-
1
Sistem Informasi Geografis Penentuan Lokasi Pembangunan Lembaga
Bimbingan Belajar Berbasi Web dengan Metode Brown Gibson (Study
Kasus Kota Malang).
Yudharma Wibawa 1), Anjik Sukmaaji, S.Kom.,M.Eng 2),
Vicky M Taufik, SE.Ak.,S.Kom 3) 1) Mahasiswa S1 Sistem Informasi
STIKOM Surabaya, 2) Dosen Jurusan Sistem Informasi STIKOM
Surabaya, 3) Dosen Jurusan Sistem Informasi STIKOM Surabaya
e-mail: 1) [email protected], 2) [email protected], 3)
[email protected]
Abstract
In building a tutoring agency needed a surveyor to survey the
location that meets the criteria. By sending a surveyor, will cost
between 100,000 rupiahs to surveys per day to 150,000 rupiahs
depending on the policy of each agency administrator guidance. And
in doing a survey a surveyor may take a week because a manager
requires a minimum of 4 locations that meet the selection criteria
of these managers. This makes the process of finding the location
of the Institute of tutoring is becoming less effective and
efficient. One solution to solve these constraints is using
Geographic Information System application Siting Agency Web-based
Tutoring Method with Brown Gibson. Through the application, a
manager can reduce the cost and time of the survey due to a
Geographic Information System manager will get the information
anywhere existing alternative location in the city of Malang..
Keywords: Determination of the location of tutoring agency, LBB,
Infomrasi Geographical
Systems, Brown Gibson.
Pendahuluan
Seiring dengan
berkembangnya dunia pendidikan,
standarisasi pendidikan terus
ditingkatkan oleh pemerintah, hal
ini dilakukan agar pendidikan di
Indonesia dapat mengejar
ketertinggalan dengan negara
negara lainnya. Dewasa ini dengan
semakin meningkatnya standarisasi
pendidikan terutama di kota
Malang, maka semakin banyak pula
lembaga-lembaga yang
berkonsentrasi untuk membantu
meningkatkan mutu SDM (siswa-
siswi) dengan cara membangun
Lembaga bimbingan belajar di kota
Malang. Akan tetapi pengelola
Lembaga merasa kesulitan untuk
mencari lokasi pembangunan
Lembaga bimbingan belajar karena
tidak adanya informasi yang
menyediakan lokasi-lokasi baru di
-
2
kota Malang, yaitu informasi
tentang lokasi yang tepat untuk
pembangunan Lembaga bimbingan
belajar, sehingga pengelola
Lembaga tersebut menugaskan
seorang surveyor untuk survey
langsung ke lapangan mencari
lokasi kosong yang sesuai dengan
harapan pengelola. Sedangkan biaya
yang dibutuhkan untuk survey lokasi
pembangunan Lembaga bimbingan
belajar ini terinci satu harinya
mencapai 135.000 rupiah
(Primagama), 150.000 rupiah (SSC),
100.000 rupiah (Ganesha) dan untuk
survey lokasi tersebut dibutuhkan
minimal satu minggu karena
seorang pengelola membutuhkan
minimal 4 pilihan lokasi yang
memenuhi kriteria agar lokasi ajuan
tersebut di ACC.
Untuk memilih sebuah lokasi
pembangunan Lembaga bimbingan
belajar, dibutuhkan faktor-faktor
dan kriteria pada lokasi yang akan
dibangun tersebut. Penentuan faktor
dan kriteria dalam pemilihan
pembangunan Lembaga bimbingan
belajar ini sudah dilakukan
wawancara dengan beberapa
pengelola Lembaga bimbingan
belajar di beberapa daerah di
Malang dan Surabaya. Dengan
dilakukan wawancara tersebut maka
didapatkanlah faktor pertimbangan
untuk membangun sebuah Lembaga
bimbingan belajar adalah letak dan
jarak yang dekat dengan sekolahan
khususnya Sekolah Negeri, jumlah
angkot yang lewat, letak kompetitor,
lokasi yang dekat dengan
perumahan penduduk. Data yang
didapatkan berupa peta kota
Malang, data lokasi Lembaga
Bimbingan Belajar di kota Malang,
data sekolah negeri SD-SMA negeri
di kota Malang, data jumlah
angkutan umum yang lewat per
-
3
jamnya, dan data perumahan yang
ada di kota Malang.
