Page 1
PENERAPAN METODE KOOPERATIF STAD KOLABORASI EDMODO
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI PADA
MATA PELAJARAN SISTEM KOMPUTER DI
SMK TARUNATAMA GETASAN
KABUPATEN SEMARANG
Artikel Ilmiah
Diajukan Kepada
Fakultas Teknologi Informasi
Untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer
Suherni (702010094)
Ir. Christ Rudianto, MT.
Widya Damayanti, S.Pd., M.Sc.
Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
Januari 2015
Page 7
1
PENERAPAN METODE KOOPERATIF STAD KOLABORASI EDMODO
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI PADA
MATA PELAJARAN SISTEM KOMPUTER DI
SMK TARUNATAMA GETASAN
KABUPATEN SEMARANG
1)Suherni, 2)Ir.Christ Rudianto, MT., 3)Widya Damayanti, S.Pd., M.Sc.
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia
Email: 1)[email protected] , 2)[email protected]
3)[email protected] ,
Abstrak
The low scores of students’ learning outcomes of the computer system’s subject in the
vocational school of Tarunatama (SMK Tarunatama) become the background of this
study. This can be seen from the average of their daily tests which show that 43% of the
students have not passed the minimum standard score as their scores are under the
Minimum Standard of Learning Mastery at the school that is 80. The purpose of this
study is to observe the influence of the learning models of Student Teams Division
Achievement (STAD) which is aided by Edmodo toward students’ outcomes of the
computer system’s subject of the 9th grade in SMK Tarunatama in Getasan, Semarang
Regency of the first semester in 2014/2015 Academic Year. This study applies the quasi
experimental system with the design model of nonequivalent control group design. There
are 28 students used as the samples in the experimental group and 26 students used in the
control group. The results of this study shows the average of the students’ learning
outcomes in the experimental group are higher than the control group. The improvement
of the experimental group is 36,11% whereas the improvement of the control group is
29,46%. The value gap between the experimental group and the control group is 6,49%.
During the teaching and learning process, the students can accept the individual
1) Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer,
Universitas Kristen Satya Wacana 2) Staf Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana 3) Staf Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana
Page 8
2
differences which are seen from the group work. Moreover, they also can elaborate their
social skills.
Keywords: Edmodo, STAD cooperative learning method, learning result
Rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran sistem komputer di SMK Tarunatama
melatarbelakagi masalah dalam penelitian ini. Nilai rata-rata ulangan harian siswa tidak
sesuai dengan Standar Ketuntasan Belajar Minimal (SKBM), yaitu 80. Sebanyak 43%
siswa tidak memenuhi SKBM. Tujuan penelitian ini untuk melihat pengaruh model
pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) berbantuan edmodo terhadap
hasil belajar siswa pada mata pelajaran Sistem Komputer kelas XI TKJ di SMK
Tarunatama Getasan Kabupaten Semarang Semester 1 Tahun Ajaran 2014/2015.
Penelitian ini menggunakan quasi eksperimenttal research dengan model desain
nonequivalent control group design. Sampel yang digunakan pada kelas eksperimen
sebanyak 28 siswa dan kelas kontrol 26 siswa. Hasil penelitian menunjukan rata-rata
peningkatan hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol.
Peningkatan rata-rata untuk kelas eksperimen 36,11% dan kelas kontrol 29,46%. Selisih
nilai kelas eksperimen dan kontrol adalah 6,94%. Selama proses pembelajaran, siswa
dapat menerima perbedaan individu terlihat dari kerjasama kelompok dan dapat
mengembangkan keterampilan sosial.
Kata Kunci : Edmodo, Student Teams Achievement Division (STAD), Hasil Belajar
1. Pendahuluan
Globalisasi menuntut dunia pendidikan untuk selalu senantiasa menyesuaikan
perkembangan teknologi terhadap usaha dalam peningkatan mutu pendidikan,
terutama penyesuaian penggunaan teknologi informasi dan komputer bagi dunia
pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran. Paradigma pembelajaran yang
masih berpusat pada guru (teachers-centered) menyebabkan siswa cenderung pasif di
dalam kelas [1]. Pembelajaran yang hanya berpusat pada guru dan terlalu
mendominasi kelas cenderung tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk
terlibat langsung dalam proses belajar sehingga menyebabkan siswa menjadi pasif
dan kehilangan kesempatan mengeksplorasi materi ajar dan kemampuan yang ada
Page 9
3
dalam dirinya. Padahal guru harus melibatkan siswa dalam proses belajar,
memastikan mereka bisa memperluas pengetahuan dan meningkatkan keterampilan
mereka. Siswa lebih aktif berperan membangun pengetahuan mereka dengan belajar
mengalami sendiri seperti melibatkan siswa dalam sebuah diskusi [2].
Hasil wawancara dengan guru pengampu mata pelajaran di SMK Tarunatama
jurusan Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) menemukan bahwa hasil belajar
siswa pada mata pelajaran sistem komputer kurang memuaskan. Hal tersebut
dilihat dari nilai rata-rata ulangan harian yaitu 43% siswa belum tuntas dan tidak
sesuai dengan Standar Ketuntasan Belajar Minimal (SKBM). Sesuai dengan
Kriteria Ketuntasan Maksimal (KKM) pada sekolah yaitu 80, apabila hasil belajar
siswa <80 maka siswa tersebut dinyatakan tidak lulus (remedial). Dari 54 siswa
yang terdiri dari 2 kelas yaitu kelas TKJ A 28 siswa dan kelas TKJ B 26 siswa,
yang memperoleh nilai ≥80 (lulus) adalah sebanyak 31 siswa (57%) dan 23 siswa
(43%) memperoleh nilai <80 sehingga harus mengikuti pelajaran remedial.
Rendahnya hasil belajar siswa diduga karena kurangnya minat siswa untuk
mempelajari pelajaran sehingga kesulitan memahami konsep-konsep akademis
karena penyajian materi dan metode mengajar yang dilakukan oleh guru hanya
terbatas pada model konvensional dengan metode ceramah.
Hasil belajar merupakan hal yang penting karena menentukan keberhasilan suatu
pembelajaran yang ingin dicapai. Hal itu berarti guru harus benar-benar pandai
memilih model pembelajaran yang akan dilaksanakan dan pemilihan media yang
variatif. Tentu saja model yang dipilih harus sesuai dengan materi pembelajaran serta
siswa yang menjadi sasaran pembelajaran tersebut agar tujuan yang ditetapkan dapat
tercapai tanpa remedial. Walaupun pada akhirnya harus ada yang remedial,
jumlahnya tentu harus dikurangi.
