PROSEDUR OK DAN BANGSAL SERTA KEGAWATDARURATAN BEDAH DAN NON BEDAH Banyak prosedur bedah mulut yang bisa dilakukan dengan aman di tempat praktek dokter gigi, beberapa prosedur dan beberapa pasien tertentu membutuhkan penanganan di rumah sakit, baik untuk pembedahan itu sendiri maupun untuk keselamatan penderita. Pembedahan yang harus dilakukan di rumah sakit adalah pembedahan yang membutuhkan kondisi asepsis yang sangat tinggi atau prosedur pembedahan yang membutuhkan pemberian antibiotic secara intravena, misalnya graft tulang dan kulit, penanganan infeksi parah, dan kasus-kasus yang membutuhkan anestesi umum dalam jangka waktu lama. Pasien yang mengalami gangguan kesehatan mungkin membutuhkan penanganan di rumah sakit, untuk prosedur yang relatif minor. Keputusan untuk merawatinapkan pasien didasarkan atas penilaian perorangan, dan biasanya dilakukan bersama dengan dokter umum yang merawat pasien tersebut. Penatalaksanaan pasien bedah pada umumnya, yaitu terdiri dari tahap pre-operative (sebelum operasi), operative (saat operasi), dan post-operative (sesudah operasi). Kamar operasi atau ruang bedah atau yang lebih dikenal dengan OK singkatan dari bahasa belanda Operation Kamer (OK) sebagai sebuah unit kerja yang terorganisir sangat komplek dan terintegrasi merupakan fasilitas untuk melaksanakan kegiatan operasi di suatu Rumah Sakit terdiri dari : 1. Pelaksana pelayanan Kamar Operasi (OK) oleh: a) Tenaga Medis.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PROSEDUR OK DAN BANGSAL SERTA KEGAWATDARURATAN
BEDAH DAN NON BEDAH
Banyak prosedur bedah mulut yang bisa dilakukan dengan aman di tempat praktek
dokter gigi, beberapa prosedur dan beberapa pasien tertentu membutuhkan penanganan di
rumah sakit, baik untuk pembedahan itu sendiri maupun untuk keselamatan penderita.
Pembedahan yang harus dilakukan di rumah sakit adalah pembedahan yang membutuhkan
kondisi asepsis yang sangat tinggi atau prosedur pembedahan yang membutuhkan pemberian
antibiotic secara intravena, misalnya graft tulang dan kulit, penanganan infeksi parah, dan
kasus-kasus yang membutuhkan anestesi umum dalam jangka waktu lama. Pasien yang
mengalami gangguan kesehatan mungkin membutuhkan penanganan di rumah sakit, untuk
prosedur yang relatif minor. Keputusan untuk merawatinapkan pasien didasarkan atas
penilaian perorangan, dan biasanya dilakukan bersama dengan dokter umum yang merawat
pasien tersebut.
Penatalaksanaan pasien bedah pada umumnya, yaitu terdiri dari tahap pre-operative
(sebelum operasi), operative (saat operasi), dan post-operative (sesudah operasi).
Kamar operasi atau ruang bedah atau yang lebih dikenal dengan OK singkatan dari
bahasa belanda Operation Kamer (OK) sebagai sebuah unit kerja yang terorganisir sangat
komplek dan terintegrasi merupakan fasilitas untuk melaksanakan kegiatan operasi di suatu
Rumah Sakit terdiri dari :
1. Pelaksana pelayanan Kamar Operasi (OK) oleh:
a) Tenaga Medis.
b) Paramedis Perawat.
c) Paramedis non Perawat.
