27 SKRIPSI PENERAPAN PEMBELAJARAN EKONOMI DENGAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN EKONOMI KELAS X MAN TAMBAK BERAS JOMBANG OLEH Novia Eliana Musfita NIM. 062.070 Telah disetujui pada tanggal ................................
111
Embed
Penerapan Metode Pembelajaran Ekonomi Dengan Pendekatan Problem Solving Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Prestasi Belajar Siswa Dalam Pelajaran Ekonomi Kelas x Man
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
27
SKRIPSI
PENERAPAN PEMBELAJARAN EKONOMI DENGAN
PENDEKATAN PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA
DALAM PELAJARAN EKONOMI KELAS X MAN TAMBAK BERAS
JOMBANG
OLEH
Novia Eliana Musfita
NIM. 062.070
Telah disetujui pada tanggal ................................
Pembimbing
Dra. Nanik Sri Setyani.M.Si
28
SKRIPSI
PENERAPAN PEMBELAJARAN EKONOMI DENGAN
PENDEKATAN PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA
DALAM PELAJARAN EKONOMI KELAS X MAN TAMBAK BERAS
JOMBANG
Yang telah dipersiapkan dan disusun oleh
Novia Eliana Musfita
NIM 062.070
Dewan Penguji
Nama Tanda Tangan
Penguji I : Dra. Nanik Sri Setyani. M.Si ................................................
Penguji II : Dr. Munawaroh. M.Pd ................................................
G. Rancangan Tindakan ...................................................... 24
BAB IV : HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
1. Data Umum ............................................................. 26
a. Sejarah berdirinya MAN Tambakberas Jombang..26
b. Identitas Sekolah .................................................. 28
c. Visi Dan Misi ...................................................... 28
d. Sarana Dan Prasarana .......................................... 29
e. Rekapitulasi Guru MAN Tambakberas Tapel 2009/2010
f. Struktur Organisasi MAN Tambakberas Jombang
g. Denah Lokasi MAN Tambakberas Jombang
2. Data Khusus ............................................................. 38
B. Analisis Data ................................................................. 39
36
C. Pelaksanaan Siklus I ..................................................... 40
D. Pelaksanaan Siklus II .................................................... 47
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................... 53
B. Saran .............................................................................. 54
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel
2.1 Tahap-tahap pembelajaran problem solving
3.1 Data dan sumber data
37
4.1 Data siswa kelas X-II MAN Tambak Beras Jombang
4.2 Pedoman penilaian berpikir kritis
4.3 Hasil observasi penilaian kemampuan berpikir kritis siklus I
4.4 Daftar nilai kelompok dan tes siklus I
4.5 Hasil observasi penilaian kemampuan berpikir kritis siklus II
4.6 Daftar nilai kelompok dan tes siklus II
DAFTAR GAMBAR
Gambar
4.1 Struktur Organisasi MAN Tambakberas Jombang 2009/2010
4.2 Denah Lokasi MAN Tambakberas Jombang
38
ABSTRAK
Musfita, Novia Eliana. 2010. Penerapan Pembelajaran Ekonomi dengan Pendekatan Problem Solving untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Prestasi Belajar Siswa dalam Pelajaran Ekonomi Kelas X MAN Tambak Beras Jombang. Dosen Pembimbing: Dra.Nanik Sri Setyani.M.Si.
Kata Kunci : Pendekatan Problem Solving, Berpikir Kritis, Prestasi Belajar.
39
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang mempunyai latar belakang keinginan meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan prestasi belajar siswa melalui pendekatan problem solving. Subyek penelitian adalah siswa siswa kelas X-II MAN Tambak Beras Jombang.
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan tes pada setiap akhir siklus I dan siklus II, data hasil observasi kemampuan berpikir kritis dan prestasi belajar siswa kemudian di rata-rata hasilnya pada siklus I rata-ratanya 1,98 sedangkan pada siklus II rata-ratanya 2,33. Hasil yang dicapai setelah menggunakan metode pendekatan problem solving menunjukkan adanya peningakatan dalam kemampuan berpikir kritis dan prestasi belajara siswa pada materi permintaan, penawara dan harga keseimbangan.
Berdasarkan hasil analisis dapat di simpulkan bahwa pembelajaran menggunakan metode problem solving dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan prestasi belajar siswa kelas X-II MAN Tambak Beras Jombang Tahun Pelajaran 2009/2010.
ABSTRACT
Musfita, Novia Eliana, 2010. Economic Learning Application With Problem Solving Approach For Developing Critical Thinking Competence and Student’s Achievement Ofeconomic Lesson For Grade X MAN Tambak Beras Jombang. Guide Lecture : Dra. Nanik Sri Setyani.M.Si.
40
Keywords : Problem Solving Approach, Critical Thinking, and Student’s Achievment.
This research is class action research which have backgraound to developing critical thinking competence and student’s achievement through problem solving. Subject of research is student’s in grade X-II MAN Tambak Beras Jombang.
This research doing in two session the data was taken use a test at the last of 1 session and II session. The result of critical thinking competence and student’s achievement observation then average, In I session is knowing the average 1,98 but in II session is knowing the average 2,33. The result after using problem solving approach method is developing in critical thinking competence and student’s achievement in demand, supply and equilibrium price material.
Based on the analysis result can conclused that teaching with use problem solving method can developing critical thinking competence and student’s achievement for grade X-II MAN Tambak Beras Jombang in academi year 2009/2010.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
41
Perkembangan ilmu dan teknologi yang begitu pesat menuntut sumber
daya manusia yang memiliki keahlian dan ketermpilan yang sesuai dengan
kebutuhan dan tututan zaman sekarang. Pendidikan pada dasarnya adalah
suatu upaya untuk mempersiapkan sumberdaya manusia yang memiliki
keahlian dan keterampilan sesuai tuntutan pembangunan bangsa, di mana
kemajuan suatu bangsa hanya dapat dicapai melalui penataan pendidikan yang
baik,peningkatan mutu pendidikan di harapkan dapat meningkatkan harkat
dan martabat bangsa Indonesia.
Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu dari
pendidikan antara lain berbagai pelatihan keterampilan dan peningkatan
kualitas guru, penyempurnaan kurikulum, pengadaan buku dan alat
pengajaran, perbaikan saran dan prasarana. Mutu dari pendidikan akan
tercapai jika proses belajar mengajar efisien dan efektif bagi tercapainya
pengetahuan dan keterampilan bagi lulusan siswa yang sesuai dengan tuntutan
zaman.Agar proses belajar mengajar efektif dan efisien perlu diperhatikan
adanya kemampuan belajar siswa,penentuan metode mengajar yang di
gunakan guru serta menyusun strategi belajar mengajar yang sesuai dengan
prinsip belajar dan pembelajaran.
Persoalan sekarang adalah bagaimana guru sebagai wujud dari
tanggung jawabnya sebagai pendidik generasi muda serta turut berperan aktif
dalam mensukseskan program pemerintah di bidang pendidikan dapat
membuka wawasan berfikir yang beragam dari seluruh siswa,sehingga mereka
dapat mempelajari berbagai konsep dan mengkaitkannya dengan kehidupan
42
nyata.Hal ini merupakan tantangan yang harus dihadapi guru setiap hari,untuk
dapat mengatasi hal tersebut guru hendaknya memiliki wawasan yang
luas,kreatif dan inovatif dalam proses pengelolaan proses pembelajaran.
