7/21/2019 Pelaporan Keuangan Asuransi http://slidepdf.com/reader/full/pelaporan-keuangan-asuransi 1/24 1 PELAPORAN KEUANGAN ASURANSI Oleh : Padlah Riyadi, SE, Ak
7/21/2019 Pelaporan Keuangan Asuransi
1/24
1
PELAPORAN KEUANGAN ASURANSI
Oleh :Padlah Riyadi, SE, Ak
7/21/2019 Pelaporan Keuangan Asuransi
2/24
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Resiko dimasa datang dapat terjadi terhadap kehidupan seseorang misalnyakematian, sakit atau resiko dipecat dari pekerjaannya. Dalam dunia bisnis resiko yang
dihadapi dapat berupa resiko kerugian akibat kebakaran, kerusakan atau kehilangan atauresiko lainnya. Oleh karena itu setiap resiko yang akan dihadapi harus ditanggulangi
sehingga tidak menimbulkan kerugian yang lebih besar lagi.
Untuk mengurangi resiko yang tidak diinginkan dimasa yang akan datang,seperti resiko kehilangan, resiko kebakaran, resiko macetnya pinjaman kredit bank atau
resiko laiinnya, maka diperlukan perusahaan yang mau menanggung resiko tersebut.Adalah perusahaan asuransi yang mau menanggung resiko yang bakal dihadapi
nasabahnya baik perorangan maupun badan usaha. Hal ini disebabkan perusahaanasuransi merupakan perusahaan yang melakukan usaha pertanggung jawaban terhadapresiko yang akan dihadapi oleh nasabahnya.
Perusahaan asuransi merupakan lembaga keuangan nonbank yang mempunyai
peranan yang tidak jauh berbeda dari bank, yaitu bergerak dalam bidang layanan jasayang diberikan kepada masyarakat dalam mengatasi resiko yang akan terjadi di masa
yang akan datang. Perusahaan asuransi mempunyai perbedaan karaketeristik denganperusahaan nonasuransi.
Industri asuransi di Indonesia akhir-akhir ini mengalami perkembangan yang
cukup pesat setelah pemerintah mengeluarkan deregulasi pada tahun 1980-an.Dipertegas lagi dengan keluarnya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun
1992 Tentang Usaha Perasuransian. Diharapkan dengan semakin berkembangnyaindustri asuransi di indonesia, maka akan semakin berkembang pula pertumbuhan
ekonomi indonesia dari tahun ketahun akan semakin meningkat, Pada era globalisasiseperti ini kebutuhan masyarakat akan asuransi semakin meningkat oleh karena itu
pertumbuhan atau perkembangan industri asurasi di indonesia semakin dan akan terus
meningkat. Seiring dengan perkembangan berbagai program syariah yang telah
diusung oleh lembaga keuangan lain, banyak perusahaan asuransi yang saat
ini juga menawarkan program asuransi syariah
1.2
Rumusan Masalah.1. Apa pengertian dari asuransi?2. Apa saja manfaat asuransi?3. Apa yang dimaksud dengan risiko dan ketidakpastian?4. Apa saja prinsip dalam asuransi?5. Apa yang dimaksud dengan polis dan premi asuransi?6. Bagaimana penggolongan asuransi?7. Bagaimana pengaturan perasuransian di Indonesia?
7/21/2019 Pelaporan Keuangan Asuransi
3/24
1
8. Bagaimana mengurus perizinan pendirian perusahaan asuransi?9. Apa yang dimaksud dengan asuransi kredit?10.Apa pengertian dari asuransi syariah?
11.Apa keuntungan/ kelebihan dalam mengikuti asuransi syariah?12.Apa perbedaan antara asuransi konvensional dan asuransi syariah?
7/21/2019 Pelaporan Keuangan Asuransi
4/24
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1Pengertian Asuransi
Pada prinsipnya, asuransi kerugian adalah mekanisme proteksi atauperlindungan dari risiko kerugian keuangan dengan cara mengalihkan risiko kepada
pihak lain. Berikut adalah beberapa definisi asuransi menurut beberapa sumber:1. Menurut Kitab Undang-undang Hukum Dagang pasal 246
Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian dengan mana sesorang
penanggung mengikatkan diri kepada seseorang tertanggung, dengan menerimasuatu premi untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian,
kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin terjadikarena suatu peristiwa tak tentu.
2. Menurut Undang-undang No. 2 Th. 1992 tentang Usaha Perasuransian
Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih,dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, denganmenerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung
karena kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atautanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita
tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untukmemberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya
seseorang yang dipertanggungkan.3. Menurut Paham Ekonomi
Asuransi merupakan suatu lembaga keuangan karena melalui asuransi dapat
dihimpun dana besar, yang dapat digunakan untuk membiayai pembangunan,
disamping bermanfaat bagi masyarakat yang berpartisipasi dalam bisnisasuransi, serta asuransi bertujuan memberikan perlindungan atau proteksi ataskerugian keuangan (financial loss),yang ditimbulkan oleh peristiwa yang tidak
diduga sebelumnya (fortuitious event).
2.2Manfaat AsuransiPada dasarnya asuransi memberikan manfaat bagi pihak tertanggung, antara lain:
1. Rasa aman dan perlindungan. Polis asuransi yang dimiliki oleh tertanggung
akan memberikan rasa aman dari risiko atau kerugian yang mungkin timbul.Kalau risiko atau kerugian tersebut benar-benar terjadi, pihak tertanggung
(insured) berhak atas nilai kerugian sebesar nilai polis atau ditentukan
berdasarkan perjanjian antara tertanggung dan penanggung.2. Pendistribusian biaya dan manfaat yang lebih adil. Prinsip keadilan
diperhitungkan dengan matang untuk menentukannilai pertanggungan dan
premi yang harus ditanggung oleh pemegang polis secara periodik denganmemperhatikan secara cermat faktor-faktor yang berpengaruh besar dalam
asuransi tersebut. Untuk mendapatkan nilai pertanggungan, pihakpenanggung sudah membuat kalkulasi yang tidak merugikan kedua belah
7/21/2019 Pelaporan Keuangan Asuransi
5/24
1
pihak. Semakin besar nilai pertangguangan, semakin besar pula premiperiodik yang harus dibayar oleh tertanggung.
3. Polis asuransi dapat dijadikan sebagai jaminan untuk memperoleh kredit.4. Berfungsi sebagai tabungan dan sumber pendapatan. Premi yang dibayarkan
setiap periode memiliki substansi yang sama dengan tabungan. Pihak
penanggung juga memperhitungkan bunga atas premi yang dibayarkan danjuga bonus (sesuai dengan perjanjian kedua belah pihak).
5. Alat penyebaran risiko. Risiko yang seharusnya ditanggung oleh tertanggungikut dibebankan juga pada penanggung dengan imbalan sejumlah premi
tertentu yang didasarkan atas nilai pertanggungan.6. Membantu meningkatkan kegiatan usaha. Investasi yang dilakukan oleh para
investor dibebani dengan risikokerugian yang bisa diakibatkan oleh berbagai
macam sebab (pencurian, kebakaran, kecelakaan, dan lain-lain).
2.3Risiko dan Ketidakpastian.Secara umum, risiko adalah kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak
diinginkan yang menimbulkan kerugian. Risiko dalam industri perasuransiandiartikan sebagai ketidakpastian dari kerugian finansial atau kemungkinan terjadinyakerugian. Berikut ini adalah jenis-jenis risiko:
1. Risiko murni. Adalah risiko yang apabila benar-benar terjadi, akanmemberikan kerugian dan apabila tidak terjadi, tidak akan menimbulkan
kerugian dan tidak juga memberikan keuntungan.2. Risiko spekulatif. Adalah risiko yang berkaitang dengan terjadinya dua
kemungkinan, yaitu kemungkinan untuk mendapatkan keuntungan damkemungkinan untuk mendapat kerugian.
