contoh soal.

Berapakah volum dari 3 gram gas

nitrogen monoksida (NO) yang diukur

pada suhu dan tekanan yang sama dengan

1 gram gas metana (CH4) dengan volum

1,5 liter? (Ar N=14, O=16, H=1)

Jawab :

1. Analisis

Diketahui:

Massa gas NO = 3 gram

Massa gas metana = 1 gram

Volum gas metana = 1,5 L

Ar N=14, O=16, H=1

Ditanyakan :

Volum gas NO?

Menyimak penjelasan guru.

Membantu guru menyelesaikan

latihan soal bersama-sama.

Page 104: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

92

2. Perencanaan

Mencari volum NO dengan

menggunakan perbandingan

(hipotesis) Avogadro, V1 : V2 = n1 :

n2

Menghitung jumlah mol masing-

masing gas, dengan rumus: Mol=

G/Mr

3.Perhitungan

Mr NO = (1 x 14) + (1 x 16)

= 30 g/mol

Mol NO = 3 gram = 0,1 mol

30 g/mol

Mr CH4 = (1 x 12 ) + (4 x 1)

= 16 g/mol

Mr CH4 = 1 gram = 0,0625 mol

16 g/mol

VNO : VCH4 = nNO : nCH4

VNO : 1,5 L = 0,1 mol : 0,0625 mol

VNO =(0,1 mol : 0,0625 mol) x 1,5 L

VNO = 2,4 L

4.Pengecekan

Jadi, volum gas NO yang di dapat

adalah sebanyak 2,4 liter.

Menanyakan tingkat kefahaman siswa

Membagikan soal post test 1.

Memperhatikan siswa mengerjakan

latihan soal.

Menerima lembar jawaban siswa.

Bertanya apabila belum faham.

Mengerjakan soal postest dengan

baik (30 menit)

Mengumpulkan lembar jawaban

yang telah diisi.

Penutup Menutup pertemuan dengan

mengucapkan salam.

Menjawab salam.

Sumber Belajar

1. Buku Kimia SMA kelas X

Penilaian

1. Jenis Instrumen : tes

2. Bentuk Instrumen : tes tertulis berupa tes uraian

3. Contoh Instrumen :

Berapakah massa sejumlah volum gas NH3 yang mengandung 6,02 x 1022

molekul NH3 jika diketahui Ar N=14, H=1?

Cisauk ,......Januari 2010

Kepala sekolah Guru Mata Pelajaran Kimia

Page 105: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

93

RPP SIKLUS II

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

STOIKIOMETRI

Satuan Pendidikan : SMAN 2 Cisauk

Mata Pelajaran : KIMIA

Kelas/Semester : X/1

Alokasi waktu : 6 jam pelajaran (6 x 45 menit)

Jumlah pertemuan : 3 kali pertemuan.

Standar Kompetensi

2. Mendeskripsikan hukum-hukum dasar kimia dan penerapannya dalam

perhitungan kimia (stoikhiometri).

Kompetensi Dasar

2.2 Membuktikan dan mengkomunikasikan berlakunya hukum-hukum dasar

kimia melalui percobaan serta menerapkan konsep mol dalam menyelesaikan

perhitungan kimia.

Indikator

1. Menentukan rumus empiris, rumus molekul dan kadar zat dalam suatu

senyawa.

2. Menentukan pereaksi pembatas dalam suatu reaksi.

Tujuan pembelajaran :

1. Siswa dapat menentukan rumus empiris suatu senyawa.

2. Siswa dapat menentukan rumul molekul melalui rumus empiris senyawa.

3. Siswa dapat menentukan kadar zat dalam suatu senyawa.

4. Siswa dapat dapat menentukan pereaksi pembatas dalam suatu reaksi.

5. Siswa dapat dapat menentukan banyak zat pereaksi atau hasil reaksi yang

terbentuk.

Materi Ajar

Perhitungan kimia:

- Rumus empiris

- Rumus molekul

- Kadar zat

- Reaksi pembatas

Metode Pembelajaran

- Ceramah

- Latihan

- Diskusi Informasi.

Pendekatan Pembelajaran

Pendekatan Problem Solving

Page 106: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

94

Langkah Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan Pertama (2 X 45 menit)

Kegiatan Aktivitas Guru Aktivitas Siswa

Awal

(5 menit)

Mengkondisikan siswa untuk belajar.

Mengabsen siswa.

Menyampaikan tujuan pembelajaran

Apersepsi dan motivasi.

”Siapa yang bisa menyebutkan rumus kimia

glukosa?”

”Siapa yang mengetahui rumus kimia dari

karbondioksida?”

Mengkondisikan diri untuk belajar.

Memotivasi diri untuk belajar

dengan baik.

Menjawab: C6H12O6 dan CO2

Inti

(80menit)

Menjelaskan pengertian rumus empiris dan

rumus rumus molekul senyawa. Rumus empiris (RE) atau rumus perbandingan adalah rumus kimia yang menyatakan jenis dan perbandingan paling sederhana dari atom-atom yang terdapat dalam suatu senyawa. Contoh: Rumus molekul glukosa adalah C6H12O6, rumus empirisnya adalah CH2O, berarti perbandingan mol atom C : H : O adalah 1 : 2 : 1.

Menyajikan cara menentukan rumus

molekul dan rumus empiris senyawa

menggunakan perbandingan mol antar unsur

dalam senyawa serta tahap-tahap pemecahan

masalahnya.

Contoh:

Dalam 3 gram suatu senyawa karbon

terdapat 1,2 gram karbon (C), 0,2 hidrogen

(H), dan sisanya oksigen (O). Tentukanlah

rumus empiris senyawa tersebut jika

diketahui Ar H=1, C=12, dan O=16!

Jawab:

1. Analisis

Diketahui:

Massa senyawa= 3 gram

Massa karbon (C)= 1,2 gram

Massa hydrogen (H)= 0,2 gram

Ar H=1, C=12, dan O=16

Ditanyakan:

Rumus empiris senyawa?

2. Perencanaan

Menentukan massa oksigen =

massa senyawa – (massa C +

massa H)

Menentukan jumlah mol masing-

masing atom

Membandingkan mol masing-

masing atom

Menentukan rumus empiris

Memperhatikan penjelasan guru

mengenai rumus empiris dan

menentukan rumus empiris.

Mencoba menentukan rumus

empiris dan rumus molekul

senyawa dengan menggunakan

perbandingan mol dan tahap-

tahap pemecahan masalah.

Page 107: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

95

3. Perhitungan

Massa O = 3g – (1,2g + 0,2 g)

= 1,6 gram

Mol C = 1,2 gram = 0,1 mol

12 g/mol

Mol H= 0,2 gram = 0,2 mol

1 g/mol

Mol O= 1,6 gram = 0,1 mol

16 g/mol

Perbandingan mol C : H : O = 0,1

mol : 0,2 mol : 0,1 mol

= 1 : 2 : 1

Rumus empiris senyawa= CH2O

4. Pengecekan

Rumus empiris senyawa tersebut adalah

CH2O

Memberikan latihan soal dalam LKS

halaman 4-5.

Menanyakan kefahaman siswa.

Menyajikan cara menentukan rumus

molekul:

Suatu senyawa mempunyai rumus empiris

CH2O dan massa molekulrelatif 60. Jika

diketahui massa atom relatif H=1, C=12,

dan O=16, maka rumus molekul senyawa itu

adalah…

Jawab:

1. Analisis

Diketahui:

Rumus empiris : CH2O

Mr senyawa : 60 g/mol

Ar H= 1, C=12, O=16

Ditanyakan:

Rumus molekul?

2. Perencanaan

Menentukan rumus molekul dari

rumus empiris yang telah diketahui

RM = (RE)n

∑ Mr RM = (∑ Mr RE)n

menentukan rumus Mr rumus

empiris

Mr CH2O = (Ar C) + (Ar H x 2) +

(Ar O)

3. Perhitungan

Mr CH2O

= (Ar Cx1)+ (Ar Hx2) + (Ar Ox1)

= (12 x 1) + (1 x 2) + (16 x 1)

= 12 + 2 + 16 = 30 g/mol

Mengerjakan soal latihan dengan

menggunakan tahapan pemecahan

masalah.

Seorang siswa maju ke depan

mengerjakan soal.

Bertanya apabila belum faham.

Memerhatikan penjelasan guru

mengenai rumus molekul dan cara

menenetukan rumus molekul.

Page 108: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

96

∑ Mr RM = (∑ Mr RE)n

60 g/mol = ( 30 g/mol) n

n = 60 g/mol

30 g/mol

n = 2

RM = (RE)n

RM = (CH2O) 2

RM = C2H4O2

4. Pengecekan

Jadi rumus molekul senyawa itu

adalah C2H4O2

Membimbing siswa menentukan kadar

persen unsur dalam suatu senyawa.

Contoh:

Berapakah persen besi yang terdapat

dalam Fe2O3 jika diketahui Ar Fe=56,

O=16.

Jawab:

1. Analisis

Diketahui :

- Senyawa Fe2O3 (Ar Fe=56, O=16)

Ditanyakan :

- % unsur besi dan Fe2O3

2. Perencanaan

- Menentukan Mr senyawa

- Menentukan jumlah besi (n) dalam

senyawa kemudian mencari kadar

besi melalui perbandingan Ar besi

dengan Mr senyawa.

3. Perhitungan

- Mr Fe2O3 = ((2 x 56) + (3 x 16))

= 160

- Kadar besi = 𝑛 𝑋 𝐴𝑟 𝐹𝑒

𝑀𝑟 𝐹𝑒2𝑂3 x 100 %

Fe = 2 �尰 56

160 x 100 %

Fe = 70%

4. Pengecekan

Persentase besi dalam senyawa

Fe2O3 adalah 70 %

Memberikan kesempatan siswa untuk

bertanya.

Mengajak siswa untuk mengikuti permainan

kecil yang bertujuan membangkitkan

kembali semangat belajar siswa

Kembali meminta siswa mengerjakan soal

untuk menentukan rumus molekul senyawa

dan kadar unsur dalam senyawa..

Memberikan latihan soal menentukan rumus

molekul dalam LKS halaman 6.

Menyimak penjelasan guru

mengenai cara perhitungan kadar

zat dalam senyawa.

Bertanya jika belum faham.

Mengikuti permainan yang

ditunjukkan oleh guru dengan

senang.

Mengerjakan soal latihan dengan

pendekatan pemecahana masalah.

Page 109: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

97

1. Diketemukan suatu senyawa terdiri

dari 60% Karbon, 5% Hidrogen, dan

sisanya Nitrogen. Jika Mr senyawa itu

= 80 g/mol. Bagaimamankah rumus

empiris dan rumus molekul senyawa

tersebut?! (Ar C = 12 ; H = 1 ; N = 14)

2. Seorang siswa yang sedang melakukan

percobaan di laboratorium mengambil

senyawa yang mengandung 80% unsur

karbon dan 20% unsur hidrogen

sebagai sampel. Massa relatif senyawa

tersebut adalah 30 g/mol. Tentukan

rumus molekul senyawa tersebut!

Seorang siswa mengerjakan soal

di papan tulis..

Jawaban no. 1

1. Analisis

Diketahui:

Suatu senyawa mengandung

karbon (C)= 60%

hidrogen= 5 %

nitrogen = % senyawa – (% C

+ % H)

Mr senyawa: 80 g/mol

Ditanyakan: Rumus empiris

dan rumus molekul?

2. Perencanaan

- Menentukan % N

- Menentukan massa

senyawa dengan

pemisalan (misal massa =

100 g)

- Menentukan perbandingan

massa unsur

- Menentukan perbandingan

mol antar unsur.

- Menentukan rumus

empiris dan rumus

molekul senyawa.

3. Perhitungan

- % Nitrogen = 100% - (

60% + 5% ) = 35%

- Misal massa senyawa =

100 gram,

Maka massa C = 60% x

100 g = 60 g

Massa H = 5 % x 100 g =

5 g

Massa N = 35% x 100 g =

35 g

- Perbandingan massa unsur

C : N : H = 60 : 35 : 5

- Perbandingan mol

C : H : N = 5 : 5 : 2,5

= 2 : 2 :1

(dibulatkan)

Maka rumus empiris =

C2H2N …….(0.5)

- Rumus = ( C2H2N ) n = 80

= ( 24 + 2 + 14 ) n = 80

= ( 40 ) n = 80 n = 2

Page 110: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

98

Menanyakan kefahaman siswa.

Jadi rumus molekul

senyawa tersebut

= ( C2H2N ) 2= C4H4N2

4. Pengecekan

Rumus empiris senyawa =

C2H2N

Rumus molekul senyawa =

C4H4N2

Bertanya apabila belum faham.

Penutup

(5 menit)

Meminta siswa untuk mengerjakan tugas

rumah dan latihan-latihan dalam LKS.

Meminta siswa menyimpulkan materi.

Menutup pelajaran dan mengucapkan salam.

Merapikan posisi untuk siap

menghadapi mata pelajaran

berikutnya.

Menyimpulkan matrei yang elah

dipelajari yakni cara penentuan

rumus molekul dan rumus

empiris senyawa.

Menjawanb salam.

Pertemuan kedua

Kegiatan Aktivitas guru Aktivitas siswa

Awal

(5 menit) Mempersiapkan siswa untuk belajar.

Meminta hasil pekerjaan rumah siswa

yang telah diberikan pada pertemuan

sebelumnya.

Menanyakan kepada siswa apakah masih

terdapat kesulitan dalam mengerjakan

soal.

Mengkondisikan diri untuk siap

belajar.

Menyerahkan tugas rumah masing-

masing.

Menyampaikan kepada guru

kesulitan-kesulitan yang di hadapi

ketika mengerjakan soal.

Inti

(80 menit) Meminta siswa mengerjakan soal atau

tugas rumah di papan tulis.

Mereview dan menegaskan materi pada

pertemuan sebelumnya kemudian

melanjutkan pembahasan ke matrei

selanjutnya yakni mengenai reaksi

pembatas.

Menjelaskan cara penentuan reaksi

pembatas dan memberikan contoh latihan

soal dengan menggunakan tahap-tahap

pemecahan masalah.

Menanyakan tingkat pemahaman siswa.

Meminta siswa membentuk kelompok

yang beranggotakan masing-masing 4

orang..

Membagikan quiz kelompok untuk

dikerjakan dalam waktu 30 menit.

Maju ke depan untuk menggerjakan

soal.

Mengikuti pembahasan selanjutnya.

Mengikuti tahap-tahap pengerjaan

soal.

Bertanya bagi yang belum faham.

Membentuk kelompok yang

beranggotakan 4 orang.

Mengerjakan soal/ quiz yang

diberikan.

Page 111: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

99

Berkeliling mengecek keaktifan tiap

kelompok dan kefahaman tiap anggota

serta membimbing apabila ada siswa

yang menghadapi kesulitan dalam

mengerjakan soal.

Meminta tiap kelompok untuk

mengumpulkan tugas masing-masing.

Secara bebas menawarkan kepada tiap

kelompok untuk membahas salah satu

soal yang telah dikerjakan dan

memberikan reward untuk kelompok

yang turut aktif dalam proses

pembelajaran.

Berdiskusi dengan teman

sekelompok dan bertanya pada guru

apabila menemukan kesulitan dalam

mengerjakna soal.

Mengumpulkan tugas kelompok

masing-masing.

Tiap kelompok mengirimkan

perwakilan untuk mengerjakan soal

di papan tulis.

Penutup

(5 menit) Meminta siswa menyimpulkan materi

yang telah dipelajari.

Membagikan quiz individu untuk

dikerjakan dirumah dan dikumpulkan

pada pertemuan berikutnya.

Memberitahukan siswa untuk siap

kembali mengahadapi postest kedua.

Mempersiapkan siswa untuk pulang.

Menyimpulkan materi yang telah

diterima.

Menerima lembaran quis individu

untuk dikerjakan dirumah.

Berdo’a dan memberi salam

Pertemuan ketiga

Kegiatan Aktivitas guru Aktivitas siswa

Awal

(5 menit)

Mengkondisikan siswa untuk siap

menerima pelajaran.

Meminta hasil quis individu yang telah

diberikan pada pertemuan sebelumnya.

Mengkondisikan diri untuk siap

belajar.

Menunjukan hasil pengerjaan quis

masing-masing.

Inti

(80 menit)

Meminta beberapa siswa untuk

menunjukan hasil pekerjaan rumah

mereka di papan tulis kemudian dibahas

bersama-sama.

Bertanya tingkat kefahaman siswa

Mengkondisikan siswa untuk siap

mengerjakan post test 2.

Membagikan soal post test 2.

Beberapa siswa maju kedepan

mengerjakan hasil pekerjaan rumah

mereka.

Bertanya pada guru bila belum

mengerti.

Berdo’a sebelum memulai post test.

Mengerjakan soal postest dengan baik.

(40 menit)

Penutup

(5 menit)

Menerima lembar jawaban siswa.

Menutup pertemuan dengan

mengucapkan salam.

Mengumpulkan lembar jawaban yang

telah diisi.

Berdo’a dan memberi salam

Page 112: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

100

Sumber Belajar

1. Buku Kimia SMA kelas X

Penilaian

1. Jenis Instrumen : tes

2. Bentuk Instrumen : tes tertulis berupa tes uraian

3. Contoh Instrumen :

Suatu senyawa terdiri dari 60% Karbon, 5% Hidrogen, dan sisanya Nitrogen. Jika

Mr senyawa itu = 80 (Ar C = 12 ; H = 1 ; N = 14). Tentukan rumus empiris dan

rumus molekul senyawa itu!

Cisauk,.....Februari 2010

Kepala sekolah Guru Mata Pelajaran Kimia

Page 113: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

LAMPIRAN 3

101

SOAL VALIDASI

Nama :

Kelas :

Kerjakankah soal di bawah ini dengan benar pada lembar jawaban yang telah disediakan.

Indikator 1.

Mengkonversikan jumlah mol dengan jumlah partikel, massa zat, dan volum zat,

serta membuktikan hipotesis avogadro.

1. Dalam satu mol air terdapat 6,022 x 10 23

molekul H2O. Jika dalam satu tetes

air hujan terdapat 2 mol air, berapakah jumlah molekul air hujan tersebut jika

tertampung sebanyak 10 tetes? Dan berapa pula jumlah partikel atomnya?

2. Khaerani sedang mempelajari sistem pernafasan manusia. Setelah ia pelajari,

ia mengetahui ternyata manusia menghirup oksigen dan mengeluarkannya

kembali dalam bentuk karbondioksida. Ia tertarik untuk menghitung jumlah

molekul karbondioksida (CO2) jika seandainya ia memilikinya sebanyak 11

gram. Berapakah jumlah molekul CO2 yang berhasil di hitung rani? (diketahui

Ar C = 12 ; Ar O = 16).

3. Gas H2S adalah salah satu gas yang banyak terdapat di alam. 17 gram di alam

adalah merupakan jumlah yang cukup banyak. Peneliti ingin mengetahui

volume gas tersebut jika ia mengukurnya pada keadaan standar (STP).

Berapakah volum yang didapat oleh peneliti tersebut? (Ar H = 1, Ar S = 32)

4. Radit ingin menghitung massa dari 10 liter gas CH4 pada ruangan yang

bersuhu 00C dan bertekanan 1 atm. Berapakah jumlah massa gas yang di dapat

Radit jika ia mengetahui bahwa Ar C = 12 dan Ar H = 1?

5. Di dalam ruangan bersuhu 270C terdapat 12,5 liter gas nitrogen monoksida

(NO). Seorang peneliti ingin menghitung massa dan jumlah molekul gas

tersebut pada tekanan 1 atm sebagai langkah percobannya. Berapakah hasil

yang di peroleh oleh peneliti tersebut jika ia mengetahui bahwa Mr NO adalah

30 g/mol dan tetapan gas ideal (R) adalah 0,082 L atm/K mol?

Page 114: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

102

6. Seorang ibu rumah tangga baru saja membeli tabung gas LPG yang berisi gas

CH4 bervolum 30 liter. Agar massa gas menjadi 12 kg pada suhu 270C,

berapakah tekanan udara yang dibutuhkan oleh ibu tersebut jika Mr CH4 =16

g/mol dan CH4 dianggap sebagai gas ideal?

7. Suatu tabung dengan volum tertentu berisi gas O2 seberat 6,4 kg. Tabung

tersebut kemudian dikosongkan dan diisi dengan gas CH4 pada suhu dan

tekanan yang sama. Berapakah massa gas CH4 yang berada dalam tabung

tersebut? Apakah nilainya bernilai sama dengan massa O2? (Mr CH4 = 16

g/mol).

Indikator 2:

Menentukan rumus empiris, rumus molekul dan air kristal serta kadar zat dalam

senyawa.

8. Seorang laboran melakukan sebuah analisis kadar senyawa. Dari hasil analisis

tersebut diketahui suatu senyawa mengandung 26,57% kalium, 35,36 %

kromium, dan 38,07 % oksigen. Jika Ar K = 39, Cr = 52, dan O = 16,

bagaimanakah rumus empiris senyawa yang telah di analisis oleh laboran

tersebut?

9. Diketemukan suatu senyawa terdiri dari 60% Karbon, 5% Hidrogen, dan

sisanya Nitrogen. Jika Mr senyawa itu = 80 g/mol. Bagaimamankah rumus

empiris dan rumus molekul senyawa tersebut? (Ar C = 12 ; H = 1 ; N = 14)

10. Suatu senyawa karbon mengandung unsur C, H, dan O. Pada pembakaran 0,29

gram senyawa itu diperoleh 0,66 gram CO2 dan 0,27 gram H2O. Bila massa

molekul relatif senyawa itu adalah 58 g/mol, berapakah rumus molekul

senyawa karbon tersebut?

11. Seorang siswa yang sedang melakukan percobaan di laboratorium mengambil

senyawa yang mengandung 80% unsur karbon dan 20% unsur hidrogen

sebagai sampel. Massa relatif senyawa tersebut adalah 30 g/mol. Senyawa

apakah yang digunakan oleh siswa itu?

