KONSELING DAN SWAMEDIKASI PEMBERIAN OBAT MELALUI MULUT, MATA DAN TELINGA A. Konseling Pasien Berbagai kepustakaan mengemukakan bahwa konseling merupakan bagian dari bimbingan, baik sebagai pelayanan maupun sebagai teknik. Konseling merupakan inti kegiatan bimbingan secara keseluruhan dan lebih berkenaan dengan masalah individu secara pribadi. Mortensen (1964) mengatakan, “Counseling is the heart of the guidance program”. Ruth Strang (1958) menyatakan, “Guidance is broader : Counseling is a most important tool of guidance”. Jadi konseling merupakan inti dan alat yang paling penting dalam keseluruhan sistem dan kegiatan bimbingan. Mortensen (1964) mendefinisikan konseling sebagai suatu proses antar-pribadi, dimana satu orang dibantu oleh satu orang lainnya untuk meningkatkan pemahaman dan kecakapan menemukan masalahnya terutama dalam pemberian obat. Jones (1970) menyebutkan bahwa konseling sebagai suatu hubungan professional antara seorang konselor dengan klien. Selanjutnya hubungan ini bersifat individual atau seorang, meskipun kadang melibatkan lebih dari dua orang dan dirancang membantu klien memahami dan memperjelas pandangan terhadap ruang lingkup hidupnya sehingga dapat memperjelas pandangan terhadap ruang lingkup hidupnya sehingga dapat membuat pilihan yang bermakna bagi dirinya. Pengertian tersebut hampir sama dengan yang dikemukakan oleh Brammer dan Shotrom (1982) yang menekankan konseling sebagai suatu perencanaan yang lebih rasional, pemecahan masalah, pembuatan keputusan intensionalitas, pencegahan terhadap munculnya masalah penyesuaian diri, dan memberi dukungan dalam menghadapi tekanan-tekanan situasional dalam kehidupan sehari-hari bagi orang normal. Dalam konseling terjadi hubungan antara konselor dengan klien melalui wawancara. Karakteristik hubungan konseling menurut Shotrom dan Brammer (1960) ditandai dengan : - Hubungan yang bersifat unik dan umum Unik dalam hal : sikap dan perilaku konselor dank klien, struktur yang terencana dan bersifat terapeutik, adanya penerimaan klien secara penuh oleh konselor. Umum dalam hal : karakteristik hubungan yang juga terdapat dalam berbagai bentuk situasi hubungan antar manusia seperti kesamaan, keakraban.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
KONSELING DAN SWAMEDIKASI PEMBERIAN OBAT
MELALUI MULUT, MATA DAN TELINGA
A. Konseling Pasien
Berbagai kepustakaan mengemukakan bahwa konseling merupakan bagian dari
bimbingan, baik sebagai pelayanan maupun sebagai teknik. Konseling merupakan inti kegiatan
bimbingan secara keseluruhan dan lebih berkenaan dengan masalah individu secara pribadi.
Mortensen (1964) mengatakan, “Counseling is the heart of the guidance program”. Ruth Strang
(1958) menyatakan, “Guidance is broader : Counseling is a most important tool of guidance”.
Jadi konseling merupakan inti dan alat yang paling penting dalam keseluruhan sistem dan
kegiatan bimbingan.
Mortensen (1964) mendefinisikan konseling sebagai suatu proses antar-pribadi, dimana
satu orang dibantu oleh satu orang lainnya untuk meningkatkan pemahaman dan kecakapan
menemukan masalahnya terutama dalam pemberian obat. Jones (1970) menyebutkan bahwa
konseling sebagai suatu hubungan professional antara seorang konselor dengan klien.
Selanjutnya hubungan ini bersifat individual atau seorang, meskipun kadang melibatkan lebih
dari dua orang dan dirancang membantu klien memahami dan memperjelas pandangan terhadap
ruang lingkup hidupnya sehingga dapat memperjelas pandangan terhadap ruang lingkup
hidupnya sehingga dapat membuat pilihan yang bermakna bagi dirinya. Pengertian tersebut
hampir sama dengan yang dikemukakan oleh Brammer dan Shotrom (1982) yang menekankan
konseling sebagai suatu perencanaan yang lebih rasional, pemecahan masalah, pembuatan
keputusan intensionalitas, pencegahan terhadap munculnya masalah penyesuaian diri, dan
memberi dukungan dalam menghadapi tekanan-tekanan situasional dalam kehidupan sehari-hari
bagi orang normal.