Sistem pengajaran yang bersifat mandiri memungkinkan siswa untuk
belajar mandiri tanpa tergantung pada guru mata pelajaran. Hal ini sesuai
dengan pengajaran individu yaitu guru berperan sebagai pembimbing sisiwa di
dalam usaha untuk menambah pengetahuan dari materi pelajaran yang di
berikan, pengajaran individu di pandang sebagai suatu siasat (strategi) untuk
mengatur kegiatan belajar mengajar dalam kelompok yang terbesar.
Salah satu usaha untuk mengaktifkan siswa dalam proses belajar
mengajar adalah guru menggunakan metode pemecahan masalah (problem
solving). Dalam metode ini mendorong siswa berpikir secara sistematis
dengan menghadapkannya kepada problem-problem,metode pemecahan
masalah ini mempunyai fungsi yang
penting di dalam kegiata pembelajaran.Guru memberikan masalah sebab
melalui penyelesaian masalah siswa dapat berlatih dan mengintegrasikan
konsep dan keterampilan yang telah di pelajari,hal ini penting bagi para siswa
untuk berlatih memproses data atau keterangan menurut cara-cara yang tepat
sesuai dengan yang dilakukan secara alamiah.
Dengan metode problem solving diharapkan mampu melatih siswa
dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah yang di beriakan.Dengan
metode ini siswa hendaknya menjad terbiasa menyelesaikan permasalahan dan
tentunya dengan harapan siswa tersebut mampu menetapkan atau
43
menganalisis sendiri permasalahan baru yang dihadapinya berdasarkan
pengalaman atau latihan yang telah dipelajari selama proses pembeajaran.
Berdasarkan urutan di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul”Penerapan metode pembelajaran ekonomi dengan
pendekatan problem solving untuk meningkatkan kemampuan berpikir
kritis dan prestasi belajar siswa dalam pelajaran ekonomi kelas X MAN
Tambak Beras Jombang.
B. Batasan Masalah
Untuk memfokuskan pada masalah yang akan di teliti mengingat
luasnya ruang lingkup pembelajaran problem solving,maka peneliti
memberikan batasan masalah pada permasalahan penerapan metode
pembelajaran ekonomi dengan pendekatan problem solving pada siswa kelas
X MAN Tambak beras Jombang.
C. Rumusan Masalah
Apakah penerapan model pembelajaran problem solving pada siswa
kelas X MAN Tambak Beras jombang, dapat meningkatkan kemampuan
berfikir kritis dan meningkatkan prestasi belajar siswa?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah
Untuk menjelaskan penerapan model pembelajaran ekonomi dengan
pendekatan problem solving untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis
dan prestasi belajar siswa dalam pelajaran ekonomi kelas X MAN Tambak
Beras Jombang.
44
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat untuk menerapkan teori pembelajaran
problem solving atau pemecahan masalah dapat mendorong anak untuk
berfikir sistematis dengan menghadapkannya kepada problema-
problema.Belajar dengan menggunakan pendekatan problem solving dapat
berfungsi sebagai perubahan kelakuan dari usaha anak dalam menyesuaikan
diri dengan situasi-situasi yang problematis.Pendekatan roblem solving di
mana cara penyajian bahan pelajaran dengan menjadikan masalah sebagai titik
tolak pembahasan untuk dianalisis dan usaha mencari pemecahan atau
jawaban oleh siswa.
1. Manfaat bagi sekolah
Dapat di gunakan sebagai bahan masukan bagi sekolah untuk menerapkan
metode problem solving yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir
siswa dan prestasi belajar siswa.
2. Manfaat bagi guru
Dapat di jadikan motivasi untuk menerapkan model pembelajaran
problem solving yang menyenangkan dan bermanfaat bagi siswa.
3. Manfaat bagi siswa
Membantu siswa untuk meningkatkan cara berfikir kritis, dalam pelajaran
yang menggunakan metode problem solving. Agar siswa bisa terbiasa
untuk memecahkan suatu masalah tanpa mengalami kesulitan.
F. Definisi Operasional
1. Pengertian Belajar
45
Belajar menurut baharuddin (2007:13) adalah secara etimologis belajar
memiliki arti “berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu”. Definisi ini
memiliki pengertian bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai
kepandaian atau ilmu.
2. Metode Problem Solving
Metode problem solving adalah penggunaan metode dalam kegiatan
pembelajaran dengan jalan melatih siswa untuk menghadapi berbagai
masalah baik itu masalah pribadi atau perorangan maupun masalah
kelompok untuk dipecahkan sendiri atau bersama-sama.
3. Kemampuan Berpikir Kritis
Berpikir kritis adalah suatu proses dimana seseorang atau individu dituntut untuk menginterprestasikan dan mengevaluasi informasi untuk membuat sebuah penilaian atau keputusan berdasarkan kemampuan menerapkan ilmu pengetahuan dan pengalaman (Pery & Potter,2005)
4. Prestasi Belajar
Poerwanto (1986:28) memberikan pengertian prestasi belajar yaitu hasil yang dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam raport. Winkel (1996:162) mengatakan bahwa prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya.
46
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian sebelumnya yang mendasari penelitian ini adalah penelitian yang
dilakukan oleh :
1. Liaidah Indriyati
Judul : Penerapan Metode Problem Solving untuk Peningkatan
Kemampuan Berfikir Siswa Kelas XI dalam Pembelajaran Mata Pelajaran
Sejarah di SMA Negeri 12 Malang.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui proses pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan metode problem solving, serta untuk
47
mengetahui pengaruh penerapan metode problem solving terhadap
peningkatan kemampuan berfikir siswa SMA Negeri 12 Malang.
Hasil penelitian menunjukkan kemampuan berfikir siswa setelah
diterapkan metode pembelajaran problem solving. Peningkatan ini
ditunjukkan melalui peningkatan kemampuan berfikir yang dihitung
secara kelompok pada siklus I dan siklus II, dan pada siklus II kemampuan
berfikir mengalami peningkatan.
2. Kristiadi
Judul : Pengaruh Penggunaan Strategi Pembelajaran Problem Solving
Terhadap Prestasi Belajar.
Kesimpulan dari penelitian Kristiadi adalah prestasi belajar siswa dengan
penerapan strategi pembelajaran problem solving ternyata lebih tinggi
dibandingkan dengan prestasi yang diperoleh siswa dengan penerapan
strategi pembelajaran inquiry.
B. Pengertian Belajar
Belajar menurut baharuddin (2007:13) adalah secara etimologis belajar
memiliki arti “berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu”. Definisi ini
memiliki pengertian bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai
kepandaian atau ilmu, sedangkan usaha untuk mencapai kepandaian atau ilmu
merupakan usaha yang di lakukan oleh manusia untuk memenuhi
kebutuhannya mendapatkan ilmu atau kepandaian yang belum di punyai
48
sebelumnya. Sehingga dengan belajar manusia bisa menjadi lebih tahu,
memahamidan mengerti hakekat belajar.
Belajar menurut Slameto (2003:2) secara psikolog adalah “Suatu
proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi
dengan lingkngannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dan belajar ialah
suatu proses usaha yang dilakukan sesseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruha, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungan di sekitarnya.
Skiner dalam Dimyati (2006:9) menyatakan “belajar adalah suatu
perilaku pada saat orang belajar maka responnya menjadi lebih
baik”.Sehinngga dengan belajar maka orang akan mengalami banyak
perubahan terhadap tingkah laku sopan santun.
