Page | 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini hampir semua negara di dunia sedang menghadapi krisis ekonomi global, imbas dari krisis ekonomi global adalah menurunnya pertumbuhan ekonomi dunia. Dunia usaha mengalami kesulitan keuangan sehingga perlu memikirkan bagaimana cara untuk merangsang pertumbuhan ekonomi. Namun, banyak hambatan yang dialami oleh dunia usaha tersebut termasuk masalah pendanaan. Banyak perusahaan yang mengalami kebangkrutan akibat ketidakmampuan memprediksi berapa jumlah batas maksimum hutang yang memberikan manfaat bagi perusahaan dan tidak memicu timbulnya biaya financial distress (Lim, 2010). Selain hal tersebut, kondisi ekonomi global yang semakin maju, menimbulkan persaingan usaha yang sangat ketat. Hal ini mendorong manajer perusahaan untuk meningkatkan produktivitas kegiatan produksi, pemasaran dan strategi perusahaan. Kegiatan tersebut berkaitan dengan usaha perusahaan dalam memaksimalkan keuntungan. Selain itu, manajemen perusahaan juga harus memaksimalkan kesejahteraan para pemegang saham (shareholder). Dalam memenuhi tujuan tersebut, maka diperlukan pengambilan keputusan yang tepat baik
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
P a g e | 1
BAB 1PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dewasa ini hampir semua negara di dunia sedang menghadapi krisis
ekonomi global, imbas dari krisis ekonomi global adalah menurunnya
pertumbuhan ekonomi dunia. Dunia usaha mengalami kesulitan keuangan
sehingga perlu memikirkan bagaimana cara untuk merangsang pertumbuhan
ekonomi. Namun, banyak hambatan yang dialami oleh dunia usaha tersebut
termasuk masalah pendanaan. Banyak perusahaan yang mengalami kebangkrutan
akibat ketidakmampuan memprediksi berapa jumlah batas maksimum hutang
yang memberikan manfaat bagi perusahaan dan tidak memicu timbulnya biaya
financial distress (Lim, 2010).
Selain hal tersebut, kondisi ekonomi global yang semakin maju,
menimbulkan persaingan usaha yang sangat ketat. Hal ini mendorong manajer
perusahaan untuk meningkatkan produktivitas kegiatan produksi, pemasaran dan
strategi perusahaan. Kegiatan tersebut berkaitan dengan usaha perusahaan dalam
memaksimalkan keuntungan. Selain itu, manajemen perusahaan juga harus
memaksimalkan kesejahteraan para pemegang saham (shareholder). Dalam
memenuhi tujuan tersebut, maka diperlukan pengambilan keputusan yang tepat
baik keputusan investasi, keputusan pendanaan, maupun keputusan dividen.
Salah satu keputusan penting yang dihadapi manajer keuangan dalam
kaitannya dengan kegiatan operasi perusahaan adalah keputusan pendanaan.
Keputusan pendanaan yang baik dari suatu perusahaan dapat dilihat dari
struktur modal, yaitu keputusan keuangan yang berkaitan dengan komposisi
hutang.Permasalahan ekonomi global tersebut menyatakan bahwa betapa
pentingnya keputusan pendanaan. Perusahaan perlu mengetahui faktor-faktor apa
saja yang mempengaruhi struktur pendanaan perusahaan.
P a g e | 2
Setelah mengetahui faktor-faktor tersebut diharapkan manajemen
perusahaan dapat menentukan dasar pertimbangan untuk menentukan tingkat
pendanaan yang paling optimal bagi perusahaan tersebut agar mampu menaikkan
nilai dan daya saing perusahaan. Struktur modal memiliki peran penting bagi
perusahaan secara keseluruhan, karena dengan struktur modal, perusahaan dapat
menilai kinerja perusahaan dan mampu mengambil keputusan untuk
mengembangkan usahanya. Struktur modal perusahaan terdiri dari dua sisi, yaitu
sisi hutang (liabilitas) dan sisi modal sendiri (ekuitas). Sisi hutang (liabilitas)
merupakan sumber pendanaan perusahaan yang berasal dari pihak eksternal
berupa pinjaman. Sedangkan sisi modal sendiri (ekuitas) merupakan sumber
pendanaan perusahaan yang berasal dari pihak internal perusahaan. Bagi sebagian
besar perusahaan, sumber pendanaan dari modal sendiri seringkali dirasa kurang.