Dalam konseling terjadi hubungan antara konselor dengan klien melalui wawancara.
Karakteristik hubungan konseling menurut Shotrom dan Brammer (1960) ditandai dengan :
- Hubungan yang bersifat unik dan umum
Unik dalam hal : sikap dan perilaku konselor dank klien, struktur yang terencana dan bersifat
terapeutik, adanya penerimaan klien secara penuh oleh konselor.
Umum dalam hal : karakteristik hubungan yang juga terdapat dalam berbagai bentuk situasi
hubungan antar manusia seperti kesamaan, keakraban.
1. Adanya keseimbangan objektivitas dan subjektivitas
Objektif dalam hal : aspek hubungan yang bersifat kognitif, ilmiah, objektif, dimana klien
dipandang secara objektif.
Subjektif dalam hal : kehangatan dan perpaduan antara konselor dan klien
2. Adanya keseimbangan unsur kognitif dan afektif
Kognitif dalam hal : proses pemindahan informasi, pemberian nasehat/penafsiran
Afektif dalam hal : aspek ekspresi perasaan dan sikap
3. Adanya keseimbangan antara kesamar-samaran dan kejelasan
Dalam situasi tertentu konselor memberikan rangsangan yang bersifat tersamar, sedangkan
dalam situasi lain konselor memberikan rangsangan yang jelas.
4. Adanya keseimbangan tanggungjawab
Tanggungjawab tidak seluruhnya ada pada konselor tapi juga pada klien.
Cavanagh (1982) mengatakan konseling menunjuk suatu hubungan antara pemberi
bantuan yang terlatih dengan seseorang yang mencari bantuan, dimana keterampilan pemberi
bantuan dan suasana yang dibuatnya membantu orang lain belajar untuk berhubungan dengan
dirinya sendiri dan orang lain dalam cara-cara yang lebih tumbuh dan produktif. Selanjutnya
dikatakan bahwa pengertian ini mengandung 7 unsur pokok, yaitu :
1. Kkonselor adalah seorang professional.
2. Interaksi hubungan yang bersifat membantu. Minimal terdapat saling pengertian,
kepercayaan dan kerjasama.
3. Konselor professional memerlukan kualitas pengetahuan, keterampilan, dan kepribadian
yang bersifat membantu.
4. Konselor membantu klien untuk belajar. Hal ini menunjukkan bahwa konseling pada
hakikatnya merupakan suatu proses belajar dimana akan terjadi suatu perubahan perilaku.
5. Dalam konseling klien belajar untuk berhubungan dengan dirinya sendiri dan orang lain, hal
ini berarti konselor membantu klien berhubungan dengan dirinya secara lebih baik, sehingga
lebih terintegrasi dan mengurangi konflik. Belajar berhubungan dengan orang lain juga
penting karena pada dasarnya kebutuhan dasar psikologis hanya dapat terpenuhi melalui
hubungan antar pribadi.
6. Klien belajar untuk berhubungan dalam cara-cara tumbuh dan produktif. Ada 3 makna
dalam hal ini, yaitu : orang tumbuh dalam kompetensi intra dan interpersonal; konseling
ditujukan untuk pertumbuhan kepribadian dan bukan semata-mata menghilangkan symptom
(gejala); konseling tidak melulu bagi orang yang menghadapi gangguan psikologis tapi juga
bagi yang mereka yang tergolong normal.
7. Konseling terjadi karena adanya kebutuhan klien akan bantuan.
Kottler dan Brown (1985), menjelaskan konseling merupakan suatu proses yang
dirancang untuk merangsang berpikir ide dapat mengendap, berkembang dan tumbuh kearah
suatu konsepsi pribadi.