Perubahan tingkah laku yang terjadi dalam diri seseorang banyak sifat
maupun jenisnya,adapun cirri-ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian
belajar adalah sebagai berikut seperti yang di kemukakan Slameto (2003:3) :
1. Perubahan terjadi secara sadar
Ini berarti bahwa seseorang yang akan belajar menyadari terjadinya
perubahan itu atau sekurang-kurangnya ia merasakan telah terjadi adanya
suatu perubahan dalam dirinya.Jadi perubahan tingkah laku yang terjadi
karena keadaan tidak sadar tidak termasuk perubahan dalam pengertian
belajar,karna orang yang bersangkutan tidak menyadari akan perubahan
itu.
2. Perubahan dalam belajar bersifat kontinyu dan fungsional
49
Sebagai hasil belajar perubahan yang terjadi dalam diri seseorang
berlangsung secara berkesinambungan tidak statis.Suatu perubahan yang
terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi
kehidupan ataupun proses belajar berikutnya.
3. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif
Dalam perbuatan belajar,perubahan-perubahan itu senantiasa bertambah
dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik
sebelumnya.Dengan demikian makin banyak usaha belajar itu dilakukan
makin banyak dan makin baik perubahan yang diperoleh.Perubahan yang
bersifat aktif artinya bahwa perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya
melainkan karena usaha individu sendiri.
4. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara
Perubahan yang bersifat sementara atau temporer terjadi hanya untuk
beberapa saat saja seperti berkeringat,keluar air mata dll tidak dapat
digolongkan sebagai perubahan dalam arti belajar.Perubahan yang terjadi
karna proses belajar bersifat menetap atau permanent,ini berarti bahwa
tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap.
5. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah
Ini berarti bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang
akan di capai.Perbuatan belajar terarah kepada perubahan tingkah laku
yang benar-benar disadari,misalnya seseorang yang belajar mengetik
sebelumnya sudah menetapkan apa yang mungkin dapat dicapai dengan
belajar mengetik,atau tingkat kecakapan mana yang akan di capai.
50
6. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku
Perubahan yang diperoleh seseorang setelah melalui proses belajar
meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku.Jika seorang belajar sesuatu
sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara
menyeluruh dan sikap,keterampilan,pengetahuan,dan sebagainya.
Berdasarkan pengertian dan cirri-ciri perubahan tingkah laku dapat di
simpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses dimana didalamnya terjadi
suatu interaksi antara seseorang (siswa) dengan lingkungannya yang
mengakibatkan adanya perubahan tingkah laku yang akan memberikan suatu
pengalaman baik berupa kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), psikomotorik
(keterampilan).
C. Metode Belajar
Masalah mengajar telah menjadi persoalan para ahli pendidik sejak
dahulu sampai sekarang. Pengertian mengajar mengalami perkembangan,
bahkan hingga dewasa ini belum ada definisi yang tepat bagi semua pihak
mengenai mengajar. Kilpatrik dalam Slameto (2003:31) definisi mengajar
tegas adalah dengan menggunakan metode “problem solving” anak atau siswa
dapat mengatasi kesulitan-kesulitan di dalam hidupnya. Kenyataan di dalam
hidup ini setiap manusia menghadapi banyak persoalan yang selalu timbul
tidak ada habis-habisnya. Setiap persoalan perlu di pecahkan sehingga seluruh
kehidupan manusia itu merupakan tuntutan pemecahan persoalan yang terus-
51
menerus dan selama siswa bersekolah sejak usia muda harus sudah di latih
memecahkan masalah.
Metode mengajar bermacam-macam, metode mana yang akan
digunakan guru haruslah disesuaikan dengan kondisi siswa, fasilitas yang ada
dan alokasi waktu yang tersedia. Namun tidak ada satupun metode yang
benar-benar baik atau benar-benar jelek, masing-masing metode memiliki
kelebihan dan kekurangan penggunaan satu macam satu macam metode saja
juga kurang baik, karena akan membosankan siswa.Oleh karna itu guru harus
pandai-pandai mengkombinasikan berbagai metode yang akan dipakai adalah
sebagai berikut:
1. Metode debat
Metode debat yaitu salah satu metode pembelajaran yang penting untuk
meningkatkan kemampuan akademik siswa. Materi yang dipilih di susun
menjadi paket pro dan kontra.
2. Metode Role Playing
Suatu cara penguasaan bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi
dan penghayatan bagi siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan
dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda
mati, permainan ini pada umumnya dilakukan oleh orang banyak.
3. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Penggunaan metode dalam kegiatan pembelajaran dengan melatih siswa
menghadapi berbagai masalah baik itu masalah pribadi maupun masalah di
dalam lingkup masyarakat yang untuk dipecahkan secara bersama-sama.
52
4. Kooperatif (CL, Cooperative learning)
Pembelajaran kooperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara
berkelompok untuk bekerja sama saling membantu menyelesaikan
persoalan-persoalan secara bersama-sama.
5. Kontekstual (CTL, Contextual Teaching and Learning)
Pembelajaran yang dimulai dengan sajian atau tanya jawab lisan yang
terkait dengan dunia nyata dalam kehidupan siswa, sehingga akan terasa
manfaat dari materi yang akan di sajikan oleh pengajar.
6. Metode Jigsaw
Pada dasarnya model ini guru membagi informasi yang besar menjadi
komponen-komponen lebih kecil. Selanjutnya guru membagi siswa
kedalam beberapa kelompok belajar kooperatif yang terdiri dari empat
orang siswa sehingga setiap anggota bertanggung jawab terhadap
penguasaan setiap komponen / subtopic yang di tugaskan guru dengan
sebaik-baiknya.
7. Metode Team Games Tournament (TGT)
Pembelajaran kooperatif model TGT adalah salah satu tipe atau model
pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, yang melibatkan
aktivitas siswa tanpa harus ada perbedaan. Melibatkan siswa sebagai tutor
dan mengandung unsur permainan.
D. Metode Problem Solving ( pemecahan masalah )
53
Metode problem solving adalah penggunaan metode dalam kegiatan
pembelajaran dengan jalan melatih siswa untuk menghadapi berbagai masalah
baik itu masalah pribadi atau perorangan maupun masalah kelompok untuk
dipecahkan sendiri atau bersama-sama.
Metode problem solving adalah cara penyajian bahan bahan pelajaran
dengan menjadikan masalah sebagai titik tolak pembahasan untuk dianalisis
dalam usaha mencari pemecahan/jawaban oleh siswa, pemecahan masalah
atau problem solving dipandang sebagai suatu proses dimana pelajar
menemukan kombinasi aturan-aturan yang dipelajarinya lebih dahulu yang
digunakannya untuk memecahkan masalah yang baru.
Disadari atau tidak setiap hari kita harus menyelesaikan berbagai
masalah, dalam menyelesaikan suatu masalah kita sering kali dihadapkan pada
suatu hal yang pelik dan kadang-kadang pemecahannya tidak dapat diperoleh
dengan cepat. Tidak bisa dipungkiri bahwa masalah yang biasa dihadapi
sehari-hari itu tidak selamanya bersifat matematis. Dengan demikian tugas
utama guru adalah untuk membantu siswa menyelesaikan berbagai masalah
dengan luas yakni membantu mereka untuk dapat memahami masalah yang
terus berkembang, dan menganalisa alasan mengapa suatu masalah muncul
dalam lingkungan sosial dan lain-lain.