3. Risiko individu. Adalah risiko yang kemungkinan dihadapi dalam kehidupansehari-hari. Risiko individu ini masih dipilah menjadi 3 jenis :
a)
Risiko pribadi (personal risk). Adalah risiko yang mempengaruhikemampuan seseorang untuk memperoleh manfaat ekonomi. Atau dengan
kata lain risiko ini berfungsi untuk menanggung dirinya sendiri atau orangyang ia asuransikan.
b) Risiko harta (property risk). Adalah risiko yang ditanggungkan atas hartayang dimilikinya rusak, hilang atau dicuri. Dengan kerusakan atau
kehilangan tersebut, pemilik akan kehilangan kesempatan ekonomi yangdiperoleh dari harta yang dimilikinya.
c) Risiko tanggung gugat (liability risk). Risiko yang mungkin kita alami atauderita sebagai tanggung jawab akibat kerugian atau lukanya pihak lain.
Misalkan, pemberian asuransi oleh mandor bangunan kepada para
pekerjanya.
Risiko yang dihadapi perlu ditangani dengan baik untuk mempertimbangkan
kehidupan perekonomian di masa mendatang. Dalam menangani risiko tersebutminimal ada lima cara yang dapat dilakukan, antara lain:
1. Menghindari risiko (risk avoidance).Dapat dilaksanakan dengan caramempertimbangkan risiko yang mungkin timbul sebelum kita melakukan
7/21/2019 Pelaporan Keuangan Asuransi
6/24
1
aktivitas-aktivitas. Setelah mengetahui risiko yang mungkin timbul kit bisamenetukan apakah aktivitas tersebut bisa kita lanjutkan atau kita hentikan.
2. Mengurangi risiko (risk reduction).Tindakan ini hanya bersifatmeminimalisasi risiko yang mungkin terjadi.
3. Menahan risiko (risk retention). Berarti kita tidak melakukan aktivitas apa-apa
terhadap risiko tersebut. Risiko tersebut dapat ditahan karena secara ekonomisbiasanya melibatkan jumlah yang kecil. Bahkan kadang-kadang orang tidaksadar akan usaha menahan risiko ini.
4. Membagi risiko (risk sharing).Tindakan ini melibatkan orang lain untuk sama-sama menghadapi risiko.
5. Mentransfer risiko (risk transferring). Berarti memindahkan risiko kerugiankepada pihak lain yang bersedia serta mampu memikul beban risiko.
2.4Prinsip Asuransi1.Insurable interest (kepentingan yang dipertanggungkan). Pada prinsipnya
merupakan hak berdasarkan hukum untuk mempertanggungkan suatu risiko
yang berkaitan dengan keuangan, yang diakui sah secara hukum antaratertanggung dengan sesuatu yang dipertanggungkan. Syarat yang perlu dipenuhi
agar memenuhi kriteria insurable interest:a. Kerugiaan tidak dapat diperkirakan. Risiko yang bisa diasuransikan berkaitan
dengan kemungkinan terjadinya kerugian. Kemungkian tersebut tidak dapatdiperkirakan terjadinya.
b. Kewajaran. Risiko yang dipertanggungkan dalam asuransi adalah benda atauharta yang memiliki nilai material baik bagi tertanggung maupun bagi
penanggung.c. Catastrophic.Risiko yang mungkin terjadi haruslah tidak akan menimbulkan
suaatu kemungkinan rugi yang sangat besar, yaitu jika sebagian besar
pertanggungan kemungkinan akan mengalami kerugian pada waktu yangbersamaan.
d. Homogen.Untuk memenuhi syarat dapat diasuransikan, barang atau harta
yang akan dipertanggungkan harus homogen, yang berarti banyak barangyang serupa atau sejenis.
2.Utmost Good Faith (itikad baik). Dalam melakukan kontrak asuransi, keduabelah pihak dilandasi oleh itikad baik. Antar pihak tertanggung dan penanggung
harus saling mengungkapkan keterbukaan. Kewajiban dari kedua belah pihakuntuk mengungkapkan fakta disebut duty of disclosure.3. Indemnity. Konsep indemnityadalah mekanisme penanggung untuk
mengompensasi risiko yang menimpa tertanggung dengan ganti rugi
finansial. Konsep ini tidak dapat mengganti nyawa yang hilang atau anggota
tubuh yang rusak atau cacat karena indemnity berkaitan dengan ganti rugifinansial.
4. Proximate Cause. Adalah suatu sebab aktif, efisien yang mengakibatkanterjadinya suatu persitiwa secara berantai atau berurutan tanpa intervensi
suatu ketentuan lain, diawali dan bekerja dengan aktif dari suatu sumber barudan independent.
7/21/2019 Pelaporan Keuangan Asuransi
7/24
1
5. Subrogation. Pada prinsipnya merupakan hak penanggung yang telahmemberikan ganti rugi kepada tertanggung untuk menuntut pihak lain yangmengakibatkan kepentingan asuransinya mengalami suatu peristiwa kerugian.
6. Contribution. Bahwa penanggung berhak mengajak penanggung-penanggungyang lain yang memiliki kepentingan yang sama untuk ikut bersama
membayar ganti rugi kepada seorang tertanggung meskipun jumlahtanggungan masing-masing belum tentu sama besar.
2.5Polis AsuransiPolis asuransi adalah bukti tertulis atau surat perjanjian antara pihak-pihak
yang mengadakan perjanjian asuransi. Menurut PSAK 28 Polis bersama adalah
penutupan terhadap satu objek asuransi yang dilakukan secara bersama oleh
beberapa entitas asuransi dan dinyatakan dalam satu polis. Dengan adanya polis
asuransi perjanjian antara edua belah pihak mendapatkan kekuatan secara hukum.
Polis asuransi memuat hal-hal sebagai berikut:1. Nomor polis
2.
Nama dan alamat tertanggung3. Uraian risiko4. Jumlah pertanggungan5. Jangka waktu pertanggungan6. Besar premi, bea materai, dan lain-lain7. Bahaya-bahaya yang dijaminkan8. Khusus untuk polis pertanggungan kendaraan bermotor ditambah dengan
nomor polisi, nomor rangka, dan nomor mesin kendaraan.
2.6Premi AsuransiPremi asuransi adalah kewajiban pihak tertanggung kepada pihak
penanggung yang berupa pembayaran uang dalam jumlah tertentu secara periodik.Menurut PSAK 28 Premi bruto adalah premi yang diperoleh dari penutupanlangsung dan penutupan tidak langsung. Premi penutupan langsung termasuk
premi yang diperoleh dari penutupan polis bersama. Premi reasuransi adalahbagian premi bruto yang menjadi hak reasuradur berdasarkan perjanjian reasuransi.
Premi yang belum merupakan pendapatan adalah bagian dari premi yang belumdiakui sebagai pendapatan karena masa pertanggungannya masih berjalan pada akhir
periode akuntansi.. Jumlah premi tergantung pada faktor-faktor yang menyebabkantinggi rendahnya tingkaat risiko dan jumlah nilai pertanggungan. Jangka waktu
pembayaran premi sangat tergantung pada perjanjian yang sudah dituangkan dalam
polis asuransi.
2.7Penggolongan Asuransi1 Menurut Sifat Pelaksanaannya.
a. Asuransi sukarela. Pada prinsipnya pertanggungan dilakukan dengan carasukarela, dan semata-mata dilakukan atas kesadaran seseorang akankemungkinan terjadinya risiko kerugian atas sesuatu yang
dipertanggungkan.
7/21/2019 Pelaporan Keuangan Asuransi
8/24
1
b. Asuransi wajib. Merupakan asuransi yang sifatnya wajib dilakukan olehpihak-pihak terkait yang pelakasanaannya dilakukan berdasarkan ketentuanperundang-undangan yang ditetapkan oleh pemerintah.