2. Ketentuan umum yang harus dipenuhi untuk Kamar operasi (OK):
a) Dipimpin seorang dokter ahli/ dokter atau para medis senior.
b) Kepala OK bertanggung jawab kepada Kasi atau Direktur RS
c) Petugas OK harus selalu siap selama 24 jam
d) Ruang OK harus selalu dijamin kebersihannya.
e) Alat – alat di OK harus selalu tersedia dan siap dipakai lengkap dengan alat –
alat steril dalam tromel.
f) Obat-obatan yang dibutuhkan selama operasi dilaksanakan harus selalu
tersedia di OK
g) Surat pernyataan izin (inform concent) untuk melakukan operasi harus sudah
ditanda- tangani saat pasien masuk OK.
h) Dokter / Para medis / Pasien saat masuk ruang OK harus mengganti
( memakai/ pakaian, alas kaki, khusus di OK.)
i) Selain petugas dan pasien yang bersangkutan tidak diperbolehkan masuk
wilayah OK.
j) Sebelum di operasi status pasien harus sudah masuk dibagian administrasi OK
untuk diregister.
k) Pembersihan OK diharuskan setiap selesai operasi.
l) Untuk pembersihan umum dilakukan sekali dalam seminggu
Bangsal Bedah MuluT
Surgical ward/bangsal surgical adalah ruangan yang digunakan bila pasien memerlukan rawat
inap/tinggal di rumah sakit. Perawatan di bangsal meliputi rutinitas dan emergency, yaitu:
- menjaga pasien supaya bedrest, jika diperlukan
- memberikan obat-obatan/medications sesuai order dokter
- mensuplai intravenous fluids/cairan perenteral
- menyiapkan operation preparation
- memberikan/order makanan/diet management
- change position /2 jam untuk patien disable
Prosedur Bangsal Bedah Mulut
1. PENJADWALAN
Jadwal penggunaan ruang bedah di rumah sakit biasanya padat. Jadwal yang padat ini
seringkali diambil oleh departemen-departemen mayor, seperti bagian bedah umum dan
orthopedic sehingga jadwal penggunaan ruang bedah di rumah sakit diambil dengan
penentuan hari oleh dokter bedah mulut jauh sebelum operasi dilakukan. Namun, pada kasus
gawat darurat, ruang bedah dapat diambil alih pada jadwal terakhir atau menggeser jadwal
pembedahan lain
Dalam menjadwalkan suatu kasus bedah mulut harus dilengkapi data yang akurat
mencakup status bedah (mendesak atau tidak), diagnosis, prosedur, jenis anestesi (lokal, lokal
terkontrol dengan sedasi, oro- atau nasoendotrakeal), perkiraan durasi operasi, dan
pertimbangan khusus (kasus sepsis, penderita dengan penyakit sistemik serius, dan lain-lain).
Pada pembedahan yang melibatkan departemen lainnya, seperti dokter saraf atau dokter
bedah umum lainnya, maka perlu dilakukan penjadwalan operasi dengan kesepakatan dokter-
dokter yang bersangkutan.
2. PERSONEL
Tim kamar bedah terdiri dari scrub nurse dan seorang sirkulator. Scrub nurse
(sterilization member) bertugas memberikan peralatan steril yang dibutuhkan selama operasi
berlangsung pada dokter bedah, melakukan retraksi, mengirigasi, menjalankan peralatan
suction.7 Karena berkontak langsung dengan peralatan steril, maka srub nurse harus
berpakaian steril, memakai sarung tangan, masker mulut, dan penutup kepala.
Sirkulator (unsterilization member) bertugas memasang dan menggeser lampu kepala,
menghubungkan peralatan-peralatan tertentu, seperti handpiece, gergaji, dermatom, dan
cutter. Secara bersama- sama, scrub nurse dan sirkulator bertugas menjaga ketersediaan
spons, jarum, menghitung jumlah cairan irigasi yang digunakan, menghitung volume darah
yang hilang, dan melengkapi teknik kamar bedah yang baik.