Metode problem solving memusatkan kegiatan pada murid, hal ini
berbeda dengan metode ceramah yang mengutamakan peranan guru. Dasar
dari metode ini mendorong anak untuk berfikir secara sistematis dengan
menghadapkannya kepada suatu masalah. Hal ini penting karena dalam
54
kehidupannya kelak mereka juga akan menghadapi suatu masalah dalam
kehidupannya. Dan dalam memecahkan suatu masalah siswa diajak untuk
melihat proses pemecahan masalah tersebut.
Pemecahan masalah yang sistematis yaitu suatu tindakan yang berfungsi
untuk membantu seseorang menyelesaikan suatu masalah. Metode problem
solving bertujuan melatih anak berpikir menurut cara-cara yang tepat sesuai
dengan yang dilakukan secara ilmiah.
1. Pemecahan masalah memuat empat langkah fase penyelesaian yaitu:
a) Meahami masalah.
b) Merencanakan penyelesaian.
c) Menyelesaikan masalah sesuai rencana.
d) Melakukan pengecekan kembali terhadap semua langkah yang
dikerjakan.
2. Cara-cara membantu murid dalam memecahkan masalah secara
efektif
Adalah sebagai berikut:
a) Memperlihatkan kepada murid cara pemecahan masalah itu.
b) Memberikan instruksi kepada murid untuk membantunya
memecahkan masalah.
c) Mengikuti langkah demi langkah agar bisa memecahkan masalah
tersebut.
Model mengajar problem solving banyak menumbuhkan aktifitas belajar,
baik secara individual maupun secara kelompok hampir setiap langkah
55
menuntut keaktifan belajar siswa, sedangkan peranan guru lebih banyak
sebagai pemberi bimbingan kepada siswa, dan menentukan arah apa yang
harus dilakukan oleh siswa. Keberhasilan dari model pengajaran ini sangat
tergantung pada adanya sumber belajar bagi siswa, yaitu alat-alat atau sebuah
permasalahan, itu memerlukan waktu yang cukup serta kemampuan guru
dalam merumuskan masalahnya.
Tingkat kesulitan pemecahan masalah harus disesuaikan dengan
tingkat kesulitan anak., pada anak usia sekolah dasar kemampuan pemecahan
masalah erat sekali hubungannya dengan kondisi masih belajar memecahkan
masalah. Sedangkan pada anak yang lebih dewasa misalkan siswa SMA
mereka sudah harus bisa memecahkan suatu masalah yang ada di sekitar
mereka.
Tabel 2.1 tahap-tahap pembelajaran problem solving
No Tahap pembelajaran problem solving
Kegiatan guru Kegiatan siswa
1 Identifikasi masalah Memberi permasalahan kepada siswa
Memahami permasalahan
Membimbing siswa dalam melakukan identifikasi permasalahan
Melakukan identifikasi terhadap masalah yang dihadapi
2 Representasi/penyajian permasalahan
Membantu siswa untuk merumuskan dan memahami masalah secara benar
Merumuskan dan pengenalan permasalahan
3 Perencanaan pemecahan Membimbing siswa melakukan perencanaan pemecahan masalah
Melakukan perencanaan pemecahan masalah
4 Menerapkan /mengimplementasikan perencanaan
Membimbing siswa menerapkan perencanaan yang telah di buat
Menerapkan rencana pemecahan masalah
56
5 Menilai perencanaan Membimbing siswa dalam melakukan penilaian terhadap perencanaan pemecahan masalah
Melakukan penilaian terhadap perencanaan masalah
6 Menilai hasil pemecahan Membimbing siswa melakukan penilaian terhadap hasil pemecahan masalah
Melakukan penilaian terhadap hasil pemecahan masalah
Kemampuan pemecahan masalah sangan penting artinya bagi siswa dan masa depannya. Para ahli pembelajaran sependapat bahwa kemampuan pemecahan masalah dalam batas-batas tertentu, dapat dibentuk melalui bidang studi dan disiplin ilmu yang diajarkan Suharsono dalam Made Wena (2009:53).
E. Kelebihan Dan Kekurangan Metode Problem Solving
1. Kelebihan metode problem solving
a. Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan
b. Berpikir dan bertindak kreatif
c. Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis
d. Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan
e. Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan
f. Merangsang perkembangan kemajuan berfikir siswa untuk
menyelesaikan
masalah yang di hadapi dengan tepat
g. Dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan
khususnya dunia nyata
2. Kekurangan dari metode problem solving adalah
57
a. Beberapa pokok bahasan sangat sulit untuk menerapkan metode ini,
missal
terbatasnya alat-alat laboratorium menyulitkan siswa untuk melihat dan
mengamati serta akhirnya dapat menyimpilkan kejadian atau konsep
tersebut.
b. Memerlukan alokasi waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan
metode pembelajaran lainnya
F. Kemampuan Berpikir Kritis
Berpikir kritis adalah suatu proses dimana seseorang atau individu dituntut untuk menginterprestasikan dan mengevaluasi informasi untuk membuat sebuah penilaian atau keputusan berdasarkan kemampuan menerapkan ilmu pengetahuan dan pengalaman (Pery & Potter,2005)
Berpikir merupakan salah satu aktivitas mental yang tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan manusia.Kemampuan berpikir setiap individu
berbeda antara satu dengan yang lainnya sehingga perlu di perlu di pupuk
sejak dini.Beberapa ahli yang mengemukakan pengertian berpikir antara lain
Dewey (dalam Ibrahim 2005) : “Berpikir merupakan usaha dari seseorang
untuk memeriksa dan menilai informasi-informasi berdasarkan criteria
tertentu”.Edward de Bono menyatakan bahwa berpikir adalah eksplorasi
pengalaman yang dilakukan secara sadar dalam mencapai suatu tujuan.Tujuan
itu mungkin berbentuk pemahaman, pengambilan
keputusan,perencanaan,pemecahan masalah,penilaian,tindakan dan
sebagainya.Pendapat lain menyatakan bahwa adalah kemampuan untuk
58
menganalisis, mengkritik, dan mencapai kesimpulan berdasar pada inferensi
atau pertimbangan yang sama.
Berfikir kritis adalah proses dimana seorang atau individu dituntut
untuk mempresentasikan dan mengevaluasi informasi untuk membuat sebuah
penilaian atau keputusan berdasarkan kemampuan, menerapkan ilmu
pengetahuan dan pengalamannya. Supaya bisa berfikir kritis melibatkan suatu
rangkaian.
Berpikir dianggap sebagai suatu proses kognitif dan aktivitas mental
untuk memperoleh pengetahuan. Keterampilan berpikir selalu berkembang
dan dapat dipelajari, keterampilan berpikir dibedakan menjadi keterampilan
berpikir dasar dan keterampilan berpikir rasional yang mengandung proses
mental yang sederhana.
Berpikir kritis adalah proses terorganisasi yang melibatkan aktivitas
mental seperti memecahkan masalah (problem solving),pengambilan
keputusan (decision making),analisis asumsi (analyzing assumption), dan
inkuiri sains (scientific inquiry). Dan berfikir secara aktif dengan
menggunakan pengetahuan dan keterampilan diri untuk menjawab pertanyaan
denagn cermat, seorang yang berfikir secara kritis dan kreatif akan melihat
suatu masalah itu dengan sudut pandang yang selalu berbeda meskipun
obyeknya sama.
G. Prestasi Belajar
Poerwanto (1986:28) memberikan pengertian prestasi belajar yaitu hasil yang dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang
59
dinyatakan dalam raport. Winkel (1996:162) mengatakan bahwa prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya.
a. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar1. Faktor Intern
Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri seseorang itu
sendiri, adapun yang dapat digolongkan kedalam factor intern yaitu :
1) Kecerdasan / intelegensi
Kecerdasan yaitu kemampuan belajar yang disertai kecakapan
untuk menyesuaiakan diri dengan keadaan yang dihadapi.