12. Berapakah persen besi yang terdapat dalam Fe2O3 jika diketahui Ar Fe=56,

O=16.

Page 115: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

103

13. Tentukanlah komposisi masing-masing unsur dalam senyawa Al2O3 dalam

persen! (Ar Al=27,O=16)

14. menentukan rumus air Kristal natrium fosfat (Na3PO4.xH2O), seorang analit

memanaskan sebanyak 38 gram Kristal tersebut hingga semua air kristalnya

menguap. Ternyata setelah penguapan, massa Kristal tersisa 16,4 gram. Jika

Ar Na=23, P=31, O=16, dan H=1, berapakah jumlah air Kristal dalam Kristal

natrium fosfat tersebut?

15. Kristal garam natrium karbonat (Na2CO3.nH2O) seberat 9,8 gram berhasil

direaksikan dengan asam klorida sampai habis sesuai dengan reaksi:

Na2CO3(s) + 2HCl(aq) → 2NaCl(aq) + H2O(l) + CO2(g)

Ternyata dari hasil reaksi tersebut dihasilkan gas CO2 sebanyak 1,12 liter pada

keadaan standar (00C, 1 atm). Jika Ar Na=23, C=12, O=16, dan H=1,

tentukanlah jumlah air Kristal dalam garam natrium karbonat tersebut!

Indikator 3:

Menentukan reaksi pembatas dan hasil reaksi dalam suatu reaksi.

16. Seorang siswa membakar 22,4 gram besi dengan 16 gram oksigen untuk

membentuk besi oksida (Fe2O3). Unsur manakah yang menjadi pereaksi

pembatas dalam reaksi tersebut? (Ar Fe=56, O=16)

17. 10 gram Fe dipanaskan dengan 3,2 gram S membentuk besi sulfida, menurut

persamaan:..Fe (s) .....+..... S (s) . .FeS (s)

a. Tentukan pereaksi pembatasnya.

b. Massa FeS yang terbentuk.

c. Massa zat yang tersisa. ( Ar Fe = 56 ; S = 32 )

18. Diketahui reaksi sebagai berikut

.S (s) + 3 F2 ..... ..... (g) SF6 (g)

Jika direaksikan 2 mol S dengan 10 mol F2

a. Berapa mol kah SF6 yang terbentuk?

b. Zat mana dan berapa mol zat yang tersisa?

Page 116: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

104

19. Logam magnesium seberat 3 gram direaksikan dengan larutan asam klorida

seberat 40 gram. Reaksi yang terjadi seperti berikut:

Mg(s) + 2HCl(aq) → MgCl2(aq) + H2(g)

Tentukanlah Volum gas hydrogen yang dihasilkan jika diukur pada 270C, 1

atm. (Ar Mg=24, H=1, Cl=35,5)

20. Gas SO2 sebanyak 22,4 L direaksikan dengan 33,6 L gas O2 (STP)

membentuk gas SO3. Berapa gram SO3 yang terbentuk? ( Ar S = 32 ; O = 16 )

Page 117: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

LAMPIRAN 4

105

POST TEST 1

Kerjakanlah soal-soal di bawah ini dengan baik dan benar. Gunakanlah

pendekatan problem solving (pemecahan masalah) dalam menyelesaikannya.

1. Dalam satu mol air terdapat 6,022 x 10 23

molekul H2O. Jika dalam satu tetes

air hujan terdapat 2 mol air, berapakah jumlah molekul air hujan tersebut jika

tertampung sebanyak 10 tetes? Dan berapa pula jumlah partikel atomnya?

2. Gas H2S adalah salah satu gas yang banyak terdapat di alam. 17 gram di alam

merupakan jumlah yang cukup banyak. Peneliti ingin mengetahui volume gas

tersebut jika ia mengukurnya pada keadaan standar (STP). Berapakah volum

yang didapat oleh peneliti tersebut? (Ar H = 1, Ar S = 32)

3. Seorang ibu rumah tangga baru saja membeli tabung gas LPG yang berisi gas

CH4 bervolum 30 liter. Agar massa gas menjadi 12 kg pada suhu 270C,

berapakah tekanan udara yang dibutuhkan oleh ibu tersebut jika Mr CH4 =16

g/mol dan CH4 dianggap sebagai gas ideal?

Page 118: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

LAMPIRAN 5

106

POST TEST 2

Kerjakanlah soal-soal di bawah ini dengan baik dan benar. Gunakanlah

pendekatan problem solving (pemecahan masalah) dalam menyelesaikannya.

1. Diketemukan suatu senyawa terdiri dari 60% Karbon, 5% Hidrogen, dan

sisanya Nitrogen. Jika Mr senyawa itu = 80 g/mol. Bagaimanakah rumus

empiris dan rumus molekul senyawa tersebut?! (Ar C = 12 ; H = 1 ; N = 14)

2. Berapakah persen besi yang terdapat dalam Fe2O3 jika diketahui Ar Fe=56,

O=16?

3. 10 gram Fe dipanaskan dengan 3,2 gram S membentuk besi sulfida, menurut

persamaan: Fe(s).+.S(s). .FeS(s)

a. Tentukan pereaksi pembatas

b. Massa FeS yang terbentuk

c. Massa zat yang tersisa.

( Ar Fe = 56 ; S = 32 )

Page 119: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

107

KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN

NO SOAL INDIKATOR JENJANG

SOAL JAWABAN SKOR

1 Dalam satu mol air terdapat 6,022 x 10 23

molekul H2O. Jika dalam satu tetes air

hujan terdapat 2 mol air, berapakah

jumlah molekul air hujan tersebut jika

tertampung sebanyak 10 tetes? Dan

berapa pula jumlah partikel atomnya?

1. Mengkonversikan

jumlah mol dengan

jumlah partikel,

massa zat, dan

volum zat, serta

membuktikan

hipotesis avogadro .

C3

1. Analisis:

Diketahui:

1 mol H2O = 6,022 x 10 23

molekul/mol

1 tetes = 2 mol …….(0,5)

Ditanyakan:

- Jumlah molekul dalam 10 tetes air?

- Jumlah partikel atomnya? ………….(0,5)

2. Perencanaan

- Menentukan jumlah mol 10 tetes air.

- Menentukan jumlah molekul 10 tetes air.

- Menentukan jumlah atom air.

- Menentukan jumlah partikel atom-atom air.

3. Perhitungan

1 tetes air = 2 mol, maka 10 tetes = 20 mol ……(1)

Maka jumlah molekul air

= 20 mol x 6,022 x 10 23

molekul/mol

= 120,44 x 1023

molekul ……..(1)

Satu molekul air (H2O) tersusun oleh 2 atom H dan 1 atom

O. Jadi dalam 1 molekul air tersusun oleh 3 atom. 1 mol

suatu unsur terdiri dari 6,022 x 1023

partikel/mol. Maka

jumlah partikel atom-atom air sebanyak 20 mol

= 20 mol x 3 x 6,022 x 1023

partikel/mol

= 361,32 x 1023

partikel ……….(1)

4. Pengecekan

Jumlah molekul 10 tetes air adalah 120,44 x 1023

molekul.

Dan jumlah partikel atom 10 tetes air adalah

361,32 x 1023

partikel

1

0.5

3

0.5

Page 120: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

108

2 Khaerani sedang mempelajari sistem

pernafasan manusia. Setelah ia pelajari, ia

mengetahui ternyata manusia menghirup

oksigen dan mengeluarkannya kembali

dalam bentuk karbondioksida. Ia tertarik

untuk menghitung jumlah molekul

karbondioksida (CO2) jika seandainya ia

memilikinya sebanyak 11 gram.

Berapakah jumlah molekul CO2 yang

berhasil di hitung rani?

(diketahui Ar C = 12 ; Ar O = 16)

1. Mengkonversikan

jumlah mol dengan

jumlah partikel,

massa zat, dan

volum zat, serta

membuktikan

hipotesis avogadro

C4 1. Analisis

Diketahui:

- Molekul karbondioksida sebanyak 11 gram

- Ar C = 12, Ar O = 16 …………….(0.5)

Ditanyakan:

Jumlah molekul CO2 ? ……………(0.5)

2. Perencanaan

- Menentukan massa molar atau massa molekul realtifnya.

- Menentukan jumlah mol CO2

- Menentukan jumlah molekul CO2

3. Perhitungan

- Massa molar atau massa molekul realtif CO2

Mr CO2 =( 1 x Ar C ) + ( 2 x Ar O )

= ( 1 x 12 ) + ( 2 x 16 )

= 44

Massa molar CO2 = 44 g/mol ………… (1)

- Mol CO2 = massa/ Mr CO2

= 11 gram

44 gram/mol

= 0,25 mol CO2 …………………...(1)

- Jumlah molekul CO2

= jumlah mol x jumlah molekul

= 0,25 mol x (6,022 x 1023

molekul/mol)

= 1,5055 x 1023

molekul ……………………(1)

4. Pengecekan

Berapakah jumlah molekul CO2 yang berhasil di hitung rani

adalah 1,5055 x 1023

molekul.

1

0.5

3

0.5

3 Gas H2S adalah salah satu gas yang

banyak terdapat di alam. 17 gram di alam

adalah merupakan jumlah yang cukup

banyak. Peneliti ingin mengetahui

volume gas tersebut jika ia mengukurnya

pada keadaan standar (STP). Berapakah

1. Mengkonversikan

jumlah mol dengan

jumlah partikel,

massa zat, dan

volum zat, serta

membuktikan

C3 1. Analisis

Diketahui:

Massa gas H2S = 17 gram,

Ar H = 1, Ar S = 32

Ditanyakan: Volum gas pada keadaan standar?

2. Perencanaan

1

Page 121: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

109

volum yang didapat oleh peneliti

tersebut? (Ar H = 1, Ar S = 32)

hipotesis avogadro - Menentukan massa molar (Mr) gas.

- Menentukan jumlah mol gas

- Menghitung volum gas pada keadaan standar

(1 mol zat = 22,4 liter/mol = volum molar gas)

3. Perhitungan

- Mr H2S = ( 2 x 1 ) + ( 1 x 32 )

= 34 g/mol ………(1)

- Mol H2S = massa / Mr H2S

= 17 gram

34 gram/mol

= 0,5 mol ……………..(1)

- Volum H2S = n x Vm

= 0,5 mol x 22,4 L/mol

= 11,2 L …………………….(1)

4. Pengecekan

Volum 17 gram gas H2S pada keadaan standar adalah 11,2

liter.

0.5

3

0.5

4 Radit ingin menghitung massa dari 10

liter gas CH4 pada ruangan yang bersuhu

00C dan bertekanan 1 atm. Berapakah

jumlah massa gas yang di dapat Radit

jika ia mengetahui bahwa Ar C = 12 dan

Ar H = 1?

1. Mengkonversikan

jumlah mol dengan

jumlah partikel,

massa zat, dan

volum zat, serta

membuktikan

hipotesis avogadro

C3 1. Analisis

Diketahui:

Volum gas CH4 = 10 liter

Ar C = 12, Ar H = 1

Suhu (T) = 00C

Tekanan (P) = 1 atm

(suhu 00C dan tekanan 1 atm adalah keadaan standar)

…………………(0.5)

Ditanyakan: Massa gas CH4? ………………(0,5)

2. Perencanaan

- Menentukan jumlah mol gas dari volum yang diketahui.

- Menentukan massa molekul relative CH4

- Menghitung massa gas dari mol dan Mr yang di ketahui.

3. Perhitungan

- Volum CH4 = mol CH4 x Volum molar gas

10 liter = n x 22,4 liter/mol

1

0.5

Page 122: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

110

n = 10 L

22,4L

mol

n = 0,446 mol ……………..(1)

- Mr CH4 = (1 x 12) + (4 x 1)

= 16 gram/mol …………….(1)

- Massa gas CH4 = mol x Mr

= 0,446 mol x 16 g/mol

= 7,136 gram …………….(1)

4. Pengecekan

Massa gas CH4 yang di dapat Radit adalah sebanyak 7,136

gram.

3

0.5

5 Di dalam ruangan bersuhu 270C terdapat

12,5 liter gas nitrogen monoksida (NO).

Seorang peneliti ingin menghitung massa

dan jumlah molekul gas tersebut pada

tekanan 1 atm sebagai langkah

percobannya. Berapakah hasil yang di

peroleh oleh peneliti tersebut jika ia

mengetahui bahwa Mr NO adalah 30

g/mol dan tetapan gas ideal (R) adalah

0,082 L atm/K mol?

1. Mengkonversikan

jumlah mol dengan

jumlah partikel,

massa zat, dan

volum zat, serta

membuktikan

hipotesis avogadro

C3 1. Analisis

Diketahui :

Suhu (T) = 270C

Tekanan (P) = 1 atm

Tetapan gas ideal (R)= 0,082 L atm/K mol

Volum gas = 12,5 L

Mr gas NO = 30 g/mol …………….(0.5)

Ditanyakan :

- Massa gas NO

- Jumlah molekul NO …………………(0.5)

2. Perencanaan

- Menentukan jumlah mol NO dari rumus gas ideal

(P.V=n.R.T)

- Suhu diubah dalam satuan kelvin (270C=300

0K)

- Menentukan massa gas dari jumlah mol yang di dapat.

- Menentukan jumlah molekul.

3. Perhitungan

- Menghitung jumlah mol (n)

P . V = n . R . T

1atm x 12,5 L= n x 0,082 L atm/K mol x 3000K

1

0.5

3

Page 123: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

111

n = 12,5 L atm

0,082 Latm

K .mol x 300 K

n = 12,5 L atm

24,6 L atm

mol

n = 0,508 mol ≈ 0,51 mol …………….(1)

- Menghitung massa gas NO

n NO= massa NO

Mr NO

massa = n x Mr

= 0,51 mol x 30 g/mol

= 15,25 gram ………………(1)

- Menghitung jumlah molekul NO

X = mol x 6,022. 1023

molekul/mol

= 0,51 mol x 6,022 . 1023

molekul/mol

= 3,07 x 1023

molekul …………………(1)

4. Pengecekan

Massa gas NO adalah 15,25 gram dan jumlah molekulnya

adalah 3,07 x 1023

molekul.

0.5

6 Seorang ibu rumah tangga baru saja

membeli tabung gas LPG yang berisi gas

CH4 bervolum 30 liter. Agar massa gas

menjadi 12 kg pada suhu 270C,

berapakah tekanan udara yang

dibutuhkan oleh ibu tersebut jika Mr CH4

=16 g/mol dan CH4 dianggap sebagai gas

ideal?

1. Mengkonversikan

jumlah mol dengan

jumlah partikel,

massa zat, dan

volum zat, serta

membuktikan

hipotesis avogadro

C4 1. Analisis

Diketahui:

Volum gas CH4 = 30 liter

Suhu (T) = 270C

Massa gas = 12 kg

Mr CH4 = 16 g/mol

CH4 dianggap gas ideal ………………….(0.5)

Ditanyakan:

Tekanan yang dibutuhkan agar massa gas menjadi 12 kg?

…………..(0.5)

2. Perencanaan

- Menentukan jumlah mol dari massa yang diketahui.

- Mengkonversi suhu dari 0C ke

0K

- Menentukan P dari rumus gas ideal.

1

0.5

Page 124: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

112

3. Perhitungan

- Mol CH4 =massa CH 4

Mr CH 4

= 12 kg

16 g/mol =

12.000 g

16 g/mol

= 750 mol …………..(1.5)

- Rumus gas ideal

P. V = n . R . T

P = n .R .T

V =

750 mol x 0,082 Latm

Kmol x 300 K

30 L

= 615 atm ………………….(1.5)

4. Pengecekan

Tekanan gas yang di butuhkan agar massa gas menjadi 12

kg adalah 615 atm.

3

0.5

7 Suatu tabung dengan volum tertentu

berisi gas O2 seberat 6,4 kg. Tabung

tersebut kemudian dikosongkan dan diisi

dengan gas CH4 pada suhu dan tekanan

yang sama. Berapakah massa gas CH4

yang berada dalam tabung tersebut?

Apakah nilainya bernilai sama dengan

massa O2? (Mr CH4 = 16 g/mol)

1. Mengkonversikan

jumlah mol dengan

jumlah partikel,

massa zat, dan

volum zat, serta

membuktikan

hipotesis avogadro

C6 1. Anailisis

Diketahui :

Massa gas O2 = 6,4 kg = 6.400 gram

Volum tidak ditentukan

Mr CH4 = 16 g/mol ………………….(0.5)

Ditanyakan :

Massa gas CH4 jika di ukur pada suhu dan tekanan yang

sama seperti gas O2 …………………(0.5)

2. Perencanaan

- Menentukan mol gas O2 dari massa yang diketahuinya.

- Menentukan volum O2 dari volum molarnya.

- Menentukan volum CH4 dari volum O2 jika dianggap

sama.

- Menetukan mol CH4 berdasarkan perbandingan volum

(hipotesis avogadro)

- Menentukan massa gas CH4 dari jumlah mol yang telah

diketahui.

3. Perhitungan

- Mol O2 = massa O2

Mr O2 =

6.400 gram

32 g/mol = 200 mol …..(1)

1

0,5

Page 125: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

113

- V O2 = n x Vm

= 200 mol x 22,4 L/mol

= 4.480 liter …….(0.5)

- Missalkan volum CH4 adalah sama dengan volum O2,

maka volum CH4 = 4.480 L …………(0.5)

- Volum CH4 = n x Vm

4.480 L = n x 22,4 L/mol

n = 4.4.80 L

22,4 L/mol = 200 mol ……(0,5)

- Mol CH4 = massa CH 4

Mr CH 4

Massa CH4 = mol CH4 x Mr CH4

= 200 mol x 16 g/mol

= 3.200 gram = 3,2 kg …………(0,5)

4. Pengecekan

Massa dari gas CH4 dalam tabung adalah 3,2 kg, lebih

rendah rendah dari massa O2

3

0.5

8 Seorang laboran melakukan sebuah

analisis kadar senyawa. Dari hasil

analisis tersebut diketahui suatu senyawa

mengandung 26,57% kalium, 35,36 %

kromium, dan 38,07 % oksigen. Jika Ar

K = 39, Cr = 52, dan O = 16,

bagaimanakah rumus empiris senyawa

yang telah di analisis oleh laboran

tersebut?

2. Menentukan rumus

empiris, rumus

molekul dan air

kristal serta kadar

zat dalam senyawa

C5 1. Analisis

Diketahui:

Senyawa mengandung 26,57% K, 35,36% Cr, 38,07% O.

Ar K=39, Cr=52, O=16 …………….(0.5)

Ditanyakan: Rumus empiris senyawa? ………….(0.5)

2. Perencanaan

- Menentukan dengan pemisalan massa senyawa. (misal

100 gram)

- Menentukan perbandingan mol antar unsur.

- Membagi jumlah mol dengan perbandingan mol

terkecil.

3. Perhitungan

- Misal massa senyawa adalah 100 g, maka massa

K=26,57 g ; Cr=35,36 g ; dan O=38,07 g …(1)

- Perbandingan mol antar unsur

1

0.5

3

Page 126: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

114

K : Cr : O = 26,57

39 :

35,36

52 :

38,07

16

= 0,68 : 0,68 : 2,379 ……..(1)

- Membagi dengan bilangan mol terkecil

K : Cr : O = 0,68

0.68 :

0,68

0.68 :

2,379

0.68

= 1 : 1 : 3,5 → 𝑑𝑖𝑏𝑢𝑙𝑎𝑡𝑘𝑎𝑛, 𝑑𝑖 𝑘𝑎𝑙𝑖 2 = 2 : 2 : 7

Rumus empirisnya adalah K2Cr2O7 …………(1)

4. Pengecekan

Rumus empiris senyawa yang dianalisis adalah K2Cr2O7

0.5

9 Diketemukan suatu senyawa terdiri dari

60% Karbon, 5% Hidrogen, dan sisanya

Nitrogen. Jika Mr senyawa itu = 80

g/mol. Bagaimamankah rumus empiris

dan rumus molekul senyawa tersebut?!

(Ar C = 12 ; H = 1 ; N = 14)

2. Menentukan rumus

empiris, rumus

molekul dan air

kristal serta kadar

zat dalam senyawa

C5 1. Analisis

diketahui:

Suatu senyawa mengandung karbon (C)= 60%

hidrogen= 5 %

nitrogen = % senyawa – (% C + % H)

Mr senyawa: 80 g/mol ………(0.5)

Ditanyakan: Rumus empiris dan rumus molekul?

2. Perencanaan

- Menentukan % N

- Menentukan massa senyawa dengan pemisalan (misal

massa = 100 g)

- Menentukan perbandingan massa unsur

- Menentukan perbandingan mol antar unsur.

- Menentukan rumus empiris dan rumus molekul

senyawa.

3. Perhitungan

- % Nitrogen = 100% - ( 60% + 5% ) = 35% …….(0.5)

- Misal massa senyawa = 100 gram,

Maka massa C = 60% x 100 g = 60 g

Massa H = 5 % x 100 g = 5 g

Massa N = 35% x 100 g = 35 g ………….(0.5)

- Perbandingan massa unsur

1

0.5

3

Page 127: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

115

C : N : H = 60 : 35 : 5 ……(0.5)

- Perbandingan mol

C : H : N = 5 : 5 : 2,5

= 2 : 2 :1 (dibulatkan)

Maka rumus empiris = C2H2N …….(0.5)

- Rumus molekul = ( C2H2N ) n = 80

= ( 24 + 2 + 14 ) n = 80

= ( 40 ) n = 80 n = 2 ….(0.5)

Jadi rumus molekul senyawa tersebut

= ( C2H2N ) 2= C4H4N2 …………..(0.5)

4. Pengecekan

Rumus empiris senyawa = C2H2N

Rumus molekul senyawa = C4H4N2

0.5

10 Suatu senyawa karbon mengandung

unsur C, H, dan O. Pada pembakaran

0,29 gram senyawa itu diperoleh 0,66

gram CO2 dan 0,27 gram H2O. Bila

massa molekul relatif senyawa itu adalah

58 g/mol, berapakah rumus molekul

senyawa karbon tersebut?

