-
i
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) BERBANTUAN
SIMULATOR CISCO IT ESSENTIALS VIRTUAL DESKTOP TERHADAP
HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PERAKITAN
KOMPUTER DI SMK BINA NUSANTARA UNGARAN TAHUN AJARAN
2014/2015
Diajukan Kepada
Fakultas Teknologi Informasi
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer
Peneliti:
Febrian Gultom (702010118)
Frederik Samuel Papilaya, S.Kom.,M.Cs.
Angela Atik Setiyanti, S.Pd.
Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
Mei 2015
-
ii
-
iii
-
iv
-
v
-
vi
-
vii
-
1
Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif tipe TAI (Team
Assisted
Individualization) Berbantuan Simulator Cisco IT Essentials
Virtual Desktop
Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Perakitan
Komputer Di
SMK Bina Nusantara Ungaran Tahun Ajaran 2014/2015
1)
Febrian Gultom, 2)
, Frederik Samuel Papilaya
3)Angela Atik Setyanti
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen SatyaWacana
Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia
Email: 1)
[email protected], 2)
[email protected] 3)
[email protected]
Abstract
This research is aimed to determine the effect of Cooperative
Learning model
type Team Assisted Individualization (TAI) with assisted Cisco
IT Essentials Virtual Desktop simulator on learning outcomes of
students on the subjects of computer
assembly SMK Bina Nusantara Ungaran. This study used a
quasi-experimental research instrument in the form of test and
interviews. The results showed an increase in cognitive
learning outcomes control class and experimental class 85.44
73.67. Completeness
psychomotor learning outcomes in the control class reached an
average of 74.16 and
experimental class is 86.26. Besides the use of the model type
of team assisted individualization cooperative get a positive
response from teachers and students.
Keywords : Team Assisted Individualization , Cisco IT Essentials
Virtual Desktop , learning outcomes.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan
model pembelajaran
kooperatif tipe team assisted individualization (TAI) berbantuan
simulator Cisco IT
Essentials Virtual Desktop terhadap hasil belajar siswa pada
mata pelajaran perakitan
komputer SMK Bina Nusantara Ungaran. Penelitian ini menggunakan
kuasi eksperimen
dengan instrument penelitian berupa tes dan wawancara. Hasil
penelitian menunjukan terjadi
peningkatan hasil belajar kognitif siswa kelas kontrol 73,67 dan
kelas eksperimen 85,44.
Ketuntasan hasil belajar psikomotorik pada kelas kontrol
mencapai rata-rata 74,16
dan kelas eksperimen adalah 86,26. Selain itu penggunaan model
kooperatif tipe team assisted individualization mendapatkan respon
yang positif dari guru dan siswa. Kata kunci : Team assisted
Individualization, Cisco IT Essentials Virtual Desktop,
hasil belajar.
1)
Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Program Studi Pendidikan
Teknik Informatika dan
Komputer, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. 2)
Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen
Satya Wacana Salatiga. 3)
Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen
Satya Wacana Salatiga.
mailto:[email protected]:[email protected]
-
2
1. Pendahuluan
Berdasarkan hasil observasi di SMK Bina Nusantara Ungaran, pada
mata
pelajaran perakitan komputer pembelajaran yang dipakai masih
menggunakan cara
konvensional sehingga banyak siswa yang merasa bosan untuk
mengikuti pelajaran.
Ditambah lagi dengan kurangnya jumlah perangkat PC yang bisa
digunakan untuk
praktik hanya berjumlah 4 buah saja. Dari hasil observasi ini
sudah terlihat bahwa
model serta kekurangan jumlah perangkat komputer menjadi salah
satu hambatan
dalam proses pembelajaran perakitan komputer. Bahkan jika
dibandingkan dengan
kelas X TKJ yang berjumlah 6 kelas dengan rata-rata kelas diisi
dengan 30 siswa
maka jumlah komputer untuk melakukan praktik dapat dikatakan
sangat kurang.
Untuk menutupi kekurangan tersebut terkadang guru menggunakan
pembelajaran
berkelompok, dimana dalam setiap kelompok terdapat tujuh sampai
delapan orang
siswa. Dari hasil pengamatan selama observasi Pada pembelajaran
berkelompok,
kebanyakan siswa tidak mau ikut membantu kelompoknya dalam
proses
pembelajaran. Hal ini mengakibatkan hanya ada beberapa orang
siswa saja yang
mengerti materi pembelajaran yang telah disampaikan oleh guru
sehingga
menyebabkan masih banyak siswa yang hasil belajarnya tidak
tuntas. Dari data
ketuntasan belajar siswa diketahui tingkat ketuntasan siswa pada
mata pelajaran
perakitan komputer tahun ajaran 2013/2014 kelas X TKJ hanya
mencapai rata-rata
68. Untuk mengatasi hal itu, pertimbangan akan penggunaan model
dan teknologi
tentunya dapat menjadi salah satu pilihan yang menarik untuk
dapat diterapkan guna
mengatasi kekurangan yang ditemukan selama observasi.
Salah satu pembelajaran model kooperatif yang sangat menarik
adalah TAI
(Team Assisted Individualization) dalam pembelajaran model TAI
siswa dalam
kelompok yang diacak secara heterogen akan saling membantu satu
sama lain
terhadap teman kelompoknya yang kurang mampu dalam pembelajaran
untuk
mencapai suatu keberhasilan kelompok maupun individu dalam
proses pembelajaran
yang diukur melalu hasil tes diakhir pembelajaran. TAI merupakan
sebuah program
pedagogik yang berusaha mengadaptasikan pembelajaran dengan
perbedaan
individual siswa secara akademik, pengembangan TAI dapat
mendukung praktik-
praktik ruang kelas, seperti pengelompokan siswa, pengelompokan
kemampuan
dalam kelas, pengajaran terprogram, dan pengajaran berbasis
komputer [1].