2. Menurut Jenis Usaha Perasuransian.Menurut UU No. 2 tahun 1992 tentang usaha perasuransian jenis usaha
perasuransian dibagi menjadi beberapa jenis :a. Usaha Asuransi
1)Asuransi kerugian, Yaitu usaha yang memberikan jasa-jasa dalampenanggulangan risiko atas kerugian, kehilangan manfaat dn tanggung
jawab hukum kepada pihak ketiga yang timbul dari peristiwa yag tidakpasti. Usaha asuransi kerugian ini dapat dipilah sebagai berikut:
a)Asuransi kebakaran adalah asuransi yang menutup risiko kebakaran.b)Asuransi pengangkutan adalah asuransi pengangkutan penanggung
atau perusahaan asuransi akan menjamin kerugian yang dialamitertanggung akibat terjadinya kehilangan atau kerusakan saat
pelayaran.
c)
Asuransi aneka adalah jenis asuransi kerugian yang tidak dapatdigolongkan kedala kedua asuransi diatas, missal : asuransikendaraan bermotor, asuransi kecelakaan diri, dan lain sebagainya.
Pendapatan:Premi yang diperoleh sehubungan dengan kontrak asuransi dan
reasuransi jangka pendek diakui sebagai pendapatan selama periode
polis (kontrak) berdasarkan proporsi jumlah proteksi yang diberikan.
Dalam hal periode polis berbeda secara signifikan dengan periode risiko
(misalnya pada penutupan jenis pertanggungan asuransi konstruksi),
maka seluruh premi yang diperoleh tersebut diakui sebagai pendapatan
selama periode risiko, kecuali sebagaimana diatur di paragraf 06. Jika
jumlah premi masih dapat disesuaikan, misalnya premi ditentukan padaakhir kontrak atau premi disesuaikan pada akhir kontrak berdasarkan
nilai pertanggungan, maka pendapatan premi diakui sebagai berikut:
1.jika jumlah premi dapat diestimasi secara layak, maka pendapatan
premi diakui selama periode kontrak dan estimasi jumlah premitersebut disesuaikan setiap periode untuk mencerminkan jumlah premi
yang sebenarnya.2.jika jumlah premi tidak dapat diestimasi secara layak, maka premi
diperlakukan dengan menggunakan metode uang muka (depositmethod) sampai jumlah premi dapat diestimasi secara layak.
Premi dari polis bersama diakui sebesar bagian premi yang
diterima oleh entitas. Ceding company dapat memperoleh ganti rugi atasklaim sehubungan dengan kontrak asuransi yang ditutupnya, denganmelakukan kontrak reasuransi dengan asuradur lain atau reasuradur.
Selanjutnya, reasuradur dapat mengadakan kontrak reasuransi denganreasuradur lain yang dikenal sebagai proses retrosesi. Perlakuan
akuntansi terhadap transaksi reasuransi bergantung pada apakah suatukontrak reasuransi tersebut merupakan reasuransi prospektif atau
retroaktif. Jumlah premi dibayar atau bagian premi atas transaksireasuransi prospektif diakui sebagai premi reasuransi selama sisa periode
7/21/2019 Pelaporan Keuangan Asuransi
9/24
1
kontrak yang jumlahnya proporsional dengan proteksi yang diberikan.Jika bagian premi reasuransi masih dapat disesuaikan dan jumlahnya
dapat diestimasi secara layak, maka jumlah premi reasuransi yang diakuiselama sisa periode kontrak adalah sebesar estimasi premi yang akan
dibayar tersebut.
Pembayaran atau kewajiban atas transaksi reasuransi retroaktif
diakui sebagai piutang reasuransi sebesar jumlah kewajiban yangdicatat sehubungan dengan kontrak reasuransi yang mendasari. Jika
kewajiban yang dicatat melebihi jumlah yang dibayar, maka piutangreasuransi dinaikkan untuk mencerminkan perbedaan tersebut dan
menimbulkan keuntungan ditangguhkan. Keuntungan ditangguhkandiamortisasi selama estimasi sisa periode penyelesaian. Jika pembayaran
atau kewajiban atas transaksi reasuransi retroaktif melebihi jumlahkewajiban yang dicatat, maka ceding company menaikkan kewajiban
yang bersangkutan atau mengurangi piutang reasuransi, atau keduanya,pada saat kontrak reasuransi dilakukan. Perbedaan tersebut diakui dalamlaba rugi. Perubahan dalam estimasi jumlah kewajiban sehubungan
dengan kontrak reasuransi yang mendasari diakui dalam laba rugi padaperiode terjadinya perubahan. Piutang reasuransi mencerminkan
perubahan yang berhubungan dengan jumlah klaim yang dapat diperolehdari reasuradur dan keuntungannya ditangguhkan dan diamortisasi. Jika
kontrak reasuransi mencakup baik reasuransi prospektif maupunreasuransi retroaktif, maka transaksi reasuransi tersebut
dipertanggungjawabkan secara terpisah.
Beban:Jumlah klaim dalam proses penyelesaian, termasuk klaim yang
terjadi namun belum dilaporkan, ditentukan berdasarkan estimasiliabilitas klaim tersebut. Perubahan dalam jumlah estimasi liabilitas
klaim, sebagai akibat proses penelaahan lebih lanjut dan perbedaanantara jumlah estimasi klaim dengan klaim yang dibayarkan, diakui
dalam laba rugi pada periode terjadinya perubahan.
Pengungkapan
Hal-hal berikut diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan:(a)Kebijakan akuntansi mengenai:
pengakuan pendapatan premi dan penentuan premi yang belummerupakan pendapatan;
transaksi reasuransi termasuk sifat, tujuan, dan dampak transaksi
reasuransi tersebut terhadap operasi entitas;
pengakuan beban klaim dan penentuan estimasi klaim;(b) Piutang premi dari penutupan polis bersama yang pada saat
bersamaan menimbulkan utang premi kepada entitas anggota
penutupan polis bersama.
7/21/2019 Pelaporan Keuangan Asuransi
10/24
1
(c) Jumlah premi jangka panjang yang belum diperhitungkan sebagaipremi bruto.
2)Asuransi jiwa (life insurance), Adalah suatu jasa yang diberikan olehperusahaan asuransi dalam penanggulangan risiko yang dikaitkan dengan
jiwa atau meninggalnya seseorang yang dipertanggungkan. Asuransi jiwa
memberikan:a)
Dukungan bagi pihak yang selamat dari suatu kecelakaan.b)Santunan bagi tertanggung yang meninggal
c)Bantuan untuk menghindari kerugian yang disebabkan olehmeninggalnya orang kunci
d)Penghimpunan dana untuk persiapan pensionRuang lingkup usaha asuransi jiwa dapat digolongkan menjadi 3, yaitu :
a)Asuransi jiwa biasa (ordinary life insurance)Biasanya polis asuransi jiwa ini diterbitkan dalam suatu nilai tertentu
dengan premi yang dibayar secara periodik (bulanan, triwulanan,semesteran, dan tahunan).
b)
Asuransi jiwa kelompok (group life insurance)Asuransi jiwa ini biasanya dikeluarkan tanpa ada pemeriksaan medisatas suatu kelompok orang di bawah satu polis induk di mana
masing-masing anggota kelompok menerima sertifikat partisipasi.c)Asuransi jiwa industrial (industrial life insurance)
Dalam jenis asuransi ini dibuat dengan jumlah nominal tertentu.Premi umumnya dibayar mingguan yang dibayarkan di rumah
pemilik polis kepada agen yang disebut debit agent.
Pendapatan:
Premi Kontrak Asuransi Jangka Pendek
Premi kontrak asuransi jangka pendek diakui sebagai pendapatandalam periode kontrak sesuai dengan proporsi jumlah proteksi
asuransi yang diberikan. Jika periode risikoberbeda secara signifikandengan periode kontrak, maka premi diakui sebagai pendapatan
selama periode risiko sesuai dengan proporsi jumlah proteksiasuransi yang diberikan.