2. Menentukan rumus

empiris, rumus

molekul dan air

kristal serta kadar zat

dalam senyawa

C5 1. Analisis

Diketahui:

- Senyawa karbon mengandung C, H, dan O. Sebanyak

0,29 g di bakar menghasilkan CO2 = 0,66 g,dan H2O =

0,27 g.

- Mr senyawa = 58 g/mol …………..(0.5)

Ditanyakan:

Rumus molekul senyawa karbon? (0.5)

2. Perencanaan

- Menentukan persamaan reaksi pembakaran

- Menentukan massa C dalam CxHyOz dari CO2

- Menentukan massa H dalam CxHyOz dari H2O

- Mennetukan massa O dalam CxHyOz dari pengurangan

massa senyawa dengan massa C dan H.

- Menentukan rumus empiris senyawa dari perbandingan

mol-nya.

- Menetukan rumus molekul dari Mr yang diketahui.

3. Perhitungan

- Reaksi pembakaran :

CxHyOz + O2 → CO2 + H2O

1

0.5

3

Page 128: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

116

- Massa C dalam CxHyOz = massa C dalam CO2

C = 𝐴𝑟 𝐶

𝑀𝑟 𝐶𝑂2 x massa CO2 =

1 𝑥 12

44 x 0.66 g

= 0,18 gram …..

- Massa H dalam CxHyOz = massa H dalam H2O

H = 𝐴𝑟 𝐻

𝑀𝑟 𝐻2𝑂 x massa H2O =

2 𝑥 1

18 x 0,27 g

= 0,03 gram

- Massa O

=massa CxHyOz – (massa C + massa H)

O = 0,29 g – (0,18 g + 0,03 g)

O = 0,08 gram ……(1)

- Perbandingan mol unsur-unsur

C : H : O = 0,18

12 :

0,03

1 : =

0,08

16

= 0,015 : 0,03 :0,05

= 3 : 6 : 1

Rumus empiris senyawa = C3H6O …….(1)

- Dengan massa relative berjumlah 58, senyawa dianggap

(C3H6O)n

Mr (C3H6O)n = ((3 x 12) + (6 x 1) + (1 x 16))n

58 = (58)n

n = 1

Rumus molekul senyawa adalah C3H6O ……(1)

4. Pengecekan

Rumus molekul senyawa sama seperti rumus empirisnya

yaitu C3H6O

0.5

11 Seorang siswa yang sedang melakukan

percobaan di laboratorium mengambil

senyawa yang mengandung 80% unsur

karbon dan 20% unsur hidrogen sebagai

sampel. Massa relatif senyawa tersebut

adalah 30 g/mol. Senyawa apakah yang

digunakan oleh siswa itu?

2. Menentukan rumus

empiris, rumus

molekul dan air

kristal serta kadar

zat dalam senyawa.

C6 1. Analisis

Diketahui:

Senyawa mengandung 80% C dan 20% H

Mr senyawa = 30 g/mol ………..(0.5)

Ditanyakan: Rumus molekul senyawa? …………(0.5)

2. Perencanaan

- Menentukan rumus senyawa denagna pemisalan CxHy

1

Page 129: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

117

- Menentukan kadar C berdasarkan Ar C dan Mr senyawa

dikali 100 %

- Menentukan kadar H berdasarkan Ar H dan Mr senyawa

di kali 100 %

- Menentukan rumus molekul senyawa.

3. Perhitungan

- Misal rumus senyawa adalah CxHy

- Kadar unsur C = 𝑥 𝑋 𝐴𝑟 𝐶

𝑀𝑟 𝐶𝑥𝐻𝑦 x 100 %

80% = 𝑥 𝑋 12

30 x 100 %

X = 80 𝑥 30

100 𝑥 12 = 2 …….(1.5)

- Kadar unsur H = 𝑦 𝑋 𝐴𝑟 𝐻

𝑀𝑟 𝐶𝑥𝐻𝑦 x 100 %

20 % = 𝑦 𝑋 1

30 x 100 %

Y =20 𝑥 30

100 𝑥 1 = 6 …….(1,5)

4. Pengecekan

Rumus senyawa yang digunakan oleh siswa itu adalah C2H6

0.5

3

0.5

12 Berapakah persen besi yang terdapat

dalam Fe2O3 jika diketahui Ar Fe=56,

O=16.

2. Menentukan rumus

empiris, rumus

molekul dan air

kristal serta kadar zat

dalam senyawa

C2 1. Analisis

Senyawa Fe2O3 (Ar Fe=56, O=16)

Ditanyakan : % unsur besi dan Fe2O3

2. Perencanaan

- Menentukan Mr senyawa

- Menentukan jumlah besi (n) dalam senyawa kemudian

mencari kadar besi melalui perbandingan Ar besi

dengan Mr senyawa.

3. Perhitungan

- Mr Fe2O3 = ((2 x 56) + (3 x 16)) = 160 …..(1)

- Kadar besi = 𝑛 𝑋 𝐴𝑟 𝐹𝑒

𝑀𝑟 𝐹𝑒2𝑂3 x 100 %

Fe = 2 𝑋 56

160 x 100 %

Fe = 70% …….(2)

1

0.5

3

Page 130: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

118

4. Pengecekan

Persentase besi dalam senyawa Fe2O3 adalah 70 %

0.5

13 Tentukanlah komposisi masing-masing

unsur dalam senyawa Al2O3 dalam

persen! (Ar Al=27,O=16)

2. Menentukan rumus

empiris, rumus

molekul dan air

kristal serta kadar zat

dalam senyawa

1. Analisis

Diketahui: senyawa Al2O3 (Ar Al =27, O=16)

Ditanyakan :% masing-masing unsur?

2. Perencanaan

- Menentukan Mr senyawa dari rumus [(2xAr Al) + (3xAr

O)]

- Memperkirakan massa Al2O3 sejumlah 1 mol.

- Menghitung massa tiap unsure.

3. Perhitungan

- Mr Al2O3 = [(2x27) + (3x16)] = 102 g/mol ….(1)

- Misal Al2O3 sejumlah 1 mol, maka massa senyawa

adalah 102 gram.

- Kadar Al = 𝑛 𝑋 𝐴𝑟 𝐴𝑙

𝑀𝑟 𝐴𝑙2𝑂3 x 100 %

Al = 2 𝑋 27

102 x 100 %

= 53,94 % …….(1)

- Kadar O = 𝑛 𝑋 𝐴𝑟 𝑂

𝑀𝑟 𝐴𝑙2𝑂3 x 100 %

O = 3 𝑋 16

102 x 100 %

= 46,06 % …..(1)

- Atau % O dalam Al2O3 = 100% - 53,94%

= 46,06%.

4. Pengecekan

Komposisi masing-masing unsure Al dan O dalam Al2O3

adalah 53,94% dan 46,06%

1

0.5

3

0.5

14 Untuk menentukan rumus air Kristal

natrium fosfat (Na3PO4.xH2O), seorang

analit memanaskan sebanyak 38 gram

Kristal tersebut hingga semua air

kristalnya menguap. Ternyata setelah

2. Menentukan rumus

empiris, rumus

molekul dan air

kristal serta kadar

zat dalam senyawa

C5 1. Analisis

Diketahui:

Rumus Air kristal natrium fosfat = (Na3PO4.xH2O)

Massa kristal = 38 g

Massa kristal setelah penguapan = 16,4 g

1

Page 131: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

119

penguapan, massa Kristal tersisa 16,4

gram. Jika Ar Na=23, P=31, O=16, dan

H=1, berapakah jumlah air Kristal dalam

Kristal natrium fosfat tersebut?

Ar Na=23, P=31, O=16, dan H=1 ………….(0.5)

Ditanyakan:

Jumlah air kristal (xH2O) dalam kristal natrium fosfat

tersebut? ………………..(0.5)

2. Perencanaan

- Menentukan massa air sebelum proses penguapan.

- Menentukan Mr natrium fosfat.

- Menentukan perbandingan mol kristal dengan air.

- Menentukan banyaknya jumlah air dalam Kristal.

3. Perhitungan

- Massa H2O dalam kristal sebelum penguapan

= 38 g – 16,4 g = 21,6 g ………….(1)

- Perbandingan mol kristal dengan air

Na3PO4 : H2O = 16,4 𝑔

164 :

21,6

18

= 0,1 mol : 1,2 mol

= 0,5 mol : 6 mol (dibulatkan di x2)

= 1 : 12 ……….(1.5)

- Jumlah air yang terkandung dalam Kristal natrium fosfat

adalah 12 …………..(0.5)

4. Pengecekan

Jadi rumus air Kristal tersebut adalah (Na3PO4.12 H2O)

0.5

3

0.5

15 Kristal garam natrium karbonat

(Na2CO3.nH2O) seberat 9,8 gram berhasil

direaksikan dengan asam klorida sampai

habis sesuai dengan reaksi:

Na2CO3(s) + 2HCl(aq) → 2NaCl(aq) +

H2O(l) + CO2(g)

Ternyata dari hasil reaksi tersebut

dihasilkan gas CO2 sebanyak 1,12 liter

2, Menentukan rumus

empiris, rumus

molekul dan air

kristal serta kadar

zat dalam senyawa.

C5 1. Analisis

Diketahui:

Massa Kristal garam (Na2CO3.nH2O) = 9,8 gram

Direaksikan dengan asam klorida (HCl) sampai habis.

Reaksi :

Na2CO3(s) + 2HCl(aq) → 2NaCl(aq) + H2O(l) + CO2(g

Gas CO2 yang dihasilkan = 1,12 L (STP)

Ar Na=23, C=12, O=16, dan H=1 ……………..(0.5)

1

Page 132: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

120

pada keadaan standar (00C, 1 atm). Jika

Ar Na=23, C=12, O=16, dan H=1,

tentukanlah jumlah air Kristal dalam

garam natrium karbonat tersebut!

Ditanyakan:

Jumlah air Kristal dalam garam tersebut? ……..(0.5)

2. Perencanaan

- Menentukan jumlah mol CO2 yang dihasilkan.

- Menentukan jumlah mol senyawa yang lain melalui

perbandingan jumlah mol CO2

- Menentukan Mr natrium karbonat.

- Menentukan jumlah air dalam Kristal tersebut.

3. Perhitungan

- Volum CO2 = mol CO2 x Volum molar gas

1,12 liter = n x 22,4 liter/mol

n = 1,12 L

22,4L

mol

n = 0,05 mol ……(1)

- Dari persamaan reaksi: Na2CO3(s) + 2HCl(aq) →

2NaCl(aq) + H2O(l) + CO2(g)

Di dapat bahwa koefisien Na2CO3 dengan CO2 adalah

sama. Maka jumlah mol Na2CO3 = jumlah mol CO2 =

0,05 mol ………….(0.5)

- Massa rumus molekul relative Na2CO3 = 106 g/mol,

maka Mr (Na2CO3.nH2O) = (106 + 18 n) …….(0.5)

- Massa 0,05 mol (Na2CO3.nH2O) = 9,8 gram

0,05 x (106 + 18n) = 9,8

5,3 + 0,9 n = 9.8

0,9 n = 4,5

n = 5 …………(1)

- Jumlah air dalam Kristal adalah 5.

4. Pengecekan

Rumus air Kristal tersebut adalah (Na2CO3 . 5H2O)

0.5

3

0.5

Page 133: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

121

16 Seorang siswa membakar 22,4 gram besi

dengan 16 gram oksigen untuk

membentuk besi oksida (Fe2O3). Unsur

manakah yang menjadi pereaksi

pembatas dalam reaksi tersebut?

(Ar Fe=56, O=16)

3. Menentukan reaksi

pembatas dan hasil

reaksi dalam suatu

reaksi.

C6 1. Analisis

Diketahui:

Massa besi (Fe)= 22,4 g

Massa okaigen (O2) = 16 g

Ditanyakan:

Pereaksi pembatas?

2. Perencanaan

- Menuliskan persamaan reaksi dan menyetarakannya.

- Menentukan jumlah mol besi dan oksigen.

- Menentukan pereaksi pembatas

3. Perhitungan

Persamaan reaksi yang setara:

4Fe (s) + 3O2 (g) 2 Fe2O3(s) ….(1)

Mol Fe = 22,4 𝑔

56= 0,4 mol ……(0.5)

mol O2 = 16 𝑔

2 𝑥 16 = 0,5 mol ….(05)

Penentuan pereaksi pembatas berdasarkan hasil

perbandingan mol dengan koefisien persamaan reaksi

terkecil.

Fe = 0,4 𝑔

4 = 0,01 ….. (0,5)

O2 = 0,5 𝑔

3 = 0,167 ….(0,5)

Yang akan menjadi pereaksi pembatas adalah Fe.

4. Pengecekan

Pereaksi pembatas adalah unsure Fe karena memiliki hasil

perbandingan mol dengan koefisien terkecil.

1

0.5

3

0.5

17 10 gram Fe dipanaskan dengan 3,2 gram

S membentuk besi sulfida, menurut

persamaan:

.....Fe (s) .....+..... S (s) . .FeS (s)

a. Tentukan pereaksi pembatasnya.

b. Massa FeS yang terbentuk.

3, Menentukan reaksi

pembatas dan hasil

reaksi dalam suatu

reaksi.

C5 1. Ananlisis

Diketahui:

Massa Fe = 10 gram

Massa S = 3,2 gram

Persamaan reaksi : Fe (s) +. S (s) . .FeS (s)

( Ar Fe = 56 ; S = 32 ) ……………….(0.5)

1

Page 134: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

122

c. Massa zat yang tersisa

( Ar Fe = 56 ; S = 32 )

Ditanyakan:

- reaksi pembatas

- zat yang bersisa ………(0.5)

2. perencanaan

- menentukan jumlah mol Fe

- menentukan jumlah mol S

- mennetukan pereaksi pembatas

- menentukan mol dan massa zat yang tersisa.

3. Perhitungan

.....Fe (s)..... +..... S (s)... .. FeS (s)

..... ....................

.....10 gram.......... 3,2 gram

.....= mol ..........= mol

.....= 0,178 mol .....= 0,1 mol

........ .....................

.....= 0,178 ..........= 0,1 (Nilai 0,1 < 0,178)

Sehingga:

.....Fe (s)..... +..... S (s)... .. FeS (s)

..... ....................

.....0,178 ..............0,1 mol

- Yang menjadi Pereaksi pembatas = S ……..(1)

- FeS yang bereaksi = 1/1 x 0,1 mol

...........................= 0,1 mol ……(0.5)

- Massa FeS = 0,1 x Mr FeS

.............= 0,1 x 88

.............= 8,8 gram ……………(0.5)

- Massa Fe yang bereaksi = 1/1 x 0,1 mol

..........................bbbbb= 0,1 x 56

........................... = 5,6 gram ……(0.5)

- Massa Fe yang tersisa = 10 - 5,6 gram = 4,4 gram

0.5

3

0.5

Page 135: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

123

……(0.5)

4. Pengecekan

Pereaksi pembatas adalah S, zat yang bersisa adalah Fe

sebanyak 4,4 gram.

18 Diketahui reaksi sebagai berikut

.S (s) + 3 F2 ..... ..... (g) SF6 (g)

Jika direaksikan 2 mol S dengan 10 mol

F2

a. Berapa mol kah SF6 yang terbentuk?

b. Zat mana dan berapa mol zat yang

tersisa?

3, Menentukan

reaksi

pembatas dan

hasil reaksi

dalam suatu

reaksi.

C5 1. Analisis

Diketahui:

Suatu reaksi : S (s) + 3 F2 ..... ..... (g) SF6 (g)

S = 2 mol yang bereaksi

F2= 10 mol yang bereaksi ……………(0.5)

Ditanyakan:

Mol SF6 yang terbentuk?

Mol zat yang tersisa? …………..(0.5)

2. Perencanaan

- Menentukan reaksi pembatas

- Menentukan mol SF6

- Menentukan mol F2 yang bereaksi

- Menentukan mol F2 yang tersisa

3. Perhitungan

.S .....+ .....3 F2 → SF6

..... ...............

.....2 mol ........10 mol

..... ...............

..... = 2.......... = 3,33 (Nilai 2 < 3,33)

Berarti zat pereaksi pembatas : S ………………..(1.5)

Sehingga ditulis:

.....S .....+ .....3 F2... .. SF6

..... ...............

1112 mol ........10 mol

1

0.5

3

Page 136: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

124

a. mol SF6 = x 2 mol S

...............=1 x 2 mol = 2 mol …(0.5)

b. mol F2 yang bereaksi = x 2 mol S

.................................= x 2 mol = 6 mol ……(0.5)

....mol F2 sisa = mol tersedia - mol yang bereaksi

....................= 10 mol - 6 mol = 4 mol …..(0.5)

4. Pengecekan

Jumlah mol SF6 adalah 2 mol

Zat yang tersisa adalah F2 sebanyak 4 mol

0.5

19 Logam magnesium seberat 3 gram

direaksikan dengan larutan asam klorida

seberat 40 gram. Reaksi yang terjadi

seperti berikut:

Mg(s) + 2HCl(aq) → MgCl2(aq) + H2(g)

Tentukanlah Volum gas hydrogen yang

dihasilkan jika diukur pada 270C, 1 atm.

(Ar Mg=24, H=1, Cl=35,5)

3, Menentukan

reaksi

pembatas dan

hasil reaksi

dalam suatu

reaksi.

C5 1. Analisis

Diketahui:

Massa magnesium (mg) = 3 gram

Massa asam klorida = 40 gram

Reaksi yang terjadi:

Mg(s) + HCl(aq) → MgCl2(aq) + H2(g)

Ditanyakan :

- Volum gas H2 jika diukur pada 270C, 1 atm.

2. Perencanaan

- Menentukan mol Mg dan HCl

- Menentukan reaksi pembatas

- Menetukan mol dan volum H2 yang terbentuk.

3. Perhitungan

- Persamaan reaksi yang setara

Mg(s) + 2HCl(aq) → MgCl2(aq) + H2(g) …..(1)

3/24 40/36,5

1

0.5

3

Page 137: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

125

= 0.125 mol 1,096 mol

0,125

2

1,096

2

- Zat yang menjadi reaksi pembatas adalah Mg …..(1)

- Maka mol H2 = 2/2 x 0,125 mol

= 0,125 mol ……..(0.5)

- Volum H2 (sebagai gas ideal)

P. V = n . R . T

V = n . R .T

P

V = 0,125 mol x 0,082 L

atm

Kmol x 300 K

1 atm

V = 3,075 L …….(0.5)

4. Pengecekan

Volum gas H2 yang dihasilkan jika diukur pada suhu 270C

dan tekanan 1 atm adalah 3,075 liter.

0.5

20 22,4 L gas SO2 direaksikan dengan 33,6

L gas O2 (STP) membentuk gas SO3.

Berapa gram SO3 yang terbentuk? ( Ar S

= 32 ; O = 16 )

3, Menentukan

reaksi

pembatas dan

hasil reaksi

dalam suatu

reaksi.

C5 1. Analisis

Diketahui :

Volum gas SO2 = 22,4 L

Volum gas O2 = 33,6 L

Ar S = 32 ; O = 16 ……………..(0.5)

Ditanyakan:

massa SO3 yang terbentuk?

2. Perencanaan

- Menentukan persamaan reaksi dan menyetarakannya.

- Menentukan jumlah mol SO2 dan O2

- Menentukan pereaksi pembatas.

- Menentukan massa SO3 yang terbentuk.

3. Perhitungan

....2 SO2 (g) ....+.... O2 (g) . ...2 SO3 (s)

1

0.5

3

Page 138: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

126

.... ........................

....22,4 L ................33,6 L

....= mol = mol

....= 1 mol ........= 1,5 mol

.. .. ....................

. ... = 0,5 ........ = 1,5 (Nilai 0,5 < 1,5)

Maka pereaksi pembatas adalah SO2 …………(1)

Sehingga:

....2 SO2 (g) ....+.... O2 (g) . ...2 SO3 (s)

.... ........................

....1 mol 1.5 mol

- Mol SO3 = x 1 mol = 1 mol ………..(1)

- Massa SO3 yang terbentuk = 1 x Mr

= 1 x 80 = 80 gram …….(1)

4. Pengecekan

Zat yang berperan sebagai reaksi pembatas adalah SO2 .

Massa SO3 yang terbentuk yaitu 80 gram.

0.5

Page 139: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

127

KISI-KISI POSTEST SIKLUS I

Standar Kompetens :

2. Mendeskripsikan hukum-hukum dasar kimia dan penerapannya dalam perhitungan kimia (stoikhiometri).

Kompetensi Dasar :

2.2 Membuktikan dan mengkomunikasikan berlakunya hukum-hukum dasar kimia melalui percobaan serta menerapkan konsep mol dalam

menyelesaikan perhitunagn kimia.

No Soal Indikator Jenjang

Soal Tahapan Pengerjaan Soal Skor

1 Dalam satu mol air terdapat 6,022

x 10 23

molekul H2O. Jika dalam

satu tetes air hujan terdapat 2 mol

air, berapakah jumlah molekul air

hujan tersebut jika tertampung

sebanyak 10 tetes? Dan berapa

pula jumlah partikel atomnya?

1. Mengkonversikan

jumlah mol dengan

jumlah partikel,

massa zat, dan

volum zat, serta

membuktikan

hipotesis avogadro.

C3

1. Analisis:

Diketahui:

1 mol H2O = 6,022 x 10 23

molekul/mol

1 tetes = 2 mol …….(0,5)

Ditanyakan:

- Jumlah molekul dalam 10 tetes air?

- Jumlah partikel atomnya? ………….(0,5)

2. Perencanaan

- Menentukan jumlah mol 10 tetes air.

- Menentukan jumlah molekul 10 tetes air.

- Menentukan jumlah atom air.

- Menentukan jumlah partikel atom-atom air.

