ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR................................................................................................................i DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii PENDAHULUAN A. Latar Belakang.............................................................................................................1 B. Batasan Masalah.........................................................................................................13 C. Tujuan........................................................................................................................14 D. Waktu Pelaksanaan Observasi...................................................................................14 E. Metode Observasi......................................................................................................15 PEMBAHASAN A. Struktur Organisasi.......................................................................................................16 B. Identitas Bengkel..........................................................................................................19 C. Tugas Pengurus Bengkel..............................................................................................19 D. Tata Tertib Bengkel......................................................................................................22 E. Kondisi Umum Bengkel...............................................................................................23 F. Perawatan.....................................................................................................................26 G. Kelengkapan Bengkel...................................................................................................27 H. Tata bengkel.................................................................................................................28 PENUTUP A. Kesimpulan...................................................................................................................30 B. Saran dan Kritik............................................................................................................31 LAMPIRAN.............................................................................................................................32
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................................1
B. Batasan Masalah.........................................................................................................13
C. Tujuan........................................................................................................................14
D. Waktu Pelaksanaan Observasi...................................................................................14
E. Metode Observasi......................................................................................................15
PEMBAHASAN
A. Struktur Organisasi.......................................................................................................16B. Identitas Bengkel..........................................................................................................19C. Tugas Pengurus Bengkel..............................................................................................19D. Tata Tertib Bengkel......................................................................................................22E. Kondisi Umum Bengkel...............................................................................................23F. Perawatan.....................................................................................................................26G. Kelengkapan Bengkel...................................................................................................27H. Tata bengkel.................................................................................................................28
PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................................................................30
B. Saran dan Kritik............................................................................................................31
Pemerintah menciptakan kebijaksanaan dalam pendidikan sebagai sarana
pengembangan bangsa, meliputi kemanusiaan dan pengembangan sumber daya manusia yang
berkualitas. Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan bangsa dan negara di masa
yang akan datang adalah pendidikan yang mampu mengembangkan segenap potensi yang
dimiliki siswa sehingga benar-benar selaras dengan program pembangunan nasional dalam
rangka mencapai tujuan nasional. Pendidikan nasional akan ditingkatkan menuju
pengembangan kualitas dan kesepadanan kompetensi dasar dan kejuruan dalam rangka
mewujudkan tujuan pembangunan di bidang pendidikan sekaligus mengantisipasi
ketidakmampuan menjawab tantangan zaman.
Sebagai salah satu wahana yang dijadikan penyiap tenaga terampil adalah Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK). Sekolah Menengah Kejuruan merupakan lembaga pendidikan
yang mencetak tenaga terampil untuk mempersiapkan diri dalam memasuki dunia kerja
dengan pemenuhan kompetensi diberbagai pengembangan. Dalam hal ini Karier menjadi
orientasi utama sebagian besar siswa Sekolah Menengah Kejuruan. Untuk merencanakan
kehidupan karier lebih baik, diperlukan suatu bimbingan yang memberikan bekal cukup
kepada siswa. Bimbingan karier sebagai jembatan bagi siswa dalam mengetahui informasi
karier yang ingin ditekuni oleh siswa agar siswa mandiri dalam memilih karier yang sesuai
dengan kondisi diri siswa. Hal ini penting, mengingat kehidupan karier merupakan kehidupan
yang akan dijalani siswa setelah lulus. Agar masa depan karier yang akan dijalani
memberikan hasil yang memuaskan.
Menurut Suharsimi Arikunto (1998:55) bahwa melalui bimbingan karier di SMK
diharapkan siswa mampu untuk memahami dirinya, tingkat kemampuannya serta mampu
mengetahui gambaran yang lengkap tentang karakteristik kariernya. Dengan adanya
bimbingan karier disekolah, diharapkan dapat menumbuhkan profsionalisme dalam
menghadapi dunia kerja dan kemandirian siswa dalam memilih karier yang akan dijalaninya
nanti berdasarkan kemampuan yang dimiliki. Menurut Prayitno, (1997:45) hakekat
bimbingan karier kejuruan pada kurikulum SMK memberi tekanan utama pada penyiapan
siswa untuk berkarier dan memasuki dunia kerja, disamping tidak menutup kemungkinan
untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Manajemen Industri 2
Begitu pentingnya bimbingan karier di Sekolah Menengah Kejuruan dalam
menciptakan kemandirian siswa dalam memilih karier dan berkarier, serta dapat memberikan
gambaran dan harapan yang akan dicapai oleh siswa dimasa yang akan datang didunia
kariernya, sehingga diharapkan lulusan SMK yang siap kerja dan memiliki sikap kemandirian
dapat diandalkan mampu untuk menghadapi persaingan era globalisasi dan tantangan masa
depan karier. Dengan kondisi yang demikianlah diharapkan pelaksanaan Bimbingan Karier di
SMK dapat terus terlaksana dan semakin ditingkatkan dari tahun ajaran ketahun ajaran, agar
dapat berfungasi secara efektif dan efisien.
Berdasarkan keterangan diatas terlihat bahwa upaya pemberian bimbingan karier
disekolah sangat penting sehingga dengan alasan inilah, peneliti melakukan beberapa
penelitian atau obervasi kebeberapa SMK guna mengetahui pelaksanaan bimbingan karier
Didalam merencanakan hendaknya tidak statis harus disesuaikan dengan kebutuhan dan
perkembangan dari peralatan yang dimiliki:
1. Dasar- dasar perencanaan bengkel
Berapa hal dibawah ini dapat membantu kita dalam merencanaken suatu bengkel:
Perkiraan apa bengkel yang kita buat untuk masa sekarang atau perkembangan
pada masa yang akan datang.
Mempunyai tujuan dasar yang jelas, apakah untuk sekolah atau kursus yang
direncanakan.
Mengetahui jenis kelas apakah untuk permulaan atu tingkat lanjutan.
Jumlah, lama penyelenggaraan program dan ukuran maksimum dari bengkel.
Luas bengkel yang diperlukan umtuk setiap siswa
Mengetahui jumlah alat-alat yang diperlukan untuk spesialisasi.
Jumlah loker/lemari, kran cuci tangan dan toilet.
Apa ruang dibuat tetap atau pembagi ruang.
Hubungan antar bengkel atau dengan ruang teori.
Penerangan dan ventilasi.
Dasar-dasar penempatan peralatan.
Dasar penempatan peralatan haruslah memenuhi persyaratan sebagai berikut:
Mesin atau perlengkapan harus mudah dicapai.
Manajemen Industri 3
Cahayanya cukup dan dari arah yang benar.Jarak antar perlengkapan cukup dekat dengan pengoprasianya.Letak motor atau mesin sudah tersedia sumber arusnyaPerhitungan ventilasi udara, untuk mengeluarkan debu, asap heat treatment,asap motor atau gas pengecatan dan lain-lain sudah benar dan terencana.Tersedia papan tugas pekerjaan, papan bulletin.Tersedia alat pemadam kebakaran
2. Pemeriksaan perencanaan.Dengan pembuatan perencanaan bengkel diharapkan kekurangan-kekurangan dapat
dielaminir sehingga akan diharapkan akan lebih baik., antara lain:
a. Standart area bengkel.
Area bengkel yang kita buat harus memenuhi standart-standart sebagai berikut:
No. Fasilitas Standart1 Minimum tinggi langit-langit 4 meter
2 Minimum lebar bengkel 10 meter
3 Minimum perbandingan lebar dan panjang 1 : 1½
4 Maximum perbandingan lebar dan panjang bengkel 1 : 2
5 Minimum luas area lantai untuk tiap siswa 5 meter2
b. Standart macam lantai bengkel.
Lantai pada bengkel harus memenuhi persyratan sebagai berikut:
No. Fasilitas Standart
1 Macam Lantai bengkel kerja kayu Kayu
2 Macam Lantai bengkel kerja plat Beton
3 Macam Lantai bengkel kerja pipa Beton
4 Macam Lantai bengkel kerja mesin Beton
5 Macam Lantai bengkel listrik Kayu
6 Macam Lantai bengkel elektronika Kayu
7 Macam Lantai bengkel otomotif Beton
8 Macam Lantai ruang gambar Kayu
c. Standart ukuran pintu bengkel
Untuk pintu pada bengkel harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
No. Fasilitas Standart
1 Lebar pintu keluar keruang lain /
kantor
1,5 meter
2 Lebar pintu utama 2,4 meter
Manajemen Industri 4
3 Jenis pintu utama Overhead/
rolingdoor
4 Bahan pintu utama matal
d. Standart pembatasan ruang praktek.
No. Fasilitas Standart
1 Bahan pemisah bengkel yang dapat diubah
atau dipindah
Metal
e. Standart area gedung dan ruang khusus.
No. Fasilitas Standart
1 Letak penyimpanan
sampah
Pada tiap ruang
bengkel
2 Isi tempat sampah 2,5 m3
3 Tempat penyimpanan
milik siswa (werpack
dan benda kerja
5 m3
4 Tempat pertemuan
khusus
100% dari luas
bengkel
5 Letak tempat pameran
hasil kerja siswa
Dekat pintu
bengkel
6 Area tempat pameran
hasil kerja siswa
0,75 m3
7 Tempat ruang guru Dekat pintu masuk
bengkel
8 Luas ruang guru 5 m2
9 Tempat alat bantu visual Disatukan dengan
planning room
10 Tempat penyimpanan /
gudang
Didalam bengkel /
gedung
11 Area gudang 30 m3
12 Luas planning room 10 – 14% luas
bengkel
Manajemen Industri 5
13 Lebar lintas ruang
bengkel
1,5 m
f. Standart kenyamanan pemandangan dan penerangan.
No. Fasilitas Standart
1 Luas jendela
bengkel
25% luas bengkel
2 Susunan jendela
bengkel
Berjajar pada dinding
3 Tinggi bagian
atas jendela
Sampai langit-langit
4 Kaca jendela Tembus pandang
5 Pengaturan
cahaya
Denganpanghalang
cahaya tuangan
6 System
penerangan
umum
Cahya tidak langsung
25% arah keatas, 75%
arah kebawah
7 Nilai pemantulan
cahaya dari
langit-langit
Minimum 80%, maximum
90%
g. Standart pemipaan dalam bengkel.
No. Fasilitas Standart
1 Fasilitas tempat
cuci tangan
Satu stasion untuk setiap
10 siswa
2 Letak kompresor Diluar bengkel
3 Pembagian cabang Pada tembok dengan
jarak tiap 7m
h. Standart instalasi listrik.
No. Fasilitas Standart
1 System instalasi penyediaan listrik Tiga kawat, tiga
Manajemen Industri 6
tenaga pas
2 Cabang instalasi penyediaan tenaga
listrik
Setiap mesin
3 Instalasi listrik tenaga cadangan Satu buah untuk
disumber
4 Pencegah beban lebih (over load)
untuk listrik tenaga
Alat pemutus
5 Instalasi listrik penerangan Pada langit-
langit
6 Lampu cadangan Satu untuk 5
buah
7 Penegah beban lebih pada instalasi
penerangan
Alat pemtus
8 Stop kontak Pada tembok
dengan jarak
setiap 4m
9 Stop kontakcadangan Sebuah untuk
setiap 4stop
kontak
3. Merencanakan bengkel / laboratorium sekolah.
Supaya dalam perencanaan factor keamanan terpenuhi, maka dibutuhkan alat perkakas dan
daerah kerja antara lain:
a. Aneka macam perlengkapan umum.
Keran-keran air : bak cuci dan ruang cuci
Gas: tungku dan keran gas bila diperlukan
Udara: kompresor, saluran pipa, kran-kran udara
Penerangan: penerangan umum, setempat, dengan lampu pendar (T.L.)
Peti-peti sampah: untuk sisa yang masih dapat dipakai, sampah yang harus
dibuang.
Penyimpanan lap, cat, bensin, minyak, dan gemuk.
b. Penerangan lantai.
Manajemen Industri 7
Skala (biasanya 1:50)
Bengkel baru harus didirikan: perisai panjang, mengatur penempatan
perlengkapan yang baru akan dipindah.
Tempat-tempat latihan (trining stasion atau working stations)
c. Bengkel mobil.
Paling kecil : 15 x25 m
Pintu cukup banyak untuk keluar masuk mobil dan mesin-mesin perkakas.
Ruang untuk mobil yang diperbaiki :3,5 x 6 m
Diluar bengkel harus ada tempat untuk parkir mobil (mobil yang akan
diperbaiki)
Diruang pengecatan harus ada tempat untuk mengeluarkan udara dari bengkel.
Bila mungkin bengkel mobil terpusah dengan gedung lainya.
Jendela dengan persyaratanya: cahaya yang tidak diinginkan, jendela
minimum 1,5 m dari lantai, disisi timur dan barat dipakai gelas yang dapat
memantulkan cahaya, selokan tertutup atau pipa untuk mengalirkan air,
peredaran udara harus cukup.
d. Bengkel listrik.
Laboratorium: bangku kerja untuk satu atau dua orang dan tiga orang.
Tempat melilit motor: tiap 1,5 meter panjang bangku untuk tiap siswa.
Pengawatan: tiap 2m panjang dinding utnuk satu siswa.
Motor-motor dan generator: jarak motor dan generator itu 0,66 sampai 0,75
dengan ban penggeraknya.
Pintu: jangan ditengah-tengah gedung,ukuranya jangan kurang dari 2m,
e. Bengkel mesin pekerjaan logam.
Harus cukup besar agar dapat menempatkan bangku-bangku kerja menempal
didinding.
Mesin-mesin haruis diberi jarak yang cukup antara satu dengan yang lain.
Gergaji mesin harus ditempatkan dekat penyimpanan bahan.
15. Selama praktek, siswa dilarang meninggalkan bengkel tanpa seijin guru praktek.
SANGSI:
1. Setiap siswa yang melanggar tata tertib, TIDAK DIPERBOLEHKAN praktek.
2. Setiap siswa yang merusakkan alat dan alat tidak dapat dipergunakan lagi, akibat
prosedur kerja yang salah maka siswa yang bersangkutan DIWAJIBKAN untuk
mengganti.
3. Setiap siswa yang menghilangkan alat, HARUS mengganti.
4. Setiap siswa yang dengan sengaja mengambil benda kerja orang lain, akan dinyatakan
TIDAK LULUS dalam pelajaran tersebut.
E.KONDISI UMUM BENGKEL
1. Bengkel Mesin
Bengkel Mesin mempunyai mesin bubut sebanyak 10 unit , mesin
sekrap 1 unit , mesin frais 3 unit , mesin gerinda 2 unit, mesin bor 3 unit dan
gergaji 1 unit. Terdapat satu buah pintu untuk keluar masuk siswa dan guru serta
satu buah troli untuk memindahkan mesin .Luas bangunan yaitu 10 x 9 – 90 m3.
Ganbar (1.0) Kondisi pada Bengkel Mesin
Manajemen Industri 24
Observasi ini mencangkup kondisi lantai, tembok , pencahayaan serta penghawaanyang ada di bengkel tersebut, untuk lantai bengkel tersebut menggunakan paving.
Gambar (1.1) Kondisi lantai
Untuk bagian paling atas, menggunakan Genteng ,serta menggunakan kuda – kudabaja ringan yang di cat warna biru.
Gambar (1.2) Kondisi atap Bengkel
Untuk pencahayaan, bengkel tersebut menggunakan pencahayaan alami sebagai
pencahayaan utama serta pencahayaan buatan sebagai pendukungnya. Hal ini didukung letak
bengkel yang menghadap ke selatan, sehingga pencahayaan dari samping dapat berjalan
dengan optimal.
Manajemen Industri 25
Gambar (1.3) kondisi pencahayaan bengkel
Tembok pada bengkel tersebut mempunyai warna yang terang, sehingga dapatmenyerap dan menyalurkan panas dengan baik. Warna putih juga dikenal sebagai warnanetral sehingga cukup nyaman untuk digunakan.
Mengenai penghawaan atau aliran udara, dilakukan dengan alami dengan bantuan
kipas yang digerakkan oleh listrik. Kipas tersebut terletak di dinding bengkel. Selain itu,
bengkel ini dirancang dengan tinggi yang cukup. Hal ini bertujuan agar penghawaan dapat
berfungsi dengan baik. Pada sisi samping bengkel terdapat ventilasi yang cukup besar untuk
menjamin penghawaan dari arah samping.
Gambar (1.4) Ventilasi Bengkel
Manajemen Industri 26
Hasil dari kerja praktek para siswa adalah menghasilkan alat-alat kecil beserta berbagai
macam perkakas. Misalnya saja roda gigi. Instrumen-instrumen alat mesin tekstil, baut dan
masih banyak lainnya.
Gambar (1.5) Hasil Kerja
F. PERAWATAN ( MAINTENANCE )
1. Jangka Pendek :
a. Pembersihan bengkel, dan kantor setiap hari.
b. Pembelian danPergantian oli untuk Mesin Bubut (Oli encer)
c. Perbaikan Secara Berkala.
d. Untuk perawatan mesin di lakukan setiap saat sebelum dan sesudah
praktek , bahkan setiap saat di bersihkan sekaligus pengecekan , karena setiap
hari siswa-siswa pada praktek sesuai jadwal yang telah di tentukan.
2. Jangka Panjang
a. Perbaikan ruang , renovasi gedung , pengecatan tembok.
b. Inventaris peralatan yang telah rusak fatal : misal pahat , bor, dan lain-lain (
semua alat yang bisa tahan lama).
Manajemen Industri 27
3. Mesin
a. Memberikan kartu pemkaian pada mesin untuk pengecekan pemakain mesin
bubut sehingga pengantian oli dapat diketahui,
b. Selalu menjaga kebersihan mesin bubut misalnya setelah selesai pemakaian
serta dibersihkan gram-gram yang berserakan pada mesin.
c. Selalu diberi pelumasan pada bagian mesin frais yang bergeser
d. Pemberian/ penggantian air pendingin (glomus)
e. Penggantian mata bor jika sudah tumpul
f. Pengecekan masing-masing cekam/ pengikat mata frais dan baut pengikat.
G. Kelengkapan ruang di bengkel di SMK Bina Patria 2
Ruang laboran
Ruangan ini berfungsi sebagai ruang kepala bengkel, ruang guru/ruang intruktur
serta ruang penyimpanan hasil kerja pada laboratorium permesinan. Sehingga
ruangan ini hanya ukuran kecil karena beberapa fungsi ruang yang di gabung
menjadi 1. Tetapi ada kelebihan walaupun ruangan laboran yang dijadikan dengan
kepala bengkel serta ruang guru/ruang instruktur dengan penataan serta perawatan
yang menjadi kelebihan dari bengkel di SMK Bina Patria 2 Sukoharjo menjadikan
tempatnya nyaman dan kelihatan rapi untuk di tempati. Tempatnya yang bersih
dan penataan yang rapi membuat betah para pengguna ruangan.
Ruang Kerja
Ruangan ini digunakan untuk tempat kerja. Lantai yang terbuat dari keramik
paving membuat tempat ini nyaman digunakan untuk praktek. Lantai keramik abu
– abu untuk ruang kerja frais, mesin bubur, kerja bangku, gudang, dan kerja las.
Ruang Ganti
Ruang ini digunakan untuk tempat menggati pakain serta tempat untuk meletakan
barang berupa tas maupun jaket.
Manajemen Industri 28
H. TATA BENGKEL
1. Penataan mesin untuk praktek :
a. Penatan rapi
b. Mudah dijangkau, tidak terlalu sempit antar mesin satu dengan mesin lain
c. Mesin harus dapat digeser untuk kemungkinan praktek yang membutuhkan
ruang yang luas
d. Penataan sesuai tipe dan merk
e. Mudah dalam pengawasan guru praktek
2. Cara-cara penyimpanan alat :
a. Alat-alat yang dipakai sehari-hari: ditempatkan pada panel, laci peti, dan rak,
pemegang-pemegang (kait-kait khusus)
b. Alat istimewa: harus mendapat tanda tangan guru untuk memakai, guru
memeriksa jika dikembalikan, almari istimewa, kadang-kadang disimpan
dikantor guru,kartu pemakaian khusus.
c. Alat cadangan atau penggantian: almari khusus, ditempatkan ditempat yang
asli dari pabrik, dijaga dari karat.
d. Persediaan dan bahan: baru, sisa-sisa yang masih berguna, peti atau kotak
untuk sisa yang dapat dijual.
e. Pekerjaan yang telah selesai: almari penyimpanan, almari khusus, ditandai, dll.
3. Pembersihan.
a. Persediaan (supplies): sapu, penggorek, sikat, bak, bahan campuran untuk
menyapu, bahan yang menghisap minyak, detergent, mesin penggosok,
sobekan kain (kain perca), tempat penyimpananya.
b. Jadwal pembersihan: pembagian tugas siwa,(bergilir, tiap praktik, dll)
c. Tempat berjalan, jalan kendaraanjalan pintu dan daerah-daerah aman.
d. Pelaksanaan (procedure) pembersihan.
4. Penyusunan alat-alat
a. Dikumpulkan menurut macamnya, pemakaian dalam pekerjaan
b. Alat-alat untuk dikumpulkan jadi satu.
c. Digantungkan
Manajemen Industri 29
d. Alat harus mudah diperiksa
e. Alat harus dapat dengan mudah diambil.
f. Alat yang sering dipakai harus ditempatkan ditempat yang dekat
g. Alat yang pemakaianya dibatasi harus ditempatkan pada tempat khusus.
h. Harus dimintai paraf sebelum meminjam.
i. alat dibagi dalam bagian-bagian dan diberi nomor atau huruf
j. Laci untuk penyimpanan bagian dan sebagainya.
Manajemen Industri 30
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebagai mahasiswa yang dipersiapkan menjadi seorang pendidik, diperlukan
suatu wawasan, ketrampilan dan pengalaman yang cukup agar dapat menjadi pendidik
yang berkompeten. Salah satu kegiatan yang dimungkinkan untuk mencapai tujuan
tersebut adalah kegiatan observasi. Observasi adalah pengamatan secara cermat dan
langsung terhadap objek yang telah ditentukan. Observasi yang kami lakukan
bertempat di SMK Bina Patria 2 Sukoharjo.
Adapun yang dapat kami simpulkan yaitu :
1. Bengkel mesin di SMK Bina Patria 2 Sukoharjo sudah memenuhi standar minimum
bengkel yang baik. Dan sudah memiliki inventaris mesin yang memadai/lengkap
untuk praktek walaupun jumlahnya masih terbatas di bandingkan dengan jumlah
siswa.
2. Perawatan bengkelnya dilakukan setiap hari oleh para siswa yang setiap harinya
praktek dengan toolman yang bertanggung jawab terhadapnya.
3. SMK Bina Patria 2 adalah salah satu sekolah kejuruan (vokasi) yang memiliki
kualitas tidak kalah dengan SMK N yang lainnya.
4. SMK Bina Patria 2 memiliki beberapa jurusan yang masing-masing sudah memiliki
bengkelnya masing-masing yaitu bengkel industry, bengkel otomotif, bengkel listrik,
dan bengkel kerja bangku .
5. Setiap bengkel yang berada di SMK Bina Patria 2 memiliki susunan organisasi
masing-masing guna mempermudah management bengkel dan perawatan.
6. Hasil produk yang dihasilkan dari praktek industry di SMK Bina Patria 2 adalah alat-
alat kecil, perkakas, dan instrument-instrumen alat pada mesin tekstil.
Manajemen Industri 31
B. Saran dan kritik
Berikut adalah beberapa saran dan kritik yang berkaitan dengan kegiatan
observasi manajemen bengkel:
1. Sebaiknya mahasiswa melakukan observasi pada bengkel maupun industri yang
bersifat komersil, agar dapat memperoleh wawasan dan pengalaman yang lebih
bervariasi.
2. Sebaiknya mahasiswa saling berkoordinasi agar tidak terjadi benturan objek
observasi yang sama.
3. Hendaknya pembuatan surat perijinan dilaksanakan dalam waktu yang singkat
dan diusahakan tidak mengalami penundaan.
4. Hendaknya perusahaan maupun industri yang lain memberikan kesempatan
kepada mahasiwa untuk melakukan observasi.
5. Untuk Cat tembok diusakan menggunakan Cat bewarna gelap agar tidak mudah
kotor.
6. Alat dan mesin ditambah jumlahnya sehingga siswa dapat praktek sendiri-
sendiri.
7. Kerapian dan kebersihan harus lebih ditingkatkan.
8. Apabila sedang berlangsung praktek ada toolman/ guru pembimbing yang