Premi Selain Kontrak Asuransi Jangka PendekPremi selain kontrak asuransi jangka pendek diakui sebagaipendapatan pada saat jatuh tempo dari pemegang polis. Kewajiban
untuk biaya yang diharapkan timbul sehubungan dengan kontraktersebut diakui selama periode sekarang dan periode diperbaruinya
kontrak.Pendapatan Lain
Komisi reasuransi dan komisi keuntungan reasuransi diakui sebagai
pendapatan lain.
Beban:
Beban Klaim meliputi klaim yang telah disetujui, klaim dalam prosespenyelesaian, dan klaim yang terjadi namun belum dilaporkan. Jumlah
7/21/2019 Pelaporan Keuangan Asuransi
11/24
1
klaim dalam proses penyelesaian, termasuk klaim yang terjadi namunbelum dilaporkan, ditentukan berdasarkan estimasi liabilitas klaim
tersebut. Perubahan dalam jumlah estimasi liabilitas klaim, sebagaiakibat proses penelaahan lebih lanjut dan perbedaan antara jumlah
estimasi klaim dengan klaim yang dibayarkan, diakui sebagai penambah
atau pengurang beban dalam laba rugi pada periode terjadinyaperubahan.Pengungkapan:
Hal-hal berikut diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan:
(a)Kebijakan akuntansi mengenai:
pengakuan pendapatan premi dan penentuan liabilitas manfaatpolis masa depan serta premi yang belum merupakan
pendapatan;
transaksi reasuransi termasuk sifat, tujuan, dan dampak transaksireasuransi tersebut terhadap operasi entitas;
pengakuan beban klaim dan penentuan estimasi klaim
tanggungan sendiri;
kebijakan akuntansi lain yang penting sebagaimana ditentukandalam SAK yang relevan.
(b)Pendapatan premi bruto: pendapatan premi tahun pertama danpremi tahun lanjutan secara terperinci berdasarkan kelompok
perorangan dan kumpulan serta jenis asuransi.(c)Klaim dan manfaat: jenis, jumlah, dan penyebab kenaikan klaim
dan manfaat yang signifikan.3)Reasuransi (reinsurance)
Adalah pertanggungan ulang atau pertanggungan yang dipertanggungkanatau asuransi dari asuransi. Reasuransi adalah suatu system penyebaran
risiko dimana penanggung menyebarkan seluruh atau sebagian daripertanggungan yang ditutupnya kepada penanggung yang lain.
Penyebaran risiko tersebut dapat dilakukan dengan dua mekanisme, yaitukoasuransi dan reasuransi. Koasuransi adalah pertanggungan yang
dilakukan secara bersama atas suatu objek asuransi. Sedangkanreasuransi adalah proses untuk untuk mengasuransikan kembali
pertanggung jawaban pada pihak tertanggung. Fungsi reasuransi adalah :a)Meningkatkan kapasitas akseptasi.
b)Alat penyebaran risiko.c)Meningkatkan stabilitas usaha.
d)Meningkatkan kepercayaan.
Mekanisme untuk reasuransi antara lain:a)Treaty danfacultative reinsuranceDalam model ini, reasuradur memberikan sejumlah pertanggungan
yang diinginkan dengan perjanjian kontrak dan reasuradur harusmenerima jumlah yang ditawarkan.
b)Reasuransi proporsionalPembagian risiko antara ceding company dengan reasuradur
dilakukan secara proporsional berdasarkan jumlah retensi yang telah
7/21/2019 Pelaporan Keuangan Asuransi
12/24
1
ditetapkan. Retensi adalah jumlah maksimum risiko yang ditahanatau ditanggung oleh ceding company.
c)Reasuransi nonproporsionalBentuk ini memberikan kemungkinan bagi reasuradur untuk tidak
membayar klaim atau membayar klaim terbatas jumlah yang ada di
treaty. Treaty dalam mekanisme reasuransi adalah pertanggunganyang dilakukan berdasarkan ketentuan-ketentuan dan syarat-syaratyang dituangkan dalam suatu perjanjian antara ceding companydan
reasuradur yang mana reasuradur mengikatkan diri untuk menerimasetiap penutupan yang diberikan olehceding company.
b. segi kepemilikannya:1. Asuransi pemerintah: asuransi yang sahamnya sebagian besar atau
seluruhnya dimiliki pemerintah.2. Asuransi swasta nasional: asuransi yang seluruh sahamnya dimiliki
oleh swasta nasional.3.
Asuransi asing: asuransi yang seluruh sahamnya dimiliki oleh pihakasing.
4. Asuransi campuran: asuransi yang sahamnya dimiliki oleh swastanasional & asing.
Pengklasifikasian yang banyak digunakan adalah yang berdasarkan segifungsinya, sesuai dengan UU No. 2 Tahun 1992, tentang Usaha
Perasuransian.c. Usaha Penunjang
1)Pialang asuransi adalah usaha yang memberikan jasa keperantaraandalam penutupan asuransi dan penanganan penyelesaian ganti rugi
asuransi dengan bertindak untuk kepentingan tertanggung.2)
Pialang reasuransi adalah usaha yang memberikan jasa keperantaraan
dalam penetapan reasuransi dan penanganan ganti rugi reasuransi dewanbertindak untuk kepentingan perusahaan asuransi.
3)Penilai kerugian asuransi adalah usaha yang memberikan jasa penilaianterhadap kerugian pada objek asuransi yang dipertanggungkan.
4)Konsultan aktuaria adalah usaha yang memberikan jasa konsultanaktuaria.
5)Agen asuransi adalah pihak yang memberikan jasa keperantaraan dalamrangka pemasaran jasa asuransi untuk dan atas nama penanggung.
3. Menurut The Chartered Insurance InstituteLondon.a. Asuransi kerugian (property insurance)
Merupakan pertanggungan untuk semua milik yang berupa harta benda yangmemiliki risiko. Jenisnya ada :
1) Asuransi kebakaran (fire insurance)2) Asuransi pengangkutan (marine insurance)
3) Asuransi penerbangan (flight insurance)4) Asuransi kecelakaan (accident insurance)
b. Asuransi tanggung gugat (liability insurance)
7/21/2019 Pelaporan Keuangan Asuransi
13/24
1
Adalah asuransi untuk melindungi tertanggung terhadap kerugian yang timbuldari gugatan pihak ketiga karena kelalaian tertanggung.
c. Asuransi jiwa (life insurance)Asuransi jiwa terdiri atas :
1) Asuransi kecelakaan
2)
Asuransi jiwa3)
Anuitas4) Asuransi industri
d. Asuransi kerugian (general insurance)e. Reasuransi (reinsurance)
2.8Sumber dan Alokasi Dana Perusahaan Asuransi.
Dana perusahaan asuransi berasal dari berbagai macam sumber & dapat
dilihat dari sisi pasiva neraca:1.
Cadangan-cadangan polis: item kewajiban untuk para insurer yangmencerminkan komitmen pembayaran yang diharapkannya atas kontrak polis
yang ada.2. Dana premi & deposito: dana yang berasal pemegang polis & deposito dari
nasabah.3. Kewajiban lain: seperti peminjaman dari pihak lain & penerbitan obligasi.
4. Bisnis rekening terpisah: program anuitas yang disponsori oleh perusahaanasuransi jiwa yang hasil atas polis tsb. dikaitkan dengan aset2 dalam mana premi
asuransi diinvestasikan.5. Modal saham: setoran modal oleh para pemegang saham.
6. Laba ditahan: bagian keuntungan yang tidak dibagi kepada para pemegangsaham.
Dana yang ada pada perusahaan asuransi dialokasi dalam berbagai macam aset:
1. Investasi jangka panjang: 1. Obligasi, 2. Saham preferen, 3. Saham biasa, 4.Pinjaman hipotek, & 5. Real estate.
2. Pinjaman polis: pinjaman yang dibuat oleh perusahaan asuransi kepada parapemegang polisnya yang menggunakan polis2-nya sebagai jaminan.