Kemampuan ini sangan ditentukan tinggi rendahnya intelegensi
yang menunjukkan kecakapan sesuai dengan tingkat
perkembangannya, dan bisa ditandai dengan kemajuan berfikir
yang berbeda antara satu anak dengan anak yang lainnya,
sehingga pada usia tertentu seorang anak memiliki kecerdasan
yang lebih tinggi dari pada teman sebayanya.
2) Bakat
Bakat adalah kemampuan tertentu yang telah dimiliki oleh
seseorang dari pembawaan, dari beberapa pendapat para ahli
dijelaskan bahwa keahlian tertentu pada seseorang itu sangat
ditentukan oleh bakat yang dimilikinya.
3) Minat
60
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan
dan mengenai beberapa kegiatan. Minat berpengaruh terhadap
kegiatan belajar siswa, karena pelajaran yang menarik siswa
lebih mudah untuk dipelajari dari pada pelajaran yang tidak
diminati oleh siswa, karena minat itu bisa menambah untuk
belajar dengan lebih bak lagi.
4) Motivasi
Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena
merupakan keadaan yang bisa mendorong siswa untuk beajar,
persoalan ini mengenai motivasi dalam belajar yaitu bagaimana
caranya untuk mengatur agar motivasi dapat ditingkatkan.
Demikian pula dalam kegiatan belajar mengajar akan berhasil
jika kita bisa memberikan motivasi anak didik untuk belajar
dengan lebih baik lagi.
2. Faktor Ekstern
Faktor ekstern adalah factor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar
siswa.
1) Keadaan Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat
tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Adanya rasa aman
didalam keluarga sangat penting dalam keberhasilan seseorang
dalam belajar, rasa aman akan itu akan membuat kita terdorong
untuk belajar secara aktif, karena rasa aman merupakan suatu
61
kekuatan pendorong dari luar yang akan menambah motivasi
untuk belajar.
2) Keadaan Sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang pertama
dan sangat penting daam menentukan keberhasilan belajar
siswa, karena lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong
anak lebih giat lagi dalam belajar.
3) Lingkungan Masyarakat
Disamping orang tuan lingkungan masyarakat juga salah satu
faktor yang mempengaruhi hasil belajar dalam proses
pendidikan. Karena lingkungan sekitar kita sangat besar
pengaruhnya terhadap perkembangan pribadi anak, sebab
dalam kehidupan sehari-hari anak akan lebih sering bergaul
dengan lingkungan tempat anak itu berada.
Pengetahuan yang dimiliki seseorang berdasarkan hasil pembelajaran
sebelumnya akan menyempurnakan kondisi internal yang diperlukannya
dalam menghadapi tugas-tugas pembelajaran berikutnya.Hal ini menunjukkan
bahwa
kemampuan yang telah dimiliki siswa sebelumnya dalam mata pelajaran akan
memudahkan siswa siswa mengikuti pembelajaran selanjutnya,prestasi belajar
adalah tingkat penguasaan yang telah dicapai oleh pelajar dalam mengikuti
program mengajar sesuai dengan tujuan yang telah ditetakan.Sedangkan
prestasi belajar dapat diartikan sebagai penguasaan pengetahuan atau
62
keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran,lazim ditunjukkan
dengan nilai tes atau angka nilai diberikan oleh guru.
Dalam system pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik
itu tujuan kurikuler maupun tujuan intruksional,menggunakan klasifikasi hasil
belajar dari Benyamin Bloom yang selanjutnya di kenal dengan istilah
taksonomi Bloom secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah yaitu
ranah kognitif,ranah afektif dan ranaf psikomotorik.Ranah kognitif berkenaan
dengan hasil belajar intelektual yang terdiri enam aspek yaitu pengetahuan
atau ingatan,pemahaman,aplikasi,analisis,sistensis dan evaluasi.Kedua aspek
pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek lainnya disebut
kognitif tingkat tinggi,Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari
lima aspek yaitu penerimaan,jawaban atau reaksi,penilaian,organisasi dan
internalisasi.Ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan
dan kemampuan bertindak.Ada enam aspek hasil belajar psikomotorik, yaitu
a)gerakan refleks, b)keterampilan gerakan dasar,c)kemampuan
perceptual,d)keharmonisan atau ketetapan, e)gerakan keterampilan kompleks,
f)gerakan ekspresif atau interpretativ
Sejalan dengan tujuan pembelajaran yang dikemukakan oleh Gagne, pakar
pendidikan yang lain Benjamin S Bloom dan David Krathwohl
mengemukakan bahwa tiga ranah yang dapat digunakan sebagai dasar
merumuskan tujuan pembelajaran yang meliputi, ranah kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Benny A Pribadi (2009:15).
a. Ranah Kognitif
63
Ranah kognitif yaitu untuk melatih kemampuan intelektual siswa. Tujuan
dari ranah kognitif ini untuk membuat siswa mampu menyelesaikan tugas-
tugas yang bersifat intelektual, Bloom dan kawan-kawan mengemukakan
enam kemampuan bersifat hierarki yang ada pada ranah kognitif yaitu:
pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintetis dan evaluasi.
b. Ranah Afektif
Ranah afektif sangat terkait dengan sikap, emosi, penghargaan dan
penghayatan ataupun apresiasi terhadap nilai, norma, dan sesuatu yang
sedang dipelajari. Krathwohl dan kawan-kawan mengemukakan lima
hierarki dalam ranah afektif yaitu, menerima, merespon, memberi nilai,
mengorganisasi, dan memberi karakter terhadap sesuatu nilai.
c. Ranah Psikomotorik
Ranah psikomotorik memiliki kaitan yang erat dengan kemampuan dalam
melakukan kegiatan yang bersifat fisik dalam berbagai mata pelajaran.
Misalkan mata pelajaran olahraga, drama dan pratikum. Tujuan
pembelajaran pada ranah psikomotorik ini biasanya sangat menonjol dan
terdiri atas empat hierarki yaitu, imitasi, manipulasi, presisi, dan artikulasi.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research)
karna penelitian terlibat langsung dalam proses penelitian mulai awal hingga
64
akhir penelitian. Penelitian tindakan merupakan penerapan penemuan fakta
pada pemecahan masalah dalam situasi sosial dengan pemandangan untuk
meningkatkan kualitas tindakan yang di lakukan di dalamnya,yang melibatkan
kolaborasi dan kerjasama para peneliti,praktisi dan orang awam (Burna,1994
dalam Madya 2006).
Penelitian tindakan di lakukan dengan mengumpulkan data secara
sistematis tentang praktek keseharian dan menganalisisnya untuk membuat
keputusan-keputusan tentang praktek yang seharusnya di lakukan di masa
mendatang (Wallace,1998,dalam Madya 2006).Dari beberapa pengertian di
atas maka dapat di simpulkan bahwa penelitian tindakan berurusan langsung
dengan praktek di lapangan. Penelitiannya adalah pelaku praktek itu sendiri
data langsung hasil penelitiannya, yang paling menonjol dalam penelitian
tindakan ini yaitu di tujukan untuk melakukan perubahan dalam pembelajaran
yang ada di dalam kelas, dan perubahan praktek secara berkelanjutan
(Madya,2006)
B. Lokasi Dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian merupakan tempat di mana penelitian dapat melihat
fakta-fakta yang terjadi pada saat protes belajar mengajar berlangsung,
penelitian ini di lakukan pada bulan November sampai bulan Desember 2009
di MAN Tambak Beras Jombang.