3. Perhitungan

1 tetes air = 2 mol, maka 10 tetes = 20 mol ……(1)

Maka jumlah molekul air

= 20 mol x 6,022 x 10 23

molekul/mol

= 120,44 x 1023

molekul ……..(1)

1

0.5

3

Page 140: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

128

Satu molekul air (H2O) tersusun oleh 2 atom H dan

1 atom O. Jadi dalam 1 molekul air tersusun oleh 3

atom. 1 mol suatu unsur terdiri dari 6,022 x 1023

partikel/mol. Maka jumlah partikel atom-atom air

sebanyak 20 mol

= 20 mol x 3 x 6,022 x 1023

partikel/mol

= 361,32 x 1023

partikel ……….(1)

4. Pengecekan

Jumlah molekul 10 tetes air adalah 120,44 x 1023

molekul.

Dan jumlah partikel atom 10 tetes air adalah

361,32 x 1023

partikel.

0.5

2 Gas H2S adalah salah satu gas

yang banyak terdapat di alam. 17

gram di alam adalah merupakan

jumlah yang cukup banyak.

Peneliti ingin mengetahui volume

gas tersebut jika ia mengukurnya

pada keadaan standar (STP).

Berapakah volum yang didapat

oleh peneliti tersebut? (Ar H = 1,

Ar S = 32)

1. Mengkonversikan

jumlah mol dengan

jumlah partikel,

massa zat, dan

volum zat, serta

membuktikan

hipotesis avogadro.

C3 1. Analisis

Diketahui:

Massa gas H2S = 17 gram

Ar H = 1, Ar S = 32

Ditanyakan:

Volum gas pada keadaan standar?

2. Perencanaan

- Menentukan massa molar (Mr) gas.

- Menentukan jumlah mol gas

- Menghitung volum gas pada keadaan standar

(1 mol zat = 22,4 liter/mol = volum molar gas)

3. Perhitungan

- Mr H2S = ( 2 x 1 ) + ( 1 x 32 )

= 34 g/mol ………(1)

1

0,5

Page 141: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

129

- Mol H2S = massa / Mr H2S

= 17 gram

34 gram/mol

= 0,5 mol ……………..(1)

- Volum H2S = n x Vm

= 0,5 mol x 22,4 L/mol

= 11,2 L …………………….(1)

4. Pengecekan

Volum 17 gram gas H2S pada keadaan standar

adalah 11,2 liter.

3

0,5

3 Seorang ibu rumah tangga baru

saja membeli tabung gas LPG

yang berisi gas CH4 bervolum 30

liter. Agar massa gas menjadi 12

kg pada suhu 270C, berapakah

tekanan udara yang dibutuhkan

oleh ibu tersebut jika Mr CH4 =16

g/mol dan CH4 dianggap sebagai

gas ideal?

1. Mengkonversikan

jumlah mol dengan

jumlah partikel,

massa zat, dan

volum zat, serta

membuktikan

hipotesis avogadro.

C4 1. Analisis

Diketahui:

Volum gas CH4 = 30 liter

Suhu (T) = 270C

Massa gas = 12 kg

Mr CH4 = 16 g/mol

CH4 dianggap gas ideal ………………….(0.5)

Ditanyakan:

Tekanan yang dibutuhkan agar massa gas menjadi

12 kg? …………..(0.5)

2. Perencanaan

- Menentukan jumlah mol dari massa yang

diketahui.

- Mengkonversi suhu dari 0C ke

0K

- Menentukan P dari rumus gas ideal.

1

0,5

Page 142: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

130

3. Perhitungan

- Mol CH4 =massa CH4

Mr CH4

= 12 kg

16 g/mol =

12.000 g

16 g/mol

= 750 mol …………..(1.5)

- Rumus gas ideal

P. V = n . R . T

P = n .R .T

V =

750 mol x 0,082 Latm

Kmol x 300 K

30 L

= 615 atm ………………….(1.5)

4. Pengecekan

Tekanan gas yang di butuhkan agar massa gas

menjadi 12 kg adalah 615 atm.

3

0,5

Page 143: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

LAMPIRAN 8

131

KISI-KISI POSTEST SIKLUS II

Standar Kompetens :

2. Mendeskripsikan hukum-hukum dasar kimia dan penerapannya dalam perhitungan kimia (stoikhiometri).

Kompetensi Dasar :

2.2 Membuktikan dan mengkomunikasikan berlakunya hukum-hukum dasar kimia melalui percobaan serta menerapkan konsep mol dalam

menyelesaikan perhitunagn kimia.

No Soal Indikator Jenjang

Soal Tahap Pengerjaan Soal Skor

1 Diketemukan suatu senyawa terdiri dari

60% Karbon, 5% Hidrogen, dan

sisanya Nitrogen. Jika Mr senyawa itu

= 80 g/mol. Bagaimamankah rumus

empiris dan rumus molekul senyawa

tersebut?!

(Ar C = 12 ; H = 1 ; N = 14)

2. Menentukan

rumus empiris,

rumus molekul

dan air kristal

serta kadar zat

dalam senyawa.

C5 1. Analisis

diketahui:

Suatu senyawa mengandung karbon (C)= 60%

hidrogen= 5 %

nitrogen = % senyawa – (% C + % H)

Mr senyawa: 80 g/mol ………(0.5)

Ditanyakan:

Rumus empiris dan rumus molekul?

2. Perencanaan

- Menentukan % N

- Menentukan massa senaywa dengan pemisalan (misal

massa = 100 g)

- Menentukan perbandingan massa unsur

- Menentukan perbandingan mol antar unsur.

- Menentukan rumus empiris dan rumus molekul

senyawa.

3. Perhitungan

- % Nitrogen = 100% - ( 60% + 5% ) = 35% …….(0.5)

1

0.5

3

Page 144: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

132

- Misal massa senyawa = 100 gram,

Maka massa C = 60% x 100 g = 60 g

Massa H = 5 % x 100 g = 5 g

Massa N = 35% x 100 g = 35 g ………….(0.5)

- Perbandingan massa unsur

C : N : H = 60 : 35 : 5 ……(0.5)

- Perbandingan mol

C : H : N = 5 : 5 : 2,5

= 2 : 2 :1 (dibulatkan)

Maka rumus empiris = C2H2N …….(0.5)

- Rumus molekul = ( C2H2N ) n = 80

= ( 24 + 2 + 14 ) n = 80

= ( 40 ) n = 80 n = 2 ….(0.5)

Jadi rumus molekul senyawa tersebut

= ( C2H2N ) 2= C4H4N2 …………..(0.5)

4. Pengecekan

Rumus empiris senyawa = C2H2N

Rumus molekul senyawa = C4H4N2

0.5

2 Berapakah persen besi yang terdapat

dalam Fe2O3 jika diketahui Ar Fe=56,

O=16?

2. Menentukan rumus

empiris, rumus

molekul dan air

kristal serta kadar

zat dalam senyawa.

C2 1. Analisis

Senyawa Fe2O3 (Ar Fe=56, O=16)

Ditanyakan : % unsur besi dan Fe2O3

2. Perencanaan

- Menentukan Mr senyawa

- Menentukan jumlah besi (n) dalam senyawa kemudian

mencari kadar besi melalui perbandingan Ar besi

dengan Mr senyawa.

1

0,5

Page 145: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

133

3. Perhitungan

- Mr Fe2O3 = ((2 x 56) + (3 x 16)) = 160 …..(1)

- Kadar besi = 𝑛 𝑋 𝐴𝑟 𝐹𝑒

𝑀𝑟 𝐹𝑒2𝑂3 x 100 %

Fe = 2 𝑋 56

160 x 100 %

Fe = 70% …….(2)

4. Pengecekan

Persentase besi dalam senyawa Fe2O3 adalah 70 %

3

0,5

3 10 gram Fe dipanaskan dengan 3,2

gram S membentuk besi sulfida,

menurut persamaan: Fe(s).+.S(s).

.FeS(s)

a. Tentukan pereaksi pembatas

b. Massa FeS yang terbentuk

c. Massa zat yang tersisa.

( Ar Fe = 56 ; S = 32 )

3. Menentukan

reaksi pembatas

dan hasil reaksi

dalam suatu

reaksi.

C5 1. Ananlisis

Diketahui:

Massa Fe = 10 gram

Massa S = 3,2 gram

Persamaan reaksi : Fe (s) +. S (s) . .FeS (s)

( Ar Fe = 56 ; S = 32 ) ……………….(0.5)

Ditanyakan:

- reaksi pembatas

- zat yang bersisa ………(0.5)

2. perencanaan

- menentukan jumlah mol Fe

- menentukan jumlah mol S

- mennetukan pereaksi pembatas

- menentukan mol dan massa zat yang tersisa.

3. Perhitungan

.....Fe (s)..... +..... S (s)... .. FeS (s)

..... ....................

.....10 gram.......... 3,2 gram

1

0,5

3

Page 146: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

134

.....= mol ..........= mol

.....= 0,178 mol .....= 0,1 mol

........ .....................

.....= 0,178 ..........= 0,1 (Nilai 0,1 < 0,178)

Sehingga:

.....Fe (s)..... +..... S (s)... .. FeS (s)

..... ....................

.....0,178 ..............0,1 mol

- Yang menjadi Pereaksi pembatas = S ……..(1)

- FeS yang bereaksi = 1/1 x 0,1 mol

...........................= 0,1 mol ……(0.5)

- Massa FeS = 0,1 x Mr FeS

.............= 0,1 x 88

.............= 8,8 gram ……………(0.5)

- Massa Fe yang bereaksi = 1/1 x 0,1 mol

..........................bbbbb= 0,1 x 56

........................... = 5,6 gram ……(0.5)

- Massa Fe yang tersisa

= 10 - 5,6 gram

= 4,4 gram ……(0.5)

4. Pengecekan

Pereaksi pembatas adalah S, zat yang bersisa adalah Fe

sebanyak 4,4 gram.

0,5

Page 147: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

LAMPIRAN 9

135

LEMBAR JAWABAN POST TEST 1

Nama : Hari :

Kelas : Tanggal :

1 Analisis

Perencanaan

Perhitungan

Pengecekan

2 Analisis

Perencanaan:

Perhitungan :

Pengecekan :

NILAI:

Page 148: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

136

3 Analisis :

Perencanaan :

Perhitungan:

Pengecekan:

Page 149: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

LAMPIRAN 10

137

LEMBAR JAWABAN POST TEST 2

Nama : Hari :

Kelas : Tanggal :

No Jawaban

Analisis

Perencanaan

Perhitungan

Pengecekan

NILAI:

Page 150: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

LAMPIRAN 11

138

PERHITUNGAN KIMIA (STOIKIOMETRI)

PETA KONSEP

MOL

n = m.

Mr

(n)

Jumlah volum

Rumus gas ideal :

Standar Kompetensi

2. Mendeskripsikan hukum-hukum dasar kimia dan penerapannya dalam perhitungan kimia

(stoikhiometri)

Kompetensi Dasar

2.2 Membuktikan dan mengkomunikasikan berlakunya hukum-hukum dasar kimia melalui

percobaan serta menerapkan konsep mol dalam menyelesaikan perhitungan kimia.

Indikator

1) Mengkonversikan jumlah mol dengan jumlah partikel, massa, dan volum zat.

2) Menentukan rumus empiris, rumus molekul, dan kadar zat dalam senyawa. 3) menentukan rumus air Kristal.

4) Menentukan pereaksi pembatas dalam suatu reaksi.

5) Menentukan banyaknya zat pereaksi atau hasil reaksi

Setelah mempelajari modul ini, siswa diharapkan dapat :

1. mengkonversikan jumlah mol dengan jumlah partikel, massa,dan volum zat. 2. menghitung volum gas ideal dan menghitung volum gas berdasarkan hipotesis avogadro. 3. menentukan rumus empiris dan rumus molekul senyawa. 4. menentukan rumus air kristal. 5. menentukan kadar zat dalam suatu senyawa. 6. menentukan pereaksi pembatas dalam suatu reaksi. 7. menentukan banyak zat pereaksi atau hasil reaksi yang terbentuk.

X = n x 6,02.1023 m = n x Mr

V= n x 22,4 L

PV = n R T

V = n R T P

n = X .

6,02.1023

Page 151: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

139

KONSEP MOL

1. DEFINISI MOL

Apabila kita mereaksikan atom Karbon (C) dengan molekul Oksigen (O2), maka akan terbentuk satu molekul CO2. Tetapi sebenarnya yang kita reaksikan bukan satu atom Karbon dengan satu molekul Oksigen, melainkan sejumlah besar atom Karbon dan sejumlah besar molekul Oksigen. Oleh karena itu jumlah atom atau jumlah molekul yang bereaksi begitu besarnya, maka untuk menyatakannya, para ahli kimia menggunakan “ mol “ sebagai satuan jumlah partikel (senyawa, atom, atau ion).

A. Hubungan Mol dengan Jumlah Molekul

Melalui percobaan yang dilakukan, ditetapkan bahwa jumlah partikel yang terdapat dalam 12,00 gram C-12 adalah 6,02x1023 butir atom. Bilangan ini selanjutnya disebut bilangan Avogadro atau tetapan Avogadro yang diberi lambang L.

Jumlah partikel = mol x bilangan Avogadro

Contoh soal (beserta langkah-langkah pemecahan masalah) Dalam satu mol molekul air (H2O) terdapat 6,022 x 1023 partikel molekul H2O. Berapakah jumlah partikel atom yang terdapat dalam 1 mol air tersebut? Jawab : 1. Tahap analisis

Diketahui: Jumlah mol molekul air (H2O) = 1 mol 1 mol molekul air = 6,022 x 1023 partikel molekul H2O. Ditanyakan : Jumlah partikel atom dalam 1 mol air tersebut?

2. Tahap perencanaan 1 molekul air tersusun oleh 2 atom H dan 1 atom O. Jadi 1 molekul air

tersusun oleh 3 atom. 1 mol zat mengandung 6,022 x 1023 partikel zat, maka 1 mol atom

mengandung 6,022 x 1023 partikel Mencari jumlah total partikel atom dalam 1 mol air dengan rumus:

X = a x n x L

Satu mol didefinisikan sebagai jumlah zat yang mengandung partikel zat itu

sebanyak atom yang terdapat dalam 12,000 gram atom Karbon - 12

1 mol atom = 6,022 x 10 23 partikel atom 1 mol senyawa = 6,022 x 10 23 partikel senyawa

X = n x L

Page 152: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

140

3. Tahap perhitungan Jumlah partikel H2O = 1 mol H2O x 6,022 x 10 23 molekul Jumlah paritkel atom = 3 x 1 mol x 6,022 x 10 23 atom/mol = 1,806 x 10 23 atom

4. Tahap evaluasi Jadi, dalam 1 mol air terdapat 1,806 x 10 23 partikel atom

Kerjakan latihan soal berikut dengan menggunakan langkah-langkah pemecahan masalah.

Pedoman Pemecahan Masalah

No Tahap Kriteria

1 Analisis Siswa mencoba menemukan masalah yang harus dipecahkan dan menegidentifikasi data-data apa saja yang telah ada untuk mendukung proses pemecahan masalah.

2 Perencanaan Dari data-data yang ada, siswa mencoba merencanakan suatu pemecahan masalah dengan tahapan sebagai berikut: Memecahakan rumus standar, meneliti hubungan antar konsep, membuat transformasi yaitu membuat penggubahan bentuk (rumus, satuan) yang dapat mendukung proses pemecahan masalah.

3 Perhitungan Siswa melakukan perhitungan sesuai dengan data dan perencanaan pemecahan masalah.

4 Evaluasi Siswa mengecek kembali jawaban yang telah di dapat dan memberikan kesimpulan terhadap jawaban tersebut.

1 Dalam satu mol air terdapat 6,022 x 10 23 molekul H2O. Jika dalam satu tetes air hujan terdapat 2 mol air, berapakah jumlah partikel atom air hujan tersebut jika tertampung sebanyak 10 tetes?

Analisis

Perencanaan

Perhitungan

Pengecekan

LATIHAN

Page 153: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

141

B. Hubungan Mol dengan Massa Molar Massa molar adalah massa zat itu yang sama dengan massa atom atau massa

rumus zat tersebut yang dinyatakan dalam gram/mol.

Dari kedua rumusan di atas dapat dicari hubungan antara massa, jumlah mol, dan rumus massa atom atau massa molekul relative (Ar atau Mr) suatu zat.

Massa zat A = mol A x Mr A

mol A = massa A Mr A

Contoh soal Berapakah jumlah partikel dari 11 gram CO2, jika diketahui Ar C = 12 dan Ar O = 16?

Jawab : 1. Analisis

Diketahui : Ar C = 12 ; Ar O = 16. Massa CO2 = 11 gram Ditanyakan : Jumlah partikel CO2

2. Perencanaan Menghitung jumlah partikel CO2 dengan rumus: X = mol x 6,022.1023

partikel/mol Karna jumlah molbelum diketahui, maka hitung jumlah mol CO2 dengan

rumus; n = Gr/Mr Mr belum diketahui, maka hitung massa molar (Mr) CO2 dengan rumus:

Mr CO2 = ( 1 x Ar C ) + ( 2 x Ar O )

3. Perhitungan Mr CO2 = ( 1 x Ar C ) + ( 2 x Ar O )

= (1 x 12 ) + (2 x 16 ) = 44 g/mol

Mol CO2 = 11 gram = 0,25 mol 44 g/mol

Jumlah partikel CO2 = 0,25 mol x 6,022 x 1023 molekul/mol = 1,505 x 1023 molekul

4. Pengecekan

Massa 1 mol A = (Ar A) gram Massa 1 mol AB = (Mr AB) gram

m = n x Mr

n = m Mr

Page 154: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

142

Jadi, jumlah mol dari 11 gram CO2 adalah 0,25 mol, dan jumlah partikel molekulnya adalah 1,505 x 1023 molekul

LATIHAN

1 Berapakah massa

sejumlah volum gas

NH3 yang

mengandung 6,02 x

1022 molekul NH3 jika

diketahui Ar N=14,

H=1?

Analisis

Perencanaan

Perhitungan

Pengecekan

2 Khaerani sedang

mempelajari sistem

pernafasan manusia. Ia

mengetahui bahwa

manusia menghirup

oksigen dan

mengeluarkannya

kembali dalam bentuk

karbondioksida. Ia

tertarik untuk

menghitung jumlah

molekul oksigen (O2)

tersebut jika seandainya

ia memilikinya sebanyak

11 gram. Berapakah

jumlah molekul O2 yang

berhasil di hitung rani?

(diketahui Ar C = 12 ; Ar

O = 16)

Analisis

Perencanaan

Perhitungan

Pengecekan

3 Diketahui gas X2

sebanyak 11,2 gram

mengandung 2,408.1023

molekul X. berapakah

Analisis

Perencanaan

Page 155: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

143

massa atom relativ

(Ar) unsur X tersebut?

Perhitungan

Pengecekan

C. Hubungan Mol dengan Volum Zat.

Volum molar gas menyatakan volum 1 mol gas pada suhu dan tekanan tertentu. Jika

pengukuran dilakukan pada suhu 00C dan tekanan 1 atm, volum molar gas disebut

sebagai volum molar standar, hal itu disebabkan keadaan STP (Standard Temperature

and Preasure). Pada keadaan standar, volum 1 mol gas adalah 22,4 liter.

Contoh soal 1:

Terdapat 1,5 mol gas H2 di udara. Berapakah jumlah volumnya dalam keadaan

standar?

Jawab : Volum H2 = mol H2 x Vms

= 1,5 mol x 22,4 L/mol

= 33,6 L

Jadi, pada keadaan standar volum 1,5 mol gas H2 berjumlah 33,6 L

Contoh soal 2:

Hitunglah volum gas SO3 yang bermassa 4 gram jika diketahui Ar S=32 dan O=16!

Jawab:

1. Analisis

Diketahui:

Massa gas SO3= 4 gram

Ar S=32, Ar O=16

Ditanyakan: Volum gas?

2. Perencanaan

Menghitung volume gas dengan rumus: V = Mol SO3 x Vms atau V= n x 22,4 L/mol

Karna jumlah mol belum diketahui maka jumlah mol gas dapat ditentukan

dengan rumus : Mol SO3=massa SO3

Mr SO3

Mr zat belum diketahui maka Mr dihitung terlebih dulu.

3. Perhitungan

VSTP = n x 22,4 L/mol

Page 156: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

144

Mr SO3 = (1 x Ar S) + (3 x Ar O)

= (1 x 32) + (3 x 16)

= 80 gram/mol

Mol SO3= 4 gram = 0,05 mol

80 g/mol

V = 0,05 mol x 22,4 L/mol = 1,12 L

4. Pengecekan

Volum yang didapat dari 4 gram gas SO3 adalah 1,12 liter.

Latihan mengkonversi mol dengan jumlah partikel, massa, dan volum zat.

1 Jumlah molekul yang

terkandung dalam 560

ml gas NH3 pada suhu

00C dan tekanan 76

cmHg adalah….

Analisis

Perencanaan

Perhitungan

Pengecekan

2 Radit ingin menghitung

massa dari 10 liter gas

CH4 pada ruangan

yang bersuhu 00C dan

bertekanan 1 atm.

Berapakah jumlah

massa gas yang di

dapat Radit jika ia

mengetahui bahwa Ar

C = 12 dan Ar H = 1?

Analisis Perencanaan

Perhitungan Pengecekan

3 Gas H2S adalah salah satu

gas yang banyak terdapat

di alam. 34 gram di alam

adalah merupakan jumlah

yang cukup banyak.

Peneliti ingin mengetahui

volume gas tersebut jika ia

Analisis

Perencanaan

Page 157: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

145

mengukurnya pada

keadaan standar (STP).