Pemilihan faktor dan kriteria
untuk membangun sebuah Lembaga
bimbingan belajar ini dapat diterapkan
dalam metode Brown Gibson. Dengan
metode Brown Gibson ini pengelola
lembaga dapat dibantu untuk mencari
lokasi pembangunan yang berpotensi
dengan adanya Decision Support System
yaitu penentuan faktor, kriteria serta
ranking prioritas. Faktor-faktor yang
telah disebutkan diataslah yang nantinya
akan dimasukkan kedalam sistem ini
menjadi faktor pemilihan dalam
pembangunan Lembaga Bimbingan
Belajar. Penentuan faktor, kriteria serta
ranking prioritas ini dapat
mempengaruhi hasil rekomendasi lokasi
yang baru untuk user nantinya. Selain
itu aplikasi ini juga disajikan dalam
bentuk web sehingga lembaga dapat
mengakses halaman ini kapan dan
dimana saja dengan mudah untuk
mendapatkan informasi mengenai
tempat yang berpotensi untuk
pembangunan lokasi baru dengan
mudah. Untuk mengatasi permasalahan
tersebut maka dibuatlah tugas akhir ini
yang berjudul SISTEM INFORMASI
GEOGRAFIS PENENTUAN LOKASI
PEMBANGUNAN LEMBAGA
BIMBINGAN BELAJAR BERBASIS
WEB DENGAN METODE BROWN
GIBSON.
METODE
Sistem Informasi Geografis
Sistem Informasi Geografis (SIG)
adalah sistem komputer yang
mempunyai kemampuan pemasukan,
pengambilan, analisis data dan tampilan
data geografis yang sangat berguna bagi
pengambilan keputusan. Sistem
Informasi Geografis dirancang untuk
secara efisien memasukkan,
menyimpan, memperbaharui,
memanipulasi, menganalisa dan
menyajikan semua jenis informasi yang
berorientasi geografis (ESRI, 1990).
Brown Gibson
Metode Brown Gibson
dikembangkan oleh P. Brown dan D.
Gibson pada tahun 1972. Metode ini
digunakan untuk menganalisa alternatif
lokasi yang dikembangkan berdasarkan
konsep Preference Of Measurement
yang mengkombinasikan faktor
subjektif dan objektif. Metode Brown
Gibson biasa digunakan untuk
pengambilan keputusan yang memiliki
multi atribut (Ammarapala dan Luxhoj,
2000).
-
4
PHP
PHP merupakan bahasa berbentuk
script yang disertakan dalam dokumen
HTML, bekerja di sisi server sehingga
script-nya tak tampak di sisi client. PHP
dirancang untuk dapat bekerja sama
dengan database server dan dibuat
sedemikian rupa sehingga pembuatan
dokumen HTML yang dapat mengakses
database menjadi begitu mudah atau
secara umum dokumen yang dihasilkan
adalah dokumen WEB Dinamis.
PEMBAHASAN
Gambaran Umum Sistem
Gambar 1. Gambaran Umum Sistem Informasi Geografis Penentuan
Lokasi
Pembangunan Lembaga Bimbingan Belajar Berbasi Web dengan Metode
Brown
Gibson
Seorang pengelola nantinya harus
mengakses web penentuan lokasi LBB
dengan metode Brown Gibson ini untuk
mendapatkan saran lokasi dari Sistem,
tentunya dengan perhitungan Metode
Brown Gibson. Setelah Pengelola
tersebut menginputkan kebutuhan
prioritas kriteria pada sistem yang
penulis bangun ini, nantinya sistem
akan menampilkan saran lokasi
Alternatif mulai dari yang sangat
disarankan dan tidak disarankan.
Setelah sistem menampilkan saran
lokasi Alternatif yang sesuai dengan
-
5
inputan kriteria pengelola, maka
pengelola tersebut hanya perlu langsung
menugaskan seorang surveyor untuk
melakukan survey ke lokasi yang
menjadi saran utama dari sistem agar
biaya dan waktu survey dapat
diminimalkan.
Setelah seorang surveyor ini
melakukan survey dan capture lokasi
maka selanjutnya adalah kebijakan dari
pengelola itu sendiri untuk menerima
atau tidaknya saran lokasi dari sistem
yang penulis bangun ini. Jika saran
lokasi pertama tidak disetujui oleh
pengelola, maka pengelola tersebut
masih bisa dapat memilih saran lokasi
kedua, ketiga dan seterusnya sesuai
dengan saran dari sistem.