Hutang, karena sifatnya tidak permanen dan lebih murah untuk diadakan,
seringkali menjadi bagian penting dalam struktur modal perusahaan. Walaupun
demikian kreditor tidak selalu mau meminjamkan uangnya, terutama jika
resiko kredit perusahaan tinggi.
Keputusan pendanaan merupakan keputusan mengenai seberapa besar
tingkat penggunaan utang dibanding dengan ekuitas dalam membiayai investasi
perusahaan. Dana yang tersedia pada struktur permodalan tersebut akan
digunakan untuk mendanai investasi perusahaan atas berbagai macam jenis
pilihan investasi yang tersedia
1.2 Batasan Masalah
Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mencari faktor-faktor yang
mempengaruhi struktur modal antara lain profitabilitas, likuiditas, struktur aktiva,
pertumbuhan penjualan, resiko bisnis, ukuran perusahaan dan lain sebagainya.
Namun, terdapat perbedaan penelitian mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi struktur modal antara lain: pertumbuhan penjualan, perlindungan
pajak selain hutang (non debt tax shield), dan kapasitas pemenuhan pembayaran
bunga hutang (debt service capacity).
P a g e | 3
Secara rinci dari rumusan masalah di atas maka dapat diajukan tiga
pertanyaan penelitian yaitu:
1. Apakah pertumbuhan penjualan berpengaruh terhadap struktur modal
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indenesia periode 2007-
2009 ?
2. Apakah non debt tax shield berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indenesia periode 2007-2009 ?
3. Apakah debt service capacity berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indenesia periode 2007-2009 ?
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas maka tujuan
dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi struktur modal pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode 2007-2009.
2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pertumbuhan penjualan,
non debt tax shield, terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur
yang ada di Indonesia.
3. Untuk mengetahu seberapa besar pengaruh debt service capacity terhadap
struktur modal perusahaan manufaktur yang terdaftar di perusahaan
Bursa Efek Indonesia Periode 2007 – 2009.
Penelitian dilakukan untuk memperoleh manfaat antara lain :
1. Memperoleh pengetahuan mengenai hubungan struktur modal dengan
berbagai karakteristik perusahaan pada perusahaan manufaktur di
Indonesia.
2. Sebagai bentuk kontribusi dalam penelitian mengenai struktur modal,
terutama struktur modal di negara berkembang.
P a g e | 4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Pengertian Struktur Modal
Struktur modal merupakan komposisi pendanaan ekuitas / modal
sendiri dan utang pada suatu perusahaan. Struktur modal sering kali
dihitung berdasarkan besaran relatif berbagai sumber pendanaan. Stabilitas
keuangan perusahaan serta risiko gagal melunasi utang tergantung pada
sumber pendanaan serta jenis dan jumlah berbagai aktiva yang dimiliki
perusahaan. Struktur modal dapat diartikan sebagai paduan sumber dana
jangka panjang yang digunakan oleh perusahaan.
2.1.2 Pembagian & Kebijakan Struktur Modal
Kombinasi pemilihan struktur modal yang optimal merupakan hal
penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan karena kombinasi
pemilihan struktur modal tersebut akan mempengaruhi juga tingkat biaya
modal (cost of capital) yang dikeluarkan oleh perusahaan. Tingkat biaya
modal adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk
mendapatkan dana guna membiayai investasinya. Apabila suatu
perusahaan bermaksud untuk melakukan kombinasi atas struktur modal
yang ada maka tingkat biaya modal dari struktur modal tersebut dihitung
dengan menggunakan tingkat biaya rata-rata tertimbang (weighted average
cost of capital), yang dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
P a g e | 5
Tingkat biaya rata-rata tertimbang hanya dapat dicapai apabila
perusahaan telah menentukan struktur modalnya yang optimal. Struktur
yang optimal suatu perusahaan harus berada pada keseimbangan antara
risiko dan pengembalian yang memaksimumkan harga saham
Menurut Dr. Dermawan Sjahrial, M.M. (2008:179), teori struktur modal
di bagi dua bagian:
1. Teori struktur modal tradisional yang terdiri dari:
a. Pendekatan laba bersih (net income approach)
Pendekatan laba bersih mangasumsikan bahwa investor mengkapitalisasi
atau menilai laba perusahaan dengan tingkat kapitalisasi yang konstan
dan perusahaan dapat meningkatkan jumlah hutangnya dengan tingkat
biaya hutang yang konstan pula. Karena tingkat kapitalisasi dan tingkat
biaya hutang konstan maka semakin besar jumlah hutang yang digunakan
perusahaan, biaya modal rata-rata tertimbang semakin kecil sebagai
akibat penggunaan hutang yang semakin besar, nilai perusahaan akan
meningkat.