3. ANESTESI
Ahli anestesi bertanggung jawab penuh mempertahankan jalan nafas selama
pembedahan, memantau tekanan darah pasien secara intravenous, memantau tanda-tanda
vital, kadar gas darah arteri (ABG), dan parameter fisiologis lainnya dengan pearalatan
elektonik canggih. Ahli anestesi juga bertanggung jawab atas pemberian cairan selama
pelaksanaan pembedahan dan dapat memilih antara pemberian darah atau plasma expander
berdasarkan perhitungan kehilangan darah, tanda-tanda vital, hasil pemeriksaan laboratorium,
atau kombinasi faktor-faktor tersebut.
Sementara, ahli bedah secara kode etik berkewajiban memberitahukan ahli anestesi
tentang semua obat yang digunakan (seperti bahan anestesi lokal dengan vasokonstriktor),
komplikasi yang ditimbulkan, dan perkiraan waktu penyelesaian prosedur bedah.
Penatalaksanaan Bangsal Bedah
Ruang operasi di rumah sakit umumnya dibuat dengan design yang simpel, dinding dan
furniture dari bahan yang mudah dibersihkan dan peralatan yang biasa digunakan sudah
tersusun rapi. Ruangan dengan ventilasi dan suhu ruangan dijaga tetap 18-21° C, tetapi
ruangan jangan lembab. Ruang operasi di rumah sakit harus menggunakan AC untuk
mencegah kontaminasi dari luar. Di sebelah ruang operasi seharusnya terdapat ruang
perawatan dengan staf perawat yang berpengalaman dimana pasien diletakkan pada tempat
tidur yang bisa didorong sehingga jika terjadi sesuatu langsung bisa dibawa ke ruang operasi.
Sinar yang digunakan menghasilkan penerangan yang adekuat tanpa menghasilkan panas dan
sinarnya mudah diarahkan ke dalam mulut. Di kepala handpiece juga terdapat sinar sehingga
operator dengan mudah dapat melihat palatum, cavitas seperti kista atau antrum.
Radiographic viewing box
Diletakkan di depan meja operator sehingga dokter dapat melihat hasilnya tanpa pindah dari
meja operator. Dengan menggunakan cahaya, titik dapat menunjukkan hasil roentgen pada
pasien.
Dental engine
Dental engine yang digunakan adalah berupa sterilisable surgical motors and handpiece.
Untuk membersihkan dan mempercepat pemotongan tulang tanpa panas yang berlebihan,
digunakan bur yang telah dicuci dengan air steril mengalir secara terus menerus.
Peralatan elektrik
Peralatan elektrik di ruang operasi harus dipastikan dalam keadaan baik dan dapat bekerja
secara maksimal. Periksa kembali apakah kabel-kabel sudah tersambung seluruhnya agar
tidak terjadi kesalahan fatal saat operasi akibat ada suatu alat yang ternyata tidak bekerja
karena tidak tersambung dengan listrik. Periksa pula seluruh selubung kabel, jangan sampai
ada yang terbuka dan mengakibatkan korsleting atau bahkan ledakan di dalam ruang operasi.
Lasers
Laser modern memberikan hasil yang baik untuk diseksi jaringan lunak. Sel pada daerah
yang dipotong diuapkan dengan hanya sedikit kerusakan di bagian lain. Pada eksisi di dalam
mulut dengan laser, relatif menurunkan rasa sakit setelah operasi dan menurunkan
pembengkakan jaringan. Setiap individu di dalam ruang operasi seharusnya mengenakan
laser proof glasses untuk melindungi mata selama penggunaan laser. Endotracheal tube juga
harus dilindungi untuk menghindari kebocoran, dan metal instrument harus dihindari untuk
menurunkan kemungkinan refleksi sinar.
Prosedur Pelayanan di Kamar Operasi (OK)
Prosedur pelayanannya berdasarkan periode waktunya terdiri dari:
a. Prosedur Sebelum Operasi
b. Prosedur tentang Ruangan dan Alat-alat
c. Prosedur Selama Operasi.
d. Prosedur Sesudah Operasi.
e. Prosedur Pencatatan
f. Prosedur Penanganan pasien yang meninggal selama Operasi.