Berapakah volum yang

didapat oleh peneliti

tersebut? (Ar H = 1, Ar S =

32)

Perhitungan

Pengecekan

D. Hukum Gas Ideal

Telah diketahui bahwa bila suatu gas dipanaskan maka akan terjadi pemuaian

volum. Adanya pemuaian volum menyebabkan terjadinya penyimpangan-

penyimpangan pada hukum-hukum yang berlaku pada gas. Untuk gas ideal

dianggap bahwa tidak ada penyimpangan-penyimpangan tersebut. Beberapa hukum

tentang gas yang berlaku pada gas ideal adalah:

a. Hukum Boyle, “Pada suhu tetap dan jumlah mol tetap, berlaku P≈1/V”

b. Hukum Amonton, “Pada volum dan jumlah mol tetap, maka P≈T”

c. Hukum Charles, “Pada tekanan dan jumlah mol tetap, maka V≈T”

d. Hipotesis Avogadro “Pada tekanan dan suhu tetap, maka V≈n”

Dari keempat hukum tersebut dapat disimpulkan bahwa pada gas ideal

berlaku persamaan:

Dengan, P = tekanan (atm) T = suhu mutlak (0K) V = Volum (L) n = jumlah mol (mol) R = Tetapan gas ideal (0,082 L atm/0K mol)

Contoh Soal

Berapakah volum 1 gram gas hydrogen (H2) yang diukur pada suhu 25 0C dan

tekanan 1 atm?

Jawab :

1. Analisis

Diketahui :

massa gas = 1 gram

suhu (T) = 25 0C

tekanan (P) = 1 atm

PV = n R T

Page 158: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

146

Ditanyakan:

Volum gas?

2. Perencanaan

Karna suhu bukan 00C, maka ditentukan untuk volum gas adalah dengan

menggunakan rumus gas ideal, yaitu: PV=nRT

Mengubah satuan suhu dari 0C menjadi 0K

T = 250C = 25 + 273 0K = 298 0K

Menghitung besaran mol gas dengan terlebih dahulu menghitung Mr-nya.

(Mol= G/Mr)

Memasukkan nilai besaran-besaran yang ada.

Menghitung Volum gas dengan rumus: V = n R T P

3. Perhitungan

Mr H2 = (2 x Ar H) = 2 x 1 = 2 g/mol

Mol H2 = 1 gram = 0,5 mol 2 g/mol

V H2 = 0,5 mol x 0,082 L atm/K mol x 298 0K 1 atm

= 12,218 L

4. Pengecekan Volum gas hydrogen yang didapat ialah 12,218 liter.

LATIHAN

1 Di dalam ruangan

bersuhu 270C terdapat

12,5 liter gas nitrogen

monoksida (NO).

Seorang peneliti ingin

menghitung massa gas

tersebut pada tekanan 1

atm sebagai langkah

percobannya. Berapakah

hasil yang di peroleh oleh

peneliti tersebut jika ia

mengetahui bahwa Mr

NO adalah 30 g/mol dan

tetapan gas ideal (R)

adalah 0,082 L

atm/K.mol ?

Analisis

Perencanaan

Perhitungan

Pengecekan

2 Seorang ibu rumah Analisis Perencanaan

Page 159: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

147

tangga baru saja

membeli tabung gas

LPG yang berisi gas

CH4 bervolum 30 liter.

Agar massa gas

menjadi 12 kg pada

suhu 270C, berapakah

tekanan udara yang

dibutuhkan oleh ibu

tersebut jika Mr CH4

=16 g/mol dan CH4

dianggap sebagai gas

ideal?

Perhitungan

Pengecekan

E. Hipotesis Avogadro

Hipotesis Avogadro menyatakan bahwa, Pada suhu dan tekanan yang sama,

sejumlah volume yang sama suatu gas (sembarang gas) mengandung jumlah molekul yang

sama pula.

Berdasarkan pernyataan tersebut berarti apabila jumlah molekul sama, maka

jumlah mol gas akan sama pula. Dengan demikian berlaku bahwa perbandingan volum

gas akan sama dengan perbandingan mol gas.

Contoh soal

Berapakah volum dari 3 gram gas nitrogen monoksida (NO) yang diukur pada suhu

dan tekanan yang sama dengan 1 gram gas metana (CH4) dengan volum 1,5 liter? (Ar

N=14, O=16, H=1)

Jawab :

1. Analisis Diketahui: Massa gas NO = 3 gram Massa gas metana = 1 gram Volum gas metana = 1,5 L Ar N=14, O=16, H=1 Ditanyakan : Volum gas NO?

2. Perencanaan Mencari volum NO dengan menggunakan perbandingan (hipotesis)

Avogadro, V1 : V2 = n1 : n2 Menghitung jumlah mol masing-masing gas, dengan rumus: Mol= G/Mr

V1 : V2 = n1 : n2

Page 160: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

148

3. Perhitungan Mr NO = (1 x 14) + (1 x 16)

= 30 g/mol Mol NO = 3 gram = 0,1 mol

30 g/mol Mr CH4 = (1 x 12 ) + (4 x 1)

= 16 g/mol Mr CH4 = 1 gram = 0,0625 mol

16 g/mol VNO : VCH4 = nNO : nCH4

VNO : 1,5 L = 0,1 mol : 0,0625 mol VNO = (0,1 mol : 0,0625 mol) x 1,5 L VNO = 2,4 L

4. Pengecekan Jadi, volum gas NO yang di dapat adalah sebanyak 2,4 liter.

LATIHAN

1 Tentukan volume 22

gram gas CO2, jika

pada suhu dan

tekanan yang sama, 8

gram gas SO3

volumenya = 10 liter.

(Mr CO2 = 44, Mr SO3

= 80)

Analisis

Perencanaan

Perhitungan

Pengecekan

2 Apabila 6,02.1023

molekul gas NO

mempunyai volum 2

liter pada suhu dan

tekana tertentu, maka

pada keadaan yang

sama volum dari

3,01x1023 molekul gas

N2 adalah….?

(Ar N=14, O=16)

Analisis Perencanaan

Perhitungan

Pengecekan

Page 161: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

149

Page 162: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

LAMPIRAN 12

149

PERHITUNGAN KIMIA (STOIKIOMETRI)

Untuk menentukan Untuk menentukan

Terdiri dari

Standar Kompetensi

2. Mendeskripsikan hukum-hukum dasar kimia dan penerapannya dalam perhitungan

kimia (stoikhiometri)

Kompetensi Dasar

2.2 Membuktikan dan mengkomunikasikan berlakunya hukum-hukum dasar kimia melalui

percobaan serta menerapkan konsep mol dalam menyelesaikan perhitungan kimia.

Indikator

1) Menentukan rumus empiris senyawa 2) Menentukan rumus molekul suatu senyawa 3) Menentukan kadar zat dalam senyawa 4) Menentukan pereaksi pembatas dalam suatu reaksi. 5) Menentukan banyaknya zat pereaksi atau hasil reaksi.

Setelah mempelajari modul ini, diharapkan: 1. Siswa dapat menentukan rumus empiris suatu senyawa. 2. Siswa dapat menentukan rumul molekul melalui rumus empiris senyawa. 3. Siswa dapat menentukan kadar zat dalam suatu senyawa. 4. Siswa dapat dapat menentukan pereaksi pembatas dalam suatu reaksi. 5. Siswa dapat dapat menentukan banyak zat pereaksi atau hasil reaksi yang terbentuk.

PERHITUNGAN

KIMIA

Rumus molekul

Rumus empiris

Reaksi pembatas rumus kimia

MAP KONSEP

Page 163: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

150 RUMUS EMPIRIS, RUMUS MOLEKUL, DAN KADAR ZAT DALAM SENYAWA.

A. RUMUS EMPIRIS

Rumus empiris (RE) atau rumus perbandingan adalah rumus kimia yang menyatakan

jenis dan perbandingan paling sederhana dari atom-atom yang terdapat dalam suatu

senyawa.

Contoh:

Rumus molekul glukosa adalah C6H12O6, rumus empirisnya adalah CH2O, berarti perbandingan mol

atom C : H : O adalah 1 : 2 : 1.

Hal yang harus diupayakan pada penetapan rumus empiris suatu senyawa adalah

menentukan jumlah mol atau perbandingan mol unsur penyusun senyawa tersebut.

Rumus molekul dan rumus empiris beberapa senyawa

Perhatikan contoh soal berikut!

(menjawab soal dengan tahap-tahap pemecahan masalah)

Jawab: 1. Analisis

Diketahui: Massa senyawa= 3 gram Massa karbon (C)= 1,2 gram Massa hydrogen (H)= 0,2 gram Ar H=1, C=12, dan O=16 Ditanyakan: Rumus empiris senyawa?

2. Perencanaan Menentukan massa oksigen = massa senyawa – (massa C + massa H) Menentukan jumlah mol masing-masing atom Membandingkan mol masing-masing atom Menentukan rumus empiris

3. Perhitungan

Massa O = 3 g – (1,2 g + 0,2 g) = 1,6 gram Mol C = 1,2 gram = 0,1 mol

12 g/mol Mol H = 0,2 gram = 0,2 mol

1 g/mol Mol O = 1,6 gram = 0,1 mol

16 g/mol

Dalam 3 gram suatu senyawa karbon terdapat 1,2 gram karbon (C), 0,2 hidrogen (H), dan

sisanya oksigen (O). Tentukanlah rumus empiris senyawa tersebut jika diketahui Ar H=1,

C=12, dan O=16!

Page 164: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

151

Perbandingan mol C : H : O = 0,1 mol : 0,2 mol : 0,1 mol = 1 : 2 : 1

Rumus empiris senyawa= CH2O

4. Pengecekan

Rumus empiris senyawa tersebut adalah CH2O

Contoh soal 2

Jawab:

1. Analisis

Diketahui: Senyawa mengandung:

K = 26,57% Cr = 35,36% O = 38,07%

Ar K=39, Cr=52, O=16 Ditanyakan: Rumus empiris senyawa?

2. Perencanaan

Menentukan dengan pemisalan massa senyawa. (misal 100 gram), maka:

K = 26,57% = 26,57 gram Cr = 35,36% = 35,36 gram O = 38,07% = 38,07 gram

Menentukan perbandingan mol antar unsur.

Mol K : mol Cr : mol O

Membagi jumlah mol dengan perbandingan mol terkecil.

3. Perhitungan

Misal massa senyawa adalah 100 g, maka:

Massa K=26,57 g ; masssa Cr=35,36 g ; dan massa O= 38,07 g

Perbandingan mol antar unsur

K : Cr : O = 26,57

39 :

35,36

52 :

38,07

16

= 0,68 : 0,68 : 2,379 Membagi dengan bilangan mol terkecil

K : Cr : O = 0,68

0.68 :

0,68

0.68 :

2,379

0.68

= 1 : 1 : 3,5 → 𝑑𝑖𝑏𝑢𝑙𝑎𝑡𝑘𝑎𝑛, 𝑑𝑖 𝑘𝑎𝑙𝑖 2 = 2 : 2 : 7 Maka di dapat rumus empiris senyawa adalah K2Cr2O7

4. Pengecekan

Jadi, Rumus empiris senyawa yang dianalisis adalah K2Cr2O7

Dari hasil analisis, diketahui suatu senyawa X mengandung 26,57% kalium, 35,36 % kromium, dan 38,07 % oksigen. Jika Ar K = 39, Cr = 52, dan O = 16, bagaimanakah rumus empiris senyawa yang telah di analisis tersebut?

Page 165: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

152 Kerjakan latihan soal berikut dengan menggunakan langkah-langkah pemecahan masalah.

Pedoman Pemecahan Masalah

No Tahap Kriteria

1 Analisis - Menegidentifikasi data-data apa saja yang telah untuk mendukung proses pemecahan masalah.

- Menemukan masalah yang harus dipecahkan

2 Perencanaan Dari data-data yang ada, siswa mencoba merencanakan suatu pemecahan masalah dengan tahapan sebagai berikut:

- Memecahakan rumus standar - Meneliti hubungan antar konsep, - membuat penggubahan bentuk (rumus, satuan) yang dapat

mendukung proses pemecahan masalah.

3 Perhitungan - Melakukan perhitungan sesuai dengan data dan perencanaan pemecahan masalah.

4 Pengecekan(Evaluasi ) - Mengecek kembali jawaban yang telah di dapat dan memberikan kesimpulan terhadap jawaban tersebut.

No Soal 1 Suatu senyawa organik dengan massa 100 gram terseusun dari 40 gram

karbon (C ), 6,6 gram hydrogen, dan sisanya oksigen (O). Tentukan rumus

empiris senyawa tersebut jika diketahui Ar C=12, H=1, O=16!

Analisis

Perencanaan

Perhitungan Pengecekan

LATIHAN

Page 166: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

153

2 Senyawa X tersusun atas natrium (Na), karbon (C ), dan Oksigen (O). Kandungan massa unsurnya mempunyai persentasi Na=34,33%, C=17,91%, dan O=47,96 %. Jika diketahui Ar Na=23, C=12, dan O=16, tentukanlah rumus empiris senyawa X!

Analisis Perencanaan

Perhitungan

Pengecekan

B. RUMUS MOLEKUL

Berbeda dengan rumus empiris, rumus molekul (RM) zat menyatakan jenis dan

jumlah atom dalam tiap molekul zat itu. Hanya zat yang partikelnya berupa molekul yang

mempunyai rumus molekul.

Contoh: H2O (air), C6H12O6 (glukosa), C6H6 (benzene), dan lain sebagainya.

Penentuan rumus molekul (RM) :

Contoh soal:

Jawab:

1. Analisis

Diketahui: Rumus empiris : CH2O Mr senyawa : 60 g/mol Ar H= 1, C=12, O=16 Ditanyakan:

Rumus molekul?

2. Perencanaan Menentukan rumus molekul dari rumus empiris yang telah diketahui

RM = (RE)n ∑ Mr RM = (∑ Mr RE)n

menentukan rumus Mr rumus empiris Mr CH2O = (Ar C) + (Ar H x 2) + (Ar O)

RM = (RE)n

∑ Mr RM = (∑ Mr RE)n

Suatu senyawa mempunyai rumus empiris CH2O dan massa molekul relatif 60. Jika diketahui massa atom relatif H=1, C=12, dan O=16, maka rumus molekul senyawa itu adalah…

Page 167: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

154

3. Perhitungan

Mr CH2O = (Ar C x 1) + (Ar H x 2) + (Ar O x 1) = (12 x 1) + (1 x 2) + (16 x 1) = 12 + 2 + 16 = 30 g/mol

∑ Mr RM = (∑ Mr RE)n 60 g/mol = ( 30 g/mol) n n = 60 g/mol 30 g/mol n = 2

RM = (RE)n RM = (CH2O) 2 RM = C2H4O2

4. Pengecekan Jadi rumus molekul senyawa itu adalah C2H4O2

No Soal

1 Diketemukan suatu senyawa terdiri dari 60% Karbon, 5% Hidrogen, dan sisanya Nitrogen.

Jika Mr senyawa itu = 80 g/mol. Bagaimamankah rumus empiris dan rumus molekul

senyawa tersebut?! (Ar C = 12 ; H = 1 ; N = 14)

Analisis Perhitungan

Perencanaan Pengecekan

2 Seorang siswa yang sedang melakukan percobaan di laboratorium mengambil senyawa yang mengandung 80% unsur karbon dan 20% unsur hidrogen sebagai sampel. Massa relatif senyawa tersebut adalah 30 g/mol. Tentukan rumus molekul senyawa tersebut!

Analisis

Perhitungan

LATIHAN

Page 168: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

155

Perencanaan

Pengecekan

C. KADAR ZAT DALAM SENYAWA

Kadar menunjukkan komposisi bagian dalam satu komponen kompleks. Kadar unsur

dalam senyawa dapat di nyatakan dengan persentase mol unsur dalam senyawa tersebut.

Contoh soal:

Jawab:

1. Analisis

Diketahui: Senyawa Al2O3 (Ar Al =27, O=16) Ditanyakan : % masing-masing unsur?

2. Perencanaan

Menentukan Mr senyawa dari rumus : [(2xAr Al) + (3xAr O)]

Memperkirakan massa Al2O3 sejumlah 1 mol.

Menghitung massa tiap unsure.

3. Perhitungan

Mr Al2O3 = [(2x27) + (3x16)] = 102 g/mol

Misal Al2O3 sejumlah 1 mol, maka massa senyawa adalah 102 gram.

Kadar Al = x 100 %

Al = x 100 %

= 53,94 %

Kadar O = x 100 %

O = x 100 %

= 46,06 % Atau % O dalam Al2O3 = 100% - 53,94%

= 46,06%

4. Pengecekan

Komposisi masing-masing unsur Al dan O dalam Al2O3 adalah 53,94% dan 46,06%

Komposisi masing-masing unsur dalam senyawa Al2O3 adalah…

Page 169: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

156 Contoh soal 2:

Jawab:

1. Analisis

Diketahui : Senyawa Fe2O3 (Ar Fe=56, O=16) Ditanyakan : % unsur besi dan Fe2O3

2. Perencanaan

Menentukan Mr senyawa

Menentukan jumlah besi (n) dalam senyawa kemudian mencari kadar besi melalui

perbandingan Ar besi dengan Mr senyawa.

3. Perhitungan

Mr Fe2O3 = ((2 x 56) + (3 x 16)) = 160

Kadar besi = 𝑛 𝑋 𝐴𝑟 𝐹𝑒

𝑀𝑟 𝐹𝑒2𝑂3 x 100 %

Fe = 2 𝑋 56

160 x 100 %

Fe = 70%

4. Pengecekan

Persentase besi dalam senyawa Fe2O3 adalah 70 %

No Soal

1 Berapa persenkah kadar N dan S dalam senyawa (NH4)2SO4. Dimana Ar N = 14 ; S = 32 ; H = 1 dan O = 16.

Analisis

Perencanaan

Perhitungan

Pengecekan

LATIHAN

Berapakah persen besi yang terdapat dalam Fe2O3 jika diketahui Ar Fe=56, O=16.

Page 170: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

157

2 Kadar unsur N dalam senyawa CO(NH3)2 adalah… (Ar C=12, N=14, O=16, H=1)

Analisis

Perhitungan

Perencanaan Pengecekan

Kerjakan latihan soal berikut dengan menggunakan langkah-langkah pemecahan masalah.

1. Massa molekul relatif suatu senyawa yang dianalisis 58. Jika senyawa itu terdiri dari 82,8% Karbon dan 17,2% Hidrogen, tentukan rumus molekulnya!

2. Suatu molekul mempunyai rumus empiris (CH2)n. bila molekul mempunyai Mr= 28 g/mol, maka rumus molekulnya adalah….

3. Suatu senyawa karbon mengandung unsur C, H, dan O. Pada pembakaran 0,29

gram senyawa itu diperoleh 0,66 gram CO2 dan 0,27 gram H2O. Bila massa molekul relatif senyawa itu adalah 58 g/mol, berapakah rumus molekul senyawa karbon tersebut?

Tugas rumah

Page 171: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

158 REAKSI PEMBATAS

Bila dua zat direaksikan akan didapat dua kemungkinan. Kemungkinan pertama,

kedua pereaksi tepat habis. Kemungkinan kedua, salah satu pereaksi habis dan pereaksi

yang lain bersisa. Pereaksi yang habis akan membatasi hasil reaksi yang didapatkan.

Pereaksi yang membatasi hasil reaksi disebut reaksi pembatas.

Contoh soal

Diketahui reaksi sebagai berikut: ..... .....S (s) + 3 F2 (g)..... ..... SF6 (g) Jika yang direaksikan adalah 2 mol S dengan 10 mol F2, a. Berapa mol kah SF6 yang terbentuk? b. Zat mana dan berapa mol zat yang tersisa? Jawab: 1. Analisis

Diketahui: Suatu reaksi : S (s) + 3 F2 ..... ..... (g) SF6 (g) S = 2 mol yang bereaksi F2= 10 mol yang bereaksi Ditanyakan: Mol SF6 yang terbentuk? Mol zat yang tersisa?

2. Perencanaan Menyetarakan reaksi .... ..... S + 3 F2 ...... ... ... SF6 (sudah setara) Menentukan pereaksi pembatas dengan menentukan kemungkinan yang terjadi.

* JIka semua S bereaksi maka mencari mol F2 yang dibutuhkan adalah:

.....mol F2 = x 2 mol S * Jika semua F2 habis bereaksi, maka S yang dibutuhkan .....mol S =koefisien S x mol F2

Koefisian F2 Menentukan mol zat sisa hasil reaksi.

A = koefisien A x mol pereaksi pembatas. 3. Perhitungan

* JIka semua S bereaksi maka F2 yang dibutuhkan

.....mol F2 = x 2 mol S

..... ..... .....= x 2 mol

..... ..... .....= 6 mol Hal ini memungkinkan karena F2 tersedia 10 mol.

* Jika semua F2 habis bereaksi, maka S yang dibutuhkan .....mol S =koefisien S x mol F2

Koefisian F2 ... =1/3 x 10 mol .. .= 3,33 mol

Page 172: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

159

Hal ini tidak mungkin terjadi, karena S yang tersedia hanya 2 mol. Jadi yang bertindak sebagai pereaksi pembatas adalah S! *Banyaknya mol SF6 yang terbentuk adalah x mol S

Mol SF6 = koefisien SF6 x mol reaksi pembatas = 1 x 2 mol = 2 mol *Banyaknya zat F2 yang terpakai F2 = koefisien F2 x mol S Koefisien S = 3/1 x 2 mol = 6 mol *Banyaknya F2 yang tersisa F2 = 10 mol – 6 mol = 4 mol

4. Pengecekan

a. mol SF6 yang terbentuk adalah 2 mol b. zat yang tersisa adalah F2 sebanyak 4 mol

LATIHAN 1 Satu mol logam Aluminium direaksikan dengan asam klorida secukupnya menurut reaksi:

Al (s).... + ....HCl (aq) . ...AlCl3 (aq) ....+ ....H2 (g)

Ditanya:

a. Berapa gram AlCl3 yang terbentuk?

b. Berapa L gas H2 (STP)? c. Berapa pertikel H2 yang terjadi?