3. Kas & deposito,4. Investasi jangka pendek,
5. Aset2 investasi lain,6. Pendapatan investasi yang belum dibayar,
7.
Aset2 rekening terpisah,8. Aset2 lain.
Pendapatan perusahaan asuransi kebanyakan bersumber dari:
1. Hasil penjualan polis asuransi: berupa premi asuransi yang dibayar oleh parapemegang polis. Premi ini bergantung pada jenis asuransi yang dijual.
2. Hasil/pengembalian atas investasi yang dilakukannya: baik investasi pada jangkapanjang maupun jangka pendek.
7/21/2019 Pelaporan Keuangan Asuransi
14/24
1
3. Fee atas jasa yang dijual kepada pihak lain: misalnya fee sebagai konsultan, dsb.Pengeluaran perusahaan asuransi kebanyakan digunakan untuk:
1. Membiayai klaim asuransi dari pemegang polis asuransi,2. Biaya tenaga kerja,
3. Biaya operasional,
4.
Bunga, pajak, dsb.
2.9Pengaturan Perasuransian di Indonesia
Berikut merupakan peraturan perundangan yang digunakan sebagai dasaracuan pembinaan dan pengawasan atas usaha perasuransian di Indonesia saat ini :1. UU no.2 tahun 1992 tentang usaha perasuransian
2. PP no.73 tahun 1992 tentang usaha perasuransian3. Keputusan menteri keuangan, antara lain:
a. Nomor 223/KMK.017/1993 tanggal 26 Februari 1993 tentang PerizinanPerusahaan Asuransi dan Reasuransi
b. No.224/KNE.017/1993 tanggal 26 Februari 1993 tentang KesehatanKeuangan Perusahaan Asuransi dan Reasuransi
c. No.225/KMK.017/1993 tanggal 26 Februari 1993 tentangPenyelenggaraan Usaha Perusahaan Asurasni dan Reasuransi
d. No.226/CMK.017/1993 tanggal 26 Februari 1993 tentang Perizinan danPenyelenggaraan Kegiatan Usaha Perusahaan Penunjang Usaha Asuransi
2.10Perizinan Pendirian Perusahaan Asuransi
Pemberian izin oleh Menteri Keuangan bagi perusahaan perasuransianmenurut PP Nomor 73 Tahun 1992 dilakukan dalam dua tahap, yaitu:
1. Persetujuan PrinsipAdalah persetujuan yang diberikan untuk melakukan persiapan pendirian suatu
perusahaan yang bergerak di bidang perasuransian, dimana batas waktupersetujuan prinsip dibatasi selama-lamanya satu tahun.
2. Izin usahaAdalah izin yang diberikan untuk melakukan usaha setelah perisiapan pendirian
selesai, dimana izin usaha diberikan setelah persyaratan izin usaha telahdipenuhi.
2.11Asuransi Kredit
Asuransi kredit mempunyai kaitan erat dengan jasa perbankan terutama di
bidang perkreditan yang selalu dikaitkan dengan jaminan kredit berupa barang
7/21/2019 Pelaporan Keuangan Asuransi
15/24
1
bergerak dan tidak bergerak yang sewaktu-waktu dapat tertimpa risiko yang dapatmengakibatkan kerugian bagi pemilik barang dan bank sebagai pemberi kredit.
Kredit adalah pinjaman uang yang diberikan oleh pemberi kepada
nasabahnya. Untuk melindungi diri dari kemungkinan nasabah yang tidak dapat
mengembalikan kredit, pemberi kredit menutup asuransi atas kredit tersebut. Dalam
asuransi kredit, yang menjadi pihak tertanggung adalah pemberi kredit (bankdan/atau lembaga keuangan) dan yang ditanggung oleh penanggung adalah risiko
kredit di mana tidak diperolehnya kembali kredit kepada para nasabahnya (yang
umumnya terdiri atas para pengusaha).Asuransi kredit bertujuan :1. Melindungi pemberi kredit dari kemungkinan tidak diperolehnya kembali
kredit yang diberikan kepada para nasabahnya.2. Membantu kegiatan, pengarahan, dan keamanan perkreditan baik kredit
perbankan maupun kredit lainnya diluar perbankan.Dengan adanya asuransi kredit ini bank terdorong untuk lebih giat membantu
para nasabahnya dalam menyediakan modal untuk mengembangkan usahanya.Pengelolaan asuransi kredit di Indonesia dipercayakan oleh pemerintah kepada PT
Asuransi Kredit Indonesia (PT Askrindo) yang berkantor pusat di Jakarta, di manayang menjadi tertanggung adalah bank-bank pemerintah, bank-bank swasta, dan
lembaga-lembaga keuangan lainnya. Sebagai imbalan atas jaminan yang diberikan
oleh PT Askrindo, bank membayar premi atas kredit yang ditanggung. Premi tersebutmenjadi beban bank, tetapi dalam praktik, ada juga bank yang membebankan premi
tersebut kepada nasabahnya yang memperoleh kredit. Walaupun begitu, yangmenjadi tertanggung bukan nasabahnya, tetapi bank pemberi kredit.
2.12 Pengertian Asuransi Syariah
Definisi asuransi syari'ah menurut Dewan Syariah Nasional adalah usaha
untuk saling melindungi dan tolong menolong diantara sejumlah orang melalui
investasi dalam bentuk aset dan atau tabarru' yang memberikan pola pengembalian
untuk menghadapi risiko/ bahaya tertentu melalui akad yang sesuai dengan syariah.
Asuransi Syariah adalah sebuah sistem dimana para partisipan/ anggota/peserta mendonasikan/ menghibahkan sebagian atau seluruh kontribusi yang akan
digunakan untuk membayar klaim, jika terjadi musibah yang dialami oleh sebagianpartisipan/ anggota/ peserta. Peranan perusahaan disini hanya sebatas pengelolaan
operasional perusahaan asuransi serta investasi dari dana-dana/ kontribusi yangditerima/ dilimpahkan kepada perusahaan.
Asuransi syari'ah disebut juga dengan asuransi ta'awun yang artinya tolongmenolong atau saling membantu. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa Asuransi
ta'awun prinsip dasarnya adalah dasar syariat yang saling toleran terhadap sesamamanusia untuk menjalin kebersamaan dalam meringankan bencana yang dialami
peserta. Prinsip ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Al Maidah ayat 2,yang artinya : "Dan saling tolong menolonglah dalam kebaikan dan ketaqwaan dan
jangan saling tolong menolong dalam dosa dan permusuhan"
2.13 Dasar Hukum Islam terkait Asuransi Syariah1. Surat Yusuf :43-49 Allah menggambarkan contoh usaha manusia membentuk
sistem proteksi menghadapi kemungkinan yang buruk di masa depan.
7/21/2019 Pelaporan Keuangan Asuransi
16/24
1
2. Surat Al-Baqarah :188 Firman Allah ...dan janganlah kalian memakan hartadi antara kamu sekalian dengan jalan yang bathil, dan janganlah kalian bawa
urusan harta itu kepada hakim yang dengan maksud kalian hendak memakan
sebagian harta orang lain dengan jalan dosa, padahal kamu tahu
(al:Baqarah:188)
3.
Al Hasyr:18 Artinya :Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepadaAlloh dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatuntuk hari esok (masa depan) dan bertaqwalah kamu kepada Alloh.
Sesungguhnya Alloh Maha Mengetahui apa yang engkau kerjakan.