Dalam suatu managemen penyakit konseling adalah bagian integral yang memegang
peranan penting. Contohnya adalah konseling penggunaan obat yang dilakukan secara
swamedikasi (yaitu melakukan pengobatan sendiri berkaitan masalah penyakit dialami).
Umumnya konseling bertujuan agar setiap pasien dapat menerima kondisi penyakitnya secara
wajar, bukan mengangapnya hukuman tetapi lebih kepada suatu kondisi medis yang memerlukan
penanganan agar tidak berdampak negatif terhadap kehidupannya sehari-hari.
Secara khusus konseling pasien bertujuan :
1. Membangun hubungan yang wajar dengan pasien, sehingga memudahkan dalam menggali
informasi, pemenuhan perawatan dan peningkatan managemen harian.
2. Memberikan informasi dan pendidikan tentang penyakit, misal prevalensi, transmisi,
rekurensi, pencegahan infeksi, pilihan terapi dan fasilitas pendukung.
3. Meminimalkan dampak psikologis, yang umumnya timbul pada penyakitnya
4. Mengetahui saat yang tepat untuk merujuk pada terapi psikologis intensif
5. Membantu proses memberitahu kondisi pasien pada kerabat/pasangan pasien.
Syarat-syarat konseling yang baik :
1. Persiapkan kondisi lingkungan yang tepat
2. Sejumlah faktor lingkungan dapat memberikan kontribusi bagi keberhasilan konseling :
3. Pastikan setting ruangan nyaman, tidak bersifat konfrontasi (misalnya : kursi yang nyaman
dengan posisi yang komunikatif dan bukannya saling berhadapan terhalang meja)
4. Sebaiknya menunda diskusi yang bersifat mendetail selama sebelum pasien sepenuhnya
merasa siap
5. Minimalisir kemungkinan adanya gangguan
6. Hindari (tunda) mencatat selama melakukan konseling
7. Berikan waktu pada pasien untuk dapat mengkomunikasikan perasaannya tanpa harus
dipaksa
8. Situasi santai tetapi formal
9. Memiliki sikap yang tepat, jadilah pendengar yang baik dan tunjukkan sikap empati; keahlian
ini adalah hal yang esensial untuk menghasilkan konseling yang efektif. Pasien perlu
memandang dokter sebagai seorang yang kompeten, terpercaya, dan professional serta peduli
terhadap dirinya. Cobalah untuk menempatkan posisi kita pada posisi pasien sehingga dapat
membangun empati. Pertimbangkan saat konsultasi sebagai suatu kesempatan untuk
menggali isu yang relevan baik medis dan psikologis sehingga pasien memiliki kesempatan
untuk terlibat langsung dalam keputusan managemen menggunakan obat.
10. Menyediakan informasi yang benar
Berikan penjelasan singkat tentang masalah pada penggunaan terapi obat (misal : penyebab
penyakit, pilihan terapi, prognosis dsb); Untuk menjelaskan prognosis yang buruk, berhati-
hatilah dalam memberikan penjelasan. Jangan memberikan janji yang menyesatkan, namun
gunakan bahasa yang komunikatif, kesiapan pasien untuk menerima, jika belum siap tunggu
sampai siap, kalau perlu keluarganya yang diberitahu dahulu.
11. Penjelasan untuk terapi obat harus betul-betul jelas
Kapan harus diminum, berapa kapsul/ tablet yang harus diminum. Jangan lupa menjelaskan
kalau terjadi akibat yang tidak diinginkan setelah minum obat, harap segera datang kembali.
Selain itu jangan lupa tanyakan pada pasien, apakah pasien tersebut alergi terhadap suatu
obat. Kalau pasien tidak tahu, jangan dilupakan peringatan untuk datang kembali bila terjadi
sesuatu setelah minum obat. Penjelasan juga berlaku untuk segala hal yang boleh dan tidak
boleh dilakukan oleh pasien selama dalam pengobatan atau pengawasan dokter.