Dari permasalahan di atas solusi yang ditawarkan adalah pembaharuan model
pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu
pembelajaran kooperatif yang di duga dapat mengatasi hal ini adalah
pembelajaran kooperatif tipe STAD. Melalui pembelajaran STAD ini siswa dapat
belajar lebih aktif mengeluarkan pendapatnya dengan suasana yang kondusif
untuk mengembangkan pengetahuan, sikap, keaktifan serta keterampilan sosial
Page 10
4
seperti keterampilan bekerjasama yang bermanfaat bagi kehidupannya di
masyarakat. Alasan memilih STAD karena memiliki kelebihan yang dapat
meningkatkan motivasi siswa dalam belajar, dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa, dapat meningkatkan kreativitas siswa, dapat mendengar, menghormati,
serta menerima pendapat siswa lain, dapat menyakinkan dirinya untuk saling
memahami satu sama lain. Selain pembaharuan model pembelajaran, pada
penelitian ini menggunakan edmodo sebagai bantuan media yang mendukung
dalam proses pembelajaran menggunakan STAD. Edmodo merupakan
pembelajaran berbasis Learning Management System (LMS) dengan elemen sosial
yang menyerupai facebook sehingga guru dan siswa dapat terhubung,
berkolaborasi dan berbagi konten seperti guru dapat mengirim materi, tugas dan
kuis kepada siswa dan siswa dapat mengunduh materi dan mengirim tugas.
Sehingga penerapan STAD kolaborasi edmodo diharapkan siswa menjadi lebih tertarik
dalam pembelajaran.
2. Kajian Pustaka
Penelitian yang dilakukan oleh Rini di SMK Negeri 1 Stabat menunjukkan
bahwa di kelas eksperimen hasil belajar Fisika mengalami peningkatan dari rata-
rata pretest 37,1 menjadi 78,8 dalam kategori baik [3]. Penelitian yang dilakukan
oleh Fathoni tentang Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Student Teams
Achievement Division (STAD) Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X SMK
Perindustrian Yogyakarta Tahun Pelajaran 2010/2011 menunjukkan hasil nilai
rata-rata pretest kelas eksperimen 58,29 meningkat menjadi 75,33 setelah diberi
perlakuan [4].
Persamaan dan perbedaan penelitian terdahulu dan penelitian yang dilakukan
adalah sama-sama meneliti tentang perbedaan hasil belajar siswa di SMK dengan
menggunakan model pembelajaran STAD. Sedangkan perbedaan dari penelitian
terdahulu dan yang dilakukan adalah jenis mata pelajaran dan responden siswa
yang berbeda serta media yang digunakan dalam penelitian.
Berikut adalah perbandingan penelitian terdahulu dan penelitian yang akan
dilakukan.
Page 11
5
Tabel 1. Perbandingan Penelitian Terdahulu dan Penelitian Yang Dilakukan
Peneliti/ Tahun Mata Pelajaran Responden Metode Media
Fathoni, 2011 Otomotif SMK Kelas X STAD -
Rini, 2013 FISIKA SMK Kelas X STAD Macromedia Flash
Suherni, 2014 Sistem Komputer SMK Kelas XI STAD Edmodo
Prinsip-prinsip pembelajaran kooperatif adalah saling ketergantungan yang
positif, saling tatap muka, setiap individu bertanggung jawab, adanya komunikasi
antar kelompok dan evaluasi proses kelompok. Keberhasilan kelompok sangat
tergantung pada usaha tiap anggotanya sehingga seluruh anggota diharapkan
mampu untuk memberikan peran aktif dalam kegiatan kelompok [5]. Sementara
tujuan pembelajaran kooperatif adalah untuk meningkatkan hasil belajar
akademik, penerimaan terhadap keragaman, dan mengembangkan keterampilan
sosial siswa [6].
Model pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah
siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda [7].
Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa dalam anggota kelompok
harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi
pelajaran. STAD merupakan salah satu strategi pembelajaran kooperatif yang
didalamnya beberapa kelompok kecil siswa dengan level kemampuan akademik
yang berbeda-beda saling bekerja sama untuk menyelesaikan tujuan pembelajaran
tidak hanya secara akademik, siswa juga dikelompokkan secara beragam
berdasarkan gender, ras, dan etnis [8].
Pembelajaran model kooperatif tipe STAD memiliki beberapa komponen
utama yang menjadi dasar dalam setiap pembelajaran yang menggunakan tipe ini.
Komponen STAD adalah sebagai berikut [9]:
1. Presentasi kelas. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil
diskusi kelompok mereka. Kelompok lain memperhatikan presentasi ini
karena dalam presentasi terdapat materi yang dapat membantu untuk
mengerjakan kuis yang diadakan setelah pembelajaran.
Page 12
6
2. Tim. Tim adalah fitur yang paling penting dalam STAD. Tim terdiri dari
empat atau lima orang siswa yang mewakili seluruh bagian dalam hal
kinerja akademik, jenis kelamin, ras, dan etnisitas.
3. Kuis. Setelah sekitar satu atau dua periode guru memberikan presentasi
dan siswa sudah melakukan satu atau dua periode praktik tim, para siswa
akan mengerjakan kuis individual.
4. Skor kemajuan individu. Tiap siswa dapat memberikan kontribusi poin
maksimal kepada timnya dalam sistem skor ini.
5. Penghargaan tim. Tim akan mendapatkan sertifikat atau bentuk
penghargaan yang lain apabila skor rata-rata mereka mencapai kriteria
tertentu.
Penerapan cooperative learning tipe STAD dalam pembelajaran TIK secara
garis besar dapat dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Tabel 2. Fase-fase Penerapan Cooperative Learning STAD [10]
Fase Tingkah Laku Guru
Fase 1
Menyampaikan
tujuan dan
memotivasi siswa
Menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada
pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar
Fase 2 Menyajikan
informasi
Menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan
mendemonstrasikan atau lewat bahan bacaan
Fase 3
Mengorganisasikan
siswa ke dalam
kelompok belajar
Menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk
kelompok belajar membantu setiap kelompok agar melakukan
transisi secara efisien
Fase 4 Membimbing
kelompok belajar
Membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka
mengerjakan tugas mereka
Fase 5 Evaluasi
kelompok dan kuis
individu
Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah diajarkan
atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
Fase 6 Memberikan
penghargaan
Mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil
belajar individu kelompok
Pada pembelajaran STAD pemberian skor individu dan keberhasilan
kelompok dapat dilakukan oleh guru dengan tiga cara, yaitu menghitung skor
individu, menghitung skor kelompok dan pemberian hadiah.