C. Data Dan Sumber Data
65
Data merupakan sejumlah fakta atau keterangan yang di gunakan
sebagai sumber atau bahan.Sumber data yang di gunakan pada penelitian ini
dapat di lihat pada tabel 3.1 berikut ini:
Tabel 3.1 data dan sumber data
Data Sumber data Instrumen
Kemampuan berfikir
kritis
Data di peroleh dari hasil
observasi selama proses
belajar mengajar
berlangsung (selama
tindakan di berikan)
Lembar observasi,
wawacara, foto kegiatan
(sebagai pengecekan
penelitian)
Prestasi belajar Skor tes awal
Skor tes akhir
Skor posttest
Tes awal
Tes akhir
Postest
Data ini di ambil pada waktu penelitian di MAN Tambak beras
jombang, subyek penelitian ini adalah siswa kelas X MAN Tambak beras
jombang yang jumlah siswanya 45 setiap kelasnya.
D. Metode Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan
teknik sebagai berikut:
1.Tes
66
Tes bertujuan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar yang terjadi
terhadap siswa terutama dalam aspek kognitif dan sebagai salah satu
rangkaian kegiatan dalam pembelajaran mengguakan metode problem
solving.Tes tersebut meliputi tes awal siklus 1 sampai siklus 3.
2.Wawancara
Wawancara adalah “suatu proses tanya jawab sepihak antara pewawancara
dan yang di wawancarai,yang di laksanakan sambil bertatap muka secara
langsung, wawancara di lakukan oleh peneliti terhadap siswa untuk mencari
data yang di perlukan.
3.Observasi
Teknik observasi di gunakan untuk mengetahui aktivitas siswa dalam
memecahkan masalah yang di sajikan oleh guru dan mengukur kemampuan
berpikir siswa dalam memecahkan masalah tersebut selama kegiatan belajar
mengajar berlangsung yang berpedoman pada lembar observasi.Selain itu
observasi juga di lakukan untuk memeperoleh data tentang keserasian antara
perencanaan pembelajaran yang telah termuat dalam skenario pembelajaran.
4.Catatan lapangan
Catatan lapangan ini berguna untuk memeperoleh data secara obyektif yang
tidak terekam dalam lembar observasi mengenai hal-hal yang terjadi selama
pemberian tindakan.Lembar catatan lapangan ini diisi oleh teman teman dan
siswa yang ikut dalam penelitian.
67
E. Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil pengamatan dan angket dianalisis secara
deskripstif kuantitatif artinya gambaran proses belajar mengajar diungkapkan
dengan kata-kata. Sedangkan data hasil evaluasi dianalisis melalui gambaran
tentang peningkatan hasil belajar yang diperoleh.
F.Teknik Pengumpulan Data
Suatu penelitian akan mencapai validitas yang memadai jika alat yang
dipergunakan untuk mengumpulkan data juga memadai. Ada tiga instrumen
minimal untuk mengumpulkan data yaitu :
1. Lembar Observasi
Peneliti menggunakan lembar observasi untuk mengetahui dan mengamati
keadaan sekolah, pelaksanaan proses belajar mengajar yang ada di dalam
kelas, serta untuk mengetahui minat siswa dalam proses belajar mengajar
2. Lembar Angket
Untuk mengambil data tentang minat siswa pada proses belajar mengajar
terutama ilmu ekonomi dalam pembelajaran menggunakan metode
problem solving.
3. Lembar Interview
Pada lembar interview ini peneliti menggunakan metode wawancara untuk
mengetahui apakah metode problem solving yang sudah digunakan oleh
peneliti bisa meningkatkan kemampuan berfikir kritis mereka.
68
4. Lembar Tes
Dipergunakan untuk mengambil data tentang kemampuan siswa dalam
memahami ilmu ekonomi. Tes ini dinamakan post tes yang dilakukan pada
akhir selesai melaksanakan siklus dan setelah proses pembelajaran selesai,
gunanya untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahami pelajaran
ekonomi.
5. Lembar Dokumentasi
Dalam hal ini peneliti mengambil dokumentasi kelas X-11, yang dimaksud
dokumentasi itu adalah sesuatu yang tercatat, tertulis ataupun terlihat yang
digunakan sebagai bukti bahwa peneliti sudah melakukan penelitian,
misalnya seperti jumlah siswa, nilai hasil tes siswa, dan foto siswa pada
waktu melaksanakan pembelajaran menggunakan metode problem solving.
G.Rancangan Tindakan
Rancangan tindakan yang dilaksanakan dituangkan dalam bentuk siklus.
Siklus penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Dan setiap siklus akan
berisi kegiatan sebagai berikut :
1. Perencanaan
Dalam perencanaan kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Membuat jadwal kegiatan
b. Membuat rancangan pembelajaran yang disesuaikan dengan
langkah-
langkah kegiatan pembelajaran
69
c. Menyusun lembar pengamatan kegiatan pembelajaran
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan penelitian ini ada beberapa langkah yang dilaksanakan :
a. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah yang
sudah direncanakan
b. Memberi bimbingan sebelum kegiatan belajar mengajar
c. Membantu siswa yang tampak mengalami kesulitan
d. Memberikan sebuah masalah yang harus didiskusikan dengan
teman satu kelompok
3. Pengamatan
Hal-hal yang dilakukan selama observasi adalah :
a. Mengamati semua kegiatan yang dilakukan siswa selama
pembelajaran
b. Mencatat kegiatan-kejadiannya tersebut dalam lembar observasi
c. Membagikan angket sesudah pembelajaran
d. Mengumpulkan angket setelah dijawab siswa
4. Refleksi
Dalam refleksi ini yang dilakukan adalah :
a. Mengumpulkan semua data yang diperoleh selama proses belajar
mengajar
b. Melihat sekilas kejadian-kejadian yang menghambat dan
mendiskusikan penyebabnya
70
c. Jika dipandang perlu maka merencanakan ulang tindakan
perbaikan untuk siklus berikutnya
Refleksi terhadap proses belajar mengajar yang lebih mendalam
dilakukan seminggu sekali oleh peneliti PTK. Tujuannya adalah untuk
mendapatkan umpan balik yang komprehensif, terutama tentang hambatan
dan penyebabnya. Temuan-temuan yang negative diupayakan langkah-
langkah perbaikan untuk pelaksanaan siklus selanjutnya.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Untuk memperoleh suatu hasil penelitian yang dapat dipertanggung
jawabkan kebenarannya, maka perlu diadakan pengeolahaan data sebagai hasil
penelitian yang telah diajukan pada bab II. Pembahasan penelitian ini merupakan
jalan untuk menarik suatu kesimpulan.
A. Deskripsi Data
71
1. Data Umum
a. Sejarah berdirinya MAN Tambakberas Jombang
Rintisan awal berdirinya MAN Tambakberas Jombang, telah
dimulai sejak tahun 1954,dengan nama Madrasah Mu’allimin
(Mu’allimat) Atas 4 tahun atau MMA yang didirikan oleh para ulama
dan diprakarsai oleh Al-Maghfurlah KH. Fatah Hasyim. Ciri khas
utama MMA adalah merupakan lembaga pendidikan pondok pesantren
dengan mengutamakan kajian kitab-kitab kuningnya.