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa, pokok
permasalahan yang
menjadi dasar dilakukan penelitian ini adalah kurang maksimalnya
pemakaian model
pembelajaran serta terbatasnya jumlah peralatan belajar yang
digunakan, sehingga
menyebabkan rendahnya ketuntasan hasil belajar siswa. Untuk
mengatasi
permasalahan yang ada maka dilakukan penelitian dengan judul
“pengaruh
penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (team
assisted
individualization) berbantuan simulator Cisco IT Essentials
Virtual Desktop terhadap
hasil belajar siswa pada mata pelajaran perakitan komputer di
SMK Bina Nusantara
Ungaran tahun ajaran 2014/2015”.
-
3
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
bagaimana
pengaruh penggunaan model kooperatif tipe team assisted
individualization
berbantuan simulator Cisco IT Essentials Virtual Desktop
terhadap hasil belajar pada
mata pelajaran perakitan komputer pada kelas X TKJ di SMK Bina
Nusantara
Ungaran.
2. Tinjauan Pustaka
Berikut ini beberapa penelitian terdahulu yang relevan. dalam
penelitian Heri
Sutarno yang berjudul “Penerapan Metode Pembelajaran Team
Assisted
Individualization Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada
Mata Pelajaran
Teknologi Informasi dan Komunikasi”. Metode penelitian yang
digunakan dalam
penelitian ini adalah kuasi eksperimen. Sementara desain
penelitian yang digunakan
adalah The Nonequivalent Control Group Design. Dari penelitian
ini menunjukan
bahwa Hasil belajar siswa dengan menggunakan metode pembelajaran
TAI lebih
besar daripada hasil belajar dengan metode konvensional hal
tersebut dapat dilihat
dari peningkatan rata-rata indeks gain sebesar 0,63 pada kelas
eksperimen.
Peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode
pembelajaran TAI
lebih besar daripada peningkatan hasil belajar dengan metode
konvensional. Sikap
siswa positif terhadap pembelajaran Teknologi Informasi dan
Komunikasi dengan
metode TAI. Pada penelitian ini kelas eksperimen diberikan
perlakuan dengan
menggunakan metode team assisted individualization, sedangkan
kelas kontrol
menggunakan metode konvensional ceramah. Sedangkan persamaan
antara penelitian
ini dengan penelitian yang akan dilaksanakan adalah terletak
pada metode
pembelajaran team assisted individualization, dan perbedaannya
terletak pada hasil
belajar yang dicari. Jika pada penelitian terdahulu hanya
memfokuskan pada hasil
belajar kognitif, pada penelitian yang akan dilaksanakan hasil
belajar yang ingin
dicari adalah kognitif dan psikomotorik [2].
Penelitian Ni Made Wiwit Suarnovitarini dengan judul “Penerapan
Model
Pembelajaran Team Assisted Individualization Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar
Teknologi Informasi dan Komunikasi Siswa Kelas XI IS 2 Di SMA
Negeri 1
Sukasada Tahun Ajaran 2011/2012 “.Penelitian ini merupakan
penelitian kelas
(PTK). Penelitian ini mengumpulkan data berupa nilai hasil
belajar siswa yang
meliputi nilai aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek
psikomotor serta respon siswa
terhadap penerapan model pembelajaran TAI dalam proses
pembelajaran TIK. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa Terdapat peningkatan hasil belajar
siswa. Hal ini
terlihat dari ketuntasan klasikal siswa yang diperoleh pada
siklus I sebesar 64,29%,
dan pada siklus II sebesar 82,14%. Hasil belajar ini mengalami
peningkatan sebanyak
17,85%. Jumlah rata-rata respon siswa terhadap penerapan model
pembelajaran TAI
tergolong positif yaitu sebesar 44,96. Peneliti menyimpulkan
bahwa penerapan model
pembelajaran TAI pada mata pelajaran TIK dapat meningkatkan
hasil belajar dan
mendapatkan respon positif dari siswa. Pada penelitian ini
terdapat persamaan pada
model pembelajaran yang akan digunakan pada penelitian
selanjutnya, dimana model
-
4
team assisted individualization diberlakukan pada kelas
eksperimen. Sedangkan
perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian selanjutnya
adalah pada metode
penelitian yang digunakan, dimana pada penelitian ini
menggunakan penelitian
tindakan kelas (PTK) sedangkan pada penelitian yang akan
dilaksanakan
menggunakan kuasi eksperimen [3].
Penelitian M. Wahid Syaifuddin dengan judul “Eksperimentasi
Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Assisted Individualization
(TAI) pada Pokok
Bahasan Relasi Dan Fungsi Ditinjau Dari Kemampuan Awal Siswa”.
Penelitian ini
menggunakan metodologi penelitian eksperimental semu, dengan
sampel seluruh
siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri di Kabupaten Klaten kelas VIII.
Sedangkan
sampel dipilih dengan cara cluster random sampling. Pengumpulan
data dilakukan
dengan cara pemberian tes kemampuan awal siswa dan data prestasi
pelajar. Hasil
penelitian menunjukan bahwa Penggunaan model pembelajaran
kooperatif tipe TAI
menghasilkan prestasi yang lebih baik dibandingkan dengan
pembelajaran
konvensional. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang
akan dilaksanakan
adalah terletak pada model pembelajaran yang digunakan, yaitu
team assisted
individualization. Kemudian perbedaan antara penelitian ini
dengan penelitian yang
akan dilaksanakan adalah terletak pada materi pelajaran dan cara
pengambilan sampel
[4].
Kemudian berikut ini penelitian tentang penggunaan simulator
Cisco IT
Essentials Virtual Desktop sebagai media pembelajaran.
penelitian Singih (2013)
dengan judul “Pengaruh Modul Dan Media Pembelajaran Berbasis
Cisco It Essentials
Virtual Desktop Terhadap Kompetensi Merakit Perangkat Keras
Komputer Di
SMKN 1 Jetis Mojokerto”. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa
modul dan media
pembelajaran berpengaruh terhadap uji kompetensi, dan
mendapatkan respon yang
baik dari siswa. Sebanyak 86,8% respon positif dari siswa
terhadap penggunaan
modul dan 85,6% siswa memberikan respon positif terhadap
penggunaan media
pembelajaran. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang
akan dilaksanakan
adalah pada media yang diggunakan untuk pembelajaran, dan
perbedaannya adalah
adanya pengunaan modul sebagai penunjang pembelajaran [5].