b. Pendekatan laba operasi (net operating income approach)
Pendekatan ini melihat bahwa biaya modal rata-rata tertimbang konstan
berapapun tingkat hutang yang digunakan oleh perusahaan. Pertama,
diasumsikan bahwa biaya hutang konstan seperti halnya dalam
pendekatan laba bersih. Kedua, penggunaan hutang yang semakin besar
P a g e | 6
oleh pemilik modal sendiri dilihat sebagai peningkatan risiko perusahaan.
Oleh karena itu tingkat keuntungan yang diisyaratkan oleh pemilik modal
sendiri akan meningkat sebagai akibat meningkatnya risiko perusahaan.
Konsekwensinya biaya modal rata-rata tertimbang tidak mengalami
perubahan dan keputusan struktur modal menjadi tidak penting.
c. Pendekatan tradisional (traditional approach)
Pendekatan ini mengasumsikan bahwa hingga leverage tertentu, risiko
perusahaan tidak mengalami perubahan. Sehingga baik tingkat bunga
hutang maupun tingkat kapitalisasi relatif konstan. Namun demikian
setelah leverage atau rasio hutang tertentu, biaya hutang dan biaya modal
sendiri meningkat. Peningkatan biaya modal sendiri ini akan semakin
besar dan bahkan akan lebih besar daripada penurunan biaya karena
penggunaan hutang yang lebih murah. Akibatnya biaya modal rata-rata
tertimbang pada awalnya menurun dan setelah leverage tertentu akan
meningkat.
Ketiga pendekatan struktur modal tradisional ini pada mulanya
dikembangkan oleh David Durand pada tahun 1952.
2. Teori struktur modal modern yang terdiri dari:
a. Model Modigliani-Miller (MM) tanpa pajak
Pada tahun 1958 mereka mengajukan suatu teori yang ilmiah tentang
struktur modal perusahaan. Teori mereka menggunakan beberapa asumsi:
1) Risiko bisnis perusahaan diukur dengan σ EBIT (Standard Deviation
Earning Before Interest and Taxes)
2) Investor memiliki pengharapan yang sama tentang EBIT perusahaan di
masa mendatang.
3) Saham dan obligasi diperjual belikan di suatu pasar modal yang
sempurna.
4) Seluruh aliran kas adalah perpetuitas (sama jumlahnya setiap periode
hingga waktu tak terhingga). Dengan kata lain, pertumbuhan perusahaan
adalah nol atau EBIT selalu sama.
b. Model Modigliani-Miller (MM) dengan pajak
Pada tahun 1963, MM menerbitkan artikel sebagai lanjutan teori MM
P a g e | 7
tahun 1958.Asumsi yang diubah adalah adanya pajak terhadap
penghasilan perusahaan. Dengan adanya pajak ini, MM menyimpulkan
bahwa penggunaan hutang akan meningkatkan nilai perusahaan karena
biaya bunga hutang adalah biaya yang mengurangi pembayaran pajak.
c. Model Miller
Tahun 1976, Miller menyajikan suatu teori struktur modal yang juga
meliputi pajak untuk pengasilan pribadi. Pajak pribadi ini adalah pajak
penghasilan dari saham dan pajak pengasilan dari obligasi.
d. Financial distress dan agency costs
Financial distress adalah kondisi dimana perusahaan mengalami kesulitan
keuangan dan terancam bangkrut. Jika perusahaan mengalami
kebangkrutan, maka akan timbul biaya kebangkrutan yang disebabkan
oleh: keterpaksaan menjual aktiva dibawah harga pasar, biaya likuidasi
perusahaan, rusaknya aktiva tetap dimakan waktu sebelum terjual, dan
sebagainya.