Ar Al = 27 ; Cl = 35,5

Jawab:

Analisis

Ringkasan pada tahap perhitungan (dengan rumus MBS)

S (s) + 3 F2 ..... ..... SF6 (g)

Mula-mula : 2 mol 10 mol Bereaksi : 2 mol 3/1(2 mol) A - Sisa : - 4 mol 1/1 (2 mol)

Page 173: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

160

Perencanaan

Perhitungan

Pengecekan

2 13 gram Seng tepat habis bereaksi dengan sejumlah HCl menurut reaksi:

.....Zn (s) + HCl (aq) ZnCl2 (aq) + H2 (g).

Bila 1 mol gas oksigen pada tekanan dan suhu tersebut bervolume 20 liter, berapa literkah

Analisis

Perencanaan

Perhitungan

Pengecekan

Page 174: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

161 3 22,4 L gas SO2 direaksikan dengan 33,6 L gas O2 (STP) membentuk gas SO3. Berapa gram

SO3 yang terbentuk? ( Ar S = 32 ; O = 16 )

Analisis

Perencanaan

perhitungan

Pengecekan

Page 175: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

LAMPIRAN 13

162

STOIKIOMETRI

RINGKASAN MATERI

Mol : Satu mol didefinisikan sebagai sejumlah zat yang mengandung partikel zat itu

sebanyak atom yang terdapat dalam 12,000 gram atom Karbon – 12

PETA KONSEP

𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒎𝒐𝒍 MOL

𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒎𝒐𝒍

𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒎𝒐𝒍𝒆𝒌𝒖𝒍 (n)

𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒎𝒂𝒔𝒔𝒂

Jumlah volum Rumus gas ideal :

No Soal Jawaban 1 Jika diketahui tetapan Avogadro adalah

L, maka jumlah molekul 2 mol gas klorin adalah… a. 2 L c. ½ L b. 0,2 L d. 12 L

2 Jika diketahui L= 6 x 1023 partikel/mol, maka jumlah mol 5,4 x 1023 atom besi setara dengan… a. 9 mol c. 6 mol b. 0,9 mol d. 0,6 mol

X = n x 6,02.1023 m = n x Mr

n = X .

6,02.1023

n = m.

Mr

V= n x 22,4 L

PV = n R T

V = n R T P

LATIHAN SOAL

Page 176: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

163

3 Berapakah jumlah molekul dari 0,56 g CaO jika diketahui tetapan Avogadro (L)= 6 x 1023 dan Ar Ca=40, O=16? a. 6 x 1023 molekul b. 3 x 1023 molekul c. 6 x 1021 molekul d. 3 x 1021 molekul

4 Jika diketahui massa urea CO(NH2)2

adalah 24 g. maka jumlah mol urea tersebut adalah… (Ar O=16. C=12, N=14, dan H=1) a. 0,4 mol c. 0,6 mol b. 0,5 mol d. 0,7 mol

5 Diketahui massa atom relative (Ar) O=16. C=12, N=14, dan H=1. Berapakah massa dari o,5 mol zat urea CO(NH2)2 ? a. 22 g c. 30 g b. 44 g d. 60 g

6 Diketahui massa o,5 mol senyawa XSO4 adalah 72 gram. Berapakah massa molekul relative (Mr) senyawa tersebut? a. 144 c. 72 b. 96 d. 64

7 Volume 8,8 gram gas CO2 pada keadaan standar (T=00C, P=1 atm) adalah… A. 22,4 L c. 4,48 L B. 3,36 L d. 5,60 L

8 Volume 1,4 gram gas N2 dalam keadaan standar adalah…. (Ar N=14) a. 1,12 L c. 3,36 l b. 2,24 L d. 4,48 L

Page 177: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

164

9 Volume 34 gram gas ammonia (Mr=17) yang diukur pada suhu 270C dan tekanan 1 atm adalah… a. 4,48 L c. 24,6 L b. 36,4 L d. 2,24 L

10 Volume 88 g gas CO2 (Mr=44) yang diukur pada suhu 250C dan tekanan 2 atm adalah… a. 22,4 L c. 48,8 L b. 44,8 L d. 11,2 L

Page 178: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

LAMPIRAN 14

165

Jawaban soal latihan Stoikiometri

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

Page 179: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

LAMPIRAN 15

166

QUIZ KELOMPOK

1. Senyawa X tersusun atas natrium (Na), karbon (C ), dan Oksigen (O).

Kandungan massa unsurnya mempunyai persentasi Na=34,33%, C=17,91%,

dan O=47,96 %. Jika diketahui Ar Na=23, C=12, dan O=16, tentukanlah

rumus empiris senyawa X!

2. Seorang siswa yang sedang melakukan percobaan di laboratorium mengambil

senyawa yang mengandung 80% unsur karbon dan 20% unsur hidrogen

sebagai sampel. Massa relatif senyawa tersebut adalah 30 g/mol. Tentukan

rumus molekul senyawa tersebut!

3. Berapa persenkah kadar N dan S dalam senyawa (NH4)2SO4.

Dimana Ar N = 14 ; S = 32 ; H = 1 dan O = 16.

4. Diketahui reaksi sebagai berikut

.S (s) + 3 F2 (g) ..... ..... (g) SF6 (g)

Jika direaksikan 2 mol S dengan 10 mol F2

a. Berapa mol kah SF6 yang terbentuk?

b. Zat mana dan berapa mol zat yang tersisa?

Page 180: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

167

JAWABAN SOAL QUIZ KELOMPOK

1. Senyawa X tersusun atas natrium (Na), karbon (C ), dan Oksigen (O).

Kandungan massa unsurnya mempunyai persentasi Na=34,33%, C=17,91%,

dan O=47,96 %. Jika diketahui Ar Na=23, C=12, dan O=16, tentukanlah

rumus empiris senyawa X!

Jawaban:

a. Analisis

Diketahui:

- Senyawa X mengandung Na=34,33%, C=17,91%, dan O=47,96 %.

- Ar Na=23, C=12, dan O=16

Ditanyakan: Rumus empiris senyawa X?

b. Perencanaan

- Menentukan massa senyawa dengan pemisalan (misal massa = 100 g)

- Menentukan perbandingan massa unsure.

- Menentukan perbandingan mol antar unsur.

- Menentukan rumus empiris senyawa.

c. Perhitungan

- Misal massa senyawa = 100 gram,

Maka massa Na = 34,33% x 100 g = 34,33 g

Massa C = 17,91 % x 100 g = 17,91 g

Massa O = 47,96 % x 100 g = 47,96 g

- Perbandingan massa unsur

Na : C : O = 34,33 : 17,91 : 47,96

- Perbandingan mol

Na : C : O = 34,33/ 23 : 17,91/ 12 : 47,96/ 16

= 1,49 : 1,49 : 2,99

= 1 : 1 : 2

Maka rumus empiris = NaCO2

d. Pengecekan

Rumus empiris senyawa = NaCO2

2. Seorang siswa yang sedang melakukan percobaan di laboratorium mengambil

senyawa yang mengandung 80% unsur karbon dan 20% unsur hidrogen

sebagai sampel. Massa relatif senyawa tersebut adalah 30 g/mol. Tentukan

rumus molekul senyawa tersebut!

Page 181: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

168

Jawaban:

a. Analisis

Diketahui:

Senyawa mengandung 80% C dan 20% H

Mr senyawa = 30 g/mol

Ditanyakan: Rumus molekul senyawa?

b. Perencanaan

- Menentukan rumus senyawa denagna pemisalan CxHy

- Menentukan kadar C berdasarkan Ar C dan Mr senyawa dikali 100 %

- Menentukan kadar H berdasarkan Ar H dan Mr senyawa di kali 100 %

- Menentukan rumus molekul senyawa.

c. Perhitungan

Misal rumus senyawa adalah CxHy

Kadar unsur C = 𝑥 𝑋 𝐴𝑟 𝐶

𝑀𝑟 𝐶𝑥𝐻𝑦 x 100 %

80% = 𝑥 𝑋 12

30 x 100 %

X = 80 𝑥 30

100 𝑥 12 = 2

Kadar unsur H = 𝑦 𝑋 𝐴𝑟 𝐻

𝑀𝑟 𝐶𝑥𝐻𝑦 x 100 %

20 % = 𝑦 𝑋 1

30 x 100 %

Y =20 𝑥 30

100 𝑥 1 = 6

d. Pengecekan

Rumus molekul senyawa CxHy adalah C2H6

3. Berapa persenkah kadar N dan S dalam senyawa (NH4)2SO4.

Dimana Ar N = 14 ; S = 32 ; H = 1 dan O = 16.

Jawaban:

a. Analisis

Senyawa Fe2O3 (Ar Fe=56, O=16)

Ditanyakan : % unsur besi dan Fe2O3

b. Perencanaan

- Menentukan Mr senyawa.

- Menentukan jumlah besi (n) dalam senyawa kemudian mencari kadar

besi melalui perbandingan Ar besi dengan Mr senyawa.

Page 182: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

169

c. Perhitungan

- Mr Fe2O3 = ((2 x 56) + (3 x 16)) = 160

- Kadar besi = 𝑛 𝑋 𝐴𝑟 𝐹𝑒

𝑀𝑟 𝐹𝑒2𝑂3 x 100 %

Fe = 2 𝑋 56

160 x 100 %

Fe = 70%

d. Pengecekan

Persentase besi dalam senyawa Fe2O3 adalah 70 %

4. Diketahui reaksi sebagai berikut

.S (s) + 3 F2 (g) ..... ..... (g) SF6 (g)

Jika direaksikan 2 mol S dengan 10 mol F2

a. Berapakah massa SF6 yang terbentuk?

b. massa zat yang tersisa? (Ar S=32, F=19)

Jawaban:

a. Analisis

Diketahui:

Suatu reaksi : S (s) + 3 F2 ..... ..... (g) SF6 (g)

S = 2 mol yang bereaksi

F2= 10 mol yang bereaksi

Ditanyakan:

- Mol SF6 yang terbentuk?

- Mol zat yang tersisa?

b. Perencanaan

- Menentukan reaksi pembatas

- Menentukan mol SF6

- Menentukan mol F2 yang bereaksi

- Menentukan mol F2 yang tersisa.

c. perhitungan

Ringkasan pada tahap perhitungan (dengan rumus MBS)

S (s) + 3 F2 ..... ..... SF6 (g) Mol mula-mula : 2 mol 10 mol Bereaksi : 2 mol 3/1(2 mol) 1/1 (2 mol) Sisa : - 4 mol 2 mol

Massa SF6 = mol SF6 x Mr SF6 massa F2 = mol sisa F2 x Mr F2 = 2 mol x 146 = 4 mol x 38 g/mol = 292 gram = 152 gram

Page 183: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

LAMPIRAN 17

170

SOAL DAN JAWABAN QUIZ INDIVIDU

1) . Suatu senyawa terdiri dari 43,7% P dan 56,3% O. Tentukan rumus

empirisnya! (Ar P = 3 dan O = 16)

Jawab :

...Misal massa senyawa = 100 gram

...Maka massa P dan O masing-masing 43,7 g dan 56,3 g

...Perbandingan mol P : mol O = :

........................................= 1,41 : 3,52

........................................= 1 : 2,5

........................................= 2 : 5

Jadi rumus empirisnya P2O5

2) Berapakah kadar C dan N dalam urea (CO(NH2)2)?

Dimana, Ar C = 12 ; N = 4 ; O = 16 ; dan H = 1.

Jawab:

1 mol urea mengandung 1 atom C, 1 atom O, 2 atom N dan 4 atom H.

Mr urea = 12 + 16 + 28 + 4 = 60

Kadar C = x 100 % = 20 %

Kadar N = x 100 % = 46,66 %

3) Sebanyak 0,5 mol N2 direaksikan dengan 3 mol H2 menurut reaksi:

N2 ....+ .... H2 .. .. NH3

a. Tentukan pereaksi pembatas

b. Berapa liter NH3 (STP) dihasilkan?

c. Berapa mol zat sisa?

Jawab:

Reaksi:

....N2(g).+3H2(g). ...2NH3(g)

.... .................

Page 184: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

171

..0,5mol .3mol

..... ................

.=0,5 =1 (Nilai0,5<1)

Maka pereaksi pembatas adalah N2, sehingga:

a. Pereaksi pembatas zat : N2

b. NH3 = x 0,5 mol = 1 mol

Volume NH3 = 1 x 22,4 L = 22,4 L

c. H2 yang bereaksi = x 0,5 mol = 1,5 mol

H2 sisa = yang tersedia - yang bereaksi

= ( 3 – 1,5 ) mol

.= 1,5 mol

Page 185: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

LAMPIRAN 18

172

LEMBAR OBSERVASI

Nama Sekolah : SMA Negeri 2 Cisauk

Tahun Pelajaran : 2009/2010 Kelas :…………...........

Materi pokok : ………………………………………………………………………

Indikator : ………………………………………………………………………

Hari/Tanggal : ……………/…………………………… Siklus : ……...

AKTIVITAS SISWA DI KELAS

No. Aktivitas yang diamati Kurang dari

50%

Sekitar

50%

Lebih dari

50%

1 Siswa memperhatikan saat guru menerangkan.

2 Siswa bertanya saat diberi kesempatan.

3 Siswa mengerjakan latihan soal yang diberikan.

4 Siswa berdiskusi dengan teman sebangkunya saat

mengerjakan latihan soal.

5 Siswa mengerjakan soal dengan tahapan

pemecahan masalah.

AKTIVITAS GURU DI KELAS

No. Aktivitas yang diamati 4 3 2 1

1 Membuka pelajaran & apersepsi

2 Menyampaikan tujuan pelajaran dan mempersiapkan siswa.

3 Mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan.

4 Membimbing pelatihan.

5 Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik.

6 Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan

penerapan.

7 Memberikan kesempatan untuk bertanya.

8 Menutup pembelajaran

Keterangan:

4= Sangat Baik (SB) ; 3= Baik (B) ; 2= Cukup (C ); 1= Kurang (K)

Mengetahui,

Observer/Guru Bidang Studi

………………………………

Page 186: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

LAMPIRAN 19

173

LEMBAR ANGKET PENELITIAN

Nama :

Jenis Kelamin : L / P

1. Bagaimana menurut pendapatmu tentang pembelajaran yang baru kalian ikuti?

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

2. Apakah kalian senang dengan pembelajaran yang baru kalian ikuti? Mengapa?

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

3. Bagaimana menurut pendapatmu tentang cara guru menerangkan atau menjelaskan

materi pelajaran? Jelaskan!

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

4. Apakah kalian dapat memahami materi pelajaran yang baru kalian ikuti? Jelaskan!

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

5. Bagaimana tes atau evaluasi yang diberikan oleh guru? Jelaskan!

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

Page 187: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

LAMPIRAN 20

174

LEMBAR OBSERVASI

Nama Sekolah : SMA Negeri 2 Cisauk

Tahun Pelajaran : 2009/2010

Kelas : x.3

Materi pokok : konsep mol

Indikator : 1 Pertemuan : 1

Hari/Tanggal : sabtu, 16 januari 2010 Siklus : 1

AKTIVITAS SISWA DI KELAS

No. Aktivitas yang diamati Kurang dari

50%

Sekitar

50%

Lebih dari

50%

1 Siswa memperhatikan saat guru menerangkan.

2 Siswa bertanya saat diberi kesempatan.

3 Siswa mengerjakan latihan soal yang diberikan.

4 Siswa berdiskusi dengan teman sebangkunya saat

mengerjakan latihan soal.

5 Siswa mengerjakan soal dengan tahapan

pemecahan masalah.

AKTIVITAS GURU DI KELAS

No. Aktivitas yang diamati 4 3 2 1

1 Membuka pelajaran & apersepsi

2 Menyampaikan tujuan pelajaran dan mempersiapkan siswa.

3 Mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan.

4 Membimbing pelatihan.

5 Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik.

6 Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan

penerapan.

7 Memberikan kesempatan untuk bertanya.

8 Menutup pembelajaran

Keterangan:

4= Sangat Baik (SB) ; 3= Baik (B) ; 2= Cukup (C ); 1= Kurang (K)

Mengetahui,

Observer/Guru Bidang Studi

Murdoyoko, S.Pd

Page 188: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

175

LEMBAR OBSERVASI

Nama Sekolah : SMA Negeri 2 Cisauk

Tahun Pelajaran : 2009/2010

Kelas : x.3

Materi pokok : konsep mol

Indikator : 1 Pertemuan : 2

Hari/Tanggal : jumat, 29 januari 2010 Siklus : 1

AKTIVITAS SISWA DI KELAS

No. Aktivitas yang diamati Kurang dari

50%

Sekitar

50%

Lebih dari

50%

1 Siswa memperhatikan saat guru menerangkan.

2 Siswa bertanya saat diberi kesempatan.

3 Siswa mengerjakan latihan soal yang diberikan.

4 Siswa berdiskusi dengan teman sebangkunya saat

mengerjakan latihan soal.

5 Siswa mengerjakan soal dengan tahapan

pemecahan masalah.

AKTIVITAS GURU DI KELAS

No. Aktivitas yang diamati 4 3 2 1

1 Membuka pelajaran & apersepsi

2 Menyampaikan tujuan pelajaran dan mempersiapkan siswa.

3 Mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan.

4 Membimbing pelatihan.

5 Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik.

6 Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan

penerapan.

7 Memberikan kesempatan untuk bertanya.

8 Menutup pembelajaran

Keterangan:

4= Sangat Baik (SB); 3= Baik (B) ; 2= Cukup (C ); 1= Kurang (K)

Mengetahui,

Observer/Guru Bidang Studi

Annisa Khairani

Page 189: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

176

LEMBAR OBSERVASI

Nama Sekolah : SMA Negeri 2 Cisauk

Tahun Pelajaran : 2009/2010

Kelas : x.3

Materi pokok : konsep mol

Indikator : 1 Pertemuan : 4

Hari/Tanggal : sabtu, 16 januari 2010 Siklus : 2

AKTIVITAS SISWA DI KELAS

No. Aktivitas yang diamati Kurang dari

50%

Sekitar

50%

Lebih dari

50%

1 Siswa memperhatikan saat guru menerangkan.

2 Siswa bertanya saat diberi kesempatan.

3 Siswa mengerjakan latihan soal yang diberikan.

4 Siswa berdiskusi dengan teman sebangkunya saat

mengerjakan latihan soal.

5 Siswa mengerjakan soal dengan tahapan

pemecahan masalah.

AKTIVITAS GURU DI KELAS

No. Aktivitas yang diamati 4 3 2 1

1 Membuka pelajaran & apersepsi

2 Menyampaikan tujuan pelajaran dan mempersiapkan siswa.

3 Mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan.

4 Membimbing pelatihan.

5 Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik.

6 Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan

penerapan.

7 Memberikan kesempatan untuk bertanya.

8 Menutup pembelajaran

Keterangan:

4= Sangat Baik (SB) ; 3= Baik (B) ; 2= Cukup (C ); 1= Kurang (K)

Mengetahui,

Observer/Guru Bidang Studi

Bidari, S.Pd

Page 190: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

177

LEMBAR OBSERVASI

Nama Sekolah : SMA Negeri 2 Cisauk

Tahun Pelajaran : 2009/2010

Kelas : x.3

Materi pokok : konsep mol

Indikator : 1 Pertemuan : 5

Hari/Tanggal : sabtu, 16 januari 2010 Siklus : 2

AKTIVITAS SISWA DI KELAS

No. Aktivitas yang diamati Kurang dari

50%

Sekitar

50%

Lebih dari

50%

1 Siswa memperhatikan saat guru menerangkan.

2 Siswa bertanya saat diberi kesempatan.

3 Siswa mengerjakan latihan soal yang diberikan.

4 Siswa berdiskusi dengan teman sebangkunya saat

mengerjakan latihan soal.

5 Siswa mengerjakan soal dengan tahapan

pemecahan masalah.

AKTIVITAS GURU DI KELAS

No. Aktivitas yang diamati 4 3 2 1

1 Membuka pelajaran & apersepsi

2 Menyampaikan tujuan pelajaran dan mempersiapkan siswa.

3 Mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan.

4 Membimbing pelatihan.

5 Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik.

6 Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan

penerapan.

7 Memberikan kesempatan untuk bertanya.

8 Menutup pembelajaran

Keterangan:

4= Sangat Baik (SB) ; 3= Baik (B) ; 2= Cukup (C ); 1= Kurang (K)

Mengetahui,

Observer/Guru Bidang Studi

Bidari, S.Pd

Page 191: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

LAMPIRAN 21

178

Analisis hasil angket siswa siklus I

1. Bagaimana menurut pendapatmu tentang proses pembelajaran yang baru

kalian ikuti?

No Tanggapan Banyak siswa Persentase

1 Menarik dan mudah dimengerti 17 53%

2 Cukup mudah dimengerti 4 12,5%

3 Sulit dimengerti 11 34%

2. Apakah kalian senang dengan pembelajaran yang baru kalian ikuti?

Mengapa?

No Tanggapan Banyak siswa Persentase

1 Senang 20 62,5%

3 Biasa saja 7 22%

4 Tidak senang 5 15,5%

3. Bagaimana menurut pendapatmu tentang cara guru menerangkan atau

menjelaskan materi pelajaran? Jelaskan!

No Tanggapan Banyak siswa Persentase

1 Baik 13 40,6%

2 Cukup Baik 11 34,3%

3 Kurang baik 8 25%

4. Apakah kalian dapat memahami materi pelajaran yang baru kalian ikuti?

Jelaskan!

No Tanggapan Banyak siswa Persentase

1 Mengerti 14 43,75%

2 Kadang-kadang 8 25%

3 Tidak mengerti 10 31,25%

5. Bagaimana tes atau evaluasi yang diberikan oleh guru?

No Tanggapan Banyak siswa Persentase

1 Sangat mudah 0 0%

2 Mudah 2 6,2%

3 Sulit 19 59,3%

4 Sangat sulit 11 34,3%

Page 192: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

LAMPIRAN 22

179

Analisis hasil angket siswa siklus II

1. Bagaimana menurut pendapatmu tentang proses pembelajaran yang baru

kalian ikuti?