Berdasarkan beberapa penelitian sebelumnya yang membahas
terkait
penggunaan model kooperatif tipe team assisted individualization
dapat disimpulkan
bahwa penggunaan model kooperatif tipe team assisted
individualization dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Dari penelitian sebelumnya
maka akan dilakukan
penelitian penggunaan model kooperatif tipe team assisted
individualization
berbantuan simulator Cisco IT Essentials Virtual Desktop di SMK
Bina Nusantara
Ungaran dengan harapan dapat mengatasi masalah yang menjadi
latar belakang
penelitian ini.
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola
yang
digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran
dikelas atau
pembelajaran dalam tutorial [6]. Pembelajaran kooperatif adalah
kegiatan
pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling
membantu
mengkonstruksi konsep, menyelesaikan permasalahan, atau inkuiri
[7]. Dalam
-
5
kooperatif terdapat lima unsur yang membedakan pembelajaran
kelompok dengan
kooperatif, yaitu: 1) positive interdepence, hubungan timbal
balik yang didasari
adanya kepentingan yang sama atau perasaan diantara anggota
kelompok dimana
keberhasilan seseorang merupakan keberhasilan yang lain pula
atau sebaliknya; 2)
interaction face to face, interaksi yang langsung terjadi antara
siswa tanpa adanya
perantara serta tidak adanya penonjolan kekuatan individu, yang
ada hanya pola
interaksi dan perubahan yang bersifat verbal diantara siswa yang
ditingkatkan oleh
adanya saling hugbungan timbal balik yang bersifat positif
sehingga dapat
mempengaruhi hasil pendidikan dan pengajaran; 3) tanggung jawab
pribadi, dengan
adanya tanggung jawab pribadi mengenai materi pelajaran dalam
anggota kelompok
sehingga siswa termotivasi untuk membantu teman lainnya; 4)
membutuhkan
keluwesan, yaitu menciptakan hubungan antar pribadi,
mengembangkan kemampuan
kelompok, dan memelihara hubungan kerja yang efektif; 5) proses
kelompok, siswa
belajar keterampilan bekerjasama dan berhubungan dalam kelompok
[8].
TAI adalah suatu program yang menggabungkan pembelajaran
kooperatif
dengan pengajaran individual untuk memenuhi kebutuhan dari
berbagai kelas yang
berbeda [9]. Pembelajaran model kooperatif tipe team assisted
individualization
(TAI) memiliki 6 fitur dalam pelaksanaannya, yaitu : 1)
kelompok, guru membentuk
kelompok yang bersifat heterogen baik dari segi kemampuan,
etnis, dan gender; 2)
Ujian penempatan, pemberian tes untuk menempatkan siswa
berdasarkan nilai
tertentu; 3) Materi kurikulum, guru memberikan pelajaran kepada
tiap kelompok.
Tujuannya adalah memperkenalkan konsep utama kepada siswa; 4)
Belajar
kelompok, siswa diberikan tugas secara berkelompok, setiap siswa
mengerjakan tugas
tersebut. Jika mereka mendapatkan kesulitan, siswa didorong
untuk menanyakan
kepada sesama teman sebelum meminta bantuan kepada guru; 5) Skor
kelompok dan
penghargaan kelompok, guru menghitung skor kelompok berdasarkan
satuan yang
berhasil diselesaikan oleh tiap kelompok. Kemudian dibuat
kriteria prestasi
kelompok; 6) Ujian mata pelajaran, guru memberikan tes untuk
melihat tingkat
kemampuan siswa setelah mengikuti pembelajaran [10].
Keunggulan menggunakan model kooperatif team assisted
individualization
adalah : 1) Mengurangi beban guru dalam mengoreksi tugas-tugas
siswa dan dalam
menangani siswa yang lambat; 2) guru masih punya waktu untuk
mendistribusikan
waktunya pada setiap kelas dengan berkurangnya waktu untuk
“corrective
instruction” dan mengoreksi tugas-tugas siswa; 3) Sistem
pemberian rewards pada
tim akan memotivasi kerjasama siswa dalam kelompok untuk bekerja
secara cepat
dan tepat [11] .
Simulator adalah program yang berfungsi untuk menyimulasikan
suatu
peralatan [12]. Keuntungan menggunakan simulator dalam
pembelajaran adalah
sebagai berikut : 1) tugas pembelajaran dapat dibuat jauh lebih
komplek dari keadaan
yang sebenarnya; 2) simulator mengizinkan siswa untuk belajar
dari umpan balik
yang dihasilkan [13].
-
7
Hasil belajar adalah sejumlah pengalaman yang diperoleh siswa
yang
mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik [16]. Hasil
belajar merupakan
hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar
[17]. Hasil belajar adalah
pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian,
sikap-sikap, apresiasi dan
keterampilan. Belajar fakta sederhana maupun
keterampilan-keterampilan teknis yang
bersifat kompleks. Hasil-hasil belajar juga berbeda dalam
kawasan isi, yang meliputi
hasil belajar afektif dan keterampilan-keterampilan sosial,
keterampilan-keterampilan
motorik, dan pengetahuan prosedural [18].
3. Metode Penelitian
Jenis metode penelitian yang dilakukan pada penelitian ini
adalah penelitian
kuasi eksperimen. Sedangkan desain yang digunakan adalah
non-equivalent control
group design, dimana pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
sampel yang
digunakan merupakan sampel yang sudah terbentuk sejak awal
dengan tujuan agar
penelitian menghasilkan data yang lebih beragam. Populasi pada
penelitian ini adalah
SMK Bina Nusantara Ungaran, sedangkan kelas yang menjadi sampel
penelitian
adalah kelas X TKJ 2 sebagai kelas eksperimen dengan 34 siswa
dan kelas X TKJ 4
sebagai kelas kontrol dengan 30 siswa.