2.14 Prinsip Asuransi Syariah1. Dibangun atas dasar kerjasama (taawun).
2. Asuransi syariat tidak bersifat muawadhoh, tetapi tabarru atau mudhorobah.3. Sumbangan (tabarru) sama dengan hibah (pemberian) oleh karena itu haram
hukumnya ditarik kembali. Kalau terjadi peritiwa, maka diselesaikan menurutsyariat.
4.
Setiap anggota yang menyetor uangnya menurut jumlah yang telah ditentukanharus disertai dengan niat membantu demi menegakkan prinsip ukhuwah.5. Tidak dibenarkan seseorang menyetorkan sejumlah kecil uangnya dengan
tujuan supaya ia mendapat imbalan yang berlipat bila terkena suatu musibah.Akan tetapi ia diberi uang jamaah sebagai ganti atas kerugian itu menurut ijin
yang diberikan oleh jamaah.6. Apabila uang itu akan dikembangkan maka harus dijalankan menurut aturan
syari.
2.15 Perbedaan Asuransi Konvensional dengan Asuransi SyariahDalam asuransi konvensional, asuransi merupakan transfer of risk yaitu
pemindahan risiko dari peserta/tertanggung ke perusahaan/ penanggung sehingga
terjadi pula transfer of fund yaitu pemindahan dana dari tertanggung kepada
penanggung. Sebagai konsekuensi maka kepemilikan dana pun berpindah, dana
peserta menjadi milik perusahaan ausransi.
Beberapa perbedaan asuransi syariah dengan asuransi konvensional, diantaranya adalah sebagai berikut:
1.Akad (Perjanjian)Setiap perjanjian transaksi bisnis di antara pihak-pihak yang
melakukannya harus jelas secara hukum ataupun non-hukum untukmempermudah jalannya kegiatan bisnis tersebut saat ini dan masa mendatang.
Akad dalam praktek muamalahmenjadi dasar yang menentukan sah atau tidaknyasuatu kegiatan transaksi secara syariah. Hal tersebut menjadi sangat menentukan
di dalam praktek asuransi syariah. Akad antara perusahaan dengan peserta harusjelas, menggunakan akadjual beli (tadabuli) atau tolong menolong (takaful).
Akad pada asuransi konvensional didasarkan pada akad tadabuli atauperjanjian jual beli. Syarat sahnya suatu perjanjian jual beli didasarkan atas
adanya penjual, pembeli, harga, dan barang yang diperjual-belikan. Sementara itudi dalam perjanjian yang diterapkan dalam asuransi konvensional hanya
memenuhi persyaratan adanya penjual, pembeli dan barang yang diperjual-belikan.Sedangkan untuk harga tidak dapat dijelaskan secara kuantitas, berapa besar premi
7/21/2019 Pelaporan Keuangan Asuransi
17/24
1
yang harus dibayarkan oleh peserta asuransi utnuk mendapatkan sejumlah uangpertanggungan. Karena hanya Allah yang tahu kapan kita meninggal. Perusahaan
akan membayarkan uang pertanggunggan sesuai dengan perjanjian, akan tetapijumlah premi yang akan disetorkan oleh peserta tidak jelas tergantung usia. Jika
peserta dipanjangkan usia maka perusahaan akan untung namun apabila peserta
baru sekali membayar ditakdirkan meninggal maka perusahaan akan rugi. Dengandemikian menurut pandangan syariah terjadi cacat karena ketidakjelasan (gharar)dalam hal berapa besar yang akan dibayarkan oleh pemegang polis (pada produk
saving) atau berapa besar yang akan diterima pemegang polis (pada produk non-saving).
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, seorang ulama salaf ternama dalamkitabnya "Majmu Fatwa" menyatakan bahwa akad dalam Islam dibangun atas
dasar mewujudkan keadilan dan menjauhkan penganiayaan. Harta seorang muslimyang lain tidak halal, kecuali dipindahkan haknya kepada yang disukainya.
Keadilan dapat diketahui dengan akalnya, seperti pembeli wajib menyatakanharganya dan penjual menyerahkan barang jualannya kepada pembeli. Dilarang
menipu, berkhianat, dan jika berhutang harus dilunasi. Jika kita mengadakan suatuperjanjian dalam suatu transaksi bisnis secara tidak tunai maka kita wajibmelakukan hal-hal berikut: I% Menuliskan bentuk perjanjian (seperti adanya SP
dan polis). I% Bentuk perjanjian harus jelas dimengerti oleh pihak-pihak yangbertransaksi (akad tadabuli atauakad takafuli). I% Adanya saksi dari kedua belah
pihak. I% Para saksi harus cakap dan bersedia secara hukum jika suatu saatdiminta kewajibannya. (Penulis simpulkan dari firman Allah SWT, surat al-
Baqarah ayat 282).2. Gharar (Ketidakjelasan)
Definisi gharar menurut Madzhab Syafii adalah apa-apa yang akibatnyatersembunyi dalam pandangan kita dan akibat yang paling kita takuti.
Gharar/ketidakjelasan itu terjadi pada asuransi konvensional, dikarenakantidak adanya batas waktu pembayaran premi yang didasarkan atas usia
tertanggung, sementara kita sepakat bahwa usia seseorang berada di tangan YangMahakuasa. Jika baru sekali seorang tertanggung membayar premi ditakdirkan
meninggal, perusahaan akan rugi sementara pihak tertanggung merasa untungsecara materi. Jika tertanggung dipanjangkan usianya, perusahaan akan untung
dan tertanggung merasa rugi secarafinancial. Dengan kata lain kedua belah pihaktidak mengetahui seberapa lama masing-masing pihak menjalankan transaksi
tersebut. Ketidakjelasan jangka waktu pembayaran dan jumlah pembayaranmengakibatkan ketidaklengkapan suatu rukun akad, yang kita kenal sebagai
gharar. Para ulama berpendapat bahwa perjanjian jual beli/akad tadabulitersebutcacat secara hukum.
Pada asuransi syariah akad tadabuli diganti dengan akad takafuli, yaitusuatu niat tolong-menolong sesama peserta apabila ada yang ditakdirkan
mendapat musibah. Mekanisme ini oleh para ulama dianggap paling selamat,karena kita menghindari larangan Allah dalam praktik muamalahyang gharar.
Pada akad asuransi konvensional dana peserta menjadi milik perusahaanasuransi (transfer of fund). Sedangkan dalam asuransi syariah, dana yang
terkumpul adalah milik peserta (shahibul mal) dan perusahaan asuransi syariah(mudharib) tidak bisa mengklaim menjadi milik perusahaan.
7/21/2019 Pelaporan Keuangan Asuransi
18/24
1
3. Tabarru dan TabunganTabarru berasal dari kata tabarraa-yatabarra-tabarrawan, yang artinya
sumbangan atau derma. Orang yang menyumbang disebut mutabarri(dermawan).Niat bertabbaru bermaksud memberikan dana kebajikan secara ikhlas untuk
tujuan saling membantu satu sama lain sesama peserta asuransi syariah, ketika di
antaranya ada yang mendapat musibah. Oleh karena itu dana tabarru disimpandalam rekening khusus. Apabila ada yang tertimpa musibah, dana klaim yangdiberikan adalah dari rekening tabarruyang sudah diniatkan oleh sesama peserta
untuk saling menolong.Menyisihkan harta untuk tujuan membantu orang yang terkena musibah
sangat dianjurkan dalam agama Islam, dan akan mendapat balasan yang sangatbesar di hadapan Allah, sebagaimana digambarkan dalam hadist Nabi
SAW,"Barang siapa memenuhi hajat saudaranya maka Allah akan memenuhihajatnya."(HR Bukhari Muslim dan Abu Daud).
Untuk produk asuransi jiwa syariah yang mengandung unsur savingmakadana yang dititipkan oleh peserta (premi) selain terdiri dari unsur dana tabarru
terdapat pula unsur dana tabungan yang digunakan sebagai dana investasi olehperusahaan. Sementara investasi pada asuransi kerugian syariah menggunakandana tabarrukarena tidak ada unsur saving. Hasil dari investasi akan dibagikan
kepada peserta sesuai dengan akad awal. Jika peserta mengundurkan diri makadana tabungan beserta hasilnya akan dikembalikan kepada peserta secara penuh.