Agency costs atau biaya keagenan adalah biaya yang timbul karena
perusahaan menggunakan hutang dan melibatkan hubungan antara
pemilik perusahaan (pemegang saham) dan kreditor. Biaya keagenan ini
muncul dari problem keagenan. Jika perusahaan menggunakan utang, ada
kemungkinan pemilik perusahaan melakukan tindakan yang merugikan
kreditor.
e. Model trade off
Semakin besar penggunaan hutang, semakin besar keuntungan dari
penggunaan hutang, tetapi PV biaya financial distress dan PV agency
costs juga meningkat, bahkan lebih besar. Kesimpulannya adalah:
penggunaan hutang akan meningkatkan nilai perusahaan tetapi hanya
sampai kondisi tertentu.
f. Teori informasi tidak simetris
Awal dekade 1950-an, Gordon Donaldson dari Harvard University
mengajukan teori tentang informasi asimetris. Asymmetric information
adalah kondisi dimana suatu pihak memiliki informasi yang lebih banyak
dari pihak lain. Karena asymmetric information, manajemen perusahaan
P a g e | 8
tahu lebih banyak tentang perusahaan dibanding investor di pasar modal.
2.1.3 Sumber Pendanaan
Struktur modal berkaitan dengan perolehan sumber pendanaan
perusahaan. Sumber pendanaan perusahaan berasal dari internal dan
eksternal perusahaan. Menurut Riyanto (2001), modal dibagi menjadi
dua yaitu:
1. Modal Sendiri
Modal sendiri adalah modal yang berasal dari pemilik
perusahaan dan yang tertanam di dalam perusahaan untuk waktu yang
tidak tertentu lamanya. Oleh karena itu, modal sendiri ditinjau dari
sudut likuiditas merupakan dana jangka panjang yang tidak tertentu
waktunya.
Modal sendiri terdiri dari dua sumber yaitu sumber intern dan
ekstern. Modal sendiri yang berasal dari dari sumber intern ialah dalam
bentuknya keuntungan yang dihasilkan perusahaan.
Modal sendiri yang berasal dari sumber ekstern ialah modal yang
berasal dari pemilik perusahaan.Modal yang berasal dari pemilik
perusahaan terdiri dari berbagai macam bentuk menurut bentuk hukum
dari masing-masing perusahaan yang bersangkutan. Dalam PT modal yang
berasal dari pemilik ialah modal saham. Modal sendiri di dalam suatu
perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas terdiri dari, (Riyanto
2001):
A. Modal Saham
Saham adalah tanda bukti pengambilan bagian atau peserta
dalam suatu perusahaan PT.
Adapun jenis-jenis dari saham adalah sebagai berikut:
1. Saham Biasa
Pemegang saham biasa akan mendapat dividen pada akhir tahun
pembukuan, hanya kalau perusahaan tersebut mendapatkan
keuntungan. Apabila perusahaan tersebut tidak mendapatkan
P a g e | 9
keuntungan, maka pemegang saham tidak mendapat dividen.
2. Saham Preferen
Pemegang saham preferen mempunyai beberapa preferensi
tertentu di atas pemegang saham biasa. Pembagian dividen dari saham
preferen diambilkan terlebih dahulu, kemudian sisanya barulah
disediakan untuk saham biasa. Apabila perusahaan dilikuidir, maka
dalam pembagian kekayaan, saham preferen didahulukan daripada
saham biasa.
3. Saham Preferen Kumulatif
Jenis saham ini pada dasarnya adalah sama dengan saham preferen.
Perbedaannya terletak pada adanya hak kumulatif pada saham preferen
kumulatif. Dengan demikian pemegang saham preferen kumulatif
apabila tidak menerima dividen selama beberapa waktu karena
besarnya laba tidak mengizinkan atau karena adanya kerugian,
pemegang jenis saham ini dikemudian hari apabila perusahaan
mendapatkan keuntungan berhak untuk menuntut dividen-dividen
yang belum dibayarkan di waktu-waktu lampau.
