Studi Sedimentasi Pelabuhan Batang BAB II METODOLOGI PELAKSANAAN STUDI SEDIMENTASI 2.1. Ruang Lingkup Dalam melaksanakan studi sedimentasi Pelabuhan Batang, diperlukan metodologi pelaksanaan yang sesuai dengan upaya untuk mencapai tujuan dan sasaran yaitu mengatasi permasalahan pandangkalan alur sungai yang mengganggu kelancaran kegiatan bahari Pelabuhan Batang. Waktu studi dilakukan pada bulan September - Oktober 2003, sedangkan lokasi studi di daerah muara Sungai Sambong Pelabuhan Batang Kecamatan Batang, Kabupaten Batang. Objek utama dalam studi ini adalah sedimen dasar, sedimen melayang, air laut dan air tawar muara Sungai Sambong Pelabuhan Batang dan lingkungan perairan pantai sekitarnya. Selama studi dilaksanaakan beberapa peralatan yang diperlukan baik di lapangan maupun di laboratorium yang tercantum dalam tabel 1 dan 2 di bawah ini : C .V. Rajawali Mandiri Perkasa 6
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Studi Sedimentasi Pelabuhan Batang
BAB II
METODOLOGI PELAKSANAAN STUDI SEDIMENTASI
2.1. Ruang Lingkup
Dalam melaksanakan studi sedimentasi Pelabuhan Batang, diperlukan
metodologi pelaksanaan yang sesuai dengan upaya untuk mencapai tujuan dan
sasaran yaitu mengatasi permasalahan pandangkalan alur sungai yang mengganggu
kelancaran kegiatan bahari Pelabuhan Batang. Waktu studi dilakukan pada bulan
September - Oktober 2003, sedangkan lokasi studi di daerah muara Sungai Sambong
Pelabuhan Batang Kecamatan Batang, Kabupaten Batang.
Objek utama dalam studi ini adalah sedimen dasar, sedimen melayang, air
laut dan air tawar muara Sungai Sambong Pelabuhan Batang dan lingkungan
perairan pantai sekitarnya. Selama studi dilaksanaakan beberapa peralatan yang
diperlukan baik di lapangan maupun di laboratorium yang tercantum dalam tabel 1
dan 2 di bawah ini :
Tabel 1. Alat yang digunakan di lapangan
No Nama alat Satuan Kegunaan1 Tongkat duga berskala M Mengukur gelombangdan pasut2 Bola duga - Mengukur kecepatan arus3 Sedimen Grap Mengambil sedimen4 Sedimen trap - Menjebak sedimen5 Botol sampel ml Tempat sampel air 6 Kompas/Busur ( 0 ) Mengetahui arah dan sudut7 Tali m Alat bantu pelampung debit8 Roll meter m Mengukur jarak9 Stopwatch detik Mengukur waktu10 GPS (0 ‘“ ) Mengetahui posisi11 Perahu - Transportasi di perairan12 Peta Lokasi Sampling dan Pengamatan
C .V. Rajawali Mandiri Perkasa 6
Studi Sedimentasi Pelabuhan Batang
Tabel 2. Alat yang digunakan di Laboratorium
No Nama alat satuan Kegunaan
1 Oven 0C Mengeringkan sedimendan2 Timbangan analitik gr Menimbang sampel3 Alumunium foil - Tempat sample sedimen4 Kertas saring Whatman Ashless No. 42 m Menyaring sampel air5 Vacump Pump - Menyaring sampel air6 Gelas ukur ml Tempat sampel air7 Pipet ml Alat pengambil air 8 Desikator ml Menampung air9 Automatic Sieve shaker mm Mengayak sample sedimen10 Komputer Mengolah data
2.2. Metodologi Pelaksanaan Studi
Metode yang digunakan dalam studi ini adalah metode deskriptif analitis,
yaitu merupakan studi untuk membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian
yang diteliti atau dikaji pada waktu terbatas dan tempat tertentu untuk mendapatkan
gambaran tentang situasi dan kondisi secara lokal dengan menunjukkan hubungan
antara berbagai variasi ( Hadi, 1987). Sedangkan pelaksanaan studi direncanakan
dengan pola alur pikir pelaksanaan yang dibagi menjadi beberapa tahapan. Tahapan
pelaksanaan meliputi, tahap persiapan dengan mencari dan mengumpulkan data-data
sekunder yang sudah ada, ataupun hasil-hasil peneliti terdahulu baik diwilayah lokasi
studi maupun di daerah sekitarnya, selanjutnya dilakukan pengamatan dilapangan
dan kemudian di lakukan analisa data yang di sambung dengan penyusunan laporan.