4.Maisir (Judi)Allah SWT berfirman dalam surat al-Maidah ayat 90,"Hai orang-orang
yang beriman sesungguhnya khamar, maisir, berhala, mengundi nasib denganpanah, adalah perbuatan keji, termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah
perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapatkan keberuntungan."Prof. Mustafa Ahmad Zarqa berkata bahwa dalam asuransi konvensional
terdapat unsur gharar yang pada gilirannya menimbulkan qimar. Sedangkan alqimarsama dengan al maisir. Muhammad Fadli Yusuf menjelaskan unsur maisir
dalam asuransi konvensional karena adanya unsur gharar, terutama dalam kasusasuransi jiwa. Apabila pemegang polis asuransi jiwa meninggal dunia sebelum
periode akhir polis asuransinya dan telah membayar preminya sebagian, makaahliwaris akan menerima sejumlah uang tertentu. Pemegang polistidak
mengetahui dari mana dan bagaimana cara perusahaan asuransi konvensionalmembayarkan uang pertanggungannya. Hal ini dipandang karena keuntungan
yang diperoleh berasal dari keberanian mengambil risiko oleh perusahaan yangbersangkutan. Muhammad Fadli Yusuf mengatakan, tetapi apabila pemegang
polis mengambil asuransi itu tidak dapat disebut judi. Yang boleh disebut judi jikaperusahaan asuransi mengandalkan banyak/sedikitnya klaim yang dibayar. Sebab
keuntungan perusahaan asuransi sangat dipengaruhi oleh banyak /sedikitnya klaimyang dibayarkannya.
5. RibaDalam hal riba, semua asuransi konvensional menginvestasikan dananya
dengan bunga, yang berarti selalu melibatkan diri dalam riba. Hal demikian jugadilakukan saat perhitungan kepada peserta, dilakukan dengan menghitung
7/21/2019 Pelaporan Keuangan Asuransi
19/24
1
keuntungan di depan. Investasi asuransi konvensional mengacu pada peraturanpemerintah yaitu investasi wajib dilakukan pada jenis investasi yang aman dan
menguntungkan serta memiliki likuiditas yang sesuai dengan kewajiban yangharus dipenuhi. Begitu pula dengan Keputusan Menteri Keuangan No.
424/KMK.6/2003 Tentang Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi dan
Perusahaan Reasuransi. Semua jenis investasi yang diatur dalam peraturanpemerintah dan KMK dilakukan berdasarkan sistem bunga.Asuransi syariah menyimpan dananya di bnak yang berdasarkan syariat
Islam dengan sistem mudharabah. Untuk berbagai bentuk investasi lainnyadidasarkan atas petunjuk Dewan Pengawas Syariah. Allah SWT berfirman dalam
surat Ali Imron ayat 130,"Hai orang-orang yang beriman janganlah kamumemakan riba yang memang riba itu bersifat berlipat ganda dan bertakwalah
kepada Allah supaya kamu mendapatkan keberuntungan." Hadist, "Rasulullahmengutuk pemakaian riba, pemberi makan riba, penulisnya dan saksinya seraya
bersabda kepada mereka semua sama."(HR Muslim)6. Dana Hangus
Ketidakadilan yang terjadi pada asuransi konvensional ketika seorangpeserta karena suatu sebab tertentu terpaksa mengundurkan diri sebelum masareversing period. Sementara ia telah beberapa kali membayar premi atau telah
membayar sejumlah uang premi. Karena kondisi tersebut maka dana yang telahdibayarkan tersebut menjadi hangus. Demikian juga pada asuransi non-saving
atau asuransi kerugian jika habis masa kontrak dan tidak terjadi klaim, makapremi yang dibayarkan akan hangus dan menjadi milik perusahaan.
Kebijakan dana hangus yang diterapkan oleh asuransi konvensional akanmenimbulkan ketidakadilan dan merugikan peserta asuransi terutama bagi mereka
yang tidak mampu melanjutkan karena suatu hal. Di satu sisi peserta tidak punyadana untuk melanjutkan, sedangkan jika ia tidak melanjutkan dana yang sudah
masuk akan hangus. Kondisi ini mengakibatkan posisi yang dizalimi. Prinsipmuamalahmelarang kita saling menzalimi, laa dharaa wala dhirara ( tidak ada
yang merugikan dan dirugikan).Asuransi syariah dalam mekanismenya tidak mengenal dana hangus,
karena nilai tunai telah diberlakukan sejak awal peserta masuk asuransi. Bagipeserta yang baru masuk karena satu dan lain hal mengundurkan diri maka
dana/premi yang sebelumnya dimasukkan dapat diambil kembali kecuali sebagiankecil dana yang dniatkan sebagai dana tabarru (dana kebajikan). Hal yang sama
berlaku pula pada asuransi kerugian. Jika selama dan selesai masa kontrak tidakterjadi klaim, maka asuransi syariah akan membagikan sebagian dana/premi
tersebut dengan pola bagi hasil 60:40 atau 70:30 sesuai kesepakatan si awalperjanjian (akad). Jadi premi yang dibayarkan pada awal tahun masih dapat
dikembalikan sebagian ke peserta (tidak hangus). Jumlahnya sangat tergantungdari hasil investasinya.
2.16 KonsepTaawun Dalam Asuransi SyariahSebagian para ahli syariah meyamakan sistem asuransi syariah dengan sistem
aqilahpada zaman Rasulullah SAW. Dr. Satria Effendi M.Zein dalam makalahnyamendefinisikan takafuldenganat takmin, at taawunatau at takaful(asuransi bersifat
tolong menolong), yang dikelola oleh suatu badan, dan terjadi kesepakatan darianggota untuk bersama -sama memikul suatu kerugian atau penderitaan yang
7/21/2019 Pelaporan Keuangan Asuransi
20/24
1
mungkin terjadi pada anggotanya. Untuk kepentingan itu masing-masing anggotamembayar iuran berkala (premi). Dana yang terkumpul akan terus dikembangkan,
sehingga hasilnya dapat dipergunakan untuk kepentingan di atas, bukan untukkepentingan badan pengelola (asuransi syariah). Dengan demikian badan tersebut
tidak dengan sengaja mengeruk keuntungan untuk dirinya sendiri. Disini sifat yang
paling menonjol adalah tolong-menolong seperti yang diajarkan Islam.2.17 Dewan Pengawas SyariahPada asuransi syariah seluruh aktivitas kegiatannya diawasi oleh Dewan
Pengawas Syariah (DPS) yang merupakan bagian dari Dewan Syariah Nasional(DSN), baik dari segi operasional perusahaan, investasi maupun SDM. Kedudukan
DPS dalam struktur organisasi perusahaan setara dengan dewan komisaris.
BAB IIIPENUTUP
3.1Kesimpulan1. Menurut UU no.2 tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian, asuransi atau
pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak
penanggung mengikatkn diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi,untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan,
atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepadapihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu
peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yangdidasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.
2. Pada dasarnya, asuransi dapat memberikan manfaat bagi pihak tertanggung, antaralain dapat memberikan rasa aman dan perlindungan, sebagai pendistribusian biayadan manfaat yang lebih adil, polis asuransi dapat dijadikan jaminan untuk
memperoleh kredit, sebagai tabungan dan sumber pendapatan, sebagai alatpenyebaran risiko, serta dapat membantu meningkatkan kegiatan usaha.
3.