12. Mengatakan dan melakukan hal yang tepat. Tunjukkan sikap peduli, berusaha untuk
membangun kepercayaan pasien; berikan pertanyaan terbuka (open question) dan tidak
bersifat menghakimi; Berhati-hati, jangan membuatbahasa tubuh yang member kesan
negative; Usahakan untuk mencari tahu sejauh mana pengetahuan/persepsi pasien tentang
penyakit/obat/pilihan terapi. Perhatikan latar belakang dan usia pasien, gunakan bahasa yang
sederhana, sedapat mungkin menghindari istilah kedokteran, kecuali jika istilah tersebut
sudah popular di masyarakat. Berikan kesempatan untuk bertanya jika ada hal yang dianggap
kurang jelas.
13. Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian : Ada orang tertentu yang tidak mampu untuk
menerima informasi dalam jumlah banyak dikarenakan stress yang dialaminya, untuk kasus
seperti ini seringkali lebih baik untuk menjadwal ulang konseling sampai mereka siap.
Pandangan dan prasangka pribadi dokter dapat berdampak negative terhadap managemen
pasien. Bahkan jika dokter berkata benar namun bahasa tubuhnya mengatakan sebaliknya,
hal tersebut dapat mengikis pesan yang ingin disampaikan. Saat memberikan
informasi/nasehat usahakan untuk tidak memberikan pernyataan positif dengan memakai
kata „tetapi‟. Nada suara lembut tetapi berwibawa, berikan penjelasan tanpa berkesan
menggurui.
B. Manfaat dan Tujuan Konseling
Manfaat dari Konseling yaitu :
1. Bagi Pasien :
a. Menjamin keamanan dan efektifitas pengobatan
b. Mendapatkan penjelasan tambahan mengenai penyakitnya
c. Membantu dalam merawat atau perawatan kesehatan sendiri
d. Membantu pemecahan masalah terapi dalam situasi tertentu
e. Menurunkan kesalahan penggunaan obat
f. Meningkatkan kepatuhan dalam menjalankan terpai.
g. Menghindari reaksi obat yang tidak diinginkan
h. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi biaya kesehatan
2. Bagi Farmasis
a. Menjaga citra profesi sebagai bagian dari tim pelayan kesehatan.
b. Mewujudkan bentuk pelayanan asuhan kefarmasian sebagai tanggung jawab profesi
Farmasis
c. Menghindari Farmasis dari tuntutan karena kesalahan pengguanaan obat (Medicatiaon
Error)
d. Suatu pelayanan tambahan untuk menarik pelanggan sehingga menjadi upaya dalam
memasarkan jasa pelayanan.
Tujuan dari konseling pada pelayanan farmasi adalah :
a. Membina hubungan/komunikai farmasis dengan pasien dan membangun kepercayaan
pasien kepada farmasis.
b. Memberikan informasi yang sesuai kondisi dan masalah pasien.
c. Membantu pasien menggunakan obat sesuai tujuan terapi dengan memberikan
cara/metode yang memudahkan pasien menggunakan obat dengan benar.
C. Tahapan Proses Konseling
Tahapan-tahapan proses konseling meliputi yaitu :
Kegiatan konseling meliputi beberapa hal yaitu :
1. Persiapan dalam melakukan konseling
Tujuan : pendekatan dan membangun kepercayaan
2. Tahap konseling
a. Pembukaan
1) Memperkenalkan diri
2) Menjelaskan tujuan konseling, mengapa dan berapa lama ?
3) Sapa pasien dengan ramah
4) Perkenal diri anda
5) Jelaskan tujuan konseling
6) Informasikan lama waktu yang dibutuhkan
b. Diskusi untuk mengumpulkan informasi dan identifikasi masalah
c. Diskusi untuk mencegah atau memecahkan masalah dan mempelajarinya
d. Memastikan pasien telah memahami informasi yang diperoleh
e. Menutup diskusi
f. Follow up diskusi
3. Aspek Konseling yang harus disampaikan :
a. Deskripsi dan kekuatan obat
b. Jadwal dan cara penggunaan
c. Mekanisme kerja obat
d. Dampak gaya hidup
e. Penyimpanan
f. Efek potensial yang tidak diinginkan
4. Masalah dalam konseling yaitu :
a. Faktor penyakit
b. Faktor terapi
c. Faktor pasien
d. Faktor komunikasi
D. Hal-hal yang harus disiapkan dalam memberikan pelayanan Konseling pada
pasien
Sebelum memberikan konseling ada beberap hal yang harus diketahui oleh seorang
farmasis agar tujuan konseling tercapai. Hal yang Perlu diperhatikan adalah latar belakang pasien
(database pasien ) seperti biodata, riwayat penyakit, riwayat pengobatan, alergi, riwayat keluarga
,sosial dan ekonomi. Hal lain yang pelu diperhatikan adalah membuat daftar masalah
yang dihadapi pasien ( terutama masalah yang berkaitan dengan obat ). Setelah kedua hal
tersebut dilakukan barudapat memberikan konseling berdasarkan masalah yang sudah di susun
kemudian dapat dilihat dari perubahan sikap pasien apakah konseling yang telah diberikan sudah
tepat atau belum.
E. Kendala dalam pemberian obat dan konseling
Berbagai kendala dalam memberikan konseling dapat terjadi pada prosespengobatan dan
pemberian konseling. Kendala yang berasal dari pasien antara lain adalah perasaan marah, malu,
sedih, takut, ragu-ragu. Hal ini dapat diatasi dengan bersikap empati, mencari sumber timbulnya
masalah tersebut, tetap bersikap terbuka dan siap membantu. Untuk kendala yang berasal dari
latar belakang pendidikan, budaya dan bahasa Kendala dapat diatasi dengan menggunakan istilah
sederhana dan dapat dipahami, berhati-hati dalam menyampaikan hal yang sensitif, atau
menggunakan penterjemah.Untuk kendala yang berasal dari fisik dan mental dapat diatsai
dengan upaya menggunakan alat bantu yang sesuai atau melibatkan orang yang merawatnya.
Sedangkan kendala yang berasal dari tenaga farmasi dapat berupa mendominasi percakapan.
Menunjukkan sikap yang tidak memberikan perhatian dan tidak mendengarkan apa yang pasien
sampaikan, cara berbicara yang tidak sesuai (terlalu keras, sering mengulang suatu kata ),
menggunakan istilah yang terlalu teknis yang tidak dipahami pasien, sikap dan gerakan badan
yang tidak sesuai yang dapat mengganggu konsentrasi pasien, sedikit atau terlalu banyak
melakukan kontak mata dengan pasien. Bila ini terjadi pada upaya mengatasinya adalah dengan
memberikan pasien kesempatan untuk menyampaikan masalahnya dengan bebas, menunjukan
kepada pasien bahwa apa yang disampaikannya didengarkan dan diperhatikan melalui sesekali
anggukan kepala, kata dan sikap badan yang cenderung ke arah pasien. Menyesuaikan volume
suara dan mengurangi kebiasaan mengeluarkan kata-kata yang mengesankan gugup dan tidak
siap, menghindari pemakaian istilah yang tidak dipahami oleh pasien, tidak menyilangkan kedua
tangan dan menghindari gerakan berulang yang tidak pada tempatnya dan menjaga kontak mata
dengan pasien.
Selain kendala tersebut diatas terdapat kendala lain yang kadang kurang diperhatikan
oleh tenaga farmasi, kendala tersebut adalah lingkungan pada saat konseling
dilakukan. Tempat yang terbuka, suasana yang bising, sering adanya interupsi,
adanya partisi (kaca counter ) dapat mempengaruhi pasien dalam menerima konseling. Hal ini
harus diperhatikanoleh tenaga farmasi dalam memberikan konseling. Adanya tempat
khusus ataupun tidak menerima telepon atau tamu lain dapat memberikan rasa privasi dan
nyaman kepada pasien. Itulah sekilas pandangan tentang pelayan konseling pasien, diharapkan
dengan melakukan pelayanan konseling secara benar dan konsisten akan meningkatkan peran
dan citra tenaga farmasi di masyarakat.
F. Modal Untuk Melaksanakan Konseling Bagi Pasien
1. Menguasai ilmu
Kalau kita menguasai ilmu yang akan disampaikan, maka komuniksi lancar dan
meyakinkn maka pasen akan puas dan pecaya, ini meupakan kunci utama. Kalu pasien sudah
percaya maka mereka akan patuh.
2. Kemampuan berkomunikasi
Kemampuan berkomunikasi penting, karena teknik berbicara akan sangat berpengaruh
pada keberhasilan komunikasi
G. Metode Konseling
Beberapa metode Konseling yaitu :
1. Three Prime Questions
a) Bagaimana penjelasan farmasis tentang obat anda ?
b) Bagaimana penjelasan farmasis cara pakai obat anda ?
c) Bagaimana penjelasan farmasis tentang harapan setelah minum/memakai Obat Anda ?
2. Final Verification
a) Meminta pasien untuk mengulang instruksi
b) Yakin bahwa pesan tidak ada terlewat
c) Koreksi bila ada salah informasi
3. Show and tell
a) Melakukan cerita
b) Melakukan peragaan
c) Melalui gambar, tayangan
K. Komponen konseling
d) Enam komponen konseling minimal yaitu:
e) a. Nama obat, jumlahnya dan indikasinya
f) b. Aturan pakai, cara dan lama pemakaian
g) c. Interaksi obat
h) d. Efek samping obat
i) e. Pengaruh terhadap pola hidup, pola makan
f. Cara penyimpanan
1. Pengenalan/ pembuka
1. Tujuan : pendekatan dan membangun kepercayaan
2. Teknik :
a. Memperkenalkan diri
b. Menjelaskan tujuan konseling, mengapa dan berapa lama ?
Contoh Pengenalan/ pembukaan :
a. Sapa pasien dengan ramah
b. Perkenal diri anda
c. Jelaskan tujuan konseling
d. Informasikan lama waktu yang dibutuhkan
2. Penilaian Awal/Identifikasi
Tujuan : menilai pengetahuan pasien dan kebutuhan informasi yang harus dipenuhi.
Perhatikan apakah pasien baru/lama dan peresepan baru/lama/OTC
3. Teknik :Three Prime Questions
4. Contoh:
5. Pasien mendapat obat antihipertensi
Pasien baru: Apakah sudah mendapatkan informasi tentang: nama obat, kegunaan dan
cara penggunaan inhaler.. ?
Pasien Lama: Apakah ada masalah tentang cara penggunaan inhaler, kepatuhan..?
3. Pemberian Informasi
Tujuan: Mendorong perubahan sikap/prilaku agar memahami dan mengikuti regimen
terapi.
Teknik :Show & Tell
6. Contoh Pemberian informasi
7. Berikan informasi pokok tentang:
8. Nama obat dan bentuk sediaan
9. Kegunaan inhaler
10. Cara menggunakan inhaler
11. Cara penyimpanan (suhu<30 c="" cahaya="" span="" terlindung="">
12. Gunakan sarana: Poster, contoh inhaler
13. Cara Penggunaan Inhaler Information Sheet ?
14. a. Mengeluarkan dahak / lendir(bila ada)
15. b. Latihan nafas
16. c. Periksa alat / wadah
17. d. Tahap penggunaan:
18. 1) Kocok dulu dan buka penutup.
19. 2) Tarik dan keluarkan nafas.
20. 3) Pasang alat dimulut.
21. 4) Ambil nafas pelan-dalam dan tekan alat
22. 5) Tutup mulut,tahan nafas 5-10 detik,alat dilepas.
23. 6) Keluarkan nafas lewat hidung,bila ada dosis ke-2, beri jarak 5 mnt.
24. 7) Cuci mulut atau berkumur.
25. 4. Verifikasi
26. Tujuan :
27. a. Untuk memastikan apakah pasien memahami informasi yang sudah disampaikan.
28. b. Mengulang hal-hal penting.
29. Tehnik : fill in the gaps
30. Contoh Penilaian akhir/ Verifikasi yaitu:
31. Bertanya tentang pemahaman informasi yang disampaikan.
32. Meminta pasien untuk menceritakan dan memperagakan ulang cara penggunaan.
33. 5. Tindak lanjut
34. Tujuan :
35. a. Mengikuti perkembangan pasien
36. b. Monitoring keberhasilan pengobatan.
37. Tehnik :
38. a. Membuat patient medication record(PMR)
39. b. Komunikasi melalui telepon.
40. Contoh Penutup / Tindak lanjut:
41. Ingatkan waktu untuk kontrol
42. Berikan salam dan ucapkan “semoga lekas sembuh”
43. Lakukan pencatatan pada kartu konseling/ PMR.
44.
45.
C. SWAMEDIKASI OBAT YANG MELALUI MULUT
D. SWAMEDIKASI OBAT YANG MELALUI MATA
E. SWAMEDIKASI OBAT YANG MELALUI TELINGA
\
Daftar Pustaka
Australian Herpes Management Forum. Guidelines for Clinicians Counseling & Communication
Skill for Patient With Genital Herpes
Berger, B. Effective Patient Counseling. US Pharmacist Publication.
Surya, HM.2003. Psikologi Konseling. Jakarta, CV. Pustaka Bani Quraisy
A. Pengertian Konseling
Konseling berasal dari kata counsel yang artinya saran, melakukan diskusi dan pertukaran
pendapat. Konseling adalah suatu kegiatan bertemu dan berdiskusinya seseorang yang
membutuhkan (klien) dan seseorang yang memberikan (konselor) dukungan dan dorongan
sedemikian rupa sehingga klien memperoleh keyakinan akan kemampuannya dalam pemecahan
masalah. Konseling pasien merupakan bagian tidak terpisahkan dalam elemen kunci dari
pelayanan kefarmasian, karena Apoteker sekarang ini tidak hanya melakukan kegiatan
compounding dan dispensing aja, tetapi juga harus berinteraksi dengan pasien dan tenaga
kesehatan lainnya dimana dijelaskan dalam konsep Pharmaceutical Care.
Dapat disimpulkan bahwa pelayanan konseling pasien adalah suatu pelayanan kefarmasian
yang mempunyai tanggung jawab etika serta medikasi legal untuk memberikan informasi dan
edukasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan obat. Kegiatan konseling dapat diberikan atas
inisiatif langsung dari Apoteker mengingat perlunya pemberian konseling karena pemakaian
obat-obat dengan cara penanganan khusus, obat-obat yang membutuhkan terapi jangka panjang
sehingga perlu memastikan untuk kepatuhan pasien meminum obat. Konseling yang diberikan
atas inisiatif langsung dari Apoteker disebut konseling aktif. Selain konseling aktif dapat juga
konseling terjadi jika pasien datang untuk berkonsultasi pada apoteker untuk mendapatkan
penjelasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan obat dan pengobatan, bentuk
konseling seperti ini disebut konseling pasif.
Konseling obat adalah suatu prosesyang memberikan kesempatan kepada pasien untuk
mengeksplorasikan diri yang dapat mengarah pada peningkatan pengetahuan, pemahaman dan
kesadaran tentang penggunaan obat yang benar.
B. Manfaat dan Tujuan Konseling
Manfaat dari Konseling yaitu :
1. Bagi Pasien :
a. Menjamin keamanan dan efektifitas pengobatan
b. Mendapatkan penjelasan tambahan mengenai penyakitnya
c. Membantu dalam merawat atau perawatan kesehatan sendiri
d. Membantu pemecahan masalah terapi dalam situasi tertentu
e. Menurunkan kesalahan penggunaan obat
f. Meningkatkan kepatuhan dalam menjalankan terpai.
g. Menghindari reaksi obat yang tidak diinginkan
h. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi biaya kesehatan
2. Bagi Farmasis
a. Menjaga citra profesi sebagai bagian dari tim pelayan kesehatan.
b. Mewujudkan bentuk pelayanan asuhan kefarmasian sebagai tanggung jawab profesi Farmasis
c. Menghindari Farmasis dari tuntutan karena kesalahan pengguanaan obat (Medicatiaon Error)
d. Suatu pelayanan tambahan untuk menarik pelanggan sehingga menjadi upaya dalam
memasarkan jasa pelayanan.
Tujuan dari konseling pada pelayanan farmasi adalah :
1. Membian hubungan/komunikai farmasis dengan pasien dan membangun kepercayaan pasien
kepada farmasis.
2. Memberikan informasi yang sesuai kondisi dan masalah pasien.
3. Membantu pasien menggunakan obat sesuai tujuan terapi dengan memberikan cara/metode yang
memudahkan pasien menggunakan obat dengan benar.
C. Prinsip Konseling
Prinsip dasar konseling adalah terjadinya kemitraan atau korelasi antara pasien dengan Apoteker
sehingga terjadi perubahan perilaku pasien secara sukarela. Pendekatan Apoteker dalam
pelayanan konseling mengalami perubahan modela pendekatan "Medical Model" menjadi
pendekatan "Helping Model". Hal-Hal yang perlu diperhatikan oleh apoteker tertera dalam Tabel
1.
"Mengerti kebutuhan, keinginan, dan pilihan dari pasien"
1) Menentukan Kebutuhan
Konseling tidak terjadi bila pasien datang tanpa ia sadari apa yang dibutuhkannya.
Seringkali pasien datang tanpa dapat mengungkapkan kebutuhannya, walaupun sebetulnya ada
sesuatu yang dibutuhkan. Oleh karena itu dilakukan pendekatan awal dengan mengemukakan
pertanyaan terbuka dan mendengar dengan baik dan hati-hati.
2) Perasaan
Farmasis harus dapat mengerti dan menerima perasaan pasien (berempati). Farmasis harus
mengetahui dan mengerti perasaan pasien (bagaimana perasaan menjadi orang sakit) sehingga
dapat berinteraksi dan menolong dengan lebih efektif. Beberapa bentuk perasaan atau emosi
pasien dan cara penanganannya adalah sebagai berikut :
a) Frustasi yaitu membantu menumbuhkan rasa keberanian pasien untuk mencari alternatif jalan
lain yang lebih tepat dan meminimalkan rasa ketidaknyamanan dari aktifitas hariannya yang
tertunda.
b) Takut dan cemas yaitu membantu menjernihkan situasi apa yang sebenarnya ditakutinya dan
membuat pasien menerima keadaan dengan keberanian yang ada dalam dirinya.
c) Marah yaitu mencoba ikut terbawa suasana marahnya, dan jangan juga begitu saja menerima
kemarahannya tetapi mencari tahu kenapa pasien marah dengan jalan mendengarkan dan
berempati.
d) Depresi yaitu Usahakan membiarkan pasien mengekspresikan penderitaannya, membiarkan
privasinya, tetapi dengarkan jika pasien ingin bicara
e) Hilang kepercayaan diri
f) Merasa bersalah
D. Sasaran Konseling a. Konseling Pasien Rawat Jalan
b. Konseling Pasien Rawat Inap
E. Kegiatan Konseling Kegiatan konseling meliputi beberapa hal yaitu :
a. Persiapan dalam melakukan konseling
b. Tahap konseling
Pembukaan
Diskusi untuk mengumpulkan informasi dan identifikasi masalah
Diskusi untuk mencegah atau memecahkan masalah dan mempelajarinya
Memastikan pasien telah memahami informasi yang diperoleh
Menutup diskusi
Follow up diskusi
Aspek Konseling yang harus disampaikan :
a. Deskripsi dan kekuatan obat
b. Jadwal dan cara penggunaan
c. Mekanisme kerja obat
d. Dampak gaya hidup
e. Penyimpanan
f. Efek potensial yang tidak diinginkan
Masalah dalam konseling yaitu :
a. Faktor penyakit
b. Faktor terapi
c. Faktor pasien
d. Faktor komunikasi
F. Hal-hal yang harus disiapkan dalam memberikan pelayanan Konseling pada
pasien Sebelum memberikan konseling ada beberap hal yang harus diketahui oleh seorang
apoteker agar tujuan konseling tercapai .Hal yang Perlu diperhatikan adalah latar belakang