Prosedur Sebelum Operasi
Pada tahap ini, terdapat beberapa persiapan yang harus dilakukan. Baik persiapan pada
pasien, operator, dan peralatan serta ruang operasi. Persiapan yang matang dan baik akan
mengurangi resiko kegagalan operasi ataupun komplikasi yang bisa terjadi setelah operasi
selesai dilakukan.
Persiapan Pasien
1) Pasien
a. Diagnosa penyakit pasien yang benar dan tepat dilakukanoleh dokter yang merawat
( yang ahli dalam bidangnya),kemudian dilaporkan kedokter OK untuk
mempersiapkan danmengatur jadual operasi.
b. Keadaan umum (vital sign) pasien diusahakan dalam keadaan seoptimal mungkin .
c. Pasien/ keluarga telah menandatangani persetujuan operasi (inform concent).
d. Untuk pasien yang akan dioperasi dan supaya direncanakan operasi harus sudah
dilaporkan ke kamar operasi (OK) 2 (dua) hari sebelumnya atau sesuai dengan
peraturan yang berlaku untuk mengatur pasien OK.
e. Persiapan prosedur pasien di ruang perawatan pra operasi
Mencukur/ membersihkan daerah yang akan dioperasi.
Persiapan pasien 4-6 jam.
Lavamen dan lain-lain
f. Pasien diberitahu untuk dibawa ke kamar operasi (OK).
g. Pakaian pasien diganti di kamar persiapan operasi dengan pakaian khusus kamar
operasi (OK) dan kepala dibungkus.
h. Pasien diperiksa Vital sign : tensi, suhu, nadi dan ditulis dicatatan perawatan.
i. Pasien yang akan dioperasi dimasukkan setelah pencatatan selesai.
Hasil Laboratorium dan Radiografi
Hasil pemeriksaan laboratoris dan foto sinar-X sangat penting untuk menunjang hasil
pemeriksaan fisik dan dapat mempertegas diagnosis sementara yang sudah ditentukan
sebelumnya, sehingga akan berpengaruh juga terhadap rencana perawatan.
Hasil pemeriksaan laboratoris dan foto sinar-X ditambahkan dalam bagan dan merupakan
catatan permanen dalam pelayanan kesehatan.
Pemeriksaan Keadaan Umum
Sebelum dilakukan pembedahan, setiap pasien wajib dicatat temperatur, tekanan darah,
dan pernapasannya secara teratur untuk mengatahui perkembangan keadaan pasien
menjelang operasi. Sehingga jika terdapat kelainan dapat segera diatasi dan kembali
dipersiapkan untuk menjalani operasi.
Diet
Pasien yang akan dioperasi sebelum dilakukan anestesi harus menjaga pola makannya.
Jika pasien yang akan dioperasi kekurangan kekuatannya, maka harus diberi minuman
glukosa sebelum injeksi anestesi dilakukan. Tetapi jika yang dilakukan adalah general
anestesi, maka pasien disarankan untuk berpuasa pada saat malam (apabila operasi akan
dilakukan pada pagi hari). Atau tidak boleh makan selama 4-6 jam sebelum operasi.
Persiapan Kulit
Daerah yang akan dioperasi harus bebas dari rambut. Pencukuran dilakukan pada waktu
malam menjelang operasi. Rambut kumis dan rambut didagu harus dicukur, lemak dan
kotoran harus terbebas dari daerah kulit yang akan dioperasi.
Antibiotik Profilaksis
Meskipun trauma rongga mulut yang ringan misalnya akibat makan, sikat gigi, dapat
menyebabkan bakteriemia, risiko yang benar-benar merupakan ancaman bagi pasien
adalah bila keutuhan mukosa terputus dan ada perdarahan saat operasi dilakukan. Untuk
mengurangi ancaman bakteriemia, digunakan antibiotik profilaktik pada pasien yang
mengalami gangguan mekanisme pertahanan tubuh pada kondisi-kondisi yang mudah
mengalami serangan infeksi.