No Tanggapan Banyak siswa Persentase

1 Menarik dan mudah dimengerti 22 68,7%

2 Cukup mudah dimengerti 7 21,9%

3 Sulit dimengerti 3 9,3%

2. Apakah kalian senang dengan pembelajaran yang baru kalian ikuti?

Mengapa?

No Tanggapan Banyak siswa Persentase

1 Senang 28 87,5%

3 Biasa saja 3 9,3%

4 Tidak senang 1 3,2%

3. Bagaimana menurut pendapatmu tentang cara guru menerangkan atau

menjelaskan materi pelajaran? Jelaskan!

No Tanggapan Banyak siswa Persentase

1 Baik 21 65,6%

2 Cukup Baik 8 25%

3 Kurang baik 3 9,3%

4. Apakah kalian dapat memahami materi pelajaran yang baru kalian ikuti?

Jelaskan!

No Tanggapan Banyak siswa Persentase

Mengerti 23 71,87%

Kadang-kadang 5 15,6%

Tidak mengerti 4 12,5%

5. Bagaimana tes atau evaluasi yang diberikan oleh guru?

No Tanggapan Banyak siswa Persentase

1 Sangat mudah 4 12,5%

2 Mudah 15 46,87%

3 Sulit 10 31,25%

4 Sangat sulit 3 9,3%

Page 193: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

LAMPIRAN 23

180

PENILAIAN SOAL

KRITERIA PENILAIAN

No Tahap Skor Keterangan

1

Analisis 0 - Jika siswa tidak menuliskan data apapun

0,5 - Jika siswa menuliskan apa yang di ketahui dan yang

di tanyakan namun apa yang di tanyakan tidak sesuai

dengan permintaan soal.

1 - Jika siswa menuliskan data yang diketahui dan di

tanyakan dengan lengkap.

No Tahap Kriteria penilaian Skor

1 Analisis Siswa mencoba menemukan masalah yang harus

dipecahkan dan mengidentifikasi data-data apa saja

yang telah ada unutk mendukung proses pemecahan

masalah tersebut.

1

2 Perencanaan Dari data-data yang ada, siswa mencoba

merencanakan suatu pemecahan masalah dengan

tahap-tahap berikut:

Memecahkan rumus standar, meneliti hubungan antar

konsep, dan membuat transformasi (membuat suatu

pengubahan bentuk rumus atau satuan yang dapat

menudkung proses pemecahan masalah.

0,5

3 Perhitungan Siswa melakukan perhitungan sesuai dengan data dan

perencanaan pemecahna masalah.

3

4 Pengecekan Siswa mengecek kembali jawaban yang telah di dapat

dan memberikan kesimpulan terhadap jawaban

tersebut.

0,5

Skor total 5

Page 194: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

181

2 Perencanaan 0 - Jika siswa tidak menuliskan apapun dalam kolom

perencanaan

0,2 - Jika siswa menuliskan tahap perencanaan namun

tidak lengkap, missal hanya 1 tahap perencanaan

atau beberapa tahap namun keterangan kurang

lengkap

0,5 - Jika siswa menuliskan tahap-tahap perencanaan

dengan lengkap (rumus-rumus yang diperlukan)

3 Perhitungan

0 - Jika siswa tidak menuliskan apapun di kolom

perhitungan

- Jika siswa mengerjakan sedikit perhitungan dan

jawabannya salah.

0,5 - Jika siswa mengerjakan semua tahap perhitungan

namun jawaban masih salah.

1 - Jika siswa mengerjakan semua tahap perhitungan

dan hanya 1 tahap yang benar sedang yang lainnya

salah.

2,5 - Jika siswa menghitung semua rumus dengan semua

jawaban benar namun terdapat kekurangan

keterangan seperti tidak mencantumkan nama

rumus, atau ketangan lain, atau menambahkan

pernyataan yang salah yang tidak sesuai dengan

permintaan soal

3 - Jika siswa mengerjakan semua tahap perhitungan

dengan lengkap dan benar

4 Evaluasi

0 - Jika siswa tidak menuliskan apapun dalam kolom

pengecekan atau evaluasi

- Jika siswa salah menyatakan kesimpulan

0,5 - Jika siswa meyatakan kesimpulan dengan lengkap

dan benar.

Page 195: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

LAMPIRAN 24

182

Perhitungan Hasil Posttest Siklus I

No Kode

subjek

No

soal

Skor per tahap Skor

tiap

soal

Skor

total

(ST)

Nilai

akhir

[𝑺𝑻 𝐱 𝟐

𝟑𝟎 x

100]

Analisis

(1)

Perenca-

naan

(0,5)

Perhitun

gan

(3)

Pengece

k-an

(0,5)

1 L1

1 0,5 0 2 0 2,5

8 53 2 0,5 0,5 2 0 3

3 0,5 0,5 1,5 0 2,5

2 L2

1 1 0 0 0 1

3,5 23 2 1 0,5 0 0 1,5

3 1 0 0 0 1

3 P1

1 1 0,5 3 0 4,5

13,5 90 2 1 0,5 3 0 4,5

3 1 0,5 3 0 4,5

4 P2

1 1 0 2 0 3

8 53 2 1 0 3 0 4

3 1 0 0 0 1

5 L3

1 1 0,5 3 0,5 5

14 93 2 1 0,5 3 0,5 5

3 1 0,5 2,5 0 4

6 P3

1 1 0 1 0 2

6,5 43 2 0,5 0,5 2 0 3

3 0,5 0,5 0,5 0 1,5

7 P4

1 1 0,5 3 0,5 5

15 100 2 1 0,5 3 0,5 5

3 1 0,5 3 0,5 5

8 L4

1 1 0,5 1,5 0 3

13 87 2 1 0,5 3 0,5 5

3 1 0,5 3 0,5 5

9 P5

1 1 0,5 0 0 1,5

8 53 2 1 0,5 3 0,5 5

3 1 0 0,5 0 1,5

10 P6

1 1 0,5 1 0 2,5

5,5 37 2 1 0,5 0,5 0 2

3 1 0 0 0 1

11 P7

1 1 0,5 2 0 3,5

9,5 63 2 1 0,5 2 0 3,5

3 1 0,5 1 0 2,5

Page 196: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

183

12 L5

1 0,5 0,5 2 0 3

8,5 57 2 1 0,5 2 0 3,5

3 1 0 1 0 2

13 P8

1 1 0,5 0,5 0 2

4 27 2 1 0 0 0 1

3 1 0 0 0 1

14 P9

1 1 0,5 0,5 0 2

6,5 43 2 1 0,5 1,5 0 3

3 1 0,5 0 0 1,5

15 L6

1 1 0 0 0 1

3 20 2 1 0 0 0 1

3 1 0 0 0 1

16 P10

1 1 0,5 3 0,5 5

15 100 2 1 0,5 3 0,5 5

3 1 0,5 3 0,5 5

17 P11

1 1 0,5 2 0 3,5

9,5 63 2 1 0,5 1 0 2,5

3 1 0,5 2 0 3,5

18 P12

1 1 0,5 2 0,5 4

13,5 90 2 1 0,5 3 0,5 5

3 1 0,5 2,5 0,5 4,5

19 P13

1 1 0 0 0 1

5 33 2 1 05 0,5 0 2

3 1 0,5 0,5 0 2

20 P14

1 1 0 2 0 3

7,5 50 2 0,5 0 1 0 1,5

3 1 0,5 1,5 0 3

21 P15

1 0,5 0 0,5 0 1

5,5 37 2 1 0 2 0,5 3,5

3 1 0 0 0 1

22 L7

1 1 0,5 1 0 2,5

11,5 77 2 1 0,5 3 0,5 5

3 1 0 3 0 4

23 P16

1 1 0,5 0,5 0 2

6 40 2 1 0 2 0 3

3 1 0 0 0 1

24 L8

1 0 0 2 0 2

7 46 2 0,5 0 2 0 2,5

3 0,5 0 2 0 2,5

Page 197: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

184

25 P17

1 1 0,5 1,5 0 3

9,5 63 2 1 0,5 1 0 2,5

3 1 0,5 2,5 0 4

26 P18

1 1 0,5 3 0,5 5

13

87

2 1 0,5 3 0 4,5

3 1 0,5 2 0 3,5

27 L9

1 1 0,5 0 0 1,5

5 33 2 1 0,5 1 0 2,5

3 1 0 0 0 1

28 P19

1 1 0,5 1,5 0 3

12 80 2 1 0,5 3 0,5 5

3 1 0,5 2 0,5 4

29 L10

1 1 0,5 2 0 3,5

12,5 83 2 1 0,5 3 0,5 5

3 1 0,5 2,5 0 4

30 P20

1 0,5 0,5 0 0 1

4,5 30 2 0,5 0,5 1 0 2

3 0,5 0,5 0,5 0 1,5

31 P21

1 0,5 0,5 1 0 2

5 33 2 0,5 0,5 1 0 2

3 0,5 0,5 0 0 1

32 P22

1 1 0,5 3 0,5 5

13 87 2 1 0,5 3 0 4,5

3 1 0,5 2 0 3,5

Rata-rata hasil belajar siklus I 58,56

Page 198: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

LAMPIRAN 25

185

Perhitungan hasil posttest siklus II

No Kode

subjek

No

soal

Skor per tahap Skor

tiap

soal

Skor

total

(ST)

Nilai akhir

[𝑺𝑻 𝐱 𝟐

𝟑𝟎 x 100]

Analisi

s

(1)

Perenc

a-naan

(0,5)

Perhitu

-ngan

(3)

Pengece

k-an

(0,5)

1 L1

1 1 0,5 3 0,5 5

10,5 70 2 1 0,5 3 0 4,5

3 1 0 0 0 1

2 L2

1 1 0,5 2 0 3,5

9,5 63 2 1 0,5 3 0,5 5

3 1 0 0 0 1

3 P1

1 1 0,5 3 0,5 5

4,5 97 2 1 0,5 3 0 4,5

3 1 0,5 3 0,5 5

4 P2

1 1 0,5 3 0,5 5

11 73 2 1 0,5 3 0 4,5

3 1 0,5 0 0 1,5

5 L3

1 1 0,5 3 0,5 5

14,5 97 2 1 0,5 3 0,5 5

3 1 0,5 3 0 4,5

6 P3

1 1 0,5 2,5 0 4

10,5 70 2 1 0,5 3 0,5 5

3 1 0,5 0 0 1,5

7 P4

1 1 0,5 3 0,5 5

12 80 2 1 0,5 3 0,5 5

3 1 0,5 0,5 0 2

8 L4

1 1 0,5 1,5 0 3

9 60 2 1 0,5 3 0,5 5

3 1 0 0 0 1

9 P5

1 1 0,5 3 0 4,5

10,5 70 2 1 0,5 3 0 4,5

3 1 0 0,5 0 1,5

10 P6

1 1 0,5 0 0 1,5

8 53 2 1 0,5 3 0,5 5

3 1 0,5 0 0 1,5

Page 199: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

186

11 P7

1 1 0,5 1 0 2,5

9 60 2 1 0,5 3 0,5 5

3 1 0,5 0 0 1,5

12 L5

1 1 0,5 1,5 0 3

9,5 63 2 1 0,5 3 0,5 5

3 1 0,5 0 0 1,5

13 P8

1 1 0,5 2 0 3,5

9 60 2 1 0,5 3 0 4,5

3 1 0 0 0 1

14 P9

1 1 0,5 3 0,5 5

11 73 2 1 0,5 3 0,5 5

3 1 0 0 0 1

15 L6

1 1 0,5 3 0,5 5

11 73 2 1 0,5 3 0,5 5

3 1 0 0 0 1

16 P10

1 1 0,5 3 0,5 5

15 100 2 1 0,5 3 0,5 5

3 1 0,5 3 0,5 5

17 P11

1 1 0,5 3 0,5 5

14,5 97 2 1 0,5 3 0,5 5

3 1 0,5 3 0 4,5

18 P12

1 1 0,5 1,5 0 3

11 70 2 1 0,5 3 0,5 5

3 1 0,5 1 0 2,5

19 P13

1 1 0,5 0 0 1,5

8 53 2 1 05 3 0,5 5

3 1 0,5 0 0 1,5

20 P14

1 1 0,5 3 0,5 5

11 73 2 1 0,5 3 0 4,5

3 1 0,5 0 0 1,5

21 P15

1 1 0,5 2 0 3,5

9,5 63 2 1 0,5 3 0,5 5

3 1 0 0 0 1

22 L7

1 1 0,5 3 0,5 5

11 73 2 1 0,5 3 0,5 5

3 1 0 0 0 1

Page 200: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

187

23 P16

1 1 0 0,5 0 1,5

8 53 2 1 0,5 3 0,5 5

3 1 0 0,5 0 1,5

24 L8

1 1 0,5 3 0 4,5

9 60 2 0 0 1 0 1

3 1 0,5 2 0 3,5

25 P17

1 1 0,5 3 0,5 5

14,5 97 2 1 0,5 3 0,5 5

3 1 0,5 3 0 4,5

26 P18

1 1 0,5 3 0,5 5

14,5 97 2 1 0,5 3 0,5 5

3 1 0,5 3 0 4,5

27 L9

1 1 0,5 0 0 1,5

7,5 50 2 1 0,5 5 0,5 5

3 1 0 0 0 1

28 P19

1 1 0,5 1,5 0 3

11 73 2 1 0,5 3 0,5 5

3 1 0,5 1,5 0 3

29 L10

1 1 0,5 3 0,5 5

15 100 2 1 0,5 3 0,5 5

3 1 0,5 3 0,5 5

30 P20

1 1 0,5 3 0 4,5

10,5 70 2 1 0,5 3 0 4,5

3 1 0,5 0 0 1,5

31 P21

1 1 0,5 3 0,5 5

11 73 2 1 0,5 3 0 4,5

3 1 0,5 0 0 1,5

32 P22

1 1 0,5 3 0,5 5

14,5 97 2 1 0,5 3 0,5 5

3 1 0,5 3 0 4,5

Rata-rata hasil belajar siklus II 73,78

Page 201: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

LAMPIRAN 26

LEMBAR WAWANCARA SISWA PRAPENELITIAN

1. Apakah kamu menyukai pelajaran kimia? Alasannya?

Jawab :….......................................................................................................

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

2. Apakah kamu merasa kesulitan dalam mempelajarai ilmu kimia atau materi-

materi kimia? Jika ya, tuliskan alasannya.

Jawab :……………………………………………………………………...

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

3. Materi kimia apa yang menurutmu sulit?

Jawab :……………………………………………………………………...

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

4. Bagaimana cara mengajar gurudi kelas? Apakah sudah baik dan bisa di

fahami?

Jawab :……………………………………………………………………...

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

5. Cara atau metode belajar seperti apa yang kamu harapkan dalam proses

pembelajaran di kelas?

Jawab :……………………………………………………………………...

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

Page 202: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

LAMPIRAN 27

LEMBAR WAWANCARA GURU PRAPENELITIAN

1. Bagaimana proses pembelajaran kimia di sekolah yang bapak/ibu ajar saat ini?

Jawab :….......................................................................................................

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

2. Apakah bapak/ibu merasa kesulitan dalam menerangkan peajaran kimia di

kelas?

Jawab :……………………………………………………………………...

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

3. Materi kimia apa yang menurut bapak/ibu di nilai sulit oleh siswa?

Alasannya?

Jawab :……………………………………………………………………...

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

4. Bagaimana hasil yang diperoleh siswa untuk materi yang dianggap sulit

tersebut?

Jawab :……………………………………………………………………...

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

5. Apakah di sekolah yang bapak/ibu mengajar saat ini sudah pernah ada yang

melakukan penelitian tentang kesulitan siswa tersebut?

Jawab :……………………………………………………………………...

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

6. Apakah ada rekomendasi bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian

disekolah yang bapak/ibu saat ini mengenai cara belajar, metode, pendekatan,

ataupun model untuk mengatasi kesulitan dan meningkatkan hasil belajar

siswa tersebut?

Jawab :……………………………………………………………………...

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

Page 203: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

ANATES SITISKOR DATA=========

Rata2= 755.83Standar Deviasi= 78.83Keterangan: data terurut berdasarkan skor (tinggi ke rendah)Nama berkas: BELUM_ADA_NAMA.AUR

Nomor Nomor No. Butir Baru -----> Skor 1 2 3 4 5 6 7 8 Urut Subyek No. Butir Asli ---> 1 2 3 4 5 6 7 8 Nama|Skr Ideal -> 50 50 50 50 50 50 50 50 1 18 865 30 25 45 50 25 50 45 35 2 19 857 25 25 45 50 25 50 42 35 3 1 856 25 50 50 37 25 50 25 35 4 27 843 15 22 45 50 22 50 42 35 5 26 836 15 22 50 35 25 50 42 35 6 36 833 37 30 50 25 25 50 50 35 7 23 827 37 35 50 35 30 50 50 20 8 33 826 35 30 50 35 35 50 45 30 9 16 820 15 35 50 35 25 47 47 30 10 20 817 25 50 45 15 20 45 40 17 11 2 809 30 45 50 35 25 35 47 22 12 8 807 32 50 45 35 25 50 25 25 13 4 796 20 50 50 20 25 35 47 22 14 22 788 30 20 50 50 25 45 42 17 15 17 787 15 50 50 40 25 35 25 35 16 24 781 30 25 37 45 15 40 45 25 17 12 777 35 35 50 35 20 45 50 35 18 15 777 30 30 47 35 25 50 50 25 19 10 752 27 25 45 30 20 40 45 50 20 31 752 20 20 45 37 25 50 50 30 21 25 747 20 25 47 35 20 45 50 30 22 14 742 30 20 50 20 22 45 45 25 23 13 739 30 15 45 25 20 45 42 20 24 6 722 30 25 45 20 15 45 50 20 25 32 720 25 20 47 32 20 50 47 20 26 5 714 30 50 50 25 32 50 25 25 27 9 711 10 40 50 35 50 47 37 25 28 7 704 30 50 50 20 32 40 25 30 29 34 697 20 45 45 30 20 40 32 30 30 3 693 25 50 50 50 35 15 20 20 31 30 690 15 22 40 37 17 40 15 25 32 11 684 22 25 50 50 37 25 20 30 33 21 679 30 15 45 35 17 50 45 20 34 29 664 20 17 45 35 20 45 35 20 35 35 622 10 42 45 15 15 22 17 25 36 28 476 5 40 37 40 15 30 40 15

Nomor Nomor No. Butir Baru -----> Skor 9 10 11 12 13 14 15 16 Urut Subyek No. Butir Asli ---> 9 10 11 12 13 14 15 16 Nama|Skr Ideal -> 50 50 50 50 50 50 50 50 1 18 865 45 50 45 50 50 50 50 30 2 19 857 45 50 45 50 50 50 50 35 3 1 856 45 50 42 50 50 50 50 35 4 27 843 45 47 45 50 50 50 50 35 5 26 836 45 47 45 50 50 50 50 35 6 36 833 42 50 40 50 37 50 50 40 7 23 827 35 25 30 50 45 50 50 35 8 33 826 40 40 37 50 37 50 50 35 9 16 820 42 25 45 50 50 50 50 50 10 20 817 45 50 50 50 50 50 45 35 11 2 809 50 10 50 50 50 45 35 50 12 8 807 50 20 50 50 50 50 45 50 13 4 796 45 10 50 50 50 50 47 50 14 22 788 40 50 45 45 40 40 45 37 15 17 787 32 50 45 50 45 50 45 30 16 24 781 45 22 47 47 47 50 50 50

Page 1

Page 204: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

ANATES SITI 17 12 777 50 25 35 50 50 45 45 35 18 15 777 50 40 50 45 45 45 45 25 19 10 752 45 20 40 45 45 45 45 30 20 31 752 50 25 30 50 45 45 45 30 21 25 747 50 25 30 50 50 45 45 25 22 14 742 45 45 40 45 45 45 45 20 23 13 739 45 45 40 45 45 45 45 30 24 6 722 40 45 40 45 40 45 45 30 25 32 720 40 22 35 45 45 45 50 30 26 5 714 35 25 30 45 35 40 45 25 27 9 711 50 20 20 45 45 45 45 45 28 7 704 35 25 30 50 35 40 45 20 29 34 697 25 5 40 45 45 40 30 50 30 3 693 45 15 42 50 47 35 32 35 31 30 690 25 25 27 45 40 45 50 30 32 11 684 40 15 40 40 40 40 35 40 33 21 679 35 40 37 45 40 40 45 35 34 29 664 27 20 25 40 40 45 40 30 35 35 622 40 10 42 45 45 40 25 45 36 28 476 45 5 40 7 30 10 25 15

Nomor Nomor No. Butir Baru -----> Skor 17 18 19 20 Urut Subyek No. Butir Asli ---> 17 18 19 20 Nama|Skr Ideal -> 50 50 50 50 1 18 865 40 50 50 50 2 19 857 35 50 50 50 3 1 856 37 50 50 50 4 27 843 40 50 50 50 5 26 836 40 50 50 50 6 36 833 27 50 45 50 7 23 827 50 50 50 50 8 33 826 32 50 45 50 9 16 820 40 42 50 42 10 20 817 35 50 50 50 11 2 809 40 50 45 45 12 8 807 40 20 45 50 13 4 796 40 40 50 45 14 22 788 45 32 45 45 15 17 787 30 45 45 45 16 24 781 35 47 47 32 17 12 777 27 25 45 40 18 15 777 30 45 20 45 19 10 752 35 45 45 30 20 31 752 35 45 45 30 21 25 747 35 45 45 30 22 14 742 35 35 45 40 23 13 739 27 40 45 45 24 6 722 27 40 35 40 25 32 720 22 40 40 45 26 5 714 37 35 40 35 27 9 711 20 12 25 45 28 7 704 37 35 40 35 29 34 697 35 45 40 35 30 3 693 30 32 35 30 31 30 690 47 45 50 50 32 11 684 30 30 35 40 33 21 679 15 40 10 40 34 29 664 45 30 40 45 35 35 622 35 22 40 42 36 28 476 12 25 35 5