B. Cadangan
Cadangan disini dimaksudkan sebagai cadangan yang dibentuk dari
keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan selama beberapa waktu yang
lampau atau dari tahun yang berjalan. Tidak semua cadangan termasuk
dalam pengertian modal sendiri.
Cadangan yang termasuk dalam modal sendiri antara lain
(Riyanto,2001) :
1. Cadangan ekspansi
2. Cadangan modal kerja
3. Cadangan selisih kurs
4. Cadangan untuk menampung hal-hal atau kejadian-kejadian
yang tidak terduga sebelumnya (cadangan umum).
Adapun cadangan yang tidak termasuk dalam modal sendiri
antara lain ialah cadangan depresiasi, cadangan piutang ragu-ragu,
dan cadangan yang bersifat hutang (cadangan untuk pensiun
P a g e | 10
pegawai, cadangan untuk membayar pajak).
C. Laba Ditahan
Keuntungan yang diperoleh suatu perusahaan dapat sebagian
dibayarkan sebagai dividen dan sebagian ditahan oleh perusahaan.
Apabila penahanan keuntungan tersebut sudah dengan tujuan tertentu,
maka dibentuklah cadangan sebagaimana diuraikan diatas. Jika
perusahaan belum mempunyai tujuan tertentu mengenai penggunaan
keuntungan tersebut, maka keuntungan merupakan laba yang ditahan
(retained earning). Adanya keuntungan akan memperbesar retained
earning yang berarti akan memperbesar modal sendiri
2. Modal Asing
Modal asing atau hutang adalah modal yang berasal dari luar
perusahaan yang sifatnya sementara bekerja di dalam perusahaan, dan bagi
perusahaan yang bersangkutan modal tersebut merupakan hutang.
Menurut Riyanto (2001), modal asing terbagi tiga , antara lain :
A. Hutang Jangka Pendek
Hutang jangka pendek adalah modal asing yang jangka waktunya kurang
dari satu tahun. Hutang jangka pendek terdiri dari: hutang dagang, hutang
wesel, hutang yang masih harus dibayar, hutang jangka panjang yang
segera jatuh tempo, dan penghasilan yang diterima dimuka.
B. Hutang Jangka Menengah
Hutang jangka menengah adalah modal asing yang jangka waktunya
lebih dari satu tahun dan kurang dari sepuluh tahun.Kebutuhan membelanjai
usaha dengan jenis kredit ini dirasakan karena adanya kebutuhan yang tidak
dapat dipenuhi dengan hutang jangka pendek di satu pihak juga sulit dipenuhi
P a g e | 11
dengan hutang jangka panjang.
Menurut Riyanto (2001).Bentuk-bentuk utama dari kredit jangka
menengah adalah sebagai berikut:
1. Tearm Loan
Tearm loan adalah kredit usaha dengan umur lebih dari satu tahun
dan kurang dari sepuluh tahun. Pada umumnya tearm loan dibayar kembali
dengan angsuran tetap selama suatu periode tertentu (amortization payment),
misalkan pembayaran angsuran dilakukan setiap bulan, setiap kuartal atau
setiap tahun. Tearm loan ini biasanya diberikan oleh bank dagang,
perusahaan asuransi, atau manufaktur.
2. Leasing
Merupakan suatu cara untuk menggunakan suatu aktiva tanpa
harus membeli aktiva tersebut. Karena leasing merupakan suatu bentuk
persewaan dengan jangka waktu tertentu. Kepemilikan atas aktiva tersebut
berada pada pihak yang menyewakan (lessor), tetapi pemanfaatan
ekonominya dilakukan oleh pihak yang menyewa (lessee).
Ada tiga bentuk utama dari leasing (Riyanto, 2001) :
i.Sale and leaseback
Dalam bentuk leasing ini, pemilik aktiva menjual aktiva kepada
leasing corporation atau bank dan bersamaan dengan itu dibuatkan
kontrak leasing untuk menggunakan aktiva terebut selama suatu periode
tertentu dengan syarat tertentu.
ii.Operating leases
Bentuk leasing ini memberikan service mengenai
pemeliharaannya.
iii.Financial leases
Financial lease adalah bentuk leasing yang tidak memberikan
maintenance service, tidak dapat dibatalkan dan harus penuh
diangsur.