Pasien dengan kelainan jantung merupakan kasus terbanyak, cenderung memerlukan
perhatian yang lebih banyak. Termasuk dalam kelompok tersebut adalah pasien dengan
penyakit jantung congenital, penyakit katup jantung, atau riwayat pernah terserang
demam rematik. Terapi antibiotik profilaktik pada pasien-pasien tersebut diarahkan untuk
pencegahan endokarditis bakterial subakut.
Kondisi-kondisi yang memerlukan terapi antibiotik profilaktik selain penderita kelainan
jantung adalah para penderita AIDS, pecandu alkohol kronis, pasien yang menerima
pengobatan antineoplastik atau imunosupresan, pasien sesudah dilakukan transplantasi
organ, pasien dengan protesa atau sendi implant, dan pasien penderita diabetes tidak
terkontrol.
Sedasi
Kecemasan dan ketakutan paling sering ditemukan pada pasien-pasien bedah
oromaksilofasial. Perasaan ini selalu ada dengan derajat dan manifestasi yang berbeda-
beda. Ketakutan bisa berkisar antara ketakutan normal sampai dengan kehilangan kontrol
total, sedangkan gejala yang ditunjukkan mulai dari banyak bicara, tangan gemetar,
sampai dengan histeria dan syok. Oleh karena itu cara mengatasinya tergantung
situasinya. Pada kebanyakan kasus, kontrol kecemasan yang memadai bisa didapat dari
sikap operator yaitu menujukkan ketenangan dan kepercayaan diri, serta menunjukkan
watak yang baik hati, sabar, dan menentramkan hati. Apabila tindakan-tindakan tersebut
dianggap masih kurang memadai atau apabila ada situasi yang khusus, misalnya
gangguan jantung atau hipertensi, maka diperlukan sedasi oral atau inhalasi oksida nitrous
oksigen. Keamanan, keterampilan atau pengalaman dan keterbatasan yang disebabkan
karena tuduhan malpraktik secara efektif membatasi pemakaian sedasi pra-bedah melalui
rute tersebut.
Obat-obatan yang digunakan untuk pramedikasi oral meliputi narkotik, antihistamin,
obat-obatan anxiolytic, misalnya benzodiazepine. Kecemasan yang ringan bisa diatasi
dengan obat-obatan tersebut. Walaupun sulit untuk menentukan dosisnya pada satu
kunjungan, kadar dosis dapat dinaikkan atau diturunkan pada kunjungan berikutnya,
apabila dibutuhkan untuk mendapatkan aksi optimal. Untuk meningkatkan efektivitas,
obat yang dimaksud diberikan pada sore hari sebelum dilakukan pembedahan. Kemudian
diulang lagi 1-2 jam sebelum prosedur pembedahan dengan dosis yang sedikit dikurangi.
Untuk itu wajib diketahui sifat-sifat farmakologis obat yang digunakan, misalnya waktu
timbulnya aksi, cara kerjanya, durasi, metabolisme, ekskresi, dan efek sampingnya.
Izin Operasi
Formulir persetujuan tertulis harus didapatkan sebelum melakukan suatu prosedur. Agar
efektif, persetujuan dikemukakan lebih sebagai sebagai suatu konseling sebelum
pelaksanaan operasi, dan bukan sekedar tindakan pelengkap administrative. Alasan harus
dilakukannya operasi, sifat operasi, hasil yang diperkirakan, dan komplikasi yang
mungkin timbul harus dijelaskan secara lengkap dan terus terang kepada pasien atau
orang yang akan menandatangani persetujuan tertulis tersebut. Orang-orang yang terlibat
diberikan kesempatan untuk bertanya tentang prosedur atau segi-segi yang terkait.
Ketidakrincian persetujuan yang dimintakan akan melemahkan segi hukum nantinya.