RELIABILITAS TES================

Rata2= 755.83

Page 2

Page 205: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

ANATES SITISimpang Baku= 78.83KorelasiXY= 0.72Reliabilitas Tes= 0.83Nama berkas: C:\DOCUMENTS AND SETTINGS\COMPAQ\MY DOCUMENTS\ANATES SITI.AUR

No.Urut No. Subyek Kode/Nama Subyek Skor Ganjil Skor Genap Skor Total 1 1 399 457 856 2 2 422 387 809 3 3 361 332 693 4 4 424 372 796 5 5 359 355 714 6 6 367 355 722 7 7 359 345 704 8 8 407 400 807 9 9 352 359 711 10 10 392 360 752 11 11 349 335 684 12 12 407 370 777 13 13 384 355 739 14 14 402 340 742 15 15 392 385 777 16 16 414 406 820 17 17 357 430 787 18 18 425 440 865 19 19 412 445 857 20 20 405 412 817 21 21 319 360 679 22 22 407 381 788 23 23 427 400 827 24 24 398 383 781 25 25 392 355 747 26 26 412 424 836 27 27 404 439 843 28 28 284 192 476 29 29 337 327 664 30 30 326 364 690 31 31 390 362 752 32 32 371 349 720 33 33 406 420 826 34 34 332 365 697 35 35 314 308 622 36 36 403 430 833

KELOMPOK UNGGUL & ASOR======================

Kelompok UnggulNama berkas: C:\DOCUMENTS AND SETTINGS\COMPAQ\MY DOCUMENTS\ANATES SITI.AUR

1 2 3 4 5 No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5 1 18 865 30 25 45 50 25 2 19 857 25 25 45 50 25 3 1 856 25 50 50 37 25 4 27 843 15 22 45 50 22 5 26 836 15 22 50 35 25 6 36 833 37 30 50 25 25 7 23 827 37 35 50 35 30 8 33 826 35 30 50 35 35 9 16 820 15 35 50 35 25 10 20 817 25 50 45 15 20 Rata2 Skor 25.90 32.40 48.00 36.70 25.70 Simpang Baku 8.85 10.38 2.58 11.30 4.14

Page 3

Page 206: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

ANATES SITI 6 7 8 9 10 No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 6 7 8 9 10 1 18 865 50 45 35 45 50 2 19 857 50 42 35 45 50 3 1 856 50 25 35 45 50 4 27 843 50 42 35 45 47 5 26 836 50 42 35 45 47 6 36 833 50 50 35 42 50 7 23 827 50 50 20 35 25 8 33 826 50 45 30 40 40 9 16 820 47 47 30 42 25 10 20 817 45 40 17 45 50 Rata2 Skor 49.20 42.80 30.70 42.90 43.40 Simpang Baku 1.75 7.13 6.78 3.31 10.18

11 12 13 14 15 No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 11 12 13 14 15 1 18 865 45 50 50 50 50 2 19 857 45 50 50 50 50 3 1 856 42 50 50 50 50 4 27 843 45 50 50 50 50 5 26 836 45 50 50 50 50 6 36 833 40 50 37 50 50 7 23 827 30 50 45 50 50 8 33 826 37 50 37 50 50 9 16 820 45 50 50 50 50 10 20 817 50 50 50 50 45 Rata2 Skor 42.40 50.00 46.90 50.00 49.50 Simpang Baku 5.58 0.00 5.45 0.00 1.58

16 17 18 19 20 No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 16 17 18 19 20 1 18 865 30 40 50 50 50 2 19 857 35 35 50 50 50 3 1 856 35 37 50 50 50 4 27 843 35 40 50 50 50 5 26 836 35 40 50 50 50 6 36 833 40 27 50 45 50 7 23 827 35 50 50 50 50 8 33 826 35 32 50 45 50 9 16 820 50 40 42 50 42 10 20 817 35 35 50 50 50 Rata2 Skor 36.50 37.60 49.20 49.00 49.20 Simpang Baku 5.30 6.10 2.53 2.11 2.53

Kelompok AsorNama berkas: C:\DOCUMENTS AND SETTINGS\COMPAQ\MY DOCUMENTS\ANATES SITI.AUR

1 2 3 4 5 No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5 1 9 711 10 40 50 35 50 2 7 704 30 50 50 20 32 3 34 697 20 45 45 30 20 4 3 693 25 50 50 50 35 5 30 690 15 22 40 37 17 6 11 684 22 25 50 50 37 7 21 679 30 15 45 35 17 8 29 664 20 17 45 35 20 9 35 622 10 42 45 15 15 10 28 476 5 40 37 40 15 Rata2 Skor 18.70 34.60 45.70 34.70

Page 4

Page 207: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

ANATES SITI25.80 Simpang Baku 8.58 13.50 4.52 11.20 11.97

6 7 8 9 10 No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 6 7 8 9 10 1 9 711 47 37 25 50 20 2 7 704 40 25 30 35 25 3 34 697 40 32 30 25 5 4 3 693 15 20 20 45 15 5 30 690 40 15 25 25 25 6 11 684 25 20 30 40 15 7 21 679 50 45 20 35 40 8 29 664 45 35 20 27 20 9 35 622 22 17 25 40 10 10 28 476 30 40 15 45 5 Rata2 Skor 35.40 28.60 24.00 36.70 18.00 Simpang Baku 11.72 10.55 5.16 8.88 10.59

11 12 13 14 15 No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 11 12 13 14 15 1 9 711 20 45 45 45 45 2 7 704 30 50 35 40 45 3 34 697 40 45 45 40 30 4 3 693 42 50 47 35 32 5 30 690 27 45 40 45 50 6 11 684 40 40 40 40 35 7 21 679 37 45 40 40 45 8 29 664 25 40 40 45 40 9 35 622 42 45 45 40 25 10 28 476 40 7 30 10 25 Rata2 Skor 34.30 41.20 40.70 38.00 37.20 Simpang Baku 8.07 12.47 5.21 10.33 9.04

16 17 18 19 20 No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 16 17 18 19 20 1 9 711 45 20 12 25 45 2 7 704 20 37 35 40 35 3 34 697 50 35 45 40 35 4 3 693 35 30 32 35 30 5 30 690 30 47 45 50 50 6 11 684 40 30 30 35 40 7 21 679 35 15 40 10 40 8 29 664 30 45 30 40 45 9 35 622 45 35 22 40 42 10 28 476 15 12 25 35 5 Rata2 Skor 34.50 30.60 31.60 35.00 36.70 Simpang Baku 11.17 11.82 10.36 10.80 12.56

DAYA PEMBEDA============

Jumlah Subyek= 36Klp atas/bawah(n)= 10Butir Soal= 20Un: Unggul; AS: Asor; SB: Simpang BakuNama berkas: C:\DOCUMENTS AND SETTINGS\COMPAQ\MY DOCUMENTS\ANATES SITI.AUR

No No Btr Asli Rata2Un Rata2As Beda SB Un SB As SB Gab t DP(%) 1 1 25.90 18.70 7.20 8.85 8.58 3.90 1.85 14.40

Page 5

Page 208: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

ANATES SITI 2 2 32.40 34.60 -... 10.38 13.50 5.39 -... -4.40 3 3 48.00 45.70 2.30 2.58 4.52 1.65 1.40 4.60 4 4 36.70 34.70 2.00 11.30 11.20 5.03 0.40 4.00 5 5 25.70 25.80 -... 4.14 11.97 4.01 -... -0.20 6 6 49.20 35.40 1... 1.75 11.72 3.75 3.68 27.60 7 7 42.80 28.60 1... 7.13 10.55 4.03 3.53 28.40 8 8 30.70 24.00 6.70 6.78 5.16 2.70 2.49 13.40 9 9 42.90 36.70 6.20 3.31 8.88 3.00 2.07 12.40 10 10 43.40 18.00 2... 10.18 10.59 4.65 5.47 50.80 11 11 42.40 34.30 8.10 5.58 8.07 3.10 2.61 16.20 12 12 50.00 41.20 8.80 0.00 12.47 3.94 2.23 17.60 13 13 46.90 40.70 6.20 5.45 5.21 2.38 2.60 12.40 14 14 50.00 38.00 1... 0.00 10.33 3.27 3.67 24.00 15 15 49.50 37.20 1... 1.58 9.04 2.90 4.24 24.60 16 16 36.50 34.50 2.00 5.30 11.17 3.91 0.51 4.00 17 17 37.60 30.60 7.00 6.10 11.82 4.21 1.66 14.00 18 18 49.20 31.60 1... 2.53 10.36 3.37 5.22 35.20 19 19 49.00 35.00 1... 2.11 10.80 3.48 4.02 28.00 20 20 49.20 36.70 1... 2.53 12.56 4.05 3.08 25.00

TINGKAT KESUKARAN=================

Jumlah Subyek= 36Butir Soal= 20Nama berkas: C:\DOCUMENTS AND SETTINGS\COMPAQ\MY DOCUMENTS\ANATES SITI.AUR

No Butir Baru No Butir Asli Tkt. Kesukaran(%) Tafsiran 1 1 44.60 Sedang 2 2 67.00 Sedang 3 3 93.70 Sangat Mudah 4 4 71.40 Mudah 5 5 51.50 Sedang 6 6 84.60 Mudah 7 7 71.40 Mudah 8 8 54.70 Sedang 9 9 79.60 Mudah 10 10 61.40 Sedang 11 11 76.70 Mudah 12 12 91.20 Sangat Mudah 13 13 87.60 Sangat Mudah 14 14 88.00 Sangat Mudah 15 15 86.70 Sangat Mudah 16 16 71.00 Sangat Mudah 17 17 68.20 Sedang 18 18 80.80 Mudah 19 19 84.00 Mudah 20 20 85.90 Sangat Mudah

KORELASI SKOR BUTIR DG SKOR TOTAL=================================

Jumlah Subyek= 36Butir Soal= 20Nama berkas: C:\DOCUMENTS AND SETTINGS\COMPAQ\MY DOCUMENTS\ANATES SITI.AUR

No Butir Baru No Butir Asli Korelasi Signifikansi 1 1 0.458 Signifikan 2 2 -0.006 - 3 3 0.411 - 4 4 0.165 - 5 5 0.181 - 6 6 0.545 Signifikan 7 7 0.350 -

Page 6

Page 209: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

ANATES SITI 8 8 0.430 Signifikan 9 9 0.293 - 10 10 0.591 Sangat Signifikan 11 11 0.392 - 12 12 0.784 Sangat Signifikan 13 13 0.624 Sangat Signifikan 14 14 0.862 Sangat Signifikan 15 15 0.735 Sangat Signifikan 16 16 0.329 - 17 17 0.483 Signifikan 18 18 0.605 Sangat Signifikan 19 19 0.524 Signifikan 20 20 0.720 Sangat Signifikan

Catatan: Batas signifikansi koefisien korelasi sebagaai berikut:

df (N-2) P=0,05 P=0,01 df (N-2) P=0,05 P=0,01 10 0,576 0,708 60 0,250 0,325 15 0,482 0,606 70 0,233 0,302 20 0,423 0,549 80 0,217 0,283 25 0,381 0,496 90 0,205 0,267 30 0,349 0,449 100 0,195 0,254 40 0,304 0,393 125 0,174 0,228 50 0,273 0,354 >150 0,159 0,208

Bila koefisien = 0,000 berarti tidak dapat dihitung.

REKAP ANALISIS BUTIR=====================

Rata2= 755.83Simpang Baku= 78.83KorelasiXY= 0.72Reliabilitas Tes= 0.83Butir Soal= 20Jumlah Subyek= 36Nama berkas: C:\DOCUMENTS AND SETTINGS\COMPAQ\MY DOCUMENTS\ANATES SITI.AUR

No No Btr Asli T DP(%) T. Kesukaran Korelasi Sign. Korelasi 1 1 1.85 14.40 Sedang 0.458 Signifikan 2 2 -... -4.40 Sedang -0.006 - 3 3 1.40 4.60 Sangat Mudah 0.411 - 4 4 0.40 4.00 Mudah 0.165 - 5 5 -... -0.20 Sedang 0.181 - 6 6 3.68 27.60 Mudah 0.545 Signifikan 7 7 3.53 28.40 Mudah 0.350 - 8 8 2.49 13.40 Sedang 0.430 Signifikan 9 9 2.07 12.40 Mudah 0.293 - 10 10 5.47 50.80 Sedang 0.591 Sangat Signifikan 11 11 2.61 16.20 Mudah 0.392 - 12 12 2.23 17.60 Sangat Mudah 0.784 Sangat Signifikan 13 13 2.60 12.40 Sangat Mudah 0.624 Sangat Signifikan 14 14 3.67 24.00 Sangat Mudah 0.862 Sangat Signifikan 15 15 4.24 24.60 Sangat Mudah 0.735 Sangat Signifikan 16 16 0.51 4.00 Sangat Mudah 0.329 - 17 17 1.66 14.00 Sedang 0.483 Signifikan 18 18 5.22 35.20 Mudah 0.605 Sangat Signifikan 19 19 4.02 28.00 Mudah 0.524 Signifikan 20 20 3.08 25.00 Sangat Mudah 0.720 Sangat Signifikan

Page 7

Page 210: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …
Page 211: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …
Page 212: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …
Page 213: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

LEMBAR UJI REFERENSI

Nama : Siti Rohmah

NIM : 105016200558

Jurusan/ Semester : Pendidikan IPA-Kimia/ XI

Judul Skripsi :”Penerapan Pendekatan Problem Solving dalam

Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa terhadap Konsep

Mol dalam Stoikiometri.”

Dosen Pembimmbing : 1. Drs. Sujiyo Miranto, M.Pd

2. Munasprianto Ramli, M.A

BAB I

No Sumber

Paraf

Dosen

Pembimbing

I

Dosen

Pembimbing

II

1 1 Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Th.

2003. SISDIKNAS ( Sistem Pendidikan Nasional).

(Bandung :Fokus Media, 2006). Hal. 5.

2 Departemen Pendidikan Nasional, Kurikulum 2004

Standar Kompetensi Mata Pelajaran Kimia Sekolah

Menengah Atas dan Madrasah Aliyah . (Jakarta:

2003). hal. 7-8.

3 Michael Purba. KIMIA 2000 Untuk SMU kelas 1.

(Jakarta: Erlangga, 2000). Cet. Ke-1, h. 3.

4 Mulyati Arifin, Strategi Belajar Mengajar Kimia:

Prinsip dan Aplikasinya, (Bandung: UPI, 2000), hal.

95.

Page 214: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

5 Arief, Artikel: Problem

Solving.http://ariefbudi.wordpress.com/2007/04/11/p

roblem-solving/ [diakses tanggal 11 April 2007]

6 Depdiknas, Kurikulum 2004 Standar……………….. hal.

7

7 Lalu Muhammad Fauzi. Artikel: pendekatan

problem solving matematika pada kurikulum tingkat

satuan pendidikan (ktsp).

http://ulfiyahanin.blogspot.com/2009/01/pendekatan-

problem-solving-matematika.html. (diakses Rabu, 21

Januari 2009).

8

Thoifuri, Menjadi Guru Inisiator, (Semarang: Rasail,

2008), hal. 112.

9 Munir Tanrere, Environmental Problem Solving in

Learning Chemistry for High School Students,

(Jurnal of Applied Sciences in Environmental

Sanitation Volume 3 No.1, 2008), hal. 47.

BAB II

No Sumber

Paraf

Dosen

pembimbing

I

Dosen

pembimbing

II

1 Ahmad Sudrajat. Artikel: Pengertian Pendekatan,

Strategi, Metode, Teknik, Taktik, dan

Model Pembelajaran..http://akhmadsudrajat.wordpre

ss.com/2008/09/12/pengertian-pendekatan-strategi-

metode-teknik-taktik-dan-model-pembelajaran/.

[Diterbitkan tanggal 12 September 2008]

Page 215: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

2 Mulyati Arifin, Strategi Belajar Mengajar Kimia:

Prinsip dan Aplikasinya, (Bandung: UPI, 2000), h.

96

3 Arifin , Startegi belajar…., h. 96.

4 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi

Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006,

cetakan ke-3), h. 18

5 David H. Jonassen, Toward Design Theory of

Problem Solving, (Paper, ETR&D, Vol. 48, No. 4,

2000), p. 63

6 Jamin Carson, A Problem with Problem Solving:

Teaching Thinking Without Teaching Knowledge.

(The Mathemathic Educator 2007 Vol. 17, no. 2), h.

7-14.

7 Gamze Sezgin Selcuk. The Effects of Problem

Solving Intstruction of Physics Achievement,

Problem Solving Performance and Strategi

Use.(Jurnal of physics education vol. 2 no.3.

September 2008)

8 Thoifuri, Menjadi Guru Inisiator, (Semarang: Rasail,

2008), h. 112

9 Ratna Wilis Dahar, Teori-teori Belajar, (Jakarta:

Erlangga, 1996), h. 136

10 Wilis Dahar, teori-teori….., h.136

11 Gamze Sezgin Selcuk. The Effects of Problem Solving

Intstruction of Physics Achievement, Problem Solving

Performance and Strategi Use.(Jurnal of physics

education vol. 2 no.3. September 2008)

Page 216: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

12 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi

Belajar……. h. 18

13 Arifin , Startegi belajar…., h. 97.

14 Sumardyono, M.Pd, Beberapa Saran dan Tips

dalam Penerapan pembelajaran Problem Solving.

http://p4tkmatematika.org/file/problemsolving/TipsP

enerapanProblemSolving-smd.pdf.

15 Sumardyono, M.Pd, Beberapa Saran dan Tips

dalam Penerapan pembelajaran Problem Solving.

http://p4tkmatematika.org/file/problemsolving/TipsP

enerapanProblemSolving-smd.pdf.

16 Muhibbin Syah. Psikologi Pendidikan Dengan

Pendekatan Baru. (Bandung: Rosda Karya. 2005).

Cet. Ke-11, h. 104

17 Oemar Hamalik. Proses Belajar Mengajar. (Jakarta:

PT Bumi aksara.2005). cet. Ke-4 h. 27

18 Zikri Neni Iska. Diktat Psikologi Umum. Hal.65

19 Neni Iska, Diktat Psikologi……., h. 65.

20 Ratna Wilis Dahar. Teori-Teori Belajar. (Jakarta:

Erlangga, 1996), cet. Ke-2, h. 11

21 M. Ngalim Purwanto. Psikologi Pendidikan.

(Bandung: Remaja Rosdakarya. 2004). h. 102-105

22 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta:

PT.Logos Wacana Ilmu, 2001), cet.ke-3, h.130

23 Peter Salim dan Yeni Salim. Kamus Bahasa Indonesia

Kontemporer. (Jakarta: Modern English. 1991). H.

359

24 Hamalik, Proses Belajar ....... h. 27

Page 217: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

25 Suharsimi Arikunto. Dasar-Dasar Evaluasi

Pendidikan. (Jakarta: Bumi Aksara.2001). Cet ke-2.

h.3

26 Arikunto, Dasar-dasar..... h. 3

27 Nana sudjana. Penilaian Hasil Proses Belajar.

(Bandung: remaja Rosda Karya. 1995), h. 22

28 Ahmad Sofyan, dkk., Evaluasi Pembelajaran IPA

Berbasis Kompetensi , (Jakarta: UIN Press, 2006), h.

13-17

29 Sofyan dkk. Evaluasi Pembelejaran…… hal. 7

30 Sofyan dkk. Evaluasi Pembelejaran…… h. 23-24

31 Michael Purba. KIMIA 2000 Untuk SMU kelas 1.

(Jakarta: Erlangga, 2000). Cet. Ke-1, h. 3

32 http://aliciakomputer.wordpress.com/2008/01/10/kar

akteristik-ilmu-kimia

33 Michael Purba. KIMIA 2000 Untuk SMU kelas 1.

(Jakarta: Erlangga, 2000). Cet. Ke-1, h. 64

34 http://kimia.upi.edu/kimia-

old/ht/Sri/main/global2c.htm#Tetapan%20Avogadro

35 Purba. KIMIA 2000 ....... , h. 70

36 Purba. KIMIA 2000 .........., h. 97.

37 Purba. KIMIA 2000 .........., h. 94

38 Purba. KIMIA 2000 .................., h. 9

39 Arifin. Strategi Belajar……….. , h. 100

40 Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan

Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru,

(Jakarta: Rajawali Press, 2008), h. 45.

41 Suharsimi Arikunto, dkk., Penelitian Tindkaan Kelas,

(Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h.2-3.

Page 218: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

42 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan

Kompetensi dan Praktiknya, (Jakarta: Bumi Aksara,

2003), h.211-212.

43 Basrowi dan Suwandi. Prosedur Penelitian

Tindakan Kelas, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2008),

hal. 52-55.

44 Kunandar, Langkah mudah…., h.67

45 Kunandar, langkah mudah………h. 68

46 Kunandar, langkah mudah……… h. 69

47 Kunandar, langkah mudah……… h.71-76

BAB III

No Sumber

Paraf

Dosen

pembimbing

I

Dosen

pembimbing

II

1 Kunandar. Langkah Mudah Penelitian Tindakan

Kelas. (Jakarta: Rajawali Press. 2008), cet. Ke-1, h.

41

2 Kunandar, Langkah mudah….., h. 43

3 Suharsimi arikunto, prosedur penelitian suatu

pendekatan praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006),

h.157

4 Kunandar, Langkah mudah Penelitian Tindakan

Kelas, (Jakarta: Rajawali Pres, 2008), h.176

5 Suharsimi arikunto, Dasar-dasar evaluasi

pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h. 218

6 Arikunto, dasar-dasar…. .h.65

7 Arikunto, dasar-dasar….. h. 86

Page 219: PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …

BAB IV

No Sumber

Paraf

Dosen

pembimbing

I

Dosen

pembimbing

II

1 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu

Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hal.

276

Jakarta, Agustus 2010

Mengesahkan

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Drs. Sujiyo Miranto, M.Pd Munasprianto Ramli, M.A

NIP. 19681228 200303 1004 NIP. 19791029 200604 1001