Seiring dengan perhatian orang tua atau wali murid dari tahun ke tahun
semakin bertambah pesat, ini ditandai dengan semakin banyaknya
siswa-siswi yang berdatangan dari berbagai penjuru Indonesia,
pemikiran-pemikiran inovatif terus dilakukan.
Untuk peningkatan mutu, dimunculkan gagasan menambah masa studi,
dari 4 tahun menjadi 6 tahun, dan diberi nama Madrasah Mu’allimin
Mu’allimat Atas 6 tahun (MMA).
Seiring dengan kemajuan Madrasah dan tuntutan peningkatan mutu
pendidikan nasional, maka pada tahun 1969 berdasarkan SK. Menag
No. 23 tanggal 4 Maret 1969, Madrasah Mu’allimin Mu’allimat Atas
dinegerikan dengan perubahan kelas 1, 2, 3 menjadi Madrasah
Tsanawiyah Agama Islam Negeri (MTsAIN), dengan kepala sekolah
Bapak Drs. H. Moh. Syamsul Huda, As, SH., dan kelas 4, 5, 6 menjadi
Madrasah Agama Islam Negeri (MAAIN) dengna kepala sekolah Al-
Maghfurlah KH. Al Fatich Abd. Rohim.
72
Pada tahun 1980, MAN memiliki 3 (tiga) program jurusan, yaitu :
program Agama, IPA dan IPS. Pada tahun berikutnya, muncul
kebijakan baru dari Depag RI yang menghapus Program Agama, maka
MAN Tambakberas merespon perubahan itu dengan mengganti
program baru,yaitu bahasa. Samapi sekarang ini MAN Tambakberas
Jombang membuka program jurusan Bahasa, IPA (kelas unggulan,
reguler dan ketrampilan) dan IPS.
Dalam perkembangan berikutnya, agar MadrasahAliyah Negeri
(MAN) benar-benar dapat melaksanakan kurikulum Depag RI secara
penuh dan Madrasah Mu’allimin Mu’allimat Atas (MMA) tetap
berjalan sesuai ciri khas utama pondok pesantren, yaitu kurikulum
yang lebih banyak memporsikan kajian kitab-kitab kuning,maka
madrasah ini dipisahkan menjadi MMP dan MTsAIN (setingkat SLTP)
dan MMA dan MAAIN (setingkat SMA). Dengan adanya pemisahan
ini maka MAN Tambakberas Jombang dapat lebih fokus dalam
pembinaan dan menjadi semakin berkembang hingga saat ini.
b. Identitas Sekolah
1. Nama Sekolah : MAN Tambakberas Jombang
2. No. Statistik : 311351713005
3. Alamat Sekolah : Jl. Merpati Tambakberas Tambakrejo
4. Kecamatan : Jombang
5. Kabupaten : Jombang
6. Propinsi : Jawa Timur
73
7. No. Telp : (0321) 862352-866740
8. No. Fax : (0321) 855537
9. Website : www.mantambakberas.com
10. Sekolah berdiri tahun : 1954
11. Status Sekolah: Negeri
12. Kepala Sekolah
Nama Lengkap : Drs. H. AH. Sutari, M.Pd.
NIP : 131 415 738
Pendidikan terakhir : S-2
c. Visi dan Misi Sekolah
* Visi :
Madrasah Aliyah Negeri Tambakberas Jombang siap mewujudkan
insanyang beriman, bertaqwa, berilmu dan beramal.
* Misi :
1. Menjadikan agama sebagai prioritas utama layanan pendidikan
2. Membudayakan iklim islami di lingkungan Madrasah
3. Meningkatkan kajian kitab kuning
4. Meningkatkan kualitas lulusan dan potensi siswa (akademik,
non akademik)
5. Mengembangkan pemikiran ilmiah.
6. Mempersiapkan lulusan yang terampil dibidang ilmu agama,
ilmu pengetahuan dan teknologi.
74
7. Meningkatkan kerjasama dengan semua pihak yang terkait.
d. Sarana dan Prasarana
1. Ruang kepal Madrasah.
2. Ruang wakil kepala.
3. Ruang guru.
4. Ruang Administrasi/TU
5. Ruang kelas.
6. Lab biologi
7. Lab kimia.
8. Lab fisika.
9. Lab bahasa I dan Bahasa II.
10. Lab komputer I dan komputer II.
11. Lab otomotif (kelas ketrampilan).
12. Lab meubel air (kelas ketrampilan)
13. Lab menjahit/busana (kelas ketrampilan)
14. Ruang digital processing data.
15. Perpustakaan.
16. BP/BK.
17. UKS dan klinik.
18. Koperasi.
19. Ruang pertemuan dan aula.
20. Musholla Al-Huda.
21. Lapangan bola basket.
75
22. Lapangan bola voli.
23. Lapangan bulu tangkis.
e. Rekapitulasi Guru MAN Tambakberas Tapel 2009/2010
L/P (jenis kelamin)
NO Code NAMA JABATAN1 1 Drs. H. Ah. Sutari, M.Pd KEPALA2 5 Emy Tahmidah, M.Pd WAKA KURIKULUM3 6 H.SF.Charomain, BA. GURU4 7 Drs. H. Fadlulloh M GURU5 8 Drs. Ah. Mustofa. GURU6 9 Esa Trisnayanti, S.Pd Guru8 11 Abd. Muis Bc.Hk. KTU9 12 Ir. Ah. Ali GURU10 13 Nurul Hidayati, S.Pd BP11 14 Drs. Ah.Muhammad GURU12 15 Drs. Abd. Mujib, M.Ag. GURU14 17 Muhaimin , BA Kor.Ketertiban15 18 Hj. Imadul Ummah, S.Ag GURU16 19 Sigit, BP, S.Pd GURU
17 20 Drs. Abd. NashirBENDAHARA UMUM dan PENGELUARAN
109 124 Muhammad Arifin, S.Pd. GURU110 125 M. Tholib GURU111 126 H. Khairil Anam, S.Hi GURU112 127 Afifuddin Sholeh GURU
113 128 Taufiq Wahyudi, S.PdSTAF BP/BK DAN PEMBINA OSIS
114 129 M. Muhdlor S.Ag GURU115 130 H. Abdul Wahab,S.PdI GURU116 131 Eva Indar Yuni, S.Pd STAF BP/BK117 132 S. Mu'ayyidah, SE GURU118 133 Drs. M. Sholeh Guru
119 134Atik Ainaul Mardliyah, S.Pd Guru
120 135 Nurul Hidayah, S.Pd Guru
121 136M. Arif Nurdiyansyah, S.Pd Guru
122 137 M. Ahyak, S.Pd Guru Perawatan Taman123 138 Dra. Endah Setya Wahyu Guru
124 139Drs. Endriardi Suprihartono Guru
125 140 Imam Budiono Guru
126 141H. M.Hanan Majdi, S.Kom Guru
127 142 Ririn Agustin, S.Pd Guru128 143 Sri Wilujeng, S.Pd GURU129 144 Zul Faizah, S.Pd GURU
Siti RahmadiarniSusilowatiUmi WarohUmrotus Sa’diyahAfi R.Robiyana Dewi.Afi Rakhmadani Rosyiana Dewi
PPPPPPPP
Sumber data : Daftar nama siswa tahun 2009/201
B. Analisis Data
a. Hasil observasi awal
Dari data hasil wawancara dengan guru ekonomi MAN Tambak Beras
Jombang dapat diketahui bahwa kemampuan berpikir kritis dan kemandirian
belajar siswa masih kurang, siswa masih terlihat kesulitan dalam mengkaitkan
materi yang diperoleh dari sekolah dengan masalah yang ada di sekitar mereka
sendiri. Dalam hal ini kemandirian belajar siswa masih kurang, itu terbukti
karena selama guru belum datang jarang siswa yang berinisiatif untuk belajar
atau mendiskusikan materi yang telah di pelajari sebelumnya, dan kebanyakan
mereka ramai sendiri dan hanya bercanda.