C. Hutang Jangka Panjang
Hutang jangka panjang adalah hutang yang jangka waktunya
P a g e | 12
lebih dari sepuluh tahun. Hutang jangka panjang ini pada umumnya
digunakan untuk membelanjakan perluasan perusahaan (ekspansi) atau
modernisasi dari perusahaan, karena kebutuhan modal untuk keperluan
tersebut meliputi jumlah yang besar.
Menurut Riyanto (2001), bentuk hutang jangka panjang antara lain:
1. Hutang Obligasi
Merupakan surat pengakuan hutang jangka panjang secara tertulis
dalam kontrak surat obligasi yang dilakukan oleh pihak berhutang yang
wajib membayar hutangnya disertai bunga (penerbit obligasi) kepada
pihak yang berhak menerima pembayaran atas piutang yang dimilikinya.
Menurut Riyanto (2001), hutang obligasi terdir dari:
a) Obligasi biasa (bonds)
Obligasi biasa ialah obligasi yang bunganya tetap dibayar oleh
debitur dalam waktu-waktu tertentu, dengan tidak memandang apakah
debitur memperoleh keuntungan atau tidak.
b) Obligasi pendapatan (income bonds)
Obligasi pendapatan adalah jenis obligasi di mana pembayaran bunga
hanya dilakukan pada waktu debitur atau perusahaan yangmengeluarka
surat obligasi tersebut mendapatkan keuntungan.
c) Obligasi yang dapat ditukar (convertible bonds)
Convertible bond adalah obligasi yang memberikan kesempatan kepada
pemegang surat obligasitersebut untuk ditukarkan dengan saham dari
perusahaan yang bersangkutan.
2. Hutang Hipotik
Hutang hipotik adalah pinjaman jangka panjang di mana kreditur
diberi hak hipotik terhadap suatu barang tidak bergerak, agar supaya
bila debitur tidak memenuhi kewajiannya, barang itu dapat dijual dan hasil
dari hasil penjualannya dapat digunakan untuk menutup tagihannya.
2.1.4 Teori Struktur Modal
P a g e | 13
Pembahasan tentang struktur modal ( capital structure ) sangat
berkaitan dengan keputusan pembelanjaan ( financial decision ) yang akan
dilakukan oleh perusahaan.
Dengan kata lain, apakah pembelanjaan dengan menggunakan
sumber dana yang berbeda akan ada pengaruhnya terhadap nilai
perusahaan ( value of the firm ) yang biasanya dicerminkan dalam harga
saham perusahaan.
TEORI STRUKTUR MODAL DALAM PASAR YANG SEMPURNA
Pasar modal yang sempurna adalah pasar modal yang yang sangat kompetitif. Dalam pasar tersebut antara lain tidak dikenal biaya kebangkrutan, tidak ada biaya transaksi, informasi bisa diperoleh tanpa biaya, bunga pinjaman dan simpanan sama, serta aktiva tersebut bisa dibagi-bagi ( fully divisible ). Sebagai tambahan diasumsikan tidak ada pajak penghasilan ( income tax ). Secara intuitif kita bisa mengatakan bahwa apabila pasar modal tersebut adalah sempurna, maka variasi dalam struktur modal tidak akan mempengaruhi penilaian terhadap perusahaan. Apabila perusahaan dinilai berdasarkan resiko sistematisnya, maka tingkat leverage ( yaitu perbandingan antara modal asing dengan modal sendiri ) tidak akan mempengaruhi.
Tentu saja asumsi-asumsi yang telah dikemukakan diatas tidak akan kita jumpai dalam dunia nyata. Tetapi untuk lebih mempermudah dalam memahami tentang struktur modal ini, analisis kita awali dengan kondisi seperti yang dikemukakan diatas.
Asumsi-asumsi lain yang digunakan sebagai tambahan dalam
mempermudah pemahaman kita, antara lain :
1. Laba operasi yang diperoleh setiap tahunnya dianggap konstan.
Ini berarti bahwa perusahaan tidak merubah keputusan investasinya.
2. Semua laba yang tersedia bagi pemegang saham dibagikan
sebagai deviden. Ini berarti bahwa kita tidak memasukkan unsur
kerumitan faktor kebijakan deviden.
3. Hutang yang dipergunakan bersifat permanen. Ini berarti bahwa
hutang yang jatuh tempo akan diperpanjang lagi. Asumsi ini hanya
untuk mempermudah perhitungan biaya hutang ( cost of Debt ) dan
membuat hutang dan modal sendiri comparable.
P a g e | 14
4. Pergantian struktur hutang dilakukan secara langsung. Artinya,
apabila perusahaan menambah hutang, maka modal sendiri
dikurangi, demikian juga sebaliknya.
Sesuai dengan asumsi diatas, bahwa hutang bersifat permanen,
maka kita dapat merumuskan biaya modal dari masing-masing sumber
dana sebagai berikut ini :
E
Ke = ______
S
Dimana : Ke = biaya modal sendiri ( cost of equity )
E = laba per lembar saham
S = nilai pasar modal sendiri
Sedangkan bagi kreditur, biaya modal yang mereka syaratkan
disebut sebagai biaya hutang ( cost of Debt ).
F
Kd = ______
B
Dimana : Kd = biaya hutang ( cost of Debt )
F = beban bunga yang dibayarkan
B = Total nilai pinjaman ( hutang )
Berdasarkan kedua formulasi diatas, maka biaya modal perusahaan
dapatlah diformulasikan sebagai berikut :
S B
ko = ke ( _______) + kd ( ______ )
B + S B + S
P a g e | 15
O Laba Operasi
ko = ______ = _______________
V Nilai Perusahaan
Dimana : Nilai Perusahaan ( value of the firm ) adalah V = B + S
PENDEKATAN TRADISIONAL
Pendekatan tradisional ini beranggapan bahwa dalam pasar modal
yang sempurna dan tidak ada pajak, nilai perusahaan ( value of the firm )
atau biaya modal perusahaan bisa berubah dengan cara merubah struktur
modalnya ( yaitu B/S ). Untuk lebih jelasnya perhatikan ilustrasi
perhitungan dibawah ini.
Misalkan, Perusahaan PT. XYZ mempunyai 100% modal sendiri,
dan diharapkan akan memperoleh laba bersih setiap tahunnya sebesar Rp.
10 juta. Andaikan tingkat keuntungan yang dipersyaratkan oleh pemilik
modal sendiri ( = ke ) adalah sebesar 20%, maka value of the firm dan cost
of Equity dapat dihitung sebagai berikut ini :
O Laba bersih operasi Rp. 10.000.000,-
F Bunga 000,-
E Laba tersedia untuk pemilik saham Rp. 10.000.000,-
ke Biaya modal sendiri ( 10 juta : 50 juta ) 0,20
S Nilai modal sendiri( 10 juta : 0,20 ) Rp. 50.000.000,-
B Nilai pasar hutang -
V Nilai perusahaan Rp. 50.000.000,-
ko Biaya modal perusahaan
= 0,20 ( 50 / 50 ) + 0 ( 0 / 50 ) 0,20
atau
= 10.000.000 / 50.000.000 0,20
Andaikata sekarang perusahaan PT XYZ berkeinginan untuk
mengganti sebagian modal sendiri dengan hutang ( debt ), dimana biaya
hutang ( kd ) atau tingkat keuntungan yang diminta oleh kreditur adalah
P a g e | 16
sebesar 16%. Dengan penggunaan hutang ini, perusahaan mempunyai
kewajiban membayar bunga sebesar Rp. 4.000.000,- setiap tahunnya.
Kalau laba operasi tidak berubah, berapakah value of the firm dan biaya
modal perusahaan ?
O Laba bersih operasi Rp.10.000.000,-
F Bunga Rp.4.000.000,-
E Laba tersedia untuk pemilik saham Rp. 6.000.000,-
ke Biaya modal sendiri (6 juta : 27.272 ) 0,22
S Nilai modal sendiri ( 6 juta : 0,22 ) Rp. 27.272.700,-
B Nilai pasar hutang ( 4 juta : 0,16 ) Rp. 25.000.000,-