PASAR MODAL ANALISIS PENDAPATAN BUNGA DAN PENDAPATAN TIDAK HALAL DALAM PERSPEKTIF FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL SKRIPSI OLEH : M. NASYAH AGUS SAPUTRA NIM : C02205149 INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL FAKULTAS SYARIAH JURUSAN MUAMALAH SURABAYA 2010
86
Embed
PASAR MODAL - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/8649/55/M. Nasyah Agus Saputra_C02205149.pdfpasar modal analisis pendapatan bunga dan pendapatan tidak halal dalam perspektif
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PASAR MODAL ANALISIS PENDAPATAN BUNGA DAN PENDAPATAN TIDAK HALAL DALAM PERSPEKTIF FATWA DEWAN
SYARIAH NASIONAL
SKRIPSI
OLEH :
M. NASYAH AGUS SAPUTRA NIM : C02205149
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL FAKULTAS SYARIAH
JURUSAN MUAMALAH
SURABAYA 2010
PASAR MODAL ANALISIS PENDAPATAN BUNGA DAN PENDAPATAN
TIDAK BADAL DALAM PERSPEKTIF FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL
SKRIPSI
PERPl1S T AK \A ~ JA f:O-J ~\I \ t-.J \ li ' l,:L S 1 11 .\R<\ Y\
). KLAS 1 r-·o R f- f i :>-ZDIO //VI /o .S f ~ ~~O AS •. L 1,1 h.\J :
~f - TM .:GG AL :
Ohh:
M. NASYAH AGUS SAPUTRA NIM: COll06149
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL FAKULTAS SYARIAH
JURUSAN MUAMALAH
SURABAYA 2010
SURAT PERNY AT AAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini : . Nama : M. Nasyah Agus Saputra
NIM : C02205149
Jurusan : Mu'amalah
Fakultas : Syari'ah
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya tulis ilmiah I Skripsi yang
berjudul : "Keputusan Ketua Bapepam Dan Lembaga Keuangan Nomor : Kcp-
314/BL/2007 Teutang Kriteria Dan Penerbitan Daftar Efek Syari ' nh Dalmn
Perspektif Fatwa Dewan Syariah Nasional No: 40/DSN-MUI/X/2003" adalah bcnar
- benar basil karya sendiri, belum pemah diajukan pad a inst it ut manapun, dan bukan
hasil plagiat dari skripsi orang lain.
Demikian pemyataan ini saya buat dengan scbcnamya, tanpa ada 10ka11a11
dan paksaan dari pihak manapun. Apabila di kemudian hari terbukt i bahwa s kri psi
ini hasil plagiat , maka saya bersedia mendapatkan sanksi sesuai at uran ya11g bL.rlak u.
Pcnul is.
PERSETVJUAN PEMBIMBING
Skripsi yang ditulls oleh M. Nasyah Agus Saputra ini tclali diperiksa dai1
disetujui untuk dimunaqasahkan.
Surabaya, 11 Februari 2010
Pcmbimbing,
Dr. H. Abdu lab. M.Ag NIP. 196309041992031002
PENGESAHAN
Skripsi yang ditulis oleh M. Nasyah Agus Saputra ini telah dipertahankan di depan sidang Majelis Munaqasah Skripsi fakultas Syariah IAIN Sunan Ampel pada hari Selasa, tanggal 22 Februari 2010 dan dapat diterima sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan program sarjana strata satu dalam Ilmu syariah.
Majelis Munaqasah Skripsi :
Sekretaris,
Dr. H. Ab ullah M.A NIP. 1963 041992031002
Nur Lailatul Za'ah, Le, M.Ag NIP.197904162006042002
Penguji I, Penguji II,
~ Prof. Dr. H. Ismail awi M.Si Abd. Basith Junaidy, M.Ag
Skripsi ini merupakan hasil penelitian kepustakaan ( library research ) yang berusaha menganalisis tentang “Pasar Modal: Analisis Pendapatan Bunga dan Pendapatan tidak Halal dalam Perspektif Fatwa Dewan Syariah Nasional”. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab rumusan masalah: 1)Bagaimana deskripsi Pendapatan Bunga dan Pendapatan tidak Halal dalam Keputusan Ketua Bapepam dan Lembaga Keuangan Nomor: Kep-314/BL/2007 tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah, 2)Bagaimana tinjauan Fatwa Dewan Syariah Nasional No.40/DSN-MUI/X/2003 terhadap Pendapatan Bunga dan Pendapatan Tidak Halal dalam Keputusan Ketua Bapepam Dan Lembaga Keuangan Nomor: Kep-314/BL/2007 tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah.
Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan yang datanya dihimpun menggunakan teknik dokumenter, kemudian diolah mengunakan editing, organizing, conclusing. Selanjutnya data tersebut dianalisis mengunakan metode perspektif yang kemudian ditarik suatu kesimpulan dengan pola pikir deduktif berdasarkan Fatwa Dewan Syariah Nasional.