Orangtua, kerabat, atau wali sah pasien harus memberikan persetujuan untuk pasien yang
tidak bisa memberikan persetujuan sendiri, yaitu anak-anak, penderita kelainan mental,
dan pasien yang tidak sadar. Penandatanganan persetujuan harus disaksikan oleh orang
lain selain ahli atau dokter bedah yang akan melakukan operasi. Formulir persetujuan
disertakan sebagai dokumen tetap dalam catatan medis.
Konsultasi
Ada beberapa pasien dengan kondisi tertentu yang mengharuskan seorang dokter gigi
(dalam hal ini dokter bedah mulut) melakukan konsultasi kepada seorang dokter ahli atau
spesialis, baik seorang haematologist, dokter spesialis penyakit dalam, ataupun dokter
spesialis jantung. Pasien-pasien ini disebut pasien resiko tinggi, yaitu pasien-pasien yang
menderita penyakit kardiovaskular, penyakit pulmonal, kelainan neurologis, disfungsi
endokrin, kelainan koagulasi darah, anemia, penyakit ginjal dan transplantasi, alergi, serta
kehamilan.
Persiapan Peralatan dan Operator
Persiapan operator
Sebelum memasuki ruang bedah, ahli bedah melepas pakaian luar dan memakai pakaian
bedah yang steril, termasuk penutup sepatu dan penutup kepala. Ruang steril atau substeril
terletak berdekatan dengan ruang bedah. Ruangan tersebut dilengkapi dengan masker, sikat
dan bak penyikat dengan wadah sabun dan air yang dikontrol menggunakan kaki atau lutut.
Ahli bedah memasang masker dan pelindung mata dan menyesuaikannya agar tidak
mengganggu. Kemudian dilakukan penyikatan pada kedua tangan selama 5 sampai 10 menit
untuk mengurangi bakteri sekecil mungkin sebelum mengenakan sarung tangan. Dengan
menggunakan sabun bedah atau sabun antibakteri dan sikat steril, tangan serta lengan bawah
disikat hingga mencapai tepat di atas siku. Setelah penyabunan, tangan dan lengan dibilas
hingga air menetes dari siku. Kuku jari tangan dibersihkan menggunakan kikir kuku di bawah
guyuran air.
Petugas masuk ke kamar operasi (OK) harus :
a. Mengganti baju dengan baju khusus dikamar ganti pakaian.
b. Memakai alas kaki khusus dalam OK.
c. Memakai tutup kepala dan rambut tertutup semua.
d. Memakai masker.
Persiapan peralatan
Alat-alat yang akan digunakan pada operasi disterilkan lalu disusun di tempat yang steril di
dalam kamar operasi. Sterilisasi alat bertujuan membunuh semua mikroorganisme. Teknik
sterilisasi yang digunakan yaitu dengan menggunakan autoclave atau tekanan uap, juga
menggunakan metode kimia dan fisika yaitu pemanasan basah, pemanasan kering, serta
radiasi gamma (digunakan dalam perdagangan untuk sterilisasi alat yang dipaketkan seperti
scalp blades). Sterilisasi dengan cara perebusan sudah jarang digunakan karena hanya sebagai
desinfectan dan tidak membunuh organisme spora.
Persiapan Kamar Operasi
Ruang operasi di rumah sakit umumnya dibuat dengan design yang simpel, dinding
dan furniture dari bahan yang mudah dibersihkan dan peralatan yang biasa digunakan sudah
tersusun rapi. Ruangan dengan ventilasi dan suhu ruangan dijaga tetap 18-21° C, tetapi
ruangan jangan lembab. Ruang operasi di rumah sakit harus menggunakan AC untuk
mencegah kontaminasi dari luar. Di sebelah ruang operasi seharusnya terdapat ruang
perawatan dengan staf perawat yang berpengalaman dimana pasien diletakkan pada tempat
tidur yang bisa didorong sehingga jika terjadi sesuatu langsung bisa dibawa ke ruang operasi.