Berdasarkan observasi awal yang dilakukan pada tanggal 26 November
2009 di kelas X-11 dapat diketahui bahwa guru menerapkan metode ceramah
kepada para siswa walapun hasilnya belum signifikan, secara umum metode
yang di gunakan ceramah, tanya jawab dan mengerjakan LKS.
b. Refleksi awal
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru ekonomi di
MAN Tambak Beras Jombang, diketahui bahwa kemampuan berpikir kritis
dan prestasi belajar siswa masih kurang, hal ini perlu ditindak lanjuti guna
meningkatkan kualitas pendidikan siswa. Maka peneliti memilih penerapan
84
pembelajaran problem solving dengan harapan bisa meningkatkan kemampuan
berpikir kritis dan prestasi belajar siswa juga bisa meningkat.
C. Pelaksanaan Siklus I
a. Pelaksanaan Model Pembelajaran Problem Solving
Siklus 1 ini dilakasanakan pada tanggal 6 Desember dan 13 Desember
2009. Dan materi yang akan diajarkan yaitu “ Permintaan, Penawaran, Harga
keseimbangan” materi tersebut diajarkan selama 4 jam pelajaran yang
dilakukan pada 2 kali pertemuan, dan tiap jamnya adalah 45 menit.
Peneliti berperan sebagai pengajar dan mengamati langsung kegiatan belajar
para siswa, pertemuan pertama sebelum pembelajaran dimulai guru bidang
studi memperkenalkan peneliti kepada seluruh siswa, bahwa pada hari ini yang
akan mengajar materi “Permintaan, Penawaran, Harga keseimbangan” adalah
guru baru (peneliti).
Setelah itu kegiatan dilanjutkan dengan presentasi awal guru (peneliti)
yaitu menyampaikan tujuan belajar dan mengkaitkan pentingnya materi yang
akan dipelajari serta kegunaannya, selanjutnya pada saat guru menyampaikan
materi siswa juga dilibatkan dalam kegiatan tanya jawab, karena bertujuan
untuk menggali pengetahuan siswa dan agar siswa juga berani untuk
mengemukakan pendapat.
Pada tahap berikutnya yaitu belajar kelompok, dan pada tahap ini siswa
di ajarkan untuk memahami materi permintaan dan penawaran yang
sebelumnya sudah diajarkan oleh guru (peneliti) siswa diminta duduk pada
masing-masing kelompok yang sudah dibagi oleh guru (peneliti), pada saat
pembagian kelompok siswa sangat ramai tapi kemudian guru (peneliti)
menghimbau kepada siswa untuk duduk dengan tenang pada kelompok
85
masing-masing, setelah itu masing-masing kelompok diberikan suatu masalah
yang berkaitan dengan pelajaran yang baru saja diajarkan untuk didiskusikan
dengan teman satu kelompok.
Pada saat siswa belajar kelompok untuk mendiskusikan suatu masalah
yang di berikan peneliti mengamati serta memperhatikan semua aktifitas
belajar siswa, peneliti melihat semua anggota kelompok dapat menerima
keberadaan anggota kelompok masing-masing. Tidak terjadi penentangan
dalam masing-masing kelompok, terkadang peneliti berhenti di salah satu
kelompok untuk memperhatikan mereka dalam mengerjakan tugas kelompok
dan jika ada pertanyaan dari anggota kelompok peneliti meminta terlebih
dahulu menanyakan kepada anggota dalam satu kelompoknya. Jika anggota
kelompok tersebut tidak dapat menjawab maka peneliti juga tidak langsung
menjawab pertanyaan dari siswa tetapi mengarahkan siswa agar dapat
menjawab sendiri pertanyaan mereka. Peneliti memberi pujian pada kelompok
yang yang bekerja sama dengan baik, dan bagi anggota yang kurang
bersemangat dalam diskusi kelompok akan diberikan motivasi dan dukungan
supaya lebih bersemangat dalam berdiskusi, dan peneliti akan memberikan
penghargaan atau hadiah kepada kelompok yang berhasil.
Kegiatan berikutnya adalah presentasi hasil diskusi oleh masing-
masing kelompok yang di tunjuk secara bergantian, sedangkan kelompok yang
lain sebagai penyangga dan mengomentari hasil dari kelompok tersebut.
Dalam hal ini peneliti tidak begitu banyak berperan hanya jika ada kemacetan
dalam diskusi tersebut maka peneliti menjadi moderator guna meluruskan
jawaban yang kurang tepat, hal itu di lakukan agar siswa lebih aktif dalam
pembelajaran dan pada waktu ada diskusi kelompok seperti ini.
86
Setelah diskusi kelompok selesai guru dan siswa membuat kesimpulan dari
materi yang baru saja di bahas, karena ada beberapa siswa yang masih belum
begitu mengerti dengan materi yang baru saja dipelajari. Oleh karena itu guru
lalu memberi tugas kepada siswa untuk mempelajari materi permintaan,
penawaran dan menjawab pertanyaan yang ada di lembar kerja siswa.
Pada siklus 1 ini kegiatan guru dilakukan secara maksimal dari
menjelaskan tujuan pembelajaran sampai refleksi dari proses pembelajaran,
tetapi guru belum bisa mengoptimalkan waktu karena banyak dihabiskan
untuk diskusi, sehingga waktunya tidak mencukupi dan ketidaksiapan siswa
dalam menerima materi pelajaran.
b. Kemampuan Berfikir Kritis Siswa dengan Pendekatan problem solving
Pada saat berlangsungnya diskusi peneliti mengamati setiap aktivitas siswa
dan dinilai berdasarkan lembar observasi yang telah dibuat oleh peneliti.
Tabel 4.2 Pedoman penilaian Berpikir Kritis
No Aspek yang dinilai dalam kemampuan berpikir kritis siswa
Pencapaian
1 Siswa diberikan masalah dan pertanyaan untuk diarahkan agar bisa merumuskan dan memperoleh sebuah jawaban
1. Siswa tidak merumuskan masalah2. Siswa merumuskan tapi tidak tepat 3. Siswa merumuskan tapi kurang tepat 4. Siswa merumuskan masalah dengan tepat
2 Memberikan argument pada saat proses diskusi dilakukan
1. Siswa tidak memberikan argumen2. Siswa memberikan argumen dengan alasan tidak sesuai 3. Siswa memberikan argumen kurang sesuai 4. Siswa memberikan argument yang sesuai
3 Memberikan solusi dan menentukan kemungkinan yang akan dilakukan
1. Siswa tidak memberikan solusi 2. Siswa memberikan solusi tetapi tidak tepat 3. Siswa memberikan solusi kurang tepat 4. Siswa memberikan solusi dengan tepat
87
4 Melakukan evaluasi 1. Siswa tidak melakukan evaluasi 2. Siswa memberikan evaluasi tidak tepat 3. Siswa memberikan evaluasi kurang tepat 4. Siswa memberikan evaluasi tepat
Sumber data : Peneliti
Tabel 4.3 Hasil Observasi Penilaian Kemampuan Berpikir Kritis Pada Siklus I