Berdasarkan Keputusan Ketua Bapepam dan Lembaga Keuangan Nomor : Kep-314/BL/2007 tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah pada angka 2 huruf e: “efek berupa saham, termasuk Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) Syariah dan Waran Syariah, yang diterbitkan oleh Emiten atau Perusahaan Publik yang tidak menyatakan bahwa kegiatan usaha serta cara pengelolahan usahanya dilakukan berdasarkan prinsip – prinsip syariah sepanjang Emiten atau Perusahaan Publik tersebut memenuhi kriteria sebagai berikut”, untuk kriteria emiten pada angka 2 huruf e diatas yang disebutkan dalam Keputusan Ketua Bapepam dan Lembaga Keuangan tersebut, diantaranya pada angka 2 huruf e butir 4) b), tidak melebihi rasio keuangan yakni : “total pendapatan bunga dan pendapatan tidak halal lainnya dibandingkan dengan total pendapatan (revenue) tidak lebih dari 10%”. Maka emiten tersebut oleh Bapepam dan Lembaga Keuangan dianggap sebagai emiten syariah dan efeknya dianggap efek syariah serta dapat dimuat dalam daftar efek syariah. Pada Keputusan Ketua Bapepam dan Lembaga Keuangan Nomor: Kep-314/BL/2007 pada angka angka 2 huruf e butir 4) b)tersebut, yakni mengenai dua hal: pendapatan bunga dan pendapatan tidak halal, dua hal tersebut tidak selaras dengan Fatwa Dewan Syariah Nasional No: 40/DSN-MUI/X/2003. Bunga (interest) sendiri berdasarkan Fatwa Majelis Ulama Indonesia telah memenuhi kriteria riba> yang terjadi pada zaman Rasulullah SAW, yakni riba> nasi<’ah dan riba> haram hukumnya. Pendapatan tidak halal berarti pendapatan yang berasal dari sesuatu yang tidak halal yakni pendapatan yang berasal dari sesuatu yang telah jelas haram hukumnya, baik itu haram karena zatnya (hara>m li-z|a>tihi) dan haram bukan karena zatnya (hara>m li-gayrihi), yang mengandung unsur d{arar, garar, dan maysir, tiga unsur tersebut haram hukumnya.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah: dalam tinjauan Fatwa Dewan Syariah Nasional, Emiten atau Perusahaan Publik yang mempunyai rasio keuangan yang disebutkan pada angka angka 2 huruf e butir 4) b), tidak dapat dianggap emiten syariah, dan efek yang diterbitkannya bukanlah efek syariah serta tidak dapat dimuat dalam daftar efek syariah. Sehingga hal – hal yang dijelaskan dalam Keputusan Ketua Bapepam dan Lembaga Keuangan tersebut tidak selaras dengan Fatwa Dewan Syariah Nasional.
Berdasarkan kesimpulan di atas maka disarankan bagi Bapepam dan Lembaga keuangan dalam membuat keputusan tentang peraturan – peraturan mengenai efek syariah hendaknya selaras dengan Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) – MUI.
Dengan adanya fatwa tersebut maka telah jelas mengenai halal dan
haram yang paling utama tentang pasar modal syariah, dalam sebuah h}adi<s\
dijelaskan :
اتقى فمن الناس من كثري يعلمهن ال مشتبهات وبينهما بين الحرام وإن بين الحالل إن
حول يرعى كالراعي الحرام في وقع شبهاتال في وقع ومن وعرضه لدينه استبرأ الشبهات
في وإن أال محارمه الله حمى وإن أال حمى ملك لكل وإن أال فيه يرتع أن يوشك الحمى
القلب وهي أال كله الجسد فسد فسدت وإذا كله الجسد صلح صلحت إذا مضغة الجسد
Artinya :
"Sesungguhnya yang halal itu jelas, dan yang haram itu jelas, dan diantara keduanya ada perkara-perkara syubhat,Kebanyakan manusia tidak mengetahuinya. Barangsiapa yang menjaga diri dari perkara syubhat tersebut, maka dia telah menjaga agamanya dan kehormatannya,dan barangsiapa yang jatuh dalam perkara syubhat, maka dia jatuh kepada hal yang haram.Seperti seorang pengambala yang mengembala disekitar daerah larangan, lambat laun akan masuk kedalamnya. Ketahuilah, setiap raja memiliki daerah larangan, sedangkan daerah larangan Allah adalah apa-apa yang diharamkan-Nya. Ketahuilah, sesungguhnya di dalam jasad itu ada segumpal daging, apabila dia baik maka baiklah seluruh jasad, dan apabila dia buruk maka buruklah seluruh jasad. Ketahuilah, dia adalah hati" 5
oleh karena itu Islam mengajurkan umatnya untuk menjauhkan diri dari segala
sesuatu yang haram.
Semua fatwa-fatwa mengenai pasar modal syariah yang telah
dikeluarkan oleh Dewan Syariah Nasional - MUI menjadi pedoman bagi para
investor, emiten ataupun perusahaan publik yang ingin melakukan kegiatan
5 Muslim, S}ahi>h Muslim bab akhz|u al – H{ala<l wa tarku asy – Syubha<t Juz 5, h. 499
Kajian pustaka ini, intinya adalah untuk mendapatkan gambaran umum
hubungan topik yang akan diteliti dengan penelitian sejenis yang pernah
dilakukan oleh peneliti sebelumnya, sehingga tidak ada pengulangan6. Dalam
penelusuran awal, sampai saat ini penulis belum menemukan penelitian atau
tulisan yang secara spesifik mengkaji tentang “Pasar Modal: Analisis
Pendapatan Bunga dan Pendapatan tidak Halal dalam Perspektif Fatwa Dewan
Syariah Nasional”.
Namun ada beberapa buah buku yang membahas tentang pasar modal di
Indonesia terutama pasar modal syariah didalamnya, yakni: buku tentang
Bank dan Lembaga Keuangan Syariah7 dan, buku tentang Lembaga Keuangan
Syariah8. Secara garis besar kedua buku ini membahas beberapa hal yang
menyangkut tentang transaksi pada pasar modal, pihak – pihak yang terkait,
dan instrumen yang ada dalam pasar modal dan disamping itu juga dibahas
tentang sekitar pasar modal syariah didalam buku tersebut.
Buku tentang Pasar Modal Syariah (Tinjauan Hukum)9 dan, buku
tentang Investasi pada Pasar Modal Syariah10, kedua buku ini membahas
tentang sejarah perkembangan pasar modal syariah, definisinya dan instrumen
yang ada dalam pasar modal syariah.
6 Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, h. 135 7 Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah 8 Ahmad Rodoni dan Abdul Hamidh, Lembaga Keuangan Syariah 9 Burhanuddin S, Pasar Modal Syariah (Tinjauan Hukum) 10 Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution, Investasi pada Pasar Modal Syariah
adalah cara berinvestasi yang masih mengandung unsur-unsur yang masih
bertentangan dengan Islam, sedangkan investasi reksadana syariah adalah cara
berinvestasi yang diharapkan umat islam dapat terhindar dari hal-hal yang
bertentangan dengan syariah Islam15.
Dari beberapa penelitian di atas, maka penelitian ini jelas berbeda denga
penelitian tersebut. Disini penulis lebih memfokuskan pada analisis
Pendapatan Bunga dan Pendapatan tidak Halal dalam Keputusan Ketua
Bapepam dan Lembaga Keuangan Nomor: Kep-314/BL/2007 tentang Kriteria
dan Penerbitan Daftar Efek Syariah yakni pada angka 2 huruf e butir 4) b),
serta Bagaimana tinjauan Fatwa Dewan Syariah Nasional No: 40/DSN-
MUI/X/2003 terhadap dua hal tersebut.
13 Chomsa Laila, Studi Komparasi Tentang Pasar Modal Syariah dan Pasar Modal Konvesonal, h. iv
14 Agus Minan, Studi Komparasi Tentang Obligasi syariah dan Obligasi Konvensional, h. iv 15 Anif Inayatul Wahidah, Studi Komparasi Investasi Reksadan Konvensional dan Reksadan
17 ibid, h. 53 18 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 914 19 Republik Indonesia, Pasal 3 ayat (1) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar
Modal 20 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 655
“…dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba...” (QS. al-Baqarah : 275)5.
فإن .مؤمنين كنتم إن الربا من بقي ما اوذرو اهللا اتقوا آمنوا الذين أيها يا
ال أموالكم رؤوس فلكم تبتم وإن ورسوله اهللا من بحرب فأذنوا تفعلوا
تظلمون وال تظلمون
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orangorang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba) maka ketahuilah bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba) maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak (boleh) menganiaya dan tidak (pula) dianiaya” (QS. al-Baqarah : 278-279)6.
عن تجارة تكون أن إال طلبالبا بينكم أموالكم تأكلوا ال آمنوا الذين أيها يا
................ منكم تراض
“Wahai orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakanharta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu,…” (QS. al-Nisa’ : 29)7.
................ الله فضل من وابتغوا الأرض في فانتشروا الصلاة قضيت فإذا
5 Departemen Agama RI, Al-Qur’an Terjemahan Per-kata, h. 47 6 Ibid, h. 47 7 Ibid, h. 83
“Apabila telah ditunaikan sholat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia Allah…” (QS. Al Jumu’ah : 10)8.
......................... بالعقود أوفوا آمنوا الذين أيها يا
“Hai orang yang beriman! Penuhilah akad-akad itu…” (QS. al- Ma’idah : 1)9.
b. H{adi<s|| Nabi s.a.w, antara lain:
ابن عن وأمحد الصامت بن عبادة عن ماجه ابن رواه (ضرار الو ضرر ال
)حيي عن ومالك العباس
“Tidak boleh membahayakan diri sendiri dan tidak boleh pula membahayakan orang lain” (HR. Ibn Majah dari ‘Ubadah bin Shamit, Ahmad dari Ibn ‘Abbas, dan Malik dari Yahya)10.
)حزام بن حكيم عن اخلمسة رواه (عندك ماليس تبع ال
“Janganlah kamu menjual sesuatu yang tidak ada padamu” (HR. Al Khomsah dari Hukaim bin Hizam)11
ليس ما بيع وال تضمن لم ما ربح وال بيع في شرطان وال وبيع سلف يحل ال
وصححه جده، عن أبيه نع شعيب بن عمرو عن اخلمسة رواه( عندك
)واحلاكم خزمية وابن الترمذي
8 Ibid, h. 554 9 Ibid, h. 106 10 Ma>lik Ibn Anas, Muwat}t}a Ma>lik bab al-Qada>’ fil Mirfaq Juz 12, h. 224 11 Ibnu Ma>jah, Sunan Ibnu Ma>jah bab an – Nahyu ‘An Bai’ Ma> Laysa ‘Indaka Wa ‘An Ribh}in
“Tidak halal (memberikan) pinjaman dan penjualan, tidak halal (menetapkan) dua syarat dalam suatu jual beli, tidak halal keuntungan sesuatu yang tidak ditanggung resikonya, dan tidak halal (melakukan) penjualan sesuatu yang tidak ada padamu” (HR. Al Khomsah dari ‘Amr bin Syu’aib dari ayahnya dari kakeknya)12.
)عمر ابن عن البيهقي رواه ( الغرر بيع عن وسلم عليه اهللا صلى اهللا رسول نهى
“Rasulullah s.a.w. melarang jual beli (yang mengandung) garar” (HR. Al Baihaqi dari Ibnu Umar)13
)عليه متفق (النجش عن نهى وسلم عليه اهللا صلى اهللا رسول إن
“Rasulullah s.a.w. melarang (untuk) melakukan penawaran palsu” (Muttafaq ‘alaih)14
داود أبو رواه (بيعة في عتينبي عن نهى وسلم عليه اهللا صلى اهللا رسول إن
)والنسائى والترمذي
“Nabi SAW melarang pembelian ganda pada satu transaksi pembelian” (HR. Abu Dawud, al-Tirmidzi, dan al-Nasa’i)15.
)حزام بن حكيم عن البيهقى رواه (تقبضه حتى شيئا نتبع ال
12 Ibnu Ma>jah, Sunan Ibnu Ma>jah bab fi< ar – Rajuli Yabi>’u Ma> Laysa ‘Indahu Juz 3, h. 1518-
1519 13 Abu Dawud, Sunan Abi> Da>wud bab fi< Bai’ al-Garar Juz 2, h. 461 14 Nasa> i, Sunan an – Nasa> i bab an – Najasy Juz 7, h. 258 15 Tirmiz|i<, Sunan at – Tirmiz|i< bab Ma< Ja<‘a fi< an – Nahyi ’an Bay’atayni fi< Bay’atin Juz 3. h. 15
“Tidak boleh menjual sesuatu hingga kamu memilikinya” (HR Baihaqi dari Hukaim bin Hizam)16.
والمسلمون حراما أحل أو حالال حرم صلحا إال المسلمني بين جائز الصلح
عمرو عن الترمذي رواه (حراما أحل أو حالال حرم شرطا إال شروطهم على
)عوف بن
“Perdamaian dapat dilakukan di antara kaum muslimin kecuali perdamaian yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram; dan kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram” (HR. Al-Tirmizi dari ‘Amr bin ‘Auf)17.
ما الشريكين ثالث أنا: تعالى اهللا يقول: قال لموس عليه اهللا صلى اهللا رسول إن
رواه (بينهما من خرجت صاحبه أحدهما خانه فإذا صاحبه أحدهما يخن لم
)والبيهقي واحلاكم والدارقطين داود أبو
“Rasulullah SAW bersabda, Allah Ta’ala berfirman:”Aku adalah Pihak ketiga dari dua Pihak yang berserikat selama salah satu Pihak tidak mengkhianati yang lainnya. Maka, apabila salah satu Pihak mengkhianati yang lain, Aku pun meninggalkan keduanya” (HR Abu Dawud, al-Daraquthni, al-Hakim, dan al-Baihaqi)18.
16 Abdullah bin Muhammad Ath - Thayyar …dkk, Ensiklopedi Fiqih Muamalah dalam
Pandangan Empat Madzhab, h. 58 17 Tirmiz|i<, Sunan at – Tirmiz|i< bab Ma< Z|ukira ’An Rasu>lullah S{allallahu ’Alayhi Wa Sallam fi<
as{ - S{ulh{i Bayna an – Na<si Juz 3. h. 15 18 Ibnu Ma>jah, Sunan Ibnu Ma>jah bab fi> asy – Syarikati Juz 3, h. 1470
إال يحتكر ال: قال وسلم عليه الله صلى الله رسول عن الله عبد بن معمر عن
)مسلم رواه (خاطئ
“Dari Ma’mar bin Abdullah, dari Rasulullah SAW bersabda: Tidaklah melakukan ihtikar (penimbunan/monopoli) kecuali orang yang bersalah” (HR Muslim)19.
c. Kaidah Fiqh:
.تحريمها على دليل يدل أن إال احةاإلب المعامالت في األصل
“Pada dasarnya, segala bentuk mu’amalah boleh dilakukan sepanjang tidak ada dalil yang mengharamkannya.”20
إذنه بال الغير ملك في فيتصر أن يجوزلأحد ال
“Tidak boleh melakukan perbuatan hukum atas milik orang lain tanpa seizinnya.”21
2. Keputusan Fatwa Dewan Syariah Nasional No.40/DSN-MUI/X/2003
a. Ketentuan Umum
1) Pasar Modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan
Penawaran Umum dan perdagangan Efek, Perusahaan Publik
yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta
lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek.
19 Muslim, S}ahi>h Muslim bab Tah}ri>m al – Ih}tika>r fi> al – Aqwa>ti Juz 11, h. 36 20 Walid bin Rasyid as-Sa'idan, Fikih Kedokteran, h. 3 21 A Djazuli, Kaidah-kaidah Fikih, h.130
harus dihentikan dan dibuang jauh-jauh. Maka dari itu semua
transaksi yang diharamkan Allah Swt dan Rasul-Nya adalah
transaksi d{arar. Sebaliknya, semua transaksi yang
dibolehkan Allah Swt dan Rasul-Nya adalah transaksi yang
benar dan bermanfaat22. Hal ini sesuai dengan h}adi<s\ yang
diriwayatkan oleh, Nabi SAW bersabda:
الله صلى الله رسول أن أبيه عن المازني يحيى بن عمرو عن مالك عن
ضرار وال ضرر ال قال وسلم عليه
Artinya : “Dari Ma<lik dari ‘Amri bin yah{ya al-Ma<ziniyyi dari ayahnya, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: tidak boleh mencelakakan dan tidak boleh membawa celaka”23
2) Unsur garar
Garar (ketidak jelasan) yaitu sesuatu yang tidak diketahui
bahayanya dikemudian hari , dari barang yang tidak diketahui
hakikatnya24. Jual beli garar berarti sebuah jual beli yang
mengandung unsur – unsur penipuan dan penghianatan, baik
karena ketidak jelasan dalam obyek jual belinya yang tidak
yakin dapat diserahkan atau ketidak pastian dalam cara
yang-real/, Ekonomi Non-Real vs Ekonomi Islam yang Real, 01 februari 2010 23 Ma>lik Ibn Anas, Muwat}t}a Ma>lik bab al-Qada>’ fil Mirfaq Juz 12, h. 224 24 Abdullah bin Muhammad Ath - Thayyar …dkk, Ensiklopedi Fiqih Muamalah dalam
pelaksanaannya25. Hukum jual beli garar adalah haram, dasar
haramnya adalah h}adi<s\ nabi, yakni:
الله عبيد عن إدريس ابن حدثنا قاال شيبة أبي ابنا انوعثم بكر أبو حدثنا
وسلم عليه اهللا صلى النبي ان: هريرة بيأ عن الأعرج عن الزناد أبي عن
الغرر بيع عن نهى
Artinya : “ Dari Abu> Bakrin dan ’Usma>n bin Abi> Syaybah berkata dari Ibnu Idri>s dari ’Ubaydillah dari Abi Zina>d dari A’raj dari Abi> Hurayrah : sesungguhnya Nabi SAW melarang jual beli garar”26
3) Unsur riba>
Riba> secara bahasa bermakna ziya>dah (tambahan),
sedangkan riba> menurut istilah pengambilan tambahan dari
harta pokok atau modal secara batil, baik dalam transaksi
jual beli maupun pinjam – meminjam27. Hukum riba> adalah
haram, pengharaman tersebut dijelaskan dalam al-Qur’an,
Sunnah dan ijma‘. Dijelaskan dalam al-Qur’an, antara lain
QS. al-Baqarah : 275
25 Amir Syarifuddin, Garis – Garis Besar Fiqh, h. 201 26 Abu Dawud, Sunan Abi> Da>wud bab fi< bai’ al-Garar Juz 2, h. 461 27 Hasan Ali, Asuransi dalam Perspektif Hukum Islam, h. 132
من يطانالش يتخبطه الذي يقوم كما إال يقومون ال الربا يأكلون الذين
الربا وحرم البيع اهللا وأحل الربا مثل البيع إنما قالوا بأنهم ذلك المس
عاد ومن اهللا إلى وأمره سلف ما فله فانتهى ربه من موعظة جاءه فمن
خالدون فيها هم النار أصحاب فأولئك
Artinya : “Orang-orang yang makan (mengambil) riba> tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba>, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba>. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Rabbnya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba>), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang mengulangi (mengambil riba>), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya”28
Selain ayat diatas, juga terdapat h}adi<s| nabi yang
menerangkan pengharaman tersebut:
قالوا شيبة أبي بن وعثمان حرب بن وزهير الصباح بن محمد حدثنا
اهللا صلى اهللا رسول لعن :قال جابر عن الزبير وأب أخبرنا هشيم حدثنا
سواء هم :وقال وشاهديه، وكاتبه، وموكله، الربا، آكل وسلم عليه
28 Departemen Agama RI, Al-Qur’an Terjemahan Per-kata, h. 47
Artinya : “Dari Muhammad bin S{abba>h}, Zubair bin H{arb dan ’Usma>n bin Abi> Syaybah berkata dari Husyaym dari Abu> Zubayr dari Jabi>r berkata : Rasulullah SAW melaknat orang yang memakan hasil riba, yang memberi makan dengannya, penulisnya, dan dua saksinya. Beliau berkata: Mereka semua sama (dalam hukum)”29
4) Unsur maysir
Maysir atau perjudian adalah suatu permainan yang
menepatkan salah satu pihak harus menanggung beban pihak
yang lain akibat permainan tersebut30. Allah Swt telah
memberi penegasan terhadap keharaman melakukan aktivitas
ekonomi yang mengandung unsur maysir (perjudian), adapun
illat diharamkannya judi yakni adanya unsur taruhan dan
unsur berhadap-hadapan atau secara langsung31. Dijelaskan
dalam Q.S Al-Maidah : 90
من رجس واألزالم واألنصاب والميسر الخمر إنما آمنوا الذين يهاأ يا
تفلحون لعلكم فاجتنبوه الشيطان عمل
Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman sesungguhnya (minum) khamr, berjudi, beribadah kepada berhala-berhala, dan mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan setan, maka jauhilah perbuatan –
29 Muslim, S}ahi>h Muslim bab la’ana A<kila ar - Riba> wa mu>kilahu Juz 11, h. 22 30 Adiwarman A Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, h. 43 31 http://syariah.uin-suka.ac.id/file_ilmiah/SMS%20sm%20dgn%20judi.doc, 02 Maret 2010
perbuatan itu agar kalian mendapat keberuntungan (keselamatan)”32
5) Unsur risywah
Risywah (suap – menyuap) adalah perbuatan memberi
sesuatu kepada pihak lain untuk mendapatkan sesuatu yang
bukan haknya, yang mana perbuatan tersebut dilakukan oleh
kedua belah pihak secara sukarela33. Risywah (suap –
menyuap) merupakan perbuatan yang dilarang, Allah SWT
telah menyinggung praktik risywah (suap – menyuap)
sejumlah ayat al-Qur’an, diantaranya Q.S Al-Baqarah : 188
فريقا لتأكلوا الحكام إلى بها وتدلوا اطلبالب بينكم أموالكم تأكلوا ولا
تعلمون وأنتم بالإثم الناس أموال من
Artinya : “Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui”34
32 Departemen Agama RI, Al-Qur’an Terjemahan Per-kata, h. 123 33 Adiwarman A Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, h. 45 34 Departemen Agama RI, Al-Qur’an Terjemahan Per-kata, h. 29
Rasulullah SAW pun telah memberi peringatan secara tegas
untuk menjauhi parktik risywah (suap – menyuap), dalam
h}adi<s| Rasulullah SAW bersabda :
والمرتشي الراشي وسلم عليه الله صلى الله رسول لعن قال بانثو عن
بينهما يمشي الذي يعني :والرائش
Artinya : “Dari S|auba>n, ia berkata, “Rasulullah SAW melaknat/mengutuk orang yang menyuap, yang menerima suap dan orang yang menghubungkan keduanya”35
Semua unsur – unsur yang telah di jelaskan diatas semuanya
itu di larang, baik oleh al-qur’an, h}adis\ maupun ijma‘. Adapun
transaksi yang mengandung unsur d{arar, garar, riba>, maysir,
risywah, maksiat dan kezhaliman sebagaimana yang dimaksud,
yang mana merupakan transaksi efek yang dilarang dalam pasar
modal syariah adalah meliputi:
1. Bai‘ Najsy yaitu perbuatan melakukan penawaran palsu atau
permintaan palsu (demand), sehingga orang lain terperdaya
melakukan penbelian dengan harga tinggi. Bai‘ Najsy ini
dilarang sehingga hukumnya haram, alasan keharamannya
35 Imam Ahmad bin Hanbal, Musnad al – Ima>m Ah}mad bin H}anbal Juz 5, h. 279
adalah adanya unsur penipuan36. Larangan tersebut terdapat
dalam h}adi<s\ nabi :
النجش عن نهى وسلم عليه اهللا صلى النبي أن عمر ابن عن نافع عن
Artinya : “Dari Na>fi’ dari Ibnu ‘Umar r.a.: Bahwasanya Nabi SAW melarang jual-beli dengan cara najasy”37
2. Bai‘ al-ma’du>m yaitu merupakan suatu bentuk transaksi jual
beli atas surat berharga (efek syariah) yang belum dimiliki
pada waktu akad, yang mana transaksi ini dikenal dalam
transaksi efek dengan nama short selling38. Transaksi ini
dilarang dalam Islam karena memilik unsur – unsur yang
bersifat spekulatif dan penipuan. Larangan tersebut terdapat
dalam h}adi<s\ nabi:
عندك ماليس تبع ال
Artinya : “Janganlah kamu menjaul sesuatu yang tidak ada padamu”39
3. Insider trading yaitu memakai informasi orang dalam untuk
memperoleh keuntungan transaksi yang dilarang.
36 Burhanuddin S, Pasar Modal Syariah (Tinjauan Hukum), h. 141 37 Nasa> i, Sunan an – Nasa> i bab an – Najasy Juz 7, h. 258 38 Ahmad Rodoni dan Abdul Hamid, Lembaga Keuangan Syariah, h. 140 39Ibnu Ma>jah, Sunan Ibnu Ma>jah bab an – Nahyu ‘An Bai’ Ma> Laysa ‘Indaka Wa ‘An Ribh}in
6. Ih}tika>r (penumpukan/penimbunan), yaitu melakukan
pembelian atau dan pengumpulan suatu Efek Syariah untuk
menyebabkan perubahan harga Efek Syariah, dengan tujuan
mempengaruhi pihak lain. Ih}tika>r (penumpukan/penimbunan)
dilarang atau haram hukumnya, larangan tersebut terdapat
dalam h}adi<s\ nabi:
بن محمد عن إسمعيل بن حاتم حدثنا الأشعثي عمرو بن سعيد حدثنا
معمر عن المسيب بن سعيد عن عطاء بن عمرو بن محمد عن عجلان
خاطئ إال يحتكر ال قال وسلم عليه الله ىصل الله رسول عن الله عبد بن
Artinya : ”Dari Sa’i>d bin ’amr dan al-Asy’as\iyyu dari H{a>tim bin Isma’i<l dari Muhammad bin ’ajla>n dari Muhammad bin ’Amri bin ’At}a>‘ dari Sa’i<d bin Musayyib dari Ma’mar bin Abdullah, dari Rasulullah SAW bersabda : tidaklah melakukan ih}tika>r (penumpukan/penimbunan) kecuali orang yang berdosa” 41
Ih}tika>r (penumpukan/penimbunan) diharamkan apabila
dilakukan dengan maksud42:
a. Untuk menciptakan kelangkaan barang dengan cara
menimbun
41 Muslim, S}ahi>h Muslim bab Tah}ri>m al – Ih}tika>r fi> al – Aqwa>ti Juz 11, h. 36 42 Yusuf Qardhawi, Halal dan Haram Dalam Islam, h. 358
diterbitkan oleh Emiten atau Perusahaan Publik yang tidak
menyatakan bahwa kegiatan usaha serta cara pengelolaan
usahanya dilakukan berdasarkan prinsip syariah, sepanjang
Emiten atau Perusahaan Publik tersebut:
1) Tidak melakukan kegiatan usaha sebagaimana
dimaksud dalam angka 2 huruf a Peraturan Nomor. IX.
A. 135 :
kegiatan usaha yang bertentangan dengan prinsip – prinsip syariah antara lain: 1) perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang dilarang; 2) menyelenggarakan jasa keuangan yang menerapkan konsep ribawi, jual beli resiko yang mengandung gharar dan atau maysir; 3) memproduksi, mendistribusikan, memperdagangkan, dan atau menyediakan: a) barang dan atau jasa yang haram karena zatnya (hara>m li-z|a>tihi): b) barang dan atau jasa yang haram bukan karena zatnya (hara>m li-gayrihi) yang ditetapkan DSN – MUI; dan atau c) barang dan atau jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat; dan atau melakukan investasi pada emiten atau perusahaan publik yang pada saat transaksi tingkat (nisbah) hutang perusahaan kepada lembaga keuangan ribawi lebih dominan dari modalnya, kecuali investasi tersebut dinyatakan kesyariahannya oleh DSN – MUI
2) Tidak melakukan perdagangan yang tidak disertai
dengan penyerahan barang atau jasa
5 Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-130/BL/2006 tanggal 23 November 2006
Baik jenis usaha, produk barang, jasa yang diberikan dan akad serta cara
pengelolaan perusahaan emiten tersebut tidak boleh bertentangan dengan
prinsip – prinsip syariah. Maka dari itu Emiten atau Perusahaan Publik yang
tidak melakukan kegiatan tersebut sebagaiman dijelaskan dalam Fatwa Dewan
Syariah Nasioanl disebut sebagai Emiten Syariah.
Dalam Keputusan Ketua Bapepam dan Lembaga Keuangan Nomor: Kep-
314/BL/2007 tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah, penulis
atau peneliti menemukan kriteria Emiten yang bisa dianggap syariah (Emiten
Syariah) oleh Bapepam dan Lembaga Keuangan yang dijelaskan dalam Ketua
Bapepam dan Lembaga Keuangan tersebut, yakni sepanjang Emiten atau
Perusahaan Publik tersebut memenuhi kriteria yang dijelaskan pada angka 2
huruf e butir 1) – 4) Keputusan Ketua Bapepam dan Lembaga Keuangan
Nomor: Kep-314/BL/2007 ini:
1) Tidak melakukan kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dalam angka 2
huruf a Peraturan Nomor. IX. A. 132:
kegiatan usaha yang bertentangan dengan prinsip – prinsip syariah antara lain: 1) perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang dilarang; 2) menyelenggarakan jasa keuangan yang menerapkan konsep ribawi, jual beli resiko yang mengandung garar dan atau maysir; 3) memproduksi, mendistribusikan, memperdagangkan, dan atau menyediakan: a) barang dan atau jasa yang haram karena zatnya (hara>m li-z|a>tihi): b) barang dan atau jasa yang haram bukan karena zatnya (hara>m li-gayrihi) yang ditetapkan DSN – MUI; dan atau c) barang dan atau jasa yang
2 Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-130/BL/2006 tanggal 23 November 2006
merusak moral dan bersifat mudarat; dan atau melakukan investasi pada emiten atau perusahaan publik yang pada saat transaksi tingkat (nisbah) hutang perusahaan kepada lembaga keuangan ribawi lebih dominan dari modalnya, kecuali investasi tersebut dinyatakan kesyariahannya oleh DSN – MUI
2) Tidak melakukan perdagangan yang tidak disertai dengan penyerahan
barang atau jasa
3) Tidak melakukan perdagangan dengan penawaran atau permintaan palsu
4) Tidak melebihi rasio-rasio keuangan sebagai berikut:
a. Total utang yang berbasis bunga dibandingkan dengan total ekuitas
tidak lebih dari 82%
b. Total pendapatan bunga dan pendapatan tidak halal lainnya
dibandingkan dengan total pendapatan (revenue) tidak lebih dari
10%
Melihat kriteria emiten yang sesuai prinsip – prinsip syariah yang
dijelaskan dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional, dan Keputusan ketua
Bapepam dan Lembaga Keuangan tersebut terdapat ketidak selarasan, yakni
pada angka 2 huruf e butir 4) b) keputusan tersebut, tidak melebihi rasio-rasio
keuangan: “Total pendapatan bunga dan pendapatan tidak halal lainnya
dibandingkan dengan total pendapatan (revenue) tidak lebih dari 10%”. Pada
klausul diatas, terdapat dua hal yang tidak selaras dengan Fatwa Dewan
Dawud, Abu, Sunan Abi> Da>wud Juz 2, Beirut, Dar al – kutub al – Ilmiyah, 1996
Faridah, Mutia, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Peraturan Pencatatan Efek No 1 – A Tahun 2000 (Analisis Terhadap Transaksi Share Swap), Surabaya, IAIN Sunan Ampel, 2009
Firdaus, Ardhiansyah, Analisis Hukum Islam Terhadap Transaksi Saham Di Pasar Modal Indonesia, Surabaya, IAIN Sunan Ampel, 2004
Hanbal, Imam Ahmad bin, Musnad al – Ima>m Ah}mad bin H}anbal Juz 5, Beirut, Dar al – kutub al – Ilmiyah, 1993
Karim, Adiwarman A, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2006
Laila, Chomsa, Studi Komparasi Tentang Pasar Modal Syariah dan Pasar Modal Konvesonal, Surabaya, IAIN Sunan Ampel, 2006
Majah, Ibnu, Sunan Ibnu Ma>jah Juz 1, Beirut, Dar al – kutub al – Ilmiyah, 2004
---------------, Sunan Ibnu Ma>jah Juz 3, Beirut, Dar al – H{adi<s, 1999
Minan, Agus, Studi Komparasi Tentang Obligasi syariah dan Obligasi Konvensional, Surabaya, IAIN Sunan Ampel, 2005
Muslim, S}ahi>h Muslim Juz 11, Beirut, Dar al – kutub al – Ilmiyah, 2008
--------, S}ahi>h Muslim Juz 5, Beirut, Dar al – kutub al – Ilmiyah, 1994
Nasa> i, Sunan an – Nasa> i Juz 7, Beirut, Dar al – kutub al – Ilmiyah, 1930
Nata, Abuddin, Metodologi Studi Islam, jakarta, PT Grafindo Persada, 2006
Qardhawi, Yusuf, Halal dan Haram Dalam Islam, Surabaya, PT. Bina Ilmu Surabaya, 2003
Rahmawan A, Ivan, Kamus Istilah Akuntansi Syariah, Yogyakarta, Pilar Media, 2005
Rodoni, Ahmad dan Abdul Hamid, Lembaga Keuangan Syari’ah, Jakarta, Zikrul Hakim, 2008
Rusdin, Pasar Modal Teori, Masalah dan Kebijakan dalam praktik, Bandung, Alfabeta, 2006
Sudarsono, Heri, Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah Deskripsi dan Ilustrasi, Yogyakarta : EKONISIA, 2007.
Syarifuddin, Amir, Garis – Garis Besar Fiqh, Jakarta, Prenada Media, 2003
Tirmiz|i<, Sunan at – Tirmiz|i< Juz 3, Beirut, Dar al – Fikr, 1994
Thayyar, Ath, Abdullah bin Muhammad…dkk, Ensiklopedi Fiqih Muamalah dalam Pandangan Empat Madzhab, Penerjemah Miftahul Khairi, Yogyakarta, Maktabah Al-Hanif, Cetakan I, 2009
Wahidah, Anif Inayatul, Studi Komparasi Investasi Reksadan Konvensional dan Reksadan Syariah, Surabaya, IAIN Sunan Ampel, 2004
Walid bin Rasyid as-Sa'idan, Fikih Kedokteran, Penerjemah Muhammad Syafii Masykur, Yogyakarta, Pustaka Fahima, 2007
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, PT Balai Pustaka, 1999
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, PT Balai Pustaka, 2005
Departemen Agama RI, Al-Qur’an Terjemahan Per-kata, Bandung\, PT. Syaamil Al-Qur’an, 2007
Fatwa Dewan Syari'ah Nasional No. 66/DSN-MUI/III/2008 tentang Waran Syari’ah
Fatwa Dewan Syari'ah Nasional No. 65/DSN-MUI/III/2008 tentang Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) Syari’ah
Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-314/BL/2007 tanggal 31 Agustus 2007 tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syari’ah , Peraturan No. II. K. 1
Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-130/BL/2006 tanggal 23 November 2006 tentang Penerbitan Efek Syari’ah, Peraturan No. IX. A. 13
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal
Http://Www.Bapepam.Go.Id/Bapepamlk/Visi_Misi/Index.Htm, Visi dan Misi Bapepam dan Lembaga Keuangan
Http://Www.Mui.Or.Id/Konten/Profil-Dsn/Sekilas-Dewan-Syariah-Nasional, Sekilas Dewan Syariah Nasional
Http://Www.Mui.Or.Id/Mui_In/Product_2/Dsn.Php, Sekilas Dewan Syariah Nasional MUI
Http://Zarrteney.Blog.Ekonomisyariah.Net/2009/01/26/Ekonomi-Non-Real-Vs-Ekonomi-Islam-Yang-Real/, Ekonomi Non-Real vs Ekonomi Islam yang Real
Dawud, Abu, Sunan Abi> Da>wud Juz 2, Beirut, Dar al – kutub al – Ilmiyah, 1996
Faridah, Mutia, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Peraturan Pencatatan Efek No 1 – A Tahun 2000 (Analisis Terhadap Transaksi Share Swap), Surabaya, IAIN Sunan Ampel, 2009
Firdaus, Ardhiansyah, Analisis Hukum Islam Terhadap Transaksi Saham Di Pasar Modal Indonesia, Surabaya, IAIN Sunan Ampel, 2004
Hanbal, Imam Ahmad bin, Musnad al – Ima>m Ah}mad bin H}anbal Juz 5, Beirut, Dar al – kutub al – Ilmiyah, 1993
Karim, Adiwarman A, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2006
Laila, Chomsa, Studi Komparasi Tentang Pasar Modal Syariah dan Pasar Modal Konvesonal, Surabaya, IAIN Sunan Ampel, 2006
Majah, Ibnu, Sunan Ibnu Ma>jah Juz 1, Beirut, Dar al – kutub al – Ilmiyah, 2004
---------------, Sunan Ibnu Ma>jah Juz 3, Beirut, Dar al – H{adi<s, 1999
Minan, Agus, Studi Komparasi Tentang Obligasi syariah dan Obligasi Konvensional, Surabaya, IAIN Sunan Ampel, 2005
Muslim, S}ahi>h Muslim Juz 11, Beirut, Dar al – kutub al – Ilmiyah, 2008
--------, S}ahi>h Muslim Juz 5, Beirut, Dar al – kutub al – Ilmiyah, 1994
Nasa> i, Sunan an – Nasa> i Juz 7, Beirut, Dar al – kutub al – Ilmiyah, 1930
Nata, Abuddin, Metodologi Studi Islam, jakarta, PT Grafindo Persada, 2006
Qardhawi, Yusuf, Halal dan Haram Dalam Islam, Surabaya, PT. Bina Ilmu Surabaya, 2003
Rahmawan A, Ivan, Kamus Istilah Akuntansi Syariah, Yogyakarta, Pilar Media, 2005
Rodoni, Ahmad dan Abdul Hamid, Lembaga Keuangan Syari’ah, Jakarta, Zikrul Hakim, 2008
Rusdin, Pasar Modal Teori, Masalah dan Kebijakan dalam praktik, Bandung, Alfabeta, 2006
Sudarsono, Heri, Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah Deskripsi dan Ilustrasi, Yogyakarta : EKONISIA, 2007.
Syarifuddin, Amir, Garis – Garis Besar Fiqh, Jakarta, Prenada Media, 2003
Tirmiz|i<, Sunan at – Tirmiz|i< Juz 3, Beirut, Dar al – Fikr, 1994
Thayyar, Ath, Abdullah bin Muhammad…dkk, Ensiklopedi Fiqih Muamalah dalam Pandangan Empat Madzhab, Penerjemah Miftahul Khairi, Yogyakarta, Maktabah Al-Hanif, Cetakan I, 2009
Wahidah, Anif Inayatul, Studi Komparasi Investasi Reksadan Konvensional dan Reksadan Syariah, Surabaya, IAIN Sunan Ampel, 2004
Walid bin Rasyid as-Sa'idan, Fikih Kedokteran, Penerjemah Muhammad Syafii Masykur, Yogyakarta, Pustaka Fahima, 2007
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, PT Balai Pustaka, 1999
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, PT Balai Pustaka, 2005
Departemen Agama RI, Al-Qur’an Terjemahan Per-kata, Bandung\, PT. Syaamil Al-Qur’an, 2007
Fatwa Dewan Syari'ah Nasional No. 66/DSN-MUI/III/2008 tentang Waran Syari’ah
Fatwa Dewan Syari'ah Nasional No. 65/DSN-MUI/III/2008 tentang Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) Syari’ah
Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-314/BL/2007 tanggal 31 Agustus 2007 tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syari’ah , Peraturan No. II. K. 1
Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-130/BL/2006 tanggal 23 November 2006 tentang Penerbitan Efek Syari’ah, Peraturan No. IX. A. 13
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal
Http://Www.Bapepam.Go.Id/Bapepamlk/Visi_Misi/Index.Htm, Visi dan Misi Bapepam dan Lembaga Keuangan
Http://Www.Mui.Or.Id/Konten/Profil-Dsn/Sekilas-Dewan-Syariah-Nasional, Sekilas Dewan Syariah Nasional
Http://Www.Mui.Or.Id/Mui_In/Product_2/Dsn.Php, Sekilas Dewan Syariah Nasional MUI
Http://Zarrteney.Blog.Ekonomisyariah.Net/2009/01/26/Ekonomi-Non-Real-Vs-Ekonomi-Islam-Yang-Real/, Ekonomi Non-Real vs Ekonomi Islam yang Real