Page 13
7
Tabel 3. Perhitungan Perkembangan Skor Individu [9]
No Nilai Tes Skor
Perkembangan
1 Lebih dari 10 poin dibawah skor dasar 0 poin
2 10 sampai 1 poin dibawah skor dasar 10 poin
3 Skor 0 sampai 10 poin di atas skor dasar 20 poin
4 Lebih dari 10 poin di atas skor dasar 30 poin
5 Pekerjaan sempurna (tanpa melihat skor dasar) 30 poin
Penghargaan kelompok adalah pemberian predikat kepada masing-masing
kelompok. Predikat ini diperoleh apabila skor rata-rata siswa mencapai kriteria
pada tabel 4. Menghitung skor kelompok dilakukan dengan cara membuat rata-
rata skor perkembangan anggota kelompok, yaitu dengan menjumlahkan semua
skor kelompok tersebut.
Tabel 4. Perhitungan Perkembangan Skor Kelompok [9]
No Rata-rata Skor Kualifikasi
1 0< N < 5 -
2 6< N < 15 Tim baik (Good Team)
3 16 < N < 20 Tim baik sekali (Great Team)
4 21< N < 30 Tim istimewa (Super Team)
Pada tabel 4, keterangan dari N adalah nilai siswa dengan rata-rata skor
21≤N≤30 termasuk dalam kualifikasi tim istimewa (super team), rata-rata skor
16≤N≤20 termasuk dalam kualifikasi tim baik sekali (great team), rata-rata skor
6≤N≤15 termasuk dalam kualifikasi tim baik (good team) dan rata-rata skor
0≤N≤5 tidak memilik kualifikasi.
Setelah masing-masing kelompok atau tim memperoleh predikat, guru
memberikan penghargaan kepada kelompok terbaik sesuai dengan kriteria yang
ditetapkan guru.
Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian dan minat serta kemampuan siswa sehingga proses belajar
terjadi dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran secara efektif [11]. Media
pembelajaran adalah suatu teknologi pembawa pesan yang dapat digunakan untuk
Page 14
8
keperluan pembelajaran dan merupakan sarana fisik menyampaikan materi
pelajaran [12].
Edmodo adalah sebuah platform pembelajaran sosial untuk guru/dosen,
siswa/mahasiswa maupun untuk orangtua/wali yang dikembangkan sekitar 2007-
2008 oleh Nic Borg dan Jeff O’Hara yang merasakan kebutuhan untuk
berkembang di lingkungan sekolah/kampus untuk mencerminkan bahwa dunia
yang semakin global sehingga perlu keterhubungan [13]. Edmodo adalah platform
media sosial yang sering digambarkan sebagai facebook untuk sekolah dan dapat
berfungsi kebih banyak lagi sesuai dengan kebutuhan. Edmodo merupakan
pembelajaran berbasis Learning Management System (LSM) dengan elemen sosial
menyerupai facebook sehingga guru dan siswa dapat terhubung, berkolaborasi dan
berbagi konten seperti guru dapat mengirim materi, tugas dan kuis kepada siswa
dan siswa dapat mengunduh materi dan mengirimkan tugas. Edmodo memiliki
fitur yang khusus untuk mendukung kegiatan pembelajaran [14]. Fitur edmodo
yang dapat dimanfaatkan oleh guru dan siswa adalah Assigment, File and Links,
Quiz, Polling, Gradebook, Library, Awards Badges, dan Parents Code. Manfaat
fitur edmodo dalam penelitian yaitu guru dan siswa dapat melihat kegiatan-
kegiatan yang akan datang, balasan terhadap notes yang diposkan, alerts dan
pesan pribadi dari guru dan siswa. Untuk guru dapat melihat apakah ada notifikasi
jika ada anggota baru bergabung, guru yang ingin berkoneksi, jika ada tugas
tersedia dalam waktu dua minggu dan menunggu untuk dikerjakan. Siswa juga
dapat melihat notifikasi nilai yang sudah diberikan oleh guru terhadap tugas yang
telah dikerjakan.
Media edmodo digunakan dalam penelitian ini dengan mengikuti kriteria
pemilihan media, yaitu (1) sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, (2) tepat
untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip atau
generalisasi, (3) praktis, luwes, dan bertahan dapat dipergunakan di mana pun,
kapan pun dengan peralatan yang tersedia disekitarnya serta mudah dipindahkan
dan dibawa kemana-mana [15].
Hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam
sikap dan tingkah lakunya [16]. Hasil belajar adalah pernyataan yang menunjukan
Page 15
9
tentang apa yang mungkin dikerjakan siswa sebagai hasil dari kegiatan belajarnya
[17]. Untuk mengukur bukti keberhasilan siswa setelah mengalami proses belajar
digunakan alat penilaian yaitu tes evaluasi dengan hasil yang dinyatakan dalam
bentuk nilai. Bentuk hasil belajar yang diukur oleh sekolah pada umumnya
berdasarkan Peraturan Pendidikan Nomor 19 tahun 2005 bahwa penilaian hasil
belajar oleh pendidik terdiri atas ulangan harian, ulangan tengah semester,
ulangan akhir semester dan ulangan kenikan kelas [6].
3. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperiment
research dengan menggunakan nonequivalent control group design. Quasi
experimental research merupakan eksperimen semu yang melibatkan penggunaan
kelompok subjek utuh dalam eksperimen yang secara alami sudah terbentuk
dalam kelas [20]. Pada penelitian ini, kelompok eksperimen maupun kelompok
kontrol sama-sama diberikan pretest dan posttest. Penelitian ini menggunakan metode
kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan
statistik [21].
Penelitian ini dilakukan di SMK Tarunatama Getasan dengan mengambil
kelas TKJ A sebagai kelas eksperimen dengan jumlah siswa sebanyak 28 siswa
dan kelas TKJ B sebagai kelas kontrol dengan jumlah siswa sebanyak 26 siswa.
Pengambilan sampel dilakukan cara cluster random sampling. Teknik ini dipilih
karena peserta didik berada pada tingkat yang sama yaitu kelas XI, semester yang
sama dan diajar dengan kurikulum yang sama oleh guru yang sama pula. Sampel
dari penelitian ini adalah siswa kelas XIA sebagai kelompok eksperimen yang
akan diberikan treatment atau perlakuan dengan penerapan STAD kolaborasi
edmodo. Sedangkan kelompok kontrol adalah siswa kelas XIB yang tidak
mendapat perlakuan.