Sinar yang digunakan menghasilkan penerangan yang adekuat tanpa menghasilkan panas dan
sinarnya mudah diarahkan ke dalam mulut. Di kepala handpiece juga terdapat sinar sehingga
operator dengan mudah dapat melihat palatum, cavitas seperti kista atau antrum.
Pembagian Daerah Sekitar Kamar Operasi, Secara umum lingkungan kamar operasi terdiri
dari 3 area :
a. Area bebas terbatas (unrestricted area)
Pada area ini petugas dan pasien tidak perlu menggunakan pakaian khusus kamar operasi.
b. Area semi ketat (semi restricted area)
Pada area ini petugas wajib mengenakan pakaian khusus kamar operasi yang terdiri atas
topi, masker, baju dan celana operasi.
c. Area ketat/terbatas (restricted area).
Pada area ini petugas wajib mengenakan pakaian khusus kamar operasi lengkap yaitu :
topi, masker, baju dan celana operasi serta melaksanakan prosedur aseptic.
Pembagian lainnya, secara khusus area kamar operasi dibagi menjadi:
1. Daerah publik
Daerah yang boleh dimasuki oleh semua orang tanpa syarat khusus. Mis: kamar tunggu,
gang, emperan depan komplek kamar operasi.
2. Daerah semi publik
Daerah yang bisa dimasuki oleh orang-orang tertentu saja yaitu petugas. Dan biasanya
diberi tulisan “DILARANG MASUK SELAIN PETUGAS”. Dan yang sdudah ada
pembatasan tentang jenis pakaian yang dikenakan oleh petugas (pakaian khusus kamar
operasi) serta pengginaaan alas kaki khusus di dalam.
3. Daerah Aseptik
Daerah kamar bedah sendiri yang hanya bisa dimasuki oleh orang yang langsung ada
hubungannya dengan kegiatan pembedahan. Umumnya daerah yang harus dijaga
kesucihamaannya. Daerah aseptic dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
1. Daerah Aseptik 0
Yaitu lapangan operasi, daerah tempat dilakukannnya pembedahan.
2. Daerah aseptik 1
Yaitu daerah memakai gaun operasi, tempat duduk/kain steril, tempat instrument dan
tempat perawat instrument mengatur dan mempersiapkan alat.
3. Daerah aseptik 2
Yaitu tempat mencuci tangan, koridor penderita masuk, daerah sekitar ahli anastesia
Bagian-Bagian Kamar Operasi
Kamar operasi terdiri dari beberapa ruang baik itu di dalam kamar operasi maupun di
lingkungan kamar operasi, antara lain:
a. Kamar bedah
b. Kamar untuk mencuci tangan
c. Kamar untuk gudang alat-alat instrument
d. Kamar untuk sterilisasi
e. Kamar untuk ganti pakaian
f. Kamar laboratorium
g. Kamar arsip
h. Kamar pulih sadar (recovery room)
i. Kamar gips
j. Kmaar istirahat
k. Kamar mandi (WC) dan Spoelhok (tempat cuci alat)
l. Kantor
m.Gudang
n. Kamar tunggu
o. Ruang sterilisasi
Lokasi dan Fungsi Kamar Operasi
Letak
Kamar operasi berada ditengah-tengah rumah sakit berdekatan dengan unit gawat darurat
(IRD), ICU dan unit radiology.
Bentuk
1) Kamar operasi tidak bersudut tajam, lantai, dinding, langit-langit berbentuk lengkung,
warna tidak mencolok.
2) Lantai dan dinding harus terbuat dari bahan yang rata, kedap air, mudah dibersihkan dan
menampung debu.
Ukuran kamar operasi
1) Minimal 5,6 m x 5,6 m (=29,1 m2)
2) Khusus/besar 7,2 m x 7,8 (=56 m2)
Sistem Ventilasi
a. Ventilasi kamar operasi harus dapat diatur dengan alat control dan penyaringan udara
dengan menggunakan filter. Idealnya menggunakan sentral AC.
b. Pertukaran dan sirkulasi udara harus berbeda.
Suhu dan Kelembaban
a. Suhu ruangan antara 190 – 220 C.
b. Kelembaban 55 %
Sistem Penerangan
a. Lampu Operasi
Menggunakan lampu khusus, sehingga tidak menimbulkan panas, cahaya terang, tidak
menyilaukan dan arah sinar mudah diatur posisinya.
b. Lampu Penerangan
Menggunakan lampu pijar putih dan mudah dibersihkan.
Pintu
a. Pintu masuk dan keluar pasien harus berbeda.
b. Pintu masuk dan keluar petugas tersendiri
c. Setiap pintu menggunakan door closer (bila memungkinkan)
d. Setiap pintu diberi kaca pengintai untuk melihat kegiatan kamar tanpa membuka pintu.
Air Bersih
Air bersih harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Tidak berwarna, berbau dan berasa.
b. Tidak mengandung kuman pathogen.
c. Tidak mengandung zat kimia.
d. Tidak mengandung zat beracun
Fungsi Kamar Operasi :
a. Untuk mengantisipasi penanganan kasus bedah yang beragam, baik yang terencana
maupun darurat dalam keadaan steril. Seperti:
Bedah umum
Bedah jantung
Bedah digestif
Bedah plastik
Orthopedi
Kebidanan-kandungan
Bedah saraf dan urologi
THT-KL
Mata
Bedah anak
Bedah mulut
b. Sebagai ruangan yang dilengkapi juga dengan ruang penerimaan / persiapan yaitu
ruangan khusus untuk menempatkan pasien dari luar lingkungan kamar operasi sebelum
dilakukan tindakan bedah.
c. Sebagai ruangan untuk operasi-operasi tertentu yang tidak memerlukan perawatan
rawat inap seperti operasi bedah minor, operasi tonsillectomy dan lain-lain.
d. Sebagai tempat pemeriksaan akhir sebelum naik ke meja operasi seperti pemeriksaan
tekanan darah, nadi, pernafasan, berat badan dan evaluasi lainnya oleh dokter anasthesi
(bius).
Alur Pasien, Petugas dan Peralatan
1. Alur Pasien
a. Pintu masuk pasien pre dan pasca bedah berbeda.
b. Pintu masuk pasien dan petugas berbeda.
2. Alur Petugas
Pintu masuk dan keluar petugas melalui satu pintu.
3. Alur Peralatan
Pintu keluar masuknya peralatan bersih dan kotor berbeda.
Sistem zona kamar operasi
Zona 1 : Zona bebas Terbatas ( ditandai dengan warna hijau)
Zona 2 : Zona bersih (clean Zone) ( ditandai dengan warna kuning)
Zona 3 : Zona Semi steril ( ditandai dengan warna orange)’
Zona 4 : Zona steril ( ditandai dengan warna merah)
Prosedur Selama Operasi
1. Asisten operasi menutup tubuh pasien dengan doek steril yang berlubang pada daerah
yang akan dioperasi.
2. Petugas melakukan sesuai dengan yang dibutuhkan dan memonitor keadaan pasien
kemudian melaporkan ke Operator bahwa operasi dapat dimulai.
3. Operator dan asisten operator melakukan operasi.
4. Petugas yang lain yang tidak ikut serta dalam operasi siap di tempat untuk keperluan
mendadak.
Selain itu, ada juga hal-hal lain yang perlu diperhatikan dalam prosedur perawatan
selama operasi, yaitu sebagai berikut.7
1. Mengatur posisi yang sesuai untuk pasien maksudnya dengan diberikan posisi yang
sesuai diperlukan untuk memudahkan operasi dan juga untuk menjamin keamanan
fisiologis pasien. posisi yang diberikan pada saat operasi disesuaikan dengan kondisi
pasien.
2. Mempertahankan keadaan asepsis selama operasi.
3. Menjaga kestabilan temperatur pasien artinya temperatur di kamar operasi
dipertahankan pada suhu standar kamar operasi dan kelembapannya diatur untuk