2.3 Lokasi Pengamatan dan Pengukuran
Penentuan lokasi pengukuran dan pengamatan dilakukan secara purposif
yaitu penentuan titik sampling dengan memperhatikan sistem aliran air morfologi
sungai, dan kemudahan pencapaian (Supriharyono dkk, 1988). Dalam studi ini
C .V. Rajawali Mandiri Perkasa 7
Studi Sedimentasi Pelabuhan Batang
ditentukan 11 titik pengambilan sampel, agar didapatkan data yang dapat mewakili
kondisi daerah lokasi studi.
Dalam studi ini pembagian wilayah pengamatan dan pengambilan sampel di
bagi dalam empat bagian sebagai berikut (periksa gambar 1):
1. Wilayah sungai, daerah ini dipengaruhi aliran sungai dari daratan bagian hulu
secara dominan. Pada wilayah ditentukan 3 titik pengambilan sampel, yang
masing-masing stasiun berjarak 500m, mulai dari muara sungai kearah PPI
Pelabuhan Batang.
2. Wilayah Perairan Pantai/Laut, daerah ini sangat didominasi oleh pengaruh
kegiatan karakteristik fisik parameter hidro-oseanografi dan jarak antar stasiun
diambil 100 m, yang berjumlah 8 lokasi, dengan pembagian 4 di sebelah Barat
Jetty dan 4 di sebelah Timur Jetty.
2.4. Pengukuran dan Pengambilan Sampel
A. Pemasangan Sedimen Trap
Pemasangan sedimen trap dilakukan dengan tujuan mendapatkan data
laju sedimentasi pada titik pengambilan sampel. Ukuran sedimen trap
menggunakan rasio berdiameter 3 inch (7.62 cm) dan tinggi 30 cm. White (1990)
mengatakan bahwa silinder dengan perbandingan tinggi dan diameter atau aspek
rasio 3 merupakan kolektor yang efisien pada kecepatan aliran air sampai 0,2
m/s, dan penggunaan silinder trap sebagai kolektor tidak disetujui pada aliran air
diatas 0,2 m/s. Model sedimen trap dapat dilihat seperti pada gambar 2.
C .V. Rajawali Mandiri Perkasa 8
Studi Sedimentasi Pelabuhan Batang
Gambar 1. Peta Lokasi Sampling Sedimen
Gambar 2. Penampang sedimen trap
B. Pengambilan Sampel Sedimen Dasar
Pengambilan sampel sedimen dasar dilakukan dengan menggunakan grap
sampler pada stasiun sungai, muara dan laut. Sampel yang telah diambil
C .V. Rajawali Mandiri Perkasa 9
1
2
3
108
957
6 4
11
Keterangan :
A : Silinder trapB : Beton cor/alasd : Diameter = 7.62 cm (3
inch)t : Tinggi = 30 cmA
B
Studi Sedimentasi Pelabuhan Batang
dimasukkan ke dalam kantong plastik dan di analisa di laboratorium untuk
mengetahui ukuran butir sedimen pada masing-masing stasiun pengamatan.
Selanjutnya sampel sedimen dianalisa untuk menentukan ukuran butir dengan
menggunakan metode Buchanan (1984) dalam Holme and Mc Intyre (1984).
C. Pengambilan Sampel MPT
Pengambilan sampel air sungai dan laut dilakukan dengan menggunakan
Nansen Bottle, menggunakan metode titik sederhana (simplified method).
Pengambilan sampel MPT dilakukan pada kedalaman 0.2 d, 0.6 d dan 0.8 d dari
kedalaman total perairan pada semua stasiun. Sedangkan frekuensi pengambilan
dilakukan pengambilan setiap minggu satu kali.
D. Pengukuran Debit Sungai
Peralatan yang dipergunakan dalam pengukuran adalah alat ukur
kecepatan aliran berupa pelampung permukaan dan tali ukur sebagai penampang
basah. Kemudian dilakukan penentuan lokasi pengukuran dengan syarat
minimal alur sungai dengan bagian lurus yang cukup panjang, sehingga lintasan
pelampung minimal memerlukan waktu 40 detik, dengan maksud agar diperoleh
data dengan ketelitian dalam menentukan kecepatan lintasan pelampung
(Soewarno, 1991), dan pengukuran debit sungai di lakukan pada daerah
pengaliran yang kemungkinan tidak mendapat pengaruh pasang dari laut.
Selanjutnya penentuan jalur lintasan sesuai dengan pertimbangan lebar sungai
sesuai dengan metode Suwarno (1991) periksa tabel 3 sebagai berikut :
C .V. Rajawali Mandiri Perkasa 10
Studi Sedimentasi Pelabuhan Batang
Tabel 3. Penentuan jumlah jalur lintasan pelampung