Pengumpulan data penelitian menggunakan metode observasi, tes dan angket.
Observasi dilakukan untuk menemukan data dan informasi dengan pengamatan
mengetahui secara keseluruhan kegiatan proses pembelajaran. Sedangkan tes
dijadikan acuan untuk mengetahui hasil belajar siswa. Angket digunakan untuk
Page 16
10
mengetahui pendapat siswa setelah diberikan perlakuan STAD kolaborasi edmodo.
Pada penelitian ini angket digunakan untuk memberi informasi tambahan dalam
mengukur keberhasilan pemberian perlakuan.
Tabel 5 berikut menunjukan aspek-aspek yang diamati dalam observasi
sebelum pemberian perlakuan disertai dengan hasil pengamatan.
Tabel 5. Hasil Observasi Secara Keseluruhan
Aspek yang
diamati Keterangan
Model-model
mengajar guru
Model mengajar guru terkesan santai dan terkendali. Cara mengajar guru tegas,
namun disisi lain juga interaktif mengajak siswa bercanda. Pelaksanaan
pembelajaran dilakukan di kelas, jika ada kelas praktikum siswa diarahkan ke
ruang laboratorium. Pembelajaran diawali dengan penjelasan materi yang
kemudian dilanjutkan dengan penugasan latihan soal. Metode yag digunakan
adalah metode ceramah. Dalam penugasan tugas praktik siswa diberikan soal
berupa lembaran soal. Namun saat proses pembelajaran berlangsung ada beberapa
siswa yang tidak memperhatikan guru. Mereka mendengarkan musik video,
bermain game, atau membaca artikel yang mereka anggap lebih menarik.
Ketika pelajaran telah usai, hal yang diterapkan oleh guru adalah ketertiban,
keteraturan, kedisiplinan, kerajinan, dan kerapian. Buktinya adalah dengan
menginstruksikan siswa mematikan komputer, kemudian mengembalikan kursi
ketempat semula dan merapikannya.
Kondisi siswa
Ketika masuk dalam laboratorium biasanya siswa cenderung ribut dan langsung
menyalakan komputer untuk memainkan game, mendengarkan musik video, atau
mencari artikel yang mereka anggap menarik (contoh : berita terbaru artis idola),
tapi hal ini dapat dikendalikan guru ketika mulai menjelaskan materi. Siswa
diinstruksikan untuk meminimize atau menutup hal-hal yang tidak berkaitan
dengan materi pembelajaran, namun ketika tugas diberikan guru keributan dan
penyalahgunaan fasilitas pembelajaran kembali terjadi. Bahkan karena asik
bermain game seorang siswa pandai tidak menggubris pertanyaan dan ajakan
diskusi dari siswa yang kurang pandai.
Pada proses pembelajaran guru memberikan pertanyaan yang dapat merangsang
pengetahuan siswa terhadap materi, biasanya siswa yang mampu menjawab
pertanyaan tersebut diberikan nilai tambahan dengan memberikan tanda plus (+)
pada daftar nilai. Berdasarkan daftar nilai yang dimiliki guru nilai tambahan
kebanyakan diperoleh tiga siswa pandai yang memiliki nilai rata-rata tertinggi
pada kelas tersebut.
Lingkungan fisik
sekolah
Dari hasil pengamatan lingkungan SMK Tarunatama Getasan, lingkungan fisiknya
tergolong cukup baik. Hal tersebut dilihat dari kondisi bangunan yang masih
berdiri kokoh, lokasi yang dapat dijangkau serta kondusif untuk melakukan
pembelajaran.
Perlengkapan
ruang belajar
Sekolah memiliki dua laboratorium komputer yang masing-masing dilengkapi
pendingin ruangan dan LCD projector. Perlengkapan tersebut disediakan untuk
menciptakan suasana nyaman ketika pembelajaran berlangsung, selain itu juga
memudahkan pengajar untuk menyampaikan materi. Jumlah PC persiswa 26 meja
komputer.
Perangkat
administrasi
Perangkat administrasi pembelajaran mulai dari silabus, prota, promes, RPP,
daftar hadir, daftar nilai, soal-soal latihan, serta soal ulangan. Selain itu terdapat
program kerja ekstrakulukuler untuk pembelajaran kelas XI. Administrasi kelas
membantu guru dalam proses pembelajaran.
Perangkat
kurikulum
Kurikulum memiliki peranan dalam perencanaan kalender akademik. Agenda
pembelajaran mulai dari tes tengah semester, tes semester, tes kenaikan kelas, try
out, libur menjadi tugas anggota kurikulum. Kurikulum bertugas untuk mengawasi
kinerja sekolah sesuai dengan tata tertib yang telah diberlakukan
Page 17
11
Dalam observasi tersebut pengamatan terhadap tempat, aktivitas dan pelaku
yang terlibat dalam penelitian ini penting dilakukan karena untuk mengumpulkan
informasi-informasi yang berkaitan dalam penelitian seperti ruang dalam aspek
fisik sekolah, semua orang yang terlibat dalam situasi sosial yaitu kepala sekolah,
staff, guru dan siswa serta seperangkat kegiatan yang dilakukan.
Dalam penelitian ini, digunakan untuk melihat kemampuan siswa sebelum
diberikan perlakuan dan sesudah diberikan perlakuan. Instrumen tes yang dipakai
adalah pretest dan posttest dengan soal yang sama, hanya dibedakan pada
penomoran soal.
Tabel 6. Kisi-kisi Soal Tes
Indikator Nomor Soal Dapat menjelaskan sistem bilangan komputer 1, 2, 8, 10 Dapat mendeskripsikan sistem bilangan dalam
komputer
3
Dapat menuliskan sistem bilangan desimal, biner,
oktal dan heksadesimal
5, 4, 7, 9, 6
Dapat menjelaskan cara mengkonversi bilangan
pada sistem komputer
11,12,13,1,4,15
Untuk mendapatkan informasi tambahan mengenai pemberian perlakuan,
kepada responden diberikan sepuluh pertanyaan dalam angket untuk mengetahui
tanggapan siswa mengenai pembelajaran yang telah dilakukan. Pertanyaan
disusun berdasarkan unsur-unsur pembelajaran kooperatif yaitu saling
ketergantungan positif, tanggung jawab perorangan, tatap muka dan kemampuan
berkomunikasi seperti nampak pada tabel 7 [18].
Tabel 7. Indikator Angket Untuk Mengetahui Respon Siswa Terhadap Perlakuan
[18]
Prinsip-prinsip
Pembelajaran
Kooperatif [5]
Indikator Nomor
Pertanyaan
Skor
1 2 3 4
Saling
ketergantungan
positif
1. Siswa senang dengan pembelajaran karena
penggunaan media dan model pebelajaran
membuat siswa tertarik dan suasana
pembelajaran menyenangkan
2. Siswa aktif dan saling menghargai
pendapat siswa lain
1, 2, 3, 4
Page 18
12
Prosedur ini dirancang untuk mengetahui apakah STAD kolaborasi edmodo
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Gambar 1 dibawah ini merupakan
prosedur penelitian yang dilakukan selama 4 minggu. Dalam gambar 1 dijelaskan
tahap-tahap saat melakukan penelitian dari awal observasi sampai dengan
penarikan kesimpulan penelitian.
Gambar 1. Tahapan Penelitian
Tanggung jawab
perorangan
3. Siswa menguasai konsep materi pembelajaran
4. Siswa semakin akrab dengan guru dan sesama
siswa
5, 6, 7, 8
Tatap muka 5. Siswa dapat mengerjakan tugas 9
Kemampuan
berkomunikasi
6. Siswa bertanya dan mengemukakan pendapat 10, 11
Page 19
13
Adapun rancangan prosedur ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Proses penelitian diawali dengan mengidentifikasi masalah dan menentukan
tujuan penelitian.
2. Kajian pustaka untuk mencari solusi yang tepat dalam menyelesaikan masalah
yang telah ditemukan.
3. Menyusun perlengkapan penelitian mulai dari instrumen penelitian sampai
bahan ajar penelitian dan melakukan uji-coba dan perbaikan soal tes.
Kemudian mendesain edmodo untuk interaksi antara guru ke siswa dan siswa
ke guru.
4. Memberikan pretest untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum
diberikan perlakuan.
5. Proses pembelajaran dikelas eksperimen diberi perlakuan dengan
menggunakan edmodo berkolaborasi STAD dan di kelas kontrol dengan
pembelajaran konvensional.
6. Pemberian posttest untuk mengetahui hasil belajar sedangkan angket untuk
mengetahui tanggapan siswa setelah treatment.
7. Pengolahan data dan analisis hasil penelitian untuk mengetahui tanggapan dan
kelayakan media pembelajaran selama digunakan dalam proses pembelajaran.
8. Pembahasan hasil penelitian dan penarikan kesimpulan untuk mengetahui
apakah penelitian ini dapat tercapai dengan baik atau tidak.
Pengumpulan kebutuhan dilakukan untuk menyiapkan bahan ajar yang akan
dimasukan ke dalam edmodo yaitu materi tentang Sistem Komputer. Dalam tahap
pengumpulan kebutuhan, terlebih dahulu berkonsultasi bersama dengan guru
pengampu mata pelajaran dalam mempersiapkan kebutuhan-kebutuhan yang
diperlukan seperti silabus dan RPP. Guru memberikan silabus untuk
dikembangkan ke dalam RPP. Karena tidak ada buku pegangan guru maka materi
ajar didapatkan melalui internet dan menyusun materi sesuai silabus yang sudah
diberikan guru. Materi yang sudah disusun sesuai silabus diunggah ke edmodo
untuk dibagikan kepada siswa dalam group edmodo, sehingga siswa memiliki
materi ajar sebelum pelajaran dilakukan di dalam kelas. Pada tahap perancangan,
Page 20
14
edmodo didesain terlebih dahulu sebelum digunakan dalam penelitian. Sebelum
pembelajaran, guru maupun siswa membuat akun edmodo melalui website
www.edmodo.com. Guru mendaftar sebagai “I’m Teacher” sedangkan siswa
mendaftar dengan “I’m Student”. Setelah itu, guru membuat group khusus dan
diberi nama Teknik Komputer dan Jaringan. Melalui group khusus ini, siswa
diminta untuk join dengan group code “eqdz9x” yang sudah dibuat guru. Siswa
yang sudah terdaftar sebagai anggota group dapat merubah setting akun,
memposting dan berinteraksi dalam group tersebut. Proses terakhir adalah
melakukan evaluasi pada media pembelajaran yang telah dibuat. Apabila ada
siswa yang lupa password, mereka diminta untuk membuat akun edmodo baru dan
join kembali dengan group code yang sudah ada. Pada tabel dapat dilihat RPP
guru untuk melaksanakan proses pembelajaran di kelas pada pertemuan pertama
sampai pertemuan keempat.
Tabel 8. Perbandingan Pembelajaran Eksperimen dan Kontrol
Eksperimen Kontrol
Kegiatan Awal
Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
Kegiatan Awal
Menyampaikan tujuan pembelajaran
Kegiatan inti
Menyajikan informasi dalam bentuk materi
ajar, mengorganisasikan siswa ke dalam
kelompok belajar, membimbing kelompok
belajar dan evaluasi kelompok dengan
memberikan kuis individu
Kegiatan inti
Menyajikan informasi dalam bentuk materi
ajar, memberikan pertanyaan dan siswa
menjawab, memberikan tugas kepada siswa
dan mengawasi proses pembelajaran
Kegiatan Akhir
Memberikan penghargaan kepada kelompok
terbaik dan menarik kesimpulan tentang
materi sistem komputer
Kegiatan Akhir
Menarik kesimpulan tentang materi sistem
komputer
7. Hasil dan Pembahasan
Hasil rata-rata pretest dan posttest pada kelas kontrol (XI TKJ B) dan kelas
eksperimen (XI TKJ A) dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Page 21
15
Tabel 9. Rata-rata pretest dan posttest
Kelas Pretest Posttest
Kontrol 46,92 76,38
Eksperimen 46,21 83,32
Perbedaan rata-rata pretest dan posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat
dilihat pada grafik dibawah ini:
Gambar 2. Grafik Rata-rata Pretest-Posttest
Pada gambar 2 menunjukan bahwa rata-rata hasil belajar di kelas
eksperimen naik 36,11% dari rata-rata pretest 46,21 menjadi rata-rata posttest
83,32. Sedangkan pada kelas kontrol juga mengalami peningkatan 29,46% dari
rata-rata hasil pretest 46,92. Bila dilihat dari rata-rata hasil posttest, nilai kelas
eksperimen 83,32 lebih tinggi daripada kelas kontrol 76,38. Selisih nilai 6,94
menunjukan perbedaan hasil yang terjadi setelah menerima perlakuan atau
treatment.
Penelitian pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan sebanyak 4
kali pertemuan. Materi yang diajarkan adalah Sistem Komputer dengan topik
Sistem Bilangan Pada Komputer. Sebelum melakukan proses pembelajaran,
dibuatlah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagai pedoman guru dalam
melaksanakan proses pembelajran.
Pada tahapan penelitian terdapat perbedaaan penyampaian materi dalam
proses pembelajaran antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pada
kelompok eksperimen, proses pembelajaran berdasarkan tahapan-tahapan STAD.
Page 22
16
Tabel 10. Langkah-langkah penerapan pembelajaran STAD yang dikolaborasikan dengan
fitur-fitur edmodo kelas eksperimen
Langkah-langkah
STAD
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Fitur
edmodo
yang
digunakan
1. Menyampaikan
tujuan dan
memotivasi
siswa
Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai
pada pelajaran sistem komputer dan
memotivasi siswa belajar
Siswa memperhatikan
penjelasan mengenai
tujuan pembelajaran
2. Menyajikan
materi
Guru menyajikan informasi kepada
siswa dengan menyampaikan materi
sistem komputer. Melalui Library,
guru dapat mengunggah bahan ajar,
materi, presentasi, sumber referensi,
gambar video. Pada Library
terdapat File dan Links yang dapat
digunakan guru untuk membagikan
dan mengirim materi tentang sistem
bilangan pada komputer kepada
siswa.
Siswa mengunduh
berbagai file yang telah
dikirimkan oleh guru
dan menyimpan ke
dalam akun edmodo
masing-masing siswa.
Library
File dan
Links
3. Mengorganisasi
kan siswa ke
dalam belajar
kelompok
Guru menjelaskan kepada siswa
bagaimana caranya membentuk
kelompok belajar membantu setiap
kelompok agar melakukan transisi
secara efisien
Siswa membentuk
kelompok, mengunduh
materi tentang sistem
bilangan pada
komputer, menerima
tugas, mengerjakan dan
mengirim tugas kepada
guru melalui edmodo
File dan
Links
4. Membimbing
kelompok
belajar
Guru membimbing kelompok-
kelompok belajar pada saat mereka
mengerjakan tugas mereka. Guru
menggunakan polling untuk
mengetahui tanggapan siswa
mengenai hal tertentu yang
berkenaan dengan pelajaran.
Siswa menanggapi
materi yang telah
disampaikan dan
bertanya tentang materi
yang belum dipahami.
dapat mencari referensi
lain yang berkaitan
dengan materi yang
sudah di unggah oleh
guru.
Polling,
Library
5. Evaluasi
kelompok dan
kuis individu
Guru mengevaluasi hasil belajar
tentang materi sistem komputer
yang telah diajarkan dengan
memberikan kuis. kepada siswa
yang harus dijawab secara individu
Masing-masing
kelompok
mempresentasikan hasil
kerjanya
Assigment
Quiz
6. Memberi
penghargaan
Guru melakukan berbagai cara
menghargai upaya maupun hasil
belajar individu kelompok
Siswa mendapatkan
penghargaan pujian
langsung dari guru.
Dari fitur Award
Badges siswa
memperoleh
penghargaan
Award
Badges
Page 23
17
Sebelum masuk dalam pembelajaran, siswa dikenalkan terlebih dahulu
tentang penggunaan edmodo, pendaftaran dan cara penggunaannya. Setelah siswa
mengerti dan paham tentang edmodo, kemudian siswa diberi tugas individu untuk
mendaftarkan diri masing-masing siswa untuk login edmodo dan bergabung
dalam sebuah group khusus yang tersedia di fitur edmodo. Setelah login dan
memiliki akun edmodo. Kemudian pembelajaran dilakukan dengan memberikan
perlakuan menggunakan model STAD. Dalam pelaksanaan pembelajaran, siswa
mempunyai tanggung jawab untuk memastikan bahwa teman satu kelompok
mereka telah mempelajari dan menguasai materi yang sudah diunggah di edmodo
melalui fitur File dan Links, sebelum materi diajarkan siswa dapat mengakses
materi kapan dan dimana saja sehingga siswa sudah memiliki referensi masing-
masing dalam fitur Library.
Pada saat pembelajaran, materi Sistem Komputer disampaikan oleh guru dan
memberikan kesempatan kepada setiap siswa dan perwakilan kelompok untuk
bertanya berhubungan dengan materi yang diajarkan saat itu. Jika ada siswa yang
malu bertanya langsung saat pembelajaran, siswa juga dapat bertanya seusai
pembelajaran kapan dan dimana pun melalui edmodo pada fitur Polling. Jadi tidak
membatasi siswa belajar dan bertanya kepada guru karena melalui fitur Polling ini
dapat terjalin interaksi antara guru dan siswa serta antar siswa lain.
Setelah materi disampaikan oleh guru, kemudian diberikan tugas kelompok
yang dapat diunduh melalui fitur edmodo File dan Links. Siswa diberikan
kesempatan berdiskusi untuk menyelesaikan tugas yang telah diberikan. Guru
memantau jalannya diskusi kelompok serta membimbing kelompok jika ada yang
mengalami kesulitan dan anggota kelompok yang sudah mengerti dapat
menjelaskan pada kelompok lain. Seusai diskusi, guru menunjuk kelompok untuk
mempresntasikan hasil diskusinya dan mengirimkan hasil diskusi ke edmodo.
Setiap kelompok dengan hasil yang terbaik saat mempresntasikan diberikan
penghargaan berupa pujian langsung kepada siswa.
Tahapan terakhir yaitu siswa diberikan kuis untuk mengetahui kemampuan
siswa dalam memahami materi yang sudah diberikan. Siswa yang dapat
menjawab dengan benar diberikan penghargaan berupa pujian sedangkan melalui
Page 24
18
fitur edmodo penghargaan dapat dilakukan melalui fitur Gradebook. Berdasarkan
pernyataan di atas hasil belajar siswa sangat dipengaruhi oleh bentuk pola
kegiatan yang sebagian besar dimiliki model STAD yang dikolaborasikan dengan
edmodo yaitu: siswa bekerja sama dalam kelompok untuk menguasai materi
pelajaran, tanggung jawab perorangan, partisipasi dan evaluasi.
Pada pembelajaran STAD pemberian skor individu dan keberhasilan
kelompok dapat dilakukan oleh guru dengan tiga cara, yaitu menghitung skor
individu, menghitung skor kelompok, dan pemberian hadiah. Guru memberikan
penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar
dari nilai dasar (awal) ke nilai kuis/tes setelah siswa bekerja dalam kelompok [9].
Cara-cara penentuan nilai penghargaan kepada kelompok dijelaskan sebagai
berikut. Langkah-langkah memberi penghargaan kelompok:
a. Menentukan nilai awal (awal) masing-masing siswa. Nilai dasar (awal)
dapat berupa nilai tes/kuis awal atau menggunakan nilai ulangan
sebelumnya
b. Menentukan nilai tes/kuis yang telah dilaksanakan setelah siswa bekerja
dalam kelompok, misal nilai kuis I, nilai kuis II, atau rata-rata nilai kuis I
dan kuis II kepada setiap siswa, yang kita sebut dengan nilai kuis terkini.
c. Menentukan nilai peningkatan hasil belajar yang besarnya ditentukan
berdasarkan selisih nilai kuis terkini dan nilai dasar (awal) masing-masing
siswa dengan menggunakan kriteria berikut ini.
Tabel 10. Langkah-langkah Menghtung Skor Individu
No Kriteria Nilai
Peningkatan
1 Nilai kuis/tes terkini turun lebih dari 10 poin di bawah nilai
awal
5 Poin
2 Nilai kuis/tes terkini turun 1 sampai dengan 10 poin di bawah
nilai awal
10 Poin
3 Nilai kuis/tes terkini sama dengan nilai awal sampai dengan 10
di atas nilai awal
20 Poin
4 Nilai kuis/tes terkini lebih dari 10 di atas nilai awal 30 Poin
5 Nilai sempurna (tanpa memerhatikan skor dasar) 30 poin
Page 25
19
Penghargaan kelompok diberikan berdasarkan rata-rata nilai peningkatan yang
diperoleh masing-masing kelompok dengan memberikan predikat tim baik, tim
sangat baik dan tim super. Kriteria untuk perkembangan skor kelompok adalah
sebagai berikut.
Tabel 11. Langkah-langkah Menghitung Skor Kelompok
No Rata-rata Skor Kualifikasi
1 0< N < 5 -
2 6< N < 15 Tim baik (Good Team)
3 16 < N < 20 Tim baik sekali (Great Team)
4 21< N < 30 Tim istimewa (Super Team)
Berikut adalah perhitungan perkembangan skor individu dan kelompok.
Tabel 12. Perhitungan Skor Perkembangan Individu Kelompok Kelas Eksperimen
Kelompok Nomor
Siswa
Tes Awal
(Nilai
Dasar)
Nilai
Kuis I
Nilai
Kuis II
Rata-rata
Nilai Kuis
I dan
Rata-rata
Nilai Kuis
II
Nilai
Peningkatan
Nilai
Penghargaan
Kelompok
Kel 1
4 60 80 50 65 20
28 Tim Super
12 80 100 100 100 30
19 60 90 90 90 30
21 60 100 100 100 30
27 70 100 100 100 30
140
Rata-rata =
140:5 = 28
Kel 2 1 65 100 100 100 30
30 Tim Super
7 50 90 100 95 30
8 75 100 100 100 30
9 60 100 100 100 30
22 55 90 100 95 30
28 85 100 100 100 30
180
Rata-rata=
180:6 = 30
Page 26
20
Kel 3 11 50 100 90 95 30
30 Tim Super
14 60 100 100 100 30
15 70 100 100 100 30
17 65 90 100 95 30
24 80 100 100 100 30
26 75 100 90 95 30
180
Rata-rata=
180:6 = 30
Kel 4 2 60 100 100 100 30
30 Tim Super
3 65 100 100 100 30
5 45 80 90 85 30
10 55 90 80 85 30
23 60 100 100 100 30
25 85 100 100 100 30
180
Rata-rata=
180:6 = 30
Kel 5 6 65 90 100 95 30
30 Tim Super
13 55 90 90 90 30
16 60 90 100 95 30
18 75 100 100 100 30
20 60 100 90 95 30
150 Rata-
rata=
150:5=30
Keterangan:
Nilai dasar (awal) = nilai kuis/tes siswa.
Nilai kuis/tes terkini = rata-rata nilai kuis I dan kuis II.
Nilai penghargaan kelompok = rata-rata nilai peningkatan di kelompok.
Dari tabel dapat dilihat keseluruhan anggota pada masing-masing kelompok
mengalami perkembangan hasil belajar yang terlihat dari perbandingan nilai kuis
dengan skor dasar (nilai). Total skor individu pada kuis 1 dan 2 menunjukan rata-
rata total skor sempurna yaitu 30 karena pada setiap pertemuan siswa belajar
dalam kelompok sehingga siswa yang pandai membantu siswa yang kurang
pandai. Melalui belajar kelompok tersebut sehingga ketika diberikan kuis individu
siswa dapat menjawab setiap pertanyaan kuis individu dengan benar. Total skor
kelompok menunjukkan bahwa seluruh tim masuk kategori super team karena
hasil pada keseluruhan kelompok menunjukkan rata-rata total skor 30. Artinya
Page 27
21
setiap anggota kelompok mengalami kenaikan lebih dari 10 poin dari nilai tes nya.
Walaupun kelompok satu tergolong super team, terdapat anggota kelompok
nomor absen empat yang mengalami penurunan nilai 50 pada kuis kedua sehingga
mengakibatkan rata-rata nilai kurang tetapi mengalami peningkatan 5 poin
sehingga mendapatkan skor 20 pada nilai peningkatan. Dalam wawancara, anak
tersebut mengatakan bahwa saat pembelajaran berlangsung kurang
memperhatikan saat penjelasan sehingga mengalami kesulitan pada operasi
bilangan logika. Penghargaan untuk tim dilihat dari perkembangan skor individu
setiap anggota kelompoknya. Kelompok 2 mendapatkan penghargaan
perkembangan individu tertinggi karena setiap anggota mendapatkan nilai 100
pada kuis kedua yaitu nomor absen 1, 7, 8, 9, 22, 28.
Tahap pemberian penghargaan berdasarkan perolehan skor rata-rata yang
dikategorikan menjadi kelompok baik, kelompok hebat dan kelompok super.
Pemberian penghargaan kelompok bertujuan untuk memotivasi siswa agar aktif
selama menyelesaikan tugas-tugas kelompok sehingga didapatkan kelompok yang
kompak. Pemberian penghargaan diberikan berupa pujian langsung kepada
kelompok yang terbaik.
Pencapaian tujuan pembelajaran menggunakan STAD telah tercapai pada
penelitian ini sesuai dengan tujuan pembelajaran kooperatif yaitu meningkatnya
hasil belajar akademik siswa, penerimaan terhadap keragaman dimana siswa dapat
menerima teman-temanya yang mempunyai berbagai macam latar belakang, dan
mengembangkan keterampilan sosial siswa diantaranya aktif bertanya,
menghargai pendapat orang lain, mengungkapkan pendapat dan bekerja dalam
kelompok
Hasil angket menunjukan siswa menganggap perlakuan atau treatment
membantu mereka lebih memahami konsep materi. Saat menggunakan model
STAD kolaborasi edmodo selama proses diskusi siswa pandai mengemukakan
pendapat dan membagikan pengetahuan yang dimiliki sehingga siswa yang
memiliki kemampuan kurang dapat memiliki pemahaman yang setara dengan
siswa yang pandai. Hasilnya siswa kurang dapat mengerjakan tes individu sebaik
siswa pandai. Selain itu kegiatan pembelajaran berlangsung menyenangkan dan
Page 28
22
dapat menarik perhatian siswa dengan saling bertukar ide dalam belajar kelompok
sehingga siswa tertarik untuk belajar memahami konsep materi dan dapat
mengerjakan tugas yang diberikan. Presentase tersebut dapat digambarkan dalam
diagram dibawah ini:
Gambar 3. Presentasi Hasil Jawaban Angket Siswa
Berdasarkan data yang diperoleh dari 28 responden presentase dari setiap
jawaban angket adalah 56% menjawab setuju, 38% sangat setuju, 6% kurang
setuju dan 0% untuk jawaban tidak setuju.
8. Simpulan
Dari proses belajar yang dilakukan pada awal pertemuan sampai dengan
pertemuan keempat dapat disimpulkan bahwa penerapan STAD kolaborasi edmodo
dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Sistem Komputer kelas
XI di SMK Tarunatama Getasan. Dari rerata pretest kelas eksperimen bernilai
46,21 dan kelas kontrol bernilai 46,92. Artinya bahwa kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol memiliki kemampuan yang relatif sama. Peningkatan hasil
belajar siswa kelompok eksperimen dalam pembelajaran yang diberikan
perlakuan lebih besar daripada kelompok kontrol, terlihat dari rerata nilai posttest
kelas eksperimen bernilai 83,32 lebih tinggi dari kelas kontrol yang bernilai
76,38. Selisih nilai 6,94 menunjukkan perbedaan hasil yang terjadi setelah
menerima perlakuan atau treatment. Dari peningkatan rata-rata pada nilai posttest
tersebut nampak bahwa pembelajaran menggunakan STAD kolaborasi edmodo
Page 29
23
berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa. Dari perhitungan angket, siswa
memberikan tanggapan yang positif terhadap treatment atau perlakuan yang
diberikan. Dari 28 responden terdapat 94% yang menunjukan persetujuan
menanggapi mengenai penerapan STAD kolaborasi edmodo. Sementara melalui
STAD selama proses pembelajaran siswa dapat menerima perbedaan individu
yang terlihat dari kerjasama kelompok dan dapat mengembangkan keterampilan
sosial.
9. Daftar Pustaka
[1] Sudjana, Nana, 1989, Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar
Mengajar, Bandung: CV. Sinar Baru
[2] Smaldino, Sharon, Lowther, Debora, dan Russell James, 2011, Instructional
Technology dan Media For Learning (Teknologi Pembelajaran dan Media
Belajar) Edisi kesembilan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group
[3] Wahyuni, Rini, 2013, Perbedaan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan
Model Kooperatif Tipe STAD Berbasis Macromedia Flash dan Pembelajaran
Konvensional pada Materi Pokok Impuls dan Momentum Di SMK Negeri 1
Stabat T.P. 2012/2013
[4] Fathoni. 2011. Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Student Teams
Achievement Division (STAD) Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X SMK
Perindustrian Yogyakarta Tahun Pelajaran 2010/2011. Skripsi
[5] Rusman, 2011, Model-model Pembelajaran: Mengembangkan
Profesionalisme Guru, Jakarta: Rajawali Pers
[6] Depdiknas. 2011. Peraturan Pemerintah tentang Standar Nasional
Pendidikan. Jakarta
[7] Isjoni, 2013, Cooperatif Learning Efektifitas Pembelajaran Berkelompok,
Bandung: Alfabeta
[8] Huda, 2013, Model-model Pengajaran dan Pembelajaran,Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Page 30
24
[9] Slavin, 2011, Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik, Bandung:
Penerbit Nusamedia
[10] Trianto, 2009, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, Jakarta :
Kencana.
[11] Sukiman, 2012, Pengembangan Media Pembelajaran, Yogyakarta:
Pedagogia
[12] Rusman, dkk, 2011, Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan
Komunikasi, Jakarta: Raja Grafindo Persada
[13] Siyamta. 2010. Jejaring Sosial Edmodo untuk pembelajara. Diktat: Modul
[14] Umaroh, Sofia. 2012. Penerapan Project Based Learning Menggunakan
Microblogging Edmodo untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa. Skripsi
UPI : Bandung
[15] Arsyad, 2011, Media Pembelajaran, Jakarta: PT Raja Garfindo Persada
[16] Purwanto, 2008, Evaluasi Hasil Belajar, Surakarta: Pustaka Belajar
[17] Uno, Hamzah B., 2011, Perencanaan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara
[18] Risdiawati, Yania. Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Student Teams Achievement Division (STAD) Untuk Meningkatkan Motivasi
Dan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS 4 SMA Negeri 1 Imogiri
Tahun Ajaran 2011/2012.
[19] Widyantini. 2008. Penerapan Pendekatan kooperatif STAD dalam
Pembelajaran Matematika SMP. Yogyakarta.
[20] Duda, Hilarius. 2010. Pembelajaran Berbasis Praktikum dan Asesmennya
pada konsep sistem ekskersi untuk meningkatkan kemampuan berpikir Kritis
siswa Kelas XI. Jurnal Tesis UPI: Bandung
[21] Sugiyono, 2010, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D, Bandung: Penebit Alfabet