System Flow Penentuan Lokasi LBB
dengan metode Brown Gibson
Document Flow Penentuan Lokasi LBB baru
SurveyorManager
Mulai
Akses Web Penentuan lokasi
LBB dengan Metode Brown Gibson
Web Penentuan lokasi LBB dengan
metode Brown gibson
Lokasi alternatif
Printing Map
Print Map
Print Map
Survey lokasi
Capture Lokasi
Selesai
Foto lokasi
Foto lokasi
Setuju?
ya
tdk
Input Prioritas kriteria (faktor objektif dan
subjektif)
Temp
Gambar 3. System Flow Penentuan Lokasi LBB dengan metode Brown
Gibson
-
6
Penjelasan Gambar 3 : Gambar 3 menjelaskan
bagaimana alur proses dari sistem yang
penulis rancang. Pada sistem yang
penulis rancang ini terdapat 2 entitas
yang sama dengan sistem lama yaitu
manajer dan surveyor. Proses yang
pertama dilakukan adalah seorang
manajer mengakses web penentuan
lokasi LBB dengan metode Brown
Gibson yang penulis bangun, yang
kemudian manajer tersebut melakukan
input prioritas kriteria pilihannya agar
sistem ini dapat melakukan perhitungan
dari prioritas kriteria yang diinputkan
manajer. Sistem akan menampilkan data
lokasi yang disarankan dari yang terbaik
nomor satu sampai lokasi yang berada
diurutan paling bawah untuk
pembangunan LBB nantinya. Data
lokasi alternatif yang ditampilkan
diambil sistem dari database alternatif
dan temp. Setelah lokasi ditampilkan
manajer hanya tinggal melakukan
printing map dari lokasi yang
disarankan oleh sistem yang nantinya
akan diberikan pada surveyor. Hasil dari
print map tadi akan diserahkan pada
seorang surveyor yang nantinya
melakukan survey ke lokasi yang
manajer inginkan tersebut. Setelah
sampai pada lokasi yang sesuai dengan
print map dari manajer seorang
surveyor tinggal melakukan foto lokasi
dan menyerahkan foto tersebut pada
manajer lagi untuk disetujui atau
tidaknya. Jika manajer tersebut tidak
setuju dengan lokasi yang sistem
sarankan maka proses kembali pada
display lokasi alternatif lain yang
disarankan sistem dan menuju proses
surveyor melakukan survey lagi. Tetapi
jika manajer setuju pada lokasi pertama
yang sistem sarankan maka proses
selesai.
-
7
Data Flow Diagram (Context
Diagram)
Data lokasi alternatif
Data Kriteria
Informasi data lokasi pembangunan
Informasi Kriteria permintaan
Informasi kriteria pembangunanInformasi kriteria permintaan
User
Data update
Data input
1
Sistem Informasi Geografis Penentuan Lokasi LBB
+
Admin
User
Gambar 4. Data Flow Diagram (Context Diagram)
Penjelasan Gambar 4 :
Gambar 4 menunjukkan sistem
ini memiliki 2 entitas yaitu User dan
Admin. Peran admin disini adalah
memberikan data input dan update yang
dibutuhkan sistem ini seperti halnya
data lokasi LBB yang sudah ada di kota
Malang, data lokasi alternatif yang
disarankan untuk pembangunan beserta
jumlah investasinya, data lokasi SD,
SMP dan SMA Negeri yang ada dikota
Malang, data trayek dan data
perumahan. Tugas Admin yang kedua
adalah input kriteria yang dibutuhkan
sistem menentukan lokasi pembangunan
LBB.
Sedangkan User disini hanya
dapat melakukan input data lokasi
alternatif saja tanpa bisa melakukan
update data. User akan mendapatkan
informasi kriteria agar user dapat
menginputkan kriteria apa saja yang
dibutuhkan untuk membangun LBB.
User akan memberikan umpan balik
-
8
pada sistem berupa inputan kriteria
yang diinginkan kemudian sistem akan
memberikan umpan balik lokasi
alternatif yang memenuhi kriteria
inputan User. Proses terakhir admin
mendapat umpan balik dari sistem
berupa informasi kriteria permintaan
User.
Data Flow Diagram (Level 1)
Data lokasi alternatif
Flow_75
Flow_74Flow_73
Flow_72
Data Kriteria
Data Kriteria
Flow_41Flow_39
Flow_23
Informasi Kriteria permintaan
Informasi data lokasi pembangunan
Informasi kriteria pembangunan
Informasi kriteria permintaan User
Data Peta
Data update
Data input
AdminAdminAdminAdmin
User
UserUser
1
Input dan update Data
2
Proses Penentuan Lokasi
1 Lokasi Alternatif
4 Lokasi LBB
5 Login
6 SD
7 SMP
8 SMA
User
Gambar 5. Data Flow Diagram (Level 1)
-
9
Penjelasan Gambar 5 :
Gambar 5 menunjukkan Data
Flow Diagram (Level 1) Sistem
penentuan lokasi LBB. Pada Data Flow
Diagram (Level 1) ini terdapat 2 proses
yaitu proses input dan update data serta
Proses Penentuan lokasi. Yang berhak
melakukan proses input dan update data
disini hanya Admin saja sedangkan user
hanya dapat melakukan input data
lokasi alternatif saja. Proses input data
disini tersedia 6 database yaitu database
User, SD, SMP, SMA, LBB dan
database alternatif. Sedangkan untuk
proses update hanya bisa dilakukan
pada database LBB, database alternatif
dan database User. Proses yang kedua
adalah proses penentuan lokasi yang
hanya terhubung dengan database
Alternatif karena dalam proses
penentuan lokasi disini user hanya
membutuhkan informasi dari lokasi
alternatif yang diberikan sistem saja.
Flowchart admin (input dan update
data)
Mulai
Input/update? Update
Data Peta
Selesai
Input
Logout
Menu web
admin
Input Update data
Gambar 6. Flowchart untuk seorang
admin (input update data)
Penjelasan Gambar 6 :
Gambar 6 menjelaskan proses
yang terjadi ketika seorang admin akan
melakukan proses input atau update
data. Proses yang pertama kali seorang
admin lakukan adalah masuk dalam
menu web dan melakukan decision
input atau update data. Jika admin
melakukan input maka sistem akan
mengeluarkan output data peta yang
telah di input sedangkan jika admin
melakukan proses update maka sistem
juga akan memberikan output berupa
data peta yang telah diupdate.
-
10
Setelah proses input atau proses update
selesai maka admin akan melakukan
logout untuk keluar dari sistem. Setelah
proses logout maka jalannya proses
input dan update ini berakhir.
Flowchart Sistem Penentuan lokasi
LBB dengan Metode Brown Gibson
Mulai
Prioritas kriteria = range 1- 6Faktor uang (objektif) = range 1-
10
Faktor kriteria (subjektif) = 10 - faktor uang
Read data input
Hitung OFi = [Ci . (1/Ci)]
Ci = jumlah investasij = ranking prioritas
Wj = forced choice pairwise comparison
Rij = pairwise comparisonSFi = 0
LPMi = 0K = faktor uang/10
Hitung j = sum ranking/jumlah ranking
Wj = bandingkan ranking
Rij = Bandingkan faktor kriteria Sfi = (Wj.Rij) LPMi = k (OFi) +
1 (1-k)(SFi)
Read LPMi DESC
Selesai
Gambar 7. Flowchart Sistem Penentuan lokasi LBB dengan Metode
Brown Gibson
Penjelasan Gambar 7 :
Gambar 7 diatas menjelaskan
bagaimana jalannya sistem penentuan
lokasi LBB dengan Metode Brown
Gibson yang ditampilkan dalam bentuk
-
11
Flowchart. Berikut ini adalah
penjelasan daripada Flowchart system :
1. Pertama adalah input kriteria-kriteria
apa saja yang dibutuhkan untuk
menentukan suatu lokasi LBB.
2. Setelah inputan kriteria selesai maka
sistem akan mengambil nilai C1
yaitu nilai perhitungan biaya tiap-tiap
lokasi untuk dibangun sebuah LBB.
3. Setelah C1 tiap lokasi didapat maka
dilakukan perhitungan OFI
(performance measurement). OFI
disini adalah nilai faktor objektif
yang nantinya akan digunakan untuk
pembanding faktor subjektif.
Langkah selanjutnya ada
melakukan matrik perbandingan atau
dalam metode Brown Gibson ini
disebutkan dengan forced choice
pairwise comparison. forced choice
pairwise comparison prinsipnya
adalah membandingkan dan menilai
suatu faktor subjektif terhadap faktor
subjektif secara berpasangan (pairwise)
yang penilaiannya didasarkan pada :
- Lebih baik diberi point = 1
- Sama baik diberi point masing-
masing = 1
- Sama jelek diberi point masing-
masing = 0
- Lebih jelek diberi point = 0
4. Proses selanjutnya adalah
menentukan Rij yaitu ranking faktor
subjektif. Jika Rij sudah didapat
maka tinggal menentukan nilai dari
SFI yaitu Estimasi dari ukuran faktor
performance faktor subjektif.
Setelah SFi terhitung maka
sistem akan meminta pembobotan
antara faktor subjektif dan objektif agar
nantinya inputan pembototan dari user
diteruskan dengan perhitungan LPMi.
LPMi ini adalah nilai akhir yang
nilainya akan diurutkan jika nilainya
paling besar maka lokasi yang
mempunyai nilai LPMi terbesar inilah
yang menjadi prioritas pertama untuk
pembangunan LBB. Berikut selanjutnya
LPMi terbesar kedua dan sampai lokasi
yang mempunyai nilai LPMi paling
kecil.
-
12
HASIL DAN PEMBAHASAN
Halaman utama web Penentuan
lokasi LBB dengan metode Brown
Gibson
Gambar 8. Halaman utama web (admin)
\
Gambar 9. Halaman utama web (user)
Penjelasan Gambar 8 :
Gambar 8 diatas menunjukkan
tampilan web penentuan lokasi LBB
dengan metode Brown Gibson untuk
admin yang penulis bangun. Menu-
menu dan fungsi-fungsi yang
digunanakan untuk mengakses aplikasi
ini antara lain adalah :
-
13
1. Input lokasi alternatif , gunanya
untuk masuk ke halaman web input
data lokasi alternatif baru.
2. Input lokasi LBB, gunanya untuk
masuk ke halaman web input data
lokasi LBB baru.
3. Penentuan lokasi, gunanya untuk
masuk kehalaman web perhitungan
Brown gibson.
4. Update lokasi alternatif, gunanya
untuk masuk ke halaman web
manipulasi data lokasi alternatif
yang sudah ada(edit dan delete).
5. Update user, gunanya untuk masuk
ke halaman web manipulasi data
user yang sudah ada (edit dan
delete).
6. Logout, untuk masuk ke halaman
web utama sebelum login.
Penjelasan Gambar 9 :
Gambar 9 diatas menunjukkan
tampilan web penentuan lokasi LBB
dengan metode Brown Gibson untuk
user yang penulis bangun. Menu-menu
dan fungsi-fungsi yang digunanakan
untuk mengakses aplikasi ini antara lain
adalah :
1. Input lokasi alternatif , gunanya
untuk masuk ke halaman web input
data lokasi alternatif baru.
2. Input lokasi LBB, gunanya untuk
masuk ke halaman web Input data
lokasi LBB.
3. Penentuan lokasi, gunanya untuk
masuk kehalaman web perhitungan
Brown gibson.
4. Logout, untuk masuk ke halaman
web utama sebelum login.
5. Contact admin, gunanya untuk
masuk ke halaman contact admin
untuk mengirimkan email berita atau
saran terhadap sistem.
-
14
Halaman web perhitungan dengan
metode Brown gibson
Gambar 10. Halaman web perhitungan dengan metode Brown
Gibson
Penjelasan Gambar 10 :
Gambar 10 diatas menunjukkan
tampilan web perhitungan dengan
metode Brown Gibson yang penulis
bangun. Menu-menu dan fungsi-fungsi
yang digunanakan untuk mengakses
aplikasi ini antara lain adalah :
1. Jumlah SD, SMP, SMA, Perumahan,
Trayek dan Kompetitor adalah
inputan prioritas dari masing-masing
kriteria tersebut bernilai range angka
1 - 6.
2. Faktor uang dan faktor kriteria
adalah input pembanding antara
faktor subjektif dan objektif bernilai
range angka 1 - 10.
3. Button hitung, fungsinya untuk
memulai perhitungan inputan dari
user dengan menggunakan metode
Brown gibson.
-
15
4. Link Back to map, fungsinya untuk
merujuk kembali pada halaman web
utama.
5. Button show adalah spoiler untuk
menyembunyikan dan memunculkan
perhitungan LPMi dengan metode
Brown Gibson dari inputan user
untuk mendapatkan lokasi alternatif
yang sesuai dengan kriteria.
6. Button show adalah spoiler untuk
menyembunyikan dan memunculkan
grafik nilai LPMi dari perhitungan
dengan menggunakan metode Brown
gibson.
KESIMPULAN
Berdasarkan implementasi dan
evaluasi yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa:
1. Aplikasi Sistem Informasi
Geografis berbasis web yang
dibangun ini dapat menentukan
lokasi untuk pembangunan
Lembaga bimbingan belajar sesuai
dengan kriteria kebutuhan
pengelola.
2. Dengan digunakannya metode
Brown Gibson pada aplikasi ini,
maka sistem dapat menentukan
lokasi Lembaga bimbingan belajar
sesuai dengan faktor dan kriteria
dari inputan pengelola.
3. Peta Kota Malang dapat dipetakan
dan ditampilkan pada Web-SIG
yang dibangun ini dengan koordinat
yang akurat sesuai dengan
koordinat sebenarnya.
SARAN
Adapun saran yang dapat diberikan
kepada peneliti berikutnya apabila ingin
mengembangkan sistem yang telah
dibuat ini agar menjadi lebih baik
adalah:
1. Sistem Informasi Geografis
penentuan lokasi Lembaga
bimbingan belajar yang dibangun
ini dapat diperluas cakupannya atau
dikembangkan untuk kota-kota lain
selain Kota Malang yang sudah
-
16
menjadi study kasus penulis saat
ini.
2. Tampilan Peta pada aplikasi yang
dibangun ini dapat disempurnakan
sehingga dapat terlihat lebih jelas
tiap-tiap bagian dari legendnya.
3. Kriteria lain yang belum tercantum
pada aplikasi ini dan dirasa
dibutuhkan oleh pengelola
Lembaga bimbingan belajar untuk
menentukan lokasi pembangunan
Lembaga bimbingan belajar harap
ditambahkan, sehingga nantinya
hasil yang didapatkan kedepannya
diharapkan bisa menjadi suatu
keputusan yang terbaik.
RUJUKAN
Ammarapala, Veeris and James T. Luxhoj. 2000. A Review Of The
Brown Gibson Model For Multi Attribute Decision Making. London :
Duke of York Inn.
Depdikbud, 1991. Kamus Besar Bahasa
Indonesia Edisi Kedua. Jakarta: Balai
Pustaka
Edy Winarno, Ali Zaki. 2010. Easy
Web Programming With PHP plus
HTML 5. Jakarta : PT Elex Media
Komputindo.
Eko Maryono. 2008. Sistem Pendukung
Keputusan Pemilihan Lokasi Pendirian
Perumahan dengan Menggunakan
Metode Brown Gibson. Surabaya :
STIKOM Surabaya.
Endy Muhardin. 2003. PHP
Programming Fundamental dan MySQL
Fundamental. Surabaya : ArtiVisi
Intermedia.
Feridun M, Korhan O, and Ozacka A.
2005. Multi-Attribute Decision Making:
An Application Of the Brown Gibson
Model Of Weighted Evaluation.
London : Sage.
Herlambang, Soendoro, dan Haryanto
Tanuwijaya. 2005. Sistem Informasi:
konsep, teknologi, dan manajemen.
Yogyakarta : Graha Ilmu.
Jogiyanto. 2005. Analisis Dan Disain. Yogyakarta : Andi Offset.
Kadir, Abdul, 2008. Dasar
Pemrograman Web Dinamis Dengan
PHP Edisi Revisi. Yogyakarta: Andi.
-
17
Rizky. Soetam. 2006. Interaksi Manusia
dan Komputer. Surabaya : STIKOM.
Romeo. 2003. Testing dan
Implementasi Sistem. Surabaya :
STIKOM.
Vidya, Yohana. 2009. Aplikasi Sistem
Informasi Geografis pada Perusahaan
Federal Express sebagai Decision
Support System. Lampung : Universitas
Lampung