Tabel 1. Desain Kelas [19]
Grup Pengukuran
Pre-test
Perlakuan Pengukuran
Posttest
Eksperimen 01 X 02
Kontrol 03 04
Dari tabel diatas, dapat dijelaskan bahwa 01 merupakan tes awal
pada kelas
eksperimen sebelum diberikan treatment dan 02 adalah tes akhir
pada kelas
eksperimen setelah diberikan treatment dengan model kooperatif
tipe team assisted
individualization (TAI). 03 adalah tes awal yang dilakukan pada
kelas kontrol dan 04
adalah tes akhir pada kelas kontrol. Untuk rencana penelitian
dibuat dengan tahapan
untuk memperjelas alur penelitian agar penelitian dapat lebih
terstruktur dengan rapi.
-
8
Gambar 3 tahapan penelitian
Untuk tahap pertama yang dilakukan adalah melakukan observasi
di
lingkungan sekolah dengan cara melihat model pembelajaran yang
diterapkan,
kemudian mengidentifikasi masalah yang terjadi dengan cara
bertanya kepada guru
dan siswa. Dari hasil observasi ditemukan bahwa model
pembelajaran yang
diterapkan masih belum maksimal dan masih kurangnya jumlah
peralatan yang
digunakan pada saat praktik. Jumlah komputer yang dipergunakan
untuk melakukan
praktik sangat kurang, yaitu berjumlah 4 buah. Sedangkan jumlah
siswa pada tiap-
tiap kelas mencapai 30 orang. Hal tersebut mengakibatkan kurang
maksimalnya
proses pembelajaran dan juga kurang maksimalnya hasil belajar
siswa.
Tahap kedua yaitu menentukan model dan media pembelajaran yang
akan
digunakan, kemudian menyusun rencana pembelajaran yaitu membuat
RPP dan
materi ajar. Setelah itu membuat instrumen yang akan digunakan
untuk penilaian.
Berdasarkan permasalahan yang ditemukan disekolah, maka dibuat
desain
pembelajaran. Pada kedua kelas desain pembelajaran yang
digunakan berbeda,
dimana pada kelas kontrol desain pembelajaran yang digunakan
adalah desain
pembelajaran yang sudah diterapkan di sekolah yaitu pembelajaran
konvensional,
sedangkan untuk desain kelas eksperimen menggunakan desain
pembanding dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe team assisted
individualization
(TAI) seperti pada tabel 2.
Observasi
Penentuan model,media,
instrument, dan perangkat
pembelajaran
pelaksanaan
Pengolahan Data dan analisis
serta penulisan laporan
-
9
Tabel 2. Desain pembelajaran kelas eksperimen
Fitur kegiatan
Ujian penempatan
a) Guru menggunakan nilai harian siswa untuk membagi
kelompok
kelompok
a) Guru membentuk kelompok heterogen yang terdiri dari 5-6
orang siswa berdasarkan nilai
ujian penempatan.
Materi kurikulum
a) Guru menjelaskan materi pembelajaran prosedur bongkar
pasang komputer.
b) Menjelaskan cara pemasangan komponen komputer.
c) Guru mendemonstrasikan cara penggunaan simulator CISCO IT
Essentials Virtual Desktop.
Belajar kelompok
a) Guru membagikan tugas kepada setiap kelompok.
b) Siswa mengerjakan tugas kelompok melakukan praktik
bongkar pasang komponen
komputer dengan software Cisco
IT Essentials Virtual desktop.
c) Setiap siswa terlibat dalam kelompok dan saling membantu
menyelesaikan tugasnya.
d) Guru membimbing siswa untuk menyelesaikan tugas kelompok.
Skor kelompok dan penghargaan
kelompok
a) Guru melakukan penilaian kinerja kelompok.
b) Guru bersama siswa memberikan ucapan selamat kepada
kelompok
terbaik.
Ujian mata pelajaran
a) Guru memberikan tes psikomotorik kepada siswa secara
individu.
Pada tahap ketiga adalah pelaksanaan penelitian dengan penerapan
desain
non equivalent control group design. Pada tahap ini kelompok
penelitian dibagi
menjadi dua yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Untuk
kelas eksperimen dan
kelas kontrol, kedua kelas tersebut merupakan kelas yang sudah
terbentuk sejak awal.
Kedua kelas tersebut kemudian diberi pretest untuk mengetahui
kemampuan awal
-
10
siswa tentang prosedur bongkar dan pasang komputer. Setelah
diadakan pretest, kelas
eksperimen diterapkan pembelajaran menggunakan model kooperatif
tipe team
assisted individualization (TAI) dengan bantuan simulator Cisco
IT Essentials Virtual
Desktop dan kelas kontrol dengan menggunakan komputer perakitan
yang telah
disediakan oleh sekolah. Pada proses pembelajaran, materi
prosedur bongkar pasang
komputer diajarkan menggunakan media yang digunakan
masing-masing kelas.
Setelah materi diajarkan pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol, maka dilakukan
posttest untuk mengetahui kemampuan akhir individu dalam
memahami materi yang
diberikan guru pada masing-masing kelas.
Untuk tahap selanjutnya adalah melakukan pengolahan data dan
analisis hasil
penelitian serta penulisan laporan. Teknik pengumpulan data yang
digunakan pada
penelitian ini yaitu tes dan wawancara. Tes merupakan salah satu
alat untuk
melakukan pengukuran, yaitu alat untuk mengumpulkan informasi
karakteristik suatu
objek [20]. Pada penelitian ini tes yang digunakan adalah tes
ranah kognitif dan
psikomotorik. Tes yang digunakan untuk mengukur ranah kognitif
siswa
menggunakan tes pilihan ganda, sedangkan untuk mengukur ranah
psikomotorik
siswa digunakan tes unjuk kerja. Untuk tes pilihan ganda
digunakan untuk
mengetahui sampai sejauh mana kemampuan siswa dalam memahami
prosedur dan
tahapan dalam membongkar dan memasang komponen komputer.
Sedangkan tes
psikomotorik bertujuan untuk mengukur kemampuan siswa dalam
menerapkan
prosedur bongkar dan pasang komputer dengan menggunakan software
Cisco IT
Essentials Virtual Desktop.
Sedangkan teknik wawancara yang digunakan pada penelitian ini
adalah
wawancara non structural dengan tujuan untuk mengetahui respon
guru dan siswa
tentang pembelajaran team assisted individualization. Tabel 3
indikator soal tes
Indikator Jumlah Butir Soal
Memahami fungsi komponen komputer 5
Mengetahui letak komponen komputer 7
Memahami prosedur bongkar pasang
komputer 8
Untuk melakukan penilaian terhadap hasil tes, maka digunakan
rumus pada
persamaan berikut ini:
Skor =
X 100
Keterangan:
B: Butir soal yang dijawab benar
N: Banyaknya butir soal
-
11
Setelah melakukan pengolahan nilai pretest dan posttest, maka
tahap
berikutnya adalah melakukan uji normalitas dengan uji Shapiro
Wilks dan uji
homogenitas. Shapiro-Wilks merupakan uji normalitas untuk sampel
kecil sampai
dengan jumlah 2000 [21]. Jika data berdistribusi normal dan
homogen, maka
dilakukan uji t.
Pada penelitian ini rubrik psikomotorik digunakan untuk menilai
kegiatan
yang berhubungan dengan aspek psikomotorik siswa. Indicator
psikomotorik disusun
menurut Silverius Suke (1991), yaitu : keterampilan motorik,
manipulasi benda-
benda, dan koordinasi neuromuscular [22].
Tabel 4 indikator psikomotorik
indikator aspek kriteria
Keterampilan
motorik
memasang komponen
komputer sesuai pada
posisinya
0. Tidak dilakukan
1. Memasang komponen komputer
sesuai posisi namun tidak secara
keseluruhan
2. Memasang komponen komputer
sesuai pada posisinya secara
keseluruhan
Manipulasi
benda-benda
Kelengkapan dalam
menyusun komponen
komputer
0. Tidak dilakukan
1. Menyusun komponen komputer
tidak secara keseluruhan
2. Menyusun komponen komputer
secara lengkap
Koordinasi
neuromuscular
menghubungkan
komponen komputer
sesuai urutan
0. Tidak dilakukan
1. Menghubungkan komponen
komputer sesuai urutan namun
tidak secara keseluruhan
2. Menghubungkan komponen
komputer sesuai urutan secara
keseluruhan
-
12
4. Hasil dan Pembahasan
Penelitian ini dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan pada
masing-masing
kelas. Pada kelas kontrol dan kelas eksperimen setiap pertemuan
mempunyai alokasi
waktu yang sama yaitu 4x45 menit. Pada kelas kontrol
pembelajaran menggunakan
cara konvensional, sedangkan pada kelas eksperimen menggunakan
model kooperatif
tipe team assisted individualization (TAI) dengan bantuan
aplikasi simulator Cisco IT
Essentials Virtual Desktop. Pada kelas eksperimen kelompok
dibagi berdasarkan
hasil nilai ujian penempatan yang diambil dari nilai ulangan
harian siswa dan
berdasarkan jenis kelamin. Pembagian kelompok dalam kelas
eksperimen dapat
dilihat dari tabel 5.
Tabel 5 desain kelompok kelas eksperimen
Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3
Siswa 6 Siswa 18 Siswi 8
Siswa 15 Siswi 3 Siswi 26
Siswi 22 Siswa 13 Siswa 20
Siswa 10 Siswa 34 Siswa 19
Siswi 28 Siswa 27 Siswi 24
Siswi 11 Siswa 16 Siswa 33
Kelompok 4 Kelompok 5 Kelompok 6
Siswa 1 Siswa 2 Siswi 5
Siswa 4 Siswa 9 Siswa 7
Siswa 14 Siswi 12 Siswa 17
Siswi 21 Siswi 23 Siswa 25
Siswi 30 Siswi 31 Siswi 29
Siswa 32
Pada proses pembentukan kelompok dilakukan oleh peneliti
dengan
menggunakan data hasil ulangan harian siswa. Siswa yang
mempunyai nilai ulangan
harian diatas rata-rata disebar pada tiap-tiap kelompok yang
berbeda dengan tujuan
agar siswa yang hasil belajarnya baik bisa membantu anggota
kelompok lain dalam
proses belajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajar setiap
anggota kelompok.
Pada pertemuan pertama kelas eksperimen tanggal 6 November 2014
jam ke 4
sampai 8 diawali dengan perkenalan diri kepada siswa, setelah
itu guru
menyampaikan tujuan pembelajaran dan model pembelajaran yang
akan diterapkan.
Kemudian guru menyampaikan materi pembelajaran. Setelah
menyampaikan materi
pembelajaran, guru memperkenalkan aplikasi yang akan digunakan
untuk melakukan
praktik pembelajaran yaitu Cisco IT Essentials Virtual Desktop.
Pada proses
pengenalan aplikasi pembelajaran, guru menjelaskan menu-menu
yang terdapat pada
aplikasi serta cara menggunakannya. Setelah itu guru membentuk
kelompok
heterogen berdasarkan nilai ujian penempatan yang diambil dari
nilai ulangan harian
-
13
siswa. Setelah itu guru membagikan tugas kelompok dimana setiap
kelompok
diberikan 1 buah laptop yang sudah dipasang aplikasi Cisco IT
Essentials Virtual
Desktop, kemudian guru menginstruksikan siswa untuk berlatih
menggunakan
aplikasi Cisco IT Essentials Virtual Desktop secara bergantian.
Untuk mengetahui
kesiapan siswa dalam menggunakan aplikasi pembelajaran guru
mempersilahkan
siswa bertanya mengenai hal-hal yang masih membingungkan siswa.
Setelah siswa
dinilai siap menggunakan aplikasi, guru kemudian
menginstruksikan siswa untuk
melakukan simulasi dengan aplikasi Cisco IT Essentials Virtual
Desktop bersama
kelompok. Pada proses belajar kelompok guru bertugas membimbing
dan mengawasi
kegiatan siswa.
Dalam tahap pembelajaran kelompok guru membagikan tugas yang
sama pada
setiap kelompok, yaitu melakukan simulasi pemasangan komponen
komputer dengan
menggunakan simulator Cisco IT Essentials Virtual Desktop. Tiap
tugas kelompok
terdapat perintah untuk memasang komponen power supply,
motherboard, LAN card,
Video card, RAM, dan Central Processing Unit. Pada saat
melakukan simulasi setiap
anggota kelompok diberikan kesempatan untuk melakukan simulasi
pemasangan
komponen komputer dengan menggunakan simulator Cisco IT
Essentials Virtual
Desktop. jika ada anggota kelompok yang mengalami kesulitan,
maka anggota
kelompok yang lainnya wajib membantu agar setiap anggota
kelompok mendapatkan
pengalaman dalam melakukan simulasi pemasangan komponen
komputer. Jika masih
ada kesulitan lagi dan anggota kelompok tidak bisa
menyelesaikannya maka
kelompok dapat menanyakannya pada guru.
Tahap selanjutnya guru melakukan penilaian terhadap kinerja
kelompok.kelompok terbaik dinilai berdasarkan kecepatan dan
ketepatan dalam
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Kemudian guru
beserta siswa
memberikan tepuk tangan sebagai bentuk penghargaan kepada
kelompok terbaik.
Setelah itu guru memberikan tes berupa praktik secara individu
kepada semua siswa.
Pada saat yang bersamaan guru mengawasi kegiatan siswa selama
praktik, dan
kemudian guru pengampu mata pelajaran melakukan penilaian
psikomotorik terhadap
siswa.
Pertemuan kedua kelas eksperimen diadakan pada tanggal 12
November 2014
jam ke 4 sampai 8 dengan alokasi waktu 4x45 menit. Pertemuan
kedua diawali
dengan memberikan salam kepada siswa, Kemudian guru bertanya
mengenai materi
yang telah dipelajarai pada pertemuan sebelumnya. Setelah itu
guru menyampaikan
tujuan pembelajaran, dan materi yang akan dipelajari pada
pertemuan kedua. Setelah
itu guru menyampaikan materi pelajaran untuk pertemuan kedua.
Setelah materi
selesai disampaikan, guru menginstruksikan siswa berkumpul
bersama kelompok
sesuai dengan pertemuan pertama. Kemudian siswa melakukan
simulasi dengan
aplikasi Cisco IT Essentials Virtual Desktop secara bergantian.
Dalam proses praktik
pembongkaran komponen komputer guru melakukan pengawasan
terhadap
kelompok.
-
15
Gambar 4. a) guru memperkenalkan aplikasi yang akan dipergunakan
un tuk
pembelajaran dengan menggunakan proyektor, dengan tujuan agar
siswa dapat
mengenal menu dan cara penggunaan aplikasi Cisco IT Essentials
Virtual Desktop.
b) merupakan proses pembelajaran dengan model kooperatif tipe
team assisted
individualization (TAI), dimana siswa melakukan pembelajaran
bersama kelompok.
c) adalah proses penilaian psikomotorik oleh guru pengampu mata
pelajaran terhadap
masing-masing individu. d) merupakan kegiatan siswa mengerjakan
soal posttest.
Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada penelitian
ini maka
perlu dilihat berdasarkan hasil pretest dan posttest siswa.
Hasil pretest yang diperoleh
siswa merupakan gambaran tentang kemampuan awal siswa baik pada
kelas kontrol
dan kelas eksperimen. Hasil deskriptif kemampuan awal siswa
dapat dilihat dari nilai
rata-rata kelas, standar deviasi, nilai minimum dan maksimum
siswa.
Tabel 6 hasil belajar pretest
Kelas N Mean Standar Deviasi Min Max
Eksperimen 34 61,18 8.354 40 80
Kontrol 30 62,67 7.279 45 80
Dari hasil pretest dapat diketahui bahwa nilai rata-rata siswa
kelas eksperimen
adalah 61.18, dengan standar deviasi 8.354 sedangkan nilai
terendah untuk kelas
eksperimen adalah 40, dan nilai tertinggi mencapai 80. Sedangkan
pada kelas kontrol
nilai terendah adalaha 45, dan nilai tertinggi mencapai 80.
Sedangkan nilai rata-rata
kelas kontrol adalah 62.67, dengan standar deviasi 7.279.
Berdasarkan uji normalitas dan homogenitas pada hasil pretest,
diperoleh
hasil yang menunjukkan bahwa data memiliki sifat berdistribusi
normal dan berasal
dari varian yang homogen. Dari hasil tersebut, maka dilakukan
uji t dengan bantuan
aplikasi pengolahan data statistik. hasil yang diperoleh dari
uji t menunjukan bahwa
kemampuan awal siswa kelas kontrol dan eksperimen relatif sama.
Hasil posttest
dapat dilihat dari tabel berikut :
Tabel 7 hasil belajar posttest
Kelas N Mean Standar
Deviasi Min Max
Eksperimen 34 85.44 6.89 70 95
Kontrol 30 73.67 7.06 60 90
Berdasarkan tabel diatas, nilai rata-rata posttest menunjukan
perbedaan
kemampuan akhir yang cukup berarti. Setelah dilakukan uji
normalitas dan
homogenitas diketahui data posttest mempunyai distribusi yang
normal dan homogen.
Langkah selanjutnya adalah melakukan uji t untuk mengetahui
apakah terdapat
perbedaan yang signifikan atau tidak pada hasil posttest. Pada
uji t yang dilakukan,
diperoleh nilai signifikasi (P) menunjukkan angka sebesar 0.000.
Jika dibandingan
-
16
dengan nilai taraf signifikansi α = 0.05 akan dapat disimpulkan
bahwa signifikansi
lebih kecil dari taraf signifikansi atau 0.000 (P) < 0.05
(α). Uji hipotesis ini
merupakan acuan yang digunakan untuk melakukan penarikan
kesimpulan akhir dari
hasil penelitian ini. Hipotesis yang digunakan yaitu sebagai
berikut:
H0: Hasil belajar siswa yang menggunakan model kooperatif tipe
TAI (team assisted
individualization) berbantuan simulator Cisco IT Essentials
Virtual Desktop tidak
lebih tinggi dibandingkan dengan kelas yang menggunakan
pembelajaran
konvensional.
H1: Hasil belajar siswa yang menggunakan model kooperatif tipe
TAI (team assisted
individualization) berbantuan simulator Cisco IT Essentials
Virtual Desktop lebih
tinggi dibandingkan dengan kelas yang menggunakan pembelajaran
konvensional.
Dasar penarikan kesimpulan yang digunakan berdasarkan hipotesis
penelitian
yaitu jika nilai signifikansi (P) lebih kecil dari taraf
signifikansi (α), maka H0 ditolak.
Jadi berdasarkan hasil uji perbedaan skor rata-rata dan nilai
signifikansi (P), maka
dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang cukup signifikan
antara skor rata-
rata pada nilai posttest antara kelas kontrol dan eksperimen.
Dan hasil uji hipotesis
yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan bahwa, hasil
belajar siswa yang
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe team assisted
individualization
(TAI) berbantuan simulator Cisco IT Essentials Virtual Desktop
lebih tinggi
dibandingkan dengan kelas yang menggunakan pembelajaran
konvensional. Data
hasil psikomotorik dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 8 persentase hasil belajar psikomotorik siswa
Aspek Kontrol Eksperimen
memasang komponen
komputer sesuai pada
posisinya
77,50 87.49
Kelengkapan dalam
menyusun komponen
komputer
70,83 91,17
menghubungkan
komponen komputer
sesuai urutan
74,16 80.13
Rata-rata 74,16 86,26
Pada penilaian aspek satu, yaitu memasang komponen komputer
sesuai pada
posisinya kelas kontrol mendapat nilai rata-rata 77,50. Dari
hasil pengamatan selama
pembelajaran hal ini bisa terjadi disebabkan karena masih adanya
sebagian siswa
yang tidak mau ikut mengerjakan tugas, tetapi lebih memilih
untuk mengabaikannya.
Sedangkan pada kelas eksperimen mencapai nilai rata-rata 87,49.
Dari hasil
-
17
pengamatan saat pembelajaran, pada kelas eksperimen masih ada
siswa yang masih
kurang mengerti dalam menggunakan simulator Cisco IT Essentials
Virtual Desktop.
Pada penilaian aspek dua, yaitu Kelengkapan dalam menyusun
komponen
komputer kelas kontrol mendapatkan nilai rata-rata 70,83 dan
kelas eksperimen
mendapatkan nilai rata-rata 91,17. Dari hasil pengamatan selama
proses
pembelajaran, kebanyakan komputer yang diggunakan untuk
pembelajaran di kelas
kontrol tidak semua komponennya lengkap. Sedangkan pada kelas
eksperimen saat
melakukan praktik dengan simulator Cisco IT Essentials Virtual
Desktop masih ada
sebagian siswa yang tidak menyelesaikan tugas praktinya secara
keseluruhan,
sehingga nilai rata-rata kelas eksperimen mencapai 91.17 atau
lebih tinggi dari kelas
kontrol.
Selanjutnya pada penilaian aspek tiga yaitu, menghubungkan
komponen
komputer sesuai urutan kelas control mendapatkan nilai rata-rata
74.16 dan kelas
eksperimen mendapat nilai 80.13. dari hasil pengamatan selama
proses pembelajaran,
pada kelas kontrol sebagian siswa tidak menghubungkan komponen
komputer sesuai
urutan yang telah diberikan berdasarkan materi pembelajaran.
Sedangkan pada kelas
eksperimen masih ada sebagian siswa yang tidak menghubungkan
komponen
komputer secara keseluruhan. Dari hasil akhir penilaian
diperoleh nilai rata-rata pada
kelas kontrol sebesar 74,16, sedangkan pada kelas eksperimen
mencapai 86,26.
Dari hasil wawancara yang dilakukan kepada guru dan siswa
kelas
eksperimen, pengunaan model kooperatif tipe TAI (team assited
individualization)
berbantuan simulator Cisco IT Essentials Virtual Desktop
mendapat tangapan yang
positif. Dari hasil wawancara guru pengampu mata pelajaran
diperoleh hasil bahwa
dengan menerapkan model kooperatif tipe TAI (team assisted
individualization)
sangat membantu guru dalam mengatur jumlah siswa dikelas, dan
guru lebih mudah
mengawasi kegiatan siswa. Sedangkan penggunaan simulator Cisco
IT Essentials
Virtual Desktop dalam pembelajaran dinilai dapat menghemat biaya
dan waktu
pembelajaran karena dengan menggunakan simulator Cisco IT
Essentials Virtual
Desktop waktu pembelajaran dapat lebih singkat dan praktis.
Sedangkan dari hasil
wawancara dengan siswa diperoleh keterangan bahwa siswa sangat
tertarik
menggunakan simulator Cisco IT Essentials Virtual Desktop karena
lebih praktis, dan
animasi yang ditampilkan cukup mudah untuk dipahami.
Adapun kekurangan pada pelaksanaan penelitian ini adalah
kurang
maksimalnya persiapan siswa untuk melengkapi perangkat laptop
yang akan
digunakan untuk pembelajaran, kemudian ruangan yang digunakan
untuk
pembelajaran kelas eksperimen masih dalam tahap perbaikan.
Selain itu masih
banyak siswa yang belum terbiasa dengan pembelajaran kooperatif
tipe TAI, namun
hal ini hanya terjadi pada pertemuan pertama.
Berdasarkan uraian hasil penelitian, Pada kelas eksperimen nilai
rata-rata
posttest mencapai 85,44 sedangkan pada kelas kontrol mencapai
73,67. dari hasil tes
psikomotorik siswa disimpulkan bahwa kelas eksperimen mempunyai
nilai ranah
psikomotorik yang lebih baik dibandingkan pada kelas kontrol hal
ini dapat dilihat
dari hasil belajar ranah psikomotorik siswa, dimana nilai
rata-rata tiap indikator kelas
-
18
eksperimen jauh lebih baik dari kelas kontrol. Melalui hasil
wawancara siswa dan
guru diperoleh respon yang positif, dimana penggunaan model
kooperatif tipe team
assisted individualization berbantuan simulator Cisco IT
Essentials Virtual Desktop
lebih memudahkan guru dalam mengatur jumlah dan pengawasan siswa
dikelas serta
lebih menghemat waktu pembelajaran. Dan melalui pengolahan data
statisik lebih
lanjut, diperoleh kesimpulan akhir bahwa hasil belajar siswa
yang menggunakan
pembelajaran model kooperatif tipe team assisted
individualization berbantuan
simulator Cisco IT Essentials Virtual Desktop lebih tinggi
dibandingkan dengan kelas
yang menggunakan pembelajaran konvensional.
5. Simpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
penggunaan
model kooperatif tipe TAI (team assisted individualization)
berbantuan simulator
Cisco IT Essentials Virtual Desktop dapat meningkatkan hasil
belajar siswa ranah
kognitif pada mata pelajaran Perakitan Komputer materi prosedur
bongkar pasang
komputer di mana dari hasil posttest kelas eksperimen lebih
tinggi dari kelas kontrol.
penggunaan model kooperatif tipe TAI (team assisted
individualization) berbantuan
simulator Cisco IT Essentials Virtual Desktop berpengaruh
terhadap hasil belajar
ranah psikomotorik siswa, hal ini dapat dilihat dari peningkatan
nilai rata-rata
ketuntasan belajar ranah psikomotorik. Penggunaan model
kooperatif tipe TAI (team
assisted individualization) berbantuan simulator Cisco IT
Essentials Virtual Desktop
dapat membuat kesempatan belajar siswa jadi bertambah
dikarenakan setiap anggota
kelompok diberikan kesempatan yang sama dalam proses belajar.
Kemudian
penggunaan model kooperatif tipe TAI (team assisted
individualization) berbantuan
simulator Cisco IT Essentials Virtual Desktop mendapatkan respon
yang positif baik
dari guru dan siswa.
Saran bagi sekolah adalah model kooperatif tipe team assisted
individualization dapat dipertimbangkan untuk diterapkan dalam
kelas yang mempunyai jumlah siswa
yang banyak. Kemudian simulator Cisco IT Esssentials Virtual
Desktop dapat
dipertimbangkan untuk digunakan sebagai alternatif media
pembelajaran perakitan
komputer bagi SMK Bina Nusantara Ungaran. Saran bagi peneliti
selanjutnya adalah
untuk lebih memperhatikan kegiatan siswa selama belajar bersama
kelompok.
-
19
6. Tinjauan Pustaka
[1] Huda, Miftahul., 2013. Model Model Pengajaran dan
Pembelajaran.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
[2] Sutarno, Heri., 2010. Penerapan Metode Pembelajaran Team
Assisted
Individualization Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada
Mata
Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi. Jurnal. 2010.
UPI
[3] Ni Made Wiwit., 2012. Penerapan Model Pembelajaran Team
Assisted
Individualization Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Teknologi
Informasi dan
Komunikasi Siswa Kelas XI IS 2 Di SMA Negeri 1 Sukasada Tahun
Ajaran
2011/2012. Jurnal. Volume 1, Nomor 4, Agustus 2012.
KARMAPATI
[4] Wahid, Syaifuddin., 2013, Eksperimentasi Model Pembelajaran
Kooperatif
Tipe Teams Assisted Individualization (TAI) Pada Pokok Bahasan
Relasi Dan
Fungsi Ditinjau Dari Kemampuan Awal Siswa. Jurnal . Magistra
83
[5] Sanjaya., 2013, Pengaruh Modul Dan Media Pembelajaran
Berbasis Cisco It
Essentials Virtual Desktop Terhadap Kompetensi Merakit Perangkat
Keras
Komputer Di SMKN 1 Jetis Mojokerto. Jurnal. Universitas Negeri
Surabaya.
[6] Trianto., 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi
Aksara.
[7] Ngalimun.,2012, Strategi dan Model Pembelajaran.
Banjarmasin: Aswaja
Pressindo.
[8] Isjoni., 2013, Cooperative Learning efektivitas pembelajaran
kelompok.
Bandung: Alfabeta.
[9] Sharan, Shlomo., 2012, The Handbook of Cooperative Learning,
Yogyakarta:
Istana Media: cetakan 1.
[10] Sharan Shlomo.,2014, The Handbook Of Cooperative Learning,
Yogyakarta:
Istana Media : cetakan 2.
[11] Alsa, Asmadi., 2011, Pengaruh Metode Belajar Team
Assited
Individualization terhadap Prestasi Belajar Statistika pada
Mahasiswa
Psikologi. Jurnal. Volume 38, nomor 1. Universitas Gadjah
Mada.
[12] Kamus bahasa Indonesia Online,
http://kbbi.web.id/simulator. Diakses tanggal
15 agustus 2014
[13] Joyce dan Weild., 1998. Model Of Teaching. New York:
Needham Heights
-
20
[14]
http://clbtinhoc.dntu.edu.vn/index.php/phan-mem-hoc-rap-may-tinh-it-
essentials-virtual-desktop-cua-cisco/ diakses tanggal 15 agustus
2014.
[15] Siswati., 2013. Perakitan Komputer. Malang: Kementerian
Pendidikan &
Kebudayaan.
[16] Rusman., 2012. Belajar dan pembelajaran berbasis komputer.
Bandung:
Alfabeta
[17] Devi, Utari, 2014, Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI
Berbantuan
Media Peta Konsep Terhadap Hasil Belajar PKN SD, Jurusan PGSD
Volume
2: 2.
[18] Suprijono, Agus, 2010, Cooperative dan Aplikasi PAIKEM,
Yogyakarta:
Pustaka Belajar.
[19] Sugiyono., 2013. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan
Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta. Cetakan
16.
[20] Widoyoko., eko 2012. Teknik Penyusunan Instrumen
Penelitian. Yogyakarta:
Pustaka Belajar.
[21] Pramesti, Getut., 2013 Kupas Tuntas Data Penelitian Dengan
SPSS 12.
Jakarta: Elex Media Komputindo.
[22] Silverius, Suke., 1991. Evaluasi Hasil Belajar Dan Umpan
Balik. Jakarta:
Grasindo.