Seiring perkembangan program syariah di berbagai lembaga keuangan, dalam usahaperasuransian pun juga terdapat asuransi syariah. Asuransi syariah merupakan
sebuah sistem dimana para partisipan/ anggota/ peserta mendonasikan/menghibahkan sebagian atau seluruh kontribusi yang akan digunakan untuk
membayar klaim, jika terjadi musibah yang dialami oleh sebagian partisipan/anggota/ peserta. Peranan perusahaan disini hanya sebatas pengelolaan operasional
perusahaan asuransi serta investasi dari dana-dana/ kontribusi yang diterima/dilimpahkan kepada perusahaan.
7/21/2019 Pelaporan Keuangan Asuransi
21/24
1
KASUS PADA PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE
Perusahaan besar harus siap dengan ujian besar pula. Di tengah pergeseran trenmasyarakat yang mulai menunjukkan minat terhadap sistem asuransi, perusahaan asuransi
pun harus menunjukkan bahwa ia betul-betul dapat menjadi andalan dan harapan masyarakatyang membutuhkan perlindungannya. Sedikit memantau. Setelah dahulu pernah
bermasalah (digugat pailit) oleh salah satu agen penjualnya, PT.Prudential Life Assuranceharus berjibaku kembali, kali ini dengan pihak nasabahnya. Pokok perkaranya adalah
klaim asuransi yang tidak dibayarkan.
Sebagai pengingat, PT. Prudential, yang secara umum layak diakui prestasinya.Terutama dalam menjaring nasabah. Digugat oleh Victor Joe Sinaga, suami dari
almarhumah Eva Pasaribu yang merupakan nasabah perusahaan asuransi jiwa tersebut.Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan melanjutkan sidang kasus ini kemarin (18/10)
setelah sebelumnya proses mediasi menemui jalan buntu. Pada sidang hari itu acara yangdilaksanakan adalah Jawaban dari Prudential atas Gugatan Victor. Inti jawaban Prudential
adalah membantah seluruh tuduhan Victor yang menyatakan Prudential telah melanggarperjanjian Polis Asuransi dengan Eva. Justru sebaliknya Prudential menuduh Eva telah
berbohong karena ket ika mengajukan asuransi pokok dan tambahan, ia tidak mengaku kalaumengidap penyakit jantung. Itu lah yang menjadi dasar bagi penolakan klaim Victor ketika
istrinya meninggal dunia. Itu lah intinya.
Oke. Detail perkara dan proses persidangan itu biarlah berjalan. Adu dalil ataubantahan biarlah menjadi jatah para kuasa hukum (pengacara) mereka. Yang hendak penulis
garis bawahi adalah preseden apa dari kasus ini ditinjau dari sisi pengaruhnya terhadapmasyarakat. Memang jika dilihat dari argumen-argumen kedua pihak yang berperkara ini
7/21/2019 Pelaporan Keuangan Asuransi
22/24
1
sama-sama punya alasan. Yang satunya menggugat wanprestasi dan menuntut klaimnyadibayar, sedangkan lawannya menolak karena merasa nasabah menyembunyikan
penyakitnya.
Ini memang debatable. Sepengetahuan penulis, selama ini memang calon nasabah
yang hendak mengikuti program asuransi dilarang menyembunyikan riwayat penyakitnya.Yang menjadi masalah di sini adalah sangat jarang, bahkan mungkin belum pernah ditemuiadanya syarat formal sebuah medical check up kesehatan calon nasabah. Hal ini akan
menjadi masalah besar jika ternyata nasabah sendiri tidak mengetahui bahwa iamengidap suatu penyakit. Ada sebuah lubang besar persengketaan disini. Yang bisa
menjadi penghambat kepastian berasuransi itu. Di sadari atau tidak ini akan sangatmenakut kan nasabah. Bisa terjadi kekhawatiran yang beralasan bagi nasabah lain. Tentu
saja mengenai kepastian pembayaran klaim itu.
Terhadap kasus ini. Mengingat mediasi yang diharapkan menjadi penyelesaianterbaik ternyata gagal. Yang akan sangat berperan nantinya adalah bukti. Sebuah
pembuktian bahwa :1.
Apakah benar Almarhumah Eva menyembunyikan riwayat penyakit jantungnya?2. Apakah benar Prudential telah wanprestasi (ingkar janji) terhadap perjanjian yang
telah tercantum di polis asuransi?Untuk bukti yang pertama jelas adalah kewajiban Prudential untuk membuktikannya.
Jika ia bisa membuktikan secara tertulis, diantaranya hasil medical check up nasabahsebelum perjanjian polis yang jelas menyatakan bahwa Almarhumah Eva mengidap penyakit
jantung. Dan riwayat ini t idak diserahkan oleh calon nasabah. Maka jelas penolakan klaimoleh prudential itu layak diterima secara hukum. Namun jika tidak ada, atau bukti yang
diajukan adalah hasil pemeriksaan setelah yang bersangkutan meninggal. Maka bukti ituakan sangat lemah. Apalagi jika dalam syarat penandatanganan polis asuransi tidak di
perjanjikan adanya medical check up. Terkecuali pihak Prudential menganggap memilikibukti lain yang cukup untuk itu.
Untuk bukti yang kedua tentu saja masih sangat terkait dengan bukti pertama. Yakni
polis asuransi itu sendiri. Bukti ini menjadi penguat saat kebohongan/penyembunyianriwayat penyakit nasabah ini terbukti atau tidak terbukti. Di luar itu semua. Penulis sangat
menyayangkan kegagalan proses mediasi itu. Karena jika Prudential berpikir panjangdengan menimbang masih adanya lubang-lubang persengketaan itu. Yang tentu saja
nantinya harus diperbaiki secara profesional. Maka langkah yang paling bijak sesungguhnyaadalah membayar saja klaim itu. Almarhumah Eva menurut riwayatnya telah menjadi
nasabah perusahaan asuransi ini sejak tahun 2007 dan meninggal pada tahun 2009. Dapatlahdianggap cukup loyal. Apalagi diketahui bahwa kubu Victor ternyata dalam proses mediasi
bersedia menurunkan tuntutan klaim asuransi menjadi sebesar Rp.80 juta saja. Suatu jumlahyang kecil untuk perusahaan asuransi semapan Prudential. Belum lagi jika Prudential mau
mempertimbangkan efek positif terhadap pembayaran klaim itu. Yaitu kepercayaanmasyarakat yang semakin meningkat dalam hal sadar berasuransi. Dengan memandang
kepastian dalam asuransi itu.
Wacana ini tentu saja bukan untuk Prudential saja. Tapi secara umum untukperusahaan lain para pelaku bisnis asuransi. Harap diingat, tren menanjakknya jumlah
7/21/2019 Pelaporan Keuangan Asuransi
23/24
1
nasabah bukan semata karena tawaran perlindungannya namun cenderung adalahkarena bumbu pemikatinvestasinya yaitu unit link misalnya. Maka kepercayaan dan
kepastian perlindungan itu haruslah diperhatikan kembali dengan seksama. Sayaberkeyakinan jika produk tambahan seperti unit link ini tidak ditawarkan. Jumlah peminat
asuransi (jiwa) akan jalan di tempat.
7/21/2019 Pelaporan Keuangan Asuransi
24/24
DAFTAR PUSTAKA
1. http://asuransisyariah.net/
2. http://shandy07.files.wordpress.com/2011/12/makalah-asuransi.docx
3.
http://warsono.staff.umm.ac.id/files/2010/08/4-Perusahaan-Asuransi-MLK-
Warsono.ppt4. http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=1626
5.
Ikatan Akuntan Indonesia, 2012, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK).
No 28. Akuntansi Kontrak Asuransi Kerugian. Salemba Empat. Jakarta.
6. Ikatan Akuntan Indonesia, 2012, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK).
No 36. Akuntansi Kontrak Asuransi Jiwa. Salemba Empat. Jakarta.
7. Triandaru, Sigit dan Totok Budisantoso. 2009. Bank dan Lembaga Keuangan Lain.
Jakarta : Salemba Empat.
8. Undang-Undang No.2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian.